Anda di halaman 1dari 7

Self-Compassion dan Perfectionistic Self-Presentation

Remaja dengan Masalah Kulit Wajah

Athaliyya Syahla Firstadhani1


Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, Jawa Barat 40154
Tina Hayati Dahlan2
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, Jawa Barat 40154
Diah Zaleha Wyandini3
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, Jawa Barat 40154
E-mail: athasyahla@student.upi.edu

Abstract
This study aims to examine the relationship between self-compassion and perfectionistic self-
presentation of facial skin problems with variations in gender, age, disturbing facial problems
experienced, and the time span of experiencing them (N = 321). Data were collected online
using a snowball technique which was distributed through a questionnaire. The
questionnaires used are the self-compassion scale from Neff (2003) and the perfectionistic
self-presentation body image from Ferreira, Duarte, Pinto-Gouveia, & Lopes (2018) which
have been adapted to Indonesian. The results of this study indicate that self-compassion has
a relationship with perfectionistic self-presentation to adolescents who experience facial skin
problems in Bandung.
Keywords: self-compassion, perfectionistic self-presentation, adolescents, facial skin
problems

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan self-compassion dengan perfectionistic
self-presentation masalah pada kulit wajahnya dengan variasi jenis kelamin, usia, masalah
wajah mengganggu yang dialami, serta rentang waktu mengalaminya (N=321). Pengambilan
data dilakukan secara online dengan menggunakan teknik snowball yang disebarkan melalui
kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah self-compassion scale dari Neff (2003) dan
perfectionistic self-presentation body image dari Ferreira, Duarte, Pinto-Gouveia, & Lopes
(2018) yang sudah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Hasil penelitin ini yaitu menunjukkan
bahwa self-compassion memiliki hubungan terhadap perfectionistic self-presentation pada
remaja yang mengalami masalah kulit wajah di Kota Bandung.
Kata kunci: self-compassion, perfectionistic self-presentation, remaja, masalah kulit wajah.

1
Athaliyya Syahla Firstadhani, Tina Hayati Dahlan, Diah Zaleha
Wyandini

Pendahuluan
Pada hakikatnya, penampilan fisik merupakan hal yang penting bagi remaja. Remaja akan
menghabiskan waktunya untuk memikirkan penampilkan mereka sebaik mungkin di depan
orang lain (Lee & Lee, 2012). Penampilan tersebut dilakukan remaja guna mengurangi
evaluasi negatif dari orang lain, sehingga remaja akan menampilkan dirinya sesempurna
mungkin untuk menutupi ketidaksempurnaan yang mereka miliki (Stoeber & Rountree,
2020). Remaja akan berusaha memiliki penampilan fisik sebaik mungkin, terutama pada
bagian wajahnya. Saat remaja memiliki bagian wajah yang bermasalah, ia akan menutupi
bagian tersebut. Usaha remaja menutupi kekurangan dan ketidaksempurnaan yang
mereka miliki untuk menutupi permasalahan kulit wajah mereka dapat disebut dengan
perfectionistic self-presentation. Menurut Hewitt et al (2003), perfectionistic self-
presentation merupakan upaya seseorang untuk menyajikan kesempurnaan dirinya dan
berusaha menutupi pengungkapan ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.
Ketidaksempurnaan penampilan yang dialaminya ini merupakan bagian dari suatu masalah
untuk sebagian remaja, karena mereka ingin menutupi permasalahan tersebut agar tidak
terlihat oleh orang lain.
Perfectionistic self-presentation dianggap sebagai bentuk presentasi diri yang maladaptif
terkait dengan kesempurnaan yang dituntut oleh orang lain dalam permasalahannya
(Hewitt et al., 2003). Perilaku perfectionistic self-presentation dapat dilakukan oleh remaja
di dalam menutupi penampilannya, salah satunya yaitu remaja yang ingin menutupi
masalah pada penampilan wajahnya karena mereka menganggap wajahnya memiliki
masalah, seperti noda hitam dan berjerawat (Leswari, 2019). Selain itu, remaja juga
berusaha menutupi ketidaksempurnaan pada wajahnya tersebut dengan berbagai cara,
seperti remaja yang menutupi jerawat dan noda hitam dengan menggunakan make up
agar wajah terlihat mulus dan cantik. Akhir-akhir ini terdapat juga aplikasi “beauty camera”
dan filters Instagram untuk membuat wajah terlihat mulus, putih, dan bersih sehingga
dapat menutupi kekurangan para penggunanya (Latief, 2019). Hal ini dapat membuat
remaja memiliki perfectionistic self-presentation yang tinggi pada penampilan.
Masalah penampilan yang mengakibatkan tingkat perfectionistic self-presentation yang
dialami oleh remaja tersebut kemungkinan dapat berhubungan dengan self-compassion.
Self-compassion merupakan bentuk cinta kasih remaja kepada dirinya dalam menghadapi
suatu permasalahan yang dihadapinya, sehingga mereka dapat menerima
permasalahannya tersebut dengan baik (Neff, 2003). Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya, permasalahan yang dialami remaja itu salah satunya yaitu masalah
penampilan terutama penampilan wajah. Remaja yang selalu ingin tampil sempurna
karena memiliki permasalahan di penampilannya. Hal ini berhubungan dengan tingkat self-
compassion remaja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Long & Neff (2018) dan Brodar et al (2015) pada siswa
yang memiliki masalah akan evaluasi orang lain dan pada siswa mahasiswa kristen yang
mengikuti pelayanan kampus kristen di dalam kelas menunjukkan bahwa terdapat

Page | 2
hubungan antara self-compassion dengan perfectionistic self-presentation, yaitu semakin
rendah self-compassion maka semakin tinggi perfectionistic self-presentation. Self-
compassion dapat membantu seseorang untuk mengurangi masalah yang dialami
seseorang. Ia akan menganggap bahwa masalah yang terjadi pada dirinya merupakan
bagian dari pengalaman hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Long & Neff (2018) dan
Brodar et al (2015) hanya membahas mengenai perfectionistic self-presentation dan self-
compassion pada siswa yang memiliki masalah ketakutan akan evaluasi orang lain di dalam
kelas dan pada mahasiswa kristen yang mengikuti kegiatan keagamaan di kampus,
sedangkan penelitian ini akan dilakukan untuk menggabungkan perfectionistic self-
presentation dan self-compassion dalam konteks masalah kulit wajah yang sering menjadi
perbicangan di Indonesia baru-baru ini. Selain itu, peneliti juga ingin membantu menambah
sumber literasi yang membahas mengenai self-compassion dan perfectionistic self-
presentation karena penelitian ini sebelumnya belum ada di Indonesia. Oleh karena itu,
karena adanya masalah-masalah yang terjadi, peneliti ingin meneliti mengenai hubungan
Self-Compassion dengan Perfectionistic self-presentation pada Remaja yang Mengalami
Masalah Kulit Wajah.

Metode
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui korelasikan antara self-compassion (X) dan perfectionistic self-presentation
(Y). Adapun menurut definisinya, self-compassion merupakan bentuk peduli seseorang
terhadap diri sendiri dalam menyikapi masalah yang terjadi dalam hidupnya sebagai hal
yang dianggap wajar dan dapat dialami oleh semua manusia (Neff, 2003). Sedangkan
perfectionistic self-presentation merupakan melihat tinggi rendahnya remaja yang
memiliki masalah pada bagian wajahnya dalam menampilkan dirinya yang sempurna
untuk mengendalikan evaluasi orang lain (Ferreira et al., 2018). Hasil analisis responden
menggunakan model Rasch, peneliti memperoleh sebanyak 463 partisipan, namun ada
sebanyak 142 data responden yang tidak reliabel maka 142 tersebut tidak dijadikan
sampe, sehingga partisipan yang terlibat di dalam penelitian ini adalah 321 responden
yang merupakan remaja yang pernah atau sedang mengalami masalah kulit wajah.
Adapun masalah kulit wajah yang sering dialami oleh remaja laki-laki maupun
perempuan, yaitu kulit kusam, jerawat, flek hitam, rosacea, tanda lahir, tahi lalat,
komedo, milia, dan masalah pada wajah yang dirasa mengganggu. Teknik pengambilan
sampel ini menggunakan teknik snowball karena dapat memudahkan peneliti dalam
menjangkau data secara online, selain itu karena populasi yang tidak diketahui jumlahnya.
Dalam penelitian ini, analisis datanya yaitu menggunakan analisis korelasi spearman
untuk menguji hubungan antara self-compassion dengan perfectionistic self-presentation.

|3
Athaliyya Syahla Firstadhani, Tina Hayati Dahlan, Diah Zaleha
Wyandini

Hasil
Dari hasil gambaran umum perfectionistic self-presentation pada 321 remaja yang
mengalami masalah kulit wajah menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di dalam
responden penelitian ini yang mengalami masalah kulit wajah dan berpartisipasi di
penelitian ini cenderung memiliki perfectionistic self-presentation yang tinggi yaitu remaja
yang terlibat dalam penelitian ini memiliki perasaan yang tinggi untuk ingin terlihat
sempurna dihadapan orang lain. Remaja yang memiliki perfectionistic self-presentation
yang tinggi akan menunjukkan perilaku yang selalu ingin terlihat sempurna (Besser, Flett,
& Hewitt, 2010; Hewitt et al., 2003). Hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa dari total
321 responden, 155 responden atau 51% mengalami perfectionistic self-presentation yang
tinggi dan 49% rendah, itu berarti responden pada penelitian ini selalu ingin tampil cantik
dan sempurna, hingga menutupi ketidaksempurnaannya.

Variabel Frekuensi Presentase


Tinggi 166 51%

Perfeksionis Rendah 155 49%


Presentasi Diri
Total 321 100%

Dari 321 partisipan yang mengisi, berdasarkan gambaran umum menunjukkan bahwa
cenderung memiliki self-compassion pada kategori yang rendah. Hasil keseluruhan
menunjukkan bahwa dari 321 responden, 139 responden (43%) memiliki self-compassion
tinggi dan 182 responden (57%) memiliki self-compassion rendah. Hal ini berarti seseorang
memiliki self-compassion rendah akan selalu memikirkan kekurangannya dan tidak bisa
menerima keadaan dirinya. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Leary et al., (2007)
seseorang yang memiliki self-compassion yang rendah, cenderung kurangnya perasaan
positif diri ketika membayangkan peristiwa yang menyedihkan.

Variabel Frekuensi Presentase


Tinggi 139 43%

Rendah 182 57%


Self-Compassion

Total 321 100%

Dari hasil penelitian ini menunjukkan r = -0,234 dan nilai signifikansi self-compassion
terhadap perfectionistic self-presentation sebesar 0.000 (<0,05) yang artinya bahwa
terdapat korelasi negatif antara self-compassion merupakan prediktor dari perfectionistic
self-presentation atau dapat dikatakan bahwa H0 ditolak.

Page | 4
Self- Perfectionistic
compassion self-
presentation
Self- Spearman’s 1000 -.231**
Compassion rho
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 321 321

Pembahasan
Berdasarkan hasil korelasi self-compassion dan perfectionistic self-presentation
menunjukkan bahwa terhadap korelasi yang signifikan antara self-compassion dan
perfectionistic self-presentation yaitu r = -0,234 dan nilai signifikansi self-compassion
terhadap perfectionistic self-presentation sebesar 0.000 (<0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif self-compassion dan perfectionistic self-
presentation terhadap remaja yang mengalami masalah kulit wajah. Yaitu semakin
perfectionistic self-presentation rendah maka self-compassion semakin tinggi. Sebaliknya,
jika perfectionistic self-presentation tinggi maka self-compassion akan semakin rendah. Hal
tersebut dapat dikatakan bahwa semakin seseorang menerima masalah yang ada pada
dirinya, maka mereka semakin memiliki self-compassion yang tinggi. Masalah yang
dimaksud di dalam hasil penelitian ini merupakan masalah kulit wajah yang terjadi pada diri
remaja.
Self-compassion penting bagi remaja, karena Self-compassion dapat membantu seseorang
untuk menyanyangi dirinya sendiri dan akan ingat bahwa masalah yang dihadapinya bukan
karena dirinya, namun mereka akan menyadari bahwa masalah tersebut merupakan
bagian dari pengalaman hidupnya dan dapat dialami oleh siapapun. Penelitian ini sejalan
dengan (Long & Neff, 2018b), yaitu self-compassion dapat membantu sesorang untuk
mengurangi permasalahan dihidupnya seperti permasalahan karena ia mendapatkan
evaluasi negatif dari orang lain. Self-compassion membuat seseorang menyadari dan
menerima bahwa segala perasaan yang tidak enak, masalah yang mereka hadapi dan
menyadari bahwa masalah yang dapat dialami oleh semua manusia. Memiliki self-
compassion yang tinggi terhadap diri dapat mengatasi emosi-emosi yang dirasakan
individu, seperti individu yang merasa bahwa masalah pada kulit wajahnya merupakan hal
yang harus ditutupi meskipun hal tersebut memiliki resiko berbahaya terhadap dirinya.
Seseorang memiliki perfectionistic self-presentation yang tinggi, maka ia memiliki perasaan
yang selalu ingin terlihat sempurna hingga menekan dirinya untuk tampil dengan
sempurna dan kurangnya kesadaran akan kasih terhadap diri sendiri, karena jika ia memiliki
kasih diri, ia tidak akan menekan dirinya sendiri, dan akan berusaha tampil apa adanya
tanpa membahayakan dirinya. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa remaja dengan

|5
Athaliyya Syahla Firstadhani, Tina Hayati Dahlan, Diah Zaleha
Wyandini

perfectionistic self-presentation yang tinggi akan memiliki self-compassion yang rendah


terutama pada remaja yang mengalami permasalahan kulit wajahnya.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan kepada 321 responden maka terdapat
kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat hubungan antara variabel perfectionistic
self-presentation terhadap self-compassion pada remaja yang mengalami masalah kulit
wajah di Kota Bandung. Dari hasil korelasi spearman, self-compassion berkorelasi negatif
dengan perfectionistic self-presentation yaitu semakin tinggi self-compassion maka semakin
rendah perfectionistic self-presentation. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya untuk
meningkatkan self-compassion, hal ini guna lebih menerima masalah yang dialaminya.
Saran yang diberikan oleh peneliti yang pertama bagi remaja yang sedang mengalami
masalah kulit wajah disarankan untuk meningkatkan self-compassion agar dapat menerima
tentang permasalahan yang sedang dihadapi dan tidak menyalahkan diri sendiri akan
permasalahan tersebut, selain itu juga tidak apa-apa untuk merasa tidak sempurna, karena
setiap manusia memiliki masalah yang harus dihadapi. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai kedua variabel tersebut, seperti perbedaan
jenis kelamin dan juga memasukkan variabel lain yang tidak dilakukan di dalam penelitian
ini. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dalam pengambilan data dapat dilakukan secara
offline agar dapat mengontrol responden secara langsung.

Referensi

Besser, A., Flett, G. L., & Hewitt, P. L. (2010). Perfectionistic self-presentation and trait
perfectionism in social problem-solving ability and depressive symptoms. Journal of
Applied Social Psychology, 40(8), 2121–2154. https://doi.org/10.1111/j.1559-
1816.2010.00653.x
Brodar, K. E., Crosskey, L. B., & Thompson, R. J. (2015). The Relationship of Self-
Compassion with Perfectionistic Self-Presentation, Perceived Forgiveness, and
Perceived Social Support in an Undergraduate Christian Community. Journal of
Psychology and Theology, 43(4), 231–242. https://doi.org/10.1177/009164711504300401
Ferreira, C., Duarte, C., Pinto-Gouveia, J., & Lopes, C. (2018). The Need to Present a
Perfect Body Image: Development of a New Measure of Perfectionistic Self-
Presentation. Current Psychology, 37(3), 559–567. https://doi.org/10.1007/s12144-016-
9537-9
Hewitt, P. L., Flett, G. L., Sherry, S. B., Habke, M., Parkin, M., Lam, R. W., … Stein, M. B.
(2003). The Interpersonal Expression of Perfection : Perfectionistic Self-Presentation
and Psychological Distress. 84(6), 1303–1325. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.84.6.1303
Kiara Leswari. (2019). Daily Makeup Kulit Berjerawat dengan Produk Lokal | Kiara
Leswara. Retrieved March 28, 2019, from youtube.com website:
https://www.youtube.com/watch?v=sYFLOWZn2XQ

Page | 6
Latief, P. K. (2019, March 11). Ini Bahaya Selfie Pakai ‘Kamera Jahat’ Agar Terlihat Cantik.
Harapanrakyat.Com. Retrieved from
https://www.harapanrakyat.com/2019/03/bahaya-selfie-pakai-kamera-jahat/
Leary, M. R., Tate, E. B., Adams, C. E., Allen, A. B., & Hancock, J. (2007). Self-compassion
and reactions to unpleasant self-relevant events: The implications of treating oneself
kindly. Journal of Personality and Social Psychology, 92(5), 887–904.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.92.5.887
Lee, S., & Lee, S. W. (2012). American Psychological Association. Encyclopedia of School
Psychology. https://doi.org/10.4135/9781412952491.n10
Long, P., & Neff, K. D. (2018a). Self-compassion is associated with reduced self-
presentation concerns and increased student communication behavior. Learning and
Individual Differences, 67(September), 223–231.
https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.09.003
Long, P., & Neff, K. D. (2018b). Self-compassion is associated with reduced self-
presentation concerns and increased student communication behavior. Learning and
Individual Differences, 67(August), 223–231. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.09.003
Neff, K. D. (2003). Self-Compassion Scale. Self and Identity, 2, 223–250.
https://doi.org/10.1080/15298860390209035
Schlenker, B. R., & Leary, M. R. (1982). Social Anxiety and Self-Presentation : A
Conceptualization and Model. 92(3), 641–669.
Stoeber, J., & Rountree, M. L. (2020). Perfectionism, self-stigma, and coping in students
with dyslexia: The central role of perfectionistic self-presentation. Dyslexia, (June).
https://doi.org/10.1002/dys.1666

|7

Anda mungkin juga menyukai