Anda di halaman 1dari 100

CARA MENGUKUR MATA JARING

Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring
yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang
dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan
mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga
merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan
panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.

Gambar 1. Webbing Untuk Merakit Alat Penangkapan Ikan.

Ukuran webbing terdiri dari panjang dalam. Panjang webbing dinyatakan dalam meter
pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh). Jika sistem penomoran yang digunakan
adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem penomoran
menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard. Jika menggunakan
system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila menggunakan sistem
Denier panjangnya adalah 100 yards.

Kedalaman webbing dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh tertutup
(stretched mesh) untuk semua system penomoran yang berlaku. Namun demikian
ukuran webbing selalu dinyatakan dengan panjang webbing (meter) dan dalam webbing
(jumlah mata jaring) maka ukuran webbing dalam setiap lembar webbing utuh
disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan.

Jenis webbing ditentukan oleh bagaimana mata jaring dibentuk atau disimpul, secara
umum jenisnya terbagi dua, yaitu webbing yang disimpul dan yang tidak disimpul.
Simpul adalah suatu ikatan pembentuk mata jaring atau suatu cara penyambungan
benang atau tali. Simpul pada pembuatan webbing umumnya terdiri dari empat macam,
yaitu, (1) Flat knot (reef knot, square knot), (2) Trawler knot (English knot, sheet bend,
round knot), (3) Double trawl knot, (4) Special flat knot.

Gambar 2. Jenis-Jenis Simpul Pada Webbing

Adapun alat penangkapan ikan yang bahan utama lembaran webbing adalah : Fish Net,
Pukat Udang, Purse Seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan
Moroami dllnya.

Mata jaring (Mesh size) adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari 4 knot dan 4 bar. Lebar
Mata Jaring (Mesh size) ditentukan dengan mengukur jarak antara 2 knot yang
berjauhan pada sisi dalam mata jaring dan bahan jaring dalam keadaan basah.
Pengertian lain Mesh size adalah ukuran lubang pada jaring penangkap ikan. Ukuran
mata jaring minimum seringkali ditentukan dengan aturan untuk menghindari
penangkapan ikan muda yang bernilai setelah mencapai ukuran optimal untuk
ditangkap.

Gambar 3. Mata Jaring (Mesh size)

Menurut Supardi Ardidja (2007) Mata jaring dibentuk oleh empat buah simpul dan
empat buah bar, simpul yang terletak pada arah benang disebut mesh (jika simpul
diurai benang jaring tidak terputus), dan yang tegak lurus dengan arah benang disebut
point (benang jaring terputus). Ukuran mata jaring (mesh size) diukur dalam keadaan
mata tertutup (stretched mesh).
Ukuran mata jaring (mesh size) diukur pada saat keadaan mata jaring tertutup kencang,
atau saat kedua point berimpit atau ditarik kencang secukupnya. Satuan mata jaring
ditentukan oleh sistem penomoran yang digunakan. Jika siatem penomoran
menggunakan tex system satuannya adalah milimeter, sedangkan jika menggunakan
denier system maka satuan ukuran mata jaring adalah inci.

Bukaan Mata Jari pada saat webbing dipasangkan pada tali pelampung (float line) atau
tali pemberat (sinker line) dengan rasio penggantungan tertentu maka mata jaring akan
terbuka baik ke arah panjangnya maupun ke arah dalamnya. Besaran bukaan mata
jaring sangat ditentukan oleh metode panangkapan ikan (bagaimana ikan ditangkap),
apakah ikan harus dikurung, dijerat atau diloloskan. Selain itu juga ditentukan oleh
bentuk ikan yang akan ditangkap.

Friedman (1968) menyatakan bahwa ukuran mata jaring yang akan digunakan untuk
menangkap ikan tertentu ditentukan oleh setengah keliling overculumnya, sedangkan
lebar bukaan mata jaring ditentukan oleh bentuk tubuh ikan (bulat atau pipih). Pipihpun
terbagi dua apakah pipih arah vertikal atau pipih arah horisontal.

Gambar 4. Ukuran Mata Jaring (Mesh size) dan Ikan Tujuan Penangkapan

Keterangan :
a. Ikan tidak terjerat karena ukuran mata jaring lebih kecil dari setengah keliling
overculum;

b. Ikan terjerat karena ukuran mata jaring sesuai dengan setengah keliling overculum;

c. Ikan lolos karena ukuran mata jaring lebih kecil dari setengah keliling overculum.
Benang webbing merupakan jalinan tali jaring atau benang mempunyai besaran atau
diameter. Diameter benang jaring yang sering digunakan untuk membuat alat tangkap
ikan berkisar 0,20 mm sampai 8 mm. Secara umum kontsruksi benang terdiri dari
benang jaring yang dipintal (twisted) dan dianyam (braided). Bahan dasar pembuatan
benang adalah dari serat-serat benang yang dijadikan satu menjadi single yarn,
kemudian tiga single yarn dipintal menjadi netting yarn. Netting yarn adalah istilah untuk
semua material tekstil yang sesuai untuk merakit alat penangkap ikan, yang mungkin
secara langsung dijurai dengan mesin atau dengan tangan, tanpa perlu proses lanjutan.

Gambar 5. Benang Webbing & Konstruksi Benang Jaring dipintal (Klust, 1993)

Untuk mengukur diameter benang selain pengukuran langsung dengan alat seperti
micrometer, kaca pembesar dan mikroskop, ada cara lain seperti dibawah ini dengan
menggunakan jangka sorong dan menggunakan penggaris sederhana.

Gambar 6. Cara Mengukur Diameter Benang

Benang dimasukkan kedalam jangka sorong lalu lihat ukurannya atau lilitkan benang 20
kali pada pensil lalu ukur panjang lilitannya. Bila benang dililitkan 20 kali sepanjang 60
mm maka diameter benang adalah = 60/20 = 3 mm.
Keterangan :
• Titre (denier): Td = berat (g) setiap 9000 m serat dalam bentuk yarn
• Metrik number: Nm = panjang (m) setiap 1 kg serat
• English number: Nec = panjang (kelipatan dari 840 untuk katun yard) setiap pon (lb)
serat
• International: Tex = berat (g) setiap 1000 m serat system

Cara pengukuran panjang mata jaring (Mesh Size) dan bukaan mata jaring dilakukan
dengan berbagai cara berdasarkan surat Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No.
1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 tanggal 14 April 2008 perihal Pedoman cara pengukuran
panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan mata jaring sebagai berikut :
A. Dengan Mata Jaring

1. Jaring Simpul

2. Mata Sigi Enam

3. Jaring Tanpa Simpul (Raschel Type)

Gambar 7. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Dengan Mata Jaring

Keterangan :
• Ukuran mata jaring teregang/mesh size (a) : Jarak (arah tegak) antara titik tengah dua
simpul berhadapan dan mata jaring yang diregang (tertutup).
• Ukuran bukaan mata (OM) : Ukuran dalam maksimum (arah tengah) antara dua
simpul yang berhadapan dari mata jaring yang direngang.
• Panjang kaki (bar) = b
B. Dengan Sepuluh Mata Jaring
Cara mengukur panjang jaring sejumlah sepuluh mata yang ditarik secara sempurna ke
arah vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit). Berdasarkan panjang
jaring hasil pengukuran tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah mata sepuluh. Hasil
pembagian tersebut adalah ukuran mata jaring (mesh size) jaring dimaksud.

Contoh : Terhadap 10 mata jaring yang ditarik sempurna, setelah diukur diperoleh
ukuran panjang sebesar 30 cm. Selanjutnya 30 cm dibagi dengan jumlah mata (10
buah) diperoleh hasil 3 cm.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran mata jaring (mesh size) tersebut
adalah 3 cm.

Gambar 8. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Dengan Sepuluh Mata

Pengukuran harus dilakukan pada beberapa titik / tempat yang berbeda dalam 1 (satu)
bagian yang sama. Misalnya pada bagian kantong/cod-end pukat udang atau pukat
ikan, panjang kantong dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, kemudian pada masing-masing
bagian dilakukan pengukuran mesh size (dengan catatan : mengabaikan ukuran
ekstrimnya) pada 10 (sepuluh) titik yang berbeda. Hasil masing-masing pengukuran
tersebut kemudian ditentukan nilai rata-ratanya. Maka nilai rata-rata tersebut adalah
ukuran mata jaring (mesh size) bagian yang dimaksud.

Cara sederhana mengukur mata jaring sebagai berikut :


• Tarik kencang satu baris benang (misal 10 mata) dalam arah tegak/vertikal (untuk
arah N atau tegak).
• Ukur jarak antara titik tengah 2 simpul (atau sambungan) yang dipisahkan 10 mata.
• Bagi hasilnya dengan 10, hasil pembagian tersebut merupakan panjang satu mata
jaring (mesh size).

Contoh Soal Sebuah potongan bahan jaring mempunyai jumlah mata sebanyak 10
buah seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah ditarik secara sempurna ke arah
vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit) ternyata panjang jaring
tersebut adalah 10 cm yang diukur dari tengah simpul antara ujung yang satu dengan
ujung yang lain dari sepuluh mata jaring tersebut. Berapakah panjang satu mata jaring
dari potongan jaring tersebut?

Jawab dari pengukuran panjang 10 mata jaring = 10 cm. Maka panjang satu mata jaring
= 10/10 = 1 cm

Gambar 9. Cara Sederhana Mengukur Mata Jaring (mesh size)

C. Alat Ukur Mata Jaring (Net Gauge)

Alat ukur mata jaring (net gauge) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
mata jaring yang dibuat oleh Pusat Riset Teknologi Kelautan Badan Riset Kelautan dan
Perikanan yang terdiri dari Pengukur Mata Jaring Kecil, Pengukur Mata Jaring Besar
dan Pemberat (bandul). Alat tersebut terbuat dari bahan kuningan.
Gambar 10. Alat Ukur Mata Jaring (Net Gauge)

Teknik pengukuran mata jaring yaitu dengan metode “wet and stretch open mesh size”,
yaitu dengan cara bahan jaring dalam keadaan basah (operasional) serta tertarik.
Dimana besarnya beban tarikan ditentukan oleh berat bandul.

Pelaksanaan pengukuran sebagai berikut ;


• Gunakan alat ukur mata jaring (net gauge) yang sesuai dengan lebar mata jaring yang
hendak diukur.
• Masukan alat pengukur tersebut pada mata jaring.
• Atur posisi alat ukur sehingga kedua sisi alat ukur seperti gambar open mesh size
diatas.
• Pasang pemberat (bandul) pada tempatnya sehingga posisi mendatar.

• Ukuran mata jaring dapat dilihat pada sisi-sisi alat ukur.

Gambar 11. Pemasangan Net Gauge Pada Mata Jaring


Gambar 12. Pengukuran Mata Jaring Dengan Net Gauge

Gambar 13. Cara Pengukuran Mata Jaring di Berbagai Negara

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai alat tangkap ikan seperti Jenis & Jumlah,
Ukuran Pokok alat penangkapan ikan dan Mata Jaring (Mesh Size) jangan sampai tidak
sesuai yang tertera pada Surat Izin Penangkapan Ikan.
Beberapa ketentuan ukuran alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
1. Pukat Ikan (Fish Net), Mesh Size Kantong > 50 mm pada groud rope tidak
menggunakan bobin dan rantai pengejut. Tidak dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
2. Pukat Udang (PU), Mesh Size Kantong > 30 mm memakai TED/API jarak jeruji
> 10 cm. Tidak dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
3. Purse Seine Pelagis Kecil (PSPK):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min. 50 mm
4. Purse Seine Pelagis Besar (PSPB):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min 60 mm
5. Jaring Insang (Gill Net) di ZEEI (Permen No. PER.08/MEN/2008) tentang
penggunaan alat penangkapan ikan jaring insang (gill net) di ZEEI.
A. Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 10 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
B. Jaring Insang Tetap (Set Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 20 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
6. Jaring Insang (Gill Net) di Periaran Teritorial. Untuk ukuran alat tangkap jaring insang
diperairan teritorial tidak terlalu jauh berbeda dengan jaring insang yang dioperasikan di
perairan ZEEI, kecuali ukuran panjang jaringnya dimana panjang jaring untuk alat
tangkap jaring insang (gill net) yang dioperasikan di perairan teritorial max. 2500 meter.

Pustaka : Supardi Ardidja, 2007, Bahan Alat Penangkapan Ikan dan Rancang Bangun
Alat Penangkapan Ikan, Surat Dirjen Perikanan Tangkap No.
1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 Tanggal 14 April 2008 Perihal Pedoman Cara Pengukuran
panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan Mata Jaring, BBPPI Semarang, 2006,
Panduan Teknis Usaha Penangkapan Ikan, Pusat Riset Tehnologi Kelautan, Petunjuk
Pemakaian Alat Ukur Mata Jaring, Beberapa Paparan dari Pejabat Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap.
MUKHTAR, A.Pi, M.Si (Kepala Satker PSDKP Kendari, Pengawas Perikanan, Penyidik
PPNS Perikanan, Dosen Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiah Kendari,
Kepala SMKS Kelautan dan Perikanan, Pembina Marine And Coastal Conservation
Faoundation Kendari)

Jaring Purse seine dll


Alat Penangkapan ikan dan pengoperasiannya

Purse seine

Contoh desain perakitan purse seine

Purse seine untuk ikan sardin dan ikan pelagic kecil yang lain untuk kapal dengan
panjang keseluruhan 10 meter (PAJOT FAO)

Catatan: Pada purse seine berukuran kecil. dimana tali kolor (purse line) tidak
digulung pada drum, tali kolor dapat diikatkan pada tali pelampung.

Purse seine : Ukuran minimal ukuran mata jaring, ukuran benang

Panjang dan dalam minimum purse seine, ukuran kantong

— Panjang minimum tergantung panjang kapal :

•   Panjang purse seine…15X panjang kapal

— Dalam minimum :10 % dari panjang purse seine

— Panjang dan dalam bunt (kantong) minimum = panjang kapal

Pemilihan ukuran mata tergantung terhadap ukuran dan jenis ikan yang akan
ditangkap.
(Rumus Fridman)

Keterangan:

OM = Bukaan, mata (mm) pada bagian kantong (bunt)


L = Panjang (mm) jenis ikan yang akan ditangkap

K = Koefisien, tergantung dari ikan yang akan ditangkap

K = 5 untuk ikan berukuran panjang dan pipin

K = 3,5 untuk bentuk dan ukuran ikan umum


K = 2,5 untuk ikan-ikan yang pipih dan lebar

Beberapa contoh

Ukuran
Ukuran
Spesies benang
mata (mm)
(Rtex)
Teri kecil, n dagala kapanta
12 75-100
(pantai Timur Afrika)
Teri,sardin kecil 16 75-150
Sardin,sardinela 18-20 100-150
Sardinela besar,bo nga, ikan
25-30 150-300
terbang, makerel kecil, teng giri
Makerel, belanak.ti lapia,tenggiri,
50-70 300-390
tongkol kecil
Tongkol, tuna, waho, 50-70
450-500
scomberomorus sp. (mm)

= Hubungan antara garis tengah benang dan ukuran mata jaring pada bagian-bagian
purse seine

Beberapa contoh
  Badan Purse
Kantong (Bunt) Purse Seine
Seine
Pelagic kecil 0,01-0,04 0,01-0,05 L.Utara , 0,04-0,07
Pelagic besar 3,005-0,03 0,01-0.05

Pada purse seine, seperti halnya jenis alat penangkap ikan yang lain, bagian kantong
(bunt) adalah bagian yang di-tarik paling akhir atau bagian dimana hasil tangkapan
terkonsentrasi

Jumlah pemberat*, daya apung pelampung, berat jaring

= perbandingan pemberat dengan berat   jaring (di udara)

jumiah berat pemberat (di udara) berki sar antara 1/2 dan 2/3 dari berat jaring (di
udara)**. Jumlah berat pem berat (di udara) per meter panjang ris bawah umumnya
antara 1 dan 3 kg (untuk purse seine dengan ukuran mata kecil yang dipergunakan
menangkap ikan-ikan pelagic kecil yang memiliki kedalaman 
tinggi, jumlah pemberat per peter kadang-kadang diperbesar, sedang kan untuk purse
seine tuna yang besar jumilah sampai 8 kg/meter.

= Perbandingan daya apung dengan jumlah berat pukat

Pemasangan pelampung-pelampung pada purse seine harus dihitung bukan hanya


untuk mengimbangi antara daya apung yang diperlukan dengan jumlah berat alat dalam
air tetapi juga harus dita daya apung tambahan.*** Besar ngjg daya apung tambahan ini
30 % diperairan yang tenang, dan 50-60 % diperairan yang berombak untuk
mengimbangi keadaan laut yang berombak serta faktor lain yang ada hubungannya
dengan cara pengoperasian alat. Daya apung yang lebih besar dibutuhkan pada bagian
kantong/bunt yang memiliki benang lebih berat, dan sepanjang bagian tengah purse
seine (yang mendapat gaya tarik lebih besar selama pengoperasian).

Dalam praktek, jumlah daya apung pelampung kira-kira sama dengan 1 1/2 sampai 2
kalijumlah pemberat yang dipasang pada ris bawah. contoh :

(a) Purse seine yang besar dengan jaring yang relatif berat, jumlah pemberat yang
diperlukan relatif kecil, dan
daya apung yang diperlukan kira-kira separoh lebih sedikit dari berat jaring di udara.

daya apung = 1,3 sampai 1,6 x (berat jaring dalam air + berat pemberat dalam air.

= (1,3 - 1,6) x (0,10 +0,27)


= 0,5 sampai 0,6 kg tiap kg berat jaring diudara.

(b) Purse seine yang lebih kecil dengan berat yang relatif ringan, memerluttan pemberat
yang relatif besar, dan daya apung pelampung yang kira-kira sama atau sedikit lebih
besar dari berat jaring (di udara).

Daya apung = 1,3 -1,6 x (berat jaring dalam air + jumlah pemberat dalam air). = (1,3-
1,6) x (0,10 +0,72) = 1 sampai1,3 kg untuk tiap kg berat jaring di udara.

Secara teori, prosedur menentukan jumlah pemberat dan daya apung*** yang
diperlukan dapat diikalkulasikan sebagai berikut
(1) Beart jaring 01 udara= Wn**

(2) Berat pemberat di udara = Ws

(3) Deya apung = (1,3 sampel l,6) x


(0,1 Wh + 0.9 Ws)
= (1.3 Samp at 2) x Ws

* Pemberat delam hal int diperthitung kan termasuk pemberat itu sendiri yang dipasang
pads tall ris bawah, cincin-cincin, rantal dan timah atau besi-besi yang lain yang di
pasang pada bagianbawah purse seine.

** Berat jaring, lihat haiaman 35.

*** Daya apung pelampung purse seine lihat halaman 47 - 49.

Penggantungan, tali pemberat selambar, tali kolor, kedalaman, volume dan


bentuk alat

Tali ris bawah sebuah purse seine umum nya 10 % lebih panjang dari pada tali ris atas,
meskipun ada beberspa tipe yang mempunyai tali ris atas dan bawah yang sama
panjang.

Hanging ratio (E), umumnya lebih besar pada ris bawah dari pada ris atas. Besarnya
H.R. berkisar antara 0,50 sam pai 0,90 tergantung type jaring. Besar HR juga bervariasi
pada sepanjang tali ris atas dan tali ris bawah, umumnya menjadi lebih kecil pada
bagian ?antonq (bunt), Cara penqgantunoan dan  lebih rinci, lihat pada ha 1 aman 38,
39 dan 42.

Selambar : umumnya 25 % dari panjang purse seine.

Tali kolor kebanyakan 1,1 sampai 1,75 kali panjang tali ris bawah, biasanya kira-kira 1,5
kali panjang purse seine. Tali kolor harus dibuat dari bahan yang tahan gesekan dan
memiliki breaking slength yang baik. Breaking strength (R) tali kolor purse seine adalah
seba gai berikut:

R) 3 x (gabungan berat jaring, tali ko lor, pemberat, dan cincin purse seine)

Besar ruangan di kapal yang diperlukan untuk purse seine

Tinggi purse seine didalam air (lihat juga halaman 39 dan 40). Suatu perki-raan
kedalaman atau tinggi yang nyata (AD) secara kasar sama dengan 50 % kali dalam
keseluruhan. (SD, atau ukuran mata x jumlah mata) purse seine, dan dekat pada
kantong tengah purse seine besarnya 60 %.

Kecepatan tenggelam sebuah purse seine telah diukur kecepatan tenggelam berbagai
jems pukat, besarnya berkisar antara 2,4 sampai 16 meter tiap menit sedangkan rata-
ratanya 9 meter tiap menit.

pukat pantai

Jenis pukat pantai, bridle tali selambar

- Pukat pantai tanpa kantong

Lembar jaring : - tanpa ketentuan pan jang dan lebarnya.

atau
Ukuran mata dan benang yang khusus pada bagian tengah.

- Pukat pantai dengan kantong

Titik tarik

Pukat-pukat kecil yang diperlengkapi dengan bridle, cukup ditangani oleh satu orang
saja.

Tali selambar untuk menarik pukat perikanan

Serat-serat alam atau Nylon, PE, PP

Panjang
Garis tengah bridle dari bahan sintetis (mm)
Pukat
50 - 100 6
200 - 500 14 - 16
800 - 1500 18

Pukat pantai : bahan dan cara penggantungan

- Ukuran mata dan besar benang

Pada bagian sayap, ukuran mata dan besar benang bisa sama atau berbeda dengan
bagian tengah atau bagian kantong.

Contoh-contoh spesifikasi bagian Kantong Pukat Pantai

Jenis ikan yang ukuran mata Besar bening


akan, ditangkap (mm) (Rtex)
Lemuru 5-12 150-250
Siro/gambulah 30 800-1200
Tilapis 25 100
Udang daerah tropik 18 450
Ikan yang besar 40-50 150-300

-  Tali ris atas dan tali ris bawah umumnya dibuat dari bahan dan diameter yang sama
( PA atau PE).

- Hanging ratio (E) umumnya dibuat sama, baik pada tali ris atas maupun tali ris bawah.
Pada bagian tengah, E = 0,5 atau sedikit lebih besar (0,5 - 0,7). Pada bagian sayap
hanging ratio umumnya sama dengan bagian kantong tapi kadang-kadang sedikit lebih
besar (E = 0,7 - 0,9).

- Pelampung pada tali ris atas

Jumlah pelampung yang diperiukan makin banyak sesuai dengan tinggi atau dalam nya
pukat. Berikut ini daya apung yang dismati pada bagian tengah pukat.

Tinggi (m) pukat  Daya apung (g/m jaring yang digantung)


3-4 50
7 150
10 350-400
15 500 - 600
15 1000
Pelampung-pelampung dipasang dengan jarak yang sama sepanjang tali ris atas atau
dengan jarak yang lebih rapat pada bagian kantong, dan jarak ini makin diperenggang
sanipai pada bagian ujung pukat (sayap).

- Pemberat pada tali ris bawah

Jumlah dan jenis pemberat bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaannya (lebih
menggaruk dasar atau kurang menggaruk dasar). Pemberat mungkin dipasang dengan
jarak yang sama merata sepanjang tali ris bawah, atau lebih dipusatkan pada dekat
bagian kantong.

- Perbandingan daya apung/pemberat

Pada bagian kantong, perbandingan daya apung/berat pemberat sekitar 1,5 - 2, tapi
kadang-kadang agar supaya jarimg dapat lebih menggaruk dasar. Suatu jaring dirakit
dengan pemberat yang lebih besar dari pad duya apungnya. Pada bagian sayap,
perbandingan daya apung/berat pemberat adalah sama, atau sedikit lebih kecil dari 1.

Pukat dasar

Pultat dasar : jenis pukat dasar dan cara pengoperasiannya

- Konstruksi, perakitan :

Mirip sekali dengan trawl dasar.

Pukat dasar 
Pukat dasar dengan tali  ris tinggi
Bridle Ris atas
20-25 m 35 m
45-55 m 45-m

- olah gerak kapal pada waktu penurunan jaring dogol dengan jangkar atau tanpa
jangkar

Contoh : Penurunan selambar 12 coil atau 2640 m (1 coil= 220 m)


Pukat dasar : ukuran spesifikasi jarring

- Ukuran jaring

  Boat Net

Power
  Length (m) Moutth** Headline
(hp)* opening (m) (m)
Bottom seine
10- 15   30 50
(Japan)

Bottom seine
15-20 100-200 20-30 55-65
(Europe)

Bottom seme (high


10-20 100 35-45 25-35
op.)

  20 200 45-65 35-45

  20-25 300-400 -100 45-55

  25 + 500   55-65

- Estimasi bukaan keatas/tegak


Bukaan tegak yang tinggi pukat dasar yang diperlengkapi tali kekang (bridel)

- Ukuran mata,ukuran benang

Ukuran mata (mm) Rtex


110 - 150 1100 - 1400
90 -  110 1000 -1100
70 - 90 700 - 1000
40 -70 600-800

*) 1 PK = 1,36 Kw

**) Bukaan mulut diukur menurut panjang bagian tepi perut jaring (beli)

Terdapat perbedaan-perbedaan dal am penggunaan perumusan diatasi (dibeberapa


tempat berdasarkan ukuran mata x jumlah mata), sehingga harus hati-hati dalam
mentafsirk an.

Selambar untuk pukat dasar

Keawetan, ketahanan terhadap gesekan, dan berat adalah sifat-sifat mutu yang utama
untuk selambar pukat.

Bahan-bahan:

Dogol berjangkar (Denmark) tali kombinasi Ø18 - 20


Dogol tak berjangkar (Scotlandia) PE atau PP 0 20 - 32 (3
strand dengan inti timah
pa-da setup strand)
Dogol tak berjangkar . (Jepang, kapal kecil : tali manila
ka palukuran se-dang :
Korea)
PVA

Garis tengah

Tali
Garis Tengah Berat (Kg/100 m)
PP 20 35
24 43
26 55
28 61
30 69

Kadang-kadang  perubahan garis tengah pada seutas selambar dari 24-36 mm (untuk
kapal ukuran menengah). pemberat sering dlikatkan disepanjang selambar.

Panjang : dinyatakan dalam koil adalah 200-220 m, panjang keseluruhan umumnya


1000-3000 m.

Panjang
Metode Daerah Penangkapan
Selambar
Teknik Perairan dangkal (50-70 m) atau daerah yang Kurang dari
Skotlandia sempit dengan da -sar perairan yang lu-nak 2000 meter.
yang dikelilingi daerah ka-rang.
3000 m atau
lebih panjang
Perairan agak dalam (80-200 m) atau daerah
yang luas dengan dasar perairan yang lunak.
Teknik Untuk perairan sampai kedalaman 300-500 m 8 sampai 15
Jepang atau perair an yang luas, dengan dasar yang kali dalam
umum. perairan.

Trawl

Cara pengoperasian pukat dasar

Operasi berjangkar
Cara pengoperasian tanpa jangkar (Skotlandia)

Cara pengoperasian tanpa jangkar (ull trawling) (Jepang, Korea)

Cara pengoperasian dengan 2 kapal (Kanada)

Desain trawl dasar 2 panel

Contoh ini dari FAO untuk kapal 50 - 70 PK. Lihat contoh dibawah ini.
Istilah yang dipergunakan pada perencanaan jaring

MAT Bahan benang/tali (lihat halaman 6-8).

Rtex  Resultan tex (ukuran benang/tali, lihat halaman 10).

a (mm) Ukuran mata (lihat halaman 29-30).

Dalam/tinggi lembaran jaring, dihtung menurut jumlah mata jaring (arah


n
tegak/point).

Angka-angka yang dicantumkan pada bagian atas dan bawah lembarao-lembaran


jaring menunjukkan jumlah mata jaring.

Angka-angka dan huruf yang dicantumkan pada bagian tepi dalam lembaran jaring
menunjukkan care pemotongan, sebagai contoh ; 1N2B ; berarti 1 point 2 bar (lihat
halaman 32-33).

Adanya jumlah mata yang berbeda yang tercartum pada tepi atas/bawah lembaran
jarlng, make untuk menyambungnya dilakukan penggantungan-penggantungan (take
up) ; (lihat halaman 4). Panjang tali (ris) dlnyatakan dalam meter (11,00 dls.).

Desain dan perakitan alat trawl pertengahan 4 panel


Contoh Midwater trawl ini digunakan oleh kapal-kapal Perancis120 - 150 PK
mertangkapikan kering dan mackerel.

Hubungan antara ukuran mata dan benang jaring pada trawl dasar

Trawl dasar

Mesin 30 -100 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
100 950-1 170
80 650- 950
60 650
40 650

Mesin 100 - 300 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
200 1 660-2 500
160 1 300
120 1 300-2 000
80 950-1 550
60 850-1 190
40 850-1 190

Mesin 300 - 600 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
200 2 500-3 570
160 1 230-2 000
120 1 230-2 000
80 1 660
60 950-1 190
40 950-1 190

Trawl udang, tipe Amerika, semi balon

try-net lihat halaman 84


Ukuran benang (Rtex) Ukuran mata (mm)
39.6 645

Mesin 150 -300 hp*

Ukuran mata (mm) Size of ine(Rte)


44 940-1190

39.6 1 190

Mesin 300 - 600 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
47.6 1 190

39.6 1 540
 

* brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power lihat halaman 95. IPK = 1,36
KW

Trawl dasar dengan bukaan mulut tinggi

Mesin 75 -150 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
120 950
80 650-950
60 650-950
40 650-950

Mesin 150 - 300 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
200 1 660 2 500
160 1 300-1 550
120 1 300-2 000
80 950-1 550
60 850-1 190
40 850-1 020

Mesin 300 - 800 hp* 


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
800 5 550
400 3 570
200 2 500-3 030
160 1 660-2 500
120 1 550-2 500
80 1 300 2 500
60 1 190-1 540
40 940-1 200

Hubungan antara ukuran mata dan benang pada trawl pertengahan

Trawl perairan tegak (dengan satu kapal)

Mesin 150-200 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
400 2 500
200 1 190-1 310
160 950 1 190
120 650-950
80 650-950
40 450
40 950-1 310

Mesin 400 - 500 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benana (Rtex)
800 3 700
 400 2 500
200 1 310 1 660
160 1 190-1 310
120 950
80 650950
40 650-950
40 1 660

Mesin 700 hp*

Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)


800 7 140-9 090
400 3 700-5 550        
200 2 500-3 700
160 2 500  

120 1 660

80 1 660

40 1 660      

40 2 500

Trawl perairan tegak (dengan dua kapal)

Mesin2 x 100 - 300 hp*


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
800 3 030-4 000
400 1 190-2 280
200 1 190-1 540
120 950
 80 650-950   
40 450-950

Mesin 2 x 300 -500 hp* 


Ukuran mata (mm) Ukuran benang (Rtex)
800 5 550
400 2 280
200 1 540
120 950-1 190
80 950-1190
40 950-1 190
 

* Brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power (APN) lihat halaman 95.

IPK=1,36 KW

Menentukan tukuran yang sesuai antara jaring trawl dengan kekuatan mesin
kapal
Pemilihan sesuai dengan perhitungan luas permukaan benang jaring (lihat nalaman 37
untuk luas permukaan benang jaring).

Tentukan kekuatan mesin kapal dan tipe trawl yang dimaksud, akan didapatkan ukuran
yang cocok sesuai dengan luas permukaan benang yang diterjunkan di -antara gambar
grafik.

1. Trawldasar dengan 2 panel.


2. Trawldasar dengan 4panel.
3. rawlperairan pertengahan dengan kapaltunggal (ukuran mata pada -sayap
sampaidengan 200 mm).
4. Trawlperairan pertengahan dengan kapaltunggal (ukuran mata jaring lebih besar
dari 200 mm).

Sesuai dengan kekuatan mesin dan tipe trawl, besarnya luas permukaan tail mungkin
bervanasi sesuai dengan bebe rapa faktor, misalnya : PK mesin yang nyata, waktu
penggunaan mesin, cara perakitan alat, ukuran mata, jenis da sar
perairan,kekuatanarus,dll.

Untuk pair trawl, luas permukaan tali (m2) yang dinyatakari diatas harus dikalikan
dengan faktor-faktor berikut:

tipe trawl faktor


trawldasar dua panel 2,4
trawldasar empat panel 2,2
trawlperairan pertengahan dengansatu kapal (ukuran
2
mata pada sayap sampai de ngan 200 mm)
trawl perairan pertengahan dengan satu kapal
2
(ukuran mata pada sayap lebinbe-sar dari 200 mm)

Menentukan ukuran trawl dengan membandingkan kekuatan mesin kapali


Diketanui ukuran sebuah trawl (Tl) di-gunakan pada kapal trawl yang memiliki mesin
P1. Untuk menghitung ukuran jaring yang betul bagi kapal lain de ngan kekuatan mesin
P2, dapat dilaku-kan dengan mengal ikan panjang dan lebar tiap-tiap panel pada P1
dengan akar P2/P1.

* BHP atau ANP lihat halaman 95

Pembukaan trawl dasar

Trawl dasar dengan bukaan tegak rendah (VO)

Trawl dasar dengan bukaan tinggi


Trawl udang (flat atau semi balon)

N atau n = lebar dihitung menurut jumlah mata bagian depanjaring.

ukran mata, dihitung dalam meter tiap mata pada


a =
bagian bagian jaring.

V0 = perkiraan bukaan tegak mulut jaring (meter).

S = perkiraanjarak horizontal ujung sayap (meter).

HR = panjang tali ris atas dihitung dalam meter.

 Pembukaan trawl dasar dan trawl pertengahan

Trawl dasar 4 panel bukaan tinggi

Trawl perairan pertengahan dengan satu kapal


Trawl perairan pertengahan dengan dua kapal

lebar dihitung menurut


n = jumlah mata tepi depan
jaring bagian perut

lebar dihitung menurut


n = jumlah mata tepi depan
jaring bagian perut

panjang taliris atas dihitung


HR =
dalam meter

ukuran mata (panjang


dihitung dalam meter bukaan
a =
mata terlebar pada bagian
jaring)

perkiraan bukaan tegak dari


VO =
mulut jaring (meter)

perkiraan jarak horizontal


S =
ujung sayap (meter).

Perlengkapan trawl dasar satu kapal

Bentuk, penyetelan dan panjang relatif bagian-begian utama

∎ Trawl dasar dengan tali ris atas rendah


∎ Trawl dasar dengan tali ris tinggi (OV) : tali sapuan dan tali sayap (bridle)

Catatan :penyetelan dilakukan secara telitI dengan mengukur mata rantat hain links

∎ Panjang relatip bagian-bagian trawl

Fabout 2.2 times the depth for deep

Fkira-kira2,2 kali kedalaman di laut dalam, 10 kalt kedalaman di laut dangkal  

Rumusan umum :

F = tali tarik (selambar)

= panjang tali sapuan atau tali sapuan + tali kendali atau ta li


B
cabang (lihat halaman 81)

 
*) Brake horsepower (BHP) atau Apparent Nominal Power (ANP) lihat halaman 95.1 HP
= 1,36 KW

Perakitan pengoperasian trawl dasar dan trawl pertengahan dengan satu kapal

Trawl dasar bukaan tinggi :tali cabang

Panjang talitarik (selambar) 3 sampai 4,5 kali kedalaman laut

Trawl perairan pertengahan dengan satu kapal

*) Daya kuda untuk perhitungan. lihat halaman 95

Perakitan pada pengoperasian trawl dengan duakapal

Trawl dasar
Trawl perairan pertengahan

P = kekuatan mesin kapal

L = jarak jaring kekapal

G = pemberat pada baqian depan jaring

D = jarak antara dua kapal

* Untuk BHP dan ANP lihat halaman 95. 1 ok = 1,36 KW

Perkiraan posisi kedalaman jaring trawl pertengahan yang ditarik dua kapal

Penting sekal memperhitungkan sudut tegak dani tali tarik (dengan perkataan


la in inklinasi atau sudut yang dibentuk antara tali  tarik  dari  garis mendatar)

Catatan: Metode-metode ini hanya memberikan perkiraan yang sangat kasar. Metode
ini hanya boleh dipakai bila tidak ada net sounder yang dapat memberi-kan informasi
yang lebin skurat. Hat i-hat i untuk menaga agar supaya jaring tidak menyentuh dasar.
Sudut tali tarik dapat diukur dengan menggunakan busur derajat atau dengan
menggunakan alat lain

1. Ukur sudut tali tarik A


2. Cocokkanlah panjang tali tarik dengan grafik mendatar
3. Urutkan kebawah panjang tali tarik sampai ke sudut A
4. Perkiraan dalamnya trawl dapat dibaca pada skala tegak sebelah kiri

Metode lain tanpa menggunakan

busur derjat adalah sebagai berikut


1. beri tanda pada tali tarik 1 meter setelah blok
2. tarik garis vertical kebawah dari blok
3. ukur jarak D
4. cocokkan menurut table samping

Jarak D (cm) Panjang tali tarik (m)

100 200 300 400 500

99 14 27 42 56 70

98 21 42 62 83 103

97 25 49 72 94 116

96 28 57 82 106 130

95 31 62 92 123 153

94 34 68  103 138 174

Trawl udang dan perakitan

Tipe teluk Mexico

Example:
Conton-conton ukuran mata

Bukaan mata penuh (dalam mm)

Guyana Perancis 45
Aftka Barat 40-50
Teluk Persia 30-40 / 43-45
Madtaqaskar 33-40
India 50-100
Australia 44

Di perairan tropik, catch rate seimbang dengan buka an mendatar dan trawl. Untuk
mend patkan bukaan mendatar yang sebesar-be sarnya, dipergunakan tipe trawlserta
perlengkapan yang khusus.

(1) Tipe-tipe khusus trawl

(2) Perakitan
Perakitan boom

Perlengkapan ini memung kinkan peningkatan na sil tangkapan sebesar 15-30 % diatas


trawl tunggal. Kecepatan penarikan 2,5 sampai 3 mil.

Power mesin Panjang (m)


(Up)
Headline Bridles Booms

150 to 200 12-14 33 9


20010 150 15-17 35 9
250 to 300 17-20 40 9
300 to 400 20 45 10

500 24 50 12

Dalam M Panjanq tali


20 110
20 to 30 145
30 to 35 180
35 to 40 220

Perlengkapan diantara type trawl yang berbeda

∎Trawl Dasar

∎Trawl perairan pertengahan untuk 1 kapal


∎Trawl perairan pertengahan degan 2 kapal

Daya apung tali pelampung dan berat groundrope untuk trawl

PK
Mesin
(BHP)

B1 (kgf) W1 (kg air) B2 (kgf) W2 (kg air) B3 (kgf) P W3 (kg air)


P(hp) P(hp)* P(hp)* P (hp)* (hp)* P (hp)*
50 B1=P x ... W1=Px ... B2=Px ... W2 =P x ... B3=P x ... W3=P x

100 0.20 0.28 0.27 0.29 0.28 0.33


200 0.20 0.25 0.24 0.27 0.25 0.31

400 0.20 0.22 0.22 0.24 0.22 0.28

600 0.20 0.22 0.21 0.23 0.21 0.27

800 0.18 0.20 0.19 0.22 0.19 0.26

- Untuk daya apung, angka yang ditujukan disesuaikan dengan jaring yang dibuat dari
polyamide (nylon), serat sintetik yang memiliki daya apung negatip (tengge-lam). Bagi
jaring yang dibuat dari bahan yang terapung, jumlah pelampung dapat dikurangi10 - 15
%.

- Pemberat yang ditujukan diperkirakan dengan batas kesalahan 5 - 10 %  Ada be-


berapa variasi yang disesuaikan dengan kecepatan penarikan, jenis dasar perairan,
daya apung jaring dan pelampung, jenis ikan yang akan ditangkap dan sebagainya.
Jumlah pemberat telah diperhitungkan dengan asumsi bahan yang dipergunakan seba-
gai pemberat berupa rantai besi- Jika bahan lain yang dipergunakan, maka berat
jenisnya harus diperhitungkan. Contoh, untuk mendapatkan sinking force dida'am air
yang sama, seutas rantai besi seberat 1 kg diudara harus diganti dengan sejum Ian
rubber roller dengan berat 3 - 3,5 kg diudara.

Untuk BHP atau ANP lihat halaman 95

IPK =1,36 KW

Contoh berbagai groundrope

Trawl perairan tengah (bukaan


tegak maksimum) : tali
penyambung dari braided PP.,
ris bawah dari lambung dari
lambung yang diberi timah.
Trawl dasar bukaan tinggi : Tali
pe nyambung dari braided PP.
Ris bawah darirantai
Trawl udang, dasar iunak : Ris
bawah diberi cincin timah (rantai
sering juga dipergunakan
sebagairis bawah)
Trawl dasar bukaan tinggi
dengan 2 bridle : Ris bawah
dengan cincin-cincin karet
untuk penggunaan pada dasar
yang lebih kasar ris bawah
diperlengkapi dengan bobin
atau ca - kram karet dan
dihubungkan dengan rantai.
Trawl ikan atau udang pada
dasar keras : Ris bawah dari
cincin-cincin karet dari bola-bola
plastik yang keras.
Trawl ikan atau udang untuk
dasar lunak atau berlumpur :
roller kayu yang dapat
dipisahkan sehingga da-pat
dipasang atau dilepas tanpa

membuka taliris bawah dari


lubang tengah.

Bukaan otter board dan trawl

Perkiraan bukaan otter board


Perkiraan bukaan trawl

Contoh : sebuah trawl dengan panjang 25 meter (tanpa kantong) diperlergitapi dengar


sweep 50 meter dan bukaan otter board 40 meter, maka bukaan ujung sayap

Otter board : Perbandingan, sudut guntingan (attacck angel)

perbandingan berbagai tipe otter board

Otter board empat perseg panjang rata


Otter board untuk udang

Otter board segi 4 dengan profil V

∎Panneau pélagique Suberkrub


Sudut guntingan

Otter board : sudut guntingan, penyetelan

∎ Sudut guntingan

∎ Penyetelan/pengaturan sudut guntingan

∎ Orientasi penyetelan/pengaturan
a – L x 1-2

Umummya a = b

atau b = a + (2-5% L)

However on soft muddy bottom or small corals, some upward tilting (b) longer than (a)
may be good

Masalah

Penyetelan yang
dianjukan Bila
mungkin dengan
sedikit menaikkan
brackets penarik

Bila ungk in
sedikitmenurunkan
bracket penarikan
dan menambah
pemberat pada keel

Perpanjang
bacastrop atas (a)
atau perpendet
brakstrop baugh (b)
sedikit kearan ats
sangt baik unsek
kondist dasar lertantu

Perpanjang
bacastrop atas (a)
atau perpendet
brakstrop baugh (b)
sedikit kearan ats
sangt baik unsek
kondist dasar lertantu

Otter board : spesifikasi utama, pemilihan menurut kekuatan mesin kapal

Bentuk segi 4 dan oval

Berat yang ditunjukkan pada tabel berikut (untuk 1 kapal) merupakan nilai maksimum.
Luas penampang berdasarkan pemakaian PK sepertitertulis dalam tabel adalah  se
-ring dipakai dengan penggunaan bahan yang leblh ringen,sehingga dapat mengurangl
beban 50 %.

Berat
Bentuk segi empat Bertuk oval
(Kg) 
Daya*
(PK) Ukuran Suriace Ukuran Surface

L (m)  h (m) m2 L(m) h (m) m2

50-75 1.30 0.65 0.85       45


100 1.50 0.75 1.12 1.40 0.85 0.93 100-120

200 2.00 1.00 2.00 1.75 1.05 1.45 190-220


300 2.20 1.10 2.42 1.90 1.10 1.65 300-320
400 2.40 1.20 2.88 2.20 1.25 2.15 400-420

500 2.50 1.25 3.12 2.40 1.40 2.65 500-520


600 2.60 1.25 3.38 2.60 1.50 3.05 600-620

700-800 2.80 1.40 3.92 2.90 1.60 3.65 800-900

V Otter board

Penampang Berat (kg)


Daya * (PK)
(m2)
100 1.40 240
200 2.10 400
300 2.50 580
400 2.90 720
500 3.30 890
600 3.60 1 000
700 3.90 1 100
800 4.20 1 200

Otter board trawl udang (double rig)

Daya * (PK) Ukuran m Berat (kg)


100-150 1.8 x 0.8 - 2.4 x 0.9 60-90
150-200 2 x 0.9 - 2.45 x 1 90- 100

200-250 2.4 x 1 - 2.45 x 1 120

250-300 2.5 x 1 - 2.7 x 1.1 160

300-450 3 x 1.1 - 3 x 1.2 220

450-600 3.3 x 1.1  - 3.3 x 1.3 300

Mid water otter board, suberkrub

Ukuran
Daya * (PK) Surface (m2) Berat (kg)
H (m) L(m)

150 1.88 0.80 1.50 90-100


200 2.05 0.87 1.80 110-120
250 2.12 0.94 2.00 150-160
300 2.28 0.97 2.20 170-180
350 2.32 1.03 2.40 220-240
400 2.42 1.07 2.60 240-260
450 2.51 1.12 2.80 260-280
500 2.68 1.14 3.00 280-300
600 2.86 1.22 3.50 320-350
700-800 300 1.33 4.00 400-430
Contoh hubungan antara luas permukaan jaring (lihat halaman 37) trawl permukaan (Sf
dal am m2) dan luas permukaan sebuah suberkrup otter board digunakan dengan (Sp
dalam m2)

Layang laying

Contoh untuk trawl 25,5/34

Power (hp)* LxI

150-250 0.55 x 0.45 m

250-350 0.66 x 0.45 m


350-500 0.65 x 0.50 m

500-800 0.80 x 0.60 m

Banyak tipe kites (layang-layang) yang ada dan sedang dites, yang paling sederhana
berupa sekeping kain layar diikatkan pada tali ris atas dan ditempelkan pada bagian
dalam jaring.

(Lihat halaman 95)

Untuk BHP atau ANPlihat halaman 95

IPK = 1,36KW

Wrap: diameter dan panjang

Karakteristik warp trawl dari baja, sesuai dengan kekuatan mesin

hp* Ø (mm) kg/m R kgf


100 10.5 0.410 5 400
200 12.0 0.530 7 000
300 13.5 0.670 8 800
400 15.0 0.830 11 000
500 16,5 1.000 13 200
700 18.0 1.200 15 800
900 19.5 1.400 18 400
1 200 22.5 1.870 24 500

R= breaking strength

Panjang warp sesuai dengan dalam perairan (untuk trawl dasar)

Kurva dibawah ini hanya memberikan istimasi, Nakhoda/Kapten harus menentukan


panlang warp sosuai dengan jenis dasar perairan,keadaan laut, arus, dll.
* Break/horse power (BHP) atau Apparent Nominal Power (ANP) lihat halaman 95.

Kecepatan penarikan

Kecepatan penarikan
Jenis Ikan
rata-rata (mil)
udang, ikan-ikan dasar yang k'ecil,ikan sebelah
1,5 - 2
trawlyang sangat krcil
trawl sedang dan besar 2,5 - 3,5
ikan-ikan dasar ukuran sedang,ikan-ikan pelagis kecil
3-4
trawl kecil
trawlsedang sampaibesar 4-5
cumi-cumi 3,5 - 4,5
ikan pelagis ukuran sedang 5

Kekuatan mesin kapal

pemilihan alat penangkapan ikan tergan tung kepada daya mesin kapal (trawl)

Trawl dengan propeller tetap (fixed propeller), gigi reduksi antara 2:1 dan 4 : 1, dan
tanpa nozel (tabung propeller), tabel dalam buku ini dipergu-nakan untuk BHP (Break
Horse Power). Angka inilan yang palling sertng diberi kan oleh pabrik sebagai Daya
Kuda (HP) atau kekuatan suatu mesin. Dinyatakan dalam (PK)atau dalam kilowatt
(KW).

1PK = 0,74 KW
1KW = 1,36 PK

Apabila satu kapal trawl memiliki vari abel pitch propeller dan / atau satu nozel,
apparent nominal power (ANP) ha rus dipergunakan pada tabel buku ini. Hal ini dapat
dikalkulasikan sbb. :

ANP = bollard pull (kg) x 0,09

Contoh : satu kapal trawl dengan variabel pitch propeller dan satu nozel, memiliki mesin
400 BHP dan bollard pull 6000 kg.

ANP = 6000 x 0,09 = 540 PK

Hal tersebut berartibahwa alat penang kap yang dipilih pada tabeldisesuai-kan dengan
Apparent Normal Power 540 PKdan danbukan 400PK.

Daya yang tersedia untuk penarikan (P) umumnya 15 sampai 20 % dart BHP atau ANP.
Daya ini dipergunakan untuk mena rik alat, dan dapat dikalkulasikan sebagai berikut  

Di perairan yang tenang,p = 0,75 x  K x (BHP atau ANP)

Tipe propeller mesin k


Mesin
putaran 0,20
tinggi
Fixed Propeller
Mesin
putaran 0,25 - 0,28
rendah
Variable Pitch Propeller 0,28 - 0,30

Di perairan yang bergelombang

P dikurangi1/3.

Kekuatan penarikan kapal trawl

Bollard pull BPo suatu kapal BP0 pada suatu titik tetap (kecepatan = 0)

BPo (kg)

= 10 sampai 12 kg per BHP (dengan fixed propeller)

13 sampai 16 kg per PK pada Apparent

Normal Power (dengan variable pitch


propeller atau nozel).

Bollard pull BP (pada waktu menangkap ikan)

Apabila- telan anda kalkulasi daya mesin (P) yang tersedia untuk penarikan (halaman
95).

Apabila telah anda ukur bollard pull BPo pada kecepatan 0 mil,

Menentukan putaran mesin (RPM) due buah kapal yang berbeda karakteristiknya
un tuk mengoperasikan pair trawl.

Kapal A menarik kapal B, mesin netral, pada kecepatar tertentu misalnya 2 mil.
Kemudian mesin kapal B dijalankan maju sampai Kapal B menahan kapal A dalam
keadaan diam (berhenti).
Putaran mesin kedua kapal dicatat, pa da kecepatan yang dipilin yaitu 2 mil, Perlakuan-
perlakuan yang sama diulang untuk kecepatan-kecepatan yang lain, sampai mencakup
range kecepatan nor -maluntuk trawling.

RPM Kecepatan Kapal A Kapal B


2 mil . -

2,5 mil - -
3 mi 1 - -
3,5 mil - -

Jaring puntal

Desain dan perakitan gill net : contoh

Gillnet Kapal  

gillnet dasar untuk kepiting panjang  : 5- 15 m


daya : 15-20 PK
Brittany, Perancis mesin
Gambar diatas memberikan informasi mengenai jaring itu sebagai berikut :

Ukuran mata : 320 mm 29 - 30

Panjang : 313 mata

Dalam : 5 1/2 mata

Hanging Ratio( E) : 0,50 38-39

: 32 pelampunq plastik, dengan daya 47-49


pelampung
apung masing-2 50 gf
: 156 buah timah, masing-masinq 50
pemberat
gram
Tali / Benang : bahan PA, ukuran R 1666 tex 7-10

Ris atas . PP / PA, diameter 6 mm panjang 50 m 7-8

Ris bawah : PP / PA,  diameter 6 mm panjang 50 m 7-8


Penentuan ukuran mata jaring gill net

Penentuan matajaring menurut species ikan

Dalam rumus Fridman disebutkan perbandingan antara lingkar body atau panjang ikan
yang akan ditangkap dengan ukuran mata jaring gillnet seba gai berikut :

dimana,

Om : lebar pembukaan mata jaring (mm)

L
: panjang rata rata ikan yang akan ditangkap
(ikan)

K : nilai koefnien menurut species

dan

K = 5 untukikan yang panjang dan pipih

= 3,5 untukikan berukuran sedang (tidak terlalu tebaldan terlalu


K
pipih)

K = 2,5 untuk ikan yang besar, lebar atau tingg

  Beberapa contoh ukuran mata jaring teregang (mm) untuk spesies ikan ter tentu

Spesies demersal di perairan tropis

Kurau 50

Manyung 75

Kerong-kerong 50

Belanak 110-120

Maigre (Sciaenidae) 120-140

Gulamah 160- 200

Seabream 140- 160


Alu-alu 120

* penjelasar mengenai ukuran mata dan bukaan mata pada halaman 29.

Temperate demersal species


cod 150-170

pol lack 150-190

Pasifik pollack 90

ikan lidah 110-115

hake 130-135

red mulle (Mugilidae) 25


halibut (Greenland) 250

turbot,monk,anglerfish 240

Crustaceans

shrimp (India) 36

shrimp (El Salvador) 63-82


green spiny lobster 160
red spinylobster 200-220
spider crab 320
king crab 450

Small pelagic species

sprat 22-25

herring 50-60

teri 28
sardine 30-43

sardinella 45-60

shad (Ethmalosa) 60-80

kembung 50

tongkol 75

tenggiri 100-110

Large pelagic species


Tenggiri, kembung, cakalang 80-100
setuhuk, ikanterbang 120-160

bonito, jacks 125

Atlantic bluefirttuna 240

cucut 170-250

ikan pedang 300- 330

salmon 120- 200

Perakitan dan pemasangan jarring gill net

Benang sebaiknya agak kecil dan tidak kaku sehingaa yang tertang- kap tidak rusak,
Ketahanan putus be nang harus baik dan hal ini penting, Khususnya untuk gillnet dssar
dan di sesuaikan antara ukuran ikan dan mata jaring, Benang sebaiknya juga tidak
mudan terlinat meskipun daiam perair an jernin (mono atau muitifilament ) atau warna
tidak menyolok dengan lingkungan setempat. Disamping itu benang Juoan lentur.

Catatan: Dayo mulur benang 20 -40% sebelum putus

Memilih diameter bebarg untuk gill net

Diameter benang sebaiknya sebanding dengan ukuran mata jaring. Nilai Ratio  
pada perairan tenang dangan perkira an hasil tangkap rendah, sedangkan pada
perairan bergelombang atau pada dasar perairan nilai rationya = 0,01 Ratio rata-rata =
0,005.

Pemilihan jenis benang untuk gillnet.

ukura
perairan
n perairan pantai laut
danau,sungai
mata

multili multimon multifi multimon


monofil. Øm multifi monofi monofil.Øm
mm l. l. i. 0mm o. n l. o. n
m m
m/kg m/Kg xØmm m/kg x Ømm

20 10
30     0.2   0.4  
000 000

            6 660    

20 13
50       6 660    
000 400

13 10
60 0.2     4 440    
400 000

10
80   6 660   4 x 0.15 4 440 0.28-0.30 6à8x
000 0.15
100 6 660   4 440  0.3   3 330 0.5  

120 6 660   4 440  0.35-   3 330 0.6 6 x 0.15


0.40
140 4 430   3 330   6x0.15 2 220   8 x 0.15

160 3 330   3 330   8 à 10 x 2 220 0.6-0.7 10 x 0.15


0.15
200 2 220   2 220     1 550 0.9  
240 1 550   1 550     1 100    

1
500           615-    
2 220

1615
600     3 330     -2    
220

700     2 660          

Perakitan dan pemasangan jaring gill net

Pengaruh hanging ratio pada efisiensi penangkapan dari jaring yang diguna-kan

Hanging ratio horizontal pada gill -net umumnya 0,5 (lihat halaman 38).

- Jïka E lebih Keci dari 0,5 jariig cenderung memuntal ikan dan akan me-nangkap
berbagai spesies ikan yang fcerbeda. Hal ini sering terjddi peda jaring yang menetap.

- Jika E labih besar dari 0,5 jaring cenderung menjerat ikan dan lebin selektlf
dibandmgkan dengan jaring diatas. Hal ini sering terjadi pada jaring hanyut.

Beberapa contoh perakitan

Pada tali ris atas dengan pelampung


Pada tali ris bawah dengan pemberat
Desain dan perakitan trammel net

Trammel net *

Dipasang menetap atau haoyut pada dasar perairan untuk menangkap udang

Sri Lanka
Untuk penjelasan tanda yang digunakan dalam gambar, lihat halaman 97.

Trammel net : ukuran mata jaring dan perakitannya

Penentuan ukuran mata jaring sesuai dengan spesies yang ditangkap

- jaring bagian tengan : ukuran mata jaring disesuaikan ikan terkecil yang ingin
ditangkap dengan sistem masuk kantong. Perkiraan kasar mengenai ukuran mata jaring
pada induk kan - tong dirumuskan Fridman :

dimana,

OM (mm) = pembukaan mata jaring bagi an tengah

L (mm) = panjang ikan terkecil yang ditangkap 

K = koefisien menurut soesies ikan sebagai berikut :

k = 5 untuk ikan yang panjangdan pipih

K =3,5 untuk ikan berukuran sedang K =2,5 untuk ikan yang


besar, lebar dan tinggi

- Jaring bagian luar : ukuran mata 4 sampai 7 kali lebin besar dari jaring bagian tengah.

* Untuk penjelasan isti1ah ukuran mata teregang dan pepöukaan mata -dapat dilihat
pada halaman 29.

Tinggi jaring tengah dalam keadaan teregang 1,5 sampai 2 kali dari tinggi jaring begian
luar dalam ke-adaan teregang.

Tinggi trammel net sebenarnya dalam air ditentukan ketinggian jaring bagian luar.
Jaring bagian tengah sebaiknya sangat kensdur.

Hanging ratio jaring

Nilai hanging ratio horizontal yar.g umum sebagai berikut :

Rata-rata gaya apung (B) dan berat (W) gill net

Daya apung gilInet dan trammel net

B2 = 50-120 600 - 1


B(gf/m) 100-160
B1 = 50 - 80 500
W1 = 30-80 300 - 1
W(g/m) 50-80
W2 = 25-60 000
B/W 2 B2/W 2 ˜ 2-2.5 1.5-2
B1 - Wf + W1
panjang ris bawah / panhang ris
  atas „1 Wf = berat jaring  
(lebih kecil atau sama) dalam air

Setgillnet dasar dan trammelnet


 

B (gf/m) 40-80 100-200


W (g/m) 120-250   250-400
B/W 1/3 - 1/5 1/2 - 1/2.5

  panjing ris bawan/pajang ris atas „1


 
(lebih besar atau sama)

Catatan :Berat yang ditunjukkan disini tidak termasuk jangkar,dsb.

Perakitan jaring puntal (entangling net) beberapa contoh

Contoh

Set gillnet dan trammel net

Gillnet hayut
Perangkap dan bubu

Desain dan perakitan bubu : sebuah contoh

Bubu crab Ukuran Kapal

Hokkaido,Jepang Panjang 12 - 15 m

Nova Scotia,
PH (HP) 40 - 100
Canada
Ukuran bubu dan perangkap

Alat tangkap bubu dan trap digunakan untuk menangkap ikan, udang, kerang-kerangan
dan cephalopods (cumi-cumi, gurita,dll.).Alat ini didesain dalam berbagai bentuk model
serta ukuran dari bahan yang berbeda. Alat ini dioperasikan pada dasar atau diatas
dasar perairan dengan atau tanpa menggunakan umpan.

Penentuan ukuran bubu atau trap

Jika didalam bubu ikan sudah berdesakan, maka tidak akar ada lagi ikan yang mau
masuk kedalam bubu. Volume bubu diusahakan cukup longgar sehingga lebih banyak
ikan yang tertangkap. Namun bila volume bubu terlalu besar dapat mengakibatkan ikan
yang tertangkap saling membunuh (sifat canibal). Bentuk dan ukuran bubu yang
menarik sebagai tempat berlindung bagi spesies tertentu hasilnya akan lebih efek-tif.

Beberapacomtoh :

Spesies Negara Volume (dm3 ) lihat halaman 157


gurita   6
udang kecil   40-70
crab berukuran
Jepang 70-90
kecil
crab besar Canada 450
king crab,snow
USA 2500-4500
crab
spinylobster Eropa 60-130
lobster USA 200
spiny lobster Caribia 300-800
spiny lobser Australia 2500
lencam Marocco 150-200
ikan-ikan karang Caribia 500-700 (diatas 2000)
wolffish Norway 1300
kerapu India 1400
black cod USA, Alaska 1800

Membuat perangkap dan bubu

Penentuan bahan harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti ; lama ketahanan


pakai, daya tahan dalam air, dan terhadap koros; dan tidak rusak oleh tumbuhan laut.

Jarak ruji-rujl, atau ukuran mata jaring berhubungan langsung dengan ikan yang

akan ditangkap.

Beberapa contoh ukuran (mm)

Spesies (bar bentuk berlian)


udang kecil (Eropa) 8 - 10
crab keci1 (Jepang) 12
crab karang (Eropa) 30
crab (Canada, USA) 50
king crab (Alaska) 127
spiny lobster (Perancis,
30 - 40
Marocco
lobster 25 - 35
torsk, wolffish (Norway) 18
lencam (lihat uraian berikut}
kerapu (India) 40
black cod (USA) (lihat uraian berikut)
ikan karang (Caribia) 15 - 20
kurisi (Australia) (1ihat uraian berikut)

Beberapa pilihan;

- Untuk bubu lobster:

Mata berbentuk segitiga, panjang sisi 60 -80 mm.

Mata berbentuk segi empat, 25x50 mm

Bubu kayu mendatar atau vertikal de ngan jarak 25-38 mm.

- Untuk bubu ikan:

Untuk ikan lencam, mata berbentuk segitiga,panjang sisi 35x40 mm.

Untuk black cod, pantai Barat Ameri ka, ukuran mata 51x51 mm.

Untuk kurisi, Australia, mata ber-bentuk segi enam dengan panjang menyilang 25-40
mm.

Berat trap sangat variabel mulai dan 10 sampal 70 kg setiap trap sesuai dengan model
dan akuran trap, tipe dasar dan kuar arus.

Pintu masuk : bentuk dan posisi

Pintu masuk pada umumnya berbentuk kerucut at au piramid, datar atau cenbung.
Posisi pintu masuk : beberapa contoh.

Trap untuk ikan dan cephalopods : pintu masuk samping


Trap untuk udang : pintu masuk disarmping atau diatas

Pintu masuk: Ukuran

Diameter pintu masuk bubu berhuburgan langsung dengan ukuran dan sifat-sifat ikan
yang akan ditangkap.

Beberapa contoh :

Spesies Negara Diameter injao  (mm)

udang kecil   40-60


crab ukuran sedang
Jepang, USA 140 - 170
dan kecil
snow crab Canada 360
King crab  USA, Alaska 350 - 480
spiny lobster, crayfish Eropa 100 - 200
spiny lobster Australia.Caribia 230
lobster Eropa 100 -150
lencam Marocco 70 - 100

torsk,wolf fish Norwaya 100

kerapu  India 210

black cod USA, Pantai Barat 250

threadfin / kurisi  Australia  250 - 310

kakap Caribbean 230

Contoh bubu dan perangkap

∎ Untuk ikan atau cephalopoda

∎ Untuk udang
Pancing

Pancing vertikal: contoh, daya tahan putus

A : tali utama

B : tali cabang (juga disebut snood, leader, gangion,drop line)


Daya tahan putus dari main line harus lebih besar dari pada atau sama terha-dap berat
maksimum ikan hasil tangkap-an (walau jika ada beberapa tali cabang) .

Contoh daya tahan putus tali utama yang umum digunakan untuk spesies (jenis)
tertentu.
Daya tahan putus
spesies/ jenis
(kg,basah,bersimpul
Sea bream, snapper 7-15
meagre,conger,dog -fish 15 -30
weak fish, grouper,
30 - 40
cod,moray
snapper, grouper 100
yellow fin tuna 150 - 200

Note : Beograpa kapal/peranu dilengkapi dengan hiorolik atau electrik reel (penarikden
penggulung tali yang di gerakkan secara  hidrolik atau elektris) untuk menangkap
snapper dangrouper dengan (dalan) kedalamanlebin dar 180 a,gunekan tali utana
stainless steel atau monel dengan days tahan putus 400 kg.

Daya tahan putut tall cacang biasan 50-100 % dari daya tahan putus tali utana.

Untuk pancing-pancing danunpan-uapan lihat halaman 43-45.

Cara pengoperasian tonda

Kecepatan menonda (pengoperasian pancing tonda) berubah-ubah (berkisar) 2 sampai


7 knot,tergantung pada jenis sasaran (tangkapan).
 

A : peredam kejut
(shock absorber atau snubber)

DP papan selam
(depressor atau diving board)

Pb pemberat "cannonball"

DV : Divergent

Pancing rawai

Pancing tonda : perlcngkapan

∎ Peredam kejut (A)

Meredam sentakan bila ikan menyambar pancing


∎ Paoan selam (DP)

Untuk memonda lebih dalam

∎ Papan laying (DV)

Dapat diatur menyelam atau memisah ke samping


Desain dan perakitan rawai dasar : sebuah contoh

Pancing rawai untuk ikan Ukuran Kapa


dasar Channel, Perancis Panjang 14 - 15 m
TB 20 - 30
HP 150
Bagian-bagian rawai dasar

Satu (unit) long line/rawai terdiri dari sebuah (seutas) tali utama, tempat sejum Iah tali
cabang (juga dtsebut snoods atau gangions) diikatkan/digantungfcan. Sebu ah mata
pancing diikatkan/digantungkan pada setiap ujung masing-masing tali cabang.

Bahan dan diameter rawai akan tergantung pada jenis sasaran tangteapan, jenis long
line (dasar atau lapisan tengah perairan), dan metoda penanganan alat (secara/dengan
tarikan tangan atau me-sin)- Diameter dan daya tahan putus harus dipergitungkan tidak
hanya berat ikan, tapi juga "displacement" beratnya (dan oleh karena itu "inertia"/kelea-
baman) kapal

Sebagai pedoman umum, seseorang dapat nemilih seutas tali utaraa yang daya ta han
putusnya (kering, tak berstmpul, dalam kg) adalah :

- keduanya lebih dari pada 10 kali to nage kapal, dan lebih besar dari kua-drat panjang
kapal (dalam meter)-

- paling sedikit 10 kali berat ikan yang terbesar yang akan ditangkap.
Contoh :

Beberapa daya tahan putus minimum bagi suatu tali utama (main line) dari rawai (long
line) yang digunakan oleh kapal yang panjangnya 9 m dan beratnya 4 ton merangfcap
"sea bream" dan "gurnards" ? Daya tahan putus harus lebih besar dari pada : 1 x 10 =
40 kg atau 9 x 9 = 81 k9

Tapi, jika orang ingin menangkap ikan seberat 10 kg, perlu untuk memperhi -tungkan

10 kg x 10 = 100 kg

Oleh karena itu, tali dapat digunakan berupa nylon yang dipilin atau dikepang (PA),
diameter 2 mm (breaking strength nya 130-160 kg) ; atau nylon monofila ment 170/100
(daya tahan putus 110 kg) atau polyethylene (PE) dengan diameter 3 mm (daya tahan
putusnya 135 kg).

Tali cabang / Branchlines (snood atau gangions) sedapat mungkio harus tidak dapat
dilihat didaJam air, tetapi ka dang-kadang dibuat dari logam (sebagai contoh:pada
perikanan tuna dan hiu).

Daya tahan putus tali cabang ( basah, bersimpul) paling tidak sama atau 2 kali berat
ikan yang akan ditangkap. (Daya tahan putus tali utama harus sa ma dengan 3 sampai
10 kali dari daya tahan putus tali cabang).

Panjang tali cabang biasanya kurang dari jarak antara tali cabang, agar untuk
menghindari saling mengkait/mem belit ("tangling").

Mata Pancing diasanya dipilih menurut pengalaman sesuai dengan ukuran dan tingkah
laku ikan yang akan ditangkap, ikan umpan harus masih hidup (bagi jenis yang dapat
hidup saat terkait pada mata pancing), tapi jangan sampaitidak terkena mata pancing.

Pemasangan rawai : berbagai model perakitan

∎ Semipelagls
∎ Dasar

Rawai

Rawai hanyut : berbagai model perakitan

Beberapa contoh
Rawai : pengoperasian secara otomatis (dengan alat)

□ Tali cabang yang □ Tali cabang bias, dilepas


terikat tetap
TYPE

TEMPAT Tali utama Tali cabang


PENYIMPA (Pancing)
NAN
mesin pemasang umpan

PENABUR
UMPAN

ALAT
HAULING

Jaring Perangkap Pancing

pelampung tanda dan jangkar : untuk Jaring, perangkap dan pancing

∎ Dipermjkaan

∎ pada dasar

∎ Bentuk-bentuk jangkar
Garuk

□ Karaktertstlk

Alat berkerangka yang di-tarlk dtatas dasar (berda sar lunak, berdasar keras)

Ukuran :

- Lebar 2 m ada yang dlatas 5 m.

-Tinggi 0,5 m

Berat pada waktu ditarik di dasar.

Contoh beberapa tipe :


□ Besarnya daya IPK/2 kg tartkan

□Tali penartk (1)

□ Panjang warp tergantung kedalaman dan kecepatan (Panjang warp bertam-bah


sejalan penambah-an kecepatan). Umumnya : 3 - 3,5 x kedalaman (2 - 2,5 knot)
□ Kecepatan menggaruk : 2 - 2,5 knot

□ Contoh : perangkatan alat garuk


PENGELOLAAN PERIKANAN
ATURAN DASAR PENGGAMBARAN DESAIN ALAT PENANGKAP IKAN (API)

POSTED BY ZABAR YUNUS ON RABU, 26 SEPTEMBER 2012 2 KOMENTAR

Desain Trawl

Untuk dapat membaca desain alat penangkapan ikan sebelumnya perlu memahami
aturan dasar penggambaran desain alat-alat penangkapan ikan yang berlaku secara
internasional.

Dalam rangka menuju kepahaman tersebut, silahkan mempelajari uraian di bawah ini.

1.         Cara Penggambaran
a.         Trawl dan Danish Seine

1)        Lebar daging jaring/netting bagian-bagiannya digambarkan

        hanya setengah lebar ditegangkan ( stretched netting )

2)    Dalam/lebar nettingnya digambarkan sama dengan panjang

 stretched netting

b.         Surrounding net ( Purse seine, lampara dll. )

1)        Panjang mendatar sama dengan panjang tali pelampungnya.

2)        Dalamnya netting digambarkan sama dengan dalamnya stretched netting.


c.         Gill net, tangle net

1)        Panjang jarring digambarkan sama dengan tali pelampungnya

2)        Bila ada tali samping, dalamnya jaring digambarkan sama dengan panjang tali sisinya
dan bila tidak ada, dalamnya jaring digambarkan sama dengan dalamnya ditegangkan
(stretched netting).

d.        Alat penangkap ikan lainnya

Karena alat penangkapan ikan lainnya sangat banyak variasinya, maka ukuran
penggambarannya tidak distandarisasi, sebab dianggap tidak praktis.

2.         Ukuran Panjang dan Diameter

Ukuran panjang dan diameter yang umum digunakan adalah meter ( m ) dan millimeter
( mm )

b.        Ukuran meter digunakan untuk bahan yang berdimensi relative besar, seperti panjang
tali pelampung, tali pemberat, bridle line, warp, tali selambar ( penulisan angka sampai
dua angka di belakang koma titik, missal : 5.25 ; 90.20 ).

c.         Ukuran millimeter digunakan untuk bahan yang berdiameter relative kecil, seperti
ukuran mata jarring, ketebalan tali, pelampung dan rantai, misalnya : 12 ; 300.

3.         Ukuran Massa dan Berat

Massa dan berat dinyatakan dalam kilogram ( kg ).

Gaya, seperti kekuatan putus / breaking load netting yarn atau tali dan daya apung
pelampung dinyatakan dengan kilogramme-force ( Kgf ) atau gramme-force ( gf ).

4.         Jenis Bahan

Jenis bahan dinyatakan dengan singkatan yang berlaku internasional, misalnya : plastic
( PL ), sisal ( SIL ), poliamide ( PA ).

5.         Ukuran Netting Yarn

Ukuran netting yarn / benang dinyatakan dalam denier ( d ), resultant tex       ( R-Tex )


dalam system penomoran langsung.

Denier memiliki berat 1 gram untuk panjang 9000 meter setiap yarn.
R-Tex menunjukkan resultan densitas linier bahan jadi yang memiliki berat  1 gram
untuk panjang benang 1000 meter. 

Khusus untuk jenis bahan monofilament juga perlu dicantumkan diameternya.

6.         Type Simpul dan bentuk

Tipe simpul dan bentuk simpul yang digunakan, misalnya : English knot, double English
knot, dan reef knot, atau kadang-kadang bila perlu dicantumkan dengan gambar.

7.         Ukuran dan bentuk mata jaring

Ukuran besarnya mata dinyatakan dengan millimeter, yaitu ukuran mata pada keadaan
ditegangkan ( stretched mesh ) atau mesh size stretched.

Bentuk mata jaring Yoko artinya arah mata jarring kearah vertical dari lembar jaring
sedangkan bentuk Tate arah mata jarring kearah horizontal lembar jaring.

8.         Ukuran Lembar jaring ( Webbing )

Panjang lembar jaring umumnya dinyatakan dengan meter dan yard namun ada juga
yang dinyatakan dengan jumlah mata. Sedangkan lebarnya umumnya dinyatakan
dengan jumlah mata, tetapi ada juga yang dinyatakan dengan meter atau yard.

Dimensi panel daging jaring atau bagian-bagian jaring dinyatakan / digambarkan lebar
dan panjangnya / dalamnya dengan mencantumkan jumlah mata pada sisi-sisinya.

Pada desain trawl untuk lebarnya bossom / bibir, jumlah angkanya ditulis dalam
kurung.

Agar praktis, bentuk bagian daging jaring / netting dinyatakan dengan rasio
perbandingan pemotongan ( cutting rate ) pada tiap-tiap sisinya.

Simbul   N   =  Potongan point ( cut point )

               T   =   Potongan mesh ( cut mesh / clean mesh )

               K   =  Bisa potongan mesh bisa pula T

               B    =  Potongan bar ( halfer = kaki-tiga )

               AB  = Potongan All bar

9.         Rasio Penggantungan daging jaring ( Hanging ratio = E ) merupakan perbandingan


antara panjang tali dengan panjang jaring tegang ( stretched netting ). Biasanya
dinyatakan dalam persen dengan angka di belakang koma misalnya       E  =  0,70.
10.     Tali / Rope digambarkan berupa garis tebal dan dinyatakan dalam satuan meter untuk
panjangnya, diikuti dengan jenis bahan dan diameternya, misalnya :  35.40 PES Ø 12

11.     Kelengkapan Lainnya

Pada penggambaran perlengkapan lainnya terdapat variasi dalam penunjukkannya,


missal :

Ground rope bobbin; jenis bahan, diameter : ST Ø 530

Pelampung trawl ; jumlah, bahan, diameter : 9 – 11 AL Ø 200

Pelampung purse seine ; jumlah, bahan, daya apung : 1200 PVC 0,66 kgf

12.     Lembaran Data ( Data sheets )

Untuk memberi gambaran yang lebih rinci, diperlukan apa yang disebut dengan
lembarab data.

Adapun konvensi yang dianut sehubungan dengan data sheets ini, silahkan anda baca
dengan seksasama teks di bawah ini.

Data sheets terdiri dari 5 ( lima ) bagian, yaitu :

a.        Bagian yang berisi tentang klasifikasi alat penangkapan

b.        Bagian yang menjelaskan tentang spesifikasi daging jaring atau netting / webbing.

c.        Bagian yang menunjukkan spesifikasi tali-tali

d.       Bagian yang memuat tentang pelampung dan pemberat

e.        Bagian yang berisi gambar / informasi vital yang diperlukan.

1)        Bagian-bagian daging jaring / panel

a)         Macam-macam panel ditandai dengan huruf capital A, B dan

seterusnya, dan bilamana dipelukan bias dibubuhi angka di      belakangnya A1, A2 dan
eterusnya.

Bila digunakan benang rangkap digambarkan sebagai #

b)        Jenis-jenis bahan

Nama yang dituliskan adalah nama yang berlaku umum, sedapat mungkin dihindari
nama perdagangan.

c)         Tipe simpul
Simpul bendera tunggal / sheet bend

Simpul bendera ganda / double sheet bend

Simpul mati / flat knot

d)        Pengawetan

O     =          tanpa pengawetan      

C      =          dengan penyamakan

T      =          dengan aspal

R      =          dengan bahan resin

Cu    =          dengan turunan (derivative) tembaga

e)         Ukuran benang

Ditandai dengan total tex / R-Tex atau dengan denier / d

f)         Stretched mesh diberi ukuran mm

g)        Sisi atas dan sisi bawah dijelaskan dengan jumlah mata sisi yang bersangkutan,
sedangkan dalamnya dengan jumlah mata ke bawah.

h)        Bating rate / cutting rate, menggunakan grafik

i)          Take up, A : B = 4 : 5

2)        Tali-tali yang digunakan

a)                Macam-macam tali diberi tanda dengan huruf kecil ( a, b, dan seterusnya ),


bilamana diperlukan dibubuhi angka di belakangnya (  a1, a2 dst.), dan bila digunakan
tali rangkap , digambarkan  

b)                Jenis bahan dan pengawetan identik dengan yang digunakan untuk netting

c)                Keliling tali ( circumference ) dengan ukuran inchi

d)               Diameter dengan ukuran mm

e)                Konstruksi dengan arah pintalan dan jumlah strand


 f)        Kekerasan pintalan dengan pintalan keras ( H ), sedang ( M ) dan lunak ( S ).

Dasar-Dasar Penangkapan Ikan


A.   Prinsip Dasar Perikanan Light Fishing

Pemanfaatan cahaya untuk alat bantu penangkapan ikan dilakukan dengan


memanfaatkan sifat fisik dari cahaya buatan itu sendiri. Masuknya cahaya ke dalam air,
sangat erat hubungannya dengan panjang gelombang yang dipancarkan oleh cahaya
tersebut. Semakin besar panjang gelombangnya maka semakin kecil daya tembusnya
kedalam perairan.  Faktor lain yang juga menentukan masuknya cahaya ke dalam air
adalah absorbsi (penyerapan) cahaya oleh partikel-partikel air, kecerahan, pemantulan
cahaya oleh permukaan laut, musim dan lintang geografis. Dengan adanya berbagai
hambatan tersebut, maka nilai iluminasi (lux) suatu sumber cahaya akan menurun
dengan semakin meningkatnya jarak dari sumber cahaya tersebut. Dengan sifat-sifat
fisik yang dimiliki oleh cahaya dan kecenderungan tingkah laku ikan dalam merespon
adanya cahaya, nelayan kemudian menciptakan cahaya buatan untuk mengelabuhi
ikan sehingga melakukan tingkah laku tertentu untuk memudahkan dalam operasi
penangkapan ikan. Tingkah laku ikan kaitannya dalam merespon sumber cahaya yang
sering dimanfaatkan oleh nelayan adalah kecenderungan ikan untuk berkumpul di
sekitar sumber cahaya.

Yang menyebabkan tertariknya ikan di bawah cahaya dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:

 1. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Ini tentu
berhubungan langsung dengan peristiwa fototaksis, seperti pada jenis-
jenis sardinella,kembung dan layang.

2. Peristiwa tidak langsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan
lain-lainsebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud datang berkumpul dengan
tujuan mencari makan(feeding). Beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kategori ini
seperti ikan tenggiri, selar dan lain-lain

  Selain dua kelompok diatas terdapat ikan yang tertarik pada cahaya sebagai hasil
dari reflex defensive ikan terhadap predator. Hal ini terjadi berkaitan dengan
pembentukan schoollng dan kemampuan penglihatan pada ikan. Ikan pada umumnya
akan membentuk schooling pada saat terang dan menyebar saat gelap. Dalam
keadaan tersebar ikan akan lebih mudah dimangsa
predatordibandingkan saat berkelompok. Adanya pengaruh cahaya buatan pada
malam hari akan menarik ikan ke daerah iluminasi, sehingga memungkinkan mereka
membentuk schooling dan lebih aman dan incãran predator.
Ikan yang tergolong fototaksis positif akan memberikan respon dengan mendekati
sumber cahaya, sedangkan ikan yang bersifat fototaksis negatif akan bergerak
menjauh.

Persoalan-persoalan yang terkait dengan aktifitas light fishing antara lain :

a.    Persoalan-persoalan fisika
1. Cahaya : kuat cahaya (light intensity.), warna cahaya (light
colour, merambatnya                  cahaya ke dalam air laut, pengaturan cahaya, dan lain-
lain sebagainya.

2.  Air laut gelombang, kekeruhan (turbidity), kecerahan (transparancy), arus,dll.

3. Hubungan cahaya dengan air laut

: refraction, penyerapan (absorption).    penyebaran(scattering), pemantulan, extinction d
an lain-lain sebagainya.

b. Persoalan-persoalan biologi

 1. Jenis cahaya yang disenangi ikan : berapa besar atau volume rangsangan   (stimuli)
yang harus diberikan, supaya ikan terkumpul dan tidak berusaha untuk melarikan diri
dalam suatu jangka waktu tertentu. Tidaklah dikehendaki, sehubungan dengan
berjalannya waktu, pengaruhrangsangan ini akan lenyap, karena  ikan menjadi
terbiasa (accustomed).

2. Kemampuan daya tarik (attracting intensity) dari cahaya yang dipergunakan haruslah


sedemikian rupa sehingga dapat mengalahkan (minimum meng-eliminir) pengaruh
intimidasi dari beradanya jaring, kapal, suara mesin dan lain-lain.

3. Berbeda spesies, besar, umur, suasana sekeliling (environment) akan berbeda pula


cahaya(intensity, colour, waktu) yang
disenangi; dan faktor suasana sekeliling (environmental condition factor) yang
berubah-ubah (gelombang, arus, suhu, salinitas, sinar bulan) akan sangat
mempengaruhi.

            4. Bersamaan dengan spesies ikan yang menjadi tujuan penangkapan akan berkumpul
juga jenis lain yang tak diinginkan (ikan kecil, larvae), sedang kita
menghendaki catch yang selektif. Ada tidaknya pengaruh cahaya terhadap spawning
season, over fishing, resources,dll.

Agar cahaya dalam kegiatan light fishing dapat memberikan daya guna yang maksimal,
diperlukan syarat-syarat antara lain sebagai berikut: (1) Mampu mengumpulkan ikan-
ikan yang berada pada jarakyang jauh (horizontal maupun vertikal)      
(2) Ikan-ikan tersebut hendaklah berkumpul ke sekitar sumber cahaya, di mana
mungkin akan tertangkap (catchable area).(3) Setelah ikan berkumpul, hendaklah ikan-
ikan tersebut tetap senang berada di sana pada suatu jangka waktu tertentu (minimum
sampai saat alat tangkap mulai beroperasi atau diangkat). (4) Sekali ikan berkumpul 
disekitar sumber cahaya hendaklah ikan-ikan tersebut jangan melarikan diri ataupun
menyebarkan diri (escape, disperse)

B.   Warna Lampu

Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara
cepat sejak ditemukan lampu listrik. Sebagian besar nelayan beranggapan bahwa
semakin besar intensitas cahaya yang digunakan maka akan memperbanyak hasil
tangkapannya. Tidak jarang nelayan menggunakan lampu yang relatif banyak
jumlahnya dengan intensitas yang tinggi dalam operasi penangkapannya. Anggapan
tersebut tidak benar, karena masing-masing ikan mempunyai respon terhadap
besarnya intensitas cahaya yang berbeda-beda. Studi terhadap besarnya nilai
intensitas cahaya yang mampu menarik ikan pada setiap jenis ikan perlu dilakukan. Hal
ini penting, selain agar ikan target tepat berada dalam area penangkapan, juga untuk
menghindari pengurasan ikan tangkapan dan pemborosan biaya penangkapan. Sebab
tidak jarang, dalam operasi penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya ini ikan-ikan
yang belum layak ditangkap (belum memijah) atau bahkan masih juvenile ikut
tertangkap sebagai hasil tangkapan ikan sampingan. Bila ini dilakukan terus-menerus,
maka kerusakan sumberdaya ikan tinggal menunggu waktunya. 
Oleh karena itu, banyak sekali kajian-kajian yang telah dilakukan selalu
merekomendasikan untuk penghapusan alat tangkap yang menggunakan alat bantu ini.
Hal ini disebabkan tingginya tingkat ketidakselektifan alat tangkap yang menggunakan
lampu dalam operasi penangkapan ikan. Merupakan pekerjaan besar bagi perekayasa
alat penangkapan ikan ke depan untuk membuat alat tangkap yang mampu menseleksi
hasil tangkapannya sehingga mengurangi hasil tangkapan sampingan.

a.    Dasar Teori
1. Cahaya digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada
catchable area yang selanjutnya dengan alat tertentu dilakukan penangkapan.
2. Berdasarkan fungsinya lampu dapat dibedakan atas dua jenis yaitu, lampu penarik
ikan dan lampu yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan-ikan yang telah tertarik
pada cahaya lampu.
3. Cahaya yang dapat diterima dalam penangkapan memiliki panjang gelombang pada
interval 400-750 mµ (Mitsugi,1974, Nikonorov,1975)
4. Cahaya biru dapat menembus jauh ke dalam perairan daripada warna lainnya hal ini
disebabkan karena cahaya biru sangat sedikit diabsorbsi oleh air sehingga
penetrasinya ke dalam perairan sangat tinggi. Sehingga dalam penerapannya cahaya
biru dapat digunakan untuk menarik ikan dari jarak yang jauh baik secara vertikal
maupun horisontal.
5. Untuk mengkonsentrasikan ikan ke Catchable area digunakan warna merah atau
kuning karena daya tembusnya rendah.
6. Ben-Yami (1976) mengemukakan bahwa cahaya biru dan hijau paling dalam
menembus lapisan air, sementara cahaya merah dan ungu akan terabsorbsi oleh air
hanya beberapa meter (2-3 m) setelah menembus permukaan laut.
7. Kuroki vide Gunarso,(1985) warna cahaya yang paling efektif untuk mengumpulkan
ikan adalah cahaya biru dan orange.

Untuk tujuan menarik ikan dalam luasan yang seluas-luasnya, nelayan biasanya
menyalakan lampu yang bercahaya biru pada awal operasi penanggkapannya. Hal ini
disebabkan cahaya biru mempunyai panjang gelombang paling pendek dan daya
tembus ke dalam perairan relatif paling jauh dibandingkan warna cahaya tampak
lainnya, sehingga baik secara vertikal maupun horizontal cahaya tersebut mampu
mengkover luasan yang relatif luas dibandingkan sumber cahaya tampak lainnya. 
Setelah ikan tertarik mendekati cahaya, ikan-ikan tersebut kemudian dikumpulkan
sampai pada jarak jangkauan alat tangkap (catchability area) dengan menggunakan
cahaya yang relatif rendah frekuensinya, secara bertahap. Cahaya merah digunakan
pada tahap akhir penangkapan ikan.  Berkebalikan dengan cahaya biru, cahaya merah
yang mempunyai panjang gelombang yang relatif panjang diantara cahaya tampak,
mempunyai daya jelajah yang relatif terbatas. Sehingga, ikan-ikan yang awalnya berada
jauh dari sumber cahaya (kapal), dengan berubahnya warna sumber cahaya, ikut
mendekat ke arah sumber cahaya sesuai dengan daya tembus cahaya merah. Setelah
ikan terkumpul di dekat kapal (area penangkapan alat tangkap), baru kemudian alat
tangkap yang sifatnya mengurung gerombolan ikan seperti purse seine, serok atau lift
nets dioperasikan dan mengurung gerakan ikan. Dengan dibatasinya gerakan ikan
tersebut, maka operasi penangkapan ikan akan lebih mudah dan nilai keberhasilannya
lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai