Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN CANGKUL YANG SESUAI

DENGAN SYARAT MUTU SNI 0331:2011

UNTUK PROGRAM DAPATI PADA


UD. JESEN

oleh :
Ketua Jimmy Gifson Simanjuntak
Anggota Pander Sitindaon
Hitman Pardosi
Muhammad Al Amin Nasution
Lois Handoko Sinuhaji
Dewi Kusumawati

Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan


Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri
Kementerian Perindustrian
2021
Halaman Persetujuan

Judul Jasa Konsultansi : Pembuatan Cangkul yang sesuai dengan Syarat


Tekologi Mutu SNI 0331:2011
IKM Penerima Program : UD. Jesen
DAPATI
Alamat IKM : Desa Sitampurung Kecamatan Siborong-borong
Kabupaten Tapanuli Utara
Pimpinan Kiman Lumbantoruan
Ketua Tim Jasa Konsultansi :
a. Nama Lengkap : Hitman Pardosi
b. NIP : 196010031991031002
c. Jabatan Fungsional : Perekayasa Ahli Madya
d. Unit Kerja : Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
e. Telpon/Faks/e-mail : 061-7363471/061-7362830/
bind_medan@kemenperin.go.id
Waktu Penelitian : 4 (empat) bulan
Anggaran Jasa Konsultansi : DIPA BSKJI Rp 269.598.000 (75%)
IKM Rp 90.000.000 (25%)

Pimpinan IKM, Medan, Februari 2021


Ketua Tim Jasa Konsultansi,

(Kiman Lumbantoruan) (Jimmy Gifson Simanjuntak)

Mengetahui
Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan,

(M. Nilzam)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


UD. Jasen merupakan usaha pandai besi yang telah diwariskan secara turun temurun oleh
keluarga Sihombing Lumbantoruan. Usaha ini terletak pada Jalan Dolok Sanggul - Siborong-
borong, Desa Sitampurung, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Usaha
pandai besi ini memproduksi alat-alat pertanian dan dan perkebunan, mengingat Sumatera
Utara merupakan daerah perkebunan dan pertanian yang sangat luas. Untuk dapat
mengolah hasil dari perkebunan dan pertanian di atas diperlukan alat pasca panen. Adapun
peralatan yang diproduksi oleh UD. Jesen antara lain: dodos, cangkul, pisau, parang,
kampak dan lain-lain.

Gambar 1. Aktivitas di pandai besi UD. Jesen


Usaha ini memiliki proses pengerjaaan secara konvensional, dengan memiliki tenaga kerja
delapan orang. UD. Jesen ini mengolah bahan logam dan besi menjadi peralatan besi
hingga memproduksi alat-alat pertanian serta peralatan rumah tangga. Kegiatan ini
umumnya dilaksanakan disekitar rumah pemilik, biasanya para pandai besi mengumpulkan
bahan baku logam atau besi bekas seperti per mobil, dari bengkel sekitar desa, ataupun dari
luar desa Sitampurung. Seluruh modal usaha dimiliki oleh keluarga dan tidak ada campur
tangan pihak lain, kekurangann dari biaya sering dilakukan dengan cara peminjaman ke
pihak Bank. Tenaga kerja berasal dari kerabat keluarga pemilik serta warga yang tinggal di
sekitar UD. Jesen

Gambar 2. Cangkul produksi UD. Jesen


Bahan baku daun cangkul dipilih dari pelat baja karbon rendah, pemilihan bahan baku ini
didasari alasan murahnya harga bahan baku ini dan ketersediaannya yang berlimpah
khususnya di Sumatera Utara. Dalam satu hari UD. Jesen dapat memproduksi sebanyak 80
(delapan puluh) daun cangkul dengan tenaga kerjsa lima orang. Proses pembuatan cangkul
seperti gambar di bawah.

Gambar 3. Diagram proses pembuatan cangkul pada UD. Jesen

1.2. Kebutuhan dan Permasalahan IKM


Di tengah gencarnya pemerintah untuk menghambat import cangkul, menjadi tantangan
khusus bagi para usaha pengrajin pandai besi di Indonesia, tak terkecuali di daerah
Sumatera Utara. Produk cangkul merupakan pesanan yang memiliki permintaan sangat
besar kepada UD. Jesen. Permintaan berasal dari berbagai daerah tingkat dua di Sumatera
Utara, seperti Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tanah Karo, Asahan, Humbang
Hasundutan, Samosir, Labuhan Batu, dan lain-lainya. Volume permintaan ratusan bahkan
sampai puluhan ribu cangkul tiap bulan, sementara kemampuan UD. Jesen hanya dapat
memenuhi sekitar dua ribu daun cangkul tiap bulannya. Di sisi lain cangkul produk UD.
Jesen yang digunakan konsumen memiliki kelemahan gampang bengkok dan cepat aus,
yang menjadi keluhan pengguna.
Permasalahan :
 Dari penggunaaan di lapangan sering dijumpai cangkul mengalami bengkok dan
mudah aus yang mengakibatkan perawatan yang lebih dari pengguna. Hal ini
diakibatkan tidak standarnya mutu cangkul yang diproduksi.
 Tidak terpenuhinya permintaan pasar tersebut diakibatkan terlalu konvensionalnya alat
produksi yang dimiliki.

1.3. Tujuan dan Keluaran


Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Memproduksi cangkul sebagai alat pertanian dan perkebunan yang sesuai dengan
mutu Standar Nasional Indonesia SNI 0331:2011
Keluaran yang diharapkan :
 IKM pandai besi UD. Jesen mampu memproduksi cangkul yang sesuai dengan syarat
mutu SNI 0331:2011, sehingga mempunyai produk yang berdaya saing

1.4. Ruang Lingkup


 Survey data produk cangkul UD. Jesen
 Pengujian mekanis
 Perlakuan permukaaan dengan karburasi
 Pengujian mekanis pasca karburasi
 Pembuatan laporan

1.5. Hipotesis Hasil Jasa Konsultansi


Produk cangkul UD. Jesen mendapat keluhan yaitu mudah bengkok dan aus diakibatkan
oleh sifat mekanis yang rendah dari material daun cangkul yang digunakan. Dengan
menggunakan baja lembaran karbon rendah angka kekerasan 112-145 HB atau tidak
sampai 1 HRC atau dengan kata lain cukup lunak, sementara syarat kekerasan daun
cangkul menurut SNI 0331: 2011 adalah 20 s/d 29 HRC untuk kelas 3, 30 s/d 40 HRC untuk
kelas 2 dan ≥ 41 HRC untuk kelas 1. Kekerasan cangkul produksi UD. Jesen yang rendah
diakibatkan tidak dilakukannya proses perlakuaan permukaaan. Proses karburasi yang
merupakan salah satu proses perlakuan permukaaan dengan cara menambah unsur karbon
pada permukaaan daun cangkul pada suhu tinggi dapat berdifusi sehingga dapat
meningkatkan kekerasan daun cangkul yang berbahan baja carbon rendah secara signifikan.
Dengan demikian diharapkan nilai kekerasan cangkul yang diproduksi sesuai SNI dapat
dicapai. Kesesuaian produk cangkul dengan standar SNI membantu meyakinkan konsumen
bahwa cangkul produksi UD. Jesen tersebut aman, efisien dan baik untuk digunakan.
Penerapan SNI sangat bermanfaat bagi semua pihak, termasuk dalam hal ini produsen,
konsumen dan lingkungan hidup.
BAB II
METODE DAN PENDEKATAN

3.1. Baja Karbon Rendah


Baja karbon merupakan salah satu jenis baja paduan yang terdiri atas unsur besi (Fe) dan
karbon (C). Dimana besi merupakan unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Dalam proses pembuatan baja akan ditemukan pula penambahan kandungan
unsur kimia lain seperti sulfur (S), fosfor (P), slikon (Si), mangan (Mn) dan unsur kimia
lainnya sesuai dengan sifat baja yang diinginkan. Baja karbon memiliki kandungan unsur
karbon dalam besi sebesar 0,2% hingga 2,14%, dimana kandungan karbon tersebut
berfungsi sebagai unsur pengeras dalam struktur baja. Baja karbon rendah (Low Carbon
Steel) merupakan baja dengan kandungan unsur karbon dalam sturktur baja kurang dari
0,3% C. Baja karbon rendah ini memiliki ketangguhan dan keuletan tinggi akan tetapi
memiliki sifat kekerasan dan ketahanan aus yang rendah. Pada umumnya baja jenis ini
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen struktur bangunan, pipa
gedung, jembatan, bodi mobil, dan lain-lainya

3.2. Diagram Fasa Fe-C


Diagram fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dengan kadar
karbon, dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan.
Diagram fasa Fe-C merupakan diagram yang menjadi parameter untuk mengetahui segala
jenis fasa yang terjadi didalam baja, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
terjadi di dalam baja paduan dengan berbagai jenis perlakuan.

Gambar 4. Diagram fasa Fe-C


Berdasarkan gambar 4. diagram fasa Fe-C dapat terlihat bahwa pada temperatur 727°C
terjadi transformasi fasa austenite menjadi fasa perlit. Transformasi fasa ini dikenal sebagai
reaksi eutectoid, dimana fase ini merupakan fase dasar dari proses perlakuan panas pada
baja. Kemudian pada temperatur 912°C hingga 1394°C merupakan daerah besi gamma (γ-
Fe) atau austenite, pada kondisi ini biasanya austenite memiliki struktur kristal FCC (Face
Centered Cubic) bersifat stabil, lunak, ulet, dan mudah dibentuk. Besi gamma ini dapat
melarutkan unsur karbon maksimum hingga mencapai 2,14%C pada temperatur 1147°C.
Untuk temperatur dibawah 727°C besi murni berada pada fase ferit (α-Fe) dengan struktur
kristal BCC (Body Centered Cubic), besi murni BCC mampu melarutkan karbon maksimum
sekitar 0,02%C pada temperatur 727°C. Sedangkan besi delta (δ-Fe) terbentuk dari besi
gamma yang mengalami perubahan struktur dari FCC ke struktur BCC akibat peningkatan
temperatur dari temperatur 1394°C sampai 1538°C, pada fase ini besi delta hanya mampu
menyerap karbon sebesar 0,05%C.

3.3. Difusi
Difusi adalah suatu peristiwa mengalir atau berpindahnya suatu zat dari konsentrasi tinggi ke
kosentrasi rendah. Proses difusi dapat terjadi dalam keadaan gas, cair, maupun padat
sehingga proses pendifusian ini dapat terjadi pada baja dan logam lainnya. Pendifusian atom
pada logam umumnya berdifusi dalam bentuk atom tunggal bukan sebagai molekul, hal ini
dikarenakan mobilitas atom tunggal jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan molekul.
Secara garis besar proses difusi pada baja terjadi karena adanya perpindahan struktur atom
akibat pergerakan energi pada baja, dalam hal ini pergerakan atomatom tersebut dipercepat
pada saat baja berada dalam temperatur tinggi. Baja pada temperatur tinggi akan
mengakibatkan terjadinya peregangan dan pergerakan pada struktur atom sehingga
mengakibatkan terjadinya kekosongan antara atom induk dengan atom-atom tetangga.
Dengan bantuan proses perlakuan permukaan, kekosongan yang terjadi antara atom induk
dan atom tetangga akan terisi oleh atomatom lainnya akibat dari proses perlakuan
permukaan, baik itu secara difusi interstisi maupun difusi vacancy. Kecepatan dari proses
difusi ini tergantung pada:
 Ukuran partikel atom. Semakin kecil ukuran partikel atom yang terdapat pada suatu
baja, maka semakin cepat terjadinya proses difusi pada atom.
 Temperatur. Semakin tinggi temperatur pada saat baja diberi perlakuan panas, maka
energi yang bergerak pada partikel juga akan semakin cepat sehingga kecepatan pada
saat terjadinya difusi juga akan semakin tinggi.
 Luas area antar partikel atom. Semakin besar luas area yang mimisahkan antara satu
atom dengan atom lainnya, maka akan semakin cepat terjadinya pergerakan atom
sehingga akan menyebabkan kecepatan proses difusi meningkat
3.4. Perlakuan Permukaan
Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam dikenal
dengan nama proses perlakuan panas/laku panas (heat treatment). Sedangkan proses
perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat/karakteristik logam pada permukaannya
(bagian permukaan logam) disebut proses perlakuan permukaan/laku permukaan (surface
treatment). Pada implementasinya, pelaksanaan perlakuan permukaan sangat bervariasi
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, dan pada umumnya perlakuan permukaan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan aus dengan jalan memperkeras
atau memberikan lapisan yang keras pada permukaan logam. Meningkatkan ketahanan
korosi tanpa merubah karakteristik sifat-sifat logam yang permukaannya diberi laku panas
akan meningkatkan unjuk kerja (performance) logam dari suatu komponen untuk maksud-
maksud fabrikasi. Jenis-jenis perlakuan permukaan yang umum dikenal pada proses
produksi adalah :
a. Proses-proses untuk memperkeras permukaan logam.
1. Proses perlakuan thermokimia (thermochemical treatment)
 Karburasi (media padat, cair, atau gas)
 Nitridasi (media cair, atau gas)
 Karbonitridasi (nitroc)
2. Proses pengerasan permukaan (surface hardening)
 Pengerasan nyala (flame hardening)
 Pengerasan Induksi (induction hardening)
3. Metal Spraying
4. Pelapisan logam (metal plating)
5. Proses Fusi (fusion process)
b. Proses-proses untuk meningkatkan ketahan korosi
1. Pengendapan listrik (electrodeposition)
2. Lapis celup (hot dip coating)
3. Lapis Difusi (diffusion coating)
 Cementasi
 Cladding
 Deposisi vacumo Pirolisa (vapour deposition)
 Sprayed metal coating
 Pengerasan kulit (case hardening)
4. Lapis non metalik (non- metallic coating) mencakup:
 Pengecatan dan lapis lak(lacquers coating)
 Lapis plastik
 Lapis karet dan elastomero Lapis enamel
 Temporary protective coatings
5. Lapis konversi dan oksida (conversion and oxidcoatings)
 Anodisasi
 Chromatasi
 Phosphatasi (parkerizing)
c. Proses-proses untuk meningkatkan unjuk rupa :
 Polishing
 Abrashive belt grinding
 Barrel tumbling
 Honing
 Lapping
 Super finishing
 ElectroplatingoMetal spraying

3.5. Karburasi
Karburasi adalah suatu proses penambahan karbon ke permukaan benda dilakukan dengan
memanaskan benda dalam lingkup yang banyak mengandung karbon aktif sehingga karbon
berdifusi masuk ke permukaan baja. Kemudian dipanaskan pada temperatur antara 900oC-
950oC dengan waktu yang lama. Media yang biasa dipakai adalah Charcoal Activated
(karbon aktif) dengan Natrium Karbonat (NaCO3), Barium Karbonat (BaCO3) dan Kalsium
Karbonat (CaCO3). Untuk menyepuh keras baja diperlukan kadar karbon sekurangnya 0,3%
C dilihat pada baja karbon yang dapat disepuh keras. Jika mempunyai kadar karbon kurang
dari 0,3%C maka dengan cara karburasi. Dengan memanaskan bahan sampai 950oC dalam
lingkungan yang menyerahkan lalu dibiarkan beberapa waktu lamanya pada suhu ini dan
didinginkan diudara. Tujuan dari pengerjaan panas ini adalah untuk memberi pada benda-
benda lapisan luaryang dapat disepuh keras. Hal ini memungkinkan karena pada suhu
tersebut karbon dapat meresap kedalam lapisan luar benda kerja. Karburasi dapat juga
disebut penumpukan karbon atau menyemen. Lapisan luar yang telah mengambil karbon
dinamakan lapisan karburasi. Tebalnya lapisan yang dikarburasikan dalam lingkungan yang
dapat menyerahkan karbon tergantung dari pada waktu dan suhu. Akibat dari pemanasan ini
diharapkan untuk dapat menyusun kedalam permukaan baja. Dengan menyusupkan unsur
karbon pada permukaan baja tersebut akan terjadi peningkatan kandungan karbon, hal ini
akan dapat meningkatkan kekerasan dari pada permukaan baja tersebut dan tentu akan
meningkatkan daya tahan aus gesekan dan permukaan baja. Proses karburasi umumnya
dilakukan pada baja yang memiliki kadar karbon rendah, akan tetapi dapat juga dilakukan
pada kadar karbon menengah dengan peningkatan kandungan karbon pada permukaan
mencapai 45%.

3.6. Aplikasi Karburasi


Perkakas pemotong harus tahan terhadap gaya yang besar pada suhu dan keausan yang
tinggi. Keausan terjadi akibat difusi keadaan padat dan bahan perkakas kebenda kerja pada
suhu tinggi dan terjadinya kontak pada permukaan. Jenis bahan perkakas pemotong yang
baik harus mempunyai kekerasan panas yang tinggi dan tahan terhadap keausan, dengan
ketangguhan yang cukup terhadap perpatahan atau pecah. Bahan tersebut juga harus tahan
terhadap kejut termal dan reaktivitas yang rendah terhadap bahan benda kerja. Jadi bahan
yang digunakan untuk perkakas adalah bahan yang memiliki permukaan yang keras, serta
ulet dan tahan terhadap keausan. Oleh sebab itu bahan perkakas pemotong harus terbuat
dari baja karbon rendah yang telah mengalami karburasi karena bahan akan mengalami
perkakas pemotong yang baik.

3.7. Diagram Alir Perbaikan


Proses perbaikan teknologi perbaikan mutu daun cangkul yang akan dilakukan adalah
dengan menambah proses karburasi pada cangkul yang telah difinishing sebelum dikemas,
dengan kata lain tidak mengganggu proses lainnya.

Cangkul Material karburasi

Proses karburasi pada


suhu 850oC

Quenching dengan air

Pengujian mekanis

Data

Laporan dan Evaluasi

Gambar 5. Diagram alir perbaikan mutu pada UD. Jesen


BAB III
PELAKSANAAN JASA KONSULTANSI

3.1. Tim Jasa Konsultansi


Jabatan Unit
No. Nama NIP Pendidikan Keahlian
Fungsional Kerja
1 2 3 4 5 6 7
Jimmy G. Perekayasa
1. 197507082002121008 S1 T. Mesin BIM
Simanjuntak,ST Madya
Ir. Pander Perekayasa
2. 195808041980031004 S2 T. Mesin BIM
Sitindaon, MMA Utama
Ir. Hitman Perekayasa
3. 196010031991031002 S1 T. Industri BIM
Pardosi Madya
Muhammad Al
Perekayasa
4. Amin Nasution, 197310171993031001 S1 T. Industri BIM
Muda
ST
Lois Handoko Perekayasa
5. 197910092006041002 S2 T. Industri BIM
Sinuhaji, ST, MT Muda
Dewi
Perekayasa
6. Kusumawati,ST, 198612112010122002 S2 T. Industri BIM
Muda
MT
BIM : Baristand Industri Medan

3.2. Jadwal Pelaksanaan Jasa Konsultansi


Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 4 (empat) bulan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Dapati
Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4
1. Survey data produk cangkul UD. Jesen
2. Pengujian mekanis
3. Perlakuan permukaaan dengan karburasi
4. Pengujian mekanis pasca karburasi
5. Pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan
BAB IV
ANGGARAN JASA KONSULTANSI

4.1. DIPA BSKJI


Nilai
MAK Aktivitas Volume Satuan Jumlah
Satuan
Belanja Pengiriman Surat
521114 1.400.000
Dinas Pos Pusat
Biaya pengiriman pos 7 BLN 200.000 1.400.000
521211 Belanja Bahan 14.700.000
>> Dalam rangka
6.650.000
pelaksanan DAPATI
Fotocopy dokumen 5800 LBR 250 1.450.000
ATK 1 PKT 1.000.000 1.000.000
Konsumsi Rapat 50 OK 64.000 3.200.000
Penggandaan dan
1 PKT 1.000.000 1.000.000
Penjilidan laporan
>>Dalam Rangka FGD di
8.050.000
Kab. Tapanuli Utara
Perlengkapan Peserta
60 PKT 100.000 6.000.000
(30 org x 2 kegiatan)
Pencetakan
2 LBR 525.000 1.050.000
spanduk/banner
Bahan Cetakan 2 PKT 500.000 1.000.000
Belanja Honor Output
521213 2.600.000
Kegiatan
Koordinator
2 OK 400.000 800.000
(1 org x 2 kegiatan)
Anggota (3 org x 2 kegiatan) 6 OK 300.000 1.800.000
522151 Belanja Jasa Profesi 15.800.000
Narasumber/Pembicara
16 OJ 900.000 14.400.000
(4 org x 4 jam)
Moderator
2 OK 700.000 1.400.000
(1 org x 2 kegiatan)
Belanja Perjalanan Dinas
524111 159.098.000
Biasa
>> Perjalanan Dinas
9.600.000
Narasumber
Transport Tapanuli Utara
6 OT 330.000 1.980.000
(3 org x 2 kali)
Uang Harian Tapanuli Utara
12 OH 370.000 4.440.000
(3 org x 2 hari x 2 kali)
Penginapan Tapanuli Utara
6 OH 530.000 3.180.000
(3 org x 1 hari x 2 kali)
>> Dalam rangka
pelaksanan DAPATI ke 62.040.000
Tapanuli Utara
Transport Tapanuli Utara
36 OT 330.000 11.880.000
(6 org x 6 kali)
Uang Harian Tapanuli Utara
72 OH 370.000 26.640.000
(6 org x 2 hari x 6 kali)
Penginapan Tapanuli Utara
Golongan III 24 OH 12.720.000
530.000
(4 org x 1 hari x 6 kali)
Penginapan Tapanuli Utara
Golongan IV 12 OH 900.000 10.800.000
(2 org x 1 hari x 6 kali)
>> Dalam Rangka Study
55.074.000
Banding ke Bandung
Transport Medan-Bandung
5 OT 5.284.000 26.420.000
(5 org x 1 kali)
Taksi Medan-Bandung
5 OT 796.000 3.980.000
(5 org x 1 kali)
Uang Harian
25 OH 430.000 10.750.000
(5 org x 1 kali x 5 hari)
Penginapan Golongan III
16 OH 570.000 9.120.000
(4 org x 1 kali x 4 hari)
Penginapan Golongan IV
4 OH 1.201.000 4.804.000
(1 org x 1 kali x 4 hari)
>> Dalam Rangka
koordinasi dan konsultansi 32.384.000
Ke JKT
Transport Medan-Jakarta
` 4 OT 3.808.000 15.232.000
(2 org x 2 kali)
Taksi Medan-Jakarta
4 OT 976.000 3.904.000
(2 org x 2 kali)
Uang Harian
12 OH 530.000 6.360.000
(2 org x 2 kali x 3 hari)
Penginapan Golongan III
4 OH 730.000 2.920.000
(1 org x 2 kali x 2 hari)
Penginapan Golongan IV
4 OH 992.000 3.968.000
(1 org x 2 kali x 2 hari)
Belanja Perjalanan Dinas
524119 28.200.000
Paket Meeting Luar kota
Transport Peserta
60 OK 100.000 6.000.000
(30 org x 2 kegiatan)
Biaya Paket Meeting
Seminar Full Day 60 OK 275.000 16.500.000
(30 org x 2 kegiatan)
Uang Harian Full Day
60 OK 95.000 5.700.000
(30 org x 2 kegiatan)
522191 Belanja Jasa Lainnya 43.000.000
Biaya Pengujian 1 PKT 35.000.000 35.000.000
Pembuatan Video
Pelaksanaan Jasa 1 PKT 8.000.000 8.000.000
Konsultansi DAPATI
Belanja Jasa Penanganan
522192 4.800.000
Pandemi Covid-19
Rapid/Swab Test Antigen
16 OK 4.800.000
(8 org x 2 kali) 300.000
Total 269.598.000
Persentase 75%
4.2. Dana IKM (UD. Jesen)

Volume dan Nilai Satuan Jumlah


No. Aktivitas
Satuan (Rp) (Rp)
Bahan karburasi 10.000.000 10.000.000
1 Belanja Bahan Pembuatan Alat/Mesin
1 Tanur karburasi 80.000.000 80.000.000
Total 90.000.000
Persentase 25%
Lampiran 1

PROFIL PERUSAHAAN

Nama Perusahaan/IKM : UD. Jesen

Jenis Usaha : Pandai besi

Nama Pemilik/Pimpinan : Kiman Lumbantoruan

Alamat Lengkap : Desa Sitampurung Kecamatan Siborong-borong,

Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

Bentuk Badan Usaha : UD

NPWP : 84.768.329.9-127.000

Tahun Terbit Izin Usaha : 2019

Jumlah Tenaga Kerja : 8 orang

Nilai investasi/modal (Rp) : 50.000.000

Kapasitas Produksi : 2400 cangkul/bulan

Medan, Februari 2021


Pemilik,

(Kiman Lumbantoruan)
Lampiran 2

FORM DIAGNOSIS USULAN PERMOHONAN PROGRAM DAPATI

Nama IKM : UD. Jesen


Jenis Usaha : Pandai besi
Pemilik/Pimpinan : Kiman Lumbantoruan

Diagnosis Uraian

Kondisi IKM Bahan baku : Baja pelat lembaran, sekrap dari pelat
dan sisa cangkul bekas

Bahan penolong : Arang

Tenaga kerja : 8 orang

Peralatan : Mesin gunting 1 unit, gunting manual 2


unit, mesin las 1 unit, anvil 3 unit, tungku
pembakaran 3 unit

Kapasitas produksi : 100 unit cangkul perhari

Cakupan : Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli


penjualan Selatan, Mandailing Natal, Asahan,
Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara,
Labuhan Batu Selatan, Padang Lawas
Utara, Padang Lawas Utara, Tanah Karo

Kebutuhan dan Teknologi pembuatan cangkul yang sesuai dengan syarat mutu SNI
Permasalahan 0331:2011, cangkul yang di produksi sering bengkok dan mudah
IKM aus

Solusi Akan Perlu ada pendampingan untuk transfer teknologi pembuatan


Kebutuhan dan cangkul yang lebih bermutu.
Permasalahan
IKM

Kesediaan Dengan adanya program DAPATI, UD. Jesen bersedia mengikuti


Sharing dengan sharing pendanaan 25%
Pendanaan
Program
DAPATI

Ketua Medan, Februari 2021


Tim Jasa Konsultansi, Pimpinan IKM,

(Jimmy Gifson Simanjuntak) (Kiman Lumbantoruan)

Anda mungkin juga menyukai