Reno Manoca Krisnanto

1741220047/4C-TOE/18
1. Debit Bahan Bakar
Pembakaran sempurna menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Kandungan
udara bebas berupa 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% adalah gas lainnya.
Rumus debit bahan bakar:
V
Q= atau Q=v × A
t
Dimana:
Q = debit (m3/s) v = kecepatan aliran (m/s)
V = volume (m3) A = luas penampang (m2)
t = waktu (s, min, jam)
Saat suhu dingin udara bersifat berat, begitu juga sebaliknya. Namun pada tekanan
tinggi udara bersifat berat dan begitu juga sebaliknya. AFR (Air Fuel Ratio) penting
dalam hal ini, dimana perbandingan udara dan bahan bakar berpengaruh terhadap unjuk
kerja mesin. Sebagaimana teori yang telah ada jika λ < 1 maka disebut campuran kaya
dan λ > 1 maka campuran kurus/ miskin.
Lambda (λ) adalah perbandingan AFR aktual dengan AFR teoritis.
2. Tekanan Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar menggunakan tegangan 12V untuk dapat mencapai kerja optimal,
tegangan pada pompa bahan bakar berpengaruh terhadap tekanan pompa yang
dihasilkan. Jika tegangan < 12 V maka kinerja pompa kurang optimal yang berdampak
pada pengkabutan yang kurang baik, sebaliknya jika tegangan pada pompa > 12V dapat
didapatkan pengkabuan yang lebih baik tetapi beban pompa bahan bakar lebih tinggi
akibatnya pompa akan cepat panas bahkan dapat terbakar.
3. Debit Aliran Udara
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan alir udara.
Anemometer diletakkan di penampang filter udara, sehingga dapat diketahui kecepatan
aliran udaranya. Untuk mencapai efisiensi volumetric tertentu di perlukan kecepatan alir
udara yang ideal yang bisa dicapai dengan intake manifold yang permukaan dalamnya
halus dan tidak banyak belokan. Metode menghaluskan intake manifold disebut porting
polish. Dilain kasus, dibuat alur di dalam intake manifold yang tujuannya adalah untuk
menambah turbulesi udara. Di bagian atas permukaan piston juga terdapat cekungan
yang fungsinya untuk menambah turbulensi yang dapat berpengaruh terhadap
pencampuran udara dan bahan bakar pada sistem direct injection.