Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah evaluasi pembelajaran
kimia yang berjudul “Asesmen Kompetensi Minimum” ini dengan baik.
Tidak lupa saya juga ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dengan caranya masing-masing hingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga dapat memperbaiki makalah ke depannya menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen kompetensi minimum (AKM) ?
2. Apa tujuan dari asesmen kompetensi minimum ?
3. Apa perbedaan asesmen nasional dan ujian nasional ?
4. Apa saja instrument dari asesmen kompetensi minimum ?
5. Bagaimana teknis pelaksanaan asesmen nasional ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari asesmen kompetensi minimum (AKM)
2. Untuk mengetahui tujuan dari asesmen kompetensi minimum
3. Untuk mengetahui perbedaan asesmen nasional dan ujian nasional
1
4. Untuk mengetahui instrument dari asesmen kompetensi minimum
5. Untuk mengetahui teknis pelaksanaan asesmen nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Asesmen Nasional Dan Ujian Nasional
1. Evaluasi Ujian Nasional
Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang
dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional
menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang
berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu
pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga
menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan
penyelenggaraan Asesmen Nasional.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa,
sehingga input dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini
belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin
pada Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam
menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta
menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum
lengkap dilakukan melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran
pada subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih
kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi,
termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan
secara nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai
assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari
pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin
tersebut, maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen
Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta
implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru,
orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal
persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
4
2. Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional
KRITERIA ASESMEN NASIONAL UJIAN NASIONAL
PEMBANDING (AN) (UN)
Tujuan Pelaksanaan Untuk mengevaluasi mutu Untuk mengevaluasi capaian
terkait sistem satuan hasil belajar murid secara
pendidikan individu
Jenjang Penilaian SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMP/MTs, SMA/MA dan
SMK, program kesetaraan SMK
jenjang dasar dan menengah
Level Siswa V, VIII dan XI Tingkat akhir pada tiap
jenjang
Subjek Siswa Survei : Siswa dipilih secara Sensus : Semua siswa
acak untuk mengikuti AN mengikuti UN
Model Soal PG, PGK, Menjodohkan, Isian Pilihan Ganda dan Isian
Singkat, dan Uraian Singkat (Matematika
SMA/SMK)
Sasaran Penilaian Kompetensi literasi, numerasi, Penguasaan terhadap mata
dan karakter serta kualitas dan pelajaran
iklim satuan pendidikan yang
mendukung pembelajaran
Metode Penilaian Computerized MultiStage Computer Based Test (CBT)
Adaptive Testing (MSAT) dan Paper Based Test (PBT)
5
mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk
mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
d. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana
semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
e. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan
ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
f. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah
literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang
diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara
Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata
pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang
penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret
kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
g. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT).
MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat
melakukan tes sesuai level kompetensinya.
6
berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong
guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan
berpikir logis-sistematis.
Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3
komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut menjelaskan
rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan
karakter murid
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses
belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
7
menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil
belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen
Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret
dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak
semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah
informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas
yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan
pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang
menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka
masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk
memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas
V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat
dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh
semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik,
guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas
proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi
Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
8
kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal
yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi
mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena
itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan
konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam
ragam stimulus soal-soal AKM.
AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk
lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
9
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar
yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur
AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Asesmen ini bertujuan untuk mengukur kompetensi berpikir atau bernalar siswa ketika
membaca teks (literasi) dan menghadapi persoalan yang membutuhkan pengetahuan
matematika (numerasi).
Perbedaan antara Asesmen Nasional dan Ujian Nasional dilihat dari beberapa criteria
pembanding, yaitu antara lain : Tujuan Pelaksanaan, Jenjang Penilaian, Level Siswa,
Subjek Siswa, Model Soal, Sasaran Penilaian, dan Metode Penilaian.
Instrumen penilaian asesmen kompetensi minimum terdiri dari 3 instrumen yaitu : (1)
Asesmen kompetensi minimum yang mengukur literasi membaca dan literasi
matematika (numerasi) murid. (2) Survei karakter yang mengukur sikap, nilai,
keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. (3) Survei lingkungan
belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di
kelas maupun di tingkat sekolah.
Asesmen nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan
menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://kelasguru.com/penilaian/asesmen-kompetensi-minimum-akm/
https://kelasguru.com/akm/rangkuman-materi-bimtek-guru-belajar-seri-asesmen-kompetensi-
minimum-akm/
https://pelajarancg.blogspot.com/2020/09/asesmen-kompetensi-minimum-akm-dan-survei-karakter-
sk.html?m=1
11