Oleh :
NURIA OKRAINI
14103084105022
PERINTIS PADANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh :
NURIA OKRAINI
14103084105022
PERINTIS PADANG
TAHUN 20S18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Nuria Okraini
Umur : 23 Tahun
Tempat/tanggal lahir : Lasi Tuo, 24 Oktober 1995
Agama : Islam
Asal : Lasi Tuo
Alamat : Lasi Tuo, Kec. Candung, KAB. AGAM
Kebangsaan : Indonesia
Jumlah saudara :4
Anak ke :4
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO Pendidikan Tempat Tamat
Tahun
Nuria Okraini
14103084105022
Nuria Okraini
14103084105022`
ABSTRACT
Stroke is diseases of neurological and functional damage that happen suddenly because of the
lack or decreased of blood flow to the brain consequence a blood clots, plaque will be due tu
rupture of blood vessels as a consequence hypertension that happen suddenly to the brain.
Death and disability on ischemic stroke patients are one of the consequences of inaccuracy
arrival of patients to the hospital that is more than 4.5 hours after the attack. Based on the
problem, the purpose of this research is to know the correlation of accuracy golden period the
degree of neurological damage on ischemic stroke patients in the emergency room at the
national stroke hospital Bukittinggi 2018. This research used cross sectional descriptive
analytic. Population is the ischemic stroke patients who suffered the first stroke attack came to
the emergency room at the national stroke hospital Bukittinggi which amounted to 150 people.
The research sample counted 60 patients. The instrument form of quetionnaire with some
questions. Processing and data analysis performed by computerized using chi square statistical
test on the boundary 0,05. The result obtained more than half of that 61,7%. Respondents. Had
medium and heavy degrees of neurological damage that classified inaccuracy golden period
category. The result of statistical test obtained value p = 0,000 (p < α) it can be conclude that
there is significant the correlation between the accuracy of golden period with the degree of
neurological damage on the ischemic stroke patients in the emergency room at the national
stroke hospital 2018. Recomended for health care institution to more improve the health service
referral system.
Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia- Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
Neurologi Pada Pasien Stroke Iskemik Diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2018” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, pada kesempatan
ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed. Selaku Ketua STIKes Perintis Padang.
2. Ibu Ns. Ida Suryati, M. Kep. Selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
3. Bapak Ns. Muhammad Arif, M. Kep. Selaku pembimbing I yang telah banyak
4. Bapak Ns. Aldo Yuliano, S.Kep, M.M. Selaku pembimbing II yang telah
5. Dosen dan staf Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Perintis Padang
yang telah memberikan bimbingan, bekal ilmu pengetahuan dan bantuan kepada
7. Para sahabat dan teman-teman yang telah sama-sama berjuang dalam suka dan
8. Teristimewa buat orang tua dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan
kekurangan. Hal ini bukan lah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu
dan kemampuan peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari smua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri
dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendo’akan semoga segala bantuan
Bukittinggi,
Peneliti
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. v
DAFTAR SKEMA.................................................................................... vi
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 10
1.5 Ruang Lingkup penelitian...................................................... 11
PENDAHULUAN
Stroke merupakan kegawat daruratan medik yang menjadi salah penyebab kematian
dan kecacatan di dunia. Stroke membunuh 1 orang dalam 6 detik di dunia dengan
meningkat tajam. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah penderita
stroke terbesar di dunia. Stroke ini menyumbang 11.8 % dari total di indonesia
dan merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan yang diprediksi beban
penyakit maupun ekonomi akibat stroke, stroke akan semakin meningkat pada
yang mengalir keotak akibat adanya gumpalan darah, plak , atau karena pecahnya
pembuluh darah akibat tekanan darah yang tinggi secara tiba-tiba ke otak. Hal ini
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global,
(Misbach ddk, 2011). Stroke diklasifikasi kan menjadi stroke hemoragik dan
fokal dan global akibat terhambatnya aliran darah keotak yang disebabkan oleh
suplai darah dari cabang pembuluh darah tersebut akan terganggu karena tidak
yang meninggal di dunia adalah 7,2 juta jiwa (12,2%), dan penyakit jantung 5,7
juta jiwa (9,7%). Insidens rate penyakit stroke iskemik untuk serangan pertama
adalah 9 juta jiwa. Setiap tahun hampir 700.000 orang amerika mengalami stroke
tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2013. Tercatatat hampir setiap 45 detik
terjadi kasus stroke dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke.
sebanyak 7,4 per 1000 penduduk setelah penyakit ketuaan atau lansia, jantung,
dan lemak yang sangat tinggi. Makanan yang berlemak berasal dari santan kelapa
dan jeroan yang mengakibatkan plasma darah lebih kental dan banyak mengandung
Kerusakan neurologi yang di derita pasien stroke iskemik seperti tidak mampu
secara mandiri, perlu bantuan orang lain atau alat, gangguan buang air besar dan
buang airkecil, serta gangguan makan. Adapun untuk menilai derajat kerusakan
skala rankin yang dimodifikasi ( The Modification Rankim Scale) dengan skala
sebagai berikut.
Derajat kerusakan fungsi neourologi psikologis motorik yaitu Derajat kerusakan
sempurna tanpa ada masalah motorik dan sensorik, hampir tidak ada gangguan
aktivitas seperti sebelumnya, tetapi tetap dapat melakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain. Derajat kerusakan neurologi 3 yaitu pasien memerlukan bantuan orang
lain tetapi masih mampu berjalan tanpa bantuan orang lain, walau mungkin
berjalan tanpa bantuan orang lain, perlu bantuanorang lain untuk menyelesaikan
sebagian aktivitas diri seperti mandi, pergi ke toilet, merias diri, dan lain-lain.
Derajat kerusakan neurologi 5 yaitu pasien terpaksa berbaring di tempat tidur dan
buang air besar dan kecil tidak terasa (inkotinensia), selalu memerlukan perawatan
peyakit atau kelainan kongenital dan secara signifikan mengganggu dan membatasi
setidaknya satu aktivitas kehidupan yang utama dari seorang manusia. Lebih dari
sekitar 15% membutuhkan bantuan di fasilitas pelayanan seperti rumah sakit dan
kematian. Sehingga motto tatalaksana pasien stroke adalah “ time is brain”. Oleh
karena itu perawatan harus dilakukan di unit stroke. selain sudah diakui
oleh multi disiplin yang terdiri dari dokter ahli saraf, perawat khusus stroke,
fisioterapi, terapi bicara dan okupasi, serta ahli nutrisi, prinsip menejemen stroke.
(Misbach, 2011)
Menurut Al Rasyid (2007) dalam menejemen stroke bahwa 80% stroke iskemik
berulang dapat dicegah dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan pengobatan.
Modifikasi gaya hidup untuk pencegahan stroke berulang meliputi penurunan berat
badan dan diit yang sehat, kurangi konsumsi alkohol dan aktifitas fisik, berhenti
merokok.
Berdasarkan hasil penelitian Wahid (2015) menyebutkan bahwa 33 responden
mengalami serangan stroke ketika berada di rumah. Maka dari saat itu pada saat
terjadi serangan stroke terjadi kerusakan neurologi dan keluarga berperan penting
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang
siapa saja dan kapanpun, tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun ras.
Berdasarkan data terbaru riset kesehatan dasar tahun 2013 menyebutkan stroke
menjadi penyebab utama kecacatan pada orang dewasa dan kematian prevenlensi
kecacatan dan kematian tertinggi terdapat di provinsi sulawesi utara 10.8 % dan
Widi (2013) menyatakan bahwa salah satu kunci penting dalam mengurangi
kematian dan meminimalkan kerusakan otak yang di timbulkan oleh stroke iskemik
adalah memberikan penanganan yang cepat dan tepat (Golden Period). Fassbender
stroke adalah 3-4.5 jam yang disebut golden period. Jika penangan stroke
diberikan lebih dari rentang waktu ( golden period) maka kerusakan neorologis
Hal yang mempengaruhi ketepatan waktu (golden period) pasien dibawa kerumah
sakit yaitu transportasi, ekonomi dan keluarga sangat berperan penting dalam
upaya-upaya saat pasien dibawa kerumah sakit saat terserang stroke sehingga
sejak awal perawatan keluarga diharapkan terlibat dalam penangan pasien untuk
Golden period (Waktu emas) ini sangat efektif untuk tujuan utama penanganan
pasokan nutrisi dan oksigen. Obat stroke tepat di berikan saat golden periot, karena
yang mempengaruhi keterlambatan golden hour pasien stroke yang terdapat dalam
tingkat derajat kerusakan neurologis pada pasien stroke iskemik, dan pencegahan
stroke dapat dihindari dengan melakukan pengobatan dengan benar saat masih
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi merupakan bagian dari sistem pelayanan
dibidang kesehatan. Pada tahun 2015 Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
telah menerima pasien di IGD sebanyak 3.066 orang dan tahun 2016 sebanyak
4.802 orang (Medical Record RRSN, 2015), sedangkan jumlah pasien stroke
iskemik yang masuk ke IGD tahun 2015 sebanyak 1.538 orang dan stroke
hemoragik 675 orang dan tahun 2016 stroke iskemik sebanyak 1.723 orang
dan stroke hemoragik sebanyak 692 orang. Disini tergambar pasien strok iskemik
lebih banyak dari pada pasien stroke hemoragik. Berdasarkan klinikal pathway
Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan oktober tahun 2017 tentang
ketepatan Golden period terhadap 7 orang pasien stroke iskemik, didapatkan ada
perbedaan derajat kerusakan neurologi pasien stroke iskemik saat masuk ke IGD
diantaranya, 3 orang dengan waktu golden period kurang dari 3- 4,5 yaitu pasien
cepat mendapat pertolong oleh perawat IGD, serta kerusakan neurologi yang di
alami pasien tidak parah seperti pasien mampu melakukan aktivitas sendiri, pasien
orang lain atau alat, serta tidak ada gangguan makan, buang air besar, buang air
kecil. Dan 4 orang dengan waktu golden period lebih dari 3-4.5 yaitu pasien
lambat mendapat pertolongan dari perawat IGD dikarenakan oleh jarak yang jauh,
transportasi yang tidak memadai, ekonomi pasien dan serta pengambilan keputusan
keluarga, serta kerusakan neurologi yang di alami pasien seperti pasien tidak
pasien tidak bisa berjalan tanpa bantuan orang lain atau alat, serta mengalami
Berdasarkan fenomena diatas serta data yang didapat oleh peneliti. Maka peneliti
2018.
“golden period” dengan derajat kerusakan neurologi pada pasien stroke iskemik
di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun
2018.
stroke iskemik diruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional
stroke iskemik diruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional
neurologi pada pasien stroke iskemik di ruang instalasi gawat darurat RSSN
dengan derajat kerusakan neurologis pada pasien stroke iskemik di ruangan instalasi
gawat darurat RSSN Bukittinggi tahun 2018. Dimana variabel independenya dalam
penelitian ini adalah ketepatan golden period dan variabel dependen Penelitian ini
adalah derajat kerusakan neurologis pada pasien stroke iskemik. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 60 orang responden yang mengalami serangan stroke
pertama kali datang ke IGD Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian ini
neurologis pada pasien stroke iskemik. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu
dimulai pada tanggal 05-17 Februari 2018 diruang IGD Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi tahun 2018. Instrumen yang dipakai untuk penelitian ini adalah
sampling pada pasien stroke iskemik yang mengalami serangan stroke pertama kali.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 STROKE
otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlansung dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
menyebabkan infark pada daerah otak yang terkena sehingga terjdi defisit
oleh trombus atau emboli yang menyumbat aliran darah dalam pembuluh darah
mengalir ke otak karena adanya gumpalan darah, endapan, plak, atau karena
pecahnya pembuluh darah akibat tekanan darah yang tinggi secara tiba -tiba
keotak. Hal ini yang mengakibatkan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala atau tanda klinis yang
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam ( kecuali ada intervensi
bedah atau membawa kematian) yang tidak disebabkan oleh sebab lain
penyebab lain.
a. Penyubatan pembuluh darah arteri akibat endapan darah (plak) pada dinding
1. Stroke hemoragik
(Gofir A, 2009).
2. Stroke Iskemik
perubahan dalam otak yang terserang, apabila tidak di tangani dengan segera
berakhir dengan kematian bagian otak tersebut. Stroke iskemik terjadi karena
suplai darah ke otak terhambat atau terhenti dan sel- sel otak akan berhenti
menjadi :
smakin berat.
Stroke iskemik adalah penyumbatan pembuluh darah ke otak, sumbatan ini dapat
disebabkan oleh :
1) Stroke Trombolik
darah.
2) Stroke Embolik
Terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah otak oleh emboli, yaitu bekuan
Faktor resiko adalah suatu situasi, kebiasaan, kondisi sosial, lingkungan, kondisi
resiko stroke terdiri dari faktor resiko yang dapat dikendalikan dan faktor resiko
keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami
stroke. Pada usia kurang dari 60 tahun, akan meningkatkan resiko stroke.
resiko stroke iskemik semakin meningkat 2 kali lipat tiap dekade. Menurut
pendarahan intrakaranial.
3) Jenis Kelamin
pada usia lanjut laki-laki dan wanita hampir berbeda. Laki-laki yang berumur
25%, sedangkan resiko bagi wanita hanya 20%. Pada laki- laki cenderung
Tingkat kejadian stroke diseluruh dunia tertinggi dialami oleh orang Jepang
Amerika cenderung beresiko 1,4 kali lebih besar mengalami pendarahan intra
serebral (dalam otak) dibandingkan kulit putihnya, orang Jepang dan Afrika-
di Bukittinggi.
Pada penelitian ini sebagian besar responden adalah lansia bersuku Minang,
suka makan makanan yang berlemak yang berasal dari santan kelapa, lemak
daging, dan jeroan yang menyebabkan plasma darah menjadi kental sehingga
a. Hipertensi
antara 3,1 kali pada laki-laki dan 2,9 kali pada wanita.
mmHg.
c) Bila setelah gaya hidup tekanan darah masih tetap >180/110 mmHg
b. Obesitas
selama 12.5 tahun (rarata) untuk kejadian 631 stroke iskemik menemukan
bahwa BMI (body mass index) >30 kg/mm3 berhubungan dengan adjusted
relatif risk (RR) stroke iskemik sebesar 2.0 (95% CI:1.5 hingga 2.7)
metabolisme glukosa sistemik. Kadar glukosa darah yang tinggi pada stroke
stroke adalah mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah dengan cara
diit, obat anti diabetikum oral, insulin dan mengobati hipertensi bila pasien
d. Merokok
(Iskandar J, 2003). Resiko stroke meningkat 2-3 kali lipat pada perokok,
efek rokok bisa bertahan 5-10 tahun, orang yang bekas perokok kurang
(Misbach, 2011).
e. Hiperkolesterolemia
dan HDL( kolesterol baik), serta lemak lain di dalam darah, kadarnya tidak
boleh lebih dari 200. LDL disebut kolesterol jahat sebaiknya kadarnya 130
f. Pemakaian alkohol
resiko strok. Menurut Iskandar J (2011), apa bila minum sedikit alkohol
(lebih dari 40 ml perhari) secara rutin setiap hari dapat mengurangi resiko
( Hight Density Lipid) dalam darah tetapi masih lebih dari 60 ml perhari
pria dewasa dan merupakan salah satu faktor resiko indenpenden stroke.
kejadian strok yang di dasari oleh atrial fibrilasi sering di ikuti dengan
h. Migren
Nyeri kepala adalah sebuah gejala dari penyakit serebrovaskuler dan faktor
i. Aktivitas fisik
j. Faktor diet
k. Terapi Hormon
(Iskandar J, 2011).
Satu dari 100 orang dewasa akan mengalami paling sedikit satu kali
hidupnya. Sekitar sepuluh dari pasien ini akan mengalami stroke (biasnya
stroke iskemik) dalam tiga bulan setelah serangan pertama dan sepertiga
(Misbach, 2011).
m. Penggunaan Obat-Obatan
Gejala adalah mual, muntah, diplopia, dysatria (bicara pelo), afasia (tidak bisa
Stroke dibagi atas dua yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke iskemik
sumbatan darah seperti trombus atau emboli. Trombus umumnya terjadi karena
darah tersebut mengakibatkan otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup,
sampai suatu saat oksigen yang di terima otak kurang dari 20 mlper 10 gram
jaringan otak permenit (antara 10-20) maka aktivitas listrik neoron berhenti tetapi
struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis masih reversibel, timbulnya
berupa hemiparise atu hemiplegi (kelemahan satu sisi tubuh), dysatria (bicara
tubuh), afasia (tidak bisa bicara), gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Penurunan aliran darah ini jika semakin parah dapat mengakibatkan jaringan otak
mati yang sering di sebut infark. Jadi infark otak timbul karena iskemik otak.
Yang lama dan parah dengan perubahan fungsi dan struktur otak yang reversible
Pada pasien stroke sering ditandai adanya kelemahan tubuh (hemiparise) yang
seperti depresi atau perubahan tingkah laku dan perubahan konsep diri. Sekitar
25-50% klien stroke mengalami depresi dan gangguan konsep diri setelah
serangan stroke. biasanya yang terkena pada pasien stroke adalah bagian otak
yang mengatur fungsi perasaan dan gerakan klien sehingga yang terlihat pada
lumpuhnya tubuh sebagian dan gangguan suasana perasaan yang terkena pada
pasien stroke juga di sebabkan oleh adanya ketidak mampuan klien dalam
pneumonia.
skala rankim yang dimodifikasi (The Modified rankim scale) dengan skla
( Iskandar J, 2011).
a. Kerusakan Biologis
ini terjadi bila terdapat skar pada jaringan saraf, yang menghalangi
penyembuhan
ada masalah motorik dan sensorik, hampir tidak ada gangguan fungsi
lain tetapi masih mampu berjalan tanpa bantuan orang lain, walau
sebagian aktivitas diri seperti mandi, pergi ke toilet, merias diri, dan lain-
lain.
tidur dan buang air besar dan kecil tidak terasa (inkotinensia), selalu
b. Tidak mampu berjalan secara mandiri, perlu bantuan orang lain atau alat.
d. Gangguan makan.
e. Ketidak mampuan berpindah posisi, misal dari tempat tidur kekursi roda.
kemampuanya untuk dapat hidup mandiri maka penderita di ajar untuk dapat
jalan sendiri. Selain itu penderita dilatih dalam berbagai hal bila perlu
dibantu oleh ahli terapi bicara. Bila memungkinkan keadaan dan situasi rumah
disesuaikan dengan kondisi penderita misalnya kamar mandi, wc, dapur, supaya
penderita mudah mandi, BAK dan BAB. Bila perlu di tempat tidur disediakan
stroke yang mengenai otak bagian kanan , merupakan stroke yang paling
aneh, salah satunya adalah menabrak barang-barang pada bagian kiri tubuh,
walaupun tidak ada fungsi tubuh yang hilang. Pasien merasa bahwa lengan
kiri bukan bagian dari tubuhnya, sehingga tidak memperdulikan satu bagian
pada bagian kanan, mengetik, memakai baju hanya dengan tangan kanan dan
makan hanya bagian kanan piring. Juga kesulitan dengan orientasi dan jarak
b. Perubahan pikiran
c. Hilang rasa
Gangguan indra perasa sehingga tidak dapat merasakan panas, dingin, sakit,
d. Perubahan kepribadian
pasien menjadi galak dan umumnya sulit hidup bersama mereka atau
e. Perubahan emosi
Gangguan dapat berupa berupa gampang tertawa atau menagis dengan sebab
yang tidak jelas. Para kerabat atau keluarga tidak perlu menannyakan kepada
f. Epilepsi
Epilepsi atau kejang pasca stroke dapat terjadi yang disebabkan perubahan
2.3.5 Gejala Sisa Akibat Derajat Nerusakan Neurologi Yang Dialami Penderita
Stroke
Menurut Linda Scheetz (2008) gejala sisa akibat derajat kerusakan neurologi
parsial.
3. Gangguan bicara, bicara pelo atau cadel, tidak mampu bicara atau
mengeluarkan kata-kata tanpa makna atau tidak dimengerti orang lain, salah
memahami lelucon.
5. Gangguan penglihatan, Gangguan melihat pada atau sisi atau buta sebelah
(myocard infark)
platelet, INR, APTT, serum elektrolit, gula darah, CRP dan LED,
kematian. Sehingga motto tatalaksana pasien stroke adalah “ time is brain”. Oleh
karena itu perawatan harus dilakukan di unit stroke. selain sudah diakui
dilakukan oleh multi disiplin yang terdiri dari dokter ahli saraf, perawat khusus
stroke, fisioterapi, terapi bicara dan okupasi, serta ahli nutrisi, prinsip
untuk menyelamatkan fungsi sel otak dalam waktu yang singkat. Batasan waktu
sangat bervariasi yaitu antara 3-4.5 jam tergantung kondisi, usia, gizi, dan
beratnya penyakit penderita. Pada golden period inilah kesempatan kita dalam
Menurut Ott (2011) jaringan penumbra bisa bertahan sampai 12 jam setelah onset,
Evaluasi klinis awal pada pasien dengan stroke iskemik harus ditujukan dengan
2. Berapa interval waktu antar onset dan saat pasien pasien di periksa atau saat
masuk ke IGD ?
Suatu prosedur pemeriksaan yang tidak memakan waktu yang lama, demi
terapi. Prosedur di bawah ini yang dapat membawa evaluasi dengan cepat untuk
lokasilisasi stroke
faktor koagulasi).
angioplasti.
fungsi jantung.
2.4.4 Tujuan Golden Period
sebagai berikut :
penumra
2.4.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Golden Period Menangani Pederita
Stroke
mungkin.
dengan secara cermat melakukan ABC-nya critical care saat pasien masih di
hiperosmolar/kortikosteroid
Prinsip sasaran terapi khusus stroke iskemik (penumbra) yang masih dapat
melakukan usaha untuk melindungi saraf otak sehingga terhindar dari kerusakan
a) Golongan obat yang dipergunakan dalam terapi kombinasi obat dari golden
2. Neoroprotektan
Golongan obat ini bersifat melindungi otak yang sedang mengalami iskemik
menjadi mati/infark
dicumarol oral.
dan bila tidak ada koma dalam 2 jam atau lebih, dan lain-lain.
2.5 Kerangka Teori
Skema 2.5 kerangka teori
STROKE
Trombus Emboli
Kerusakan
Tidak tepat neurologis
Ketepatan
Golden Golden period
period Derajat kerusakan
neurologi
KERANGKA KONSEP
dengan derajat kerusakan neurologi pada pasien stroke iskemik di ruang instalasi
gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2018. Adapun
variabel yang dibahas dalam penelitian ini adalah seperti yang tertera di kerangka
konsep ini.
1. Derajat kerusakan
Ketepatan Golden Period
neurologis 0
2. Derajat kerusakan
neurologis 1
3. Derajat kerusakan
neurologis 2
4. Derajat kerusakan
neurologis 3
5. Derajat kerusakan
neurologis 4
6. Derajat kerusakan
neurologis 5
7.
3.2 Definisi Operasional
Kerusakan
neurologi
ringan
yaitu
dengan
derajat
kerusakan
neurologi
2.
Kerusakan
neurologi
sedang
yaitu
dengan
derajat
kerusakan
neurologi:
3 (sedang)
Kerusakan
neurologi
berat yaitu
dengan
derajat
kerusakan
neurologi:
4 (sedang-
berat)
Kerusakan
neurologi
berat yaitu
dengan
derajat
kerusakan
neurologi
5(berat)
Sumber :
Iskandar J,
(2011)
Hipotesis
Ha :
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini bersifat deskriptif analisis untuk menghubungkan dua buah
variabel independen atau dependen dan menggunakan desain cross sectional yaitu
atau sekaligus (Notoatmodjo, 2005 : 26). Hasil yang diharapkan dapat mengetahui
Neurologi Pada Pasien Stroke Iskemik Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah
Penelitian ini telah dilakukan di ruangan instalasi gawat darurat Rumah Sakit
merupakan rumah sakit rujukan untuk penyakit stroke dan di rumah sakit tersebut
tahun 2018.
2.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan sabjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ini yang akan menjadi populasi adalah pasien stroke iskemik yang mengalami
serangan stroke pertama kali datang ke IGD Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi. Pasien stroke iskemik mengalami serangan pertama kali yang datang
ke IGD tahun 2017 perbulannya berjumlah 150 orang, dengan rata-rata kunjungan
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan di
dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penenelitian dari suatu populasi
b. Pasien stroke iskemik mengalami serangan pertama kali yang ada pada
oleh keluarga.
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013). Yang
Pada penelitian ini yang menjadi populasi berjumlah 150 orang, menurut
Notoatmodjo (2005) untuk populasi lebih dari 100 orang, maka dapat
Rumus:
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
orang
Setelah dicari dengan rumus di atas maka jumlah yang menjadi sampel pada
4.4 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
penelitian ini adalah dengan accidental sampling, yaitu teknik yang dilakukan
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia.
( Notoatmodjo, 2005).
4.5 Pengumpulan Data
sebagainya.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari
The Modfied Rankim Scale) untuk menilai derajat kerusakan neurologis pasien.
Proses pengumpulan data dalam penelitian harus disusun secara sistematis agar
b. Tahap Pelaksanaan
perawat IGD.
IGD setelah ketepatan golden period masuk kerumah sakit. Hasil penilaian
kembali skala Rankin yang dimodifikasi (The Modified Rankin scale) saat
ketepatan golden period dan melihat derajat kurasakan neurologi pasien.
c. Tahap Akhir
sebagai berikut:
dalam pengisian kuesioner, barangkali ada yang tidak lengkap, palsu, tidak
sesuai dan sebagainya. Kuesioner yang telah diisi saat penelitian sudah di isi
menjadi data berbentuk angka atau bilangan, pada tahap coding peneliti
merubah data berbentuk huruf atau kode menjadi data yang berbentuk angka.
dari hasil pemeriksaan pada lembar format wawancara dengan memberi kode
golden period tepat diberi kode angka waktu, golden period tidak tepat
diberi kode angka waktu. Dan pada variabel dependen, bila pasien memberi
derajat 1. Bila memberi ceklis iya pada pertanyaan nomor 2, maka derajat
Pada tahap ini penelitian memberikan nilai pada golden period . untuk
diberi nilai 1, golden period yang tidak tepat diberi nilai 2. Dan pada
maka di beri nilai 1. Bila memberi ceklis iya pada pertanyaan nomor 2,
maka di beri nilai 2. Bila pasien memberi ceklis iya di pertanyaan nomor 3,
maka di beri nilai 3. Bila pasien memberi ceklis iya di pertanyaan nomor 4,
maka di beri nilai 4. Bila pasien memberi ceklis iya di pertanyaan nomor 5,
Pada tahap ini dilakukan kegiatan memproses data terhadap semua kuesioner
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang
a. Analisis Univariat
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Total responden
(Arikunto, 2005)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu
Sehingga jika p ≤ 0,05 maka secacara statistik disebut “bermakna” dan P >
dan variabel dependen . apabila P > 0,05, maka Ha diterima ada hubungan
Keterangan:
X2 = Chi Square
O = Nilai observasi
( Arikunto, 2005)
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika yang harus diperhatikan
observasi yang digunakan, tetapi menukar dengan kode atau inisial nama
responden dan memberi manfaat bagi responden secara langsung maupun tidak
langsung.
V. Confidentiality (kerahasiaan)
masalah-masalah lainya.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu yang dimulai tanggal 05 Februari
sampai tanggal 17 Februari 2018 di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Stroke
period dengan derajat kerusakan neurologi pada pasien stroke iskemik di ruang
instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2018”,
dengan jumlah responden sebanyak 60 orang yang sesuai dengan kriteria sampel
dimana pengukuran atau pengamatan yang dilakukan secara simultan pada satu
saat atau sekali waktu. Setelah data dikumpulkan kemudian diolah secara
pasien stroke iskemik di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke
1 Tepat 23 38,3
Total 60 100%
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden yaitu
61,7% pasien stroke iskemik diruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke
b. Kerusakan Neurologi
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Derajat kerusakan Neurologipada Pasien Stroke
Iskemik di Ruang IGD Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
Tahun 2018
2 Ringan 12 20
3 Sedang 17 28,3
Total 60 100%
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kurang dari separoh responden yaitu
28,3% pasien stroke iskemik diruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke
diruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun
hipotesis yang diajukan cukup untuk meyakinkan untuk ditolak atau diterima
Neurologi
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Hubungan ketepatan “Goldenperiod” dengan derajat
kerusakan neurologi pada pasien stroke iskemik diruang instalasi gawat darurat
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2018
Tidak
0 0% 6 16,2% 14 37,8% 17 46,0% 37 100% 0,000
Tepat
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000, dari nilai α = 0,05, jika
signifikan antara golden period dengan derajat kerusakan neurologi pada pasien
stroke iskemik diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Stroke Nasional
5.2 Pembahasan
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden yaitu 61,7%
Hasil penelitian ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang faktor resiko dan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniar Rahmina
pada tahun 2017 mengenai tingkat pendidikan keluarga terhadap golden hour
adalah karena faktor rendahnya pendidikan keluarga, dalam hal ini tidak ada
Menurut asumsi peneliti lebih dari separoh responden yaitu 37 pasien dengan
karena jauhnya jarak antara rumah dan rumah sakit yang dituju, selain itu
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kurang dari separoh responden
Penelitian ini sejalan dengan pizon yang menyatakan bahwa sebagian besar
pasien datang lebih dari 24 jam setelah serangan stroke kerumah sakit karena
yang ada dan tidak segera berespon membawa pasien ke instalasi gawat
mampuan mengenali gejala stroke, salah satu penafsiran terhadap gejala yang
terlihat sehingga mengganggap gejala yang ada bukan satu hal yang
mungkin diderita penderita setelah stroke ialah; tidak mampu berbicara atau
(perlu bantuan orang lain atau alat), gangguan buang air besar dan kecil,
dan 5.
5.2.2 Analisa Bivariat
Tabel 5.3 juga menunjukkan bahwa dari sebanyak 37 responden, pasien yang
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000, nilai α= 0,05 jika
pada pasien stroke iskemik diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
waktu yang paling direkomendasikan pada pasien stroke adalah 3-4.5 jam
yang disebut golden hour. Jika penanganan stroke di berikan lebih dari
rentang waktu (golden hour) maka kerusakan neorologis yang di alami pasien
Waktu emas ini sangat efektif untuk melakukan tujuan utama penanganan
kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen. Obat stroke tepat di berikan saat
(trombolisis).
berjalan secara mandiri, perlu bantuan orang lain atau alat, gangguan buang air
besar dan kecil, gangguan makan, Ketidak mampuan berpindah posisi, misal dari
tempat tidur kekursi roda, dan perlu bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2018 mengenai
pasien stroke iskemik di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stroke
6.1.1 Kurang dari separoh 38,3% responden yang mengalami ketepatan golden
neurologi sedang berat pada pasien stroke iskemik di ruang instalasi gawat
6.1.3 Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000, nilai α= 0,05 jika
Alway, D & Walden, J. (2012). Essensial Stroke untuk Layanan Primer. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Arikunto, Suharsini. 2005. Prosedur Peneliitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Refisi
VI. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Linda J. Scheetz, Edn, RN, CS, CEN. (2008) Panduan Belajar Keperawatan
Emergensi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
Widi N, S. Perhatikan ini pada penolongan pertama pasien stroke Republika Online,
Kamis 3 Oktober 2013; 2013.
Kepada Yth:
Ibu/Bapak
Di Tempat
Dengan Hormat
NIM : 14103084105022
Apabila Ibu dan Bapak menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menanda tangani lembar persetujuan dan menjawab semua pertanyaan dengan
sejujurnya sesuai yang diketahui.
Demikian atas perhatian dan kesediaan Ibu/Bapak sebagai responden saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti
(Nuria Okraini)
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
responden
Lampiran 3
KISI-KISI KUESIONER
No. Responden
Petunjuk Pengisian
A. Karakteristik Responden
Inisial Responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
B. Kuesioner Ketepatan Golden Period
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan pasien sejak awal serangan sampai ke
IGD?
Tepat
Tidak tepat
No Pertanyaan Ya Tidak
Explore
[DataSet0]
a,b,c
Descriptives
Median 1,00
Variance ,243
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
b,c,d
Tests of Normality
a
KERUSAKAN_N Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
EUROLOGIS Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GOLDEN_PERIOD dimension1
3 ,410 17 ,000 ,611 17 ,000
Statistics
GOLDEN_PERI KERUSAKAN_
OD NEUROLOGIS
N Valid 60 60
Missing 0 0
Frequency Table
GOLDEN_PERIOD
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tepat 23 38,3 38,3 38,3
Tidak Tepat 37 61,7 61,7 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ringan 12 20,0 20,0 20,0
Sedang 17 28,3 28,3 48,3
Sedang Berat 14 23,4 23,4 71,7
Pie Chart
CROSSTABS
/TABLES=GOLDEN_PERIOD BY KERUSAKAN_NEUROLOGIS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CORR RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED COLUMN
/COUNT ROUND CELL
/BARCHART.
Crosstabs
[DataSet0]
KERUSAKAN_NEUROLOGIS
Sedang
Ringan Sedang Berat Berat Total
GOLDEN_PERIOD Tepat Count 12 11 0 0 23
% of Total ,2 ,2 ,0 ,0 ,4
Tidak Count 0 6 14 17 37
Tepat
% within ,0 16,2 37.8 46,0 100,0
GOLDEN_PERIOD
% of Total ,0 ,1 ,2 ,3 ,6
Total Count 12 17 14 17 60
% of Total ,2 ,3 ,2 ,3 1,0
Chi-Square Tests
Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for
GOLDEN_PERIOD (1 / 2)