Anda di halaman 1dari 33

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Gambaran Umum Wilayah

1. Luas dan Letak Geografis

Kabupaten Maros merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi


Selatan, terletak dibagian barat Sulawesi Selatan antara 40’45’50’07’
lintang selatan dan 109’205’-129’12’ bujur timur yang berbatasan dengan
kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa
sebelah Selatan, Kabupaten Bone disebelah Timur dan Selat Makassar
disebelah Barat. .

Gambar 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Maros (Km3)

Secara administratif Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, yaitu


Mandai, Moncongloe, Maros Baru, Marusu, Turikale, Lau, Bontoa,
Bantimurung, Simbang, Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana, Mallawa, .
Kecamatan dengan luas terbesar adalah Tompobulu (17.77%) dan terkecil
Turikale (1.84%).

Tabel 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Desa Tahun 2015
2
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km )
Kecamatan Kabupaten
MANDAI 49.11 3.03
Pattontongan 11.47 23.36 0.71
Baji Mangai 9.98 20.32 0.62
Tenringangkae 6.43 13.09 0.40
Bonto Matene 12.69 25.84 0.78
Bontoa 4.38 8.92 0.27
Hasanuddin 4.16 8.47 0.26
MONCONGLOE 46.87 2.89
Moncongloe Lappara 9.73 20.76 0.60
Moncongloe Bulu 12.76 27.22 0.79
Moncongloe 6.58 14.04 0.41
Bonto Bunga 10.02 21.38 0.62
Bonto Marannu 7.78 16.60 0.48
MAROS BARU 53.76 3.32
Pallantikang 6.26 11.64 0.39
Baju Bodoa 3.76 6.99 0.23
Baji Pamai 4.46 8.30 0.28
Borikamase 5.24 9.75 0.32
Bori Masunggu 23.57 43.84 1.46
Majannang 3.84 7.14 0.24
Mattirotasi 6.63 12.33 0.41
MARUSU 73.83 4.56
Pa'bentengan 21.41 29.00 1.32
Temmapaduae 7.54 10.21 0.47
Marumpa 3.71 5.03 0.23
Tellumpocoe 6.79 9.20 0.42
Bontomatene 4.67 6.33 0.29
A'bulosibatang 4.28 5.80 0.26
Nisombalia 25.43 34.44 1.57
TURIKALE 29.93 1.85
Taroada 7.06 23.59 0.44
Adatongeng 3.09 10.32 0.19
Pettuadae 4.68 15.64 0.29
Boribellaya 8.6 28.73 0.53
Raya 2.06 6.88 0.13
Turikale 2.71 9.05 0.17
Alliritengae 1.73 5.78 0.11
LAU 53.73 3.32
Allepolea 5.19 9.66 0.32
Soreang 5.17 9.62 0.32
Marannu 21.8 40.57 1.35
Bonto Marannu 7.8 14.52 0.48
Maccini Baji 9.48 17.64 0.59
Mattiro Deceng 4.29 7.98 0.26
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km2 )
Kecamatan Kabupaten
MANDAI 49.11 3.03
Pattontongan 11.47 23.36 0.71
Baji Mangai 9.98 20.32 0.62
Tenringangkae 6.43 13.09 0.40
Bonto Matene 12.69 25.84 0.78
Bontoa 4.38 8.92 0.27
Hasanuddin 4.16 8.47 0.26
MONCONGLOE 46.87 2.89
Moncongloe Lappara 9.73 20.76 0.60
Moncongloe Bulu 12.76 27.22 0.79
Moncongloe 6.58 14.04 0.41
Bonto Bunga 10.02 21.38 0.62
Bonto Marannu 7.78 16.60 0.48
MAROS BARU 53.76 3.32
Pallantikang 6.26 11.64 0.39
Baju Bodoa 3.76 6.99 0.23
Baji Pamai 4.46 8.30 0.28
Borikamase 5.24 9.75 0.32
Bori Masunggu 23.57 43.84 1.46
Majannang 3.84 7.14 0.24
Mattirotasi 6.63 12.33 0.41
MARUSU 73.83 4.56
Pa'bentengan 21.41 29.00 1.32
Temmapaduae 7.54 10.21 0.47
Marumpa 3.71 5.03 0.23
Tellumpocoe 6.79 9.20 0.42
Bontomatene 4.67 6.33 0.29
A'bulosibatang 4.28 5.80 0.26
Nisombalia 25.43 34.44 1.57
TURIKALE 29.93 1.85
Taroada 7.06 23.59 0.44
Adatongeng 3.09 10.32 0.19
Pettuadae 4.68 15.64 0.29
Boribellaya 8.6 28.73 0.53
Raya 2.06 6.88 0.13
Turikale 2.71 9.05 0.17
Alliritengae 1.73 5.78 0.11
LAU 53.73 3.32
Allepolea 5.19 9.66 0.32
Soreang 5.17 9.62 0.32
Marannu 21.8 40.57 1.35
Bonto Marannu 7.8 14.52 0.48
Maccini Baji 9.48 17.64 0.59
Mattiro Deceng 4.29 7.98 0.26
Lanjutan…

2
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km )
Kecamatan Kabupaten
CAMBA 145.36 8.98
Cenrana 41.97 28.87 2.59
Timpuseng 10.75 7.40 0.66
Pattiro Deceng 13.47 9.27 0.83
Cempaniga 6.34 4.36 0.39
Sawaru 13.13 9.03 0.81
Benteng 15.09 10.38 0.93
Mario Pulana 16.7 11.49 1.03
Pattanyamang 27.91 19.20 1.72
CENRANA 180.97 11.18
Labuaja 21.45 11.85 1.32
Lebbotengae 15.67 8.66 0.97
Laiya 63.83 35.27 3.94
Cenrana Baru 31.13 17.20 1.92
Limampoccoe 23.37 12.91 1.44
Rompegading 17.97 9.93 1.11
Baji Pamai 7.55 4.17 0.47
MALLAWA 235.92 14.57
Padaelo 20.86 8.84 1.29
Barugae 18.11 7.68 1.12
Bentenge 23.84 10.11 1.47
Tellupanuae 13.52 5.73 0.84
Sabila 15.26 6.47 0.94
Mattampapole 11.61 4.92 0.72
Batuputih 24.61 10.43 1.52
Ulu Daya 11.3 4.79 0.70
Samaenre 42.25 17.91 2.61
Gattareng Matinggi 33.34 14.13 2.06
Wanua Waru 21.22 8.99 1.31
Total Luas Kabupaten 1619.12 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Maros 2016
Kabupaten Maros memiliki 103 desa/kelurahan. Secara administratif
Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, yaitu Mandai, Moncongloe,
Maros Baru, Marusu, Turikale, Lau, Bontoa, Bantimurung, Simbang,
Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana, Mallawa, . Kecamatan dengan luas
terbesar adalah Tompobulu (17.77%) dan terkecil Turikale (1.85%).

Ibukota kabupaten Maros terletak tiga puluh kilometer arah utara kota
Makassar ibukota Propinsi Sulawesi selatan. Bandar Udara Internasional
Sultan Hasanuddin terletak di Kabupaten Maros, yang merupakan Bandar
Udara terbesardi Kawasan timur Indonesia. Letak kabupaten Maros yang
berdekatan dengan Kota Makassar merupakan potensi bagi
pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di kabupaten
Maros. Gambar berikut repsensentasi pembagian administrasi wilayah
kecamatan Kabupaten Maros
2. Gambar 2.2 Peta Administrasi
Kondisi Topografi
Kemiringan lereng merupakan bentuk dari variasi perubahan permukaan
bumi secara Global, regional atau dikhususkan dalam bentuk suatu wilayah
tertentu variabel yang digunakan dalam pengidentifikasian kemiringan
lereng adalah sudut kemiringan lereng, titik ketinggian diatasmuka laut dan
bentang alam berupa bentukan akibat gaya satuan geomorfologi yang
bekerja. Kondisi topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari
wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua wilayah di
Kabupaten Maros terdapat daerah daratan dengan kemiringan lereng 0 – 2
% merupakan daerah yang dominan dengan luas wilayah sekitar 70.882
Ha atau sebesar 43,8 % dari total wilayah Kabupaten Maros, sedangkan
daerah yang berada pada kemiringan 2 – 5 % dengan luas wilayah 9.165
Ha atau sebesar 6 % dari luas total wilayah. Untuk pengembangan wilayah
dengan tingkat kelerengan 0 – 2 % dominan berada pada sebelah Barat.
Daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas 40 % atau wilayah yang
bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 Ha atau sebesar 30,8 % dari
luas wilayah Kabupaten Maros yang berada pada sebelah timur wilayah
Kabupaten Maros.
Secara defenisi bahasanya lereng merupakan bagian dari bentang alam
yang memiliki sudut miring dan beda ketinggian pada tempat tertentu
sehingga dapat ditarik suatu anila bahwa dari sudut (kemiringan) lereng
merupakan suatu variabel beda tinggi antara dua tempat yang
dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih rata atau datar.
Berdasarkan data hasil penelitian Laporan Geologi Terpadu Kabupaten
Maros, pada peta rupabumi dengan skala 1:50.000(Surwanda Wijaya, dkk
1994) dapat diklarifikasi pengelompokan sudut lereng yang terdapat di
kabupaten Maros, yaitu sebagai berikut :
a. Wilayah sudut lereng <3%
b. Wilayah sudut lereng 3-5%
c. Wilayah sudut lereng 5-10%
d. Wilayah sudut lereng 10-15%
e. Wilayah sudut lereng 30-70%
f. Wilayah sudut lereng >70%
Tabel 2.2 Klasifikasi Sudut Lereng di Kabupaten Maros
Sudut Ketinggian Bentangan
Luas Sebaran Jenis/Peruntukan
No Lereng Diatas Muka dan Batuan
(%) (Kecamatan) Lahan
(%) Laut (M) Penyusun
Lau, Bontoa,
Turikale, Maros Persawahan
Pedataran; Baru, Marusu, Pertambakan
1 <3 0-30 33,33 Dominan Mandai, Perkebunan
Aluvium Bantimurung, Permukiman
Camba dan Pertambangan
Tanralili
Mallawa, camba,
Perbukitan,
Bantimurung, Permukiman
2 3-5 15-300 1,87 Sedimen dan
Bontoa dan Perkebunan
Vulkanik
Tanralili
Perbukitan
Mallawa, Camba, Perkebunan
Kars dan
Tanralili, Peternakan
3 5-10 25-750 4,31 Intrusi serta
Tompobulu dan Permukiman
Pegunungan
Bantimurung Pertambangan
Vulkanik
Perbukitan Mallawa, Camba, Perkebunan
Intrusi, Bantimurung, Peternakan
4 10-15 100-1.565 11,48 Vulkanik, Bontoa, Simbang, Permukiman
Kars dan Tanralili dan Hutan Belukar
Sedimen Tompobulu Alang-Alang
Mallawa, camba,
Pegunungan Perkebunan
Bantimurung,
Vulkanik, Bontoa,
5 15-30 25-1.540 23,3 Perbukitan Tompobulu, Hutan Lindung
Kars, Intrusi Tanralili, Semak Belukar
dan Sedimen Moncongloe dan Peternakan
Simbang Permukiman
Hutan Lindung
Pegunungan Hutan Produksi
Mallawa, Camba, Terbatas
Vulkanik,
Bantimurung, Perkebunan
6 30-70 100-1.458 20,09 Perbukitan
Simbang dan
Intrusi dan Rekreasi
Bontoa
Kars Pertambangan
Permukiman
Hutan Lindung
Mallawa, Camba, Hutan Produksi
Perbukitan
Bantimurung, Terbatas
Kars dan
7 >70 35-1.437 5,61 Simbang,
Pegunungan Perkebunan
Tompobulu dan
Vulkanik Semak Belukar
Tanralili
Rekreasi
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Maros 2015
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng
Gambar 2.4 Peta Topografi

3. KondisiHidrologi
Keadaan hidrologi di Kabupaten Maros dapat diamati dengan adanya
air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir di
permukaan ( run off ) dan sebagian lagi meresap ke bumi dan sampai
ke tempat-tempat yang dangkal, serta sebagian lagi mencapai tempat-
tempat yang dalam, dimana sering dikategorikan sebagai air tanah
tertekan yang dapat diperoleh dari pemboran dengan kedalaman 75-
100 meter.
Pada umumnya jenis air permukaan yang terdapat di Kabupaten
Maros adalah berasal dari sungai-sungai yang mengalir di wilayah
tersebut, yaitu sungai Maros, Parangpakku, Marusu, Pute,
Borongkaluku, Batu Pute, Bentimurung, Marana, Cambaya,
Pattunuang Asue, Bontotengga dan Sabantang. Untuk Jenis air ini
sebagian besar dipergunakan untuk keperluan pertanian, sedangkan
untuk air tanah dangkal dapat diperoleh dari sumur gali dengan
kedalaman sekitar 10 – 15 meter dengan kualitas airnya cukup
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk jenis air sumur ini
dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air
untuk keperluan rumah tangga.Kondisi Hidrologi yang terjaga dengan
keseimbangan ekosistem dan perlindungan pada daerah Hulu akan
berdampak pada kuntinutas ketersediaan air baku baik untuk air
minum, pertanian dan kebutuhan lainnya untuk menunjang aktivitas
masyarakat.
Wilayah hulu DAS Maros sebagian dalam keadaan kritis, dikarenakan
erosi dan pengikisan bibir sungai.Hal ini sangat mempengaruhi aliran
air sungai Maros pada musim hujan maupun musim kemarau.
Ketersediaan air untuk irigasi pada musim kemarau sudah mulai
menurun.Data tabel berikut menyajikan luasan dan sebaran DAS Sub
DAS serta lahan kritis di Kabupaten Maros.

Tabel 2.3Kondisi Daerah aliran sungai (DAS) Kabupaten Maros


Gambar 2.5 Peta Hidrologi
Gambar 2.6 Peta DAS

4. Jenis Tanah
Jenis Tanah di Kabupaten Maros diklarifikasikan dalam 4(empat) tipe :
1. Alluvial Muda merupakan endapan alluvium (endapan aluvial
sungai pantai dan rawa) yang berumur kuarter(resen) dan
menempati daerah morfologi pedataran dengan ketinggian 0-60 m
dengan sudut kemiringan lereng <3%.Tekstur beraneka mulai dari
ukuran lempung, lanau, pasir, lumpur, kerikil, hingga kerakal
dengan tingkat kesuburan yang tinggi.
2. Regosol adalah tanah hasil lapukan dari batuan gunung api dan
menempati daerah perbukitan vulkanik. Sifat sifat fisik nya
berwarna coklat hingga kemerahan.
3. Litosol merupakan tanah mineral hasil pelapukan batuan induk,
berupa batuan beku(intrusi) dan/atau batuan sedimen yang
menempati daerah perbukitan dengan ketinggian 3-1.150 m dan
sudut lereng , 70%. Kenampakan sifat fisik berwarna coklat
kemerahan, berukuran lempung, lempeng lanauan, hingga pasir
lempungan, plastisitas sedang tinggi, agak padu, solam dangkal,
tebal 0,2-4,5 m dan sudut lereng ,70%.
4. Mediteran merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batu
gamping yang menempati daerah perbukitan Kars, dengan
ketinggian 8-750 m dan sudut lereng .705.Kenampakan fisik yang
terlihat berwarna coklat kehitaman, berukuran lempung pasiran,
plastisitas sedang-tinggi.
Tabel 2.4Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten.Maros
Jenis
Litologi Batuan Luas (Km 2) Sebaran (Kecamatan)
Tanah
Lau, Bontoa, Turikale
14,2 % Maros Baru, Moncongloe
Alluvial
Endapan Alluvial (229,91) Marusu, Mandai, Camba
Muda
Bantimurung, Tanralili
Tompobulu
Batuan Vulkanik dan Lapukan Gunungapi 26,5% Cenrana, Camba, Mallawa
Regosol
(429,06) Tompobulu,
Batuan beku/sedimen dan 37,6% Mallawa, Camba, Bantimurung
Litosol Lapukannya (608,79) Cenrana, Simbang, Mandai
Tompobulu, Tanralili
21,7% Mallawa, Camba, Bantimurung
Mediteran Batuangamping & Lapukan (351,35) Bontoa, Simbang, Tompobulu
Tanralili
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Maros
Gambar 2.7 Peta Jenis Tanah

5. Klimatologi
Kabupaten Maros termasuk daerah yang beriklim tropis, karena
letaknya yang dekat dengan khatulistiwa dengan kelembaban berkisar
antara 60 – 82 %, curah hujan tahunan rata-rata 347 mm/thn dengan
rata-rata hari hujan sekitar 16 hari. Temperatur udara rata-rata 29°C.
Kecepatan angin rata-rata 2 – 3 knot/jam.
Daerah Kabupaten Maros pada dasarnya beriklim tropis dengan dua
musim, berdasarkan curah hujan yakni :
1. Musim hujan pada periode bulan Oktober sampai Maret
2. Musim kemarau pada periode bulan April sampai Septembar
Menurut Oldement, tipe iklim di Kabupaten Maros adalah tipe C2 yaitu
bulan basah (200 mm) selama 2 – 3 bulan berturut-turut dan bulan
kering (100 mm) selama 2 – 3 bulan berturut-turut. Beberapa desa di
Kecamatan Camba yang berbatasan dengan Kabupaten Bone
mempunyai iklim seperti daerah bagian Timur Sulawesi Selatan yakni
musim hujan dari periode bulan Oktober sampai Maret dan musim
kemarau dalam bulan April sampai September.
Jumlah curah Hujan dan banyaknya hari Hujan menurut bulan Tahun
2015 di kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan


di Kabupaten Maros 2015
3
Bulan Curah Hujan (mm ) Hari Hujan
Januari 1174 31
Februari 421 22
Maret 398 13
April 208 20
Mei 57 9
Juni 62 11
Juli
Agustus
September
Oktober
November 70 17
Desember 777 25
Sumber: BPS Kabupaten Maros Tahun 2016
Dari data yang disajikan diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan
tertinggi yaitu pada bulan Januari yaitu selama 31 hari setelah itu mulai
menurun sampai dibulan Juni. Bulan Juli sampai dengan Agustus
hujan tidak turun di Kabupaten Maros.
Dalam Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Maros, beberapa
daerah diwilayah pesisir seperti wilayah Kecamatan Bontoa, Lau,
Marusu dan Maros memanfaatkan air tadah hujan sebagai sumber air
baku untuk minum. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan
terhadap krisis air minum khususnya pada musim kering, karena
terbatasnya sumber air baku yang dapat diolah. Layanan SPAM Non
perpipaan diberikan dalam bentuk bantuan suplai air minum
menggunakan truk tangka PDAM dan beberapa perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten Maros.

6. Tata Guna Lahan

Kondisi tata guna lahan Kabupaten Maros secara umum terdiri atas;
perkampungan, tambak, tegalan, sawah, kebun campuran, semak
belukar, hutan lebat, hutan belukar, lahan terbangun dan lain-lain
penggunaan lahan yang ada. Pergesaran pemanfaatan lahan kawasan
Kabupaten Maros secara umum telah mengalami perubahan yang
cukup relatif, akibat terjadinya peningkatan pembangunan aktivitas
ekonomi.
Tabel 2.6Penggunaan Lahan Di Kabupaten Maros

No Jenis Lahan Jumlah (Ha) Persentase (%)

1 Kebun 3.420.481 2,12


2 Tambak 8.018.885 4,96
3 Tegalan 2.662.311 1,65
4 Sawah 35.146.802 21,76
5 Kebun Campuran 30.063.912 18,61
6 Semak, Rumput Alang-Alang 17.472.039 10,82
7 Hutan Lebat 37.185.559 23,02
8 Hutan Belukar 17.746.132 10,99
9 Lahan Terbangun 333.872 0,21
10 Hutan Sejenis 5.564.755 3,44
11 Kebun Sejenis 3.922.949 2,42
Total 161.537.697 100
Sumber: RTRW Kabupaten Maros 2012-2032
7. Geologi dan Geomorfologi

Kabupaten Maros terbagi dalam empat satuan geomorfologi, sebagai


berikut :
1. Satuan pegunungan Vulkanik: menempati bagian utara, tengah dan
timur puncak tertnggi Bulu lekke(1.361 m dpl) menempati luas 30%
dari luas daerah kabupaten Maros.
2. Satuan perbukitan vulkanik: intrusi dan sedimen. Menempati daerah
perbukitan yang menyebar secara setempat-setempat sekitar 15%
dari luas Kabupaten Maros.
3. Satuan perbukitan Kars: satuan perbukitan ini tersebar cuckup luas
pada bagian tengah, timur laut daerah kabupaten Maros.
4. Satuan Pedataran Alluvium: terletak dibagian barat yang tersebar
dengan arah utara-selatan, menempati sekitar 25% dari luas daerah
Kabupaten Maros.

Berikut tabel pembagian satuan geomorfologi Kabupaten Maros

Tabel 2.7Pembagian Satuan Geomorfologi Kabupaten Maros

Luas Bantuan
No Satuan Geomorfologi Daerah Sebaran Ciri Morfologi
Daerah (%) Penyusun

Relief T opografi,T inggi


1 Pegunungan Vulkanik Utara,tengah, timur 30 kemiringan,lereng terjal, Batuan gunung api
tekstur topografi kasar

T ersebar setempat- Perbukita setempat- Batuan


2 Perbukitan vulkanik setempat tidak 15 setempat kemiringan vulkanik,Beku(intru
terkonsentrasi lereng sedang si) dan sedimen

Relief topografi kars


T engah dan T imur Batu gamping(batu
3 Perbukitan Karst 30 membentuk tower tower
laut kapur)
dengan relief yang kasar
Bagian Barat
T opografi Datar, relief
dengan arah
4 Pedataran alluvial 25 rendah, tekstur topografi Endapan aluvial
penyebaran Utara
halus
sampai selatan
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, 2015
Gambar 2.8 Peta Geologi

2.2. Kependudukan
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Kabupaten Maros berdasarkan sensus penduduk Tahun 2017


berjumlah 395.938 jiwayang tersebar di 14 kecamatan, dengan jumlah
penduduk terbesar yakni 49.499 jiwa yang mendiami Kecamatan
Turikale.Kepadatan penduduk terbesar yaitu di Kecamatan Turikale yaitu
sebesar 1.653,83 jiwa/ha.Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang
berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki, hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang
lebih kecil dari 100.

Tabel 2.8 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Maros Tahun 2017

Luas Wilayah Jumlah Kepadatan


No Kecamatan 2 Jumlah Penduduk (Jiwa)
(Km ) Penduduk (Jiwa) (Jiwa/Ha)
60.000
1 Mandai 49,11 44.138 899

49.499
2 Moncongloe 46,87 20.318 434
50.000
44.138

3 Maros Baru 53,76 28.403 528


4 Marusu 73,83 34.055 461
5 Turikale 29,93 49.499 1.654 40.000
34.055

32.084

31.407

30.663
6 Lau 53,73 29.563 550
29.563
28.403

28.320
7 Bontoa 93,52 32.084 343 30.000
8 Bantimurung 173,7 31.407 181
20.318

18.447

18.329
9 Simbang 105,3 28.320 269

15.856
14.856
20.000
10 Tanralili 89,45 30.663 343
11 Tompobulu 287,66 18.447 64
10.000
12 Camba 145,36 14.856 102
13 Cenrana 180,97 18.329 101
14 Mallawa 235,92 15.856 67 -
Lau

Bontoa

Camba
Marusu

Turikale

Mallawa
Mandai

Simbang

Tanralili

Tompobulu

Cenrana
Maros Baru
Moncongloe

Bantimurung

TOTAL 1619,11 395.938 245

Sumber : Dinas Catatan Sipill Kabupaten Maros Tahun 2017

Data jumlah penduduk pada tabel 2.8 merupakan data yang diperoleh
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Maros per
Agustus 2017.

2. Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Struktur penduduk menurut mata pencaharian dimaksudkan untuk melihat
struktur lapangan kerja sebagai mata pencaharian utama masyarakat di
kabupaten Maros. Adapun lapangan kerja masyarakat di kabupaten
Maros meliputi; PNS/TNI-POLRI, pertanian, tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan dan wiraswasta.

Gambar 2.9 Grafik Komposisi Penduduk Usia Kerja dan Produktif


Kabupaten Maros Tahun 2010 – 2015

Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) di Kabupaten Maros pada tahun
2015 diperkirakan berjumlah 239.275 jiwa. Dari seluruh penduduk usia
kerja tersebut, jumlah penduduk untuk usia 1564 tahun di Kabupaten
Maros diperkirakan sebanyak 221.994 jiwa atau 65,20 persen dari total
penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja
produktif di Kabupaten Maros cukup memadai, namun yang masuk
menjadi angkatan kerja diperkirakan berjumlah 155.988 jiwa atau 70,15
persen dari penduduk usia kerja. Dari Grafik diatas diketahui bahwa sejak
tahun 2010 hingga tahun 2015 masih terdapat 50 - 70 persen penduduk
usia produktif (15 - 64 tahun) yang tidak termasuk dalamangkatan kerja
(mengurus rumah tangga, bersekolah, dll)

2.3. Sarana Wilayah


1. Perumahan
Sebaran dan konsentrasi kawasan permukiman di wilayah
Kabupaten Maros tumbuh dan berkembang baik terkonsentrasi
dikawasan perkotaan, khususnya kawasan perkotaan Maros yang
berkembang kearah perbatasan dengan Kota Makassar dan
sekitarnya, konsentrasi perumahan ataupun kawasan permukiman
juga tersebar dimasing-masing ibukota kecamatan. Sebaran
perumahan dan permukiman pedesaan yang terpola secara linier
mengikuti jaringan jalan yang ada.Berdasarkan Jumlah penduduk
Kabupaten Maros Tahun 2016 sebanyak 339.3000 jiwa. Jumlah
penduduk terdistribusi ke dalam 75.510 rumah tangga, dari jumlah
rumah tangga tersebut 51,11% atau 38.592 rumah tidak layak huni.
Jumlah Rumah Tangga masing-masing kecamatan di wilayah
Kabupaten Maros sebagai gambaran sebaran perumahan
ditabulasikan sebagai berikut

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Tahun 2015

Jumlah Jumlah
No Kecamatan Penduduk Rumah Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
(jiwa) Tangga 50.000
43.778

1 Mandai 38.224 8.357


45.000
2 Moncongloe 18.476 4.128
38.224

40.000
3 Maros Baru 25.599 5.171
4 Marusu 26.752 5.906 35.000
29.548
27.884

5 Turikale 43.778 9.188 30.000


26.752

25.827

25.828
25.599

23.419

6 Lau 25.827 5.329


25.000
7 Bontoa 27.884 5.742
18.476

8 Bantimurung 29.548 6.880 20.000


15.027

14.428
13.164

9 Simbang 23.419 5.398 15.000


11.346
9.188

10 Tanralili 25.828 6.019


8.357

6.880

10.000
6.019
5.906

5.742

5.398
5.329
5.171

11 Tompobulu 15.027 3.344


4.128

3.543

3.470
3.344

3.035

5.000
12 Camba 13.164 3.543
13 Cenrana 14.428 3.470 0
Lau

Bontoa

Camba

Mallawa
Turikale
Marusu

Cenrana
Mandai

Simbang

Tanralili

Tompobulu

14 Mallawa 11.346 3.035


Maros Baru

Bantimurung
Moncongloe

Jumlah 339.300 75.510


Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016

2. Pendidikan
Pembangunan bidang Pendidikan bertujuan utuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pembangunan sumber daya manusia (SDM)
suatu negara akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi
dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan
tersebut. Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam
dunia pendidikan semakin meningkat , hal ini berkaitan dengan
dengan berbagai program yang dicanangkan pemerintah untuk lebih
meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan. Peninhkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh
pendidikan tentunya harus diikuti dengan peningkatan penyediaan
sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidikan yang memadai.
Kebutuhan fasilitas pendidikan sangat tergantung pada jumlah
penduduk usia sekolah. Sesuai standar kebutuhan untuk keberadaan
fasilitas pendidikan didasarkan pada jumlah ruang kelas , radius
pelayanan setiap fasilitas dan lahan yang dibutuhkan.

Tabel 2.10 Jumlah Sarana Pendidikan dan Peserta didik


Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2016
Ju ml ah Seko l ah
Tingkat Pendidikan Murid / Mahasiswa
(Un i t)

PAUD 4.225 234


TK 5.147 144
SD 37.483 286
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2.636 28
SLTP 12.184 115
Madrasah Tsanawiyah (MTS) 4.244 44
SMA 6.728 52
SMK 2.931

Madrasah Aliyah (MA) 2.901 27


Perguruan Tinggi 2.682 6
Total 81.161 936

Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016


Berdasarkan Tabel 2.10 di atas memperlihatkan bahwa jumlah
penduduk yang berpartisipasi dalam dunia pendidikan di Kabupaten
Maros sebanyak 81.161 murid / mahasiswa atau sebanyak 23,92%
dari total penduduk. Murid terbanyak ada pada tingkat pendidikan
SD, yaitu 37.483 siswa.Jumlah partisipan terendah berada pada
tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) yakni sebanyak 2.636 murid.

3. Kesehatan

Dikabupaten Maros pada tahun 2015 terdapat 2 rumah sakit ,14


puskesmas, 140 posyandu, 23 balai kesehatan , dan 71 poskesdes.
Data banyaknya fasilitas kesehatan di Kabupaten Maros dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

2.11 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di kabupaten Maros Tahun 2015

Rumah Rumah Balai


No Kecamatan Puskesmas Posyandu Poskesdes
Sakit Bersalin Kesehatan

1 Mandai 1 1 7 8 8
2 Moncongloe 1 11 4
3 Maros Baru 1 8 3 7
4 Marusu 1 21 6 6
5 Turikale 1 1 5 5
6 Lau 1 19 2 6
7 Bontoa 1 6 2 1
8 Bantimurung 1 22 1 5
9 Simbang 1 7 1 3
10 Tanralili 1 9 6
11 Tompobulu 1 6 3
12 Camba 1 3 7
13 Cenrana 1 5 8
14 Mallawa 1 11 4
Total 2 0 14 140 23 71
Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016

Banyaknya fasilitas kesehatan di Kabupaten Maros adalah sebanyak 250


tempat yang terletak di 14 Kecamatan. Angka ini hanya sebesar 0,07%
dari total jumlah penduduk di Kabupaten Maros tahun 2015. Rumah sakit
umum hanya berada di Kecamatan Mandai dan Turikale.
Presentase Rumah Tinggal bersanitasi adalah jumlah rumah tinggal
berakses sanitasiterhadap jumlah rumah tinggal. Rumah tinggal berakses
sanitasi sekurang-kurangnyamempunyai akses untuk memperoleh
layanan sanitasi diantaranya : fasilitas air minum,pembuangan tinja,
pembuangan air limbah/air bekas, dan pembuangan sampah.

Tabel 2.12 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2010 – 2015


Kabupaten Maros

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Rumah
1 Tinggal Berakses 42.569 44.632 45.921 50.863 55.454 60.199
Sanitasi
Jumlah Rumah
2 70.889 72.247 72.311 74.069 75.106 76.202
Tinggal
3 Persentase 60.05 61.78 63.50 68.67 73.83 79.00
Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan


terhadap rumahyang dapat mengakses sanitasi selama 5 tahun. Pada
tahun 2010 tercatat presentaserumah tinggal berakses sanitasi terhadap
jumlah rumah tinggal sebesar 60,05 %, dan padatahun naik menjadi
61,78 %, dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 63,50 %, pada
tahun2013 menjadi 68,67 %, dan pada tahun 2014 meningkat lagi
menjadi 73,83 % dan terakhirtercatat pada tahun 2015 sebesar 79,00 %.

2.4. Infrastruktur

Suatu infrastruktur dapat mendukung daya saing daerah karena


mempermudah aktivitasekonomi di berbagai sektor dan antar-wilayah
eperti aksesibilitas. Salah satu indicatortingkat aksesibilitas menggunakan
panjang jalan menurut kondisi, aktivitas bandara,kelistrikan, dan air
minum.

1. Jaringan Jalan

Total ruas jalan yang ada di Kabupaten Maros hingga tahun 2015
sepanjang 971,8 km. Darisejumlah jalan ini, kategori kondisi jalan baik
sebesar 393,87 km dan kondisi jalan rusak berat yaitu sepanjang 65,63
km. Data panjang jalan menurut kecamatan dan kondisi jalan Kabupaten
Maros dapat dilihat pada tabel 2.13.

Tabel 2.13 Panjang Jalan Menurut Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan Maros Baru memiliki kondisi yang baik secara keseluruhan.


Sedangkan Kecamatan Tompobulu masih memiliki 39,60 km kondisi jalan
yang rusak berat dan merupakan kecamatan dengan kondisi jalan rusak
berat terpanjang. Kecamatan Lau merupakan kecamatan dengan panjang
jalan terkecil yaitu hanya 12,34 km.

2. Kelistrikan
Jumlah daya terpasang di Kabupaten Maros sebesar 156.225.500 KW
pada tahun 2015, yang merupakan jumlah keseluruhan pengguna pada
14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Maros.

Tabel 2.14 Daya Terpasang PLN Kabupaten Maros

Pertumbuhan
Tahun Daya Terpasang (Kw)
(%)
2011 107.862.634

2012 123.437.084 0.13

2013 143.586.200 0,14

2014 151.556.500 0,06

2015 156.225.500 0,05


Sumber: BPS Kabupaten Maros Tahun 2016

Pertumbuhan daya terpasang di Kabupaten Maros mengalami


peningkatan dari tahun 2011 – 2015. Laju pertumbuhan tertinggi yaitu dari
tahun 2012 – 2013 dengan presentase 0,14% setelah itu laju
pemasangan semakin berkurang sampai pada tahun 2015. Ini
disebabkan pemakaian daya PLN sudah mencapai batas maksimum
masyarakat yang menggunakan listrik.

3. Air Minum
Sebanyak 3.558.327 m3 air minum yang disalurkan oleh PDAM
Kabupaten Maros selama tahun 2015 kepada 14.693 pelanggan yang
dibedakan menjadi lima kelompok konsumen oleh PDAM Kabupaten
Maros.

Tabel 2.15 Jumlah Pelanggan dan Air yang disalurkan PDAM Tahun 2015
Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan Air Disalurkan (M 3 )

Sosial 235 104.755

Rumah Tangga 12.994 2.568.998

Instansi Pemerintah 140 186.756

Niaga 1.229 331.780

Industri 88 107.782

Khusus 7 258.256

Total 14.693 3.558.327


Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016

Kebutuhan air minum yang disalurkan oleh PDAM tahun 2015 didominasi
oleh jenis pelanggan rumah tangga dengan jumlah pelanggan 12.994 dan
air yang disalurkan sebesar 2.568.998 m3 . total keseluruhan air yang
disalurkan oleh PDAM Kabupaten Maros belum mencukupi kebutuhan air
masyarakat.
Tabel 2.16 Persentase Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air
Minum Tahun 2010 – 2015 Kabupaten Maros

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk yang


1 320.103 324.097 327.998 331.796 335.596 339.000
Mendapatkan akses air minum

2 Jumlah Penduduk 320.103 324.097 327.998 331.796 335.596 339.000

3 Persentase 100 100 100 100 100 100

Sumber : Dinas PU Kabupaten Maros, 2015

2.5. Perekonomian Daerah

Salah satu indikator meningkatnya perekonomian suatu daerah dapat


dilihat berdasarkanindikator Produk Domestik Regional Bruto.Peningkatan
PDRB di Kabupaten Maroscenderung meningkatkan aktivitas ekonomi
yang diiringi peningkatan pertumbuhanekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maros pada tahun 2015 sebesar
8,58%. Selama tahun 2012 – 2015 perekonomian Kabupaten Maros
mengalami pertumbuhan rata – rata sebesar 7,68% per tahun.
Tabel 2.17 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Maros Tahun 2012 – 2015

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015**

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.92 2.40 9.28 7.93

2 Pertambangan dan Penggalian 13.61 12.04 17.89 12.57

3 Industri Pengolahan 6.44 8.18 18.82 10.66

4 Pengadaan Listrik dan Gas 11.81 9.45 16.34 -9.61

Pengadaan air, Pengelolaan Sampah,


5 7.92 6.07 3.00 0.61
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 9.70 15.73 6.95 9.50

Perdagangan Besar dan Eceran,


7 13.31 5.95 8.55 4.94
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 19.52 5.24 -8.15 7.79

Penyediaan Akomodasi dan makan


9 10.10 6.31 5.59 6.89
minum
10 Informasi dan Komunikasi 2.82 6.66 2.11 6.66

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 18.51 5.02 3.40 4.50

12 Real Estate 7.89 4.40 3.96 5.50

Jasa Perusahaan Administrasi


13 Pemerintahan, Pertahanan dan 3.64 2.90 3.41 6.89
Jaminan Sosial Wajib
14 Jasa Pendidikan 0.45 7.05 1.94 3.00

15 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12.49 7.95 9.49 9.00

16 Jasa Lainnya 2.41 1.40 2.42 4.00

PDRB 11.14 6.28 4.73 8.58


Keterangan : *angka sementara, **angka sangat sementara
Sumber : BPS Kabupaten Maros 2016

Ket : *angka sementara, **angka sangat sementara


Laju pertumbuhan PDRB untuk usaha Konstruksi serta pertambangan
dan penggalian cendurung mengalami kenaikan yang konstan dari tahun
2012 – 2015. Pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang
mengalami penurunan setiap tahunnya sampai pada tahun 2015 laju
pertumbuhannya hanya sebesar 0,61%.

2.6. Profil Sanitasi Kabupaten Maros

Uraian tentang profil sanitasi di Kabupaten Maros yang akan dijelaskan


dalam sub bab ini meliputi kondisi sistem air limbah domestik, sistem
persampahan dan sistem drainase lingkungan. Ke tiga sistem pada
masing-masing sub sektor sanitasi dimaksud bisa dilakukan baik pada
tatanan di tingkat rumah tangga, tatanan di tingkat sekolah maupun
tatanan di tingkat masyarakat.
Pada tatanan di tingkat rumah tangga sistem air limbah ditunjukkan dari
ada tidaknya jamban keluarga, sedangkan sistem persampahan
ditunjukkan dari ada tidaknyanya tempat sampah keluarga dan untuk
sistem drainase lingkungan ditunjukkan dari ada tidaknya genangan di
sekitar rumah tinggal.Pada tatanan tingkat sekolah ditunjukkan dari ada
tidaknya toilet sekolah, tempah pembuangan sampah sementara (TPS)
dan saluran drainase sekolah. Sementara itu pada tatanan di tingkat
masyarakat ditunjukkan dari ada tidaknya MCK Umum, IPAL Komunal,
instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT), tempat pemrosesan sampah
akhir (TPA), dan jaringan drainase lingkungan.

1. Air Limbah Domestik

Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kab.Maros belum berjalan


efektifsebagaimana diharapkan dan itupun hanya diprakarsai oleh
pemerintah, belum dilakukanoleh dunia usaha ataupun
masyarakat.Faktor utama adalah masih rendahnya
kepedulianmasyarakat dalam pengelolaan air limbah dimana hal tersebut
didasari oleh ketidaktahuanmasyarakat kapan perlu dilakukan
penyedotan lumpur tinja.

Walaupun prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti IPLT


masih dalamtahap pembangunan,sehingga pengoperasionalnya baru
bisa terlaksa tahun depan.Sistempengolahan air limbah domestik yang
terdiri atas black water yang berasal dari tinja, urine,air pembersih dan air
penggelontor. Umumnya menggunakan jamban leher angsa
dengankontruksi penampungan dan pengumpulan berupa tangki septik,
pipa sewer dan cubluk.Pada umumnya sistem pembuangan limbah non
tinja ini dialirkan melalui lubang resapanyang disalurkan melalui saluran
terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau kesungai.Berikut kondisi
eksisting sistem pengelolaan air limbah kab.Maros yangdigambarkan
dengan Diagram Sistem Sanitasi Sektor Air Limbah.

Gambar 2.10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah


Domestik Kabupaten Maros

2. Persampahan
Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target
pembangunan nasional adalah 70 % sampah domestik dan 100 %
sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui
sistem pelayanan umum.

Daerah pelayanan persampahan di Kabupaten Maros baru sebatas


sekitar kota Maros. Sumber sampah berasal dari jalan protocol,
permukiman, pusat – pusat perdagangan, pertokoan, daerah
komersil, perkantoran dan sekitar instansi pemerintah.
Gambar 2.11 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Kabupaten Maros

Anda mungkin juga menyukai