Format Usulan Proposal DAPATI 2021 Rev2
Format Usulan Proposal DAPATI 2021 Rev2
oleh :
Ketua Jimmy Gifson Simanjuntak
Anggota Pander Sitindaon
Hitman Pardosi
Muhammad Al Amin Nasution
Lois Handoko Sinuhaji
Dewi Kusumawati
Mengetahui
Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan,
(M. Nilzam)
BAB I
PENDAHULUAN
3.3. Difusi
Difusi adalah suatu peristiwa mengalir atau berpindahnya suatu zat dari konsentrasi tinggi ke
kosentrasi rendah. Proses difusi dapat terjadi dalam keadaan gas, cair, maupun padat
sehingga proses pendifusian ini dapat terjadi pada baja dan logam lainnya. Pendifusian atom
pada logam umumnya berdifusi dalam bentuk atom tunggal bukan sebagai molekul, hal ini
dikarenakan mobilitas atom tunggal jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan molekul.
Secara garis besar proses difusi pada baja terjadi karena adanya perpindahan struktur atom
akibat pergerakan energi pada baja, dalam hal ini pergerakan atomatom tersebut dipercepat
pada saat baja berada dalam temperatur tinggi. Baja pada temperatur tinggi akan
mengakibatkan terjadinya peregangan dan pergerakan pada struktur atom sehingga
mengakibatkan terjadinya kekosongan antara atom induk dengan atom-atom tetangga.
Dengan bantuan proses perlakuan permukaan, kekosongan yang terjadi antara atom induk
dan atom tetangga akan terisi oleh atomatom lainnya akibat dari proses perlakuan
permukaan, baik itu secara difusi interstisi maupun difusi vacancy. Kecepatan dari proses
difusi ini tergantung pada:
Ukuran partikel atom. Semakin kecil ukuran partikel atom yang terdapat pada suatu
baja, maka semakin cepat terjadinya proses difusi pada atom.
Temperatur. Semakin tinggi temperatur pada saat baja diberi perlakuan panas, maka
energi yang bergerak pada partikel juga akan semakin cepat sehingga kecepatan pada
saat terjadinya difusi juga akan semakin tinggi.
Luas area antar partikel atom. Semakin besar luas area yang mimisahkan antara satu
atom dengan atom lainnya, maka akan semakin cepat terjadinya pergerakan atom
sehingga akan menyebabkan kecepatan proses difusi meningkat
3.4. Perlakuan Permukaan
Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam dikenal
dengan nama proses perlakuan panas/laku panas (heat treatment). Sedangkan proses
perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat/karakteristik logam pada permukaannya
(bagian permukaan logam) disebut proses perlakuan permukaan/laku permukaan (surface
treatment). Pada implementasinya, pelaksanaan perlakuan permukaan sangat bervariasi
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, dan pada umumnya perlakuan permukaan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan aus dengan jalan memperkeras
atau memberikan lapisan yang keras pada permukaan logam. Meningkatkan ketahanan
korosi tanpa merubah karakteristik sifat-sifat logam yang permukaannya diberi laku panas
akan meningkatkan unjuk kerja (performance) logam dari suatu komponen untuk maksud-
maksud fabrikasi. Jenis-jenis perlakuan permukaan yang umum dikenal pada proses
produksi adalah :
a. Proses-proses untuk memperkeras permukaan logam.
1. Proses perlakuan thermokimia (thermochemical treatment)
Karburasi (media padat, cair, atau gas)
Nitridasi (media cair, atau gas)
Karbonitridasi (nitroc)
2. Proses pengerasan permukaan (surface hardening)
Pengerasan nyala (flame hardening)
Pengerasan Induksi (induction hardening)
3. Metal Spraying
4. Pelapisan logam (metal plating)
5. Proses Fusi (fusion process)
b. Proses-proses untuk meningkatkan ketahan korosi
1. Pengendapan listrik (electrodeposition)
2. Lapis celup (hot dip coating)
3. Lapis Difusi (diffusion coating)
Cementasi
Cladding
Deposisi vacumo Pirolisa (vapour deposition)
Sprayed metal coating
Pengerasan kulit (case hardening)
4. Lapis non metalik (non- metallic coating) mencakup:
Pengecatan dan lapis lak(lacquers coating)
Lapis plastik
Lapis karet dan elastomero Lapis enamel
Temporary protective coatings
5. Lapis konversi dan oksida (conversion and oxidcoatings)
Anodisasi
Chromatasi
Phosphatasi (parkerizing)
c. Proses-proses untuk meningkatkan unjuk rupa :
Polishing
Abrashive belt grinding
Barrel tumbling
Honing
Lapping
Super finishing
ElectroplatingoMetal spraying
3.5. Karburasi
Karburasi adalah suatu proses penambahan karbon ke permukaan benda dilakukan dengan
memanaskan benda dalam lingkup yang banyak mengandung karbon aktif sehingga karbon
berdifusi masuk ke permukaan baja. Kemudian dipanaskan pada temperatur antara 900oC-
950oC dengan waktu yang lama. Media yang biasa dipakai adalah Charcoal Activated
(karbon aktif) dengan Natrium Karbonat (NaCO3), Barium Karbonat (BaCO3) dan Kalsium
Karbonat (CaCO3). Untuk menyepuh keras baja diperlukan kadar karbon sekurangnya 0,3%
C dilihat pada baja karbon yang dapat disepuh keras. Jika mempunyai kadar karbon kurang
dari 0,3%C maka dengan cara karburasi. Dengan memanaskan bahan sampai 950oC dalam
lingkungan yang menyerahkan lalu dibiarkan beberapa waktu lamanya pada suhu ini dan
didinginkan diudara. Tujuan dari pengerjaan panas ini adalah untuk memberi pada benda-
benda lapisan luaryang dapat disepuh keras. Hal ini memungkinkan karena pada suhu
tersebut karbon dapat meresap kedalam lapisan luar benda kerja. Karburasi dapat juga
disebut penumpukan karbon atau menyemen. Lapisan luar yang telah mengambil karbon
dinamakan lapisan karburasi. Tebalnya lapisan yang dikarburasikan dalam lingkungan yang
dapat menyerahkan karbon tergantung dari pada waktu dan suhu. Akibat dari pemanasan ini
diharapkan untuk dapat menyusun kedalam permukaan baja. Dengan menyusupkan unsur
karbon pada permukaan baja tersebut akan terjadi peningkatan kandungan karbon, hal ini
akan dapat meningkatkan kekerasan dari pada permukaan baja tersebut dan tentu akan
meningkatkan daya tahan aus gesekan dan permukaan baja. Proses karburasi umumnya
dilakukan pada baja yang memiliki kadar karbon rendah, akan tetapi dapat juga dilakukan
pada kadar karbon menengah dengan peningkatan kandungan karbon pada permukaan
mencapai 45%.
Pengujian mekanis
Data
PROFIL PERUSAHAAN
NPWP : 84.768.329.9-127.000
(Kiman Lumbantoruan)
Lampiran 2
Diagnosis Uraian
Kondisi IKM Bahan baku : Baja pelat lembaran, sekrap dari pelat
dan sisa cangkul bekas
Kebutuhan dan Teknologi pembuatan cangkul yang sesuai dengan syarat mutu SNI
Permasalahan 0331:2011, cangkul yang di produksi sering bengkok dan mudah
IKM aus