ESSAI
1. Apa makna kerja sesuai ajaran iman Katolik?
2. Tulislah tiga contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan umat Katolik dalam membangun
dialog dengan umat Kristen!
3. Bagaimana pandangan Gereja tentang ajaran agama lain?
Jawab :
PG :
1. C
2. C
3. D
4. C
5. E
6. B
7. A
8. E
9. C
10. E
11. D
12. E
13. A
14. E
15. C
16. D
17. E
18. B
19. E
20. E
URAIAN :
1. Kerja atau bekerja adalah ciri hakiki hidup manusia. Dengan bekerja hidup manusia mempero leh
arti. Dengan bekerja, seseorang merasa dirinya berharga di tengah keluarga dan masyarakat. Demi
hormat terhadap martabat manusia tidak seorang pun boleh dihalangi bekerja. Demi harga diri
setiap orang harus bekerja menanggung hidupnya sendiri dengan nafkah yang ia peroleh dan
mendukung hidup bersama. Namun pekerjaan juga mempunyai makna religius. Allah sendiri
dilukiskan sebagai Pencipta yang bekerja dari hari pertama sampai hari yang keenam dan pada hari
yang ketujuh beristirahat dari pekerjaan yang dikerjakan-Nya.
2. 1. Dialog lintas agama pengurus pemuda Katolik dengan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama.
Pada dialog ini mereka sering berdialog tentang keberagaman, keagamaan dan identitas nasional.
Dialog ini dilakukan agar saling mengerti bahwa Katolik dan Islam disatukan dalam satu identitas
kebangsaan dan saling mengerti tentang fenomena radikalisme dan tentang ajaran-ajaran dari
kedua agama yang terlibat.
2. Kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab dalam kunjungan lintas agama. Ia disambut oleh
Putra kerajaan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Vatikan dan bersama Uni Emirat Arab, dan
negara Arab lainnya sepakat dalam mendeklarasikan Deklarasi Abu Dhabi. Isi dari deklarasi ini
intinya agar umat beragama tidak melakukan kekerasan dengan membawa nama Tuhan dan agama
tertentu, dan menjalin persaudaraan antar umat beragama lain.
3. Keterlibatan Katolik Indonesia dalam dialog antar umat beragama di Vatikan yang dilaksanakan
pada tahun 2018. Bersama dengan tokoh-tokoh agama di Indonesia baik Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha. Pada dialog ini diharapkan setiap negara yang ikut dalam dialog
yang dilaksanakan di Vatikan ini, dapat membawa kesepahaman dan harmoni antar umat
beragama.
3. Gereja mengakui agama-agama lain sebagai bernilai di mata Tuhan. Jadi, tidak hanya dikatakan,
seperti ajaran toleransi formal, “silahkan beragama menurut hati anda apa pun isinya”, melainkan
lebih dari itu yakni agar agama-agama lain itu sendiri dilihat secara positif. Itulah yang kita sebut
dengan toleransi positif, yakni tidak sekedar “membiarkan agama-agama lain” atau “tidak melarang
agama-agama lain” untuk hidup berdampingan dengan kita melainkan terutama menghormati
agama-agama lain itu sebagai agama yang bernilai bagi diri mereka sendiri bahkan kita dapat
belajar sesuatu dari mereka.