Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering
disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik
maupun segala kemampuan anak sedang berkembang cepat. Pada anak usia
Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemampuan anak akan sangat
terlihat. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan
pesat adalah kemampuan motoriknya. Perkembangan motorik ini erat
kaitannya dengan perkembangan motorik di otak. Di TK Mutiara Bunda
Kalibagor terlihat dalam perkembangan motorik anak tidak hanya hasil
karya saja yang baik tetapi lebih tertuju pada proses perkembangan
motoriknya yang berkembang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pada
saat kegiatan belajar mengajar terlihat ada beberapa anak yang
perkembangan motoriknya belum mencapai kematangan yaitu anak belum
bisa memegang pensil dengan benar.
Pendidikan AUD pada hakikatnya ialah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Perkembangan motorik
anak usia TK terdiri dari perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
Hal ini telah diatur dalam permendikbud RI no-137/tahun 2014 tentang
standar nasional pendidikan AUD pada bab III terkait”Standar Tingkat
pencapaian Perkembangan Anak”. Kita lihat pada zaman modern sekarang
ini penggunaan teknologi canggih pada AUD mulai meningkat, Hal ini
dapat memicu anak kurang banyak melakukan aktifitas gerak. Jika hal ini
terjadi secara terus menerus maka perkembangan motorik anak tidak
berkembang dengan baik.

1
2

Perkembangan anak mempunyai pola tertentu sesuai dengan garis


waktu perkembangan. Setiap anak berbeda perkembangannya dengan anak
yang lain, ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu kegiatan dalam
pembelajaran harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat kesulitannya
dengan kelompok usia anak (Suyadi, 2013: 33). Adanya suatu pemahaman
yang benar terhadap perkembangan anak usia dini merupakan hal mendasar
untuk memfasilitasi dan merancang suatu pembelajaran yang sesuai dengan
usia maupun kebutuhan anak.
Berdasarkan ujraian latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran motorik
anak yaitu sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa belum optimal;
2. Rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar;
3. Pembelajaran motorik anak belum mewujudkan kondisi pembelajaran
yang dinamis dan bermakna;
4. Metode cara memegang pensil dengan benar belum diterapkan dalam
pembelajaran motorik anak.
Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga
tidak mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan
terselesaikan semua. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan
memfokuskan masalah sehingga yang diteliti lebih fokus. Adapun ruang
lingkup dan fokus masalah yang dikaji dalam penelitian tindakan ini
adalah peningkatan cara memegang pensil dengan benar melalui
kegiatan memasangkan kancing baju bagi siswa TK Mutiara Bunda.
Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran motorik anak.
Adapun judul penelitian yang diambil adalah: “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Memegang Pensil Dengan Benar Melalui Kegiatan
memasangkan Kancing Baju Pada Anak Kelompok B TK Mutiara Bunda
Kalibagor.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah melalui kegiatan memasangkan kancing baju dapat
meningkatkan upaya mengatasi anak yang belum bias memegang pensil
dengan benar bagi siswa TK Murtiara Bunda Kalibagor?
2. Bagaimana meningkatkan cara memegang pensil dengan benar melalui
kegiatan memasangkan kancing baju bagi siswa TK Mutiara Bunda
Kalibagor?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan memgang pensil dengan benar
melalui penerapan kegiatan memasangkan kancing baju.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan kemampuan memegang pensil dengan benar
melalui kegiatan memasangkan kancing baju bagi siswa TK
Mutiara Bunda Kalibagor.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan
memegang pensil dengan benar melalui penerapan metode
memasangkan kancing baju bagi siswa TK Mutiara Bunda
Kalibagor.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan tentang
kemampuan memgang pensil dengan benar pada kegiatan motorik halus
anak khususnya.
4

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
memegang pensil dengan benar bagi siswa dalam pembelajaran
motorik halus anak.
b. Bagi guru
1) Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang bisa menumbuhkan ketertarikan dan keaktifan siswa;
2) Dapat memotivasi guru untuk menerapkan metode memasangkan
kancing baju dalam upaya mewujudkan situasi pembelajaran
yang dinamis dan bermakna.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
sekolah tentang model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Pengertian Cara Memegang pensil dengan
Benar ( Motorik Halus)
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu (tangan dan jari-jari) dan
dipergunakan untuk mengenal lingkungan.Pengertian motorik halus
menurut Dini P dan Daeng Sari (1996: 72) motorik halus adalah aktifitas
motorik yang melibatkan aktifitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini
menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang
baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan
dalam gerak.
Sedangkan Kartini Kartono (1995: 83) motorik halus adalah
ketangkasan, ketarampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta
penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah.
Selanjutnya Sumantri (2005: 143) mengatakan “bahwa
keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Kontrol
tangan dimulai dari bahu yang menghasilkan gerak yang kasar, menjadi
gerak siku yang baik akhirnya pergerakan tangan dan jari.
Berrdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa motorik
halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang
melibatkan tangn, jari, pergelangan tangan dan jari-jari. Gerakan
mengambil dimulai dari mengambil dengan genggaman seluruh tangan
kemudian menggunakan jari jari untuk melakukan menjumput dengan
jari-jari.
2. Pengertian Memasang Kancing Baju
Sebagai Media Pembelajaran
6

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk


jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi disebut
5
media (Diknas: 2009) Pengertian media belajar dalam kajian tulisan ini
berkaitan dengan proses belajara mengajar, sebab dalam proses belajar
mengajar tidak akan bias menghapuskan penggunaan media.
Sesuai maksud tersebut Arif Sadiman (2008: 7) media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
Sementara itu Rayanda Asyar (2012: 8) mengemukan bahwa
“Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”
Sedangkan menurut Lafif (2013: 152), media pembelajaran yang
dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini adalah “Segala sesuatu yang
dapat dijadikan bahan (software) dan alat (hardware) untuk bermain yang
membuat anak usia dini mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan menentukan sikap”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
Media pembelajaran didalam proses pembelajaran dapat memperjelas
pesan dan informasi kepada anak. Penggunaan media pembelajaran yang
menarik dan berfariasi pada PAUD dapat meningkatkan keaktifan anak
sehingga mengatasi sifat pasif pada anak. Karena pembelajaran anak usia
dini dinilai dari hasil proses melainkan proses yang dijalani anak
sehingga pembelajaran dikemas dengan menggunakan media
pembelajaran yang disesuikan dengan setiap tema yang telah ditentukan
sehingga anak akan lebih mudah memahami setiap kegiatan
pembelajaran dalam pengembangan aspek.
3. Hubungan antara memegang pensil dengan
benar dengan kegiatan memasang kancing baju
7

Grakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-


bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan
tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan
yang cermat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK antara lain
adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan
menutup risleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian serta
makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.
Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan
motoric anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih keterampilan
yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan lompat tali
(skipping) atau melompat-lompatdengan bola besar (hoping). Sedangkan
anak laki-laki lebih senang melatih keterampilan melempar, menangkap
dan menendang bola atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan
kekuatan. Anak laki-laki juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan
yang melatih keterampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan
lebih suka pada keterampilan motorik halus.
Guru mempunyai peran penting dalam pengembangan fisik motorik
anak yang dapat dilakukan melalui bermain. Guru juga berperan dalam
menumbuhkan minat anak terhadap berbagai kegiatan motorik anak seperti
berbagai jenis olah raga, menggambar, melipat kertas atau membuat kalung
dari berbagai bahan. Guru dapat membantu mengembangkan minat dan rasa
percaya diri anak dan perasaan mampu melakukan berbagai kegiatan fisik
motoric yang sesuai untuk anak. Guru juga bertanggung jawab dalam
membantu mengembangkan keterampilan motorik anak TK dengan cara
merencanakan dan mengatur secara baik lingkungan belajar dan proses belajar
anak untuk mencapai tujuan pengembangan motoric anak di TK.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa gerakan motorik halus anak menggunakan otot-
8

otot halus yang melibatkan tangan dan jari jemari serta pergelangan tangan.
Sementara itu media pembelajaran merupakan peralatan pembawa pesan
(wahana) dari pesan yang oleh sumber (guru) yang ingin di teruskan kepada
penerima pesan (murid). Hal ini tampak dalam kegiatan memasangkan
kancing baju untuk meningkatkan kemampuan memegang pensil dengan
benar.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui

skema sebagai berikut:

Metode memasangkan Banyak siswa yang


KONDISI
kancing baju belum belum mencapai
AWAL
diterapkan dalam memegang pensil
pembelajaran motoric dengan benar yang
halus memuaskan dalam
pembelajaran

SIKLUS I :
Menggunakan Memanfaatkan
TINDAKAN metode metode
memasangkan memasangkan
kancing baju dalam kancing baju
pembelajaran dengan cara praktek
motoric halus memakai baju

SIKLUS II :
Memanfaatkan
metode
memasangkan
Diduga penggunaan
kancing baju dengan
metode memasangkan
cara mencocok baju
KONDISI kancing baju akan
AKHIR meningkatkan prestasi
belajar anak

Gambar 2.1 Kerangka berfikir


9

Kerangka berfikir tersebut di atas, secara singkat dapat dijelaskan


sebagai berikut:
1. Banyak siswa TK Mutiara Bunda Kalibagor yang belum mencapai
memgang pensil dengan benar yang memuaskan dalam pembelajaran
motorik halus,
2. Untuk meningkatkan kemampuan memgang pensil dengan benar pada
siswa maka perlu dilakukan tindakan melalui penggunaan metode
memasangkan kancing baju;
3. Dengan menggunakan metode memasangkan kancing baju maka
diharapkan meningkatkan kemampuan memegang pensil dengan benar
pada siswa sehingga prestasi belajarnya dalam pelajaran motorik halus
dapat meningkat.

C. Hipotesis Tindakan
“Metode memasangkan kancing baju dapat meningkatkan kemampuan
memegang pensil dengan benar pada siswa TK Mutiara Bunda semester II
tahun pelajaran 2019-2020”.
10

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B Taman
Kanak-kanak Mutiara Bunda Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas,
dengan jumlah siswa sebanyak 17 anak yang terdiri dari 9 anak laki-laki
dan 8 anak perempuan.
2. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Mutiara
Bunda, yang berlokasi di Perumahan Bukit Kalibagor Indah Rt 05 Rw 07
Desa Kalibagor Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun
Pelajaran 2019-2020 dari siklus I pada tanggal 27 dan 29 April 2020 dan
siklus II pada tanggal 4 dan 6 Mei 2020 dan masing-masing siklus
dilaksanakanakan dalam 2 kali pertemuan dengan kegiatan sebagai
berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Siklus I

No Pertemuan Jadwal Pelaksanaan


1 I Senin, 27 April 2020
2 II Rabu, 29 April 2020

Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Siklus II

No Pertemuan Jadwal Pelaksanaan


1 I Senin, 4 Mei 2020
2 II Rabu, 6 Mei 2020

10
11

Dan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian yaitu


pada bulan April 2020. Jadwal penelitian tindakan kelas dapat disajikan
pada tabel berikut:

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan PKP

No Jenis Kegiatan April Mei


1 Penyusunan proposal penelitian  _
2 Pengkajian dan persiapan  _
3 Pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian  
4 Pengolahan dan analisis data  
5 Penyusunan laporan _ 
6 Penyerahan laporan _ 

4. Karakteristik Siswa
Karakteristik perkembangan Siswa berbeda-beda kelompok B
Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda dengan rata-rata usia 5-6 tahun
adalah siswa sudah cukup mampu:
a. Menempel;
b. Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar);
c. Mencoblos kertas dengan pensil atau spidol;
d. Makin terampil menggunakan jari tangan(mewarnai dengan rapi);
e. Mengancingkan kancing baju;
f. Melipat kertas;
g. Menarik garis lurus, lengkung dan miring;
h. Menggambar dengan gerakan naik turun bersambung (seperti gunung
atau bukit);
i. Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi.

Secara umum Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda berasal dari


keluarga yang berkecukupan dan berasal dari keluarga yang baik-baik,
sebagian ada yang jadi pegawai negeri ada juga yang berdagang dan
bertani.
12

B. Deskripsi Per Siklus


Perencanaan Siklus I dan siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 27
dan 29 April 2020, dan tanggal 4 dan 6 Mei 2020, masing-masing akan
dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan (playing), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflekting). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

1. Kemampuan mengancingkan
baju agak meningkat.
2. Kemampuan mengancingkan
baju meningkat

Gambar 3.1
Tahap-tahap dalam PTK

1. Siklus I
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
1. Menyusun RKH siklus 1;
2. Membuat lembar observasi;
13

3. Mempersiapkan media pembelajaran untuk kegiatan


memasangkan kancing baju.
b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan selama 3
hari yaitu hari senin dan Rabu tanggal 27 dan 29 April 2020. Hal ini
terangkum dalam pelaksanaan rencana kegiatan harian (RKH) sebagai
berikut:
1) Rencana Kegiatan Harian Ke 1
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai salam, berdoa, bernyanyi
dengan judul “Baju Baru” dilanjutkan dengan bercakap-cakap
tentang pakaian.
b) Kegiatan Inti
Setelah kondisi kelas kondusif, peniliti membagi anak
menjadi tiga kelompok dan peneliti mengenalkan kegiatan dan
aturan yang akan digunakan.
Siswa mengamati alat dan bahan yang disediakan oleh
guru lalu siswa menyebutkan benda-benda yang ada di atas
meja dan menghitungnya.
Kemudian siswa melakukan 3 perintah yang disampaikan
oleh guru yaitu mewarnai gambar baju, menghitung jumlah
gambar baju dan memasang kancing baju.
c) Kegiatan Akhir/Penutup
Dan dilanjutkan dengan berdiskusi kegiatan apa yang
sudah dimainkan hari ini, menanyakan perasaan hari ini, lalu
guru menginformasikan kegiatan untuk esok hari, berdoa,
salam lalu pulang.
2) Rencana Kegiatan Harian Ke 2
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai salam, berdoa, dilanjutkan
praktek sholat “Sholat maghrib”
14

b) Kegiatan Inti
Setelah kondisi kelas kondusif, peniliti membagi
anak menjadi tiga kelompok dan peneliti mengenalkan alat
dan bahan yang akan digunakan.
Siswa mengamati alat dan bahan yang disediakan
oleh guru lalu siswa diajak guru untuk menunjukan gambar
yang diminta oleh guru kemudian menghubungkann tulisan
sederhana dengan simbol yang melambangkannya.
Dan kemudian siswa menggambar Kotak menjadi
bentuk baju, memasang kancing baju.
c) Kegiatan Akhir/penutup
Dan dilanjutkan dengan berdiskusi kegiatan apa
yang sudah dilakukan hari ini, menyanyikan lagu “Baju
baru” lalu guru menginformasikan kegiatan untuk esok
hari, berdoa, salam lalu pulang.
c. Pengamatan Tindakan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada hari pertama, dan
dan kedua untuk mengevaluasi permasalahan 17 siswa kelompok B
Taman Kanak-kanak Mutiara Bunda Kalibagor melalui kegiatan
memasang kancing baju dengan cara mengamati keaktifan masing-
masing siswa dalam kegiatan tersebut, untuk dijadikan
pertimbangan dalam mengambil kesimpulan tentang kegiatan
proses pembelajaran
d. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran memasangkan
kancing baju maka peneliti melakukan pembahasan mengenai hasil
evaluasi dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Setelah selesai melakukan tindakan peneliti menganalisa data
mengenai proses, masalah, hambatan, kekurangan untuk dapat
mengimplementasikan rancangan tindakan selanjutnya. Hasil
15

belum memuaskan maka akan diperbaiki dan dilaksanakan pada


siklus ke II.

2. Siklus II
a. Rencana Perbaikan Siklus II
1. Mengadakan diskusi rencana kegiatan antara peneliti dan guru;
2. Menentukan langkah tindakan perbaikan;
3. Mengidentifikasi permasalahan kemampuan memegang pensil
dengan benar untuk memotivasi anak agar bisa meningkatkan
perkembangan motorik halusnya;
4. Menyusun RKH;
5. Membuat lembar observasi;
6. Mempersiapkan media pembelajaran untuk kegiatan mencocok dan
menempel gambar baju.

b. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II


Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan 3
hari berturut-turut mulai hari Senin dan Rabu tanggal 4 dan 6 Mei
2020, yang terangkum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH)
sebagai berikut :
1) Rencana Kegiatan Harian Ke 1
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai salam, berdoa, menghafal doa
berpakaian” bertepuk dengan tiga pola “Tepuk Semangat” lalu
bercakap-cakap tentang fungsi pakaian.

b) Kegiatan Inti
16

Setelah kondisi kelas kondusif, peniliti membagi anak


menjadi tiga kelompok dan peneliti mengenalkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
Siswa mengamati alat dan bahan yang disediakan oleh
guru lalu siswa diajak guru untuk mencocok dan menempel
gambar baju. Dilanjutkan dengan menggambar baju lalu
diwarnai. Dan kemudian menarik garis sesuai gambar dan
tulisannya.
c) Kegiatan Akhir/penutup
Dan dilanjutkan dengan berdiskusi kegiatan apa yang
sudah dilakukan hari ini, lalu guru menginformasikan kegiatan
untuk esok hari, berdoa, salam lalu pulang.
2) Rencana Kegiatan Harian Ke 2
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai salam, berdoa, menghafal waktu-
waktu sholat dan jumlah rokaatnya dengan nyanyian, adzan dan
iqomah, bertepuk tangan “Tepuk Wudlu” di lanjutkan praktek
sholat (sholat subuh).
b) Kegiatan Inti
Setelah kondisi kelas kondusif, peniliti membagi anak
menjadi tiga kelompok dan peneliti mengenalkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
Siswa mengamati alat dan bahan yang disediakan oleh
guru lalu siswa diajak guru untuk menyebutkan bentuk-bentuk
geometri dan menirukan tulisan dibawah gambar geometri. Dan
kemudian menggambar bentuk baju dan di warnai dengan
bermacam-macam warna.

c) Kegiatan Akhir/penutup
17

Dan dilanjutkan dengan berdiskusi kegiatan apa yang


sudah dilakukan hari ini, guru menginformasikan kegiatan untuk
esok hari, berdoa, salam lalu pulang.

c. Pengamatan Tindakan Pembelajaran Siklus II


Pengamatan pada siklus II ini dilakukan oleh peneliti pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati relatif sama
dengan siklus I yaitu pelaksanaan proses belajar mengajar, keaktifan
siswa selama kegiatan pembelajaran tersebut dan pengelolaan kegiatan
perbaikan berlangsung.

d. Refleksi Siklus II
Dari data yang diperoleh, analisa dan diketahui semua tujuan
perbaikan pembelajaran telah tercapai sesuai kriteria yang ditetapkan
peneliti.
Berarti upaya perbaikan pembelajaran meningkatkan
kemampuan memegang pensil dengan benar melalui kegiatan
memasangkan kancing baju pada siklus II sudah berhasil.

C. Teknik Analisis Data


1. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara
antara guru dengan guru atau guru dengan teman sejawat, boleh juga
dengan orang lain.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari absen atau kehadiran anak di
sekolah dan hasil penelitian anak, evaluasi, kegiatan lembar kerja anak
yang sudah dikumpulkan.

2. Teknik Pengumpulan Data


18

a. Kegiatan
Kegiatan dengan cara melakukan pengamatan perilaku
pembiasaan anak yang belum optimal.
b. Data dan cara pengumpulannya
Data yang dikumpulkan berupa data tes, artinya data yang
diperoleh dari lembar kerja anak dan juga hasil observasi

BAB IV
19

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus


1. Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti telah mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian beserta
skenario perbaikan yang mencakup langkah-langkah perbaikan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan anak didik. Peneliti juga
mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan perbaikan
dan melakukan koordinasi dengan supervisor 2. RKH yang telah
dipersiapkan untuk 2 hari tersebut, telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak dengan tujuan perbaikan pembelajaran
melalui cara memasang kancing baju.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut
sebagai berikut:
A. Hari Pertama : Senin, 27April 2020
B. Hari Kedua : Rabu, 29 April 2020
Peneliti melaksanakan skenario dan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
dengan dibantu supervisor 2. Skenario dibuat untuk merencanakan
dengan sistematis dan jelas langkah-langkah perbaikan kegiatan
pengembangan yang peneliti lakukan dengan RKH yang telah peneliti
susun. Mulai dari kegiatan pengembangan 1 (pembukaan), kegiatan
pengembangan 2 (inti) dan kegiatan pengembangan 3 (penutup).
Adapun skenario dan RKH perbaikan dijabarkan sebagai berikut:

SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan memegang pensil
dengan benar melalui kegiatan memasangkan
kancing baju
Siklus :1
19
20

Hari/Tanggal : Senin/27 April 2020


Hal yang diperbaiki :
A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Judul kegiatan : Bercakap-cakap tentang pakaian
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
b. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menerangkan tentang pakaian
b. Guru meminta anak menyanyi lagu “Baju Baru”
B. Kegiatan Pengembangan 2 (inti)
1. Judul kegiatan : Memasang kancing baju
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
c. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menerangkan tentang cara memasang kancing baju
b. Guru meminta anak untuk mempraktekkannya
c. Guru mengamati siswa yang aktif
C. Kegiatan Pengembangan 3 (Penutup)
1. Judul kegiatan : Memasang kancing baju
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
b. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menanyakan tentang kegiatan hari ini
b. Guru menanyakan tentang perasaan selama hari ini
c. Guru mengamati dan mengevaluasi anak
21

SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan memegang pensil
dengan benar melalui kegiatan memasangkan
kancing baju
Siklus :1
Hari/Tanggal : Rabu/29 April 2020
Hal yang diperbaiki/ :
A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Judul kegiatan : Membaca doa berpakaian
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
b. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menerangkan tentang doa berpakaian
b. Guru meminta anak untuk menirukannya
B. Kegiatan Pengembangan 2 (inti)
1. Judul kegiatan : Menggambar baju
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang duduk rapi pada masing –masing
kursi
b. Pengorganisasian anak :
C. Kegiatan Pengembangan 3 (Penutup)
1. Judul kegiatan : Menyanyikan lagu “Baju Baru”
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang :
b. Pengorganisasian anak :
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru mengamati anak yang aktif
b. Guru menyampaikan pesan moral
22

c. Guru mengevaluasi dengan tanya jawab


Adapun pelaksanan perbaikan juga berdasarkan Rencana Kegiatan
Harian berikut ini :
RENCANA KEGIATAN HARIAN 1
A. Pembukaan
1. Berbaris, masuk kelas, salam, berdoa
2. Menyanyi lagu “Baju Baru”
3. Bercakap-cakap tentang pakaian
B. Kegiatan Inti
1. Mewarnai gambar baju
2. Menghitung jumlah gambar baju
3. Memasang kancing baju
C. Penutup
1. Menanyakan perasaan hari ini
2. Menanyakan kegiatan hari ini
3. Pesan-pesan
4. Berdoa selesai belajar

RENCANA KEGIATAN HARIAN 2


A. Pembukaan
1. Berbaris, masuk kelas
2. Berdoa dan lagu pengatar
3. Membaca dan berpakaian
B. Kegiatan Inti
1. Mencocok dan menempel gambar baju
2. Menggambar baju
3. Menanti garis sesuai gambar dan tulisannya
C. Penutup
1. Menanyakan perasaan hari ini
2. Menanyakan kegiatan hari ini
3. Pesan-pesan
23

4. Berdoa selesai belajar


c. Pengamatan / Observasi
Pada waktu pelaksanan tindakan guru melakukan pengamatan dengan
mengevaluasi pembelajaran melalui kegiatan memasang kancing baju
untuk pengembangan aspek motorik halus anak. Hasil yang diperoleh
selama 2 hari penelitian diseklus 1 ini dari 17 anak yang mampu baru 5
anak yang lainya masih kurang dan belum mampu melakukan kegiatan.
Hal ini disebabkan karena anak masih ragu dan kurang percaya diri.
Tabel 4.1
Kemampuan anak didik siklus I
Hasil Siklus
No Nama Anak Didik
● √ ○
1 Adeeva Lituhayu ●
2 Ayu Putri Azhari ○
3 Belva Widya Namira ●
4 Cantika Fajar Mentari √
5 Fahlavi Arfa Nurrahman ○
6 Humaira Nafi Santoso ○
7 Kamila Izatunnisa ●
8 M. Azzam Oktavianto ●
9 M. Haikal Laksana √
10 M. Raffa Yusran ●
11 M. Wilda Sutopo ○
12 Naura Izztunnisa √
13 Raditya Naufal DA ○
14 Shahila Issa El Azizie ●
15 Kuais Al Qorni ●
16 Zaky Nevan Al Fabian √
17 Zalfa Almaira Setianto ●
JUMLAH 8 4 5
● : Anak didik mampu
√ : Anak didik kurang mampu
○ : Anak didik belum mampu

Adapun rekapitulasi penilaian kemampuan anak dalam memasangkan


kancing baju dapat dibuat tebel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Penilaian anak dalam memasang kancing baju
24

Kriteria Penilaian
Kegiatan
No Mampu Kurang Mampu Belum Mampu
Pembelajaran
Jml % Jml % Jml %
1 Pra Siklus 5 29 6 35 6 35
2 Siklus 1 8 47 4 23 5 20

Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan


anak didik pra siklus dan siklus 1, pada pra siklus anak yang sangat
mampu hanya 5 anak (29%), mampu 6 (35%) dan belum mampu 6 (35%).
Pada siklus 1 terjadi peningkatan, anak sangat mampu 8 (47%), anak
mampu 4 (23%) dan belum mampu 5 (29%).
Berikut ini peneliti sajikan kemampuan anak memasangkan kancing
baju dalam bentuk diagram.

8
7
6
5
4 Mampu
3 Kurang Mampu
2
1 Belum Mampu
0
Pra Siklus I
Siklus

Gambar Grafik 4.1


Diagram batang kemampuan anak siklus I

d. Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus 1, peneliti bersama observasi
melakukan diskusi membahas pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus 1
belum mencapai indikator perbaikan pembelajaran sehingga perbaikan
pembelajaran dilakukan pada siklus ke 2. Berdasarkan analisis data
kemampuan anak yang dicapai pada siklus 1 yaitu anak sangat mampu 8
(47%), anak mampu 4 (23%) dan anak belum mampu 5 (29%) dari 17
25

anak. Sesuai dengan batas minimal yang ditetapkan sekolah belum


tercapai, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 2, yaitu guru
menambah variasi dalam pembelajaran dan membimbing anak yang belum
mampu.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan refleksi pada kegiatan siklus 1 peneliti kembali
menyusun rencana kegiatan harian (RKH) beserta skenario perbaikan
yang akan dilaksanakan pada kegiatan siklus 2. Peneliti juga
mengadakan diskusi supervisor 2 tentang langkah tindakan lanjutan dari
siklus 1 diantaranya yaitu mengidentifikasi anak agar tidak ragu dan
lebih percaya diri serba lebih mandiri agar perkembangan lebih optimal.
b. Pelaksanan
Kegiatan perbaikan dilaksanakan selama 2 hari dengan jadwal sebagai
berikut :
1. Hari Pertama : Senin, 4 Mei 2020
2. Hari Kedua : Rabu, 6 Mei 2020
SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan memegang pensil
dengan benar melalui kegiatan memasang kancing
baju
Siklus :2
Hari/Tanggal : Senin /4 Mei 2020
Hal yang diperbaiki:
A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Judul kegiatan : Mengenal fungsi Pakaian
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
b. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
26

3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menerangkan macam-macam fungsi pakaian
b. Guru melakukan tanya jawab seputar fungsi pakaian
c. Guru mengamati anak yang aktif

B. Kegiatan Pengembangan 2 (inti)


1. Judul kegiatan : Melipat baju
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : anak duduk di kursi dengan rapi
b. Pengorganisasian anak : anak duduk di kursi masing-masing
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menyampaikan cara melipat baju
b. Guru meminta anak menirukannya
c. Guru mengamati anak yang aktif

C. Kegiatan Pengembangan 3 (Penutup)


1. Judul kegiatan : Menanyakan kegiatan hari ini
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang :
b. Pengorganisasian anak :
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menanyakan kegiatan hari ini
b.Guru menanyakan perasaan hari ini
c. Guru menilai akan yang aktif

SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan memegang pensil
dengan benar melalui kegiatan memasang
kancing baju
Siklus :2
Hari/Tanggal : Rabu/6 mei 2020
Hal yang diperbaiki:
27

A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)


1. Judul kegiatan : Bercakap-cakap tentang fungsi pakaian
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : ruang sudah sesuai dengan posisi guru
sebagai sentral
b. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menerangkan tentang fungsi pakaian
b. Guru meminta anak untuk menyebutkannya
B. Kegiatan Pengembangan 2 (inti)
1. Judul kegiatan : Mewarnai tehnik Usap Abur
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang : anak duduk di kursi dengan rapi
b. Pengorganisasian anak : anak duduk di kursi masing-masing
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menjelaskan langkah teknik mewarnai usap abur
b. Guru meminta anak untuk memperhatikannya
c. Guru mengamati anak yang aktif

C. Kegiatan Pengembangan 3 (Penutup)


1. Judul kegiatan : Menanyakan kegiatan hari ini
2. Pengelolaan kelas :
a. Penataan ruang :
b. Pengorganisasian anak :
3. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru menanyakan kegiatan hari ini
b. Guru menanyakan perasaan hari ini
c. Guru menilai akan yang aktif

RENCANA KAGIATAN HARIAN


A. Pembukaan
28

1. Berbaris, masuk kelas


2. Berdoa dan lagu pengantar
3. Bercakap-cakap tentang fungsi pekarjaan
B. Kegiatan Inti
1. Menggambar baju
2. Menghitung jumlah gambar baju
3. Melipat bentuk baju
C. Penutup
1. Menanyakan kegiatan hari ini
2. Menanyakan perasaan hari ini
3. Pesan-pesan
4. Berdoa selesai belajar

RENCANA KEGIATAN HARIAN 2


A. Pembukaan
1. Berbaris masuk kelas
2. Berdoa dan lagu pengatar
3. Bercakap-cakap tentang fungsi pakaian
B. Kegiatan Inti
1. Mewarnai usap abur gambar baju
2. Menarik garis sesuai gambar
3. Menggambar menjadi bentuk baju
C. Penutup
1. Menanyakan kegiatan hari ini
2. Menanyakan perasaan hari ini
3. Pesan-pesan
4. Berdoa selesai belajar

c. Observasi
Pada siklus 2 ini pengamatan dilakukan oleh observasi selama
proses pembelajaran berlangsung. Meliputi pelaksanaan dan pengelolaan
29

kegiatan belajar mengajar (KBM) serta keefektifan anak selama kegiatan


pembelajaran. Observasi mengamati bahwa terjadi peningkatan minat
anak dalam menyelesaikan kegiatan dari guru. Dari 17 anak, hanya 2 saja
yang belum mampu mandiri dalam menyelesaikan tugas dari guru.
Hasil Siklus
No Nama Anak Didik
● √ ○
1 Adeeva Lituhayu ●
2 Ayu Putri Azhari ●
3 Belva Widya Namira ●
4 Cantika Fajar Mentari ●
5 Fahlavi Arfa Nurrahman ●
6 Humaira Nafi Santoso √
7 Kamila Izatunnisa ●
8 M. Azzam Oktavianto ●
9 M. Haikal Laksana ●
10 M. Raffa Yusran ●
11 M. Wilda Sutopo ○
12 Naura Izztunnisa ●
13 Raditya Naufal DA √
14 Shahila Issa El Azizie ●
15 Kuais Al Qorni ●
16 Zaky Nevan Al Fabian ●
17 Zalfa Almaira Setianto ●
JUMLAH 14 2 1
Tabel 4.3
Kemampuan anak didik siklus II
● : Anak didik mampu
√ : Anak didik kurang mampu
○ : Anak didik belum mampu
Adapun rekapitulasi penilaian kemampuan anak dalam menyelesaikan kegiatan
tertuang dalam tabel berikut ini:

Kriteria Penilaian
No Tahap Mampu Kurang Mampu Belum Mampu
Jml % Jml % Jml %
1 Siklus 2 14 82 2 11 1 5

Tabel 4.4
Rekapitulasi Penilaian Anak
30

Dari tabel di atas diketahui adanya peningkatan kemampuan anak


didik tiap tahap, mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2. Pada pra
siklus anak sangat mampu 5 anak (29%) dan anak yang mampu hanya 6
anak (35%) selebihnya yaitu 6 anak (35%) belum mampu. Pada siklus 1
terjadi peningkatan anak sangat mampu 8 anak (47%), anak mampu 4
(23%) dan anak belum mampu 5 (29 %). Pada Siklus 2 terjadi
peningkatan anak yang sangat mampu menjadi 14 (82%) dan anak yang
mampu 2 (11%) dan yang belum mampu 1 anak (5 %) Melihat kondisi
berakhir sampai siklus 2.
Berikut ini peneliti sajikan kemampuan anak memasangkan kancing
baju dalam bentuk diagram.

14
12
10
8 Mampu
6 Kurang mampu
Belum Mampu
4
2
0
Siklus II

Gambar Grafik 4.2


Diagram batang kemampuan anak siklus II

d. Refleksi
Dari hasil data pengamatan, data dilihat bahwa tujuan perbaikan
pembelajaran telah tercapai sesuai tujuan pembelajaran sebagian anak
sudah akfif dalam pembelajaran. Kekurangan dan kelemahan pada siklus 1
31

dapat disempurnakan dalam siklus 2. Ada anak yang belum mampu, hal
ini disebabkan karena faktor intelegensi yang lamban dalam pembelajaran
dan cenderung kurang mandiri. Guru disini membimbing berulang-ulang
agar dapat mencapai kemampuan yang optimal. Guru harus terus
memotivasi anak dan memberi dorongan kepada anak tersebut.

B. Pembahasan Tiap Siklus


Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan
kemampuan memegang pensil dengan benar melalui kegiatan memasang
kancing baju. Kegiatan perbaikan tersebut dilaksanakan melalui 2 siklus,
dimana pada setiap siklus kegiatan dilaksanakan 2 hari. Kegiatan perbaikan
dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu:
1. Perencanaan (Planing)
Pada kondisi pra siklus, kemampuan anak dalam memegang pensil
belum makssimal. Anak–anak belum mampu memegang pensil dengan
benar. Berdasarkan pada kondisi awal tersebut, maka peneliti
merencanakan kegiatan memasang kancing baju yang dilaksanakan pada
siklus 1. Namun pada tingkat pencapaian anak masih belum maksimal,
sehingga peneliti menyusun kembali perencanaan pada siklus 2 dengan
metode yang sama agar kemampuan anak tergali optimal.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada kondisi awal anak-anak dirangsang dengan menyanyi dan
bercakap-cakap, namun belum aktif dan antisias dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, kegiatan
perbaikan menggunakan kegiatan memasangkan kancing baju. Pada
siklus ini guru masih memberikan pendampingan pada anak, karena anak
belum terampil dalam kegiatan. Dilanjutkan dengan siklus 2, guru
melakukan kegiatan yang berbeda dengan metode yang sama. Pada siklus
2 ini anak sudah mulai mampu dan lebih mandiri.
3. Pengamatan (Observing)
32

Pada kondisi awal, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran


sendiri. Setelah itu peneliti berkoordinasi sengan supervisor 2 untuk
membantu mengamati proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
Dengan tujuan mampu menggali kemampuan secara optimal. Dengan
berdasarkan pada pengamatan kekurangan dan kelemahan selama kegiatan
belajar mengajar (KBM)
Hal ini terlihat pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan belajar belum maksimal. Setelah melaksanakan siklus 2
kemampuan anak sudah mencapai maksimal. Berikut saya sajikan data
kuantitatif hasil perbaikan pembelajaran dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4. 5
Data kuantitatif dalam perbaikan memasangkan kancing baju.
Kriteria Penilaian
No Tahap Mampu Kurang Mampu Belum Mampu
Jml % Jml % Jml %
1 Pra Siklus 5 29 6 35 6 35
2 Siklus 1 8 47 4 23 5 29
3 Siklus 2 14 82 2 11 1 5

Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan kemampuan


anak dalam memasangkan kancing baju yang sangat baik. Peningkatan
kemampuan anak dalam proses kegiatan perbaikan juga ditampilkan dalam
diagram berikut ini.

14
12
10
8 Mampu
6 Kurang Mampu
4 Belum Mampu
2
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.3
Peningkatan kemampuan anak
33

4. Refleksi
Setelah mengamati kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2, peneliti bersama observasi mengadakan durasi megenai proses
pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan data kemampuan anak
didik. Kegiatan pembelajaran ini banyak mengalami peningkatan.
Berdasarkan kegiatan pra siklus, terdapat beberapa temuan tentang
pelaksanaan dan hasil kemampuan anak selama kegiatan perbaikan pada
siklus 1 peningkatan kemampuan memegang pensil dengan benar melalui
kegiatan memasang kancing baju sangat signifikan. Pada siklus 2 pun
mengalami kenaikan peningkatan motifasi dan kemampuan pada aspek
tersebut. Pada kedua siklus tersebut, bagi anak yang belum mampu guru
memberikan motivasi dan bimbingan berulang-ulang
Sebagai fasilitator, guru seharusnya menyediakan lingkungan belajar
yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik, dalam kegiatan yang
menyenangkan dan tidak membebani anak.
Berdasarkan hal tesebut maka penting bagi guru untuk memberikan
kegiatan melalui strategi pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan
tidak membosankan dimana dalam kegiatan ini anak dirangsang untuk
aktif dan mandiri dalam berbagai kegiatan.
34

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pengamatan selama mengadakan
perabikan pada pengembangan motorik halus anak kelompok B di TK Mutira
Bunda Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas dengan kegiatan
memasang kancing baju dapat meningkatkan kemampuan prestasi anak yang
dibuktikan adanya peningkatan perbaikan dari pra siklus 1 dan siklus 2
Peningkatan tersebut tampak terlihat lebih baik, yang meliputi:
1. Suasana proses belajar menjadi menyenangkan dan tidak membebani anak
sehingga anak lebih mudah menerima pesan yang disampaikan pada saat
melaksanakan kegiatan;
2. Konsentrasi anak didik yang berpusat pada guru dalam pesan melalui
kegiatan yang berbeda dapat meningkatkan prestasi anak;
3. Anak didik secara keseluruhan dapat mencapai perkembagan yang
diharapkan;
4. Anak didik dapat melaksanakan kegiatan secara aktif dan lebih mandiri.
35

Keberhasilan metode memasangkan kancing baju dengan meningkatnya


prestasi didik terlihat berdasarkan dari grafik pra siklus anak yang mampu
hanya 29% (5 anak) dan hasil pencapaian akhir siklus 1, telah terjadi
peningkatan cara memegang pensil dengan benar 47% (8 anak) dan pada
siklus 2 meningkat menjadi 82 % dari 17 anak didik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang saya tulis, saran yang perlu diperhatikan
untuk menindaklanjuti hasil perbaikan pembelajaran, yang perlu diperhatikan
adalah dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kegiatan memasang kancing baju masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikkut:
1. Dalam menggunakan kegiatan memasang kancing baju perlu dilaksanakan
35
dengan konsisten untuk menstimulasi kemampuan bidang pengembangan
yang lain;
2. Dalam penggunaan metode hendaknya menggunakan berbagai kegiatan
agar tidak membosankan;
3. Dalam kegiatan memasang kancing baju diharapkan tidak melupakan
pesan utama materi yang akan diajarkan;
4. Walaupun kegiatan memasang kancing baju dapat meningkatkan
kemampuan cara memegang pensil dengan benar tetapi guru diharapkan
lebih kreatif dalam pengembangan kegiatan;
5. Guru diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia pendidikan
anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas bidang
pengembangan yang lain.
36

DAFTAR PUSTAKA

Arif S.Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Daeng Sari, Dini P. 1996. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak Depdikbud.

digilib.unila.ac.id

Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV


Mandar Maju.

MS. Sumantri. (2005) Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta: Dinas Pendidikan.

Rayandra Asyar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta


Gaung Persada Press.
37

38

Anda mungkin juga menyukai