Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PUNGKI YULIANA

NPM : 201721500462

NO HP (WA) : 0822 8012 2153

NO. URUT : 32

LINK YOUTUBE : https://www.youtube.com/watch?v=hULiIk3Ggrc

1. Kalimat dalam ragam lisan, unsur subjek atau predikat adakalanya


dilesapkan. Karena, pembicara dapat memanfaatkan gerakan tubuhnya
untuk memperjelas makna. Silakan ilustrasikan hal tersebut jika Anda
bertransaksi dengan pedagang di pasar!
Jawab :
Penjual Terong
Pembeli: Pak ni sabaraha?
Penjual : Sabaraha?
Pembeli: Seperempat
Penjual : Sapuluh rebu, yang ini ma belas (nunjuk yang agak besar)
Pembeli: Yang ini aja berapa yak? (nunjuk yang agak kecil)
Penjual : Sapuluh sayang.
Pada percakapan di atas terlihat seorang penjual menuturkan ‘Sabaraha?’. Pada
kalimat di atas terdapat unsur subjek yang tidak jelas, kalimat tersebut dituturkan
dengan singkat dan tidak lengkap saat penjual hendak melakukan proses
menawarkan barang dagangan yang sedang dijajakkannya kepada pembeli. Pada
percakapan di atas pembeli menuturkan ‘Pak ni sabaraha?’. Kalimat tersebut
dituturkan oleh pembeli pada saat pembeli hendak menanyakan barang
dagangannya. Dalam proses tersebut terdapat kalimat yang singkat dan tidak jelas
yang terdapat pada kata ‘ni’. Kata ‘ni’ pada tuturan tersebut bertujuan untuk
menanyakan harga terong yang sedang di tunjuk oleh pembeli.
2. Analisislah wacana kontekstual di bawah ini!
“Sediaan BBM premium telah habis”
Wacana tersebut terdapat pada plakat di SPBU Susukan, Ciracas, Jakarta
Timur. Menurut Anda makna implisit apa sajakah yang terkandung dalam
wacana tersebut diatas?
Jawab :
Menurut saya, makna implisit yang terkandung didalam kalimat tersebut yaitu
makna pemberitahuan atau informasi bahwa persediaan BBM premium tidak
tersedia atau telah habis. maknanya terkandung di dalamnya (meskipun tidak
dinyatakan secara jelas atau terang-terangan) atau tersimpul di dalamnya.

3. Maksim kesimpatian mengamatkan bahwa penutur meminimalkan rasa


antipati dan memaksimalkan rasa simpati. Apakah perbedaan yang
fundamental antara makna antipati, simpati, dan empati.
Jawab :

Simpati adalah suatu perasaan atau sikap seseorang yang tertarik kepada orang lain
dikarenakan sesuatu hal hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut.
Suatu hal yang menarik itu dapat berupa sesuatu yang bersifat fisik, seperti
penampilan, cantik atau tampan, serta ketertarikan berupa non fisik, seperti sikap,
perbuatan, wibawa, pemikiran,  atau kebijaksanaan. Empati adalah proses larutnya
kejiwaan seseorang yaitu perasaan haru dan iba manakala melihat orang lain
mengalami sesuatu yang menarik perhatian. antipati merupakan lawan kata dari
simpati. Pengertian antipati adalah perasaan keengganan, ketidaksukaan atau
kebencian yang kuat terhadap orang lain. Orang yang memiliki perasaan antipati
akan merasa muak atau tidak senang melihat atau mendengar namanya. Empati
mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja,
melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.
4. Konsep entailmen dalam pragmatik menganjurkan bahwa hubungan antara
tuturan dengan maksudnya harus bersifat mutlak. Silakan Anda buat
tuturan beserta maksudnya!
Jawab :
Pungki :Tina Rahman seorang janda.
Udin :Tina Rahman pernah memiliki suami.
Pungki :Anaknya seorang sarjana.
Udin :Anaknya pernah kuliah di perguruan tinggi.
Kalimat tersebut tidak dapat diubah bentuknya menjadi tuturan dalam kalimat
berikut.Walaupun Resi Widiasari seorang janda, tetapi ia belum pernah bersuami.
Walaupun anaknya sarjana, tetapi anaknya tidak pernah kuliah di perguruan
tinggi.Hal itu terjadi karena tuturan Pungki dan Udin dalam kalimat tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara tuturan dan maksud tuturannya bersifat
mutlak, sehingga kalimat tersebut tidak dapat diterima.

5. Jika diamati secara saksama, antara tuturan imperatif pragmatik dengan


tuturan imperatif linguistik jelas ada perbedaan. Silakan Anda jelaskan
beserta contoh tuturan keduanya !
jawab :

Perbedaan yang fundamental antara tuturan imperatif linguistik dengan tuturan


imperatif pragmatik adalah bahwa makna tuturan imperatif linguistik selalu
berupa tuturan imperatif. Sedangkan makna tuturan imperatif pragmatik dapat
berwujud tuturan deklaratif atau tuturan interogatif. Tuturan deklaratif, lazimnya
dipakai untuk menyampaikan informasi atau pesan. Begitu juga, tuturan interogatif
umumnya dipakai untuk menanyakan sesuatu. Namun, dalam konteks makna
imperative pragmatik, tuturan itu dapat dimanfaatkan untuk memerintah mitra
tutur. Hal itu dimaksudkan oleh penutur, agar petutur tidak merasa kehilangan
citra diri atau merasa diperintah. Jadi, penutur sengaja menyembunyikan hal yang
bersifat imperatif.
Contoh :

(1) “Kerjakan pekerjaan ini sampai tuntas!” Kata Camat Pasar Rebo kepada para
pegawai di kantornya. (tuturan imperatif linguistik)
(2) “Mari, kita kerjakan pekerjaan ini sampai tuntas.” Kata Camat Pasar Rebo
kepada para pegawai di kantornya (makna pragmatik deklaratif, ajakan)

Jika diamati secara cermat, tuturan (2) Camat Pasar Rebo memerintah para
pegawainya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya, tetapi mereka diperintah
secara tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai