Anda di halaman 1dari 89

PENDAHULUAN

A. Ikhtisar Perusahaan

PT Balistha Gapala Nandya berdiri pada tahun 2017 yang beralamat di Jalan

Pondok Cabe Raya, Ruko Pondok Cabe Mutiara Blok B no.16, Kec. Pamulang ,

Kota Tangerang Selatan, Banten , Indonesia, PT Balistha Gapala Nandya

merupakan perusahaan distributor resmi yang telah tersertifikasi oleh pabrik

Hengda Fuji Elevator Co., Ltd. sebagai distributor resmi satu satunya di Indonesia

merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang rancang bangun, didirikan

sebagai usaha untuk membantu masyarakat dan pemerintah demi mensukseskan

pembangunan nasional melalui bidang usaha yang memiliki karakteristik tertentu

yang memfokuskan pada kepuasan konsumen sebagai bentuk pengembangan

investasi usaha, sejak berdiri perusahaan ini berkonsentrasi pada bidang usaha

penjualan suku cadang, modernisasi sistem pengendalian lift untuk semua merk,

pemasangan dan pemeliharaan unit elevator, escalator, travellator

untuk memperluaas jaringan layanan penjualan hingga pemeliharaan yang

tersebar di kota kota besar di Indonesia selain itu di dukung dengan tenaga ahli yang

telah melakukan pelatihan khusus di pabrik Hengda Fuji Elevator, Co,.ltd serta

tenaga ahli dan teknis yang telah dikeluarkan lembaga yang berwenang. Sehingga

aspek keamanan yang merupakan pilar utama akan tercipta bersama PT Balistha

Gapala Nandya T. Balistha Gapala Nandya merupakan salah satu perusahaan yang

memiliki core business pada bidang Pengadaan, Pemasangan, dan Pemeliharaan

Mekanikal dan Elektrikal secara khusus Elevator, Escalator, Travelator dan

Dumbwaiters. Mohon kiranya kami perkenalkan Brand FUJIHD Japan Joint


Venture. Secara historis, terciptanya produk-produk transportasi dalam gedung

FUJIHD Japan Joint Venture berawal dari salah satu perusahaan terkemuka di

Jepang (Fuji Electric) yang telah sukses menyediakan dan mendistribusikan

komponen-komponen elektrikal kepada berbagai merk elevator dan escalator di

dunia dan telah berhasil selama bertahun-tahun Maka dengan seiring

perkembangan zaman dan perkembangan pasar internasional yang dinamis Fuji

Electric (Jepang) menjalin suatu kerjasama dengan Hengda Group (Grup

Konglomerat Shanghai - China) membangun pabrik manufaktur Elevator,

Escalator, Travelator, dan Dumbwaiter di Shanghai China menjadi HENGDA FUJI

ELEVATOR Co, LTd.Berbekal dengan Visi dan Misi yang objektif serta didukung

penuh oleh Prinsipal/ Pabrik Hengda Fuji Elevator Co, Ltd.

sehingga menjadi Satu satunya Distributor Resmi di Indonesia yang telah

menjalin kerjasama lebih dari 8 Tahun dan telah memberikan banyak kemudahan

ke berbagai sektor pasar di Indonesia. Mulai dari Pemerintahan hingga Swasta telah

mendapatkan pelayanan terbaik PT. Balistha Gapala Nandya dalam segi Kualitas

dan Harga yang kompetitif daripada produk FUJIHD Elevator. Sebagaimana telah

dijelaskan pada narasi sebelumnya bahwa tidak hanya dalam hal Pengadaan dan

Pemasangan saja wilayah kerja PT. Balistha Gapala Nandya, namun juga pada

Pemeliharaan. PT. Balistha Gapala Nandya menyadari sepenuhnya bahwa sebaik

apapun teknologi atau produknya jika tidak di pelihara/ maintenane dengan baik

maka umur daripada produk tersebut tidak akan maksimal. Maka dari itu PT.

Balistha Gapala Nandya terus berupaya dalam membenahi diri dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada klien-klien kami dengan metode aftersales service yang

baik dan bertanggung jawab. Hal tersebut kami buktikan dengan Membuka jaringan

dan kantor-kantor cabang aftersales service dihampir seluruh kota-kota besar di


Indonesia. menyediakan Tenaga teknis yang memiliki akhlak, bertanggungjawab,

dan bersertifikat resmi.Ketersediaan dan Distribusi suku cadang yang merata

diberbagai kota-kota besar di Indonesia.Revitalisasi peralatan servis secara periodik

Harga yang kompetitif. Persaingan industri jasa saat ini menjadi sangat ketat seiring

dengan banyaknya perusahaan jasa yang berkembang guna meningkatkan kualitas

pelayanan dan berlomba - lomba untuk menarik minat para konsumen.

Kualitas pelayanan menjadi faktor yang penting yang digunakan sebagai

acuan kepuasan dari konsumen dalam menentukan produk barang dan jasa yang

akan digunakan. Penjaminan kualitas dari jasa ataupun produk yang baik dapat

berdampak pasar dengan produktivitasnya yang lebih tinggi serta biaya pembuatan

produk atau jasa yang lebih rendah. Untuk mencapai kepuasan pelanggan adalah

keinginan setiap perusahaan terutama dalam bidang jasa. Memuaskan kebutuhan

pelanggan dapat memiliki keuntungan dalam persaingan bisnis yang sama.

Dapat diartikan kepuasan adalah faktor terpenting bagi konsumen dalam

melakukan (repeat order) yang merupakan bagian terbesar dari volume penjualan

perusahaan. Kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai (repeat order) atau

penggunaan jasa kemabali konsumen kepada perusahaan termasuk, loyalitas

pelanggan, dan bertahannya konsumen yang akhirnya menguntungkan perusahaan.

Kepuasan pelanggan dapat memberikan banyak manfaar bagi perusahaan yang

paling penting yaitu tercapainya loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan saling

berhubungan dengan kualitas dari suatu pelayanan yang dilakukan. Menurut Nokta

(2018) pengertian dari suatu pelayanan yaitu setiap perlakuan yang diberikan dari

suatu pihak kepada pihak lain. Pelayanan merupakan perilaku perusahaan guna

memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan demi tercapainya kepuasan

terhadap pelanggan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada saat, sebelum dan
sesudah terjadinya transaksi. Kata kualitas memiliki banyak definisi dan makna,

Setiap orang memiliki arti yang berbeda 2 beda, walaupun dalam penyampaian

maknanya sama, tetapi dari beberapa definisi yang telah kita ketahui memiliki

beberapa kesamaan, yaitu :

1. Kualitas yaitu suatu usaha dalam memenuhi harapan pelanggan.

2. Kualitas terdiri dari produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Elevator atau biasa yang disebut dengan lift adalah suatu transportasi

vertikal pada gedung bertingkat. Pada era yang semakin maju seperti sekarang

elevator telah menjadi suatu kebutuhan atau sarana fasilitas terbaik pada gedung

bertingkat baik dalam perkantoran, arpartemen maupun rumah sakit. Pada

elevator memiliki beberapa tipe dan fungsi yang berbeda walaupun secara fungsi

utama itu sama, yaitu bepindah dari lantai ke lantai dengan mudah dan efisien.

Secara umum terdapat 4 jenis tipe elevator yaitu Bed Elevator, Passanger

Elevator, Dumb Waiter serta Cargo Elevator. PT. Balistha Gapala Nandya adalah

perusahaan yang bergerak dibidang mekanikal elektrikal baik dalam pengadaan,

maintenance dan jasa pemasangan unit untuk elevator, escalator, travolator,

cargo dan dumb waiter. Perusahaan ini adalah sole agent tunggal pemegang merk

FUJI HD yang artinya hanya PT. Balistha Gapala Nandya yang menjual produk-

produk transporasi dalam gedung dengan merk FUJI HD. PT. Balistha Gapala

Nandya beralamatkan di Jl. Raya Pondok Cabe Raya, Tangerang Selatan, Banten.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan ini telah memiliki cabang di

kota-kota lain Oleh karena itu ,bersama dengan FUJIHD ELevator, besar harapan

kami agar dapat menjadi salah satu pilihan pertimbangan yang penting dalam

menjawab kebutuhan alat transportasi dalam gedung yang handal


A. Landasan Teori

1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dijalankan haruslah merupakan hasil

analisa pasar yang telah dilakukan dengan cermat. Analisa pasar adalah

kekuatan yang harus anda gunakan untuk menciptakan target pembeli Anda

harus memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan pasar sehingga target

penjualan dapat ditentukan kemana produk akan dipasarkan Pemasaran

seringkali dikaitkan oleh banyak pihak dengan penjualan (sales), sales

promotion girl, iklan, promosi, atau produk. Bahkan seringkali orang

menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales (penjual). Namun

sebenarnya pema-saran tidaklah sesempit yang diindentikkan oleh banyak

orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih

merupakan “suatu seni menjual produk”, sehingga pemasaran proses

penjualan yang dimulai dari perencanaan produk sampai dengan setelah

produk itu terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya berkutat pada

terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa secara keseluruhan

pemasaran meliputi pengertian yang sangat luas.suatu sistem total dari

kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan

keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaanencana

menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan

pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan

5
6

perusahaan melalui periklanan, program promosi, penjualan, program

produk, dan pendistribusian. menurut Buchari Alma, strategi pemasaran

adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu

kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan atau usaha dan

menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan dapat memuaskan

pasar sasaran tersebut. Sebagai manajer pemasaran harus bertanggung

jawab terhadap tingkat penjualan barang dan jasa, apakah sudah sesuai

dengan target pasar yang ditetapkan oleh perusahaan. Tingkat penjualan

barang dan jasa ini bias dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kekuatan

demografi ekonomi. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang

akan dilakukan, maka perlunya melakukan penilaian atau evaluasi

menggunakan analisa keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

Analisa ini bisa digunakan untuk menentukkan langkah strategi pemasaran

apa yang harus dijalankan sekarang dan untuk masa yang akan datang.

Keadaan pasar, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, keadaan

sosial, dan keadaan ekonomi ini merupakan factor lingkungan dalam

menganalisa strategi pemasaran yang akan dijalankan. Faktor internal yang

akan dihadapi perusahaan ketika akan menjalankan startegi pemasaran

tersebut ialah keuangan, pemasaran, produksi barang, dan sumber daya

manusia. Semakin besar persaingan bisnisnya, maka semakin besar pula

strategi untuk memasarkan barang dan jasa kepada konsumen. Persaingan

bisnis bisa terjadi dikarenakan para pengusaha lebih tahu apa yang

dibutuhkan konsumen dibandingkan perusahaan yang sudah ada


7

sebelumnya. Dengan begitu mereka bisa memunculkan produk dan jasa

yang bisa menjawab kebutuhan konsumen. Disamping itu, adanya pesaing

bisnis juga memberi dampak positif terhadap perusahaanya itu dapat

memotivasi pelaku bisnis agar menghadirkan produk atau jasa yang lebih

baik lagi. Keluar dari zona nyaman artinya semakin pesat perkembangan

zaman maka pelaku bisnis juga perlu mengikuti perkembangan zaman agar

kualitas produk dan jasa itu bisa mengikuti kebutuhan pada zaman itu.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan juga agar tingkat kinerja karyawan

di perusahaan itu semakin tinggi dan dapat memberikan layanan produk dan

jasa yang sempurna. Terakhir membuat konsumen menjadi loyal dan puas

akan produk dan jasa yang dihadirkan oleh perusahaan. Maka dari itu

adanya persaingan bisnis ini harus dilakukannya strategi dalam memasarkan

barang dan jasa. “Strategi pemasaran merupakan logika dimana perusahaan

berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

menguntungkan. Perusahaan menentukan pelanggan mana yang akan di

layani (segmentasi dan penatapan target) dan bagaimana cara perusahaan

melayani (diferensiasi dan positioning)” menurut Kotler dan Amstrong

(2012:58). Sedangkan menurut Paul dan Jerry (2013:12) “strategi

pemasaran adalah desain, implementasi dan kontrol rencana untuk

memengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi”. Jadi definisi

strategi pemasaran jika diringkas menurut semua para ahli diatas adalah

suatu desain, implementasi, dan kontrol rencana yang berkaitan dengan

bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan yang disesuaikan


8

dengan pasar sasaran tertentu sehingga dapat menentukan pelanggan mana

yang akan dilayani dan bagaimana cara perusahaan melayani agar mencapai

hubungan yang menguntungkan bagi perusahaan dan juga pelanggan. Oleh

karena itu, perlunya strategi pemasaran ini di dalam 14 perusahaan demi

kualitas penjualan produk dan jasa yang diberikan untuk konsumen. Strategi

pemasaran harus di desain dengan sebaik dan semenarik mungkin agar

konsumen yang akan membeli produk atau jasa ikut merasakan kepuasan

dan akan membeli secara berulang. Strategi pemasaran ini juga bisa

dilakukan secara individu maupun kelompok dalam divisi perusahaan.

Solidaritas dalam bekerja untuk memasarkan produk dan jasa juga

diperlukan karena dapat meningkatkan daya kinerja atau semangat dalam

bekerja atau menjalankan tugas untuk memasarkan produk dan jasa. Untuk

dapat melaksanakan startegi pemasaran ini perlu diketahui beberapa faktor,

yaitu faktor mikro dan makro. Faktor mikro berkaitan dengan marketing,

pemasok, pesaing, dan customer. Sedangkan untuk faktor makro yaitu

berupa demografi, penduduk, ekonomi, politik, hukum, teknologi, dan

social budaya. Ternyata masih banyak perusahaan yang masih merasa

kesulitan karena hanya fokus pada produk atau jasa saja. Di ibaratkan

sebagai para produsen dan para pedagang yang bergerak dalam komoditif

yang sama maka perlu sekali diciptakan suatu strategi pemasaran agar dapat

memenangkan persaingan tersebut. Hal ini lah yang menjadi awal

kesuksesan dan keberhasilan suatu strategi pemasaran. Untuk bisa bertahan

di dalam pasar yang peka terhadap perubahan setiap persaiangan yang ada,
9

setiap perusahaan harus mengerti dan paham apa yang dijual, dan rancangan

apa yang harus di daya gunakan untuk memikat hati pelanggan.

Tujuan dari strategi pemasaran itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk

yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan

semua permintaan para konsumen.

2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua

kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan ini

meliputi penjelasan produk, desain produk, promosi produk,

komunikasi kepada konsumen.

3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa

sehingga produk dan jasa cocok dengannya. Dapat

disimpulkan bahwa perusahaan harus lebih fokus terhadap

produk dan jasa yang akan diberikan kepada konsumen

melalui sebuah perencanaan perusahaan. Pemasaran harus

adanya koordinasi yang baik terhadap beberapa departemen

sehingga dapat menciptakan sinergi dalam melakukan

kegiatan pemasaran
10

2. Kualitas Produk

menjalankan suatu bisnis, produk maupun jasa yang dijual harus

memiliki kualitas yang baik atau sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Agar suatu usaha atau perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi

persaingan, terutama pesaingan dari segi kualitas, perusahaan perlu terus

meningkatkan kualitas produk atau jasanya, peningkatan kualitas produk

akan membuat konsumen merasa puas terhadap produk atau jasa yang

mereka beli, dan akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan

pembelian ulang. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan

bahwa, “Kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

yang dinyatakan atau tersirat”. Garvin (1987) yang dikutip oleh Yuen dan

Chan (2010) mengusulkan paling komprehensif definisi mengenai kualitas

produk, yang dapat diuraikan ke dalam delapan dimensi, yaitu: 1)

Performance, 2) Features, 3) Reliability, 4) Conformance, 5) Durability, 6)

Serviceability, 7) Estetika, 8) Perceived. Kualitas produk merupakan salah

satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada

konsumen. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas

sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat

yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang

berkualitas. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka

perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat

menambah jumlah konsumen merupakan hal penting yang harus diusahakan


11

oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat

bersaing di pasar. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dengan

konsumen akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa

yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen.

Maka, perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik

untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan

pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang

kurang menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk Menurut

W. J Staton, produk adalah seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak

berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik,

nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik dan pengecer, yang

diterima untuk memuaskan konsumennya. Bagian utama dari penawaran

adalah produk itu sendiri. Unsur pertama ini sangat penting di dalam bauran

pemasaran. Strategi produk adalah cara penetapan dan penyediaan produk

yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan konsumen

dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.

Strategi produk yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam mengembangkan

suatu produk adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan Merek Merek adalah suatu hal yang

memudahkan konsumen untuk mengenal barang atau jasa

yang ditawarkan. Agar merek dapat diingat oleh konsumen

maka pelaku bisnis perlu memperhatikan beberapa faktor

diantaranya mudah diingat oleh masyarakat, terkesan hebat


12

dan modern, memiliki arti positif serta menarik perhatian

konsumen.

b. Menciptakan Kemasan Kemasan merupakan pembungkus

produk agar produk terlihat lebih rapi dan indah jika

diperjualkan kepada konsumen. Kemasan produk pun harus

memenuhi persyaratan tertentu yaitu kualitas kemasan,

bentuk, warna dan persyaratan lainnya

c. Inovasi Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda

dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya.

Inovasi merupakan karakteristik wirausahawan karena

sangat berpengaruh pada perubahan lingkungan. Jika suatu

perusahaan tidak memiliki suatu inovasi yang baru maka

kualitas produk itu sendiri akan tertinggal dengan

perusahaan yang lain.

d. Keputusan Label Label adalah suatu benda yang

diletakkan pada kemasan produk. Di dalam label itu harus

berisi siapa yang membuat, dimana di buat, cara

penggunaannya, waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya.


13

3. Harga

Aktivitas Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang

sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu dan

tempatnya. Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong hasil alih bahasa

Bob Sabran (2008): ”Sejumah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau

jasa, atau jumah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau

jasa”. Menurut Sunyoto (2013): “Harga merupakan nilai yang dinyatakan

dalam satu mata uang atau alat tukar, terhadap suatu produk tertentu. Dalam

kenyataan besar kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh

faktor fisik saja yang diperhitungkan tetapi faktor-faktor psikologis dan

Kualitas Produk (X1) Harga (X2) Variasi Produk (X3) Keputusan

Pembelian (X3) faktor-faktor lain berpengaruh pula terhadap harga”. Dari

beberapa definisi tersebut diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa harga

adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau

jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

Menurut Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2007) mengklasifikasikan harga

menjadi empat variabel yaitu: 1) Flexibility, 2) PriceLevel,3)Discount,4)All.

Harga adalah satu-satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan semua elemen lainnya hanya mewakili harga.

Harga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran

pemasaran tidak seperti sifat-sifat produk dan komitmen jalur distribusi.

Harga dapat berubah-ubah dengan cepat pada saat yang sama penetapan
14

harga dan persaingan harga adalah masalah utama yang dihadapi banyak

eksekutif pemasaran. Harga menjadi ukuran bagi konsumen dimana ia

mengalami kesulitan dalam menilai mutu produk yang kompleks yang

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan apabila barang yang

diinginkan konsumen adalah barang dengan kualitas atau mutu yang baik

maka tentunya harga tersebut mahal sebaliknya bila yang diinginkan

kosumen adalah dengan kualitas biasa-biasa saja atau tidak terlalu

baik maka harganya tidak terlalu mahal. Kesalahan dalam menentukan

harga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi dan dampak, tindakan

penentuan harga yang melanggar etika dapat menyebabkan pelaku usaha

tidak disukai pembeli. Bahkan para pembeli dapat melakukan suatu reaksi

yang dapat menjatuhkan nama baik penjual, apabila kewenangan harga

tidak berada pada pelaku usaha melainkan berada pada kewajiban

pemerintah, maka penetapan harga yang tidak diinginkan oleh pembeli

(dalam hal ini sebagian masyarakat) bisa mengakibatkan suatu reaksi

penolakan oleh banyak orang atau sebagian kalangan, reaksi penolakan itu

bisa diekspresikan dalam berbagai tindakan yang kadang-kadang mengarah

pada tindakan narkis atau kekerasan yang melanggar norma hukum.

Menurut Rachmat Syafei harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang

direlakan dalam akad baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai

barang. Biasanya harga dijadikan penukaran barang yang diridhai oleh

kedua pihak banyak yang menganggap bahwa harga sebagai kunci kegiatan

dari sistem perdagangan bebas, harga pasar sebuah produk mempengaruhi


15

upah, sewa, bunga, dan laba, artinya harga sebuah produk mempengaruhi

biaya faktor-faktor produksi tenaga kerja, tanah, modal dan

kewiraswastaan.

Jadi harga adalah alat pengukur dasar sebuah sistem ekonomi karna

harga mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Upah kerja yang tinggi

memikat tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi menarik modal dan

seterusnya. Dalam peranannya sebagai diproduksi (penawaran) dan siapa

yang akan memperoleh beberapa banyak barang atau jasa yang diproduksi

(permintaan). Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu

utama permintaan pasar, harga mempengaruhi di dalam kegiatan pemasaran

produk dan jasa diperlukan strategi harga yang ditetapkan pada produk.

Strategi harga adalah nilai akhir yang diterima oleh perusahaan sebagai

penadapatannya. Penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan karena

harga sebagai penentu laku tidaknya sebuah produk atau jasa yang

ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat total terhadap

produk dijual atau tidak lakunya produk yang dijual. Tujuan dari penentuan

harga ini secara umum adalah sebagai berikut:

a. Untuk bertahan hidup Tujuan menentukan harga dengan

maksud agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di

pasaran, dengan catatan dengan harga murah tapi masih

dalam kondisi yang menguntungkan.

b. Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga ini diharapkan

penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan


16

penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga

yang murah atau tinggi.

c. Untuk memperbesar Market Share Penentuan harga ini

dengan harga yang murah sehingga di harapkan jumlah

pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan

pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

4. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai

tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen,

sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar

dalam pengertian variasi produk atau keragaman produk sebagai ahli

tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan

berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau ciri-ciri. Jadi berdasarkan

definisi di atas, keragaman produk merupakan kegiatan yang sangat penting

dilakukan oleh perusahaan agar tidak terjadi kejenuhan terhadap produk

yang di tawarkan, sehingga pelanggan dapat memilih produk sesuai dengan

seleranya masing-masing dan memuaskan pelanggan dengan keragamaan

produk yang di tawarkan oleh perusahaan, atau secara singkat keragaman


17

produk adalah strategi perusahaan dengan menganekaragamkan produknya

dengan tujuan agar konsumen mendapat produk yang diinginkan dan

dibutuhkan. (Kotler, 2009). Menurut Kotler dan Keller (2008:) disebutkan

secara detail bahwa variasi produk dapat berupa variasi ukuran, harga,

penampilan, dan komposisi sebuah industri produk adalah suatu yang

bersifat kompleks, yang dapat diraba maupun tidak dapat diraba, yang di

dalamnya termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan dan pelayanan jasa

perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhannya. Kemudian produk sendiri diklasifikasikan menjadi 2, yaitu

jasa dan barang. Produk jasa hanya dapat dirasakan (intangible), sedangkan

produk barang bisa dilihat dan dirasakan (tangible) Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan

itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan

dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk

secara keseluruhan produk yang berkualitas memang menjadi kriteria

pertama yang dicari oleh konsumen, para konsumen tentunya tidak mau

asalasalan dalam membelanjakan uangnya. Mereka takut bahwa uang dan

energi yang telah mereka keluarkan tidak sebanding dengan kualitas yang

akan mereka dapat


18

5. Analisis Pesaing

Analisa pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan pesaing anda dalam suatu pasar yang sama. Setelah menemukan

kekuatannya kemudian mencari strategi untuk memasarkan produk dengan

cara yang berbeda dengan pesaing. Anda juga mencari strategi untuk

menghalangi pesaing masuk dan meniru strategi yang sama dengan anda

demikian juga dengan kelemahan yang ditemukan dapat dieksploitasi

dengan mengembangkan produk yang lebih baik dari pesaing anda melihat

peluang bisnis dan prospek kedepan yang menggiurkan, tak jarang membuat

banyak pelaku usaha juga ingin ikut terjun menikmati dan menjalankan

bisnis di industri yang sama (pesaing) Persaingan dapat terjadi antara pelaku

usaha yang baru maupun yang sudah berjalan. Untuk itu dibutuhkan

beberapa analisa cara dan sistem kerja pesaing sebelum terjun menjalankan

usaha. Agar tidak kalah dari para pesaingnya, maka perlu direncanakan

strategi yang matang untuk dapat tetap bertahan dalam bisnis yang

dijalankanSetelah kita mengetahui pesaing dan market share yang telah

dikuasai, kita perlu mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi

target mereka selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan

laba, memperbesar market share,meningkatkan mutu produk atau mungkin

juga mematikan atau menghambat pesaing lainnya


PERUSAHAAN DAN ORGANISASI

A. Sejarah Perusahaan

PT Balistha Gapala Nandya berdiri pada tahun 2017 yang

beralamat di Jalan Pondok Cabe Raya, Ruko Pondok Cabe Mutiara Blok

B no.16, Kec. Pamulang , Kota Tangerang Selatan, Banten , Indonesia, PT

Balistha Gapala Nandya merupakan perusahaan distributor resmi yang

telah tersertifikasi oleh pabrik Hengda Fuji Elevator Co., Ltd. sebagai

distributor resmi satu satunya di Indonesia merupakan suatu perusahaan

yang bergerak di bidang rancang bangun, didirikan sebagai usaha untuk

membantu masyarakat dan pemerintah demi mensukseskan pembangunan

nasional melalui bidang usaha yang memiliki karakteristik tertentu yang

memfokuskan pada kepuasan konsumen.sebagai bentuk pengembangan

investasi usaha, sejak berdiri perusahaan ini berkonsentrasi pada bidang

usaha penjualan suku cadang, modernisasi sistem pengendalian lift untuk

semua merk, pemasangan dan pemeliharaan unit elevator, escalator,

travellator untuk memperluaas jaringan layanan penjualan hingga

pemeliharaan yang tersebar di kota kota besar di Indonesia selain itu di

dukung dengan tenaga ahli yang telah melakukan pelatihan khusus di

pabrik Hengda Fuji Elevator, Co,.ltd serta tenaga ahli dan teknis yang telah

dikeluarkan lembaga yang berwenang. Sehingga aspek keamanan yang

merupakan pilar utama akan tercipta bersama PT Balistha Gapala Nandya.

19
20

B. Struktur organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan adalah sebuah garis hierarki

(bertingkat) yang mendeskripsikan komponen - komponen yang menyusun

perusahaan dimana setiap individu (sumber daya manusia) yang berada

pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing -

masing. Struktur organisasi pada PT. Balistha Gapala Nandya adalah

sebagai berikut:

Direktur utama

Brand Manager
Teknikal Managaer

Administrasi Teknisi

Table 2.1 organisasi


21

Penjelasan dari masing-masing tugas yang ada di :

1. Direktur Utama Mengoordinasikan, mengawasi serta

memimpin manajemen Perseroan dan memastikan

semua kegiatan usaha Perseroan dijalankan sesuai

dengan visi, misi dan nilai Perseroan; mengawasi dan

menelaah manajemen risiko, sistem pengendalian

internal Perseroan, tata kelola perusahaan untuk

kepentingan pemegang paham minoritas dan

pemangku kepentingan lainnya, kepatuhan terhadap

peraturan yang berlaku, serta memimpin Direksi,

sumber daya manusia, teknik, komunikasi

perusahaan, audit internal, teknologi informasi dan

komunikasi, proses bisnis dan departemen

pengembangan bisnisAssistem Manajer, bertugas

sebagai tangan kanan manager dimana membantu

manager, mengawasi karyawan, serta menggantikan

tugas manajer apabila manager sedang berhalangan

atau keluar kota.

2. Wakil direktur mengkoordinasikan, mengarahkan,

mengendalikan, menerapkan dan mengevaluasi

aspek-aspek agronomi dan keseluruhan proses

operasi agribisnis Perseroan.Administrasi, bertugas


22

menghitung, membuat neraca, serta membuat

laporan-laporan yang diperlukan oleh manajer.

3. Sekretaris Perusahaan memiliki tugas pokok untuk

memastikan tercapainya peningkatan citra

Perusahaan melalui pengelolaan komunikasi

perusahaan dengan pihak internal dan eksternal;

mengadministrasikan dokumen /.xPerusahaan;

membina hubungan antar lembaga; menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan hukum

korporasi; serta menjamin ketersediaan informasi

kepada stake holders Marketing, bertugas sebagai

pemasar dan menjual produk-produk yang ada dalam

PT.Balistha Gapala Nandya , meningkatkan omzet

perusahaan serta menangani keluhan-keluhan

konsumen tentang pelayanan konsumen.

4. administrasi berupa pengumpulan, pengolahan,

penyusunan, serta perencanaan berbasis data. Adalah

fungsi penyusunan rencana dari sebuah unit usaha

yang bertujuan mencapai cita-cita atau keinginan

organisasi.Sales Supervisor, bertugas mengawasi

aktivitas kinerja salesman dalam melakukan aktivitas

penjualan, dan dapat juga menargetkan target


23

penjualan bagi salesman dalam hal order yang

dicarinya.

5. Staf/Karyawan berfungsi menghasilkan nilai

tambahan untuk perusahaan, maka peran dan fungsi

seorang karyawan bertujuan untuk membantu

memperlancar produktivitas.

B. Manajemen Personalia

1. Klasifikasi karyawan

Karyawan merupakan komponen penting yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan. Untuk menentukan karyawan tentunya pihak

perusahaan akan menyeleksi calon karyawan dengan akurat agar

karyawan yang diterima sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Perusahaan biasanya akan memberikan syarat – syarat

apa saja yang dibutuhkan untuk calon karyawan. Proses seleksi yang

dilakukan PT.Balistha Gapala Nandya meliputi beberapa proses,

proses tersebut antara lain seleksi CV, tes psikologi, interview,

offering letter, cek kesehatan, dan terakhir tanda tangan kontrak.

Dalam menyeleksi berkas – berkas lowongan, pihak HRD akan

melihat satu persatu berkas tersebut, kemudian akan menilai berkas

pelamar mana yang layak masuk dalam kategori perusahaan.

Masalah yang timbul dari proses seleksi ini seperti berkas yang

masuk banyak, kemudian apabila pelamar lolos tahap seleksi CV,


24

pihak HRD bingung apabila terdapat kemiripan penilaian calon

karyawan, tidak memenuhi panggilan interview, tidak mengerjakan

tes psikologi, sudah diterima tempat lain dan bad altitude. Akibat

dari permasalahan tersebut adalah proses seleksi yang dilakukan

perusahaan dirasa memakan waktu yang lama dan kurang efektif,

sehingga menjadi masalah dalam rekrutmen karyawan.

Permasalahan tersebut menjadi latar belakang dilakukannya

pengembangan dan pembuatan program seleksi calon karyawan

berbasis web yang memudahkan dalam klasifikasi data karyawan

baru yang termasuk dalam kategori lolos atau tidak lolos. Dengan

menggunakan sistem ini diharapkan dapat membantu pihak HRD

dalam mengolah data karyawan dengan tepat dan akurat.

2. Sistem perekrutan karyawan

Rekrutmen pada hakikatnya merupakan usaha mencari dan

mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan

yang ada dalam suatu perusahaan (Hasibuan, 2014:40).

Menurut T. Hani Handoko (2012:69) dalam bukunya yang

berjudul “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia” edisi

kedua menyatakan bahwa penarikan (recruitment)adalah proses

pencarian dan ‘pemikatan’ para calon karyawan (pelamar) yang

mampu untuk melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai

ketika para pelamar dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran

(aplikasi) mereka diserahkan. Hasilnya adalah sekumpulan


25

pencari kerja dimana para karyawan baru diseleksi. Menurut

Marwansyah (2012:106) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Sumber Daya Manusia” edisi kedua menyatakan

bahwa penarikan (recruitment) adalah serangkaianaktifitas yang

digunakan oleh sebuah organisasi untuk menarik pelamar

kerja yang memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan

untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Proses ini dimulai dengan upaya menemukan calon

karyawan yang memiliki kemampuan dan sikap yang

dibutuhkan olehorganisasidan mencocokkannya dengan tugas-

tugas yang harus dikerjakan, Maksud dari rekrutmen adalah untuk

mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar

sehingga perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar

untuk melakukan pilihan terhadap calon tenaga pekerja yang

dianggap memenuhi standar perusahaan. Proses rekrutmen

berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan

lamaran oleh pelamar. Oleh karena itulah rekrutmen sebagai salah

satu kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak dapat

dipisahkan hubungannya dengan kegiatan yang lain seperti deskripsi

dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan sebagai hasil analisis

pekerjaan atau jabatan yang memberikan gambaran tentang tugas-

tugas pokok yang harus dikerjakan. Perekrutan dapat dilakukan

dengan metode 3 terbuka dimana lowongan pekerjaan dapat


26

dipublikasikan melalui media cetak maupun media online.

Sedangkan untuk tahap-tahapan perekrutan, suatu perusahaan harus

terlebih dahulu menganalisis pekerjaan yang dibutuhkan kemudian

mempublikasikan lowongan tersebut disertai dengan posisi, job

desk, dan job requirement. Namun, dalam melakukan perekrutan

pasti terdapat beberapa kendala, seperti pelamar yang kurang

memahami kualifikasi lowongan, jumlah pelamar yang tidak sesuai

dengan harapan, dan lain-lain. Sehingga harus diperhatikan dan

dipersiapkan sebaik mungkin agar sesuai dengan deadline waktu dan

biaya yang telah dianggarkan untuk melakukan perekrutan (Pahlevi,

2013)

Rekrutmen yang dilakukan dengan baik dan sesuai akan

memudahkan proses seleksi, yaitu tahap berikutnya dari pengadaan

pegawai untuk mengisi pekerjaan (Yullyanti, 2009). Seleksi

merupakan sebuah proses untuk memilih orang terbaik dari

sejumlah pelamar, yang cocok untuk sebuah posisi. Proses seleksi

dimulai ketika pelamar pekerjaan sudah terkumpul melalui proses

rekrutmen. Pelamar akan melakukan serangkaian tes dan wawancara

sebelum akhirnya perusahaan menentukan pelamar mana yang akan

diterima bekerja sebagai karyawan. Seleksi dilaksanakan tidak saja

untuk penerimaan karyawan baru saja, akan tetapi seleksi ini dapat

pula dilakukan untuk pengembangan atau penerimaan, karena

adanya peluang jabatan. Untuk memperoleh atau mendapatkan


27

peluang jabatan tersebut perlu dilakukan seleksi sehingga dapat

diperoleh pegawai yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

Sumber-sumber rekrutment ini dilakukan untuk

memperbaharui tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM)

yang ada di perusahaan.Mungkin juga memang membutuhkan

tenaga sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan di

perusahaan tersebut. Pada dasarnya sumber tenaga kerja itu dapat

digolongkan kepada dua sumber yaitu:

Tahapan-tahapan dalam rekrutmen calon karyawan dalam

perusahaan. :

KEBUTUHAN KARYAWAN

PEMASANGAN IKLAN

SELEKSI SURAT LAMARAN

MENGHUBUNGI CALON KANDIDAT


VIA

TELEPON

INTERVIEW

TES PENERIMAAN KANDIDAT

PERJANJIAN KERJA

HASIL PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN

Tabel 2.1. Tahapan-tahapan prosedur rekrutmen


28

Setelah proses seleksi dilakukan dan karyawan diterima di

perusahaan tersebut maka langkah berikut yang harus dilakukan

secara rutin adalah penilaian kinerja karyawan. Penilaian Kinerja

adalah sebuah sistem formal dan sistematis yang diterapkan oleh

perusahaan untuk mengukur 4 performa kinerja karyawan. Sampai

sejauh mana kinerja yang dilakukan karyawan dibandingkan dengan

standart yang telah diberikan oleh perusahaan. Tujuan pokok dari

penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku

yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan hasil dan

tindakan yang diinginkan. Penilaian kinerja dilakukan untuk

menekan perilaku yang tidak semestinya diinginkan melalui umpan

balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaaan. Penilaian

kinerja juga merupakan salah satu aktivitas dasar departemen

manajemen sumber daya manusia sehingga akan didapatkan nilai

atas kemampuan yang sesungguhnya dari karyawan, sehingga

memudahkan perusahaan dalam mengelola modal perusahaan yang

berupa modal sumber daya manusia untuk mencapai target dan

tujuan perusahaan di masa yang akan datang (Ayun, 2011).

Penilaian kinerja, perekrutan serta seleksi terhadap

karyawan tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dagang dan

manufaktur tetapi juga pada perusahaan jasa.


29

Pengertian seleksi Menurut Marihot Tua Effendi Hariandja,

Manajemen Sumber Daya Manusia (2012:125) “Seleksi merupakan

proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan

calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik

perekrutan internal maupun eksternal. Kegiatan seperti ini yang

sangat penting sebab hasil yang didapat dari perekrutan tidak

menjamin bahwa seluruh calon yang direkrut sesuai dengan

perusahaan”.

Tujuan dari proses seleksi seperti dibawah ini adalah: Pada

dasarnya seleksi dilakukan untuk memilih orang yang cocok dengan

pekerjaan dan perusahaan. Untuk memberikan masukan bagi

perusahaan dalam rangka mendapatkan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Untuk mendapatkan tenaga kerja yagn

memenuhi syarat dan mempunyai kualifikasi sebagaimana

tercantum dalam job description.

Permintaan Tenaga Kerja Kepala bagian mengisi form

“Form Permintaan Karyawan” yang yang isinya tentang kualifikasi

calon karyawan yang akan direkrut antara lain : Divisi atau Bagian

Kepala bagian terlebih dahulu mengisi nama divisi sesuai dengan

divisinya yang tertera di dalam lampiran 2 (dua) hal ini untuk

menentukan divisi mana yang sedang membutuhkan calon

karyawan dan untuk memudahkan pihak Human Resources

Department dalam perekrutan. Jenis Kelamin Kepala bagian harus


30

mengisi jenis kelamin calon karyawan yang memang dibutuhkan

agar tidak salah dalam perekrutan. Status Status diisi oleh Human

Resources DepartmentManager apakah calon karyawan tersebut

magang, kontrak ataupun tetap, Jenjang Pendidikan Jenjang

pendidikan sangat penting untuk menjadi kualifikasi persyaratan

calon karyawan yang dibutuhkan.

Penerimaan Surat Lamaran Surat lamaran yang masuk diterima

oleh bagian Human Resources Department dan diperiksa satu

persatu. Misalnya posisi yang dilamar calon karyawan, jenis

kelamin, usia, pendidikan, kualifikasi pelamar. Kemudian

dipisahkan antara surat lamaran yang memenuhi persyaratan dan

yang tidak memenuhi persyaratan. Dari surat lamaran yang masuk

akan diperoleh informasi mengenai nama, jenis kelamin, agama,

status perkawinan, jenjang pendidikan dan referensi pekerjaan yang

dilamar. Bagi pelamar yang lolos dan surat lamarannya memenuhi

syarat, maka bagian Human Resources Department akan

menghubungi calon karyawan tersebut untuk mengikuti wawancara.

Hasil Keputusan Dari semua proses seleksi akan menghasilkan

informasi mengenai pelamar dan dari pihak Human Resources

Department dan atasan langsung akan memutuskan diterima atau

tidaknya calon pelamar dengan cara menelpon langsung calon

pelamar yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh

perusahaan dalam waktu 3 hari setelah wawancara. Sehingga


31

pelamar yang lulus dari proses rekrutmen untuk ditetapkan dalam

masa percobaan selama 3 bulan. Apabila lulus dari masa percobaan,

karyawan akan diangkat menjadi karyawan kontrak selama 1 tahun

dan setelah lulus masa kontrak selama 1 tahun. Karyawan kontrak

ini hanya berlaku maksimal dua kali kontrak. Setelah dua kali

kontrak apabila memang karyawan tersebut memenuhi persyaratan

baru kemudian diangkat menjadi karyawan tetap. Dimana sesuai

dengan peraturan Undang-undang tenaga kerja no. 13 tahun 2003.

Hambatan dan Solusi dalam proses rekrutmen yang dilaksanakan.

Perusahaan dalam melakukan proses rekrutmen tidak selamanya

berjalan dengan lancar, dalam pelaksanaan ternyata perusahaan

mengalami kendala-kendala sebagai berikut: Penumpukan Surat

Lamaran, Seleksi Interview Titipan Psikotes & Tes Kesehatan.

Adapun beberapa solusi yang diharapkan dapat memecahkan

masalah yang muncul dalam proses rekrutmen calon karyawan pada

PT. Balistha Gapala Nandya adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengatasi penumpukan surat lamaran yang datang secara

bersamaan sebaiknya surat lamaran yang masuk langsung

diseleksi dan hendaknya staf Human Resources Department

yang lain ikut membantu menyeleksi surat lamaran yang

memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan

sehingga tidak terjadi penumpukan surat lamaran.


32

b. Agar jawaban yang di dapat tidak melantur, hendaknya Human

Resources Department membatasi pertanyaan yang benar-benar

dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang akurat yang

memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan.

c. Untuk mengatasi adanya penitipan karyawan (Nepotisme), maka

perusahaan harus mencari informasi dan

mengidentifikasikannya terlebih dahulu, apakah karyawan ini

benar- benar memiliki hubungan keluarga dengan orang yang

telah memberikan informasi kepada perusahaan.

d. Pihak Human Resources Department harus menjalin kerjasama

dengan pihak luar yang berpengalaman dalam pelaksanaan

Psikotest dan Tes kesehatan dalam proses perekrutan calon

karyawan baru di PT. Balistha Gapala Nandya.

3. Kesejahteraan karyawan

Menurut Hasibuan (2003:185), ”kesejahteraan karyawan

adalah balas jasa pelengkap (material dan nonmaterial) yang

diberikan berdasarkan kebijaksanaan”. Menurut Mathis dan Jackson

(2002:203), ”kesejahteraan karyawan adalah imbalan tidak langsung

yang diberikan kepada seseorang karyawan atau sekelompok

karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di organisasi”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa

kesejahteraan karyawan merupakan balas jasa yang diberikan

kepada karyawan selain gaji atau upah dan pemberiannya tidak


33

dikaitkan langsung dengan prestasi kerja. Kesejahteraan yang

diberikan hendaknya bermanfaat dan mendorong untuk mencapai

tujuan organisasi, karyawan serta tidak melanggar peraturan

pemerintah. Menurut Hasibuan (2003:187), tujuan pemberian

kesejahteraan karyawan antara lain:

a. Meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan

terhadap organisasi.

b. Memberikan ketenangan dan memenuhi kebutuhan

karyawan beserta keluarganya.

c. Meningkatkan gairah kerja, disiplin, dan

produktivitas kerja karyawan.

d. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.

e. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik

serta nyaman.

f. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk

mencapai tujuan.

g. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas

karyawan.

h. Mengefektifkan pengadaan karyawan. i. Membantu

pelaksanaan program pemerintah dalam

meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

i. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan

kerja.
34

j. Meningkatkan status sosial karyawan beserta

kaluarganya.

Jenis-jenis Kesejahteraan Karyawan Jenis-jenis

kesejahteraan yang diberikan adalah finansial dan nonfinansial yang

bersifat ekonomis, serta pemberian fasilitas dan pelayanan.

Pemberian kesejahteraan perlu diprogram sebaik-baiknya, supaya

bermanfaat dalam mendukung tujuan organisasi dan karyawan.

Program kesejahteraan harus berasaskan keadilan dan kalayakan,

berpedoman peraturan legal pemerintah dan didasarkan atas

kemampuan organisasi untuk membayar. Menurut Handoko

(2004:185), program kesejahteraan karyawan meliputi:

a. Pembayaran upah untuk waktu tidak bekerja. Periode waktu

bilamana karyawan tidak bekerja, tetapi tetap dibayar adalah

hasil time off benefits. Berbagai bentuk waktu tidak bekerja di

mana karyawan tetap menerima pembayaran upah mencakup: a.

Istirahat on the job. Banyak bentuk umum ”time-off benefits”

dijumpai pada pekerjaan. Ini meliputi waktu istirahat, makan

dan waktu membersihkan diri atau ganti pakaian. Dengan

penyediaan waktu istirahat dalam pelaksanaan pekerjaan,

produktivitas bisa meningkat.

b. Hari-hari sakit. Absen dari pekerjaan adalah tidak dapat

dihindarkan. Dalam kenyataannya, hampir semua organisasi

tetap membayar karyawan bila mereka absen, karena alasan


35

kesehatan dengan pembatasan maksimum jumlah hari sakit per

tahun. Untuk menghindari penyalahgunaan ketentuan hari sakit,

banyak organisasi mengharuskan karyawan menunjukkan bukti

sakit dari dokter.

c. Liburan dan cuti. Organisasi biasanya mengikuti hari libur

resmi dalam memberikan liburan bagi karyawan nya. Dalam hal

ini, organisasi perlu memperhatikan kecenderungan para

karyawan memperpanjang hari libur dengan menambah hari

sebelum atau sesudah liburan, terutama untuk hari kerja yang

berada di tengah antara dua hari libur. Di samping itu,

kebijaksanaan personalia sering memberikan waktu cuti selama

batas waktu tertentu.

d. Perlindungan ekonomis terhadap bahaya.Bentuk perlindungan

terhadap bahaya pertama yang umum diperhatikan organisasi

adalah asuransi. Program asuransi ini bisa berbentuk asuransi

jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan. Di samping

asuransi, ada beberapa benefits bukan asuransi yang dapat

meningkatkan jaminan keamanan. Benefits tersebut bermaksud

untuk menjamin penghasilan karyawan sebelum dan sesudah

pensiun. Di antara bentuk benefits seperti ini mencakup:

1) jaminan pembayaran upah dalam jumlah tertentu selama

suatu periode.

2) rencana pensiun.
36

3) tunjangan hari tua.

4) tunjangan pengobatan.

5) pembentukan koperasi yang mengelola kredit

karyawan.

e. Program pelayanan karyawan. Pelayanan fasilitas adalah

kegiatan yang secara normal dilakukan karyawan sendiri dalam

kehidupannya sehari-hari. Dalam kenyataanya, banyak

organisasi menyediakan berbagai bentuk bantuan atau

pelayanan di bidang kehidupan rutin karyawan.

f. Pembayaran kompensasi yang diterapkan secara legal. Setiap

organisasi diwajibkan memberikan perlindungan kepada

karyawan terhadap bahaya yang mengancam kehidupannya.

Kesejahteraan karyawan merupakan suatu bentuk imbalan

selain gaji atau upah yang diserahkan untuk karyawan dalam

bentuk pemberian yang tidak dikaitkan langsung dengan

prestasi kerja, hal ini diberikan agar bisa mendorong dan

bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi dan tidak

melanggar peraturan pemerintah (Purba, 2019). Salah satu

faktor penting di dalam mewujudkan kualitas kehidupan kerja

karyawan yaitu dengan adanya program kesejahteraan, maka

dari itu kepuasan dan kesetiaan seorang karyawan terhadap

perusahaan dapat terjaga dengan baik (Sriwidodo & Haryanto,

2010). Menurut Am et al., (2021) menyatakan bahwa


37

kesejahteraan merupakan pemberian penghasilan dalam bentuk

materi tidak berwujud atau berwujud yang diberikan oleh

perusahaan kepada para karyawannya, adapun kesejahteraan

yang diberikan bertujuan untuk memelihara karyawan dari segi

jasmani ataupun rohani sehingga dapat mempertahankan kinerja

dan sikap kerja yang baik saat bekerja. Page (2005) menjelaskan

bahwa kesejahteraan ditempat kerja dapat didefinisikan sebagai

“an affective sense of well-being resulting from the satisfaction

of intrinsic and/ or extrinsic work values” ini berarti bahwa

kesejahteraan yang berada di tempat kerja adalah bentuk rasa

sejahtera yang muncul dari kepuasan terhadap nilai-nilai

intrinsik dan ekstrinsik suatu pekerjaan. Pemberian program

kesejahteraan perlu mendapat perhatian dari manajemen

perusahaan, hal ini dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan

sebagai karyawan dan berpedoman konsistensi internal dan

eksternal. Pemberiaan kesejahteraan karyawan bermaksud agar

karyawan tetap bekerja sama dengan pihak perusahaan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan perlu

memperhatikan kesejahteraan karyawannya, karena tanpa

adanya kesejahteraan karyawan sebuah perusahaan tidak dapat

beroperasi dengan baik (Jasman Syaripuddin, 2019). Selain hal

itu cara meningkatkan kesejahteraan karyawan yaitu dengan

memberikan kompensasi baik kompensasi yang bersifat


38

finansial dan non finansial, kompensasi finansial dibedakan

menjadi dua bentuk yaitu kompensasi bersifat langsung yang

berupa gaji, upah, bonus, komisi dan kompensasi bersifat tidak

langsung berupa asuransi, tunjangan kesehatan, fasilitas untuk

karyawan seperti seragam, tempat parkir dan lainya. Sedangkan

kompensasi yang bersifat non finansial lebih mengarah pada

penghargaan yang diberikan pemimpin kepada karyawan atas

kemampuannya dalam bekerja, kebijakan-kebijakan 8 yang

sehat seperti memberikan wewenang kepada karyawan dalam

mengambil keputusan saat memecahkan permasalahan sehingga

hal tersebut dapat memotivasi karyawan bekerja dengan baik

(Simamora, 2006). Komala (2020) menjelaskan terdapat 3

dimensi tentang kesejahteraan karyawan antara lain :

a) dimensi ekonomis terhadap biaya yaitu berupa uang

pensiun, asuransi, pemberian kredit dan pemberian

tunjangan.

b) dimensi fasilitas berupa perawatan kesehatan secara

gratis.

c) dimensi pelayanan berupa kantin, program rekreasi,

fasilitas tentang pendidikan dan fasilitas tentang

pembelian. Menurut pendapat Page (2005)

kesejahteraan di tempat kerja dapat tumbuh, melalui dua

dimensi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Dimensi intrinsik


39

dari kesejahteraan terdiri dari aspek-aspek yang

berhubungan dengan perasaan karyawan terkait dengan

tugas-tugas yang dilakukan karyawan di tempat kerja,

faktor dari dimensi ini terdiri dari lima aspek yaitu:

1) tanggung jawab di tempat kerja.

2) kemandirian dalam pekerjaan

3) penggunaan pengetahuan dan kemampuan saat

bekerja.

4) makna sebuah pekerjaan.

5) memiliki rasa penca

6) paian di tempat kerja.

Selain itu, dimensi ekstrinsik dari kesejahteraan terdiri dari

beberapa aspek yang berkaitan dengan perasaan karyawan

terhadap lingkungan di tempat kerja, faktor ini terdiri dari

delapan aspek yaitu:

1) penggunaan waktu sebaikbaiknya.

2) penghargaan individu di tempat kerja.

3) pengakuan terhadap kinerja yang bagus.

4) Supervisi.

5) Upah.

6) peluang promosi.

7) kondisi kerja.

8) keamanan saat bekerja.


40

4. Serikat Pekerja

Pekerja yang dikatakan sebagai bagian organisasi produksi

adalah kelompok yang berpotensi mendatangkan manfaat maka

harus ditata dalam suatu perkumpulan yang dapat memperjuangkan

hak dan kesejahteraan sebagai manusia, organisasi tersebut adalah

serikat pekerja. Pekerja dan serikat pekerja dalam suatu hubungan

industrial mempunyai fungsi yang penting yaitu, menjalankan

pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi

kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis,

mengembangkan ketrampilan, dan keahliannya serta ikut

memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan

anggota beserta keluarganya. (umber : UU Nomor 21 Tahun 2000

dan UU Nomor 13 Tahun 2003).

Padaera globalisasi sekarang ini, Indonesia tidak terlepas

dari masalah kesejahteraan yang masih belum terwujud, seperti hak-

hak para pekerja/buruh dalam kesejahtera-annya sampai saat ini

masih memprihatinkansebab masih terjadi adanya sistem atau

keputusan yang belum adil bagi pekerja/buruh sehingga

mengakibatkan kerugian kepada pekerja/buruh seperti outsourcing,

pembatalan kontrak sepihak, pemutusan hubungan kerja (PHK),

adanya pekerja kontrak, asuransi yang tidak terbayarkan, serta upah


41

minimum rendah yang belum sesuai dengan kebutuhan

pekerja/buruh. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah atau

perusahaan, yang berdampak kepada tatanan politik, sosial, ekonomi

dan wilayah keadilan hukum.

Kenyataan ini, menuntut penegakan hukum dalam

permasalahan pekerja, salah satu tujuan penegakan hukumadalah

terjaminnya hak-hak asasi manusia (HAM). Manusia mempunyai

kedudukan sentral dalam penegakan hukum. Manusia adalah obyek

dan subyek dalam rangka penegakan hukum tersebut. Hak asasi

manusia memang menyangkut masalah di dalam kehidupan

manusia, baik yang menyangkut hak asasi manusia individu maupun

hak asasi manusia kolektif.

Kebebasan berserikat sebagai hak dasar tidak bisa dilepaskan dari

pendekatan realitas kehidupan sosial dan politik dengan berbagai

aspeknya seperti aspek ekonomi, pendidikan, agama dan

sebagainya. Alasannya karena aspek-aspek tersebutlah yang sangat

berperan membuat manusia kehilangan banyak kesempatan

memperoleh kebebasan dirinya.

peroleh kebebasan dirinya. Menyikapi kebijakan pemerintah

yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000

Tentang Serikat Pekerja, UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaandan PP 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

menjadi sesuatu yang sangat serius bagi sendi-sendi kehidupan


42

masyarakat pekerja atau buruh Indonesia baik itu dilihat dari sudut

pandang yang positif maupun negatif. Masyarakat yang bekerja baik

di sektor formal maupun informal menghadapi masalah karena

setelah itu seluruh biaya kebutuhan pokok naik, sementara

penghasilan/upah belum ada penyesuaian.Dalam konteks

perjuangan hak-hak pekerja/buruh ada beberapa pilar yang sangat

berperan dalam penegakan serta melindungi hak-hak pekerja/buruh

dalam mewujudkan kesejahteraannya.

Salah satu pilar itu adalah organisasi serikat pekerja/serikat

buruh, eksistensi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan untuk

memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta

meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan

keluarganya. Sejarah telah membuktikan bahwa peranan serikat

pekerja/serikat buruh dalam memperjuangkan hak anggotanya

sangat besar, sehingga pekerja/buruh telah banyak merasakan

manfaat organisasi serikat pekerja/serikat buruh yang betul-betul

mandiri (independence) dan konsisten dalam memperjuangkan hak-

hak pekerja/buruh.

Umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi

lemah dalam memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi

anggota serikat pekerja/serikat buruh akan meningkat kan

bargaining baik secara individu maupun keseluruhan. Serikat

pekerja/serikat buruh dapat mengawasi (control) pelaksanaan hak-


43

hak pekerja di perusahaan. Oleh karena itu, serikat pekerja/serikat

buruh sangat berperan penting bagi pekerja.

PT. Balistha Gapala Nandya merupakan supplier dan

maintenance lift dan escalator PT. Balistha Gapala Nandya

mempekerjakan pekerja 50 orang dengan tingkat kesejahteraan di

atas rata-rata. Karena banyaknya pekerja, maka perusahaan harus

memberikan perlindungan terhadap pekerjanya. Perlindungan

terhadap pekerja yang diberikan oleh perusahaan karena selama ini

pekerja berada di posisi yang sangat lemah dalam melindungi serta

memperjuangkan hakhak mereka. Perlindungan terhadap hakhak

pekerja diharapkan dapat menghilangkan perlakuan yang tidak

sesuai dengan harkat dan martabat serta menjamin hak-hak tenaga

kerja dalam bekerja. Imbas dari itu semua dapat meningkatkan

produktifitas usaha bagi suatu perusahaan.

Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa selama ini

pekerja berada di posisi yang sangat lemah dalam melindungi serta

memperjuangkan hakhaknya, maka untuk melindungi serta

memperjuangkan hak-hak mereka dalam bekerja, pekerja

membentuk suatu serikat pekerja. Adapun peran dari serikat pekerja

adalah memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap hak-hak

pekerja serta meningkatkan kesejahteraan yang layak. Adanya

serikat pekerja ini sangat bermanfaat bagi pekerja, karena serikat

pekerja selalu berusaha memberikan perlindungan terhadap pekerja.


44

Salah satu contoh peranan serikat pekerja di PT. Balistha

Gapala Nandya adalah pada saat kebijakan dalam kelayakan

pengupahan, cuti kerja bagi permpuan saat hamil dan haid, serikat

pekerja mengusulkan kepada pihak perusahaan agar mengkaji ulang

tentang hal keputusan sepihak dalam masalah tersebut. Pihak

perusahaan menyetujui soal usulan yang dilakukan serikat pekerja

tersebut sehingga pada akhirnya para pekerja dapat merasakan

manfaatnya dari apa yang diperjuangkan serikat pekerja, tidak hanya

itu saja serikat pekerja juga memperjuangkan hak-hak karyawan

kontrak untuk menjadi karyawan tetap, memperjuangkan harus tidak

adanya PHK, dan juga memperjuangkan soal sistem

outsourcingyang dianggap merugikan dan tidak adil terhadap

pekerja dalam hak-haknya sebagai manusia. Keberadaan serikat

pekerja disambut positif oleh pekerja, karena para pekerja merasa

ada wadah untuk menyampaikan aspirasi. Dan jika ada masalah,

pekerja dapat menyampaikan kepada pengurus serikat pekerja

secara tertulis.

Pembangunan ketenagakerjaan sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 4 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan bertujuan agar tenaga kerja didayagunakan secara

optimal/manusiawi dengan memperhatikan pemerataan kesempatan

kerja sesuai kebutuhan pembangunan serta mempertimbangkan

aspek perlindungan guna mewujudkan serta meningkatkan


45

kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Dalam rangka

mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan dan

memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi memperoleh

pekerjaan, khususnya bagi pekerja yang melakukan aktivitas di

lingkungan perusahaan, berhak mendapatkan perlakuan yang sama

tanpa diskriminasi dari pengusaha.

Hal ini telah sesuai amanat dalam ketentuan Pasal 28I ayat

(2) UUD. 1945, bahwa “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan

yang bersifat diskriminatif……”. Selanjutnya Pasal 28D ayat 2

UUD. 1945 “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat

imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan

industrial”. Salah satu sarana dalam mewujudkan amanat UUD

1945, yakni eksistensi serikat pekerja dalam melaksanakan fungsi

hubungan industrial, selain menjalankan segi pengawasan menjaga

kelangsungan produksi, tertib, aspiratif, memperjuangkan

kesejahteraan anggota dan keluarga. Hal ini selaras dengan Undang-

Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh,

yang menyatakan bahwa serikat pekerja merupakan alat untuk

memperjuangkan, melindungi, membela kepentingan serta

kesejahteraan pekerja serta keluarga. Selain mewujudkan hubungan

industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Serikat pekerja

harus berpihak terhadap pekerja, bukan pengusaha, namun

keperpihakannya mempunyai sifat obyektif, terbuka, serta


46

bertanggungjawab. Hal ini sesuai amanat Undang Undang No. 21

Tahun 2000, jo. Pasal 28D (ayat 1), seperti jaminan perlindungan,

kepastian hukum, perlakuan yang adil serta sama di hadapan hukum,

Pasal 28D (ayat 2), seperti berhak mendapat imbalan yang

adil dan layak dalam hubungan kerja yang semuanya tersurat dalam

UUD. 1945. Peran serikat pekerja, selain membangun hubungan

industrial, mempunyai fungsi sebagai pihak dalam pembuatan

perjanjian kerja bersama serta penyelesaian perselisihan hubungan

industrial ; Sebagai wakil pekerja dalam lembaga kerja sama bipartit

; Sebagai perencana, pelaksana dan penanggungjawab pemogokan

pekerja ; dan wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan

saham di perusahaan. Serikat pekerja dapat dibentuk sekurang-

kurangnya oleh 10 orang pekerja, dan serikat pekerja yang telah

terbentuk berhak membentuk dan berpayung sebagai anggota

federasi/ konfederasi serikat pekerja. Keberadaan pekerja yang

membentuk serikat pekerja tidak dapat dihalang-halangi oleh

pengusaha, pemerintah, atau pihak manapun yang akan memaksa

dan menekan pekerja untuk tidak membentuk serikat pekerja,

diancam dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan

terlama 5 (lima) tahun, dan/ atau denda paling sedikit Rp.

100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) dan paling banyak Rp.

500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah). Demikian pula, jika

pekerja ketika melaksanakan kegiatan organisasi mendapatkan


47

perlakuan yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum, seperti

pemutusan hubungan kerja, pemberhentian sementara, menurunkan

jabatan, atau melakukan mutasi, tidak membayar upah atau

mengurangi upah pekerja, intimidasi, serta melakukan kampanye

anti pembentukan serikat pekerja, maka bagi pihak yang

menghalang-halangi kegiatan serikat pekerja, diancam dengan

ketentuan tersebut. Peran serikat pekerja dalam menjalin hubungan

kerja dengan pengusaha merupakan kepentingan yang harus

diperhatikan pengusaha karena serikat pekerja sebagai sarana

komunikasi yang efektif, dan aspiratif dapat memberikan kontribusi

untuk kepentingan pekerja dan perusahaan dalam proses produksi,

sarana protektif bagi pekerja, selain sarana penyampaian pesan

mengenai kondisi perusahaan dan menjaga ketenangan kerja,

motivator etos kerja serta sarana perjuangan bagi nasib pekerja.

Serikat pekerja dalam rangka membangun hubungan (kerja)

industrial yang kondusif, serta proporsional dalam menjaga

kepentingan pekerja sangat dibutuhkan karena mempunyai nilai

strategis, yakni :

Pertama, serikat pekerja untuk melindungi pekerja dari

ketidakmampuan dalam memperjuangkan aspirasinya secara

individu, mengingat posisi pekerja sangat lemah. Kedua, serikat

pekerja dibutuhkan sebagai motivator dalam membangun

demokrasi, negoisator perundingan dan pelaku dalam menjaga


48

kualitas kerja, seperti kondisi kerja serta syarat-syarat kerja

(pengupahan, kesejahteraan, jaminan sosial, keselamatan dan

kecelakaan kerja). Ketiga, serikat pekerja sebagai sarana

komunikasi. Hal ini untuk mengoptimalkan peranan serikat pekerja

yang berbeda dengan ketika organisasi belum terbentuk, di mana

aspirasi individu kurang mendapat perhatian pengusaha. Keempat,

peranan serikat pekerja untuk menciptakan ketenangan kerja, serta

menetralisir anasir dari luar lingkungan perusahaan yang bisa

mengganggu stabilitas produksi. Hukum ketenagakerjaan dibangun

untuk menciptakan ketertiban, kepastian hukum dan keadilan bagi

masyarakat industri. Hal ini tidak terlepas dari teori hukum sebagai

konsep hukum positif. Sehubungan hal tersebut, Mochtar

Kusumaatmadja membentangkan konsep hukum hasil pemikiran

aliran Sociological Jurisprudence, bahwa hukum sebagai sarana

pembaharuan dalam masyarakat mempunyai fungsi pokok, yakni :

Pertama, sebagai sarana pengendalian sosial. Kedua, pembaharuan

masyarakat. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa hukum sebagai

kaidah berfungsi mengatur tingkah laku manusia ke arah yang

dikehendaki pembaharuan. Selain itu hukum sebagai sarana guna

menjaga ketertiban agar proses pembaharuan berjalan sesuai dengan

yang di cita-citakan2. Pada dasarnya terbentuknya hubungan

industrial tidak dapat terlepas dari keberadaan pekerja, pengusaha,

peran pemerintah sebagai regulator, serta pelaku dalam menerbitkan


49

pelbagai kebijakan untuk memberikan rasa nyaman, tata-tertib

selain sebagai institusi yang melakukan pengawasan maupun

penegakan hukum. Terbangunnya hubungan Industrial dalam ikatan

perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja, merupakan syarat

terwujudnya keberhasilan untuk menggerakkan pertumbuhan

ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan

keluarganya,

hal ini sesuai dengan makna ketentuan Pasal 102 Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni

pemerintah sebagai wasit serta pelaku dalam melaksanakan

pengawasan dan penindakan hukum, menetapkan kebijakan, serta

memberikan pelayanan kepada para pihak dalam proses produksi

barang dan/ atau jasa. Adapun peran pekerja/ serikat pekerja

menjalankan kegiatan sesuai tanggung jawabnya, dan pengusaha

menciptakan mitra kerja, memberikan kesejahteraan dan

dilaksanakan secara proporsional, tanpa diskriminatif dan

memenuhi rasa keadilan, selain mengembangkan usaha serta

memperluas lapangan kerja. Oleh sebab itulah peran serikat pekerja

tidak dapat dipandang sebelah mata, eksistensinya telah teruji

dipelbagai negara, seperti di Amerka pada tahun 1980-an bahwa

peranannya dapat mempengaruhi perekonomian negara yang

berdampak terhadap menurunnya hasil kompetisi dengan negara

lain karena terlalu agresifnya serikat pekerja, dan bahkan


50

mengganggu produtivitas nasional. Hadirnya serikat pekerja di

lingkungan perusahaan harus disambut dengan hati yang tulus, tanpa

prasangka buruk. Kehadiran serikat pekerja harus dipandang sebagai

mitra kerja pengusaha. Sebaliknya, jika hal tersebut diabaikan

perusahaan, maka cepat atau lambat akan menimbulkan

permasalahan yang berujung pada aksi unjuk rasa dan pemogokan,

sebagaimana diketengahkan Aloysius Uwiyono, bahwa timbulnya

perselisihan hubungan industrial yang diwarnai pelbagai

pemogokan dan aksi unjuk rasa, Pertama, belum terlaksananya

hubungan industrial di tempat kerja ; Kedua, gagalnya perundingan

yang dilaksanakan para pihak dalam menyelesaikan perselisihan

perburuhan akibat tiadanya hubungan komunikasi yang efektif.

Ketiga, lamanya proses penyelesaian perselisihan perburuhan3 .

Hubungan (kerja) industrial antara pengusaha dengan pekerja yang

kurang kondusif dapat menimbulkan perselisihan hak serta

kepentingan karena kebuntuan komunikasi yang bersifat mendasar

mengenai kewajiban, hak dan tanggung jawab. Guna menghindari

dishamonisasi dalam hubungan industrial antara pekerja dengan

pengusaha diperlukan sarana pembaharuan/ pembangunan bidang

hukum yang bersifat otonom, yakni perjanjian kerja bersama (PKB).

Keberadaan lembaga ini sangat signifikan dalam mendukung dan

memproteksi peran serikat pekerja. Hal ini dibutuhkan karena PKB.,

sebagai social control dan social engineering berperan sebagai


51

hukum yang dapat memberikan pembaharuan dibidang

ketenagakerjaan Perjanjian kerja bersama (PKB), merupakan

hukum yang bersifat otonom, sebagai sarana perlindungan serta

ketenangan kerja, merupakan konkritisasi dari ketentuan Pasal 103

huruf (f), juncto. Pasal 116 Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang mengatur konkritisasi materi yang

belum diatur dalam undang-undang, seperti : uang hadir, uang

makan, tunjangan berkala, premi/ bonus tahunan, uang tanpa kerja

berdasarkan perhitungan, jika masuk kerja selama enam hari kerja

secara penuh menerima upah (satu) hari tanpa kerja (minggu), dan

syarat-syarat atau pembagian kerja yang belum diatur dalam

peraturan perundangundangan. Pemberlakuan PKB, mempunyai

makna khusus (asas pacta sun servanda), yaitu hanya berlaku bagi

kepentingan pekerja dan pengusaha. Pemberlakuan PKB.,

menunjukkan bahwa para pihak memahami terhadap pentingnya

makna PKB. demi menjamin kepastian hak sesuai rasa keadilan.

Eksistensi hukum ketenagakerjaan dalam membangun hubungan

industrial mempunyai fungsi pokok, yakni sebagai pedoman serta

pengendalian masyarakat, khususnya bagi kepentingan para pekerja

dan pengusaha agar tercipta keteraturan/ kepastian hukum yang

bernilai manfaat dan keadilan. Selain itu sebagai sarana/alat

pembaharuan dari ranah tradisional ke era modern, dimana yang

semula hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha hanya


52

menggunakan kata-kata (lisan), ke era berdasarkan ketentuan

tertulis. Hal ini untuk menjamin adanya kepastian hukum dan

ketertiban dalam proses pembaharuan (Pasal 102, Pasal 103 juncto

Pasal 116, Pasal 57, jo. Pasal 63 Undang-Undang No. 13 Tahun

2003, serta Pasal 4 UndangUndang No. 21 Tahun 2000 tentang

Serikat Pekerja/ Serikat Buruh).

Perjanjian kerja bersama yang diatur dalam ketentuan Pasal

103 huruf (f), Pasal 116 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,

merupakan hukum yang mengatur hubungan kerja bagi pengusaha

dan pekerja (otonom). Keberadaan perjanjian kerja bersama ini

mengatur hal yang belum diatur, atau belum jelas pengaturannya,

atau perlunya peningkatan kualitas, yang umumnya telah diatur

dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Penuangan materi

(konsep) lebih lanjut dimasukkan ke dalam rancangan perjanjian

kerja bersama yang selanjutnya dibahas, serta mendapatkan

persetujuan bersama antara serikat pekerja dengan pengusahan,

Pada dasarnya pembangunan ketenagakerjaan bertujuan

pemberdayaan pekerja dan pemerataan kesempatan kerja sesuai

kebutuhan pembangunan, apakah yang bersifat nasional maupun

daerah. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut maka kesejahteraan

pekerja dan keluarga wajib diperhatikan karena merupakan salah

satu pilar kesinambungan dalam hubungan kerja. Adapun pilar-pilar

lainnya dalam bentuk perekat, yakni pelbagai aturan hukum yang


53

bersifat normatif dan keterlibatan negara/ pemerintah sebagai sarana

regulator bersama parlemen. Selain aturan hukum yang bersifat

publik-normatif, tersurat pula hukum yang bersifat privat dan

keberadaannya timbul dari hasil kesepakatan kedua belah pihak

(pengusaha dengan pekerja). Pilarpilar yang berbentuk abstrakto

tersebut, ditunjang dengan sarana antara lain, seperti serikat pekerja,

organisasi pengusaha/apindo, lembaga bipartit, lembaga tripartit dan

lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Serikat

pekerja sebagai sarana perlindungan, aspirasi, sarana komunikasi,

serta sarana untuk menciptakan ketenangan kerja dalam perusahaan.

Dengan peran demikian dapat ikut mewarnai atmosfer yang semula

kurang nyaman ke arah kondisi yang kondusif. Demikian pula

kehadiran organisasi pengusaha (apindo) mempunyai makna yang

signifikan dalam ikut menciptakan kesejukan dan kenyamanan

bekerja. Lembaga bipartit yang wajib dibentuk berdasarkan

ketentuan Pasal 106 (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,

merupakan lembaga perwakilan pekerja dalam perusahaan yang

keberadaannya berfungsi sebagai forum konsultasi. Sifat imperatif

lembaga ini, jika perusahaan mempekerjakan 50 (lima puluh) orang

atau lebih. Wajib disini mempunyai makna bahwa lembaga

perwakilan pekerja pembentukannya untuk menjaga keseimbangan

kepentingan antara pekerja dan pengusaha dalam produksi, yang

secara insensial mewadahi aspirasi kepentingan kedua belah pihak


54

tentang hal ketenagakerjaan di perusahaan. Hubungan kerja sama

tripartit antara organisasi pengusaha, serikat pekerja serta

pemerintah melalui forum komunikasi dan konsultasi merupakan

sarana efektif bagi ketiga unsur tersebut dalam melakukan kajian/

pembahasan mengenai masalah ketenagakerjaan. Forum ini

merupakan konkritisasi dari makna hubungan industrial4 , yang

kerangka hukumnya diatur dalam ketentuan Pasal 102 dan Pasal 107

UndangUndang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sarana hubungan industrial diwujudkan dengan menggunakan

model, yaitu keberadaan serikat pekerja di lingkungan perusahaan,

organisasi pengusaha dalam ranah bipartit, bersama pemerintah

melalui forum tripartit, pelbagai peraturan hukum positif, perjanjian

kerja bersama, serta lembaga penyelesaian perselisihan hubungan

industrial. Semua sarana yang tersedia dipergunakan untuk

mewujudkan kemitraan, namun demikian ketersediaan sarana

tersebut, tidak menjamin secara mulus bahwa dalam perjalanan

proses produksi tanpa mengalami hambatan, sekurang-kurangnya

dengan pelbagai sarana tersebut, dapat menekan tingkat perselisihan

antara pekerja dengan pengusaha. Dengan demikian hubungan

kemitraan dapat terbangun/tercipta dalam suasana kesejukan dalam

koridor hukum, keadilan dan memberi kemanfaatan bagi semua

pihak dengan tetap patuh ternadap hak dan kewajiban masing-

masing. Dalam rangka membangun hubungan kerja yang bermotif


55

kemitraan dapat diketengahkan model partisipasi versi Swedia,

yakni peran serikat pekerja di tempat kerja, seperti perencanaan

produksi, kepastian/kelayakan kerja, kondisi kerja (syarat syarat

kerja, kesehatan, keselamatan kerja, kesejahteraan), dan partisipasi

di bidang pengelolaan keuangan perusahaan. Saling menghormati

antara Konfederasi Serikat Pekerja dengan pengusaha tercermin

dalam Perjanjian Desember 1906, yaitu : Pengusaha mengakui

eksestensi Konfederasi Serikat Pekerja Perdagangan serta Serikat

Pekerja dibawahnya sebagai perwakilan yang sah beserta

anggotanya dan mengakui pula eksistensi pekerja yang tidak

tergabung dalam serikat pekerja, selain itu pihak pengusaha tidak

menghalangi pekerja masuk sebagai anggota serikat pekerja.

Pengusaha berhak untuk memecat, dan mengatur pekerjaan yang

sesuai fungsi serta keahliannya, selain tetap memberi upah sesuai

ketentuan hukum yang berlaku dan kesepakatan lainnya. 5 Isu

hukum ketenagakerjaan versi Swedia tidak memberi ruang bagi

pekerja untuk melakukan mogok kerja. Isu ini wajib dimasukkan

dalam perjanjian kolektif dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan materi kesepakatan bersama, dan jika timbul

perselisihan atas interpretasi perjanjian kolektif, kondisi kerja serta

kontrak kerja dalam hubungan industrial, penyelesaiannya melalui

pengadilan perburuhan. Dampak positif perjanjian kolektif atau

perjanjian (kota) Saltsjobaden dapat memberi kesejukan dalam


56

hubungan kerja dan tidak menyulut ketegangan, selain itu dapat

menurunkan tingkat atmosfer (konflik) hingga pada level yang

paling rendah. Sesuai materi perjanjian tersebut para pihak

bertanggung jawab melakukan pengawasan, menjalin kemitraan,

dan bersama pihak manajemen mengembangkan program pelatihan

kerja,

membangun program kesehatan dan keselamatan kerja.

Dampak negatifnya mempersulit pihak pengusaha untuk memberi

apresiasi terhadap kinerja para pekerja, seperti pemberian premi atau

bonus. Dampak ini pada gilirannya timbul ketidak perdulian bagi

pengusaha terhadap pemberian apresiasi. Budaya masyarakat

(pekerja) Jepang dalam membangun hubungan (kerja) industrial

beberapa langkah lebih maju, jika dibandingkan dengan (pekerja)

Malaysia dan China. Pekerja Jepang lebih mengedepankan lembaga

konsultasi, dan lembaga ini mempunyai fungsi mengakomodir

kebijakan manajemen serta menciptakan saling pengertian dan

memahami pelbagai permasalahan atau kondisi kerja di perusahaan.

Fungsi lainnya dari lembaga ini berperan menjaga stabilitas

ekonomi, meningkatkan, mengembangkan produktifitas,

pengamanan pekerjaan dan menghindari konflik, dan sebagai forum

tingkat persiapan peranannya sangat signifikan, khususnya dalam

hal melahirkan nota kesepahaman yang bersifat implementatif,

seperti dalam pertukaran informasi mengenai kondisi perusahaan


57

(manajerial, kondisi kerja, waktu kerja) serta menjaga stabilitas

ekonomi perusahaan. Tegaknya Constitution dan Trade Union Act

dalam memproteksi konsultasi gabungan menempatkan pekerja dan

serikat pekerja dalam keseimbangan martabat dengan pengusaha, di

mana hukum mengatur adanya pelarangan pengusaha untuk

menolak perundingan bersama, kecuali ada alasan yang tepat.

Penyelesaiannya via proses hukum, sedangkan payung hukum lain

untuk memproteksi partisipasi pekerja di bawah Labor Standard

Act, yang bertujuan agar serikat pekerja dalam melakukan

perjuangannya khususnya untuk melindungi pekerja dari pemutusan

hubungan kerja secara sepihak atau terselubung. Terbentuknya

lembaga konsultasi gabungan diwarnai kentalnya tradisi dan budaya

bangsa Jepang yang menekankan aspek konsensus serta jalinan

kemitraan. Dasar filosofisnya yang diterapkan pada sistem dan

mekanisme kerja di perusahaan, Yakni : Pertama, Kaizen

merupakan filsafat hidup masyarakat Jepang yang memiliki makna

bahwa baik secara perorangan maupun berkelompok/tim kerja

dalam bekerja harus berorientasi pada nilai tambah dan peningkatan

standar kerja yang efisien dan efektif, apakah pada sektor

perusahaan maupun yang dikelola oleh masyarakat secara mandiri

dengan tingkat jaminan keselamatan secara optimal ; Kedua, Jidoka,

semangat untuk tercapainya standar kualitas. Dalam hal ini

seseorang harus proaktif mengawasi mekanisme kerja agar


58

kualitasnya terjamin ; Ketiga, Wa, dorongan untuk menciptakan

hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengusaha dalam

proses produksi. Hal ini berarti bahwa para pelaku harus selalu

berupaya menyesuakan diri dengan orang lain dan lingkungan

kerja6 . Potret di atas, padanannya dapat terlihat pada lembaga

bipartit masyarakat Indonesia dan sistem perundingan bersama

(bipartit), hanya saja peranan bipartit ini tidak sekuat lembaga

konsultasi gabungan masyarakat Jepang. Masyarakat pekerja Jepang

lebih mengedepankan penyelesaian dengan pendekatan

musyawarah dalam menyelesaikan isu perselisihan, tanpa harus

melakukan pemutusan hubungan kerja, sebagai solusi yang kreatif.

Dari pelbagai pengalaman, tradisi atau budaya negara-negara di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa pola negoisasi merupakan bentuk

solusi yang secara ratio dapat diterima dalam menciptakan

hubungan industrial yang berbasis kemitraan dan pula lebih

kompetitif dalam mengoptimalkan isu tujuan pembangunan

ekonomi tanpa harus merasa khawatir terhadap pelbagai aksi,

khususnya unjuk rasa/ mogok kerja. Sebagaimana diketahui bahwa

cita hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia berperan

menjaga keteraturan dan ketertiban, khususnya perilaku pekerja dan

pengusaha, baik hukum hasil ketrampilan badan legislatif dan

eksekutif maupun terbit melalui rekayasa perusahaan atau perjanjian

bersama dan perjanjian kerja.


59

Materi hukum tersebut memuat ketentuan dasar yang

meliputi asas hukum, seperti hak, kewajiban dan

pertanggungjawaban, baik ranah pidana maupun perdata dengan

pilar-pilar kepastian hukum, keadilan dan nilai manfaat. Tegaknya

hukum ini wujud dari rasa kepatuhan/ ketaatan terhadap berlakunya

hukum positif, seperti hak, serta perlindungan hukum yang diatur

dalam ketentuan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003, antara

lain mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, kesejahteraan,

kebebasan berserikat, pengupahan, waktu kerja (kerja lembur), cuti,

istirahat, ibadah dan ketentuan lain yang bersifat normatif dengan

tetap memperhatikan rasa keadilan serta nilai manfaat. Adapun

aspek hukum yang bersumber dari ranah privat (syaratsyarat kerja

yang belum diatur, atau peningkatan mutu standar minimum dari

aturan hukum ketenagakerjaan (Undang-Undang No. 13 Tahun

2003), seperti fasilitas klinik kesehatan, koperasi, perumahan

pekerja, mess pekerja, gaji berkala, tunjangan baik tetap maupun

tidak tetap, bonus akhir tahun serta bonus berdasarkan prestasi kerja,

lain perlindungan atas dasar peraturan perusahaan, perjanjian kerja,

perjanjian kerja bersama (PKB). Selain hak dan perlindungan

hukum bagi pekerja, diatur pula aspek hukum yang melindungi hak

pengusaha, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.13

Tahun 2003, seperti tiada upah, tanpa bekerja (No pay, No work),

hak mutasi, hak mengatur dan perintah, hak sanksi, hak PHK., dalam
60

masa percobaan serta hak PHK., bagi pekerja yang melakukan

pelanggaran hukum, dan perlindungan lain yang bersifat normatif.

Dengan kokohnya piranti lunak yang termanifestasikan dalam

wujud hukum ketenagakerjaan, baik bersifat publik maupun privat

yang berbasis kepastian hukum, keadilan serta nilai manfaat

sebagaimana potret tersebut di atas, maka peran serikat pekerja

dalam menciptakan hubungan industrial dapat memberikan

ketenangan dan ketentraman, khususnya bagi para anggotanya serta

masyarakat pada umumnya. Keberadaan Undang-Undang No. 13

Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000, memperjelas

dan mempertegas pentingnya peranan serikat pekerja dalam

melaksanakan fungsi hubungan industrial, wadah aspiratif, sarana

perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan

keluarga, juga mempunyai peranan sebagai pihak dalam pembuatan

perjanjian kerja bersama (PKB) serta sebagai wakil pekerja, pada

lembaga bipartit, tripartit dan advokasi penyelesaian perselisihan

yang mempunyai kedudukkan sama dalam hukum. Dalam proses

menuju ke ranah ketentraman dan ketenangan kerja tidaklah mudah

untuk meraihnya, beberapa kendala mewarnai perjalanan/

perjuangan serikat pekerja antara lain, seperti tingkat pengetahuan

dan pengalaman berorganisasi serta skill yang dimiliki belum

memadai, selain pemahaman terhadap materi hukum publik dan

privat,
61

khususnya hukum ketenagakerjaan masih belum memenuhi

harapan. Pelbagai kendala dan tantangan tidak menyurutkan langkah

serikat pekerja dalam memperjuangkan aspirasi, kesejahteraan,

kesehatan, keselamatan kerja para anggotanya. Pelatihan

kepemimpinan secara berkesinambungan telah dilaksanakan oleh

organisasi pekerja, baik tingkat regional maupun nasional. Pelatihan

organisasi menumbuhkan solidaritas sesama pekerja serta

meningkatkan daya skill, yang pada gilirannya akan menunjang

keberhasilan peranan serikat pekerja dalam menciptakan hubungan

industrial, khususnya di lingkungan perusahaan


62

Logo Perusahaan PT.Balistha Gapala Nandya

Gambar 2.2 Logo Serikat Pekerja PT Balistha Gapala Nadya


Sumber : PT Balistha Gapala Namdya
63

SISTEM PRODUKSI

A. Spesifikasi Produk

Spesifikasi merupakan kriteria dari barang maupun jasa yang bisa

memenuhi kebutuhan pelanggan dari barang ketika digunakan dan mempunyai

nilai tambah. Spesifikasi produk menjadi suatu uraian terperinci yang harus

dipenuhi oleh penyedia mengenai persyaratan kinerja, baik itu kualitas,

material, metode kerja standar kualitas pekerjaan lainnya. PT Balistha Gapala

Nandya sebagai distributor dan importir resmi di indonesia memiliki beberapa

produk yang di produksi dan sudah berstandard internasional, di antaranya

adalah Elevator,Escalator dan Dumbwaiter dimana kedua produk tersebut

diperuntukan untuk lingkup Gedung bertingkat dan juga industri-industri di

seluruh dunia. Adapun produk-produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a. Dumbwaiter DW300 -2/2

Gambar 3.1 DW300 -2/2

(sumber : PT BGN)
Pada gambar 3.1 merupakan gambar produk yang di import oleh PT

Balistha Gapala Nandya yang di beri nama Centro DW300 -2/2 dimana

dumbwaiter dirancang dengan tenaga yang fantastis pada aplikasi

penggunaan nya sering digunakan sebagai alat pengantar uji hasil lab pada

industry obat obatan atau makan, pada dumbwaiter ini juga di lengkapi

dengan peredam getar ganda yang ekeftif menghasilkan running

dumbwaiter yang lancar

b. Hyundai 450 -5/5

Gambar 3.2 Elevator Hyundai 450


-5/5

(sumber PT BGN)

Pada gambar 3.2 merupakan produk yang pemeliharaan

maintenance dikerjakan oleh PT Balistha Gapala Nandya yaitu Elevator

Hyundai 450 5/5 model lama lift ini di berada dalam Gedung sekertariat

asrama haji Jakarta untuk operasional karena di Gedung tersebut

mempunyai 6 lantai maka dari itu pihak dari asrama haji mempercayakan

beberapa unit elevator untuk kami maintenance setiap 1 bulan sekali


c. Escalator Fujita

Gambar 3.3 balistaGapala Nandya

merupakan produk yang lain yang maintenance dikerjakan oleh PT

Balistha gapala nandya ini merupakan escalator merk fujita yang berdada di

daerah pasar bulu semarang tim kami datang kesini setiap 1 bulan sekali

untuk melakukan maintenance

B. Tata Letak Perusahaan

PT Balistha Gapala Nandya terletak di yang beralamat di Jalan Pondok

Cabe Raya, Ruko Pondok Cabe Mutiara Blok B no.16, Kec. Pamulang , Kota

Tangerang Selatan, Banten , Indonesia merupakan head office sedangan untuk

aktivitas penyimpanan dan pengeluaran unit serta sparepart ada branch office

Ruko Sentra Tropodo Blok B-5 Tropodo, Waru, Sidoarjo


Gambar 3.4 Lokasi PT Balistha Gapala Nandya
(sumber : Google.com)

Gambar 3.6 PT Balistha Gapala Nandya


(sumber : PT Balistha Gapala Nandya)
Gambar 3.4 Layout PT Balistha Gapala
Nandya(sumber : Google.com)

Untuk memperoleh keberhasilan sesuai dengan tujuan dan arah yang

ingin dicapai oleh suatu usaha produksi, maka diperlukan suatu perencanaan

yang benar-benar harus dipersiapkan dan dirancang dengan matang dan baik

sehingga nantinya akan dapat menunjang pencapaian tujuan produksi. Salah

satu perencanaan yang harus diperhatikan adalah mengenai perencanaan tata

letak dan penempatan tempat usaha yang bersangkutan. Hal ini penting, karena

suatu perusahaan yang tidak memperhitungkan bagaimana sebaiknya penataan

danpenempatan tempat usaha dan produksi yang baik maka akan berpengaruh

pada kegiatan perusahaan itu nantinya. Perencanaan itu dapat meliputi

bagaimana sebaiknya susunan bangunan yang akan digunakan agar sesuai

dengan kegiatan perusahaan atau juga bagaimana sebaiknya pembagian dan

penempatan ruang–ruang dan mesin atau peralatan kerja dan produksi. Dengan

perencanaan serta perhitungan yang matang dan benardalam suatu kegiatan

produksi, misalnya dalam pengaturan mesin dan peralatan yang digunakan

maka akan dapat melancarkan dan memaksimalkan produksi.Pentingnya tata

letak pabrik tersebut akan lebih terlihat bila dikait kan dengan kegiatan yang

berlangsung di perusahaan. Salah satunya adalah pada proses produksi, di

mana salah satu yang ada di dalamnya adalah masalah waktu dan kelelahan
pekerja. Dengan adanya penerapan tata letak pabrik yang baik, maka akan

dapat menekan waktu yang di butuhkandalam suatu produksi dan tenagayang

harus dikeluarkan oleh pekerja. Permasalahan yang dihadapi perusahaan

adalah pada aliran bahan yang sedang diproses sering mengalami langkah

backtracking, sehingga mempengaruhi waktu penyelesaian produk. Tata letak

merupakan keputusan meliputi penempatan mesin pada tempat terbaik (dalam

pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau

pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau supermarket). Sebuah

tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia dan

informasi di dalam suatu wilayah dan antarwilayah (Heizer dan Render, 2011).

Dengan tata letak fasilitas atau mesin-mesin produksi yang baik,

sebuah pabrik dapat membuat produk dengan jumlah yang maksimal dengan

kondisi aktivitas produksi yang optimal. Perancangan ulang tata letak

dibutuhkan apabila pabrik mengalokasikan mesin-mesin baru, juga perlu bagi

sebuah pabrik untuk meninjau lagi tata letaknya karena dirasakan ada

penurunan produktivitas ataupun untuk memperbaiki kinerja pabrik. Tata letak

(layout) pabrik meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan,

aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja.

Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien

(Wignjosoebroto, 2009). Perancangan tata letak fasilitas merupakan salah satu

hal penting dalam sebuah industri. Menurut Tanjung dan Harimansyah (2014)

tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting

dalam peningkatan produktivitas suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan

produksinya. Susetyo et al (2010) mengatakan permasalahan industri tidak

hanya menyangkut seberapa besar investasi yang harus ditanam, sistem dan

prosedur produksi, pemasaran hasil produksi dan lain-lain, namun

menyangkut pula dalam hal perencanaan fasilitas, baik permasalahan lokasi


fasilitas maupun menyangkut rancangan fasilitas. Selain itu, Albab et al (2014)

juga memiliki pendapat tentang pentingnya tata letak fasilitas, dimana tata

letak fasilitas merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak kantor,

pabrik, produksi dan area kerja yang memanfaatkan luas kerja untuk

menempatkan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, serta

memperlancar gerakan perpindahan material sehingga diperoleh suatu aliran

bahan dan kondisi kerja yang teratur, aman dan nyaman, sehingga mampu

menunjang upaya pencapaian tujuan pokok perusahaan.

Namun, menurut Ekoanindiyo dan Wedana (2012) selain tata letak

fasilitas area kerja, tata letak penyimpanan pada industri manufaktur juga

merupakan hal yang penting peranannya, sehingga selain tata letak fasilitas

yang berhubungan langsung dengan area kerja produksi, tata letak gudang juga

perlu diperhatikan demi kelancaran proses produksi dalam industri

manufaktur secara keseluruhan. Peran penting tata letak fasilitas dalam

industri manufaktur tersebut membuat banyak orang tertarik melakukan

penelitian dan perancangan tata letak fasilitas, baik tata letak area kerja

maupun tata letak gudang/penyimpanan. Industriindustri manufaktur yang

digunakan sebagai objek penelitian dan perancangan tata letak fasilitas ini ada

beraneka ragam diantaranya adalah penelitian dan perancangan di industri

makanan/pangan seperti yang dilakukan Santy (2012) di industri kecil

menengah keripik kentang, Siska dan Henriadi (2012) dan Setiadini (2014) di

industri pembuatan tahu. Kemudian terdapat pula penelitian dan perancangan

tata letak fasilitas yang dilakukan di industri pakaian/sandang yaitu penelitian

dan perancangan di industri pembuatan sepatu perlengkapan dinas yang

dilakukan oleh Tanjung dan Harimansyah (2014), serta penelitian dan

perancangan di industri konveksi jilbab yang dilakukan oleh Hidayat (2012).

Selain industri pangan dan sandang, terdapat industri-industri lain yang


digunakan sebagai objek penelitian dan perancangan tata letak fasilitas, antara

lain adalah penelitian dan perancangan di industri kerajinan seperti yang

dilakukan oleh Wahyudi (2010) di industri kerajinan rotan, penelitian dan

perancangan di industri furniture seperti yang dilakukan oleh Albab et al

(2014) di Unit Usaha Indra Loka Yogyakarta, penelitian dan perancangan di

industri rokok seperti yang dilakukan oleh Dewi et al (2012), penelitian dan

perancangan di industri plastik seperti yang dilakukan oleh Ekoanindiyo dan

Wedana (2012) di Kota Semarang. Terdapat berbagai macam metode dalam

penelitian dan perancangan tata letak fasilitas. Metode yang paling populer

digunakan untuk penataan ulang letak stasiun-stasiun kerja dalam sebuah

industri adalah metode Systematic Layout Planning (SLP). Dalam penelitian

dan perancangannya, Santy (2012) hanya menggunakan metode Systematic

Layout Planning (SLP),

namun banyak pula peneliti yang melakukan perancangan dengan

menggabungkan metode Systematic Layout Planning (SLP) ini dengan

beberapa metode perancangan lain, diantaranya adalah Wahyudi (2010) yang

melakukan perancangan dengan metode Systematic Layout Planning (SLP)

dan blocplan, Dewi et al (2012) yang melakukan perancangan dengan metode

Systematic Layout Planning (SLP) dan Simulasi Existing Layout, Siska dan

Henriadi (2012) melakukan perancangan dengan metode Systematic Layout

Planning (SLP) dan metode 5S, Tanjung dan Harimansyah (2014) melakukan

perancangan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP)

dengan Relationship Diagramming, Hollier 2 dan Direct Clustering Algorithm

sebagai alternatif. Berbeda dengan penelitian dan perancangan yang banyak

dilakukan, Susetyo et al (2010) melakukan perancangan tanpa menggunakan

metode Systematic Layout Planning (SLP) namun menggunakan metode

Group Technology, Algoritma Blocplan dan Rank Order Clustering (ROC).


Kemudian untuk perancangan tata letak fasilitas sebuah stasiun kerja pernah

dilakukan oleh Setiadini (2014) dengan menggunakan metode pengukuran

waktu secara langsung dan juga metode 5S. Selain tata letak fasilitas untuk

area kerja, penelitian dan perancangan tata letak gudang/ 8 penyimpanan juga

sudah banyak dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode

Shared Storage yang digunakan oleh Ekoanindiyo dan Wedana (2012) dan

metode Class-Based Storage yang digunakan oleh Hidayat (2012). Russel dan

Taylor (2000) menyatakan bahwa tata letak dibedakan dalam 6 model.

Pertama, tata letak berorientasi produk. Subagyo (2000) menyatatakan bahwa

layout produk atau sering disebut sebagai layout garis (line layout) adalah

pengaturan letak mesin- mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang

berdasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang.

Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang

dikerjakan setiap hari juga sama seolah-olah menyerupai garis (meskipun

tidak selalu garis lurus) Kedua, tata letak berorientasi proses. Dalam layout

proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah faktor yang paling

dominan dalam pengaturan letak fasilitas pabrik. Produk diproses dengan

menggerakkannya dari satu bagian ke bagian lain menurut urutan operasi yang

harus dilakukan. Layout proses dapat digambarkan sebagai suatu tipe yang

menyediakan keluwesan yang besar dalam output, desain produk dan metode-

metode proses pabrikasinya (Yamit, 2003). Ketiga, tata letak posisi tetap.

Layout posisi tetap (fixed position layout) merupakan tata letak di mana

proyek yang bersangkutan mempertahankan posisinya dan mengharuskan

karyawan dan fasilitas produksi dalam satu wilayah kerja (Heizer dan Render,

2011). Keempat, tata letak Gudang. Tata letak gudang disesuaikan sistem

persediaan yang dipergunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO

(first in first out) artinya barang yang pertama diterima harus siap untuk
dikeluarkan pertama kali sehingga tata letak harus diatur sedemikian rupa agar

barang mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan (Haming dan

Nurnajamuddin, 2014). Kelima, tata letak kantor. Tata letak kantor bertujuan

untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar kelancaran arus

pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada

terjamin (Russel dan Taylor, 2000). Keenam, tata letak ritel. Tata letak ritel

adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departement store dan

supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan

(Russel dan Taylor, 2000). Hal inilah yang membuat diperlukan adanya

penataan ulang untuk mesin dan fasilitas produksi yang digunakan. Penelitian

ini bertujuan untuk memperkecil jumlah karyawan dan memberikan usulan

perbaikan tata letak (layout) pabrik dan bagian proses produksi, sehingga bisa

memperkecil jumlah karyawan di CV. Sarana indolab, produksi dengan

metode ARC, ARD, dan AAD” agar meningkatkan produktifitas kerja beserta

tataletak yang lebih teratur sehingga lebih efektif dan efisien dalam segi tenaga

jumlahtenaga kerja yang dipakai.

1. Activity Relationship Chart (ARC) Pengertian peta hubungan aktifitas atau

activity relationship chart (ARC) Menurut Wignjosoebroto (1996) adalah

suatu cara atau teknik yang sederhana didalam merencanakan tata letak

fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas – yang sering

dinyatakan dalam penilaian “kualitatif” dan cenderung berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif –dari masing-masing

fasilitas atau departemen.


2. Activity Relationship Diagram (ARD) Diagram keterkaitan kegiatan Menurut

Apple (1990), bahwa Diagram Keterkaitan Kegiatan ini digambarkan dalam

bentuk diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan,

yang menunjukkan setiap kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal yang

tidak menekankan arti ruangan pada tahapan proses perencanaan ini. Diagram

Keterkaitan Kegiatan ini dibentuk dengan mengacu pada analisis Peta

Keterkaitan Kegiatan yang telah dibuat sebelumnya.

3. AAD merupakan proses yang salingketerkitan dari ARD kemudian

mengetahui kedekatan dari setiap departemen. Perancangan Area Allocation

Diagram (AAD), perancangan AAD ini merupakan gambaran awal dari tata

letak fasilitas usulan, dimana tata letak ini menggabungkan rancangan ARD

untuk penempatan mesin dan ARC untuk kedekatan fasilitas penunjang

pabrik. Pada AAD digunakan skala yang ditunjukkan oleh modul kotak-

kotak..
C. Proses perakitan (atau proses bisnis)

Proses Importir Elevator,Dumdwaiter,Eskalator

Proses importr yang dilakukan pada PT. Balistha Gapala Nandya dalam pembelian produknya

terdiri dari beberapa proses. Proses-proses tersebut dilakukan mulai dari pemesanan sampai

produk tiba di surabaya. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Pencatatan barang masuk dan barang keluar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan yang diperlukan dalam pengelolaan dan mengetahui jumlah stok yang tersedia.

keluar ini harus bersifat akurat dan secara berkala diperbaharui. Seperti halnya sistem

pencatatan barang masuk dan barang keluar pada PT. Balistha Gapala Nandya yang bergerak

dalam bidang supplier dan maintenance elevator,escalator,dumbwaiter Perancangan proses

untuk sistem informasi pendataan barang masuk dan keluar yang akan dibangun,

digambarkan melalui Data Flow Diagram

Table 4.1 Proses perakitan


1. Penawaran Harga

Proses pertama adalah dokumen yang yang dibuat untuk bisnis untuk menyediakan

pelanggan potensial dengan perkiraan perhitungan harga barang atau menyelesaikan proyek

tertentu yang ingin mereka lakukan. Ini berisi harga tetap barang dan jasa yang tidak dapat

diubah setelah diterima oleh pelanggan

Gambar 3.8 Surat Penawaran


(Sumber : PT Balistha Gapala Nandya)
2. On Site Unit

Merupakan kegiatan setelah unit turun dari container dipindahkan ke

area yang lebih aman agar box box tidak hilang dan terkena hujan

Gambar 3.10 kedatangan unit Gambar 3.11 kedatangan unit

Sumber : PT Balistha Gapala Nandya


3. Pemasangan Unit

Pemasangan unit dimulai ketika semua konstruksi telah berdiri kokoh

alat yang dibutuhkan telah ada seperti takel, kunci kunci pas dan ring untuk

menarik mesin elevator nya ke ruang mesin

Gambar 3.12 Proses Pemasangan unit


(Sumber : PT Balistha Gapala Nandya)
4. Running Unit

Mesin yang telah selesai di lakukan pengetesan dan dinyatakan


memenuhi standard maka kemudian masuk ke proses running unit dimana
sebelum dilakukan proses pengepakan terlebih dahulu dilakukan proses
pengecekan oleh team quality control, apabila elevator sudah dinyalakan layak
untuk dilakukan proses running

Gambar 3.13 Proses Running Unit


5. Pemeliharaan Unit

Setalah semua serangkain proses dari pemasangan dan running selesai

lalu ada lagi penawaran maintenance untuk pemeliharaan unit bisa

dikenakan free biaya selama 3 bulan pertama untuk pemasangan unit baru.

Gambar 3.14 Maintenance

(Sumber : PT Balistha Gapala Nandya)


47
TUGAS KHUSUS

A. Strategi Pemasaran

Praktikan mengambil tugas khusus yaitu Strategi Pemasaran yang

dimana PT.Balistha Gapala Nandya bergerak di bidang supplier dan

maintenance alat-alat transportasi dalam Gedung seperti

elevator,escalator,dumbwaiter..untuk customer dari Rumah Sakit,

Universitas, Sekolah, Lembaga Pendidikan, Instansi Pemerintah, Swasta

maupun Perorangan, kegiatan magang dimulai dari tangal 01 Oktober 2023

– 31 Oktober 2023, masuk magang hari senin sampai dengan jumat jam

07.00 WIB, istirahat jam 12.00 , waktu pulang para pekerja jam 16.00 WIB,

Kegiatan magang yang praktikan lakukan iyalah untuk bulan oktober ini

seperti biasa yang dilakukan bagian maitenance melakukan perawatan dan

service berkala ke beberapa tempat yang di area jabodetabek dan

karawang total keseluruhan nya ada 18 unit yang akan dikerjakan mulai

dari minggu ke 1 hingga minggu ke 3. untuk minggu pertama diawali

dengan gedung asrama haji Jakarta yang mempunyai 6 unit lift yaitu gedung

utama (bed dan passanger), gedung sekertariat,gedung D1,D3,D4 untuk

pengerjaan maintenance nya 1 hari per unit jadi butuh 5 hari dari hari senin-

jumat untuk menyelesaikan nya dengan durasi maintenance 2 jam per hari

dengan pengecekan bagian ruang mesin meliputi kondisi ruangan,power

panel,final limit dan leveling pada lift serta magnetic brake lalu pindah ke

48
49

cartop (bagian atas lift) meliputi area keamanan nya lalu memeriksa door

limit switch serta guide shoe dan box oli perlu ditambahkan oli bila sudah

box oli kosong kemudian pindah ke area hoistway memeriksa area

lingkungan nya lalu ada pengecekan travelling cable serta door limit up dan

down,pemberat lift dan guide shoe, sambungan rel dan braket nya,separator

beam, wire ropes diperiksa diameter nya untuk mengetahui masih layak

pakai atau tidak nya bila tidak akan diajukan penawaran pergantian ke client

agar tidak terjadi masalah dikemudian hari lalu, kemudian masuk ke dalam

sangkar lift memeriksa tombol lantai,penerangan dalam sangkar serta

tombol interphone dan emergency call, lalu pindah ke bagian bawah lift atau

pit membersihkan sisa oli yang berceceran dari sambungan yang tidak

tertampung dalam box oli bagian bawah serta mengecek penerangan bawah

pit dan tombol emergency dibagian pit. Selama 5 hari berada di asrama haji

ada beberapa catatan yang telah dituliskan dalam form service yaitu “ telah

dilakukan setting guide dan cwt buffer,perlu penambahan clem rope dan

pemotongan rope karena jarak rambu terlalu dekat, telah melakuan

penyetingan interphone,penambahan display dalam sangkar lift untuk tata

cara menggunakan lift supaya safety tetap terjaga,telah direkomendasikan

dari teknisi untuk pergantian pergantian tali sling karena sudah 5 tahun dan

telah dikoordinasikan dengan pihak asrama haji dan pt balistha”.

Kemudian untuk minggu kedua tim maintenance hanya melakukan

pekerjaan selama 4 hari dari senin – kamis dan area nya kerja meliputi

gedung pusdiklat kemenlu senayan,kantin diplomasi kemenlu pejambon


50

,hotel feodora mangga besar dan pt sentra kuliner sejahtera cipodoh dari ke

4 tempat yang dikunjungi hanya ada beberapa masalah seperti pintu lantai

yang tidak dan lift tidak sejajar dengan dengan sill lantai lalu tim melakukan

penyetingan pintu ini terjadi di pt sentra kuliner sejahtera dan hotel feodora

mangga besar karena aktivitas pemakain lift yang digunakan untuk

akomodasi orang atau barang lalu untuk di kantin diplomasi kemenlu ada

pergantian yang sling yang utama berjumlah 6 tali dan dilakukan pada hari

libur sabtu minggu karena dihari kerja masih ada kegiatan di area gedung

tersebut dan gedung pusdiklat kemenlu senayan dilakukan penambahan oli

karena box oli kering serta setting pintu dalam sangkar karena sedikit naik

ada yang menghambat yaitu tutup pulpen pekerja yang masuk ke dalam

serta bungkus permen bersama isi nya setelah semua selesai ada beberapa

catatan yang dilampirkan di dalam form service yaitu untuk menghimbau

untuk tidak membuang apapun di dalam sangkar lift karena bisa

memimbulkan penghambatan dalam pergerakan buka tutup pintu lift jika

berkelanjutan bisa menjadi erorr dan lift tidak berjalan karena pintu tidak

bisa tertutup.

Untuk minggu ketiga sebagian tim ada yang berangkat ke cikampek

dan cakung untuk maintenance di pt shangiang perkasa sekedar informasi

saja pt shangiang perkasa merupakan bagian dari kalbe farma yang

memproduksi susu bubuk, untuk unit lift nya sendiri terdapat 9 unit , 8 di

cikampek dan 1 di cakung, untuk maintenance dilakukan seperti biasa

pembersihan dan pengecekan bagian yang ada di area lift dan ruang mesin
51

untuk ke sangiang praktikum tidak ikut karena ditugas kan untuk survey

lokasi untuk pemasangan home lift di perumahan pulomas dan asrama haji

tanggerang cipondoh terdapat 3 unit yaitu 2 pasangger dan 1 bed lalu ada

juga kegiatan survey lokasi untuk pemasangan lift di kantor upt stasiun

depok lama 1 unit

dan di selanjut ada kegiatan running escalator di terminal pakupatan

banten, untuk kegitan pemasaran nya praktikan hanya ditugaskan untuk

mengantar hardcopy draft kontrak milik pusdik kemenlu. ini lah yang

praktikan bisa ringkaskan pengalaman saya selama 30 hari menjalani kerja

praktek di pt balistha gapala nandya yang mana telah mengizinkan dan

menerima praktikan untuk belajar tentang maintenance dan pemasaran dan

penjualan serta perpanjanga kontrak kepada client untuk mempertahankan

Kerjasama dalam dibidang pemeliharaan unit lift serta pemasangan baru

semoga ilmu bisa bermanfaat untuk praktikan ke depan nya bila bekerja

dalam bidang jasa dan maintenance

Pada hari pertama kerja praktek, praktikan diperkenalkan pada staf

kerja dan di berikan penjelasan secara singkat serta diberi pemahaman

mengenai langkah langkah kerja yang akan dilakukan selama kegiatan

magang. Setelah paham, praktikan kemudian diberi beberapa pekerjaan

yang akan dilakukan selama hampir satu bulan kedepan.

Berikut uraian tugas-tugas yang praktikan lakukan selama kerja

praktek di lapangan :

1. Menulis laporan berita acara untuk pergantian sling dan form service
52

2. Melakuan maintenance berkala dibeberapa gedung

3. Menysun alat alat kerja untuk maintenance

4. Melakukan pengecekan lapangan untuk unit baru

5. Pemeliharaan dan pengendalian barang

6. Pengolahan data, pengarsipan dokumen untuk laporan perushaaan

7. Koordinasi dengan keamaan dan teknisi gedung area kerja

Prosedur Penjualan setiap unit elevator pada PT. Balistha Gapala Nandya :

1. Setelah praktikan menerima surat permintaan barang, dan syarat-

syarat pembelian barang, suppier akan mengirim barang suplier

tersebut ke bagian gudang.

2. Supplier akan memberikan surat jalan disertai copy-an surat

permintaan barang sebagai bukti telah membawa barang.

3. Praktikan membantu perkerja gudang yang akan memeriksa kualitas

dan kuantitas barang yang datang, disesuaikan dengan surat

permintaan barang dan surat jalan.

4. Setelah dilakukan pengecekan dan barang sudah diperiksa,

Praktikan membantu pekerja gudang menerima barang yang dikirim

supplier.

5. Pekerja gudang dan praktikan selanjutnya menandantangi surat

jalan, dari supplier, dan mengambil salah satu rangkapannya.

6. Saya membantu pekerja gudang menyimpan barang yang baru

datang & mencatat transaksi kedalam kartu.


53

7. Praktikan bersama pekerja gudang membuat laporan penerimaan

barang.

Dalam menjalankan kerja praktek Lapangan ini praktikan

mengamati adanya suatu hal yang belum diterapkan dengan sistem

yang ada pada PT.Balistha Gapala Nandya Hal tersebut dapat

menjadi bagian yang mengganggu dalam kelancaran aktivitas

Perusahaan. Adapun kendala yang dihadapi perusahaan yang sering

praktikum lihat ialah sering terjadinya kehabisan stok unit lift atau

escalator yang dimana stok barang bergantung dengan permintaan

karena di import dari luar negara ini sehingga unit butuh waktu yang

cukup lama untuk sampai ke negara ini sedangkan diperusahaan ini

hanya sebatas perakitan belum dapat izin untuk produksi


PENUTUP

Selesainya laporan tentang kegiatan kerja praktek yang kami lakukan di PT.

Balistha Gapala Nandya yang berada didaerah Pamulang, Tangerang

Selatan,Banten, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam memberi informasi untuk menyusun laporan kegiatan

Kerja pratek Industri. Kami mengucapkan terima kasih kepada pimimpin Instansi

/Perusahaan yang telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan

kegiatan Kerja praktek Industri di Perusahaan / Instansi yang bapak pimpin,kami

juga mengucapkan terima, kasih kepada semua staff yang telah membantu dan

membimbing kami selama kami melakukan kegiatan kerja praktik Industri Kami

sadar bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna, karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak serta bimbinganyang lebih

membangun lagi untuk kami. Kami juga mohon maaf apabilaada kesalahan kata–

kata dan pengetikan karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Laporan ini

dibuat berdasarkan informasi yang telah kami terimaselama kami melaksanakan

kegiatan Kerja praktek Industri tanpa ada rekayasa sedikitpun, Atas berkat ramhat

Allah Yang Maha Esa, serta kerjasama dan kerja keras kami, selesailah

penyusunan laporan kerja praktek yang menjadi tugas wajib dalam kegiatan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan pengarahan dari pembimbing

dari bapak dosen. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya.

54
55
DAFTAR PUSTAKA

Fidiyati, Nur, At All. (2018). Strategi Pemasaran Industri Mebel Dalam


Menembus Pasar Global Melalui Analisis Swot (Studi Kasus Pada CV Mandiri
Abadi Jepara). Journal Of Management, 4, 2502-7689.

Fiyanto, A., Purba, I. S., Suprapto, H. A., & Mahardhika, S. (2022). Analisis
Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Perhitungan
Economic Value Added (EVA) Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 8(13), 499-510. Askara:Purbalingga

Kusuma, Tegar Wahyu. (2015). Penerapan Strategi Pemasaran Yang Tepat Bagi
Perusahaan Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT Hikmah Cipta
Perkasa Jakarta. Riset Mahasiswa Ekonomi, 2, 2407-2680.

Sukaesi (2022). Riset Pemasaran Dan Studi Kasus Nya, Unitomopres:Surabaya.

Sunarsi, At All .(2021). Strategi Pemasaran Konsep, Teori dan Implementasi,


Pascalbooks: Ciputat

Suprapto, H. A. (2022). Perencanaan Pemasaran Untuk Usaha,Eureka Media


Askara:Purbalingga

56

Anda mungkin juga menyukai