TOR Day 2 Session 2
TOR Day 2 Session 2
TOR Day 2 Session 2
TERM OF REFERENCE
Day 2 Session 2
Pengangkutan dalam transaksi jual beli hasil tambang merupakan suatu hal
yang penting. Secara bahasa, pengangkutan adalah sebuah usaha membawa,
mengantar, atau memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain.1
Dalam hal hasil tambang, pengangkutan bermakna tambang yang dipindahkan
dari posisi semula di tempat penambangan lalu dipindahkan ke tempat pengolahan
atau kepada pihak pembeli. Untuk menjaga kestabilan, kelancaran serta keamanan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1
KBBI, ANGKUT, https://www.kbbi.web.id/angkut, diakses 8 Juni 2018.
!
!
!
!
seluruh aktivitas ekspor batu bara dan minyak sawit menggunakan kapal
berbendera Indonesia mulai Mei 2020.2
!
!
Perbedaan terlihat dalam hal bahwa yang berwenang untuk menentukan Harga
Patokan Dari Mineral logam ini adalah Menteri bukan lagi Direktur Jenderal.
Tidak jauh berbeda, dari Harga Pokok Mineral, harga pokok batubara pun juga
demikian, dalam Pasal 7 Permen ESDM No. 7 Tahun 2017, terdapat pergeseran
wewenang dari Direktur Jenderal kepada Menteri untuk menetapkan Harga
Patokan Batubara. Selain pergeseran kewenangan pihak penentuan harga patokan,
terdapat banyak hal lain terkait harga patokan yang dibahas secara komprehensif,
seperti susunan formula yang menjadi dasar penetapan Harga Pokok Mineral
berdasarkan formula apa, lalu diperinci juga mengenai hasil tambang yang masuk
dalam kelompok mineral logam dan batubara apa saja, juga indeks harga luar
yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan penetapan harga patokan.
Seperti yang diketahui, kekayaan hasil tambang di Indonesia sangatlah
berlimpah. Tambang sebagai salah satu sumber daya alam itu harus diprioritaskan
terlebih dahulu untuk kebutuhan industri pengolahan dalam negeri. Kewajiban
memasok kebutuhan barang dalam negeri itulah yang disebut dengan Domestic
Market Obligation ("DMO").5 DMO ini diatur dalam Permen ESDM No. 25
Tahun 2018. Kebijakan ini sesungguhnya merupakan penerapan secara langsung
dari Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa seluruh
kekayaan alam yang ada di Indonesia itu diutamakan dan diperuntukan bagi
rakyat Indonesia terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dengan adanya DMO maka
rakyat Indonesia secara tidak langsung telah menjadi prioritas dalam rangka
pemenuhan kebutuhannya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah
menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral setiap
tahunnya tentang batas minimum kewajiban penjualan batubara untuk kebutuhan
dalam negeri bagi para perusahaan pertambangan batubara. Kebijakan DMO ini
dirasa sangat efektif untuk menjamin tersedianya batubara antara lain, untuk
kebutuhan PLTU, bahan bakar pabrik semen, pupuk, pulp serta industri metalurgi
dalam negeri. Adapun pemanfaatan batubara domestik pada umumnya
menggunakan batubara kalori rendah dengan kalori sekitar 4.000-6.500 Kkal/kg
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
5
Himpunan Mahasiswa Tambang, "Domestic Market Obligation Minerba,"
http://hmt.mining.itb.ac.id/domestic-market-obligation-minerba, diakses pada 26 Mei 2018.!
!
!
GAR.6 Dari pernyataan tersebut, maka dapat benar-benar terlihat dampak dari
kebijakan ini telah membuat perubahan yang cukup signifikan dalam sektor-
sektor yang memerlukan sumber daya batubara sebagai salah satu penyokongnya.
Kebijakan Kementerian ESDM yang dimaksud dalam hal ini seperti Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 23 K/20/MEM/2018 tentang
Penetapan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan dalam
Negeri Tahun 2018.
Perusahan-perusahaan yang menghasilkan tambang ini telah tergabung
dalam Badan Usaha Penambang Mineral dan Batubara ("BUPMB"). Dengan
adanya DMO, BUPMB wajib menjual Mineral dan Batubara kepada Pemakai
Mineral Dalam Negeri dan Pemakai Batubara Dalam Negeri, diantaranya:
1.! Pemakai mineral sebagai bahan baku antara lain untuk pemurnian logam,
peleburan logam, pengolahan mineral bukan logam, dan pengolahan
batuan.
2.! Pemakai mineral secara langsung pada sektor industri pengolahan dan
sektor konstruksi.
3.! Pemakai batubara sebagai bahan baku antara lain untuk pengolahan
logam, pembuatan briket batubara, peningkatan mutu batubara, pencairan
batubara, dan penggasan batubara.
4.! Pemakai batubara sebagai bahan bakar pada sektor industri, sektor
pembangkit listrik, sektor usaha kecil, dan sektor rumah tangga.7
Namun hal ini dirasa sulit, mengingat para pengusaha dalam usaha pertambangan
tidak selalu bisa menjual mineral dan batubara hanya di dalam negeri saja.
Sebagai pelaku ekonomi, Indonesia juga harus mengekspor hasil tambang untuk
mendapatkan keuntungan dan menjalin kerjasama dengan negara lain, hal ini juga
selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia itu sendiri. Mengenai ekspor hasil
tambang ini telah diatur dalam Permen ESDM No. 25 Tahun 2018 dan Peraturan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
6
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 (Jakarta: Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, 2015), hlm. 8.
7
Himpunan Mahasiswa Tambang, "Domestic Market Obligation Minerba,"
http://hmt.mining.itb.ac.id/domestic-market-obligation-minerba, diakses 26 Mei 2018.
!
!
!
!
!
!
Hari Pertama
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Yang mana di dalam kegiatan ini pembicara akan menyampaikan materi dengan
rangkaian yang terdiri dari:
!
!
VI.! HARAPAN
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, kami berharap bahwa dalam TRAINING
ON THE LAW OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES (TERM) BLS
FH UI 2018 ini dapat disampaikan oleh pembicara hal-hal terkait mengenai:
!
!
!
!