1 SKS
50 Menit
KONTRAK PERKULIAHAN
• TATA TERTIB PERKULIAHAN
• KULIAH SESUAI JADWAL BOBOT 1 SKS @ 50 MENIT → 08.00-08.50
• BISA SEMINGGU UNTUK 2KALI PERTEMUAN
• ABSEN ON LINE
• HADIR MINIMAL 75%
• TERLAMBAT MAKSIMAL 15 MENIT
• PENILAIAN
• AKT 10%, TGS 20, UTS 30, UAS 40
• CURANG NILAI NOL UTS ATAU UAS ATAU NILAI AKHIR E
Capaian pembelajaran lulusan
• Mampu bertindak secara bertanggung jawab sesuai
ketentuan perundang-undangan, norma dan etika
kefarmasian
• Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan sesuai prosedur.
1. Mampu memahami tahapan pengobatan yang rasional
2. Mampu menyiapkan resep secara menyeluruh
Materi
• Pengertian Farmasi, fungsi tenaga teknis farmasi
• Tahapan pengobatan yang rasional, pengertian resep dan peresepan
• Penggolongan Obat
• Penandaan
• No. Registrasi
• Definisi medication error, berbagai tipe dan penyebab ME
• Tahapan kritis penyiapan Resep
• Solusi masalah dispensing error
Materi
• Teknik Penimbangan dan berat minimal yang diijinkan
• Review perhitungan dalam penyiapan resep
• Langkah –langkah penyiapan resep
• Perhitungan Dosis:
• Cara-cara perhitungan dosis bayi, anak-anak dan remaja, serta
dewasa
• Cara-cara perhitungan dosis
• Penyesuaian dosis karena interaksi obat
• aplikasinya
Materi
• Penjelasan umum materi praktek:
• Singkatan latin
• Sinonim obat dan sediaan lazim
• Khasiat dan penggolongan obat
• Praktikum pelayanan resep mencakup problem administrasi
farmasetik dan klinis
• UTS
Setelah UTS
• Praktek pelayanan resep 4 pos:
• Skrining resep
• Perhitungan dosis dan penimbangan
• Peracikan obat
• Penyerahan obat dengan konseling/informasi obat
Pengertian Farmasi
• Apa yang dimaksud dengan FARMASI?
definisi
• Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang
berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan
penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik
farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta
pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap
pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan
keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
• Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di
bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik
pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan,
rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di
berbagai sarana kesehatan.
Ruang lingkup praktik kefarmasian
• Produksi
• Industri obat
• Industri obat tradisional
• Industri Kosmetika
• Industri alat kesehatan dan PKRT
• Distribusi
• PBF
• Pelayanan
• Apotek
• Rumah Sakit
• Puskesmas
Pengertian Resep dan Peresepan
• Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
• Peresepan adalah proses penyelesaian sebuah resep dengan benar
dari mulai penulisan oleh dokter sampai penyerahan obat kepada
pasien oleh apoteker
Peranan Ilmu Resep dalam praktik
kefarmasian
• Penyelesaian permintaan dokter/drg/dr hewan →
menyiapkan obat
• Tahapan Administratif
• Telaah resep
• Penyiapan / peracikan
• Pengemasan
• Penyerahan
Tenaga Teknis kefarmasian
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
• Analis Farmasi → membantu di Laboratorium Analisa → keterampilan
• Ahli Madya (D3) → membantu di Industri atau Pelayanan → keterampilan
• Sarjana Farmasi (S1) → membantu di Industri dan Pelayanan → terampil dan
bertanggung jawab, mampu menjadi problema solver
Fungsi Tenaga Teknis Farmasi
• Tahapan penerimaan resep → cek administratif
• Membantu menyiapkan obat → menghitung dan
mengambil obat dengan benar
• Membantu meracik → membuat sediaan sesuai
permintaan berdasarkan norma dan etika kefarmasian
• Membantu mengemas → etiket
• Membuat copy resep (jika diminta)
Kelengkapan Administratif Resep
• Data penulis resep
• Nama dokter
• Surat ijin
• Alamat
• Isi resep
• Nama obat
• Dosisnya
• Cara pemakaiannya
• Data pasien
• Nama
• Umur
• Berat badan
• Alamat
Tahapan Pengobatan yang Rasional
• Dasarnya Farmakologi dan Farmakoterapi
• Cek kesesuaian obat dengan pasiennya
• Cek apakah obat sesuai untuk penyakitnya
• Periksa dosis obatnya, kombinasinya, interaksinya
• Periksa apakah bentuk sediaannya sudah sesuai untuk pasien
tersebut
• Apakah rute pemberiannya sudah sesuai?
• Adakah alternatif obat, bentuk sediaan, rute pemberian dan lainnya
Penggolongan Obat
• Obat bebas
• Obat bebas terbatas
• Obat keras
• Psikotropik
• Narkotik
Penggolongan Obat Tradisional
• Jamu
• Masih asli bahan alam hanya dengan proses sederhana
• Berupa simplisia asli
• Berupa serbuk simplisia
• Herbal terstandar
• Bahan aktif berupa ekstrak
• Sudah uji praklinis
• Memiliki standar penandaan (marker)
• Bentuk sediaan modern, tablet, kapsul, sirup
• Fitofarmaka
• Sudah dilakukan uji klinis
• Bentuk sediaan modern, tablet, kapsul, sirup
Penandaan
• Cari…
Peringatan
• Cari…
Registrasi
• Cara registrasi
• Kode registrasi
• Medication Error
• Apa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana
PFT
. DOKTER
FARMASIS .
AKREDITASI KOMITE MEDIS Ttndkan
obat FORMULARIUM
DEPKES
Pasien
PRWT
MESO
BPOM
PATIENT SAFETY
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 23
OPEN SYSTEM
Distribusi 4.Penyimpanan
8.Screening
di R.Racik
resep
1.PABRIK:
• inventarisasi obat-obat dengan nama mirip & kemasan
mirip beri warning.
• Ada tulisan yang tidak jelas di kemasan untuk doses
yang berbeda
2. PENERIMAAN OBAT:
• pencatatan no batch & ED dll
3. PENYIMPANAN di GUDANG:
• beri warning kemasan mirip.
11.PEMANGGILAN PASIEN
• Panggil sesuai resep (2 nama)
• Cocokkan dengan nomor tunggu
13. INFORMASI/COUNSELING
• 3 Prime Questions
• Adherence
• Perbaiki komunikasi dengan pasien
• Dokumentasi counseling
PHARMACEUTICAL CARE
• BANGUN SISTEM
• Review resep
• Administration error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
• Counseling:
• Compliance
• Adherence
• Monitoring
Prescribing Errors
Keaslian resep
Kejelasan instruksi
• Asal pasien
• Jenis kelamin
• Umur
• Berat
• Nama
• No registrasi
• Diagnosa
• Nama dokter, tanda tangan
• Jenis obat
Dosis
Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian
Stabilitas
Adverse drug
reaction
Drug - disease
CLINICAL Interactions
ERRORS Drug - drug
Lama terapi
Kesesuaian
Dosis
Cr pemberian
Jumlah obat
Dll
Hk 2003
Pelayanan
Resep
PEMERIKSAAN PERTAMA OLEH PENYERAHAN OBAT KE PASIEN
R/ APOTEKER ‘FRONT’
R/
BETUL R/ SALAH
R/ R/ Menyusul
ke alamat
Pasien
ARSIP DISKUSI ANTAR KONSULTASI KONFIRMASI
RESEP APOTEKER DOKTER PETUGAS
R/
KOREKSI RESEP
Ingat: obat adalah racun, oleh karenanya harus diberikan sesuai dosis
agar efektif sebagai obat
Pemberian dosis obat tergantung pada
• Berat badan
• Luas permukaan tubuh
• Usia
• Keadaan patologis tubuh (hati dan ginjal)
• Rute
• Ras
• Jenis kelamin
Satuan/metrik
• Berat → gram (g)
• Volume → liter (L)
• Satuan semakin kecil (kelipatan 1/1000): Dipakai dalam perhitungan dosis
• g-mg-mcg-ng-pg obat
• L-mL-mcL-nL-pL
• Satuan semakin besar (kelipatan X 1000): Tidak dipakai dalam perhitungan
• Kilo-Mega-Giga-Tera dosis obat
Perhitungan
• Rumus umum perhitungan dosis: Contoh:
Contoh:
Jawab:
3/15 X 500 = 100 mg → 1/5 Tablet = 1/5 X 750 = 150 mg
Dosis kondisi khusus
• Geriatri
→ Usia di atas 60 tahun
• Kondisi ginjal rusak,
• Kondisi hepar rusak
• Kondisi pendarahan
→ disesuaikan tingkat kerusakan
Praktek Pelayanan Resep
• Skrining resep
• Perhitungan dosis dan penimbangan
• Peracikan obat
• Penyerahan obat dengan konseling
Isi Laporan
• Cover: Judul, Nama dan NIM anggota kelompok
• Isi: Foto Resepnya, Tulis ulang resepnya, Uraikan/Narasikan resepnya b. Latin tulis
artinya
• Lakukan skrining administratif
• Tulis nama obat yang diminta, uraikan masing-masing indikasinya efek
sampingnya, mekanisme kerjanya
• Tulis dosisnya, hitung dosis berdasarkan resepnya
• Tuliskan cara menimbang (kalau harus ditimbang) dan cara meraciknya
• Buat etiketnya
• Buat copy resepnya
• Tulis informasi/konselingnya
• Daftar pustaka
ILMU RESEP TERAPAN
Tujuan
1. Manajerial
2. Farmasi klinis
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak
termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah
terdaftar di Depkes R.I. Contohnya yaitu Minyak Kayu Putih ,Obat Batuk Hitam, Obat Batuk
Putih, Tablet Paracetamol, Tablet Vitamin C, B Kompleks, E dan lain - lain.
Penandaan :
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat
bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada
gambar berikut :
3. Obat Keras
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan obat-obatan
ke dalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang
ditetapkan sebagai berikut : (1.) Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat
disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter. (2.) Semua obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan secara parenteral. (3.)
Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara
tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia. Contoh :
Andrenalinum, Antibiotika, Antihistaminika, dan lain-lain
Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.
02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G (Gevarrlijk) adalah
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K yang
menyentuh garis tepi”, dan di penandaanya harus dicantum kalimat “Harus dengan Resep
Dokter”. seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Penandaan Psikotropika
Untuk psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat
keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika, maka obat-obat Psikotropika termasuk obat keras yang pengaturannya ada di
bawah Ordonansi Obat Keras Stbl 1949 Nomor 419, hanya saja karena efeknya dapat
mengakibatkan sindroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu.
Sehingga untuk Psikotropika penandaannya : Lingkaran bulat berwarna merah, dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam, seperti beriku:
5. Obat Narkotika
Menurut UU Narkotika No 3 Tahun 2015, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Dalam UU No 35 Tahun 2009, narkotika digolongkan ke dalam tiga golongan:
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja,
Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon, Dll.
c. Narkotika golongan III
Narkotika golongan tiga adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan penelitian.
Golongan 3 narkotika ini banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Codein, Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina,
Propiram, dan ada 13 (tiga belas) macam termasuk beberapa campuran lainnya.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat
yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang
diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep
hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat
KB hormonal.
Berdasarkan keputusan Menkes No. 347/ menkes/SK/VII/1990 tentang obat wajib
Apotek (OWA 1) No. I, yaitu :
a) Oral Kontrasepsi, contohnya : Tunggal Linestrenol, Kombinasi Etinodiol-diasetat,
mestranol-Norgestrel, etinil-estradiol-Linestrenoil, etinil-estradiol-Etinodiol-diasetat,
etinil-estradiol Levonorgestreletinil-estradiol-Norethindrone, mestranol Desogestrel.
b) Obat Saluran Cerna, seperti :
(1) Antasid dan Sedativ/Sposmodik. Contohnya : Al.Oksida Mg,trisilikst + Papaverin
HCl + Klordiazepoksida , Mg.trisili kat Al. oksida + Papaverin HCl + diazepam
Klordiaze poksida + diazepam + sodium bicarbonate.
(2) Anti Spasmodik, contohnya : ekstrak beladon dan papaverin HCl
(3) Anti Spasmodik Analgesik, contohnya : Metamizole, Fennpive rinium bromide,
Hyoscine N-butilbrom ide, dipyrone, Methampyrone beladona, Papaverin HCI
c) Obat Mulut dan Tenggorokan, contohnya : Methampyrone, diazepam, Pramiverin,
metamizole, Prifinium bromide sulpyrin, Anti Mual Metoklopramid HCl dan Laksan
Bisakodil Supposutoria.
d) Obat Saluran Napas, contohnya : untuk Asma yaitu Aminofilin Supposutoria, Ketotifen,
Terbutalin SO4, Salbutamol, untuk Sekretolitik yaitu Mukolitik, Bromheksin,
Karbosistein, Asetilsistein dan Oksolam Sinitrat
e) Obat yang mempengaruh sistem Neuromuscular, seperti :
(1) Analgetik, contohnya : Metampiron, Asam Mefenamat, Glafenin, Metampiron +
Klordiazepoksid dan diazepam
(2) Antihistamin, contohnya : Mebhidrolin, Pheniramhiind rogen maleal, Dimethindmena
leat, Astemizol, Oxomemazin, HomochlorcycHli CzIin, Dexchlorphenira mine
Maleat
f) Antiparasit, contohnya : Mebendazol
g) Obat Kulit Topikal, seperti :
(1) Antibiotik, contohnya : Tetrasiklin/Oksitetra, Kloramfenikol, Framisetina SO4,
Neomisin SO4, Gentamisin dan Eritromisin
(2) Korlikosteroid, contohnya : Hidrokortison, Flupredniliden, Triamsinolon,
Betametason, Fluokortolon/Diflukortolon dan Desoksimelason
(3) Antiseptik local, contohnya : Heksaklorofene
(4) Antif Fungi, contohnya : Mikonaznoilrat, Nistatin, Tolnattat, Ekonazol
(5) E. Anestesi Lokal, contohnya : Lidokain HCI
(6) Enzim antiradang topical Kombinasi, contohnya : Heparinoid atau Heparin.Na
Dengan Hialuronidase ester nikotinat
(7) Pemecah Kulit, contohnya : Hidroquinon, Hidroquinodng dan n.P ABA
a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan pembuktian empiris atau turun temurun. Jamu
harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat
dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Contoh :
Tolak Angin®, Antangin®, Woods’ Herbal®, Diapet Anak®, dan Kuku Bima Gingseng®.
Penandaan jamu
a. Pendaftaran baru harus mencantumkan logo dan tulisan “JAMU”
b. Logo berupa “RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur
c. Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna
putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo
d. Tulisan “JAMU” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas dasar
warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “JAMU”
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik pada hewan dan bahan bakunya
telah di standarisasi. Obat herbal terstandar harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik, telah
dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Contoh :
Diapet®, Lelap®, Fitolac®, Diabmeneer®, dan Glucogarp®
Penandaan Obat Herbal Terstandar
a. Obat herbal terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL
TERSTANDAR”
b. Logo berupa” JARI-JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”,
dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur.
c. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas warna putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.
d. Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras
dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”.
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
pada hewan dan uji klinik pada manusia, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim
khasiat dibuktikan dengan uji klinis, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi. Contoh: Stimuno®, Tensigard®, Rheumaneer®, X-gra® dan
Nodiar®.
Penandaan Fitofarmaka
a. Kelompok Fitofarmaka harus mencantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA”
sebagaimana contoh terlampir.
b. Logo berupa “JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG)
TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri
dari wadah/ pembungkus/ brosur
c. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo
d. Tulisan “FITOFARMAKA” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam
di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan
“FITOFARMAKA”.
Obat tradisional yang merupakan warisan budaya bangsa dan digunakan secara turun
temurun, umumnya berasal dari tiga macam sumber (Hutapea, 1998), yaitu :
a. Obat tradisional yang berasal dari suatu daerah dalam bentuk sederhana yang telah dikenal
manfaatnya pada suatu daerah, biasanya berupa seduhan, rajangan yang digunakan
menurut aturan atau kebiasaan suatu daerah itu.
b. Obat tradisional yang muncul karena dibuat oleh pengobatan tradisional (dukun, sebagian
bahan baku tumbuh di daerah itu dan biasanya bahan ini dirahasiakan oleh pengobatan).
c. Obat tradisional dengan formula yang berasal dari butir (a) dan butir (b) dalam jumlah
besar, diperoleh dari pasar, pemasok maupun kolektor.
a. Rajangan
Sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia, campuran simplisia, atau campuran
simplisia dengan sediaan galenik, yang penggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau
penyeduhan dengan air panas.
b. Serbuk
Sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok, bahan
bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau campurannya.
c. Pil
Sediaan padat obat tradisional berupa massa bulat, bahan bakunya berupa serbuk
simplisia, sediaan galenik, atau campurannya.
Sediaan padat obat tradisional bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik
atau campurannya.
e. Pastiles
Sediaan padat obat tradisional berupa lempengan pipih umumnya berbentuk segi empat,
bahan bakunya berupa campuran serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campuran
keduanya.
i. Sari jamu
Cairan obat dalam dengan tujuan tertentu diperbolehkan mengandung etanol. Kadar etanol
tidak lebih dari 1% v/v pada suhu 20º C dan kadar methanol tidak lebih dari 0,1% dihitung
terhadap kadar etanol.
Parem, pilis, dan tapel adalah sediaan padat obat tradisional, bahan bakunya berupa serbuk
simplisia, sediaan galenik, atau campurannya dan digunakan sebagai obat luar.
1) Parem adalah obat tradisional dalam bentuk padat, pasta atau seperti bubuk yang
digunakan dengan cara melumurkan pada kaki atau tangan pada bagian tubuh lain.
2) Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang digunakan dengan cara
mencoletkan pada dahi.
3) Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk padat, pasta, atau seperti bubur yang
digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan perut.
k. Koyok
Sediaan obat tradisional berupa pita kain yang cocok dan tahan air yang dilapisi dengan
serbuk simplisia dan atau sediaan galenik, digunakan sebagai obat luar dan pemakainya
ditempelkan pada kulit.
Swamedikasi
Manfaat dan tujuan :
Menurut Permenkes Nomor 919 Tahun 1993, kriteria obat yang dapat dibeli tanpa resep
dokter adalah sebagai berikut :
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun,
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit,
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan,
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi
di Indonesia, dan
e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Sebelum menggun akan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur
atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman. Pada setiap brosur atau kemasan
obat selalu dicantumkan:
1. Nama obat
2. Komposisi
3. Indikasi
4. Informasi cara kerja obat
5. Aturan pakai
6. Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas) Perhatian
7. Nama produsen
8. Nomor batch/lot
9. Nomor registrasi
10. Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah yang berikan oleh
pemerintah pada setiap kemasan obat.
11. Tanggal kadaluarsa
Penggolongan Obat
Ilmu Resep
Terapan
1 SKS
50 Menit
• TATA TERTIB PERKULIAHAN
• KULIAH SA SEMINGGU 2 KALI SELASA DAN
JUMAT, dengan hitungan setiap kuliah 2 kali
pertemuan
• KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN OLU
KONTRAK • HADIR MINIMAL 75%
PERKULIAHAN • TERLAMBAT MAKSIMAL 15 MENIT
• PENILAIAN
• AKT 10%, TGS 20, UTS 30, UAS 40
• CURANG NILAI NOL UTS ATAU UAS ATAU
NILAI AKHIR E
• Mampu bertindak secara bertanggung
jawab sesuai ketentuan perundang-
Capaian undangan, norma dan etika kefarmasian
• Mampu melakukan pelayanan sediaan
pembelajaran farmasi dan alat kesehatan sesuai prosedur.
1. Mampu memahami tahapan
lulusan pengobatan yang rasional
2. Mampu menyiapkan resep secara
menyeluruh
• Pengertian Farmasi, fungsi tenaga teknis
farmasi
• Tahapan pengobatan yang rasional,
pengertian resep dan peresepan
• Penggolongan Obat
Materi • Penandaan
• Nomor Registrasi
• Definisi medication error, berbagai tipe dan
penyebab ME
• Tahapan kritis penyiapan Resep
• Solusi masalah dispensing error
• Teknik Penimbangan dan berat minimal
yang diijinkan
• Review perhitungan dalam penyiapan
resep
• Langkah –langkah penyiapan resep
• Perhitungan Dosis:
• Cara-cara perhitungan dosis bayi, anak-
anak dan remaja, serta dewasa
• Cara-cara perhitungan dosis
Praktikum pelayanan
resep mencakup
UAS
problem administrasi
farmasetik dan klinis
Pengertian Farmasi
Apa yang dimaksud dengan FARMASI?
definisi
• Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat,
serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
• Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi.
Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta
seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat
tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.
• Produksi
• Industri obat
Ruang • Industri obat tradisional
• Industri Kosmetika
lingkup • Industri alat kesehatan dan PKRT
• Distribusi
praktik • PBF
• Pelayanan
kefarmasian • Apotek
• Rumah Sakit
• Puskesmas
• Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper
Pengertian maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien
Resep dan sesuai peraturan yang berlaku.
• Peresepan adalah proses penyelesaian
Peresepan sebuah resep dengan benar dari mulai
penulisan oleh dokter sampai
penyerahan obat kepada pasien oleh
apoteker
• Penyelesaian permintaan
Peranan Ilmu dokter/drg/dr hewan menyiapkan
obat
Resep dalam • Tahapan Administratif
• Telaah resep
praktik • Penyiapan / peracikan
kefarmasian • Pengemasan
• Penyerahan
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
yang membantu apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan
Analis Farmasi.
• Analis Farmasi membantu di
Tenaga Teknis Laboratorium Analisa keterampilan
• Ahli Madya (D3) membantu di
kefarmasian Industri atau Pelayanan
keterampilan
• Sarjana Farmasi (S1) membantu di
Industri dan Pelayanan terampil dan
bertanggung jawab, mampu menjadi
problema solver
• Tahapan penerimaan resep cek
administratif
• Membantu menyiapkan obat
menghitung dan mengambil obat
dengan benar
Fungsi Tenaga • Membantu meracik membuat
Teknis Farmasi sediaan sesuai permintaan
berdasarkan norma dan etika
kefarmasian
• Membantu mengemas etiket
• Membuat copy resep (jika diminta)
• Data penulis resep
• Nama dokter
• Surat ijin
• Alamat
Narkotik
Jamu
Fitofarmaka
Cari…
• Cara registrasi
• Kode registrasi
Registrasi
• cari aturannya di web BPOM
Medication Error
PFT
. DOKTER
FARMASIS .
AKREDITASI KOMITE MEDIS Ttndkan
obat FORMULARIUM
DEPKES
Pasien
PRWT
MESO
BPOM
PATIENT SAFETY
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 23
• Microsystem (Ujung Tombak
Pasien)
• Macrosystem (Rumah sakit)
• Megasystem (Nasional)
OPEN
SYSTEM
Microsystem dipengaruhi bahkan
tergantung kepada sistem yang lebih
besar
Distribusi 4.Penyimpanan
8.Screening
di R.Racik
resep
1.PABRIK:
• inventarisasi obat-obat dengan nama mirip & kemasan
mirip beri warning.
• Ada tulisan yang tidak jelas di kemasan untuk doses
yang berbeda
2. PENERIMAAN OBAT:
• pencatatan no batch & ED dll
3. PENYIMPANAN di GUDANG:
• beri warning kemasan mirip.
11.PEMANGGILAN PASIEN
• Panggil sesuai resep (2 nama)
• Cocokkan dengan nomor tunggu
13. INFORMASI/COUNSELING
• 3 Prime Questions
• Adherence
• Perbaiki komunikasi dengan pasien
• Dokumentasi counseling
PHARMACEUTICAL CARE
• BANGUN SISTEM
• Review resep
• Administration error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
• Counseling:
• Compliance
• Adherence
• Monitoring
Prescribing Errors
Keaslian resep
Kejelasan instruksi
40
AOTEKER UHAMKA JAKARTA
PHARMACEUTICAL ERRORS
Dosis
Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian
Stabilitas
Adverse drug
reaction
Drug - disease
CLINICAL Interactions
ERRORS Drug - drug
Lama terapi
Kesesuaian
Dosis
Cr pemberian
Jumlah obat
Dll
Hk 2003
Pelayanan
Resep
PEMERIKSAAN PERTAMA OLEH PENYERAHAN OBAT KE PASIEN
R/ APOTEKER ‘FRONT’
R/
BETUL R/ SALAH
R/ R/ Menyusul
ke alamat
Pasien
ARSIP DISKUSI ANTAR KONSULTASI KONFIRMASI
RESEP APOTEKER DOKTER PETUGAS
R/
KOREKSI RESEP
tergantung • Usia
Keadaan patologis tubuh (hati dan ginjal)
pada
•
• Rute
• Ras
• Jenis kelamin
Satuan/metrik
• Berat gram (g)
• Volume liter (L)
• Satuan semakin kecil (kelipatan 1/1000): Dipakai dalam perhitungan dosis
• g-mg-mcg-ng-pg obat
• L-mL-mcL-nL-pL
• Satuan semakin besar (kelipatan X 1000): Tidak dipakai dalam perhitungan
• Kilo-Mega-Giga-Tera dosis obat
Perhitungan • Rumus umum perhitungan
dosis:
• Contoh:
individual
• Pada Nomogram menghubungkan
• Contoh
garis dari titik berat badan ke tinggi
• Berdasarkan resep dokter: Ceftriaxone badan diperoleh LPT
injeksi, dosis 75mg/kg/hari diberikan 2 kali
sehari i.v. Pada label obat: Ceftriaxone
serbuk kering, dicampur dengan aqua pro • Contoh
injeksi akan menghasilkan 1 g/10mL. Pasien • Dosis 100 mg/m2/hari
adalah anak BB 10kg. Berapa mL obat yang • BB 71, TB 180 cm
harus disuntikkan?
• Sediaan obat 200 mg dalam 10 mL
• Jawab:
• Berapa mL obat diberikan?
• 75mg/kg/hari BB 10 Kg 750 mg : 2
= 375 mg
• Dari Nomogram diperoleh 1,97 m2,
• Volume disuntikkan: 375/1000 X 10 = maka per hari diberi obat 197 mg
3,75 mL • Volumenya 197/200 X 10 mL = 9,85
mL
• Fried: umur < 1 th rumusnya: (Usia (bl)/100) X Dosis Dewasa
• Young: umur 2-12 rumusnya: (Usia (th)/12+usia anak) X Dosis
Perhitungan Dewasa
• Clark: BB/100 X Dosis Dewasa
dosis anak Contoh:
Jawab:
3/15 X 500 = 100 mg 1/5 Tablet = 1/5 X 750 = 150
mg
• Geriatri
PFT
. DOKTER
FARMASIS .
AKREDITASI KOMITE MEDIS Ttndkan
obat FORMULARIUM
DEPKES
Pasien
PRWT
MESO
BPOM
PATIENT SAFETY
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 4
• Microsystem (Ujung Tombak
Pasien)
• Macrosystem (Rumah sakit)
• Megasystem (Nasional)
OPEN
SYSTEM
Microsystem dipengaruhi bahkan
tergantung kepada sistem yang lebih
besar
Distribusi 4.Penyimpanan
8.Screening
di R.Racik
resep
1.PABRIK:
• inventarisasi obat-obat dengan nama mirip & kemasan
mirip beri warning.
• Ada tulisan yang tidak jelas di kemasan untuk doses
yang berbeda
2. PENERIMAAN OBAT:
• pencatatan no batch & ED dll
3. PENYIMPANAN di GUDANG:
• beri warning kemasan mirip.
11.PEMANGGILAN PASIEN
• Panggil sesuai resep (2 nama)
• Cocokkan dengan nomor tunggu
13. INFORMASI/COUNSELING
• 3 Prime Questions
• Adherence
• Perbaiki komunikasi dengan pasien
• Dokumentasi counseling
PHARMACEUTICAL CARE
• BANGUN SISTEM
• Review resep
• Administration error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
• Counseling:
• Compliance
• Adherence
• Monitoring
Kelengkapan resep
Administrativ Errors/
Prescribing Errors
Keaslian resep
Kejelasan instruksi
21
AOTEKER UHAMKA JAKARTA
PHARMACEUTICAL ERRORS
Dosis
Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian
Stabilitas
Adverse drug
reaction
Drug - disease
CLINICAL Interactions
ERRORS Drug - drug
Lama terapi
Kesesuaian
Dosis
Cr pemberian
Jumlah obat
Dll
Hk 2003
Pelayanan
Resep
PEMERIKSAAN PERTAMA OLEH PENYERAHAN OBAT KE PASIEN
R/ APOTEKER ‘FRONT’
R/
BETUL R/ SALAH
R/ R/ Menyusul
ke alamat
Pasien
ARSIP DISKUSI ANTAR KONSULTASI KONFIRMASI
RESEP APOTEKER DOKTER PETUGAS
R/
KOREKSI RESEP
1 SKS
50 Menit
• Berapa banyak yang ditimbang
Teknik • Pilih timbangan yang tepat
• Jenis timbangan
Penimbangan
• Tempat
• Posisi
• Kapasitas
• Kepekaan
Neraca/Timbangan Obat
Jenis :
1. Timbangan gram kasar; daya beban 250-1000 g, kepekaan 200 mg.
2. Timbangan gram halus; daya beban 100-200 gram, kepekaan 50
mg.
3. Timbangan milligram; daya beban 10-50 gram, kepekaan 5 mg
Daya beban adalah bobot maks yg boleh ditimbang
Kepekaan adalah tambahan bobot maks yg diperlukan pada salah satu
pinggan timbangan, setelah keduanya diisi muatan maks,
menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang 2 mm tiap dm
panjang jarum.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penimbangan
1. Sebelum timbangan obat dipakai, periksa dulu apakah letaknya sudah tepat, dengan cara:
a. Meja timbangan harus datar, dilihat dari waterpass/batu duga. cara: dengan mengatur skrup di kiri kanan
meja timbangan.
b. lengan timbangan harus datar. cara : lihat jarum timbangan yang letaknya tepat ditengah skala.
c. Piring timbangan beratnya harus seimbang. Cara: dengan mengatur skrup lawan.
2. Timbangan mg digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya kurang dari 1 gram.
3. Waktu akan menimbang, di atas kedua pinggan timbangan selalu diletakkan kertas (perkamen) sebagai alas.
4. Anak timbangan terletak sebelah kiri dan bahan obat yang ditimbang terletak sebelah kanan.
5. Bahan2 yg berbentuk kristal dan higroskopis ditimbang di atas arloji. Mis : fenol kristal, calcii bromidum,dll
6. Bahan2 lembek/semi padat, ditimbang di atas perkamen, mis: vaselin, adeps.
7. Bahan2 cair : ditimbang di atas cawan penguap atau erlenmeyer, mis: tingtur, ekstrak cair.
8. Bahan2 yang mudah menguap, ditimbang di dalam tempat tertutup. Mis: amoniak, asam asetat, HCl pekat dll.
9. Bahan-bahan yg mudah rusak oleh zat organik, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen,
mis: K permanganat, iodium, argenti nitras dll.
10. Bahan2 yg mempunyai bau keras, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen. Mis: camphora,
menthol, thymol, naphtol dll.
11. Ekstrak kental (spissum), ditimbang di atas kertas perkamen yang telah dioleskan parrafin cair. Mis: eks belladonae,
ichthyolum dll.
12. Pengenceran, dilakukan jika menimbang bahan obat dalam jumlah kecil (kurang dari 50 mg), dengan cara diencerkan
menggunakan zat tambahan yang cocok.
nah, bobot bahan obat yang dapat ditimbang, tergantung dari kepekaan timbangan 1:10 , 1:100 , 1:1000 dan seterusnya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam perhitungan. Jika pengenceran 1: 10 itu artinya adalah perbandingan
bahan obat yang akan ditimbang dengan bahan pengencer 1: 10
• Setiap timbangan ada jumlah minimal boleh
ditimbang
Berat minimal • Perhatikan jumlah yang akan ditimbang
• Berapa minimal boleh ditimbang
• Jika kurang dari bobot minimal encerkan
• Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan
pengencer :
• Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450
mg, total 500 mg
• Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien
pengencer 2450 mg, total 2500 mg.
• Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)
. Metode pengenceran/pemicikan sediaan padat
1 SKS
50 Menit
Perhitungan
dalam
penyiapan • Perhitungan dosis
resep • Perhitungan jumlah masing-masing obat
• Baca resep
Langkah- • Telaah resep, cek ketersediaan obat
langkah • Resep, baru dapat diracik setelah diperiksa
kelengkapan resepnya dan dosis obatnya
penyiapan dihitung terlebih dahulu, bila dosis obat
terlalu sedikit (dosis kurang) maupun terlalu
resep banyak (dosis berlebih) harus
dikonsultasikan kepada dokter.
• racik
• Beri label, etiket
• Serahkan obat ke pasien
Dosis Takaran obat dalam jumlah tertentu mengacu
pada terapeutik
• Dosis terapeutik/lazim: jml obat yg memberikan efek terapi
• Dosis toksik : takaran obt yg dpt memberikan efek toksik
• Dosis letal: takaran obat yg dpt menimbulkan kematian
Macam-macam • Dosis maksimal: takaran terbesar yang dapat diberikan
Dosis kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari
• Loading dose/initial dose/dosis awal: takaran obat untuk
memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi obat
dalam darah dan mempunyai efek terapi
• Dosis pemeliharaan : takaran obat yang diperlukan untuk
mempertahankankonsentrasi terapeutik (= konsentrasi obat
dalam darah yang mempunyai efek terapi).
• Dosis regimen: pengaturan dosis serta jarak waktu antar dosis
untuk mempertahankan konsentrasi obat dalam darah sehingga
memberikan efek terapi.
• Dosis harus tepat untuk menghasilkan efek
Perlunya terapi
• Dosis kurang tidak ada efek, berakibat
menghitung resisten untuk antibiotik
dosis • Dosis berlebih toksik: efek samping, efek
letal
berdasarkan Contoh:
Jawab:
Dosis anak 3 tahun= 3/15 x 500mg = 100 mg
→ Tablet yang diambil=100mg/500mg X 750mg = 150 mg=
1/5 tablet
R/ Cefat 250mg
mf pulv dtd No.XII
stdd p1
Contoh:
1. Pasien G usia 6tahun, BB=20kg. Mendapatkan resep Cefat 250mg sekali minumnya. Sehari diminum 3x.
Cefat capsul mengandung cefadroxil monohydrat 500 mg/capsul.
Dosis: Dewasa : 1 - 2 g/hari dalam dosis terbagi, anak : 30 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi.
Hitunglah dosis pasien tsb
Jawab:
Di Pustaka:
Cefat /Cefadroxil Dosis sehari = 30mg/kgBB X 20kg= 600mg
Dosis 1 x pakai= 600mg/3= 200mg
Dosis dalam resep
1x pakai = 250 mg > dari 200 mg, usul dosis diturunkan menjadi 200 mg
Sehari = 750 mg > 600 mg
Dosis Cefadroxil setelah diturunkan
1x pakai = 200 mg sesuai dengan dosis lazim 200 mg
Sehari = 600 mg sesuai dengan dosis lazim 600 mg
R/ Phenobarbital 15mg
mf pulv dtd No.XII
stdd p1
• NAMA
• IJIN PRAKTIK
• ALAMAT LENGKAP
• TELEPHON
ADMINISTRATIF
ISI RESEP RESEP
• NAMA OBAT
• DOSIS/JUMLAH/BANYAKNYA/SATUANNYA
• PERINTAH-PERINTAHNYA
• CARA PENGGUNAANNYA
Nama harus jelas
ALAMAT
Praktik di rumah gunakan alamat
LENGKAP DAN rumah dengan jelas dan lengkap
TELEPHONE
Praktik di sarana kesehatan seperti:
Klinik, Rumah Sakit dan lainnya
gunakan alamat tempat praktiknya
• Nama obat yang jelas:
• Nama Dagang
• Harus tahu isi zat aktifnya
NAMA OBAT • Lihat di MIMS, ISO dll
• Nama Generik: nama INN untuk
zat aktif
• Lihat sinonimnya
Nama
Alamat
Jenis Kelamin
Berat Badan
Gunakan nama lengkap
Kelengkapan resep
Administrative
Prescribing
Keaslian resep
Kejelasan instruksi
SKRINING
RESEP SECARA
FARMASETIS
• ISI RESEP:
• NAMA OBAT
SKRINING • DOSIS/JUMLAH/BANYAKNYA/SATUANN
YA
FARMASETIS • PERINTAH-PERINTAHNYA
• CARA PENGGUNAANNYA
• NAMA GENERIK
• NAMA BERDASARKAN KETENTUAN
NAMA
INTERNASIONAL
• INTERNATIONAL NONPROPERTARY
NAME
• PERHATIKAN SINONIM
• DOSIS
• BANYAKNYA OBAT YANG MEMBERIKAN KHASIAT
• BANYAKNYA OBAT DIGUNAKAN SEKALI PAKAI
• DISESUAIKAN TUJUAN PENGOBATANNYA
• JUMLAH ATAU BANYAKNYA OBAT YANG DIGUNAKAN SEKALI, SEHARI DAN
KESELURUHAN RESEP
• SATUAN OBAT TERKAIT DOSISNYA MILIGRAM (mg) KEKUATANNYA DALAM SATU
SATUAN SEDIAAN
• PERINTAH PENGAMBILAN
• BERAPA BANYAK DAN BENTUK
SEDIAANNYA APA
• PERINTAH PEMBUATAN
• JIKA DIMINTA PERUBAHAN BENTUK
PERINTAH- SEDIAAN
• DIMINTA MERUBAH BENTUK YANG LAIN
ATAU CAMPURAN BEBERAPA OBAT
PERINTAHNYA • PERINTAH PENGGUNAANNYA
• PENGGUNAAN UNTUK PASIEN SETIAP
ITEM OBATNYA
• DISESUAIKAN DENGAN SIFAT OBAT,
BENTUK SEDIAAN, TUJUAN
PENGGUNAAN
• PERACIKAN
• MERUBAH BENTUK SEDIAAN ;
PERINTAH • TABLET → SERBUK;
• SERBUK → SALEP
PEMBUATAN • INKOMPATIBILITAS
• ANTAR KOMPONEN ZAT AKTIF
• ANTAR BENTUK SEDIAAN
• MERUBAH BENTUK MERUBAH STABILITAS
SEDIAAN
• TABLET: STABIL → SERBUK: KURANG
STABIL
• SERBUK: STABIL → LARUTAN: KURANG
STABILITAS STABIL
• MEMBUKA KEMASAN MERUBAH BATAS
KADALUARSA
SEDIAAN • SEDIAAN SIRUP TUTUP KEMASAN
DIBUKA TEROKSIDASI
• SEDIAAN STERIL (MISAL: TETES MATA),
UMUR PAKAI MAKSIMAL 1 BULAN
SETELAH KEMASAN DIBUKA →
STERILITAS
• PENGUNAAN KHUSUS OBAT-OBAT
TERTENTU
• OBAT SUPPOSITORIA
• TETES MATA/HIDUNG/TELINGA
CARA • OBAT SALURAN NAFAS/NEBULA
PENGGUNAANNYA • SALEP MATA
• PENGGUNAAN BERSAMA MAKANAN
• INTERAKSI DENGAN MAKANAN DAN
MINUMAN
PHARMACEUTICAL ERRORS
Dosis
Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian
Stabilitas
22
• Apakah bentuk sediaan sesuai dengan
yang tersedia?
• Apakah ada bentuk sediaan yang lebih
sesuai?
• Apakah dosis obat sesuai dengan
Pharmaceutical ketersediaan?
23
Terima Kasih