Dosen Pengampuh:
DISUSUN OLEH:
(19323016)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
2021
A. Perbedaan Artikel, Makalah, Laporan Penelitian
Artikel, makalah, dan laporan peneltian merupakan jenis jenis dari karya ilmiah. Dari
beberapa jenis tersebut terdapat beberapa perbedaan, yaitu :
Laporan
Aspek Artikel Makalah
Penelitian
Waktu terbit Wajib terbit pada Hanya terbit satu kali Hanya terbit satu kali
rentang waktu
tertentu
Artikel ilmiah merupakan tulisan yang ilmiah dapat berbentuk artikel ulasan (review article)
maupun artikel penelitian (research article) dari laporan hasil penelitian yang ditulis kembali oleh
para penulisnya untuk dipublikasikan dalam jurnal bereputasi.
Definisi lain dari artikel ilmiah yaitu, karya tulis yang isinya dapat berupa laporan yang
tersusun secara sistematis dan bisa berupa hasil studi / hasil penelitian yang disajikan kepada
komunitas ilmiah tertentu.
Tujuan penulisan karya ilmiah adalah bertujuan mengkomunikasikan hasil penelitian dan
kontribusi untuk fefleksi, ulasan dan diskulis lisan dan tertulis. Khalayak ini dapat dipahami sebagai
siswa, guru, peneliti dan ilmuwan
1. Struktur sajiannya sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti
(pokok pembahasan), dan bagian penutup.
2. Komponen dan substansi. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua tulisan mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. karya yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap penulisnya adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang
pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin
dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
The Influence Of Age To Compressive Strength of Normal, High And Low Strength Of
Concrete
Tugas Akhir
Untuk memenuhi persyaratan
Oleh :
1. Pembimbing Utama
2. Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
’”Fakultas Teknik
0 19980 1 001
Artikel Ilmiah
O|eh:
Tim Penguji
Penguji I
2. Penguji
3. Penguji III
t’a
Akmaluddi Sc En Ph.D.
NIP : 19681231 199412 1 001
PENGARUH FAKTOR UMUR TERHADAP PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL,
BETON MUTU TINGGI DAN BETON RINGAN
The Influence of Age to Compressive Strength of Normal, High Strength And Lightweight
Strength
Pembangunan dalam bidang konsturksi akan terus meningkat, baik itu berupa perumahan
maupun non perumahan. Bahan bangunan yang sering digunakan saat ini adalah beton. Beton adalah
campuran antara semen Portland, agregat kasar, agregat halus air, dan terkadang ditambahkan
dengan bahan kimia maupun non kimia dengan perbandingan tertentu. Dalam perkembangannya,
beton telah banyak dimodifikasi beberapa diantaranya adalah beton mutu tinggi dan beton ringan.
Berdasarkan SNI 03-2834-2000, tercantum tentang kuat tekan beton akan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya umur beton.
Dalam penelitian ini, akan dibuat 3 jenis beton, yakni beton normal, beton mutu tinggi dan
beton ringan yang akan diuji dalam beberapa variasi hari. Beton mutu tinggi menggunakan bahan
tambah berupa silikafume dan superplaticizer, sedangkan untuk beton ringan menggunakan batu apung
sebagai agregat kasarnya. Benda uji akan dirawat dan diuji sesuai dengan umur beton, yaitu pada umur
3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, dan 56 hari. Benda uji yang digunakan berupa silinder dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton meningkat seiring dengan
bertambahnya umur beton. Nilai kuat tekan pada beton normal umur 33 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28
hari, dan 56 hari berturut-turut sebesar 19,72MPa, 22,84MPa, 26,80MPa, 29,44MPa, 32,65MPa, dan
33,88 MPa. Sedangkan untuk beton mutu tinggi memiliki kuat tekan berturut- turut sebesar 45,20MPa,
50,58MPa, 54,54MPa, 57,56MPa, 62,28MPa, dan 65,30 MPa. Dan untuk beton ringan memiliki kuat
tekan berturut-turut sebesar 8,49MPa, 10,29MPa, 13,40MPa, 15,85MPa, 17,74MPa, dan 18,59MPa.
Kata Kunci : Faktor Umur, Kuat Tekan, Beton Normal, Beton Mutu Tinggi, Beton Ringan,
Silikafume, Superplasticizer
1
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping
PENDAHULUAN lebih ekonomis sedangkan beton mutu tinggi
memiliki kuat tekan yang lebih tinggi jika
Salah satu bahan bangunan yang dibandingkan dengan beton normal pada
banyak digunakan adalah beton. Beton umumnya karena menggunakan bahan tambah
banyak digunakan karena memiliki bebrapa pada saat pencampuran beton dengan
kelebihan, salah satu diantaranya adalah perbandingan tertentu.
memiliki kuat tekan yang cukup tinggi. Dalam hal perkembangan kuat tekan,
Beton merupakan bahan campuran dari berdasarkan SNI 03-6805-2002 dinyatakan
agregat kasar dan agregat halus, semen bahwa perbandingan umur beton dengan kuat
dan air dengan perbandingan tertentu. tekan beton adalah berbanding lurus. Dimana
Perkembangan teknologi membuat semakin panjang umur beton maka kuat tekan
banyak ditemukannya beton dengan beton akan semakin meningkat dan sebaliknya
modifikasi yang beragam, seperti beton semakin pendek umur beton maka semakin kecil
ringan dan beton mutu tinggi. Beton ringan pula kuat tekannya. Telah ada konversi umur
memiliki berat yang ringan serta harga yang beton pada PBI 1971 N.I.-2 yaitu 3 hari, 7 hari,
14 hari, 21
kurang dari 20 MPa, beton mutu sedang
hari, 28 hari, 90 hari dan 365 hari, namun
dengan kuat tekan berkisar antara 21 MPa-
kuat tekan yag tercantum disana hanyalah
40 MPa, dan beton mutu tinggi dengan kuat
untuk beton normal saja, sedangkan untuk
tekan lebih dari 41 MPa (SNI 03-2847-
beton mutu tinggi dan beton ringan belum
2002).
ada.
Beton normal adalah beton yang
TINJAUAN PUSTAKA menggunakan agregat pasir sebagai
agregat halus dan split sebagai agregat
Kekuatan beton akan naik secara kasar sehingga mempunya berat jenis
linier sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu beton antara 2200kg/m3-2400kg/m3 dengan
kenaikannya akan kecil. Laju kenaikan kuat tekan berkisar antara 15MPa-40MPa
umur beton sangat tergantung dari (Ali, 2014).
penggunaan bahan penyusunnya terutama Beton ringan adalah beton yang
pada penggunaan bahan semen karena memiliki berat jenis lebih ringan jika
semen cenderung secara langsung dibandingkan dengan beton normal,
memperbaiki kinerja tekanannya (Ali, 2014). mengandung agregat ringan dan berat
Beton adalah campuran semen volume setimbang, sebagaimana ditetapkan
Portland atau semen hidrolis lainnya, oleh ASTM C567, antara 1140kg/m3 dan
agregat halus, agregat kasar, dan air 1840 kg/m3. Beton ringan dapat digunakan
dengan atau menambahkan bahan pada bangunan yang tinggi karena secara
campuran lainnya. Jenis beton berdasarkan signifikan mengurangi berat sendiri
berat satuan dibagi menajdi tiga, yaitu bangunan, yang selanjutnya berdampak
beton ringan dengan berat satuan kurang pada perhitungan pondasi (SNI 2847:2013).
dari atau sama dengan 1900 kg/m3, beton Beton mutu tinggi adalah beton yang
normal dengan berat satuan 2200 kg/m3- memiliki kuat tekan yang lebih tinggi jika
2500 kg/m3, dan beton berat dengan berat dibandingkan dengan beton normal.
satuan lebih dari 2500 kg/m3. Jenis beton Menurut PD T-04-2004-C yang tergolong
menurut kuat tekan dibagi menjadi tiga, beton mutu tinggi adalah beton yang
yaitu beton mutu rendah dengan kuat tekan memiliki kuat tekan antara 40-80 MPa.
Beton mutu tinggi yang tercantum dalam
SNI 03-6468-2000 didefinisikan sebagai
beton yang mempunyai kuat tekan yang
disyaratkan lebih besar atau sama dengan
41,1MPa (R.Miranty, 2014). Penggunaan
bahan yang memenuhi syarat merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
dalam pembuatan beton mutu tinggi, salah
satunya adalah bahan tambah (admixture)
(Almufid, 2015).
Bahan tambah (admixture) adalah
bahan-bahan yang ditambahkan kedalam
campuran beton pada saat atau selama
pencampuran berlangsung. Fungsi dari
bahan tambah adalah mengubah sifat-sifat
dari beton agar menjadi lebih cocok dengan
pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat
biaya (Mulyono, 2004). Secara umum
bahan tambah dibagi menjadi dua, yaitu
bahan tambah yang bersifat mineral
(additive) dan kimiawi (chemical admixture)
(Zai, 2014). Bahan tambah yang sering
digunakan adalah superplasticizer dan
silicafume.
Penambahan superplasticizer dan
silicafume memiliki fungsi yang berbeda dimana
superplasticizer berfungsi untuk meningkatkan
workability dan mengurangi fas yang juga dapat
mengikatkan kuat tekan beton karena porositas
akan berkurang.
Sedangkan silicafume berfungsi untuk beton terhadap sifat sulfat dan klorida, serta
meningkatkan kekdapan beton terhadap meningkatkan keawetan beton (Almufid, 2015).
penetrasi air, meningkatkan ketahanan
DASAR TEORI
Beton
𝐴
Keterangan :
f’c = kuat tekan beton (MPa)
P = beban maksimum (N)
A = luas penampang benda uji (mm2)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Mataram
Bahan Penelitian
1. Semen Portland tipe I merk tiga roda
kemasan 50kg.
2. Agregat halus (pasir)
3. Agregat kasar (batu pecah/kerikil)
4. Agregat ringan (batu apung)
5. Air
6. Bahan tambah berupa silicafume dan
superplasticizer
Alat Penelitian
a. Semen
c. Agregat
Pengujian terhadap agregat
meliputi pengujia berat satuan agregat,
analisis saringan agregat,
pemeriksaan berat jenis agregat, Berikut adalah hasil rancangan
pemeriksaan kadar lumpur agregat perencanaan campuran beton mutu tinggi
dan pemeriksaan ketahanan aus dengan kuat tekan rencana sebesar 45
agregat dengan menggunakan mesin MPa pada umur 28 hari, nilai slup 7.5-15cm
Los Angeles. dan faktor air semen 0.3. Material penyusun
beton mutu tinggi dalam 1m3 dapat dilihat
Perencanaan Campuran Beton (Mix pada Tabel 4 berikut.
Design)
Tabel 4 Proporsi campuran beton mutu
Perencanaan campuran untuk tinggi
beton normal mengacu pada SNI
7656-2012, untuk beton mutu tinggi
mengacu pada SNI 7656-2012 dan
untuk beton ringan mengacu pada SNI
03-3449-2002.
Adapun hasil Adapun hasil rancangan
rancangan perencanaan campuran beton ringan
perencanaan campuran beton normal dengan kuat tekan rencana sebesar 17
dengan kuat tekan rencana sebesar MPa pada umur 28 hari, nilai slump 7.5-
25 MPa pada umur 28 hari, nilai slump 15cm dan faktor air semen 0.58. Material
7.5- 15cm dan faktor air semen 0.61. penyusun beton ringan dalam 1m3 dapat
Material penyusun beton normal dalam dilihat pada tabel 5 berikut.
Nilai slump pada beton normal dan Pengujian Kuat Tekan Beton
beton ringan berada pada batas minimum
nilai slump yaitu antara 7,5cm-10cm. a. Beton Normal
Namun beton mutu tinggi memiliki nilai
slump 12cm, hal itu dikarenakan beton
mutu tinggi menggunakan bahan tambah
berpa superplasticizer, dimana beton mutu
tinggi memiliki f.a.s 0,3 maka perlu
ditambah superplasticizer yang dapat
Jika diasumsikan kuat tekan pada
beton mengalami kuat tekan penuh (100%),
maka rasio kuat tekan dengan variasi umur
beton yang lain dapat dilihat pada tabel 10
berikut.
c. Beton Ringan
Tabel 12 Perbandingan kuat tekan dikarenakan beton mutu tinggi
beton ringan menggunakan bahan tambah berupa
silicafume dan superplasticizer, dimana
silicafume berfungsi menambah kuat tekan
beton karena mengandung bahan kimia
yang dapat meningkatkan proses hidrasi
pada beton.
Kuat tekan beton umur 3 hari Sebaliknya, beton ringan selalu
hanya memiliki 48% kekuatan beton memiliki kuat tekan terendah dikarenakan
jika dibandingkan dengan kuat tekan beton ringan menggunakan agregat ringan
beton umur 28 hari, sedangkan untuk berupa batu apung, yang secara tidak
umur beton 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 langsung memiliki kuat getas yang lebih
hari, 56 hari dan rendah jika dibandingkan dengan kerikil
90 hari berturut-turut adalah 58%, 76%, yang digunakan oleh beton normal dan
89%, 100%, 105% dan 107%. beton mutu tinggi.
Perbandingan Kuat Tekan Beton Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal
Normal, Beton Mutu Tinggi dan dengan PBI N.I.-2 1971 dan SNI 03-2834-
Beton Ringan 2000
Saran
Ali Muhammad, 2014. Pengaruh Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Dengan
Perlakuan Tekanan Awal Pada Beton Segar, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.
Almufid, 2015. Beton Mutu Tinggi Dengan Bahan Tambahan, Universitas Muhammadiyah Tangerang,
Banten.
Hernando Fandhi, 2009. Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Penambahan
Superplaticizer Dan Pengaruh Penggantian Sebagian Semen Dengan Fly Ash, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Pembuatan dan Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah.
Slump Beton,
https://lauwtjunnji.weebly.com/penguku ran-slump.html, diakses pada tanggal 21 Maret
2018.
SNI 1972:2008, Cara Uji Slump Beton, Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Normal, Badan Standardisasi Nasional
Indonesia.
SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version),
Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
SNI 2847:2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi
Nasional Indonesia.
SNI 03-3449-2002, Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan,
Department Pekerjaan Umum.
SNI 03-6468-2000, Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi Dengan Semen Portland Dengan Abu
Terbang, Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
SNI 7656-2012, Tata Cara Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton
Massa, Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
Sumarjono, 2010. Penelitian Kualitas Mutu Beton Pada Bangunan Pubik Di Bandar Lampung,
Universitas Malahayati, Bandar Lampung.
Zai, K.A., 2014. Pengaruh Penambahan Silica Fume Dan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan
Betob Mutu Tinggi Dengan Metode ACI (American Concrete Institute), Universitas Sumatera
Utara, Medan.
B. Karya Ilmiah
Pengertian dari Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan
suatu permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya
ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan
karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.
Ciri-ciri karya ilmia hal yang harus dipahami mengenai karya ilmiah ialah ciri-cirinya:
1. Reproduktif
2.Tidak Ambigu
3. Tidak Emotif
4. Menggunakan Bahasa Baku
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
6. Bersifat Dekoratif
7. Terdapat Kohesi
8. Bersifat Objektif
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Oleh :
Welbert Raymond Maras
NIM : 13
Pemakaian mutu beton (concrete)yang lebih tinggi, adalah aspek yang sangat
penting untuk menentukan besarnya kekuatan dan efisiensi biaya komponen
struktur beton bertulang. Metode analisis biaya (cost analysis method) dengan
“regresi dan korelasi”, dipergunakan untuk memprediksi besarnya efisiensi biaya
komponen struktur bangunan gedung yang minimun, dan mutu beton. Hasil
penelitian menunjukkan efisiensi maksimum biaya komponen struktur beton
bertulang untuk komponen struktur unsur tekan akan bertambah (maksimal
sebesar 2,2% untuk peningkatan setiap 1 Mpa) besar seiring dengan peningkatan
mutu beton sampai dibatasi oleh luas tulangan minimum komponen struktur.
Efisiensi biaya komponen unsur tekan sebesar 42,4% terjadi pada mutu beton K-
400.
I.1. Latar
Belakang
Belajar dari Gempa Sumbar yang berkekuatan 7.6 Skala Richter (SR), dengan
banyaknya bangunan gedung yang ambruk. Keseluruhan banguan yang ambruk tersebut
adalah terjadi keruntuhan kolom lantai dasar. Konsep “kolom kuat balok lemah” yang
selama ini terabaikan perlu diperhatikan dengan serius, di masa-masa mendatang.
Menurut (Dipohusodo, 1994: 287), kolom menempatui posisi penting di dalam sistem
struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya total
keseluruhan struktur bangunan. Gambar 1 memperlihatkan struktur-struktur kolom beton
bertulang.
Beton bertulang adalah bahan yang sangat luas digunakan untuk sistem- sistem
konstruksi. Beton sangat kuat terhadap tekan, kekuatan tarik beton relatif rendah, kira-
kira 10% sampai 15% dari kekuatan tariknya (Ferquson, 1986:11), sebaliknya tulangan
yang langsing lemah terhadap tekan, tetapi kuat untuk menahan gaya tarik. Kombinasi
sifat kedua bahan ini sangat baik untuk memikul beban-beban yang bekerja. Dengan
menaikkan mutu beton pada perencanaan struktur bangunan gedung, terutama pada
komponen-komponen struktur berunsur tekan (seperti kolom), akan dapat mengurangi
pemakaian tulangan baja dalam
jumlah besar seperti pada struktur kolom dengan gaya eksentrisitas kecil, efisiensi
pemakaian tulangan baja akan menjadi lebih besar.
Harga material beton cor yang ada di kota Pekanbaru relatif murah bila dibandingkan
dengan harga tulangan baja yang sangat mahal sebagai unsur biaya total beton
bertulang.
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut ini. Sampai seberapa besar efisiensi
biaya dapat dicapai dengan peningkatan mutu beton terhadap komponen-komponen
struktur tekan (struktur kolom) bangunan gedung tersebut? Mengingat penggunaan mutu
beton yang tinggi pada komponen tekan akan dibatasi oleh tulangan minimu, maka
berapa mutu beton yang paling optimum yang dapat digunakan pada struktur kolom?
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam menganalisis efisiensi biaya komponen struktur, mau tak mau harus melalui tahap
analisis struktur. Menyiapkan data-data untuk mendapatkan saran- saran dalam
pemilihan alternatif yang akan ditinjau. Pada tahap ini harus dilakukan perhitungan
secara detail, sehingga akan didapatkan gambaran secara jelas. Perhitungan teknis
dilakukan dengan bantuan soft ware yang dikenal dengan program SAP 2000, berguna
untuk menghitung analisis dari struktur bangunan gedung. Program SAP 2000 versi 7.42
disamping mempunyai kecepatan dan ketelitian kerja yang tinggi, juga sangat tepat
dipakai untuk menganalisis berbagai model struktur, khususnya elemen frame, baik untuk
dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Menurut (Wigroho, 2001:1), SAP 2000
merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis
SAP, baik SAP
80 maupun SAP 90. Keunggulan program SAP 2000 antara lain ditunjukkan dengan
adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Di
samping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan penampang profil
yang paling optimal atau ekonomis.
Analisis regresi meliputi beberapa pola persamaan regresi dan uraian tentang regresi
linear. Persoalan yang menyangkut dan sekelompok peubah (variabel) seringkali
dijumpai dalam praktek bila diketahui bahwa diantara peubah tersebut terdapat suatu
bangunan alamiah. Hubungan antara variabel-variabel yang dicocokkan pada data
percobaan ditandai dengan persamaan prediksi disebut ”persamaan regresi”(Walpole,
1995:404). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur eratnya hubungan antara dua
variabel dengan menggunakan suatu bilangan yang disebut ”koefisien korelasi” (Wapole,
1995:443). Pada penelitian untuk menyelidiki sejauh mana pengaruh peningkatan mutu
beton terhadap suatu
komponen struktur bangunan agar mendapatkan pemakaian tulangan baja yang
seefisien mungkin, mutu beton disebut sebagai variabel bebas dan efisiensi tulangan
baja disebut sebagai variabel tak bebas.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu metode random dan non random
dengan uraian sebagai berikut. Pengambilan data mix design dilakukan dengan secara
acak (simple random sampling), yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa strata
dan memberikan peluang yang sama pada setiap unsur (elemen) populasi. Teknik ini
dipilih berdasarkan asumsi bahwa metode yang dipergunakan pada laborotorium formal
bersifat standar atau homogen. Pemilihan jenis atau tipe struktur ruko yang dipakai dalam
penelitian dilakukan secara non- acak (purvosif sampling), yaitu pengambilan sampel
secara sengaja dalam hal ini harus mengetahui apa kriteria dari sampel yang dipilih.
Cara mendapatkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut. Data primer,
diperoleh dengan metode penelitian/pengamatan langsung yaitu langsung survey ke
lapangan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti mengambil
dokumentasi struktur ruko (existing), mengukur dimensi komponen dan tulangan struktur
ruko yang sedang dalam tahap pembangunan. Selain itu juga dilakukan wawancara
kepada pihak terkait sebagai masukan data lanjutan. Data sekunder, data – data seperti
mix design diperoleh dari laboratorium teknologi beton dari Fakultas Teknik Sipil
Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.
Cara Analisis
Untuk menganalisis harga satu kubik beton bertulang berbagai komponen
struktur bangunan dengan berbagai mutu beton, dihitung berdasarkan koefisien BOW
dan dari data mix design. Nilai besi per meter kubik beton bisa dirubah besarnya menjadi
2 sampai 2,5 atau lebih nilai berat besi BOW, atau disesuaikan dengan jumlah tulangan
yang ada. Data analisis struktur ruko berupa luas tualangan untuk berbagai jenis
komponen struktur diperoleh dari hasil analisis dengan mempergunakan program SAP
2000 versi 7.42, dengan elemen frame 3 (tiga) dimensi.
Pengaruh pemakaian mutu beton dari K-175 s/d K-400 dianalisis dengan cara
trial and error , dengan memasukkan nilai-nilai mutu beton tersebut ke dalam diagram
interaksi kolom. Diagram interaksi kolom telah dipersiapkan dengan bantuan microsoft
excel yang berdasarkan SKSNI. Contoh diagram interaksi yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 4. Diagram Interaksi Kolom Yang Digunakan
Analisis optimalisasi untuk mencari hubungan antara peningkatan mutu beton terhadap
efisiensi jumlah tulangan maupun biaya komponen struktur bangunan, dipergunakan
analisis regresi dan Korelasi. Interprestasi terhadap korelasi secara kasar atau
sederhana dilakukan dengan mempergunakan pedoman pada tabel interpretasi koefisien
product moment. Analisis regresi dan korelasi dipakai untuk mencari hubungan antara
peningkatan mutu beton terhadap efisiensi jumlah tulangan maupun biaya komponen
struktur bangunan. Teknik korelasi yang dipergunakan berhubungan dengan penelitian
ini adalah korelasi ”product moment”. Koefisien korelasi product moment, diperoleh
dengan merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (H0), dimana Ha dan H0.
BAB IV
Komposisi campuran dari material-material tersebut diatas untuk satu meter kubik beton cor
dapat dilihat dalam Tabel 5.1
Untuk kota Pekanbaru dari hasil analisis diperoleh harga satuan beton cor yang dipakai
dalam analisis ini seperti yang tercantum dalam Tabel 5.2
Tabel 5.2 Daftar Harga Satuan Per Meter Kubik Beton Cor
Harga Satuan Harga Satuan
Mutu Harga/m3 (Rp)
Bahan (Rp) Upah (Rp)
Beto (3)=(2)+(1)
n (1) (2)
K– Rp246,266 Rp 180,245 Rp 426,511
175
K– Rp247,287 Rp 180,245 Rp 427,532
225
K– Rp251,749 Rp 180,245 Rp 431,994
250
K– Rp261,722 Rp 180,245 Rp 441,967
300
K– Rp270,184 Rp 180,245 Rp 450,429
350
K– Rp279,427 Rp 180,245 Rp 459,672
400
Daftar harga satuan hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 5.3.
Hasil analisis SAP 2000 berupa momen, gaya geser dan gaya normal dibutuhkan seperti
yang tercantum dalam Tabel 5.4.
Besarnya pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya pada komponen
struktur yang berunsur tekan dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Pengaruh Peningkatan Mutu Beton terhadap Efisiensi Biaya pada Komponen
Stuktur Berunsur Tekan
Dari Tabel 5.5 dapat dilihat peningkaran mutu beton pada komponen struktur berunsur
tekan yaitu balok dapat meningkatkan efisiensi biaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pada Gambar 5.
Berikut ini dianalisis pengaruh peningkatan mutu tulangan baja pada beton
K-175 dan U-24
Efisiensi (%)
No. Jenis Komponen Struktur
U-32 U-39
1 Kolom tengah lantai 1 10.3924 8.38378
6 9
2 Kolom tepi lantai 1 8.92262 6.77562
8 5
3 Kolom tengah lantai 2 - -
1.98035 4.10088
4 Kolom tepi lantai 2 - -
1.98035 4.10088
5 Kolom tengah lantai 3 - -
1.76017 3.64495
6 Kolom tepi lantai 3 - -
1.76017 3.64495
7 Balok lantai 14.3208 12.7718
3 9
8 Balok dag 7.41984 5.63444
2 6
9 Pelat lantai 9.13531 11.7922
4 1
10 Pelat dag 6.34174 9.30360
4 7
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa peningkatan mutu tulangan baja
dapat meningkatkan efisiensi biaya komponen struktur pada komponen struktur yang
berunsur tarik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Pada Gambar 6 dan Gambar7.
Gambar 6 Pengaruh Peningkatan Mutu Baja dari U-24 ke U-32 terhadap
Efisiensi Biaya
Efisiensi Biaya
Untuk memprediksi hubungan mutu beton dengan efisiensi biaya diluar enam
mutu beton yang dipergunakan, digunakan grafik persamaan regresi linear sederhana.
Regresi linear untuk masing-masing komponen struktur yang dimabil dari persamaan
regresi pada Tabel 5.6, grafik hasil regresi dapat dilihat pada Gambar 8 .
Beberapa hal yang berkaitan dengan persamaan garis regresi ini dapat dijelaskan
antara lain, sebagai berikut ini.
1. Persamaan garis regresi untuk komponen struktur unsur tekan
adalah positif, artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka
efisiensi biayapun akan semakin besar. Efisiensi biaya terbesar untuk
kolom seharusnya terjadi pada mutu beton K-400, karena pada mutu
beton ini luas tulangan tulangan kolom telah dibatas minimum, yakni
1.230,88 mm2, dimana luas tulangan minimumnya adalah 1.000
mm2(dapat dilihat pada Lampiran G.23).
2. Berbeda halnya dengan komponen struktur unsur tekan, komponen
struktur unsur tarik mempunyai persamaan garis regresi yang negatif,
artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisensi biaya
akan semakin kecil. Efisiensi biaya komponen struktur unsur tarik pada
umumnya terjadi pada mutu beton yang rendah yaitu mutu beton K-
175, karena pada komponen struktur unsur tarik seperti balok dan
pelat, penambahan biaya akibat peningkatan mutu beton selalu lebih
besar dibandingkan pengurangan biaya yang disebabkan oleh
pengurangan tulangan baja.
Pengaruh kenaikan 1 % harga baja hanya terjadi efisiensi biaya struktur sebesar 0,071%,
hal ini dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 9 dengan persamaan garis
linear adalah Y= 0,02286x - 0,0004 dengan R2=0,9912
BAB V KESIMPULAN
Kesim
pulan
Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemakaian mutu beton dan baja
terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, untuk bangunan ruko di kota
Pekanbaru dan sekitarnya ini. Dari blok ruko tiga pintu berlantai tiga yang dianalisis,
dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut ini.
Saran
Untuk menghindari kegagalan struktur kolom beton bertulang, seperti
keruntuhan yang diakibatkan oleh gempa Sumbar baru-baru ini. Kolom perlu
direncanakan mengikuti kaedah “kolom kuat balok lemah”, agar bisa diperoleh suatu
struktur kolom sesuai dengan yang disyaratkan, maka perlu mempergunakan mutu beton
yang lebih tinggi. Mutu beton yang lebih tidak hanya memperoleh suatu struktur kolom
beton bertulang yang kuat, tetapi juga menghasilkan suatu struktur kolom yang sangat
efisien.
Daftar Pustaka
Anonim, 2004, Harga Satuan Bahan Bangunan dan Upah Kerja Propinsi Riau,
Jurnal Harga Bangunan, Konstruksi Dan Interior, Jakarta, hal.315, Edisi XX,
Januari 2004.
Ferguson, P.M., Budianto Sutanto, dan Kris Setianto, 1986, Dasar-Dasar Beton
Bertulang, Alih bahasa Budianto Sutanto & Kris Setianto, Edisi keempat,
Erlangga, Jakarta.
Wigroho, H.S., 2001, Analisis Perancangan Struktur Frame menggunakan SAP 2000 versi 7.42, Edisi
pertama, Edisi pertama, ANDI, Yogyakarta.
C. Laporan Praktikum
Laporan praktikum adalah bentuk penjelasan tentang apa yang dilakukan individu selama
pengalaman praktis dan hasil dari pengalaman itu. Laporan ini sejatinya digunakan untuk
menjelaskan dan menganalisis prosedur percobaan yang dilakukan dan teknik analisis data yang
didapatkan.
1. Hipotesis
2. Daftar alat dan bahan
3. Data mentah percobaan yang disusun dengan format tertentu
Dosen:
Dra. Daryati, MT
JAKARTA
2013
UJI BERAT ISI TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh
(undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam gr/cm 3. Nilai
berat isi tanah sangat bervariasi antaara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan
bahan organic, tekstur tanah, kedalaman tanah, jenis fauna tanah, dan kadar air tanah (Agus et al.
2006)
Macam Tanah Wc %
Pasir seragam 19 – 32
Pasir berbutir 16 – 25
lunak
Sumber: Hary Christiady, Mekanikan Tanah 1, 1992
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah
(pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikel- partikel tanah itu.
Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan
akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al., 1995).
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah. Tanah
dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas
dan penetrasi air terhambat (Darmawijaya, 1997).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya dalam gr/cm3.
BAB II
PERALATAN
Peralatan yang digunakan:
BAB III
SAMPEL
Pengambilan sempel:
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Langkah-langkah pelaksanaan:
( )
BAB VI
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya
dalam gr/cm3. Dari perhitungan diatas maka diperoleh berat isi tanah 2,021 gr/cm3.
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu menunjukkan kerapatan dari partikel dapat
secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan
dengan total volume tidak termasuk ruang pori antar partikel. Berat jenis partikel ini penting dalam
penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah dan berat isi air suling
dengan isi sama pada suhu 40 C.
B. MAKSUD & TUJUAN
Pemerikasaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran
lewat saringan no. 4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir
tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
BAB II
PERALATAN
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml.
2. Desikator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)0C.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
5. Thermometer ukuran 00 – 500C dengan ketelitian pembacaan 10C.
6. Saringan no. 4, no. 10 dan no. 40 dan penadahnya.
7. Botol berisi air suling.
8. Bak perendam.
9. Pompa hampa udara (vacuum, 1-1 ½ PK) atau tungku listrik (kookplaat).
BAB III
SAMPEL
Pengambilan sempel:
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
BAB V
PERHITUNGAN
Perhitungan berat jenis tanah:
BAB VI
KESIMPULAN & IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan
isi yang sama pada suhu tertentu. Dari perhitungan diatas berat jenis tanah diperoleh 2,515 gram.
LAMPIRAN