Anda di halaman 1dari 26

A.

KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN


Meskipun memiliki kemiripan sifat kimia, unsur-unsur golongan IA tidak
berada bersama-sama, terutama karena perbedaan ukuran ion di antara unsur
golongan IA ini. Secara singkat kelimpahan unsur-unsur ini tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1 Kelimpahan unsur-unsur dalam kerak bumi berdasarkan beratnya


Kelimpahan dalam Kelimpahan
kerak bumi relatif
(ppm) (%)
Li 18 0,0018 35
Na 22700 2,27 7
K 18400 1,84 8
Rb 78 0,0078 23
Cs 2,6 0,00026 46

Litium terutama diperoleh sebagai mineral silikat, spodumene, LiAl(SiO3)2,


lepidolite, Li2Al2(SiO3)3(FOH)2. Penghasil utama mineral litium adalah Rusia,
Zimbabwe, Cina, Kanada dan Portugal. Natrium dan kalium ada dalam jumlah
besar di laut. Kebanyakan natrium ada sebagai garam (NaCl). Berbagai garam
seperti NaCl, Na2B4O7.10H2O (boraks), Na2CO3.NaHCO3.2H2O (trona), NaNO3
(saltpeter), dan Na2SO4 (mirabilita) diperoleh dari deposit yang terbentuk dari
penguapan air laut seperti Dead Sea dan Great Salt Lake di USA. Kalium ada
terutama sebagai deposit KCl (silvite), campuran KCl dan NaCl (silvinite), dan
garam rangkap KCl.MgCl2.6H2O (karnalit). Larutan garam kalium secara umum
disebut „potas‟. Sumber rubidium dan sesium tidak begitu jelas dan unsur-unsur
ini diperoleh dari proses produksi litium.
Semua unsur yang lebih berat dari bismuth (83Bi) bersifat radioaktif. Oleh
karena itu fransium yang memiliki nomor atom 89 bersifat radioaktif dengan
waktu paruh 21 menit. Pendeknya waktu paruh ini menyebabkan ketidakeksisan
fransium di alam.

99% Waktu paruh 21


+ menit +
B. EKSTRAKSI LOGAM
Logam-logam golongan IA begitu reaktif sehingga tidak ditemukan dalam
keadaan bebas. Senyawa-senyawanya kebanyakan stabil terhadap panas sehingga
penguraian secara termal tidak dapat dilakukan. Logam-logam ini juga menempati
bagian atas deret elektrokimia maka bereaksi dengan air. Hal ini menyebabkan
tidak memungkinkan penggantian satu unsur dari larutannya dengan unsur yang
berada pada deret elektrokimia lebih tinggi. Logam-logam golongan IA ini juga
merupakan agen pereduksi paling kuat sehingga tidak mungkin mereduksi
oksidanya. Elektrolisis larutannya dengan katoda merkuri bisa menjadi alternatif
memperoleh logamnya, namun memisahkan amalgama (perpaduan logam tertentu
dengan merkuri) sangat sulit.
Logam-logam golongan IA semuanya dapat diperoleh dengan elektrolisis
lelehannya, biasanya lelehan halida, dan perlu ditambahkan pengotor untuk
menurunkan titik lelehnya. Natrium diperoleh dengan mengelektrolisis lelehan
campuran sekitar 40% NaCl dan 60% CaCl2 dalam „Down cell‟ (Gambar 1).
Campuran ini meleleh pada 600oC, sementara NaCl murni meleleh pada 803oC.
Sejumlah kecil kalsium yang terbentuk selama proses elektrolisis, tidak larut
dalam cairan natrium, tetapi larut dalam campuran eutektik. Ada beberapa
keuntungan mengelektrolisis suatu campuran:
1. Titik lelehnya lebih rendah sehingga mengurangi bahan bakar.
2. Jika suhu proses rendah, tekanan uap natrium yang dihasilkan juga rendah.
Hal ini menjadi penting karena uap natrium terbakar di udara.
3. Pada suhu lebih rendah, logam natrium yang dihasilkan tidak larut dalam
cairan. Hal ini menjadi penting karena jika larut maka akan terjadi „arus
pendek‟ pada elektroda dan ini harus dihindari dalam proses elektrolisis.
„Down cell‟ terdiri atas sebuah bejana baja berbentuk silinder, yang
dilapisis dengan batu api, berukuran tinggi 2,5 meter dan diameter 1,5 meter.
Anoda terbuat dari grafit, ada di tengah bejana, dikelilingi (dibalut) katoda baja.
Lembar tipis logam memisahkan kedua elektroda untuk mencegah bercampurnya
natrium yang dihasilkan pada katoda dan gas Cl2 yang dihasilkan pada anoda.
Cairan natrium yang hasilkan akan naik karena densitasnya lebih rendah daripada
elektrolit. Cairan natrium ini dialirkan dan ditampung dalam „drum baja‟.

Gambar 1 Down Cell


Dengan cara yang sama, kalium diperoleh dari lelehan KCl. Metode
modern menggunakan Na sebagai pereduksi, karena Na pereduksi lebih kuat
daripada K.
Na + KCl  NaCl + K
Rb dan Cs diproduksi dengan cara yang sama, mereduksi kloridanya Ca pada
750oC dengan tekanan rendah.

C. KEGUNAAN LOGAM GOLONGAN IA DAN SENYAWANYA


Litium stearat C17H35COOLi digunakan dalam pembuatan pelumas mobil.
Li2CO3 ditambahkan pada bauksit untuk menurunkan titik leleh pada produksi
elektrolitik aluminium. Li2CO3 juga digunakan untuk penguat gelas. Li2CO3 juga
digunakan untuk dunia kedokteran, karena dapat menjaga keseimbangan Na+ dan
K+, antara Mg2+ dan Ca2+ dalam tubuh. Logam litium digunakan untuk paduan
logam, seperti dengan timbal membentuk „logam putih‟ yang ada kaitannya
dengan mesin motor. Paduannya dengan aluminium untuk membuat bagian
pesawat menjadi ringan dan kuat. Ketika litium ditembak dengan neutron, akan
dihasilkan tritium, yang sangat berguna untuk tujuan termonuklir.
Soda kaustik, NaOH, merupakan alkali yang paling penting untuk
digunakan dalam industri seperti pembuatan berbagai senyawa organik maupun
anorganik, pembuatan kertas, netralisasi, pembuatan alumina, sabun dan rayon.
Sejumlah besar digunakan untuk pembuatan gelas, pospat, silikat, dan
menghilangkan polutan SO2 dari pembakaran batubara pada pembangkit listrik.
NaOCl untuk pemutih dan desinfektan.
Kalium merupakan unsur esensial untuk kehidupan. Hampir 95% kalium
digunakan untuk pupuk tanaman. Garam kalium selalu lebih mahal daripada
garam natrium. KOH untuk pospat kalsium dan sabun lunak, seperti kalsium
stearate. KMnO4 digunakan pada pabrik sakarin, agen pengoksidasi dan untuk
titrasi. KBr untuk fotografi.

D. STRUKTUR ELEKTRONIK
Struktur elektronik atom-atom golongan I A diakhiri dengan ns1. Elektron
valensi tunggal ini terletak jauh dari inti sehingga terikat lemah dan mudah
dilepas. Sebaliknya, elektron yang tersisa begitu kuat ditarik oleh inti atom
sehingga sangat sulit dilepas.
Tabel 2 Struktur elektronik unsur golongan IA

(sumber: Lee, 1991)

E. UKURAN ATOM DAN ION


Atom-atom golongan IA berukuran paling besar dalam satu periode.
Ketika elektron terluar dilepas sehingga terbentuk ion M+ maka ukurannya akan
menurun drastic. Hal ini dikarenakan :
1. Kulit elektron terluar secara sempurna lepas.
2. Dengan lepasnya elektron, muatan positif pada inti lebih besar daripada
ketika jumlah elektron masih lengkap, sehingga setiap elektron yang
tertinggal akan tertarik lebih kuat ke arah inti, akibatnya ukuran ion menjadi
jauh lebih pendek.
Ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada atom netralnya. Namun
demikian tetap saja ukuran ionnya sangat besar dalam satu periode. Ukuran ion ini
meningkat dari Li+ hingga Fr+ karena jumlah kulit bertambah banyak.

F. DENSITAS
Atom-atom golongan IA ukurannya besar sehingga memiliki densitas
rendah. Secara singkat densitas atom golongan IA tertera dalam Tabel 3.
Tabel 3 Ukuran dan densitas
Radius logam Radius ionik M+ Densitas
(Ao) (Ao) (g cm-1)
Li 1,52 0,76 0,54
Na 1,86 1,02 0,97
K 2,27 1,38 0,86
Rb 2,48 1,52 1,53
Cs 2,65 1,67 1,90

G. ENERGI IONISASI
Energi ionisasi unsur golongan IA selalu lebih rendah dalam tiap periode.
Atomnya sangat besar sehingga elektron terluar terikat sangat lemah yang
berdampak pada rendahnya energi ionisasi. Data energi ionisasi tertera dalam
Tabel 4.
Tabel 4 Energi ionsasi.
Energi ionisasi Energi ionisasi pertama
pertama
(kJ/mol) (kJ/mol)
Li 520, 1 7296
Na 495,7 4563
K 418,6 3069
Rb 402,9 2650
Cs 375,6 2420
H. ELEKTRONEGATIVITAS DAN JENIS IKATAN
Elektronegativitas unsur-unsur golongan IA paling kecil di antara unsur-
unsur yang ada. Oleh karena itu, jika unsur golongan IA bereaksi dengan unsur
lain akan dihasilkan perbedaan kelektroonegatifan yang besar dan ikatannya
tergolong ikatan ion.
Tabel 5 Keelektronegatifan golongan IA
Elektronegativitas Pauling
Li 1,0
Na 0,9
K 0,8
Rb 0,8
Cs 0,7

Perbedaan keelektronegatifan mendekati 1,7-1,8 menunjukkan 50%


karakter ion. Perbedaan keelektronegatifan antara Na dan Cl sebesar 2,1 sehingga
ikatan NaCl dominan karakter ionnya. LiF (perbedaan keelektronegatifan 3,0) dan
KBr (perbedaan keelektronegatifan 2,0) merupakan senyawa ion.

I. STRUKTUR LOGAM, KEKERASAN DAN ENERGI KOHESIF


Pada suhu normal, logam golongan IA memiliki kisi kristal berbentuk
kubus berpusat badan dengan bilangan koordinasi 8. Namun pada suhu sangat
rendah akan membentuk „heksagonal paket tertutup‟ dengan bilangan koordinasi
12.
Logam-logam golongan IA sangat lunak dan dapat dipotong dengan
mudah menggunakan pisau. Litium paling keras di antara golongannya tetapi
lebih lunak daripada timbal.
Energi kohesif (EK) adalah energi yang mengikat atom-atom atau ion-ion
bersama-sama dalam padatan, berlawanan dengan entalpi atomisasi (Energi yang
dibutuhkan untuk memecah padatan menjadi atom-atom gas). EK golongan I A
sekitar ½ EK golongan II A, 1/3 EK golongan III A. EK menentukan kekerasan.
EK bergantung pada jumlah elektron yang berpartisipasi dalam ikatan dan
bergantung dari kekuatan ikatan yang terbentuk serta ukuran atom dan sifat
penyebaran elektron berikatan terluar. Ukuran litium hingga sesium makin besar
sehingga EK menurun dan berkibat kelunakan logam makin meningkat.
Tabel 6 Energi kohesif (EK)
EK (kJ/mol)
Li 161
Na 108
K 90
Rb 82
Cs 78

J. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH


Secara umum rendahnya EK menyebabkan rendahnya titik leleh dan titik
didih. Titik leleh golongan IA berkisar antara 28,5oC hingga 181oC. Angka ini
terlalu rendah untuk ukuran titik leleh suatu logam. Bandingkan saja dengan
golongan transisi yang titik lelehnya di atas 1000oC.

Tabel 7 Titik leleh dan titik didih golongan IA


Titik leleh (oC) Titik didih (oC)
Li 181 1347
Na 98 881
K 63 766
Rb 39 688
Cs 28,5 705

K. WARNA NYALA DAN SPEKTRA


Akibat rendahnya energi ionisasi, maka ketika unsur golongan IA disinari
cahaya, energi cahaya yang terserap cukup untuk menjadikan atom kehilangan
sebuah elektron. Elektron yang terlepas dengan cara ini disebut fotoelektron.
Elektron bisa juga tereksitasi pada level energi yang lebih tinggi, misalnya
pada uji nyala. Logam klorida atau garam lainnya yang akan diuji nyala,
dimasukkan dalam HCl pekat, kemudian diletakkan di atas lempeng platinum atau
nikrom, di atas nyala Bunsen.

Tabel 8 Warna nyala dan panjang gelombang


Warna Panjang gelombang Bilangan gelombang
(nm) (cm-1)
Li merah tua 670,8 14908
Na kuning 589,2 16972
K lilac 766,5 13046
Rb merah ungu 780,0 12821
Cs biru 455,5 21954

L. WARNA SENYAWA
Warna timbul karena energi diserap atau dipancarkan dalam transisi
elektron yang menghasilkan panjang gelombang pada daerah tampak. Ion-ion
logam golongan I A semuanya mempunyai konfigurasi elektron seperti gas mulia,
yang semua elektronnya berpasangan. Ketika ion golongan IA ini hendak
mempromosikan elektron maka diperlukan sejumlah besar energi untuk
memisahkan pasangan elektron, sejumlah besar energi untuk memecahkan kulit
elektron dan sejumlah besar energi untuk mempromosikan elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Terlalu besarnya energi untuk promosi elektron ini
menyebabkan tidak ada transisi elektron yang sesuai sehingga senyawa-senyawa
golongan IA tidak berwarna.
Sedikit transisi dapat terjadi dengan melibatkan energi yang tinggi, yang
lebih terlihat dalam daerah ultraviolet daripada daerah tampak. Akibatnya tidak
dapat ditangkap oleh mata manusia. Ada beberapa senyawa golongan I A yang
berwarna. Namun warna ini disebabkan oleh warna anionnya, sebagai contoh:
Natrium Kromat (NaCrO4) berwarna kuning, Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
berwarna orange dan Kalium Permanganat (KMnO4) berwarna ungu tua.
M. SIFAT-SIFAT KIMIA
1. Reaksi dengan air
Semua logam golongan I A bereaksi dengan air membentuk hidroksida
dan melepas hidrogen. Reaksi makin hebat dari atas ke bawah. Litium bereaksi
lambat, natrium meleleh pada permukaan air dan mungkin dapat mengeluarkan
api, sementara kalium meleleh dan selalu mengeluarkan api.
2 Li + 2H2O  2LiOH + H2
2 Na + 2H2O  2NaOH + H2
2 K + 2H2O  2KOH + H2

Tabel 9 Reaksi logam-logam golongan IA

(sumber: Lee, 1991)

Potensial elektroda standar (Eo) Li+/Li = -3,05 volt, Na+/Na = -2,71 volt,
K+/K = -2,93 volt, Rb+/Rb = -2,92 volt, dan Cs+/Cs = -2,92 volt. Litium memiliki
Eo paling negatif sehingga memiliki energi hidrasi tinggi. Hubungan Eo dan
energi bebas Gibbs (ΔG) dinyatakan dalam rumus berikut:
ΔG = -nFEo
dengan n adalah jumlah elektron yang dilepas, F adalah tetapan Faraday. Reaksi
Li+ + e  Li memiliki harga Eo paling negatif sehingga menghasilkan ΔG
paling positif. Ini artinya reaksi tidak mungkin terjadi. Tetapi reaksi sebaliknya,
LiLi+ + e memiliki harga negatif yang besar untuk ΔG, sehingga ketika
bereaksi dengan air, litium akan melepas energi paling besar daripada logam
lainnya dalam golongan IA. Berdasarkan fakta ini, menjadi aneh jika litium
bereaksi lambat dengan air. Kejanggalan ini akan lebih jelas diterangkan
berdasarkan teori kinetik daripada termodinamika. Kalium memiliki titik leleh
rendah, dan panas reaksinya cukup untuk membuat logam ini meleleh atau
menguap. Lelehan logam ini akan menyebar dan menyentuh lebih banyak luas
permukaan air, sehingga reaksi lebih cepat, melepas panas lebih banyak dan
mengeluarkan api.
Natrium hidroksida sering disebut soda kaustik, sedangkan kalium
hidroksida sering dikenal sebagai kalium kaustik, karena keduanya bersifat
korosif (sebagai contoh pada bahan gelas atau kaca dan pada kulit). Alkali
kaustik ini terkenal sebagai basa paling kuat dalam pelarut air. Hidroksida Na, K
dan Cs sangat larut dalam air, tetapi LiOH lebih sedikit larut.
Tabel 10 Kelarutan hidroksida golongan IA
Unsur Kelarutan (g/100g H2O)
Li 13,0 (25oC)
Na 108,3 (25oC)
K 112,8 (25oC)
Rb 197,6 (30oC)
Cs 385,6 (15oC)

Basa-basa ini bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
NaOH + HCl  NaCl + H2O
Basa-basa ini juga bereaksi dengan CO2, yang ada di udara, membentuk
karbonat. LiOH digunakan menyerap karbon dioksida di ruangan tertutup seperti
poterkapsul (menurunkan berat).
NaOH + CO2  Na2CO3 + H2O
Basa-basa ini juga bereaksi dengan oksida-oksida ampoter, seperti dengan
Al2O3 membentuk aluminat, dengan SiO2 (atau gelas) membentuk silicat, dengan
SnO2 membentuk stannat, dan dengan ZnO membentuk zinkat.
Basa-basa ini melepaskan amonia dari garam amonium dan dari kompleks
koordinasi.
NaOH + NH3Cl  NH3 + NaCl + H2O
NaOH + 2[Co(NH3)6]Cl3 12NH3 + Co2O3 + NaCl + H2O
Heksaamin
Kobal (III) klorida

NaOH bereaksi dengan H2S membentuk sulpida S2- dan hidrogen sulpida
SH-.
NaOH + H2S  NaSH  Na2S
Hidroksida bereaksi dengan alkohol membentuk alkoksida.
NaOH + EtOH NaOEt + H2O

2. Reaksi dengan udara


Semua logam golongan IA terbakar di udara membentuk oksida. Jenis
oksida yang terbentuk bergantung pada jenis logamnya. Secara kimia unsur-unsur
golongan IA sangat reaktif, cepat timbul bercak (noda) ketika berada dalam udara
kering. Litium membentuk monoksida Li2O (dan beberapa peroksida Li2O2).
Natrium membentuk peroksida Na2O2 (dan beberapa monoksida Na2O). Logam
golongan IA lainnya dapat membentuk superoksida bertipe MO2. Kelima logam
golongan IA dapat diinduksi membentuk normal oksida, peroksida atau
superoksida dengan cara melarutkan logam dalam amonia cair dan meniupkan
sejumlah oksigen.
Monoksidanya adalah ionik, misalnya 2Li+ dan O2-. Li2O dan Na2O murni
merupakan padatan putih sebagaimana diharapkan tetapi aneh bahwa K2O
berwarna kuning pucat, Rb2O berwarna kuning cerah dan Cs2O berwarna oren.
Oksida logam biasanya bersifat basa. Oksida M2O merupakan jenis oksida basa
yang kuat dan bereaksi dengan air membentuk basa kuat.
Li2O + H2O  2LiOH
Na2O + H2O  2NaOH
K2O + H2O  2KOH
Struktur Kristal Li2O, Na2O dan K2O merupakan struktur anti-fluorit.
Struktur anti-fluorit mirip dengan fluorit CaF2, namun posisi ion positif dan
negatif bertukar. Artinya, Li+ mengisi posisi yang ditempati F- dan O2- mengisi
posisi yang ditempati Ca2+. Cs2O memiliki struktur anti CdCl2.
3. Reaksi dengan nitrogen
Hanya unsur litium yang bereaksi dengan nitrogen membentuk suatu
nitrida. Litium nitrida merupakan senyawa ion (3Li+ dan N3-) dan berwarna
merah delima. Ada dua reaksi nitrida yang menarik. Pertama, pemanasan pada
suhu tinggi akan menguraikan nitrida ini menjadi unsur-unsurnya. Kedua, nitrida
ini bereaksi dengan air membentuk amonia.
2Li3N ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 6Li + N2
Li3N + 3H2O  3LiOH + NH3

N. KELARUTAN DAN HIDRASI


Semua garam sederhana larut dalam air, menghasilkan ion, dan karenanya
larutannya menghantar arus listrik. Li+ ukurannya paling kecil, sehingga
diharapkan dengan konsentrasi yang sama, daya hantar arus listriknya lebih besar
daripada larutan garam natrium, kalium, rubidium, maupun sesium. Logikanya,
ion berukuran kecil bermigrasi lebih cepat menuju katoda daripada ion besar.
Namun hasil pengukuran menunjukkan hasil sebaliknya yaitu daya hantar arus
listrik garam Cs+ > Rb+ > K+ > Na+ > Li+. Alasan atas keanehan ini adalah ion
terhidrasi dalam larutan. Ion Li+ berukuran paling kecil maka terhidrasi paling
kuat, akibatnya jari-jari ion terhidrasinya berukuran besar, dan ini menyebabkan
pergerakannya menjadi lambat. Sebaliknya, ion Cs+ yang berukuran paling besar,
terhidrasi paling sedikit, jari-jari ion terhidrasinya lebih kecil, maka
pergerakannya menjadi lebih cepat dan daya hantar arus listriknya menjadi lebih
besar.
Tabel 11 Data terkait ion terhidrasi logam golongan IA

(sumber: Lee, 1991)

Beberapa molekul air tertangkap ion logam dan diikatnya membentuk


kompleks. Molekul-molekul air ini membentuk kulit primer air. Oleh Karen itu
Li+ secara tetrahedral dikelilingi 4 molekul air. Empat pasang elektron bebas dari
empat atom oksigen dari empat molekul air disumbangkan kepada ion logam.
Menurut teori VSEPR, empat pasang elektron ini akan membentuk struktur
tetrahedral. Menurut teori ikatan valensi, satu orbital 2s dan tiga orbtal 2p
membentuk empat orbital hibrida sp3 yang terisi oleh pasangan elektron bebas
dari atom oksigen.

Gambar 2 Hibridisasi sp3 pada orbital ion terhidrasi logam Golongan IA

Rb+ dan Cs+ merupakan ion yang lebih besar sehingga bisa mengikat 6
molekul air. Teori VSEPR memprediksi struktur oktahedral. Teori ikatan valensi
menjelaskan penataan oktahedral menggunakan satu orbital s, tiga orbital p dan 2
orbital d untuk berikatan. Berdasarkan kulit primer (primary shell) yang dibentuk
molekul air ini, tetap saja ukuran Cs+ terhidrasi lebih besar daripada Li+ terhidrasi.
Pada lapisan kedua (secondary layer) oleh air, ion logam dapat terhidrasi
lebih kuat, melalui ikatan yang lemah yaitu gaya tarik „ion-dipol‟. Maksudnya
gaya tarik antara ion logam dan dipol dari molekul air. Kekuatan gaya tarik ini
berbanding terbalik terhadap ukuran ion logam. Artinya, semakin besar ukuran
ion logam maka semakin sedikit molekul air yang terikat. Oleh karena itu, hidrasi
sekunder ini menurun dari litium hingga sesium. Ion litium mengalami hidrasi
paling berat. Hal inilah yang menyebabkan lambatnya pergerakan ion litium
terhidrasi yang berdampak rendahnya daya hantar arus listrik dibanding ion logam
segolongannya.

Gambar 3 Hibridisasi d2sp3 pada orbital ion terhidrasi logam Golongan IA

Catatan, bahwa orbital d berisikan tiga kelompok yang disebut orbital t2g dan dua
kelompok yang disebut eg. Hanya dua kelompok yang digunakan untuk berikatan.
Ukuran ion terhidrasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi
gerakan ion-ion ini melewati dinding sel. Hal ini juga menjelaskan perilaku ion
ion ini pada kolom penukar kation, yang mana ion Li+ terikat kurang kuat shingga
ion Li+ terelusi lebih awal.
Jika suatu garam tidak larut, itu karena energi kisinya lebih besar dari
energi hidrasinya. semakin besar ukuran ion logam, semakin kecil energi
hidrasinya. Secara umum, kelarutan garam-garam golongan IA dalam air,
menurun dari litium ke sesium. Suatu garam dapat larut jika energi yang dilepas
saat terhidrasi lebih besar daripada energi yang diperlukan untuk memecahkan
kisi Kristal (energi kisi). Jadi jika suatu padatan tidak larut berarti energi
hidrasinya lebih kecil daripada energi kisinya.
Tabel 12 Data energi hidrasi dan kisi dari halida golongan IA

Kelarutan dari kebanyakan logam golongan IA menurun dari atas ke


bawah dalam satu golongan. Hal ini disebabkan penurunan energi kisi lebih
lambat daripada penurunan energi hidrasi, atau dengan kata lain energi kisi turun
sedikit sedang energi hidrasi turun lebih banyak. Sebagai contoh, penurunan
energi kisi dari NaCl ke KCl sebesar 67 kJ/mol, sementara penurunan energi
hidrasi dari Na+ ke K+ sebesar 76 kJ/mol, sehingga NaCl lebih larut daripada
KCl. Perkecualian untuk garam fluorida dan karbonat dari logam golongan IA,
bahwa penurunan energi kisi lebih cepat daripada penurunan energi hidrasi dari
atas ke bawah dalam satu golongan. Oleh karena itu, NaF kurang larut daripada
KF.
Gambar 4 Kelarutan terkait energy kisi dan hidrasi. (a) padatan larut,
(b) padatan tidak larut

O. LARUTAN LOGAM GOLONGAN IA DALAM AMONIA CAIR


Logam-logam alkali bereaksi dengan amonia cair (dengan kehadiran
pengotor atau katalis seperti Fe) membentuk amida logam dan hidrogen.
M + NH3  MNH2 + ½H2
Jika pengotor atau katalis tidak ada, maka logam alkali dapat melarut
secara langsung dalam amonia cair yang konsentrasinya sangat tinggi. Logam-
logam ini dapat ditutupi kembali (diratakan permukaannya) dengan melewatkan
amonia tanpa pemanasan.
Logam alkali yang terlarut dalam amonia memberikan warna biru tua dan
spisies utamanya tersolvasi ion logam dan tersolvasi elektron. Jika dibiarkan.
Lambat laun warna biru ini memudar, menandakan terbentuknya logam amida,
pada konsentrasi di atas 3M, larutan berwarna “copper-bronze” dan mengkilap
karena terbentuk kluster ion logam.
Larutan logam alkali dalam amonia dapat menghantar arus listrik lebih
baik daripada larutan garam dengan pelarut selain amonia. Konduktivitasnya
hampir sama dengan konduktivitas logam murni (konduktivitas khusus Hg = 10-4
ohm-1, Na/NH3 = 0,5 x 10-4 ohm-1, K/NH3 = 0,45 x 10-4 ohm-1). Hantaran arus
listrik ini terutama karena kehadiran elektron tersolvasi.
Logam-logam alkali juga larut dalam amina-amina lain. Larutan ini
digunakan dalam sintesis organik dan anorganik. Larutan logam alkali dalam
amonia merupakan agen pereduksi yang ampuh untuk golongan IVA, VA dan
VIA, beberapa senyawa dan kompleks koordinasi, dan juga mereduksi cincin
aromatis.
Bi + Na/NH3  Na3Bi (Bi direduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi –III)
S + Na/NH3  Na2S (S direduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi –II)
[Ni(CN)4]2- + 2e  [Ni(CN)4]4- (Ni direduksi dari bilangan oksidasi +II menjadi 0)

P. SENYAWA LOGAM GOLONGAN IA DENGAN KARBON


Jika litium dipanaskan dengan karbon maka terbentuk karbida ionik Li2C2.
Logam golongan IA lainnya tidak bereaksi secara langsung dengan karbon.
Karbida serupa dapat terbentuk jika logam tersebut dipanaskan dengan etuna atau
dialirkan di atas larutan logam tersebut dalam amonia cair.
2 Li + 2C  Li2C2
Na + C2H2  NaHC2  Na2C2

Senyawa-senyawa ini mengandung ion karbida (C≡C)2- atau


hidridokarbida (C≡C-H)-. Reaksi penting dari karbida ini adalah jika bereaksi
dengan air maka terbentuk etuna (asetilina). Oleh karena itu, karbida-karbida ini
juga disebut asetilida.
Na2C2 + H2O  NaOH + C2H2
LiC2H digunakan untuk industri penghasil vitamin A. Logam-logam
kalium, rubidium dan sesium bereaksi dengan grafit dengan cara menyerang
ruang-ruang di antara lapisan karbon dalam kisi grafit. Reaksi ini menghasilkan
karbida interstisial berwarna yang nonstoikiometri, misalnya C60K(grey),
C36K(blue).

Q. SULPIDA
Semua logam golongan IA bereaksi dengan sulpur membentuk sulpida
Na2S atau polisulpida Na2Sn dengan n = 2, 3, 4, 5 atau 6. Polisulpida tersusun atas
rantai zig-zag dari atom sulpida.
S S S-
-S S- -S S
Natrium sulpida dapat dibuat dengan memanaskan natrium sulpat dengan
karbon atau dengan mengalirkan H2S pada larutan NaOH.
Na2SO4 + 4C  Na2S + 4CO
NaOH + H2S  NaHS + H2O
NaOH + NaHS  Na2S + H2O
Sulpida golongan IA mengalami hidrolisis dalam air dan menghasilkan
larutan alkali yang sangat kuat.
Na2S + H2O  NaSH + NaOH
Na2S digunakan untuk pembuatan pewarna sulpur organik dan
menghilangkan rambut hingga akarnya pada pabrik penyamaan kulit. Na2S mudah
dioksidasi oleh udara membentuk natrium tiosulpat, yang ini dimanfaatkan dalam
dunia fotografi untuk melarutkan perak halida dan juga sebagai reagen pada titrasi
iodin dalam skala laboratorium..
2Na2S + 2O2 + H2O  Na2S2O3 + 2NaOH
2Na2S2O3 + I2  Na2S4O4 + 2NaI

R. NATRIUM HIDROGEN KARBONAT (NATRIUM BIKARBONAT


Sekitar 200.000 ton NaHCO3 diproduksi secara rutin di USA. Sekitar 40%
digunakan untuk serbuk pengembang (ragi), 15% untuk industri kimia, 12% untuk
bidang farmasi termasuk di dalamnya preparasi anti-asam pada masalah
pencernaan dan 10% digunakan untuk pemadam kebakaran.
NaHCO3 dapat digunakan untuk pembuatan kue atau roti karena terurai
pada suhu antara 50-100oC dan melepaskan gelembung gas CO2.
dipanaskan
2NaHCO3 Na2CO3 + H2O + CO2

S. HIDRIDA
Logam-logam golongan IA bereaksi dengan hidrogen, membentuk hidrida
ion atau mirip garam, M+H-. Kereaktifan untuk bereaksi dengan hidrogen ini
menurun dari litium ke sesium. Hidrida-hidrida ini mengandung ion H- (ini tidak
umum, karena biasanya hidrogen membentuk H+). Eksistensi ion H- ini dapat
dibuktikan dengan dihasilkannya gas hidrogen jika hidrida ini dielektrolisis.
Hidrida-hidrida ini bereaksi dengan air, melepas gas hidrogen. Hidrida
litium digunakan untuk tujuan militer dan untuk pengisi balon meteorologi.
LiH + H2O  LiOH + H2
Litium juga membentuk hidrida kompleks, Li[AlH4], yang disebut hidrida
aluminium litium. Li[AlH4] merupakan agen pereduksi yang ampuh. Li[AlH4]
dibuat dari hidrida litium dalam larutan eter.
4LiH + AlCl3  Li[AlH4] + 3LiCl
Hidrida aluminium litium adalah senyawa ion dan berbentuk tetrahedral.
Li[AlH4] merupakan agen pereduksi yang ampuh dan secara luas digunakan
dalam kimia organik, yakni mereduksi senyawa karbonil menjadi alkohol.
Li[AlH4] bereaksi “keras” dengan air sehingga digunakan untuk pelarut organik
kering secara absolut dan sebagai contoh adalah eter yang harus benar-benar
bersih dari air jika digunakan untuk merendam (menyimpan ) natrium. Li[AlH4]
juga mereduksi beberapa senyawa anorganik.
BCl3 + Li[AlH4]  B2H6 (diboran)
PCl3 + Li[AlH4]  PH3 (pospin)
SiCl4 + Li[AlH4]  SiH4 (silan)
Natrium tetrahidridoborat (natrium borohidrida), Na[BH4], merupakan
contoh kompleks hidrida lainnya. Kompleks ini merupakan senyawa ion yang
berisikan ion [BH4]-. Kompleks ini paling baik dibuat melalui pemanasan natrium
hidrida dengan trimetil borat.
230-270 oC
4NaH + B(OCH3)3 Na[BH4] + 3NaOCH3

Tetrahidridoborat untuk logam golongan IA yang lain dapat dibuat dari


garam natrium. Tetrahidridoborat ini (khususnya Na dan K) semakin meningkat
penggunaannya sebagai agen pereduksi karena makin berkurang kesensitifannya
dibanding Li[AlH4]. Na[BH4] dapat dikristalisasikan dari air dingin dan K[BH4]
dapat dikristalisasikan dari air panas. Hal ini menjadi keuntungan jika
menggunakan larutan berair. Sementara tetrahidridoborat yang lain bereaksi
dengan air.
[BH4]- + 2H2O  BO2- + 4H2

T. NATRIUM SULFAT
Sekitar 4,2 juta ton Na2SO4 dimanfaatkan secara rutin. Sekitar 55%
diperoleh dari produk samping pabrik pembuatan HCl dan dari proses netralisasi
yang menggunakan H2SO4. Sekitar 45% diperoleh dari sumber utamanya yaitu
garam glober Na2SO4.10H2O.
Sekitar 70% Na2SO4 terutama digunakan untuk industry kertas, sekitar
10% digunakan untuk pabrik detergen dan 10% digunakan dalam pabrik
gelas/kaca. Proses pembuatan kertas kraft menggunakan Na2SO4 untuk
melarutkan lignin yang mengikat serat selulosa dalam kayu.

U. KOMPLEKS, CROWN, DAN CRYPT


Logam Golongan IA memiliki kecenderungan kecil dalam membentuk
senyawa kompleks. Hal ini mudah diprediksi berdasarkan faktor yang
memudahkan terbentuknya senyawa kompleks yaitu ukuran atom kecil, muatan
tinggi dan memiliki orbital yang energinya rendah untuk membentuk ikatan.
Sementara golongan IA berukuran sangat besar, muatannya rendah (+1).
Sejumlah kompleks air yang diketahui seperti [Li(H2O)]+ dan kulit hidrasi
primer dari molekul H2O tertata tetrahedral dalam berbagai jenis kristal garamnya.
Na+ dan K+ mempunyai kulit hidrasi primer sama. Rb+ dan Cs+ memiliki bilangan
koordinasi 6, mengikat 6 molekul H2O. kompleks-kompleks stabil terbentuk
dengan pospin oksida. Sebagai contoh adalah [LiX.4Ph3PO4], [LiX.4Ph3PO4],
[LiX.4Ph3PO4] dengan X adalah anion besar seperti CrO4-, I-, NO3- dan SbF6-.
Ada sedikit kecenderungan membentuk kompleks amina seperti [Li(NH3)4]I.
Selain itu, juga diketahui kompleks lemah dari sulfat, peroksosulfat, tiosulfat dan
heksasianosulfat dalam larutan.
Namun demikian, beberapa agen „pengkelat‟ organik (salisaldehid dan β-
diketon) secara ekstrem merupakan agen pengompleks yang kuat, dan logam
golongan IA dapat membentuk kompleks dengan agen-agen ini. Ligan-ligan ini
merupakan agen pengompleks yang sangat kuat karena ligan-ligan tersebut
multidentat dan membentuk senyawa kelat atau cincin. Perkembangan penting
bidang kimia adalah ditemukannya kompleks dengan polyeter dan „kompleks
kriptat‟ dengan molekul makrosiklik dengan nitrogen dan oksigen.
Crown eter adalah kelompok agen pengompleks penting yang pertama kali
disintesis oleh Pederson di tahun 1967. Salah satu contohnya adalah dibenzo-18-
crown-6. Berdasarkan namanya menunjukka bahwa ada dua cincin benzene dalam
senyawa, 18 atom menyusun cincin crown (berbentuk mahkota) dan 6 atom
oksigen membentuk pola cincin. Enam atom oksigen ini yang memungkinkan
membentuk kompleks dengan ion besar seperti ion golongan IA, yang sebenarnya
dikenal sangat tidak baik dalam membentuk kompleks. Sementara gugus
organiknya berfungsi sebagai „bagian terlipat‟ yang memberikan penataan
mahkota. Atom oksigen dengan pasangan elektron bebasnya mengikat ion logam
pada bagian pusat cincin. Ikatan antara ion logam dan polieter ini terbentuk oleh
gaya elektrostatik yang besar dan merupakan „tutup dan wadah‟ yang cocok antara
ukuran ion logam dan ukuran lubang pada pusat cincin. Kecocokan ini merupakan
hal yang sangat penting. Polieter siklik dapat mempunyai ukuran cincin
bervariasi. Sebagai contoh benzo-12-crwon-4, artinya memiliki cincin 12 atom
dan 4 atom oksigen. Polieter membentuk kompleks secara selektif dengan ion
logam alkali.
Gambar 5 kompleks salisaldehid dan asetilaseton

Polieter jenis ini dapat bertindak sebagai „pembawa‟ ke dalam sel makhluk
hidup untuk transportasi ion melewati membran sel dan menjaga keseimbangan
antara Na+ dan K+ di dalam dan di luar sel.
Cryptat merupakan agen pengompleks yang lebih selektif dan lebih kuat
daripada crown eter. Cryptat berbeda dengan crown eter karena menggunakan
nitrogen sebagai pengikat ion logam, bukan oksigen sebagaimana pada crwon
eter. Contoh, [Rb(crypt)]CNS.H2O memiliki enam atom oksigen dan dua atom
nitrogen dalam molekul crypt yang berfungsi mengikat ion logam sehingga
menghasilkan ion logam dengan bilangan koordinasi 8.
Gambr 6 Struktur beberapa crown eter

V. PERAN PENTING LOGAM ALKALI DALAM MAKHLUK HIDUP


1. Organisme hidup memerlukan sedikitnya 27 unsur, 15 di antaranya adalah
logam. Logam diperlukan dalam jumlah makro adalah K, Mg, Na dan Ca.
Logam diperlukan dalam jumlah mikro adalah Mn, Fe, Co, Cu, Zn, dan Mo.
Logam diperlukan dalam jumlah sedikit adalah V, Cr, Sn, Ni, dan Al.
2. Sejumlah besar golongan I dan II diperlukan makhluk hidup terutama untuk
menyeimbangkan muatan listrik berkaitan dengan makromolekul organik
bermuatan negatif, juga untuk menjaga tekanan osmotik dalam sel, serta
memelihara dari kerusakan dan kehancuran sel.
3. Nampak ada kemiripan sifat kimia antara Na dan K, tetapi kita akan terkejut
manakala fungsi biologi mereka sangat berbeda.
4. Na+ secara aktif dikeluarkan dari sel tetapi K+ tidak. Transpor ion ini kadang-
kadang disebut pompa natrium dan ini mencakup pengeluaran aktif Na+ dan
menghisap aktif K+. Analisis cairan di dalam dan di luar sel binatang
menunjukkan bahwa transpor ion ini nyata terjadi. Dalam sel binatang
konsentrasi ion K+ sekitar 0,15M dan konsentrasi ion Na+ sekitar 0,01M.
5. Dalam cairan tubuh (limpa dan darah) konsentrasi ion K+ sekitar 0,003M dan
konsentrasi ion Na+ sekitar 0,15M.
6. Transpor ini memerlukan energi yg diperoleh dari hidrolisis ATP.
Diperkirakan hidrolisis satu molekul ATP menjadi ADP menghasilkan energi
yang cukup untuk memindahkan tiga ion Na+ keluar dari sel dan dua ion K+
serta satu ion H+ masuk ke dalam sel.
7. Perbedaan rasio Na+ dan K+ di dalam dan di luar sel menghasilkan potensial
listrik di antara sisi membran sel. Ini berguna untuk fungsi syaraf dan otot sel.
8. Gerakan glukosa masuk ke dalam sel bersama-sama dengan ion Na+. Ini
disebabkan oleh gradien konsentrasi yang tinggi. Selanjutnya ion Na+ harus
dikeluarkan dari sel. Gerakan asam-asam amino juga demikian.
9. Ion K+ dalam sel berguna untuk metabolisme glukosa, sintesis protein, dan
aktivasi beberapa enzim.
PERTANYAAN:
1. Mengapa dalam pembahasan golongan IA ini tidak membicarakan unsur
hidrogen, padahal dalam tabel periodik unsur, hidrogen masuk dalam
golongan IA?
2. Berikan beberapa alasan, mengapa logam-logam golongan IA sulit
diekstraksi?
3. Na2SO4 sebagaimana tersebut dalam teks di atas, dapat diperoleh dari produk
samping pabrik pembuatan HCl dan dari proses netralisasi menggunakan
H2SO4. Jelaskan alasannya!
4. Berika dua contoh kegunaan logam-logam golongan IA atau senyawanya dan
berikan alasan mengapa digunakan untuk hal tersebut?
5. Jelaskan, mengapa logam-logam golongan IA dalam tiap periodenya:
a. Bervalensi satu?
b. Ionnya besar?
c. Agen pereduksi yang kuat?
d. Sedikit membentuk senyawa kompleks?
e. Memiliki energi ionisasi rendah?
f. Densitas rendah?
6. Mengapa logam-logam golongan IA bersifat lunak, memiliki titik didih dan
titik leleh rendah?
7. Ion litium merupakan ion yang paling kecil dalam golongan IA. Diharapkan
ion litium memiliki mobilitas paling besar sehingga memiliki daya hantar
arus listrik yang paling besar. Tetapi faktanya berkebalikan, larutan sesium
paling besar daya hantarnya. Mengapa demikian?.
8. Jari-jari atom litium adalah 1,23 Ao. ketika elektron terluar 2s dilepaskan,
jari-jari ion Li+ menjadi 0,76 Ao. Anggaplah bahwa perbedaan jari-jari ini
terkait dengan ruang yang ditempati elektron 2s. Hitung persentase volume
atom litium yang ditempati elektron valensi tunggal. Apakah asumsi ini bisa
diterima? Mengapa jari-jarinya mengalami penurunan begitu drastis?
9. NaCl tidak berwarna, tetapi Na2CrO4 berwarna kuning. Mengapa demikian?
10. KBr kurang larut daripada NaBr, tetapi K2CO3 lebih larut daripada Na2CO3.
Mengapa demikian?
11. Senyawa LiH mengandung ions Li+ dan H-. Manakah yang lebih besar, ions
Li+ atau H-, mengapa?
12. Berikan persamaan reaksi antara natrium dan:
a. H2 O b. H2 c. N2 d. karbon
13. Jelaskan apa yang dimaksud kalimat ” Cs2O memiliki struktur anti CdCl2 ?
14. Jelaskan perbedaan pengertian “karbida stoikiometri“ dan “karbida
nonstoikiometri“ !
15. Mengapa logam natrium di laboratorium disimpan dalam minyak tanah?

Anda mungkin juga menyukai