Anda di halaman 1dari 10

pISSN 2460-6855 Jurnal Gizi KH, Desember 2018, 1(1):42-51

KEAMANAN PANGAN MIE BASAH KUNING


(KANDUNGAN BORAKS, FORMALIN, METHANIL YELLOW)
DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL KOTA MALANG

(Food Safety of Yellow Wet Noodles (Boraks Content, Formalin, Methanyl Yellow)
in Several Traditional Market Malang City)

Anisa Devi Indriani, I Komang Suwita*


Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Malang,
Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia
Korespondensi : ksuwita@gmail.com*

ABSTRACT

Food safety is the condition and effort needed to prevent food from possible contamination of biological,
chemicals, and other objects that can interfere with, and endanger human health. There are still many buyers
and traders of yellow wet noodles who do not pay attention to the health and safety aspects of food. The aims
of this study is to knowing the food safety of yellow wet noodles sold in seven traditional markets in Malang
City. The chemical test results of yellow wet noodles samples, obtained 14% positive samples containing
borax, and all (100%) samples of yellow wet noodles positive contained formalin, and as many as 100%
positive contained methanil yellow (samples taken on the first day) and 86% positive containing methanil
yellow (sample taken on the second day). These three chemicals are ingredients that are prohibited from
being added to food. So that there needs to be further supervision by the Malang City Health Service to
routinely check the yellow wet noodle industry in Malang City on the content of borax, formalin and methanil
yellow.

Keywords: yellow wet noodles, borax, formalin, methanil yellow

ABSTRAK

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia. Masih banyak pembeli dan pedagang mie basah yang tidak memperhatikan aspek kesehatan dan
keamanan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganilis keamanan pangan mie basah kuning
yang dijual di tujuh pasar tradisional di Kota Malang. Hasil uji kimia sampel mie basah kuning, didapat 14%
sampel positif mengandung boraks, dan semua sampel mie basah kuning (100%) positif mengandung
formalin, serta sebanyak 100% positif mengandung methanil yellow (sampel yang diambil pada hari
pertama), dan 86% positif mengandung methanil yellow (sampel yang diambil pada hari kedua). Ketiga
bahan kimia tersebut merupakan bahan yang dilarang ditambahkan dalam bahan makanan. Sehingga perlu
diadakannya pengawasan lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan Kota Malang untuk melakukan pengecekan
secara rutin pada industri mie basah kuning di Kota Malang terhadap kandungan boraks, formalin, dan
methanil yellow.

Kata kunci : mie basah kuning, boraks, formalin, methanil yellow

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 42


PENDAHULUAN dalam perdagangan, baik perdagangan
nasional maupun perdagangan internasional
Pangan yaitu segala sesuatu yang (Winarno, 2004).
berasal dari sumber hayati dan air, baik yang Masyarakat Indonesia banyak yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang mengonsumsi makanan yang terbuat dari
diperuntukkan sebagai makanan atau olahan tepung seperti mie dan roti sebagai
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk pengganti nasi. Pada tahun 2002,
bahan makanan atau minuman bagi konsumsi perkembangan tingkat konsumsi produk mie
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, basah per kapita per tahun pada masyarakat
bahan baku pangan, dan bahan lain yang kota yaitu 0,3 kg. Sedangkan pada
digunkanan dalam proses penyiapan, masyarakat desa untuk produk mie basah
pengolahan, dan/ atau pembuatan makanan yaitu 0,2 kg (Puslitbang Sosial Ekonomi
atau minuman (Permenkes RI No. 2 tahun Pertanian, 2013).
2013). Mie merupakan salah satu alternatif
Undang Undang Republik Indonesia pengganti nasi yang mudah ditemukan di
No 18 Tahun 2012 tentang Pangan pasaran. Selain mudah didapatkan, mie
menyatakan bahwa pangan merupakan memiliki harga yang murah sehingga dapat
kebutuhan dasar manusia yang paling utama dijangkau oleh berbagai macam kalangan
dan pemenuhannya merupakan bagian dari masyarakat. Mie basah merupakan salah satu
hak asasi setiap manusia yang dijamin di jenis mie yang mudah ditemukan di pasaran
dalam Undang-Undang Dasar Negara (Winarno, 2002).
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Mie basah identik dengan kadar air
komponen dasar untuk mewujudkan sumber yang tinggi sehingga umur simpan mie basah
daya manusia yang berkualitas. Negara cukup pendek. Umur simpan yang pendek
berkewajiban mewujudkan ketersediaan, dimanfaatkan oleh pedagang untuk
keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi menambahkan bahan kimia tertentu agar mie
pangan yang cukup, aman, bermutu, dan tetap awet, terlihat baik, dan terlihat seperti
bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional masih baru diproduksi. Bahan yang
maupun daerah hingga perseorangan secara ditambahkan pada makanan oleh pedagang
merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan cenderung kepada bahan berbahaya seperti
Republik Indonesia sepanjang waktu dengan boraks dan formalin untuk menjaga keawetan
memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, mie basah, dan methanil yellow agar mi
dan budaya lokal. basah terlihat segar. Pewarna sintetis sperti
Memilih makanan adalah suatu methanil yellow sering digunakan oleh
aktifitas rutin yang dilakukan oleh setiap pedagang karena lebih mudah didapat dan
orang setiap hari. Namun, memilih makanan harga yang relatif lebih murah dibandingkan
bukan merupakan suatu hal yang mudah. dengan pewarna alami (Winarno, 2002).
Potensi kesehatan dan bahaya mungkin Menurut penelitian yang dilakukan
ditimbulkan oleh makanan dan tidak dapat oleh Ayuningtyas, dkk., tentang mie basah
dilihat secara langsung dari penampakan atau yang beredar di pasar daerah Bogor, Jakarta,
kemasannya (Kristanto, 2010). Sudut dan Depok, dari 10 sampel terdapat 7 sampel
perhatian akan kemanan pangan meliputi mie basah mengandung formalin dan 1
penyakit yang terkandung dalam makanan, sampel mie basah yang mengandung
kontaminasi peptisida, kontaminasi methanil yellow. Hasil penelitian Payu, dkk.,
lingkungan (logam berat) dan residu obat (2014), mengenai analisis boraks pada mie
ternak dalam makanan, termasuk bahan basah yang dijual di Kota Manado,
tambahan pangan. Keamanan pangan selalu menunjukkan 5 sampel mie basah positif
menjadi pertimbangan utama mengandung boraks dengan uji kuantitatif

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 43


Spektrofotometri. Identifikasi pewarna susunan saraf, depresi, dan kekacauan
methanil yellow yang dilakukan oleh Aini, mental. Pemakaian formaldehida pada
2015, sebanyak 6 dari 11 sampel yang makanan dapat menyebabkan keracunan pada
diambil di Pasar Tanjung Kabupaten Jember manusia, dengan gejala muntah dan kepala
positif mengandung methanil yellow. pusing, rasa terbakar pada tenggorokan,
Berdasarkan keterangan pers POM No. penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
KH.00.01.1.241.002.2006, BPOM Bila konsumsi menahun dapat
melakukan uji laboratorium serentak pada mengakibatkan kanker, kerusakan hati,
awal Desember 2005 yang dilakukan di sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Mengonsumsi makanan yang mengandung
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, methanil yellow dapat menyebabkan gejala
Makassar, dan menemukan sampel mie basah muntah-muntah dan gangguan saluran
yang mengandung formalin sebanyak lebih pencernaan (Saparinto dan Hidayati, 2006).
dari 60% rata-rata di setiap daerah, kecuali di Iritasi pada tubuh akibat konsumsi pewarna
Makassar yang hanya ditemukan 6,45%. buatan dalam jangka panjang akan
Pada bulan Mei 2016, BPOM mendatangi mengakibatkan kanker (Cahyadi, 2009).
suatu pabrik mie basah di daerah Tujuan dari penelitian ini yaitu
Tasikmalaya dan menemukan produk mie melakukan analisis keamanan pangan
basah yang positif mengandung formalin dan (kandungan boraks, formalin, dan pewarna
boraks beserta barang bukti yaitu cairan methanil yellow) pada mie basah kuning yang
bening formalin dan serbuk putih boraks. dijual di pasar tradisional Kota Malang.
Pabrik tersebut dapat memproduksi 3 ton mi
basah dalam sehari dan didistribusikan di METODE
wilayah Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis.
Penelitian dilaksanakan pada bulan
BPOM Jawa Timur (2014) menemukan mie
Februari 2017 bertempat di tujuh Pasar
basah berformalin di hampir seluruh pasar
tradisional Kota Malang, yaitu untuk
tradisional di Jawa Timur, terutama di Kota
pengambilan sampel berupa mie basah
Malang, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten
Blitar. Pada tahun 2015, BPOM Surabaya kuning (sampel diambil dari masing-masing
melakukan penggerebekan pada suatu pabrik penjual sebanyak dua kali pada hari yang
di Desa Manggisan, Kabupaten Jember, dan berbeda). Analisis kandungan zat pewarna
menyita tujuh karung mie basah seberat 220 methanil yellow dilakukan di Laboratorium
kilogram yang mengandung formalin. Kimia Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Kemenkes Malang, dan untuk analisis
Nomor: 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang kandungan boraks dan formalin dilakukan di
Bahan Tambahan Makanan, boraks dan Laboratorium Kimia ITN Malang.
formalin merupakan bahan kimia yang tidak Alat yang yang digunakan untuk
boleh ada atau dilarang ditambahkan pada analisis boraks secara kualitatif terdiri dari:
makanan. Methanil yellow juga merupakan timbangan triple beam, cawan porselen,
zat warna yang dinyatakan berbahaya oleh mortar, pipet volume 5 ml, spatula, beaker
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam glass. Alat untuk uji formalin secara
Peraturan Menteri Kesehatan Republik kualitatif: tabung reaksi, mortar, timbangan
Indonesia Nomor: 239/Men.Kes/Per/V/85. triple beam, rak tabung reaksi, pipet volume
SNI 01-2897-1992 juga melarang adanya 5 ml dan 1 ml, pengaduk, spatula. Dan alat
boraks dan formalin dalam mi basah. untuk uji zat pewarna (methanil yellow)
Penggunaan boraks pada makanan dan secara kualitatif: erlenmeyer, beaker glass,
apabila dikonsumsi terus menerus dapat gelas ukur, corong, penangas, cawan
mengganggu pencernaan usus, kelainan pada

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 44


porselen, batang pengaduk, pipet tetes, hot lempeng tetes kemudian tiap potongan
plate dan stirrer. ditetesi dengan satu zat yang berbeda yaitu:
Bahan pada penelitian ini terdiri dari : NaOH 10%, HCL pekat, H2SO4 pekat dan
sampel (mie basah kuning), kertas kurkuma, NH4OH 12%, jika ditetesi NaOH tidak
reagen KMnO4, benang wol berwarna putih, berubah warna (+), jika ditetesi NH4OH tidak
ammonium hydroksida (NH4OH), alkohol berubah warna (+), jika ditetesi HCL berubah
70%, H2SO4 pekat, HCl pekat, NaOH 10%, menjadi warna ungu merah (+), jika ditetesi
aquadest. H2SO4 berubah menjadi warna ungu (+).

Analisis Boraks secara Kualitatif (Payu, HASIL DAN PEMBAHASAN


dkk, 2014)
Mengambil 5 gram sampel yang akan Kandungan Boraks Mie Basah Kuning.
diuji dan dihaluskan, masukkan sampel yang Boraks merupakan bahan tambahan
sudah dihaluskan ke dalam beaker glass, pangan yang dilarang untuk digunakan
kemudian tambahkan aquades 30 ml, sebagai bahan pengawet pada makanan.
celupkan kertas kurkuma ke dalam larutan Adapun peraturan yang melarang
sampel, jika kertas kurkuma tidak berubah penggunaan boraks sebagai bahan tambahan
warna, maka sampel tidak mengandung pangan yaitu tercantum pada Peraturan
boraks. Jika kertas Menteri Kesehatan
Nomor:1168/Menkes/Per/X/1999. Akan
kurkuma berubah warna menjadi merah tetapi penggunaan boraks pada mie basah
kecoklatan maka sampel mengandung masih sering ditemukan. Hasil pengujian
boraks. kandungan boraks pada mie basah kuning
yang dijual di tujuh pasar tradisional Kota
Analisis Formalin secara Kualitatif Malang disajikan pada Tabel 1.
(Antoni, 2010)
Mengambil 5 gram sampel yang akan Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Boraks Mie Basah
diuji dan dihaluskan, tambahkan 30 ml Kuning
aquades kemudian disaring dengan kain, Kode Hasil Pengujian
Sampel Lokasi Sampel
ambil 2 ml filtrat sampel yang sudah (Mie Pengambilan
disaring, tambahkan 1 tetes KMnO4, jika Basah Sampel Hari Hari
warna pink dari KMnO4 hilang maka positif Kuning) Pertama Kedua
mengandung formalin. PM 1 Pasar Oro-Oro - -
Dowo
PM 2 Pasar Besar - -
Analisis Methanil Yellow secara Kualitatif PM 3 Pasar - -
(Nasution, 2014) Tawangmangu
Dengan mengamati perubahan warna PM 4 Pasar Kebalen - -
dari benang wol yang telah dicelup dalam PM 5 Pasar Gadang - -
berbagai pereaksi maka jenis zat warna dapat PM 6 Pasar Sawojajar - -
ditentukan. PM 7 Pasar + +
Ambil 25 gram sampel kemudian Madyopuro
larutkan sampai homogen dan ambil 30-50
ml larutan sampel yang sudah diasamkan Keterangan : tanda (+) menunjukkan mie
dengan sedikit HCl 10%, masukkan benang basah kuning positif mengandung
wol (20 cm) ke dalam larutan, didihkan boraks. tanda (-) menunjukkan mie
selama 30 menit, angkat benang wol basah kuning negatif mengandung
boraks.
kemudian cuci dengan air dingin, keringkan
dan potong menjadi 4 bagian, tempatkan
keempat potongan benang wol diatas

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 45


Hasil uji kandungan boraks pada untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan
sampel mie basah kuning yang diambil serta memberikan rasa gurih dan kepadatan
berturut-turut dua kali pada hari yang terutama pada jenis makanan yang
berbeda pada Tabel 1 menunjukan sebanyak mengandung pati. Marlina (2009)
1 sampel mie basah kuning (14%) positif menyatakan bahwa pedagang lebih senang
mengandung boraks. Sedangkan 6 sampel menggunakan pengawet pada makanan
lainnya (86%) menunjukkan hasil negatif karena memperpanjang umur simpan dan
tidak mengandung boraks. Sampel yang teksturnya menjadi lebih menarik.
menunjukkan hasil positif dari uji
pengambilan sampel hari pertama dan hari Kandungan Formalin Mie Basah Kuning
kedua adalah sampel dengan kode PM7 yang Formaldehida termasuk kelompok
diambil di Pasar Madyopuro. senyawa desinfektan kuat, dapat membasmi
Hasil wawancara dengan penjual, berbagai jenis bakteri pembususk, penyakit
sampel dengan kode PM7 merupakan mie serta cendawan atau kapang. Formaldehida
basah kuning yang berasal dari usaha industri dapat mengeraskan jaringan tubuh, oleh
rumah tangga di wilayah Kabupaten Malang. karena itu digunakan untuk mengawetkan
Sampel dengan kode PM7 ini memiliki mayat, serta bahan biologi dan patologi lain
tekstur paling kenyal dan tidak mudah putus, (Winarno, 2004).
juga memiliki aroma paling tajam dan paling Pemakaian formalin tidak diijinkan
kuat dibanding dengan sampel lainnya. berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Adanya kandungan boraks pada mie basah Nomor: 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
kuning tersebut menunjukan bahwa ternyata Bahan Tambahan Makanan, dan SNI 01-
sampai saat ini masih ada mie basah kuning 2897-1992. Namun kenyataannya
yang mengandung boraks dijual di pasar penggunaan formalin pada mie basah sering
daerah kota Malang. Hasil uji adanya boraks dijumpai dan dijual bebas dipasaran.
pada mie basah kuning di kota malang Hasil uji kandungan formalin pada mie
tersebut dapat menguatkan beberapa temuan basah kuning di tujuh pasar tradisional Kota
sebelumnya terhadap adanya boraks pada Malang disajikan pada Tabel 2
mie basah. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Payu, dkk. (2014), mengenai Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin Mie Basah
Kuning
analisis boraks dengan uji kertas kurkuma
Kode Hasil Pengujian
pada mie basah yang dijual di Kota Manado Sampel Lokasi Sampel
dan menunjukkan hasil 5 dari 5 sampel (Mie Pengambilan
Basah Sampel Mi Hari Hari
(100%) positif mengandung boraks. Pertama Kedua
Kuning)
Penelitian lain tentang kandungan boraks
PM1 Pasar Oro-
pada mie basah yang dilakukan Habsah Oro Dowo + +
(2012) di Depok menunjukkan dari total 13 PM2 Pasar Besar + +
sampel yang diuji terdapat 4 sampel positif PM3 Pasar + +
mengandung boraks. Tawangmangu
PM4 Pasar Kebalen + +
Mie basah yang mengandung boraks PM5 Pasar Gadang + +
juga dapat dilihat dari karateristik fisiknya. PM6 Pasar + +
Adanya penambahan boraks juga dapat Sawojajar
meningkatkan kekenyalan dan tekstur mie PM7 Pasar + +
Madyopuro
basah. Sampel dengan kode PM7 adalah
Keterangan : tanda (+) menunjukkan mie
sampel mie basah kuning yang memiliki basah kuning positif mengandung
tekstur paling kenyal. Menurut Saparinto dan formalin. tanda (-) menunjukkan
Hidayati (2006) bahwa tujuan penambahan mie basah kuning negatif
boraks pada pengolahan makanan adalah mengandung formalin.

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 46


Berdasarkan Tabel 2 tentang hasil uji mie basah tanpa pengawet dapat bertahan
formalin terhadap sampel mie basah kuning hingga 24 jam pada suhu ruang. Jika lebih
yang diambil dari penjual di tujuh pasar dari 24 jam, maka mie basah akan mengalami
tradisional di Kota Malang, menunjukan penurunan mutu fisik dan cemaran
bahwa semua sampel mie basah kuning mikrobiologi yang sudah tidak sesuai SNI.
(100%) terindikasi mengandung formalin, Menurut BPOM, karena besarnya
dan dengan demikian dapat dinyatakan tidak manfaat formalin di bidang industri maka
aman untuk dikonsumsi. Penelitian sering sekali digunakan untuk pengawetan
sebelumnya yang telah dilakukan oleh pada bidang industri makanan. Hal ini
Ayuningtyas, dkk, tentang mie basah yang terutama banyak ditemukan dalam industri
beredar di pasar daerah Bogor, Jakarta, dan makanan rumahan karena industri rumahan
Depok, dari 10 sampel terdapat 7 sampel mie banyak yang tidak terdaftar dan tidak
basah mengandung formalin. BPOM juga terpantau oleh Depkes dan Balai POM
melakukan uji laboratorium serentak pada setempat. Adapun bahan makanan yang
awal Desember 2005 yang dilakukan di sering diawetkan dengan formalin biasanya
Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, adalah mie basah, tahu, bakso, ikan asin, dan
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, beberapa makanan lainnya. Dan Simanjuntak
dan Makassar. Dalam uji serentak tersebut (2012) berpendapat bahwa alasan pedagang
ditemukan sampel mie basah yang menambahkan formalin ke dalam makanan
mengandung formalin sebanyak lebih dari karena kepentingan ekonomi, yang berarti
60% rata-rata di setiap daerah kecuali di agar pedagang tidak mengalami kerugian apa
Makassar yang hanya ditemukan 6,45%. bila barang dagangan mereka tidak habis
Menurut informasi dari pedagang mie terjual dalam sehari. Selain itu karena
basah kuning yang dijadikan sampel bahwa kurangnya informasi tentang formalin dan
mie basah kuning yang mereka jual, semua bahayanya, tingkat kesadaran masyarakat
merupakan produk mie basah yang terhadap kesehatan masih rendah, harga
dihasilkan oleh usaha industri rumah tangga. formalin yang sangat murah dan kemudahan
Mie basah kuning tersebut diproduksi di untuk mendapatkannya merupakan faktor
beberapa industri rumah tangga di wilayah penyebab penyalahgunaan formalin sebagai
Kota Malang dan Kabupaten Malang. pengawet dalam makanan.
Berdasarkan pengamatan terhadap
karakteristik sampel, mie basah kuning Kandungan Methanil Yellow Mi Basah
dengan kode sampel PM2, PM4, PM5, dan Kuning
PM7 memiliki aroma sangat menyengat, Pada dasarnya, penampilan warna
serta tampilan lebih mengilap dibandingkan suatu produk sangat menentukan ketertarikan
dengan sampel yang lainnya. Dan umur konsumen. Warna juga dapat digunakan
simpan sampel mie basah kuning (kecuali sebagai indikator kesegaran dan kematangan.
PM7) dapat bertahan hingga dua hari pada Baik tidaknya cara pencampuran atau cara
suhu ruang, sedangkan sampel PM7 baru pengolahan dapat ditandai dengan adanya
mengalami kerusakan (berlendir dan bau warna yang seragam dan merata (Cahyadi,
busuk) pada hari ketiga. Hal ini menurut 2009).
Cahyadi (2009), bahwa mie basah yang Penggunaan pewarna Methanil yellow
mengandung formalin memiliki ciri-ciri tidak termasuk dalam daftar pewarna yang tidak
mudah putus, masa simpan mencapai dua diperbolehkan untuk ditambahkan ke dalam
hari pada suhu ruang, lebih mengilap, dan makanan yang tercantum dalam Peraturan
memiliki aroma menyengat seperti obat Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(tidak memiliki aroma khas mie basah dan Nomor: 239/Men.Kes/Per/V/85. Meskipun
aroma anyir telur). Menurut Pahrudin (2006), begitu, masih banyak produsen mie basah

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 47


yang menambahkan pewarna methanil yellow PM6 antara yang diambil pada hari pertama
untuk memberi kesan segar pada mie basah. dengan hari kedua, dikarenakan penjual
Hasil pengujian kandungan methanil yellow mengambil mie basah kuning dari produsen
pada mie basah di tujuh pasar tradisional yang berbeda. Dari hasil analisis kandungan
Kota Malang disajikan pada Tabel 3. methanil yellow terhadap mie basah kuning
yang dijual di pasar tradisional di Kota
Tabel 3. Hasil Uji Kualitatif Methanil Yellow Mie Malang ternyata masih banyak ditemukan
Basah Kuning
adanya mie basah yang diproduksi
Kode Hasil Pengujian
Sampel Lokasi Sampel menggunakan pewarna berbahaya methanil
(Mie Pengambilan yellow dan dijual secara bebas di pasar.
Basah Sampel Hari Hari
Pertama Kedua Penelitian mengenai kandungan
Kuning)
methanil yellow pada mie basah juga telah
PM1 Pasar Oro- + +
Oro Dowo dilakukan oleh Aini (2015), dan menemukan
PM2 Pasar Besar + + sebanyak 6 dari 11 sampel mie basah yang
PM3 Pasar + + diambil di Pasar Tanjung Kabupaten Jember
Tawangmangu yang positif mengandung methanil yellow.
PM4 Pasar Kebalen + +
PM5 Pasar Gadang + +
Penelitian lain yang dilakukan oleh
PM6 Pasar + - Ayuningtyas, dkk. (2012), tentang mie basah
Sawojajar yang beredar di pasar daerah Bogor, Jakarta,
PM7 Pasar + + dan Depok, yang menunjukkan hasil 1 dari
Madyopuro
10 sampel mie basah positif mengandung
Keterangan : tanda (+) menunjukkan mie
basah kuning positif mengandung methanil yellow.
methanil yellow. tanda (-) Penambahan Methanil yellow dapat
menunjukkan mie basah kuning menghasilkan warna yang lebih terang dan
negatif mengandung methanil yellow. mencolok. Sampel mie basah kuning dengan
kode PM2, PM4, dan PM7 memiliki warna
Tabel 3 menunjukan hasil uji terhadap kuning yang sangat mencolok. Sedangkan
kandungan methanil yellow sampel yang sampel mie basah kuning lainnya yang
diambil dan diuji pada hari pertama, yaitu memiliki warna kuning tidak terlalu
sebanyak 100% mie basah kuning positif mencolok kemungkinan memiliki kandungan
mengandung methanil yellow. Sedangkan methanil yellow lebih sedikit. Menurut Aini
sampel yang diambil dan diuji pada hari (2016), warna mie basah yang berbeda dapat
kedua menunjukan sebanyak 86% positif disebabkan karena perbedaan takaran zat
mengandung methanil yellow dan 14% pewarna methanil yellow pada masing-
(PM6) negatif mengandung methanil yellow. masing sampel. Pahrudin (2006), juga
Sampel dengan kode PM6 adalah mie basah mengatakan bahwa pangan yang
kuning yang dijual di Pasar Sawojajar. mengandung methanil yellow memiliki ciri-
Warna fisik dari mie basah kuning dengan ciri berwarna kuning menyolok. Mie basah
kode PM6 ini memiliki warna yang sedikit tanpa methanil yellow biasanya berwarna
berbeda antara sampel mie basah kuning putih kekuningan. Winarno (2002),
yang diambil dan diuji pada hari pertama mengatakan pewarna alami masih memiliki
dengan sampel mie basah kuning yang banyak kekurangan, misalnya konsentrasinya
diambil dan diuji pada hari kedua. Sampel kurang pekat, harga relatif lebih mahal, dan
mie basah kuning (PM6) yang diambil pada lain-lain. Karena kekurangan pewarna alami
hari pertama memiliki warna fisik lebih tersebut, pewarna sintetis mulai muncul
kuning daripada mie basah kuning yang untuk mengatasi kekurangan dari pewarna
diambil pada hari kedua. Adanya perbedaan alami. Namun, pada kenyataanya pewarna
hasil uji kandungan methanil yellow sampel sintetis sering disalahgunakan oleh pedagang.

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 48


Para pedagang ingin memperoleh warna yang memproduksi makanan yang sehat dan aman
sesuai pada produknya, namun kerap kali tanpa menggunakan bahan pengawet kimia
pedagang menggunakan pewarna yang bukan yang berbahaya (boraks, formalin dan
merupakan pewarna makanan (food grade), methanil yellow), dan memberikan solusi
bahkan tak segan untuk menambahkan dengan menunjukan bahan tambahan pangan
pewarna tekstil dalam produk pangan dan (BTP) yang aman untuk kesehatan.
dagangannya. Memberikan edukasi melalui
penyuluhan secara intensif oleh Dinas terkait
KESIMPULAN DAN SARAN kepada masyarakat sebagai konsumen
tentang bahaya bagi kesehatan dari
Kesimpulan penggunaan bahan kimia yang dilarang
Sampel mie basah kuning yang di (boraks, formalin dan methanil yellow) pada
diambil dari tujuh penjual di tujuh pasar makanan. Memberikan tips-tips cara
tradisional Kota Malang, baik sampel yang mengenali jika terdapat bahan kimia bahaya
diambil pada hari pertama dan hari kedua pada makanan, seperti ciri-ciri jika dilihat
masih terdapat satu sampel dari satu penjual dari warnanya, aroma jika dicium baunya,
yang positif mengandung boraks. serta teksturnya jika dipegang.
Hasil uji kandungan formalin terhadap
sampel yang diambil dari tujuh penjual di DAFTAR PUSTAKA
tujuh pasar tradisional Kota Malang, didapat
sampel mie basah kuning yang diambil pada Aini, T.L.N., (2015), Analisis Penerapan
hari pertama dan hari kedua semua (100%) Higiene Sanitasi Industri Mi Basah
dari tujuh sampel mie basah kuning “X” dan Pemeriksaan Zat Pewarna
terindikasi mengandung formalin. Methanil Yellow Secara Kualitatif,
Kandungan methanil yellow pada [Skripsi], Jember: Fakultas
sampel yang di ambil dari tujuh penjual di Kesehatan Masyarakat.
tujuh pasar tradisional Kota Malang, dengan Antoni, S., (2010), Analisa Kandungan
hasil yaitu; dari 7 sampel yang diambil pada Formalin pada Ikan Asin dengan
hari pertama terindikasi semua 7 (100%) Metoda Spektofotometri di
sampel mie basah kuning positif Kecamatan Tampan Pekanbaru,
mengandung methanil yellow, dan sampel [Skripsi], Program Sarjana,
yang diambil pada hari kedua sebanyak 6 Universitas Islam Negeri Sultan
(86%) sampel mie basah kuning mengandung Syarif Kasim, Pekanbaru.
Methanil yellow. Ayuningtyas, S., Nashrianto, H., dan Herlina,
Saran E., (2012), Kadar Formalin dan
Perlu dilakukan pengawasan secara Metanil Yellow dalam Mi Basah
rutin oleh Dinas terkait (Dinas Kesehatan, yang Beredar di Pasaran Secara
Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi,
BPOM) tentang regulasi peredaran bahan Universitas Pakuan, Bogor.
kimia (boraks, formalin dan methanil
yellow), agar masyarakat produsen makanan
tidak dengan mudah bisa mendapatkan dan
menggunakan jenis-jenis bahan kimia
tersebut.
Perlu dilakukan bimbingan dan
pelatihan oleh Dinas Kesehatan kepada
kelompok pelaku industri makanan rumah
tangga tentang bagaimana membuat dan

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 49


BPOM, (2006), Keterangan Pers Badan Marliana, Ekawati, N., dkk., (2009),
POM Nomor KH-00-01-1-241-002- Keamanan Makanan Jajanan
tentang Penyalahgunaan Formalin Pedagang Kaki Lima, Pustekkom
untuk Pengawet Mie Basah, Tahu Depdiknas,
dan Ikan, http://118.98.214.163/edunet/Produk
http://www.pom.go.id/new/index.php/ si-202009/Pengetahuan-
view/pers/24/Keterangan-Pers- Populer/Pangan/Keamanan+makanan
Badan-Pom-Nomor---KH-00-01-1- -jajanan/materi5.html.
241-002-Tentang-Penyalahgunaan- Nasution, S., (2014), Kandungan Zat
Formalin-Untuk-Pengawet-Mie- Pewarna Sintetis pada Makanan dan
Basah--Tahu-Dan-Ikan.html Minuman Jajanan di SDN I-X
BPOM, (2014), Peningkatan Partisipasi Kelurahan Ciputat Kecamatan
Publik Badan POM dan Lintas Ciputat Kota Tangerang Selatan
Sektor dengan Dukungan pada Pasar Tahun 2014, [Skripsi], Program
Aman dari Pangan Mengandung Sarjana, UIN Syarif Hidayatullah,
Bahan Berbahaya, Jakarta.
http://www.pom.go.id/new/index.php/ Pahrudin, (2006), Aplikasi Bahan Pengawet
view/berita/7953/ Peningkatan- untuk Memperpanjang Umur Simpan
Partisipasi-Publik--Badan-POM- Mie Basah Matang, [Skripsi],
dan-Lintas-Sektor-dengan-dukungan- Program Sarjana, IPB, Bogor.
pada-Pasar-Aman-dari-Pangan- Payu, M., dkk., (2014), Analisis Boraks pada
Mengandung-Bahan- Mie Basah yang Dijual di Kota
Berbahaya.html. Manado, Universitas Sam Ratulangi,
BPOM, (2015), Dua Kwintal Lebih Mie Manado.
Basah Berformalin Disita Penyidik Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
BPOM di Kabupaten Jember, 239/Men.Kes/Per/V/85, Zat Warna
http://www.pom.go.id/new/index.php/ Tertentu yang Dinyatakan Sebagai
view/berita/7696/Dua-Kwintal- Bahan Berbahaya.
Lebih-Mie-Basah-Berformalin- Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
Disita-Penyidik-BBPOM-di- 1168/Menkes/Per/X/1999, Bahan
Kabupaten-Jember.html. Tambahan Pangan.
BPOM, (2016), Mie Mengandung Formalin Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2
di Tasikmalaya, Tahun 2013, Kejadian Luar Biasa
http://www.pom.go.id/new/index.php/ Keracunan Pangan.
view/berita/10880/Mie-Mengandung- Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Formalin-di-Tasikmalaya.html. Ekonomi Pertanian, (2013), Trend
Cahyadi, W., (2009), Analisis & Aspek Konsumsi Produk Gandum di
Kesehatan Bahan Tambahan Indonesia.
Pangan. PT Bumi Aksara, Jakarta. Saparinto, C dan Hidayati, D., (2006), Bahan
Habsah, (2012), Gambaran Pengetahuan Tambahan Pangan, Penerbit
Pedagang Mi Basah Terhadap Kanisius, Yogyakarta.
perilaku Penambahan Boraks dan Simanjuntak, Herna Julin, (2012),
Formalin pada Mi Basah di Kantin- Pengembangan Sensor Optik Kimia
kantin Universitas X Depok, untuk Penentuan Formaldehida di
[Skripsi], Program Sarjana, Depok. dalam Makanan,
Kristanto, Y., (2010), Panduan Memilih dan
Belanja Makanan Sehat, Resist
Book, Yogyakarta.

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 50


Standar Nasional Indonesia (SNI), (1992), Mi
Basah. Pusat Standardisasi Industri
Republik Indonesia, Departemen
Perindustrian.
Undang Undang Republik Indonesia No 18
Tahun 2012 tentang Pangan.
Winarno, F.G., (2002), Flavor bagi Industri
Pangan. M-Brio Press, Bogor.
Winarno, F.G., (2004), Keamanan Pangan,
M-Brio Press, Bogor.

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2018 51

Anda mungkin juga menyukai