Hidrolika Saluran Tertutup
Hidrolika Saluran Tertutup
HIDROLIKA
1.1. Pendahuluan
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang
berhubungan dengan gerak air. Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan
dan keteknikan yang berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari
perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-
dasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga
fluida, hidrolika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga
menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang
dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen seperti
aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air, hitungan
dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka seperti
sungai dan selokan.
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalambanyak hal
mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan
tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran. Dengan demikian
aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer,
sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan tekanan
atmosfer.
saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh
dengan udara luar (atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa adalah
adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran
terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada rongga
yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada
saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215). Misalnya aliran air pada gorong-gorong.
Pada kondisi saluran penuh air, desainnya harus mengikuti kaidah aliran pada pipa,
namun bila mana aliran air pada gorong-gorong didesain tidak penuh maka sifat
alirannya adalah sama dengan aliran pada saluran terbuka. Perbedaan yang lainnya
adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y), sedangkan pada pipa
kedalam air tersebut ditransformasikan berupa (P/y). Oleh karena itu konsep analisis
aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa terisi penuh dengan air.
besar di muara.
contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi persawahan,
saluran pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga
air, saluran untuk supply air minum, saluran banjir.
Contoh : sungai
Canal : semacam parit dengan kemiringan dasar yang landai, berpenampang segi
empat, segi tiga, trapezium maupun lingkaran. Terbuat dari galian tanah,
pasangan batu, beton atau kayu maupun logam.
Talang (flume) : semacam selokan kecil terbuat dari logam, beton atau
kayu yang melintas di atas permukaan tanah dengan suatu penyangga.
Got Miring (chute) : semacam selokan dengan kemiringan dasar yang
relatif curam.
Bangunan Terjun (drop structure) : semacam selokan dengan
kemiringan yang tajam. Perubahan muka air terjadi pada jarak yang sangat dekat.
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup yang melintasi jalan atau
menerobos gundukan tanah dengan jarak yang relatif pendek.
Terowongan ( tunnel) : saluran tertutup yang melintasi gundukan tanah
atau bukit dengan jarak yang relatif panjang.
(bed width)
(top width)
(water area)
A = B . y; P = B
A By
P B
sehingga R = = = y.
Contoh Soal :
Diketahui =
y=3m
b= 4 m
Aliran invisid adalah aliran dimana kekentalan zat cair, µ, dianggap nol(zat
cair ideal). Sebenarnya zat cair dengan kekentalan nol tidak ada di alam, tetapi
sangatkompleks dalam hidraulika. Karena zat cair tidak mempunyai kekentalan maka
tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan antara zat cair dan bidang
batas.Pada kondisi tertentu, anggapan µ=0 dapat diterima untuk zat cair dengan
kekentalan kecil seperti air. Aliran Invisid suatu fluida diasumsikan mempunyai
viskositas nol. Jika viskositas nol maka kondiuktivitas thermal fluida tersebut juga
nol dan tidak akan terjadi perpindahan kalor kecuali dengan cara radiasi. Dalam
prakteknya, fluida inviscid tidak ada, karena pada setiap fluida timbul tegangan geser
Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel zat cair
bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan bidang batas
tersebutakan mempunyai kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah
sesuaidengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat dalam/lebar, di
luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran tidak lagi dipengaruhi oleh
Bagian aliranyang berada dekat dengan bidang batas, di mana terjadi perubahan
kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas (boundary layer ). Di daerah lapis
batas ini tegangangeser terbentuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak denga
menyebabkan partikel zat cair bergerak dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di luar
lapis batas tersebut pengaruhtegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas
dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.
berubah dengan perubahan tekanan. Pada aliran mantap dengan perbuhan rapat massa
kecil, sering dilakukan penyederhanaan dengan menganggap bahwa zat cair adalah
tak kompresibel dan rapat massa adalah konstan. Oleh karena zat cair mempunyai
kemampatan yang sangat kecil, maka dalam analisis mantap sering dilakukan
anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap sering dilakukan
melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka
Bila kerapatan massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan fluida maka
dikatakan aliran bersifat kompresibel. Sedang bila praktis tak berubah terhadap
perubahan tekanan yang ada dalam sistem, maka aliran itu dikatakan bersifat tak
kompresibel. Zat cair umumnya dapat dianggap mengalir secara tak kompresibel
kasus tertentu mungkin aliran gas dapat pula dipandang sebagai tak kompresibel,
yaitu bila perubahan kerapatan massa dalam sistem yang ditinjau praktis dapat
diabaikan.
membentuk suatu jenis / bentuk. Jenis dan bentuk dari pergerakan fluida adalah :
terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair
Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang tidak membentuk suatu garis lurus. Aliran
ini terbentuk ketika menemui hambatan. Aliran dimana pergerakan dari partikel –
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran
turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata
turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling
berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan
zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi, dan di
Aliran yang angka Reynold (Re)-nya besar pada umumnya bersifat turbulen.
l : panjang karakteristik
μ : viskositas
Dalam bidang keteknikan definisi dari kedua jenis aliran fluida tersebut dapat
dilihat pada jet dua dimensi, kincir angin, aliran dalam pipa, dan aliran dalam dua plat
sejajar atau aliran tiga dimensi yang lain mempunyai perubahan bilangan Reynolds
yang tidak stabil. Aliran yang laminar memiliki bilangan Reynolds yang kecil dan
relatif stabil, tetapi pada aliran turbulen bilangan Reynoldnya besar dan relatif
berubah pada setiap titiknya. Untuk menjelaskan fenomena aliran turbulen kita dapat
Definisi Turbulen
atau turbulen seperti dijelaskan diatas kita dapat menggunakan pendekatan Bilangan
Reynolds pada aliran tersebut. Bilangan Reynolds adalah ukuran yang dimiliki aliran
mengenai gaya inersia yang diberikan dan gaya viskos yang dimiliki fluida. Apabila
dalam lapisan batas aliran tidak terjadi perubahan terhadap waktu dan aliran steady,
maka dapat dikatakan aliran tersebut laminar, sebaliknya jika alirannya random dan
berubah terus terhadap waktu secara radikal, maka aliran tersebut adalah aliran
turbulen atau lebih gampangnya setelah dihitung suatu aliran dikatakan turbulen
apabila Bilangan Reynoldnya > 2300. Kecepatan, tekanan dan berbagai sifat lainnya
akan berubah menjadi acak dalam aliran turbulen, seperti dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Secara umum, karakteristik dari aliran turbulen ini dinotasikan sebagai kecepatan
rata-rata (U,V,W,P dan lainnya) dan kecepatan yang berfluktuasi (y’,v’,w’,p’ dan
lainnya).
Penyebab suatu aliran laminar berubah menjadi aliran turbulen adalah ketika
stabilitas pada aliran laminar mengalami sedikit gangguan (gaya) yang diberikan
sehingga aliran tersebut menjadi tidak stabil. Untuk menjelaskan fenomena tersebut
transisi ini. Suatu aliran dengan kecepatan tertentu, didalamnya terdapat titik
perubahan dapat terlihat pada Gambar 2(a). Aliran ini tidak stabil karana gangguan
dapat diidentifikasi pertama tentang aliran yang invicid oleh sebab itu tipe aliran
seperti ini disebut aliran inviscid instability.tipe aliran seperti ini terjadi pada aliran
jet, baling-baling, dan lapisan batas antara dua plat sejajar dengan gradien temperatur
yang berlawanan. Aliran dengan kecepatan yang laminar tanpa adanya point of
inflexion disebut viscous instability. Pendekatan tentang aliran tipe ini dapat didekati
dengan beberapa aliran seperti aliran disepanjang dinding yang solid seperti pipa, dan
Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti
Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setiap titik
berubah dengan waktu. Contoh aliran tak mantap adalah perubahan debit di dalam
pipa atausaluran, aliran banjir di sungai, aliran di estuari (muara sungai) yang
arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran.
kedalaman, debit, dsb. Aliran di saluran panjang dengan debit dan penampang tetap
adalah contoh dari aliran seragam. Aliran seragam merupakan aliran yang tidak
berubah berubah menurut menurut tempat tempat. Konsep Konsep aliran seragam
dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat atau
berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat
aliran.
Aliran tak seragam (non uniform flow) terjadi jika semua variabel
aliran berubah dengan jarak. Contoh dari aliran tak seragam adalah aliran di sungai
2. Garis energi, muka air dan dasar saluran saling sejajar, berarti
Aliran dalam saluran terbuka dikatakan permanen (steady) bila kedalaman aliran
Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami hambatan saat
mengalir ke hilir. Hambatan ini biasanya dilawan oleh komponen gaya berat yang
bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran seragam akan terjadi bila hambatan
ini seimbang dengan gaya berat. Besarnya tahanan bila faktor-faktor lain dari saluran
dianggap tidak berubah, tergantung pada kecepatan aliran. Bila air memasuki saluran
mengecil, dan hambatan lebih kecil dari gaya berat sehingga terjadi aliran
(a)
(b)
Aliran Berubah
Zona Peralihan
terbuka biasanya dinyatakan dengan perkiraan yang dikenal dengan rumus aliran seragam
(uniform flow formula). Sebagian besar rumus-rumus aliran seragam dapat dinyatakan dalam
V = C Rx S y pers (2.4)
dimana :
S = kemiringan energi/saluran,
x,y = eksponen.
Rumus aliran seragam yang baik untuk saluran aluvial dengan
pengangkutan dan aliran turbulen harus memperhitungkan semua
besaran-besaran berikut ini :
V = C Rx S y pers (2.4)
Pada tahun 1889 seorang insinyur Irlandia, Robert Manning mengemukakan sebuah
rumus yang akhirnya diperbaiki menjadi rumus yang sangat dikenal sebagai.
1
V= 2 1
nR S pers (2.5)
3 2
dimana :
V = kecepatan rata-
rata (m/dt),
R = jari-jari hidrolik
(m),
S = kemiringan saluran,
Rumus ini dikembangkan dari tujuh rumus yang berbeda, berdasarkan data
sederhananya rumus ini dan hasilnya yang memuaskan dalam pemakaian praktis,
aliran seraggam lainnya untuk menghitung aliran saluran terbuka. Aliran seragam
adalah aliran dimana debit (Q), kedalaman (y), luas basah (A), dan kecepatan (v),
d d d
Q v y dA
0, 0, 0, 0
d d
dx x x dx
1 2
Hf
Sf
y1 Q1,V1 Sw
Q2,V2 y2
A1 x So
A2
1 2
0,00155 1
23
C S N
1 N (23 0,00155 )
R S
Keterangan :
N = Koefisien kekasaran Kutter ( Lihat Tabel 2.1)
R = radius hidrolik
S = kemiringan
b. Bazin (1897)
157 ,6 87
C
m
1,81 1
R R
Keterangan :
m
1,81
m = koefisien Bazin ( Lihat Tabel 2.2)
1
v 8gRS
Keterangan :
= factor gesekan
2
g = grafitasi bumi =9,81 m/det
R = radius hidrolik
S = kemiringan
2.3 Rumus Kecepatan (v) Manning-Gaukler-Strickler (MGS)
2 1 2 1
1
v n R 3 S 2 kst R 3 S 2
Keterangan :
1
kst = koefisien kekasaran Strickler (Lihat
Tabel 2.3) n
R = radius hidrolik
S = kemiringan saluran
Rumus MGS adalah rumus yang paling banyak dipakai untuk menghitung
aliran dalam saluran terbuka
2.5 PENAMPANG HIDROLIS TEREFISIEN (BEST HYDRAULIC SECTION)
Rumus dasar :
Q = A . V = A . C . R1/2 . S1/2
Persamaan Aliran Uniform
A3/2 yang dikembangkan Chezy
Q = C . . S1/2
P1/2
Untuk suatu luas irisan penampang (A), kemiringan tertentu (S) dan kekasaran tertent
u (C atau n) dan kecepatan (V) akan menjadi maximum bila jari jari hydraulic (R)
maximum.
Qmax = Atetap . Rmax . Stetap
Jari-jari hidrolis (R) maximum terjadi jika keliling basah (P) minimum.
Atetap
Rmax=
Pmin
Contoh Soal :
3
Akan berapakah dalamnya air yang mengalir pada laju 6,79 m /det. Dalam
sebuah saluran segi empat yang lebarnya 6,1 m, terletak pada kemiringan
0,0001 ? Gunakan n = 0,0149,
y=?
6,1 m
3
Q = 6,79 m /det
S = 0,0001
Jawab :
A by 6,1 y
P b 2 y 6,1 2 y
A 6,1 y
R
P 6,1 2 y
QA.V1/ n R 2 / 3 s1 / 2 A
2/3
1 6,1 y 1/2
6,79 0,0001 . 6,1 y
Garis energi : garis yang menyatakan ketinggian dari jumlah tinggi aliran.
Untuk aliran seragam (uniform flow), sf = sw = so (dasar saluran sejajar muka air
dan sejajar kemiringan garis energi).
Jumlah tinggi energi pada penampang 1 di hulu akan sama dengan jumlah tinggi
energi pada penampang 2 di hilir, hal ini dinyatakan dengan :
v1 v
z1 y1 1 z2 y2 2 2 hf
2g 2g
v1 v
z1 y1 z2 y2 2 kons tan
2g 2g (1)
Untuk saluran dengan kemiringan dasar kecil dan =1 ( koefisien energi =1), Energi
Spesifik adalah jumlah kedalaman air ditambah tinggi kecepatan, atau :
v2 Q2
E y E y
2g atau 2gA2 (2)
dE Q2 dE v2 A
1 .T 1 .T D
dy gA3 atau dy gA Mengingat bahwa T
maka:
dE v2
1
dy gD
Contoh penerapan aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran Melalui
Pintu Sorong / Gerak. Kondisi aliran melalui pintu sorong (Sluice gate) akan tampak
jelas apakah dalam kondisi aliran bebas atau tenggelam, tergantung dari kedalaman
air di hilir pintu yang secara bergantian ditentukan oleh kondisi aliran dihilir pintu
tersebut. Kondisi aliran bebas ( free flow) dicapai bila aliran di hulu pintu adalah sub
kritis, sedangkan aliran di hilir pintu adalah super kirtis
Perbandingan Gayagaya Inersia dan Gravitasi dikenal sebagai Bila
ngan
Fronde :
V
F = √ g . l
l = h untuk aliran terbuka
l = D untuk aliran tertutup
Aliran dikatakan kritis jika :
F = 1,0 disebut Aliran Kritis
F < 1,0 disebut Sub-Kritis (Aliran tenang
atau Tranquil)
F > 1,0 disebut Super-Kritis (Aliran cepa
t atau Rapid Flow)
Test :Jatuhkan batu pada aliran, jika gelombang merambat ke hulu dan ke hilir aliran dalam
keadaan Sub-Kritis seperti tergambar pada 1.4
Gambar 1.4 : Gelombang aliran Sub-Kritis, Kritis, Super-Kritis
dE
0
Pada kondisi aliran kritis, energi spesifik adalah minimum atau dy sehingga
persamaan di atas menjadi :
dE v2 v2 v2 v2 D
1 0 1 D
dy gD atau gD atau g atau 2g 2
(Ini berarti pada kondisi aliran kritis, tinggi kecepatan sama dengan dri kedalaman
hidrauliknya.)
dE Q2
1 .T
dy gA3
Q2
0 1 .T
gA3 atau
Q 2 .T
1
g . A3 (3)
v 2 .T v2
1 1
atau g. A atau g .D
v
F
Bilangan Froude F dinyatakan sebagai gD pada kondisi kritis, nilai F=1.
1. Kemiringan Kritis
Dengan menggunakan subscrib “c” untuk menandai parameter geometris di bawah kead
aan aliran kritis, Persamaan Manning dapat ditulis sebagaiberikut :
1
Q = (Ac Rc2/3) Sc1/2
n
1
Q2 = (Ac2 Rc4/3) Sc
n2
2. Kedalaman Kritis
I. saluran e.p.p
E min
Yk
B
II. Trapesium
Yk
atau
III. Segitiga
Yk
=
IV. Parabola
Contoh soal :
15m
JAWAB :
a.
= 0,467
b.
A = B. Yk = 15 . 0,467 = 7,005
P = 15 + 2 Yk = 15,9334
3.4 ALIRAN MELALUI PENAMPANG YANG BERUBAH
Kedalam aliran dalam kontraksi saluran adalah kedalaman kritis apabila lebar pada ko
ntruksi lebih kecil atau sama dengan lebar kritis (Bc).
Hal ini mengembangkan alat ukur yang dikenal sebagai Saluran Venturi.
B1 B2 y1
yc
Pembahasan adalah dengan menggambarkan tidak ada energy yang hilang (co
ntraksi dimuat smooth) penyempitan secara perlahan-
lahan.Dan penyempitan adalah cukup untuk menghasilkan
aliran kritis.
Misal Q tetap, maka :
q= Q/B (debit persatuan luas)
E1 Y1 y2 E2
∆z
Enersi khas, E1 = E2 + ∆Z
Y1+v1 = y2 + v2 + ∆Z
2g 2g
Contoh :
Air mengalir dengan kecepatan 1m3/det dengan kedalaman 1,5 m dalam saluran
empat persegi panjang. Jika dasar saluran memiliki ∆z setinggi 15cm hitunglah kedalaman air
di atas tonjolan dan tentukan juga perubahan tinggi muka air bebas
Penyelesaian :
E1 Y1 y2 E2
∆z
▀ E1 = y1 + v1/2g
= 1,5 + 1/(2x9.81)
= 1,55 m
▀ E2 = E1 -∆z
= 1,55 – 0,15
= 1.4 m
▀ E2 = y2 + v2/2g
1.4m = y2 + (q/y2)/(2x9.81)
1.4m = y2 + (1,5/y2)/(2x9.81)
Dengan cara coba2 di dapat y2 = 1,34 m
= y2 + ∆z
= 1,34 + 0,15
= 1,49 m
DAFTAR PUSTAKA