Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri adalah suatu fenomena yang kompleks, dialami secara primer
sebagai suatu pengalaman psikologis. Penelitian yang berlangsung selama
bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli di bidang psikosomatik menunjukkan bahwa
selain dipengaruhi oleh kondisi nyata dari fisik itu sendiri dan kondisi jiwa, nyeri
juga dipengaruhi secara kuat oleh kondisi emosi, fungsi kognitif, dan faktor-faktor
sosial yang menimbulkan serta mempertahankan rasa nyeri.
Manajemen nyeri yang efektif tidak hanya memberikan obat yang tepat
pada waktu yang tepat, seperti yang dikatakan Smeltzer (2001) bahwa
penatalaksanaan nyeri yang efektif juga dengan mengombinasian antara
penatalaksaan farmakologis dan non farmakologis. Terdapat beberapa jenis
tindakan non farmakologis antara lain: distraksi, atensi, teknik relaksasi, masase,
terapi es dan panas, dan stimulasi saraf elektris transkutan.
Tehnik distraksi adalah salah satu pendekatan yang dapat dilakukan
untuk mengalihkan fokus dan perhatian pasien pada nyeri ke stimulus yang lain.
Distraksi digunakan untuk memusatkan perhatian pasien agar menjauhi rasa nyeri
ataupun rasa sakit, dan teknik distraksi dapat sangat efektif dalam mengurangi
nyeri.
Relaksasi atensi adalah ketenangan individu yang nantinya akan
mempengaruhi keoptimalan kinerja saraf indera penglihatan. Relaksasi atensi erat
kaitannya dengan meningkatkan kemampuan konsentrasi. Dengan
memaksimalkan konsentrasi melalui relaksasi atensi, semua gangguan dalam
bentuk titik atau sudut yang tidak relevan dapat disingkirkan dari perhatian.

B. Saran
Agar manajemen nyeri dengan tindakan non farmakalogis dapat
dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami ilmu tentang manajemen
nyeri non farmakologis baik itu distraksi maupun atensi serta penatalaksanaan ini
harus dilakukan secara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang
benar agar manajemen nyeri dapat terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai