Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring
yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang
dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan
mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga
merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan
panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.
Ukuran webbing terdiri dari panjang dalam. Panjang webbing dinyatakan dalam meter
pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh). Jika sistem penomoran yang digunakan
adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem penomoran
menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard. Jika menggunakan
system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila menggunakan sistem
Denier panjangnya adalah 100 yards.
Kedalaman webbing dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh tertutup
(stretched mesh) untuk semua system penomoran yang berlaku. Namun demikian
ukuran webbing selalu dinyatakan dengan panjang webbing (meter) dan dalam webbing
(jumlah mata jaring) maka ukuran webbing dalam setiap lembar webbing utuh
disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan.
Jenis webbing ditentukan oleh bagaimana mata jaring dibentuk atau disimpul, secara
umum jenisnya terbagi dua, yaitu webbing yang disimpul dan yang tidak disimpul.
Simpul adalah suatu ikatan pembentuk mata jaring atau suatu cara penyambungan
benang atau tali. Simpul pada pembuatan webbing umumnya terdiri dari empat macam,
yaitu, (1) Flat knot (reef knot, square knot), (2) Trawler knot (English knot, sheet bend,
round knot), (3) Double trawl knot, (4) Special flat knot.
Adapun alat penangkapan ikan yang bahan utama lembaran webbing adalah : Fish Net,
Pukat Udang, Purse Seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan
Moroami dllnya.
Mata jaring (Mesh size) adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari 4 knot dan 4 bar. Lebar
Mata Jaring (Mesh size) ditentukan dengan mengukur jarak antara 2 knot yang
berjauhan pada sisi dalam mata jaring dan bahan jaring dalam keadaan basah.
Pengertian lain Mesh size adalah ukuran lubang pada jaring penangkap ikan. Ukuran
mata jaring minimum seringkali ditentukan dengan aturan untuk menghindari
penangkapan ikan muda yang bernilai setelah mencapai ukuran optimal untuk
ditangkap.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Mata jaring dibentuk oleh empat buah simpul dan
empat buah bar, simpul yang terletak pada arah benang disebut mesh (jika simpul
diurai benang jaring tidak terputus), dan yang tegak lurus dengan arah benang disebut
point (benang jaring terputus). Ukuran mata jaring (mesh size) diukur dalam keadaan
mata tertutup (stretched mesh).
Ukuran mata jaring (mesh size) diukur pada saat keadaan mata jaring tertutup kencang,
atau saat kedua point berimpit atau ditarik kencang secukupnya. Satuan mata jaring
ditentukan oleh sistem penomoran yang digunakan. Jika siatem penomoran
menggunakan tex system satuannya adalah milimeter, sedangkan jika menggunakan
denier system maka satuan ukuran mata jaring adalah inci.
Bukaan Mata Jari pada saat webbing dipasangkan pada tali pelampung (float line) atau
tali pemberat (sinker line) dengan rasio penggantungan tertentu maka mata jaring akan
terbuka baik ke arah panjangnya maupun ke arah dalamnya. Besaran bukaan mata
jaring sangat ditentukan oleh metode panangkapan ikan (bagaimana ikan ditangkap),
apakah ikan harus dikurung, dijerat atau diloloskan. Selain itu juga ditentukan oleh
bentuk ikan yang akan ditangkap.
Friedman (1968) menyatakan bahwa ukuran mata jaring yang akan digunakan untuk
menangkap ikan tertentu ditentukan oleh setengah keliling overculumnya, sedangkan
lebar bukaan mata jaring ditentukan oleh bentuk tubuh ikan (bulat atau pipih). Pipihpun
terbagi dua apakah pipih arah vertikal atau pipih arah horisontal.
Gambar 4. Ukuran Mata Jaring (Mesh size) dan Ikan Tujuan Penangkapan
Keterangan :
a. Ikan tidak terjerat karena ukuran mata jaring lebih kecil dari setengah keliling
overculum;
b. Ikan terjerat karena ukuran mata jaring sesuai dengan setengah keliling overculum;
c. Ikan lolos karena ukuran mata jaring lebih kecil dari setengah keliling overculum.
Benang webbing merupakan jalinan tali jaring atau benang mempunyai besaran atau
diameter. Diameter benang jaring yang sering digunakan untuk membuat alat tangkap
ikan berkisar 0,20 mm sampai 8 mm. Secara umum kontsruksi benang terdiri dari
benang jaring yang dipintal (twisted) dan dianyam (braided). Bahan dasar pembuatan
benang adalah dari serat-serat benang yang dijadikan satu menjadi single yarn,
kemudian tiga single yarn dipintal menjadi netting yarn. Netting yarn adalah istilah untuk
semua material tekstil yang sesuai untuk merakit alat penangkap ikan, yang mungkin
secara langsung dijurai dengan mesin atau dengan tangan, tanpa perlu proses lanjutan.
Gambar 5. Benang Webbing & Konstruksi Benang Jaring dipintal (Klust, 1993)
Untuk mengukur diameter benang selain pengukuran langsung dengan alat seperti
micrometer, kaca pembesar dan mikroskop, ada cara lain seperti dibawah ini dengan
menggunakan jangka sorong dan menggunakan penggaris sederhana.
Benang dimasukkan kedalam jangka sorong lalu lihat ukurannya atau lilitkan benang 20
kali pada pensil lalu ukur panjang lilitannya. Bila benang dililitkan 20 kali sepanjang 60
mm maka diameter benang adalah = 60/20 = 3 mm.
Keterangan :
• Titre (denier): Td = berat (g) setiap 9000 m serat dalam bentuk yarn
• Metrik number: Nm = panjang (m) setiap 1 kg serat
• English number: Nec = panjang (kelipatan dari 840 untuk katun yard) setiap pon (lb)
serat
• International: Tex = berat (g) setiap 1000 m serat system
Cara pengukuran panjang mata jaring (Mesh Size) dan bukaan mata jaring dilakukan
dengan berbagai cara berdasarkan surat Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No.
1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 tanggal 14 April 2008 perihal Pedoman cara pengukuran
panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan mata jaring sebagai berikut :
A. Dengan Mata Jaring
1. Jaring Simpul
Gambar 7. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Dengan Mata Jaring
Keterangan :
• Ukuran mata jaring teregang/mesh size (a) : Jarak (arah tegak) antara titik tengah dua
simpul berhadapan dan mata jaring yang diregang (tertutup).
• Ukuran bukaan mata (OM) : Ukuran dalam maksimum (arah tengah) antara dua
simpul yang berhadapan dari mata jaring yang direngang.
• Panjang kaki (bar) = b
B. Dengan Sepuluh Mata Jaring
Cara mengukur panjang jaring sejumlah sepuluh mata yang ditarik secara sempurna ke
arah vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit). Berdasarkan panjang
jaring hasil pengukuran tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah mata sepuluh. Hasil
pembagian tersebut adalah ukuran mata jaring (mesh size) jaring dimaksud.
Contoh : Terhadap 10 mata jaring yang ditarik sempurna, setelah diukur diperoleh
ukuran panjang sebesar 30 cm. Selanjutnya 30 cm dibagi dengan jumlah mata (10
buah) diperoleh hasil 3 cm.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran mata jaring (mesh size) tersebut
adalah 3 cm.
Gambar 8. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Dengan Sepuluh Mata
Pengukuran harus dilakukan pada beberapa titik / tempat yang berbeda dalam 1 (satu)
bagian yang sama. Misalnya pada bagian kantong/cod-end pukat udang atau pukat
ikan, panjang kantong dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, kemudian pada masing-masing
bagian dilakukan pengukuran mesh size (dengan catatan : mengabaikan ukuran
ekstrimnya) pada 10 (sepuluh) titik yang berbeda. Hasil masing-masing pengukuran
tersebut kemudian ditentukan nilai rata-ratanya. Maka nilai rata-rata tersebut adalah
ukuran mata jaring (mesh size) bagian yang dimaksud.
Contoh Soal Sebuah potongan bahan jaring mempunyai jumlah mata sebanyak 10
buah seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah ditarik secara sempurna ke arah
vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit) ternyata panjang jaring
tersebut adalah 10 cm yang diukur dari tengah simpul antara ujung yang satu dengan
ujung yang lain dari sepuluh mata jaring tersebut. Berapakah panjang satu mata jaring
dari potongan jaring tersebut?
Jawab dari pengukuran panjang 10 mata jaring = 10 cm. Maka panjang satu mata jaring
= 10/10 = 1 cm
Alat ukur mata jaring (net gauge) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
mata jaring yang dibuat oleh Pusat Riset Teknologi Kelautan Badan Riset Kelautan dan
Perikanan yang terdiri dari Pengukur Mata Jaring Kecil, Pengukur Mata Jaring Besar
dan Pemberat (bandul). Alat tersebut terbuat dari bahan kuningan.
Gambar 10. Alat Ukur Mata Jaring (Net Gauge)
Teknik pengukuran mata jaring yaitu dengan metode “wet and stretch open mesh size”,
yaitu dengan cara bahan jaring dalam keadaan basah (operasional) serta tertarik.
Dimana besarnya beban tarikan ditentukan oleh berat bandul.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai alat tangkap ikan seperti Jenis & Jumlah,
Ukuran Pokok alat penangkapan ikan dan Mata Jaring (Mesh Size) jangan sampai tidak
sesuai yang tertera pada Surat Izin Penangkapan Ikan.
Beberapa ketentuan ukuran alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
1. Pukat Ikan (Fish Net), Mesh Size Kantong > 50 mm pada groud rope tidak
menggunakan bobin dan rantai pengejut. Tidak dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
2. Pukat Udang (PU), Mesh Size Kantong > 30 mm memakai TED/API jarak jeruji
> 10 cm. Tidak dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
3. Purse Seine Pelagis Kecil (PSPK):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min. 50 mm
4. Purse Seine Pelagis Besar (PSPB):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min 60 mm
5. Jaring Insang (Gill Net) di ZEEI (Permen No. PER.08/MEN/2008) tentang
penggunaan alat penangkapan ikan jaring insang (gill net) di ZEEI.
A. Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 10 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
B. Jaring Insang Tetap (Set Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 20 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
6. Jaring Insang (Gill Net) di Periaran Teritorial. Untuk ukuran alat tangkap jaring insang
diperairan teritorial tidak terlalu jauh berbeda dengan jaring insang yang dioperasikan di
perairan ZEEI, kecuali ukuran panjang jaringnya dimana panjang jaring untuk alat
tangkap jaring insang (gill net) yang dioperasikan di perairan teritorial max. 2500 meter.
Pustaka : Supardi Ardidja, 2007, Bahan Alat Penangkapan Ikan dan Rancang Bangun
Alat Penangkapan Ikan, Surat Dirjen Perikanan Tangkap No.
1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 Tanggal 14 April 2008 Perihal Pedoman Cara Pengukuran
panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan Mata Jaring, BBPPI Semarang, 2006,
Panduan Teknis Usaha Penangkapan Ikan, Pusat Riset Tehnologi Kelautan, Petunjuk
Pemakaian Alat Ukur Mata Jaring, Beberapa Paparan dari Pejabat Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap.
MUKHTAR, A.Pi, M.Si (Kepala Satker PSDKP Kendari, Pengawas Perikanan, Penyidik
PPNS Perikanan, Dosen Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiah Kendari,
Kepala SMKS Kelautan dan Perikanan, Pembina Marine And Coastal Conservation
Faoundation Kendari)
Purse seine
Purse seine untuk ikan sardin dan ikan pelagic kecil yang lain untuk kapal dengan
panjang keseluruhan 10 meter (PAJOT FAO)
Catatan: Pada purse seine berukuran kecil. dimana tali kolor (purse line) tidak
digulung pada drum, tali kolor dapat diikatkan pada tali pelampung.
Pemilihan ukuran mata tergantung terhadap ukuran dan jenis ikan yang akan
ditangkap.
(Rumus Fridman)
Keterangan:
Beberapa contoh
Ukuran
Ukuran
Spesies benang
mata (mm)
(Rtex)
Teri kecil, n dagala kapanta
12 75-100
(pantai Timur Afrika)
Teri,sardin kecil 16 75-150
Sardin,sardinela 18-20 100-150
Sardinela besar,bo nga, ikan
25-30 150-300
terbang, makerel kecil, teng giri
Makerel, belanak.ti lapia,tenggiri,
50-70 300-390
tongkol kecil
Tongkol, tuna, waho, 50-70
450-500
scomberomorus sp. (mm)
= Hubungan antara garis tengah benang dan ukuran mata jaring pada bagian-bagian
purse seine
Beberapa contoh
Badan Purse
Kantong (Bunt) Purse Seine
Seine
Pelagic kecil 0,01-0,04 0,01-0,05 L.Utara , 0,04-0,07
Pelagic besar 3,005-0,03 0,01-0.05
Pada purse seine, seperti halnya jenis alat penangkap ikan yang lain, bagian kantong
(bunt) adalah bagian yang di-tarik paling akhir atau bagian dimana hasil tangkapan
terkonsentrasi
jumiah berat pemberat (di udara) berki sar antara 1/2 dan 2/3 dari berat jaring (di
udara)**. Jumlah berat pem berat (di udara) per meter panjang ris bawah umumnya
antara 1 dan 3 kg (untuk purse seine dengan ukuran mata kecil yang dipergunakan
menangkap ikan-ikan pelagic kecil yang memiliki kedalaman
tinggi, jumlah pemberat per peter kadang-kadang diperbesar, sedang kan untuk purse
seine tuna yang besar jumilah sampai 8 kg/meter.
Dalam praktek, jumlah daya apung pelampung kira-kira sama dengan 1 1/2 sampai 2
kalijumlah pemberat yang dipasang pada ris bawah. contoh :
(a) Purse seine yang besar dengan jaring yang relatif berat, jumlah pemberat yang
diperlukan relatif kecil, dan
daya apung yang diperlukan kira-kira separoh lebih sedikit dari berat jaring di udara.
daya apung = 1,3 sampai 1,6 x (berat jaring dalam air + berat pemberat dalam air.
(b) Purse seine yang lebih kecil dengan berat yang relatif ringan, memerluttan pemberat
yang relatif besar, dan daya apung pelampung yang kira-kira sama atau sedikit lebih
besar dari berat jaring (di udara).
Daya apung = 1,3 -1,6 x (berat jaring dalam air + jumlah pemberat dalam air). = (1,3-
1,6) x (0,10 +0,72) = 1 sampai1,3 kg untuk tiap kg berat jaring di udara.
Secara teori, prosedur menentukan jumlah pemberat dan daya apung*** yang
diperlukan dapat diikalkulasikan sebagai berikut
(1) Beart jaring 01 udara= Wn**
* Pemberat delam hal int diperthitung kan termasuk pemberat itu sendiri yang dipasang
pads tall ris bawah, cincin-cincin, rantal dan timah atau besi-besi yang lain yang di
pasang pada bagianbawah purse seine.
Tali ris bawah sebuah purse seine umum nya 10 % lebih panjang dari pada tali ris atas,
meskipun ada beberspa tipe yang mempunyai tali ris atas dan bawah yang sama
panjang.
Hanging ratio (E), umumnya lebih besar pada ris bawah dari pada ris atas. Besarnya
H.R. berkisar antara 0,50 sam pai 0,90 tergantung type jaring. Besar HR juga bervariasi
pada sepanjang tali ris atas dan tali ris bawah, umumnya menjadi lebih kecil pada
bagian ?antonq (bunt), Cara penqgantunoan dan lebih rinci, lihat pada ha 1 aman 38,
39 dan 42.
Tali kolor kebanyakan 1,1 sampai 1,75 kali panjang tali ris bawah, biasanya kira-kira 1,5
kali panjang purse seine. Tali kolor harus dibuat dari bahan yang tahan gesekan dan
memiliki breaking slength yang baik. Breaking strength (R) tali kolor purse seine adalah
seba gai berikut:
R) 3 x (gabungan berat jaring, tali ko lor, pemberat, dan cincin purse seine)
Tinggi purse seine didalam air (lihat juga halaman 39 dan 40). Suatu perki-raan
kedalaman atau tinggi yang nyata (AD) secara kasar sama dengan 50 % kali dalam
keseluruhan. (SD, atau ukuran mata x jumlah mata) purse seine, dan dekat pada
kantong tengah purse seine besarnya 60 %.
Kecepatan tenggelam sebuah purse seine telah diukur kecepatan tenggelam berbagai
jems pukat, besarnya berkisar antara 2,4 sampai 16 meter tiap menit sedangkan rata-
ratanya 9 meter tiap menit.
pukat pantai
atau
Ukuran mata dan benang yang khusus pada bagian tengah.
Titik tarik
Pukat-pukat kecil yang diperlengkapi dengan bridle, cukup ditangani oleh satu orang
saja.
Panjang
Garis tengah bridle dari bahan sintetis (mm)
Pukat
50 - 100 6
200 - 500 14 - 16
800 - 1500 18
Pada bagian sayap, ukuran mata dan besar benang bisa sama atau berbeda dengan
bagian tengah atau bagian kantong.
- Tali ris atas dan tali ris bawah umumnya dibuat dari bahan dan diameter yang sama
( PA atau PE).
- Hanging ratio (E) umumnya dibuat sama, baik pada tali ris atas maupun tali ris bawah.
Pada bagian tengah, E = 0,5 atau sedikit lebih besar (0,5 - 0,7). Pada bagian sayap
hanging ratio umumnya sama dengan bagian kantong tapi kadang-kadang sedikit lebih
besar (E = 0,7 - 0,9).
Jumlah pelampung yang diperiukan makin banyak sesuai dengan tinggi atau dalam nya
pukat. Berikut ini daya apung yang dismati pada bagian tengah pukat.
Jumlah dan jenis pemberat bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaannya (lebih
menggaruk dasar atau kurang menggaruk dasar). Pemberat mungkin dipasang dengan
jarak yang sama merata sepanjang tali ris bawah, atau lebih dipusatkan pada dekat
bagian kantong.
Pada bagian kantong, perbandingan daya apung/berat pemberat sekitar 1,5 - 2, tapi
kadang-kadang agar supaya jarimg dapat lebih menggaruk dasar. Suatu jaring dirakit
dengan pemberat yang lebih besar dari pad duya apungnya. Pada bagian sayap,
perbandingan daya apung/berat pemberat adalah sama, atau sedikit lebih kecil dari 1.
Pukat dasar
- Konstruksi, perakitan :
Pukat dasar
Pukat dasar dengan tali ris tinggi
Bridle Ris atas
20-25 m 35 m
45-55 m 45-m
- olah gerak kapal pada waktu penurunan jaring dogol dengan jangkar atau tanpa
jangkar
- Ukuran jaring
Boat Net
Power
Length (m) Moutth** Headline
(hp)* opening (m) (m)
Bottom seine
10- 15 30 50
(Japan)
Bottom seine
15-20 100-200 20-30 55-65
(Europe)
25 + 500 55-65
*) 1 PK = 1,36 Kw
**) Bukaan mulut diukur menurut panjang bagian tepi perut jaring (beli)
Keawetan, ketahanan terhadap gesekan, dan berat adalah sifat-sifat mutu yang utama
untuk selambar pukat.
Bahan-bahan:
Garis tengah
Tali
Garis Tengah Berat (Kg/100 m)
PP 20 35
24 43
26 55
28 61
30 69
Kadang-kadang perubahan garis tengah pada seutas selambar dari 24-36 mm (untuk
kapal ukuran menengah). pemberat sering dlikatkan disepanjang selambar.
Panjang
Metode Daerah Penangkapan
Selambar
Teknik Perairan dangkal (50-70 m) atau daerah yang Kurang dari
Skotlandia sempit dengan da -sar perairan yang lu-nak 2000 meter.
yang dikelilingi daerah ka-rang.
3000 m atau
lebih panjang
Perairan agak dalam (80-200 m) atau daerah
yang luas dengan dasar perairan yang lunak.
Teknik Untuk perairan sampai kedalaman 300-500 m 8 sampai 15
Jepang atau perair an yang luas, dengan dasar yang kali dalam
umum. perairan.
Trawl
Operasi berjangkar
Cara pengoperasian tanpa jangkar (Skotlandia)
Contoh ini dari FAO untuk kapal 50 - 70 PK. Lihat contoh dibawah ini.
Istilah yang dipergunakan pada perencanaan jaring
Angka-angka dan huruf yang dicantumkan pada bagian tepi dalam lembaran jaring
menunjukkan care pemotongan, sebagai contoh ; 1N2B ; berarti 1 point 2 bar (lihat
halaman 32-33).
Adanya jumlah mata yang berbeda yang tercartum pada tepi atas/bawah lembaran
jarlng, make untuk menyambungnya dilakukan penggantungan-penggantungan (take
up) ; (lihat halaman 4). Panjang tali (ris) dlnyatakan dalam meter (11,00 dls.).
Hubungan antara ukuran mata dan benang jaring pada trawl dasar
Trawl dasar
39.6 1 190
39.6 1 540
* brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power lihat halaman 95. IPK = 1,36
KW
120 1 660
80 1 660
40 1 660
40 2 500
* Brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power (APN) lihat halaman 95.
IPK=1,36 KW
Menentukan tukuran yang sesuai antara jaring trawl dengan kekuatan mesin
kapal
Pemilihan sesuai dengan perhitungan luas permukaan benang jaring (lihat nalaman 37
untuk luas permukaan benang jaring).
Tentukan kekuatan mesin kapal dan tipe trawl yang dimaksud, akan didapatkan ukuran
yang cocok sesuai dengan luas permukaan benang yang diterjunkan di -antara gambar
grafik.
Sesuai dengan kekuatan mesin dan tipe trawl, besarnya luas permukaan tail mungkin
bervanasi sesuai dengan bebe rapa faktor, misalnya : PK mesin yang nyata, waktu
penggunaan mesin, cara perakitan alat, ukuran mata, jenis da sar
perairan,kekuatanarus,dll.
Untuk pair trawl, luas permukaan tali (m2) yang dinyatakari diatas harus dikalikan
dengan faktor-faktor berikut:
Catatan :penyetelan dilakukan secara telitI dengan mengukur mata rantat hain links
Rumusan umum :
*) Brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power (ANP) lihat halaman 95.1 HP
= 1,36 KW
Perakitan pengoperasian trawl dasar dan trawl pertengahan dengan satu kapal
Trawl dasar
Trawl perairan pertengahan
Perkiraan posisi kedalaman jaring trawl pertengahan yang ditarik dua kapal
Catatan: Metode-metode ini hanya memberikan perkiraan yang sangat kasar. Metode
ini hanya boleh dipakai bila tidak ada net sounder yang dapat memberi-kan informasi
yang lebin skurat. Hat i-hat i untuk menaga agar supaya jaring tidak menyentuh dasar.
Sudut tali tarik dapat diukur dengan menggunakan busur derajat atau dengan
menggunakan alat lain
99 14 27 42 56 70
98 21 42 62 83 103
97 25 49 72 94 116
96 28 57 82 106 130
95 31 62 92 123 153
Example:
Conton-conton ukuran mata
Guyana Perancis 45
Aftka Barat 40-50
Teluk Persia 30-40 / 43-45
Madtaqaskar 33-40
India 50-100
Australia 44
Di perairan tropik, catch rate seimbang dengan buka an mendatar dan trawl. Untuk
mend patkan bukaan mendatar yang sebesar-be sarnya, dipergunakan tipe trawlserta
perlengkapan yang khusus.
(2) Perakitan
Perakitan boom
500 24 50 12
∎Trawl Dasar
PK
Mesin
(BHP)
- Untuk daya apung, angka yang ditujukan disesuaikan dengan jaring yang dibuat dari
polyamide (nylon), serat sintetik yang memiliki daya apung negatip (tengge-lam). Bagi
jaring yang dibuat dari bahan yang terapung, jumlah pelampung dapat dikurangi10 - 15
%.
IPK =1,36 KW
∎ Sudut guntingan
∎ Orientasi penyetelan/pengaturan
a – L x 1-2
Umummya a = b
atau b = a + (2-5% L)
However on soft muddy bottom or small corals, some upward tilting (b) longer than (a)
may be good
Masalah
Penyetelan yang
dianjukan Bila
mungkin dengan
sedikit menaikkan
brackets penarik
Bila ungk in
sedikitmenurunkan
bracket penarikan
dan menambah
pemberat pada keel
Perpanjang
bacastrop atas (a)
atau perpendet
brakstrop baugh (b)
sedikit kearan ats
sangt baik unsek
kondist dasar lertantu
Perpanjang
bacastrop atas (a)
atau perpendet
brakstrop baugh (b)
sedikit kearan ats
sangt baik unsek
kondist dasar lertantu
Berat yang ditunjukkan pada tabel berikut (untuk 1 kapal) merupakan nilai maksimum.
Luas penampang berdasarkan pemakaian PK sepertitertulis dalam tabel adalah se
-ring dipakai dengan penggunaan bahan yang leblh ringen,sehingga dapat mengurangl
beban 50 %.
Berat
Bentuk segi empat Bertuk oval
(Kg)
Daya*
(PK) Ukuran Suriace Ukuran Surface
V Otter board
Ukuran
Daya * (PK) Surface (m2) Berat (kg)
H (m) L(m)
Layang laying
Banyak tipe kites (layang-layang) yang ada dan sedang dites, yang paling sederhana
berupa sekeping kain layar diikatkan pada tali ris atas dan ditempelkan pada bagian
dalam jaring.
IPK = 1,36KW
R= breaking strength
Kecepatan penarikan
Kecepatan penarikan
Jenis Ikan
rata-rata (mil)
udang, ikan-ikan dasar yang k'ecil,ikan sebelah
1,5 - 2
trawlyang sangat krcil
trawl sedang dan besar 2,5 - 3,5
ikan-ikan dasar ukuran sedang,ikan-ikan pelagis kecil
3-4
trawl kecil
trawlsedang sampaibesar 4-5
cumi-cumi 3,5 - 4,5
ikan pelagis ukuran sedang 5
pemilihan alat penangkapan ikan tergan tung kepada daya mesin kapal (trawl)
Trawl dengan propeller tetap (fixed propeller), gigi reduksi antara 2:1 dan 4 : 1, dan
tanpa nozel (tabung propeller), tabel dalam buku ini dipergu-nakan untuk BHP (Break
Horse Power). Angka inilan yang palling sertng diberi kan oleh pabrik sebagai Daya
Kuda (HP) atau kekuatan suatu mesin. Dinyatakan dalam (PK)atau dalam kilowatt
(KW).
1PK = 0,74 KW
1KW = 1,36 PK
Apabila satu kapal trawl memiliki vari abel pitch propeller dan / atau satu nozel,
apparent nominal power (ANP) ha rus dipergunakan pada tabel buku ini. Hal ini dapat
dikalkulasikan sbb. :
Contoh : satu kapal trawl dengan variabel pitch propeller dan satu nozel, memiliki mesin
400 BHP dan bollard pull 6000 kg.
Hal tersebut berartibahwa alat penang kap yang dipilih pada tabeldisesuai-kan dengan
Apparent Normal Power 540 PKdan danbukan 400PK.
Daya yang tersedia untuk penarikan (P) umumnya 15 sampai 20 % dart BHP atau ANP.
Daya ini dipergunakan untuk mena rik alat, dan dapat dikalkulasikan sebagai berikut
P dikurangi1/3.
Bollard pull BPo suatu kapal BP0 pada suatu titik tetap (kecepatan = 0)
BPo (kg)
Apabila- telan anda kalkulasi daya mesin (P) yang tersedia untuk penarikan (halaman
95).
Apabila telah anda ukur bollard pull BPo pada kecepatan 0 mil,
Menentukan putaran mesin (RPM) due buah kapal yang berbeda karakteristiknya
un tuk mengoperasikan pair trawl.
Kapal A menarik kapal B, mesin netral, pada kecepatar tertentu misalnya 2 mil.
Kemudian mesin kapal B dijalankan maju sampai Kapal B menahan kapal A dalam
keadaan diam (berhenti).
Putaran mesin kedua kapal dicatat, pa da kecepatan yang dipilin yaitu 2 mil, Perlakuan-
perlakuan yang sama diulang untuk kecepatan-kecepatan yang lain, sampai mencakup
range kecepatan nor -maluntuk trawling.
2,5 mil - -
3 mi 1 - -
3,5 mil - -
Jaring puntal
Gillnet Kapal
Dalam rumus Fridman disebutkan perbandingan antara lingkar body atau panjang ikan
yang akan ditangkap dengan ukuran mata jaring gillnet seba gai berikut :
dimana,
L
: panjang rata rata ikan yang akan ditangkap
(ikan)
dan
Beberapa contoh ukuran mata jaring teregang (mm) untuk spesies ikan ter tentu
Kurau 50
Manyung 75
Kerong-kerong 50
Belanak 110-120
* penjelasar mengenai ukuran mata dan bukaan mata pada halaman 29.
Pasifik pollack 90
hake 130-135
turbot,monk,anglerfish 240
Crustaceans
shrimp (India) 36
sprat 22-25
herring 50-60
teri 28
sardine 30-43
sardinella 45-60
kembung 50
tongkol 75
tenggiri 100-110
bonito, jacks 125
cucut 170-250
Benang sebaiknya agak kecil dan tidak kaku sehingaa yang tertang- kap tidak rusak,
Ketahanan putus be nang harus baik dan hal ini penting, Khususnya untuk gillnet dssar
dan di sesuaikan antara ukuran ikan dan mata jaring, Benang sebaiknya juga tidak
mudan terlinat meskipun daiam perair an jernin (mono atau muitifilament ) atau warna
tidak menyolok dengan lingkungan setempat. Disamping itu benang Juoan lentur.
Diameter benang sebaiknya sebanding dengan ukuran mata jaring. Nilai Ratio
pada perairan tenang dangan perkira an hasil tangkap rendah, sedangkan pada
perairan bergelombang atau pada dasar perairan nilai rationya = 0,01 Ratio rata-rata =
0,005.
ukura
perairan
n perairan pantai laut
danau,sungai
mata
20 10
30 0.2 0.4
000 000
6 660
20 13
50 6 660
000 400
13 10
60 0.2 4 440
400 000
10
80 6 660 4 x 0.15 4 440 0.28-0.30 6à8x
000 0.15
100 6 660 4 440 0.3 3 330 0.5
1
500 615-
2 220
1615
600 3 330 -2
220
700 2 660
Pengaruh hanging ratio pada efisiensi penangkapan dari jaring yang diguna-kan
Hanging ratio horizontal pada gill -net umumnya 0,5 (lihat halaman 38).
- Jïka E lebih Keci dari 0,5 jariig cenderung memuntal ikan dan akan me-nangkap
berbagai spesies ikan yang fcerbeda. Hal ini sering terjddi peda jaring yang menetap.
- Jika E labih besar dari 0,5 jaring cenderung menjerat ikan dan lebin selektlf
dibandmgkan dengan jaring diatas. Hal ini sering terjadi pada jaring hanyut.
Trammel net *
Dipasang menetap atau haoyut pada dasar perairan untuk menangkap udang
Sri Lanka
Untuk penjelasan tanda yang digunakan dalam gambar, lihat halaman 97.
- jaring bagian tengan : ukuran mata jaring disesuaikan ikan terkecil yang ingin
ditangkap dengan sistem masuk kantong. Perkiraan kasar mengenai ukuran mata jaring
pada induk kan - tong dirumuskan Fridman :
dimana,
- Jaring bagian luar : ukuran mata 4 sampai 7 kali lebin besar dari jaring bagian tengah.
* Untuk penjelasan isti1ah ukuran mata teregang dan pepöukaan mata -dapat dilihat
pada halaman 29.
Tinggi jaring tengah dalam keadaan teregang 1,5 sampai 2 kali dari tinggi jaring begian
luar dalam ke-adaan teregang.
Tinggi trammel net sebenarnya dalam air ditentukan ketinggian jaring bagian luar.
Jaring bagian tengah sebaiknya sangat kensdur.
Contoh
Gillnet hayut
Perangkap dan bubu
Hokkaido,Jepang Panjang 12 - 15 m
Nova Scotia,
PH (HP) 40 - 100
Canada
Ukuran bubu dan perangkap
Alat tangkap bubu dan trap digunakan untuk menangkap ikan, udang, kerang-kerangan
dan cephalopods (cumi-cumi, gurita,dll.).Alat ini didesain dalam berbagai bentuk model
serta ukuran dari bahan yang berbeda. Alat ini dioperasikan pada dasar atau diatas
dasar perairan dengan atau tanpa menggunakan umpan.
Jika didalam bubu ikan sudah berdesakan, maka tidak akar ada lagi ikan yang mau
masuk kedalam bubu. Volume bubu diusahakan cukup longgar sehingga lebih banyak
ikan yang tertangkap. Namun bila volume bubu terlalu besar dapat mengakibatkan ikan
yang tertangkap saling membunuh (sifat canibal). Bentuk dan ukuran bubu yang
menarik sebagai tempat berlindung bagi spesies tertentu hasilnya akan lebih efek-tif.
Beberapacomtoh :
Jarak ruji-rujl, atau ukuran mata jaring berhubungan langsung dengan ikan yang
akan ditangkap.
Beberapa pilihan;
Untuk black cod, pantai Barat Ameri ka, ukuran mata 51x51 mm.
Untuk kurisi, Australia, mata ber-bentuk segi enam dengan panjang menyilang 25-40
mm.
Berat trap sangat variabel mulai dan 10 sampal 70 kg setiap trap sesuai dengan model
dan akuran trap, tipe dasar dan kuar arus.
Pintu masuk pada umumnya berbentuk kerucut at au piramid, datar atau cenbung.
Posisi pintu masuk : beberapa contoh.
Diameter pintu masuk bubu berhuburgan langsung dengan ukuran dan sifat-sifat ikan
yang akan ditangkap.
Beberapa contoh :
∎ Untuk udang
Pancing
A : tali utama
Contoh daya tahan putus tali utama yang umum digunakan untuk spesies (jenis)
tertentu.
Daya tahan putus
spesies/ jenis
(kg,basah,bersimpul
Sea bream, snapper 7-15
meagre,conger,dog -fish 15 -30
weak fish, grouper,
30 - 40
cod,moray
snapper, grouper 100
yellow fin tuna 150 - 200
Note : Beograpa kapal/peranu dilengkapi dengan hiorolik atau electrik reel (penarikden
penggulung tali yang di gerakkan secara hidrolik atau elektris) untuk menangkap
snapper dangrouper dengan (dalan) kedalamanlebin dar 180 a,gunekan tali utana
stainless steel atau monel dengan days tahan putus 400 kg.
Daya tahan putut tall cacang biasan 50-100 % dari daya tahan putus tali utana.
A : peredam kejut
(shock absorber atau snubber)
DP papan selam
(depressor atau diving board)
Pb pemberat "cannonball"
DV : Divergent
Pancing rawai
Satu (unit) long line/rawai terdiri dari sebuah (seutas) tali utama, tempat sejum Iah tali
cabang (juga dtsebut snoods atau gangions) diikatkan/digantungfcan. Sebu ah mata
pancing diikatkan/digantungkan pada setiap ujung masing-masing tali cabang.
Bahan dan diameter rawai akan tergantung pada jenis sasaran tangteapan, jenis long
line (dasar atau lapisan tengah perairan), dan metoda penanganan alat (secara/dengan
tarikan tangan atau me-sin)- Diameter dan daya tahan putus harus dipergitungkan tidak
hanya berat ikan, tapi juga "displacement" beratnya (dan oleh karena itu "inertia"/kelea-
baman) kapal
Sebagai pedoman umum, seseorang dapat nemilih seutas tali utaraa yang daya ta han
putusnya (kering, tak berstmpul, dalam kg) adalah :
- keduanya lebih dari pada 10 kali to nage kapal, dan lebih besar dari kua-drat panjang
kapal (dalam meter)-
- paling sedikit 10 kali berat ikan yang terbesar yang akan ditangkap.
Contoh :
Beberapa daya tahan putus minimum bagi suatu tali utama (main line) dari rawai (long
line) yang digunakan oleh kapal yang panjangnya 9 m dan beratnya 4 ton merangfcap
"sea bream" dan "gurnards" ? Daya tahan putus harus lebih besar dari pada : 1 x 10 =
40 kg atau 9 x 9 = 81 k9
Tapi, jika orang ingin menangkap ikan seberat 10 kg, perlu untuk memperhi -tungkan
10 kg x 10 = 100 kg
Oleh karena itu, tali dapat digunakan berupa nylon yang dipilin atau dikepang (PA),
diameter 2 mm (breaking strength nya 130-160 kg) ; atau nylon monofila ment 170/100
(daya tahan putus 110 kg) atau polyethylene (PE) dengan diameter 3 mm (daya tahan
putusnya 135 kg).
Tali cabang / Branchlines (snood atau gangions) sedapat mungkio harus tidak dapat
dilihat didaJam air, tetapi ka dang-kadang dibuat dari logam (sebagai contoh:pada
perikanan tuna dan hiu).
Daya tahan putus tali cabang ( basah, bersimpul) paling tidak sama atau 2 kali berat
ikan yang akan ditangkap. (Daya tahan putus tali utama harus sa ma dengan 3 sampai
10 kali dari daya tahan putus tali cabang).
Panjang tali cabang biasanya kurang dari jarak antara tali cabang, agar untuk
menghindari saling mengkait/mem belit ("tangling").
Mata Pancing diasanya dipilih menurut pengalaman sesuai dengan ukuran dan tingkah
laku ikan yang akan ditangkap, ikan umpan harus masih hidup (bagi jenis yang dapat
hidup saat terkait pada mata pancing), tapi jangan sampaitidak terkena mata pancing.
∎ Semipelagls
∎ Dasar
Rawai
Beberapa contoh
Rawai : pengoperasian secara otomatis (dengan alat)
PENABUR
UMPAN
ALAT
HAULING
∎ Dipermjkaan
∎ pada dasar
∎ Bentuk-bentuk jangkar
Garuk
□ Karaktertstlk
Alat berkerangka yang di-tarlk dtatas dasar (berda sar lunak, berdasar keras)
Ukuran :
-Tinggi 0,5 m
Desain Trawl
Untuk dapat membaca desain alat penangkapan ikan sebelumnya perlu memahami
aturan dasar penggambaran desain alat-alat penangkapan ikan yang berlaku secara
internasional.
Dalam rangka menuju kepahaman tersebut, silahkan mempelajari uraian di bawah ini.
1. Cara Penggambaran
a. Trawl dan Danish Seine
stretched netting
2) Bila ada tali samping, dalamnya jaring digambarkan sama dengan panjang tali sisinya
dan bila tidak ada, dalamnya jaring digambarkan sama dengan dalamnya ditegangkan
(stretched netting).
Karena alat penangkapan ikan lainnya sangat banyak variasinya, maka ukuran
penggambarannya tidak distandarisasi, sebab dianggap tidak praktis.
Ukuran panjang dan diameter yang umum digunakan adalah meter ( m ) dan millimeter
( mm )
b. Ukuran meter digunakan untuk bahan yang berdimensi relative besar, seperti panjang
tali pelampung, tali pemberat, bridle line, warp, tali selambar ( penulisan angka sampai
dua angka di belakang koma titik, missal : 5.25 ; 90.20 ).
c. Ukuran millimeter digunakan untuk bahan yang berdiameter relative kecil, seperti
ukuran mata jarring, ketebalan tali, pelampung dan rantai, misalnya : 12 ; 300.
Gaya, seperti kekuatan putus / breaking load netting yarn atau tali dan daya apung
pelampung dinyatakan dengan kilogramme-force ( Kgf ) atau gramme-force ( gf ).
4. Jenis Bahan
Jenis bahan dinyatakan dengan singkatan yang berlaku internasional, misalnya : plastic
( PL ), sisal ( SIL ), poliamide ( PA ).
Denier memiliki berat 1 gram untuk panjang 9000 meter setiap yarn.
R-Tex menunjukkan resultan densitas linier bahan jadi yang memiliki berat 1 gram
untuk panjang benang 1000 meter.
Tipe simpul dan bentuk simpul yang digunakan, misalnya : English knot, double English
knot, dan reef knot, atau kadang-kadang bila perlu dicantumkan dengan gambar.
Ukuran besarnya mata dinyatakan dengan millimeter, yaitu ukuran mata pada keadaan
ditegangkan ( stretched mesh ) atau mesh size stretched.
Bentuk mata jaring Yoko artinya arah mata jarring kearah vertical dari lembar jaring
sedangkan bentuk Tate arah mata jarring kearah horizontal lembar jaring.
Panjang lembar jaring umumnya dinyatakan dengan meter dan yard namun ada juga
yang dinyatakan dengan jumlah mata. Sedangkan lebarnya umumnya dinyatakan
dengan jumlah mata, tetapi ada juga yang dinyatakan dengan meter atau yard.
Dimensi panel daging jaring atau bagian-bagian jaring dinyatakan / digambarkan lebar
dan panjangnya / dalamnya dengan mencantumkan jumlah mata pada sisi-sisinya.
Pada desain trawl untuk lebarnya bossom / bibir, jumlah angkanya ditulis dalam
kurung.
Agar praktis, bentuk bagian daging jaring / netting dinyatakan dengan rasio
perbandingan pemotongan ( cutting rate ) pada tiap-tiap sisinya.
11. Kelengkapan Lainnya
Pelampung purse seine ; jumlah, bahan, daya apung : 1200 PVC 0,66 kgf
Untuk memberi gambaran yang lebih rinci, diperlukan apa yang disebut dengan
lembarab data.
Adapun konvensi yang dianut sehubungan dengan data sheets ini, silahkan anda baca
dengan seksasama teks di bawah ini.
b. Bagian yang menjelaskan tentang spesifikasi daging jaring atau netting / webbing.
seterusnya, dan bilamana dipelukan bias dibubuhi angka di belakangnya A1, A2 dan
eterusnya.
b) Jenis-jenis bahan
Nama yang dituliskan adalah nama yang berlaku umum, sedapat mungkin dihindari
nama perdagangan.
c) Tipe simpul
Simpul bendera tunggal / sheet bend
d) Pengawetan
O = tanpa pengawetan
C = dengan penyamakan
T = dengan aspal
e) Ukuran benang
g) Sisi atas dan sisi bawah dijelaskan dengan jumlah mata sisi yang bersangkutan,
sedangkan dalamnya dengan jumlah mata ke bawah.
i) Take up, A : B = 4 : 5
b) Jenis bahan dan pengawetan identik dengan yang digunakan untuk netting
Yang menyebabkan tertariknya ikan di bawah cahaya dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
1. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Ini tentu
berhubungan langsung dengan peristiwa fototaksis, seperti pada jenis-
jenis sardinella,kembung dan layang.
2. Peristiwa tidak langsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan
lain-lainsebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud datang berkumpul dengan
tujuan mencari makan(feeding). Beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kategori ini
seperti ikan tenggiri, selar dan lain-lain
Selain dua kelompok diatas terdapat ikan yang tertarik pada cahaya sebagai hasil
dari reflex defensive ikan terhadap predator. Hal ini terjadi berkaitan dengan
pembentukan schoollng dan kemampuan penglihatan pada ikan. Ikan pada umumnya
akan membentuk schooling pada saat terang dan menyebar saat gelap. Dalam
keadaan tersebar ikan akan lebih mudah dimangsa
predatordibandingkan saat berkelompok. Adanya pengaruh cahaya buatan pada
malam hari akan menarik ikan ke daerah iluminasi, sehingga memungkinkan mereka
membentuk schooling dan lebih aman dan incãran predator.
Ikan yang tergolong fototaksis positif akan memberikan respon dengan mendekati
sumber cahaya, sedangkan ikan yang bersifat fototaksis negatif akan bergerak
menjauh.
a. Persoalan-persoalan fisika
1. Cahaya : kuat cahaya (light intensity.), warna cahaya (light
colour, merambatnya cahaya ke dalam air laut, pengaturan cahaya, dan lain-
lain sebagainya.
: refraction, penyerapan (absorption). penyebaran(scattering), pemantulan, extinction d
an lain-lain sebagainya.
b. Persoalan-persoalan biologi
1. Jenis cahaya yang disenangi ikan : berapa besar atau volume rangsangan (stimuli)
yang harus diberikan, supaya ikan terkumpul dan tidak berusaha untuk melarikan diri
dalam suatu jangka waktu tertentu. Tidaklah dikehendaki, sehubungan dengan
berjalannya waktu, pengaruhrangsangan ini akan lenyap, karena ikan menjadi
terbiasa (accustomed).
4. Bersamaan dengan spesies ikan yang menjadi tujuan penangkapan akan berkumpul
juga jenis lain yang tak diinginkan (ikan kecil, larvae), sedang kita
menghendaki catch yang selektif. Ada tidaknya pengaruh cahaya terhadap spawning
season, over fishing, resources,dll.
Agar cahaya dalam kegiatan light fishing dapat memberikan daya guna yang maksimal,
diperlukan syarat-syarat antara lain sebagai berikut: (1) Mampu mengumpulkan ikan-
ikan yang berada pada jarakyang jauh (horizontal maupun vertikal)
(2) Ikan-ikan tersebut hendaklah berkumpul ke sekitar sumber cahaya, di mana
mungkin akan tertangkap (catchable area).(3) Setelah ikan berkumpul, hendaklah ikan-
ikan tersebut tetap senang berada di sana pada suatu jangka waktu tertentu (minimum
sampai saat alat tangkap mulai beroperasi atau diangkat). (4) Sekali ikan berkumpul
disekitar sumber cahaya hendaklah ikan-ikan tersebut jangan melarikan diri ataupun
menyebarkan diri (escape, disperse)
B. Warna Lampu
Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara
cepat sejak ditemukan lampu listrik. Sebagian besar nelayan beranggapan bahwa
semakin besar intensitas cahaya yang digunakan maka akan memperbanyak hasil
tangkapannya. Tidak jarang nelayan menggunakan lampu yang relatif banyak
jumlahnya dengan intensitas yang tinggi dalam operasi penangkapannya. Anggapan
tersebut tidak benar, karena masing-masing ikan mempunyai respon terhadap
besarnya intensitas cahaya yang berbeda-beda. Studi terhadap besarnya nilai
intensitas cahaya yang mampu menarik ikan pada setiap jenis ikan perlu dilakukan. Hal
ini penting, selain agar ikan target tepat berada dalam area penangkapan, juga untuk
menghindari pengurasan ikan tangkapan dan pemborosan biaya penangkapan. Sebab
tidak jarang, dalam operasi penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya ini ikan-ikan
yang belum layak ditangkap (belum memijah) atau bahkan masih juvenile ikut
tertangkap sebagai hasil tangkapan ikan sampingan. Bila ini dilakukan terus-menerus,
maka kerusakan sumberdaya ikan tinggal menunggu waktunya.
Oleh karena itu, banyak sekali kajian-kajian yang telah dilakukan selalu
merekomendasikan untuk penghapusan alat tangkap yang menggunakan alat bantu ini.
Hal ini disebabkan tingginya tingkat ketidakselektifan alat tangkap yang menggunakan
lampu dalam operasi penangkapan ikan. Merupakan pekerjaan besar bagi perekayasa
alat penangkapan ikan ke depan untuk membuat alat tangkap yang mampu menseleksi
hasil tangkapannya sehingga mengurangi hasil tangkapan sampingan.
a. Dasar Teori
1. Cahaya digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada
catchable area yang selanjutnya dengan alat tertentu dilakukan penangkapan.
2. Berdasarkan fungsinya lampu dapat dibedakan atas dua jenis yaitu, lampu penarik
ikan dan lampu yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan-ikan yang telah tertarik
pada cahaya lampu.
3. Cahaya yang dapat diterima dalam penangkapan memiliki panjang gelombang pada
interval 400-750 mµ (Mitsugi,1974, Nikonorov,1975)
4. Cahaya biru dapat menembus jauh ke dalam perairan daripada warna lainnya hal ini
disebabkan karena cahaya biru sangat sedikit diabsorbsi oleh air sehingga
penetrasinya ke dalam perairan sangat tinggi. Sehingga dalam penerapannya cahaya
biru dapat digunakan untuk menarik ikan dari jarak yang jauh baik secara vertikal
maupun horisontal.
5. Untuk mengkonsentrasikan ikan ke Catchable area digunakan warna merah atau
kuning karena daya tembusnya rendah.
6. Ben-Yami (1976) mengemukakan bahwa cahaya biru dan hijau paling dalam
menembus lapisan air, sementara cahaya merah dan ungu akan terabsorbsi oleh air
hanya beberapa meter (2-3 m) setelah menembus permukaan laut.
7. Kuroki vide Gunarso,(1985) warna cahaya yang paling efektif untuk mengumpulkan
ikan adalah cahaya biru dan orange.
Untuk tujuan menarik ikan dalam luasan yang seluas-luasnya, nelayan biasanya
menyalakan lampu yang bercahaya biru pada awal operasi penanggkapannya. Hal ini
disebabkan cahaya biru mempunyai panjang gelombang paling pendek dan daya
tembus ke dalam perairan relatif paling jauh dibandingkan warna cahaya tampak
lainnya, sehingga baik secara vertikal maupun horizontal cahaya tersebut mampu
mengkover luasan yang relatif luas dibandingkan sumber cahaya tampak lainnya.
Setelah ikan tertarik mendekati cahaya, ikan-ikan tersebut kemudian dikumpulkan
sampai pada jarak jangkauan alat tangkap (catchability area) dengan menggunakan
cahaya yang relatif rendah frekuensinya, secara bertahap. Cahaya merah digunakan
pada tahap akhir penangkapan ikan. Berkebalikan dengan cahaya biru, cahaya merah
yang mempunyai panjang gelombang yang relatif panjang diantara cahaya tampak,
mempunyai daya jelajah yang relatif terbatas. Sehingga, ikan-ikan yang awalnya berada
jauh dari sumber cahaya (kapal), dengan berubahnya warna sumber cahaya, ikut
mendekat ke arah sumber cahaya sesuai dengan daya tembus cahaya merah. Setelah
ikan terkumpul di dekat kapal (area penangkapan alat tangkap), baru kemudian alat
tangkap yang sifatnya mengurung gerombolan ikan seperti purse seine, serok atau lift
nets dioperasikan dan mengurung gerakan ikan. Dengan dibatasinya gerakan ikan
tersebut, maka operasi penangkapan ikan akan lebih mudah dan nilai keberhasilannya
lebih tinggi