Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP EKSEKUSI LELANG JAMINAN PADA

INSTITUSI PERBANKAN SYARIAH DI ACEH

Muhammad Fadhli
Email: fadhli.muhammad0991@gmail.com

Abstrak
Artikel ini membahas tentang tinjauan hukum Islam yang dikutip dari pendapat fuqaha dan ahli
hukum tentang penggunaan teori jual beli lelang dalam penjualan barang jaminan. Setiap transaksi
pembiayaan dalam perbankan syariah diwajibkan untuk menyertakan jaminan. Hal ini untuk
menyelamatkan dana bank apabila nasabah melakukan wanprestasi. Bank syariah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan memiliki hak untuk menyita
jaminan nasabah yang telah jatuh tempo dan tidak ada iktikad baik untuk membayar. Namun
dalam pelaksnaannya bank tidak bisa melakukan parate eksekusi untuk melakukan penjualan
secara langsung. Bank harus menempuh prosedur formal yang panjang tuk mencairkan dana
dari jaminan nasabah. Dan kerap kali menemui berbagai macam hambatan. Artikel ini akan
menganalisis secara normatif dan empiris mengenai pelaksanaan eksekusi lelang jaminan pada
perbankan syariah di Aceh berdasarkan konsep hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran,
Hadits, dan Ijma’ para ulama. Meskipun masih menggunakan undang-undang konvensional,
namun dalam aturan pelaksanaan lelang eksekusi jaminan yang diterapkan pada perbankan
syariah telah banyak mengadopsi kaedah hukum Islam. Namun dalam praktiknya masih banyak
dijumpai permasalahan-permasalahan yang keluar dari koridor hukum Islam yang menjunjung
tinggi falsafah maslahah dan konsep keadilan.

A. PENDAHULUAN adalah kendala-kendala yang sering muncul


Hubungan hutang-piutang antara dalam pelaksanaan pembiayaan oleh pihak
debitur dan kreditur sering kali disertai dengan perbankan syariah kepada nasabah seperti
jaminan. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembiayaan yang tidak lancar, pembiayaan
terjadinya kerugian dari pihak kreditur akibat yang debiturnya tidak memenuhi persyaratan
dari tindakan wanprestasi dan moral hazard yang dijanjikan, serta pembiayaan tersebut
lainnya dari pihak debitur. Dengan sistem tidak menepati jadwal angsuran. Sehingga
penjaminan, kreditur mempunyai hak atas hal-hal tersebut memberikan dampak negatif
benda jaminan baik barang tersebut dalam bagi kedua belah pihak (debitur dan kreditur).
penguasaan kreditur maupun tidak untuk Pembiayaan bermasalah merupakan
pelunasan piutang debiturnya. (Abdullah potensi kerugian yang diderita bank dalam
Muhammad, 2010) kaitannya dengan penyediaan fasilitas
Praktik jaminan tersebut juga diterapkan pembiayaan kepada nasabah. Risiko semacam
dalam penyediaan fasilitas pembiayaan di itu dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu,
industri perbankan syariah. Hal ini karena tindakan preventif dalam bentuk penjaminan
tidak semua pembiayaan berjalan seperti untuk pembiayaan atau kredit merupakan
yang diharapkan. Pendistribusian dana untuk suatu kewajiban yang harus dilakukan
kegiatan perekonomian masyarakat dalam untuk mengamankan dana bank syariah yang
bentuk pembiayaan mengandung unsur risiko sebagian besarnya bersumber dari simpanan
kegagalan atau disebut juga dengan pembiayaan pihak ke tiga baik secara yuridis maupun
bermasalah. Pembiayaan bermasalah secara fisik. (Thomas Suyatno, 1999)

39
Sebagai objek jaminan yang dikuasai dari pihak ketiga.
oleh bank sebagai sekuritasnya bank memang Dari latar belakang masalah di atas,
memiliki hak parate eksekusi, untuk melakukan maka permasalahan yang dikaji dalam artikel
penyitaan jaminan pada pembiayaan jatuh ini adalah bagaimana praktik pelaksanaan
tempo sedangkan nasabah debiturnya tidak eksekusi lelang jamiman pembiayaan
memiliki itikad baik untuk melunasinya. Hal bermasalah, dan bagaimana tinjauan fiqh
ini didasarkan Undang-Undang Nomor. 4 terhadap praktik lelang eksekusi jaminan yang
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan diapliasikan pada perbankan syariah di Aceh?
Eksekusi atas Barang Jaminan, pihak kreditur
dapat langsung meminta eksekusi atas objek B. METODOLOGI PENELITIAN
jaminan tersebut apabila nasabah debitur Penelitian ini bersifat deskriptif
melakukan wanprestasi membayar utang, kualitatif. Analisis data menggunakan metode
melalui eksekusi penjualan lelang. (Kartini pendekatan normatif dan empiris. Yaitu
Murjadi, 2007) menelaah dan mengkaji sumber-sumber
Hal ini sejalan dengan konsep barang dari fikih muamalah mengenai ketentuan
jaminan dalam perspektif hukum Islam. hukum lelang eksekusi. Serta menganalisis
Menurut konsep rahn dalam fiqh muamalah, penerapannya dalam pelaksanaan lelang
pihak manajemen bank syari’ah selaku eksekusi jaminan pada perbankan syariah di
penerima jaminan berhak menjual barang Aceh.
jaminan tersebut apabila debitur tidak dapat Sumber data yang digunakan adalah
memenuhi kewajibannya pada saat telah jatuh data primer dan data sekunder. Data primer
tempo. Hasil penjualan harta benda barang didapatkan melalui penelitian lapangan (field
jaminan tersebut dapat digunakan untuk research) sedangkan data sekunder diperoleh
melunasi pinjaman dan sisanya dikembalikan melalui kajian pustaka (library research).
kepada nasabah. (Zainuddin Ali, 2008) Teknik pengambilan data dilakukan melalui
Meskipun demikian, dalam beberapa metode wawancara kepada pegawai-pegawai
kasus tertentu bank sebagai pihak yang bank syariah untuk jenis data sekunder dan
dirugikan tidak secara serta-merta dapat menelaah buku-buku, kitab-kitab para ulama
melakukan penyitaan (parate eksekusi) serta dokumen lainnya untuk jenis data
terhadap objek jaminan nasabah apalagi sekunder.
menjualnya. Bank harus menempuh prosedur Populasi penelitian adalah lembaga
formal dalam penyitaan objek jaminan yaitu perbankan syariah yang beroperasi di Aceh.
harus melalui proses yang panjang berdasarkan Dikarenakan dengan ruang lingkupmya yang
penetapan pengadilan dan eksekusi melalui terlalu luas maka penulis membatasi kajian
juru lelang untuk memanfaatkan jaminan hanya kepada 3 bank syariah saja, yaitu Bank
tersebut sebagai cara melunasi kewajiban Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, dan
debiturnya. Dalam pelaksanaannya bank juga Bank Aceh Syariah. Teknik penentuan sampel
sering menghadapi berbagai macam halangan tersebut menggunakan teknik Non-Probability
baik itu dari si pemilik objek jaminan maupun Sampling dengan bentuk Purposive Sampling,

40 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018


yaitu sampel dipilih secara sengaja dengan pada suatu saat dimana kesempatan itu
berbagai pertimbangan. lenyap”. (Effendi Parangin, 1994).
Dari pengertian tersebut tampak bah-
C. HASIL PENELITIAN DAN wa lelang harus memenuhi unsur-unsur beri-
PEMBAHASAN kut :
1. Definisi Lelang dalam Hukum 1. Lelang adalah suatu cara penjualan
Positif yang dilakukan pada suatu saat dan
Secara garis besar, istilah lelang berasal tempat yang ditentukan.
dari bahasa Belanda vendu. vendu atau 2. Dilakukan dengan cara mengu-
lelang secara resmi masuk dalam perundang- mumkannya terlebih dahulu untuk
undangan di Indonesia sejak tahun 1908, mengumpulkan peminat atau peser-
yaitu dengan berlakunya Vendu Reglement ta lelang.
(Peraturan Lelang, Staatsblad 1908 No. 3. Dilaksanakan dengan cara pen-
189) dan Vendu Instructie (Instruksi Lelang, awaran atau menentukan harga khu-
Staatsblad 1908 No. 190). Dalam Pasal 1 sus, yaitu dengan cara penawaran
Vendu Reglement, pengertian lelang adalah harga secara lisan atau secara tertu-
penjualan barang di muka umum atau lis yang bersifat kompetitif.
penjualan barang yang terbuka untuk umum. 4. Peserta yang mengajukan pen-
(Harahap, 2005). awaran tertinggi akan dinyatakan
Pengertian tersebut kemudian diperjelas sebagai pemenang atau pembeli.
dalam pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Keuan-
gan Nomor 27 /PMK 06/2016, yang berbunyi: Menurut pasal 1 angka 4 dan 5 Peraturan
“Lelang adalah penjualan barang yang terbu- Menteri Keuangan Nomor 27 /PMK 06/2016
ka untuk umum baik secara langsung maupun mengklasifikasi lelang menjadi 2 (dua), yaitu
melalui media elektronik dengan cara pen- lelang eksekusi dan lelang non eksekusi.
awaran harga secara lisan dan/atau tertulis Lelang eksekusi adalah penjualan umum
yang didahului dengan usaha mengumpulkan untuk melaksanakan atau mengeksekusi
peminat.” putusan atau penetapan pengadilan atau
Sebagai perbandingan, pengertian dokumen yang dipersamakan dengan putusan
lelang juga dirumuskan oleh beberapa ilmu- pengadilan, seperti Hipotek, Hak Tanggungan
wan, antara lain Roel, yang menyatakan bah- atau Jaminan Fiducia. Sedangkan Lelang
wa lelang atau penjualan umum adalah: Non Eksekusi adalah penjualan umum di
“Suatu rangkaian kejadian yang terjadi saat luar pelaksanaan putusan atau penetapan
dimana seseorang hendak menjual suatu pengadilan yang terdiri dari lelang barang
barang atau lebih, baik secara pribadi maupun milik/dikuasi negara dan lelang sukarela atas
dengan perantaraan kuasanya memberi barang milik swasta.
kesempatan kepada orang-orang yang hadir Peraturan Menteri Keuangan Nomor
melakukan penawaran untuk membeli barang 27 /PMK 06/2016 tersebut juga menjelaskan
atau barang-barang yang ditawarkan sampai bahwa yang mempunyai kedudukan untuk

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksekusi Lelang …, | 41


melaksanakan lelang adalah Kantor Pelayanan diperjanjikan. Peringatan tersebut biasanya
Keuangan Negara dan Lelang (KPKNL) yang diajukan paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kedudukannya berada dalam Lingkungan kali untuk memenuhi syarat keadaan
Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara wanprestasinya debitur.1
(DJPLN) atau Kantor Pejabat Lelang Kelas II. Apabila telah diperingati secara
Oleh karena itu, dalam kasus eksekusi patut tetapi debitur tidak juga melakukan
lelang jaminan pembiayaan bermasalah pembayaran kewajibanya, maka Bank melalui
dalam perbankan syariah, manajemen bank ketentuan hukum yang terdapat pada Pasal
tidak bisa dengan serta-merta menjual objek 6 dan Pasal 20 UU RI No. 4 Tahun 1996
jaminan nasabah wanprestasi yang berada tentang Hak Tanggungan, akan melakukan
di bawah kawalannya. Meskipun barang proses lelang terhadap jaminan debitur. Bank
jaminan nasabah tersebut telah diikat dengan mengajukan permohonan Lelang Jaminan Hak
pembebanan hak tanggungan. Karena bank Tanggungan tersebut kepada KPKNL (Kantor
tidak memiliki kuasa khusus untuk melakukan Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) yang
penjualan lelang eksekusi terhadap jaminan merupakan salah satu unit kerja pada Dit. Jend
nasabah kecuali dengan penjualan secara suka Kekayaan Negara Departemen Keuangan RI.2
rela yang dilakukan oleh nasabah. Ketika KPKNL tersebut bertindak
sebagai fasilitator pelaksanaan lelang,
2. Prosedur Pelelangan Eksekusi landasan aturan hukum yang dipakai adalah
Jaminan pada Perbankan Syariah Pasal 14 UU RI Nomor. 4 Tahun 1996 tentang
Terhadap ketentuan pembebanan hak Hak Tanggungan yang mengisyaratkan
tanggungan atas jaminan pinjaman, negara bahwa pelaksanaan lelang hak tanggungan
telah menerbitkan peraturan hukum pada memiliki kekuatan eksekutorial yang sama
Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang dengan putusan hukum pengadilan yang
Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda- telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
Benda yang Berkaitan dengan Tanah. Undang- gewijsde).3
undang tersebut mengatur tentang Jaminan KPKNL hanya berwenang melakukan
antara Bank dengan debitur dalam transaksi pelelangan sebagaimana yang dimohonkan
pinjam-meminjam serta peraturan-peraturan oleh kreditur setelah dilengkapi dengan
tentang tata cara apabila terjadinya keadaan persyaratan seperti dokumen-dokumen
wanprestasi (tidak membayar) apabila debitur yang wajib ada dalam permohonan tersebut.
tidak melaksanakan kewajibannya. (Patrik, Apabila berkas permohonan pelelangan
2006)
Dalam praktek, apabila nasabah debitur 1 Hasil wawancara dengan Miftahuddin,
menunggak hingga ke tahap kredit macet, menjabat sebagai Wakil Pimpinan Bank Aceh Syariah
Cabang Meulaboh
maka biasanya bank akan mengirimkan 2 Salinan Peraturan Direktur Jenderal
surat peringatan kepada nasabah debitur Kekayaan Negara nomor 2/KN/2017 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pasal 2 dan Pasal 3
agar melaksanakan kewajibannya dalam 3 Hasil wawancara dengan Zulfahmi, menjabat
pembayaran angsuran sesuai dengan yang sebagai Area Collection and Recovery Manager Bank
Syariah Mandiri.

42 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018


tersebut telah dilengkapi oleh kreditur dan 1. Salinan/fotocopy perjanjian kredit.
telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, 2. Salinan/fotocopy sertifikat hak
maka proses pelelangan dapat dilaksanakan tanggungan dan akta pemberian hak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk tangungan.
memproses permohonan pelelangan tersebut, 3. Salinan/fotocopy sertifikat hak
kepala KPKNL atau pejabat lelang kelas atas tanah yang dibebani hak
II wajib meneliti kelengkapan dokumen tanggungan.
persyaratan lelang dan legalitas formal subjek 4. Salinan/fotocopy perincian hutang/
dan objek lelang. Kepala KPKNL atau pejabat jumlah kewajiban debitur yang
lelang kelas II juga wajib menolak apabila harus dipenuhi.
dokumen pesyaratan lelang tidak lengkap 5. Salinan/fotocopy bukti bahwa
atau tidak memenuhi legalitas formal sebagai debitur wanprestasi, antara lain
subjek dan objek lelang. Adapun dokumen berupa surat-surat peringatan.
persyaratan lelang yang bersifat umum untuk 6. Surat pernyataan dari kreditur
semua jenis lelang yaitu: selaku pemohon lelang yang isinya
1. Salinan/ fotocopy surat keputusan akan bertanggung jawab apabila
penunjukan penjual, kecuali terjadi gugatan perdata dan/atau
pemohon lelang adalah perorangan, tuntutan pidana.
atau perjanjian/surat kuasa 7. Salinan/fotocopy suarat
penunjukan balai lelang sebagai pemberitahuan rencana pelaksanaan
pihak penjual. lelang kepada dibitur oleh kriditur,
2. Daftar barang yang akan dilelang. yang diserahkan ke KPKNL
3. Surat persetujuan dari pemegang hak sebelum lelang dilaksanakan.
pengelolaan, dalam hal objek lelang 8. Surat pernyataan dari kreditur bahwa
berupa tanah dan/atau bangunan yang isinya menyatakan bahwa
dengan dokumen kepemilikan hak nilai limit ditetapkan berdasarkan
guna bangunan atau hak pakai di hasil penilaian dari penjual dengan
atas tanah tersebut. menyebutkan nama penilai, nomor
4. Informasi tertulis yang diperlukan dan tanggal laporan penilaian.5
untuk penyerahan/penyetoran hasil Berdasarkan persyaratan permohonan
bersih lelang.4 lelang di atas, maka piutang negara yang
Sedangkan dokumen pesyaratan pengurusannya wajib diserahkan kepada
yang harus dilampirkan untuk lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan
eksekusi menurut Undang-Undang Lelang (KPKNL) adalah piutang negara macet,
Hak Tanggungan (UUHT) Pasal 6 yang keberadaan dan besarnya sudah pasti
terdiri atas: menurut hukum, jadi sebelumnya pihak bank

4 Salinan Peraturan Direktur Jenderal 5 Salinan Peraturan Direktur Jenderal


Kekayaan Negara Nomor 2/KN/2017 Tentang Kekayaan Negara Nomor 6/KN/2013 Tentang Petunjuk
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang pasal 5 Teknis Pelaksanaan Lelang , pasal 6

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksekusi Lelang …, | 43


harus sudah meneliti terlebih dahulu secara oleh pembeli maka yang bertambah adalah
seksama baik mengenai besarnya jumlah kredit penurunan tawaran. Sedangkan dalam praktik
macet maupun tentang keadaan fisik barang riba tambahan haram yang dimaksud adalah
jaminan dan atau harta kekayaan debitur/ tambahan yang tidak diperjanjikan dimuka
penjamin hutang. Jadi sebelum menyerahkan dalam akad pinjam-meminjam uang atau
kredit bermasalah kepada KPKNL, Bank barang ribawi lainnya. (Ibnu Rusyd, 1992).
harus terlebih dahulu berusaha melakukan
penagihan dan apabila tidak berhasil, maka Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw:
kredit yang diserahkan ke KPKNL tersebut
harus berupa kredit macet.6
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫للا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ قَا َل‬، ُ‫للاُ َع ْنه‬ َّ ‫ض َي‬ ِ ‫س ْب ِن َمالِ ٍك َر‬ ِ َ‫عَنْ أَن‬
َ ‫س َوا ْلقَد‬
‫َح‬ َ ‫شتَ ِري َه َذا ا ْل ِح ْل‬ ْ َ‫ « َمنْ ي‬: ‫سلَّ َم‬ َ ‫للاُ َعلَ ْي ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬ َ
ُ ‫ أَنَا‬، ِ‫للا‬
‫ فَقَا َل النَّبِ ُّي‬، ‫آخ ُذ ُه َما بِ ِد ْره ٍَم‬ َّ ‫ يَا نَبِ َّي‬: ‫؟ فَقَا َل َر ُج ٌل‬
3. Hukum Jual-beli Lelang Menurut
: ‫ َمنْ يَ ِزي ُد َعلَى ِد ْره ٍَم ؟ فَقَا َل َر ُج ٌل‬: ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
Fiqh Muamalah
ُ ‫أَنَا‬
َّ ‫آخ ُذ ُه َما يَا نَبِ َّي‬
« ‫ ُه َما لَ َك‬: ‫ قَا َل‬، ‫للاِ بِا ْثنَتَ ْي ِن‬
Dalam konsep fiqh muamalah, jual
beli secara lelang ini dikenal dengan nama Artinya:
ba’i muzayadah, yang diartikan sebagai
suatu metode penjualan barang dan atau jasa “dari Anas ra., dia berkata,
berdasarkan harga penawaran tertinggi. Lelang Rasulullah saw menjual sebuah pelana
dalam fiqh muamalah memang dikategorikan dan sebuah mangkok air dengan
sebagai salah satu bentuk jual beli, akan tetapi berkata siapa yang mau membeli pelana
ada perbedaan secara umum. Jual beli ada hak dan mangkok ini? Seorang laki-laki
memilih, boleh tukar menukar di muka umum menyahut, aku bersedia membelinya
dan sebaliknya, sedangkan lelang tidak ada seharga satu dirham. Lalu Nabi berkata
hak memilih, tidak boleh tukar-menukar di lagi, siapa yang berani menambahi?
depan umum, dan pelaksanaannya dilakukan Maka diberi dua dirham oleh seorang
khusus di muka umum.(Ahmad, 2004) laki-laki kepada beliau, lalu dijuallah
Jual beli model lelang (muzayyadah) kedua benda itu kepada laki-laki tadi.”
dalam hukum Islam adalah boleh mubah. Jual (HR Tirmidzi).7
beli secara lelang tidak termasuk praktik riba
meskipun ia dinamakan bai’ muzayyadah 4. Analisis Hukum Islam Terhadap
dari kata ziyadah yang bermakna tambahan Pelaksanaan Lelang Eksekusi Pada
sebagaimana makna riba, namun pengertian Perbankkan Syariah
tambahan di sini berbeda. Dalam muzayyadah Dalam literatur hukum Islam, penjualan
yang bertambah adalah penawaran harga objek jaminan yang dilakukan oleh lembaga
lebih dalam akad jual beli yang dilakukan keuangan yang memberikan pinjaman
oleh penjual atau bila lelang dilakukan kepada debitur tanpa sepengetahuannya

6 Hasil wawancara dengan Febriano Iriawan 7 Dikutip dari Sohari Sahrani, Ru’fah
Ishaq menjabat sebagai Sesi Pelayanan Lelang di Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,
KPKNL 2011), hlm. 80

44 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018


itu dibolehkan. Menurut fuqaha penerapan undang yang digunakan masih bersifat
tersebut dapat dilakukan terhadap dua kasus konvensional, namun dalam pelaksanaannya
dimana debitur bersikap menunda-nunda lelang eksekusi jaminan nasabah pada
pembayaran kewajiban hutangnya dan lembaga perbankan syariah di Aceh telah
besarnya jumlah hutang kreditur dapat ditutupi banyak mengadopsi nilai-nilai hukum Islam.
(dilunasi) jika obyek tersebut dijual. Meskipun demikian, dalam praktiknya
Menurut Muhammad dan Abu Yusuf baik KPKNL maupun pihak manajemen
(ahli ekonomi klasik) memperbolehkan bank masih menghadapi berbagai macam
menjual aset kekayaan (obyek hak kedala dalam pelaknanaan lelang eksekusi.
tanggungan) pihak debitur jika qadhi (hakim) Kendala-kendala tersebut bisa mempengaruhi
telah mengeluarkan putusan terhadapnya pelaksanaan penjualan lelang maupun hasil
dan tidak ditemukan alasan pembenar untuk dari penjualan lelang.
menunda penjualan tersebut. Penjualan
tersebut dalam semua kasus harus dilakukan 5. Hambatan dalam Pelaksanaan Lelang
atas sepengetahuan qadhi, serta dihadiri oleh Eksekusi
para pihak dipasar barang yang akan dijual, berdasarkan hasil penelitian yang telah
penjualan itu juga bisa dilakukan dengan dijalankan, penulis menemukan berbagai
cara lelang atau mendapatkan harga setinggi macam permasalahan dalam hal pelaksanaan
mungkin sesuai dengan harga pasar pada saat lelang eksekusi jaminan ini, antara lain sebagai
lelang berlangsung.(Az-zuhaili, 2011) berikut:
Sesuai dengan penjabaran di atas, a. Ketidaksesuaian Pendapat Mengenai
pembayaran hutang yang diputuskan oleh Limit Harga Lelang
qadhi dengan menjual objek jaminan yang Permasalahan mengenai limit harga
berada di tangan kreditur untuk melunasi lelang adalah salah satu permasalahan yang
hutang debitur secara paksa atau tidak, kerap dijumpai ketika lelang eksekusi ingin
merupakan suatu kebolehan dalam hukum dijalankan. Pihak nasabah debitur selaku
Islam, karena inilah kaidah-kaidah terpenting pemilik objek jaminan merasa bahwa objek
dalam sistem pengadilan untuk melindungi jaminan tersebut dijual dengan limit harga
kemaslahatan dan hak pihak-pihak kreditur. dibawah harga pasar sehingga merugikan
Penjualan barang tersebut sejalan dengan pihak nasabah. Sebenarnya analisis mengenai
pelelangan yang dilakukan pada saat ini, harga objek jaminan nasabah telah dilakukan
yang mana penjualan yang diputuskan oleh ketika pengikatan akta hak tanggungan
qadhi di dalam hukum positif disebut dengan sebelum dana pembiayaan dicairkan. Namun,
pelelangan eksekusi. permasalahan seperti ini bisa saja disebabkan
Ketentuan pelaksanaan lelang eksekusi oleh beberapa hal antara lain karena adanya
jaminan dalam fiqh muamalah tersebut unsur kesengajaan dari pihak nasabah itu
hampir sama dengan praktik pelelangan yang sendiri, seperti keadaan barang jaminan telah
dilakukan oleh lembaga perbankan syariah mengalami kerusakan dan tidak lagi sempurna
di Aceh melalui KPKNL. Walaupun undang- seperti pada saat pengikatan hak tanggungan.

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksekusi Lelang …, | 45


Faktor alam juga menjadi penyebab terjadinya Undang-undang Hak Tanggungan
penyusutan nilai harga objek jaminan, seperti telah menjelaskan bahwa debitur harus
tempat dan daerahnya yang sering terkena melakukan pengosongan objek jaminan hak
banjir, dan lain-lain. Di samping itu, dapat tanggungannya pada saat wanprestasi dan
terjadi karena kesalahan dari tim penilai asset, hendak dilakukan eksekusi lelang. Namun
kesalahan dalam memberikan platfont, atau kenyataannya masih banyak nasabah debitur
keahlian dalam menilai harga suatu objek itu yang masih menduduki objek jaminan tersebut
belum pas. dan enggan melakukan kekosongan.

b. Terjadi Perlawanan Lelang Eksekusi d. Kurangnya Minat Pembeli


Menurut Harahap (2007) Pada Permasalahan lain yang kerap
hakiatnya, tujuan perlawanan terhadap dijumpai ketika pelaksanaan lelang eksekusi
eksekusi yang diajukan pihak tereksekusi adalah kurangnya minat pembeli, hal ini
yaitu untuk: bisa disebabkan oleh faktor internal maupun
1. Menunda eksekusi, faktor eksternal. Faktor internal adalah
2. Membatalkan eksekusi dengan jalan masih terjadi sengketa ketika objek jaminan
menyatakan putusan yang hendak tersebut dilelang, sehingga pembeli lebih
dieksekusi tidak mengikat, berhati-hati untuk membeli objek lelang yang
3. Mengurangi nilai jumlah yang masih dalam sengketa. Di antara sengketa
hendak dieksekusi. yang sering muncul, seperti yang penulis
telah paparkan di atas, yaitu debitur enggan
Namun dari semua tujuan tersebut melakukan pengosongan hak tanggungan dan
tidak semua perlawanan yang diajukan pihak eksekusi lelang, dan masih terjadi perlawanan
tereksekusi dapat dikabulkan. Meskipun dari pihak debitur. Sedangkan faktor eksternal
demikian, diperbolehkan menunda eksekusi adalah kondisi ekonomi masyarakat sekarang
jika perlawanan eksekusi menggunakan ini yang masih berada dalam kondisi ekonomi
alasan yang dapat diterapkan secara kasuistik. sulit, sehingga tidak punya kemampuan untuk
Apabila alasan secara faktual dan mendasar membeli objek lelang tersebut.
terdapat dalam perlawanan tersebut, Ketua
Pengadilan Negeri dapat mengabulkan Analisis Hukum Islam Terhadapa
6.
penundaan eksekusi sampai putusan Hambatan Lelang Eksekusi
perlawanan memperoleh putusan hukum tetap. Sebagai sebuah sistem kehidupan,
Sebaliknya, kalau perlawanan tereksekusi Islam memberikan warna dalam setiap dimensi
sama sekali tidak mempunya alasan yang kehidupan manusia, tak terkecuali dunia
mendasar, dilarang mengabulkan penundaan ekonomi. Sistem ekonomi Islam ini berusaha
eksekusi. mendialektika nilai-nilai ekonomi dengan
nilai akidah atau pun etika. Artinya, kegiatan
c. Debitur Enggan Melakukan ekonomi yang dilakukan oleh manusia
Pengosongan Hak Jaminan dibangun dengan dialektika nilai materialisme

46 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018


dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi yang mengaburkan nilai maslahah tersebut. Hal
dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, ini karena bisa mempengaruhi proses dari
akan tetapi terdapat sandaran transendental pelaksanaan penjualan lelang dan merugikan
di dalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. beberapa pihak yang terlibat dalam transaksi
Selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan tersebut.
muamalah (ekonomi) juga sangat konsen
terhadap nilai-nilai humanisme. 2. Memelihara Nilai-Nilai Keadilan
Para ulama maupun fuqaha telah Keadilan adalah tujuan yang hendak
sepakat bahwa hukum setiap transaksi diwujudkan oleh semua hukum. Dalam
muamalah pada dasarnya adalah mubah hukum Islam, keadilan merupakan perintah
selama tidak ada nash yang melarangnya. Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Maidah
Namun prinsip-prinsip lain dari muamalah ayat 8 yang Artinya:
juga mesti diterapkan dalam setiap transaksi
di perbankan syariah. Berikut ini merupakan “Wahai orang-orang yang beriman,
prinsip-prinsip dasar lainnya yang mesti Jadilah kamu para penegak keadilan
diterapkan dalam transaksi muamalah: karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
1. Mewujudkan Kemaslahatan Dan janganlah kebencianmu terhadap
Secara garis besar pengertian maslahah adalah suatu golongan mendorongmu untuk
memelihara tujuan syara’ dan meraih manfaat/ berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
menghindarkan kemudharatan. (Dahlan, karena keadilan itu lebih dekat kepada
2010). Salah satu keunggulan teori ekonomi takwa. Dan bertakwalah kamu kepada
Islam adalah menjadikan moral sebagai Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti
variable utama. Oleh karena itu, maslahah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
merupakan suatu tujuan yang harus dicapai (Q.S Al-Maidah: 8)
dalam setiap transaksi ekonomi.
Pelaksanaan eksekusi lelang barang jaminan Konsep adil ini juga sudah sepatutnya
yang dilaksanakan di Aceh sebenarnya untuk diterapkan dalam pelaksanaan eksekusi
telah mengandung unsur maslahah, baik lelang jaminan. Adil yang dimaksud disini
bagi pihak debitur (nasabah) maupun pihak adalah mengenai limit harga lelang yang sudah
kreditur (bank syariah). Maslahah bagi pihak semestinya dijual sesuai dengan harga lelang.
kreditur adalah bisa mencairkan dana dengan Hal ini supaya tidak ada pihak yang merasa
cepat dan menutup kerugian dari piutang terzalimi dari pelaksanaan lelang eksekusi
macet nasabah. Begitu juga bagi pihak tersebut.
debitur, penjualan lelang jaminan tersebut
merupakan alternatif terakhir baginya untuk
bisa melunasi tunggakan hutangnya. Karena D. KESIMPULAN
hutang merupakan kewajiban yang harus Dalam setiap kegiatan pembiaayan,
segera dilunasi. Namun hambatan-hambatan manajemen bank syariah selalu mewajibkan
yang terjadi dalam pelaksanaannya bisa nasabahnya untuk menyertakan barang

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksekusi Lelang …, | 47


jaminan sebagai agunan pembiayaan. Apabila Aditia Bhakti.
pembiayaan nasabah berjalan lancar sampai ke
tahap pelunasan, maka barang agunan nasabah Ahmad, A. (2004). Lelang Perspektif Hukum
akan dikembalikan kepada nasabah. Namun Islam Dan Hukum Positif. Jakarta:
apabila nasabah melakukan wanprestasi, tidak Kiswah.
memenuhi janji sesuai dengan kontrak, dan
tidak melakukan pelunasan kewajibannya, Az-zuhaili, W. (2011). Al-Fiqh Al-Islami wa
maka agunan tersebut akan dijual melalui Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani dan
penjualan lelang di KPKNL sebagai lembaga Darul Fikr.
resmi yang berkuasa untuk melakukan
transaksi lelang. Uang dari hasil penjualan Dahlan, A. R. (2010). Ushul Fiqh. Jakarta:
lelang tersebut digunakan untuk menutupi Amzah.
sisa kewajiban hutang nasabah kepada pihak
bank syariah. Sisanya akan dikembalikan lagi Effendi Parangin. (1994). Peraturan Lelang.
kepada nasabah. Jakarta: Esa Study Club.
Ketentuan hukum mengenai lelang
eksekusi ini adalah undang-undang Nomor. Harahap, M. Y. (2005). Ruang Lingkup
4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan Permasalahan Eksekusi Bidan Perdata
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27 / (kedua). Jakarta: Sinar Grafika.
PMK 06/2016 sebagai aturan pelaksana.
Meskipun masih menggunakan aturan Ibnu Rusyd. (1992). Bidayatul Mujtahid Juz
hukum konvensional, namun dalam II. Lebanon: Beirut.
praktiknya undang-undang tersebut telah
banyak mengadopsi ketentuan hukum Islam Kartini Murjadi. (2007). Istimewa, Gadai, dan
dan sesuai dengan konsep fiqh muamalah. Hipotek. Jakarta: Kencana.
Namun eksekusi lelang jaminan tersebut
dalam pelaksanaannya sering kali menjumpai Patrik, P. (2006). Hukum Jaminan, Edisi
berbagai macam hambatan yang mengganggu Revisi dengan UUHT (Undang-
pelaksanaan lelang eksekusi baik secara
langsung dan tidak langsung. Hambatan- Undang Hak Tanggungan). Semarang: Fakultas
hambatan ini mengaburkan nilai-nilai Hukum Universitas Diponegoro.
keislaman yang menjunjung tinggi konsep
kemaslahatan dan keadilan. Thomas Suyatno. (1999). Kelembagaan
Perbankan. Jakarta: Gramedia.

KEPUSTAKAAN Zainuddin Ali. (2008). Hukum Gadai Syariah.


A. Buku Jakarta: Sinar Grafika.
Abdullah Muhammad. (2010). Hukum
Perdata Indonesia. Bandung: Citra Peraturan Perundang-Undangan

48 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018


Undang-undang Nomor 04. Tahun 1996 Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara
tentang Hak Tanggungan Nomor 2/KN/2017 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Lelang
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27 /PMK
06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksekusi Lelang …, | 49


50 | AT-TASYRI’: Vol. XI. No. 2, Juli - Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai