Tabel 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Desa Tahun 2015
2
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km )
Kecamatan Kabupaten
MANDAI 49.11 3.03
Pattontongan 11.47 23.36 0.71
Baji Mangai 9.98 20.32 0.62
Tenringangkae 6.43 13.09 0.40
Bonto Matene 12.69 25.84 0.78
Bontoa 4.38 8.92 0.27
Hasanuddin 4.16 8.47 0.26
MONCONGLOE 46.87 2.89
Moncongloe Lappara 9.73 20.76 0.60
Moncongloe Bulu 12.76 27.22 0.79
Moncongloe 6.58 14.04 0.41
Bonto Bunga 10.02 21.38 0.62
Bonto Marannu 7.78 16.60 0.48
MAROS BARU 53.76 3.32
Pallantikang 6.26 11.64 0.39
Baju Bodoa 3.76 6.99 0.23
Baji Pamai 4.46 8.30 0.28
Borikamase 5.24 9.75 0.32
Bori Masunggu 23.57 43.84 1.46
Majannang 3.84 7.14 0.24
Mattirotasi 6.63 12.33 0.41
MARUSU 73.83 4.56
Pa'bentengan 21.41 29.00 1.32
Temmapaduae 7.54 10.21 0.47
Marumpa 3.71 5.03 0.23
Tellumpocoe 6.79 9.20 0.42
Bontomatene 4.67 6.33 0.29
A'bulosibatang 4.28 5.80 0.26
Nisombalia 25.43 34.44 1.57
TURIKALE 29.93 1.85
Taroada 7.06 23.59 0.44
Adatongeng 3.09 10.32 0.19
Pettuadae 4.68 15.64 0.29
Boribellaya 8.6 28.73 0.53
Raya 2.06 6.88 0.13
Turikale 2.71 9.05 0.17
Alliritengae 1.73 5.78 0.11
LAU 53.73 3.32
Allepolea 5.19 9.66 0.32
Soreang 5.17 9.62 0.32
Marannu 21.8 40.57 1.35
Bonto Marannu 7.8 14.52 0.48
Maccini Baji 9.48 17.64 0.59
Mattiro Deceng 4.29 7.98 0.26
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km2 )
Kecamatan Kabupaten
MANDAI 49.11 3.03
Pattontongan 11.47 23.36 0.71
Baji Mangai 9.98 20.32 0.62
Tenringangkae 6.43 13.09 0.40
Bonto Matene 12.69 25.84 0.78
Bontoa 4.38 8.92 0.27
Hasanuddin 4.16 8.47 0.26
MONCONGLOE 46.87 2.89
Moncongloe Lappara 9.73 20.76 0.60
Moncongloe Bulu 12.76 27.22 0.79
Moncongloe 6.58 14.04 0.41
Bonto Bunga 10.02 21.38 0.62
Bonto Marannu 7.78 16.60 0.48
MAROS BARU 53.76 3.32
Pallantikang 6.26 11.64 0.39
Baju Bodoa 3.76 6.99 0.23
Baji Pamai 4.46 8.30 0.28
Borikamase 5.24 9.75 0.32
Bori Masunggu 23.57 43.84 1.46
Majannang 3.84 7.14 0.24
Mattirotasi 6.63 12.33 0.41
MARUSU 73.83 4.56
Pa'bentengan 21.41 29.00 1.32
Temmapaduae 7.54 10.21 0.47
Marumpa 3.71 5.03 0.23
Tellumpocoe 6.79 9.20 0.42
Bontomatene 4.67 6.33 0.29
A'bulosibatang 4.28 5.80 0.26
Nisombalia 25.43 34.44 1.57
TURIKALE 29.93 1.85
Taroada 7.06 23.59 0.44
Adatongeng 3.09 10.32 0.19
Pettuadae 4.68 15.64 0.29
Boribellaya 8.6 28.73 0.53
Raya 2.06 6.88 0.13
Turikale 2.71 9.05 0.17
Alliritengae 1.73 5.78 0.11
LAU 53.73 3.32
Allepolea 5.19 9.66 0.32
Soreang 5.17 9.62 0.32
Marannu 21.8 40.57 1.35
Bonto Marannu 7.8 14.52 0.48
Maccini Baji 9.48 17.64 0.59
Mattiro Deceng 4.29 7.98 0.26
Lanjutan…
2
% Terhadap Luas
Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (km )
Kecamatan Kabupaten
CAMBA 145.36 8.98
Cenrana 41.97 28.87 2.59
Timpuseng 10.75 7.40 0.66
Pattiro Deceng 13.47 9.27 0.83
Cempaniga 6.34 4.36 0.39
Sawaru 13.13 9.03 0.81
Benteng 15.09 10.38 0.93
Mario Pulana 16.7 11.49 1.03
Pattanyamang 27.91 19.20 1.72
CENRANA 180.97 11.18
Labuaja 21.45 11.85 1.32
Lebbotengae 15.67 8.66 0.97
Laiya 63.83 35.27 3.94
Cenrana Baru 31.13 17.20 1.92
Limampoccoe 23.37 12.91 1.44
Rompegading 17.97 9.93 1.11
Baji Pamai 7.55 4.17 0.47
MALLAWA 235.92 14.57
Padaelo 20.86 8.84 1.29
Barugae 18.11 7.68 1.12
Bentenge 23.84 10.11 1.47
Tellupanuae 13.52 5.73 0.84
Sabila 15.26 6.47 0.94
Mattampapole 11.61 4.92 0.72
Batuputih 24.61 10.43 1.52
Ulu Daya 11.3 4.79 0.70
Samaenre 42.25 17.91 2.61
Gattareng Matinggi 33.34 14.13 2.06
Wanua Waru 21.22 8.99 1.31
Total Luas Kabupaten 1619.12 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Maros 2016
Kabupaten Maros memiliki 103 desa/kelurahan. Secara administratif
Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, yaitu Mandai, Moncongloe,
Maros Baru, Marusu, Turikale, Lau, Bontoa, Bantimurung, Simbang,
Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana, Mallawa, . Kecamatan dengan luas
terbesar adalah Tompobulu (17.77%) dan terkecil Turikale (1.85%).
Ibukota kabupaten Maros terletak tiga puluh kilometer arah utara kota
Makassar ibukota Propinsi Sulawesi selatan. Bandar Udara Internasional
Sultan Hasanuddin terletak di Kabupaten Maros, yang merupakan Bandar
Udara terbesardi Kawasan timur Indonesia. Letak kabupaten Maros yang
berdekatan dengan Kota Makassar merupakan potensi bagi
pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di kabupaten
Maros. Gambar berikut repsensentasi pembagian administrasi wilayah
kecamatan Kabupaten Maros
2. Gambar 2.2 Peta Administrasi
Kondisi Topografi
Kemiringan lereng merupakan bentuk dari variasi perubahan permukaan
bumi secara Global, regional atau dikhususkan dalam bentuk suatu wilayah
tertentu variabel yang digunakan dalam pengidentifikasian kemiringan
lereng adalah sudut kemiringan lereng, titik ketinggian diatasmuka laut dan
bentang alam berupa bentukan akibat gaya satuan geomorfologi yang
bekerja. Kondisi topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari
wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua wilayah di
Kabupaten Maros terdapat daerah daratan dengan kemiringan lereng 0 – 2
% merupakan daerah yang dominan dengan luas wilayah sekitar 70.882
Ha atau sebesar 43,8 % dari total wilayah Kabupaten Maros, sedangkan
daerah yang berada pada kemiringan 2 – 5 % dengan luas wilayah 9.165
Ha atau sebesar 6 % dari luas total wilayah. Untuk pengembangan wilayah
dengan tingkat kelerengan 0 – 2 % dominan berada pada sebelah Barat.
Daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas 40 % atau wilayah yang
bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 Ha atau sebesar 30,8 % dari
luas wilayah Kabupaten Maros yang berada pada sebelah timur wilayah
Kabupaten Maros.
Secara defenisi bahasanya lereng merupakan bagian dari bentang alam
yang memiliki sudut miring dan beda ketinggian pada tempat tertentu
sehingga dapat ditarik suatu anila bahwa dari sudut (kemiringan) lereng
merupakan suatu variabel beda tinggi antara dua tempat yang
dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih rata atau datar.
Berdasarkan data hasil penelitian Laporan Geologi Terpadu Kabupaten
Maros, pada peta rupabumi dengan skala 1:50.000(Surwanda Wijaya, dkk
1994) dapat diklarifikasi pengelompokan sudut lereng yang terdapat di
kabupaten Maros, yaitu sebagai berikut :
a. Wilayah sudut lereng <3%
b. Wilayah sudut lereng 3-5%
c. Wilayah sudut lereng 5-10%
d. Wilayah sudut lereng 10-15%
e. Wilayah sudut lereng 30-70%
f. Wilayah sudut lereng >70%
Tabel 2.2 Klasifikasi Sudut Lereng di Kabupaten Maros
Sudut Ketinggian Bentangan
Luas Sebaran Jenis/Peruntukan
No Lereng Diatas Muka dan Batuan
(%) (Kecamatan) Lahan
(%) Laut (M) Penyusun
Lau, Bontoa,
Turikale, Maros Persawahan
Pedataran; Baru, Marusu, Pertambakan
1 <3 0-30 33,33 Dominan Mandai, Perkebunan
Aluvium Bantimurung, Permukiman
Camba dan Pertambangan
Tanralili
Mallawa, camba,
Perbukitan,
Bantimurung, Permukiman
2 3-5 15-300 1,87 Sedimen dan
Bontoa dan Perkebunan
Vulkanik
Tanralili
Perbukitan
Mallawa, Camba, Perkebunan
Kars dan
Tanralili, Peternakan
3 5-10 25-750 4,31 Intrusi serta
Tompobulu dan Permukiman
Pegunungan
Bantimurung Pertambangan
Vulkanik
Perbukitan Mallawa, Camba, Perkebunan
Intrusi, Bantimurung, Peternakan
4 10-15 100-1.565 11,48 Vulkanik, Bontoa, Simbang, Permukiman
Kars dan Tanralili dan Hutan Belukar
Sedimen Tompobulu Alang-Alang
Mallawa, camba,
Pegunungan Perkebunan
Bantimurung,
Vulkanik, Bontoa,
5 15-30 25-1.540 23,3 Perbukitan Tompobulu, Hutan Lindung
Kars, Intrusi Tanralili, Semak Belukar
dan Sedimen Moncongloe dan Peternakan
Simbang Permukiman
Hutan Lindung
Pegunungan Hutan Produksi
Mallawa, Camba, Terbatas
Vulkanik,
Bantimurung, Perkebunan
6 30-70 100-1.458 20,09 Perbukitan
Simbang dan
Intrusi dan Rekreasi
Bontoa
Kars Pertambangan
Permukiman
Hutan Lindung
Mallawa, Camba, Hutan Produksi
Perbukitan
Bantimurung, Terbatas
Kars dan
7 >70 35-1.437 5,61 Simbang,
Pegunungan Perkebunan
Tompobulu dan
Vulkanik Semak Belukar
Tanralili
Rekreasi
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Maros 2015
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng
Gambar 2.4 Peta Topografi
3. KondisiHidrologi
Keadaan hidrologi di Kabupaten Maros dapat diamati dengan adanya
air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir di
permukaan ( run off ) dan sebagian lagi meresap ke bumi dan sampai
ke tempat-tempat yang dangkal, serta sebagian lagi mencapai tempat-
tempat yang dalam, dimana sering dikategorikan sebagai air tanah
tertekan yang dapat diperoleh dari pemboran dengan kedalaman 75-
100 meter.
Pada umumnya jenis air permukaan yang terdapat di Kabupaten
Maros adalah berasal dari sungai-sungai yang mengalir di wilayah
tersebut, yaitu sungai Maros, Parangpakku, Marusu, Pute,
Borongkaluku, Batu Pute, Bentimurung, Marana, Cambaya,
Pattunuang Asue, Bontotengga dan Sabantang. Untuk Jenis air ini
sebagian besar dipergunakan untuk keperluan pertanian, sedangkan
untuk air tanah dangkal dapat diperoleh dari sumur gali dengan
kedalaman sekitar 10 – 15 meter dengan kualitas airnya cukup
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk jenis air sumur ini
dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air
untuk keperluan rumah tangga.Kondisi Hidrologi yang terjaga dengan
keseimbangan ekosistem dan perlindungan pada daerah Hulu akan
berdampak pada kuntinutas ketersediaan air baku baik untuk air
minum, pertanian dan kebutuhan lainnya untuk menunjang aktivitas
masyarakat.
Wilayah hulu DAS Maros sebagian dalam keadaan kritis, dikarenakan
erosi dan pengikisan bibir sungai.Hal ini sangat mempengaruhi aliran
air sungai Maros pada musim hujan maupun musim kemarau.
Ketersediaan air untuk irigasi pada musim kemarau sudah mulai
menurun.Data tabel berikut menyajikan luasan dan sebaran DAS Sub
DAS serta lahan kritis di Kabupaten Maros.
4. Jenis Tanah
Jenis Tanah di Kabupaten Maros diklarifikasikan dalam 4(empat) tipe :
1. Alluvial Muda merupakan endapan alluvium (endapan aluvial
sungai pantai dan rawa) yang berumur kuarter(resen) dan
menempati daerah morfologi pedataran dengan ketinggian 0-60 m
dengan sudut kemiringan lereng <3%.Tekstur beraneka mulai dari
ukuran lempung, lanau, pasir, lumpur, kerikil, hingga kerakal
dengan tingkat kesuburan yang tinggi.
2. Regosol adalah tanah hasil lapukan dari batuan gunung api dan
menempati daerah perbukitan vulkanik. Sifat sifat fisik nya
berwarna coklat hingga kemerahan.
3. Litosol merupakan tanah mineral hasil pelapukan batuan induk,
berupa batuan beku(intrusi) dan/atau batuan sedimen yang
menempati daerah perbukitan dengan ketinggian 3-1.150 m dan
sudut lereng , 70%. Kenampakan sifat fisik berwarna coklat
kemerahan, berukuran lempung, lempeng lanauan, hingga pasir
lempungan, plastisitas sedang tinggi, agak padu, solam dangkal,
tebal 0,2-4,5 m dan sudut lereng ,70%.
4. Mediteran merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batu
gamping yang menempati daerah perbukitan Kars, dengan
ketinggian 8-750 m dan sudut lereng .705.Kenampakan fisik yang
terlihat berwarna coklat kehitaman, berukuran lempung pasiran,
plastisitas sedang-tinggi.
Tabel 2.4Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten.Maros
Jenis
Litologi Batuan Luas (Km 2) Sebaran (Kecamatan)
Tanah
Lau, Bontoa, Turikale
14,2 % Maros Baru, Moncongloe
Alluvial
Endapan Alluvial (229,91) Marusu, Mandai, Camba
Muda
Bantimurung, Tanralili
Tompobulu
Batuan Vulkanik dan Lapukan Gunungapi 26,5% Cenrana, Camba, Mallawa
Regosol
(429,06) Tompobulu,
Batuan beku/sedimen dan 37,6% Mallawa, Camba, Bantimurung
Litosol Lapukannya (608,79) Cenrana, Simbang, Mandai
Tompobulu, Tanralili
21,7% Mallawa, Camba, Bantimurung
Mediteran Batuangamping & Lapukan (351,35) Bontoa, Simbang, Tompobulu
Tanralili
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Maros
Gambar 2.7 Peta Jenis Tanah
5. Klimatologi
Kabupaten Maros termasuk daerah yang beriklim tropis, karena
letaknya yang dekat dengan khatulistiwa dengan kelembaban berkisar
antara 60 – 82 %, curah hujan tahunan rata-rata 347 mm/thn dengan
rata-rata hari hujan sekitar 16 hari. Temperatur udara rata-rata 29°C.
Kecepatan angin rata-rata 2 – 3 knot/jam.
Daerah Kabupaten Maros pada dasarnya beriklim tropis dengan dua
musim, berdasarkan curah hujan yakni :
1. Musim hujan pada periode bulan Oktober sampai Maret
2. Musim kemarau pada periode bulan April sampai Septembar
Menurut Oldement, tipe iklim di Kabupaten Maros adalah tipe C2 yaitu
bulan basah (200 mm) selama 2 – 3 bulan berturut-turut dan bulan
kering (100 mm) selama 2 – 3 bulan berturut-turut. Beberapa desa di
Kecamatan Camba yang berbatasan dengan Kabupaten Bone
mempunyai iklim seperti daerah bagian Timur Sulawesi Selatan yakni
musim hujan dari periode bulan Oktober sampai Maret dan musim
kemarau dalam bulan April sampai September.
Jumlah curah Hujan dan banyaknya hari Hujan menurut bulan Tahun
2015 di kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kondisi tata guna lahan Kabupaten Maros secara umum terdiri atas;
perkampungan, tambak, tegalan, sawah, kebun campuran, semak
belukar, hutan lebat, hutan belukar, lahan terbangun dan lain-lain
penggunaan lahan yang ada. Pergesaran pemanfaatan lahan kawasan
Kabupaten Maros secara umum telah mengalami perubahan yang
cukup relatif, akibat terjadinya peningkatan pembangunan aktivitas
ekonomi.
Tabel 2.6Penggunaan Lahan Di Kabupaten Maros
Luas Bantuan
No Satuan Geomorfologi Daerah Sebaran Ciri Morfologi
Daerah (%) Penyusun
2.2. Kependudukan
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Tabel 2.8 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Maros Tahun 2017
49.499
2 Moncongloe 46,87 20.318 434
50.000
44.138
32.084
31.407
30.663
6 Lau 53,73 29.563 550
29.563
28.403
28.320
7 Bontoa 93,52 32.084 343 30.000
8 Bantimurung 173,7 31.407 181
20.318
18.447
18.329
9 Simbang 105,3 28.320 269
15.856
14.856
20.000
10 Tanralili 89,45 30.663 343
11 Tompobulu 287,66 18.447 64
10.000
12 Camba 145,36 14.856 102
13 Cenrana 180,97 18.329 101
14 Mallawa 235,92 15.856 67 -
Lau
Bontoa
Camba
Marusu
Turikale
Mallawa
Mandai
Simbang
Tanralili
Tompobulu
Cenrana
Maros Baru
Moncongloe
Bantimurung
Data jumlah penduduk pada tabel 2.8 merupakan data yang diperoleh
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Maros per
Agustus 2017.
Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) di Kabupaten Maros pada tahun
2015 diperkirakan berjumlah 239.275 jiwa. Dari seluruh penduduk usia
kerja tersebut, jumlah penduduk untuk usia 1564 tahun di Kabupaten
Maros diperkirakan sebanyak 221.994 jiwa atau 65,20 persen dari total
penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja
produktif di Kabupaten Maros cukup memadai, namun yang masuk
menjadi angkatan kerja diperkirakan berjumlah 155.988 jiwa atau 70,15
persen dari penduduk usia kerja. Dari Grafik diatas diketahui bahwa sejak
tahun 2010 hingga tahun 2015 masih terdapat 50 - 70 persen penduduk
usia produktif (15 - 64 tahun) yang tidak termasuk dalamangkatan kerja
(mengurus rumah tangga, bersekolah, dll)
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Penduduk Rumah Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
(jiwa) Tangga 50.000
43.778
40.000
3 Maros Baru 25.599 5.171
4 Marusu 26.752 5.906 35.000
29.548
27.884
25.827
25.828
25.599
23.419
14.428
13.164
6.880
10.000
6.019
5.906
5.742
5.398
5.329
5.171
3.543
3.470
3.344
3.035
5.000
12 Camba 13.164 3.543
13 Cenrana 14.428 3.470 0
Lau
Bontoa
Camba
Mallawa
Turikale
Marusu
Cenrana
Mandai
Simbang
Tanralili
Tompobulu
Bantimurung
Moncongloe
2. Pendidikan
Pembangunan bidang Pendidikan bertujuan utuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pembangunan sumber daya manusia (SDM)
suatu negara akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi
dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan
tersebut. Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam
dunia pendidikan semakin meningkat , hal ini berkaitan dengan
dengan berbagai program yang dicanangkan pemerintah untuk lebih
meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan. Peninhkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh
pendidikan tentunya harus diikuti dengan peningkatan penyediaan
sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidikan yang memadai.
Kebutuhan fasilitas pendidikan sangat tergantung pada jumlah
penduduk usia sekolah. Sesuai standar kebutuhan untuk keberadaan
fasilitas pendidikan didasarkan pada jumlah ruang kelas , radius
pelayanan setiap fasilitas dan lahan yang dibutuhkan.
3. Kesehatan
1 Mandai 1 1 7 8 8
2 Moncongloe 1 11 4
3 Maros Baru 1 8 3 7
4 Marusu 1 21 6 6
5 Turikale 1 1 5 5
6 Lau 1 19 2 6
7 Bontoa 1 6 2 1
8 Bantimurung 1 22 1 5
9 Simbang 1 7 1 3
10 Tanralili 1 9 6
11 Tompobulu 1 6 3
12 Camba 1 3 7
13 Cenrana 1 5 8
14 Mallawa 1 11 4
Total 2 0 14 140 23 71
Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016
Jumlah Rumah
1 Tinggal Berakses 42.569 44.632 45.921 50.863 55.454 60.199
Sanitasi
Jumlah Rumah
2 70.889 72.247 72.311 74.069 75.106 76.202
Tinggal
3 Persentase 60.05 61.78 63.50 68.67 73.83 79.00
Sumber : BPS Kabupaten Maros Tahun 2016
2.4. Infrastruktur
1. Jaringan Jalan
Total ruas jalan yang ada di Kabupaten Maros hingga tahun 2015
sepanjang 971,8 km. Darisejumlah jalan ini, kategori kondisi jalan baik
sebesar 393,87 km dan kondisi jalan rusak berat yaitu sepanjang 65,63
km. Data panjang jalan menurut kecamatan dan kondisi jalan Kabupaten
Maros dapat dilihat pada tabel 2.13.
2. Kelistrikan
Jumlah daya terpasang di Kabupaten Maros sebesar 156.225.500 KW
pada tahun 2015, yang merupakan jumlah keseluruhan pengguna pada
14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Maros.
Pertumbuhan
Tahun Daya Terpasang (Kw)
(%)
2011 107.862.634
3. Air Minum
Sebanyak 3.558.327 m3 air minum yang disalurkan oleh PDAM
Kabupaten Maros selama tahun 2015 kepada 14.693 pelanggan yang
dibedakan menjadi lima kelompok konsumen oleh PDAM Kabupaten
Maros.
Tabel 2.15 Jumlah Pelanggan dan Air yang disalurkan PDAM Tahun 2015
Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan Air Disalurkan (M 3 )
Industri 88 107.782
Khusus 7 258.256
Kebutuhan air minum yang disalurkan oleh PDAM tahun 2015 didominasi
oleh jenis pelanggan rumah tangga dengan jumlah pelanggan 12.994 dan
air yang disalurkan sebesar 2.568.998 m3 . total keseluruhan air yang
disalurkan oleh PDAM Kabupaten Maros belum mencukupi kebutuhan air
masyarakat.
Tabel 2.16 Persentase Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air
Minum Tahun 2010 – 2015 Kabupaten Maros
2. Persampahan
Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target
pembangunan nasional adalah 70 % sampah domestik dan 100 %
sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui
sistem pelayanan umum.