NPM : 201721500462
NO. URUT : 32
Simpati adalah suatu perasaan atau sikap seseorang yang tertarik kepada orang lain
dikarenakan sesuatu hal hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut.
Suatu hal yang menarik itu dapat berupa sesuatu yang bersifat fisik, seperti
penampilan, cantik atau tampan, serta ketertarikan berupa non fisik, seperti sikap,
perbuatan, wibawa, pemikiran, atau kebijaksanaan. Empati adalah proses larutnya
kejiwaan seseorang yaitu perasaan haru dan iba manakala melihat orang lain
mengalami sesuatu yang menarik perhatian. antipati merupakan lawan kata dari
simpati. Pengertian antipati adalah perasaan keengganan, ketidaksukaan atau
kebencian yang kuat terhadap orang lain. Orang yang memiliki perasaan antipati
akan merasa muak atau tidak senang melihat atau mendengar namanya. Empati
mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja,
melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.
4. Konsep entailmen dalam pragmatik menganjurkan bahwa hubungan antara
tuturan dengan maksudnya harus bersifat mutlak. Silakan Anda buat
tuturan beserta maksudnya!
Jawab :
Pungki :Tina Rahman seorang janda.
Udin :Tina Rahman pernah memiliki suami.
Pungki :Anaknya seorang sarjana.
Udin :Anaknya pernah kuliah di perguruan tinggi.
Kalimat tersebut tidak dapat diubah bentuknya menjadi tuturan dalam kalimat
berikut.Walaupun Resi Widiasari seorang janda, tetapi ia belum pernah bersuami.
Walaupun anaknya sarjana, tetapi anaknya tidak pernah kuliah di perguruan
tinggi.Hal itu terjadi karena tuturan Pungki dan Udin dalam kalimat tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara tuturan dan maksud tuturannya bersifat
mutlak, sehingga kalimat tersebut tidak dapat diterima.
(1) “Kerjakan pekerjaan ini sampai tuntas!” Kata Camat Pasar Rebo kepada para
pegawai di kantornya. (tuturan imperatif linguistik)
(2) “Mari, kita kerjakan pekerjaan ini sampai tuntas.” Kata Camat Pasar Rebo
kepada para pegawai di kantornya (makna pragmatik deklaratif, ajakan)
Jika diamati secara cermat, tuturan (2) Camat Pasar Rebo memerintah para
pegawainya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya, tetapi mereka diperintah
secara tidak langsung.