Bimtek Kolam Pengendap PDF
Bimtek Kolam Pengendap PDF
Pedoman Teknis
Perhitungan Kolam Pengendap
pada Tambang Batubara
1
Daftar Isi
1. Tujuan Pedoman Teknis
2. Manfaat Kolam Pengendap
3. Definisi, Perbedaan dan Fungsi
4. Kesalahan Teknis
5. Tipe Pengendapan
6. Strategi Pengolahan
7. Prinsip Perancangan Kolam Pengendap
8. Pengendalian Debit Air
9. OM yang Efektif dan Efisien
10.Tahapan Perancangan Kolam Pengendap
11.Kriteria Desain Kolam Pengendap
12.Desain Kolam Pengendap
13.Pemeliharaan dan Pemantauan Kolam Pengendap
2
Tujuan Pedoman Teknis
• Memberikan panduan pelaku usaha
pertambangan batubara dalam mendesain
kolam pengendap
• Panduan untuk melakukan pengelolaan dan
pemeliharaan terhadap kolam pengendap
sehingga kolam pengendap tersebut berfungsi
efektif.
3
Manfaat Kolam Pengendap
• Meminimalisasi dampak kegiatan
pertambangan
• Mengolah air tambang dan aliran permukaan
agar sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan
(BML)
• Memanfaatkan air tambang untuk kegiatan
lain
4
Definisi, Perbedaan dan Fungsi
• Kolam pengendap (sediment pond): tempat untuk
menangkap runoff dan menahan air ketika tanah dan
kotoran lain dalam air mengendap menjadi sedimen.
• Kolam pengendap vs DAM :
– KPmenahan air mengendapkan material tersuspensi,
setelah air jernih, air tersebut bisa dialirkan.
– DAM mengatur debit air untuk tujuan tertentu
(irigasi, PLTA, mencegah banjir)
• Fungsi lain :
– penampungan air ‘limbah’ tambang yang mengandung
logam berat (Fe dan Mn)
– air yang mengandung asam (pH < 6)
5
Kesalahan Teknis
6
Kesalahan Teknis (2)
8
Pengendalian Erosi
9
Tipe Pengendapan
a. Tipe 1: pengendapan partikel
Tunggal (discrete particle
settling)
b. Tipe 2: pengendapan gumpalan
partikel (flocculant settling)
c. Tipe 3: pengendapan secara
perintangan (hindered settling)
d. Tipe 4: pengendapan secara
pemampatan (compression
settling)
a. Tipe 1: tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat selama pertikel
tersebut mengendap.
b. Tipe 2: bersatunya beberapa partikel membentuk gumpalan sehingga berat partikel
semakin besar dan mempercepat pengendapannya.
c. Tipe 3: pengendapan dimana gaya antar partikel saling menahan partikel lainnya
untuk mengendap.
d. Tipe 4: pengendapan dimana terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap
karena berat partikel.
10
Strategi Pengolahan
• Pengaturan debit
• Pengendalian erosi dari hulu, menggunakan
tanaman penutup, mulsa, dll
• Kriteria desain sesuai dengan prinsip pengendapan
dan tipe sedimen
• Operasional dan pemeliharaan yang efektif dan
efisien
– Jalan akses yang mudah dan stabil
– Lokasi penempatan lumpur sedimen yang aman
11
Prinsip Perancangan Kolam Pengendap
•
•
•
•
•
Identifikasi Topografi
Karakterisasi Material
• Uji Kolom
• Jar test (bila menggunakan flokulan)
Perhitungan
Desain Kolam
Curah Hujan
Area Tangkapan Hujan
Debit air
Waktu tinggal : 2-3 jam
Surface Loading : 1,5 m3/m2 .s
Laju Pengendapan Partikel
Kecepatan gerusan (Scouring Velocity) :
– Kecepatan aliran hendaknya tidak melebihi kecepatan
gerusan, agar partikel yang telah mengendap tidak tergerus
dan melayang lagi.
– Besarnya kecepatan gerusan (scouring velocity) terutama
dipengaruhi oleh specific gravity dan ukuran butir partikel.
16
Desain Kolam Pengendap
17
Pemeliharaan dan Pemantauan
Kolam Pengendap
1. Pemeliharaan Kolam : ada 2 alternatif pengerukan
– Excavator : ketersediaan alat, area penirisan, ruang gerak
alat, jalan angkut serta biaya pemeliharaan.
– Pompa lumpur : persentase lumpur vs kemampuan
pompa
19
Contoh Desain Kolam Pengendap (2)
Perkuatan dinding
20
Contoh Desain Kolam Pengendap (3)
Perkuatan dinding
21
Contoh Perhitungan Kolam Pengendapan
Diketahui
• Intesitas Hujan =20 mm/jam
• Luas tangkapan
=200 Ha
• Koefisien Limpasan = 0,2
–
–
–
–
m3/jam
mm/jam
desain
Perhitungan
5560
0.2
50
5560
0.2
50
5560
0.2
50
5560
0.2
50
Ha
Survey
200
200
200
200
jam
b. Volume
c. Kedalaman
V
d
3
V=Q.T
desain
11,120.00
5
11,120.00
5
11,120.00
5
11,120.00
5
d. Luas
m2
A=V/d
2,224.00
2,224.00
2,224.00
2,224.00
d. Panjang
100
100
100
50
e. Lebar
22.24
22.24
22.24
44.48
2.50
2.50
2.50
2.50
c. Luas tangkapan
Q
C
I
3
2
ASL m /m .jam
ASL=Q/A
1 sekat
2
3 sekat
3 sekat
Ah
(L.d)
111.2
111.2
111.2
222.4
b. Panjang Saluran
desain
100
100
100
50
c. Keliling Basah
LB
desain
32.24
42.24
62.24
84.48
Aw
L*LB
3224
4224
6224
4224
e. Diameter Hidrolik
DH
4A/Aw
0.138
0.105
0.071
0.211
m/s
Q/Ah
0.014
0.014
0.014
0.007
desain
0.0010003
0.0010003
0.0010003
0.0010003
Re
Re=v.DH/v
1.916
1.462
0.992
1.462
Turbulen
CD
15.036
Turbulen
Laminer
19.236
24.187
Laminer
25
19.236
5 Cek Kecepatan gerusan (Scour velocity)
a.Konstanta kohesi
b
b. Specific gravity
s
desain
desain
c.percepatan gravitasi
d.diameter partikel
e. faktor friksi Darcy Weisbach
g
dp
f
m/s2
Scour Velocity
VH
m/s
desain
percobaan
desain
VH={(8b(s-1).g.d)/f}
0.05
1.25
0.05
1.25
0.05
1.25
0.05
1.25
9.81
0.000001
0.025
9.81
0.000001
0.025
9.81
0.000001
0.025
9.81
0.000001
0.025
0.00626
0.00626
0.00626
0.00626
5,560
2,780
1,390
m3/jam
b. Luas penampang
Ah
m2
Ah=L.d
111.2
55.6
111.2
222.4
Kecepatan
m/s
V=Q/Ah
0.0139
0.0139
0.0035
0.0069
Kesimpulan
5560
V H<V
V H<V
V H>V
V H >V
(SS terangkat)
(SS terangkat)
(OK)
(OK)
100
100
5
22,4
5,6
5,6
5,6
100
5
11,2
11,2
26
7 Hitung ruang pengendapan (ruang lumpur)
a. Kerapatan partikel
b. Panjang kolom
c. Debit inflow
C0
H0
Q
d. Berat lumpur
e. Hitung konsentrasi lumpur
f. kedalaman kolom
g. waktu diperlukan untuk
Cu
Hu
tu
mengendap
mg/L
percobaan
2800
2800
2800
mm
percobaan
900
900
900
m3/hari
perhitungan
% berat
percobaan
mg/L
30%*1000000
mm
C0.H0/Cu
8.4
8.4
8.4
menit
percobaan
41
41
41
hari
0.0285
0.0285
0.0285
133,440
30
300,000
66,720
33,360
30
300,000
30
300,000
A=Q.tu/H0
menit
grafik percobaan
10
15
15
10 menit,
tx
Hx
mm
grafik percobaan
617
420
420
vs
mm/s
V s=(H0-H10)/t10
0.472
0.533
0.533
40.752
46.08
46.08
h. Luas pengendapan
4,221.48
2,110.74
1,055.37
m/hari
Luas Pengendapan
m2
A=Q/ s
3,274.44
1,447.92
723.96
Kesimpulan ruang pengendapan lumpur yang dipakai adalah nilai yang paling besar,
yaitu
4221.48 m2
27
28
29
30
Terima Kasih
sulistiyohadi@minerba.esdm.go.id
31