Anda di halaman 1dari 38

2020 - Edisi II

Analisis Perkembangan
Industri Non Migas Indonesia
ANALISIS PERKEMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
NONMIGAS INDONESIA
TRIWULAN I - 2020
Pendahuluan
mengalami kontraksi sebesar
Pada triwulan I - 2020 1,74% (q to q) terhadap
perekonomian Indonesia perekonomian triwulan III - 2019.
Terjadinya pertumbuhan
tercatat hanya tumbuh ekonomi yang sangat rendah
sebesar 2,97% (yoy). Angka pada triwulan I - 2020 merupa-

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


ini merupakan kan dampak dari penerapan
pertumbuhan terendah work from home (WFH) dan
physical distancing akibat
sejak triwulan IV - 2001. pandemi COVID-19. Hal ini tidak
saja terlihat dari melambatnya
Pada triwulan I - 2020 perekono- pertumbuhan konsumsi rumah
mian Indonesia, yang diukur tangga, yang merupakan
berdasarkan Produk Domestik penyumbang terbesar pada
Bruto (PDB) atas dasar harga Produk Domestik Bruto
konstan 2010, tercatat hanya Indonesia, tetapi juga pada
tumbuh sebesar 2,97% (yoy). melambatnya pertumbuhan
Angka ini merupakan angka investasi dan terhambatnya
pertumbuhan terendah sejak kegiatan produksi akibat
triwulan - IV 2001, dimana pada melambatnya permintaan dunia
triwulan - IV 2001 tersebut dan juga terganggunya rantai
pertumbuhan ekonomi Indone- penawaran global.
sia tercatat sebesar 2,57% (yoy).
Pertumbuhan konsumsi rumah
Secara triwulanan (quarter on tangga yang biasanya berada di
quarter), perekonomian Indone- sekitar 5%, atau paling sedikit di
sia pada triwulan I - 2020 atas 4,9%, pada triwulan I - 2020
mengalami kontraksi sebesar hanya tercatat sebesar 2,83%
2,41% terhadap perekonomian (yoy). Secara triwulanan (q to q),
pada triwulan IV - 2019, padahal pertumbuhan konsumsi rumah
pada triwulan IV – 2019, pertum- tangga pada triwulan I - 2020
buhan ekonomi Indonesia sudah mengalami kontraksi sebesar
1,97% terhadap pengeluaran

Edisi II - 2020 01
konsumsi pada triwulan IV - 2019. masih sebesar 4,06% (yoy), dan
Sementara pada triwulan IV - bahkan pada triwulan I - 2019
2019 pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 5,03% (yoy),
rumah tangga juga sudah maka pada triwulan I - 2020
melambat menjadi sebesar pertumbuhan investasi hanya
4,97% (yoy) dari pertumbuhan sebesar 1,70% (yoy).
sebesar 5,01% (yoy) pada triwulan
Perlambatan ini terutama
III - 2019. Hal ini menunjukkan
disebabkan karena terjadinya
sangat rendahnya daya beli
perlambatan pertumbuhan
masyarakat sepanjang triwulan I
yang sangat signifikan pada
- 2020, padahal pada periode
investasi Bangunan, yaitu dari
tersebut belum diberlakukan
sebesar 5,53% (yoy) pada triwulan
Pembatasan Sosial Berskala
IV - 2019 menjadi hanya sebesar
Besar (PSBB) dalam rangka
2,76% (yoy) pada triwulan I - 2020,
pencegahan penyebaran
sementara kontraksi pertum-
COVID-19, dan tingkat inflasi juga
buhan (penurunan) semakin
relatif rendah.
membesar pada investasi Mesin
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Selain karena sangat melambat- dan Perlengkapan. Pada


nya pertumbuhan konsumsi triwulan I – 2020, kontraksi per-
Rumah Tangga, rendahnya tumbuhan pada investasi Mesin
pertumbuhan PDB pada dan Perlengkapan tercatat
triwulan I - 2020 juga disebabkan sebesar 3,92% (yoy), lebih tinggi
karena terjadinya perlambatan dari kontraksi sebesar 2,3% (yoy)
pertumbuhan yang sangat pada triwulan IV - 2019, padahal
berarti pada investasi fisik pada tiga triwulan pertama
(Pembentukan Modal Tetap tahun 2019, pertumbuhan
Bruto). Jika pada triwulan IV - investasi Mesin dan Perleng-
2019 pertumbuhan investasi fisik kapan masih mencapai rata-rata
Tabel 1.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahunan (yoy) Menurut Penggunaan (%)
2018** 2019** 2020***
JENIS PENGELUARAN
I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah I

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4.96 5.17 5.00 5.08 5.05 5.02 5.18 5.01 4.97 5.04 2.83
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8.12 8.77 8.61 10.82 9.10 16.96 15.29 7.41 3.53 10.62 (5.09)
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.71 5.21 6.26 4.56 4.80 5.22 8.23 0.98 0.48 3.25 3.75
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7.92 5.81 6.92 6.01 6.64 5.03 4.55 4.21 4.06 4.45 1.70
a. Bangunan 6.12 4.96 5.60 5.02 5.41 5.48 5.46 5.03 5.53 5.37 2.76
b. Mesin dan Perlengkapan 23.73 22.27 22.13 12.28 19.54 8.40 7.18 7.79 (2.30) 4.93 (3.92)
c. Kendaraan 14.37 8.01 4.54 8.40 8.71 (7.37) (2.21) (6.34) (2.03) (4.52) 2.72
d. Peralatan Lainnya 17.81 7.21 8.90 0.27 8.18 (6.76) (3.94) (1.13) (0.27) (2.99) 2.39
e. CBR (0.47) 0.02 2.54 5.87 2.02 9.32 (0.14) 3.00 8.65 5.05 (0.04)
f. Produk Kekayaan Intelektual 1.22 (12.82) 1.48 8.08 (1.35) 9.13 (0.20) (4.14) (4.45) (0.23) (5.89)
6. Ekspor Barang dan Jasa 5.84 7.48 8.34 4.59 6.55 (1.58) (1.73) 0.10 (0.39) (0.87) 0.23
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 12.46 14.94 13.77 7.11 11.88 (7.47) (6.84) (8.30) (8.05) (7.69) (2.19)
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 5.06 5.27 5.17 5.18 5.17 5.07 5.05 5.02 4.97 5.02 2.97
Sumber: Badan Pusat Statistik
**) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

02 Edisi II - 2020
sekitar 7,8% (yoy), dan pada produksi pada beberapa negara
tahun 2018 mencatatkan mitra dagang Indonesia.
pertumbuhan sebesar 19,54%.
Sementara itu impor barang dan
Melambatnya pertumbuhan jasa kembali mencatatkan
PDB pada triwulan I - 2020 agak pertumbuhan negatif sebesar
tertahan dengan terjadinya 2,19% (yoy) pada triwulan I - 2020.
kenaikan ekspor dan turunnya Penurunan impor ini telah
impor barang dan jasa. Jika pada berdampak positif pada
triwulan IV - 2019 ekspor barang perhitungan PDB, namun
dan jasa mengalami kontraksi dampak keseluruhannya adalah
pertumbuhan sebesar 0,39% tidak saja melambatkan
(yoy), maka pada triwulan I - 2020 kegiatan produksi industri di
mencatatkan pertumbuhan Indonesia, tetapi juga kegiatan
sebesar 0,24% (yoy). Sementara ekonomi secara keseluruhan.
untuk seluruh tahun 2019 ekspor Karena penurunan terjadi pada
barang dan jasa mengalami impor bahan baku/penolong
kontraksi pertumbuhan sebesar dan impor barang modal,

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


0,87%. Terjadinya pertumbuhan sedangkan impor Barang
ekspor pada triwulan I - 2020 Konsumsi kembali mengalami
nampaknya disebabkan oleh kenaikan. Pada triwulan I - 2020
penurunan impor bahan baku
Melambatnya pertumbuhan tercatat sebesar 2,82% (yoy), dan
PDB pada triwulan I - 2020 penurunan impor barang modal
mencapai sebesar 13,07%.
agak tertahan dengan
Sedangkan impor barang
terjadinya kenaikan ekspor konsumsi mencatatkan kenai-
dan turunnya impor barang kan sebesar 7,11% (yoy).
dan jasa. Jika pada Dilihat dari sisi produksi, lebih
triwulan IV 2019 ekspor rendahnya pertumbuhan eko-
barang dan jasa mengalami nomi pada triwulan I - 2020
kontraksi pertumbuhan disebabkan karena melam-
batnya pertumbuhan beberapa
sebesar 0,39% (yoy), maka sektor utama, khususnya sektor
pada triwulan I - 2020 yang kontribusinya relatif tinggi
mencatatkan pertumbuhan dalam PDB. Sementara
beberapa sektor jasa, seperti
sebesar 0,24% (yoy).
Sektor Informasi dan
Komunikasi; Sektor Jasa
meningkatnya permintaan Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
global akan beberapa produk serta Sektor Jasa Keuangan dan
Indonesia akibat meningkatnya Asuransi mengalami kenaikan
kebutuhan konsumsi dan pertumbuhan yang cukup
berarti. Pada triwulan I - 2020

SD
Edisi II - 2020 a03
pertumbuhan Sektor Pertanian, 10,62% (yoy), yang tidak saja lebih
Kehutanan, dan Perikanan; serta tinggi dari pertumbuhan
Sektor Industri Pengolahan sebesar 8,49% (yoy) pada
mengalami perlambatan tidak triwulan IV - 2019, tetapi juga dari
saja terhadap triwulan IV - 2019, pertumbuhan triwulan I - 2019
tetapi juga terhadap yang sebesar 7,23% (yoy).
pertumbuhannya pada triwulan Pertumbuhan tertinggi berikut-
I - 2020. Begitu juga pertum- nya dicapai oleh sektor Jasa
buhan Sektor Konstruksi Kesehatan dan Kegiatan Sosial
mengalami perlambatan yang sebesar 10,39% (yoy), yang
cukup berarti, baik jika mengalami kenaikan pertum-
dibandingkan dengan pertum- buhan baik terhadap pertum-
buhannya pada triwulan I - 2019 buhan triwulan IV - 2019 yang
maupun jika dibandingkan sebesar 7,82% (yoy) maupun
dengan pertumbuhan pada terhadap pertumbuhan triwulan
triwulan IV - 2019. I - 2019 yang sebesar 8,64% (yoy).
Pertumbuhan tinggi berikutnya
Sementara itu, pada triwulan I –
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

terjadi pada sektor Informasi dan


2020, pertumbuhan tertinggi
Komunikasi sebesar 9,80% (yoy)
dicapai oleh sektor Jasa
dan Sektor Jasa Lainnya sebesar
Keuangan dan Asuransi, yang
7,09% (yoy).
mencapai pertumbuhan sebesar

Grafik 1.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha (%)
10,62
4,49

8,49

9,80
4,24
4,43

9,60
9,06

4,97
9,24
4,26

4,63
2,06

5,07
3,54

5,02
5,05
3,66

2,97
3,85

7,23
5,33

4,14

1,60

9,71
1,82

6,15
5,21
3,12

0,02

Pertanian Industri Perdagangan Jasa Keuangan Informasi dan PDB


Pengolahan dan Asuransi Komunikasi
Trw I 2019 Trw II 2019 Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

04 Edisi II - 2020
Pertumbuhan Industri Nonmigas Triwulan I - 2020
secara keseluruhan (migas dan
Pada triwulan I – 2020, nonmigas). Pada triwulan I –
Sektor Industri 2020, Sektor Industri
Pengolahan Nonmigas hanya
Pengolahan Nonmigas mencatatkan pertumbuhan
hanya mencatatkan sebesar 2,01% (yoy), yang
pertumbuhan sebesar merupakan pertumbuhan
2,01% (yoy), yang terendah sejak triwulan III - 2009.
Sementara itu, pertumbuhan
merupakan pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
terendah sejak triwulan secara keseluruhan (termasuk
III - 2009. migas) pada triwulan I - 2020
tercatat sebesar 2,06% (yoy),
Dari sisi produksi, sangat yang juga merupakan pertum-
melambatnya pertumbuhan buhan terendah sejak triwulan III

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


ekonomi Indonesia pada - 2009. Pada triwulan III – 2009,
triwulan I - 2020 antara lain pertumbuhan Sektor Industri
disebabkan oleh melambatnya Pengolahan secara keseluruhan
pertumbuhan sektor Industri tercatat sebesar 1,46% (yoy),
Pengolahan Nonmigas, dan juga sementara pertumbuhan Indus-
melambatnya pertumbuhan tri Pengolahan Nonmigas
sektor industri pengolahan tercatat sebesar 1,54% (yoy).

Grafik 2.
Pertumbuhan Industri Nonmigas dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%)

5,07 5,05 5,02 4,97


5

4,80
3,98 4,68 3,94

4
4,14
3,85
3,66 2,97
3,54
3

2,06

2
2,01

1
Trw I 2019 Trw II 2019 Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

Industri Pengolahan Nonmigas Industri Pengolahan (Migas+Nonmigas) Ekonomi Nasional

SD
Edisi II - 2020 a05
Dengan pertumbuhan yang
Industri Non Migas yang
hanya sebesar 2,01% tersebut,
maka pertumbuhan industri Mengalami Kontraksi pada
pengolahan nonmigas pada Triwulan I - 2020
triwulan I - 2020 kembali berada
di bawah pertumbuhan eko- Pada triwulan I – 2020, kontraksi
nomi nasional yang sebesar pertumbuhan terbesar terjadi
2,97% (yoy). Begitu juga jika pada kelompok Industri Mesin
dibandingkan dengan pertum- dan Perlengkapan yang
buhan sektor industri pengo- mencapai kontraksi sebesar
lahan secara keseluruhan (migas 9,33% (yoy). Kemudian diikuti
dan nonmigas), pertumbuhan oleh kelompok Industri Furnitur
Industri Pengolahan Nonmigas yang turun sebesar 7,28% (yoy).
pada triwulan I - 2020 juga lebih Lalu kelompok Industri Barang
rendah, karena pada periode Galian Bukan Logam yang
tersebut Industri Batubara dan mengalami kontraksi sebesar
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pengilangan Migas mencatat- 5,30% (yoy), serta kelompok


kan pertumbuhan positif Industri Barang Logam;
sebesar 2,58% (yoy). Komputer, Barang Elektronik,
Optik; dan Peralatan Listrik
Sangat melambatnya pertum-
sebesar 3,52% (yoy).
buhan Industri Non Migas pada
triwulan I - 2020 disebabkan
karena memburuknya kinerja Pada triwulan I - 2020,
sebagian besar industri dalam kontraksi pertumbuhan
negeri. Sebanyak delapan (8)
kelompok industri mengalami tertinggi kedua dialami oleh
pertumbuhan negatif, semen- Industri Furnitur, yaitu
tara beberapa kelompok industri sebesar 7,28% (yoy) dari
lainnya mengalami perlambatan
partumbuhan positif sebesar
pertumbuhan. Namun ada juga
industri yang mengalami 7,79% (yoy) pada triwulan IV
kenaikan pertumbuhan yang - 2019. Namun, selama
cukup berarti. Hal ini terjadi Januari - Maret 2020,
pada Industri Alat Angkutan,
volume ekspor Furnitur
yang pada triwulan I - 2020
mengalami pertumbuhan mengalami kenaikan yang
sebesar 4,64% (yoy). sangat berarti, yaitu sebesar
23,46% (yoy), dan nilai
ekspornya naik sebesar
19,57% (yoy).

06 Edisi II - 2020
Setelah mengalami pertum- secara volume maupun nilai
buhan yang relatif tinggi pada ekspornya. Pada triwulan I –
tahun 2018, seiring dengan 2020, volume ekspor dan nilai
meningkatnya pembangunan ekspor Industri Mesin dan
infrastruktur dalam negeri, pada Perlengkapan masing-masing
triwulan I – 2019, Industri Mesin naik sebesar 3,11% (yoy) dan 3,18%
dan Perlengkapan mengalami (yoy). Sementara pada periode
perlambatan pertumbuhan yang sama nilai impornya turun
yang cukup berarti, dan sebesar 5,38% (yoy).
kemudian mengalami kontraksi
Pada triwulan I – 2020, kontraksi
pertumbuhan sejak triwulan II -
pertumbuhan tertinggi kedua
2019 hingga triwulan I - 2020.
dialami oleh Industri Furnitur,
Jika pada triwulan I - 2018
yaitu sebesar 7,28% (yoy) dari
industri ini mencatatkan
pertumbuhan positif sebesar
pertumbuhan sebesar 15,50%,
7,79% (yoy) pada triwulan IV -
yang merupakan pertumbuhan
2019. Sama halnya dengan
tertinggi sejak triwulan II - 2016,
Industri Mesin dan

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


maka pada triwulan I – 2020,
Perlengkapan, kontraksi per-
industri Mesin dan Perleng-
tumbuhan pada Industri
kapan mengalami kontraksi
Furnitur juga tidak sejalan
sebesar 9,33% (yoy), setelah pada
dengan kondisi ekspornya yang
triwulan IV - 2019 juga telah
juga mengalami kenaikan, baik
mengalami kontraksi sebesar
dari sisi volume maupun nilai
7,10% (yoy). Namun kontraksi
ekspornya. Selama Januari -
pertumbuhan ini tidak sejalan
Maret 2020, volume ekspor
dengan kondisi pertumbuhan
Furnitur mengalami kenaikan
ekspor industri ini, yang justru
yang sangat berarti, yaitu
mengalami kenaikan, baik

Grafik 3a.
Industri yang Mengalami Kontraksi pada Triwulan I - 2020 (%, yoy)

12,89

10,33
7,79 8,31
6,93
5,81 5,36
1,29 3,68

-2,87
-3,96 -0,89
-5,07-2,09 -5,30
-4,73
-6,69 -7,10
-7,28
-9,33

Industri Mesin dan Industri Furnitur Industri Barang Galian Bukan Industri Pengolahan Lainnya;
Perlengkapan Logam Jasa Reparasi dan Pemasangan
Mesin dan Peralatan

Trw I 2019 Trw II 2019 Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

SD
Edisi II - 2020 a07
sebesar 23,46% (yoy), dan nilai sebesar 27,21% (yoy). Selain itu,
ekspornya naik sebesar 19,57% penurunan juga terjadi pada
(yoy). Dan pada periode yang volume ekspor Barang dari
sama, volume dan nilai impornya Semen dan Kapur untuk
bahkan turun masing-masing Konstruksi yang turun sebesar
sebesar 9,49% (yoy) dan 12,81% 33,10% (yoy), dengan nilai ekspor
(yoy). turun sebesar 32,64% (yoy).
Begitu juga volume ekspor
Kontraksi pertumbuhan yang
Kapur juga turun sebesar 20,83%
cukup besar juga terjadi pada
(yoy), dengan nilai ekspornya
kelompok Industri Barang Galian
turun sebesar 25,50% (yoy).
bukan Logam. Setelah kembali
mengalami pertumbuhan positif Kontraksi pertumbuhan juga
pada triwulan IV - 2019, pada terjadi pada Industri Barang
triwulan I - 2020 Industri Barang Logam; Komputer, Barang
Galian bukan Logam kembali Elektronik, Optik dan Peralatan
mengalami penurunan sebesar Listrik. Pada triwulan III – 2019,
5,30% (yoy). Penurunan ini industri ini mengalami
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

sejalan dengan penurunan pertumbuhan positif sebesar


volume ekspor industri ini, yang 2,21% (yoy), yang kemudian
pada triwulan I 2020 mencapai mengalami kontraksi sebesar
sebesar 20,83% (yoy), dan nilai 2,13% (yoy) pada triwulan IV -
ekspornya juga turun sebesar 2019. Kontraksi pertumbuhan ini
9,58% (yoy). Penurunan volume semakin membesar pada
ekspor terbesar terjadi pada triwulan I - 2020, yaitu mencapai
komoditas Semen sebesar sebesar 3,52% (yoy). Terjadinya
24,17% (yoy), dengan nilai kontraksi pertumbuhan pada
ekspornya yang juga turun Barang Logam; Komputer,

Grafik 3b.
Industri yang Mengalami Kontraksi pada Triwulan I - 2020 (%, yoy)

20,71
18,98

15,08

7,17
2,21 5,94
0,41

-3,52 -1,24 -0,36


-2,13 -3,42 -4,91 -0,82 -1,15 -1,77
-2,52 -6,42
-6,52
-7,22

Industri Barang Logam; Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Karet, Barang dari Karet Industri Kulit, Barang dari Kulit
Komputer, Barang Elektronik, dan Plastik dan Alas Kaki
Optik; dan Peralatan Listrik

Trw I 2019 Trw II 2019 Trw III 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

08 Edisi II - 2020
Barang Elektronik, Optik dan Setelah terus mengalami
Peralatan Listrik pada triwulan I - kenaikan pertumbuhan yang
2020 juga tidak seiring dengan cukup berarti sejak semester II -
kondisi ekspor industri ini. Pada 2017, Industri Tekstil dan Pakaian
triwulan I – 2010, volume ekspor Jadi kembali mengalami
industri ini mengalami kenaikan kontraksi pertumbuhan (penu-
sebesar 10,96% (yoy), dengan runan) pada triwulan I - 2020,
nilai ekspornya yang bahkan yaitu sebesar 1,24% (yoy).
naik sebesar 27,38% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini
Terjadinya kenaikan volume terjadi setelah industri ini
ekspor Barang Logam; mencatatkan pertumbuhan
Komputer, Barang Elektronik, positip sebesar 7,17% (yoy) pada
Optik dan Peralatan Listrik yang triwulan IV - 2019, dimana untuk
sebesar 10,96% (yoy) tersebut, seluruh tahun 2019, Industri
disebabkan antara lain oleh Tekstil dan Pakaian Jadi
kenaikan volume ekspor Industri mengalami pertumbuhan
Komputer, Barang Elektronik sebesar 15,35%. Bahkan pada

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


dan Optik yang naik sebesar triwulan II – 2019, industri ini
42,13% (yoy). Begitu juga volume mencatatkan pertumbuhan
ekspor Industri Barang Logam, sebesar 20,71% (yoy), yang
Bukan Mesin Dan Peralatannya; merupakan pertumbuhan
serta volume Industri Peralatan tertinggi sejak triwulan II - 2013.
Listrik masing-masing
Menurunnya permintaan dalam
mengalami kenaikan sebesar
negeri akibat turunnya daya beli
10,70% (yoy) dan 40,35% (yoy).
masyarakat, dan juga terkait
Setelah terus mengalami karena diterapkannya
Pembatasan Sosial Berskala
kenaikan pertumbuhan Besar (PSBB) akibat pandemi
yang cukup berarti sejak Covid-19, merupakan salah satu
semester II - 2017, Industri penyebab terjadinya kontraksi
Tekstil dan Pakaian Jadi pertumbuhan industri ini pada
triwulan I - 2020. Selain itu
kembali mengalami melambatnya perekonomian
kontraksi pertumbuhan Amerika Serikat dan terjadinya
pada triwulan I - 2020, kontraksi pertumbuhan pada
negara-negara importir utama
yaitu sebesar 1,24% (yoy).
lainnya juga telah menurunkan
Kontraksi pertumbuhan ini permintaan yang menyebabkan
terjadi setelah industri ini turunnya kembali nilai ekspor
mencatatkan pertumbuhan Tekstil dan Pakaian Jadi ke
negara-negara tersebut. Pada
positip sebesar 7,17% (yoy)
triwulan I – 2020, nilai ekspor
pada triwulan IV - 2019. Tekstil turun sebesar 7,19% (yoy),

SD
Edisi II - 2020 a09
namun volume ekspornya naik mengalami penurunan nilai
sebesar 0,34% (yoy). Sementara ekspor sebesar 9,97% (yoy)
itu nilai ekspor Pakaian Jadi dengan volume ekspor yang
turun sebesar 6,42% (yoy), meski juga turun sebesar 10,94% (yoy).
volume ekspornya naik sebesar
12,44% (yoy).
Pada triwulan I – 2020, nilai
Kontraksi pertumbuhan kembali ekspor Industri Karet, Barang
dialami oleh Industri Karet,
dari Karet dan Plastik
Barang dari Karet dan Plastik,
meskipun dengan angka yang tercatat mengalami kenaikan
relatif kecil. Pada triwulan I - sebesar 6,57% (yoy), dimana
2020 Industri Karet, Barang dari volume ekspornya juga naik
Karet dan Plastik tercatat
sebesar 5,09% (yoy).
mengalami kontraksi pertum-
buhan sebesar 0,82% (yoy),
setelah sepanjang tahun 2019
terus menerus mengalami Industri yang Mengalami
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

kontraksi pertumbuhan. Namun Perlambatan Pertumbuhan


seperti halnya kondisi beberapa pada Triwulan I - 2020
industri, turunnya nilai tambah
Selain karena terjadinya
Industri Karet, Barang dari Karet
penurunan (kontraksi pertum-
dan Plastik pada triwulan I - 2020
buhan) pada 8 kelompok
justeru bersamaan dengan
industri, melambatnya pertum-
kenaikan ekspor industri ini, baik
buhan Industri Non Migas pada
secara volume maupun secara
triwulan I - 2020 juga disebabkan
nilai. Mulai membaiknya harga
karena melambatnya pertum-
karet di pasar dunia telah
buhan tiga kelompok industri,
menaikkan nilai ekspor industri
yaitu Industri Kimia, Farmasi dan
ini, yang sejak awal tahun 2018
Obat Tradisional; Industri
hingga triwulan IV - 2019 selalu
Makanan dan Minuman; serta
mengalami penurunan nilai
Industri Kertas dan Barang dari
ekspor. Pada triwulan I - 2020
Kertas; Percetakan dan
nilai ekspor Industri Karet,
Reproduksi Media Rekaman.
Barang dari Karet dan Plastik
tercatat mengalami kenaikan Perlambatan pertumbuhan
sebesar 6,57% (yoy), dimana terbesar dialami oleh Industri
volume ekspornya juga naik Kimia, Farmasi dan Obat
sebesar 5,09% (yoy). Kenaikan Tradisional, industri yang selama
nilai ekspor terutama terjadi tahun 2019 mencatatkan
pada Karet Remah (crumb pertumbuhan yang relatif tinggi
rubber), yang tercatat sebesar setelah pada tahun 2018
13,47% (yoy). Sebaliknya, nilai mengalami kontraksi pertum-
ekspor Ban Luar dan Ban Dalam buhan sebesar 1,42%. Pada

10 Edisi II - 2020
triwulan I – 2020, pertumbuhan Perlambatan pertumbuhan
Industri Kimia, Farmasi dan Obat yang cukup berarti juga terjadi
Tradisional tercatat sebesar pada industri Makanan dan
5,59% (yoy), tidak saja jauh lebih Minuman, setelah kembali
rendah dari pertumbuhan mengalami kenaikan sejak
sebesar 12,73% (yoy) pada triwulan I - 2019 hingga triwulan
triwulan IV 2019, tetapi juga jauh III - 2019. Pada triwulan I – 2020,
lebih rendah dari pertumbuhan industri Makanan dan Minuman
pada triwulan I - 2019 yang tercatat hanya mengalami
sebesar 11,53% (yoy). Melam- pertumbuhan sebesar 3,94%
batnya pertumbuhan industri ini (yoy), jauh lebih rendah
selama triwulan I - 2020 juga dibandingkan dengan pertum-
tidak searah dengan kondisi buhan sebesar 7,95% (yoy) pada
ekspor industri ini. Pada triwulan triwulan IV - 2019, dan juga
I – 2020, volume ekspor Industri dibandingkan dengan pertum-
Bahan Kimia Dan Barang Dari buhan sebesar 6,77% (yoy) pada
Bahan Kimia masih menca- triwulan I - 2019. Namun,

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


tatkan kenaikan sebesar 5,48% pertumbuhan sebesar 3,94%
(yoy) meskipun nilai ekspornya (yoy) pada triwulan I - 2020
turun sebesar 1,58% (yoy). tersebut bukanlah yang
Bahkan volume ekspor Industri terendah pada industri ini,
Farmasi, Produk Obat Kimia Dan karena sebelumnya pada
Obat Tradisional tercatat naik triwulan IV - 2018 industri
jauh lebih tinggi lagi, yaitu Makanan dan Minuman pernah
sebesar 20,31% dan nilai hanya mengalami pertumbuhan
ekspornya naik sebesar 28,37% sebesar 2,74% (yoy).
(yoy).

Grafik 4.
Industri yang Mengalami Perlambatan Pertumbuhan
pada Triwulan I - 2020 (%, yoy)

12,73
11,53

9,22

7,95
6,77 7,10

5,59
4,50
3,94

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Industri Makanan dan Minuman Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
Tradisional Percetakan dan Reproduksi Media
Rekaman
Trw I 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

SD
Edisi II - 2020 a11
Kondisi yang kurang baik ini Lemak, dan Minyak Kakao; dan
diperkirakan disebabkan karena Makanan Olahan Lainnya, yang
menurunnya permintaan dari masing-masing naik sebesar
dalam negeri maupun dari luar 39,57% (yoy) dan 26,73% (yoy).
negeri. Pada triwulan I - 2020,
volume ekspor industri Makanan
mengalami penurunan yang Dari kelompok Industri
cukup berarti, yaitu sebesar Makanan dan Minuman,
11,79% (yoy), meskipun nilai kinerja ekspor Indonesia
ekspornya naik sebesar 11,95%
juga terbantu dengan
(yoy), akibat naiknya harga
komoditas dunia. Dari naiknya volume ekspor
penurunan volume ekspor Udang Dibekukan pada
industri Makanan tersebut, triwulan I - 2020. Pada
volume ekspor Minyak Kelapa
periode Januari-Maret
Sawit, yang mendominasi sekitar
60,5% dari nilai ekspor Industri 2020, volume ekspor Udang
Dibekukan naik sebesar
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Makanan, turun sebesar 16,12%,


dengan nilainya naik sebesar 14,83% (yoy) dengan nilai
11,69% pada triwulan I - 2020.
ekspor yang juga naik
Membaiknya harga minyak
kelapa sawit dan juga harga sebesar 18,50% (yoy).
komoditas makanan lainnya di
pasar global telah sangat
Kontraksi pertumbuhan teren-
menolong kinerja ekspor
dah dialami oleh Industri Kulit,
Indonesia di saat rendahnya
Barang dari Kulit dan Alas Kaki,
permintaan terhadap berbagai
yaitu sebesar minus 0,36% (yoy)
komoditas dunia.
pada triwulan I - 2020. Terjadinya
Dari kelompok Industri Makanan kontraksi pertumbuhan ini
dan Minuman, kinerja ekspor setelah Industri Kulit, Barang
Indonesia juga terbantu dengan dari Kulit dan Alas Kaki pada
naiknya volume ekspor Udang triwulan IV - 2018 juga
Dibekukan pada triwulan I - mencatatkan pertumbuhan
2020. Pada periode Januari- negatif sebesar 1,77% (yoy), atau
Maret 2020, volume ekspor setelah industri ini pada seluruh
Udang Dibekukan naik sebesar tahun 2019 mengalami
14,83% (yoy) dengan nilai ekspor penurunan sebesar 0,99%. Dan
yang juga naik sebesar 18,50% pada triwulan I – 2019, Industri
(yoy). Selain itu, pada triwulan I - Kulit, Barang dari Kulit dan Alas
2020 kenaikan volume ekspor Kaki juga tercatat mengalami
juga terjadi pada beberapa pertumbuhan negatif sebesar
komoditas utama lainnya, 1,15% (yoy).
seperti Margarin; Mentega,

12 Edisi II - 2020
ekspor Sepatu Teknik
Jika pada triwulan IV - Lapangan/Keperluan Industri
2019 volume ekspor turun sebesar 35,13% (yoy); dan
Industri Kulit, Barang dari volume ekspor Alas Kaki untuk
Keperluan Sehari-hari turun
Kulit dan Alas Kaki turun sebesar 2,11% (yoy).
sebesar 13,62% (yoy)
dengan nilai ekspor yang Industri yang Mengalami
turun sebesar 12,69% Kenaikan Pertumbuhan pada
(yoy), maka pada triwulan Triwulan I - 2020
I - 2020 volume ekspor Sementara itu, pada triwulan I -
industri ini naik sebesar 2020 juga terdapat empat (4)
11,75% (yoy) dengan nilai kelompok industri yang
mengalami kenaikan pertum-
ekspor yang juga naik buhan. Kenaikan pertumbuhan
sebesar 14,91% (yoy). tertinggi terjadi pada Industri

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


Alat Angkutan, yaitu dari
pertumbuhan negatif sebesar
Seperti beberapa industri
2,25% pada triwulan IV - 2019
lainnya, terjadinya kontraksi
menjadi pertumbuhan positif
pertumbuhan pada Industri
sebesar 4,64% (yoy) pada
Kulit, Barang dari Kulit dan Alas
triwulan I - 2020. Kenaikan ini
Kaki pada PDB juga tidak diikuti
sejalan dengan kenaikan ekspor
oleh penurunan volume ekspor
industri ini, baik dalam
industri ini. Jika pada triwulan IV
kelompok industri Kendaraan
- 2019 volume ekspor industri ini
Bermotor, Trailer dan Semi
turun sebesar 13,62% (yoy)
Trailer, dan terutama pada
dengan nilai ekspor yang turun
kelompok industri Angkutan
sebesar 12,69% (yoy), maka pada
lainnya. Pada triwulan I – 2020,
triwulan I – 2020, volume ekspor
pertumbuhan volume ekspor
industri ini naik sebesar 11,75%
industri Kendaraan Bermotor,
(yoy) dengan nilai ekspor yang
Trailer dan Semi Trailer tercatat
juga naik sebesar 14,91% (yoy).
sebesar 2,49% (yoy) dengan nilai
Kenaikan ekspor ini terutama
ekspor naik sebesar 5,79% (yoy).
terjadi pada ekspor Sepatu
Kenaikan volume ekspor industri
Olahraga, yang volume
ini terutama didukung oleh
ekspornya naik sebesar 37,44%
kenaikan volume ekspor
(yoy), sedangkan ekspor Sepatu
Kendaraan Bermotor Roda 4 dan
Teknik Lapangan/Keperluan
Lebih yang tercatat sebesar
Industri, dan juga ekspor Alas
9,30% (yoy) selama triwulan I -
Kaki untuk Keperluan Sehari-
2020.
hari mengalami penurunan.
Pada triwulan I - 2020, volume

SD
Edisi II - 2020 a13
Sementara itu, volume ekspor lebih tinggi dari pertumbuhan
industri Angkutan Lainnya pada negatif sebesar 4,51% (yoy) pada
triwulan I - 2020 tercatat triwulan IV - 2019, namun lebih
mengalami kenaikan yang rendah dari pertumbuhan pada
sangat signifikan, yaitu sebesar triwulan I - 2019 yang sebesar
139,81% terhadap volume 8,59% (yoy).
ekspornya pada triwulan I - 2019,
Membaiknya harga logam dasar
dengan nilai ekspornya naik
dunia diperkirakan mempenga-
sebesar 14,19% (yoy). Kenaikan
ruhi kenaikan produksi industri
volume ekspor industri
Logam Dasar pada triwulan I -
Angkutan Lainnya pada triwulan
2020. Kenaikan harga komoditas
I - 2020 terutama didukung oleh
logam dasar menyebabkan nilai
kenaikan volume ekspor Suku
ekspor industri ini mengalami
Cadang Kendaraan Bermotor
kenaikan sebesar 40,74% (yoy)
Roda Dua Atau Tiga yang
pada triwulan I - 2020, dimana
tercatat naik sebesar 653,18%
volume ekspornya hanya
(yoy), namun nilai ekspornya
mengalami kenaikan sebesar
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

turun sebesar 1,69% (yoy).


19,18% (yoy). Sementara itu pada
Kenaikan pertumbuhan juga tahun 2019 nilai ekspor industri
dicapai oleh Industri Logam ini tercatat naik sebesar 12,25%,
Dasar. Pada triwulan I - 2020 dan volume ekspornya naik lebih
Industri Logam Dasar tercatat tinggi, yaitu sebesar 14,03% (yoy).
tumbuh sebesar 3,98% (yoy), jauh

Grafik 5.
Industri yang Mengalami Kenaikan Pertumbuhan
pada Triwulan I - 2020 (%, yoy)

16,10

8,59

4,64
3,98 1,90 3,49
3,17

-2,25 -0,26
-4,51
-6,61
-8,56

Industri Alat Angkutan Industri Logam Dasar Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Pengolahan Tembakau
dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya

Trw I 2019 Trw IV 2019 Trw I 2020

14 Edisi II - 2020
yang sering mengalami
Kenaikan nilai ekspor kontraksi ini mencatatkan
terbesar dalam kelompok pertumbuhan yang relatif tinggi
industri logam dasar pada pada triwulan I - 2020, setelah
mengalami penurunan (kontrak-
triwulan I - 2020 diperoleh si) sebesar 0,26% (yoy) pada
dari Logam Dasar Mulia dan triwulan IV - 2019.
Besi/Baja yang masing-
Terjadinya pertumbuhan positif
masing naik sebesar 90,66% pada Industri Kayu, Barang dari
(yoy) dan 35,51% (yoy), Kayu dan Gabus dan Barang
dimana volume ekspornya Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya pada triwulan I -
masing-masing naik sebesar 2020 nampaknya dipengaruhi
9,97% (yoy) untuk Logam oleh kenaikan volume ekspor
Dasar Mulia, dan sebesar yang sebesar 3,99% (yoy),
23,80% (yoy) untuk meskipun pada periode yang
sama nilai ekspornya hanya naik

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


Besi/Baja. sebesar 0,23% (yoy). Kenaikan
volume ekspor ini terutama
terjadi pada volume ekspor Kayu
Berdasarkan komoditi, kenaikan Lapis yang naik sebesar 13,49%
nilai ekspor terbesar dalam (yoy), dan juga volume ekspor
kelompok industri logam dasar Panel Kayu Lainnya yang naik
pada triwulan I - 2020 diperoleh sebesar 9,76% (yoy). Sementara
dari Logam Dasar Mulia dan volume ekspor industri Kayu
Besi/Baja yang masing-masing Olahan pada periode yang sama
naik sebesar 90,66% (yoy) dan mencatatkan penurunan sebe-
35,51% (yoy), dimana volume sar 7,37% (yoy), dan nilai
ekspornya masing-masing naik ekspornya turun sebesar 0,90%
sebesar 9,97% (yoy) untuk Logam (yoy).
Dasar Mulia, dan sebesar 23,80%
(yoy) untuk Besi/Baja. Kenaikan Pada triwulan I – 2020, kenaikan
pertumbuhan juga dialami oleh
terbesar berikutnya dihasilkan
dari Nikel yang nilai ekspornya Industri Pengolahan Tembakau,
naik sebesar 37,74% (yoy) pada yaitu dari sebesar 1,90% (yoy)
pada triwulan IV - 2019 menjadi
triwulan I - 2020, dan volume
ekspornya naik sebesar 22,04% sebesar 3,49% (yoy) pada
(yoy). triwulan I - 2020. Namun, jika
dibandingkan dengan triwulan I
Kenaikan pertumbuhan juga - 2019, yang sebesar 16,10% (yoy),
terjadi pada Industri Kayu, maka pertumbuhan Industri
Barang dari Kayu dan Gabus dan Pengolahan Tembakau pada
Barang Anyaman dari Bambu, triwulan I - 2020 jauh lebih
Rotan dan Sejenisnya. Industri rendah.

SD
Edisi II - 2020 a15
Naiknya ekspor industri turun sebesar 4,35% terhadap
pengolahan tembakau pada nilai ekspornya pada triwulan I -
triwulan I - 2020 merupakan 2019 (USD 276,39 juta).
salah satu penyebab naiknya Berdasarkan komoditi, kenaikan
produksi industri ini. Pada volume ekspor terutama terjadi
triwulan I – 2020, volume ekspor pada Rokok Kretek yang naik
industri Pengolahan Tembakau sebesar 7,79% (yoy), dimana nilai
naik sebesar 2,56% (yoy). Namun, ekspornya turun sebesar 2,84%
pada periode yang sama nilai (yoy).
ekspornya (USD 264,37 juta)
Tabel 2.
Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (%, yoy)
2019* 2020**
LAPANGAN USAHA
I II III IV Total I

Industri Pengolahan 3,85 3,54 4,14 3,66 3,80 2,06


1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas -4,25 -0,31 -0,80 1,06 -1,10 2,58
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Industri Pengolahan Non Migas 4,80 3,98 4,68 3,94 4,34 2,01
1 Industri Makanan dan Minuman 6,77 7,99 8,33 7,95 7,78 3,94
2 Industri Pengolahan Tembakau 16,10 0,68 -3,83 1,90 3,36 3,49
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 18,98 20,71 15,08 7,17 15,35 -1,24
4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -1,15 -6,42 5,94 -1,77 -0,99 -0,36
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
5 dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan -8,56 -7,85 -1,30 -0,26 -4,55 3,17
dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
6 9,22 12,49 6,94 7,10 8,86 4,50
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 11,53 5,04 4,76 12,73 8,48 5,59
8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -6,52 -7,22 -3,42 -4,91 -5,52 -0,82
9 Industri Barang Galian bukan Logam -5,07 -2,09 -0,89 3,68 -1,03 -5,30
10 Industri Logam Dasar 8,59 3,40 4,62 -4,51 2,83 3,98
Industri Barang Logam; Komputer, Barang
11 0,41 -2,52 2,21 -2,13 -0,51 -3,52
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 1,29 -3,96 -6,69 -7,10 -4,13 -9,33
13 Industri Alat Angkutan -6,61 -3,73 -1,23 -2,25 -3,43 4,64
14 Industri Furnitur 12,89 5,81 6,93 7,79 8,35 -7,28
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
15 5,36 8,31 10,33 -2,87 5,17 -4,73
dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97

Sumber: Badan Pusat Statistik


*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

16 Edisi II - 2020
Perkembangan Ekspor dan Impor

Industri Pengolahan Nonmigas


9,76 miliar, atau turun sebesar
Pada April 2020, nilai 12,26% terhadap nilai ekspor
ekspor Industri Pengolahan bulan Maret 2020, yang sebesar
USD 11,12 miliar. Dan jika
Nonmigas tercatat sekitar dibandingkan dengan nilai
USD 9,76 miliar, atau turun ekspor pada bulan April 2019,
sebesar 12,26% terhadap nilai ekspor industri nonmigas
nilai ekspor bulan Maret pada April 2020 mengalami
penurunan sebesar 1,77% (yoy).
2020, yang sebesar USD
11,12 miliar. Sementara itu, pada April 2020
nilai impor Industri Pengolahan
Nonmigas tercatat sebesar USD
Setelah kembali mengalami
10,68 miliar, yang juga turun

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


penurunan pada Maret 2020,
sebesar 1,21% terhadap nilai
nilai ekspor Industri Pengolahan
impor bulan Maret 2020 yang
Nonmigas kembali turun secara
sebesar USD 10,81 miliar. Bahkan
sangat berarti pada April 2020.
terhadap nilai impor bulan April
Pada bulan April 2020 tersebut,
2019 nilai impor pada April 2020
nilai ekspor Industri Pengolahan
mengalami penurunan yang
Nonmigas tercatat sekitar USD
lebih besar lagi, yaitu sebesar

Grafik 6.
Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan (Maret 2019 - April 2020)

15

12,8
12,2 12,0 12,1
11,5 11,7 11,7 11,6
11,2 11,2 11,3 11,2 11,4 11,3 11,1 11,1
10,7 10,8 10,6 10,8 10,7 10,8 10,7
9,9 9,8
10
9,0 9,0 8,9
Miliar USD

Ekspor Impor

SD
Edisi II - 2020 a17
12,62% (yoy). Penurunan nilai sektor industri mengalami
impor (secara bulanan) yang kenaikan sebesar 7,14% (c to c).
lebih kecil pada April 2020 Sementara itu pada periode
menyebabkan terjadinya yang sama terjadi penurunan
kembali defisit neraca nilai impor sebesar 7,62% ( c to c).
perdagangan pada Industri Hal ini menyebabkan pada
Pengolahan Nonmigas, setelah Januari-April 2020 neraca
pada Februari dan Maret perdagangan sektor industri
mengalami surplus perda- pengolahan mengalami surplus
gangan akibat turunnya nilai sebesar USD 777,34 juta,
impor secara berarti. Jika pada sedangkan pada periode yang
Februari 2020 tercatat surplus sama tahun 2019 mengalami
sebesar USD 2,24 miliar dan pada defisit perdagangan sebesar
Maret 2020 masih surplus USD 5,54 miliar.
sebesar USD 308,21 juta, maka
Dilihat menurut golongan
pada April 2020 kembali terjadi
penggunaan barang, penurunan
defisit neraca perdagangan
nilai impor terjadi pada Barang
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

sebesar USD 924,21 juta.


Konsumsi dan Bahan Baku/
Meskipun terjadi penurunan Penolong, sedangkan impor
nilai ekspor pada bulan April Barang Modal mengalami
2020, dan juga pada bulan kenaikan. Pada April 2020, nilai
Januari dan Maret 2020, namun impor bahan baku/penolong
secara kumulatif pada periode yang sekitar USD 9,34 miliar,
Januari-April 2020 nilai ekspor mengalami penurunan sebesar

Grafik 7.
Neraca Perdagangan Industri Pengolahan (April 2019 - April 2020)

3,0

2,24

2,0

1,0

0,31
Miliar USD

0,0
-0,09 -0,003

-0,46 -0,50
-1,0 -0,66
-0,88 -0,85 -0,90
-1,29
-1,47
-2,0

-2,29

-3,0

18 Edisi II - 2020
9,0% terhadap nilai impornya penurunan sebesar 7,30% (yoy)
yang sekitar USD 10,28 miliar dan nilai impor barang modal
pada Maret 2020. Nilai impor turun sebesar 14,12% (yoy).
barang konsumsi yang sekitar
Turunnya nilai impor bahan
USD 1,22 miliar pada April 2020
baku/penolong menunjukkan
mengalami penurunan sekitar
terus berlangsungnya penu-
4,03% terhadap nilai impor bulan
runan kegiatan produksi di
Maret 2020 yang sekitar USD 1,27
sektor industri nasional, yang
miliar. Sementara itu, impor
merupakan penyebab terus
barang modal yang sebesar USD
melambatnya pertumbuhan
1,96 miliar merupakan kenaikan
sektor industri dalam negeri. Jika
sebesar 9,0% terhadap nilai
dibandingkan dengan nilai
impornya pada bulan Maret
impornya pada April 2019, impor
2020, yang sebesar USD 1,80
bahan baku/penolong menga-
miliar.
lami penurunan sebesar 19,13%.
Meskipun mengalami penu- Sementara itu, secara tahunan
runan pada bulan April 2020, impor barang modal juga

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


namun pada periode Januari- mengalami penurunan sebesar
April 2020, nilai impor barang 17,11% pada April 2020. Hal ini
konsumsi mencatatkan penu- nampaknya terkait dengan
runan paling rendah, yaitu hanya berkurangnya impor barang-
sebesar 0,02% (yoy). Pada barang mesin dan juga
periode yang sama (Januari-April kendaraan untuk kebutuhan
2020) nilai impor bahan kegiatan pembangunan
baku/penolong mencatatkan infrastruktur dalam negeri.

SD
Edisi II - 2020 a19
adalah Bubur Kertas (Pulp) serta
Perkembangan Ekspor komoditi Logam Dasar Mulia,
Industri Pengolahan yang masing-masing naik
Nonmigas Menurut Komoditi sebesar 30,02% (m to m) dan
15,34% (m to m).
Pada April 2020, dari 20 komoditi
penghasil ekspor terbesar Akibat penurunan ekspor di
sebanyak tujuh belas (17) bulan April 2020 lalu, maka
komoditi mengalami penurunan komoditi Pakaian Jadi (Konveksi)
nilai ekspor terhadap nilai dari Tekstil pada periode
ekspornya pada Maret 2020, dan tersebut hanya menjadi
sisanya sebanyak tiga (3) penyumbang nilai ekspor
komoditi lainnya mengalami keempat terbesar setelah
kenaikan nilai ekspor. Secara Minyak Kelapa Sawit, Logam
persentase, penurunan nilai Dasar Mulia, dan Besi/Baja, yaitu
ekspor terbesar terjadi pada dengan nilai ekspor sebesar USD
komoditi Kendaraan Tempur 346,54 juta. Sejalan dengan
Dan Bagiannya sebesar 66,70% penurunan nilai ekspor, pada
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

(m to m). Kemudian diikuti oleh April 2020 volume ekspor


komoditi Kendaraan Bermotor Pakaian Jadi (Konveksi) dari
Roda 4 Dan Lebih, yang turun Tekstil tercatat mengalami
sebesar 65,36% (m to m), dan penurunan sebesar 38,90%
komoditi Pakaian Jadi (Konveksi) terhadap volume ekspor bulan
Dari Tekstil yang turun sebesar Maret 2020, dan turun sebesar
36,28% (m to m). Sedangkan 38,79% terhadap volume ekspor
komoditi yang mengalami bulan April 2019.
kenaikan nilai ekspor terbesar

20 Edisi II - 2020
Sebagai penghasil devisa,
penurunan terbesar nilai ekspor Masih belum membaiknya
pada April 2020 terjadi pada harga minyak kelapa sawit
komoditi Kendaraan Bermotor
Roda 4 Dan Lebih, yang nilai
dunia serta turunnya
ekspornya turun sebesar USD permintaan terhadap minyak
224,89 juta dari nilai ekspornya kelapa sawit Indonesia
pada Maret 2020. Kemudian merupakan penyebab utama
diikuti oleh Pakaian Jadi
(Konveksi) Dari Tekstil, yang nilai
turunnya ekspor komoditi ini.
ekspornya turun sebesar USD Pada April 2020, volume
197,28 juta, atau sebesar 36,28% ekspor komoditi ini tercatat
dari nilai ekspornya pada Maret
mengalami penurunan sebesar
2020. Jika dibandingkan dengan
nilai ekspor pada April 2019, nilai 3,06% terhadap Maret 2020.
ekspor Pakaian Jadi (Konveksi)
Dari Tekstil pada April 2020 juga Penurunan nilai ekspor terbesar

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


turun cukup besar lagi, yaitu selanjutnya terjadi pada
sebesar USD 183,57 juta, atau komoditi Minyak Kelapa Sawit
sekitar 34,63% (yoy). yang turun sebesar USD 166,55
juta (11,38%), namun jika
Akibat penurunan ekspor di dibandingkan dengan nilai
bulan April 2020 lalu, maka ekspor pada April 2019, nilai
komoditi Pakaian Jadi (Konveksi) ekspor Minyak Kelapa Sawit
dari Tekstil pada periode pada April 2020 naik sebesar
tersebut hanya menjadi USD 233,59 juta, atau sekitar
penyumbang nilai ekspor 21,96% (yoy). Masih belum
keempat terbesar setelah membaiknya harga minyak
Minyak Kelapa Sawit, Logam kelapa sawit dunia serta
Dasar Mulia, dan Besi/Baja, yaitu turunnya permintaan terhadap
dengan nilai ekspor sebesar USD minyak kelapa sawit Indonesia
346,54 juta. Sejalan dengan merupakan penyebab utama
penurunan nilai ekspor, pada turunnya ekspor komoditi ini.
April 2020 volume ekspor Pada April 2020 volume ekspor
Pakaian Jadi (Konveksi) dari komoditi ini tercatat mengalami
Tekstil tercatat mengalami penurunan sebesar 3,06%
penurunan sebesar 38,90% terhadap volume ekspor bulan
terhadap volume ekspor bulan Maret 2020, namun tercatat naik
Maret 2020, dan turun sebesar sebesar 6,96% terhadap volume
38,79% terhadap volume ekspor ekspor bulan April 2019.
bulan April 2019.

SD
Edisi II - 2020 a21
Meskipun mengalami penu- Cadang Kendaraan Bermotor
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

runan ekspor yang sangat Roda Empat Atau Lebih sebesar


berarti, namun minyak kelapa USD 43,66 juta (26,13%); dan
sawit masih menjadi Benang Pintal sebesar USD 43,15
penyumbang ekspor terbesar juta (36,16%).
dalam ekspor Indonesia, dimana
Sementara itu, sebagai
pada April 2020 nilainya
penghasil devisa terdapat tiga (3)
mencapai sekitar USD 1,3 miliar.
komoditi industri yang
Dan selama triwulan I – 2020,
mengalami kenaikan ekspor.
nilai ekspor minyak kelapa sawit
Kenaikan terbesar nilai ekspor
tercatat mencapai sebesar USD
pada April 2020 dicapai oleh
5,63 miliar atau mengalami
komoditi Logam Dasar Mulia,
kenaikan sebesar 13,90%
yang nilai ekspornya naik
terhadap nilai ekspornya pada
sebesar USD 116,59 juta (15,34%)
triwulan I - 2019, yang sekitar
dari nilai ekspornya pada Maret
USD 4,95 miliar.
2020. Dan jika dibandingkan
Komoditi lain yang juga dengan nilai ekspor pada April
mengalami penurunan nilai 2019, nilai ekspor komoditi ini
ekspor cukup besar adalah pada April 2020 jauh lebih tinggi
Besi/Baja sebesar USD 118,69 juta sekitar USD 685,70 juta atau
(13,49%); Peralatan Listrik sebesar sebesar 358,76% (yoy). Kenaikan
USD 85,99 juta (20,24%); Karet nilai ekspor terbesar berikutnya
Remah (Crumb Rubber) sebesar dialami oleh komoditi Bubur
USD 49,29 juta (18,58%); Kertas (Pulp), yang nilai
Peralatan Komputer sebesar ekspornya naik sebesar USD
USD 44,75 juta (29,41%); Suku 50,92 juta, atau sebesar 30,02%
dari nilai ekspornya pada Maret
22 Edisi II - 2020
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI
2020. Namun jika dibandingkan sebesar USD 1,64 miliar (131,99%),
dengan nilai ekspor pada April kemudian diikuti oleh Besi/Baja
2019, nilai ekspor komoditi Bubur yang naik sebesar USD 786,69
Kertas (Pulp) pada April 2020 juta (33,36%); Minyak Kelapa
turun sebesar USD 72,33 juta, Sawit naik sebesar USD 687,56
atau sekitar 24,70% (yoy). juta (13,90%); Sepatu Olahraga
yang naik sekitar USD 386,48
Kenaikan nilai ekspor juga
juta (45,67%); dan Perlengkapan
dicapai oleh komoditi Kimia
Komputer sebesar USD 96,93
Dasar Organik yang Bersumber
juta (24,22%).
dari Minyak yang naik sebesar
USD 9,78 juta (11,19%). Namun Kenaikan nilai ekspor Besi Baja
jika dibandingkan dengan nilai yang cukup tinggi pada Januari-
ekspor pada April 2019, nilai April 2020 terjadi bersamaan
ekspor industri ini pada April dengan terjadinya penurunan
2020 turun sebesar USD 25,37 nilai impor Besi/Baja, dimana
juta, atau sekitar 20,71% (yoy). impor komoditi ini seringkali
mendominasi impor sektor
Sementara itu, pada periode
industri Indonesia. Dengan
Januari-April 2020 dari 20
kenaikan nilai ekspor Besi/Baja
komoditi ekspor terbesar, hanya
sebesar USD 786,69 juta (33,36%)
sebanyak 8 komoditi yang
selama Januari-April 2020,
mengalami kenaikan nilai
sementara penurunan nilai
ekspor dibandingkan dengan
impornya sebesar USD 839,750
nilai ekspor pada periode yang
juta (20,39%), maka pada
sama tahun 2019. Kenaikan nilai
Januari-April 2020 defisit neraca
ekspor terbesar dialami oleh
perdagangan komoditi Besi/Baja
komoditi Logam Dasar Mulia
turun jauh menjadi hanya

SD
Edisi II - 2020 a23
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

sebesar USD 134,73 juta, dari harga komoditas dunia, tetapi


sebesar USD 1,76 miliar pada juga untuk memperkuat
periode yang sama tahun 2019. struktur ekonomi Indonesia
Defisit neraca perdagangan melalui penguatan struktur
komoditi Besi/Baja pada tahun ekspor nasional.
2019, yang sebesar USD 3,99
Sementara itu pada periode
miliar, juga jauh lebih rendah
Januari-April 2020 juga terjadi
dari defisit sekitar USD 5,35 miliar
penurunan nilai ekspor yang
pada seluruh tahun 2018.
cukup berarti. Penurunan nilai
Perkembangan nilai ekspor ekspor terbesar dialami oleh
Logam Dasar Mulia dan juga komoditi Barang Perhiasan dan
Besi/Baja yang cenderung Barang Berharga yang turun
meningkat akhir-akhir ini sebesar USD 395,05 juta (52,97%),
menunjukkan terjadinya peru- kemudian diikuti oleh Pakaian
bahan struktur ekspor komoditi Jadi (Konveksi) dari Tekstil yang
Indonesia. Bila hal ini terus turun sebesar USD 321,89 juta
berlanjut, diharapkan akan (13,23%); Benang Pintal turun
semakin mengurangi dominasi sekitar USD 234,6 juta (33,80%);
ekspor CPO, Karet Remah, dan Kertas Lainnya yang turun
komoditi primer lainnya. Kondisi sekitar USD 166,93 juta (21,67%);
ini pada gilirannya tidak saja dan Kimia Dasar Organik Yang
akan mengurangi keter- Bersumber Dari Hasil Pertanian
gantungan Indonesia pada sebesar USD 158,52 juta (11,42%).

24 Edisi II - 2020
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI
Besi/Baja sebesar USD 98,94 juta
Perkembangan Ekspor (11,09%). Kemudian diikuti
Industri Pengolahan penurunan nilai impor komoditi
Nonmigas Menurut Komoditi Kendaraan Bermotor Roda
Empat Dan Lebih sebesar USD
Sementara itu pada April 2020, 63,16 juta (27,11%). Penurunan
dari 20 komoditi impor terbesar, nilai impor terbesar berikutnya
sebagian besar atau sebanyak 11 terjadi pada komoditi Damar
komoditi mengalami penurunan Buatan (Resin Sintetis) Dan
nilai impor terhadap nilai impor Bahan Baku sebesar USD 57,41
Maret 2020. Sedangkan juta (11,51%). Kemudian pada
sembilan (9) komoditi lainnya komoditi Suku Cadang
mengalami kenaikan nilai impor. Kendaraan Bermotor Roda
Dari 11 komoditi yang mengalami Empat atau Lebih yang turun
penurunan nilai impor, sebesar USD 51,05 juta (16,80%).
sedikitnya terdapat lima (5) Sementara itu, pada April 2020
komoditi industri yang kenaikan nilai impor terbesar
mengalami penurunan nilai terjadi pada komoditi Bungkil
impor paling besar pada April dan Residu yang tercatat
2020, dibandingkan dengan nilai sebesar USD 124,94 juta, atau
impor Maret 2020. Penurunan naik sekitar 113,86% (m to m).
nilai impor terbesar terjadi pada Secara kumulatif pada Januari-
komoditi Logam Dasar Mulia April 2020 komoditi ini juga
sebesar USD 222,16 juta (93,13%). mengalami kenaikan yang relatif
Kemudian diikuti oleh tinggi, yaitu sebesar USD 151,88
penurunan pada komoditi juta atau sekitar 29,59% (yoy).

SD
Edisi II - 2020 a25
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Kenaikan nilai impor terbesar Lainnya sebesar USD 26,12 juta


berikutnya terjadi pada komoditi atau sebesar 5,29%.
Pupuk sebesar USD 83,17 juta
Dengan naiknya kembali nilai
(109,39%), yang diikuti oleh
impor Makanan Olahan Lainnya
kenaikan nilai impor komoditi
pada April 2020, maka defisit
Peralatan Komunikasi Lainnya
neraca perdagangan industri
sebesar USD 75,58 juta (13,76%).
Makanan Olahan Lainnya naik
Kemudian diikuti oleh kenaikan
sebesar 3,4%, yaitu dari sebesar
nilai impor komoditi Peralatan
USD 431,23 juta pada Maret 2020
Listrik sebesar USD 68,93 juta
menjadi sekitar USD 445,88 juta
atau naik sebesar 11,50% (m to m).
pada April 2020.
Kenaikan nilai impor juga terjadi
pada komoditi Makanan Olahan

26 Edisi II - 2020
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara kumulatif pada Januari- Mesin Untuk Keperluan Khusus


April 2020 dari 20 komoditi yang turun sebesar USD 541,10
impor terbesar sebanyak empat juta (17,70%); kemudian komoditi
belas (14) komoditi mengalami Kendaraan Bermotor Roda 4
penurunan nilai impor, Dan Lebih yang turun sebesar
sedangkan yang lainnya USD 270,69 juta (25,12%); dan
sebanyak enam (6) komoditi Damar Buatan (Resin Sintetis)
mengalami kenaikan nilai impor. Dan Bahan Baku yang turun
Penurunan nilai impor terbesar sebesar USD 262,52 juta (12,83%).
dialami oleh komoditi Besi/Baja Pada periode yang sama
sebesar USD 839,75 juta (20,39%), komoditi yang juga mengalami
kemudian diikuti oleh komoditi penurunan nilai impor yang

SD
Edisi II - 2020 a27
relatif tinggi adalah Peralatan Elektronik Lainnya yang naik
Listrik, yang turun sebesar USD sebesar USD 168,99 juta (18,70%);
207,14 juta (7,62%), dimana pada Bungkil dan Residu yang naik
tahun 2019 nilai impor komoditi sebesar USD 151,88 juta (29,59%);
ini secara keseluruhan dan Peralatan Komunikasi
mengalami penurunan sebesar Lainnya yang naik sebesar USD
11,73 %. 140,08 juta (7,68%). Pada periode
yang sama komoditi yang juga
Sementara itu, pada Januari-
mengalami kenaikan nilai impor
April 2020 kenaikan nilai impor
adalah Barang Kimia Lainnya,
terbesar dicapai oleh komoditi
yang naik sebesar USD 23,86 juta
Makanan Olahan Lainnya
(3,02%), dimana pada tahun 2019
sebesar USD 299,01 juta (22,47%),
nilai impor komoditi ini
kemudian diikuti oleh Semi
mengalami penurunan sebesar
Konduktor Dan Komponen
5,14%.

Ekspor Industri Pengolahan


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

mengalami penurunan sebesar


Nonmigas Menurut Negara
USD 268,06 juta (17,53%)
Tujuan terhadap nilai ekspornya pada
Terjadinya penurunan nilai Maret 2020. Dan secara tahunan
ekspor hasil industri Indonesia (year on year) nilai ekspor
pada April 2020, terutama Indonesia ke AS pada April 2020
disebabkan karena terjadinya (terhadap nilai ekspor April 2019)
penurunan ekspor ke beberapa mencatatkan penurunan sebe-
negara tujuan utama ekspor, sar USD 153,73 juta (10,86%).
terutama ke Amerika Serikat,
Pada April 2020, penurunan nilai
Malaysia, dan India. Masih
ekspor ke Amerika Serikat
berlangsungnya pandemi Covid-
merupakan yang terbesar, yang
19 hingga dewasa ini telah
kemudian diikuti oleh
menurunkan secara cukup
penurunan nilai ekspor ke
berarti permintaan terhadap
Malaysia sebesar USD 159,53 juta
produk-produk industri
(36,25%) terhadap nilai
Indonesia selama bulan April
ekspornya pada Maret 2020.
2020. Melambatnya pertum-
Secara tahunan (year on year),
buhan ekonomi Amerika Serikat
penurunan nilai ekspor ke
dan terjadinya kontraksi
negara ini pada April 2020
ekonomi pada banyak negara di
bahkan lebih besar lagi, yaitu
dunia sejak triwulan I - 2020,
sebesar USD 208,26 juta (42,61%).
semakin menurunkan kinerja
Sebelumnya, pada tahun 2019
ekspor sektor industri Indonesia.
nilai ekspor ke Malaysia secara
Pada April 2020, nilai ekspor
keseluruhan juga sudah
Indonesia ke Amerika Serikat

28 Edisi II - 2020
mengalami penurunan sebesar 1,59 miliar, tidak saja naik sebesar
4,07%. 17,27% terhadap nilai ekspor
pada Maret 2020, tetapi juga naik
Jika secara nominal, penurunan
sebesar 16,25% terhadap nilai
nilai ekspor terbesar pada April
ekspor pada April 2019. Pada
2020 terjadi ke Amerika Serikat,
tahun 2019 nilai ekspor ke China
maka secara persentase, di
juga mencatat kenaikan yang
antara delapan (8) negara tujuan
cukup berarti, yaitu sebesar
ekspor utama industri
6,07%, dan pada Januari-April
pengolahan nonmigas, penu-
2020 nilai ekspor ke negara ini
runan nilai ekspor terbesar
juga mengalami kenaikan
terjadi ke Malaysia, yaitu sebesar
sebesar 17,02% (c to c). Kenaikan
36,25% (m to m). Sementara
nilai ekspor juga terjadi ke Korea
pada Maret 2019 nilai ekspor ke
dan Belanda. Pada April 2020
negara ini juga sudah
nilai ekspor hasil industri ke
mencatatkan penurunan sebe-
kedua negara ini, masing-
sar 3,15% (m to m). Penurunan
masing tercatat sekitar USD
nilai ekspor terbesar berikutnya

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


23,72 juta dan USD 26,21 juta.
adalah ke India sebesar 28,01%
Terhadap nilai ekspor pada
(m to m), yang diikuti oleh
Maret 2020, nilai ekspor ke Korea
penurunan nilai ekspor ke
dan Belanda pada April 2020
Amerika Serikat sebesar 17,53%
masing-masing naik sebesar
(m to m), dan ke Singapura
6,3% (m to m) dan 10,45% (m to
sebesar 12,33% (m to m).
m). Dan secara tahunan nilai
Sementara itu, kenaikan nilai ekspor ke kedua negara ini juga
ekspor yang cukup berarti terjadi tercatat naik, yaitu masing-
ke China. Pada April 2020 nilai masing sebesar 5,59% (yoy) dan
ekspor hasil industri ke negara 11,10% (yoy).
ini, yang mencapai sekitar USD

SD
Edisi II - 2020 a29
Perkembangan Investasi

Industri Pengolahan Nonmigas


Seperti telah dikemukakan, 2019, yang sebesar USD 1,87
rendahnya pertumbuhan PDB miliar. Kondisi ini tidak sejalan
pada triwulan I - 2020 juga dengan realisasi PMA secara
disebabkan karena terjadinya keseluruhan, yang pada triwulan
perlambatan pertumbuhan I - 2020 realisasi PMA total
yang sangat berarti pada tercatat sekitar USD 6,80 miliar.
investasi fisik (Pembentukan Realisasi investasi ini lebih
Modal Tetap Bruto). Jika pada rendah sebesar 5,43% (yoy) dari
triwulan IV - 2019 pertumbuhan realisasi PMA pada triwulan I -
investasi fisik masih sebesar 2019 yang sebesar USD 7,19
4,06% (yoy), dan bahkan pada miliar, dan juga lebih rendah
triwulan I - 2019 tercatat sebesar 3,09% (q to q) dari realisasi PMA
5,03% (yoy), maka pada triwulan I pada triwulan IV - 2019 yang
- 2020 pertumbuhan investasi sekitar USD 7,02 miliar.
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

hanya sebesar 1,7% (yoy).

Namun, lebih rendahnya Pada triwulan I – 2020,


pertumbuhan investasi fisik investasi di sektor industri
dalam PDB pada triwulan I - mencatatkan kenaikan
2020 tidak sejalan dengan
investasi di Sektor Industri. Pada
pertumbuhan jika
triwulan I – 2020, investasi di dibandingkan dengan
sektor industri mencatatkan investasinya pada triwulan I
kenaikan pertumbuhan jika - 2019, meskipun jika
dibandingkan dengan inves-
tasinya pada triwulan I - 2019, dibandingkan dengan
meskipun jika dibandingkan investasi triwulan IV - 2019
dengan investasi triwulan IV – investasi sektor industri
2019, investasi sektor industri
pada triwulan I - 2020
pada triwulan I - 2020 menga-
lami penurunan. mengalami penurunan.

Pada triwulan I – 2020, realisasi


penanaman modal asing (PMA) Kembali turunnya realisasi PMA
di sektor industri tercatat Sektor Industri pada triwulan I -
sebesar USD 3,07 miliar, atau 2020 (terhadap triwulan IV -
turun sebesar 5,62 % (q to q) 2019) cukup mengkhawatirkan,
terhadap realisasinya pada karena dapat semakin
triwulan IV - 2019, namun naik menghambat pertumbuhan
sebesar 63,87% (yoy) terhadap sektor industri pada tahun-
investasinya pada triwulan I - tahun mendatang. Dari

30 Edisi II - 2020
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI
sebanyak 26 kelompok industri Sementara itu, pada periode
yang selama ini dibiayai melalui yang sama terdapat 11 kelompok
Penanaman Modal asing (PMA), industri yang mengalami
sebanyak lima belas (15) industri kenaikan investasi. Kenaikan
mengalami penurunan investasi investasi PMA yang paling besar
pada triwulan I - 2020. pada triwulan I 2020 terjadi pada
Penurunan realisasi PMA Industri Bahan Kimia dan
terutama terjadi pada industri- Barang dari Bahan Kimia yang
industri yang selama ini mencapai sebesar USD 150,14
berperan besar dalam juta atau 38,16% (q to q).
perkembangan sektor industri, Kenaikan investasi kedua
seperti Industri Alat Angkutan terbesar terjadi pada kelompok
Lainnya yang pada triwulan I - industri Kertas dan Barang dari
2020 turun sebesar USD 138,27 Kertas yang naik sebesar USD
juta atau sekitar 91,87% (q to q). 82,02 juta atau 202,27% (q to q).
Selanjutnya pada Industri Kenaikan realisasi PMA yang
Komputer, Barang Elektronik cukup tinggi juga terjadi pada
dan Optik yang turun sebesar Industri Karet, Barang dari Karet
USD 86,87 juta atau sebesar dan Plastik yang tercatat naik
62,30% (q to q), dan juga pada sebesar USD 44,59 juta, atau
Industri Barang Galian bukan sekitar 103,68% (q to q). Kenaikan
Logam yang turun sebesar USD investasi terendah dialami oleh
81,85 juta atau sebesar 40,83% (q Industri Pengelolaan dan daur
to q). ulang sampah yang hanya naik

SD
Edisi II - 2020 a31
sebesar USD 72 ribu atau 2,91% (q - 2019. Realisasi investasi PMA
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

to q). terbesar berikutnya tercapai di


Industri Bahan Kimia dan
Jika dilihat jumlah investasi
Barang dari Bahan Kimia sebesar
menurut jenis industri, realisasi
USD 543,63 juta, yang lebih
investasi PMA pada triwulan I -
tinggi sekitar 150,45% dari
2020 terbesar dicapai pada
realisasi investasinya pada
Industri Logam Dasar yang
triwulan I - 2019. Dan yang ketiga
mencapai sekitar USD 1,52 miliar.
tertinggi dicapai oleh Industri
Realisasi investasi ini naik
Makanan Kimia dan Farmasi
sebesar 156,17% terhadap
sekitar USD 287,49 juta yang
realisasi investasi pada triwulan I
turun sebesar 23,47% dari

32 Edisi II - 2020
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI
realisasi investasinya pada 19,84 triliun. Namun terhadap
triwulan I - 2019. realisasi PMDN triwulan I - 2019,
realisasi PMDN sektor industri
Sementara itu, pada triwulan I -
pada triwulan I - 2020 naik
2020 realisasi PMDN Sektor
sebesar 22,94% (yoy). Penurunan
Industri tercatat sekitar Rp 19,79
realisasi investasi dari dalam
triliun, atau turun sebesar 0,26%
negeri ini juga terjadi pada
(q to q) dari realisasi PMDN
triwulan III - 2019, dimana untuk
triwulan IV - 2019 yang sekitar Rp
seluruh tahun 2019 realisasi

SD
Edisi II - 2020 a33
PMDN Sektor Industri turun Barang dari Karet dan Plastik
sekitar 13,12%. sebesar Rp 1,77 miliar, yang naik
sebesar 211,24% (yoy).
Dilihat menurut jenis industri,
realisasi investasi PMDN terbesar Secara persentase, penurunan
pada triwulan I - 2020 terjadi PMDN terbesar pada triwulan I -
pada Industri Makanan, yang 2020 (terhadap investasi
mencapai sekitar Rp 6,17 triliun. triwulan I - 2019) terjadi pada
Realisasi PMDN di industri ini Industri Komputer, Barang
mengalami penurunan sekitar Elektronik dan Optik, yang turun
13,52% (yoy) terhadap investasi sebesar 98,79% (q to q), dari
PMDN pada triwulan I - 2019. sebesar Rp 156,43 miliar pada
Investasi tertinggi berikutnya triwulan I - 2019 menjadi hanya
terjadi pada Industri Barang sekitar Rp 1,90 miliar pada
Galian bukan Logam sebesar Rp triwulan I - 2020. Penurunan
2,63 triliun yang naik sebesar kedua terbesar terjadi pada
274,66% (yoy) terhadap realisasi Industri Pakaian Jadi yang turun
investasi pada triwulan I - 2019. sebesar 86,08% (q to q), yaitu dari
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Kemudian diikuti oleh investasi sebesar Rp 38,07 miliar pada


pada Industri Logam Dasar triwulan I - 2019 menjadi sebesar
sekitar Rp 1,86 triliun, turun Rp 5,30 miliar pada triwulan I -
sebesar 27,76% (yoy). Setelah itu 2020.
investasi pada Industri Karet,

34 Edisi II - 2020
Indeks Harga Produsen (IHP)

Sektor Industri Pengolahan


yang tidak saja disebabkan
Pada triwulan I – 2020, karena turunnya daya beli
kenaikan harga (inflasi) masyarakat sepanjang triwulan I
- 2020, tetapi juga menunjukkan
barang-barang industri
terus kalah bersaingnya produk-
tercatat sebesar 1,52% produk industri Indonesia
(yoy), atau sebesar 0,67% terhadap barang impor.
(q to q). Tingkat inflasi Pada triwulan I – 2020, sebagian
pada triwulan I - 2020 besar subsektor industri
tersebut lebih rendah dari mengalami inflasi. Dari 19
subsektor pengukur inflasi,
inflasi sebesar 2,06% (yoy)
hanya sebanyak 5 subsektor
pada triwulan I - 2019. yang mengalami deflasi, dimana

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI


Pada triwulan I – 2020, kenaikan deflasi terbesar dialami oleh
harga (inflasi) barang-barang subsektor Pengilangan Minyak
industri, yang dilihat Bumi dan Gas serta subsektor
berdasarkan Indeks Harga Industri Barang-Barang dari
Produsen (IHP) Sektor Industri, Logam, yang masing-masing
tercatat sebesar 1,52% (yoy), atau mengalami deflasi sebesar 1,83%
sebesar 0,67% (q to q). Tingkat (yoy) dan 1,03% (yoy).
inflasi pada triwulan I - 2020 Subsektor yang mengalami
tersebut lebih rendah dari inflasi inflasi paling tinggi pada
sebesar 2,06% (yoy) pada triwulan I - 2020 adalah
triwulan I - 2019, namun lebih Subsektor Industri Pengolahan
tinggi dari inflasi sebesar 0,36% dan Pengawetan Daging, Ikan,
(q to q) pada triwulan IV - 2019. Buah-Buahan, Sayuran, Minyak
Lebih rendahnya tingkat inflasi dan Lemak yang mengalami
industri pada triwulan I - 2020 inflasi sebesar 4,75% (yoy), yang
tersebut menunjukkan bahwa jauh lebih tinggi dibandingkan
permintaan terhadap produk- dengan inflasinya pada triwulan I
produk industri secara keselu- - 2019 yang hanya sebesar 0,48%
ruhan selama triwulan I - 2020 (yoy). Inflasi yang tinggi juga
lebih rendah dibandingkan terjadi pada Subsektor
dengan permintaan pada Pemintalan dan Pertenunan
triwulan I - 2019. Hal ini juga Tekstil dengan inflasi sebesar
menjadi indikasi tentang relatif 3,15% (yoy), namun lebih rendah
lebih rendahnya permintaan dibandingkan dengan inflasinya
terhadap produk-produk pada triwulan I - 2019 yang
industri di pasar dalam negeri, sebesar 5,08% (yoy).

SD
Edisi II - 2020 a35
Inflasi tinggi berikutnya terjadi maka inflasi tahunan (year on
pada Subsektor Industri year) harga produsen Industri
Minuman dan Rokok sebesar Pengolahan pada triwulan I -
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

3,04% (yoy); Subsektor Industri 2020 berada di atas inflasi sektor


Mesin, Listrik, Elektronika dan Pertambangan & Penggalian,
Perlengkapannya dengan inflasi namun di bawah sektor
sebesar 2,96% (yoy); dan Pertanian. Pada triwulan I –
Subsektor Industri Pakaian Jadi 2020, Sektor Pertambangan &
dan Alas Kaki sebesar 2,44% Penggalian tercatat mengalami
(yoy), yang lebih tinggi deflasi sebesar 9,79% (yoy),
dibandingkan dengan inflasinya sementara pada triwulan I - 2019
pada triwulan I - 2019, sebesar mengalami inflasi sebesar 0,17%
2,01% (yoy). (yoy). Sedangkan inflasi tahunan
Sektor Pertanian pada triwulan I
Jika dibandingkan dengan dua
- 2020 tercatat sebesar 3,36%
sektor lainnya, yaitu sektor
(yoy), jauh lebih tinggi dari inflasi
Pertanian dan sektor
tahunannya yang sebesar 1,02%
Pertambangan dan Penggalian,
(yoy) pada triwulan I - 2019.

36 Edisi II - 2020
Pusat Data dan Informasi
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 3
Hotline: (021) 5265029
www.kemenperin.go.id

Anda mungkin juga menyukai