Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BEST PRACTICE

Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Sifat Magnet


Melalui Penggunaan Media Silet di SMP Negeri 1 Prambon

oleh

HERRY SURYANTO, S.Pd


NIP 196912111992031008

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 PRAMBON
Jln. Anggrek Desa Wirobiting Prambon Sidoarjo 61264
TELP : (031) 8975960, e-mail : smpn1prambon@gmail.com

2019

1
ABSTRAK
Suryanto, Herry.2019. Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Sifat Magnet
Melalui Penggunaan Media Silet SMP negeri1Prambon.
Kata kunci: Kemampuan Siswa, Sifat Magnet, Media Silet

Pemahaman siswa SMPN 1 Prambon mengenai sifat magnet masih belum optimal. Hal
ini berdampak pada ketuntasan belajar klasikal yang belum bisa terpenuhi. Tujuan dari
penulisan Best Practice ini adalah untuk: (1) menjelaskan bagaimana cara meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami sifat magnet, (2) menjelaskan bahwa dengan
menggunakan media silet dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat
magnet. Tahapan operasional pelaksanaannya (1) dimulai dengan menyajikan
pembelajaran yang tidak menggunakan media kemudian dilakukan test. (2) melaksanakan
kegiatan belajar mengajar untuk memahami sifat magnet dengan mengguanakn media
silet.. Melalui penggunaan media silet dalam kegiatan belajar mengajar dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat magnet.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan
metode diskusi dan informasi kurang membawa dampak yang optimal. Siswa
cenderung bercerita dengan temannya sendiri. Mereka bukan membahas tppik
yang sedang dibahas oleh gurunya. Topic yang sedang dibahas biasanya
diserahkan kepada ketua kelompok atau temannya yang dianggap lebih pintar
dari dirinya, sedangkan mereka tidak berani menyampaikan pendapatnya
kuatir pendapatnya dianggap salah atau menjadi bahan tertawaan temannya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
kurikulum 2013. Kompetensi dasar menerapkan konsep kemagnetan, induksi
elektromagnetik, dan pemanfaatan medan magnet dalam kehidupan sehari-
hari termasuk pergerakan/navigasi hewan untuk mencari makanan dan
migrasi dibahas pada kelas IX semester genap. Setelah pembahasan selesai
dan dilakukan test ternyata nilai ketuntasan belajar klasikal mencapai 70%.
Hal ini menunjukkan ada 30% siswa yang nilai testnya dibawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan kondisi riel tersebut, maka guru mengambil kesimpulan
kemampuan siswa memahami sifat magnet masih kurang. Untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami sifat magnet serta untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya dengan
menggunakan media pembelajaran. Menurut Hosnan (2014;110) guna
mencapai hasil belajar yang optimal, semua komponen dalam proses belajar
mengajar tidak boleh diabaikan. Salah satu komponen adalah penggunaan
media dalam pengajaran yang saling terkait dengan komponen lainnya dalam
mencapai tujuan pengajaran.
Permasalahan-permasalah tersebut bila disederhanakan sebagai berikut:
(1) Pemahaman siswa tentang sifat magnet belum optimal, (2) Kegiatan
belajar mengajar untuk membahas sifat magnet belum optimal, (3)
Penggunaan media pembelajaran belum optimal. Untuk itu penulis mengatasi

3
masalah tersebut dengan menggunakan media silet untuk memahami sifat
magnet.

B. Rumusan Masalah
Dengan penggunaan Media Silet, permasalahan yang terjadi pada sifat
magnet di SMP Negeri 1 Prambon dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat
magnet?
2. Apakah dengan menggunakan silet dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami sifat magnet?

C. Tujuan
Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk:
1. Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami sifat magnet.
2. menjelaskan bahwa dengan menggunakan media silet dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat magnet.

D. Manfaat
1. Bagi Kepala Sekolah Best Practice ini diharapkan dapat memberi
tambahan wawasan tentang salah satu inovasi pengelolaan sekolah.
2. Bagi Guru Best Practice ini diharapkan dapat menjadi motivasi sebagai
upaya untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
3. Bagi praktisi Best Practice ini diharapkan dapat menjadi khasanah
kekayaan intelektual untuk diimplementasikan.
4. Bagi pembaca pada umumnya Best Practice ini diharapkan menjadi
tambahan pengetahuan tentang kiat-kiat peningkatan mutu di suatu
sekolah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemampuan Siswa


Menurut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005;707) menjelaskan,
pengertian mampu adalah kesanggunan atau kecakapan, sedangkan
kemampuan adalah kecakapan dan kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu.
Pengertian kemampuan identik dengan pengertian kreativitas telah banyak
dikemukakan para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda, seperti
dinyatakan oleh Supriadi (2006;87) bahwa, setiap orang yang memiliki
kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Jadi kemampuan
siswa adalah kecakapan siswa dalam melaksanakan atau memahami sesuatu
yang ditargetkan guru kepadanya atau yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Pengertian Magnet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia magnet adalah setiap bahan
yang dapat menarik logam besi. Menurut siti Zubaidah dkk (2017;103) kata
magnet berasal dari bahasa Yunani dari kata magnitis lithos yang berarti batu
Magnesian. Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan
paramagnetik. Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk
pada kelompok benda feromagnetik, misal besi, baja, kobalt, dan nikel.
Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet termasuk pada kelompok benda
paramagnetik, misal magnesium, molibdenum, dan lithium. Benda-benda
yang tidak ditarik oleh magnet termasuk kelompok benda diamagnetik, misal
perak, emas, tembaga, dan bismut.
C. Pengertian Media
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. Sedangkan
menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media berasal dari bahasa
Latin dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Menurut S.
Hamidjoyo dalam Hosnan (2014;111) media pembelajaran adalah media yang

5
dalam penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan da nisi pemlajaran yang
dimaksud untuk mempertinggi kegiatan belajar mengajar dalam segi mutu.
Menurut Oemar Harmalik dalam Hosnan (2014;111) media pendidikan
adalah alat, metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka
mengaktifkan komunikasi dan integrasi guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran. Jadi media pengajaran adalah alat yang
digunakan sebagai perantara untuk membantu mempermudah komunikasi
antara guru dan siswa dalam pengajaran.
D. Pengertian silet.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia silet adalah : pisau berupa lempengan
baja kecil dan tipis, biasanya bermata dua (tanpa pegangan). Silet merupakan
benda yang tipis dan sangat tajam bermata dua sering digunakan untuk
mencukur rambut.

6
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Penulis menggunakan media silet untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami sifat magnet disebabkan :
1. Silet merupakan benda yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. Diharapkan dengan menggunakan silet siswa tidak kesulitan dalam
memperoleh silet. Silet sering digunakan oleh orang tua siswa untuk
merapikan rambut.
2. Silet merupakan benda yang mudah terapung maupun tenggelam didalam
air, tergantung posisinya di dalam air. Jika silet diletakkan pada posisi
berdiri di atas permukaan air, maka silet akan tenggelam. Dan bila silet
diletakkan pada posisi terlentang diatas permukaan air, maka silet akan
terapung di dalam air. Penulis menggunakan media silet untuk
memahami sifat magnet pada keadaaan posisi silet terapung di atas
permukaan air. Pada waktu silet terapung di atas permukaan air, maka
silet akan menunjukkan arah utara selatan bumi yang sebenarnya. Hal ini
membuktikan bahwa magnet dalam keadaan bebas selalu menunjukkan
arah utara selatan.
3. Silet sering dibawah oleh siswa ke sekolah yang digunakan untuk meraut
pensilnya. Meskipun silet sudah pernah dipakai untuk meraut pensil atau
untuk mencukur rambut, tetap bisa digunakan sebagai media
pembelajaran.
4. Mempunyai luas permukaan yang besar sehingga mudah ditandai. Pada
waktu silet diletakkan di atas permukaan air, bagian silet yang
menunjukkan arah utara ditandai dengan huruf U menggunakan tipe ex.
Sedangkan bagian silet yang menunjukkan arah selatan ditandai dengan
huruf S. jika ujung silet yang ada tandanya U kita letakkan di permukaan
atas air, kemudian kita memegang silet yang ada tandanya U, maka silet
yang ada di atas permukaan air akan menjauh. Jika ujung silet yang
bertanda U kemudian kita memegang silet yang ada tandanya S, maka

7
ujung silet yang bertanda huruf U akan bergerak mendekat. Hal ini
menunjukkan sifat magnet jika kutub magnet yang sejenis saling
didekatkan akan tolak menolak dan kutub magnet yang tidak sejenis
saling didekatkan akan tarik menarik. Berarti silet bisa digunakan
sebagai media pengajaran untuk memahami sifat magnet.

B. Dampak yang dicapai setelah menggunakan media silet.


a. Ada kenaikan nilai rata-rata test siswa.
Pada waktu dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam
memahami sifat magnet rata-rata nilai test siswa adalah 61. Setelah
kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan media silet
ada kenaikan rata-rata nilai test siswa. Rata-rata nilai test siswa menjadi
77.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa
Menurut Hasibuan dalam Imam Wahyudi (2012;100) motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan. Dengan
menggunakan media semakin meningkatkan semangat siswa dalam
memahami sifat magnet.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
metode eksperimen membuat penasaran siswa. Rasa ingin tahu siswa
bertambah, haal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Belajar konstektual.
Kegiatan belajar mengajar yang hanya memahami sesuatu yang
bersumber dari buku membuat anak menjadi cepat bosan. Jika guru
mencoba kreativ menyajikan pengajaran dengan menggunakan media,
maka kegiatan pengajaran menjadi lebih menarik, disebabkan siswa
belajar hal yang kongkret. Siswa bisa lebih kongkret dalam memahami
sifat magnet.

8
d. Meningkatkan daya ingat siswa
Apa yang dialami siswa akan tertanam pada memorinya dalam
jangka panjang (long term memory). Kegiatan belajar mengajar yang
disampaikan menggunakan media dapat meningkatkan daya ingat siswa.

C. Kendala-kendala yang terjadi didalam menerapkan Media


1. Mudah melukai.
Silet mempunyai mata dua dan daya potong yang tajam, dikawatirkan
penggunaan silet yang kurang hati-hati dapat melukai siswa.
2. Ada keterbatasan
Jika permukaan silet sudah basah, maka untuk membuat silet terapung di
atas permukaan air harus dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini dapat
dilakukan siswa dengan cara mengelap silet menggunakan kain atau tissue
agar permukaan siletnya menjadi kering. Setelah permukaan silet sudah
kering, maka percobaan sudah bisa dimulai lagi.
3. Siswa malas membawa silet
Ada beberapa siswa yang sering meremehkan perintah guru, akibatnya pada
saat percobaan akan dimulai siswa tersebut mengalami kesulitan,
disebabkan tidak membawa media silet

D. Faktor-faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung dalam melaksanakan Best Praktice ini adalah:
1. Kepala sekolah ingin meningkatkan prestasi sekolah dengan cara
mendorong kinerja guru dalam mengajar. Jika kinerja guru meningkat,
maka siswa akan semangat belajar. Sudah pasti nilai siswa akan naikst
2. 100% guru SMPN 1 prambon menginginkan siswanya berprestasi
3. 70% siswa SMPN 1 Prambon ingin melanjutkan di sekolah negeri. Siswa
SMP Negeri 1 Prambon jika ditanya gurunya setelah lulus sekolah hendak
melanjutkan kemana? Sebagian besar siswa ingin melanjutkan ke SMA
Negeri maupun SMK Negeri.
4. Peran orang tua dan masyarakat semakin meningkat. Orang tua dan wali
murid memberikan dukungan yang besar bagi prestasi anaknya.

9
E. Alternatif Solusi
Beberapa solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi di dalam
melaksanakan penggunaan media silet dalam memahami sifat magnet di SMP
Negeri 1 Prambon sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi permasalahan silet yang mudah melukai siswa, , penulis
meminta agar siswa berhati-hati dalam menggunakan silet. Tidak bergurau
dengan temannya pada saat melaksanakan percobaan.
2. Untuk keterbatasan silet yang menyatakan bahwa setelah dipakai silet akan
basah, dapat dilakukan dengan cara guru menyediakan tissue atau kain
untuk mengelap silet basah.
3. Untuk mengatasi sifat siswa yang sering mengabaikan perintah guru, dapat
dilakukan dengan cara menyediakan silet di koperasi sekolah. sehingga
siswa yang tidak membawa silet dapat dengan mudah membeli dikoperasi
sekolah.

10
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Paparan Best Practice ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media silet dapat meningkatkan siswa memahami sifat magnet. Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai rata-rata test siswa ada kenaikan yang signifikan.
Dari sebelumnya yang rata-rata nilai testnya 61. Setelah pengajaran
menggunakan media silet rata-rata nilai testnya menjadi 77.

B. Rekomendasi Operasional untuk Implementasi


Realita yang terjadi dengan bukti rata-rata nilai test siswa tentang sifat
magnet di SMP Negeri 3 Prambon, maka penulis merekomendasi apabila
mengimplementasikannya sebagai berikut:
a. Menggunakan media silet dalam memahami sifat magnet. Jika
laboratorium IPA sekolah belum mempunyai kompas hendaknya dalam
pengajaran sifat magnet hendaknya menggunakan media.
b. Menyediakan refanol dan betadine, dan kapas dikawatirkan ada siswa
yang terluka pada saat melaksanakan percobaan.
c. Tidak menggunakan jari tangan dalam mengambil silet yang tenggelam
tetapi menggunakan pensil untuk mengambil silet yang tenggelam
demokratis.

11
DAFTAR RUJUKAN
Kamus Besar Bahasa Indonesia

Hosnan. M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Wahyudi. Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru.Jakarta: Prestasi


Pustakaraya

12

Anda mungkin juga menyukai