BAB 1. PENDAHULUAN
iii
SPESIFIKASI TEKNIK
iv
SPESIFIKASI TEKNIK
v
SPESIFIKASI TEKNIK
7.1.4. Pengaturan dan Pemindahan Air Pada Waktu Penempatan Timbunan ......... 7-3
vi
SPESIFIKASI TEKNIK
8.1. SUB BASE DAN BASE (BAWAH DASAR DAN DASAR) ........................................................... 8-1
9.5.2. Penyiapan Permukaan Bangunan Dari Baja Yang Akan Dicat ........................... 9-3
vii
SPESIFIKASI TEKNIK
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1-1
SPESIFIKASI TEKNIK
Meskipun sudah ada motivasi dan dukungan yang kuat dari Pemerintah
Indonesia, upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan masih menghadapi
berbagai tantangan, yang meliputi: (i) lemahnya kelembagaan terkait petani,
irigasi dan air; (ii) kurangnya sistem irigasi; (iii) pemeliharaan sistem irigasi
tidak memadai; (iv) terbatasnya jumlah penyuluh pertanian yang terampil; (v)
kurangnya akses petani kecil terhadap layanan keuangan; (vi) hambatan
sertifikasi/kepemilikan tanah; (vii) kesenjangan teknologi pertanian; dan (viii)
terbatasnya upaya promosi komoditas pertanian bernilai tinggi.
1-2
SPESIFIKASI TEKNIK
1-3
SPESIFIKASI TEKNIK
Maksud dari untuk kegiatan SID Rehabilitasi Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi
Ciliman yang menjadi Kewenangan Pemerintah Pusat, yang digunakan sebagai
dasar dalam kegiatan konstruksi Irigasi yang termasuk dalam kegiatan IPDMIP.
1-4
SPESIFIKASI TEKNIK
Lokasi Kajian, yaitu Daerah Irigasi Ciliman dengan luas sekitar 5.423 Ha sesuai
dengan permen no 14 tahun 2015 adalah menjadi kewenangan pemerintah
pusat. Secara adminitartif D.I Ciliman tercakup dalam dua wilayah kabupaten,
yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Provinsi Banten (Lihat
Gambar 1.1). Secara Hidrologis D.I Ciliman termasuk dalam Daerah Aliran
Sungai (DAS) Ciliman. Oleh karena luas arealnya, di atas 3000 Ha, maka
pengelolaan D.I Ciliman di bawah tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Lokasi
Kajian
Gambar 1.1 Peta Provinsi Banten Lokasi D.I CIliman dalam DAS Ciliman
1-5
BAB 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN
DAN SYARAT UMUM
2.1. KANTOR DAN FASILITAS PERUMAHAN PEMBERI PROYEK/DIREKSI
Kontraktor harus menyediakan dan merawat secara khusus untuk digunakan
Pemberi Proyek/Direksi dan Stafnya, kantor/perumahan sementara di lokasi,
termasuk jalan, jalan kecil dan lain-lain lengkap dengan perabot dan
perlengkapan.
Lokasi dari bangunan sementara harus seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
ditempat yang cukup tinggi yang disediakan oleh Pemberi Proyek. Bangunan
sementara tersebut harus memiliki luas lantai tidak kurang dari 112 m2 terdiri
dari :
A. 4 kamar tidur (masing-masing 12 m2)
B. 1 ruang makan/tamu (18 m2)
C. 1 dapur (9 m2), 1 kamar mandi dan toilet (5 m2)
D. 1 teras/serambi (8 m2)
E. 2 kantor (12 m2)
Bahan dan mutu pekerjaan dari bangunan tersebut harus sesuai dengan syarat-
syarat lain dari spesifikasi dan jika tidak sepenuhnya ditentukan, harus
sebagaimana yang digunakan dalam pekerjaan kelas I, khususnya Kontraktor
harus menyesuaikan dengan standar umum konstruksi sebagaimana berikut :
A. Tanah Perumahan harus diberikan dan diratakan serta areal disekeliling
dimiringkan makin menurun dalam arah menjauhi bangunan.
2-1
SPESIFIKASI TEKNIK
E. Bagian luar dan dalam bangunan harus dicat sebelum ditempati. Semua
bagian-bagian yang terbuat dari kayu harus diberi satu lapisan cat dasar. Cat
kedua dan lapisan akhir yang lebih luas. Semua warna untuk bangunan harus
disetujui Direksi. Perubahan warna cat, termasuk pengecetan ulang harus
dilakukan bila perlu atau diminta Direksi.
2-2
SPESIFIKASI TEKNIK
I. Kontraktor harus memikul semua biaya seperti sewa yang ditimbulkan oleh
Direksi karena kegagalan Kontraktor menyelesaikan dan menyerahkan
kepada Direksi Bangunan dan perlengkapan dalam 30 hari yang ditetapkan.
J. Perabotan dan peralatan harus disedikan dalam keadaan baru dan disetujui
oleh Direksi sebelum dipasang. Standar dari perabot dan peralatan harus
dari yang berkualitas baik, yang tersedia di Indonesia dan harus sesuai
dengan apa yang biasa disediakan untuk kantor staf pengawas dan
perumahan untuk kantor yang sama.
L. Di akhir periode perawatan atau pada waktu yang lebih cepat sebagaimana
yang mungkin dapat diatur oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan dan
memperbaiki bangunan serta perabot serta peralatan seperti dijelaskan
dalam sub pasal ini dan menyerahkan kepada Pemberi Proyek tanpa
kerusakan /cacat dan dalam kondisi yang baik.
2-3
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk tempat tinggal, kantor, bengkel kerja dan gudang, Kontraktor harus
menggunakan bangunan-bangunan yang keadaanya bersih dan teratur yang
akan memberikan fasilitas-fasilitas perumahan dan pekerjaan secara baik,
bedeng, dan depot harus dilengkapi dengan penerangan dan jika Direksi
menghendaki juga dilengkapi dengan pagar, selama berlangsungnya kontrak
Direksi secara teratur akan memeriksa tempat fasilitas Kontraktor, dan jika
bangunan-bangunan, fasilitas sanitasi dan lain-lain tidak memenuhi syarat-
syarat seperti yang ditetapkan disini, Kontraktor harus memperbaiki segera
setelah diberitahukan oleh Direksi.
2-4
SPESIFIKASI TEKNIK
2-5
SPESIFIKASI TEKNIK
2-6
SPESIFIKASI TEKNIK
Jika suatu patok atau rambu menjadi terganggu atau Kontraktor memperkirakan
terjadi gangguan tersebut, Kontraktor harus menempatkan kembali rambu atau
patok BM tersebut atau membuat gantinya sesuai dengan petunjuk Direksi.
Setelah membersihkan tempat tersebut, tetapi sebelum pekerjaan penggalian
atau suatu bagian daripadanya akan dimulai, Kontraktor harus mensurvai,
mengukur ketinggian tempat dan areal-areal penggalian, bangunan-bangunan,
pohon-pohon, luas tanaman sejauh yang diperlukan dan disetujui Direksi,
tentang semua bagian yang menjadi dasar pengukuran dari pekerjaan. Denah
dan potongan harus di plot oleh Kontraktor pada masing-masing gambar dan
situasi disetujui oleh Direksi, yang kemudian akan menjadi dasar bagi
pembayaran pekerjaan tersebut sebagaimana ditunjukkan dalam pasal 50 dalam
persyaratan kontrak.
Di sepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan direhabilitasi, harus
dibuat penampang melintang pada alinemen yang bersangkutan, pada selang
jarak 50 m, dan lokasi penampang melintang tersebut harus diberi tanda diluar
areal yang dibuka sesuai dengan persetujuan dari Direksi. Disepanjang saluran
dan perapian hasil galian yang akan dibuat sebelum melaksanakan penggalian
2-7
SPESIFIKASI TEKNIK
Setelah penyelesaian saluran dan dan perapian hasil galian tersebut, Kontraktor
harus membuat lagi penampang melintang pertama, guna memeriksa/mengecek
apakah pekerjaan yang bersangkutan telah dikerjakan sesuai dengan dimensi
yang telah ditetapkan.
2-8
SPESIFIKASI TEKNIK
2.8. KEAMANAN
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya,
kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/Direksi
dan harus menyediakan penjagaan siang dan malam untuk kantor pihak Pemberi
Pekerjaan/Direksi serta perumahannya dengan biayanya sendiri. Semua
langkah-langkah pengamanan harus dilakukan dengan kerja sama yang erat
dengan penguasa-penguasa setempat atau yang berwajib.
2-9
SPESIFIKASI TEKNIK
Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh
bahan-bahan tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Direksi dalam butir-butir
tertentu dapat meminta pabrik atau pemasok barang yang bersangkutan untuk
memberikan sertifikat uji yang harus diserahkan dan disahkan oleh yang
mewakili Direksi sebelum bahan-bahan tersebut dilepas untuk dikirim ketempat
kerja. Sertifikat tersebut harus menjelaskan bahwa bahan-bahan atau barang-
barang yang bersangkutan telah diuji sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan
harus memperlihatkan hasil semua pengujian yang telah dilakukan.
2-10
SPESIFIKASI TEKNIK
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam
lembar hasil cetakan masing-masing foto (tidak berbingkai), dengan
membutuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi.
2-11
SPESIFIKASI TEKNIK
Meskipun suatu areal telah diberikan atau dianjurkan pada Kontraktor sebagai
tempat darimana bahan-bahan dapat diperoleh, Kontraktor harus dianggap telah
merasa puas mengenai sumber pengadaan bahan tersebut, dan harus
bertanggung jawab sendiri untuk pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan
jumlah cukup untuk memenuhi keperluan kontrak dan selama proses pekerjaan
dan untuk penyelesaian pekerjaan.
2-12
SPESIFIKASI TEKNIK
Dapat dimengerti bahwa Pihak Pemberi Pekerjaan tidak harus menerima dan
memberi penggantian atas suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor
untuk pembayaran tambahan atau keterlambatan yang mungkin terjadi atau
sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor-
kontraktor lain.
2-13
SPESIFIKASI TEKNIK
Jika menurut pendapat Direksi suatu alternatif yang disetujui tidak memuaskan
dalam suatu hal, Direksi berhak menarik persetujuannya dan Kontraktor setelah
itu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut sebagaimana ditentukan semula.
2-14
BAB 3
PEKERJAAN TANAH
PASAL 3 PEKERJAAN TANAH
3.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terdiri dari pengadaan
keperluan semua tenaga kerja, peralatan, persediaan bahan-bahan serta
pelaksanaan semua kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan penggalian
areal-areal Daerah Milik Jalan/Saluran (DMJ/S), penggalian dan penimbunan
jalan, perataan yang penting sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
3-1
SPESIFIKASI TEKNIK
Karena itu harus dibuat sebuah saluran kecil berikut pematang di sepanjang sisi
lahan dari tanggul limbah dan saluran ini harus bermuara ke saluran pembuang.
Setiap kerusakan pada pekerjaan atau terhadap hak milik swasta atau umum
yang disebabkan operasi pembersihan yang dilakukan oleh Kontraktor harus
diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dan dengan biaya dari Kontraktor
sendiri.
3-2
SPESIFIKASI TEKNIK
3.4. GALIAN
3.4.1. Umum
Diperkirakan semua bahan dari berbagai galian dengan pengecualian gambut
dan tanah organik sesuai untuk digunakan dalam konstruksi. Bahan-bahan galian
3-3
SPESIFIKASI TEKNIK
yang akan digunakan pada jalan dan perapian hasil galian pengaman harus bebas
atau dibersihkan dari tunggul, akar dan unsur-unsur tanaman dengan tenaga
manusia.
Setiap kelebihan penggalian untuk bangunan yang dibuat oleh Kontraktor karena
suatu maksud atau alasan, kecuali kalau ditentukan lain disini, harus diurug
dengan bahan yang sesuai dan kemudian dipadatkan atau jika kelebihan itu
berada di bawah pondasi bangunan beton, mungkin diperlukan isian beton.
Semua perbaikan tersebut harus seluruhnya atas biaya Kontraktor.
3.4.3. Toleransi
Semua lubang galian harus memadai untuk memberikan ruang kerja yang cukup,
perlindungan dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang barangkali
diperlukan selama perkerjaan konstruksi. Kemiringan sisi dan dasar saluran-
3-4
SPESIFIKASI TEKNIK
saluran harus dibangun dan dirapikan dengan sebaik mungkin yang dapat
diperoleh sesuai dengan petunjuk Direksi. Kemahiran menggunakan alat
pemindah tanah yang disetujui untuk pekerjaan galian dan pembentukkan
tanggul-tanggul atau dengan tenaga manusia.
Direksi dapat memutuskan untuk memperluas berm antara saluran dan buangan
hasil galian dan/atau mengganti kemiringan sisi saluran atau meminta
Kontraktor untuk menstabilkan berm tersebut sebelum penggalian dengan jalan
memancangkan ke dalam tanah, tiang-tiang dengan panjang kira-kira 5 meter,
diameter 100 mm dengan jarak pusat ke pusat 1 meter pada suatu lebar dan
panjang tertentu dari jalur berm tersebut. Kuantitas sementara mengenai hal itu
telah diberikan dalam daftar kuantitas.
3-5
SPESIFIKASI TEKNIK
Metode yang digunakan dalam penggalian harus sedemikian rupa sehingga tidak
menghancurkan atau meruntuhkan lereng galiana dan menghasilkan lereng
tersebut benar-benar rapi dan tepat.
Bahan galian yang dibuang tidak mengikuti syarat-syarat yang disarankan diatas
dan tanpa persetujuan dari Direksi, harus diambil lagi dan ditempatkan kembali
seperti yang ditunjukan Direksi atas biaya Kontraktor.
3-6
SPESIFIKASI TEKNIK
Semua galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum Kontraktor
diijinkan untuk meneruskan pekerjaan. Pekerjaan galian harus mencakup semua
pekerjaan perkayuan, penopangan, pekerjaan-pekerjaan sementara atau untuk
menyokong sisi-sisi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diminta oleh Direksi harus diperbaiki dengan menempatkan bahan yang sesuai
dan yang dipadatkan dan penggalian yang melebihi lebar dari yang diperlukan
harus diurug dan dipadatkan dengan kuat dengan bahan yang disetujui.
Galian harus dijaga selalu dalam keadaan kering dengan memompa atau degan
cara lain sampai menurut pendapat Direksi bangunan telah selesai secukupnya
dan penimbunan selesai sampai permukaan air tanah berada pada
3-7
SPESIFIKASI TEKNIK
Pada saluran-saluran pembuang, jalan, hasil buangan galian dan bangunan hasil
peripan buangan galian yang kekurangan isian yang diperoleh dari lubang-
lubang galian sumbang yang ditunjuk oleh Direksi. Kontraktor harus
menentukan lokasi, kesesuaian dan mutu bahan yang tersedia, biaya dan
pekerjaan yang perlu untuk memperoleh bahan yang tersedia dan
mengangkutnya ke tempat kerja. Kontraktor juga harus menentukan jumlah
beban lebih yang harus dipindahkan dari setiap quarry dan biaya
pemindahannya. Semua biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan
penawarannya.
3-8
SPESIFIKASI TEKNIK
sehingga dasar tersebut akan memililki gradien yang teratur dan tidak terputus-
putus seperti yang ditunjukan oleh Direksi.
Setelah areal tanah yang asli dan hasil buangan yang ada harus digaru sampai
kedalaman kira-kira 0,15 meter sebelum sesuatu bahan lain ditempatkan.
Bila lapisan tanah atas terdiri dari bahan-bahan organik, lapisan ini harus sampai
kedalaman 0,20 meter.
Setelah diuji dan disetujui oleh Direksi tentang lapisan urugan yang pertama,
Kontraktor baru meneruskan perapian tersebut menurut garis, derajat,
pemadatan, pembentukan gambar, perapian hasil galian tersebut (bagian atas
dan lereng samping) harus ditutup dengan 0,20 meter tanah lapisan atas yang
diperoleh diareal tersebut. Tanah lapisan atas yang sesuai dari tanah alami dan
yang disingkirkan pada waktu penyiapan areal dapat digunakan.
3-9
SPESIFIKASI TEKNIK
digunakan untuk mempertinggi dan membangun jalan. Jumlah bahan yang sesuai
dan tersedia dalam saluran pembuang samping tersebut akan menentukan tinggi
akhir dari jalan desa yang beraspal. Perapian hasil buangan galian tersebut harus
ditempatkan seperti dijelaskan diatas.
Dimana hasil buangan galian yang baru sebagian atau seluruhnya akan menutup
gundukan-gundukan tanah, maka bidang horizontal dari gundukan-gundukan
tanah lama harus digaru sampai kedalaman kira-kira 0,15 meter dan urugan
yang baru ditempatkan selapis demi lapis sampai mencapai permukaan perapian
hasil buangan galian yang lama sebelum tingginya ditambah, sedangkan lereng-
lereng samping gundukan tanah yang lama harus dibuat berteras-teras sebelum
diurug. Diareal-areal tersebut bahan dan/atau bahan urugan yang digaru harus
dibentuk dan dipadatkan seperti ditentukan pada sub pasal 3.5.5.
Perapian untuk hasil buangan galian saluran pembuang dan perapian jalan
inspeksi harus dibangun dari bahan urugan yang biasanya terdiri dari tanah liat
atau lumpur. Tanah-tanah tersebut harus dihamparkan selapis demi lapis pada
seluruh lebar penampang melintang dan dalam ukuran panjang yang sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan metoda pemercikan, pencampuran dan pemadatan
yang diterapkan.
Tetapi lapisan harus dihamparkan dan diratakan secara seragam dengan lapisan
yang tidak melebihi ketebalan 0,30 m dengan tangan atau mesin. Bahan
kelebihan harus ditempatkan diluar batas lereng sisi seperti ditunjukan dalam
3 - 10
SPESIFIKASI TEKNIK
3 - 11
SPESIFIKASI TEKNIK
3 - 12
SPESIFIKASI TEKNIK
diperlukan dalam konstruksi pekerjaan dan diangkut atas petunjuk Direksi serta
digali dan ditempatkan sesuai dengan spesifikasi ini.
Angkutan berlebih akan meliputi pelaksanaan semua pekerjaan yang perlu untuk
transportasi bahan sub base dan base yang telah disetujui.
3 - 13
SPESIFIKASI TEKNIK
3.6.1. Pemadatan
1. Tanggul dan timbunan (urugan) yang direncanakan pada gambar atau oleh
Direksi untuk dipadatkan harus menurut garis, tingkatan dan lereng seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau ditentukan oleh Direksi. Operasi Pelaksana
Pekerjaan dalam penggalian material yang direncanakan untuk digunakan pada
tanggul atau urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan.
Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan
harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk memberikan
kepadatan (impermeabilitas) dan stabilitas waktu dipadatkan.
2. Sebelum dan selama operasi penempatan perjalananan material harus
mempunyai kelebihan optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud
pemadatan seperti yang ditentukan oleh Direksi dan kelembaban tersebut harus
merata pada setiap lapisan. Selama dapat dilaksanakan seperti yang ditentukan
oleh Direksi, material harus dibuat agar mengandung kelembaban yang cocok di
tempat penggalian.
3. Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan
tidak boleh dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan
3 - 14
SPESIFIKASI TEKNIK
3 - 15
SPESIFIKASI TEKNIK
3 - 16
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 4
PEMBERSIHAN & PENGUPASAN
PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN
4.1. UMUM
4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pembersihan dan pengupasan pada bagian-bagian yang
direncanakan untuk bangunan permanen atau pekerjaan-pekerjaan sementara.
Pembersihan dan pengupasan harus dalam garis-garis batas dan mutu yang
ditunjukan dengan gambar-gambar dan ditentukan disini, batas-batas dan mutu
hanya boleh diganti dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi.
4.1.2. Pelaksanaan
A. Pembersihan (Clearing)
Areal dimana ada kegiatan pekerjaan, harus dibebaskan dari seluruh pohon-
pohon, semak-semak, tonggak-tonggak, akar-akar, belukar, sampah dan unsur-
unsur lain yang tidak berkenan menurut pihak Direksi. Seluruh akar-akar, harus
digali dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Pohon-pohon dan tumbuh-
tumbuhan disekitar lokasi pekerjaan tidak boleh diganggu atau dirusak tanpa ijin
terlebih dahulu dari pihak pemilik tanah atau tanpa persetujuan dari Direksi.
4-1
SPESIFIKASI TEKNIK
B. Pengupasan (Stripping)
Sebelum memulai penggalian dan penimbunan, seluruh lapisan atas untuk
tanggul-tanggul, dan pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya dan jalan-jalan
masuk yang akan dibuat harus dari permukaan tanah aslinya sampai kedalaman
20 cm. Bahan-bahan lepas lunak dan areal yang basah, tidak bisa digunakan
untuk konstruksi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya harus
dibuang. Pengupasan harus dipelihara sampai 1 meter atas urugan tanggul,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
C. Toleransi Urugan
Profil urugan yang sudah selesai harus sedemikian rupa agar tidak ada titik pada
permukaan urugan yang lebih rendah dari yang ditentukan dan semua profil
harus bebas dari ketidak beraturan/tonjolan yang mendadak. Pengurugan harus
dibuat 0,05 m lebih tinggi dari permukaan overheight tanah sekelilingnya untuk
memungkinkan bagi pengurugan tanah. Kecuali bila ditentukan atau diperintah
lain dari Direksi, puncak dan sisi lereng urugan yang ditempatkan diberbagai
tanggul harus dipotong dengan rapi dan hal ini dapat dilakukan dengan
penggunaan yang canggih dari alat pemindah tanah yang digunakan untuk
penempatan dan/atau pemadatan dengan cara manusia, sesuai dengan pendapat
Engineer.
Bila garis dan ketinggian tanggul yang tepat tidak ditentukan atau ditunjuk oleh
Direksi, Kontraktor harus membangun tanggul dalam garis yang lurus antara
lengkung-lengkung rata (smooth curves) untuk memperoleh penampak yang
menarik. Bagian atas tanggul harus dibuat miring 1 : 20 ke arah luar dan rata
sebagaimana layaknya. Lebar bagian atas tanggul tidak boleh sempit dari lebar
yang ditentukan.
4-2
SPESIFIKASI TEKNIK
E. Pembuangan Bahan
Tonggak-tonggak, akar-akar, potongan-potongan kayu dan lain yang dihasilkan
dari pekerjaan agar dibuang menurut cara-cara yang disetujui oleh Direksi. Jika
dibutuhkan, pemotongan kayu-kayu yang bisa digunakan akan menjadi milik
pemilik dan ditumpuk rapi oleh Pihak Kontraktor pada lokasi yang disetujui
Direksi.
Jika tidak maka pemotongan kayu dan material lain dari pembersihan dan
pengupasan bisa menjadi milik Kontraktor dan harus dipindahkan dari lokasi.
4-3
SPESIFIKASI TEKNIK
4-4
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 5
PEKERJAAN BETON
PASAL 5 PEKERJAAN BETON
5.1. UMUM
Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk
bangunan-bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete)
maupun beton bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa sesuai dengan
kewajibannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, dan atau
yang ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Direksi.
Kegiatan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau
wakilnya.
Jika Penyedia Jasa ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik,
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya
tiga puluh hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai jadwal pelaksanaan
yang telah disetujui. Pemberitahuan tersebut mencakup : uraian lengkap tentang
pabrik beton, nama supplier, dan tempat serta kemampuan dari Batching Plant,
alat-alat pendukung, pengalaman beserta keandalannya untuk menghasilkan
beton berkualitas baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan
5-1
SPESIFIKASI TEKNIK
Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi umum dan spesifikasi
teknis sehingga air buangan dari pengolahan maupun perawatan beton yang
mengandung endapan-endapan bahan-bahan tidak boleh langsung di buang ke
sungai dan dilimpahkan ke tempat disekitar pekerjaan.
5.2. BAHAN-BAHAN
5.2.1. Semen
Semen yang akan digunakan harus semua portland yang biasa digunakan yang
memenuhi Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran
tungku (Portland Blast Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.
Semen Portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil
pembakaran tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi
untuk pengujian, Baik dari gudang Kontraktor di proyek maupun dari pabrik,
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk tiap
pengiriman semen ke lokasi. Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada
untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi dilokasi pengecoran beton dari setiap
pengiriman semen tersebut. Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika
semen tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi
ini.
Semen dapat diterima berdasarkan hasil pengujian selama tujuh hari asalkan
disertai riwayat kualitas dari penghasil/pabrik semen selama 12 bulan yang
terakhr atau berdasarkan hasil pengujian normal selama 28 hari pada tingkat
pengujian biasa, sebelum pengapalan semen dari pabrik.
5.2.2. Pasir
Berbagai jenis pasir yang diperlukan untuk pekerjaan bangunan ditetapkan
sebagai berikut :
5-2
SPESIFIKASI TEKNIK
Jumlah persentase tanah liat dan debu melebihi dari 5% menurut berat kering.
Agregat yang halus harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama.
5-3
SPESIFIKASI TEKNIK
Semua pasir yang akan digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam
spesifikasi ini harus berupa pasir alam dan jika dianggap perlu harus dicampur
dengan perbandingan yang tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus
memiliki modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3,2 atau bila diuji dengan
menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut Standar Indonesia untuk
beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika persentase satuan timbunan yang tertahan pada ayakan No. 16 adalah 20%
atau kurang, batas maksimum untuk persentase satuan timbangan yang tertahan
No. 8 dapat bertambah sampai 20%.
5-4
SPESIFIKASI TEKNIK
Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi,
untuk menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa
memungut ongkos, bantuan yang diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-
contoh pasir yang mewakili untuk tujuan pengujian dan dalam rangka
pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari Kontraktor.
5.2.4. A i r
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber
yang telah disetujui Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari lumpur,
unsur organik, asam, garam dan bahan-bahan lain dlam jumlah yang dapat
merusak. Air yang bebas dari hidrokarbon dan bahan organik yang merusak .
batas jumlah bahan organik yang tidak larut tidak boleh melebihi dari 500/106
berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106 berat.
Kontraktor harus melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil
dari sumber air tersebut pula, dan kekerapan pengujian yang disetujui Direksi,
dan harus menyerahkan catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada
5-5
SPESIFIKASI TEKNIK
Direksi. Kontraktor harus menanggung semua biaya dalam upaya mendapat air
yang memenuhi kualitas yang ditentukan.
5.3.2. Agregat-agregat
Semua cara/metode yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat,
menangani dan menumpuk pasir serta agregat harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
5-6
SPESIFIKASI TEKNIK
Demikian pula bahwa agregat harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa
supaya memungkinkan pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan
terhadap kadar kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari
dan menyirami dengan air untuk mencegah menghangatnya agregat pada saat
pencampuran beton.
5-7
SPESIFIKASI TEKNIK
sendiri. Catatan-catatan lengkap dari hasil pengujian tersebut harus tersedia dan
disimpan dengan baik oleh Kontraktor dan apabila diminta oleh Direksi setiap
saat Kontraktor harus dapat menunjukkannya, baik selama waktu pekerjaan
berlangsung maupun selama 2 tahun sesudah pekerjaan selesai.
Ketentuan dan persyaratan yang ditentukan disini harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton PBI 1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan
perbandingan yang ditentukan untuk dapat menghasilkan suatu beton yang
padat dan kuat, kandungan air dan semen harus diawasi agar sesuai dengan
persyaratan pada sub pasal b berikut ini.
5-8
SPESIFIKASI TEKNIK
Dapat diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini
dilakukan untuk kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil pengujian yang
menyatakan bahwa persyaratan beton yang telah ditentukan masih dapat
diperoleh pada perbandingan air/semen yang lebih tinggi.
5-9
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk beton mutu B1 dan, harus digunakan campuran normal semen, pasir dan
kerikil/batu pecah dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1:1, ½ : 2, ½.
Banyaknya semen untuk setiap m3 beton harus antara 300 dan 325 kg. Untuk
beton mutu dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus digunakan
“campuran yang direncanakan”. Campuran yang direncanakan tersebut
diperoleh dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang ditentukan. Banyaknya semen untuk setiap m3 beton harus
paling sedikit 325 kg.
Ukuran kekasaran kerikil/batu pecah untuk beton kelas II mutu, dan untuk beton
kelas II , harus memenuhi batas-batas ukuran yang telah ditetapkan dalam PBI
1971 (N1-2) pasal 3.4. dan Kontraktor, apabila diminta Direksi harus
memperoleh mutu gradasi yang telah ditentukan dengan cara
mengkombinasikan berbagai ukuran butiran agregat dalam perbandingan yang
diperlukan. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang
digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditentukan
dari waktu ke waktu selama pekerjaan berlangsung, demikian juga pengujian
terhadap agregat-agregat dan beton yang dihasilkan. Analisa ayakan harus
dikerjakan dengan mengambil contoh-contoh dari setiap sumber agregat, dengan
pengujian minimum satu kali dalam sehari ketika pekerjaan beton sedang
berlangsung.
Kadar lengas bebas dalam pasir dan agregat harus diperhitungkan dengan tepat.
Lengas bebas dalam pasir dan agregat harus diukur oleh Kontraktor tidak kurang
dari dua kali sehari setiap bahan bila pencampuran beton sedang berlangsung.
5 - 10
SPESIFIKASI TEKNIK
air/semen akan melibatkan pencatatan data tentang agregat dan beton segar
sebagai berikut :
Penanaman air untuk campuran kembali beton kaku yang diakibatkan karena
pengadukan semen yang terlalu lama atau terlalu kering sebelum digunakan,
tidak diperkenankan. Diperlukan adanya keseragaman konsisten/kekentalan
adonan beton antara adukan yang satu dengan adukan yang lainnya.
5 - 11
SPESIFIKASI TEKNIK
Semua contoh harus diambil secara acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu
dicetak, dirawat dan diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan
benda uji minimum 3 kubus. Cetakan yang telah terisi harus ditutup dengan baik
dengan karung goni basah, diletakkan ditempat teduh. Setelah 24 jam, kubus-
kubus cetakkan harus dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam air sampai kubis-
kubus tersebut di lokasi harus dilindungi dengan menggunakan termometer.
Kecuali diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus terdiri dari 6 kubus,
3 kubus harus diuji pada umur 7 hari setelah pengecoran, tanggal pembuatan
5 - 12
SPESIFIKASI TEKNIK
harus ditulis dengan jelas pada kubus tersebut. Frekuensi pengujian akan
ditetapkan oleh Direksi atas dasar kecepatan pengecoran dan struktur bangunan,
namun tidak lebih sering dari yang diperlukan untuk menjamin agar beton yang
dicor memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana.
Hasil dari pengujian kubus beton harus dinilai, sesuai dengan standar relevan.
Persyaratan kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan tekan kubus
berumur 7 hari tidak kurang dari tiga per empat dari kekuatan tekan kubus yang
berumur 28 hari.
Jika kekuatan tekan kubus disimpulkan dari pengujian tidak mencapai nilai yang
diinginkan, maka campuran beton tersebut harus dirancang kembali, tanpa ada
biaya tambahan dari Pemberi Pekerjaan.
Catatan-catatan :
A. Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang
diberikan dalam satuan metrik.
B. Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh
Direksi dan harus menyerahkan kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3
hari setelah pengujian dilakukan.
C. Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan
mengenai suhu udara tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-
bahan beton untuk disetujui oleh Direksi.
5 - 13
SPESIFIKASI TEKNIK
Tabel 5. 3 Faktor koreksi yang diijinkan untuk umur benda uji beton disajikan
dalam tabel di bawah ini :
Hari 0 2 4 6 8
0 - 40.0 60.0 71.0 77.5
10 81.0 58.0 87.5 90.0 71.5
20 94.0 96.0 97.5 98.5 100.0
30 101.5 102.0 103.5 104.5 105.5
40 106.5 107.0 108.0 109.5 110.0
50 110.5 111.0 112.0 112.5 113.0
60 114.0 114.5 115.0 115.5 116.0
70 116.5 117.0 117.5 118.0 118.5
80 119.0 119.5 119.5 120.0 120.5
90 121.0 121.5 122.0 122.0 122.5
100 123.0 123.5 123.5 124.0 124.5
120 126.0 126.5 127.0 127.0 127.0
140 129.0 129.5 129.5 130.0 130.0
160 131.5 131.5 132.0 132.0 132.5
180 133.5 134.0 134.0 134.5 134.5
200 135.5 135.0 136.0 136.0 136.5
250 139.5 140.0 140.0 140.0 140.0
300 143.0 143.0 143.0 143.5 143.5
350 146.0 146.0 146.0 146.0 146.0
5 - 14
SPESIFIKASI TEKNIK
pemberian air secara otomatis terhenti, jika jumlah air yang diperlukan telah
tertuang ke dalam campuran/adukan. Bahan-bahan pembentuk beton harus
diaduk dengan campuran secara merata dalam mesin pengaduk beton.
Volume dari bahan yang dicampur untuk setiap pengaduk, keseluruhan isi
adukan harus dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama
waktu pengadukan diukur pada saat semua bahan berada di dalam drum
pengaduk. Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi, namun harus dilakukan
sedikitnya selama 1,5 menit.
Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi dari 32ºC dan tidak
kurang dari 4,6ºC. Jika temperatur beton yang dituangkan berada antara 27ºC
dan 32ºC, beton harus diaduk dilokasi dan dituangkan segera setelah dicampur,
jika pengecoran beton dilakukan ketika udara sedemikian rupa sehingga
temperatur dari adukan beton akan melebihi 32ºC. sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Kontraktor harus menggunakan cara yang efektif seperti mendinginkan
agregat lebih dahulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor pada pada
5 - 15
SPESIFIKASI TEKNIK
waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang akan dicor
dibawah 32ºC.
Bahan yang harus digunakan dan rancangan dari acuan harus mendapatkan
persetujan dari Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai, namun persetujuan
tersebut tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian
bentuk atau perlu adanya perbaikan kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi
atau tampak selama penggunaan. Direksi kapan saja dapat menolak suatu bagian
dari acuan yang tampak tidak sempurna dalam suatu hal dan Kontraktor harus
segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan dan menggantinya atas
biaya sendiri.
Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang cukup dan sesuai untuk
membuka acuan-acuan tanpa merusak permukaan dari beton yang sudah selesai
5 - 16
SPESIFIKASI TEKNIK
harus disiapkan. Sebelum beton dicor permukaan beton harus diminyaki dengan
minyak yang biasa diperdagangkan yang secara efektif mencegahnya lengketnya
beton pada acuan-acuan dan tidak akan mengotori beton. semua material atau
proses untuk melepaskan lekatan hanya dapat digunakan setelah diuji oleh
Direksi. Pehatian harus diberikan dalam penggunaan minyak acuan, agar jangan
sampai mengenai besi beton, karena akan mengakibatkan hilangnya daya lekat.
Fillets ukuran 20 x 20 mm harus diletakkan disudut-sudut acuan untuk
menghasilkan tepi-tepi yang melereng pad permukaan beton yang tidak
terlindung (terbuka). Sudut-sudut sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-
pinggir sambungan yang terbentuk, tidak akan memerlukan pemiringan kecuali
kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam gambar.
Semua acuan harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah
pengapungan atau pergeseran selama pengecoran beton. Selama pengecoran
beton, acuan dapat ditompangkan pada pilar-pilar beton, kaki-kaki logam atau
dengan cara yang lain yang disetujui. Penyangga acuan harus berstandar pada
pondasi yang baik sehingga tidak mungkin terjadi penurunan acuan selama
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin agar pekerjaan
acuan tetap pada posisinya tidak diperbolehkan. Baut-baut yang menembus
beton dapat dipergunakan, namun jumlahnya harus dijaga seminimum mungkin
untuk menjamin pekerjaan acuan tetap kokoh.
5 - 17
SPESIFIKASI TEKNIK
Bila diperhatikan dalam gambar atau diperlukan atau diminta oleh Direksi,
Kontraktor harus membuat pipa-pipa, benda-benda khusus, alat-alat pemasang,
pelat, sangkutan jangkar, penopang baut dan mur dan sebagainya, ke dalam
beton selama berlangsungnya pekerjaan.
Semua peralaan tambahan ini dipasang dengan tepat dan ditunjang dan
kelurusan serta kerataannya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan
pengecoran atau beton dimulai. Tidak diijinkan adanya potongan besi beton
untuk memungkinkan pemasangan pipa-pipa, benda-benda khusus dan
peralatan lainnya pada pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi. Beton harus
dkerjakan di sekeliling pipa-pipa, benda-benda khusus, peralatan lainnya untuk
pengikatan yang sempurna agar tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai
peralatan tambahan tersebut.
Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan tidak tersedia
ketika akan diadakan pengecoran beton, maka harus dibuatkan lubang-lubang
pada beton tersebut dan peralatan tambahan harus dipasang dan dibeton
sebagai pekerjaan yang terpisah.
Lubang yang akan dibuat haru dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton
dapat dipadatkan secara merata disekitar peralatan tambahan tersebut, dan
harus dilengkapi dengan alat penahan air (waterstops) jika diminta Direksi,
sebelum menuangkan adukan beton kedalam lubang-lubang tersebut, semua
bahan-bahan yang lepas atau tidak sempurna, ceceran semen, harus disingkirkan
dan permukaan-permukaan sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya
sehingga diperolah permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar.
Permukaan yang baru tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera
sebelum adukan beton dipasang, permukaan itu harus dibasahi dan dilabur
dengan spesi semen pasir dengan keteblan 20 mm menurut perbandingan
adukan 1 : 2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang kental.
5 - 18
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk beton yang dibuat dengan semen Portland biasa waktu minimum untuk
membongkar pekerjaan acuan harus seperti daftar dibawah ini :
Sisi balok, lantai dan dinding = 3 hari
Lantai = 14 hari
Sisi bawah balok dengan penyangga masih ditempat = 14 hari
Pemindahan penyangga = 21 hari
5 - 19
SPESIFIKASI TEKNIK
5.10.2. Pembuatan
Besi baja beton harus dipotong dari batang-batang besi baja yang kurus, bebas
dari lekukan/belitan, bengkok atau kerusakan/cacat lain. Semua besi beton
harus disediakan sebanyak dan sepanjang yang dinyatakan dalam gambar-
gambar, kecuali bilamana ditunjukkan pada gambar. Penyambungan besi harus
mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi.
Kontraktor harus menentukan sendiri dari informasi yang dimuat dalam gambar
dan persyaratan yang tepat dari baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan.
Kontraktor harus mempersiapkan jadwal pembongkaran besi baja beton.
Pengelasan besi beton memerlukan persetujuan tertulis dari Direksi, besi beton
harus dilas dengan las listrik. Contoh-contoh sambungan las harus diuji terhadap
keruntuhan, keretakan harus terjadi diluar sambungan dan batang yang dilas
mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan batang yang tidak dilas. Hanya
tukang-tkang las yang cakap dan berpengalaman yang berlaku yang dapat
diterima Direksi akan disetujui untuk pekerjaan ini.
5.10.3. Penempatan/Pemasangan
Besi beton harus dilindungi sepanjang waktu dari kerusakan, perlengkapan
untuk pekerjaan harus dibuat, agar dalam mencapai pada besi beton yang tidak
ditopang. Tidak dijinkan adanya pembongkaran batang besi pada pemasangan
besi beton.
Batang besi dengan belitan atau bengkokan yang tidak ditunjukan pada rencana
tidak boleh digunakan. Kawat besi yang kuat digunakan untuk mengikat pada
pertemuan besi dan letaknya pada interval yang cukup dekat dengan untuk
menjaga batang-batang besi tetap dalam posisi yang benar, kawat jangan
menonjol keluar melewati beton penutup.
5 - 20
SPESIFIKASI TEKNIK
Kontraktor harus menghitung semua biaya untuk semua upah kerja dan bahan
penopang besi beton untuk menjaga posisi besi beton tidak bergerak selama
penuangan dan pemadatan beton terbut tidak diperhatikan dalam gambar.
Plastic spacer adalah cara/alat yang dipilih untuk memegang besi beton
ditempatnya. Blok beton, jika digunakan untuk mengatur besi beton dari acuan,
harus dilekatkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penujang yang memadai sehingga pelenturan batang-batang besi
tidak terjadi.
Dimana bagian penujang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, maka penyokong harus dibuat dari bahan logam
yang tidak dapat berkarat. Besi bagian atas pada beton bertulang harus disokong
sebagaimana mestinya.
Beton yang dicor yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditentukan dapat ditolak dan dibongkar, dan penggantinya menjadi tanggung
jawab Kontraktor yang harus dilakukan kedalam biaya Kontraktor sendiri.
5.11.2. Pengangkutan
Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan
secepat mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan
5 - 21
SPESIFIKASI TEKNIK
Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian telah boleh digunakan
untuk pekerjaan. Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara
sedemikian sehingga terhindar dari keterlambatan yang tidak perlu dalam
menempatkan lapisan beton baru diatas lapisan yang terdahulu.
Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan
cepat adonan beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan
mekanisme pembuangan harusdibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3
sekali tuang. Ember beton harus dengan mudah untuk diangkat/dilekatkan
dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama untuk lokasi-lokasi yang
sempit/terbatas.
5.11.3. Pengocoran
Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus
diteliti secara cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk
gergaji dan limbah lainnya telah dibuang, yaitu dengan menyikat atau
menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang disetujui.
Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan dengan air bersih segera
sebelum adukan beton ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi
dengan acuan yang disetujui. Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain
air setelah tulangan beton ditempatkan ke dalam acuan. Dalam segala hal
keterlebihan air harus dibuang sebelum adukan beton dituang.
Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang
memungkinkan untuk dilaksanakan hal tersebut.
5 - 22
SPESIFIKASI TEKNIK
Kecuali untuk beton yang dituangkan kedalam pondasi sumur, tidak boleh ada
beton yang dicor dalam air tampa persetujuan tertulis dari Direksi, dan cara
penuangan beton harus menurut persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor
pada air yang mengalir dan tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir
tersebut sebelum beton tersebut cukup keras.
Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi lain yang tidak
menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan uang disetujui
Direksi. Kondisi-kondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering berlebihan,
kondisi basah atau kondisi lain yang tidak memungkinkan pengecoran beton
secara memuaskan, untuk meneruskan pengecoran beton sewaktu hujan kecil,
diperlukan penutup yang dapat menutup daerah/tempat yang akan dicor beton
termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan jas hujan yang pantas
untuk para pekerjaan.
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran
tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Bila temperatur
udara melebihi 32°C Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-
pekerjaan permanen tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-
langkah pencegahan seperti pendingin agregat lebih dahulu dan pengecoran
diwaktu malam sebagaimana diperlukan untuk menjaga agar temperatur beton
selama pengecoran tetap dibawah 32°C. Tidak dibenarkan mengecor beton yang
dilakukan pada temperatur udara melebihi 43°C.
5 - 23
SPESIFIKASI TEKNIK
Perbandingan air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi dari
adukan beton yang akan ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus
sesuai untuk pengecoran dari pengerjaan dengan cara yang ditentukan disini.
Adukan semen harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-
permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor pada spesi yang baru.
Beton tidak boleh dituang melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m,
kecuali kalau Direksi menyatakan persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton
tidak boleh dikerjakan sepanjang acuan dengan menggunakan alat penggetar.
Beton sejak semula harus ditempatkan dalam posisi yang benar.
Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton
setebal 50 mm. Lantai kerja harus dihamparkan dengan seragam pada pondasi
yang dilindungi dn dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum
penempatan beton baru.
Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, nmun demikian
pekerjaan tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua
persyaratan dapat dipenuhi.
5 - 24
SPESIFIKASI TEKNIK
5.11.4. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dikerjakan secara
merata disekitar besi beton dan peralatan tetap terpancang serta kedalaman
sudut-sudut cetakan dengan menggunakan mesin penggetar tipe celup
(immersion) dengan cara sedemikian rupa sehingga tiap bagian adonan beton
terpadatkan dalam waktu sesingkat mungkin.
Jika Kontraktor berpendapat bahwa penggunaan alat penggetar tipe celup tidak
praktis, Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi, sebelum pekerjaan
tersebut dimulai, untuk cara pemadatan beton yang akan digunakan.
Bila penundaan terlalu lama untuk pengecoran beton secara keseluruhan, maka
permukaan beton yang lama harus diperlukan sebagai Consrtuction Joint
(sambungan konstruksi).
5 - 25
SPESIFIKASI TEKNIK
5.12. SAMBUNGAN
5.12.1. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Sambungan-sambungan konstruksi ditunjukan dalam gambar dan tidak
dibenarkan mengubahnya tanpa persetujuan dari Direksi. Sambungan vertikal
harus dibuat dengan sekat yang sesuai. Besi beton harus berkelanjutan pada
sambungan-sambungan konstruksi. Bila tidak ada dalam gambar, sambungan
konstruksi hanya boleh diijinkan dalam keadaan darurat dan dilokasi yang
disetujui oleh Direksi.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat,
beton yang terakhir harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan
permukaan yang benar-benar tidak rata bebas dari tumpukan yang benar-benar
tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel harus dipermukaan karena
adukan spesi kebanyakan air (laitance). Ukuran beton vertikal yang dicor dalam
5 - 26
SPESIFIKASI TEKNIK
satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter dan ukuran beton horizontal tidak
boleh melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.
5 - 27
SPESIFIKASI TEKNIK
Spesi untuk perbaikan harus ditempatkan pada lapisan tipis dan dipadatkan
secara merata dengan peralatan yang sesuai. Harus hati-hati dalam mengisi
lubang-lubang batang, baut dan pipa agar keseluruhan lubang-lubang tersebut
terisi sama sekali dengan spesi yang dipadatkan. Namun demikian, jika terdapat
kerusakan-kerusakan yang berarti, Direksi akan memerintahkan agar lubang
beton diperbaiki dengan pengisian spesi dengan cara tekanan (pressure
grouting). Jika kerusakan-kerusakan tersebut menurut pendapat dan
kebijaksanaan Direksi terlalu besar, Kontraktor akan memerintahkan
pembongkaran dan penggantian bagian yang rusak tersebut.
Dimana beton akan terbuka terhadap pandangan, spesi harus dibuat sesuai
dengan warna beton tersebut dengan mengganti bagian dari semen yang biasa
dengan semen portland putih menurut jumlah yang diperlukan. Sambungan-
sambungan pemuaian yang telah selesai harus ditutup dengan baik dan
dirapihkan untuk memperoleh persetujuan Direksi.
Dalam penilaian ini tidak diadakan perbedaan antara pemadatan dengan tangan
dan dengan alat penggetar. Perbedaan hanya diadakan untuk perbandingan.
Kontraktor berkewajiban untuk mengganti kembali bagian-bagian beton yang
ditolak dan dibongkar dengan biayanya sendiri demi mematuhi semua pasal
yang relevan yang ada pada spesifikasi ini.
5 - 28
SPESIFIKASI TEKNIK
timbul dalam pekerjaan ini harus ditanggung oleh Kontraktor yang harus
memasukkan semua biaya yang diakibatkannya.
5.14. PENYELESAIAN
Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja
yang ahli dan dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak
dibuat dengan acuan yang akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus
diselesaikan dengan perataan dan penambahan secara memadai dengan
menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang rata dan seragam.
Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk permukaan
yang tidak bercetakkan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan
menjadi lalu lintas pejalan kaki atau lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan
dengan sapu lidi. Perataan atau penggosokan dapat dilaksanakan dengan
memakai tangan atau peralatan yang digerakan dengan mesin. Perataan dan
penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan diratakan
telah cukup keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan
sama.
5 - 29
SPESIFIKASI TEKNIK
tersebut mengandung paling sedikit 325 kg semen portland per meter kubik
beton dan dengan mutu kelas II beton, seperti ditentukan dalam sub pasal 7.5.3.
Kualitas semua bahan dan pipa-pipa yang sudah selesai harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi. Jika Kontraktor ingin menyiapkan pipa-pipa beton dari
pabrik di luar kerja, Kontraktor harus menerima persetujuan Direksi sebelum
memulai pembuatan pipa-pipa tersebut. setelah pembuatan, pipa-pipa beton
harus dilindungi dari hujan dan panas matahari selama paling sedikit 7 hari dan
harus diawetkan selama 14 hari. Sambungan-sambungan pada pipa yang
ditutupi dengan bitumen selebar 0,20 m harus diisi adukan spesi (semen pasir)
dengan perbandingan 1 bagian semen dan 2 bagian pasir. Adukan spesi dibagian
dalam harus dibersihkan dengan rapi dari semua tanah, bahan-bahan dan
hambatan-hambatan yang dibuang dari pipa. Semua pipa beton harus dibuang
dari beton precast yang telah dipersiapkan.
5 - 30
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 6
PEKERJAAN PASANGAN
DAN BETON
PASAL 6 PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON
1.2. U m u m
a. Pasangan kosong harus terdiri dari batu belah dan batu pecah yang
ditempatkan pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam gambar atau
menurut petunjuk Direksi.
b. Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk
pasangan batu kosong yang ditentukan dalam persyaratan ini harus
disediakan oleh pemborong sesuai dengan ketentuan tentang batu,
kerikil dan lapisan dalam bab 1 “Bahan Umum”
1.3. Pemasangan
Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada
garis dan arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan
yang baik dan dipadatkan pada tiap lapis, setebal 15 cm. Bila
6-1
SPESIFIKASI TEKNIK
Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong
harus diletakkan pada lapisan batu kosong yang selesai dikerjakan
menjadi stabil dan tidak akan longsor. Rongga besar yang terbuka
diantara batu belah demikian sehingga tidak menonjol diatas garis
yang harus dihindari. Harus diusahakan agar supaya semua batu belah
dapat dijamin dipasang dengan baik pada bidang yang datar. Batu
menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut
petunjuk direksi semua celah dalam pasangan batu kosong harus diisi
dengan batu pecah dengan baik. Banyaknya batu pecah yang dipakai
tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga
diantara batu belah.
Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai
dengan persyaratan atau menurut petunjuk direksi.
Lapisan penutup harus dibuat pada lapisan atas pasangan batu kosong
dengan kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan
atas pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu
belah pilihan yang lebar diletakan pada jalur dan arah yang sesuai
dengan gambar atau menurut petunjuk direksir
6-2
SPESIFIKASI TEKNIK
b. Pembayaran untuk pekerjaan batu kosong akan dibuat atas dasar harga
satuan lelang per m3 dalam gambar volume pekerjaan untuk jenis
pesangan batu kosong.
B. Bahan
Untuk pasangan batu atau batu kosong yang dibutuhkan dalam persyaratan
teknik ini meliputi batu, semen pasir dan air, harus sesuai dengan ketentuan
dan sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam bab I "bahan Umum".
C. Susunan adukan
Untuk pasangan batu atau batu kosong terdiri dari 1 pc : 3 pasir atau 1 pc : 4
paisr dalam volume dan air secukupnya sampai dihasilkan kepekatan yang
sesuai dengan keperluan yang diinginkan.
D. Adonan Adukan
Cara dan alat yang dipakai untuk mengaduk adonan harus sedemikian rupa
sehingga dapat menentukan dan mengatur "banyaknya masing-masing bahan
secara terpisah dengan tepat yang dimasukkan kedalam adukan dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi. Jika dipakai mesin adukan, maka
6-3
SPESIFIKASI TEKNIK
E. Pemasangan
a. Batu yang dipakai dalam pasangan batu atau batu kosong harus bersih
sama sekali sebelum dipasang dan setelah disetujui oleh Direksi.
b. Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan lebat atau yang cukup dapat
mengikis adukan dari pasangan batu adukan yang telah dipasang yang
menjadi encer karena kehujanan harus dibongkar dan diganti sebelum hal
ini dipersiapkan dengan seksama.
c. Batu yang dipakai untuk pasangan batu atau batu kosong dengan perekat
adukan harus dibasahi dengan air antara 3 sampai dengan 4 jam sebelum
dipakai, dengan cara yang dapat menjamin bahwa tiap batu telah menjadi
basah sama sekali dengan merata.
F. Siaran
a. Susunan adukan untuk siaran harus terdiri dari campuran 1 pc : 3 pasir
dalam volume dan airnya cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk
keperluan yang diinginkan.
b. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, celah - celah diantara batu harus
dikorek sebelum adukan dipasang (atau dicangkul untuk pasangan batu
yang sudah lama) dan permukaanyan harus dibersihkan dengan sikat
kawat dan dibasahi.
c. Pekerjaan siaran harus menurut petunjuk Direksi dan merupakan salah
satu dari berikut ini:
Siaran terbenam, celah-celah diisi sampai rata sedalam 1 cm muka
batu.
Siaran rata, celah-celah diisi sampai rata muka batu
6-4
SPESIFIKASI TEKNIK
G. Perawatan
a. Semua pasangan batu atau batu kosong termasuk siaran harus dirawat
dengan memakai air atau cara lain yang dapat diterima atau disetujui oleh
Direksi.
b. Bila dirawat dengan air maka pasangan batu harus dijaga supaya tetap
basah sekurang-kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu kecuali bila
tidak, maka caranya dengan menutupi dengan bahan yang jenuh dengan
air, atau dengan cara memakai pipa yang berlubang-lubang, semprotkan
air meknis selang karet yang berlubang-lubang merendam dalam
bak air atau dengan cara lain yang dapat disetujui yang dapat menjaga
seluruh permukaan menjadi selalu terawat basah. Air yang dipergunakan
untuk perawaran harus memenuhi untuk air yang dipakai untuk adukan
beton.
6-5
SPESIFIKASI TEKNIK
6-6
SPESIFIKASI TEKNIK
Pembayaran kepada Penyedia Jasa akan dilakukan sesuai harga satuan dalam
kontrak permeter kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga terhadap seperti yang telah ditentukan batas dan disetujui oleh
Direksi.
Harga satuan yang tercantum dalam item-item yang bersangkutan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga sudah termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembongkaran, pemotongan, pengangkutan, pengemasan, pembuangan dan
pengurugan serta pemadatan rongga-rongga dan lubang-lubang, termasuk
peralatan, alat-alat, material-material, tenaga kerja, pengisian, pembongkaran,
pengangkutan, pembuangan dan lain-lain.
6-7
SPESIFIKASI TEKNIK
6-8
SPESIFIKASI TEKNIK
Gambar rangkap tiga harus dibuat dan setiap perubahan yang dilakukan oleh
Direksi harus dibuat tanpa pembayaran ekstra.
6-9
SPESIFIKASI TEKNIK
E. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal are welding)
yang bersinggungan terus dan pemborong harus menyediakan contoh –
contoh untuk pemeriksaan atau pengujian, sesuai spesifikasi, bila diperlukan
oleh Direksi.
6 - 10
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 7
PEKERJAAN DEWATERING
7.1. PENGENDALIAN AIR
7.1.1. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, tenaga kerja dan peralatan yang
diperlukan selama pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan pengendalian dan
perbaikan saluran. Pekerjaan tersebut dilaksanakan pada waktu akan
dimulainya pekerjaan konstruksi sampai pada saat sungai pengelak ditutup
dengan kisdam tanah dari karung. Untuk pekerjaan ini harus dibangun kisdam
tanah atau lobang pengaliran ke hilir untuk masing-masing tahap pekerjaan,
seperti terlihat pada gambar.
Penyedia Jasa tidak dibenarkan memotong aliran yang melewati lokasi saluran
atau aliran di daerah kerja Penyedia Jasa untuk keperluan lain, tanpa ada
persetujuan Direksi. Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pengendalian sungai
ini, telah tercantum pada rencana biaya pekerjaan.
7-1
SPESIFIKASI TEKNIK
Penyedia Jasa harus mempersiapkan metode untuk memindahkan air dari lokasi
pondasi dan galian. Dan harus diserahkan pada Direksi sebelum rencana
tersebut dilaksanakan untuk minta persetujuan.
Bila pekerjaan galian dilakukan di bawah permukaan air tanah, maka permukaan
air tanah harus diturunkan sebelum pekerjaan galian. Pengurasan harus
diselesaikan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu stabilitas galian,
kemiringan dan dasar galian. Dengan demikian semua pengoperasiannya dapat
dilaksanakan dalam keadaan kering dan tidak tergenang air. Penyedia Jasa perlu
memeriksa getaran (jika ada) dan rembesan sepanjang dasar galian.
7-2
SPESIFIKASI TEKNIK
7-3
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 8
PEMBANGUNAN JALAN
INSPEKSI
8.1. SUB BASE DAN BASE (BAWAH DASAR DAN DASAR)
Setelah tanggul untuk badan jalan poros yang harus diaspal selesai dibangun dan
dipadatkan sesuai dengan pasal 3.5.5. dan bangunan pengairan serta gorong-
gorong beton yang berada di jalan telah dibangun, maka harus dihamparkan
lapisan plintit selebar 3 meter dan setebal 0,50 m digaris tengah tanggul (sub
base).
Setelah penghamparan lapisan plintit ini, harus dibuat bahu jalan yang terbuat
dari bahan isian (urugan) hasil penggalian saluran pembuang disisi jalan (drain
sisi) dan bahu jalan ini harus dipadatkan sebagaimana diuraikan dalam sub pasal
5.4.5. Bagian atas dari lapisan plintit, setebal 0,20 m, harus distabilkan dengan
semen dengan nilai presentase kira-kira 6% - 12%. Nilai presentase yang tepat
untuk semen ini akan ditentukan dilaboratorium.
8-1
SPESIFIKASI TEKNIK
8.3. BAHAN
8.3.1. Sumber Bahan
Kontraktor harus menentukan lokasi, kesesuaian dan jumlah bahan yang
tersedia, biaya dan pekerjaan yang diperlukan untuk memperolah bahan yang
tersedia tersebut, biaya dan pekerjaan yang diperlukan untuk menyaring dan
mengangkutnya ketempat kerja. Kontraktor harus juga menentukan jumlah
beban lebih yang harus dipindahkan dari setiap sumber bahan (quarry) dan
biaya pemindahannya. Semua biaya tersebut harus sudah termasuk dalam harga
satuan penawarannya.
Paling lambat 60 hari sebelum jadwal pemulaian pekerjaan sub base dan
pekerjaan base, Kontraktor harus memberikan suatu pernyataan lengkap kepada
Direksi mengenai tempat asal dan susunan semua agregat yang akan digunakan
untuk pembuatan jalur sub base dan base. Semua bahan harus memenuhi
persyaratan spesifikasi ini.
Sebelum membeli atau memulai penggalian tanah untuk base semen tanah dari
lubang-lubang sumbang (borrow pits) Kontraktor harus menyerahkan sertifikat
pengujian tanah yang bersangkutan dari laboratorium untuk disahkan oleh
Direksi. Berbagai bahan yang akan digunakan untuk stabilitas dasar semen –
tanah tersebut harus sesuai dengan persyaratan berikut :
8-2
SPESIFIKASI TEKNIK
a. Semen portland
Mengenai persyaratannya lihat sub pasal 7.2.1. pada spesifikasi ini
b. Air
Mengenai persyaratannya lihat sub pasal 7.2.4. pada spesifikasi ini
c. Tanah
Tanah yang sesuai untuk pembuatan dasar semen tanah harus, sebelum digiling
halus, sesuai dengan syarat-syarat ukuran butir sebagaimana berikut ini bila
diayak dalam keadaan basah.
Urugan butir-butir batu maksimum kurang dari 75 mm
Kurang dari 50% yang lulus dari ayakan No. 200 bila diayak dalam keadaan
basah.
Setelah tanah tersebut digiling halus, batas-batas ukuran butir selanjutnya harus
dicek seperti ditentukan dibawah. Tanah-tanah dengan plastisitas rendah atau
lateritik yang memperlihatkan sifat-sifat kekuatan yang lebih baik diutamakan
dari tanah-tanah yang berkekuatan rendah, bersifat plastik tinggi dan ekspansif.
Tanah-tanah tersebut harus bebas dari unsur organik yang mengganggu hidrasi
semen portland. Jika diuji sesuai dengan pengujian 18, BS 1924, nilai pH setelah
selang waktu 1jam harus lebih besar 12,2. Pengujian ini hanya dilakukan bila
diminta oleh Direksi seperti dalam hal memperoleh pengerasan yang lambat
yang tidak biasa atau kekuatan yang rendah untuk campuran semen-tanah
tersebut. Tanah tersebut harus sedemikian rupa sehingga diperoleh dasar
semen-tanah yang memuaskan, sebagaimana yang dikehendaki oleh spesifikasi
ini., dengan menggunakan kadar semen seperti yang ditentukan pasal dibawah
ini.
Tanah yang tidak memenuhi persyaratan sifat tanah yang ditentukan dalam
pasal ini tidak perlu ditolak jika terbukti bahwa dasar semen-tanah yang
memenuhi persyaratan-persyaratan yang diberikan dibawah ini dapat dihasilkan
dari tanah tersebut.
Semua areal sumbang tanah yang diusulkan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi sebelum digunakan. Tanpa contoh-contoh yang diambil dari areal
8-3
SPESIFIKASI TEKNIK
Kontraktor harus mengijinkan setiap Wakil Engineer yang ditunjuk untuk setiap
atau semua tanah yang sedang digunakan atau akan digunakan. Kontraktor akan
menyediakan atau mengatur bersama dengan penghasil atau pembuat untuk
menyediakan semua bahan, pekerja dan peralatan yang perlu untuk
pemeriksaan semacam itu.
8.4. PEMBANGUNAN
8.4.1. Penyiapan Tanggul
Tanggul-tanggul jalan dan sub base dibangun, dipadatkan dan dibentuk seperti
ditentukan dalam sub pasal 3.5.5. sebelum menempatkan tanah untuk dasar
semen-tanah.
8.4.2. Campuran
a. Komposisi campuran yang umum
Campuran dasar semen tanah harus terdiri dari tanah, semen dan kelembaban
yang disetujui. Kadar semen yang akan digunakan harus ditetapkan oleh Direksi
atas dasar data pengujian laboratorium dan percobaan-percobaan lapangan
pendahuluan, namun harus diantara 6-12% dari berat tanah kering tungku
dalam keadaan aslinya (yaitu sebelum dicampur dengan semen).
8-4
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk setiap daerah sumbang tanah yang baru yang akan digunakan, dan
sewaktu-waktu seperti yang diarahkan Direksi selama melaksanakan campuran
percobaan dilaboratorium dibawah pengawasan Direksi untuk menetapkan :
Apakah dasar semen tanah dengan kekuatan yang memuaskan dan sifat-sifat
khas perubahan volume (volume change characteristic) dapat dibuat dari
tanah tersebut atau tidak.
Kadar semen yang diperlukan untuk mencapai sasaran kekuatan campuran.
Batas kelembaban dan batas kepadatan yang diperlukan untuk pemeriksaan
kepadatan dilapangan.
Pengujian laboratorium harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengujian
baku yang memerlukan persetujuan Direksi. Setelah tujuh hari perawatan,
kekuatan tekan yang tidak dibatasi Unconfined Compressiver Strength (UCS)
harus minimum 20 kg/cm2 atau bervariasi antara 20 sampai 35 kg/cm2.
Tanggul percobaan percobaan tersebut harus dibuat diluar lokasi atau, jika
dikendaki oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi atas dasar hasil pengujian
laboratorium yang memuaskan mengenai dari sifat-sifat dari tanah yang
diusulkan tersebut, pada jalan yang merupakan bagian dari pekerjaan.
8-5
SPESIFIKASI TEKNIK
dan dibayar sebagai bagian dari pekerjaan. Untuk tanggul percobaan yang
dibangun di luar lokasi tidak akan ada pembayaran.
Kadar kelambaban tanah optimal untuk penghalusan butir tanah akan berada
dibawah kadar kelembaban untuk kepadatan kering maksimum sebagaimana
ditentukan oleh AASHTO T90, dan harus ditetapkan oleh Direksi atas dasar
percobaan lapangan pendahuluan yang dijelaskan sebelumnya. Kecuali kalau
disetujui secara lain oleh Direksi, pekerjan penghalusan butir tanah harus
dilaksanakan ketika kadar kelembaban tanah tersebut berada dalam 2%
(menurut berat tanah kering) dan nilai yang ditentukan.
8-6
SPESIFIKASI TEKNIK
Bila semen dan tanah dianggap telah tercampur seluruhnya secara merata, kadar
kelembaban akan ditambah sesuai keperluan untuk membuat adukan tersebut
tetap berada dalam batas-batas kelembaban uang ditentukan oleh prosedur pola
campuran laboratorium atau seperti yang ditunjukan oleh Direksi atas dasar
percobaan lapangan pendahuluan atau cara lain.
Air yang akan ditambahkan harus tercampur seluruhnya sacara merata ke dalam
semen tanah dengan proses pengadukan tambahan dengan menggunakan alat
pengaduk, dan setelah itu segera dimulai proses pemadatan.
8-7
SPESIFIKASI TEKNIK
Semen harus diletakan hanya bila permukaan tanah dalam permukaan kering,
bila tidak ada ancaman hujan akan turun dan bila tanah yang dihaluskan berada
dalam kondisi yang memuaskan.
Jika hujan turun tiba-tiba selama penaburan semen, penaburan harus dihentikan
dan semen yang sudah ditabur harus segera dicampur kedalam tanah, disusul
dengan pemadatan segera untuk memperkecil kerusakan akibat air hujan.
8.4.6. Pemadatan
Pemadatan campuran tanah semen harus dimulai sesegera mungkin setelah
pencampuran dan seluruh pekerjaan tersebut, termasuk pembentukan dan
penyelesaian, harus tuntas dalam 120 menit dari saat pertama mulai
menyatunya semen dengan tanah dan lebih diutamakan dalam 60 menit.
Pemadatan awal dengan menggunakan mesin gilas dengan ban angin atau mesin
gilas beroda halus/licin dan tidak dibenarkan membebani langsung bahan tanah
semen yang telah dikeraskan atau yang baru dikeraskan sebagian yang telah
8-8
SPESIFIKASI TEKNIK
Biasanya perlu pemakaian sedikit air pada penggilasan akhir untuk memperbaiki
pengeringan permukaan selama pekerjaan pemadatan. Tingkat kepadatan yang
dicapai diseluruhnya lapisan dasar tanah semen harus melebihi dari batas
kepadatan yang lebih tinggi lainnya yang mungkin ditetapkan oleh Direksi dari
hasil-hasil pengujian terhadap rancangan campuran laboratorium, dari
pengujian lapangan, atau dari pengujian terhadap pengendalian/pengawasan
kualitas yang berlangsung. Perawatan khusus harus dilakukan untuk
memperoleh pemadatan penuh disekitar kedua sambungan-sambungan
memanjang dan melintang. Sebelum diterapkan suatu bahan baru pada bahan
yang telah dipadatkan sebelumnya, bahan yang telah dipadatkan tersebut harus
dipotong untuk memperoleh muka vertikal pada seluruh perawatan bahan
bersemen yang dipadatkan, pada ketebalan lapisan yang dikehendaki.
Selain itu, Direksi dapat memrerintahkan agar alat pemadat tangan digunakan
untuk menjamin pemadatan yang memadai pada sambungan-sambungan.
8-9
SPESIFIKASI TEKNIK
8.4.7. Perawatan
Segera setelah pemadatan dan pembentukan dasar tanah-semen harus
ditempatkan penutup untuk pelindung pekerjaan dan dibiarkan setidak-tidaknya
selama 24 jam atau seperti yang diminta oleh Direksi.
A. Lembaran plastik kedap air yang disetujui, cukup aman dari kemungkinan
terbang dari permukaan tanggul dan sambungan bertumpangan paling
kurang 300 mm distel untuk mencegah hilangnya kelembaban, atau
B. Lapisan emulsi kira-kira 0,2 kg/m2
C. Lapisan goni yang harus dijaga tetap lembab selama periode perawatan, atau
D. Bahan lain yang terbukti berhasil guna selama percobaan lapangan
pendahuluan dan disetujui oleh Direksi.
Penutup untuk keperluan perawatan tersebut harus dijaga agar tetap ditempat
sampai dapat dilakukan peleburan datu lapis yang akan ditempatkan pada dasar
tanah semen tersebut. Pada saat itu penutup tersebut harus dibuka dan
kemudian diberikan lapisan dasar bitumen. Namun demikian, tidak diijinkan
melakukan pelapisan dasar selama 24 jam pertama dari akhir periode
perawatan.
Arus lalu lintas atau peralatan konstruksi tidak boleh melalui permukaan jalan
tersebut selama 7 hari setelah pencampuran dan penghamparan dasar tanah-
semen atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi atas dasar percobaan
lapangan. Selama periode ini Kontraktor harus mengalihkan arus lalu lintas yang
menuju ke tempat pekerjaan agar melalui jalur lain atau jalur memutar.
8 - 10
SPESIFIKASI TEKNIK
8 - 11
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 9
PEKERJAAN UMUM
PASAL 9 PEKERJAAN UMUM
9.1. UMUM
Baja konstruksi dan pekerjaan logam terutama digunakan pada pintu geser,
pintu katup, bendung/pintu Romijn, pintu Avis Otomatis, stasiun pompa dan
sebagai bermacam-macam alat pengunci pada jembatan-jembatan kayu dan
bangunan-bangunan pengendali air.
Semua pekerjaan logam seperti baut, mur, ring, baja profil, baja lembaran, besi
siku dan lain-lain, harus digalvanisir dengan cara celup panas. Semua baut harus
dilengkapi dengan dua ring, satu untuk bagian atas dan satu dekat mur.
Pekerjaan baja konstruksi, seperti untuk embedded angles, cur angles dan
pekerjaan kerangka kecil yang lain, lengkap dengan baut, mur, angkur harus
disediakan dan dibangun seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti
yang diminta oleh Direksi.
9.3. PENGELASAN
Pengelasan harus dengan las listrik dan semua sambungan yang dilas harus tidak
terputus-putus. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh pekerjaan las
kepada Direksi bila diminta untuk pemeriksaan dn pengujian sesuai dengan BS
1856.
9-1
SPESIFIKASI TEKNIK
9-2
SPESIFIKASI TEKNIK
Cat sudah kadaluarsa, yang dapat diketahui dari masa berlakuna yang tertera
pada kemasannya, tidak dibenarkan untuk dipakai dan harus disingkirkan dari
lokasi. Cat harus diaduk secara merata dibawah pengawasan mandor yang ahli
menurut cara yang disetujui Direksi dan cat tersebut tidak boleh diserahkan
kepada tukang cat sebelum permukaan-permukaan yang akan dicat maupun
adukan tersebut telah dipersiapkan dengan baik. Kecuali jika ditentukan lain
dalam spesifikasi ini.
Keseluruhan pekerjaan harus disesuaikan dalam warna dan corak sebagai yang
ditentukan Direksi dan jika perlu Kontraktor harus mengubah-ubah corak dari
masing-masing lapisan cat berbeda.
9-3
SPESIFIKASI TEKNIK
9.5.3. Pengecatan
Semua bahan yang tidak digalvanisir harus dicat dengan dua lapisan cat menit
dengan ketebalan masing-masing minimum 50 mikro. Setelah itu harus
digunakan dua lapisan cat bitumen dengan ketebalan masing-masing 100 mikro.
Semua bahan yang digalvanisir harus dicat dengan 2 lapis cat bitumen dengan
ketebalan masing-masing 100 mikro sebagai tambahan dari cat pabrik
sebagaimana ditentukan dalam sub pasal 6.5.2. diatas.
Semua baut yang digalvanisir termasuk mur, ring dan sekrup untuk kayu harus
dicelupkan kedalam cat bitumen sebelum digunakan untuk bangunan kayu.
Bagian-bagian logam yang tertanam kedalam beton tidak boleh dicat atau
digalvanisir. Setelah bagian-bagian logam tersebut dibawa dan dipasang dilokasi,
permukaan-permukaan yang rusak harus diperbaiki dengan jenis cat yang sama
seperti cat dari pabrik.
Semua lapisan cat harus berkualitas No.1/terbaik dan digunakan persis menurut
petunjuk pabrik-pabrik pembuatnya. Tidak dibenarkan menggunakan cat dalam
kondisi-kondisi cuaca yang tidak menguntungkan kecuali kalau pekerjaan baja
bebas dari kelembaban dan begitu pula penggunaan suatu lapisan sebelumnya
harus kering lebih dahulu sebelum lapisan berikutnya digunakan. Semua cat dan
pelapisan harus dikerjakan dengan tangan dan menggunakan kuas yang sesuai
serta harus dihapuskan secara merata.
9-4
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN
10.1. LAPISAN SEMEN / SPESI SEMEN
10.1.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup penyiapan dan pengadaan adukan spesi sesuai
dengan spesifikasi untuk pemasangan batu dan pekerjaan yang insidentil
lainnya.
10.1.2. Susunan
Kecuali jika ditentukan lain dalam gambar, campuran untuk spesi pasangan
batu harus tersusun dari 1 bagian semen portland dan 3 bagian agregat halus
menurut volume untuk mana kapur hidrat dapat ditambahkan dengan jumlah
yang sama dengan 10% dari berat semen.
10.1.4. Pengadukan
Semua bahannya kecuali airnya harus dicampur, baik dalam bak yang kuat
atau di dalam pencampuran adukan yang disetujui sampai warna campuran
menjadi seragam, setelah itu airnya ditambahkan dan pengadukan diteruskan.
10 - 1
SPESIFIKASI TEKNIK
Adukan spesi harus dicampur dalam jumlah yang hanya diperlukan untuk
penggunaan segera. Adukan spesi yang tidak digunakan dalam waktu 30
menit setelah airnya ditambah harus dibuang.
10 - 2