Anda di halaman 1dari 32

POLA ILMIAH POKOK LAHAN KERING

PARIWISATA

OLEH
DIANA SAN TABUN,SPd.,M.IP.
DOSEN FISIP UNDANA

MK Penciri Universitas
2020
Undana dan Pola Ilmiah Pokok Lahan Kering

• Undana telah menetapkan pola ilmiah pokok


"Lahan kering kepulauan” sebagai keunggulan
ilmiah.
• Pengembangan pola ilmiah tersebut sesuai
dengan eksistensi Undana di Provinsi NTT
sebagai provinsi kepulauan yang wilayah
daratnya didominasi oleh lahan kering dengan
kondisi alam yang berpotensi untuk
pengembangan pariwisata.
• PIP diintegrasikan menjadi pengembangan
Lahan Kering kepulauan, bercirikan curah hujan
rendah dan eratik (sekitar 700 mm/tahun atau
lebih tetapi dengan variasi antartahun 20-50%),
suhu tinggi, radiasi matahari tinggi,
evapotranspirasi tinggi, kesuburan tanah
bermasalah, & tipe vegetasi savana shg
mendorong penggunaan lahan yg didominasi
oleh perladangan tebas bakar dan peternakan
lepas.
• Upaya untuk pengembangan kawasan
lahan kering kepulauan tersebut perlu
dilakukan sebagai keunggulan
komparatif dan kompetitif dengan
dukungan dari berbagai disiplin ilmu
dan unit pelayanan lainnya dalam
membangun masyarakat ilmiah yang
unggul pada tingkal nasional dan
internasional.
Pengembangan perguruan tinggi
dengan berfokus pada PIP tersebut
sejalan dengan UU/2012 ttg Dikti yg
memberikan peluang otonomi lebih
besar dlm penyelenggaraan dikti
bagi perguruan tinggi yg memiliki
potensi & kapasitas.
Di bidang pendidikan, Undana melalui
LP3 telah menjabarkan PIP laker
kepulauan ini dlm struktur kurikulum
bermuatan lokal yang telah diadopsi
oleh seluruh Fakultas yang ada.
Mahasiswa disamping mempelajari tentang
bidang keilmuan yg ditekuni, tetapi juga
mempelajari dan menguasai pengetahuan yg
menjadi PIP Undana.
Diharapkan seluruh mahasiswa pada
berbagai disiplin ilmu disamping menguasai
“core science” yg dipelajari, ttp juga
memiliki pengetahuan lebih di bidang lahan
kering, sebagai penciri keunggulan spesifik.
Peningkatan Produksi Pangan & Ketahanan Pangan
Masyarakat Lahan Kering

Potensi Lahan Usaha (erable land) 73.4 Juta Ha

10.5%

Lahan
Kering
Lahan Basah

90.5%
• Indonesia mampu memproduksi
pangan, baik lahan basah maupun lahan
kering, untuk memenuhi kebutuhan
permintaan pangan domestik maupun
kawasan Asia Tenggara.

• Tetapi apakah potensi lahan dengan


kemampuan produksi pangan yang memadai
sudah cukup untuk menjadi penyangga
ketahanan pangan penduduk Indonesia ± 250
juta jiwa?
Potensi Lahan Usaha Indonesia
• Indonesia memiliki potensi lahan usaha (arable land)
yang cukup besar, yaitu 73.4 juta hektar.
• Dari luas lahan usaha potensial tersebut, 10,5%
merupakan lahan berpengairan teknis, sedangkan
selebihnya merupakan lahan tidak berpengairan teknis.

• Dari potensi lahan tidak berpengairan teknis tersebut,


14,9 juta ha diperuntukan bagi budidaya tanaman
pangan, tanaman perkebunan dan perladangan
berpindah, 19,6 juta ha untuk budidaya tanaman keras;
5,6 juta ha untuk budidaya pekarangan; 7.600 ha untuk
budidaya perikanan, dan sisanya 2,9 juta ha untuk
tanaman industri dan padang penggembalaan
Apa itu lahan kering?
• Lahan kering berkaitan dengan zona keringkaian (aridity zone) yang
ditentukan berdasarkan nisbah (ratio) rerata presipitasi tahunan (P)
terhadap evapotranspirasi potensial tahunan (Epot)
• Presipitasi merupakan seluruh sumber air yang dapat menyebabkan
tanah menjadi lembab, sedangkan evapotranspirasi potensial
tahunan merupakan jumlah air pelembab tanah yang hilang dari
satu luas lahan tertentu karena evaporasi dan transpirasi
• Dunia terdiri atas enam zona keringkaian, yaitu ringkai berlebihan
(hyper-arid), ringkai (arid), semi-ringkai (semi-arid), sub-lembab
kering (dry sub-humid), lembab (humid), dan dingin (cold)
• Lahan kering mencakup lahan pada zona ringkai sampai zona sub-
lembab kering dengan kisaran nisbah P/Epot sebesar 0,05–0,65
Mengapa lahan kering kepulauan?
• Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang
mempunyai lahan kering pada wilayah kepulauan, yaitu bagian
Timur NTB, seluruh wilayah NTT, dan wilayah Selatan Maluku
• Wilyah lahan kering kepulauan Indonesia berada di garis depan
karena berhadapan langsung dengan negara tetangga Australia dan
Timor Leste
Ciri-ciri lahan kering kepulauan
• Terdiri atas pulau besar dan kecil yang menerima tingkat kekeringan
yang berbeda-beda bergantung pada posisi geografiknya terhadap
terhadap angin monsun Barat yang basah dan angin monsun
tenggara yang kering
• Tingkat kekeringan yang tidak merata, di dalam wilayah yang secara
umum berada pada nisban P/Epot 0,05–0,65 terdapat wilayah-
wilayah kantong dengan nisban P/Epot yang lebih rendah (lahan
lebih basah)
• Masyarakat melakukan adaptasi menyeluruh dalam menjalani
penghidupan (livelihoods) untuk memungkinkan mereka bertahan
menghadapi berbagai tingkat kekeringan
Permasalahan yang dihadapi

• Konsentrasi kebijakan pada subsistem produksi saja


tidak menjadi jaminan strategis bagi ketahanan pangan
masyarakat Indonesia
• Di tengah keberhasilan peningkatan kuantitas produksi
pangan dalam tiga tahun terakhir, masih terjadi
masalah rawan pangan di sebagian besar wilayah
Indonesia,
• Rawan pangan masih kerap terjadi wilayah yang
didominasi oleh lahan kering, yaitu lahan pada wilayah
dengan nisbah presipitasi/evapotranspirasi potensial
tahunan dalam kisaran 0,05–0,65
Mengapa masih terjadi rawan pangan?
• Kebijakan ketahanan pangan kurang memperhatikan simpul
sub-sistem distribusi dan konsumsi pangan nasional:
• This will demand major interventions ... to transform
current patterns of food production, distribution and
consumption.
• Kebijakan ketahanan pangan bersifat sektoral, belum
berfokus pada sistem secara keseluruhan (the whole
system):
• Transforming human activities with respect to food
implies a focus on the whole system of
agricultural, industrial, retailing and household 'sectors'
and their interrelationships
Tanaman Pangan:
Lokal versus Introduksi
• Pilihan budidaya tanaman pada lahan kering tidak
didasarkan atas pertimbangan aspek ekonomi
semata
• Aspek sosial budaya juga sangat dominan dalam
mendeterminasi jenis-jenis tanaman pangan yang
dibudidayakan pada pertanian lahan
kering, bahkan dalam banyak kasus justru lebih
mendominasi
• Dimensi ketahanan pangan (food security)
menjadi kepentingan utama dalam memilih jenis
tanaman pada usahatani lahan kering
Contoh tanaman pangan yang
dideterminasi oleh faktor sosial-budaya

• Tumpangsari jagung-kacang-
kacangan-labu pada sistem
perladangan tebas bakar di NTT
• Sagu pada sistem mengumpul-
meramu bagi kalangan
masyarakat pesisir di Papua
• Ubi jalar pada sistem budidaya
dataran tinggi di kawasan
Pegunungan Tengah Papua
Pola Pikir Petani Lahan Kering
• Nilai ekonomi yang ditawarkan oleh tanaman pangan
introduksi tidak dapat dibandingkan dengan nilai sosial
budaya yang melekat pada tanaman pangan lokal
tradisional
• Dimensi berpikir masyarakat tani lahan kering bersifat
linear “dari tangan ke mulut” atau sedikit bergeser menjadi
“dari tangan ke mulut ke pasar”, belum mampu untuk
dipaksa berpikir dalam dimensi “dari tangan ke pasar ke
mulut”.
• Pada saat pasar sekarang menuntut orang untuk
berperspektif “berproduksi karena bisa dijual” dan tidak
lagi “menjual karena bisa diproduksi”, para petani lahan
kering masih berperspektif “berproduksi karena bisa
dimakan”
KARAKTERISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
 Letak Geografis :
8 0-120 LS dan 1180-1250 BT

 Jumlah Pulau :
1.192 buah (besar dan kecil)

 Pulau yang bernama :


432 pulau

 Pulau yang berpenghuni :


44 buah
 Iklim :
8 bulan (kemarau/kering) dan
4 bulan (hujan/basah) dan
Anomali
Wilayah administratif :
 Luas Wilayah :
 Kabupaten : 21dan 1 kota
Daratan ± 47.349,9 km2
 Kecamatan : 306 buah
Lautan ± 200.000 km2
 Desa / Kel. : 3.270 buah
POTENSI WILAYAH
 Lahan kering lebih luas dari lahan
basah dengan luas 1.528.308 Ha
dengan tingkat pemanfaatan 60 %
lebih
 Mengandalkan hujan (lahan tadah
hujan)
 Iklim kering dengan anomali
cuaca yang tinggi
KEKAYAAN PANGAN NTT.
Salah Satu Provinsi yang memiliki Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)

57 • Jenis Sumber Karbohidrat

55 • Jenis Sumber Lemak/Minyak

26 • Jenis Kacang-kacangan

273 • Jenis Buah-buahan

178 • Jenis Sayuran

32 • Jenis Bahan Minuman

94 • Jenis Rempah-rempah & Bumbu-bumbuan

Potensi: Belum dimanfaatkan secara optimal sebagai


sumber pangan masyarakat.
Potensi Pangan Lokal NTT dan Kandungan Gizinya
Kandungan Gizi / 100 Gram
No Komoditi Energi (kkal) Protein Lemak Karbohidrat
(Gram) (gram) (gram)
1. Beras 360 6,8 0,7 78,9
2 Sorghum Lena 395 20,3 8,73 58,8
3 Jagung Rote 385 10,6 7,4 69,0
4 Buah bakau 371 4,2 1,5 85,1
5 Ubi suweg 277,4 2,0 0,2 82,8
6 IwiOndoGadung 201 2,0 0,22 79,80
7 Kacang Arbila 342,52 18,64 3,18 64,43
8 Daun kusambi 42,10 3,31 0,88 6,34
9 Gembili 225 3,31 0,30 82,12
10 Jewawut 388 2,45 1,44 89,17
11 Tepung Putak 351,55 2,95 1,18 84,63
12 Jagung 361 8,7 4,5 72,4
13 Gula Lontar 353 0,54 0,17 87,45
Kandungan gizi PUTAK
Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kkal) 351,55
Karbohidrat (g) 84,63
Protein (g) 2,95
Lemak (g) 1,18

Kandungan gizi UWI/GADUNG


Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kal) 201,0
Karbohidrat (g) 79,8
Protein (g) 2,0
Lemak (g) 0,2

Kandungan gizi BUAH BAKAU


Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kkal) 371,0
Karbohidrat (g) 85,1
Protein (g) 4,2
Lemak (g) 1,5 27
LONTAR
Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kal) 353,00
Karbohidrat (g) 87,45
Protein (g) 0,54
Lemak (g) 0,17

KACANG ARBILA/KACANG HUTAN


Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kkal) 342,52
Karbohidrat (g) 64,43
Protein (g) 18,64
Lemak (g) 3,18

BIJI ASAM
Parameter/Jenis Zat Gizi
Parameter/Jenis Kadar Kandungan Gizi
Energi (kkal) 352,02
Karbohidrat (g) 78,89
Protein (g) 8,50
Lemak (g) 0,77
28
Tantangan
• Lahan kering seharusnya dipandang bukan
sebagai kendala, melainkan sebagai
potensi untuk pengembangan keunggulan
komparatif
• Untuk memanfaatkan lahan kering sebagai
potensi pengembangan keunggulan
komparatif, diperlukan terobosan
kebijakan,
Tantangan
• Kebijakan terobosan yang diperlukan tidak lagi
bertumpu hanya pada upaya untuk meningkatkan
produktivitas melalui peningkatan masukan sarana
produksi, melainkan kebijakan yang dapat
menyeimbangkan produktivitas, stabilitas,
equitabilitas, dan otonomi untuk menuju
sustainabilitas dalam jangka panjang
KUIS
Petunjuk: Berikan pendapat anda sebagaimana
pernyataan di bawah ini, Jelaskan sesuai yang anda
pahami
1. Pengertian budaya dan kebudayaan
2. Wujud budaya
3. Corak lahan kering NTT dan pengaruhnya terhadap
budaya lahan kering NTT.
4. Kaitan Budaya masyarakat lahan kering dengan sisitem
mata pencaharian
5. Sebutkan dan jelaskan Pengetahuan dan teknologi
pertanian lahan kering beriklim kering

Anda mungkin juga menyukai