Anda di halaman 1dari 28

RENCANA BISNIS

PT.LARAS TIRE INDONESIA.Tbk

OLEH

Nama : Larashati Halawa

Nim : 21100121069

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Dosen Pengampu : Aluiwaauri Tafonao SE.M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS NIAS RAYA

TA.2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman yang bermanfaat bagi pembaca. Tidak lupa juga saya berterimakasih kepada dosen
pengampu pengantar manajemen Bapak Aluiwauri Tafonao, SE.M.M. yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan
dengan baik.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Telukdalam , 10 juli 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Tujuan Dan Manfaat......................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Usaha ................................................................. 6


B. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis.............................................. 8
1. Aspek hukum............................................................................... 8
2. Aspek Pasar Dan Pemasaran....................................................... 9
3. Aspek Keuangan.......................................................................... 11
4. Aspek Teknis Dan Operasi......................................................... 16
5. Aspek Manajemen Dan Operasi................................................. 18
6. Aspek |Ekonomi Dan Sosial....................................................... 21
C.Analisis SWOT.................................................................................. 25
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.......................................................................................... 27
Daftar Pustaka
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karet merupakan salah satu komoditi sektor perkebunan di Indonesia, Indonesia


merupakan negara penghasil karet nomor 2 didunia. Ada sedikitnya 23 provinsi penghasil
karet di Indonesia mulai dari pulau Sumatera hingga Papua. Provinsi Sumatera utara dengan
luas areal perkebunan karet mencapai 662.213Ha atau sekitar 14% dari total luas areal
perkebunan karet nasional, dengan produksi mencapai 312.925 ton, menjadi pengasil karet
nomor 1 di Indonesia. Kabupaten Nias Selatan adalah salah satu kabupaten dengan luas areal
perkebunan karet terbesar di Provinsi Sumut, dimana kebun karet dikelola oleh perusahaan-
perusahaan maupun kelompok-kelompok tani. Namun, pengolahan karet di Pulau Nias hanya
sampai batas bahan setengah jadi yaitu karet kering (crumb rubber) dimana pengolahannya
melalui tahap peremahan. Setelah itu, karet-karet kering ini di distribusikan ke pabrik-pabrik
yang berada di pulau Jawa untuk diolah menjadi ban.

Melihat hal ini, kami berfikir akan jadi lebih efisien apabila pabrik-pabrik ban
tersebut berada didekat sentra perkebunan karet. Selain mempertimbangkan dari segi
penghematan biaya distribusi, juga menimbang mengenai peluang pasar dimana permintaan
akan produk ban di Indonesia bahkan dunia, mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Untuk itu akan didirikan sebuah pabrik yang bergerak di bidang industri ban dan vulkanisir
yang mempunyai nama PT. Laras Tire Indonesia.Tbk dengan produk ban yang berkualitas
premium dikelasnya.

Maka sebelum itu disusun suatu studi kelayakan yang dapat memberikan gambaran
ataupun memberikan arah yang sangat jelas dan fokus yang tajam terhadap rencana investasi
yang akan dilakukan, serta memperkirakan resiko yang akan muncul dikemudian hari yang
berkaitan dengan bisnis ini. Studi kelayakan ini akan menganalisis suatu kegiatan bisnis yang
akan dilakukan dari aspek hukum, aspek pasar pemasaran, aspek keuangan, aspek
manajemen, aspek teknis/operasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek analisis masalah
dampak lingkungan (AMDAL).
5

B. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dan manfaat secara umum di dirikannya PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Di
jambi ini adalah

1. Untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan komoditi ekspor terutama


dalam produk ban.
2. Untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan penyediaan lapangan
pekerjaan dan ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar Pulau Nias
6

BAB II

PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Usaha


7

PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Akan di didirikan di Pulau Nias tepatnya di Kabupaten
Nias Selatan mengingat rata-rata masyarakat disana memiliki mata pencaharian karet atau
havea yang termasuk kategori penghasil karet terbesar di Pulau Nias. Pembangunan pabrik
ini bertujuan untuk mengurangi keluhan para petani karet yang saat ini harga karet mereka
anjlok.

Pabrik PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Ini didirikan untuk menghasilkan ban-ban yang
berkualiatas tinggi agar para pengguna kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat
memiliki kenyamanan dan kepuasan terhadap produk yang dihasilkan oleh PT kami.
8

A. ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN

1. Aspek Hukum

Bentuk badan hukum usaha yang dipilih adalah berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
ini dipilih karena bisnis ini berskala global/besar dimana membutuhkan modal yang besar,
serta manajemen yang professional dalam mengelola operasi bisnis.Perusahaan bersifat
terbuka dengan modal yang berbentuk saham yang terbagi atas saham biasa maupun saham
preferen, dan dividen dibagi kepada pemegang saham pada saat RUPS tahunan.

Izin yang diperlukan dalam menjalankan bisnis ini adalah sebagai berikut :

 Izin Usaha Industri (IUI) berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik


Indonesia Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Usaha Industri, Izin Perluasan, dan Tanda Daftar Industri.
 Akta Pendirian PT
 Tanda Daftar Industri (TDI)
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk Badan Usaha
 Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
 Izin Gangguan (HO)
 Izin Penetapan Lokasi Tempat Penumpukan
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Pendaftaran Penanaman Modal
 Izin Prinsip Penanaman Modal
 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal
 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal
 Izin Lokasi Usaha
 Izin Lingkungan dari Kementrian Lingkungan Hidup
9

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Untuk mengetahui apakah layak atau tidaknya bisnis ini, berikut merupakan
kajian dari aspek pasar dan pemasaran :

1) Potensi Pasar

Bisnis ini memiliki potensi pasar yang bagus, dilihat dari permintaan akan
produk ban kendaraan bermotor yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun baik dari dalam maupun luar negeri. Namun persaingan di lini bisnis ini
juga sangat ketat mengingat sudah banyak perusahaan yang telah memiliki “brand
extension” yang kuat, namun potensi pasarnya cukup besar mengingat populasi
Indonesia yang cukup besar dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung bagus
dan meningkat akan membuat pasar otomotif tetap bertumbuh, hal ini juga
didukung oleh meningkatnya kelas menengah di indonesia yang berpotensi
menciptakan pasar yang baru.

2) Peluang Pasar

Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi


kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan
barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban
kendaraan. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya standar hidup manusia.

Peluang pasar industri ban di Indonesia terbuka lebar seiring dengan


pertumbuhan industri kendaraan bermotor nasional yang berada pada rata-rata 8%
di tiap tahunnya. Jika demikian maka peluang pasar industri ban akan bertumbuh
diatas pertumbuhan industri kendaraan bermotor tersebut.Dengan kondisi tersebut
merupakan sebuah peluang bagi pengembangan pasar secara optimal, dan prospek
pengembangan industri ban nasional menjadi lebih prospektif atau lebih
berpeluang besar. Mengingat ban sebagai salah satu produk hilir industri karet dan
merupakan bagian dari kelompok industri yang diprioritaskan perkembangannya.
10

3) Analisis Persaingan
Analisis persaingan pada PT. Laras Tire Indonesia, terdiri dari :
a. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

 Produk (Product)
Produk yang di produksi oleh PT. Laras Tire Indonesia adalah produk
yang memiliki kualitas premium dikelasnya, produk perusahaan ini
nantinya akan mengikuti standar ban dunia mengingat Indonesia adalah
negara dengan standarisasi ban kendaraan yang tertinggi didunia saat ini.
Selain itu produk juga nantinya akan memenuhi standar K3 (Keselamatan,
Keamanan, dan Kelestarian) yang didesain untuk pengendaraan yang halus
dan tenang serta dalam waktu bersamaan meningkatkan stabilitas sekaligus
respon pengendalian demi untuk kenyamanan yang lebih.

 Promosi (Promotion)
Promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah promosi dengan
program skala nasional dengan melibatkan diri diberbagai event-event
otomotif nasional maupun skala internasional dengan menjadi sponsor
utama, memberikan reward kepada distributor-distributor dengan
penjualan yang terus meningkat terhadap produk kami, beserta cara-cara
lain yang telah disusun menjadi satu program.

 Harga (Price)
Harga yang ditetapkan terhadap produk nantinya akan lebih murah dari
produk pesaing lain (pentrasi pasar) hal ini selain bagian dari strategi
pemasaran namun juga karena adanya faktor kedekatan dengan bahan
baku, sehingga biaya distribusi bahan baku yang dikeluarkan lebih murah
dibandingkan dengan pesaing.
11

 Tempat (Place)
Perusahaan ini berlokasi sangat strategis yaitu di Kabupaten Nias Selatan,
Provinsi Sumatera utara, sebuah kabupaten yang paling dekat dengan
ibukota Gunungsitoli dan juga salah satu daerah dengan luas areal
perkebunan karet terbesar di Sumatera utara, selain itu kabupaten Nias
Selatan merupakan salah satu kabupaten yang dilalui akses Jalan Lintas
Utama di pulau Sumatera yakni Jalan Lintas Sumatera yang menjadi jalan
penghubung beberapa provinsi serta adanya infrastruktur pelabuhan Teluk
Dalam yang menjadi pintu masuk dan keluar barang-barang distribusi
melalui jalur laut. Dengan mempertimbangkan berbagai macam
kemudahan akses itulah, maka Kabupaten Nias Selatan menjadi lokasi
yang sangat menguntungkan apabila menanamkan investasi disana.

b. Analisis STP (Segmentation, Targetting, Positioning)

 Segmentation
Segmentasi dari produk ban ini adalah berdasarkan demografis yaitu,
kalangan menengah ke atas yang memiliki selera, kebutuhan, serta
penilaian yang tinggi akan kualitas ban yang mereka butuhkan.

 Targetting
Target dari bisnis ini adalah mereka yang berada pada range umur anak
muda sampai dengan dewasa yaitu 21 – 50 Tahun yang diasumsikan pada
umur tersebut, mereka telah memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan.

 Positioning
PT. Laras Tire Indonesia ingin menanamkan ke benak konsumen, bahwa
produk yang dihasilkan adalah produk dengan kualitas tinggi dan
memperhatikan aspek ramah lingkungan dengan konsep logo “We are
moving the Fut

3. Aspek Keuangan
12

Dalam memenuhi kecukupan modal untuk menjalankan operasi perusahaan,


maka modal yang dibutuhkan berasal dari modal sendiri dan modal dari pinjaman
baik itu pinjaman bank, maupun pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.Analisis
keuangan dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari industri ban dan vulkanisir.
Analisis keuangan dilakukan dengan menggunakan lima metode kelayakan yaitu
Payback Periode (PP), Break Event Point (BEP), dan Profitability Index (PI) pada
kondisi saat ini dan usulan perbaikan yang direncanakan.
Biaya investasi yang diasumsikan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memulai hingga pabrik berjalan. Biaya yang termasuk biaya investasi adalah
biaya pembelian tanah, pembangunan pabrik, pengadaan mesin dan administrasi.

1. Rencana Keuangan
Rencana keuangan yang ditetapkan mencakup seluruh pemenuhan
kebutuhan persahaan baik pendapatan maupun biaya investasi awal. Rencana
keuangan ini direncanakan untuk jangka panjang (diatas 5 tahun).

2. Sumber-Sumber Dana

Modal perusahaan berbentuk saham, dana diperoleh melalui investor


yang membeli saham dan pinjaman-pinjaman melalui lembaga-lembaga
keuangan. Dana yang diperoleh dibagi menjadi modal investasi dan modal
kerja. Modal investasi digunakan untuk keperluan pembelian aktiva tetap
seperti : Tanah, Bangunan, Kendaraan, Mesin-mesin peralatan serta alat
inventaris lainnya. Sedangkan modal kerja, digunakan untuk keperluan
pembelian bahan baku, membayar gaji karyawan, biaya pemeliharaan mesin,
dan lain-lain.

3. Biaya Kebutuhan Investasi


13

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk membeli


aset-aset yang dibutuhkan usaha tersebut, aset tersebut berupa aset tetap, maka
disusunlah biaya kebutuhan investasi yang meliputi :

1. Biaya Pra-Investasi Rp. 500.000.000

2. Pembelian Aktiva Tetap

a. Biaya pembelian tanah untuk lokasi pabrik Rp. 2.000.000.000

b. Biaya bangunan dan pra-sarana

- Bangunan Pabrik Rp. 500.000.000,-

- Bangunan Kantor Rp. 300.000.000,-

- Gudang Rp. 150.000.000,-

- Kantin Rp. 200.000.000,-

- Toilet Rp. 200.000.000,-

- Bangunan Listrik dan Generator Rp. 100.000.000,-

- Musholla Rp. 50.000.000,-

- Klinik Kesehatan Rp. 150.000.000,-

- Ruangan Kontrol Rp. 100.000.000,-

- Ruangan Karyawan Rp. 100.000.000,-

- Ruangan Peralatan Rp. 150.000.000,-

- Penerangan Rp. 50.000.000,-

- Mobil (10 Unit) Rp. 2.500.000.000,-

- Sarana dan Perlengkapan lain Rp. 45.000.000,-

c. Biaya Pembelian Peralatan


14

- Mesin Banbury Mixer Rp. 140.000.000,-

- Mesin Extruder Rp. 35.000.000,-

- Mesin Calender Rp. 280.000.000,-

- Mesin Bead Wire Rp. 30.000.000,-

- Mesin Cutting Rp. 100.000.000,-

- Mesin Tire Building Rp. 25.000.000,-

- Mesin Curing Press Rp. 110.000.000,-

- Fire Extinguisher Rp. 15.000.000,-

- Mesin Diesel Rp. 30.000.000,-

- Alat Kesehatan Rp. 150.000.000,-

d. Inventaris Kantor

- Meja 20 Unit Rp. 25.000.000,-

- Kursi 200 Unit Rp. 75.000.000,-

- Locker Pegawai Rp. 30.000.000,-

- Paket PC 80 Unit Rp. 280.000.000,-

- Telepon 3 unit Rp. 2.500.000,-

- Mesin Faximile 1 Unit Rp. 1.000.000,-

Jumlah Kebutuhan Investasi Rp. 8.828.500.000,-

4. PayBack Period (PP)

Merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian


investasi suatu proyek atau usaha. Maka diasumsikan bahwa setiap tahun kas bersih
sama (proceed) yang diterima sekitar Rp. 5.000.000.000 setahun, maka PP nya adalah
sebagai berikut :
15

Investasi
PP =
Kas Bersih/ Tahun
× 1 Tahun

8.828.500 .000
=
5.000.000 .000
× 12 Bulan = 21 Bulan atau 1 Tahun 9 Bulan

Maka, PayBack Period nya adalah : 1 Tahun 9 Bulan.

5. Break Even Point (BEP)

Merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak


mengalami keuntungan (Titik Impas). Untuk menghitung julah BEP maka perlu
dilihat dari biaya yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit barang, PT. Laras Tire
Indonesia Tbk mempunyai komponen biaya sebagai berikut :

Komponen Biaya PT. Laras Tire Indonesia, Tbk (Per Bulan)

No Uraian Jumlah
Biaya Tetap (Fixed Cost)
1 Biaya Gaji Pegawai Rp. 500.000.000,-
2 Biaya Asuransi Rp. 200.000.000,-
3 Biaya Penyusutan Kendaraan Rp. 75.000.000,-
4 Biaya Penyusutan Gedung Rp. 50.000.000,-
5 Biaya Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 25.000.000,-
6 Biaya Penyusutan Peralatan Rp. 70.000.000,-
7 Biaya Bunga Bank Rp. 25.000.000,-
TOTAL BIAYA TETAP Rp. 945.000.000,-
No Uraian Jumlah
Biaya Variabel (Variabel Cost)
1 Biaya Bahan Baku Rp. 50.000.0000,-
2 Biaya Listrik, Air, Telepon Rp. 30.000.000,-
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 70.000.000,-
4 Biaya Komisi Penjualan Rp. 25.000.000,-
16

TOTAL BIAYA VARIABEL Rp. 175.000.000,-

Diketahui harga jual per unit adalah Rp. 120.000.00,-

Jadi perhitungan BEP Unit adalah sebagai berikut :

TFC = Rp. 945.000.000,-

P = Rp. 120.000.00,-

V = Rp. 75.000.00,-

TFC 945.000.000
BEPUnit =
( P−V )
= 120.000−75.000
= 21.000Unit

Perusahaan akan mencapai BEP apabila mencapai produksi mencapai 21.000 Unit

Sedangkan perhitungan BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

Diketahui harga jual per unit adalah Rp. 120.000.00,-

Jadi perhitungan BEP Rupiah adalah sebagai berikut :

FC = Rp. 945.000.000,00,-

P = Rp. 120.000.00,-

VC = Rp. 175.000.00,-

FC
BEPNilai = VC = 945.000.000 / [1 – (120.000/175.000.000)]
1−
P

= 945.000.000 / (1- 0.000685) = Rp. 945.647.768.

Jadi, Perusahaan akan mencapai BEP pada saat omset mencapai Rp. 945.647.768

4. Aspek Teknis dan Operasi

1. Lokasi

Lokasi pabrik PT. Laras Tire Indonesia, Tbk yakni berada di Kabupaten Nias
Selatan, Provinsi Sumatera Utarai. Hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan yakni :
17

 Dekat dengan bahan baku, adanya perkebunan karet yang luas berada di
Kabupaten Nias Selatan menjadikan lokasi yang dipilih sangat
menguntungkan karena selain dekat dan dapat menghemat biaya distribusi
bahan baku.
 Tersedianya sarana dan prasarana yang baik, hal ini dapat dilihat dari akses
menuju banyak kota yang bisa dijangkau dengan beberapa pilihan sarana
transportasi (darat, laut, maupun udara).
 Tersedianya tenaga kerja, dengan adanya pabrik PT. Laras Tire Indonesia
di kawasan ini, maka akan menyerap tenaga kerja yang berada disekitar
pabrik.

Sedangkan lokasi untuk kantor pusat PT. Laras Tire Indonesia, berpusat di
ibukota Jakarta dengan mempertimbangkan aspek kedekatan akses dengan kantor
pemerintahan, lembaga-lembaga keuangan (banyak yang berkantor pusat di Jakarta),
serta tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan perusahaan.
Selain itu kantor cabang akan berlokasi di kota-kota besar di Indonesia, seperti : Kota
Jambi, Palembang, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Balikpapan,
Manado, Makassar, Jayapura, dan Denpasar.

Untuk gudang penyimpanan utama (Main Storehouse)berada di sekitar pabrik,


dengan gudang (Warehouse) yang berada satu di masing-masing kota, dengan
mempertimbangkan kedekatan dengan pasar, maupun sarana dan prasarana.

2. Tata Letak (Layout)

Tata letak pabrik akan memberikan ruang gerak yang memadai untuk aktivitas
produksi dan pemeliharaan, efisiensi pemakaian ruangan pabrik akan mengurangi
pergerakan-pergerakan yang tidak perlu sehingga pemakaian biaya pun dapat se-
efisien mungkin. Jenis tata letak produk adalah jenis yang digunakan untuk pabrik ini,
dimana metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi
dari sebuah produk, adapun pertimbangan dalam pemilihan metode ini yakni :
 Produk yang dihasilkan bersifat massal
 Biaya variabel per unit yang rendah
 Biaya penanganan bahan baku yang rendah
18

 Memudahkan pengawasan

Jadi, nantinya akan ada stasiun-stasiun yang mana pada masing-masing stasiun
komponen ban akan dibuat dari stasiun awal sampai stasiun akhir. Mengingat produk
yang dihasilkan adalah produk massal, maka metode ini paling cocok digunakan.
Berikut ini template tata letak (layout) pabrik PT. Laras Tire Indonesia. Terlihat
disetiap proses dari stasiun awal sampai akhir, pasti terlebih dahulu memasuki proses
uji kualitas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari tiap-tiap stasiun.

3. Pemilihan Teknologi

Teknologi yang digunakan oleh PT. Laras Tire Indonesia adalah


eknologi yang paling maju dan canggih yang dilakukan secara mekanisasi teknologi
tinggi. Standar kualitas, kontrol mutu yang ketat, serta pengawasan pasca produksi
dilakukan agar diperoleh produk dengan kualitas tinggi. , tentu saja penggunaan
teknologi ini di mempertimbangkan beberapa hal seperti ketepatan teknologi dengan
bahan baku, teknologi ditempat lain, pertimbangan akan teknologi lanjutan, besarnya
biaya investasi, dan pertimbangan lingkungan sekitar pabrik.

5. Aspek Manajemen dan Organisasi

Untuk memulai bisnis ini, maka perlu disusun suatu pengaturan manajemen dan
pengorganisasian sumber daya yang menjalankan aktivitas perusahaan. Masing-masing
fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan, karena keterkaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat
dan saling mempengaruhi. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi manajemen dari PT. Laras
Tire Indonesia :

Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang ditetapkan oleh perusahaan bersifat jangka pendek, jangka


menengah dan jangka panjang dengan target-target strategis yang diupayakan dicapai
serta tujuan akhir yakni menjadi perusahaan paling unggul dalam industri ban dan
vulkanisir. Target jangka pendek yakni berusaha mencapai posisi yang kuat di pasar
dengan menerapkan strategi-strategi yang diperlukan sehingga laba yang diinginkan
dapat tercapai. Target jangka menengah yakni, terus melakukan berbagai inovasi
19

terhadap produk dengan mengembangkan teknologi-teknologi terbaru secara mandiri,


sedangkan target jangka panjang yaitu menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan
yang dapat diperhitungkan didalam industri ban dan vulkanisir sebagai perusahaan
nomor satu. Kegiatan yang diperlukan dalam merealisasikan target tersebut yakni
terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi pabrik dengan kualitas yang menjadi
hal yang utama, mencoba menjangkau pasar diseluruh Indonesia dan negara tetangga,
meningkatkan teknologi, dan kegiatan lainnya.

 Pengorganisasian (Organizing)
Agar target-target diatas dapat dicapai, maka diperlukan pengelompokkan pekerjaan
yang terbagi dalam unit-unit. Pada perusahaan ini sendiri terdiri dari beberapa
departemen yang mempunyai tugasnya masing-masing, departemen itu antara lain :
- Departemen Produksi (Production Department)
- Departemen Personalia (Human Resources Development)
- Departemen Keuangan (Finance and Accounting)
- Departemen Pemasaran (Marketing Departemen)
- Departemen Teknologi dan Informasi (Information and Technology)

Dari pembagian departemen-departemen tersebut, maka dapat ditentukan pembagian


kerja, dimana masing-masing departemen melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Agar pembagian aktivitas kerja, hubungan fungsi dan aktivitas, serta spesialisasi
aktivitas antar departemen terlihat jelas.

 Pelaksanaan (Actuating)
Ialah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam perusahaan, dalam
melaksanakan kegiatan operasi, perusahaan ini selalu menetapkan SOP (Standard
Operating Procedure) dalam setiap operasi, sehingga pelaksanaan kegiatan operasi
sesuai dengan standar ditetapkan.

 Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telahdirencanakan, diorganisasikan dandiimplementasikan dapat berjalan
sesuaidengan target yang diharapkan sekalipunberbagai perubahan terjadi dalam
20

lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Pengawasan yang dilakukan pada setiap
kegiatan operasi bisnis PT. Laras Tire Indonesia, menerapkan quality testpada tiap-
tiap stasiun operasi, sehingga kualitas produk yang diinginkan tetap sesuai dengan
standar perusahaan.

Selanjutnya, yang perlu dianalisis adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan
manajemen sumber daya manusia, mulai dari pengadaan sampai penempatan pada
jabatan tertentu untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Sebelum menetapkan
kriteria untuk merekrut karyawan, maka terlebih dahulu dilakukan analisis jabatan
untuk memperoleh uraian dan spesifikasi jabatan. Informasi analisis jabatan bisa
berguna bagi perencanaan sumber daya manusia, penarikan tenaga kerja, orientasi
pelatihan, dan pengembangan, penilaian pelaksanaan pekerjaan, perencanaan karier,
kompensasi, keselamatan dan kesehatan pegawai, desain pekerjaan, program
pengembangan kualitas. Untuk mendapatkan pekerja yang terbaik, seleksi dilakukan
cukup ketat dengan menyeleksi calon pekerja yang memenuhi standar nilai tertinggi
dari PT. Laras Tire Indonesia

Perencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan yang akan ditetapkan adalah perencanaan top-down, perencanaan
ini dapat menentukan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang akan direkrut
telah disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh dari perusahaan baik untuk jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Untuk tahap awal, perusahaan
membutuhkan 11 tenaga ahli yang akan menduduki posisi top manager, dan
membutuhkan sekitar 150 orang karyawan pabrik dengan posisi dan deskripsi
pekerjaan yang berbeda.

Kompensasi
Kompensasi yang diberikan tentunya akan berbeda antara karyawan satu
dengan lainnya hal ini sesuai dengan prinsip keadilan distributif dimana kompensasi
diberikan sesuai dengan jasa yang diberikan. Kompensasi yang diberikan dapat
berupa kompensasi finansial maupun kompensasi nonfinansial.

Pelatihan dan Pengembangan Karyawan


21

Perusahaan memiliki program pelatihan karyawan, program tersebut antara


lain : program pelatihan keahlian, program pelatihan ulang, program lintas fungsional,
pelatihan tim, dan pelatihan kreatifitas karyawan. Serta perusahaan juga
menyelenggarakan pengembangan karyawan yang meliputi program pengembangan
formal, maupun program pengembangan informal.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT. Evanstone Tire Indonesia mencoba mengatur
dan mengintegrasikan semua elemen penting dalam aktivitas operasi perusahaan. Hal
ini demi mencapai berbagai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dan untuk
mencapai cita-cita perusahaan menjadi yang terbaik di industri ini.

6. Aspek Ekonomi,Sosial Dan Budaya

Identifikasi akan dampak dari adanya perusahaan bagi lingkungan masyarakat sekitar
kabupaten Kabupaten Nias Selatan pada khususnya adalah sebagai berikut :

Bagi Masyarakat sekitar :

 Dengan adanya perusahaan ini, masyarakat sekitar akan mendapatkan lapangan


pekerjaan sebagai buruh pabrik maupun tenaga ahli bagi PT. Laras Tire Indonesia,
sekaligus mengurangi pengangguran bagi masyarakat sekitar.
 Investasi yang dilakukan ini akan berdampak bagi perubahan pola nafkah masyarakat
dengan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
 Sarana dan pra-sarana jalan raya yang sudah ada, akan ditingkatkan sehingga efisiensi
dan mobilitas masyarakat antar kota akan meningkat yang mana ini akan masuk pada
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
 Pembangunan pembangkit listrik yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat disamping
konsumsi listrik oleh perusahaan.
 Pembangunan rumah ibadah yang dapat dipergunakan masyarakat secara luas.
22

 Adanya program pembersihan sungai sekitar pabrik setiap akhir pekan, salah satu
program yang masuk di tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
 Program CSR yang diselenggarakan perusahaan yang mempunyai banyak program,
seperti program beasiswa prestasi bagi masyarakat sekitar, bakti sosial, program
pemerhatian bagi masyarakat difabel, program pembersihan sungai, program
pendidikan kewirausahaan dan lain-lain.

Bagi Pemerintah :

 Adanya pemasukan bagi pemerintah baik dipusat maupun didaerah dari adanya pabrik
ini.
 Adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Nias Selatan.
 Tersedianya fasilitas umum yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
 Adanya peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB).
 Pemerataan industri antara kota dengan kabupaten.
 Memberikan nilai tambah bagi daerah, sehingga investasi-investasi lain juga akan
tertarik untuk masuk.
 Menimbulkan dampak ekonomi yang luas bagi Pulau Nias dan daerah lain.

 Analisis Masalah dan Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Sesuai dengan keputusan Kementrian Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2010
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa setiap jenis
usaha dan/atau kegiatan usaha wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan, maka berikut ini disusunlah identifikasi mengenai dampak lingkungan hidup
yang diperkirakan akan ditimbulkan oleh pabrik PT. Laras Tire Indonesia Tbk, dan cara
mengelolanya.

Terhadap Tanah dan Kehutanan :

 Pembebasan lahan yang berkaitan dengan pembangunan pabrik, hal ini dapat
menggangu keanekaragaman hayati dan ekosistem makhluk hidup yang berada di
hutan.
 Konstruksi tanah yang berubah karena adanya pembangunan pabrik.
 Adanya beberapa bagian dari hutan yang terkena pembebasan guna kepentingan
pabrik.
23

Terhadap Air :

 Adanya sebagian limbah yang dibuang ke sungai, menyebabkan perubahan terhadap


sungai baik itu mengubah rasa, warna, dan bau.

Terhadap Udara dan Suara :

 Kualitas udara sekitar pabrik yang tercemar akan adanya kegiatan operasi pabrik.
 Peningkatan suhu temperatur udara disekitar pabrik, akan adanya aktivitas tertentu.
 Adanya beberapa mesin yang menimbulkan suara yang bising dan berpotensi
menggangu aktivitas masyarakat.

Terhadap Manusia :

 Perubahan budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi akibat perubahan struktur
penduduk.
 Perubahan adat istiadat di masyarakat sebagai dampak dari perkembangan daerah.

Setelah mengidentifikasi apa saja dampak yang akan ditimbulkan oleh adanya pabrik ini,
maka disusun cara-cara mengelola dampak yang akan ditimbulkan tersebut, antara lain :

Terhadap Tanah dan Kehutanan :

 Sebelum melakukan pembebasan lahan, PT. Laras Tire Indonesia Tbk membentuk
sebuah tim yang bertugas mendata apa saja keanekaragaman hayati yang terdapat di
lokasi, dan melakukan pemindahan ke tempat yang lain. Ini sebagai bentuk
kepedulian perusahaan akan makhluk hidup yang terkena imbas dari pembebasan
lahan pabrik.
 Perusahaan juga membentuk tim-tim ahli geologi guna menganalisis struktur,
konstruksi tanah yang terdapat dilokasi, sehingga tidak terjadi kerusakan terhadap
tanah yang akan menjadi lokasi pembangunan pabrik.
 Perusahaan akan melakukan program penanaman kembali (reboisasi) terkait dengan
lahan yang digunakan untuk kegiatan penunjang pabrik.

Terhadap Air :
24

 Program pembersihan sungai yang dilakukan setiap akhir pekan, yang mana akan
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab. Akan dipertimbangkan perusahaan akan
membangun sistem pengolahan air bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak
dirugikan.

Terhadap Udara dan Suara :

 Perusahaan akan membentuk suatu sistem filterisasi udara pada pabrik yang
dioperasikan, sehingga kualitas udara yang ada disekitar pabrik tetap terjaga
kebersihannya.
 Pabrik diusahakan akan dibagi menjadi beberapa ring area, sehingga suhu panas akan
terasa di sekitar ring area pabrik saja.
 Pabrik akan menggunakan ruangan yang dapat meredam suara mesin operasi,
sehingga dampak suara yang ditimbulkan hanya akan dirasakan area dalam pabrik
saja.

Terhadap Manusia :

 Pabrik akan terus berupaya membina dan melakukan pendekatan dari sisi psikologi
karyawan sehingga perubahan akan budaya yang telah dipegang oleh masyarakat
sekitar dapat dihormati dan terus dijalankan.

 Sistem Pengolahan Limbah Pabrik PT. Laras Tire Indonesia


 Pengelolaan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat dilakukan untuk mencegah penyakit, hama, dan kuman yang
dapat berkembang biak. Ada beberapa metode yang akan digunakan dalam
pengelolaan limbah padat dari pabrik ini, antara lain :
 Sanitary Landfill,pada metode ini sampah limbah ditimbun dalam lubang
yang dilapisi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah
perembesan limbah ke tanah. Pada lempung tadi akan diberikan pipa-pipa
saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas-gas metan yang terbentuk dari
proses pembusukan sampah limbah yang kemudian akan digunakan untuk
menghasilkan listrik.
 Insinerasi, pada metode ini akan dilakukan pembakaran sampah limbah padat
menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Proses ini akan mengurangi
25

volume sampah sampai 90%, selain itu proses ini dapat menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan bagi keperluan listrik perusahaan.
 Recycle, proses daur ulang yang dilakukan adalah mengubah limbah padat
pabrik yakni berupa karet menjadi barang baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya. Metode ini dapat mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas.

B.Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

 Strenght
Yang menjadi kekuatan dari bisnis ini adalah, pabrik yang dekat dengan
bahan baku sehingga dapat menghemat biaya, akses dan sarana yang
sangat baik disekitar pabrik, adanya banyak pilihan akses transportasi
(Darat, Laut, dan Udara) jika ingin medistribusikan barang ke luar daerah,
belum adanya bisnis yang sama disekitar daerah pabrik, pabrik
menggunakan teknologi yang paling canggih, dan lain sebagainya.

 Weakness
Kelemahan dari bisnis ini adalah : Brand yang baru dan belum dikenal
oleh pasar, tenaga ahli dari masyarakat sekitar yang masih terbatas, petani
karet maupun kelompok tani yang sudah terlanjur menjual karet dengan
kontrak jangka panjang dengan perusahaan lain, dan lain-lain.

 Opportunity
Peluang untuk menjalankan bisnis ini terbilang cukup baik, ini dapat
dilihat dari : Belum adanya pabrik sejenis disekitar daerah, faktor
kedekatan dengan pasar, permintaan akan konsumsi ban kendaraan yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun baik di Indonesia maupun didunia,
akan dibangunnya beberapa sarana transportasi yang lebih modern didekat
pabrik.

 Threat
26

Ancaman yang dapat mengancam keberlangsungan pabrik ini antara lain :


adanya perusahaan luar negeri yang mulai melirik Pulau Nias untuk
melakukan investasi yang sama, ekspansi dari perusahaan-perusahaan
yang telah memiliki nama besar dalam bisnis ini.
27

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari Pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembuatan pabrik karet di pulau Nias secara finansial sudah layak untuk di
dirikan .
2. Apabila pabrik karet di dirikan di pulau Nias tepatnya di kabupaten Nias
Selatan dapat mengurangi para Pengangguran serta Menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat yang ada di pulau Nias.
3. Kontribusi pabrik PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Mampu meningkatkan
pendapatan daerah .
4. PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Apabila didirikan membuat masyarakat yang
menggunakan kendaraan roda maupun roda empat mendapatkan
pengurangan harga atau harga ban lebih terjangkau dari sebelumnya.
5. Para usaha tani karet akan mendapat harga penjualan yang lebih tinggi pada
karet mereka daripada sebelumya.

B.SARAN

Adapun saran dari penulis yaitu

1. Untuk para petani dilarang melakukan penipuan terhadap karet mereka


dengan menggunakan obat-obatan agar ban yang dihasilkan memiliki
kualitas terbaik.
2. Semoga dengan di dirikannya pabrik PT.Laras Tire Indonesia Tbk. Dapat
memajukan Perekonomian masyarakat pulau Nias.
28

DAFTAR PUSTAKA

Johan, S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Graha Ilmu. Yogyagkarta.

Umar, H. 2004. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai