Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KILAS PERUSAHAAN

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan perseroan terbuka yang bergerak dibidang
pembangunan infrastuktur jalan tol di Indonesia yang didirikan sejak tanggal 01 maret 1978,
dimana hal tersebut diatur dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah Np/04 tahun 1978.
Kepemilikan PT. Jasa Marga (persero) Tbk, yakni oleh pemerintah sebesar 70% dan 30%
dimiliki oleh public.

Adapun tugas utama dari PT. Jasa Marga ini yakni merencanakan, membangun,
mengoperasikan & memelihara jalan tol serta sarananya agar dapat berfungsi tanpa adanya
hambatan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih tinggi bagi masyarakat. Karena
tujuannya tersebut, sejak PT. Jasa Marga berdiri, ia terus melalukan inovasi untuk selalu
berkontribusi serta bertransformasi menjadi perusahaan modern yang dapat membantu
perkembangan teknologi dan juga kebutuhan operasional jalan tol yang ada di Indonesia.
Hingga saat ini telah tercatat PT. Jasa Marga mengoperasikan jalan tol lebih dari 680 km
yang ada di seluruh Indonesia. Dengan adanya prestasi tersebut, PT. Jasa Marga tidak
menghentikan keinginannya untuk melakukan inovasi dalam mengoperasikan konsesi jalan
tol sepanjang 1.260 km hingga tahun 2019 mendatang.

Sebagai perusahaan penyedia jasa jalan tol terbesar di Indonesia, PT. Jasa Marga Tbk
memiliki kantor pusat diwilayah yang cukup strategis yakni terletak di Plaza Tol Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta, Indonesia. Selain itu, PT. Jasa Marga Tbk juga memiliki banyak
anak perusahaan, salah satunya yaitu PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ). Dimana PT. Marga
Lingkar Jakarta mengeluarkan obligasi atau project bond untuk memenuhi pendanaan Ruas
Jalan Tol JORR W2 Utara atau Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 km yang telah beroperasi
secara penuh sejak tahun 2014.

Adapun seluruh anak perusahaan yang dimiliki oleh PT. Jasa Marga dibagi menjadi dua
bagian yakni usaha jalan tol dan usaha non-jalan tol.

 Anak perusahaan dibidang usaha Jalan Tol diantaranya yakni :


1. PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (99%)
2. PT Marga Sarana Jabar (55%)

1
3. PT Marga Lingkar Jakarta (65%)
4. PT Marga Trans Nusantara (60%)
5. PT Marga Cengkareng Kunciran (75%)
6. PT Trans Marga Jateng (60%)
7. PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (55%)
8. PT Jasamarga Pandaan Tol (52,5%)
9. PT Trans Marga Jatim Pasuruan (90%)
10. PT Jasamarga Bali Tol (55%)

 Anak perusahaan dibidang usaha Non Jalan Tol diantaranya yakni :


1. PT Jasa Layanan Pemeliharaan (pemeliharaan, jembatan & peralatan jalan tol)
2. PT Jasamarga Properti (pengembangan bisnis properti)
3. PT Jasamarga Toll Road Operator (sebelum: PT Jasa Layanan Operasi)

1.2 LOGO PERUSAHAAN & ARTI

Logo Perusahaan :

Logo ditampilkan dalam bentuk rounded  atau bola dengan efek 3D, warna dominan dengan
warna biru sesuai dengan motto perusahaan sendiri, dan image yang ingin dicapai lebih
modern, simple, efisien, dan efektif. Berorientasi pada teknologi baru, serta menjawab
tantangan pesaing industri global. Adapun makna dari warna biru tersebut yakni :

o Jujur o Terencana
Bersih Rapi
o Loyal o Skala Prioritas
o Bertanggungjawab o Tertib

o Kebersamaan o Inovatif
Indah Unggul
o Kordinatif o Terlatih/Terampil
o Berpikir Positif o Visioner

2
1.3 VISI & MISI PERUSAHAAN

Perumusan Visi, Misi, dan Tata Nilai Perseroan dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak
yang tekait, yaitu antara lain: Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan, serta memperhatikan
kepentingan dari para pemangku kepentingan. Visi dan Misi Perseroan telah disetujui oleh
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan melalui Keputusan Direksi No. 67/KPTS/2017
tanggal 05 Mei 2017 tentang Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan.

Visi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk :

Menjadi Perusahaan Jalan Tol Nasional Terbesar, Terpercaya dan Berkesinambungan.

 Perusahaan Jalan Tol Nasional


Pengertian :
- Memiliki bisnis jalan tol sebagai bisnis utama
- Memiliki sebaran aset dan wilayah operasi di seluruh Indonesia
Potensi Indikator Pengukuran :
- Komposisi aset jalan tol vs. non-jalan tol
- Persebaran aset dan wilayah operasi
 Terbesar
Pengertian :
- Memiliki total aset jalan tol terpanjang di Indonesia
- Memiliki cakupan bisnis di seluruh rantai nilai jalan tol

Potensi Indikator Pengukuran :

- Panjang jalan tol yang dimiliki vs. competitor


- Cakupan bisnis di setiap rantai nilai
 Terpercaya
Pengertian :
- Menjadi tulang punggung pemerintah dalam pembangunan dan pengelolaan
jalan tol
- Menjadi pilihan utama investor, mitra dan pelanggan
- Beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance

Potensi Indikator Pengukuran :

3
- Persepsi pemerintah, investor, dan mitra
- Tingkat kepuasan pelanggan
- Jumlah dispute dengan investor dan mitra
- GCG Score
 Berkesinambungan
Pengertian :
- Memiliki pertumbuhan skala bisnis dan keuntungan yang berkelanjutan
- Memiliki bisnis non-tol yang bersinergi dengan bisnis jalan tol

Potensi Indikator Pengukuran :

- Pertumbuhan asset
- Pertumbuhan kinerja keuangan bisnis jalan tol dan non-tol

Misi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk :

1. Memimpin Pembangunan Jalan Tol di Indonesia untuk Meningkatkan Konektivitas


Nasional
Penjelasan :
- Meningkatkan konektivitas antar daerah di Indonesia melalui pengembangan
jalan tol dengan berbagai skema bisnis
- Turut serta dalam proyek-proyek jalan tol flagship pemerintah dengan tetap
memperhatikan factor kelayakan komersial.
2. Menjalankan Usaha Jalan Tol di Seluruh Rantai Nilai Secara Profesional dan
Berkesinambungan
Penjelasan :
- Menjalankan usaha di seluruh rantai nilai jalan tol dengan berbagai skema
bisnis secara efisien dan kompetitif
- Memastikan pertumbuhan bisnis di seluruh rantai nilai jalan tol berkelanjutan
- Mengoptimalkan sinergi antar bisnis di seluruh rantai nilai jalan tol
3. Memaksimalkan Pengembangan Kawasan untuk Meningkatkan Kemajuan
Masyarakat dan Keuntungan Perusahaan
Penjelasan :

4
- Memastikan potensi-potensi bisnis yang timbul dari pembangunan jalan tol
dapat dimanfaatkan dengan bebagai skema bisnis untuk kemajuan masyarakat
dan keuntungan Perusahaan
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dengan Pelayanan Prima
Penjelasan : Memastikan kepuasan pelanggan melalui :
- Penyediaan jalan tol yang aman dan berkualitas
- Pelayanan lalu lintas dan transaksi yang baik, cepat tanggap, dan akurat
dengan memanfaatkan teknologi secara optimal

1.4 TATA NILAI & BUDAYA PERUSAHAAN

Agar dapat mencapai visi, misi serta tujuan perusahaan yang telah dibahas
sebelumnya, PT. Jasa Marga memiliki tata nilai dan juga budaya perusahaan
yang kental di dalam diri para karyawannya. Hal ini dilakukan agar tata nilai
tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dan prinsip dalam berperilaku serta
dalam membuat keputusan. Adapun tata nilai perusahaan yang telah ditetapkan
oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT. Jasa Marga dengan Keputusan Direksi No.
50/KPTS/2013 tanggal 01 Maret 2013 ialah Jujur – Sigap – Mumpuni – Respek atau bisa
diebut sebagai JSMR.

 JUJUR :
Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan,
dan bebas dari benturan kepentingan
Jujur : Semangat integritas dari hati nurani, bukan hanya mematuhi peraturan
Adil :
- Menjunjung tinggi kesetaraan dan fairness
- Transparan dan Bebas dari Benturan Kepentingan : Independen dan obyektif.
 SIGAP :
Jasa Marga SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan
bertindak peduli dan proaktif serta tetap mengedepankan kehati-hatian
Sigap Melayani :
- Bertindak dengan semangat tinggi dalam melayani

Peduli :
5
- Memberikan perhatian dengan penuh empati

Proaktif (Dengan mengedepankan kehati-hatian) :

- Mempersiapkan tindakan ke depan dengan mempertimbangkan risiko.


 MUMPUNI :
Jasa Marga MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten, dan inovatif
Kompeten :
- Memiliki kemampuan dan kemauan melaksanakan pekerjaan.

Konsisten :

- Berani bersikap dan menjadi teladan (role model).

Inovatif :

- Mengembangkan gagasan untuk melakukan perbaikan berkesinambungan


 RESPEK :
Jasa Marga RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai
prestasi

Respek :

- Menghargai pihak lain secara proporsional

Sinergi dalam Mencapai Pretasi :

- Menjunjung tinggi kerja sama kelompok dan mengelola keberagaman untuk


memberi nilai tambah

1.5 STRATEGI & KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Selain tata nilai & budaya yang dimiliki oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, ada pula strategi
& kebijakan yang membantu serta memudahkan perusahaan dalam mencapai visi, misi dan
tujuan perusahaan secara keseluruhan. Adapun strategi kunci pengoperasian dari PT. Jasa
Marga (Persero) Tbk yakni sebagai berikut :

1. Pengembangan Bisnis Jalan Tol

6
- Memaksimalkan perolehan ruas jalan tol baru yang berfokus pada kelayakan
dan minimum IRR melalui berbagai skema bisnis dan pendanaan
- Memastikan pengoperasian penambahan jalan tol baru yang sudah dimiliki
konsesinya 1.260 km pada tahun 2019. Penambahan panjang jalan tol baru itu
diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan menjaga posisi
market leader industri jalan tol di masa mendatang.
- Dalam jangka panjang, menargetkan untuk terus menjadi operator jalan tol
komersil yang memiliki kualitas tinggi serta memiliki diferensiasi dengan para
competitor
2. Pengoperasian & Pendukung Operasi Jalan Tol
- Mengoperasikan jalan tol yang efisien, aman dan berkualitas tinggi untuk
meningkatkan kinerja dan performa yang excellent
- Menyediakan pelayanan excellent kepada pengguna jalan tol, komunitas di
wilayah sekitar, dan pemerintah
- Meningkatkan kapabilitas dan penerapan teknologi untuk layanan operasi,
transaksi, pemeliharaan, konstruksi dan konsultasi bisnis tol
- Menjadi lini bisnis yang mandiri dan berorientasi pada cost leadership dan
operational excellence serta meningkatkan competitive advantage di seluruh
kelompok usaha Jasa Marga
3. Prospektif Bisnis
- Mengembangkan bisnis usaha lain yang terkait secara strategis menguatkan
dan mendukung pertumbuhan bisnis jalan tol
- Memaksimalkan potensi pasar toll corridor development (TCD), transit
oriented development (TOD), tempat istirahat dan pelayanan (TIP) secara
proaktif dan selektif
- Meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan Perseroan dengan
memaksimalkan potensi bisnis yang ada

1.6 PROSES BISNIS PERUSAHAAN

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki system manajemen kerja yang dinamakan JIM WAY
atau Jasa Marga Integrated Management System. Dimana di dalam JIM WAY tersebut
terdapat beberapa proses yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis & status penting atau

7
tidaknya proses tersebut terhadap proses produksinya. Adapun proses-proses tersebut ialah
diantaranya sebagai berikut :

1. Proses Inti (Core Process)


Proses ini merupakan proses yang dilaksanakan dari dorongan pelanggan &
stakeholders lainnya. Prose inti ini berupa produk & layanan sehingga syarat yang
harus dipenuhi adalah kepuasan pelanggan. Proses ini meliputi :
- Pengelolaan Layanan Transaksi
- Pengelolaan Layanan Lalu Lintas
- Pengelolaan Layanan Konstrukri
- Pengambangan Usaha Jalan Tol
- Pengembangan Usaha Lain
2. Proses Pendukung (Support Process)
Proses ini merupakan proses yang berdasar pada kebutuhan. Proses pendukung ini
meliputi :
- Pengelolaan SDM
- Pengelolaan Keuangan
- Pengelolaan Teknologi Informasi
- Pengelolaan Administrasi Perusahaan
- Pengelolaan Logistik
- Manajemen Bisnis
3. Proses Perencanaan (Planning Process)
Proses ini merupakan proses yang berdasar pada rencana bisnis & sasaran perusahaan
untuk dapat mengantisipasi adanya perubahan lingkungan bisnis, baik itu internal atau
eksternal. Proses perencanaan ini meliputi :
- Perencanaan Perusahaan
- Perencanaan & Pengembangan Teknik Jalan Tol
- Manajemen Risiko
4. Proses Tinjauan & Perbaikan (Review & Improvement Process)
Proses ini dilaksanakan dengan melihat hasil dari elemen-elemen Sistem Kerja dari
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang mungkin memerlukan perbaikan/penyempurnaan,

8
dimana hal tersebut akan berdampak pada peningkatan efisiensi & efektivitas
perusahaan secara keseluruhan. Adapun proses ini yakni meliputi :
- Pengelolaan Audit
- Pengukuran Kinerja Manajemen
- Pengelolaan IMS
- Pengelolaan Inovasi
1.7 RENCANA STRATEGI FOKUS DI TAHUN 2017

Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PURR) menargetkan pada tahun 2025
Indonesia memiliki jalan tol sepanjang 6.115km, dimana target tersebut sangat berdampak
pada peningkatan prospek tumbuhnya industry jalan tol di masa mendatang. Disamping itu,
PT. Jasa Marga Tbk. hingaa akhir tahun 2017 telah mengoperasikan 680km jalan tol (62%
dari total panjang jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia). Di sisi lain, PT. Jasa Marga
Tbk. juga berencana akan menambah jalan tol baru sepanjang ± 800km. Sehingga apabila di
total maka panjang jalan tol yang telah dioperasikan oleh Perseroan hingga akhir tahun 2025
yakni sepanjang ± 1.497 km.

1. Bidang Pengembangan Jalan Tol


Dalam rangka untuk mempertahankan posisi Perseroan sebagai market leader di
bidang pengoperasian jalan tol, PT. Jasa Marga Tbk. berfokus pada pembangunan
ruas jalan tol yang konsesinya telah diperoleh. Selain itu, Perseroan juga menginisasi
pembangunan atas ruas-ruas jalan tol baru yang memiliki potensi serta dikatakan
layak secara finansial. Di sisi lain, Perseroan juga berkomitmen untuk melakukan
ekspansi di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi terkait dengan pembangunan jalan
tol di Indonesia.

2. Bidang Pengoperasian Jalan Tol


Pada tanggal 31 Oktober 2017, PT. Jasa Marga Tbk. berhasil dalam
mengimplementasikan transaksi elektronik untuk system pembayaran jalan tol di
seluruh gardu tolnya. Pencapaian tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi
Perseroan dalam keikutsertaannya dalam mendukung Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT). Upaya yang dilakukan oleh PT. Jasa Marga Tbk. untuk menjembatani
keberlangsungan kerja para karyawan yang bekerja di gerbang tol yakni dengan
mengadakan Program Alife (Program alih profesi –Para karyawan yang bekerja di
gerbang tol diberikan kesempatan untuk dapat mengubah jalur karirnya dalam rangka

9
pengembangan diri & penambahan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan serta
minat yang dimilikinya).
Upaya lainnya yang dilakukan oleh Perseroan yakni dengan meniadakan transaksi di
gerbang tol yang menjadi penyebab terjadinya kepadatan, melakukan integrasi ruas
serta melakukan perubahan system transaksi pembayaran jalan tol.

3. Bidang Pengembangan Usaha Lain


Pada tahun 2017, Perseroan menyusun strategi dalam rangka melakukan sinergi
antara bisnis jalan tol & bisnis usaha lain. Adapun cara yang dilakukan oleh Perseroan
yakni dengan cara membagi peran diantara anak perusahaan usaha lain. Berikut
merupakan perubahan yang dilakukan PT. Jasa Marga Tbk. :
- Jasa Layanan Operasi (JLO) berubah menjadi Jasa Marga Tollroad Operator
(JMTO) => Asset Operator
- Jasa Layanan Pemeliharaan (JLP) berubah menjadi Jasa Marga Tollroad
Maintenance (JMTM) => Asset Maintener
- Jasa Marga Properti (JMP) berubah menjadi Asset optimis yang bergerak di
bidang pengelolaan tempat istirahat & pelayanan (TIP)

4. Bidang Keuangan
Di dalam bidang keuangan, PT. Jasa Marga Tbk. melakukan strategi pendanaan lain
untuk mendukung percepatan pembangunan proyek jalan tol melalui 3 program
pendanaan strategis, yakni sebagai berikut :
- Asset recycling, penerbitan sekuritisasi yang berbasis hak atas sebagian
pendapatan ruas Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) => Pada Bulan Juli 2017
- Debt recycling, mengeluarkan obligasi di level anak perusahaan atau project
bonds. Hal tersebut pertama kali dilakukan oleh PT. Jasa Marga Tbk. pada
anak perusahaannya yakni PT. Marga Lingkar Jakarta => Pada Bulan Oktober
2017
- Equity fund raising

10
BAB II

PERMASALAHAN

Pokok Permasalahan dari Analisis Kinerja Komprehensif & Analisis Implementasi CSR
(Corporate Social Responsibility) yakni :

1. Bagaimana analisis kinerja komprehensif PT. Jasa Marga Tbk. melalui rasio
keuangannya?
2. Bagaimana analisis kinerja komprehensif PT. Jasa Marga Tbk. melalui balance
scorecard?
3. Bagaimana implementasi CSR PT. Jasa Marga Tbk. jika di pandang melalui GR1 4
(Substainability Reporting Guedelines)?

11
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 3 yakni`: rasio profitabilitas,
rasio likuiditas & rasio solvabilitas. Ketiga rasio tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan suatu keuntungan. Rasio profitabilitas sendiri terdiri dari beberapa
rasio, yakni :
1. Gross Profit Margin
Marjin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai prosentase laba
kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Semakin tinggi margin
ini maka semakin baik (efisiensi) kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Laba Kotor
Gross Profit Mar gin= x 100 %
Penjualan Bersih
2. Net Profit Margin
Marjin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai prosentasi laba
bersih yang didapatkan setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Semakin tinggi marjin laba bersih maka semakin baik
operasi suatu perusahaan. Adapun cara untuk menghitung rasio ini adalah :

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin= x 100 %
Penjualan Bersih
3. ROE (Return On Equity)

12
ROE merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham. Dengan
kata lain, ROE dapat menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola
modalnya. Cara untuk menghitung ROE ini ialah :

Laba Bersih
ROE= x 100 %
Ekuitas
4. ROA (Return On Assets)
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai prosentaso
keuntungan yang diperoleh perusahaan terkait dengan sumber daya total yang
dimilikinya sehingga dapat mencerminkan efisiensi suatu perusahaan dalam
mengelola asetnya. Cara untuk menghitung rasio ini adalah :

Laba Bersih
ROA= x 100 %
Total Aset
5. Margin EBITDA
Marjin EBITDA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan dengan menghitung pendapatan dari operasi bisnis
inti, tanpa memasukkan struktur modal, tariff pajak dan kebijakan penyusutan
(Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi & amortisasi). Marjin EBITDA ini dapat
dihitung dengan cara :
EBITDA
Margin EBITDA= x 100 %
Operating Revenue

B. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas ini terdiri dari :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio liabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan neraca likuiditas perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya
pada 12 bulan ke depan. Adapun cara menghitung rasio lancer ini adalah :
Aktiva Lancar
Rasio Lancar= x 100 %
Hutang Lancar

13
2. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio liabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan
kas & setara kas. Cara untuk menghitung rasio ini yakni :
Kas+ Setara Kas
Rasio Kas= x 100 %
Hutang Lancar

C. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan
yang didanai dengan utang. Dengan kata lain, dapat diartikan sebagai seberapa besar
beban utang yang ditanggung oleh perusahaan. Rasio solvabilitas terdiri dari :
1. DER (Debt To Equity Ratio)
Rasio utang terhadap modal ini merupakan rasio solvabilitas yang digunakan
untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham. Cara untuk menghitung rasio ini adalah :
Total Hutang
DER= x 100 %
Modal
2. Debt Ratio
Rasio utang merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya.
Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan proporsi hutang perusahaan terhadap
total asset yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio utang, maka semakin tinggi pula
risiko operasional perusahaan. Adapun cara untuk menghitung rasio ini adalah :
Total Hutang
Debt Ratio= x 100 %
Total Akti va
3. ICR (Interest Coverage Ratio)
Rasio penutupan bunga merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
menunjukkan besarnya penurunan laba yang masih dapat ditoleransi perusahaan
& masih mampu memenuhi pembayaran bunganya. Cara untuk menghitung rasio
ini yakni :
Laba Operasi
ICR= x 100 %
Biaya Bunga

3.2 BALANCE SCORECARD

14
Balance Scorecard diartikan sebagai suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yang
menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini dianggap
terlalu condong pada kinerja keuangan. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yakni kartu
skor (scorecard) dan berimbang (balanced).

Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kata
berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara
berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
intern dan ekstern. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard
adalah sistem pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan dan non keuangan
dengan memandang empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, pembelajaran dan
pertumbuhan karyawan, serta proses bisnis internal yang dapat membantu organisasi untuk
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dimana semua perspektif tersebut terjalin
dalam suatu hubungan sebab akibat. Secara umum, terdapat empat macam kinerja bisnis
yang diukur dalam balanced scorecard, yaitu :

A. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance Scorecard, karena ukuran
keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan
memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus
berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai
pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan
dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest (Kaplan dan Norton,
2001). Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan
pengukurannya pun berbeda pula.
1. Growth (Pertumbuhan)
Tahap pertumbuhan menjadi tahap awal dalam siklus kehidupan bisnis. Pada
tahap ini perusahaan berusaha untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya. Selain itu, perusahaan akan
menanamkan investasi sebanyak-banyaknya, meningkatkan produk baru,
membangun fasilitas produksi, meningkatkan kemampuan beroperasi, merebut
pangsa pasar, dan membuat jaringan distribusi. Di dalam tahap ini kemungkinan
besar perusahaan akan selalu dalam keadaan rugi, karena tahap ini perusahaan

15
memfokuskan untuk penanaman investasi yang dinikmati dalam jangka panjang
nanti.
2. Substain (Bertahan)
Dalam tahap ini perusahaan harus mampu mempertahankan pangsa pasar yang
sudah dimiliki dan harus memperhatikan kualitas produk dan pelayanan yang
lebih baik sehingga secara bertahap akan mengalami pertumbuhan dari tahun ke
tahun. Tujuan keuangan pada tahap ini biasanya lebih berorientasi pada
profitabilitas. Tujuan yang berkaitan dengan profitabilitas dapat dinyatakan
dengan menggunakan ukuran yang berkaitan dengan laba operasional. Tolak ukur
lain yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, profit margin, dan
operating ratio.
3. Harvest (Menuai)
Tahap ini merupakan tahap pendewasaan bagi sebuah perusahaan, karena pada
tahap ini perusahaan tinggal menuai dari investasi yang dilakukan pada tahap-
tahap sebelumnya, yang harus dilakukan pada tahap ini adalah perusahaan tidak
lagi melakukan investasi, tetapi hanya memelihara supaya perusahaan berjalan
dengan baik.

B. Perspektif Pelanggan atau Konsumen


Perspektif ini merupakanleading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka
mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuha n mereka. Kinerja
yang buruk dariperspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan
meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik. perspektif pelanggan dibagi menjadi
dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value
prepositions.
1. Customer Core Measurement
Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu :
- Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang
dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah
pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
- Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana
perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
- Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu
unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
16
- Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan
pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
- Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang
diperoleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa kepada konsumen.
2. Customer Value Proposition
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat
pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut :
- Product or service attributes : Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga,
dan kualitas.
- Konsumen relationship : Menyangkut perasaan pelanggan te rhadap proses
pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Dimana hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan
berkaitan dengan masalah waktu penyampaian.
- Image and reputasi : Menggambarkan faktor-faktor in tangible yang menarik
seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan.

C. Perspektif Proses Internal Bisnis

Manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus


diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer
untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau
jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses bisnis internal ke dalam tiga
tahapan, yaitu:
1. Proses Inovasi
Unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan
menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan.
2. Proses Operasi
Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan
produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya

17
penanganan garansi. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam
pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan
menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang
dilakukan dalam proses operasi.

D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk


meningkatkan pertumbuhan dan kinerja
jangka panjang. Proses pembelajaran
dan pertumbuhan ini bersumber dari
faktor sumber daya manusia, sistem,
dan prosedur organisasi. Yang termasuk
dalam perspektif ini adalah pelatihan
pegawai dan budaya perusahaan yang
berhubungan dengan perbaikan individu
dan organisasi.

3.3 CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan
tersebut berada. Selain itu, CSR ini juga merupakan strategi yang digunakan perusahaan
untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.

 Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu :

18
1. Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya. 
2. Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan. 
3. Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang
tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik. 
4. Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik 
5. Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.

 Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat :


1. Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan
2. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut
3. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum
4. Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna
untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada

 Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan :


1. Meningkatkan citra perusahaan
2. Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain
3. Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat
4. Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya
5. Memberikan inovasi bagi perusahaan

3.4 GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI) 4 (SUBSTAINABILITY


REPORTING GUEDELINES)

Indikator GRI 4 terdiri dari 3 Aspek utama, diantaranya ialah :

A. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi ini mencakup tentang :
1. Kinerja ekonomi [ EC1 – EC4 ]
2. Keberadaan pasar [ EC5 – EC6 ]
3. Dampak ekonomi tidak langsung [ EC7 – EC8 ]
4. Praktek pengadaan [ EC9 ]

19
B. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan ini mencakup tentang :
1. Bahan [ EN1 – EN2 ]
2. Energi [ EN3 – EN6 ]
3. Air [ EN7 –EN10 ]
4. Keanekaragaman hayati [ EN11 – EN14 ]
5. Emisi [ EN15 –EN21 ]
6. Efluen & limbah [ EN22 – EN26 ]
7. Produk & jasa [ EN27 –EN28 ]
8. Kepatuhan [ EN29 ]
9. Transportasi [ EN30 ]
10. Lain-lain [ EN31 ]
11. Asesmen pemasok atas lingkungan [ EN32 –EN33 ]
12. Mekanisme pengaduan masalah lingkungan [ EN34 ]

C. Aspek Sosial
Aspek social ini mencakup 3 hal utama yakni tentang :
1. Ketenagakerjaan :
Aspek social dengan sub-bab ketenagakerjaan mencakup hal :
a. Kepegawaian [ LA1 –LA3 ]
b. Hubungan industrial [ LA4 ]
c. Kesehatan & keselamatan kerja [ LA5 –LA8 ]
d. Pelatihan & pendidikan [ LA9 –LA11 ]
e. Keberagaman & kesetaraan peluang [ LA12 ]
f. Kesetaraan remunerasi perempuan & laki-laki [ LA13 ]
g. Asesmen pemasok terkait produk ketenagakerjaan [ LA14 –LA16 ]

2. Hak Asasi Manusia :


Aspek social dengan sub-bab hak asasi manusia mencakup hal :
a. Investasi [ HR1 –HR2 ]
b. Non-diskriminasi [ HR3 ]
c. Kebebasan berserikat & perjanjian kerja bersama [ HR4 ]
d. Pekerja anak [ HR5 ]
e. Pekerja paksa / wajib kerja [ HR6 ]
20
f. Praktik pengamanan [ HR7 ]
g. Hak adat [ HR8 ]
h. Asesmen [ HR9 ]
i. Asesmen pemasok atas Hak Asasi Manusia [ HR10 –HR11 ]
j. Mekanisme pengaduan masalah Hak Asasi Manusia [ HR12 ]

3. Masyarakat :
Aspek social dengan sub-bab masyarakat mencakup hal :
a. Masyarakat local [ SO1 –SO2 ]
b. Anti-korupsi [ SO3 –SO5 ]
c. Kebijakan public [ SO6 ]
d. Anti persaingan [ SO7 ]
e. Kepatuhan [ SO8 ]
f. Asesmen pemasok atas dampak terhadap masyarakat [ SO9 –SO10 ]
g. Mekanisme pengaduan dampak terhadap masyarakat [ SO11 ]
4. Tanggung Jawab atas Produk :
Aspek social dengan sub-bab tanggung jawab atas produk mencakup hal :
a. Kesehatan keselamatan pelanggan [ PR1 –PR2 ]
b. Perkabelan produk & jasa [ PR3 –PR5 ]
c. Komunikasi pemasaran [ PR6 –PR7 ]
d. Privasi pelanggan [ PR8 ]
e. Kepatuhan [ PR9 ]

Sehingga apabila ditotal maka :

Aspek Ekonomi = 9 Poin

Aspek Lingkungan = 34 Poin

Aspek Sosial :

- Ketenagakerjaan = 16 Poin
- Hak Asasi Manusia = 12 Poin
- Masyarakat = 11 Poin

21
- Tanggung Jawab atas Produk = 9 Poin
91 Poin

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS KINERJA KOMPREHENSIF


4.1.1 PERSPEKTIF KEUANGAN [ Rasio Keuangan ]
4.1.1.1 Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


suatu keuntungan. Rasio profitabilitas sendiri terdiri dari beberapa rasio, yakni :

a. Gross Profit Margin


Marjin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
prosentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan. Semakin tinggi margin ini maka semakin baik (efisiensi)
kegiatan operasional perusahaan. Dari data statistic yang ada pada
Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017, kita dapat melihat
bahwa terjadi penurunan marjin laba kotor, yakni sebesar 0,42%
yang diperoleh dari 52,63% di tahun 2016 dan 52,21% di tahun

22
2017. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi kegiatan operasional perusahaan
mengalami penurunan, meskipun tidak signifikan yakni hanya sebesar 0.42%.

b. Net Profit Margin


Marjin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai prosentasi
laba bersih yang didapatkan setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan
yang diperoleh dari penjualan. Semakin tinggi marjin laba bersih maka
semakin baik operasi suatu perusahaan. Dari data statistic yang ada pada
Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017, kita dapat melihat bahwa
terjadi peningkatan marjin laba bersih, yakni sebesar 3,27% yang diperoleh
dari selisih antara 21,39% di tahun 2016 dan 24,66% di tahun 2017. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan mengalami peningkatan sebesar
3,27%.

c. ROE (Return On Equity)


ROE merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang
saham. Dengan kata lain, ROE dapat menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam mengelola modalnya. Dari data statistic yang ada
pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017, kita dapat
melihat bahwa terjadi peningkatan ROE, yakni sebesar 0.42% yang
diperoleh dari selisih antara 11,56% di tahun 2016 dan 11,98% di tahun 2017. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya mengalami
peningkatan sebesar 0.42%.

d. ROA (Return On Assets)


ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai
prosentaso keuntungan yang diperoleh perusahaan terkait dengan
sumber daya total yang dimilikinya sehingga dapat mencerminkan
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya. Dari data
statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017,
kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan ROA, yakni sebesar
0.75% yang diperoleh dari selisih antara 3,53% di tahun 2016 dan 2,78% di tahun

23
2017. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya
mengalami penurunan sebesar 0.75%.

e. Margin EBITDA
Marjin EBITDA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan dengan menghitung pendapatan dari
operasi bisnis inti, tanpa memasukkan struktur modal, tariff pajak
dan kebijakan penyusutan (Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi &
amortisasi). Dari data statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT.
Jasa Marga Tbk. 2017, kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan
marjin EBITDA sebesar 2,23% yang diperoleh dari selisih 59,20%
di tahun 2016 dan 61,43% di tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam mengelola keuangannya mengalami peningkatan sebesar 2,23%.

4.1.1.2 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang
jangka pendeknya. Rasio likuiditas ini terdiri dari :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)


Rasio lancar merupakan rasio liabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan neraca likuiditas perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
hutang jangka pendeknya pada 12 bulan ke depan. Dari data
statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk.
2017, kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan rasio lancar
24
sebesar 0,06% yang didapatkan dari selisih 0,70% pada tahun 2016 dan 0,76% pada
tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban hutang jangka pendeknya mengalami penurunan sebesar 0,06%.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas merupakan rasio liabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
lancarnya dengan hanya menggunakan kas & setara kas. Dari data
statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017,
kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan rasio kas sebesar
0,05% yang didapatkan dari selisih 0,22% di tahun 2016 dan 0,27%
di tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan kas & setara kas yang dimilikinya
sebesar 0,05%.

4.1.1.3 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang
didanai dengan utang. Dengan kata lain, dapat diartikan sebagai seberapa besar beban utang
yang ditanggung oleh perusahaan. Rasio solvabilitas terdiri dari :

a. DER (Debt To Equity Ratio)


Rasio utang terhadap modal ini merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total ekuitas yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang

25
saham. Dari data statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017,
kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan DER yakni sebesar 1,03% yang
didapatkan dari selisih antara 2,27% di tahun 2016 dan 3,31% di tahun 2017. Dapat
disimpulkan bahwa pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham
mengalami penurunan sebesar 1,03%.

b. Debt Ratio
Rasio utang merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk
membiayai asetnya. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan proporsi
hutang perusahaan terhadap total asset yang dimilikinya. Semakin
tinggi rasio utang, maka semakin tinggi pula risiko operasional
perusahaan. Dari data statistic yang ada pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk.
2017, kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan rasio utang yakni sebesar 0,08%
yang didapatkan dari selisih antara 0,69% di tahun 2016 dan 0,77% di tahun 2017.
Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa proporsi hutang perusahaan terhadap total
asset yang dimilikinya mengalami peningkatan sebesar 0,08% dimana hal tersebut
juga merepresentasikan bahwa risiko yang dihadapi oleh perusahaan lebih tinggi.

c. ICR (Interest Coverage Ratio)


Rasio penutupan bunga merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
menunjukkan besarnya penurunan laba yang masih dapat
ditoleransi perusahaan & masih mampu memenuhi pembayaran
bunganya. Dari data statistic yang ada di Laporan Tahunan PT.
Jasa Marga Tbk. 2017, kita dapat melihat bahwa terjadi
peningkatan sebesar 1,14% yang didapatkan dari selisih antara
3,46% di tahun 2016 dan 4,32% di tahun 2017. Dari hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa penurunan laba yang masih dapat ditoleransi oleh
perusahaan & masih mampu memenuhi pembayaran bunga mengalami peningkatan
sebesar 1,14%.

4.1.2 BALANCE SCORECARD


4.1.2.1 PERSPEKTIF PELANGGAN / KONSUMEN
1. Tingkat Kepuasan Pelanggan
26
Terkait dengan kepuasan pelanggan, PT. Jasa Marga tidak membagikan kuisioner
kepada pelanggan/pengguna jalan tol. Akan tetapi, PT. Jasa Marga Tbk.
menggunakan pelayanan informasi mengenai kemacetan, kecelakaan, dan sebagainya
untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan tol. Jenis pelayanan informasi PT.
Jasa Marga Tbk. meliputi :
a. Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC)
Sebagai sarana penyediaan informasi produk layanan yang mendukung keamanan
bagi pelanggan, Jasa Marga memiliki pusat informasi, yakni Jasa Marga Traffic
Information Center (JMTIC) melalui call center baru yaitu 14080 yang
merupakan media komunikasi Sepanjang tahun 2017, jumlah telpon yang masuk
sebanyak 368.003 telepon, dimana hal tersebut mengalami penurunan sebesar 5%
dari tahun 2016 dengan total 389.523 telepon.

b. Twitter @PTJASAMARGA dan @official.jsmr


Seiring meningkatnya kebutuhan pengguna jalan tol akan informasi kondisi lalu
lintas terkini dan demi meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol, selain
menyediakan Layanan Call Center, JMTIC juga menyediakan akses kepada
pengguna jalan tol melalui twitter @PTJASAMARGA. Saat ini, twitter @
PTJASAMARGA dikendalikan oleh seorang operator twitter yang terintegrasi
dengan unit kerja JMTIC. Informasi yang masuk dibagi dalam beberapa kategori,
yaitu:
a. Minta informasi kondisi lalu lintas
b. Minta bantuan petugas
c. Memberikan informasi kondisi lalu lintas
d. Pengaduan/keluhan/kritik
e. Saran
f. Pertanyaan (Selain informasi kondisi lalu lintas)
Saat ini twitter @PTJASAMARGA memberikan informasi kondisi lalu lintas
setiap 30 menit sekali. Pada tahun 2017, jumlah follower twitter Jasa Marga
mencapai 264.899 follower, dimana hal tersebut mengalami peningkatan sebesar
9,75% atau sebesar 23.525 follower dibanding tahun 2016.
c. Website www.jasamarga.com

27
Sebagai perusahaan terbuka, PT. Jasa Marga Tbk. dituntut untuk dapat
menampilkan citra positif yang terus meningkat. Selain itu tuntutan keterbukaan
informasi perusahaan yang cepat, tepat dan akurat merupakan salah satu ciri dari
perusahaan terbuka. Untuk memenuhi hal tersebut, PT. Jasa Marga Tbk. telah
memiliki media sosialisasi dan informasi online yang mendukung strategi
komunikasi perusahaan yaitu www.jasamarga.com.

2. Tingkat Retensi Pelanggan


Untuk mengukur retensi pelanggan pada PT. Jasa Marga Tbk. menggunakan segmen-
segmen yang ada.

Dari beberapa segmen yang sudah ada pada gambar diatas, saya mengambil salah satu
segmen sebagai contoh, yaitu segmen Surabaya-Mojokerto.

28
Dari data tersebut, kita dapat melihat bahwa terdapat kenaikan pengguna jalan
tol dari tahun 2016 ke tahun 2017. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengguna jalan
tol masih loyal dan percaya terhadap layanan jalan tol PT. Jasa Marga Tbk.

Kinerja Tahun 2017 terkait dengan Volume Transaksi Segmen Surabaya-Mojokerto


tercatat sebesar 17,1 juta transaksi, dimana hal tersebut mengalami kenaikan sebesar
11,6% dibandingkan dengan volume lalu lintas transaksi tahun 2016 sebesar 15,4 juta
transaksi. Selain itu, di tahun 2017, kontribusi ruas Surabaya-Mojokerto terhadap total
volume lalu lintas transaksi mencapai 1,3%. Disisi lain, Pendapatan tol ruas Surabaya-
Mojokerto mencapai Rp 50,5 miliar, dimana hal tersebut mengalami kenaikan sebesar
40,4% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 36 miliar. Kontribusi pendapatan tol dari
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto mencapai 0.6% terhadap total pendapatan tol PT. Jasa
Marga Tbk.

3. Tingkat Pemerolehan Pelanggan


Pada segmen ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto,
kita dapat mengetahui bahwa kuantitas transaksi jaln tol
pada segmen tersebut mengalami peningkatan. Dari
data tersebut, pada tahun 2017 diketahui pengguna
jalan tol meningkat sebesar 1,7 juta pengguna jalan tol,
dengan presentase kenaikan 11,6% dari tahun 2016. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pemerolehan pengguna jalan tol PT. Jasa Marga Tbk.
meningkat pesat dari tahun 2016 ke tahun 2017.

4. Tingkat Profitabilitas Pelanggan

29
Pendapatan Tol PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto mengalami pertumbuhan sebesar
40,4% dari tahun lalu, dimana hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan volume lalu
lintas transaksi yang juga mengalami kenaikan sebesar 11,6%. Pertumbuhan tersebut
juga disebabkan oleh beroperasinya Ruas Krian-Mojokerto (18,5 km) pada bulan
Maret 2016 serta penyelesaian ruas terakhir yaitu Sepanjang-Krian yang beroperasi
pada bulan Desember tahun 2017. Pada tanggal 18 Desember 2017, Ruas Surabaya-
Mojokerto yang dioperasikan oleh PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto resmi
terintegrasi dengan Ruas Mojokerto-Kertosono yang dioperasikan oleh PT Marga
Harja Infrastruktur.

Tahun 2017, Laba usaha PT Jasamarga Surabaya Mojokerto mencapai sebesar


Rp 16,3 miliar atau naik sebesar 76,5% dari tahun lalu sebesar Rp 9,2 miliar.

4.1.2.2 PERSPEKTIF PROSES INTERNAL BISNIS


1. PROSES INOVASI

PT. Jasa Marga Tbk meneliti kebutuhan pelanggan yang sedang berkembang atau masih
tersembunyi dan kemudian menciptakan produk atau jasa baru untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.

a. Improving Core Businesses

Proses Inti adalah proses yang dilaksanakan atas dasar dorongan permintaan
Pelanggan dan Stakeholders lainnya berupa produk & layanan, sehingga persyaratan
tersebut dapat dipenuhi dalam produk yang ditawarkan untuk menciptakan kepuasan
pelanggan. Proses yang terdapat pada Proses Inti meliputi: Pengelolaan Layanan
Transaksi, Pengelolaan Layanan Lalu Lintas, Pengelolaan Layanan Konstruksi,
Pengembangan Usaha Jalan Tol, dan Pengembangan Usaha Lain.

b. Exploiting Strategic Advantages

PT. Jasa Marga Tbk berfokus pada pengambilan merek dan jaringan produk yang
sudah ada kepada pelanggan dan pasar baru tanpa memerlukan perubahan besar pada
kemampuan yang sudah dimiliki. Selain mengelola jasa jalan tol, PT. Jasa Marga Tbk
juga mempunyai kegiatan usaha penunjang lainnya :

30
- Bidang pengembangan properti di wilayah yang berdekatan dengan koridor
jalan tol.
- Bidang pengembangan jasa untuk usaha-usaha yang terkait dengan moda-
moda/sarana transportasi, pendistribusian material cair/padat/gas, jaringan
sarana informasi, teknologi dan komunikasi, terkait dengan koridor jalan tol.
- Bidang jasa dan perdagangan untuk layanan konstruksi pemeliharaan dan
pengoperasian jalan tol.

c. Developing New Capabilities

PT Jasa Marga Tbk berfokus pada memperdalam kepuasan pelanggan dan loyalitas
merek atau macam produk dengan menambah kapabilitas baru perusahaan tanpa
memperkenalkan perubahan besar dalam lingkup strategi. Di level opekrasional
khususnya pada transaksi tol, pelayanan lalu lintas, dan pelayanan konstruksi, strategi
yang ditetapkan meliputi peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional untuk
meningkatkan EBITDA ruas-ruas tol yang sudah beroperasi. Secara bertahap,
pengoperasian dan pemeliharaan akan menjadi kompetensi utama anak perusahaan
yang bergerak di bidang pengoperasian tol dan pemeliharaan dengan konsep cost
leadership dan operational excellence berbasis teknologi melalui metode operating
lease sampai tahun 2022.

2. PROSES OPERASI

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan di bidang
pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip-prinsip
perusahaan terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan
kegiatan usaha utama sebagai berikut:

1. Melakukan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan/atau


pemeliharaan jalan tol.
2. Mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol (Rumijatol) dan lahan yang
berbatasan dengan Rumijatol untuk tempat istirahat dan pelayanan, berikut dengan
fasilitasfasilitas dan usaha lainnya. Kegiatan usaha tersebut dilakukan Perseroan
melalui proses merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara

31
jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan
bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum
bukan tol.

Kerja Jasa Marga adalah gambaran secara menyeluruh proses-proses dalam organisasi
yang merupakan bagaimana pekerjaan organisasi dilaksanakan. Sistem kerja melibatkan
tenaga kerja, pemasok dan mitra kunci, kontraktor, dan komponen rantai pasokan lainnya
yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menyampaikan produk, layanan, serta proses bisnis
dan pendukung. Sistem kerja terdiri dari proses kerja internal dan sumber daya eksternal yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan memproduksi, menyampaikannya kepada pelanggan,
dan agar sukses di pasar.

Pada tahun 2016, Jasa Marga melakukan review sistem kerja yang disebut dengan JM
WAy. Jasa Marga Integrated Management System (JM WAy) terbentuk dari identifikasi dan
integrasi beberapa proses. Integrasi dari proses-proses tersebut termasuk interaksi di antara
proses-proses yang digambarkan dalam suatu bagan alir Sistem Kerja. Sistem Kerja Jasa
Marga adalah gambaran secara menyeluruh proses-proses dalam organisasi yang merupakan
bagaimana pekerjaan organisasi dilaksanakan. Sistem kerja melibatkan tenaga kerja, pemasok
dan mitra kunci, kontraktor, dan komponen rantai pasokan lainnya yang dibutuhkan untuk
memproduksi dan menyampaikan produk, layanan, serta proses bisnis dan pendukung.
Sistem kerja terdiri dari proses kerja internal dan sumber daya eksternal yang dibutuhkan
untuk mengembangkan dan memproduksi, menyampaikannya kepada pelanggan, dan agar
sukses di pasar.

Sistem Kerja tersebut mengintegrasikan beberapa Sistem Manajemen yang


diimplementasikan Jasa Marga meliputi persyaratan Standar Internasional ISO 9001:2015,
ISO 14001:2015, ISO/DIS 45001:2016, dan Persyaratan BALDRIGE CRITERIA 2015-2016.
Proses-proses tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis dan status pentingnya proses dilihat
dari hubungannya terhadap realisasi produk atau proses produksi. Klasifikasi proses-proses
tersebut dikelompokkan menjadi empat kategori proses, yaitu: Proses Inti (Core Process),
Proses Pendukung (Support Process), Proses Perencanaan (Planning Process), dan Proses
Tinjauan & Perbaikan (Review & Improvement Process).

32
Pada Laporan Tahunan PT. Jasa Marga Tbk. 2017 hanya menjelasakan terkait dengan proses
tinjauan & perbaikan. Dimana, Proses Tinjauan dan Perbaikan itu sendiri adalah proses-
proses yang dilaksanakan dengan melihat hasil dari berbagai elemen Sistem Kerja yang
memerlukan adanya perbaikan/penyempurnaan. Berkaitan dengan upaya peningkatan
efisiensi dan efektivitas PT. Jasa Marga Tbk. secara berkesinambungan. Secara spesifik
aktivitas yang terdapat pada proses ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kepatuhan dan
konsistensi terhadap implementasi JM WAy. Proses yang terdapat pada Proses Tinjauan dan
Perbaikan meliputi: Pengelolaan Audit, Pengukuran Kinerja Manajemen, Pengelolaan IMS,
dan Pengelolaan Inovasi.

4.1.2.1 PERSPEKTIF PEMBELAJARAN & PERTUMBUHAN


1. PEOPLE
a. Tingkat kepuasan karyawan
Untuk bagian ini, saya tidak membagikan kuisioner kepada karyawan PT. Jasa Marga
untuk penelitian lebih lanjut tentang tingkat kepuasan mereka.
b. Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)
Sistem Manajemen Karier PT Jasa Marga berbasis kompetensi mengacu pada konsep
cluster dimana jabatan dikelompokkan berdasarkan kompetensi, sehingga perpindahan
karier bagi karyawan menjadi lebih fleksibel dan kesempatan karier bagi karyawan
menjadi lebih luas. Siklus manajemen karier berbasis kompetensi terbagi atas :
 Periode Peminatan: dilaksanakan untuk mengidentifikasi minat karyawan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana karier karyawan.
 Periode Pemantapan: dilaksanakan untuk memberikan kesempatan bagi
karyawan mengembangkan kompetensi individu secara optimal.
 Periode Pengayaan: dilaksanakan untuk membuka wawasan karyawan dan
untuk memberikan pengalaman yang dapat memperkaya kompetensi individu
karyawan.
Perseroan telah mengatur sistem pemilihan kandidat yang akan menduduki suatu
jabatan melalui proses rekrutmen dan seleksi yang selektif dan kompetitif dengan tetap

33
berlandaskan azas keadilan. Masa kerja tidak lagi menjadi faktor dominan, namun
kompetensilah yang memainkan peranan penting.
Pergerakan karier karyawan baik berupa promosi dan maupun rotasi tahun 2015, 2016
dan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :

c. Produktivitas Karyawan
Manajemen berkomitmen penuh untuk senantiasa menyediakan karyawan yang andal
dan berkontribusi secara maksimal dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi
Perseroan. Perhitungan kebutuhan karyawan baik secara jumlah maupun kualitas dikaji
secara komprehensif melalui perencanaan tenaga kerja dengan mempertimbangkan
rencana kerja dan pengembangan bisnis Perseroan.
Perseroan melakukan berbagai penyempurnaan terhadap sistem-sistem
pengelolaan human capital yang terangkum dalam Sembilan Proses Strategis Sistem
Human Capital dilakukan agar terjadi akselerasi pengembangan kompetensi karyawan
yang diharapkan berdampak signifikan terhadap pencapaian tujuan Perseroan.
Perkembangan bisnis Perseroan yang menuntut peningkatan jumlah tenaga
pendukung tetap dikendalikan melalui peningkatan kompetensi, prioritas rekrutmen
karyawan baru untuk kaderisasi pemimpin serta peningkatan peran teknologi
informasi, khususnya dalam otomatisasi transaksi tol.
Berbagai upaya pengelolaan human capital ini telah menunjukkan perbaikan
produktivitas karyawan yang terlihat dalam rasio jumlah karyawan per pendapatan
dari sebesar 1: Rp 1,8 miliar pada tahun 2016 menjadi sebesar 1 : Rp 3,9 miliar pada
tahun 2017.

2. SYSTEM
Jasa Marga telah memiliki situs web resmi dengan dua Bahasa yakni Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di alamat www.jasamarga.com yang merupakan sarana
dan prasarana penunjang penyampaian informasi bagi stakeholders, disamping
sebagai bentuk kepatuhan Perseroan selaku perusahaan publik dalam hal keterbukaan

34
informasi. Di dalam situs web tersebut juga terdapat tautan Jasa Marga Live
Streaming yang dikelola oleh Jasa Marga Traffic Information Centre (JMTIC).
Selain informasi yang bersifat umum, situs web Perseroan yang dapat di akses baik
melalui Desktop maupun Mobile (Smartphone) ini, juga memberikan informasi yang
lebih spesifik, di antaranya terkait hal-hal sebagai berikut:
a. Struktur korporasi grup Jasa Marga.
b. Informasi kepemilikan saham JSMR.
c. Profil Direksi dan Dewan Komisaris Jasa Marga.
d. Analisa kinerja keuangan.
e. Laporan keuangan tahunan dan triwulanan lebih dari 5 tahun terakhir.
f. Laporan tahunan lebih dari 5 tahun terakhir.
g. Tata Kelola Perusahaan
h. Penyaluran Kemitraan dan Bina Lingkungan serta CSR
i. Kontak/Alamat Perusahaan
Situs Web Jasa Marga telah melalui proses perbaikan tampilan dan peningkatan
beberapa fungsi guna memberikan pemanfaatan yang optimal bagi para stakeholders.
Tampilan yang disajikan saat ini lebih terlihat modern dan dinamis, serta
memudahkan pengguna untuk mengakses informasi terkait Perseroan.
Yang berbeda dari fungsi Situs Web Jasa Marga tahun ini adalah penambahan menu:
1. Pemandu Tol
Fungsi ini memberikan layanan kepada pengguna jalan yang ingin mengetahui
informasi ruas tol, rute, tarif serta lalu lintas (traffic) tol yang akan dilintasi
(map based)
2. Informasi lalu lintas yang real time
Informasi lalu lintas yang disajikan di Situs Web Jasa Marga mengakses
langsung ke live streaming dan media sosial (twitter) Jasa Marga yang
memberikan informasi terkait kondisi lalu lintas secara real time
3. Fasilitas Tol
Menu ini memberikan informasi tentang fasilitas penunjang yang ada di tol
seperti lokasi gerbang tol, rest area dan tarif ruas jalan tol Jasa Marga
4. CCTV
Pantauan kondisi lalu lintas di area tol dengan bantuan CCTV yang tersebar di
seluruh ruas tol dapat anda akses melalui Situs Web Jasa Marga.
5. Aplikasi Keluhan Pelanggan
35
Aplikasi keluhan pelanggan online Jasa Marga (JMAct) dapat diakses melalui
situs web Jasa Marga untuk memudahkan pengguna jalan menyampaikan
keluhan/ saran/kritik untuk Perseroan.
6. Portal Berita Perseroan
Kegiatan Perseroan serta informasi lainnya yang terkini juga dapat dilihat
melalui portal berita yang ada di situs web Jasa Marga.

4.2 ANALISIS IMPLEMENTASI CSR BERDASARKAN GRI 4

GRI memiliki tiga kategori, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Berikut ini adalah uraian
dari implementasi CSR berdasarkan indikator GRI 4 :

1. ASPEK EKONOMI

Sub Kategori : Kinerja Ekonomi

Indikator Cakupan Kewajiban Organisasi atas Program

Perseroan telah melakukan berbagai upaya untuk melanjutkan transformasi dalam rangka
meningkatkan daya saing dan memperkokoh posisi Jasa Marga di Industri jalan tol di masa-
masa mendatang. Sampai dengan akhir 2017, Perseroan tetap mampu mempertahankan posisi
sebagai pemimpin di industri jalan tol dengan menguasai 62% pangsa pasar jalan tol yang
beroperasi dari total seluruh panjang jalan tol beroperasi di Indonesia. Seiring dengan hal
tersebut, Perseroan terus meningkatkan kualitas kinerja pengoperasian jalan tol, serta
melakukan diversifikasi usaha non tol yang mendukung pengembangan dan pengoperasian
jalan tol. Perseroan juga dilakukan transformasi di bidang organisasi dan pengelolaan SDM
serta transformasi di bidang teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.

 Pencapaian Kinerja Ekonomi

36
Pada tahun 2017, Perseroan berhasil menambah 2 (dua) hak konsesi jalan tol
antara lain: jalan tol Probolinggo-Banyuwangi dan jalan tol Jakarta-Cikampek II
Selatan. Dengan penambahan 2 (dua) ruas jalan tol tersebut, maka Perseroan memiliki
hak konsesi jalan tol sepanjang 1.497 km dengan panjang jalan tol beroperasi
sepanjang 680 km. Seiring dengan keberhasilan pencapaian peningkatan kinerja
operasional, Perseroan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik dalam
pengoperasian jalan tol. Peningkatan pelayanan pada pemakai jalan diwujudkan
dengan membentuk PT Jasa Layanan Operasi yang bergerak di bisnis pengoperasian
jalan tol baik jalan tol yang dimiliki oleh Perseroan maupun Badan Usaha Jalan Tol
lain. Disamping itu, Perseroan terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pengguna jalan tol dengan mengoperasikan jalan tol yang efisien, aman dan bermutu
dengan terus menambahan Gardu Tol Otomatis (GTO), Papan Informasi Lalu Lintas
(VMS), CCTV dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Indikator Implikasi Finansial Dan Risiko Serta Peluang


 Distribusi Nilai Ekonomi
Sebagai salah satu perusahaan yang mengelola pelayanan publik khususnya dalam
bisnis pengelolaan jalan tol, Perseroan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
terbaik. Dalam menyediakan pelayanan terbaik untuk memenuhi kepentingan
pengguna jalan tol (stakeholders), terkadang Perseroan dihadapkan pada beberapa
permasalahan dan kendala seperti proses pembebasan tanah, perubahan iklim yang
berujung pada banjir dan kemacetan jalan khususnya di Jakarta. Hal ini, tentu cukup
berdampak pada pencapaian target baik pendapatan tol maupun kinerja keuangan
Perseroan. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, Perseroan terus melakukan
inisiatif solusi baik secara internal maupun bersinergi dengan pihak lainnya.

2. ASPEK LINGKUNGAN

Sub kategori : Bahan

 Penggunaan Material Yang Ramah Lingkungan


Kegiatan operasional pembangunan dan perbaikan jalan tol dan fasilitasnya
menggunakan material kokoh yang akan menghasilkan kualitas jalan yang baik tanpa
melupakan aspek ramah lingkungan dari material tersebut. Perseroan mengunakan

37
material utama antara lain aggregate, aspal, pasir, semen maupun beberapa material
lain. Perseroan memastikan penggunaan material yang ramah lingkungan dan tidak
terdapat material yang tergolong sebagai Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang
digunakan dalam proses ini. Berikut data informasi penggunaan material berdasarkan
volume penggunaannya.

Indikator Bahan Input Daur Ulang (tanpa persentase)

 Jenis Material Daur Ulang


(Kegiatan perbaikan konstruksi jalan tol yang dilakukan secara periodik menghasilkan
residu dari material utama berupa aspal bekas. Material residu ini tidak didaur ulang,
namun dapat dimanfaatkan secara langsung. Bentuk pemanfaatan secara langsung
terhadap material residu ini adalah untuk pembangunan jalan di daerah sekitar ruas
jalan tol yang sedang dibangun.

Sub Kategori : Energi

Indikator Konsumsi Energi Dalam Organisasi Dan Luar Organisasi

 Pengunaan Energi
Pemanfaatan energi digunakan untuk keperluan mendukung kegiatan operasional.
Kegiatan operasional Jasa Marga tidak terlepas dari penggunaan energi langsung
maupun energi tidak langsung. Penggunaan energi langsung dari sumber energi
primer ini terdiri dari solar dan bensin (premiun dan pertamax). Kedua jenis sumber
energi tersebut digunakan sumber energi kendaraan operasional dan kendaraan
pengangkutan material jalan tol.

Indikator Pengurangan Konsumsi Energi (Sub Kategori : Air, Emisi, Limbah)

 Penghematan Energi
Perseroan menyadari bahwa kebutuhan terhadap bahan baku berupa sumber energi
tidak terbarukan belum dapat tergantikan pada periode pelaporan ini. Namun
demikian untuk tetap memberikan kontribusi terhadap lingkungan hidup, Jasa Marga
berupaya sungguh-sungguh dalam melakukan pengelolaan sumber energi sehingga
efektif dan efisien.

38
Beberapa inisiatif penghematan energi listrik yang dilakukan antara lain :
a. Penggunaan Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan menggunakan LED,
untuk penghematan energi listrik sebanyak 7.004 titik.
b. Penggunaan Solar Cell untuk penerangan jalan umum
c. Program penggantian AC hemat energi dan penggunaan serta pengaturan
suhu AC sesuai ketentuan perusahaan.
d. Kebijakan mematikan lampu ruangan yang tidak digunakan.

Jasa Marga juga membatasi penggunaan air, mengendalikan polusi emisi udara,

Sub Kategori : Lain-lain

 Program Bina Lingkungan


Merupakan kegiatan bantuan (hibah) untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat
pada daerah operasional PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Program Bina Lingkungan
digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah
operasional Perseroan.
Kegiatan program Bina Lingkungan yang telah dilakukan oleh Perusahaan sepanjang
tahun 2016 diantaranya sebagai berikut:
1. Bantuan Korban Bencana Alam
Terdiri atas : pemberian sembako untuk korban Erupsi Gunung Sinabung & Bantuan
Material, bantuan sembako, terpal, sarung dan obat-obatan untuk bencana banjir
Bandung Selatan, bantuan sembako, material dan obat-obatan di Kab Kebumen &
Purworejo, bantuan sembako, material dan obat-obatan di Pidie Aceh.
2. Bantuan Pendidikan Dan/Atau Pelatihan
Dengan kegiatan sebagai berikut : kegiatan Wisata On The Toll Road secara serentak
di seluruh cabang untuk siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 4 dan 5 yang
mensosialisasikan tentang kegiatan operasional perusahaan dan rambu-rambu di
sekitar jalan tol. dengan total siswa yang terlibat 900 anak, mereka juga mendapatkan
bantuan sarana belajar berupa tas sekolah yang berisi 5 pcs buku tulis berlogo rambu-
rambu lalu lintas. Sementara perseroan juga membagikan bola kaki, bola volly, bola
futsal dan perlatan kotak P3K kepada masing-masing sekolah yang berpartisipasi
dalam kegiatan wisata on the toll road tersebut.
Dalam rangka HUT RI ke 71 perseroan terlibat dalam kegiatan BUMN mengajar di 9
cabang dan 17 anak Perusahaan, disertai penyerahan bantuan sarana pendidikan

39
untuk SMA/SMK yang terlibat dengan total siswa/siswi sebanyak 5.228 siswa/i.
Selain kegiatan tersebut diatas Perseroan juga memberikan bantuan berupa meja &
kursi belajar, lemari, laptop, infocus dan printer ke berbagai sekolah dasar di wilayah
Bekasi dan Cirebon.
3. Bantuan peningkatan kesehatan
Dalam Rangka HUT Jasa Marga ke-38 secara serentak 9 Cabang dan 5 anak
Perusahaan (PT JLJ, PT MSJ, PT TMJ, PT MLJ dan PT MNA) mengadakan kegiatan
pengobatan gratis dengan total jumlah pasien sebanyak 7.000 orang. Perseroan juga
mengadakan kegiatan sunatan masal bagi masyarakat di sekitar jalan tol.
4. Bantuan Pengembangan Prasarana Dan/Atau Sarana Umum
Terdiri atas Bantuan Material Perbaikan System Drainase di Palembang, Pengaspalan
jalan Madrasah RT,01 Rw,10 di Kalibata Timur, Jakarta-Selatan, renovasi Pos Lantas
Akses Tol Cikampek (off ramp Halim, pemasangan conblok Kel Cakung, bantuan
gerobak sampah (motor dan manual) di Jakarta Timur dan Bogor, Perbaikan Tembok
Pembatas, Pengaspalan jalan Desa Cipambuan Babakan Madang, pembuatan talud
lapangan sepak bola Desa Klepu Kabupaten Semarang, pembuatan balai Dusun
Wonokoyo Timur Pasuruan, Bantuan pembuatan balai Dusun Wonokoyo Timur
Pasuruan, pembuatan menara air di kampung tuna netra Karanganyar, dan pembuatan
Mandi Cuci Kakus (MCK) sebanyak 468 pintu di Kab. Minahasa Utara, Kab.
Minahasa Selatan, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Minahasa, Kota Tomohon dan
Kab. Sangihe serta pembangunan tempat penitipan anak (TPA) di Pasar Bersehati
Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
5. Bantuan Sarana Ibadah
Dalam Rangka HUT Jasa Marga ke-38 secara serentak dilakukan kegiatan Musholla
Bersih yang berada di sisi/sepanjang jalan tol, berupa pengecatan Musholla dan
pemberian mukena dengan total musholla yang dibantu sebanyak 45 Musholla.
Selain kegiatan HUT Jasa Marga, Perusahaan juga memberikan bantuan material
untuk pembangunan Masjid dan pemberian sarana ibadah berupa karpet dll di Kota
Rembang, Kab. Suruh Salatiga.
6. Bantuan Pelestarian Alam
Dengan kegiatan sebagai berikut:
 Pemberian fasilitas bagi kelompok Jasmapala berupa 2 unit perahu karet guna
antisipasi bantuan bencana banjir;

40
 Kegiatan program kali bersih secara serentak di 9 Cabang di 122 sungai yaitu
sungai Ciliwung (Bendungan Katulampa), sungai Cipinang, sungai Citarum
km 62, sungai Cisadane, sungai Pesanggrahan, sungai Cimoncang, sungai
Cinambu, sungai Cimahi, sungai Kelampisan, sungai Banjir Kanal Timur,
sungai Besar Gunung Sari dan Sungai Deli, serta kegiatan penanaman pohon
yaitu pohon sukun dan manga.
 Kegiatan penanaman pohon sebanyak 11.400 pohon selain di bantaran sungai
dalan rangka HUT Jasa Marga ke-38 juga dilakukan di bantaran sungai
Cisadane yang bekerjasma dengan LSM Banksasuci dan penanaman di rest
Area 88 berupa pohon buah-buahan diantaranya : Mangga, belimbing, jambu
air, jambu jamaica, kecapi, jamblang dll dan penanaman pohon Pinus di lereng
Gg Welirang Tretes, bantuan pembelian pohon di Banjarmasin yaitu Jambu
Air, Rambutan, Jeruk Pontianak, Mangga & Lengkeng serta penanaman di
Kel. Penunggangan Utara, Kec. Pinang Kota Tangerang yaitu Mangga,
rambutan, sukun & jambu.

7. Bantuan Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan


Kegiatan bantuan sosial kemasyarakatan berupa bantuan bibit pepaya california &
pohon mangga kepada kelompok tani Ds Kuwu Kec, Mundu Cirebon, pembongkaran
rumah tidak layak huni di desa Wawuhan Kec. Kedungbanteng Banyumas
pembuatan rombong, tenda utk pedagang kaki lima di Surabaya dan dalam rangka
safari Ramadahan diadakan kegiatan pasar murah Ramadhan berupa paket sembako
yang terdiri dari : beras 10 kg, gula pasir 2 kg dan minyak 2 liter bagi warga pra
sejahtera di Kabupaten Lebak Banten, Kab. Ngawi & Madiun, serta Kab. Badung
Bali. Hasil dari penjualan paket sembako tersebut disalurkan kembali untuk
pembelian bantuan sarana ibadah bagi lingkungan tempat diselenggarakannya pasar
murah tersebut, dan dalam rangka HUT RI ke 70 & ke 71 Perusahaan memberikan
bantuan kepada Veteran berupa renovasi rumah di Provinsi Sumatera Selatan
sebanyak 28 rumah veteran dan provinsi Sulawesi Utara sebanyak 25 rumah veteran.

3. ASPEK SOSIAL
 Ketenagakerjaan & Kenyamanan Bekerja
 Kesehatan & Keselamatan Kerja

41
PT. Jasa Marga Tbk. memiliki hanyak program terkait dengan kesehatan &
keselamatan kerja karyawannya. Program kesehatan sendiri terdiri dari
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pertahankan kesehatan
(promotif) serta pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Sedangkan untuk
kesejahteraan karyawannya, PT. Jasa Marga Tbk. memberikan beberapa
jaminan, diantaranya yakni jaminan social tenaga kerja, program asuransi
kumpulan diri, jaminan kesehatan, program pension, program purna karya,
program jaminan hari tua BPJS ketenagakerjaan serta jaminan kesehatan
purna karya.

 Pelatihan & Keterampilan

Perseroan menyelenggarakan program pendidikan & pelatihan dilaksakan


melalui Jasa Marga Learning Institute (JMLI). Dimana selama tahun 2017,
JMLI memfasilitasi pendidikan & pelatihan dengan total pelaksanaan 22.639
hari orang pelatihan menurut kategori operasional dan non operasional dengan
total peserta 15.251 orang yang terbagi dalam 668 jumlah progam. Selain itu,
perseroan juga menyediakan pelatihan pengembangan keterampilan kepada
karyawan yang memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP).

 Kesetaraan Remunerasi Perempuan & Laki-Laki

42


Pada data diatas, kita dapat melihat bahwa Perseroan tidak memliki kebijakan
internal terkait dengan ketenagakerjaan yang membedakan penerapannya
berdasarkan gender. Seluruh peraturan yang berlaku diterapkan secara
konsisten & setara kepada seuruh karyawan tanpa membedakan gender serta
kesempatan kerja yang ditawarkan berlaku bagi seluruh karyawan.

 Pemberian Imbal Jasa Pekerjaan yang Sesuai

Perseroan mengupayakan imbal jasa terbaik, bahkan melebihi ketentuan


perundang-undangan (UMR), sesuai dengan kemampuan Perseroan, tanpa
memberatkan jam kerja karyawan. Nilai persentasi imbal jasa terendah yang
telah dikeluarkan oleh PT. Jasa Marga Tbk. yakni sebesar Rp5.376.537,
dimana nilai tersebut 47,3% lebih besar jika dibandingkan dengan UMP DKI
Jakarta (sebagai pembanding).

 Kecelakaan Kerja Pegawai PT. Jasa Marga Tbk

43
Pada tahun 2017, angka statistik kecelakaan kerja di PT. Jasa Marga Tbk.
dapat dilihat pada grafik diatas. Dimana jumlah kecelakaan kerja dengan luka
ringan sebanyak 1 orang, tidak ada kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka
berat, serta kecelakaan kerja yang mengakibatkan 1 orang meninggal.

 Hak Asasi Manusia


 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Penandatanganan PKB tahun 2017-2019 yang memuat kesepakatan-


kesepakatan antara Manajemen dengan Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM)
pada tanggal 27 Februasi 2017.

 Non-Diskriminasi

Perseroan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh karyawannya


dalam rangka mengembangkan karir serta paket remunerasi yang kompetitif
dalam bentuk manfaat & fasilitas yang diterima oleh karyawan. Pemberian
imbal jasa maupun promosi karyawan yag berkompeten tanpa membedakan
gender maupun SARA.

 Masyarakat : (Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)


 Bina Lingkungan & Pengentasan Kemiskinan

Pada 2017, PT. Jasa Marga Tbk. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat melalui program bina lingkungan dan pengentasan
lingkungan berupa pemberian bantuan bencana alam, bantuan peningkatan
kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, bantuan
sarana ibadah dan bantuan pengentasan kemiskinan di seluruh cabang Jasa
Marga dengan dana mencapai Rp19,74 miliar.

 Mudik Bareng Jasa Marga

Pada tahun 2017, perseroan menyelenggarakan acara “Mudik Gratis Bareng


Jasa Marga 2017” yang diikuti oleh 1.307 peserta (sebanyak 28 bus), dimana
peserta tersebut terdiri dari pekerja yang menunjang aktivitas perseroan
tersebut serta masyarakat sekitar jalan tol Jasa Marga yang membutuhkan.

 Festival Jalan Tol (FJT)

44
Merupakan kegiatan pesta rakyat yang diisi oleh Jasa Marga dengan
menampilkan kegiatan olahraga, seni dan budaya. Kegiatan ini digelar di dua
lokasi, yaitu di Ruas Tol Bawen Salatiga (tanggal 13 Agustus 2017) dan di
Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing (tanggal 1 Oktober 2017).

 BUMN Hadir Untuk Negeri

Jasa Marga bertanggungjawab atas pelaksanaan BUMN Hadir Untuk Negeri


di Provinsi Bali bersama dengan PT. Surveyor Indonesia (SI) & PT.
Pengembangan Pariwisata Indonesia. Adapun kegiatan pada program ini yakni
siswa mengenal nusantara, bedah rumah veteran, jalan sehat 5km,
penghargaan mantan atlet berprestasi dan upacara 17 Agustus 2017 di
lingkungan ITDC dengan peserta mencapai +900 orang.

 BUMN Hadir di Kampus

Salah satu program di tahun 2017 yakni BUMN Mengajar, dimana Direksi
menghadiri acara tersebut serta menjadi pembicara di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah tanggal 28 Oktober 2017 (bertepatan
dengan hari Sumpah Pemuda) dengan peserta sebanyak 1.050 mahasiswa.

 Tanggung Jawab atas Produk


 Scrapping Filling Overlay (SFO)

Jalan Tol dengan total dana sebesar Rp 427,30 miliar Pada tahun 2017,
Perseroan telah melakukan kegiatan SFO untuk menjaga kualitas jalan tol
yang tersebar di seluruh ruas yang dikelola oleh Perseroan. Perseroan
mengeluarkan dana sekitar Rp 427,30 miliar untuk kegiatan tersebut.

45
BAB V
SIMPULAN & SARAN

5.1 SIMPULAN

Kesimpulan dari analisis komprehensif melalui rasio keuangan & balance scorecard adalah
bahwa dalam perspektif keuangan (melalui rasio-rasio keuangan) PT. Jasa Marga Tbk dapat
dikatakan unggul atau cukup baik karena berdasarkan analisis dari berbagai rasio, kinerja
perseroan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya (meskipun tidak signifikan).
Hal ini menunjukkan konsistensi dari PT. Jasa Marga Tbk. dalam melakukan perbaikan
kinerja secara terus-menerus.

Dalam segi perspektif pelanggan, PT. Jasa Marga Tbk. juga senantiasa melakukan perbaikan
system pelayanan di jalan tolnya dengan mengutamakan kepuasan, kenyamanan serta
keselamatan pengguna jalan tol. Selain itu, dalam perspektif bisnis internalnya, PT. Jasa
Marga Tbk. ini terus melakukan inovasi, dimana inovasi di tahun 2017 yang berhasil
dilakukan oleh perseroan adalah dengan menggunakan system non-cash pada pembayaran di
seluruh gerbang tol. Hal tersebut merupakan hasil pencapaian yang penting bagi PT. Jasa
Marga Tbk.

Kesimpulan implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) dalam sudut pandang GRI
4 yakni tanggung jawab social yang dilakukan oleh perseroan sudah sangat baik, terutama
dalam aspek social (baik itu ketenagakerjaan & masyarakat). Perseroan sangat konsisten
dalam mengimplementasikan CSRnya dan juga kerap kali menambahkan CSR baru atau yang
berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, ada pula kelemahan dari CSR PT. Jasa
Marga Tbk. yakni beberapa indicator GRI 4 yang belum dipenuhi oleh PT. Jasa Marga Tbk.
Bahkan di tahun ini, kecelakaan kerja pada perseroan dengan jumlah orang yang meninggal
sebanyak 1 orang, berbeda dengan tahun lalu yang tidak ada korban meninggal. Hal ini patut
dipertanyakan, apakah jaminan kesehatan & keselamatan kerja yang dilakukan oleh PT. Jasa
Marga Tbk. sudah efektif atau belum.

5.2 SARAN

46
PT. Jasa Marga Tbk. tetap konsisten dalam melakukan perbaikan kinerja dari tahun ke tahun,
terutama dalam hal ketenagakerjaan & konsumen (pengguna jalan tol). Hal ini dikarenakan
kedua aspek tersebut merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan bagi perseroan.

47

Anda mungkin juga menyukai