Anda di halaman 1dari 30

STUDI LITERASI KASUS YANG TERJADI PADA

PT JASA MARGA

Nama : Siti Pajariah

Kelas : F1.211

Nim : 2021511020

UNTUK MEMENUHI UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS )

2023 / 2024

Dosen : Angka Utama, SE., MM


DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 3
1.1 Visi Dan Misi Perusahaan PT JASA MARGA ................................................................................. 3
1.2 Strategi Perusahaan PT Jasa Marga ................................................................................................... 2
1.3 Sejarah Perusahaan PT JASA MARGA ............................................................................................ 3
1.4 Struktur Organisasi PT Jasa Marga ................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................................... 5
2.1 Latar Belakang......................................................................................................................................... 5
BAB III ........................................................................................................................................................... 20
A. E – Business ........................................................................................................................................ 20
B. E-Commerce ........................................................................................................................................ 20
C. E – Government ................................................................................................................................... 21
D. Technologi digitalisasi yang ada pada saart ini bagaimana dan dampaknya terhadap perusahaan. .... 22
BAB IV ........................................................................................................................................................... 25
Kesimpulan : ............................................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSAKA ....................................................................................................................................... 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Visi Dan Misi Perusahaan PT JASA MARGA


a. Visi Perusahaan
“Menjadi Perusahaan Jalan Tol Nasional Terbesar, Terpercaya dan
Berkesinambungan”

b. Misi Perusahaan
1. Memimpin pembangunan Jalan tol di Indonesia untuk meningkatkan konektivitas
Nasional.
2. Menjalankan usaha jalan tol di seluruh rantai nilai secara profesional dan
berkesinambung.
3. Memaksimalkan pengembangan kawasan untuk meningkatkan kemajuan masyarakat
dan keuntungan perusahaan.
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan dangan pelayanan prima.

c. Tata Nilai – nilai


1. Jujur
Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanyan selalu Jujur, adil transparan dan bebas
dari benturan kepentingan.
2. Sigap
Jasa Marga sigap melayani pelanggsan dan pemangku kepentingan lainnya dengan
bertindak peduli dan proaktif serta mengedepankan ke hati – hatian.
3. Mumpuni
Jasa Marga mumpuni dalam bekerja atau dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.
4. Respek
Jasa Marga respek terhadap pemangku kepentingan dalam bersienergi mencapai prestasi.

1
1.2 Strategi Perusahaan PT Jasa Marga
Sejak ditetapkannya Visi serta Misi Perseroan di tahun 2017, Perseroan melakukan langkah-
langkah strategis serta terus melakukan pengembangan pada banyak sekali bidang guna
tercapainya Visi tahun 2027 “sebagai Perusahaan Jalan Tol Nasional Terbesar, Terpercaya
serta Berkesinambungan”. buat mencapai sasaran utama yang telah ditetapkan, Perseroan
telah menetapkan seni manajemen yang dibagi sesuai 4 (empat) bidang sebagai berikut (Jasa
Marga, 2017) :

1. Operasional
Pada level operasional khususnya di transaksi tol, pelayanan lalu lintas, dan pelayanan
konstruksi, strategi yang ditetapkan mencakup peningkatan efisiensi serta efektivitas
operasional buat menaikkan EBITDA ruas-ruas tol yang telah beroperasi. Secara sedikit
demi sedikit, pengoperasian serta pemeliharaan akan sebagai kompetensi utama anak
perusahaan yang berkecimpung dibidang pengoperasian tol serta pemeliharaan
menggunakan konsep cost leadership dan operational excellence berbasis teknologi
melalui metode operating lease hingga tahun 2022.
2. Pengembangan usaha
Dengan total konsesi sepanjang 1.497 km pada akhir 2017, Perseroan ialah pemegang hak
konsesi 33 ruas jalan tol, yang 21 ruas pada antaranya menggunakan panjang 681 km telah
beroperasi (baik seluruhnya atau sebagian) dan sisanya masih dalam proses pembebasan
huma atau konstruksi. Pengembangan usaha dilakukan dengan menyeleksi ruas-ruas
potensial berdasarkan skala prioritas disesuai menggunakan kapasitas yang dimiliki oleh
Perseroan dan disesuaikan menggunakan skema pendanaan, dan dengan berbagi
perjuangan lain melalui pemanfaatan koridor jalan tol dan property development.
3. Organisasi dan asal Daya insan (sdm)
Taktik pada bidang organisasi dan sdm ditetapkan melalui pembagian peran serta lingkup
tugas pada antara fungsi asset owner, asset manager, serta service provider pada grup
usaha (group) Jasa Marga. Selanjutnya, dilakukan training asal daya insan (sdm) yang
disesuaikan menggunakan pengembangan kapabilitas organisasi. Selain itu, budaya
Perseroan dikembangkan dan wajib dapat diukur dalam kontribusinya bagi peningkatan
kinerja Perseroan. sementara, pengembangan sistem teknologi info dikelompokkan dalam
fungsi enterprise dan usaha.
4. Keuangan
taktik Perseroan adalah dengan melakukan penerbitan cara lain pendanaan buat
memperoleh sumber pendanaan baru pada rangka memenuhi kebutuhan capex yang cukup
2
tinggi, sebagai akibatnya Perseroan mempunyai fleksibilitas dalam melakukan pendanaan
jalan tol baru, serta memastikan setiap transaksi material atau investasi melalui proses
kajian yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Seluruh langkah-langkah yang dilakukan
Perseroan dalam rangka pencapaian Visi dan Misinya dilakukan menggunakan tetap
berpegang teguh pada prinsip-prinsip tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance), manajemen risiko dan mitigasinya, serta pengendalian internal.

1.3 Sejarah Perusahaan PT JASA MARGA

Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang andal.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
04 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jaringan jalan tol, serta
ketentuan-ketentuan pengusahaannya (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 04 tahun 1978
juncto Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 90/KMK.06/1978 tentang
Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga tanggal 27 Februari 1978).
Perseroan didirikan berdasarkan Akta No. 1 tanggal 01 Maret 1978, dengan nama, “PT Jasa Marga
(Indonesia Highway Corporation)”, yang kemudian diubah berdasarkan Akta No. 187 tanggal 19 Mei
1981 dan nama Perseroan diubah menjadi “PT Jasa Marga (Persero)”, keduanya dibuat dihadapan
Kartini Muljadi, SH., pada saat itu Notaris di Jakarta. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa pada tanggal 12 September 2007 tentang perubahan seluruh Anggaran Dasar
Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, termasuk peningkatan modal dasar,
modal ditempatkan dan disetor, perubahan nilai nominal dan klasifikasi saham, perubahan status
Perseroan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, dan perubahan nama Perseroan
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporatama) Tbk. atau
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Keputusan mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar tersebut
dinyatakan dalam Akta No. 27 tanggal 12 September 2007 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi
Warsito, SH. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui Keputusan No. W7- 10487 HT.01.04-TH.2007 tanggal 21
September 2007. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir
telah disesuaikan dalam rangka standarisasi BUMN Terbuka dan pemenuhan tata kelola di bidang
peraturan Pasar Modal sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 98
tanggal 28 April 2017 dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH., Notaris di

3
Jakarta, berikut Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM No. AHU-AH.01.03-0131742 tanggal
28 April 2017 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-055628.AH.01.11TAHUN 2017
tanggal 28 April 2017 serta Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tertanggal 15 Maret 2017 No. 20 dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat tertanggal 23 Maret 2017
No. 37, yang keduanya dibuat oleh Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta
serta telah mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan dari Direktur Jenderal Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum dan HAM tanggal 24 Maret 2017 No. AHU-AH.01.03-0121417 dan
telah didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0040235. AH.01.11TAHUN 2017 tanggal 24 April
2017. (Jasa Marga, 2017)

1.4 Struktur Organisasi PT Jasa Marga

Sumber https://www.jasamarga.com/profil-perusahaan/struktur-organisasi

4
BAB II

2.1 Latar Belakang


PT Jasa Marga (Persero) Tbk ialah Badan usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di
bidang penyelenggara jasa jalan tol. menjadi perusahaan jalan tol pertama pada Indonesia, dengan
pengalaman lebih asal 32 tahun dalam menciptakan serta mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa
Marga adalah pemimpin pada industrinya menggunakan mengelola lebih berasal 531 km jalan tol
atau 76% asal total jalan tol di Indonesia. sebagai perusahaan infrastruktur penyedia jalan tol
eksistensi Jasa Marga sangat diharapkan oleh masyarakat luas. Pertumbuhan penjualan tunggangan
yang tinggi serta kebijakan otoritas pengatur jalan tol yg semakin kondusif akan membentuk posisi
Jasa Marga semakin bertenaga pada industri jalan tol pada Indonesia. Jasa Marga akan terus
berkomitmen buat menyampaikan pelayanan yang senantiasa selalu ditingkatkan. Berpedoman pada
standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pekerjaan awam
nomor 370 KPTS/M/2007 tertanggal 31 Agustus 2007. SPM tersebut memuat substansi pelayanan
yg menyangkut aspek-aspek minimal yang harus dicapai pengelola jalan tol, yang diantaranya
menyangkut kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-homogen, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan,
Unit Pertolongan/Penyelamatan dan donasi Pelayanan. (http://www.jasamarga.com/)

Di tengah banyak sekali tantangan dalam iklim usaha waktu yang telah berubah drastis dengan
adanya sasarn akselerasi pembangunan infrastruktur pada Indonesia, Jasa Marga juga dituntut buat
berubah dalam rangka menyelaraskan aneka macam perubahan yang sedang terjadi pada Jasa Marga,
maka Jasa Marga Memperingati peran Jasa Marga dengan Development tCenter dan mengubahnya
sebagai Jasa Marga Learning Institute (JLMi).

Untuk menaikkan kompetensi karyawan, Jasa Marga mengadakan progpram pelatihan atau
training bagi karyawan. Penentuan acara program pengembangan kompetensi karyawan didasarkan
di pembinaan Need Analiysis (TNA) yang ditenttukan berdasarkan job description setiap level
jabatan di setiap perusahaan. Prioritas acara pengembangan sejalan dengan dengan upaya pencapaian
sasaran bisnis perseroan pada tahun 2017 dalam rangka mencapai Visi serta Misi Perseroan pada
antaranya dengan terus menambah konsesi yang dimiliki dan dibuat meningkatkan kompetensi serta
produktivitas karyawan, perseroan penekanan dalam mencapai Key Performance Indikator (KPI)
dibuat memenuhi kompetensi teknis serta non teknik. Melalui unit Jasa Marga Learning Institute
(JMLi), program – program pengembangan kompetensi karyawan berupa pendidikan dan pelatihan
terus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan 3 (tiga) penekanan utama yaitu :

1. Pengembangan kompetensi teknis dan non teknis karyawan sinkron dengan persyaratan
jabatan.
5
2. Acara mandiri setara dengan pembinaan, antara lain aktivitas sharing knowledge, studi
banding (benchmarking) dan penulisan jurnal, serta lainnya.
3. Beasiswa keder yang diberikan pada pegawai yang memiliki kinerja brilian sesuai dengan
evaluasi kinerja menggunakan Performance Management System.

Seiring dengan adanya penemuan pada modernisasi dalam tuntutan yang diterapkan dalam
tuntunan era yang berbasis teknologi dan digital buat mempermudah pekerjaan. Jasa Marga
mendukung acara Nawacita Pemerintahan yang direncakan oleh Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) dalam rangka mewujudkan cashless society yang artinya (masyarakat tanpa uang tunai) serta
menggunakan transaksi uang elektronik. Acara perubahan sistem transaksi tersebut didukung oleh
pemerintah, yang bergunan mempermudah dan mempelancar banyak sekali urusan warga yang
berkaitan dengan transaksi dengan uang elektronik dan proses transaksi menjadi lebih cepat dan
canggih.

Dengan menggunakan implementasikannya dengan program elektronifikasi, Jasa Marga


memastikan tdiak adanya pengurangan terhadap karyawan. Oleh karena itu, supaya program
elektronifikasi tanpa pengurangan karyawan dapat terealisasi, Jasa Marga menggunakan program
yang dinamakan program ahli Profesi atau A-Life sebagai soluso untuk karyawan yang terdampak
oleh elektronifikasi. A-life merupakan pengalihan pekerjaan atau perubahan jalur karir dibidang yang
berbeda dengan bidang sebelumnya yang bertujuan untuk memberi kesempatan pada karyawan buat
menambah dan mengembangkan pengalaman baru sesuai dengan kemampuan serta minatnya. Acara
A-Life merupakan penegasan bahwa Jasa Marga tidak mengorbankan karyawan dalam menerapkan
modernisasi.

Perseroan juga akan menyiapakan para pengajar yang internal memiliki kapabilitas tinggi di
bidang jalan tol. Oleh karenanya JMLi yang ingin mengubah dari tacit knowledge (Ilmunya hanya
untuk diri sendiri), yang menjadi sharing knowledge. Sehingga suatau saat natinya para pejabat dan
expert Jasa Marga yang dapat menjadi pengajar di JMLi agar suatu ilmunya tidak hanya jadi milik
sendiri tetapi bisa menjadi milik perseroan dan karyawan lainnya. Yang ke depan, JMLi berencana
melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk dapat menerbitkan sebuah sertifikat.

Program pelatihan di tahun 2017 difokuskan digrup acara utama serta tujuan masing – masingh
menjadi berikut :

1. Pengembangan Kompetensi Pada Bidang Usaha Jalan Tol


Dalam rangka mendukung percepatan yang pembangunan jalan tol dan menunjang performasi
serta transedental untuk proses usaha eksisting perusahaan, oleh karena itu Jasa Marga

6
Learning Institute (JLMi) yang menyelenggarakan aneka macam acara yang pembinaan buat
mempertinggi kompetensi pada karyawan.
2. Acara Leadership and Culture
Selaras yang menggunakan upaya untuk menyiapkan kader – kader pemimpin pada masa
depan, pada tahun 2017 JMLi yang menyelenggarakan aneka macam program pembinaan
leadership, antara lain yang merupakan Basic Leadership bagi karyawan baru yang setingkat
Assistant Manager dan Junior Leadership yang dibuat oleh para calon Manager. Program ini
yang dipersiapkan menjadi kader pemimpin masa depan perseroan untuk menduduki posisi –
posisi kunci pada perseroan.
3. Program pelatihan pada rangka yang mendukung rencana Strategis Perseroan (Dampak
Transaksi Cashless).

Dalam rangka mempersiapkan suatu karyawan operasional yang mengalami pengalihan


pekerjaan atau perubahan jalur karir pada bidang yang tidak sama, JMLi yang menyelenggrakan
pembinaan pada Beat the Challenge workshop danb Selection (Progra, A-Life 1) yang akan
dilaksanakan diseluruh pada kantor cabang Jasa Marga. Dengan adanya Pelatihan tersebut
memberikan materi kepada karyawan yang mengikuti Program, A-Life 1 yang tentang
pemahaman tugas dan tanggung jawab officer dan sosialisasi dasar – dasar yang personal
komputer administrasi dan gambaran awam yang mengenai proses pengadaan barang serta jasa.

Pada suatu pelaksanaan pendidikan serta pembinaan di PT Jasa Marga yang masih memiliki
beberapa kekurangan, hal ini bisa disimpulkam asal akibat wawancara oleh pra Penelitian kepada
10 karyawan PT Jasa Marga secara acak yang terlihat bahwa terdapat 7 berasal 10 orang karyawan
yang mengikuti Pendidikan serta training yang kurang bisa tahu materi yang bisa disampaikan.
Hal ini bisa terjadi sebab teknik penyampaian yang dilakukan oleh mentor kepada peserta
dievaluasi rumit. Selain itu, teori yang disampaikan sepanjang pembinaan yang terlalu poly dila
dibandingkan dengan praktek sedangkan para karyawan lebih membutuhkan praktek yang
berkaitan dengan syarat dilapangan supaya bisa mengaplikasikan ekslusif diadalam pekerjaan.

Pelatihan kerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kompetensi kerja. Dalam
penelitian Nuwan, Perera dan Dewagoda (2021) ditemukan bahwa kompetensi dan pelatihan
memiliki kaitan yang erat, dimana pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap disebabkan oleh karena pelatihan yang memiliki pendekatan
yang sesuai. Menurut (Raharjo, Paramita and Warso, 2016).

Seiring dengan persaingan yang semakin tajam sebab perubahan teknologi yang semakin
cepat maka setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

7
kompetensi agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan mencapai tujuan visi dan misi
perusahaan. Karyawan yang mempunyai kompetensi yang tinggi diharapkan mampu mencapai
tujuan perusahaan sesuai yang sudah direncanakan.

Dengan adanya kompetensi mengakibatkan perusahaan bisa bersaing menggunakan


perusahaan lainnya. Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dilakukan
supaya bisa memberikan yang akan terjadi yang sesuia menggunakan tujuam dan target organisasi
menggunakan stndar kinerja yang telah ditetapkan.

Untuk menghasilkan produktivitas yang sesuai menggunakan sasaran yang akan dicapai PT
Jasa Marga sangat memperhatikan kompetensi dari setiap pegawainya. Hal ini bertujuan supaya
kompetensi yang dimiliki setiap karyawan sesuai menggunakan bidang pekerjaannya masing –
masing. Kompetensi ini diperlukan agar tugas – tugas yang diberikan pada karyawan dapat
diselesaikan dengan baik secara efektif dan efisien. Serta mampu mencapai target yang sudah
direncanakan. Kompetensi bisa dilihat dari beberapa hal, mulai dari pendidikan, pengalaman kerja
maupun keterampilan berasal seorang karyawan.

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan menggunakan assistant manager, dia


mengatakan bahwa ada beberapa karyawan yang menempati posisi tidak sesuai menggunakan
latar belakang pendidikannya, mirip pada divisi maintenance terdapat karyawan menggunakan
latar belakang pendidikan administrasi. Selanjutnya di bagian internal audit ada karyawan yang
menggunakan latar belakang pendidikan teknik sipil. Selain itu pada divisi human capital
development ada bawahan yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi yakni S2
dibanding dengan atasannya yang mempunyai latar belakang pendidikan S1. Fenomena ini wajib
diperhatikan pada PT Jasa Marga karena bisa menghipnotis kinerja karyawan.

Hal ini membuat PT Jasa Marga wajib terus membekali karyawanya melalui pendidikan dan
pelatihan serta membuahkan karyawan – karyawan yang kompeten, supaya dapat melakukan
tugasnnya sesuai menggunakan tujuan perusahaan secara optimal. Menggunakan demikian sebab
meningkatnya pengetahuan, kemampuan serta keterampilan setiap karyawan maka akan tercapai
pula peningkatan kualitas kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada tingginya produktivitas
perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan termotivasi melakukan
penelitian buat mengetahui pelatihan dan kompetensi terhadap produktivitas pegawai di PT Jasa
Marga (Persero) Tbk.

8
A. Landasan teori
1. Manajeman
a. Pengertian Manajeman
Manajeman berasal dari istilah To manage yang artinya mengatur. Manajeman
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan asal Sumber Daya Manusia
dan Sumber Daya lainnya secara efektif serta efisiensi buat mencapai suatu tujuan
eksklusif. Menurut (Melayu S. P. Hasibuan, 2017)

Manajeman merupakan proses menyelesaikan kegiatan secara efisiensi


menggunkan serta melalui orang lain. Menurut (Stephen P. Robbins, 2013)

Dengan demikian, sesuia beberapa teori di atas penelitian menyimpulkan


bahwa manajeman adalah ilmu yang mengatur proses segala asal daya secara
efektif serta efisiensi bersama orang lain buat mencapai tujuan organisasi.

b. Fungsi Manajeman
Fungsi Manajeman pada umumnya dibagi menjadi beberapa fungsi
manajeman yang merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mengawasi serta mengendalikan kegiatan dalam rangka usaha buat mencapai
tujuan yang diinginkan. (Amirullah, 2015)

Bahwa semua manajer paling tidak melaksanakan lima fungsi manajemen;


merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi serta mengendalikan.

1) Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan menjadi suatu proses untuk menentukan
tujuan dan target yang ingin dicapai serta mengambil langkah - langkah
strategis guna mencapai tujuan. Melalui perencanaan seseorang manajer
akan dapat mengetahui apa saja yang wajib dilakukan serta bagaimana cara
buat melakukannya. memilih taraf penjualan pada periode yang akan
datang, berapa taraf kebutuhan tenaga kerja, beberapa modal yang
dibutuhkan serta bagaimana cara memperolehnya.
2) Pengorganisasian
Ialah proses hadiah perintah, asal daya serta pengaturan aktivitas secara
terkoordinir pada setiap individu serta kelompok buat menerapkan
planning, kegiatan yang terlibat dalam pengorganisasian meliputi dua
kegiatan yaitu; membagi komponen yang dibutuhkan untuk mencapai

9
tujuan dan target pada grup serta membagi tugas pada manajer dan
bawahan buat mengadakan pengelompokkan atau unit-unit organisasi.
3) Pengarahan
Pengarahan ialah proses untuk menumbuhkan semangat (motivation) pada
karyawan supaya bisa bekerja keras serta ulet dan membimbing mereka
pada melaksanakan rencana buat mencapai tujuan yang efektif serta efisien.
Melalui pengarahan, seseorang manajer menciptakan komitmen,
mendorong usaha perjuangan yang mendukung tercapainya tujuan. saat
gairah kerja karyawan menurun seorang manajer segera
mempertimbangkan alternatif buat mendorong pulang semangat kerja
mereka dengan memahami faktor penyebab menurunnya gairah kerja.

2. Manajeman Sumber Daya Manusia


a. Definisi Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia bisa juga disebut menjadi personil. energi kerja,
pekerja, karyawan, potensi manusiawi menjadi penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya, atau potensi yang adalah aset serta berfungsi menjadi
modal non material dalam organisasi usaha, yang bisa diwujudkan sebagai potensi
nyata secara fisik dan non fisik pada mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi,
2012).

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan galat satu bidang asal


manajemen umum yang mencakup segi-segi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian menurut (Yusuf, 2014). Pendekatan terhadap
manajemen insan didasarkan di nilai insan dalam hubungannya menggunakan
organisasi. insan adalah sumber daya yang penting pada organisasi, di samping itu
efektivitas organisasi ditentukan oleh manajemen manusia. Mendefinisikan
Manajeman Sumber Daya Manusia ialah sebagai suatu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakkan, serta supervisi, terhadap
pengadaan, pemgembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemisahan energi kerja buat mencapai suatu tujuan organisasi
(Wilson Bangun, 2012).

10
Dengan demikian, berdasarkan beberapa definisi di atas penelitian
menyimpulkam bahwa Manajeman Sumber Daya Manusia merupakan segala
kegiatan yang mengatur hubungan serta peran kinerja untuk mencapai suatu tujuan
organisasi.

b. Fungsi – fungsi Manajeman Sumber Daya Manusia


Pada kaitan ini Sumber daya Manusia memiliki beberapa fungsi diantaranya
menurut (Melayu S. P. Hasibuan, 2017) yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
Proses untuk menentukan apa yang di ingin dicapai pada masa yang akan
detang di perusahaan dalam mewujudkan tujuan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja dalam tugas -tugas
kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya pada tenaga kinerja.
3) Pengarahan (Directing)
Aktivitas mengarahkan semua karyawan supaya mau bekerjasama dan
bekerja secara efektif serta efesien dalam tercapainya tujuan peusahaan,
karyawan dan maasyarakat.
4) Pengendalian (Controlling)
Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan –
peraturan perusahaan serta bekerja sesuai menggunakan rencana.
5) Pengadaaan Tenaga Kerja (Procurement)
Merupakan usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari
personalia yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran organisasi.
6) Pengembangan (Developing)
Proses meningkatkan keterampilan teknis, teoristis, konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7) Kompensasi (Compensation)
Pemberian balas jasa pribadi (direct) dan tidak langsung (indirect), uang
atau barang pada karyawan menjadi imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
8) Pengintegrasian (Integration)
Aktivitas yang dibuat mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama serta saling menguntungkan.
9) Kedisiplinan

11
Keinginan dan kesadaran buat mentaati peraturan – peraturan perusahaan
serta istiadat sosial.
10) Pemutusan korelasi tenaga kerja (Separation)
Putusnya korelasi kerja seseorang yang berasal dari suatu perusahaan
pemutusan hubungan kerja ini dapat disebabkan oleh harapan karyawan,
cita – cita perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun serta sebab lainnya.
11) Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan buat memelihara atau menaikkan syarat fisik, mental, serta
loyalitas karyawan supaya mereka mau bekerja hingga pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan acara kesejahteraan yang
berdasarkan sebagian akbar kebutuhan karyawannya.

3. Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga pegawai operasional belajar
pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian tujuan tertentu menurut (Melayu S.P.
Hasibuan, 2017).
Pembinaan ialah sebuah proses buat menaikkan kompetensi karyawan.
Pembinaan positif dapat dicapai dengan memposisikan program pelatihan secara utuh
pada kerangka perencanaan strategis dan dilakukan tahapan – tahapan yang teratur.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa training adalah
suatu proses dimana orang – orang mencapai kemampuan tertentu buat membantu
suatu pencapaian organisasi (Edy, 2016).
Sesuai dengan beberapa pendapat diatas suatu proses dimana orang – orang
mencapai kemampuan tertentu buat membantu suatu pencapaian organisasi.
Ciri – ciri pelatihan menurut (Santoso, 2013) :
a. Menginginkan terjadinya suatu perubahan dan peningkatan keterampilan
(Skill), lebih mengacu pada aspek psikomotorik atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu (doing something).
b. Materi yang disiapkan hanya mengacu pada suatu aspek kompetensi yang
ingin dicapai (khusus) “Just In Time” yang artinya pembelajaran untuk
suatu kompetensi atau keterampilan tertentu pada saat yang diperlukan
c. Hanya untuk jangka waktu tertentu pada kondisi tertentu, masanya relatif
pendek.
d. Mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan.
12
e. Proses pembelajari dan mempratekkan dengan menuruti prosedur sehingga
menjadi kebiasaan.
f. Diberikan secara instruksional baik in – door maupun out – door.

Pergeseran paradigma pelatihan dan training menjadi learning, meliputi :

a. Paradigma training
Yaitu pelatihan yang berorientasi pada pelatih (trainer’s oriented) yang
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
➢ Keberadaan trainer lebih penting daripada peserta
➢ Trainer mempunyai kekuasaan atas berlangsungnya proses
➢ Peserta pasif (mendengarkan, mencatat dan bertanya untuk
klarifikasi
➢ Metode yang digunakan lebih banyak ceramah
b. Paradigma learning
Yaitung pelatihan yang berorientasi pada peserta (learner’s oriented) yang
ditandai dengan sebagai berikut :
➢ Keterlibatan penuh dari pesertanya (peserta merupakan subyek)
➢ Memberikan kebebasan kepada peserta
➢ Kerjasama murni
➢ Variasi dan keragaman dalam metode belajar
➢ Motivasi internal (bukan semata – mata eksternal)
➢ Adanya kegembiraan dan kesenangan dalam proses pelatihan
➢ Integrasi dalam pembelajaran yang lebih menyeluruh dalam proses
pelatihan

Berasal uraian ini menyebutkan bahwa pelatihan membantu karyawan


dalam suatu pengetahuan mudah serta penerapannya dalam global kerja di
perusahaan demi mempertinggi produktivitas kerja dalam mencapai tujuan
yang diinginkan suatu organisasi perusahaan. training pula ialah motivasi bagi
karyawan buat bekerja lebih baik serta terarah. Proses aktivitas pelatihan tak
jarang dilaksanakan sang suatu perusahaan sesudah terjadi penerimaan
karyawan sebab latihan hanya diberikan di karyawan asal perusahaan yg
bersangkutan. Latihan adakalanya diberikan sesudah karyawan tersebut
ditempatkan serta ditugaskan sinkron dengan bidangnya masing-masing.

13
Secara garis besarnya pelatihan merupakan suatu perjuangan untuk
menaikkan pengetahuan serta keterampilan serta kemampuan karyawan
supaya dapat melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yg dibebankan
kepadanya secara efektif serta efisien.

Tahapan pelaksanaan pembinaan mencakup tahapan menjadi berikut


menurut (Salindang, 2011) :

a. kegiatan Pra-pelatihan (Pre-class Activities)


Identifikasi dan analisis kebutuhan pembelajaran, pencalonan
peserta sesuai persyaratan dengan disertai justifikasi dan atau
rencana pengembangan karir; seleksi calon peserta.
b. aplikasi pembinaan (in-class Activities)
pelaksanaan proses belajar-mengajar sinkron desain program,
penyampaian konsepsi tentang planning penerapan/software akibat
training pada lingkungan kerja oleh peserta, pemberian sertifikat
di akhir program pelatihan kepada peserta training yang sudah
mengikuti program secara keseluruhan.
c. aktivitas Pascapelatihan (Post-class Activities)
Pembuatan laporan tertulis atau presentasi materi serta planning
penerapan hasil pelatihan oleh peserta; implementasi pengetahuan
serta ketrampilan yang telah dipelajari di lingkungan kerja oleh
peserta; serta dalam jangka saat 3 - 6 bulan, gosip efektivitas
implementasi yang akan terjadi training diberikan sang atasan yang
selanjutnya akan dipergunakan menjadi dasar pengembangan
training.

Buat mempertinggi pelayanan serta keamanan maka diharapkan pengelolaan


Sumber Daya Manusia menggunakan baik, Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang
dimaksud ialah perusahaan harus bisa buat menyatukan cara pandang karyawan dan
pimpinan perusahaan pada rangka mencapai tujuan perusahaan. salah satu cara yang
umum dilakukan perusahaan artinya melalui pembinaan. training akan memberikan
kesempatan karyawan mengembangkan keahlian dan kemampuan dalam bekerja dan
buat menambah pengetahuan. energi kerja artinya keliru satu faktor krusial yang wajib
diperhatikan oleh perusahaan pada rangka mencapai tujuannya. (Sarwani et al., 2020)

14
4. Kompetensi
a. Definisi Kompetensi
Kata kompetencies “competence” serta “competent” yang dalam bahasa
Indonesia d iterjemahkan menjadi kompetensi, kecakapan dan keberdayaan yang
menunjuk pada keadaan di kulalitas mampu dan sinkron. Kamus bahasa Inggris
menyebutkan kata “kompetence” menjadi keadaan yang sesuai memadai, atau
cocok. Definisi kompetensi pada tempat kerja merujut pada pengertian kecocokan
seseorang dengan pekerjaanya, namun dalam konteks pekerjaanya, kompotensi
memiliki 2 makna yang tidak selaras, tergantung kerangka surat keterangan
organisasinya. Menurut ahli (Amin, 2021) kompetensi bisa didefinisikan menjadi
ciri dasar seseorang yang memiliki korelasi kausal dengan kriteria referensi
efektivitas atau keunggulan dalam perkerjaan.

Kompetensi mencakup aneka macam – macam faktor teknis dan non


teknis, kepribadian dan tingkat laku, Soft skills serta hard skills kemudian banyak
yang digunakan menjadi aspek yang dinilai banyak perusahaan buat merekrut
karyawan ke pada organisasian.

kompetensi ialah suatu kemampuan buat melaksanakan atau melakukan


suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan serta pengetahuan dan
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerja tersebut. Menggunakan
kompetensi membagi keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh
profesionalisme dalam suatu bidang ekslusif menjadi sesuatu yang terpenting di
unggulan bidang tersebut (Wibowo, 2012).

Kompetensi merupakan perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap serta


ciri langsung lainnya yang dibutuhkan buat mencapai keberhasilan dalam sebuah
pekerjaan yang mampu diukur menggunakan standar yang telah disepakati, serta
dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan (Marwansyah, 2012).

Produktivitas organisasi sangat dipengaruhi oleh produktivitas kerja dari


Sumber Daya Manusia yang dipergunakan oleh organisasi dan produktivitas kerja
asal Sumber Daya Manusia sangat bekerja sama menggunakan kompetensi yang
dimiliki oleh Sumber Daya Manusia tersebut. Dimana semakin baik kompetensi
yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia tertentu akan membuat produktivitas
yang akan meningkat

15
b. Standar kompetensi
Menurut (Darsono Dan Tjatjuk, 2011) buat mengetahui kompetensi pekerja wajib
diadakan berukura evaluasi yang lazim diklaim standar kompetensi, yaitu :
1. Karakter Individu
Karakter atau watak aatau kepribadian ialah faktor internal kompetensi.
Karakter yang berpikir rasional, bertindaak cermat, cepat, seksama,
amanah dan berafiliasi artinya dasar buat menilai kompetensi seseorang.
2. Tugas kerja
Tugas yang sulit dan menantang dan dapat diselesakan dengan cepat, tepat
dan akurat merupakan merupakan penilaian kompetensi seseorang.
3. Kinerja Individu
Kinerja yang diatas dengan rata – rata orang lain yang selevel merupakan
ukuran bagi penilaian kompetensi seseorang tersebut.
4. Kriteria Penilaian
Yaitu penilaian yang harus objektif, jujur, dan tidak memihak.

c. Faktor yang mempengaruhi kompetensi


Kompetensi bukan merupakan kemampuan yang tidak dapat dipengaruhi. Michael
Zwell dalam (Wibowo, 2012) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu menjadi berikut:
1) Keyakinan dan Nilai-nilai
Agama dan nilai seseorang terhadap sesuatu sangat berpengaruh terhadap
sikap serta sikap seseorang. seorang yang mempunyai nilai dan agama dari
tidak kreatif serta inovatif cenderung tidak berpikir dan bersikap buat
menemukan sesuatu yang baru dan menantang bagi dirinya. kepercayaan serta
nilai seorang bisa diubah. Maka demikian, hal ini sangat sulit dan memakan
saat yang lama , karena nilai serta agama seringkali kali telah sebagai karakter,
pandangan, atau idendtitas seorang. Lingkungan sosial mempunyai dampak
besar terhadap agama dan nilai, dan budaya perusahaan memiliki akibat
signifikan terhadap aspek-aspek kompetensi. Kompetensi berakar di budaya
organisasi. Budaya organisasi terbentuk dari aspek nilai dan kepercayaan
seseorang.

16
2) Keahlian / Keterampilan
Aspek ini memegang peranan sangat penting pada menghasilkan kompetensi.
sebagai model, public speaking artinya keterampilan yang bisa dipelajari,
dipraktikkan, dan diperbaiki. Keahlian menulis juga bisa diperbaiki dengan
instruksi, latihan, dan umpan balik. Dengan memperbaiki kemampuan bicara
dan keterampilan menulis, seorang akan meningkat kecakapan kompetensi
komunikasinya. Pengembangan keahlian spesifik yang bekerjasama dengan
kompetensi dapat berdampak pada budaya perusahaan serta kompetensi
individu.

3) Pengalaman
Pengalaman adalah elemen krusial dalam menghasilkan dominasi kompetensi
seseorang terhadap tugas. seseorang menggunakan sejumlah pengalaman
tertentu pada mengorganisir orang dalam organisasi yang kompleks akan tidak
selaras penguasaan kompetensi manajerialnya dibandingkan menggunakan
seorang yang tak memiliki pengalaman. Akumulasi pengetahuan dan
pengalaman yang menyatu dalam diri orang akan berakibat seorang
mempunyai kompetensi yang tidak disadari dalam dirinya, atau akan terbentuk
dalam perilaku dan sikap seorang.

4) ciri Personal
karakteristik kepribadian seorang turut berpengatuh terhadap kompetensi
seorang. Kompetensi seseorang dalam manajemen pertarungan dan negosisasi
dari orang yang mempunyai sifat penyabar. Kompetensi membangun
hubungan dan komunikasi menggunakan tim kerja berasal orang yang
mempunyai sifat introvet akan tidak sinkron menggunakan orang yang
memiliki sifat ekstrovet. ciri kepribadian betapapun bisa diubah, namun
cenderung lebih sulit.

5) Motivasi
Motivasi seseorang terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan akan berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai. Motivasi adalah faktor kompetensi yang sangat
penting. Motivasi merupakan faktor yang cenderung dapat diubah. Dorongan,
penghargaan, pengakuan, serta perhatian terhadap individu dapat berpengaruh
terhadap motivasi seorang.
17
6) informasi-informasi Emosional
kendala serta blok-blok emosional acapkali kali dapat membatasi penguasaan
kompetensi. Ketakutan membentuk kesalahan, perasaan malu, perasaan tidak
suka , selalu berpikir negatif terhadap seorang, pengalaman masa kemudian
yang selalu negatif sangat berpengaruh terhadap dominasi kompetensi
seseorang. Hal-hal tadi pada dasarnya bisa diubah menggunakan menciptakan
lingkungan kerja yang positif, terapi, dan mendorong seseorang agar
mengatasi hambatan dan blok-blok tersebut.

7) Kapasitas Intelektual
Kapasitas intelektual seorang akan berpengaruh terhadap penguasaan
kompetensi. Kompetensi tergantung pada kemampuan kognitif, seperti
berpikir konseptual serta berpikir analitis antara satu sama lain akan
membedakan kompetensi seorang pada pengambilan keputusan, kompetensi
perencanaan, dan lain-lain.

8) Budaya Organisasi
Budaya Organisasi mempengaruhi kompetensi Sumber Daya Manusia dalam
setiap kegiatan Sumber Daya Manusia.

d. Indikator Kompetensi
Dari Spencer pada (Wibowo, 2012) komponen yang sebagai indikator kompetensi
meliputi beberapa hal berikut:
1. Motives (motif)
merupakan sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki seorang
yang menyebabkan tindakan. Motif menggerakan, mengarahkan, serta
menyeleksi perilaku terhadap aktivitas atau tujuan tertentu serta mejauh
berasal yang lain.
2. Traits (sifat)
artinya karakteristik-ciri fisik dan respons - respons konsisiten terhadap aneka
macam situasi atau isu.
3. Self concept (konsep diri)
Adalah sikap, nilai, dan citra diri dari seseorang.
4. Knowledge (pengetahuan)
18
Adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam bisang yang spesifik
tertentu.
5. Skill (keterampulan)
Adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental
tertentu.

Kompetensi pegawai merupakan salah satu bagian penting dalam


memudahkan pencapaian organisasi. Banyak fakta menunjukan adanya kegagalan
yang dialami oleh suatu organisasi disebabkan salah satunya oleh lemahnya faktor
kompetensi. (Ramdhan and Abubakar, 2018).

19
BAB III

A. E – Business
Di tahun 2017, Jasa Marga pulang memelopori sederet penemuan dan transformasi
yg signifikan guna menaikkan kapabilitas Perseroan dalam rantai nilai serta lini usaha. Tahun
2017, menjadi tahun yang bersejarah bagi Jasa Marga, dimana Perseroan berhasil menorehkan
capaian prestasi yang luar biasa baik di bidang pengembangan, pengoperasian jalan tol, dan
mencari solusi cara lain pendanaan. galat satu terobosan yang telah dilakukan Jasa Marga di
tahun 2017 artinya program recycling dengan menerbitkan sekuritisasi yang berbasiskan hak
atas sebagian pendapatan Ruas Jagorawi, yg artinya keliru satu ruas tol paling mature yang
dimiliki oleh Jasa Marga. Produk sekuritisasi ini menerima respon yg sangat baik, dimana
penjualannya oversubscibed hingga 3 kali. Selain itu, buat memenuhi pendanaan, Jasa Marga
tidak berhenti dalam melakukan inovasi terkait alternatif pendanaan.
Melalui acara Debt Recycling, kali ini Jasa Marga berinovasi menggunakan
mengeluarkan obligasi di level anak perusahaan, atau project bond, dimana buat pertama
kalinya dilakukan oleh anak perjuangan Jasa Marga, yaitu PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ)
untuk Ruas Jalan Tol JORR W2 Utara atau Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 km, yang
telah beroperasi penuh Sejak tahun 2014.
Melengkapi sederet prestasi Jasa Marga dalam bidang pendanaan, buat pertama
kalinya obligasi global berdenominasi Rupiah dicatatkan pada London Stock Exchange dan
Singapore Stock Exchange di bulan Desember 2017 menggunakan nilai Rp4 triliun. Obligasi
tersebut pula menerima peringkat Baa3 oleh Moody’s dan BB+ sang S&P. Tingginya
permintaan yang masuk mencapai lebih dari Rp15 triliun mengindikasikan kelebihan
pemesanan lebih dari 3 kali. sang sebab itu, Jasa Marga dimungkinkan buat menurunkan taraf
bunga dari indikasi awal menjadi 7,50%.

B. E-Commerce
Jasa Marga pun melakukan beragam inovasi pada bidang pengoperasian serta layanan. acara
Pemerintah atas Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) atau mewujudkan cashless society
disambut baik oleh Jasa Marga. Jasa Marga melalui serangkaian inovasi berhasil menjadi
pelopor yang mewujudkan transformasi sistem pembayaran 100% elektro sinkron dengan
instruksi Pemerintah. Dalam waktu yang relatif singkat, Jasa Marga berhasil
mengimplementasikan 100% pembayaran non tunai di seluruh daerah operasi jalan tolnya.
Jika dibandingkan dengan transaksi konvensional, transaksi menggunakan uang elektronik
pada gerbang tol dapat memangkas lebih asal setengah waktu transaksi, serta lebih safety serta

20
praktis digunakan oleh para pengguna jalan tol. Jasa Marga juga sudah berinovasi untuk
mempertinggi pelayanan pada bidang transaksi, galat satunya adalah melakukan integrasi
jalan tol. Integrasi yang diterapkan sang Jasa Marga pada tahun 2017 adalah Ruas
JakartaTangerang serta Ruas Tangerang-Merak yg dikelola oleh PT Marga Mandala Sakti.
menggunakan dilakukannya integrasi jalan tol, pengguna jalan tol dimudahkan dengan hanya
perlu membayar satu kali di gerbang tol keluar daerah tujuan.

C. E – Government
Jasa Marga sebagai operator dan pengembang jalan tol terbesar di Indonesia memiliki
peranan yang krusial pada mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembangunan
dan pengoperasian jalan tol sebagai prasarana distribusi barang dan jasa maupun prasarana
pembentuk struktur ruang wilayah. di sektor pengembangan usaha pada tahun 2017, Jasa
Marga berhasil menambah konsesi jalan tol yg dimilikinya sepanjang 237 km. ketika ini, Jasa
Marga sudah mengoperasikan lebih berasal 680 km jalan tol pada seluruh Indonesia. tidak
berhenti hingga di situ, Jasa Marga terus melalukan penemuan dalam mewujudkan
pengoperasian seluruh konsesi jalan tol sepanjang 1.260 km sampai tahun 2019.
Segenap percepatan dan pengembangan jalan tol ini artinya upaya berkelanjutan Jasa
Marga sinkron dengan misi buat mempertinggi konektivitas nasional. Akselerasi dalam
pembangunan infrastruktur sebagai salah satu fokus Jasa Marga sejalan dengan program
pemerintah yang memprioritaskan pembangunan jalan tol sebagai konektivitas. Langkah itu
juga yang dilakukan oleh Jasa Marga dalam membangun bangsa. Tak berhenti sampai di situ,
Jasa Marga melalui rangkaian upaya inovasinya, melebarkan sayap hingga merambah aspek
bisnis lainnya di luar pembangunan serta pengelolaan jalan tol. Jasa Marga berbagi usaha
melalui anak-anak perjuangan yg dimilikinya, di antaranya artinya pada bidang properti,
layanan operasional jalan tol, dan layanan pemeliharaan jalan tol.
Segala langkah inovasi yg dilakukan oleh Jasa Marga untuk bertransformasi tak
berbuah percuma. Pada memaknai rapikan kelola perusahaan yang baik, Jasa Marga memiliki
prinsip-prinsip dasar yaitu mendorong Good Corporate Governance (GCG) sebagai bagian
berasal pengelolaan Perseroan melalui penerapan suatu sistem yg mencerminkan prinsip-
prinsip keterbukaan gosip, akuntablitas, kesertaraan serta tanggung jawab. Melalui self-
assessment GCG yang dilakukan sesuai parameter penilaian Kementerian BUMN, di tahun
2017 Jasa Marga memperoleh nilai sebesar 97,17%. Hal ini berarti, secara keseluruhan di
tahun 2017, Jasa Marga berada di kualitas penerapan GCG “Sangat Baik”. menggunakan
semangat inovasi pada melakukan transformasi, Jasa Marga selalu berkomitmen pada
membentuk bangsa. Selain itu, melalui pengalaman, kompetensi serta sumber daya yg
21
berdaya saing dan mumpuni, Jasa Marga siap mendorong percepatan serta ekspansi
pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol, pada
semua Indonesia. Hal tadi demi menumbuhkan taraf perekonomian bangsa secara merata dan
mewujudkan Indonesia sebagai yang lebih baik lagi.

D. Technologi digitalisasi yang ada pada saart ini bagaimana dan dampaknya terhadap
perusahaan.

Sehubungan menggunakan maksud meningkatkan kolaborasi serta koordinasi antara Bank


Indonesia (BI) dan Kementerian Pekerjaan awam dan Perumahan masyarakat (PUPR) secara
terpadu buat mengoptimalkan tugas BI serta Kementrian PUPR, maka ada cakupan
kesepakatan menjadi berikut:
a) program transaksi non tunai di jalan tol menjadi bagian asal Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT)
b) Fasilitas pembiayaan insfrastruktur
c) Kajian ekonomi dan moneter pembangunan infrastruktur
Transaksi Non Tunai Jalan Tol tertuang juga dalam Peraturan Menteri Pekerjaan awam
serta Perumahan rakyat No 16/PRT/M/2017 tentang Transaksi Non Tunai pada Jalan Tol.
Pasal 6 ayat 1 buah a : “Penerapan transaksi tol non tunai pada jalan toll dilakukan dengan
tahapan : Penerapan Transaksi Tol Non Tunai sepenuhnya pada semua jalan tol per 31
Oktober 2017” dan pasal 6 ayat 3, butir b : “Peningkatan proporsi gardu tidak terima tunai
paling sedikit 60% terhadap total jumlah gardu paling lambat bulan September 2017”.
Perseroan sangat mendukung program ini dikarenakan ada poly manfaat dicermati asal
beberapa sisi seperti berikut:
1. Nasional:
a. hemat tenaga
b. hemat biaya (biaya produksi instrument nontunai dengan biaya pencetakan,
sirkulasi serta pengelolaan uang tunai tunai)
c. Pencatatan transaksi secara otomatis sebagai akibatnya memudahkan dalam
menghitung kegiatan ekonomi.

22
d. penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang
dalam perekonomian (velocity of money)
2. Pengguna Jalan :
a. Mudah dan Praktis : tidak perlu membawa uang tunai, higienis
b. Akses lebih luas : Meningkatkan akses masyarakat ke sistem pembayaran
c. Transparansi Transaksi : Membantu usaha pencegahan dan identifikasi kejahatan
criminal
d. Mengurangi antrean di gerbang tol akibat waktu transaksi yang lebih cepat di gerbang
tol
e. Perencanaan Ekonomi lebih Akurat : transaksi tercatat secara lebih lengkap sehingga
perencanaan lebih akurat

3. Badan Usaha Jalan Tol:


a. Meminimalisir biaya penyediaan uang kembalian dan cash handling ü Keamanan
Pendapatan Tol
b. Meminimalkan potensi adanya alat pembayaran tol yang diragukan keasliannya
c. Peningkatan Kualitas SDM Operasional (peningkatan kualitas kesehatan pengumpul
tol)
d. Meningkatkan kapasitas transaksi tanpa harus menambah titik transaksi
e. Efisiensi biaya pengumpul

Dihari pertama implementasi sistem pembayaran tol tanpa uang tunai di seluruh jalan tol pada
Indonesia, Jasa Marga selalu menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) menjadi
upaya buat mengurangi antrean dan penumpukan tunggangan di setiap gerbang tolnya. Upaya
lainnya yang dilakukan sang Jasa Marga adalah dengan menyiagakan petugas operasional
buat membantu kelancaran di setiap gerbang tol. Para petugas pula dikerahkan guna
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan tol terkait sistem pembayaran non-
tunai.

Selain memberikan edukasi kepada para pengguna jalan terkait elektronifikasi di


gerbang tol, di masa transisi ini, para petugas pengumpul tol berperan buat memberikan
bantuan kepada pengguna jalan tol yg mengalami hambatan saat melakukan tapping uang
elektro.

23
Pada sisi sdm, hal ini jua menerangkan bahwa penerapan pembayaran non tunai pada
jalan tol tak berdampak pada Pemutusan korelasi Kerja (PHK) karyawan. menjadi bentuk
antisipasi terhadap pengurangan sdm yang terdampak elektronifikasi, Perseroan sudah
menyiapkan program Alih Profesi (A-Life). program A-Life menyediakan kurang lebih 900
gugusan di tempat kerja sentra Jasa Marga, Cabang, Anak Perusahaan, atau menjadi
entrepreneur yang dapat dipilih oleh para karyawan yg ingin mengganti haluan karirnya.

24
BAB IV

Kesimpulan :

Tahun 2017, menjadi tahun yang bersejarah bagi Jasa Marga, dimana Perseroan berhasil
menorehkan capaian prestasi yg luar biasa baik di bidang pengembangan, pengoperasian jalan tol,
serta mencari solusi cara lain pendanaan. Satu terobosan yang sudah dilakukan Jasa Marga di tahun
2017 merupakan program recycling dengan menerbitkan sekuritisasi yang berbasiskan hak atas
sebagian pendapatan Ruas Jagorawi, yg merupakan galat satu ruas tol paling mature yang dimiliki
oleh Jasa Marga.

Melalui acara Debt Recycling, kali ini Jasa Marga berinovasi memakai mengeluarkan obligasi
pada level anak perusahaan, atau project bond, dimana buat pertama kalinya dilakukan sang anak
perjuangan Jasa Marga, yaitu PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) untuk Ruas Jalan Tol JORR W2 Utara
atau Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 km, yg sudah beroperasi penuh Dari tahun 2014.

E – Government Jasa Marga sebagai operator serta pengembang jalan tol terbesar pada
Indonesia memiliki peranan yg penting di mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui
pembangunan dan pengoperasian jalan tol menjadi prasarana distribusi barang serta jasa maupun
prasarana pembentuk struktur ruang wilayah. Jasa Marga membuatkan usaha melalui anak-anak
usaha yang dimilikinya, pada antaranya artinya pada bidang properti, layanan operasional jalan tol,
dan layanan pemeliharaan jalan tol.

Sehubungan menggunakan maksud menaikkan kerja sama dan koordinasi antara Bank
Indonesia (BI) serta Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan warga (PUPR) secara terpadu
buat mengoptimalkan tugas BI dan Kementrian PUPR, maka terdapat cakupan kesepakatan menjadi
berikut:

a) acara transaksi non tunai di jalan tol menjadi bagian asal Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT)
b) Fasilitas pembiayaan insfrastruktur
c) Kajian ekonomi serta moneter pembangunan infrastruktur Transaksi Non Tunai Jalan
Tol tertuang jua pada Peraturan Menteri Pekerjaan umum serta Perumahan warga No
16/PRT/M/2017 wacana Transaksi Non Tunai di Jalan Tol.

25
Pasal 6 ayat 1 butir a : “Penerapan transaksi tol non tunai pada jalan toll dilakukan dengan
tahapan : Penerapan Transaksi Tol Non Tunai sepenuhnya di semua jalan tol per 31 Oktober 2017”
serta pasal 6 ayat tiga, buah b : “Peningkatan proporsi gardu tidak terima tunai paling sedikit 60%
terhadap total jumlah gardu paling lambat bulan September 2017”.

Pengguna Jalan : simpel serta mudah : tidak perlu membawa uang tunai, bersih, Akses lebih
luas : meningkatkan akses warga ke sistem pembayaran. Transparansi Transaksi : Membantu usaha
pencegahan dan identifikasi kejahatan criminal, Mengurangi antrean pada gerbang tol dampak ketika
transaksi yang lebih cepat di gerbang tol. Perencanaan Ekonomi lebih akurat : transaksi tercatat secara
lebih lengkap sebagai akibatnya perencanaan lebih akurat.

Dihari pertama implementasi sistem pembayaran tol tanpa uang tunai di semua jalan tol di
Indonesia, Jasa Marga selalu menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) menjadi upaya buat
mengurangi antrean dan penumpukan tunggangan pada setiap gerbang tolnya. Selain memberikan
edukasi pada para pengguna jalan terkait elektronifikasi pada gerbang tol, di masa transisi ini, para
petugas pengumpul tol berperan buat memberikan donasi pada pengguna jalan tol yg mengalami
kendala ketika melakukan tapping uang elektronika.

26
DAFTAR PUSAKA

Amin, N.M. (2021) ‘Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan di Sekretariat Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang’, Jurnal Manajemen Bisnis, 2(1), pp. 1–13. Available at:
https://core.ac.uk/download/pdf/77622365.pdf.

Amirullah (2015) Pengantar Manajeman : fungsi-proses-pengendalian.

Darsono Dan Tjatjuk, S. (2011) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.

Edy, S. (2016) Manajeman sumber daya manusia, penerbit Jakarta Kencana. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Jasa Marga (2017) ‘Transformasi untuk pertumbuhan berkelanjutan’.

Marwansyah (2012) Manajemen sumber daya manusia. bandung.

Melayu S. P. Hasibuan (2017) Manajeman Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara .

Melayu S.P. Hasibuan (2017) Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta : deepublish .

Nawawi (2012) Manajeman Sumber Daya Manusia.

Raharjo, S., Paramita, P.D. and Warso, M.M. (2016) ‘Pengaruh kemampuan kerja, pengalaman dan
pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan dengan kompetensi kerja sebagai variabel
intervening’, Journal of Management, 2(2), pp. 1–13.

Ramdhan, R. and Abubakar, T. (2018) ‘Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Produktivitas


Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota Bandung the Influence of Employee Competency To
Productivity Employees of Health Bandung Office’, Jurnal Administrasi Negara, 24(1), pp. 17–32.

Salindang, R. (2011) ‘Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada
PT. Erajaya Swasembada Cabang Makasar’, Manajemen [Preprint].

Santoso, B. (2013) Skema dan Mekanisme Pelatihan: Panduan Penyelenggaraan Pelatihan.


Jakarta. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=bKdABAAAQBAJ&lpg=PP1&ots=T_04ahPh2z&dq=pelatiha
n&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=pelatihan&f=false.

Sarwani, S. et al. (2020) ‘Pengaruh Pelatihan dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada PT. Lion Mentari Airlines Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng’, Jurnal Ilmu

27
Komputer dan Bisnis, 11(2a), pp. 91–100. Available at: https://doi.org/10.47927/jikb.v11i2a.24.

Stephen P. Robbins (2013) No Title. deepublish.

Wibowo (2012) Manajeman Perubahan. Jakarta.

Wilson Bangun (2012) Manajemen sumber daya manusia. bandung.

Yusuf, B. (2014) Manajemen sumber daya manusia di lembaga keuangan syariah.

28

Anda mungkin juga menyukai