D. STRUKTUR ELEKTRONIK
Struktur elektronik atom-atom golongan I A diakhiri dengan ns1. Elektron
valensi tunggal ini terletak jauh dari inti sehingga terikat lemah dan mudah
dilepas. Sebaliknya, elektron yang tersisa begitu kuat ditarik oleh inti atom
sehingga sangat sulit dilepas.
Tabel 2 Struktur elektronik unsur golongan IA
F. DENSITAS
Atom-atom golongan IA ukurannya besar sehingga memiliki densitas
rendah. Secara singkat densitas atom golongan IA tertera dalam Tabel 3.
Tabel 3 Ukuran dan densitas
Radius logam Radius ionik M+ Densitas
(Ao) (Ao) (g cm-1)
Li 1,52 0,76 0,54
Na 1,86 1,02 0,97
K 2,27 1,38 0,86
Rb 2,48 1,52 1,53
Cs 2,65 1,67 1,90
G. ENERGI IONISASI
Energi ionisasi unsur golongan IA selalu lebih rendah dalam tiap periode.
Atomnya sangat besar sehingga elektron terluar terikat sangat lemah yang
berdampak pada rendahnya energi ionisasi. Data energi ionisasi tertera dalam
Tabel 4.
Tabel 4 Energi ionsasi.
Energi ionisasi Energi ionisasi pertama
pertama
(kJ/mol) (kJ/mol)
Li 520, 1 7296
Na 495,7 4563
K 418,6 3069
Rb 402,9 2650
Cs 375,6 2420
H. ELEKTRONEGATIVITAS DAN JENIS IKATAN
Elektronegativitas unsur-unsur golongan IA paling kecil di antara unsur-
unsur yang ada. Oleh karena itu, jika unsur golongan IA bereaksi dengan unsur
lain akan dihasilkan perbedaan kelektroonegatifan yang besar dan ikatannya
tergolong ikatan ion.
Tabel 5 Keelektronegatifan golongan IA
Elektronegativitas Pauling
Li 1,0
Na 0,9
K 0,8
Rb 0,8
Cs 0,7
L. WARNA SENYAWA
Warna timbul karena energi diserap atau dipancarkan dalam transisi
elektron yang menghasilkan panjang gelombang pada daerah tampak. Ion-ion
logam golongan I A semuanya mempunyai konfigurasi elektron seperti gas mulia,
yang semua elektronnya berpasangan. Ketika ion golongan IA ini hendak
mempromosikan elektron maka diperlukan sejumlah besar energi untuk
memisahkan pasangan elektron, sejumlah besar energi untuk memecahkan kulit
elektron dan sejumlah besar energi untuk mempromosikan elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Terlalu besarnya energi untuk promosi elektron ini
menyebabkan tidak ada transisi elektron yang sesuai sehingga senyawa-senyawa
golongan IA tidak berwarna.
Sedikit transisi dapat terjadi dengan melibatkan energi yang tinggi, yang
lebih terlihat dalam daerah ultraviolet daripada daerah tampak. Akibatnya tidak
dapat ditangkap oleh mata manusia. Ada beberapa senyawa golongan I A yang
berwarna. Namun warna ini disebabkan oleh warna anionnya, sebagai contoh:
Natrium Kromat (NaCrO4) berwarna kuning, Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
berwarna orange dan Kalium Permanganat (KMnO4) berwarna ungu tua.
M. SIFAT-SIFAT KIMIA
1. Reaksi dengan air
Semua logam golongan I A bereaksi dengan air membentuk hidroksida
dan melepas hidrogen. Reaksi makin hebat dari atas ke bawah. Litium bereaksi
lambat, natrium meleleh pada permukaan air dan mungkin dapat mengeluarkan
api, sementara kalium meleleh dan selalu mengeluarkan api.
2 Li + 2H2O 2LiOH + H2
2 Na + 2H2O 2NaOH + H2
2 K + 2H2O 2KOH + H2
Potensial elektroda standar (Eo) Li+/Li = -3,05 volt, Na+/Na = -2,71 volt,
K+/K = -2,93 volt, Rb+/Rb = -2,92 volt, dan Cs+/Cs = -2,92 volt. Litium memiliki
Eo paling negatif sehingga memiliki energi hidrasi tinggi. Hubungan Eo dan
energi bebas Gibbs (ΔG) dinyatakan dalam rumus berikut:
ΔG = -nFEo
dengan n adalah jumlah elektron yang dilepas, F adalah tetapan Faraday. Reaksi
Li+ + e Li memiliki harga Eo paling negatif sehingga menghasilkan ΔG
paling positif. Ini artinya reaksi tidak mungkin terjadi. Tetapi reaksi sebaliknya,
LiLi+ + e memiliki harga negatif yang besar untuk ΔG, sehingga ketika
bereaksi dengan air, litium akan melepas energi paling besar daripada logam
lainnya dalam golongan IA. Berdasarkan fakta ini, menjadi aneh jika litium
bereaksi lambat dengan air. Kejanggalan ini akan lebih jelas diterangkan
berdasarkan teori kinetik daripada termodinamika. Kalium memiliki titik leleh
rendah, dan panas reaksinya cukup untuk membuat logam ini meleleh atau
menguap. Lelehan logam ini akan menyebar dan menyentuh lebih banyak luas
permukaan air, sehingga reaksi lebih cepat, melepas panas lebih banyak dan
mengeluarkan api.
Natrium hidroksida sering disebut soda kaustik, sedangkan kalium
hidroksida sering dikenal sebagai kalium kaustik, karena keduanya bersifat
korosif (sebagai contoh pada bahan gelas atau kaca dan pada kulit). Alkali
kaustik ini terkenal sebagai basa paling kuat dalam pelarut air. Hidroksida Na, K
dan Cs sangat larut dalam air, tetapi LiOH lebih sedikit larut.
Tabel 10 Kelarutan hidroksida golongan IA
Unsur Kelarutan (g/100g H2O)
Li 13,0 (25oC)
Na 108,3 (25oC)
K 112,8 (25oC)
Rb 197,6 (30oC)
Cs 385,6 (15oC)
Basa-basa ini bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
NaOH + HCl NaCl + H2O
Basa-basa ini juga bereaksi dengan CO2, yang ada di udara, membentuk
karbonat. LiOH digunakan menyerap karbon dioksida di ruangan tertutup seperti
poterkapsul (menurunkan berat).
NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O
Basa-basa ini juga bereaksi dengan oksida-oksida ampoter, seperti dengan
Al2O3 membentuk aluminat, dengan SiO2 (atau gelas) membentuk silicat, dengan
SnO2 membentuk stannat, dan dengan ZnO membentuk zinkat.
Basa-basa ini melepaskan amonia dari garam amonium dan dari kompleks
koordinasi.
NaOH + NH3Cl NH3 + NaCl + H2O
NaOH + 2[Co(NH3)6]Cl3 12NH3 + Co2O3 + NaCl + H2O
Heksaamin
Kobal (III) klorida
NaOH bereaksi dengan H2S membentuk sulpida S2- dan hidrogen sulpida
SH-.
NaOH + H2S NaSH Na2S
Hidroksida bereaksi dengan alkohol membentuk alkoksida.
NaOH + EtOH NaOEt + H2O
Rb+ dan Cs+ merupakan ion yang lebih besar sehingga bisa mengikat 6
molekul air. Teori VSEPR memprediksi struktur oktahedral. Teori ikatan valensi
menjelaskan penataan oktahedral menggunakan satu orbital s, tiga orbital p dan 2
orbital d untuk berikatan. Berdasarkan kulit primer (primary shell) yang dibentuk
molekul air ini, tetap saja ukuran Cs+ terhidrasi lebih besar daripada Li+ terhidrasi.
Pada lapisan kedua (secondary layer) oleh air, ion logam dapat terhidrasi
lebih kuat, melalui ikatan yang lemah yaitu gaya tarik „ion-dipol‟. Maksudnya
gaya tarik antara ion logam dan dipol dari molekul air. Kekuatan gaya tarik ini
berbanding terbalik terhadap ukuran ion logam. Artinya, semakin besar ukuran
ion logam maka semakin sedikit molekul air yang terikat. Oleh karena itu, hidrasi
sekunder ini menurun dari litium hingga sesium. Ion litium mengalami hidrasi
paling berat. Hal inilah yang menyebabkan lambatnya pergerakan ion litium
terhidrasi yang berdampak rendahnya daya hantar arus listrik dibanding ion logam
segolongannya.
Catatan, bahwa orbital d berisikan tiga kelompok yang disebut orbital t2g dan dua
kelompok yang disebut eg. Hanya dua kelompok yang digunakan untuk berikatan.
Ukuran ion terhidrasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi
gerakan ion-ion ini melewati dinding sel. Hal ini juga menjelaskan perilaku ion
ion ini pada kolom penukar kation, yang mana ion Li+ terikat kurang kuat shingga
ion Li+ terelusi lebih awal.
Jika suatu garam tidak larut, itu karena energi kisinya lebih besar dari
energi hidrasinya. semakin besar ukuran ion logam, semakin kecil energi
hidrasinya. Secara umum, kelarutan garam-garam golongan IA dalam air,
menurun dari litium ke sesium. Suatu garam dapat larut jika energi yang dilepas
saat terhidrasi lebih besar daripada energi yang diperlukan untuk memecahkan
kisi Kristal (energi kisi). Jadi jika suatu padatan tidak larut berarti energi
hidrasinya lebih kecil daripada energi kisinya.
Tabel 12 Data energi hidrasi dan kisi dari halida golongan IA
Q. SULPIDA
Semua logam golongan IA bereaksi dengan sulpur membentuk sulpida
Na2S atau polisulpida Na2Sn dengan n = 2, 3, 4, 5 atau 6. Polisulpida tersusun atas
rantai zig-zag dari atom sulpida.
S S S-
-S S- -S S
Natrium sulpida dapat dibuat dengan memanaskan natrium sulpat dengan
karbon atau dengan mengalirkan H2S pada larutan NaOH.
Na2SO4 + 4C Na2S + 4CO
NaOH + H2S NaHS + H2O
NaOH + NaHS Na2S + H2O
Sulpida golongan IA mengalami hidrolisis dalam air dan menghasilkan
larutan alkali yang sangat kuat.
Na2S + H2O NaSH + NaOH
Na2S digunakan untuk pembuatan pewarna sulpur organik dan
menghilangkan rambut hingga akarnya pada pabrik penyamaan kulit. Na2S mudah
dioksidasi oleh udara membentuk natrium tiosulpat, yang ini dimanfaatkan dalam
dunia fotografi untuk melarutkan perak halida dan juga sebagai reagen pada titrasi
iodin dalam skala laboratorium..
2Na2S + 2O2 + H2O Na2S2O3 + 2NaOH
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O4 + 2NaI
S. HIDRIDA
Logam-logam golongan IA bereaksi dengan hidrogen, membentuk hidrida
ion atau mirip garam, M+H-. Kereaktifan untuk bereaksi dengan hidrogen ini
menurun dari litium ke sesium. Hidrida-hidrida ini mengandung ion H- (ini tidak
umum, karena biasanya hidrogen membentuk H+). Eksistensi ion H- ini dapat
dibuktikan dengan dihasilkannya gas hidrogen jika hidrida ini dielektrolisis.
Hidrida-hidrida ini bereaksi dengan air, melepas gas hidrogen. Hidrida
litium digunakan untuk tujuan militer dan untuk pengisi balon meteorologi.
LiH + H2O LiOH + H2
Litium juga membentuk hidrida kompleks, Li[AlH4], yang disebut hidrida
aluminium litium. Li[AlH4] merupakan agen pereduksi yang ampuh. Li[AlH4]
dibuat dari hidrida litium dalam larutan eter.
4LiH + AlCl3 Li[AlH4] + 3LiCl
Hidrida aluminium litium adalah senyawa ion dan berbentuk tetrahedral.
Li[AlH4] merupakan agen pereduksi yang ampuh dan secara luas digunakan
dalam kimia organik, yakni mereduksi senyawa karbonil menjadi alkohol.
Li[AlH4] bereaksi “keras” dengan air sehingga digunakan untuk pelarut organik
kering secara absolut dan sebagai contoh adalah eter yang harus benar-benar
bersih dari air jika digunakan untuk merendam (menyimpan ) natrium. Li[AlH4]
juga mereduksi beberapa senyawa anorganik.
BCl3 + Li[AlH4] B2H6 (diboran)
PCl3 + Li[AlH4] PH3 (pospin)
SiCl4 + Li[AlH4] SiH4 (silan)
Natrium tetrahidridoborat (natrium borohidrida), Na[BH4], merupakan
contoh kompleks hidrida lainnya. Kompleks ini merupakan senyawa ion yang
berisikan ion [BH4]-. Kompleks ini paling baik dibuat melalui pemanasan natrium
hidrida dengan trimetil borat.
230-270 oC
4NaH + B(OCH3)3 Na[BH4] + 3NaOCH3
T. NATRIUM SULFAT
Sekitar 4,2 juta ton Na2SO4 dimanfaatkan secara rutin. Sekitar 55%
diperoleh dari produk samping pabrik pembuatan HCl dan dari proses netralisasi
yang menggunakan H2SO4. Sekitar 45% diperoleh dari sumber utamanya yaitu
garam glober Na2SO4.10H2O.
Sekitar 70% Na2SO4 terutama digunakan untuk industry kertas, sekitar
10% digunakan untuk pabrik detergen dan 10% digunakan dalam pabrik
gelas/kaca. Proses pembuatan kertas kraft menggunakan Na2SO4 untuk
melarutkan lignin yang mengikat serat selulosa dalam kayu.
Polieter jenis ini dapat bertindak sebagai „pembawa‟ ke dalam sel makhluk
hidup untuk transportasi ion melewati membran sel dan menjaga keseimbangan
antara Na+ dan K+ di dalam dan di luar sel.
Cryptat merupakan agen pengompleks yang lebih selektif dan lebih kuat
daripada crown eter. Cryptat berbeda dengan crown eter karena menggunakan
nitrogen sebagai pengikat ion logam, bukan oksigen sebagaimana pada crwon
eter. Contoh, [Rb(crypt)]CNS.H2O memiliki enam atom oksigen dan dua atom
nitrogen dalam molekul crypt yang berfungsi mengikat ion logam sehingga
menghasilkan ion logam dengan bilangan koordinasi 8.
Gambr 6 Struktur beberapa crown eter