Anda di halaman 1dari 376

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan “Metode Kerja Pengujian
dan Kalibrasi Alat Kesehatan“.
Pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan merupakan
dr.Andi Saguni, MA
salah satu faktor penunjang yang penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Setiap alat kesehatan yang digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas kesehatan lainnya harus aman sehingga harus dilakukan uji dan/atau
kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi
Pengujian Fasilitas Kesehatan.
Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas
Kesehatan dalam melakukan pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan, harus
mengacu kepada Metode Kerja Pengujian dan/atau Kalibrasi.
Metode kerja ini digunakan untuk menentukan nilai batasan parameter
pengukuran yang digunakan oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau
Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan dalam melakukan Pengujian dan/atau
Kalibrasi Alat Kesehatan, serta u ntuk menyamakan proses pengambilan data
pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, buku ini sementara baru
memuat 70 (tujuh puluh) metode kerja, dan kami berharap masukan dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan.
Demikian, semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/V/5771/2018

TENTANG
METODE KERJA PENGUJIAN DAN ATAU KALIBRASI ALAT KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN
KESEHATAN

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Peraturan


Menteri Kesehatan No 54 Tahun 2015 tentang
pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan, diperlukan
Metode Kerja;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang Metode
Kerja Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 tahun 2015
tentang Pengujian dan atau Kalibrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1197);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1508)
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan;
7. Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2
Tahun 2018 tentang Uji Kesesuaian pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 522);
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN


KESEHATAN TENTANG METODE KERJA PENGUJIAN DAN
ATAU KALIBRASI ALAT KESEHATAN

KESATU :
Mengesahkan dan memberlakukan Metode Kerja Pengujian
Alat Kesehatan;
KEDUA : Metode Kerja merupakan acuan bagi petugas penguji alat
kesehatan;
KETIGA : Lampiran Metode Kerja merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan;
KEEMPAT : Metode Kerja dilakukan kaji ulang dan pemutakhiran
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan,
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
semestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 28 November 2018
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN
Nomor : HK.02.02/V/5771/2018
Tanggal : 28 November 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan peralatan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
mencakup aspek manajemen dan teknis. Aspek manajemen meliputi
perencanaan, pengadaan, instalasi, pengujian dan penerimaan.
Sedangkan aspek teknis merupakan kegiatan lanjutan dari aspek
manajemen, meliputi pengoperasian, pelatihan, pemeliharaan dan
penghapusan. Keseluruhan kegiatan ini bermanfaat untuk keselamatan
pasien, ketepatan dan efektivitas pembiayaan
Pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan merupakan
salah satu faktor penunjang yang penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dirumah sakit maupun di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Setiap alat kesehatan yang digunakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan Lainnya harus aman sehingga harus
dilakukan uji dan atau kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan, Dalam
melakukan Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan, Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan harus
mengacu kepada Metode Kerja Pengujian dan atau Kalibrasi.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka perlu
dilakukan penyusunan Metode Kerja Pengujian dan atau Kalibrasi Alat
Kesehatan yang selanjutnya akan digunakan oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan


Untuk menyamakan Metode Kerja Pengujian dan atau Kalibrasi
Alat Kesehatan yang digunakan oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan dalam melakukan Pengujian
dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan. Menentukan nilai batasan parameter
pengukuran yang digunakan oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan dalam melakukan Pengujian
dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
Tujuan sistem pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan yaitu agar
tercapai kondisi laik pakai untuk menjamin ketelitian, ketepatan serta
keamanan alat kesehatan dalam mendukung pelayanan kesehatan

BAB II
KETENTUAN UMUM

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Metode kerja adalah prosedur acuan bagi petugas untuk
pengambilan data dalam melaksanakan pengujian dan atau kalibrasi
2. Pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan
fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur
dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan
pengukuran
3. Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran
nilai penunjukkan alat ukur dan atau bahan ukur
4. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas,
dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibratornya, perangkat lunak,
bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh
manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme
untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan
5. Alat ukur adalah semua peralatan yang digunakan untuk mengukur,
dalam pelaksanaan pengujian atau kalibrasi alat kesehatan berupa
alat ukur besaran dasar maupunnalat ukur besaran turunan.
6. Kemampuan telusur adalah kemampuan untuk menghubungkan
hasil alat-alat ukur tertentu dengan hasil pengukuran pada standar
nasional atau secara nasional diterima sebagai sistem pengukuran
melalui suatu mata rantai tertentu.
7. Ketelitian (precision) adalah kemampuan proses pengukuran untuk
menunjukan hasil yang sama dan pengukuran dilakukan secara
berulang ulang
8. Lulus kalibrasi adalah kondisi besaran pada alat kesehatan sesuai
dengan besaran sebenarnya dan laik dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan
9. Lulus uji adalah kondisi alat kesehatan yang memenuhi spesifikasi
dan laik dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
10. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
11. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kesehatan atau Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
melaksanakan tugas teknis operasional di bidang pengujian dan
kalibrasi prasarana dan alat kesehatan
12. Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang
mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan
13. Hasil Pengujian dan Kalibrasi adalah pernyataan tertulis yang
menerangkan bahwa alat kesehatan tersebut laik pakai atau tidak
laik pakai berdasarkan hasil pengujian dan kalibrasi.
14. Sertifikat adalah jaminan tertulis atau tercetak yang
diberikan/dikeluarkan oleh lembaga/laboratorium/institusi
pengujian dan kalibrasi yang telah terakreditasi untuk menyatakan
kelayakan pengujian dan kalibrasi.
15. Label adalah segala bentuk tulisan dan/atau gambar yang dicetak
dan ditempelkan pada alat kesehatan untuk memberikan keterangan
laik/tidak laik.
16. Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional yang selanjutnya disebut Uji Kesesuaian Pesawat
Sinar- X adalah uji untuk memastikan Pesawat Sinar-X dalam
kondisi andal, baik untuk kegiatan Radiologi Diagnostik maupun
Intervensional dengan memenuhi peraturan perundang-undangan
17. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pelayanan kesehatan.

BAB III
RUANG LINGKUP

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan Institusi Penguji Fasilitas


Kesehatan telah mendapatkan izin operasional

BAB IV
SASARAN

Metode Kerja Pengujian dan atau Kalibrasi dipergunakan oleh Balai


Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan Institusi Penguji Fasilitas
Kesehatan dalam rangka melakukan Pengujian dan atau Kalibrasi alat
kesehatan.

BAB V
PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI

A. Pengujian
Pengujian dilakukan terhadap alat kesehatan yang memiliki standar
besaran yang dibaca, berarti tidak terdapat nilai yang diabadikan pada lat
kesehatan tersebut, sehingga pengujian dilaksanakan mengacu pada;
1. Nilai standar yang ditetapkan secara nasional maupun internasional
misal ; arus bocor, frekuensi kerja pada paparan radiasi
2. Fungsi alat misal; kuat cahaya, daya hisap, sterilitas, putaran, energi
dan temperatur.
Pengujian alat kesehatan dilakukan dengan kegiatan sbb;
1. Pengukuran kondisi lingkungan
2. Pemeriksaaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat
3. Pengukuran keselamatan kerja
4. Pengukuran kinerja

B. Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan nilai terukur dengan nilai
yang diabadikan pada alat kesehatan misalnya : tegangan, (voltage), arus
listrik (electric current) waktu, energi dan suhu
Kalibrasi alat kesehatan dilakukan dengan kegiatan sbb:
1. Pengukuran kondisi lingkungan
2. Pemeriksaaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat
3. Pengukuran keselamatan kerja
4. Pengukuran kinerja sebelum dan setelah penyetalan atau pemberian
faktor kalibrasi sehingga nilai terukur sesuai dengan nilai yang
diabadikan pada bahan terukur

C. Pelaksanaan Pengujian dan/atau kalibrasi


Pelaksanaan pengujian dan/atau kalibrasi oleh petugas/tenaga ahli wajib
mengacu metode kerja atau prosedur tetap sesuai masing-masing alat
kesehatan.

BAB VI
SANKSI

Dalam melakukan pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan, tidak


memenuhi kewajiban prosedur tetap (metode kerja) dapat dikenakan sanksi
berupa Teguran lisan, Teguran tertulis, Penghentian kegiatan, Pencabutan izin,
Sanksi lain sesuai peraturan peruandang-undangan apabila;
1. Mengunakan alat ukut atau besaran standar yang tidak terkalibrasi
2. Melakukan pengujian dan/atau kalibrasi tidak sesuai prosedur tetap
3. Melakukan pengujian dan/atau kalibrasi oleh tenaga yang tidak kompeten
4. Mengeluarkan sertifikat pengujian dan/atau kalibrasi secara tidak benar
5. Mengeluarkan tanda laik pakai dengan cara tidak benar

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara terus menerus dari waktu ke


waktu, agar pelaksanaan pengujian dan/atau kalibrasi semakin luas dan
berkualitas, sehingga tercapai kondisi alat kesehatan terjamin kehandalannya.
Pembinaan dan pengawas pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan
dilakukan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pembinaan dilakukan melalui survailance, pemantauan dan evaluasi laporan
pelaksanaan pengujian dan/atau kalibrasi

BAB VIII
PENUTUP

Dengan disusunnya Metode Kerja Pengujian Alat Kesehatan yang digunakan


oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan atau Institusi Penguji Fasilitas
Kesehatan, diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan dalam melakukan
pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan agar tercapai kondisi laik pakai
untuk menjamin ketelitian, ketepatan serta keamanan alat kesehatan dalam
mendukung pelayanan kesehatan.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN
Nomor : HK.02.02/V/5771/2018
Tanggal : 28 November 2018

DAFTAR METODE KERJA PENGUJIAN ALAT KESEHATAN

No MK Nama Dokumen Hal


PO.01 Prosedur Operasional Distribusi dan pengendalian dokumen 1
PO.02 Prosedur Operasional Pernyataan kesesuaian dan aturan keputusan 3

001 Metode Kerja Uji Keselamatan Listrik 4


002 Metode Kerja Perhitungan Ketidakpastian pengukuran 14
003 Metode Kerja Pengujian Anak Timbangan 16
004 Metode Kerja Pengujian Analitical Balance 20
005 Metode Kerja Pengujian Anesthesi Ventilator 26
006 Metode Kerja Pengujian Anesthesi Unit 30
007 Metode Kerja Pengujian Audiometer 33
008 Metode Kerja Pengujian Auto Refractro Keratometer (ARK) 38
009 Metode Kerja Pengujian Autoclave (Steam Sterilizer) 41
010 Metode Kerja Pengujian Autorefraktor 46
011 Metode Kerja Pengujian Baby Incubator 49
012 Metode Kerja Pengujian Bed Side Monitor 53
013 Metode Kerja Pengujian Blood Bank Refrigerator 58
014 Metode Kerja Pengujian Blood Pressure Monitor 62
015 Metode Kerja Pengujian Cardiocotograph 66
016 Metode Kerja Pengujian Centrifuge 69
017 Metode Kerja Pengujian CPAP 73
018 Metode Kerja Pengujian Defibrillator 77
019 Metode Kerja Pengujian Digital Manometer 81
020 Metode Kerja Pengujian Electrocardiograph 85
021 Metode Kerja Pengujian Electroenchepalograph 90
022 Metode Kerja Pengujian Electrostimulator 94
023 Metode Kerja Pengujian Electro Surgery Unit 99
024 Metode Kerja Pengujian Fetal Doppler 103
025 Metode Kerja Pengujian Flow Meter 106
026 Metode Kerja Pengujian Infant Warmer 109
027 Metode Kerja Pengujian Infsuion Pump 113
028 Metode Kerja Pengujian Inkubator Laboratory 171
029 Metode Kerja Pengujian Lampu Operasi 121
030 Metode Kerja Pengujian Lux Meter 124
031 Metode Kerja Pengujian Medical Freezer 126
032 Metode Kerja Pengujian Medical Refrigerator 130
033 Metode Kerja Pengujian Micropipet 134
034 Metode Kerja Pengujian Microscope 138
035 Metode Kerja Pengujian Nebulizer 141
No MK Nama Dokumen Hal
036 Metode Kerja Pengujian Oven 144
037 Metode Kerja Pengujian Oxygen Concentrator 148
038 Metode Kerja Pengujian Phototerapi 151
039 Metode Kerja Pengujian Platelet Agitator Inkubator 154
040 Metode Kerja Pengujian Rotator 158
041 Metode Kerja Pengujian Pulse Oxymeter 162
042 Metode Kerja Pengujian Sphygmomanometer 166
043 Metode Kerja Pengujian Spirometer 170
044 Metode Kerja Pengujian Sterilisator 174
045 Metode Kerja Pengujian Stirer 178
046 Metode Kerja Pengujian Suction Pump 182
047 Metode Kerja Pengujian Syringe Pump 185
048 Metode Kerja Pengujian Tachometer 189
049 Metode Kerja Pengujian Thermohygrometer 192
050 Metode Kerja Pengujian Thermometer Klinik 196
051 Metode Kerja Pengujian Timbangan Bayi Mekanik/Digital 200
052 Metode Kerja Pengujian Auto Non Contact Tonometer (NCT) 208
053 Metode Kerja Pengujian Traksi 211
054 Metode Kerja Pengujian Treadmil 215
055 Metode Kerja Pengujian Computed Radiography 218
056 Metode Kerja Pengujian CT Scan 228
057 Metode Kerja Pengujian Dental Panoramic 234
058 Metode Kerja Pengujian Dental X-ray 240
059 Metode Kerja Pengujian Digital Radiography 246
060 Metode Kerja Pengujian Flouroscopy 251
061 Metode Kerja Pengujian General Purpose 268
062 Metode Kerja Pengujian Mammography 280
063 Metode Kerja Pengujian Mobile X -Ray 292
064 Metode Kerja Pengujian Magnetic Resonance Imaging (MRI) 302
065 Metode Kerja Pengujian Ultrasonograph 317
066 Metode Kerja Pengujian Ultrasound Teraphy 322
067 Metode Kerja Pengujian Ultraviolet 326
068 Metode Kerja Pengujian Vaporizer 330
069 Metode Kerja Pengujian Ventilator 335
070 Metode Kerja Pengujian Water Bath 340
TIM PENYUSUN
METODE KERJA PENGUJIAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN

Pembina : Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan

: Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Ketua : Ir. Hanafi, MT

Sekretaris 1. Sarto, S.Kom, MKM


2. Agung Nugroho Oktavianto, ST, MSi

Tim BPFK Jakarta Anggota :


Tim BPFK Surabaya1.
Tim BPFK Makasar Tim
2.
BPFK Medan Tim Loka Surakarta Tim Loka Banjarbaru Tim
Alfakes 3.
Tim Hakalki 4.
5.
6. Samuel Situmorang, SE, MSi
7. Asmaranto Prajoko
8. Ratna Juwita
Dini Widyanti, ST
Sekretariat : 1. dr. Tri Suwarni
2. M.Reza, ST
3. Budi Raharjo
4. dr. Eva Dian Kurniati
5. Yesi Suciati, S.Si
6. Sarino
7. Yandrawan
8. Muhammad Sucbhansyah, ST, MT
9. Kristian Wibowo, ST
10.
11.
12.
13.
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN No. PO : 01-18


METODE KERJA ALAT KESEHATAN
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Untuk memastikan distribusi dan pengendalian dan perubahan metode kerja alat kesehatan.

II. LINGKUP
Prosedur ini mengatur perubahan dan tata cara pengendaliannya yang mencakup pemeriksaaan, persetujuan,
pengesahan, penerbitan, distribusi dan perubahan serta pembuatan daftar induk dokumen.

III. TANGGUNG JAWAB


Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan dibantu kepala unit kerja lainnya di lingkup kewenangan masing-masing.

IV. DEFINISI
Pengendalian adalah kegiatan mengurusi masalah penerbitan, pengesahan, pendistribusian, penyimpanan, dan
pemusnahan dokumen metode kerja alat kesehatan.

V. REFERENSI
a) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2351/MENKES/PER/2011 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan;
b) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan

VI. PROSEDUR
A. Status dokumen
1) Status dokumen metode kerja alat kesehatan diperlakukan sebagai dokumen yang dikendalikan.
2) Metode kerja alat kesehatan diberikan kepada pihak-pihak diluar lingkup Kementerian Kesehatan sesuai
kepentingan akan dibubuhi tanda yang menyatakan statusnya : ”Dikendalikan’ atau ”Tidak Dikendalikan”.
B. Nomor salinan dokumen
Balai/institusi penguji fasilitas kesehatan mendapat salinan metode kerja alat kesehatan beserta nomor salinan
C. Pengendalian
1) Setiap balai atau institusi penguji mengunakan metode kerja sesuai keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan
yang benar/berlaku;
2) Distribusi metode kerja alat kesehatan sesuai dengan daftar distribusi dengan status dokumen (’Dikendalikan’
atau ’Tidak Dikendalikan’).
3) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memutakhirkan daftar distribusi dokumen tersebut pada huruf c;
4) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berkewajiban untuk memastikan semua metode kerja alat kesehatan,
serta metode kerja alat kesehatan yang telah dinyatakan tidak berlaku lagi (obsolet) dimusnahkan dan ada yang
disimpan sebagai arsip; Pemusnahan dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku
D. Perubahan
1) Perubahan pada metode kerja alat kesehatan dilakukan bila revisi.
2) Usulan perubahan metode kerja disampaikan secara tertulis kepada Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
disertai alasan-alasannya yang jelas dan terinci;
3) Setiap perubahan dilakukan harus segera didistribusikan ke pihak-pihak atau unit –unit kerja terkait;
E. Amandemen dengan tulisan tangan
1) Perubahan dengan tulisan tangan hanya dapat dilakukan jika masalahnya mendesak (urgen);
2) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berkewajiban untuk menghimpun konsensus dalam melakukan
perubahan yang bersifat tetap pada dokumen yang bersangkutan;
F. Penyusunan Metode Kerja
1) Sistematika metode kerja pengujian alat kesehatan berisi antara lain:
a) Tujuan,
b) Ruang Lingkup,
c) Referensi,
d) Alat ukur yang digunakan,
e) Kondisi lingkungan
f) Prosedur Pengujian dan atau kalibrasi,
g) Pengujian Kinerja
h) Perhitungan dan analisa ketidakpastian pengukuran
- Analisa data & perhitungan ketidakpastian
- Telaah teknis
- Kesimpulan
- Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
- Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar Pengembalian alat yang
diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
2) Identifikasi penomoran pada sertifikat hasil uji
Identifikasi penomoran sertifikat hasi uji sebagai
berikut:

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 1
G. Sertifikat Hasil Uji

Nomor : XX – XXX . XXX – XX . XXXX

kode nomor salinan dari Metode kerja pengujian yang disahkan Ditjen serta kode
XX – XXX :
lab pemerintah dan swasta
XXX - XX : nomor dari MK- tahun pembuatan
XXXX : nomor pengujian dari laboratorium masing-masing

H. Pemusnahan Dokumen
1) Karena adanya dokumen yang baru diterbitkan maka dokumen yang kadaluarsa akan ditarik dan dimusnahkan,
dokumen asli tetap disimpan untuk penelusuran riwayat pengembangan dokumen;
2) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab untuk menarik dokumen metode kerja pengujian
alat kesehatan dari Balai/institusi pengujian dan membuat berita acara pemusnahan;
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR PERNYATAAN KESESUAIAN DAN No. PO : 02-18


ATURAN KEPUTUSAN No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Untuk menetapkan cara penilaian kesesuaian terhadap hasil pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dan jenis keputusan
yang digunakan dalam penilaian keberterimaan tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Prosedur ini digunakan untuk semua metode pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang digunakan oleh laboratoritum
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

III. TANGGUNG JAWAB


3.1. Perekaman data pengujian dan kalibrasi : Pelaksana Teknis
3.2. Penyiapan rumusan perhitungan ketidakpastian : Penyelia
3.3. Penetapan aturan keputusan : Penanggung Jawab Teknis
3.4. Penetapan pernyataan akhir : Penanggung Jawab Teknis

IV. ALUR PROSEDUR


4.1. Penanggung jawab teknis laboratorium menetapkan unsur-unsur dari komponen yang digunakan untuk menilai
kesesuaian hasil pengujian dan kalibrasi. Komponen-komponennya adalah :
4.1.1. Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi alat
4.1.2. Hasil pengujian keselamatan listrik alat
4.1.3. Hasil pengukuran kinerja alat
Adapun unsur-unsur dari setiap komponen tersebut mengacu kepada metode pengujian dan kalibrasi yang digunakan.

4.2. Penanggung jawab teknis laboratorium menetapkan :


4.1.1. Batasan kualitatif kesesuaian pemeriksaan fisik dan fungsi alat
Batasan fisik dan fungsi adalah alat dapat dioperasionalkan sesuai dengan penggunaan normal sebagaimana
yang direkomendasikan oleh pabrikan pada buku petunjuk penggunaan alat.
4.1.2. Ambang batas pengujian keselamatan listrik alat
Alat harus melampaui batasan aman saat dilakukan pengujian keselamatan listrik setidaknya pada jaringan
instalasi listrik TN-S.
4.1.3.Toleransi atau kesalahan maksimum yang diizinkan atau maximum permissible error (MPE) kinerja alat.
Nilai toleransi ini adalah nilai yang tidak boleh dilampaui saat alat diuji kinerjanya. Toleransi dalam metode ini
adalah sama dengan nilai kesalahan maksimum yang diizinkan.
Penetapan batasan kualitatif, ambang batas dan toleransi atau MPE mengacu kepada metode pengujian dan
kalibrasi yang digunakan.

4.3. Penyelia membantu penanggung jawab teknis menyiapkan rumusan perhitungan ketidakpastian pengukuran dengan
memperhitungkan semua komponen ketidakpastian pengukuran, meliputi :
4.2.1. Komponen ketidakpastian tipe A
4.2.2. Komponen ketidakpastian tipe B
4.2.3. Ketidakpastian gabungan
4.2.4. Ketidakpastian bentangan dalam tingkat kepercayaan 95%

4.4. Penanggung jawab teknis laboratorium memilih dan menetapkan aturan keputusan yang digunakan untuk menilai
keberterimaan hasil pengukuran kinerja atau kalibrasi kinerja. Jenis keberterimaan yang dipilih berdasarkan JCGM 106
: 2012 Evaluation of measurement data – The role of measurement uncertainty in conformity assessment adalah
simple acceptance. Makna simple acceptance dalam pernyataan adalah suatu nilai uji/kalibrasi diterima selama harga
mutlak nilai koreksinya ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastiannya adalah lebih kecil atau sama dengan
nilai toleransi atau kesalahan maksimum yang diizinkan atau │C│+│U│≤ toleransi atau valid acceptance.
Catatan : Pemilihan aturan keputusan simple acceptance dilakukan bila dalam metode kerja tidak diatur secara
spesifik penggunaan aturan keputusan lainnya selain simple acceptance.
.
4.5. Pelaksana teknis melakukan perekaman hasil pengujian dan kalibrasi baik yang dilakukan dengan cara manual
ataupun elektronik sesuai dengan metode kerja.

4.6. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :


4.5.1. Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10% dari pernyataan
4.5.2. Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40% dari pernyataan
4.5.3. Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50% dari pernyataan

4.7. Pernyataan akhir dari kesesuain dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuain dinyatakan dengan TIDAK LAIK
PAKAI.

4.8. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70% dan pernyataan TIDAK
LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %

4.8. Dokumen terkait


Metode kerja, Lembar Kerja dan File Elektronik Pengolahan Hasil atau Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN KESELAMATAN No. MK : 001-18


LISTRIK No. Revisi : 0

I. PENDAHULUAN
Instruksi kerja ini berdasarkan pada standar yang mengaplikasikan pengujian pada peralatan elektromedik dan sistem
listrik medik, yang selanjutnya disebut sebagai peralatan elektromedik dan sistem elektromedik, atau bagian peralatan
tersebut atau sistem, yang memenuhi IEC 60601-1 sebelum digunakan dalam layanan, dalam pemeliharaan, inspeksi,
layanan dan sesudah perbaikan atau pada pengujian keselamatan berkala untuk menilai keselamatan Peralatan
elektromedik atau sistem elektromedik tersebut atau bagian darinya. Untuk peralatan yang tidak dibuat sesuai IEC 60601-1
persyaratan ini boleh digunakan dalam mempertimbangkan standar keselamatan dalam rancangan dan informasi dalam
petunjuk penggunaan peralatan tersebut.
Instruksi kerja ini berisi tabel tentang nilai yang diijinkan yang berhubungan dengan edisi IEC 60601-1 yang lain. Untuk
keperluan standar ini, aplikasi metode pengukuran adalah tidak tergantung pada edisi sesuai dengan desain peralatan
elektromedik atau sistem elektromedik.

II. TUJUAN
Instruksi Kerja ini dimaksudkan untuk menilai keselamatan peralatan elektromedik atau sistem elektromedik tersebut atau
bagian darinya.

III. RUANG LINGKUP


1) Pengukuran dilakukan pada:
2) Resistansi pembumian protektif
3) Arus bocor peralatan
4) Arus bocor bagian yang diaplikasikan
5) Resistansi Isolasi

IV. REFERENSI
1) Standar Nasional Indonesia, SNI IEC 62353:2014, Peralatan elektromedik - Pengujian berkala dan pengujian setelah
perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
2) Standar umum IEC 60601-1 - Peralatan listrik medis - Bagian 1: Persyaratan umum untuk keselamatan dasar dan
kinerja penting

V. ALAT YANG DIGUNAKAN


1) Electrical Safety Analyzer
2) Thermohygrometer

VI. KONDISI LINGKUNGAN


1) Suhu : 10oC - 40oC
2) Kelembaban : 15 % – 85 %

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Inspeksi Visual
Hal hal yang harus diperhatikan secara khusus adalah sebagai berikut
1. Semua sekering yang terjangkau dari luar sesuai dengan data yang diberikan oleh pabrikan (nilai arus,
karakteristik)
2. Tanda yang berkaitan dengan keselamatan, label dan penamaan pada label alat dapat terbaca dengan jelas dan
lengkap
3. Integritas dari bagian mekanik
4. Setiap kerusakan atau kontaminasi
5. Menilai aksesori yang terkait bersama dengan peralatan elektromedik atau system elektromedik (misalnya kabel
catu daya yang dapat dilepas atau terpasang tetap, kabel pasien, tabung)
6. Dokumen yang diperlukan tersedia dan mencerminkan revisi terakhir dari peralatan elektromedik atau system
elektromedik

B. Pengukuran Resistansi Pembumian Protektif


1. Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mampu mengalirkan arus sekurang-
kurangnya 200 mA dalam 500 mΩ. Tegangan sirkuit terbuka tidak boleh lebih dari 24 V.
2. Jika menggunakan pengukuran arus searah maka harus diulang pada polaritas yang berlawanan. Nilai yang
terukur tidak boleh melampaui nilai yang diijinkan. Nilai yang tertinggi harus didokumentasikan.
3. Resistansi pembumian protektif tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut:
a. Untuk Peralatan elektromedik atau sistem elektromedik dengan kabel catu daya yang tidak dapat dilepas
Resistansi antara konektor pembumian protektif dari konektor utama dan bagian konduktif yang dapat
diakses yang tersambung ke pembumian protektif dari peralatan elektromedik atau Sistem elektromedik
yang tidak boleh lebih dari 300 mΩ (lihat gambar 1).
b. Untuk peralatan elektromedik atau sistem elektromedik dengan kabel catu daya yang dapat dilepas.
Resistansi antara konektor pembumian protektif dari kotak kontak pada peralatan dan bagian konduktif
yang dapat diakses yang tersambung ke pembumian protektif dari Peralatan elektromedik atau sistem
elektromedik tidak boleh lebih dari 200 mΩ. Untuk kabel catu daya sendiri resistansi antara setiap titik
hubungan pembumian tidak boleh lebih dari 100 mΩ. Jika kabel catu daya yang dapat dilepas dan
peralatan elektromedik atau sistem elektromedik diukur bersama-sama, resistansi tidak boleh lebih dari 300
mΩ (lihat gambar 1). Demikian juga kabel catu daya yang dapat dilepas yang selalu siap pakai harus
diukur.
c. Pada peralatan elektromedik yang diinstalasi permanen
Sambungan pembumian protektif ke catu daya utama harus diuji sesuai dengan yang ditentukan pada
gambar 2. Resistansi antara terminal pembumian protektif peralatan elektromedik atau sistem elektromedik
dan bagian konduktif yang dapat diakses yang tersambung ke pembumian protektif dari peralatan, yang jika
gagal akan menjadi bertegangan, tidak boleh lebih dari 300 mΩ. Pada pengukuran sesuai dengan Gambar
2 resistansi hubungan pembumian protektif pada catu daya utama boleh diperhitungkan.
d. Untuk sistem elektromedik dengan kotak kontak multiple
Resistansi total antara konektor pembumian protektif dari kotak kontak utama dari kotak kontak multipel dan
bagian konduktif yang dapat diakses yang tersambung ke pembumian protektif yang dihubungkan dengan
sistem elektromedik tidak boleh lebih dari 500 mΩ.

Gambar 1 : Sirkuit pengukur untuk pengukuran resistansi pembumian protektif pada Peralatan
elektromedik yang diputuskan dari catu daya utama

Gambar 2 : Sirkuit pengukur untuk pengukuran resistansi pembumian protektif pada peralatan
elektromedik atau sistem elektromedik, yang karena alasan fungsional tidak dapat diputus
dari catu daya utama, atau pada peralatan elektromedik atau sistem elektromedik yang
dihubungkan ke catu daya utama secara permanen
C. Pengukuran Arus Bocor
1. Metode Alternatif
a. Peralatan diputuskan dari catu daya utama, dan arus bocor peralatan diukur sesuai dengan Gambar 3.
b. Sakelar pada bagian utama harus tertutup selama pengukuran seperti dalam kondisi operasional untuk
mencakup semua isolasi dari bagian utama dengan pengukuran tersebut.
c. Jika nilai dari metode alternatif lebih dari 5 mA, maka harus dilakukan metode pengukuran yang lain.

Kelas I

Kelas II
Gambar 3 – Sirkuit pengukur untuk pengukuran arus bocor peralatan – metode alternative

2. Metode langsung
a. Pengukuran dilakukan pada: tegangan catu daya utama juga pada posisi konektor utama jika dapat
dilakukan, dan sesuai dengan gambar 4.

Kelas I

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 5
Kelas II
Peralatan yang diuji harus diisolasi terhadap pembumian protektif
Gambar 4 – Sirkuit pengukur untuk pengukuran arus bocor peralatan – metode langsung

3. Metode Diferensial
a. Pengukuran dilakukan pada tegangan catu daya utama, juga pada posisi konektor utama, jika dapat
dilakukan sesuai dengan gambar 5.
b. Jika pengukuran pada posisi kotak kontak utama yang berbeda dapat dilakukan, maka nilai yang lebih
besar harus didokumentasikan
c. Pada saat pengukuran arus bocor yang kecil, perlu diperhatikan informasi dari pabrikan tentang batasan
alat ukur

Kelas I

Kelas II
Gambar 5 – Sirkuit pengukur untuk pengukuran Arus Bocor Peralatan – metode differensial

D. Pengukuran arus bocor bagian yang diaplikasikan


1. Metode alternatif
Pengukuran pada peralatan elektromedik yang menggunakan bagian yang diapliksikan tipe-F dilakukan sesuai
dengan Gambar 6 untuk peralatan elektromedik yang operasional dengan listrik.

Kelas I

Kelas II

Gambar 6. Sirkuit Pengukur untuk pengukuran arus bocor bagian yang diaplikasikan “bagian yang diaplikasikan
tipe F” – metode alternative

2. Metode langsung
a. Pengukuran dilakukan pada tegangan catu daya utama juga pada posisi Konektor Utama, jika
memungkinkan, dan
b. Sesuai dengan gambar 7, atau sesuai dengan gambar 8 pada peralatan elektromedik yang menggunakan
sumber daya listrik internal

Kelas I

Kelas I

Gambar 7. Sirkit pengukur untuk pengukuran arus bocor bagian yang diaplikasikan tegangan catu daya pada
bagian yang diaplikasikan tipe - F metode langsung

Gambar 8. Sirkit pengukur untuk pengukuran arus bocor bagian yang diaplikasikan untuk peralatan yang
menggunakan sumber daya listrik Internal – metode langsung

URUTAN PENGUJIAN ARUS BOCOR

Start

Pemilihan Pengujian

Inspeksi Visual

Resistansi pembumian protektif

Arus Bocor

Resistansi isolasi

Uji fungsi

Laporan hasil

Evaluasi

Pemeriksaan dan persiapan untuk penggunaan normal

Gambar B.1 Urutan Pengujian


Pengukuran arus bocor untuk Peralatan ME Kelas I

ya Resistansi tidak Perbaikan


Pembumian Protektif OK?

Apakah peralatan ya Peralatan Dihidupkan


mengandung sirkit aktif?

Apakah peralatan diisolasi


terhadap PE?
tidak

tidak
ya

Arus bocor peralatan metode alternatif (Gambar 3)

tidak tidak Bagian yang


Bagian yang
diaplikasikan Tipe-F? diaplikasikan Tipe-F?

ya ya
Arus bocor bagian yang diaplikasikan (Gambar 6) Arus bocor bagian yang diaplikasikan (Gambar 7 dan Gambar 8)

Arus bocor Arus bocor peralatan


metode langsung
peralatan
metode
Dokumentasi
diferensial

Gambar B.2 Pengukuran Arus Bocor (Peralatan elektromedik Kelas I)


Pengukuran Arus Bocor untuk Peralatan Kelas II (dan bagian konduktif yang dapat diakses dari peralatan kelas II yang tidak dihubungkan dengan konduktor pembumian protektif)

tidak Apakah peralatan ya


mengandung sirkit aktif
?
Peralatan ME dihidupkan

tidak
Apakah peralatan PE
diisolasi oleh PE?

ya

Arus bocor peralatan metode alternatif Arus bocor peralatan metode diferensial (Gambar 5) Arus bocor peralatan metode langsung G

Bagian yang tidak tidak


Bagian yang
diaplikasikan TIpe F? diaplikasikan Tipe F?

ya
Arus bocor bagian yang diaplikasikan metode alternatif (Gambar 6) Arus bocor bagian yang diaplikasikan
(Gambar 7 dan Gambar 8)

ya

Dokumentasi

Gambar B.3. Pengukuran Arus Bocor ( Peralatan Elektromedik Kelas II dan Bagian Konduktif yang
dapat diakses Peralatan elektromedik Kelas II , yang tidak terhubung ke pembumian
protektif)

E. Pengukuran Resistansi Isolasi

1) Peralatan diputus dari catu daya utama dan resistansi isolasi peralatan diukur sesuai dengan gambar 9, gambar
10 dan gambar 11. Selama pengukuran semua sakelar bagian utama harus dalam posisi operasional (ON),
termasuk, jika mungkin dilakukan, semua isolasi dari bagian utama selama pengukuran.
2) Pengukuran resistansi isolasi harus dilakukan dengan tegangan 500 V (DC.)
3) Resistansi isolasi harus diukur antara:
a. Bagian utama dan pembumian protektif dari peralatan Kls I sesuai dengan gambar 9
b. Bagian utama dan bagian konduktif yang dapat diakses (yang tidak dibumikan) dari peralatan Kelas I dan
peralatan Kelas II sesuai dengan gambar 9
c. Bagian Utama dan Bagian yang Diaplikasikan yang berada dalam titik kontak pasien sesuai dengan
gambar 10
d. Bagian yang diaplikasikan tipe F yang berada dalam titik kontak pasien dan pembumian protektif dari
peralatan Kelas I sesuai dengan gambar 11
e. Bagian yang diaplikasikan tipe F yang berada dalam titik kontak pasien dan bagian konduktif yang dapat
diakses (yang tidak dibumikan) dari peralatan Kelas I dan Kelas II sesuai dengan Gambar 11

Kelas I

Kelas I dan II
Gambar 9. Sirkuit pengukur untuk pengukuran isolasi resistansi antara bagian utama dan pembumian protektif
dari peralatan kelas I dan antara bagian utama dan bagian konduktif yang dapat diakses (yang
tidak dibumikan) dari peralatan Kelas I dan Kelas II

Gambar 10. Sirkit pengukur untuk pengukuran resistansi isolasi antara bagian utama dan bagian yang
diaplikasikan yang berada dalam titik kontak pasien

Kelas I

Kelas I dan II
Gambar 11. Sirkuit pengukur untuk pengukuran resistansi isolasi antara bagian yang diaplikasikan tipe-F yang
berada dalam titik kontak pasien dan pembumian protektif dari peralatan kelas I dan antara
bagian yang diaplikasikan tipe-F yang berada dalam titik kontak pasien dan bagian konduktif
yang dapat diakses (yang tidak dibumikan) dari peralatan kelas I dan kelas II

F. Uji Fungsi
Fungsi peralatan yang berhubungan dengan keselamatan harus diuji sesuai rekomendasi pabrikan, jika perlu dengan
dibantu oleh orang yang biasa dengan penggunaan peralatan elektromedik atau sistem elektromedik.
VIII. Ambang batas

Ambang Batas
No Parameter Keterangan yang diijinkan
Kabel catu daya yang tidak dapat dilepas ≤ 300 mΩ
Resistansi Pembumian Kabel catu daya yang dapat dilepas ≤ 200 mΩ
1 Peralatan Elektromedik yang diinstal permanen ≤ 300 mΩ
Protektif
Sistem elektromedik dengan kotak kontak multiple ≤ 500 mΩ
2 Arus Bocor Peralatan
Arus Bocor pada bagian Lihat Tabel 2
3 yang diaplikasikan
4 Resistansi Isolasi > 2 MΩ

Tabel 2. Nilai yang diizinkan untuk arus bocor

Arus Bagian yang diaplikasikan


Tipe B Tipe BF Tipe CF
Arus Bocor Peralatan – Metode Alternative (gambar 3)
Arus bocor peralatan untuk bagian konduktif yang dapat diakses dari
peralatan elektromedik kelas I yang dihubungkan atau tidak 1000 1000 1000
dihubungkan dengan konduktor pembumian protektif
Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas II 500 500 500
Arus Bocor Peralatan – Metode Langsung atau Diferensial (gambar 4
atau gambar 5)
Arus bocor peralatan untuk bagian konduktif yang dapat diakses dari
peralatan elektromedik kelas I yang dihubungkan atau tidak 500 500 500
dihubungkan dengan konduktor pembumian protektif
Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas II 100 100 100
Arus Bocor Bagian yang Diaplikasikan – Metode Alternatif (gambar 6)
Arus bocor bagian yang diaplikasikan 5000 50
Arus Bocor Bagian yang Diaplikasikan – Metode Langsung (gambar 7
atau gambar 8)
Arus Bocor Bagian yang Diaplikasikan (Tegangan catu utama pada
5000 50
bagian yang diaplikasikan)

Catatan 1 : Standar ini tidak menyediakan metode pengukuran dan nilai yang diizinkan untuk peralatan yang
mengeluarkan arus bocor DC dalam hal ini, pabrikan harus menginformasikannya dalam
dokumen pendamping
Catatan 2 : Standar khusus mungkin membolehkan nilai arus bocor yang berbeda

IX. LAMPIRAN
LAMPIRAN – 1
Tabel 1. Keterangan Untuk Simbol
LAMPIRAN – 2
LEMBAR KERJA PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK

LEMBAR KERJA PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Kode Dokumen : Nomor Revisi: Tanggal Terbit:
0

A. Pendataan Administrasi
Nama Pelanggan :
Nama Alat :
Merk :
Type :
No. Seri :
Nama Penguji : Nama lengkap dan paraf
Tanggal Pengujian :
Tipe bagian yang diaplikasikan 0 B BF CF

Kelas Proteksi I II Baterai

Hubungan Utama 1) PIE NPS DPS

Pengujian sebelum digunakan dalam layanan

Pengujian berkala

Pengujian setelah perbaikan

Alat Ukur Standard

Aksesoris

1)
PIE : Peralatan yang diinstalasi permanen
NPS : Kabel catu daya yang tidak dapat
dilepas DPS : Kabel catu daya yang dapat dilepas

B. Pengujian Keselamatan Listrik

Memenuhi
No Parameter Terukur
Ya Tidak
1 Inspeksi Visual
2 Resistansi pembumian protektif ……..…………Ohm
3 Arus bocor peralatan ...……………….mA
4 Arus bocor bagian yang diaplikasikan ...……………….mA
5 Resistansi Isolasi ……………..MOhm
6 Uji Fungsi (Parameter yang diuji)

Penyimpangan / Catatan:

Penilaian Secara Menyeluruh:


Aman atau tidak terjadi penyimpangan fungsional Terdeksi tidak aman
atau terjadi penyimpangan fungsional
Tidak ada resiko langsung, terdeteksi penyimpangan mungkin akan diperbaiki dalam waktu dekat
Peralatan tidak diijinkan operasional hingga penyimpangan diperbaiki/dikoreksi
Peralatan tidak memenuhi – disarankan modifikasi / pertukaran komponen / ditarik dari layanan
LAMPIRAN – 3

BATAS PENYIMPANGAN YANG DIIJINKAN

Bagian yang diaplikasikan


Metode Arus Tipe B Tipe BF Tipe CF
Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas I 1000 1000 1000
Alternative Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas II 500 500 500
Langsung Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas I 500 500 500
atau Diferensial Arus bocor peralatan untuk peralatan elektromedik kelas II 100 100 100
Alternatif Arus bocor bagian yang diaplikasikan 5000 50
Arus Bocor Bagian yang diaplikasikan (Tegangan catu utama pada
Langsung 5000 50
bagian yang diaplikasikan)

Kabel catu daya yang tidak dapat dilepas ≤ 300 mΩ


Kabel catu daya yang dapat dilepas ≤ 200 mΩ
Resistansi Pembumian Protektif Peralatan Elektromedik yang diinstal permanen ≤ 300 mΩ
Sistem elektromedik dengan kotak kontak multiple ≤ 500 mΩ
Resistansi Isolasi > 2 MΩ

LAMPIRAN – 4

LAPORAN HASIL PENGUJIAN

Nama Pelanggan :

Nama Alat : Tempat Pengujian :


Merk : Tanggal Pengujian :
Tipe/model : Suhu :
No. Seri : Kelembaban :

HASIL PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK

Memenuhi
No Parameter Terukur Ya Tidak
1 Inspeksi Visual

2 Resistansi pembumian protektif ……..…………Ohm


3 Arus bocor peralatan ...……………….mA

4 Arus bocor bagian yang diaplikasikan ...……………….mA

5 Resistansi Isolasi ……………..MOhm

6 Uji Fungsi (parameter yang diuji)

Penyimpangan / Catatan:

Penilaian secara menyeluruh:

Aman atau tidak terjadi penyimpangan fungsional


Terjadi penyimpangan atau tidak ada resiko langsung,mungkin akan diperbaiki dalam waktu dekat Peralatan tidak
diijinkan operasional hingga penyimpangan diperbaiki/dikoreksi
Peralatan tidak memenuhi – disarankan modifikasi / pertukaran komponen / ditarik dari layanan

1) Pengujian Keselamatan Listrik dilakukan menggunakan Electrical Safety Analyzer Meter merk.................................No.
Seri…………………….... Yang tertelusur ke SI…………………………
2) Prosedur kalibrasi yang digunakan mengacu pada SNI IEC 62353:2014, Peralatan elektromedik – Pengujian berkala dan
pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014

Teknisi penguji Ketua Tim Kalibrasi

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 13
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 002-18
METODE KERJA EVALUASI DAN PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi semua komponen ketidakpastian pengukuran yang timbul
dalam proses pengukuran kemudian menghitungnya sehingga didapatkan estimasi perhitungan yang wajar.

II. RUANG LINGKUP


Seluruh kegiatan pengukuran dalam laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan berupa batasan nilai
ketidakpastian pengukuran dan penyajian hasil evaluasinya.

III. REFERENSI
KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016

IV. PROSEDUR
a. Pelaksana teknis membuat sebuah model sistem pengukuran yang bisa ditunjukkan dalam suatu persamaan
b. Pelaksana teknis mengidentifikasi sumber-sumber ketidakpastian Type A (random) dan ketidakpastian Type B
(sistematik)
c. Pelaksana teknis menghitung nilai ketidakpastian tipe A dan B dengan memperhatikan :
1. Data hasil pengukuran berulang;
2. Spesifikasi alat ukur;
3. Data kondisi lingkungan (suhu, tekanan, dan kelembaban udara) serta;
4. Ketidakpastian alat/ bahan acuan;
d. Pelaksana teknis menghitung nilai ketidakpastian gabungan (combined uncertainty) dan nilai ketidakpastian yang
diperluas (expanded uncertainty)
e. Penyelia memeriksa seluruh faktor-faktor yang berpengaruh kritis yang diidentifikasikan dan menyatakan batasan nilai
sumber-sumber utama ketidakpastian pengukuran.

Contoh langkah-langkah perhitungan ketidakpastian pengukuran pengukuran intensitas terapi (mA) pada alat
elctrostimulator :

A. Model matematis :
C = Istd – Iuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan intensitas therapy pada UUT
I std : Nilai intensitas therapy yang terukur pada standard
I uut : Nilai intensitas therapy yang ditampilkan oleh UUT

B.1. Sumber ketidakpastian tipe A atau berdasarkan data pengamatan pada lembar kerja :
n

a.
 Xi
M X1  X 2  X 3
enghitung nilai rata – rata (mean) = i1
 …..……………………..... (1)
...........................
n Xn
n

b. Menghitung standard deviasi 1 n ………………...…………………........ (2)


( Stdv ) =  (Vi  Mean)
n  1 i 2
1

c. Menghitung standar deviasi


Stdv.......................................................................................... (3)
baku =
n
d..................................................................................Derajat
kebebasan (  ) = n – 1...........................................................................................................................................(4)
e. Koefisien sensitifitas (ci) = 1, bila semua parameter pada model matematisnya memiliki besaran ukur yang
sama. Untuk parameter yang besaran ukurnya tidak sama maka koefisien sensitifitasnya mengikuti model
matematisnya.

Contoh untuk menghitung nilai arus atau intensitas terapi (mA) :

I=V,
R
dimana
V = tegangan dalam volt
R = adalah load resistance dalam ohm.

Dengan rumus ini maka koefisien


Diperiksa Tanggal Hal
26/09/18 14
sensitifitas

untuk tegangan atau V adalah cV = = dan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 15
koefisien sensitivitas untuk R adalah cR = =-

Selanjutnya nilai standar deviasi baku disebut nilai ketidakpastian tipe A atau ua.

2. Untuk sumber ketidakpastian tipe B :

a. Ketidakpastian dari sertifikat alat STANDAR (u b1 ) dengan asumsi distribusi normal.


ub1 = Ustd............................................................................................................................... (5)
k
Ustd = nilai ketidakpastian dari sertifikat alat STANDAR
K = factor cakupan dari sertifikatalat STANDAR

b. Ketidakpastian dari kemampuan daya baca UUT (ub2) dengan asumsi distribusi rectangular.
ub2 = a................................................................................................................................. (6)
3
dengan a = 1 Resolusi
2
sehingga nilai u b2 menjadi :
ub2 = 1 . Re solusi..................................................................................................... (7)
2 3
c. Ketidakpastian dari drift atau spesifikasi akurasi STANDAR (ub3) dengan asumsi distribusi rectangular.
ub3 = a................................................................................................................................ (8)
3
d. Ketidakpastian dari kesalahan operator dalam pengoperasian STANDAR (ub4) yang didapatkan dari taksiran
dengan asumsi distribusi rectangular.
ub4 = a................................................................................................................................ (9)
3
a adalah nilai kesalahan pembacaan.

d. Derajat kebebasan
(  )= 1 . ( 100 ) 2 ....................................................................................................................................................................................
(10)
2 R

dengan R adalah nilai reliabilitas sumber-sumber ketidakpastian tipe-b dan dapat ditentukan sampai berapa
% keraguan terhadap nilai tersebut. Dalam metode ini ditentukan nilai R = 10, sehinggan nilai adalah 50 
e. Koefisien sensitifitas (ci), ditentukan atas dasar model
matematisnya. Untuk mendapatkan nilai ketidakpastian gabungan :
uc =
(ca.ua 2 + cb12.ub12+ cb22.ub22+ cb32.ub32 + cb42.ub42)..............................................................(11)
Untuk mendapatkan factor cakupan (k), maka ditentukan dahulu nilai derajat kebebasan efektifnya, yaitu
sebagai berikut :

 eff = uc4
…………………………..… (12)

ca14 . ua14 can4 .uan4 cb1 4 . ub14 cbn4 bn


4

.u +…+ + +…+
 a1  V an b1 bn


Berdasarkan tabel t-student maka didapatkan nilai t sebagai factor cakupan (k) pada tingkat kepercayaan
(confidence level) 95%. Maka ketidakpastian bentangan (expanded uncertainty) adalah

U = k. uc.................................................................................................................................................................................................................................... (13)
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN ANAK No. MK : 003-18


TIMBANGAN No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian/kalibrasi unit anak timbangan dengan cara melakukan pengamatan
fungsi alat, dan melakukan kalibrasi dengan cara membandingkan anak timbangan dengan anak timbangan standar pada
nilai yang sama.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian/ kalibrasi anak timbangan dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian Fungsi
b. Kalibrasi

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. KAN-G-01 KAN Guide on The Evaluation and Expression Of Uncertainty in Measurement.
c. CSIRO Australia (2004), “The Calibration of Weight and Balance”, Edwin C Morris and Kitty M.K.Fen
d. OIML R 111-1 : 2004(E), “Weights of classes E1, E2, F1, F2, M1, M1-2, M2, M2-3 & M3”, Part 1 : Metrological and
Technical requirements.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Anak Timbangan
b. Mass comparator
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 2º C
b. Kelembaban : 55% RH ± 10% RH

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan Anak Timbangan yang akan di kalibrasi
2. Kondisikan anak timbangan yang akan dikalibrasi minimal satu malam dengan timbangan yang akan digunakan
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi terdiri dari :
1. Siapkan Anak Timbangan standard
2. Siapkan Mass comparator
3. Siapkan thermohygrometer
4. Atur posisi level timbangan, pastikan gelembung udara berada di tengah
5. Hidupkan timbangan 24 jam sebelum kalibrasi
6. Gunakan pinset dan sarung tangan
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model/type
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja

VII. PENGUJIAN KINERJA


a. Nolkan timbangan dengan fasilitas yang ada pada timbangan tersebut
b. Ukur dan catat nilai S1 (anak timbangan standard) saat nilai yang terbaca pada timbangan mencapai stabil
c. Ukur dan catat nilai T1 (anak timbangan yang di test) saat nilai yang terbaca pada timbangan mencapai stabil
d. Ukur dan catat nilai T2 (anak timbangan yang di test) saat nilai yang terbaca pada timbangan mencapai stabil
e. Ukur dan catat nilai S2 (anak timbangan standard) saat nilai yang terbaca pada timbangan mencapai stabil
f. Lakukan langkah B hingga langkah E sebanyak tiga kali, catat pada lembar kerja.

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 16
IX. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Koreksi terhadap sertifikat standar
Koreksi (Ci) adalah perbedaaan antara nilai anak timbangan yang ditest (Ti) dengan anak timbangan standar (Si)
dalam siklus STTS sebanyak i kali
Ci  Ti  Si
Rata-rata koreksi (ΔK) adalah
1
nC i
n
K 
i1

Maka massa konvensional anak timbangan(mK) adalah penjumlahan antara massa konvensional anak timbangan
standar (mS) dengan rata-rata koreksi (ΔK),
mK  mS  K
Perhitungan Ketidakpastian

1. Daya Ulang pembacaan (u1)


Simpangan bakun (σ) dihitung dari perbedaan pembacaan (r) pada anak timbangan yang di test (T) dengan
anak timbangan standar (S)
n

 i rr 2

  i1
n  1

u1
n
n adalah jumlah pengulangan pengukuran, dengan asumsi distribusi normal dan derajat kebebasan (v1) = n-1.
2. Anak timbangan standar (u2)
Ketidakpastian berdasarkan sertifikat kalibrasi anak timbangan (U), dapat dihitung ketidakpastian baku anak
timbangan standar yang digunakan dengan rumus :
U
u 
1
k
Dengan asumsi distribusi normal dengan derajat kebebasan (v2) tidak terhingga.
3. Kemampuan Baca Timbangan (u3)
Ketidakpastian kemampuan baca timbangan diestimasi mempunyai semi range
a  0.5 resolusitimbangan
Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasan v3 tidak terhingga maka
ketidakpastian baku kemampuan baca timbangan adalah sebesar :
a
u3 
3
4. Buoyancy Udara (u4)
Persamaan ketidakpastian baku karena pengaruh bouyancy dapat dinyatakan dengan:
 a
 T   R .mK
 T  
R
Ketidakpastian baku densitas udara ruangan kalibrasi diestimasi mempunyai semirange 10% x 1.2 kg/m 3 dengan
asumsi mempunyai distribusi rectangular, sehingga:

u4  kg /
0.12 3
3  69283.03mg / m
m
3 timbangan standar (ρ ) diasumsikan 8000 kg/m3 dan densitas anak timbangan yang ditest (ρ )
Densitas anak R T
pada tabel 2. Dengan derajat kebebasan v4 tidak terhingga.
5. Stabilitas Anak Timbangan Standar (u5)
Ketidakpastian stabilitas anak timbangan diambil dari nilai selisih sertifikat massa konvensional anak timbangan
(ΔC). Dengan asumsi mempunyai distribusi semirectangular dengan derajat kebebasan v5 tak terhingga.

6. Ketidakpastian Gabungan (uc)


Ketidakpastian baku gabungan (uc) timbangan yang dikalibrasi adalah:

uc  u 2
12
u 2  ...  u n2
Dengan derajat kebebasan efektif (veff)
 u 4
veff  c
n
ui4
v
i1 i

7. Ketidakpastian Bentangan (Uc)


Dengan nilai faktor cakupan distribusí t-student dengan probability 95 % dari nilai derajat kebebasan (tabel 3)
maka ketidakpastian bentangan dapat diperoleh :

Uc = k.uc
Tabel 1. Uncertainty Budget.

No
. Komponen Satuan Distribusi U Pembagi ui

1 Pengukuran Berulang g Normal  n n
USertstd
2 Sertifikat Standar g Normal USertf stand K
k
Ures
3 Readibility g Segi empat Uresolusi 3
3
U bouyancy
4 Bouyancy g Segi empat Ubouyancy 3
3
U
5 Drift g Segi empat Udrift 3
drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Maximum Permissile Errors for weight (±δm dalam mg) (OIML R 111-1 2004(E))

Nominal Value E1 E2 F1 F2 M1 M1-2 M2 M2-3 M3


5 000 kg 25 000 80 000 250 000 500 000 800 000 1 600 000 2 500 000
2 000 kg 10 000 30 000 100 000 200 000 300 000 600 000 1 000 000
1 000 kg 1 600 5 000 16 000 50 000 100 000 160 000 300 000 500 000
500 kg 800 2 500 8 000 25 000 50 000 80 000 160 000 250 000
200 kg 300 1 000 3 000 10 000 20 000 30 000 60 000 100 000
100 kg 160 500 1 600 5 000 10 000 16 000 30 000 50 000
50 kg 25 80 250 800 2 500 5 000 8 000 16 000 25 000
20 kg 10 30 100 300 1 000 3 000 10 000
10 kg 5.0 16 50 160 500 1 600 5 000
5 kg 2.5 8.0 25 80 250 800 2 500
2 kg 1.0 3.0 10 30 100 300 1 000
1 kg 0.5 1.6 5.0 16 50 160 500
500 g 0.25 0.8 2.5 8.0 25 80 250
200 g 0.10 0.3 1.0 3.0 10 30 100
100 g 0.05 0.16 0.5 1.6 5.0 16 50
50 g 0.03 0.10 0.3 1.0 3.0 10 30
20 g 0.025 0.08 0.25 0.8 2.5 8.0 25
10 g 0.200 0.06 0.20 0.6 2.0 6.0 20
5g 0.016 0.05 0.16 0.5 1.6 5.0 16
2g 0.012 0.04 0.12 0.4 1.2 4.0 12
1g 0.010 0.03 0.10 0.3 1.0 3.0 10
500 mg 0.008 0.025 0.08 0.25 0.8 2.5
200 mg 0.006 0.020 0.06 0.20 0.6 2.0
100 mg 0.005 0.016 0.05 0.16 0.5 1.6
50 mg 0.004 0.012 0.04 0.12 0.4
20 mg 0.003 0.010 0.03 0.10 0.3
10 mg 0.003 0.008 0.025 0.08 0.25
5 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20
2 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20
1 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20

Tabel 3. Maksimum-minimum Densitas Anak Timbangan berdasarkan kelas (OIML R 111-1 004(E))

NOMINAL ρmin'ρmax (1 000 kg m-3)


VALUE Class of weight ( for class M3, no value is spescified)
E1 E2 F1 F2 M1 M1-2 M2 M2-3
≥ 100 g 7.934 - 8.067 7.81 - 8.21 7.39 - 8.73 6.4-10.7 ≥ 4.4 ≥ 3.0 ≥ 2.3 ≥ 1.5
50 g 7.92 - 8.08 7.74 - 8.28 7.27 - 8.89 6.0-12.0 ≥ 4.0
20 g 7.84 - 8.17 7.50 - 8.57 6.6 - 10.1 4.8-24.0 ≥ 2.6
10 g 7.74 - 8.28 7.27 - 8.89 6.0 - 12.0 ≥ 4.0 ≥ 2.0
5g 7.62 - 8.42 6.9 - 9.6 5.3 - 16.0 ≥ 3.0
2g 7.27 - 8.89 6.0 - 12.0 ≥ 4.0 ≥ 2.0
1g 6.9 - 9.6 5.3 - 16.0 ≥ 3.0
500 mg 6.3 - 10.9 ≥ 4.0 ≥ 2.0
200 mg 5.3 - 16.0 ≥ 3.0
100 mg ≥ 4.4
50 mg ≥ 3.4
20 mg ≥ 2.3

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 18
Tabel 4. Nilai factor cakupan dari distribusi t-student dengan probability p (%) dari derajat kebebasan
(v).(ISO/TAG 4/WG 3: June1992)

Derajat Probability p % )
Kebebasan v 90 95 99
1 6.31 12.71 63.66
2 2.92 4.30 9.92
3 2.35 3.18 5.84
4 2.13 2.78 4.60
5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71
7 1.89 2.36 3.50
8 1.86 2.31 3.36
9 1.83 2.26 3.25
10 1.81 2.23 3.17
15 1.75 2.13 2.95
20 1.72 2.09 2.85
25 1.71 2.06 2.79
30 1.70 2.04 2.75
35 1.70 2.03 2.72
40 1.68 2.02 2.70
45 1.68 2.01 2.69
50 1.68 2.01 2.68
100 1.660 1.984 2.626
∞ 1.645 1.960 2.576

C. Telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.02-18 dengan penjelasan sebagai berikut :

Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 5. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

2. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
1. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
*) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 100 % dari pernyataan
2. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.03-18
- Form laporan nomor : FL.01.03-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 19
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN ELECTRONIC No. MK : 004-18


TOP-PAN BALANCE No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi electronic top-pan balance dengan cara mengukur nilai massa.

II. RUANG LINGKUP


Metode kalibrasi ini digunakan untuk mengkalibrasi electronic top-pan balance (yang dalam metode ini akan selanjutnya
disebut timbangan) elektronik yang memiliki satu pan dan mempunyai rentang ukur 10g - 600g dan kalibrasi dilakukan
insitu.
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian electronic top-pan balance dengan rentang ukur sbb :

III. DEFINISI
Timbangan digunakan sebagai alat untuk mengukur massa suatu benda. Dasar perbandingan massa pada sebuah
timbangan adalah perbandingan gaya berat.
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi (Air Mode dan Baby Mode)
1. Daya ulang pembacaan : 10g s.d 600g
2. Penyimpangan (keluaran dari nilai nominal)
3. Histerisis
4. Efek pembebanan tidak di pusat pinggan

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. CSIRO Australia (2004), “The Calibration of Weight and Balance”, Edwin C Morris and Kitty M.K.Fen
d. ISO (2004), “Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement (GUM)”, Supplement 1: Numerical methods for
the propagation of distributions
e. OIML R 76-1: 2006 (E), “Non-Automatic Weighing Instruments”, Part 1: Metrological and Technical Requirements-Tests

V. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Anak Timbangan
b. Sarung Tangan
c. Pinset
d. Thermohigrometer

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu 22 ± 2ºC
b. Kelembaban 55 ± 10%Rh
c. Untuk kondisi lingkungan pada In-Situ kalibrasi, suhu dan kelembaban dicatat sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur inkubator bayi analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi inkubator bayi
a. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c. Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d. Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e. Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Sensor/gawai : pastikan semua sensor dalam kondisi bersih dan tidak retak/rapuh, dan tidak dibolehkan menukar
probe pada alat lain dengan merk yang berbeda.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
a. Siapkan Anak Timbangan dan electronic top-pan balance
b. Atur posisi level timbangan, pastikan gelembung udara berada di tengah
c. Pastikan timbangan tidak dalam keadaan off, kondisikan timbangan dalam keadaan standby.
d. Hidupkan timbangan setidaknya setengah jam sebelum melakukan kalibrasi dan pastikan kondisi timbangan tidak
dalam keadaan rusak.
e. Pastikan timbangan dalam keadaan bersih
f. Kondisikan standard dan timbangan yang dikalibrasi
g. Lakukan kalibrasi internal berdasarkan prosedur dalam pedoman pemakaiannya
h. Pakailah sarung tangan yang sudah disediakan
i. Kalibrasi Daya ulang pembacaan
1. Tentukan dua titik pengukuran, titik dengan dengan beban setengah dari kapasitas timbangan, titik dengan
beban maksimum.
2. Gunakan 1 buah anak timbangan standar atau maksimal 2 buah.
3. Nolkan timbangan dengan fasilitas yang ada pada timbangan tersebut
4. Catat nilai z ( timbangan tanpa beban)
5. Catat nilai m (anak timbangan pada timbangan)
6. Lakukan pengukuran sebanyak 10 kali pengulangan
7. Lakukan langkah yang sama untuk titik dengan beban maksimum.
8. Jangan melakukan pengenolan ditengah-tengah pengukuran
j. Penyimpangan (keluaran dari nilai nominal)
1. Tentukan sepuluh titik pengukuran yang terbagi secara seragam dari kapasitas maksimum
2. Nolkan timbangan dengan fasilitas yang ada pada timbangan tersebut
3. Catat nilai z1 (tanpa beban) sebelum mengukur m1 (dengan beban), turunkan anak timbangan dan ulangi
pengukuran dengan beban yang sama (m2) dan catat nilai z2 (tanpa beban) setelah m2
4. Lakukan langkah yang sama pada sepuluh titik pengukuran
5. Penyimpangan tidak di Nolkan selama pengambilan data.
k. Histerisis
1. Nolkan timbangan dengan fasilitas yang ada pada timbangan tersebut
2. Catat nilai z1 (tanpa beban) sebelum mengukur m1 (dengan beban), nilai m1 sama dengan setengah beban
kapasitas maksimum, dengan m1 masih diatas pinggan tambahkan m’, dimana;
m1 + m’ = mendekati nilai maksimum...................................................................................................................(1)
3. Turunkan kembali m’, catat nilai m2 dan nilai z2 (tanpa beban) setelah m2
4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
5. Jangan melakukan pengeNol-an selama pengukuran
l. Efek pembebanan tidak di pusat pinggan
1. Tentukan nilai m sama dengan mendekati setengah dari nilai kapasitas maksimum
2. Gunakan hanya 1 buah anak timbangan standar
3. Nolkan timbangan dengan fasilitas yang ada pada timbangan tersebut
4. Lakukan pengukuran anak timbangan pada 5 posisi yang berbeda

Gambar 1. Posisi anak timbangan pada pinggan.

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 21
Keterangan :
0 = di pusat pinggan
1 = di posisi lebih kedepan dari pusat pinggan
2 = di posisi lebih kekiri dari pusat pinggan
3 = di posisi lebih ke belakang dari pusat pinggan
4 = di posisi lebih ke kiri dari pusat pinggan

Kecuali untuk posisi tengah (0), letakan anak timbangan sedekat mungkin dengan batas tepi pinggan tanpa
melewatinya. Pembacaan pada masing-masing posisi relatif terhadap pembacaan pada posisi pusat pinggan.

XI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

XII. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Analisis Ketidakpastian
1. Penyimpangan penunjukan
Diambil sepuluh titik pengukuran pada jarak yang sama sepanjang range timbangan dan timbangan tidak di
zero-kan selama pengambilan data
Ci  M i  ri............................................................................................................................................ (2)
Ket :
Ci = Koreksi penunjukan pembacaan ke-i
Mi = Massa konvensional anak timbangan standar ke-i
ri = Penunjukkan pembacaan ke-i

2. Ketidakpastian Penyimpangan Penunjukan


a) Ketidakpastian Anak Timbangan Standard (u1)
Ketidakpastian berdasarkan sertifikat kalibrasi anak timbangan, dapat dihitung ketidakpastian baku anak
timbangan standar yang digunakan dengan rumus :
U
u ................................................................................................................................... (3)
1
k
Bila digunakan lebih dari satu anak timbangan standar maka :
ugab  u1  u2  u3  ......  un.................................................................................................. (4)
Dengan asumsi distribusi normal dengan derajat kebebasan (v2) tidak terhingga.

B. Ketidakpastian Daya Ulang Pembacaan (u2)


Diambil sepuluh kali pengambilan data untuk beban yang sama. Simpangan baku dihitung dari perbedaan
pembacaan timbangan (r), pada saat timbangan tidak diberi beban (z) dan pembacaan pada saat timbangan diberi
beban (m) sehingga :
ri  mi  zi................................................................................................................................................................................ (5)

Simpangan
baku ;
n

 i rr
2
............................................................................................................................. (6)
i 1
  n  1

u ..................................................................................................................................................... (7)
2
n
n adalah jumlah pengulangan pengukuran, dengan asumsi distribusi normal dan derajat kebebasan (v1) = n-1
Beberapa timbangan di batasi oleh daya bacanya (resolusi), sehingga nilai dari simpangan baku seakan-akan terbaca
bernilai ”nol”. Nilai sebenarnya dari daya ulang pembacaan tidaklan ”nol”, nilai sebenarnya terlalu kecil untuk dapat
terbaca karena keterbatasan daya bacanya. Jika nilai yang didapat adalah ”nol”, maka:
2
  a......................................................................................................................... (8)
3
C. Ketidakpastian Kemampuan Baca Timbangan (u3)
Ketidakpastian kemampuan baca timbangan diestimasi mempunyai semi range
a  0.5 resolusitimbangan........................................................................................... (9)

Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangulardengan derajat kebebasan v3 tidak terhingga maka maka
ketidakpastian baku kemampuan baca timbangan adalah sebesar :
u3  a .............................................................................................................................................. (10)
3
Ketidakpastian Buoyancy Udara (u )
D. 4
Batas variasi buoyancy udara diestimasi 1ppm dari nilai nominal, maka batas variasi buoyancy udara pada titik ukur
200g adalah:
4
1ppm  200g  2.10 g....................................................................................(11)
Dengan asumsi memiliki distribusi rectangulardan derajat kebebasan v4 tidak terhingga maka, ketidakpastian baku
buoyancy udara dihitung sebesar:
0.2mg (12)
u   0.115mg.......................................................................................
4
3
E. Ketidakpastian stabilitas Anak Timbangan Standar / driff (u5)
Ketidakpastian stabilitas anak timbangan diambil dari nilai selisih sertifikat massa konvensional anak timbangan (ΔC).
Dengan asumsi mempunyai distribusi semirectangular dengan derajat kebebasan v5 tak terhingga.

............................................................................................................................................. (13)
F. Ketidakpastian Gabungan (uc)
Ketidakpastian baku gabungan (uc) timbangan yang dikalibrasi adalah:

uc (14)u 212 u 2  ...  u 2 n


Dengan derajat kebebasan efektif (veff)
 4................................................................................................................................................................................................. (15)
veff  cu
n 4
u
v i

i1 i

G. Ketidakpastian gabungan (Uc)


Dengan nilai faktor cakupandistribusí t-studentdengan probability 95 % dari nilai derajat kebebasan (tabel 2) maka
ketidakpastian bentangan dapat diperoleh
Uc = k.uc...................................................................................................................................................................................................................................... (16)
H. Limit of Performace (LOP)
Limit of Performance (±F) adalah rentang toleransi dimana didalamnya terdapat kemungkinan semua pembacaan
timbangan. Pembacaan timbangan akan memberikan nilai sebenarnya dari massa benda yang ditimbang dalam
range ±F. Jika nilai masa sebenarnya dari suatu benda dinyatakan dengan m, dan pembacaan timbangan dinyatakan
dengan md, maka nilai m akan berada pada :
m  F  m  m  F .......................................................................................................... (17)
d d
Limit of Performace timbangandapat dihitung dengan rumus;
F = C(max) + U(max).............................................................................................................................................................................................................. (18)
Ket :
C(max) = Koreksi maksimum
U(max) = Nilaiketidakpastianmaksimum

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi timbangan Segi empat Uresolusi 3 3
Udrift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3
U bouyancy
5. Buoyancy Segi empat Ubouyancy 3 3

I. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


1. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
2. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Lakukan telaah teknis dan kesimpulan, berdasarkan kalibrasi kinerja, dengan kategori timbangan berada dalam
kondisi yang baik apabila
a) Standar Deviasi tidak lebih dari 3 kali resolusi ”The standard deviation is approximately one-third of the
discrimination of the balance. Hence to be realictic, this should be the minimum standard deviation quoted for
the balance”. (The Calibration of Balances-David B.Prouse, CSIRO Australia- clusul 6.3 Repeatability of
reading.)
b) Perbedaan pembacaan tidak melebihi nilai MPE (Maximum Permissible Error) dari anak timbangan standard.
(Calusul 3.6 Permissible differences between results: ”Regardless of what variation of result is permitted, the
error of any single weighing result shall by itself not exceed the maximum permissible error for the given
load”.
OIML R 76-1 : 2006(E), ”Non-Automatic Weighing Instruments”, Part 1: Metrological and Technical
Requirements-Test)
Tabel 2. Maximum Permissile Errors for weight (±δm dalam mg)(OIML R 111-1 2004(E))

Nominal Value E1 E2 F1 F2 M1 M1-2 M2 M2-3 M3


5 000 kg 25 000 80 000 250 000 500 000 800 000 1 600 000 2 500 000
2 000 kg 10 000 30 000 100 000 200 000 300 000 600 000 1 000 000
1 000 kg 1 600 5 000 16 000 50 000 100 000 160 000 300 000 500 000
500 kg 800 2 500 8 000 25 000 50 000 80 000 160 000 250 000
200 kg 300 1 000 3 000 10 000 20 000 30 000 60 000 100 000
100 kg 160 500 1 600 5 000 10 000 16 000 30 000 50 000
50 kg 25 80 250 800 2 500 5 000 8 000 16 000 25 000
20 kg 10 30 100 300 1 000 3 000 10 000
10 kg 5.0 16 50 160 500 1 600 5 000
5 kg 2.5 8.0 25 80 250 800 2 500
2 kg 1.0 3.0 10 30 100 300 1 000
1 kg 0.5 1.6 5.0 16 50 160 500
500 g 0.25 0.8 2.5 8.0 25 80 250
200 g 0.10 0.3 1.0 3.0 10 30 100
100 g 0.05 0.16 0.5 1.6 5.0 16 50
50 g 0.03 0.10 0.3 1.0 3.0 10 30
20 g 0.025 0.08 0.25 0.8 2.5 8.0 25
10 g 0.200 0.06 0.20 0.6 2.0 6.0 20
5g 0.016 0.05 0.16 0.5 1.6 5.0 16
2g 0.012 0.04 0.12 0.4 1.2 4.0 12
1g 0.010 0.03 0.10 0.3 1.0 3.0 10
500 mg 0.008 0.025 0.08 0.25 0.8 2.5
200 mg 0.006 0.020 0.06 0.20 0.6 2.0
100 mg 0.005 0.016 0.05 0.16 0.5 1.6
50 mg 0.004 0.012 0.04 0.12 0.4
20 mg 0.003 0.010 0.03 0.10 0.3
10 mg 0.003 0.008 0.025 0.08 0.25
5 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20
2 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20
1 mg 0.003 0.006 0.020 0.06 0.20

Tabel 3. Nilai factor cakupan dari distribusi t-student dengan probability p (%) dari derajat kebebasan (v).
(ISO/TAG 4/WG 3: June1992)

Derajat Kebebasan Probability p % )


v 90 95 99
1 6.31 12.71 63.66
2 2.92 4.30 9.92
3 2.35 3.18 5.84
4 2.13 2.78 4.60
5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71
7 1.89 2.36 3.50
8 1.86 2.31 3.36
9 1.83 2.26 3.25
10 1.81 2.23 3.17
15 1.75 2.13 2.95
20 1.72 2.09 2.85
25 1.71 2.06 2.79
30 1.70 2.04 2.75
35 1.70 2.03 2.72
40 1.68 2.02 2.70
45 1.68 2.01 2.69
50 1.68 2.01 2.68
100 1.660 1.984 2.626
∞ 1.645 1.960 2.576

J. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusan nomor
PO.02-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Pengukuran kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan Tabel 4. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
2. Salah atau
Batas Koreksi satu kesalahan
Parameter relatif
Kinerja diluar
dan batas toleransi
Ketidakpastian Tidak Memenuhi Persyaratan
Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

K. Kesimpulan
1) Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
2) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3) Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4) Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
L. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User
a. Cek Kelengkapan Aksesori Alat
b. Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi
M. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar
a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan Alat standar
N. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.04-18
- Form laporan nomor : FL.01.04-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 005-18
METODE KERJA PENGUJIAN ANASTHESI
VENTILATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi anesthesi unit ventilator dengan cara melakukan
pengamatan fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan melakukan kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian anastesi ventilator dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Tidal Volume : 0 – 600 ml
2. Minute Volume : 0 – 20 L
3. Breath Rate : 10 – 60 BPM
4. I : E Ratio : 1:1 – 1:10 to 10:1
5. Peak Inspiratory Pressure (PIP) : + 40 cmH2O
6. Mean Airway Pressure (MAP) : + 40 cmH2O
7. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) : -5 to 40 cmH2O
8. Inspiratory Time (Ti) : 0 – 60 sec
9. Expiratory Time (Te) : 0 – 60 sec
10. Peak Expiratory Flow (PEF) : 0 – 100 LPM
11. Peak Inspiratory Flow (PIF) : 0 – 100 LPM

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 461-20010301 Anesthesia Uniit Ventilators

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Gas Flow Analyzer
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu : 15 oC – 40 oC
b. Kelembaban : 55 % RH ± 15 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10 %

VI. PROSEDUR PENGUIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur gas flow analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala
VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan.
b. Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perluotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada
kotak kontak (AC-Power).
c. Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d. Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e. Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Baterai/ Charger : Periksa kondisi fisik dan konektor baterai apakah siap untuk dipergunakan. Periksa apakah alarm
baterai menunjukkan baterai lemah. Jika demikian recharge baterai. Kemudian periksa kondisi Charger apakah masih
baik dan dapat bekerja dengan baik, lalu charge baterai. Untuk beberapa jenis baterai mempunyai batas waktu
(periode) penggunaan dan pengisian ulang, hal ini perlu diperhatikan unutk menjaga ketahanan baterai tersebut. Jika
ada rekomendasi dari pabrikan, pastikan hal tersebut dilakukan sesuai dengan rekomendasi tersebut.
g. Selang pernafasan : Periksa semua kondisi kebersihan dan sambungannya, pastikan telah melalui proses sterilisasi.
h. Konektor gas : Periksa kesesuaian konektor gas yang terpasang dengan pipa sambungan instalasi gas medik dan
dicocokkan dengan persyaratan yang diharuskan.
i. Keberlangsungan catu daya : Untuk meyakinkan Unit under test tetap bekerja, lakukan pemutusan catu daya utama.
Periksa apakah fungsi catu daya internal (baterai) atau UPS langsung dapat memback-up operasional unit under test.
j. Alarm : Periksa semua konfigurasi alarm yang disajikan alat, tetap konsis pada semua keadaan ventilator. Alarm turn
off, silence alarm atau pengoperasian yang keliru atau kesalahan pengoperasian, dalam hal setting parameter dan
batasan alarm. Periksa juga kemampuan kontrol volume alarm, harus terdengar dengan jelas bagi operator.
k. Pelabelan dan aksesori : Periksa bahwa semua keberadaan plakat, label dan petunjuk masih sesuai dan terbaca.
Pastikan cadangan baterai dan sekring ada. Untuk alat tersebut berada pada lokasinya.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada metode kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Hubungkan UUT dengan sumber listrik
b. Hubungkan UUT dengan oksigen dan udara tekan
c. Tekan tombol power untuk menghidupkan UUT. Dengan bantuan operator pastikan unit under test telah melewati
proses kalibrasi internal yang disarankan pabrik pembuat (mengacu pada petunjuk pengoperasian UUT) dan
komponen-komponennya telah melalui proses desinfektan rutin.
d. Lakukan instalasi UUT dengan analyzer seperti gambar 1 dibawah ini. Gunakan test lung dengan ukuran Complaince
= 20 ml/hPa dan Resistance = 20 hPa/l/s atau
Complaince = 50 ml/hPa dan Resistance = 5
hPa/l/s

UUT

Gas Flow
Gambar 1. Instalasi kalibrasi anesthesi Ventilator

e. Lakukan penyetelan unit untuk penggunaan menggunakan automatic ventilator. Untuk setting pertama kali, atur UUT
pada nilai setting Tidal Volume 400 ml, Breath rate 15, Minute Volume 6.0 dan I : E Ratio 1: 3 dan FiO2 = 30% Pada
beberapa unit tidak dilengkapi dengan pengaturan I : E, tapi pengaturan I : E dilakukan dengan mengatur Time
Inspiration atau Flow Inspiration. Bila dilengkapi dengan dengan pengaturan flow dan pressure, atur pada nilai 25 lpm
dan pressure 20 cmH2O.
f. Hidupkan alat standard, lakukan warming up selama 15 menit.
g. Penuhi langkah-langkah kalibrasi internal alat standard, mengacu kepada petunjuk pengoperasian alat standard untuk
memastikan semua menunjukan pada standard adalah Nol.
h. Lakukan koneksi antara UUT dengan alat Standard.
i. Perhatikan indikator alarm, jika alarm UUT berbunyi lakukan tindakan standard untuk mematikan alarm mengacu
pada petunjuk pengoperasian UUT. Lihat indikator alarm dan lakukan penyetelan parameter dan batas-batas alarm
masing-masing parameter (mengacu pada petunjuk pengoperasian UUT) sampai alarm tidak berbunyi. Penyetelan
parameter didasarkan pada informasi tampilan alarm.
j. Pengukuran Output UUT dapat menggunakan port inlet high atau low range pada Standard atau analyzer. Untuk
pemakaian dewasa/ adult gunakan port inlet High Flow.
k. Bila menu pada Standard atau analyzermenawarkan beberapa pola pendeteksian (Uni directional, directional atau bi-
directional flow) maka pilih flow/ volume atau pressure-nya maka pilih pada Standard referensi tampilan mode ATPS
(Ambien Temperature Pressure Standard). Beberapa produk langsung menyebutkan referensi tampilannnya, yaitu :
BTPS.
l. Lakukan pengukuran output UUT pada setting Tidal Volume 400 ml, Breath rate 15, Minute Volume 6.0 dan I : E
Ratio 1: 3. Pada beberapa unit tidak dilengkapi dengan pengaturan I : E, tapi pengaturan I : E dilakukan dengan
mengatur Time Inspiration.
m. Biarkan test lung melakukan pendeteksian untuk empat kali pernafasan, pilih tampilan pada Standard untuk melihat
hasil pengukuran parameter pada UUT.
n. Jika UUT terdapat fasilitas untuk memonitor output maka pilih fasilitas tersebut, kemudian tampilkan pada display
parameter-parameter yang ada pada ruang lingkup yang akan kita bandingkan dengan Standard.
o. Catat pada lembar kerja hasil ukur alat Standard. Lakukan pengulangan pendataan sebanyak 3 (tiga) kali
pengukuran.
p. Lakukan pengukuran juga untuk nilai-nilai :
TV = 500, BR = 14, MV = 7.0 dan I : E = 1 : 2.5
TV = 600, BR = 13, MV = 7.8 dan I : E = 1 : 2.0
q. Catat nilai pengukuran yang ditampilkan analyzer sesuai parameter pada ruang lingkup
r. Lakukan pengukuran FiO2 untuk setting 60 % dan 90 % pada kondisi TV = 300, BR = 20, MV = 6.0 dan I : E = 1 : 2.0.
Pastikan pilihan jenis gas analyzer adalah oksigen.
s. Catat nilai fraksi oksigen yang terukur pada analyzer.
t. Selesai pendataan kembalikan setting UUT pada kondisi default pertama kali. Tekan tombol OFF dan lepaskan
koeksi ke medical gas.

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Tidal Volume
a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), anesthesi ventilator dan Gas Flow Analyzer
dihubungkan secara langsung.
C = Vstd – Vuut

Analisa Perhitungan ketidakpastian Dimana,


C : Koreksi penunjukkan Tidal Volume pada anesthesi ventilator
Vstd : Nilai Tidal Volume yang terbaca pada Gas Flow Analyzer
Vuut : Nilai Tidal Volume yang terbaca pada anesthesi ventilator

b) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang Tidal Volume oleh Gas Flow Analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian Gas Flow Analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi anesthesi ventilator
(c) Drift Standar
c) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
d) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
e) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi anesthesi ventilator Segi empat Uresolusi 3 res

3
Udrift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


1. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
2. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

Akurasi Monitor Akurasi Setting


No Parameter terhadap Standar terhadap Standar
1. Tidal volume + 15 % + 15 %
2. Minute volume + 15 % + 15 %
3. Breath rate + 15 % + 15 %
4 I : E ratio + 15 % + 15 %
5. Peak inspiratory pressure + 15 % + 15 %
6. Mean airway pressure + 15 % + 15 %
7. Positive End-expiratory pressure ( PEEP ) + 15 % + 15 %
8. Inspiratory time + 15 % + 15 %
9. Expiratory time + 15 % + 15 %
10. Peak expiratory flow + 15 % + 15 %
11. Peak inpiratory flow + 15 % + 15 %

C. Telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
2. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
3. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sbb :
Pengukuran kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

4. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
D. Kesimpulan
1. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
2. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan alat standar
G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.05-18
- Form laporan nomor : FL.01.05-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 006-18
METODE KERJA PENGUJIAN ANESTHESI UNIT
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi anesthesi unit dengan cara melakukan
pengamatan fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian Anastesi dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
4. Pengujian oxygen flush valve
b. Kalibrasi
1. Laju aliran gas oksigen : 0 s.d 300 L/min

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 400-20010301, Anasthesi Unit

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Gas flow analyzer
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu : 15 oC – 40 oC
b. Kelembaban : 55 % RH ± 15 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


1. Persiapan dokumen
a. Metode kerja
b. Instruksi kerja
c. Lembar Kerja
d. Label
2. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
3. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur gas flow analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
4. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
5. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK MENGACU


pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Siapkan Anesthesi Unit dan Gas Flow Analyzer
B. Lakukan koneksi UUT dan standar sesuai gambar
GAS FLOW

UUT

Gambar 1. Instalasi Kalibrasi Laju Aliran Gas Oksigen

C. Kalibrasi Laju Aliran Gas Oksigen (L/Menit)


1. Hidupkan gas flow analyzer
2. Pasangkan selang konektor pada outlet flow anesthesi unit
3. Hidupkan anesthesi unit dan gas flow analyzer
4. Setting laju aliran gas oksigen pada anesthesi unit pada posisi 1 L/Menit
5. Baca nilai laju aliran gas oksigen pada Gas Flow Analyzer dan catat pada lembar kerja ketika keadaan
pembacaan telah stabil.
6. Ulangi langkah 3 s.d 5 untuk setting 2 s.d 15 L/Menit
7. Ulangi langkah 3 s.d 6 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
D. Pengujian oxygen flush valve
1. Seting flowmeter pada posisi 2 LPM.
2. Kemudian tekan tombol flush pada anesthesi unit
3. Catat nilai flow yang ditampilkan pada alat standar
4. Lakukan pengukuran flush 1 kali data pengukuran.

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 60 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Laju aliran gas oksigen (L/Menit)
2. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), anesthesi unit dan gas flow analyzer dihubungkan
secara langsung.
C = Fstd – Fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan laju aliran gas oksigen pada anesthesi unit
Fstd : Nilai laju aliran gas oksigen yang terbaca pada gas flow analyzer
Fuut : Nilai laju aliran gas oksigen yang terbaca pada anesthesi unit

3. Analisa Perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
1) Pengamatan berulang laju aliran gas oksigen oleh gas flow analyzer
2) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
3) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian Standar (gas flow analyzer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi anesthesi unit
(c) Drift Standar
b) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

4. Pengujian Oxygen Flush Valve


a) Model matematis
Vstd= Vuut
Dimana,
Vstd : Nilai laju aliran gas oksigen yang terbaca pada gas flow analyzer
Vuut : Nilai laju aliran gas oksigen yang terbaca pada anesthesi unit
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran oxygen flush valve oleh gas flow analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Anesthesi Unit
(c) Drift Standar
(2) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1. Uncertainty Budget.


No. Komponen Distribusi U Pembagi ui
1. Pengukuran Berulang Normal  n

n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 3
U
4. Drift Segi empat Udrift 3
drift

3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No. Parameter Toleransi/Ambang Batas
1. Laju Aliran Gas Oxyegen (L/Menit) ± 10 %
2. Oxygen Flush Valve (L/Menit) 35 – 75 LPM

C. Telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
2. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
3. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.02-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

D. Batas koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
E. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
F. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
G. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan alat standar
H. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.06-18
- Form laporan nomor : FL.01.06-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 007-18
METODE KERJA PENGUJIAN AUDIOMETER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Audiometer, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian audiometer dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Hearing level : -10 dBHL s.d +120 dBHL
2. Bone Vibrator : -10 dBHL s.d +70dBHL
3. Frekuensi : 125 Hz s.d 8000 Hz
4. Total harmonic distortion :
a). Air conduction 125 Hz s.d 8000 Hz
b). Bone conduction 250 Hz s.d 4000 Hz

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. KAN-G-01:KAN Guide on the Evaluation and Expression of uncertainty in measurement, 2016
c. SNI IEC 62353 : Standards for The Safety and Efficacy Medical Electrical Equipment, 2014
d. BS EN 60645-1 Ed.4.0 : Electroacoustics – Audiometric equipment, 2014
e. OIML R122 : Equipment for Speech Audiometry, edition 1996
f. Marcos Aurelio Pedroso, Samir N Y Gerges and armando A Goncalves Jr : Uncertainty in Audiometer Calibration
(Journal from Institute of Physics Publishing), 2003

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Precision sound level meter (SLM)
b. Software sound level meter untuk komputer (laptop)
c. Precision acoustics calibrator dengan output 114dB SPL pada 250 Hz
d. Thermohygrometer
e. Electrical safety analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. SuhuLingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 10 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik medis : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan di uji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat precision sound level meter (SLM)
3. Siapkan software sound Level meter untuk komputer (laptop)
4. Siapkan precision SPL calibrator
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan thermohygrometer dan electrical safety analyzer
2. Catat suhu dan kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi audiometer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Siapkan AUDIOMETER dan standar
B. Lakukan koneksi AUDIOMETER dan standar sesuai gambar 1.

Gambar 1 Instalasi kalibrasi audiometer

C. Kalibrasi Hearing Level air conduction (Hz)


1. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
2. Lakukan setting audiometer pada hearing level 70 dBHL dan frekuensi 125 Hz,
3. Tekan tombol continue pada audiometer.
4. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
5. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
6. Lakukan setting audiometer pada hearing level 90 dBHL dan frekuensi 250 Hz,
7. Tekan tombol continue pada audiometer.
8. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
9. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
10. Lakukan setting audiometer pada hearing level 120 dBHL dan frek 500 s.d. 4000 Hz,
11. Tekan tombol continue pada audiometer.
12. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
13. Lakukan setting audiometer pada hearing Level 110 dBHL dan frekuensi 6000 Hz
14. Tekan tombol continue pada audiometer.
15. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
16. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
17. Lakukan setting audiometer pada hearing Level 100 dBHL dan frekuensi 8000 Hz
18. Tekan tombol continue pada audiometer.
19. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
20. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
21. Ulangi langkah 2 s.d 20 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
22. Lakukan langkah 2 s.d 21 untuk pengukuran earphone kanan dan kiri.

D. Kalibrasi Hearing Level Bone Conduction (Hz)


1. Pilih mode BC (bone conduction) pada audiometer.
2. Lakukan setting audiometer pada hearing level 45 dBHL dan frekuensi 250Hz.
3. Tekan tombol continue pada audiometer.
4. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
5. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
6. Lakukan setting audiometer pada hearing level 60 dBHL dan frek 500Hz s.d 750 Hz.
7. Tekan tombol continue pada audiometer.
8. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
9. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
10. Lakukan setting audiometer pada hearing level 70 dBHL dan frek 1000Hz s.d 3000 Hz.
11. Tekan tombol continue pada audiometer.
12. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
13. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
14. Lakukan setting audiometer pada hearing level 60 dBHL dan frekuensi 4000 Hz.
15. Tekan tombol continue pada audiometer.
16. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
17. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
18. Lakukan setting audiometer pada hearing level 50 dBHL dan frekuensi 6000Hz.
19. Tekan tombol continue pada audiometer.
20. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
21. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
22. Ulangi langkah 2 s.d 21 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.

E. Kalibrasi Akurasi Frekuensi (Hz)


1. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
2. Lakukan setting audiometer pada maksimal dBHL, 125 Hz.
3. Tekan tombol continue pada audiometer.
4. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
5. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
6. Lakukan langkah 2 s/d 5 untuk titik 250 Hz dan titik pengukuran berikutnya sampai pada 8000 Hz.
7. Ulangi langkah 2 s/d 6 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
8. Lakukan langkah 2 s/d 6 untuk pengukuran earphone kanan dan kiri.

F. Kalibrasi Total Harmonic Distortion Air Conduction.


1. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
2. Lakukan setting audiometer pada hearing level 75 dBHL dan frekuensi 125 Hz.
3. Tekan tombol continue pada audiometer.
4. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
5. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
6. Lakukan setting audiometer pada 90 dBHL dan frekuensi 250 Hz.
7. Tekan tombol continue pada audiometer.
8. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
9. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
10. Lakukan setting audiometer pada 110 dBHL dan frekuensi 500 Hz s.d 8000 Hz.
11. Tekan tombol continue pada audiometer.
12. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
13. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
14. Ulangi langkah 2 s.d 13 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
15. Lakukan langkah 2 s.d 14 untuk pengukuran earphone kanan dan kiri.

G. Kalibrasi Total Harmonic Distortion (Bone Conduction).


1. Pilih mode BC (bone conduction) pada audiometer.
2. Lakukan setting audiometer pada 20 dBHL dan frekuensi 250 Hz.
3. Tekan tombol continue pada audiometer.
4. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
5. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
6. Lakukan setting audiometer pada 50 dBHL dan frekuensi 500 Hz s.d 750 Hz.
7. Tekan tombol continue pada audiometer.
8. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
9. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
10. Lakukan setting audiometer pada 60 dBHL dan frekuensi 1000 Hz s.d 4000 Hz.
11. Tekan tombol continue pada audiometer.
12. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
13. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
14. Ulangi langkah 2 s.d 13 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran nomor metode kerja 002-18
1. Kalibrasi Hearing Level (dB)
a) Model Matematis
C = Istd – IAudiometer
Dimana,
C : Koreksi penunjukan hearing level pada audiometer
I std : Nilai hearing level yang terukur pada standard
IAudiometer : Nilai hearing level yang ditampilkan oleh audiometer

2. Kalibrasi Frekuensi
a) Model Matematis
C = fstd – fAudiometer
Dimana,
C : Koreksi penunjukan frekuensi pada audiometer
fstd : Nilai frekuensi yang terukur pada standard
fAudiometer : Nilai frekuensi yang ditampilkan oleh audiometer

3. Kalibrasi Total Harmonic Distortion


a) Model Matematis
C = THDstd – THDAudiometer
Dimana,
C : Koreksi penunjukan total harmonic distortion pada audiometer
fstd : Nilai total harmonic distortion yang terukur pada standard
fAudiometer : Nilai total harmonic distortion yang ditampilkan oleh audiometer

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang hearing level, frekuensi dan total harmonic distortion pada standar
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi audiometer
(c) Drift standar
(d) Perbedaan pembacaan

(2) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.


(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1 Tabel Uncertainty Budget Hearing Level

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Pengukuran Berulang Normal  n



n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U
4. Drift Segi empat Udrift 3 drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


1. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
2. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No. Parameter Toleransi
1. Hearing Level (dbHL)
Pada frekuensi 125 s/d 4000 Hz ± 5 dBHL
Pada frekuensi 6000 s/d 8000 Hz ± 8 dBHL
2. Frekuensi ± 1.5 % of reading
3. Total Harmonic Distortion :
3.1. Air conduction
Frekuensi Hearing level
125 Hz s.d 200 Hz 75 dB ±3%
250 Hz s.d 400 Hz 90 dB ±3%
500 Hz s.d 8000 Hz 110 dB ±3%
3.2. Bone conduction
Frekuensi Hearing level
250 Hz s.d 400 Hz 20 dB ±6%
500 Hz s.d 800 Hz 50 dB ±6%
1000 Hz s.d 4000 Hz 60 dB ±6%

C. Telaah teknis dan Kesimpulan


1. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
2. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
3. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan
Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

4. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
1. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a. Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b. Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c. Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
2. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan Kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.07-18
- Form laporan nomor : FL.01.07-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN AUTOREFRAKTO No. MK : 008-18


KERATOMETER (ARK) No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengukuran autorefrakto keratometer (ARK) menggunakan eye test
dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian autorefrakto keratometer (ARK) dengan rentang ukur sbb :

Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listriK
4. Pengukuran refraksi mata

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik,
2014.peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Eye test
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur eyetest
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi autorefrakto
keratometer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas
tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya sesuai
dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat tidak
berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi control.
Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya, yakinkan
bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada Metode Kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan autorefrakto keratometer dan standar
b. Lakukan koneksi autorefrakto keratometer dan eye test sesuai gambar1

Gambar.1 Kalibrasi autorefrakto keratometer dengan eye test


c. Pengukuran Refraksi Mata
1. Sebelum melakukan pengukuran, lakukan pemanasan alat terlebih dahulu agar terkondisi.
2. Letakkan eye test pada chin rest, kemudian posisikan mode pengambilan pada mode manual.
3. Atur gambar sebaik mungkin sehingga didapatkan obyek yang baik dan fokus di tengah kalibrator, dan indikator led
pada monitor menunjukan ”center” lalu tekan joy stick.
4. Catat nilai yang didapat pada lembar kerja. Ulangi pengukuran hingga 3x.
5. Ulangi prosedur diatas pada titik yang berbeda menyesuaikan dengan nilai pada kalibrator yang digunakan.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 60 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Dioptri
a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), eye test dan autorefrakto keratometer
dihubungkan secara langsung.
C = Istd – Iuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan dioptri autorefrakto keratometer
Istd : Nilai dioptri yang terbaca pada eye test
Iuut : Nilai dioptri yang terbaca pada autorefrakto keratometer

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


a. Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran dioptri oleh eye test
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian eye test berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi autorefrakto keratometer
(c) Drift standar
b. Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
c. Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d. Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Distance
a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), eye test dan autorefrakto keratometer
dihubungkan secara langsung.
C = Dstd – Duut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan distance autorefrakto keratometer
Dstd : Nilai distance yang terbaca pada eye test
Duut : Nilai distance yang terbaca pada autorefrakto keratometer
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran distance oleh eye test
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian eye test berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi autorefrakto keratometer
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.


No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No. Parameter Toleransi
1. Dioptri 0.25 D
2. Distance 10 %

c. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan Nomor
PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja:
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan Tabel 3. Telaah

teknis
Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
e. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan TIDAK
LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
f. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
g. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar
h. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.08-18
- Form laporan nomor : FL.01.08-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 009-18
METODE KERJA PENGUJIAN AUTOCLAVE
(STEAM STERILIZER) No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
autoclave dengan sterilisasi uap atau Steam Sterilizer, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi,
pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi autoclave dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Variasi temperatur
2. Waktu sterilisasi

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ISO 17665-1:2006, Sterilization of health care products -- Moist heat -- Part 1: Requirements for the development,
validation and routine control of a sterilization process for medical devices
e. BS EN 285 : 2006 +A1 :2008, Sterilization – Steam sterilizers – Large sterilizer

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Temperature data logger
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 25 ºC ± 5 ºC
b. Kelembaban relative : 55 % RH ± 20 % RH
c. Instalasi listrik medis : 220 Vac ± 10 %
: 380 Vac ± 10 %

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat autoclave yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji / kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat temperatur dan pressure data logger
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merekatat model
4. Catat nomor seri
5. Catat ruangan
6. Catat tanggal pelaksanaan
7. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan alat thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembaban awal kerja
3. Catat suhu dan Kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksasan pengamatan fisik dan fungsi autoclave
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan autoclave dan standar
b. Lakukan koneksi alat ukur standar sesuai gambar 1.

Gambar 1 Set up sensor temperatur data logger


c. Letak posisi sensor sesuai dengan gambar 2

Gambar 2 posisi sensor


d. Kalibrasi variasi temperatur (ºC)
a) Pastikan tidak ada beban (load) pada chamber.
b) Tentukan N lokasi titik ukur pada ruang di dalam autoclave. Sebagai pedoman dapat digunakan gambar 2.
Gambarlah skema N lokasi titik ukur tersebut pada LK dan tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor.
Sensor temperatur data logger diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
c) Tempatkan sensor temperatur data logger sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan pada point c.
d) Atur setting temperatur dan waktu sterilisasi autoclave yang diminta temperatur steril : temperatur : 110 sd 140
ºC dan waktu steril : 5 sd 25 menit.
e) Perhatikan secara visual pada saat proses sterilisasi berlangsung, catat pada lembar kerja apabila terjadi
sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat proses sterilisasi berlangsung. (ada kebocoran, indikator
temperatur dan tekanan tidak berfungsi, dll)
f) Pastikan tekanan pada indikator chamber autoclave pada posisi ”0” sebelum membuka pintu autoclave dan
mengambil sensor-sensor suhu dan pressure data logger.

Gambar 3 Grafick Thermometric


Keterangan gambar :
A = Mulai periode sterilisasi
B = Akhir periode sterilisasi
Ts = Temperatur sterilisator
Tb = Temperatur sterilisator band (range)
t1 = Periode over shot
t2 = Waktu stabil sterilisasi
t3 = 60 detik pertama
t4 = holding time (waktu setelah 60 detik pertama)

S1 = Titik acuan pengukuran, yaitu titik sensor temperatur alat standar yang diletakkan berdekatan dengan sensor
monitoring temperatur autoclave
S2 = Titik sensor yang menunjukkan suhu terendah dalam pengujian
Titik sensor 50 mm diatas test pack (untuk steam sterilizer) atau titik sensor terekat dengan sumber
S3 = penghasil panas (heater untuk autoclave yang menggunakan pembangkit panas dari heater atau elemen)
T1 = Perbedaan maksimum antara suhu referensi dan suhu di uji selama holding time
Perbedaan maksimum antara suhu referensi dan suhu di atas test pack dalam 60 detik pertama periode
T2 = plateau
Perbedaan maksimum antara suhu referensi dan suhu di atas test pack selama periode plateau setelah 60
T3 = detik pertama

g) Pindahkan data hasil pembacaan pada temperatur data logger ke dalam alat pengolah data.
h) Lakukan analisa pembacaan temperatur :
T1 = Perbedaan maksimum antara temperatur referensi ( S1) dan temperatur uji (S2) selama waktu tunggu
(holding time): ∆T1 = S1 – S2
i) Lakukan analisa pembacaan :
T2 = pembacaan perbedaan maksimum antara temperatur referensi dan temperatur di atas paket uji dalam 60
detik pertama periode plateau ∆T2 = S1 – S3
j) Lakukan analisa pembacaan :
T3 = pembacaan perbedaan maksimum antara temperatur referensi dan temperatur di atas paket uji setelah 60
detik pertama periode plateau ∆T3 = S1 – S3
k) Kalibrasi akurasi temperatur :
Lakukan perhitungan akurasi temperatur Dari rekaman data Hasil pengukuran temperature data logger dengan
mencari nilai koreksi
Koreksi = Nilai tref_ukur - Setting temperatur autoclave
l) Pengukuran waktu
Waktu Pengukuran tidak kurang dari 15 menit untuk temperatur sterilisasi 121° C, dan 3 menit untuk temperatur
sterilisasi 134 ° C

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 95 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a. Kalibrasi akurasi temperatur
a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), temperature data logger dimasukan ke
dalam autoclave secara langsung.

C = tstd – tuut

Dimana,
C : Koreksi penunjukan temperatur pada autoclave
tstd : Nilai temperatur yang terukur pada standard
tuut : Nilai temperatur yang ditampilkan oleh autoclave

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


i. Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran temperatur oleh temperature data logger
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian standar (tachometer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi autoclave
(c) Drift standar
ii. Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
iii. Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
iv. Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 1. Uncertainty Budget Temperatur

No. Komponen Satuan U Pembagi ui



1 Pengukuran Berulang °C  n n
k USertstd
2 Sertifikat standar °C USertf stand
k
U res
3 Drift standar °C Uresolusi 3
3
U
4 Resolusi alat °C Udrift 3
drift

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. ∆T1 = S1 – S2 holding time +2 ° C
2. ∆T2 = S1 – S3 dalam 60 detik +5 ° C
3. ∆T3 = S1 – S3 setelah 60 detik +2 ° C
4. Akurasi Temperatur :
121 °C 118 °C s.d 123 °C
134 °C 131 °C s.d 137 °C
5. Waktu Sterilisasi
121° C ≥ 15 menit
134° C ≥ 3 menit

Untuk Autoclave yang tidak dilengkapi dengan monitoring temperature steril maka nilai toleransi adalah sesuai tabel 3.

Tabel 3. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Keseragaman setiap sensor ukur pada :
121 °C 118 °C s.d 123 °C
134 °C 131 °C s.d 137 °C
2. Waktu Sterilisasi
121° C ≥ 15 menit
134° C ≥ 3 menit

c. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :

Pengukuran kinerja:
a. ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b. < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.09-18
- Form laporan nomor : FL.01.09-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 010-18
METODE KERJA PENGUJIAN
AUTOREFRAKTO No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengukuran autorefrakto menggunakan eye test dengan cara melakukan
pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian autorefrakto dengan rentang ukur sbb :
Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listriK
4. Pengukuran refraksi mata

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik,
2014.peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Eye test
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur eyetest
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat tegangan Jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi autorefrakto
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan autorefrakto dan standar eye test
b. Lakukan koneksi autorefrakto dan eye test
c. Pengukuran refraksi mata
1. Sebelum melakukan pengukuran, lakukan pemanasan alat terlebih dahulu agar terkondisi.
2. Letakkan eye test pada chin rest, kemudian posisikan mode pengambilan pada mode manual.
3. Atur gambar sebaik mungkin sehingga didapatkan obyek yang baik dan fokus di tengah kalibrator, dan indikator
led pada monitor menunjukan ”center” lalu tekan joy stick.
4. Catat nilai yang didapat pada lembar kerja. Ulangi pengukuran hingga 3x.
5. Ulangi prosedur diatas pada titik yang berbeda menyesuaikan dengan nilai pada kalibrator yang digunakan.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 60 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada Metode Kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Dioptri
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), eye test dan autorefrakto dihubungkan
secara langsung.
C = Istd – Iuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan dioptri autorefrakto
Istd : Nilai dioptri yang terbaca pada eye test
Iuut : Nilai dioptri yang terbaca pada autorefrakto

b. Analisa perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran dioptri oleh eye test
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian eye test berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi autorefrakto
(c) Drift standar
b) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Distance
a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), eye test dan autorefrakto dihubungkan
secara langsung.
C = Dstd – Duut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan distance autorefrakto
Dstd : Nilai distance yang terbaca pada eye test
Duut : Nilai distance yang terbaca pada autorefrakto

b) Analisa perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran distance oleh eye test
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian eye test berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi autorefrakto
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Dioptri 0.25 D
2. Distance 10 %

c. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.02-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja:
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.10-18
- Form laporan nomor : FL.01.10-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 011-18
METODE KERJA PENGUJIAN INKUBATOR BAYI
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk pengujian/kalibrasi alat inkubator bayi dengan cara melakukan pengamatan fisik
dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan melakukan kalibrasi secara langsung (direct calibration) dengan cara
membandingkan terhadap incubator analyzer.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian inkubator bayi dengan rentang ukur sebagai berikut :
A. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
4. Overshot/lonjakan suhu temperatur pada kompartemen (°C).
5. Suhu maksimal permukaan matras inkubator bayi (°C)
6. Kecepatan udara maksimal pada kompartemen inkubator bayi (m/dt).
7. Kebisingan maksimal pada kompartemen inkubator bayi (dBA)
B. Kalibrasi (air mode dan baby mode)
1. Parameter dan rentang ukur (pada “air mode ” )
a) Suhu udara dan variasinya pada kompartemen inkubator bayi : 32 °C, dan 36 °C
b) Relative kelembaban pada kompartemen (% RH)
2. Parameter dan rentang ukur pada baby mode
a) Parameter pembacaan sensor temperatur kulit (temperature skin probe) (°C)
b) Akurasi antara temperature kulit dengan temperature control

III. REFERENSI
A. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
B. SNI IEC 60601-2-19:2014 Persyaratan khusus untuk keselamatan dasar dan kinerja esensial inkubator infant.
C. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
D. KAN-G-01, Guide on the Evaluation and Expression of Uncertainty in Measurement, 2016

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


A. Baby incubator analyzer
B. Electrical safety analyzer
C. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
A. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
B. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
C. Voltase Instalasi listrik medis : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
C. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur inkubator bayi analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
D. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
E. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi inkubator bayi
a. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c. Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d. Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e. Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Sensor/gawai : pastikan semua sensor dalam kondisi bersih dan tidak retak/rapuh, dan tidak dibolehkan menukar
probe pada alat lain dengan merk yang berbeda.
g. Saringan Udara : Pastikan saringan udara dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat agar aliran udara dapat
masuk/melewati filter dengan leluasa.
h. Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.
i. Batas cairan : periksa bak cairan pada wadah air dan pastikan terisi sesuai batas
j. Kasur/matras : pastikan dalam kondisi bersih, jika terasedia seting posisi kemiringan kasur pastikan untuk dapat
digerakkan dan aman bila posisi terkunci. Catatlah semua ketidaksesuaian yang ditemukan pada lembar kerja.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Siapkan inkubator bayi dan baby incubator analyzer
B. Lakukan koneksi inkubator bayi dan standar sesuai gambar 1.

T1 T2
T5
T3 T4

Gambar 1. Posisi sensor suhu / temperature udara

Keterangan :
 T5 = sensor suhu/temperature incubator
 T1, T2, T3, T4 = sensor temperature udara (titik pengukuran T1, T2, T3, T4 dan T5 adalah sejajar rata dan pada
jarak 10 cm terhadap matras)

C. Kalibrasi Suhu Udara


a) Tentukan titik pengukuran suhu pada 32ºC, dan 36 ºC
b) Letakkan inkubator analyzer di tengah matras pada kompartemen alat inkubator bayi.
c) Siapkan standar beserta perlengkapannya (inkubator analyzer)
d) Pastikan semua sensor standar terpasang dengan benar sesuai Gb. 01 kemudian hidupkan baby incubator
analyzer lalu tutup selungkup kompartement dan hidupkan alat inkubator bayi.
e) Operasikan alat inkubator bayi pada suhu 32 ºC, tunggu beberapa saat sampai penunjukan suhu tercapai dan
kondisi stabil (kurang lebih 1 jam atau dipantau dengan pembacaan baby incubator analyzer (lihat gambar.2)
Catat nilai penunjukan suhu maksimum dan minimum yang terukur pada display baby incubator analyzer pada
sensor T1, T2, T3, T4, T5 di lembar kerja.

Gambar 2. Karakteristik perubahan temperature incubator

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 50
f) Pengambilan data dilakukan sebanyak 6 kali pada tiap titik pengukuran
g) Selanjutnya lakukan langkah 5 s.d 6 pada setting suhu 36 ºC
h) Catat lonjakan suhu/overshot temperatur pada masing-masing sensor suhu (T1,T2,T3,T4 dan T5)
i) Catat waktu pemulihan setelah lonjakan suhu
j) Catat nilai penunjukkan suhu maximum pada matras pada sensor hanya pada setting suhu 36ºC di lembar kerja.
k) Catat nilai penunjukan kecepatan udara maximal (m/detik) pada kelima titik yang ditentukan di semua setting
suhu
l) Catat nilai penunjukan tingkat kebisingan maximal pada (dBA) yang terukur pada lembar kerja dan pada setting
suhu 36 ºC
m) Catat nilai penunjukan kelembaban relatif maksimal pada sensor di semua setting suhu di lembar kerja

D. Kalibrasi sensor temperatur kulit


1. Pengukuran akurasi temperature kulit dengan temperatur kontrol
a) Posisikan matras pada kedudukan horizontal
b) Lakukan setting temperature pada alat incubator bayi dengan nilai 36 ºC
c) Gantung bebas sensor temperatur kulit di atas titik tengah matras dengan jarak 10 cm
d) Temperatur yang terukur oleh sensor temperatur kulit harus ≤ 0.7 ºC dari temperature control saat kondisi
ajek
2. Pengukuran akurasi sensor temperatur kulit
1. Setting alat incubator bayi pada “baby mode”
2. Siapkan oven simulator sebagai alat standar
3. Letakkan sensor temperature kulit ke dalam oven simulator
4. Hidupkan oven simulator yang akan memberikan output berupa suhu panas sesuai dengan spesifikasinya
kemudian catat nilai hasil pembacaan sensor temperatur kulit
5. catat hasil pada lembar kerja

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 150 menit/titik

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Suhu Udara rata-rata (ºC)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), inkubator bayi dan baby incubator anlyzer
dihubungkan secara langsung.
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan suhu udara rata-rata pada L inkubator bayi
tstd : Nilai suhu udara rata-rata yang terbaca pada baby incubator anlyzer
tuut : Nilai suhu udara rata-rata yang terbaca pada inkubator bayi

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran suhu oleh baby incubator analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian baby incubator analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi inkubator bayi
(c) Drift standar
b) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

Toleransi dan
No. Parameter Ambang batas
1. Suhu udara rata-rata ± 1,5 ºC
2. Rata-rata variasi suhu udara ± 0,8 ºC
3. Lonjakan suhu kompartemen ≤ 2 ºC
4. Waktu pemulihan lonjakan suhu ≤ 15 menit
5. Suhu matras ≤ 40 ºC
6. Kebisingan ≤ 60 dB
7. Kecepatan udara ≤ 0,35 m/detik
8. Sensor temperature kulit bayi terhadap kontrol temperatur ≤ 0.7 ºC
9. Sensor temperature kulit bayi ± 0,3 ºC

C. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan Tabel 3. Telaah

teknis
Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
E. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User
a. Cek Kelengkapan Aksesori Alat
b. Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi
F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar
a. Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b. Rapihkan Alat standar
G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.11-18
- Form laporan nomor : FL.01.11-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN BED SIDE No. MK : 012-18


MONITOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
bedside monitor, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi bedside monitor dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
Parameter yang diukur meliputi :
1. Heart Rate : 30, 60, 120, dan 180 BPM.
2. Respirasi : 15, 30, 60, dan 120 BPM.
3. Saturasi Oxygen ( % SPO2) mempunyai titik ukur :

Tabel 2. titik ukur Saturasi Oxygen ( % SPO2)


Variasi setting Standard SPO2 ( % O2 )
Normal 98
Obese 93
Geriat 92
Tach 85
Neonate 90
Hypoxic 70
Brad 88
Weak 90

4. NIBP yang mempunyai titik ukur :

Tabel 3. Titik ukur NIBP


Blood Pressure (mmHg)
Variasi setting Standard Systole Mean Diastole
Preset 1 120 93 80
Preset 2 150 116 100
Preset 3 200 166 150
Preset 4 255 215 195
Preset 5 60 40 30
Preset 6 80 60 50
Preset 7 100 76 65

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, ECG Monitors ECRI Procedure No. 409-
20010301 (Combined), 2001.
e. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, Pulse Oximeters ECRI Procedure No. 451-
20010301 (Combined), 2001.
f. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, Blood Pressure Monitors ECRI Procedure No.
454-20010301 (Combined), 2001.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Multi parameter simulator
b. NIBP monitor tester
c. SPO2 simulator
d. Electrical safety analyzer
e. Thermohygrometer
Catatan : dapat juga menggunakan peralatan yang sudah gabungan

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur multi parameter simulator
3. Siapkan alat ukur NIBP monitor tester
4. Siapkan alat ukur SPO2 simulator
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu& kelembaban awal kerja
3. Catat suhu& kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala

VII. Pemeriksaan fisik dan fungsi alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi bedside monitor
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Kalibrasi Heart Rate
1. Pasang elektrode ECG pada MPS (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan Bedside Monitor yang akan diukur dan hidupkan juga Alat Kalibrator MPS.
3. Parameter yang diukur adalah Heart Rate (BPM), dengan titik pengukuran 30, 60, 120, 180 BPM.
4. Operasikan MPS (sesuai dengan instruksi kerja alat) dengan menekan tombol pada titik pengukuran 30 BPM,
baca hasil penunjukan heart rate pada display Bedside Monitor, catat pada lembar kerja.
5. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran selanjutnya sampai dengan 180 BPM.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

B. Kalibrasi Respirasi
1. Pasang elektrode ECG pada MPS (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan bedside monitor yang akan diukur dan hidupkan juga alat kalibrator MPS.
3. Parameter yang diukur adalah respirasi, dengan titik pengukuran 15,30,60,120.
4. Operasikan MPS dengan menekan tombol pada titik pengukuran 15, baca hasil penunjukan respirasi pada
display bedside monitor, catat pada lembar kerja.
5. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran selanjutnya sampai dengan 120.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

C. Kalibrasi Saturasi Oxygen.


1. Pasang probe SPO2 pada finger pulse oxymeter (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan bedside monitor yang akan diukur dan hidupkan juga alat kalibrator pulse oxymeter.
3. Parameter yang diukur adalah saturasi oxygen (%O2), dengan titik pengukuran secara otomatis pada menu
SPO2 simulator sebagai berikut :
Tabel 4. titik pengukuran saturasi oxygen (%O2)
Variasi setting Standard SPO2 ( % O2 )
Normal 98
Obese 93
Geriat 92
Tach 85
Neonate 90
Hypoxic 70
Brad 88
Weak 90

4. Operasikan SPO2 simulator (sesuai dengan instruksi kerja alat) dengan titik pengukuran secara otomatis pada
menu SPO2 simulator seperti tabel variasi setting standard pada langkah 3, baca hasil penunjukan SPO 2 pada
display bedside monitor, catat pada lembar kerja. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran selanjutnya sampai
dengan 120.
5. Ulangi langkah 4 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

D. Kalibrasi NIBP.
1. Hubungkan selang NIBP pada bedside monitor ke NIBP monitor tester (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan bedside monitor yang akan diukur dan hidupkan juga alat kalibrator NIBP monitor tester.
3. Set NIBP monitor tester dengan kondisi memakai Cuff internal.
4. Parameter yang diukur adalah NIBP dengan kondisi systole, mean, diastole pada rentang 30 – 255 mmHg.
Misalkan untuk kondisi dewasa (adult) sesuai tabel sebagai berikut :

Tabel 5 Titik ukur NIBP


Blood Pressure (mmHg)
Variasi setting Standard
Systole Mean Diastole
Preset 1 120 93 80
Preset 2 150 116 100
Preset 3 200 166 150
Preset 4 255 215 195
Preset 5 60 40 30
Preset 6 80 60 50
Preset 7 100 76 65

5. Operasikan NIBP monitor tester dengan titik pengukuran secara otomatis pada menu preset NIBP Monitor
Tester seperti tabel variasi setting standard pada langkah 4, baca hasil penunjukan NIBP pada display
bedside monitor, catat pada lembar kerja.
6. Ulangi langkah 5 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Heart Rate (BPM),
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), STANDAR dan UUT dihubungkan secara
langsung.
C = hrstd – hruut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
hrstd : Nilai pembacaan yang terukur pada
standard hruut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
2. Kalibrasi Respirasi
a) Model Matematis
C = rstd – ruut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
rstd : Nilai pembacaan yang terukur pada
standard ruut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

3. Kalibrasi SPO2
a) Model Matematis
C = sstd – suut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
sstd : Nilai pembacaan yang terukur pada standard
suut : Nilai pembacaan yang ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
4. Kalibrasi NIBP
a) Model Matematis
C = nstd – nuut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
nstd : Nilai pembacaan yang terukur pada
standard nuut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a)Pengamatan berulang
(b)Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 5

Tipe B
(a)Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b)Resolusi UUT
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 6 Tabel uncertainty budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
res

U drift
4. Drift Rectangular Udrift 3
3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 6. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Heart Rate (BPM) ± 5 % atau ± 5 bpm
2. Respirasi (BrPM) 5 % atau ± 5 BrPM
3. SPO2 (%) ± 1%O2
4. NIBP (mmHg) ± 5 mmHg

c. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 7. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70% dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70%
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.012-18
- Form laporan nomor : FL.01.012-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 013-18
METODE KERJA PENGUJIAN BLOOD BANK
REFRIGERATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu blood bank refrigerator yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu
temporal dari ruangan di dalam blood bank refrigerator tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi blood bank refrigerator sebagai alat yang di
uji atau unit under test (uut) pada kondisi tanpa beban (unloaded condition) atau dengan beban maksimal 30% dari luas
Volume dengan parameter sbb ;
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik

b. Kalibrasi
1. Akurasi setting pada alat (2 °C s.d 6 °C)
2. Variasi Suhu
a) Variasi suhu spasial / keseragaman ( °C )
b) Variasi suhu temporal / stabilitas ( °C )
c) Variasi suhu overal / total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. AS 3864.2-2012 : Medical Refrigeration equipment-For the storage of blood and blood product
d. AS 2853 : Enclosure– Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.
e. JCGM-100-2008, Evaluation of measurement data – Guide to expression of uncertainty in measurement, First Edition
September 2008

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer digital dengan multi chanel (sensor RTD/PRT atau thermocouple type T)
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase instalasi listrik medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a) Blood bank refrigerator/ UUT : suatu perangkat (lemari) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b) Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c) Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d) Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e) Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f) Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g) Variasi spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [t spasial = tmid_maks – tmid_min ].
h) Suhu blood bank refrigerator hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)
i) Suhu blood bank refrigerator pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada
UUT [tUUT_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
j) Variasi temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [t temporal = (tmaks – tmin)maks ].
k) Variasi total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ tvar_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur blood bank refrigerator
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi blood bank refrigerator
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIANKESELAMATANLISTRIK
Mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
a) Penentuan jumlah dan posisi titik pengukuran berdasarkan gambar 01

Gambar 1. Posisi titik pengukuran

Tentukan jenis blood bank refrigerator model single opening unit atau double opening unit dan lokasi sensore N pada
lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai dengan Lampiran 2 pada LK.
Tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-kawat sensor diberi label bernomor sesuai dengan
nomor lokasi pengukuran.
b) Pastikan kondisi blood bank refrigerator keadaan kosong ( unloaded) atau maximum 30% dari Volume, atau bila hal
tersebut tidak bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada blood bank
refrigerator.
c) Buka pintu blood bank refrigerator kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat sensor
pada lokasi-lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan bagian
dalam blood bank refrigerator serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. Tutupkan kembali pintu blood
bank refrigerator. Sambungkan kawat-kawat sensor pada standard melalui kanal-kanal yang yang ada pada standard
tersebut. Nyalakan standard
d) Nyalakan blood bank refrigerator, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan beberapa
saat sampai penunjukan suhu pada blood bank refrigerator dan standard stabil. Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh
penunjukan standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
e) Bila penunjukan suhu pada standard telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
1. Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada LK
2. Lakukan langkah 5.a. untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
3. Lakukan langkah 5.a. untuk indikator UUT
f) Lakukan pengolahan data dengan bantuan microsoft excel, yaitu :
1. Untuk tiap titik-ukur, hitung :
a) nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
b) midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
2. suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
3. suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
4. Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
5. Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2

XI. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XII. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18

1. Kalibrasi Akurasi Suhu (°C)


a) Model matematik :
(1) suhu UUT yang terukur : tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (u 2
+u 2
)
(2) variasi suhu total : tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u 2 tmid_maks tmid_min
+u 2
maks_maks min_min
b) Perhitungan :
(1) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan tmid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2 2 2
 utmid_maks2 = u tk2 + ures_mcorder2
u =u +u
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.utk2 + 2.ures_mcorder2
2 2
UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
(2) Misalkan tmaks_maks suhu pada2 lokasi 3 dan tmin_min 2 suhu pada lokasi 4, maka :
u = utk2 + ures_mcorder
tmaks_maks 2 2 2
u =u +u
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R = 50

(3) Contoh : Perhitungan evaluasi ketidakpastian kalibrasi blood bank refrigerator

Model Kt = t'true - t'indicated


u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
[U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi
u2(t'true) =
total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
u(variasi temporal) = [½ x max (t'k,max - t'k,min)i] / [sqrt(3)]
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
[u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi
u2(t'indicated) =
penunjukkan indikator)]2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814
Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift 3
drift

3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3 3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3 3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3 3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor
MK 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi Temperatur pada semua titik ukur 2 C≥ Nilai kalibrasi ≤ 6 C±(U
2. Variasi Spasial ≤ 2 °C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
d) Salah atau
Batas Koreksi satu kesalahan
Parameter relatif
Kinerja diluar
dan batas toleransi
Ketidakpastian Tidak Memenuhi Persyaratan
Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.013-18
- Form laporan nomor : FL.01.013-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN BLOOD No. MK : 014-18


PRESSURE MONITOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
blood pressure monitor, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja dengan cara membandingkan antara standar NIBP Tester dengan hasil pembacaan pada pada blood
pressure monitor.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi blood pressure monitor dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
Metode kalibrasi ini digunakan untuk menguji kalibrasi blood pressure monitor yang mempunyai rentang ukur :
a. Blood pressure :
a) Systole 35 mmHg s/d 200 mmHg.
b) Dyastole 15 mmHg s/d 150 mmHg
b. Heart rate : 30 bpm s/d 240 bpm

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, Blood Pressure Monitors ECRI Procedure No. 454-
20010301 (Combined), 2001

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Non invasive blood pressure tester
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur non invasive blood pressure tester
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi blood pressure monitor
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Periksa tombol tombol fungsi dan manset pada blood pressure monitor, untuk memastikan blood pressure monitor
berfungsi dengan sempurna
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan blood pressure monitor dan standar
b. Lakukan koneksi blood pressure monitor dan standar sesuai gambar 1.

Gambar 4 double hose installasion internal


cuff Gambar 5 Single hose installation external cuff

c. Kalibrasi Blood Pressure Monitor (mmHg)


a) Lakukan instalasi seperti gambar 1 atau gambar 2 diatas sesuai dengan spesifikasi blood pressure monitor
(jumlah hose)
b) Hidupkan alat ukur NIBP Tester dan Blood Pressure Monitor yang akan diukur untuk warming up.
c) Pilih internal cuff pada NIBP Tester untuk gambar 1 dan external cuff untuk gambar 2.
d) Pilih mode Standard BP Simulation pada alat non invasive blood pressure (NIBP).
e) Lakukan setting pada NIBP Tester (Systole, Mean, Dyastole, heart rate dan pulse volume) seperti pada tabel 1
untuk dewasa dan tabel 2 untuk bayi (neonatal)

Tabel 7 setting Standard BP Simulation untuk dewasa


Setting pada standar (NIBP Tester)
Blood Pressure (mmHg) Heart Rate (bpm ) Pulse Volume (cc)
Systole 60 60 sd 80 0,75
MAP 40
Dyastole 30
Systole 80 60 sd 80 0,71
MAP 60
Dyastole 50
Systole 100 60 sd 80 0,69
MAP 76
Dyastole 65 Berdasarkan
Systole 120 60 sd 80 0,68 Speksifikasi alat
MAP 93 standar yang
Dyastole 80 digunakan
Systole 150 60 sd 80 0,65
MAP 116
Dyastole 100
Systole 200 60 sd 80 0,60
MAP 166
Dyastole 150

Tabel 8 Setting Standar BP Simulation untuk bayi (Neonatal)


Setting pada standar (NIBP Tester)
Blood Pressure (mmHg) Heart Rate (bpm ) Pulse Volume (cc)
Systole 35 120 0,11
MAP 22
Dyastole 15
Systole 60 120 0,10
MAP 40
Berdasarkan
Dyastole 30
Speksifikasi alat
Systole 80 120 0,10
standar yang
MAP 60
digunakan
Dyastole 50
Systole 100 120 0,10
MAP 80
Dyastole 70

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 63
f) Catat penunjukan setiap nilai systole, mean, dyastole yang terukur pada display digital blood pressure monitor
pada lembar kerja minimal 5 kali pada tiap titik data pengukuran

d. Kalibrasi heart rate (bpm)


a) Atur setting pada NIBP Tester (systole, mean, dyastole) seperti pada tabel 3 dan herat rate pada hHeart Rate
30 bpm.

Tabel 9 setting pada NIBP Tester

Setting pada standar (NIBP Tester)


Blood Pressure (mmHg) Heart Rate (bpm )
Systole 120
MAP 93 30
Dyastole 80

b) Catat penunjukan setiap nilai heart rate yang terukur pada display digital blood pressure monitor pada lembar
kerja pengujian minimal 3 pada tiap titik data pengukuran
c) Ulangi langkah 1 s.d 2 untuk setting heart rate 60 bpm,120 bpm,180 bpm dan 240 bpm

X. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 50 menit

XI. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Blood Pressure Monitor (mmHg)
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), NIBP Tester dan blood pressure monitor
dihubungkan secara langsung.
C = Pstd – Puut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan pressure pada blood pressure monitor
Pstd : Nilai setting pressure pada NIBP Tester
Puut : Nilai pressure yang ditampilkan oleh blood pressure monitor

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran

Tipe A
(a) Pengamatan berulang pressure pada blood pressure monitor
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian NIBP tester berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi blood pressure monitor
(c) Drift standar
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
2. Kalibrasi Heart Rate (bpm)
a. Model Matematis
C = Istd – Iuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan heart rate pada blood pressure monitor
I std : Nilai setting heart rate pada NIBP Tester
I uut : Nilai heart rate yang ditampilkan oleh blood pressure monitor

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang heart rate pada blood pressure monitor
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (NIBP Tester) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi blood pressure monitor
(c) Drift standar

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 64
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 4. Tabel Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3
3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 5. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Blood Pressure ± 5 mmHg
2. Heart Rate ± 10 %

c. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

e. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

f. Pengecekan Kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

g. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

Dokumen
terkait - Lembar kerja nomor : LK.01.014-18
- Form laporan nomor : FL.01.014-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 015-18
METODE KERJA PENGUJIAN
CARDIOTOCOGRAPH No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada cardiotocograph
dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja
(kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan / atau kalibrasi cardiotocograph dengan rentang ukur
sebagai berikut :
Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
Kalibrasi
1. Frekuensi dalam beat per minute : 30 bpm s.d 240 bpm atau 0,5 Hz s.d 4,0 Hz.

III. REFERENSI
A. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
B. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik
C. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement,KAN, 2016.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


A. Fetal simulator
B. Electrical safety analyzer
C. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
A. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
B. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
C. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
C. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur fetal simulator
2. Siapkan alat ukur electrical safety analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
D. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan

E. Pengukuran kondisi lingkungan


1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi cardiotocograph
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel tranduser, Periksa kabel dan fungsi masing-masing, kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka
ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini untuk menghindari adanya gangguan tegangan.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada Metode Kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Siapkan cardiotocograph dan fetal simulator
B. Lakukan koneksi cardiotocograph dengan Fetal Simulator sebagai berikut :

Gambar 6. Instalasi kalibrasi cardiotocograph

C. Untuk kalibrasi cardiotocograph pilih menu cardiograph, sedangkan untuk cardiotocograph lainnya tidak ada
pemilihan mode.
a) Tekan tombol ”FETAL” pada cardiotocograph. Ubah nilai bpm menjadi 30 dengan penunjuk panah.
b) Baca tampilan pada cardiotocograph dan catat pada lembar kerja.
c) Ulangi langkah 5 – 6 untuk nilai 60, 90, 120, 150, 180 dan 240 bpm.
d) Selesai kalibrasi, OFF-kan seluruh peralatan dan kembalikan pada posisi terendah.

X. WAKTU PENGUKURAN

Waktu pengujian relatif ± 50 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian


Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18

1. Kalibrasi frekuensi (Hz) dalam BPM


a) Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), Fetal Simulator dan cardiotocograph
dihubungkan secara langsung.
C = fstd – fCardiotocograph
Dimana,
C : Koreksi penunjukan BPM pada cardiotocograph
fstd : Nilai BPM yang terukur pada fetal simulator
fCardiotocograph : Nilai BPM yang ditampilkan oleh cardiotocograph

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh cardiotocograph
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian fetal simulator berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi cardiotocograph
(c) Drift Standar
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunyai nilai turunan pertama yaitu 1
(2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
4. Drift Rectangular Udrift 3
drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan

a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Frekuensi dalam Beat per Menit (bpm) ±5%

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada
metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusan
nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi
persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

D. Batas koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

E. Kesimpulan
a) Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a. Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b. Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c. Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c) Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d) Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

F. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

G. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

H. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.015-18
- Form laporan nomor : FL.01.015-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 016-18
METODE KERJA PENGUJIAN CENTRIFUGE
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
centrifuge tanpa refrigerator, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik
dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi centrifuge tanpa refrigerator dengan sebagai
berikut :
Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
Kalibrasi
1. Kalibrasi kecepatan putaran centrifuge (rpm )
a) Low speed (< 6.000 rpm)
b) High speed (6.000 s/d 25.000 rpm)
2. Pengukuran pewaktu
a) Rentang ukur 180 detik sampai 300 detik

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. BS EN 61010-2-020: 2006 Particular requirements for laboratory centrifuges.
e. BiomecalBenchmark 2011 ECRI Institute 456-20010301 ~ Centrifuges

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Tachometer
b. Stopwatch
c. Electrical safety analyzer
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur tachometer
3. Siapkan alat ukur stopwatch
4. Siapkan thermohygrometer

d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala
VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan centrifuge dan tachometer
b. Lakukan koneksi centrifuge dan standar sesuai gambar 1.

Gambar 1. Kalibrasi Centrifuge dengan Tachometer

c. Kalibrasi Kecepatan
1. Sebelum melakukan pengukuran, lakukan pengaturan kecepatan motor dalam posisi satuan rpm.
2. Tempelkan kertas reflektor pada bagian yang berputar.
3. Posisikan tachometer tegak lurus dengan reflector pada saat pengambilan data.
4. Setting centrifuge pada nilai kecepatan putaran rendah, menegah, dan tinggi dari kapasitas maksimum
centrifuge (atas permintaan pelanggan).
5. Amati nilai yang terbaca pada tachometer dan catat pada saat keadaan pembacaan telah stabil.
6. Ulangi langkah diatas minimal sebanyak 3 kali dengan nilai yang telah ditentukan untuk mendapatkan
pembacaan berulang.
7. Catat pendataan pada lembar kerja.

d. Pengukuran Akurasi Waktu Putar


1. Pada saat kita melakukan pengambilan data kecepatan putar, lakukan pula penyetelan waktu putar pada posisi
5 menit.
2. Pada saat putaran mulai ON/START, secara bersamaan tekan tombol START pada Stopwatch untuk
menghitung waktu putar.
3. Tekan tombol STOP pada Stopwatch begitu terdengan sinyal suara yang mengindikasikan waktu putar telah
habis.
4. Catat nilai yang tertera pada stopwatch.
5. Ulangi langkah di atas minimal sebanyak 3 kali untuk mendapatkan pembacaan berulang.
6. Catat pendataan pada lembar kerja.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran nomor metode kerja 002-18
1. Kalibrasi kecepatan putar (rpm)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), tachometer dan Centrifuge dihubungkan
secara langsung.
C = Vstd – Vuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan kecepatan pada centrifuge
Vstd : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada tachometer
Vuut : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada centrifuge

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran kecepatan oleh tachometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian standar (tachometer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi centrifuge
(c) Drift standar
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
b) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Pewaktu
a. Model matematis
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan waktu pada centrifuge
tstd : Nilai penunjukkan waktu putar yang terbaca pada stopwatch
tuut : Nilai penunjukan waktu putar yang terbaca pada centrifuge

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran waktu putar dengan standar
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
b) Nilai ketidakpastian stopwatch berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(a) Resolusi centrifuge
(b) Drift standar
(c) Perbedaan pembacaan
(d) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.
c. Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
d. Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
e. Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.


No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3 3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Kecepatan putar (rpm) ± 10 %
2. Pewaktu (detik) ± 10 %

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 71
c. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.016-18
- Form laporan nomor : FL.01.016-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 72
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 017-18
METODE KERJA PENGUJIAN CPAP
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi unit CPAP (selanjutnya disebut CPAP atau unit under test) dengan
cara melakukan pengamatan fisik dan fungsi alat, melakukan kalibrasi dengan cara membandingkan nilai yang terbaca
pada tampilan CPAP dengan nilai setting pada alat. oxygen analyzer yang digunakan.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan dan/atau kalibrasi CPAP dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Oksigen Concentration : 0 – 100 %
2. Flowmeter : 0 – 15 L/min

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014ECRI
444-20010301, Oxygen-Air Proportioners
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. IEC 60-601 ; General Oxygen Analyzer Requirement for Medical Equipment.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Oxygen Analyzer
b. Flow Analyzer
c. Hygrothermograph

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu : 15 oC – 40 oC
b. Kelembaban : 55 % RH ± 15 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


1. Persiapan dokumen
a. Metode kerja
b. Instruksi kerja
c. Lembar kerja
d. Label
2. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
3. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur gas flow analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
4. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
5. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir Kerja
4. Catat tegangan Jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi CPAP
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan
tipenya sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan Oxygen Analyzer).
Bandingkan dengan posisi control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting
awal jika sudah selesai menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan CPAP dan oxygen analyzer
b. Lakukan koneksi CPAP dan oxygen analyzer sesuai gambar 1.

GAS FLOW + O2 Analyzer

CPAP

Gambar 7 Instalasi kalibrasi CPAP

c. Kalibrasi Konsentrasi Oksigen


1. Seting mixer sesuai pengukuran yang diinginkan
2. Lakukan pengukuran dengan cara memasang sensor oxygen analyzer pada CPAP
3. Catat nilai konsentrasi oksigen yang ditampilkan pada alat oxygen analyzer
4. Lakukan pengukuran konsentrasi oksigen sampai 5 kali data pengukuran.

d. Kalibrasi Flowmeter
1. Pasangkan selang konektor pada outlet flow CPAP.
2. Hubungkan konektor pada alat oxygen analyzer.
3. Seting flow sesuai pengukuran yang diinginkan
4. Catat nilai flow yang ditampilkan pada alat oxygen analyzer
5. Lakukan pengukuran flow sampai 5 kali data pengukuran

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 60 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran nomor metode kerja 002-18
1. Kalibrasi Konsentrasi Oksigen (%)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), oxygen analyzer dan CPAP dihubungkan
secara langsung.
C = Vstd – Vuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan konsentrasi pada CPAP
Vstd : Nilai konsentrasi yang terbaca pada oxygen
analyzer Vuut : Nilai konsentrasi yang terbaca pada
CPAP

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


(a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran konsentrasi oleh oxygen analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian oxygen analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi CPAP
(c) Drift oxygen analyzer
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(b) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
(c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Flow
a) Model matematis
C = fstd – fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan flow pada CPAP
fstd : Nilai penunjukkan flow yang terbaca pada oxygen
analyzer fuut : Nilai penunjukan flow yang terbaca pada CPAP

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran flow dengan oxygen analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian oxygen analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi CPAP
(c) Drift oxygen analyzer
(d) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.
(2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3
3
U
4. Drift Segi empat 3
drift
Udrift
3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Konsentrasi Oksigen ± 3 % O2
2. Flow ± 10 %

c. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusn
nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
e. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

f. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

g. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat oxygen analyzer


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat oxygen analyzer

h. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.017-18
- Form laporan nomor : FL.01.017-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 018-18
METODE KERJA PENGUJIAN
DEFIBRILLATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Defibrillator, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja dengan cara membandingkan antara nilai setting pada defibrillator dengan hasil pembacaan pada defibrillator
analyzer.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Defibrillator yang mempunyai rentang ukur :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
Metode kalibrasi ini digunakan untuk pengujian dan/atau kalibrasi Kalibrasi Defibrillator yang mempunyai rentang
ukur
1. Akurasi energy : 0 s.d 360 Joule
2. Energy maksimum 10 kali pengisian
3. Waktu pengisian energy maksimum

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 408-20010301-01 Defibrillator Analyzer

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Defibrillator analyzer
b. Electrical safety analyzer
c. Stopwacth
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur defibrillator analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Defibrillator
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Periksa tombol tombol fungsi defibrillator, untuk memastikan defibrillator berfungsi dengan sempurna
g. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan defibrillator dan defibrillator analyzer
b. Lakukan koneksi defibrillator dan standar sesuai gambar 1.

Defibrillator

Defibrillator Analyzer

Gambar 7. Intalasi kalibrasi defibrillator

c. Kalibrasi Akurasi Energy (Joule)


1. Tentukan setting pengukuran 5 Joule pada alat defibrillator.
2. Lakukan pengisian dengan menekan tombol charge, tunggu sampai display defibrillator menunjukan nilai setting
energy.
3. Letakkan paddle defibrillator pada contact electrode plate defibrillator analyzer sesuai gambar 1.
4. Tekan tombol discharge pada paddle defibrillator
5. Catat penunjukan hasil nilai energi pada display defibrillator analyzer, pada lembar kerja, minimal 3 kali pada tiap
titik data pengukuran
6. Lakukan langkah 2 s.d 4 untuk setting 10, 20, 30, 50, 100, 150, 200, 300 Joule.

d. Pengukuran energi maksimum 10 kali pengisian


1. Tentukan besar energi pada 200 joule.
2. Lakukan pengisian defibrillator, kemudian tekan tombol discharge
3. Catat nilai penunjukan defibrillator analyzer pada lembar kerja.
4. Ulangi sampai langkah ii dan iii sebanyak 10 kali

e. Pengukuran waktu pengisian s.d 300 joule


1. Tentukan setting energi 300 joule pada defibrillator
2. Tekan tombol charge defibrillator bersamaan dengan tombol start stopwatch.
3. Perhatikan display defibrillator sampai menunjukan nilai setting energy 300 joule (alarm defibrillator berbunyi
terus menerus tanda energy setting telah tercapai) kemudian tekan tombol stop pada stopwacth.
4. Catat nilai penunjukan waktu pada stopwacth pada lembar kerja

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Akurasi Energy (Joule)
a. Model Matematis
Model matematis metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), defibrillator dan defibrillator
analyzer dihubungkan secara langsung.
C = Pstd – PDefibillator
Dimana,
C : Koreksi penunjukan energy pada defibillator
Pstd : Nilai energy yang ditampilkan pada standar
PDefibillator : Nilai setting energy oleh defibillator

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang energy pada defibrillator analyzer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian defibrillator analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi defibrillator
(c) Drift defibrillator analyzer
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

b) Kalibrasi energy maksimum 10 kali pengisian (Joule)


a. Model Matematis
Istd = IDefibillator
Dimana,
C : Koreksi penunjukan energy pada defibillator
I std : Nilai energy yang ditampilkan oleh defibrillator analyzer
I Defibillator : Nilai setting energy pada defibillator

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang energy defibrillator analyzer (standar)
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar (defibrillator analyzer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Defibrillator
(c) Drift Standar
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. uncertainty budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
res

3
U drift
4. Drift Rectangular Udrift 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi/Ambang Batas


1. Akuasi Energy (Joule) ± 15% atau 4 Joule
2. Energi maksimum 10 x ± 15 %
3. Waktu pengisian sampai dengan maksimum ≤ 15 second

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 79
C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.018-18
- Form laporan nomor : FL.01.018-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 80
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA KALIBRASI DIGITAL No. MK : 019-18


MANOMETER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam melakukan kalibrasi digital manometer.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini digunakan untuk mengkalibrasi digital manometer, dengan menggunakan pompa tekan dan pompa
vaccum sebagai sumber tekanan dibandingkan dengan digital manometer standar. yang mempunyai rentang ukur :
a. Kalibrasi
Tekanan : -500 mmHg s/d 500 mmHg. (satuan lain : kPa, psi, inHg, inH2, kgf/cm2, mmH2O)

III. DOKUMEN ACUAN


a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. EA-10/17, Guidelines on the Calibration of Electromechanical Manometer, july 2007 rev.00
c. SNI,16-4940.2-1998 alat hisap medik dengan sumber daya kevakuman atau tekanan
d. ISO First Edition, Guide To The Expression Of Uncertainty In Measurement, 1993, Corrected and Reprinted 1995
e. OIML R 16-2, Non Invasive Automated Sphygmomanometer, Edition 2002 (E)

IV. DEFINISI
Digital manometer adalah : alat pengukur tekanan fluida yang di dalamnya terdiri dari : pressure tranducer, analogue
conditioning module, analogue-to-digital converter, digital processing module, digital indication dan electrical power supply
unit.

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Digital manometer standar
b. Pompa tekan
c. Pompa vaccum
d. Thermahygrometer
e. Selang dan konektor
f. Tool kit

VI. KONDISI LINGKUNGAN KALIBRASI


Kalibrasi terhadap digital manometer harus dilakukan pada kondisi ruang yang telah dipersyaratkan/sesuai dengan standar
acuan OIML R 16-2. :
Suhu : 15 oC sampai dengan 25 oC
Kelembaban : 20% sampai dengan 85% RH

VII. PROSEDUR KALIBRASI


a. Pasang konektor atau selang penghubung ke peralatan digital manometer standar serta alat yang akan
dikalibrasi seperti pada.gambar - 1 di bawah ini :

b. Pengecekan awal pada digital manometer diberi tekanan 0%, 50 % dan 100% masing-masing sedikitnya selama 1
menit. ( halaman 12, Initial Check, EA-10/17)
c. Tentukan titik pengamatan, di harapkan pada 0, 20%, 50%, dan 80 % FS, dengan pengulangan data 3 kali naik dan
3 kali turun atau tergantung pada ketelitian yang diharapkan alat yang akan dikalibrasi menurut kebutuhan
pelanggan. (halaman 6, standard Calibration Procedure, EA-10/17). Untuk tekanan positif (pressure) titik pengamatan
yang diambil adalah : 0, 50, 100, 150, 200 dan 500 mmHg. Sedangkan untuk tekanan negatif (vaccum) titik
pengamatan yang diambil adalah : 0, -100, -200, -300, -400 dan -500 mmHg.
d. Siapkan/perhatikan lembar kerja untuk mencatat hasil pengukuran
e. Langkah-langkah dibawah ini merupakan pengambilan data tekanan positif (pressure)
f. Pastikan pembacaan digital manometer pada titik 0 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital manometer
standar pada kolom naik I.
g. Berikan tekanan naik sehingga pembacaan digital manometer pada titik 50 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
h. Berikan kembali tekanan naik sehingga pembacaan digital manometer pada titik 100 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
i. Berikan tekanan naik sehingga pembacaan digital manometer pada titik 150 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh standar pada kolom naik I.
j. Berikan tekanan naik sehingga pembacaan digital manometer pada titik 200 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
k. Berikan tekanan naik sehingga pembacaan digital manometer pada titik 500 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I. Tunggu beberapa saat atau kira-kira 5 detik dan kemudian catat
nilai yang ditunjukkan oleh digital manometer standar pada kolom turun I.
l. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 200 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
m. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 150 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
n. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 100 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
o. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 50 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
p. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 0 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
q. Lakukan kembali langkah nomor 6 sampai dengan 16 untuk mendapatkan data pengukuran selanjutnya (kolom naik
II, turun II, naik III dan turun III).
r. Setelah melakukan pengambilan data tekanan positif (pressure) dilanjutkan dengan pengambilan data tekanan
negatif (vaccum).
s. Pastikan pembacaan digital manometer pada titik 0 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital manometer
standar pada kolom naik I.
t. Berikan tekanan hisap sehingga pembacaan digital manometer pada titik -100 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
u. Berikan kembali tekanan hisap sehingga pembacaan digital manometer pada titik -200 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
v. Berikan tekanan hisap sehingga pembacaan digital manometer pada titik -300 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh standar pada kolom naik I.
w. Berikan tekanan hisap sehingga pembacaan digital manometer pada titik -400 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I.
x. Berikan tekanan hisap sehingga pembacaan digital manometer pada titik -500 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh digital manometer standar pada kolom naik I. Tunggu beberapa saat atau kira-kira 5 detik dan kemudian catat
nilai yang ditunjukkan oleh digital manometer standar pada kolom turun I.
y. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca -400 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
z. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca -300 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
å. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca -200 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
ä. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca -100 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
ö. Turunkan tekanan sehingga pada digital manometer terbaca 0 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan oleh digital
manometer standar pada kolom turun I.
aa. Lakukan kembali langkah nomor 19 sampai dengan 29 untuk mendapatkan data pengukuran selanjutnya (kolom naik
II, turun II, naik III dan turun III).
bb. Lepaskan digital manometer dan digital manometer standar.
cc. Bersihkan digital manometer standar dan simpan kembali ke dalam tempat penyimpanan alat.

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

IX. ANALISA DATA


Langkah kerja analisa data adalah sebagai berikut :
a. Model matematik untuk kesalahan :
K = P Alat – P Standar
keterangan :
K = Nilai kesalahan Pembacaan
Standar P Standar = Pembacaan Standar
P Alat = Pembacaan Digital manometer

b. Sumber-sumber ketidapastiannya terdiri dari :


1. Ketidakpastian daya ulang pembacaan (repeatability)
2. Ketidakpastian daya baca (resolusi)
3. Ketidakpastian histerisis
4. Ketidakpastian zero error
5. Ketidakpastian standar dari sertifikat kalibrasi
c. Hitung nilai rata-rata hasil pengukuran
Xin

X

i1n

keterangan :

x = nilai rata-rata
N = jumlah data pengukuran
xi = jumlah nilai data pengukuran

d. Hitung nilai ketidakpastian daya ulang pembacaan terhadap titik ukur yang sama (repeatability)/ ketidakpastian tipe A.
Karena hanya dilakukan 3 (tiga) kali pengambilan data atau jumlahnya < (lebih kecil) dari 10 (sepuluh) data untuk
tiap-tiap titik pengukuran maka untuk ketidakpastian daya ulang pembacaan menggunakan rumus sbb :

Max (N 2, j  N 2,0 )  (N1, j  N1,0 ) , (N3, j  N3,0 )  (N1, j  N1,0 ) , (N3, j  N3,0 )  (N 2,  N 2,0 }
Urepeat N  { j )
3
Max (T2, j  T2,0 )  (T1,  T1,0 , (T3,  T3,0 )   T1,0 , (T3,  T3,0 )   T2,0 )}
UrepeatT  { ) j
(T1, j 3 ) j
(T2, j
j

U repeatmean  Max{U repeatN ,U repeatT }

keterangan :

Urepeat-N = nilai ketidakpastian daya ulang pembacaan naik


Urepeat-T = nilai ketidakpastian daya ulang pembacaan
turun N2,0 = Data naik ke dua pada titik ukur 0 mmHg
N2,j = Data naik ke dua pada titik ukur J mmHg (misal 50, 100, 150, 200 dan 500 mmHg untuk –
tekanan positif (pressure))
T2,0 = Data turun ke dua pada titik ukur 0 mmHg
T2,j = Data turun ke dua pada titik ukur J mmHg (misal 50, 100, 150, 200 dan 500 mmHg untuk tekanan
positif (pressure))

e. Hitung ketidakpastian daya baca/resolusi (Ures)


 resolusi alat x 1/ 2 
U res   
 3 
keterangan :
Resolusi Alat = kemampuan untuk membedakan dua nilai yang paling berdekatan pada alat yang dikalibrasi

f. Hitung ketidakpastian
histerisis
 T1, j  N1, j  T2, j  N 2, j  T3, j  N 3, j 

 3 
Uhisterisis  

3
keterangan :

N1,j = Data Naik ke Pertama pada titik ukur J mmHg (misal 50, 100, 150, 200 dan 500 mmHg – untuk
tekanan positif (pressure))
T1,j = Data Turun ke Pertama pada titik ukur J mmHg (misal 50, 100, 150, 200 dan 500 mmHg –
untuk tekanan positif (pressure))

g. Ketidakpastian zero error

{Max
   T1,0  N1,0 , T2,0  N 2,0 , T3,0  N3,0 } 
U

ZE
 3 
keterangan :
N1,0 = Data Naik ke Pertama pada titik ukur 0 mmHg
T1,0 = Data Turun ke Pertama pada titik ukur 0
mmHg

h. Ketidakpastian Standar
 Usertifikat 
U s tan dar   
 k 
keterangan :
Usertifikat = nilai ketidakpastian yang diperoleh dari sertifikat kalibrasi standar
k = nilai yang diperoleh dari k yang disebutkan pada sertifikat kalibrasi standar

i. Ketidakpastian drift standar

U=
a,
drift  
 3 
keterangan :
a = nilai yang diperoleh dari selisih 2 sertifikat kalibrasi standar terakhir

j. Ketidakpastian Gabungan (UC)

UC  U2  U 2  U repeatreshisterisiszedrifts
2  Utan2 dar
 U 2 U 2

k. Ketidapastian yang diperluas/bentangan (expanded uncertainty)

Uexp = k x UC

X. UNCERTAINTY BUDGET

Tabel-1. Uncertainty Bugdet

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


Urepeat
1. Repeatability Rectangular Urepeat 3
3
U res
2. Resolusi Rectangular Ures 3
3
Uhisterisis
3. Histerisis Rectangular Uhisterisis 3 3
U ZE
4. Zero Error Rectangular Uze 3
3
Us tan dar
5. Standar Normal Ustandar k
k
U
3
drift
6. Drift Rectangular Udrift
3

XI. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan estimasi faktor cakupan
(k) = 2.

Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.019-18
- Form laporan nomor : FL.01.019-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 020-18
METODE KERJA PENGUJIAN
ELECTROCARDIOGRAPH No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi pada unit elektrokardiograph (EKG), dengan
cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi elektrokardiograph dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Pengamatan visual 12 Lead
2. Pengukuran amplitudo (mm/mV) : 5, 10 dan 20 (mm/mV)
3. Laju rekaman : 25 mm/s dan 50 mm/s
4. Uji sinyal sinusoida : Respon Frekuensi
5. Uji sinyal EKG normal : Sinyal P, Q, R, S normal

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. IEC 60601-2-25 : 2011 – Particular requirements for the basic safety and essential performance of
electrocardiographs
e. ECRI, Inspection and Preventive Maintenance, Procedure No. 410-20081015-01 : Electrocardiograph, 2008

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. ECG simulator
b. Mistar dengan ketelitian 0.25 mm
c. Lup dengan pembesaran 5x
d. Electrical safety analyzer
e. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Voltase : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur phantom ECG
3. Siapkan alat ukur/mistar
4. Siapkan Lup
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis / catu daya
VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi EKG
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi
h) Baterai/ Charger : Periksa kondisi fisik dan konektor baterai apakah siap untuk dipergunakan. Periksa apakah alarm
baterai menunjukkan baterai lemah. Jika demikian recharge baterai.
i) Kemudian periksa kondisi charger apakah masih baik dan dapat bekerja dengan baik, lalu charge baterai. Untuk
beberapa jenis baterai mempunyai batas waktu (periode) penggunaan dan pengisian ulang, hal ini perlu diperhatikan
untuk menjaga ketahanan baterai tersebut. Jika ada rekomendasi dari pabrikan, pastikan hal tersebut dilakukan
sesuai dengan rekomendasi tersebut.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan elektrokardiograph dan ECG Simulator
b. Lakukan koneksi electrocardiograph dan ECG Simulator sesuai gambar1
c. Pengamatan visual 12 lead
1) Lakukan instalasi ECG Simulator dengan EKG seperti gambar berikut :

Gambar 1. Instalasi ECG Simulator dengan EKG

2) Check 12 lead dengan memberikan input 60 BPM dari ECG simulator, seting EKG pada kecepatan kertas 25
mm/sec, rekam seluruh lead EKG : Lead I, II, III, Avl, Avf, AvR, V1 s.d. V6.
3) Bandingkan hasil perekaman dengan gambar normal sinus rhythm seperti tampak pada Gambar 2.

Gambar 2 : Tampilan normal gelombang sinus rhythm pada 12 lead EKG

d. Kalibrasi Level Tegangan atau amplitudo :


Lakukan instalasi EKG dengan alat ECG Simulator seperti tampak pada Gambar 1,
1) Atur EKG pada paper speed 25 mm/s.
2) Atur EKG pada Sensitivitas 5 mm/mV
3) Berikan sinyal Segiempat frekuensi 2 Hz dari ECG Simulator (sesuai dengan ECG simulator yang digunakan).
4) Rekam tampilan pulsa sejumlah tidak kurang dari 5 siklus pada EKG di Lead II. Pada beberapa ECG Simulator
dinyatakan bahwa tegangan 1 mV dihasilkan di Lead III (Lihat spesifikasi ECG Simulator yang digunakan.
5) Ukur tinggi amplitudo pulsa Segiempat (peak to peak) pada kertas rekaman EKG dengan mistar dan lup untuk 5
kali pengamatan. Catat pada lembar kerja
6) Atur EKG pada sensitivitas 10 mm/mV dan 20 mm/mV, kemudian ulangi pengukuran point c sampai dengan e
7) Kesalahan sensitivitas tidak boleh lebih dari 5 % pada rekaman elektrokardiogram.

e. Kalibrasi Laju Rekaman


1) Setting ECG Simulator di amplitudo 2 mV, 120 bpm,
2) Setting EKG pada 25 mm/s, rekam hasilnya.
3) Ukur panjang dari 8 siklus yang terekam, harus di dapat 100 mm ± 5 mm.
4) Ulangi untuk setting EKG pada 50 mm/s, dan ukur panjang dari 4 siklus yang terekam.
5) Hasil yang terekam harus di dapat 100 mm ± 5 mm.
6) Kesalahan tidak boleh lebih dari ± 5 %.

f. Pengujian Sinyal Sinusioda


Menurut Referensi, EKG harus menampilkan respons frekuensi yang sesuai dengan spesifikasi dalam tabel 114 pada
sensitivitas normal ( SNI IEC 60601-2-51:2014, hal 31 )

Tabel 7. Respone Frequency

EKG harus lulus dalam 5 pengujian pada sensitivitas normal.


Uji Sinyal Frekuensi
Uji A menunjukan reproduksi sinyal yang akurat dalam pass band tersebut.
1) Setting EKG Simulator pada sinyal sinusoida dengan frekuensi 10 Hz dan amplitude 1,0 mV
2) Setting EKG pada Gain atau penguatan sebesar 2x atau 20 mV/mm dengan kecepatan kertas 25 mm/s
3) Ukur tinggi amplitude dari 5 siklus yang terekam
4) Hasil yang terekam harus di dapat 20 mm ± 2 mm

g. Uji Sinyal EKG Normal


1. Setting ECG Simulator di posisi 60 BPM, 2 mV
2. Atur posisi EKG pada gain normal atau 10 mm/mV
3. Cetak hasil rekaman yang menampilkan 5 Pulsa QRS
4. Ukur tinggi Amplitudo R-S tegak lurus menggunakan mistar
5. Catat hasil pada Lembar Kerja
6. Hasil tidak boleh lebih dari ± 5 %.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 82 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Pengukuran Amplitudo
a) Model Matematis
Model matematis kalibrasi pengukuran amplitudo (mm/mV)
C = h std – h uut – h drift std
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan amplitudo pada alat yang di ukur
(UUT) hstd : Nilai penunjukkan amplitudo pada alat standard
huut : Nilai penunjukkan amplitudo pada alat yang diukur (UUT)
hdrift : Nilai ampitudo pada spesifikasi drift standard.
Dengan h adalah tinggi pulsa amplitudo dalam mm/ mV.
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi ECG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Laju Rekaman
a) Model Matematis
Model matematis kalibrasi Laju Rekaman / kecepatan kertas (V)
C = l std – l uut – l drift std
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan kecepatan pada alat yang di ukur (UUT)
lstd : Nilai panjang pada alat standard
luut : Nilai panjang pada alat yang diukur
(UUT) ldrift : drift standard.
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi ECG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 2. Uncertainty Budget Amplitudo


No. Komponen Satuan U Pembagi ui


1 Pengukuran Berulang mm n n
USertstd
2 Sertifikat Mistar mm USertf stand2 K
k
U
3 Drift Mistar mm
drift
Udrift2 3 3
U
4 Resolusi alat mm Uresolusi 3 res

Tabel 3. Uncertainty Budget Laju Rekam


No. Komponen Satuan U Pembagi ui

1 Pengukuran Berulang mm  n n
USertstd
2 Sertifikat Mistar mm USertf stand2 K
k
U drift
3 Drift Mistar mm Udrift2 3
3
U res
4 Resolusi alat mm Uresolusi 3
3

Tabel 4. Uncertainty Budget Sinyal Sinusoida dan Impuls


No. Komponen Satuan U Pembagi ui
1 Pengukuran Berulang mm 
 n n
2 Sertifikat Mistar mm USertf K USertstd
stand2 k
3 Drift Mistar mm Udrift2 3 U drift

3
4 Resolusi alat mm U
Uresolusi 3 res

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 5. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi/Ambang Batas


1. Pengamatan Visual 12 Lead Semua terlihat dengan jelas dan tidak terjadi vibrasi
2. Pengukuran Amplitudo ( mm ) ±5%
3. Laju Rekaman (mm) ±5%
4. Uji Sinyal Sinusoida dan Impuls (Respon Frekuesi
. Uji A ± 10 %
. Uji B + 10 % / - 30 %
. Uji C + 10 % / - 30 %
. Uji D + 10 % / - 100 %
. Uji E + 0 % / - 10 %
5. Sinyal EKG normal ±5%

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 6. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
Catatan : Nilai ketidakpastian pengukuran memberikan kontribusi penilaian kesesuaian dan keberterimaan hasil
hanya digunakan untuk pengukuran laju rekaman saja

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.020-18
- Form laporan nomor : FL.01.020-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN No. MK : 021-18


ELEKTROENCEPHALOGRAPH
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
electroencephalograph dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi electroencephalograph dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Frekuensi : 0.1 Hz s.d 60 Hz
2. Amplitudo : 10 µV s.d 100 µV

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement,KAN, 2016.
d. Inspection of Medical Devices, For Regulatory Purposes, 2015.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. EEG simulator
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Voltase instalasi listrik medis : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur EEG Simulator
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir Kerja
4. Siapkan & hidupkan electrical safety analyzer
5. Catat voltase instalasi listrik medis

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi EEG
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas. Ganti kabel
apabila ada kabel yang terkelupas.
d) Sistem Operasi Windows, Nyalakan ulang computer dan pastikan system tetap beroperasi dengan baik. Pastikan juga
semua perangkat yang ada bekerja dengan baik.
e) Pengamanan dan Media Penyimpanan, periksa aplikasi , keamanan system bekerja dengan baik. Periksa juga media
penyimpanan yang tersisa dan pastikan masih ada ruang untuk penyimpanan. Hapus file yang tidak terpakai.
f) Auto Test Mode bekerja tanpa interaksi dengan pengguna(operator) dan dapat menyajikan hasil lulus atau tidak pada
tiap unit yang di tes.
g) Manual Test Mode membutuhkan interaksi pengguna(operator). Pemeriksaan yang terpisah dapat menunjukkan
kondisi pada tiap-tiap bagian pada EEG.
h) Manual Headbox, Periksa jejak sinyal yang tersambung dari masukan headbox ke computer
i) Control Panel, periksa tiap-tiap potensiometer panel.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan EEG dan EEG Simulator
Siapkan EEG dan jumlah lead yang akan dihubungkan ke alat SIMULATOR. Untuk menghindari interfrensi maka lead
yang tidak digunakan harus dimasukan ke wadah air.
b. Cek Impedansi untuk keseluruhan channel yang dipakai
c. Kalibrasi Frekuensi
1. Lakukan instalasi alat SIMULATOR dengan lead pada EEG sebagaimana gambar dibawah ini :

Gambar 1. Instalasi kalibrasi EEG

2. Pastikan sisi permukaan konduktor lead dengan konektor lead pada alat EEG SIMULATOR merekat dengan
mantap tanpa ada isolasi. Dalam hal ini dapat digunakan alat bantu perekat. Dua sisi permukaan tersebut dapat
juga dilapisi dengan lapisan tipis jelly penghantar khusus untuk EEG.
3. Sebelum menghidupkan EEG dan alat EEG SIMULATOR pastikan kondisi lingkungan sekitar unit tidak ada
pemakaian alat kesehatan yang menggunakan frekuensi tinggi atau pemakaian line tegangan jala-jala secara
bersamaan dengan peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi, telepon seluler di non-aktifkan. Idealnya
penempatan unit dilalukan dalam ruangan yang dilindungi dengan sangkar faraday.
4. Hidupkan EEG dan alat EEG Simulator
5. Setting pada alat EEG mode montage sesuai dengan alat yang diukur

Gambar 2 Low and High pass Filter

6. Masukkan Filter High Pass dan Low Pass seperti gambar diatas.
7. Untuk pengukuran Frekuensi. Setting alat EEG SIMULATOR pada posisi SINUSOIDA, 0,1 Hz dan 100 µV.
8. Lakukan perekaman data, sehinga data akan tersimpan di memori
9. Setting alat EEG SIMULATOR pada posisi SINUSOIDA, pada frek selanjutnya 2 hz, 5 Hz, 50 Hz dan 60 Hz.
Lakukan seperti poin (7)
d. Kalibrasi Amplitudo
1. Untuk pengukuran Amplitudo setting pada alat EEG mode montage dengan urutan Fp2-Fp1, F8-F7 T4-T3, T6-
T5 dan O2-O1 seperti Gambar 3.

Gambar 3 setting pada alat EEG


2. Setting alat EEG SIMULATOR pada posisi SQUARE, pada AMPLITUDO 10µV Frek 5 Hz.
3. Lakukan perekaman data, sehinga data akan tersimpan di memori
4. Setting alat EEG SIMULATOR pada posisi SQUARE, pada AMPLITUDO selanjutnya 10µV, 30µV, 50µV dan
100µV.
5. Lakukan seperti pada poin (4).
6. Buka data pada memori EEG, lakukan pengukuran dengan menggunaan aplikasi penggaris pada software
EEG.
7. Analisa tampilan dan catat hasilnya pada lembar kerja.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18

1. Kalibrasi Amplitudo
a) Model Matematis pengujian/kalibrasi Amplitudo
C = h std – h uut – h drift std
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan amplitudo pada EEG
hstd : Nilai penunjukkan amplitudo pada alat standard
huut : Nilai penunjukkan amplitudo pada alat yang diukur (EEG)
hdrift : Nilai amplitudo pada spesifikasi drift standard.

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi EEG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Frekuensi
a) Model Matematis
C = fstd – f uut – f drift std
t uut : Nilai pewaktu yang ditampilkan oleh EEG

Dimana,
C : Koreksi penunjukkan interval perioda pada alat EEG
fstd : Nilai penunjukkan frekuensi pada alat standard
fuut : Nilai penunjukkan frekuensi pada alat yang diukur (EEG)
fuut : 1 .
Tuut
tuut : . 10 sekon
l1
l2
l1 = jarak puncak atas ke puncak atas berikutnya dalam satu gelombang
l2 = jarak interval periode dalam satu sekon
fdrift : Nilai frekuensi pada spesifikasi drift standard

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi EEG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 1. Uncertainty budget amplitudo
No. Komponen Satuan U Pembagi ui

1 Pengukuran Berulang µV  n n
USertstd
2 Sertifikat standar µV USertf stand1 K
k
USertstd
3 Sertifikat Mistar µV USertf stand2 K
k
U
4 Drift standar µV Udrift1 drift
3 3
U
5 Resolusi alat µV Uresolusi 3
res

Tabel 2. Uncertainty budget frekuensi


No. Komponen Satuan U Pembagi ui

1 Pengukuran Berulang Hz  n

n
USertstd
2 Sertifikat standar Hz USertf stand1 K k
USertstd
3 Sertifikat Mistar Hz USertf stand2 K
k
U
4 Drift standar Hz Udrift1 3
drift

3
U
5 Resolusi alat Hz Uresolusi 3 res

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat\
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah Teknis

No Parameter Penyimpangan yang diizinkan


1. Keluaran Semua Kanal Semua terlihat jelas dan tidak terjadi vibrasi
2. Amplitudo ± 10 %
3. Frekuensi (Hz) ± 10 %

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
1. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
2. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.021-18
- Form laporan nomor : FL.01.021-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 022-18
METODE KERJA PENGUJIAN
ELEKTROSTIMULATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
electrostimulator, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Elektrostimulator dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Muscle Stimulator
a. Frekuensi : 20 Hz s.d 400 Hz
b. Intensitas : 10 mA s.d 50mA
c. Waktu : 5 menit dan 10 menit
2. Nerve Stimulator
a. Frekuensi : 1 Hzs.d 5 Hz
b. PulseDuration : 100 µs s.d500 µs
c. Intensitas : 40 mA s.d 50mA
d. Waktu : 5 menit dan 10 menit

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. International Standard, IEC 60601-2-10, Particular Requirement for Basic Safety and Essential Performance of Nerve
and Muscle Stimulator, 2016.
e. ECRI, Inspection and Preventive Maintenance, Procedure No. 470-20081015-01 : Physical Therapy Ultrasound, 2008

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Osciloscope
b. Resistor dengan akurasi 1%
c. Timer
d. Electrical Safety Analyzer
e. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur pressure Meter
3. Siapkan alat ukur tachometer
4. Siapkan alat ukur light Meter
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir Kerja
4. Catat tegangan jala-jala
5. Catat tekanan udara

2. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

3. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

4. PENGUJIAN KINERJA
a. Siapkan UUT dan standar
b. Lakukan koneksi UUT dan standar sesuai gambar 1

Gambar 1. Instalasi kalibrasi EST

c. Pengukuran Frekuensi (Hz)


a) Atur decade resistance box untuk nilai 1000 ohm
b) Setting UUT pada frekuensi 10 Hz, Intensitas 10 mA, pulse duration 100 µs, dan waktu terapi 10 menit
c) Hidupkan UUT dan standar
d) Baca nilai frekuensi (Hz) yang terbaca pada standar dan catat pada lembar kerja ketika keadaan pembacaan
telah stabil.
e) Ulangi langkah 4 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
f) Ulangi prosedur 2-5 untuk frekuensi 25 Hz, 50 Hz, 100 Hz, dan 500 Hz

Gambar 2. Pulsa frekuensi Kalibrasi EST

d. Pengukuran Pulse Duration (µs)


a) Atur decade resistance box untuk nilai 1000 ohm
b) Setting UUT pada frekuensi 10 Hz, Intensitas 10 mA, pulse duration 100 µs, dan waktu terapi 10 menit
c) Baca nilai pulse duration (μs) yang terbaca pada standar dan catat pada lembar kerja ketika keadaan
pembacaan telah stabil.
d) Ulangi langkah 4 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
e) Ulangi prosedur 2-5 untuk pulse duration 200 μs, 500 μs, dan 1000 μs

Gambar 3. Pulse duration kalibrasi EST

e. Pengukuran Intensitas therapy (mA)


a) Atur decade resistance box untuk nilai 1000 ohm
b) Setting UUT pada frekuensi 10 Hz, Intensitas 10 mA, pulse duration 100 µs, dan waktu terapi 10 menit
c) Hidupkan UUT dan standar
d) Baca nilai amplitudo (V) yang terbaca pada standar dan catat pada lembar kerja ketika keadaan pembacaan
telah stabil.
e) Ulangi langkah 4 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
f) Ulangi prosedur 2-5 untuk intensitas therapy 20 mA, 30 mA, 40 mA, dan 50 mA.
g) Penghitungan nilai intensitas therapy (I) mengikuti gambar 4,

I = 𝑃𝐴�𝑅�
PA = Amplitudo (V)
R = Resistansi ()

Gambar 4. Intensitas therapy kalibrasi EST

f. Pengukuran waktu therapy (detik)


a) Pada saat kita melakukan pengukuran frekuensi atau intensitas, lakukan pula pengukuran waktu therapy.
b) Pada saat tombol start UUT di tekan, maka tekan tombol START pada timer untuk menghitung waktu
putarnya.
c) Tekan tombol STOP pada timer begitu terdengar sinyal suara yang mengindikasikan waktu therapy telah habis.
d) Baca nilai yang tertera pada standar dan catat pada lembar kerja
e) Ulangi langkah 1 – 3 sebanyak 3 (tiga) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang.

5. WKATU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

6. TELAAH TEKNIS
A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a. Kalibrasi frekuensi (Hz)
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), STANDAR dan UUT dihubungkan secara
langsung.
C = fstd – fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan frekuensi pada UUT
fstd : Nilai frekuensi yang terukur pada standard
fuut : Nilai frekuensi yang ditampilkan oleh UUT
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh scope meter
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (scope meter) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b. Kalibrasi Intensitas therapy (mA)
a) Model matematis
C = Istd – Iuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan intensitas therapy pada UUT
I std : Nilai intensitas therapy yang terukur pada standard
I uut : Nilai intensitas therapy yang ditampilkan oleh UUT
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh scope meter
(b) Koefisien sensitifitas untuk V :

cv = =
(c) Koefisien sensitivitas untuk R :

cR = 𝜕𝐼�𝜕𝑅� = -
(d) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (scope meter) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitas untuk V :

cv = 𝜕𝐼�𝜕𝑉� =
3) Koefisien sensitivitas untuk R :

cR = = - 𝑉� 𝑅�2��
4) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
5) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
c. Kalibrasi pewaktu (detik)
a. Model Matematis
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan pewaktu pada UUT
t std : Nilai pewaktu yang terukur pada standard
t uut : Nilai pewaktu yang ditampilkan oleh UUT

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pewaktu oleh stopwatch
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (stopwatch) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



Pengukuran Berulang Normal 
1. n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
4 Drift Rectangular Udrift
drift
3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi
1. Frekuensi (Hz) ± 20 %
2. Lebar Pulsa (µs) ± 20 %
3. Intensitas Therapy (mA) ± 20 %
4. Waktu Therapy (detik) ± 20 %

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek Kelengkapan aksesori alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.022-18
- Form laporan nomor : FL.01.022-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 023-18
METODE KERJA PENGUJIAN
ELEKTROSURGERY UNIT No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
elektro surgery unit, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi elektro surgery dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
4. Contact Quality Monitoring/REM : 1 Ω ~ 250 Ω
5. Arus bocor karena frequency tinggi : ≤ 150 mA
b. Kalibrasi
1. Daya keluaran : 10 Watt ~ 400 Watt

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. American National Standard for Electrosurgical Device, HF18, AAMI, September 1986
d. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
e. ECRI 411 – 20101028-01, Prosedur Electro Surgical Unit, 2011

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Electrosurgical powermeter
b. Electrical safety analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur electrosurgical powermeter
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir Kerja
4. Catat tegangan jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan UUT dan standar
b. Lakukan koneksi UUT dan standar sesuai gambar 1

Gambar 8. Instalasi kalibrasi ESU

c. Kalibrasi HF leakage current Mode Cutting


a) Hidupkan ESU, pilih mode Cutting
b) Hubungkan kabel antara netral plate atau active dispersive ke ESU analyzer (STD) sesuai skema yang ada
c) Atur beban STD pada 200 Ohm
d) Atur daya keluaran ESU pada 250 Watt
e) Tekan tombol cutting, dan perhatikan nilai HF leakage current (arus bocor).
f) Catat nilai arus bocornya di lembar kerja
g) Toleransi yang diijinkan adalah ≤ 4,5 watt pada nilai tahanan 200 ohm (150 mA). *AAMI HF-18, Sep 1986,
klausul A.3.2.10.

d. Kalibrasi HF leakage current Mode Coagulating


a) Hidupkan ESU, pilih mode Coagulating
b) Hubungkan kabel antara netral plate atau active dispersive ke ESU analyzer (STD) sesuai skema yang ada
c) Atur beban STD pada 200 Ohm
d) Atur daya keluaran ESU pada 80 Watt
e) Tekan tombol cutting, dan perhatikan nilai HF leakage current (arus bocor).
f) Catat nilai arus bocornya di lembar kerja.
g) Toleransi yang diijinkan adalah ≤ 4,5 watt pada nilai tahanan 200 ohm (150 mA)

e. Pengujian Contact Quality Monitoring/REM


a) Lakukan koneksi sesuai gambar 2.

Gambar 2. Basic CQM Check

b) Hidupkan ESU dan STD


c) Pilih mode pengukuran Contact Quality Monitoring/REM ( Ω )
d) Putar/tekan tombol untuk menaikan tahanan.
e) Perhatikan indikator/alarm netral pada ESU.
f) Saat alarm/indikator nyala, catat nilai tahanan (ohm) pada STD

f. Kalibrasi Daya Keluaran (Watt)


a) Siapkan peralatan electrosurgical unit dan electrosurgical powermeter beserta semua kelengkapannya, seperti
gambar.

Gambar 3. Generator output Test

b) Lakukan instalasi ESU dengan ESU Powermeter (STD) dan pastikan semua terhubung dengan baik.
c) Pilih nilai impedansi pada ESU powermeter sesuai dengan impedansi ESU (ada pada label ESU)
d) Lakukan pemilihan mode daya (Cutting/Coagulation) pada ESU.
e) Pilih load impedansi sesuai spesifikasi ESU.
f) Tentukan titik setting pengukuran sebesar 10%, 20% , 30% , 40% , 50% , 60%, 70%, dan 80%, dari nilai
maksimal keluaran ESU, sesuai dengan spesifikasi dari ESU yang dikalibrasi.
g) Lakukan pengukuran sesuai titik setting yang telah ditentukan.
h) Aktifkan keluaran daya dan catat nilai penunjukan daya pada electrosurgical power meter ke dalam lembar
kerja.
i) Lakukan pengambilan data sebanyak 3 (tiga) kali pengukuran untuk setiap titik pengukuran.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Kalibrasi Keluaran Daya (Watt)
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), STANDAR dan ESU dihubungkan secara
langsung.
C = fstd – fuut
Dimana,
C : Koreksi kalkulasi penunjukan daya STD
fstd : Nilai kalkulasi daya pada standard
fuut : Nilai daya yang ditampilkan pada ESU
Kalkulasi daya pada standard didapat dari hasil kuadrat arus dikalikan dengan nilai tahanan ESU
P = (Istd)2 x R
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran

Tipe A
(a) Pengamatan berulang arus (mA) pada STD
(b) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama dari P = I2R
(c) Derajat kebebasan untuk tiga kali pengukuran = 2
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (ESU Analyzer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama dari P = I2R
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget
No. Komponen Distribusi u Pembagi Ui
1 Pengukuran Berulang Normal Stdev n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
Ures
3. Resolusi Rect Uresolusi 3 3
Udrift
4. Drift Rect Udrift 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi
1 Arus Bocor karena Frekuensi Tinggi ≤ 150 mA (4,5 W, 200Ω)
2 Daya Keluaran (Watt) ± 20%

C. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

D. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

E. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

F. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.023-18
- Form laporan nomor : FL.01.023-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN FETAL No. MK : 024-18


DOPPLER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada fetal doppler dengan
cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian / kalibrasi fetal doppler dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Heat Rate : 30 BPM s/d 210 BPM

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement,KAN, 2016.
d. Health Care Product HPCS Comparison System, ECRI 424-008 , September 2004

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Fetal Simulator
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur fetal simulator
2. Siapkan alat ukur electrical safety analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi fetal doppler
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel tranduser, Periksa kabel dan fungsi masing-masing. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka
ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini untuk menghindari adanya gangguan tegangan.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN Keselamatan Listrik


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN Kinerja


a. Siapkan fetal doppler dan fetal simulator
b. Lakukan koneksi fetal doppler dengan fetal simulator sebagai berikut :

Gambar 11. Intalasi kalibrasi doppler

c. Untuk kalibrasi fetal doppler pilih menu cardiograph, sedangkan untuk fetal doppler lainnya tidak ada pemilihan mode.
a) Hidupkan doppler dengan menekan tombol “ON”
b) Berikan jelly pada probe kemudian tempelkan pada sensor fetal simulator
c) Hidupkan fetal simulator
d) Tentukan titik pengukuran pada fetal simulator pada posisi 30 BPM
e) pantau display BPM pada Fetal Doppler.
f) Catat pada lembar kerja nilai hasil pengukuran sebanyak 5 kali, dari setiap titik ukur.
g) Ulangi langkah 4 s.d 7 untuk titik pengukuran 60, 90, 120, 150, 180, 210 BPM
h) Matikan alat dengan menekan tombol keposisi off, dan lepaskan alat dari hubungan catu daya

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 45 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi frekuensi (Hz) dalam BPM
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), fetal simulator dan fetal doppler
dihubungkan secara langsung.
C = HRstd – HRFetal Doppler
Dimana,
C : Koreksi penunjukan heart rate pada fetal doppler
HRstd : Nilai heart rate yang terukur pada fetal simulator
HRFetal Doppler : Nilai heart rate yang ditampilkan oleh fetal doppler

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh fetal doppler
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian fetal simulator berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi fetal doppler
(c) Drift standar
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunyai nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
res

U drift
4. Drift Rectangular Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Heart Rate (bpm) ±5%

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
(a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
(b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
(c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek Kelengkapan Aksesori Alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.024-18
- Form laporan nomor : FL.01.024-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 025-18
METODE KERJA PENGUJIAN FLOWMETER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) gas flow
regulator dengan cara melaukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi flowmeter dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. PengujianfFungsi
b. Kalibrasi
1. Flow : 0 – 20 L/min dan atau satuan (unit) yang setara

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 440-20010301 flowmeter

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Gas flow analyzer
b. Thermohygrobarometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur gas flow analyzer
2. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban awal kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi flow meter
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya
b) Tabung kaca, skala, regulator, humidifier dan filter, Selama pengecekan fungsi, pastikan tampilan berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan berfungsi

VIII. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan flow meter dan Gas Flow Analyzer
b. Lakukan koneksi flow meter dan Gas Flow Analyzer sesuai gambar
UUT

Gambar 1. Instalasi kalibrasi Flow Meter

c. Kalibrasi flow meter


1. Lakukan pemilihan nilai flow yang akan diukur (L/min), sesuai dengan rentang ukur flow meter.
2. kemudian rekam data ukur tersebut 5 kali berturut turut.

IX. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 40 menit

X. TELAAH TEKNIS
A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Kalibrasi Flow
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), gas flow analyzer dan flow meter
dihubungkan secara langsung.
K = Vstd - V Flow meter
Dimana :
K = Koreksi penunjukan flow / Laju aliran pada flowmeter
Vstd = Nilai flow yang terukur pada gas flow analyzer
V Flow meter = Nilai flow / laju aliran yang terukur pada flowmeter

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang laju aliran
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian gas flow analyzer (gas flow analyzer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi flow meter
(c) Drift gas flow analyzer
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Tabel uncertainty budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
U
4 Drift Rectangular Udrift drift
3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No Parameter Toleransi
1. Flow / laju aliran ± 10 %

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 107
C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a. Cek kelengkapan aksesori alat
b. Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.025-18
- Form laporan nomor : FL.01.025-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 108
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN INFANT No. MK : 026-18


WARMER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi dan atau pengujian secara langsung (direct calibration) pada
Infant warmer, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, Pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja Suhu (oC) pada baby controlled mode pada titik ukur 36°C dan skin sensor.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Infant Warmer dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian Keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Baby Controlled Mode pada suhu 36°C
2. Skin Probe

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Incubator Analyzer, Operator Manual, Fluke Boimedical
c. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
d. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
e. Particular requirements for Safety - Specification for infant radiant warmers BS 60601-2-21:1994, Butir 50.102 &
50.103 Sesuai Figure103

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Incubator analyzer
b. Radiant warmer adapther
c. Thermohygrometer
d. Safety analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
Kalibrasi terhadap infant warmer dilakukan pada kondisi ruang yang telah dipersyaratkan/sesuai dengan standar acuan
IEC 601-2-21:1994
a. Suhu : 18oC - 30 oC
b. Air Velocity : < 0,3 m/s
c. Tegangan jala-jala : 220 V + 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akandiuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akandiuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan Safety Analyzer
2. Siapkan alat ukur incubator analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catatruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu& kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Infant Warmer
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIANKESELAMATANLISTRIK
mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUKURAN KINERJA


a. Setting Infant Warmer pada suhu 36°C
b. Sebelum kalibrasi dilakukan terhadap infant warmer pasang Incubator analyzer untuk pasang sensor T2 pada
radiant baby adapter.

Gambar .1 - Penempatan sensor T2 pada radiant baby adapter

c. Siapkan incubator analyzer dan tempatkan sensor suhu yang diletakkan pada radiant baby adapter yang ada sesuai
gambar.

T2 D
T2 C
T2 M
T2 A
T2 B

Gambar-2. Penempatan sensor T2 pada incubator analyzer

d. Kalibrasi Suhu (oC).


1. Aktifkan incubator analyzer dengan menekan tombol ON.
2. Aktifkan infant warmer dengan menekan tombol ON.
3. Pada incubator analyzer, pilih sensor T2 untuk menampilkan data yang diinginkan secara manual.
4. Setting Infant Warmer pada suhu 36°C biarkan sampai suhu pada Infant warmer stabil (+ 0,1 oC dari nilai
settingnya).
5. Letakkan radiant baby adapter pada sensor T2 pada titik T2 A sesuai dengan gambar 2 dan catat 20 data suhu
saat kestabilan suhu tercapai.
6. Lakukan langkah no.5 untuk titik T2 B sampai titik T2 D dan T2 M, dengan interval perpindahan radiant baby
adapter untuk masing – masing titik.
7. Untuk titik T2 M, tempatkan Skin temperature sensor pada bagian atas tengah radiant baby adapter , lalu catat
data display skin temperetur saat kestabilan suhu tercapai.
8. Lakukan perhitungan sesuai prosedur yang digunakan.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Suhu oC
(a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung)
E = T 2A – T 2M
dimana :
E = Nilai kesalahan pembacaan Standar
T2 M = Rata-rata pembacaan pada sensor titik tengah
T2 A = Rata-rata pembacaan untuk sensor T2 pada titik A
Keasalahan untuk titik B, C dan D, nilai T2 A diganti dengan T2 B, T2 C dan T2 D
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang suhu oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
Udrift
4 Drift Rectangular Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Baby Controlled Mode (oC) < 2 oC
2. Sensor Skin (oC) + 0,5 oC

C. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
c. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
d. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
e. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
f. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.026-18
- Form laporan nomor : FL.01.026-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 027-18
METODE KERJA PENGUJIAN INFUSION
PUMP No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi dan atau pengujian secara langsung (direct calibration) pada
infusion pump, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik, uji kemampatan
(occlusion test) dan pengukuran kinerja (kalibrasi flow rate dan total volume).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi syringe pump dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
4. Uji kemampatan (occlusion test) ) : 1 s.d 45 psi
b. Kalibrasi
1. Laju aliran (flow rate) : 1 ml/hr s.d 500 ml/hr.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI, Procedure No.416-20081015-01, Health Device Inspection and Preventive Maintenance System, General
Purpose Infusion Pump, 2011

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Infusion device analyzer
b. Infusion set sesuai merk Infusion pump
c. Aquades
d. Selang
e. Thermohygrometer
f. Safety analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan safety analyzer
2. Siapkan alat ukur infusion device analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Infusion Pump
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan Infusion Pump dan Infusion Device Analyzer.
b. Siapkan Infusion Set dan tiang infuse.
c. Set botol infuse yang terisi aquades dan IV tube yang sesuai dengan Infusion Pump tersebut. Buka roller clamp pada
IV tube sampai air menetes (seluruh IV tube terisi air dan tanpa gelembung udara) kemudian tutup kembali.
d. Pasang IV tube pada Infusion Pump seperti pada gambar 1, Seting Infusion Pump hingga siap untuk dioperasikan,
buka Roller clamp IV tube cobalah salah satu setting Flow rate dan operasikan pastikan Infusion Pump dapat
beroperasi tanpa adanya alarm dan cairan infus bisa mengalir

Gambar 1: Pemasangan Infusion Set (IV tube) dengan Infusion Pump

e. Siapkan Infusion Device Analyzer dan hubungkan kabel catu daya utama.
f. Operasikan Infusion Device Analyzer sesuai Instruksi Kerja Infusion Device Analyzer sehingga siap digunakan.
g. Lakukan setting Infusion Set dan Infusion Pump dengan Infusion Device Analyzer seperti gambar 2.

Gambar 2: Setting Infusion Set dan Infusion Pump dengan Infusion Device Analyzer

h. Uji Kemampatan/Occlusion Test (psi)


1. Pada infusion pump lakukan seting laju aliran (flow rate) 100 ml/h.
2. Pada infusion device analyzer posisikan dalam mode pengukuran occlusion test.
3. Tekan tombol start pada infusion pump dan infusion device analyzer untuk memulai proses uji kemampatan
(occlusion test).
4. Setelah alarm infusion pump berbunyi tekan tombol stop pada infusion device analyzer dan infusion pump.
5. Catat nilai occlusion test maksimal yang terbaca pada infusion device analyzer pada lembar kerja
6. Lakukan langkah nomor 1 s.d nomor 5 sebanyak 6 kali data.
i. Kalibrasi Laju Aliran / Flow Rate ( ml/h ).
1. Pada infusion pump lakukan pengukuran setting laju aliran (flow rate) 10 ml/h, 50 ml/h,100 ml/h dan 500 ml/h
masing-masing dengan total volume 100 ml.
2. Untuk pengukuran laju aliran (flow rate) 10 ml/h, pada infusion pump setting laju aliran (flow rate) sebesar 10
ml/h, pada infusion device analyzer pilih menu flow rate.
3. Tekan tombol start pada infusion pump dan infusion device analyzer untuk memulai proses kalibrasi flow rate.
4. Setelah pembacaan pada infusion device analyzer menunjukkan kestabilan (bisa dilihat di mode grafik), catat
penunjukan average flow rate pada infusion device analyzer dan catat pada lembar kerja sebagai data ke 1
(satu).
5. Pengambilan data ke 2 (dua) s.d ke 6 (enam) dilakukan secara berurutan setelah nilai average flow rate
berubah dengan interval waktu tertentu untuk tiap datanya
6. Setelah 6 (enam) data diperoleh tekan tombol stop pada Infusion pump dan infusion device analyzer.
7. Lakukan langkah nomor 2 (dua) s.d nomor 6 (enam) diatas untuk seting flow rate 50 ml/h,100 ml/h dan 500
ml/h.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran nomor MK 002-18
a) Pengujian Occlusion (psi)
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
P A = P Std
dimana :
PA = Pressure Alat
P Std = Pembacaan Pressure pada Standar

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b) Kalibrasi Laju Aliran rata rata /Flow Rate (ml/h)
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
C = fstd – fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan flow pada UUT
f std : Nilai flow yang terukur pada
standard f uut : Nilai flow yang
ditampilkan oleh UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang frekuensi oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
U res
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
Udrift
4 Drift Rectangular Udrift 3 3

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 115
B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan
a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Occlusion Test (psi) < 20 psi
2. Flow Rate (ml/h) + 10 %

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan Alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.027-18
- Form laporan nomor : FL.01.027-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 116
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 028-18
METODE KERJA PENGUJIAN
INKUBATOR LABORATORIUM No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu inkubator laboratorium yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu
temporal dari ruangan di dalam inkubator laboratorium tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Inkubator Laboratorium sebagai alat yang di
uji atau unit under test (UUT) pada kondisi tanpa beban (unloaded condition) atau dengan beban maksimal 30% dari luas
volume dengan rentang kalibrasi berkisar antara 35 °C sampai dengan 37 °C.
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu (°C)
2. Variasi Suhu
a) Variasi Suhu Spasial / Keseragaman ( °C )
b) Variasi Suhu Temporal / Stabilitas ( °C )
c) Variasi Suhu Overal / Total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. AS 2853 : Enclosure– Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%, 50 Hz

VI. DIFINISI.
a. Inkubator Laboratorium/ UUT : suatu perangkat ( lemari ) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [t spasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Inkubator Laboratorium hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [t UUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
i. Suhu Inkubator Laboratorium pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada
UUT [tUUT_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [ttemporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ tvar_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Inkubator Laboratorium
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir Kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi inkubator
laboratorium
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
a. Penentuan Jumlah Titik Pengukuran
Isilah baris-baris yang tersedia pada. LK untuk menentukan jumlah titik pengukuran sbb. :
a. Hitung volume UUT dalam satuan m3 dengan rumus : V = p x l x t
b. Tentukan titik kalibrasi/uji dan toleransi (∆T) yang akan diuji berdasarkan spesifikasi alat (t ± ∆T)*)
c. Hitung batasan Variasi total Ro : Ro = 2 x ∆T
d. Catat suhu ruang truang
e. Hitung D, yaitu perbedaan antara titik kalibrasi/uji t dan suhu ruang dengan rumus D = t – truang
f. Hitung grading factor :
100 xRo
f  100  D
g. Tentukan nilai maksimum permissible grading factor (fm) , yaitu yang terdekat dan lebih besar dari f . Lihat
Lampiran 1 pada LK
h. Berdasarkan nilai fm tentukan nilai grading factor G berdasarkan Tabel lampiran1 pada LK
i. Hitung jumlah titik ukur N dengan menggunakan rumus : N = 3 + 3G0,6 V0,2  10%

Untuk penentuan jumlah titik ukur diperoleh dari nilai N yang sudah dibulatkan
a. Menentukan Posisi Sensor seperti pada gambar 1

Gambar 1. Posisi Sensor

Tentukan lokasi sensor N pada lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan
sesuai dengan Lampiran 2 pada Lembar Kerja. Tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-
kawat sensor diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
b. Pastikan kondisi Inkubator Laboratorium keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari Volume, atau bila
hal tersebut tidak bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada Inkubator
Laboratorium.
c. Buka pintu Inkubator Laboratorium kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat
sensor pada lokasi-lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh
permukaan bagian dalam Inkubator Laboratorium serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran.
Tutupkan kembali pintu Inkubator Laboratorium. Sambungkan kawat-kawat snsor pada Standard melalui kanal-
kanal yang yang ada pada Standard tersebut. nyalakan standard
d. Kalibrasi akurasi suhu dan variasi suhu
1. Nyalakan Inkubator Laboratorium, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan
beberapa saat sampai penunjukan suhu pada Inkubator Laboratorium dan Standard stabil. Indikasi
kestabilan ditunjukkan oleh penunjukan Standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum
dan nilai suhu minimum yang tetap.
2. Bila penunjukan suhu pada Standar telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a. Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada Lembar Kerja
b. Lakukan langkah 2.a). untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c. Lakukan langkah 2.a). untuk indikator UUT
3. Lakukan pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
(a) nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
(b) midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
e) total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
f) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2

XI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 70 menit

XII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Model matematik :
a) Suhu UUT yang terukur :
tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (u 2
+u 2
)
tmid_maks tmid_min
b) variasi suhu total :
tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u 2
+u 2

maks_maks min_min
2. Perhitungan :
a) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan t mid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2 2 2
 u tmid_maks2 = u tk2 + ures_mcorder2
u =u +u
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.utk2 + 2.ures_mcorder2
2 2
UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk 2.ures _ mcorder

b) Misalkan tmaks_maks suhu2pada2 lokasi 3 dan2tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :


u =u +u
tmaks_maks tk 2res_mcorder
u = u 2+ u 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50
Model : Kt = t'true - t'indicated
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
u2(t'indicated) = [u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan indikator)]2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814
Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift drift
3
3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3 3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3
3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3 3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi pengukuran Temperatur 37C ±1,5C
2 Variasi total ≤ 3°C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.028-18
- Form laporan nomor : FL.01.028-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 029-18
METODE KERJA PENGUJIAN LAMPU
OPERASI No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini bertujuan untuk melakukan pengujian Lampu Operasi (Ceiling Type) disebut ( UUT) dengan cara
melakukan pengamatan fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan mengukur intensitas cahaya yang
dipancarkan, agar sesuai dengan standar acuan yang telah ditetapkan.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melekukan pengujian dan/ atau kalibrasi lampu operasi dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Central Illumination (pencahayaan pusat) : 0 s.d 400 KLux

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. IEC 60601-2-41 edisi 2.1 201310 Medical electrical equipment - Part 2-41: Particular requirementsfor the basic safety
and essential performance of surgical luminaires and luminaires for diagnosis

IV. PERALATAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. LUX Meter
b. Electrical Safety Analyzer.
c. Thermohygrometer
d. Meteran

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 25 °C ± 5 °C
b. Kelembaban : 55 %RH ± 15 %RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10 %

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan Thermohygrometer
3. Siapkan alat ukur lux meter
4. Siapkan meteran
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembabab akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Periksa kondisi fisik dan fungsi alat meliputi : Badan dan permukaan alat, kabel power dan aksesoris, tombol dan
control.
b. Catat kondisi kondisi tersebut pada lembar kerja.
c. Lampu dan reflektor : periksa kondisi lampu apakah terpasang dengan benar, berfungsi atau tidak dan
sesuai spesifikasi, periksa juga kaca reflektor.
d. Focus Handle : periksa apakah berfungsi sebagaimana mestinya.
e. Untuk jenis Ceiling periksa pergerakannya secara bebas serta pengeremannya.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Letakkan alat standart diatas meja operasi, seperti gambar dibawah ini:

UUT

100

Sensor lux meter

Gambar 1. Instalasi kalibrasi lampu operasi

b. Hidupkan UUT.
c. Hidupkan alat standart pada satuan KLux
d. Pastikan fokus cahaya tepat mengenai sensor lux meter
e. Catat nilai yang terukur pada display Lux meter pada lembar pengujian.
f. Lakukan pengulangan pengukuran sampai 6 kali pengambilan data.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 60 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Central Illumination (Klux)
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
L A = L Std
dimana :
LA = Central Illumination
L Std = Pembacaan Central Illumination pada Standar
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang Central Illumination oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
analisa estimasi ketidakpastian

Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
Udrift
4 Drift Rectangular Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Ambang Batas yang Diizinkan


1 Maximum Illuminance (KLux) 40 – 160 KLux

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan Alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.029-18
- Form laporan nomor : FL.01.029-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 030-18
METODE KERJA KALIBRASI LUXMETER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini digunakan untuk mengkalibrasi lux meter.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini digunakan untuk mengkalibrasi lux meter, dengan rentang ukur 100 lux sampai dengan 1000 Lux.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. DIN 5032, Classification of Illuminance meter and luminance meter.
c. Guide to Expression of Uncertainty in Measurement, First Edition 1993, International Organisation for
Standardisation, Switzerland.

IV. DEFINISI
Kalibrasi Lux meter, dikerjakan dengan menggunakan lampu Halogen 1000 Watt sebagai lampu tipe A pada bangku
fotometer dengan metoda perbandingan. Lampu halogen dinyalakan pada 78 % dari tegangan nominal (179 Volt) dan
diamati dengan mengukur tegangan nyala lampu yang dibaca pada digital voltmeter. Tegangan ini menghasilkan
intensitas cahaya I, yang pada jarak tertentu akan memberikan nilai iluminansi E (lux). Bila nilai iluminansi E terlalu besar
dapat dikurangi dengan Absortive Neutral Density Filter yang ditempatkan di depan lampu halogen. Selanjutnya nilai E
akan dibaca secara bergantian oleh Lux-meter sebagai acuan Luxmeter kelas B dan Lux-meter DUT (Device Under Test).

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Luxmeter kelas B
b. Lampu Halogen 1000 Watt.
c. Thermohygrometer
d. Digital Voltmeter
e. Sumber Tegangan AC
f. Bangku Fotometeri panjang 2.5 meter
g. Buffle
h. Absortive Neutral Density Filter
i. Penggaris

VI. KONDISI LINGKUNGAN KALIBRASI


Pada kondisi ruangan yaitu suhu : 25 ° C ± 5 °C

VII. PROSEDUR KALIBRASI


a. Siapkan Lux Meter dan Lux Meter Standar
b. Lakukan koneksi Lux Meter dan standar sesuai gambar 1.

H
Luxmeter X Luxmeter S

B SR
Bangku Fotometri B

SUMBER
TEGANGAN
AC

: Gambar 1. Set kalibrasi luxmeter


Keterangan
SR : Slide regulator
H : Lampu
Halogen Luxmeter X : Lux
meter UUT
Luxmeter S : Lux Meter Standar
B : Buffel

c. Lampu Halogen (sebagai lampu tipe A) dinyalakan pada 78 % dari tegangan nominal atau 179 Volt selama 10
sampai 15 menit.
d. Pasangkan luxmeter acuan (luxmeter kelas B) dan luxmeter UUT pada tempat yang sudah disediakan sesuai
gambar 1. Dengan alat bantu penggaris pastikan head luxmeter berdiri sejajar antara luxmeter acuan ( Luxmeter
kelas B) dengan lux meter UUT.
e. Arahkan berkas cahaya dengan menggunakan buffle sehingga tepat mengenai permukaan head luxmeter acuan
(Luxmeter kelas B ).
f. Atur luxmeter acuan (Luxmeter kelas B) pada jarak tertentu dengan cara menggeser kearah depan/ belakang
sehingga menunjukkan nilai iluminansi sebesar 1000 lux. Kemudian catat dalam lembar kerja nilai fluktuasi/
perubahan nilai illuminance sebanyak 6 data.
g. Geser posisi luxmeter acuan (Luxmeter kelas B) dengan luxmeter UUT. dengan cara menggeser ke kiri/ kanan,
kemudian pastikan berkas cahaya mengenai tepat dihead luxmeter UUT, kemudian catat dalam lembar kerja
fluktuasi/ perubahan nilai illuminitas yang ditunjukkan oleh lux meter UUT pada lembar kerja yang telah disediakan
sebanyak 6 data.
h. Ulangi langkah No. E, F, dan G untuk mendapatkan nilai iluminansi pada titik 800, 600, 400, dan 200 Lux dengan cara
merubah jarak bangku fotometeri
Catatan : Neutral Density Filter dengan % Transmisi pada daerah tampak digunakan bila cahaya dari lampu halogen
terlalu besar dan dipasang didepan luxmeter

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 40 menit

IX. ANALISA DATA


a. Rata-rata, Koreksi, Standar deviasi
n

1. Nilai rata-rata ( Mean ) Vi V1 V 2  V 3


 i 1

n ........................
2. Standar deviasi ( Stdv ) = n
1 Vi  Mean2
n 
1i
1
3. Koreksi = Setting pada DUT - Penunjukan STANDARD
b. Perhitungan ketidakpastian
1. Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan ( Ua)
Stdev
Ua 
n 1
2. Sumber-sumber ketidakpastian Type B
a) Ketidakpastian Standar.
Usertifkat
Ustd  k
b) Readibility/Resolusi UUT .
Ketidakpastian kemampuan baca UUT diestimasi mempunyai semi range.
a = 0,5 X resolusi UUT
c) Drift standar (u5).
Drif
UDrif 
3
d) Linierity.
penunjukanstd
Linierity  Abs( 1) 100%
Settingstd
e)Fluktuasi Intensitas
Ketidakpastian yang timbul dikarena perubahan fluktuasi tegangan AC yang dapat berpengaruh
langsung terhadap hasil pengukuran, dimana nilai ketidakpastian didapatkan dari hasil percobaan ( F-
Uji Voltage Setting)
f) Stray Light
Ketidakpastian yang timbul dikarenakan ada/ tidaknya cahaya hambur pada ruang fotometeri yang
dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, dimana nilai ketidakpastian didapatkan
dari hasil percobaan ( F-Uji Stray Light).
3. Ketidakpastian Gabungan
u(c)  u 2 2 2 2 2 2 2 2
repeatuut urepeatst  sst  dri  stra  voltage uresolusi u rlinierity
d
u d
u f
u y
u
4. Ketidakpastian Diperluas/ bentangan ( Expanded Uncertainty)
U exp  k UC

Tabel 1. Uncertainty Budget


No Komponen Distribusi U Pembagi Ui
UrepeeatUUT 1 UrepeatUUT
1. Repeatability UUT Normal
1
1 UrepeatSTD
2. Repeatability STD Normal UrepeatSTD
1
K USTD
3. Sertifikat STD Normal USTD
k
Udrif
4. Drif Rectangular UDrif 3 3
UStrayligh t
5. Stray Light Rectangular Ustraylight 3 3
Uvoltag e
6. Fluktuasi Intensitas Rectangular UVoltage 3 3
Ulinierity
7. Linierity Rectangular ULinierity 3 3
Ursolusi
8. Resolusi UUT Rectangular Uresolusi 3 3

5. Pelaporan ketidakpastian Pengukuran


Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan estimasi faktor
cakupan (k) = 2.
Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.030-18
- Form laporan nomor : FL.01.030-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN MEDICAL No. MK : 031-18


FREEZER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu Medical Freezer yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu temporal dari
ruangan di dalam Medical Freezer tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Medical Freezer sebagai alat yang di uji atau
unit under test (uut) pada kondisi tanpa beban (unloaded condition) atau dengan beban maksimal 30% dari luas volume
dengan parameter sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik

b. Kalibrasi
1. Akurasi setting pada alat (-25 °C)
2. Variasi Suhu
a) Variasi Suhu Spasial / Keseragaman ( °C )
b) Variasi Suhu Temporal / Stabilitas ( °C )
c) Variasi Suhu Overal / Total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. AS 3864.2-2012 : Medical Refrigeration equipment-For the storage of blood and blood product
d. AS 2853 : Enclosure– Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.
e. JCGM-100-2008, Evaluation of measurement data – Guide to expression of uncertainty in measurement, First Edition
September 2008

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a. Medical Frezer / UUT : suatu perangkat ( lemari ) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [tspasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Medical Freezer hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [t UUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)
i. Suhu Medical Freezer pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada UUT
[tUUT_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi Temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [ttemporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi Total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ tvar_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Medical Freezer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir Kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Medical Freezer
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIANKESELAMATANLISTRIK
mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
a. Penentuan Jumlah dan Posisi Titik Pengukuran berdasarkan gambar 1

Gambar 1. Posisi titik pengukuran

Tentukan jenis medical freezer model single opening unit atau double opening unit dan lokasi sensor N pada lokasi
titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai dengan lampiran 2 pada LK. Tandai
masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-kawat sensor diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi
pengukuran.
b. Pastikan kondisi medical freezer keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari volume, atau bila hal tersebut
tidak bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada lembar kerja beban yang ada pada medical freezer.
c. Buka pintu medical freezer kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat sensor pada
lokasi-lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan bagian
dalam medical freezer serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. Tutupkan kembali pintu medical freezer.
Sambungkan kawat-kawat sensor pada standard melalui kanal-kanal yang yang ada pada standard tersebut.
nyalakan standard
d. Nyalakan medical freezer, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan beberapa saat
sampai penunjukan suhu pada medical freezer dan standard stabil. Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh penunjukan
standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
e. Bila penunjukan suhu pada standard telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a. Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada LK
b. Lakukan langkah 5.a. untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c. Lakukan langkah 5.a. untuk indikator UUT
f. Lakukan pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
(a). nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
(b). midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
e) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002
1. Kalibrasi Akurasi Suhu (°C)
a) Model matematik :
i. suhu UUT yang terukur : tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur = ¼ . (u
2 2 2
+u )
ii. variasi suhu total : t _
var total = (tmaks_maks - tmin_min )  u _
var total
2
= u 2 tmid_maks tmid_min
+u 2
maks_maks min_min
b) Perhitungan :
(1) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan tmid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2
 u tmid_maks = u 2 + ures_mcorder22
u 2
= u 2tk+ u
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.u tk2 + 2.ures_mcorder2

UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk


2
2.ures _ mcorder 2

(2) Misalkan tmaks_maks suhu pada lokasi 3 dan tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :
2
 u tmaks_maks = u 2 + ures_mcorder 2
u 2
= u 2 +tk u 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder

Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50

Contoh Perhitungan Evaluasi Ketidakpastian Kalibrasi Medical Freezer

Model Kt = t'true - t'indicated


u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
u(variasi temporal) = [½ x max (t'k,max - t'k,min)i] / [sqrt(3)]
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
[u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan
u2(t'indicated) = indikator)]2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
=
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814
Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift 3
drift

3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3
3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3
3
U resolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3
3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi Temperatur ≥ - 25 C
2. Variasi Spasial ≤ 2 °C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.031-18
- Form laporan nomor : FL.01.031-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 032-18
METODE KERJA PENGUJIAN
MEDICAL REFRIGERATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu Medical Refrigerator yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu temporal
dari ruangan di dalam Medical Refrigerator tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Medical Refrigerator sebagai alat yang di uji
atau unit under test (UUT) pada kondisi tanpa beban (unloaded condition) atau dengan beban maksimal 30% dari luas
Volume dengan rentang kalibrasi berkisar antara 2 °C sampai dengan 8 °C.
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu setting pada alat (2 °C s.d 8 °C)
2. Variasi Suhu
a) Variasi Suhu Spasial / Keseragaman ( °C )
b) Variasi Suhu Temporal / Stabilitas ( °C )
c) Variasi Suhu Overal / Total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. AS 2853 : Enclosure– Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a. Medical Refrigerator/ UUT: suatu perangkat (lemari) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [t spasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Medical Refrigerator hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [t UUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
i. Suhu Medical Refrigerator pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada UUT
[tUUT_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi Temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [t temporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi Total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ t var_total = (tmaks)maks – (tmin)min]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Medical Refrigerator
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir Kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Medical Refrigerator
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
H. Penentuan Jumlah Titik Pengukuran
Isilah baris-baris yang tersedia pada. LK untuk menentukan jumlah titik pengukuran sbb. :
a. Hitung volume UUT dalam satuan m3 dengan rumus :V = p x l x t
b. Tentukan titik kalibrasi/uji dan toleransi ( ∆T) yang akan diuji berdasarkan spesifikasi alat (t ± ∆T)*)
c. Hitung batasan Variasi total Ro : Ro = 2 x ∆T
d. Catat suhu ruang truang
e. Hitung D, yaitu perbedaan antara titik kalibrasi/uji t dan suhu ruang dengan rumus D = t – truang
f. Hitung grading factor : 100xRo
f  100  D
g. Tentukan nilai maksimum permissible grading factor (fm) , yaitu yang terdekat dan lebih besar dari f . Lihat
Lampiran 1 pada LK
h. Berdasarkan nilai fm tentukan nilai grading factor G berdasarkan Tabel lampiran1 pada LK
i. Hitung jumlah titik ukur N dengan menggunakan rumus : N = 3 + 3G0,6 V0,2  10%

Untuk penentuan jumlah titik ukur diperoleh dari nilai N yang sudah dibulatkan
I. Menentukan Posisi Sensor seperti pada gambar 1

Gambar 1. Posisi Sensor

Tentukan lokasi sensor N pada lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai
dengan lampiran 2 pada lembar kerja. tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. kawat-kawat sensor
diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
J. Pastikan kondisi medical refrigerator keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari volume, atau bila hal
tersebut tidak bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada medical refrigerator.
K. Buka pintu medical refrigerator kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat sensor pada
lokasi-lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan bagian
dalam medical refrigerator serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. tutupkan kembali pintu medical
refrigerator. sambungkan kawat-kawat sensor pada standard melalui kanal-kanal yang yang ada pada standard
tersebut. nyalakan standard
L. Kalibrasi akurasi suhu dan variasi suhu
(1) Nyalakan medical refrigerator, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan beberapa
saat sampai penunjukan suhu pada medical refrigerator dan Standard stabil. Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh
penunjukan standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
(2) Bila penunjukan suhu pada standar telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a. Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada lembar kerja
b. Lakukan langkah 2.a). untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c. Lakukan langkah 2.a). untuk indikator UUT
(3) Lakukan pengolahan data dengan bantuan microsoft excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
(a). nilai rentang suhu (range) ∆t = tmaks - tmin
(b). midrange (nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
e) total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
f) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2
g) Koreksi = nilai tref_ukur - setting medical refrigerator

XI. WAKTU PENGERJAAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Model matematik :
a) Suhu UUT yang terukur :
tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (utmid_maks2 + utmid_min 2)
b) variasi suhu total :
tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u maks_maks2 + umin_min 2
2. Perhitungan :
a) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan tmid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2
u = u 2 + ures_mcorder 2
u tmid_maks
2
= u 2 + utk 2
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.utk2 + 2.ures_mcorder2
UtEnclosure_ ukur  2.
2 2
2.utk 2.ures _ mcorder
b) Misalkan tmaks_maks suhu pada lokasi 3 dan tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :
2
utmaks_maks = u 2 + ures_mcorder 2
u 2
= u 2 +tku 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50
3. Contoh Perhitungan Evaluasi Ketidakpastian Kalibrasi Medical Refrigerator

Model : Kt = t'true - t'indicated


u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
u2(t'indicated) = [u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan indikator)]2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 132
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814

Tabel1. Uncertainty Budget

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
Udrift
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift 3
3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3
3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3 3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3 3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi pengukuran Temperatur 2C≥ Nilai kalibrasi ≤
8C
2 Variasi total ≤ Ro°C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.032-18
- Form laporan nomor : FL.01.032-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 133
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 033-18
METODE KERJA MIKROPIPET
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi unit Mikropipet dengan cara melakukan pengamatan fungsi alat,
melakukan kalibrasi dengan metode gravimetrik.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi dengan rentang ukur sebagai berikut :
Kalibrasi
Titik Ukur mikropipet fix : sesuai dengan spesifikasi
Titik Ukur mikropipet variable : minimum, setengah maksimum, maksimum

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. KAN-G-01 KAN Guide on The Evaluation and Expression Of Uncertainty in Measurement.
c. ISO 4787(2011), “Laboratory glassware-Volumetric glassware. Methods for Use and Testing of Capasity”.
d. JIS (1989), “Calibration Methods for Micro-Volumetric Apparatus”
e. Measurement Good Practice Guide No.69 (2004), “The Calibration and Use of Piston Pipettes”, Jhon Blues, David
Bayliss, Mike Buckley

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a) Analitical balance
b) Thermometer
c) Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 2º C
b. Kelembaban : 55% RH ± 10% RH

VI. PROSEDUR KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan mikropipet
2. Periksa kelengkapan aksesori, sesuaikan dengan mikropipet.
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi terdiri dari :
1. Siapkan alat ukur analytical balance
2. Siapkan alat ukur thermometer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model/type
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja

VII. PENGUJIAN KINERJA


a. Pra Kalibrasi
1. Bersihkan mikropipet yang akan dikalibrasi
2. Atur posisi level timbangan, pastikan gelembung udara berada di tengah
3. Hidupkan timbangan 24 jam sebelum kalibrasi
4. Kondisikan mikropipet, air destilasi dan wadah yang akan digunakan minimal 24 jam dengan timbangan yang
akan digunakan
5. Lakukan ”Premeasurement” minimal lima kali untuk menyamakan kelembaban antara mikropipet dengan air
destilasi, kecuali mikripipet dengan kapasitas kurang dari 10 µl.
b. Prosedur Operasional Mikropipet
Metode Konvensional
1. Gunakan tips sekali pakai untuk mengambil sampel. Gunakan jempol sebagai penekan.
2. Tekan secara berlahan-lahan mikropipet hingga posisi berhenti pertama. Pada posisi ini pipet sudah
menyentuh cairan.
3. Kedalaman tip pada cairan bervariasi berdasarkan ukuran mikropipet (Tabel 3). Tahan mikropipet dalam posisi
vertikal dan lepaskan secara berlahan-lahan secara merata hingga cairan terhisap.
4. Pastikan tombol penekan mikropipet kembali pada posisi berhenti awal paling atas dan tunggu 1 atau 2 detik
sebelum mengangkat ujung tip dari cairan.
5. Sentuh ujung pipet ke gelas dalam posisi 30°- 45°. Hati-hati untuk tidak menyentuh permukaan cairan dalam
gelas.
6. Lepaskan cairan yang ada pada mikropipet dengan menekan tombol penekan kebawah dengan konstan
sampai posisi berhenti pertama, dengan posisi tip masih menempel pada dinding gelas cairan, seka ujung tip
untuk membuang sisa-sisa cairan.
7. Tekan kembali tombol kebawah sampai pada posisi berhenti kedua. Tindakan ini akan mengeluarkan sisa-sisa
cairan yang masih ada pada pipet.
8. Angkat mikropipet dan ganti tip
9. Sebaiknya waktu satu siklus dari pengambilan hingga pelepasan cairan selalu dalam keadaan konstan dan
tidak lebih dari 60 detik.
10. Lakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
11. Catat nilai pengukuran suhu air pada n=1 dan n=10

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

IX. TELAAH TEKNIS


1. Analisa Data
Untuk mendapatkan berat yang sebenarnya dari sampel digunakan rumus:
1 
V  m( )(1  A
)1   t  20
20
W  
A B
Dimana :
m : Berat Air (gram)
ρA : Densitas udara (1.2 kg/m3)
ρB : Densitas Anak Timbangan (8000 kg/m3)
ρW : Densitas air pada tºC (g/ml)
γ : koefisien cubical thermal expansion dari bahan tips
(3.10-4 /ºC)
t : suhu air destilasi (ºC)

2. Perhitungan Ketidakpastian
1) Ketidakpastian Massa Air Destilasi(u1)
Ketidakpastian timbangan diambil dari sepuluh kali pengambilan data, dimana ri adalah pembacaan timbangan
yang ke i, r adalah nominal pengukuran dan n adalah jumlah pengulangan pengukuran . Simpangan baku :
n
 i rr 2

 
i 1
n  1 

uMA  
n1/ 2
Juga diambil dari nilai LOP (Limit of Performance) yang tercantum dalam sertifikat kalibrasi timbangan dengan
faktor cakupan k=2.
uMB LOP
 k
Ketidakpastian
2 2
baku
2
massa air destilasi adalah:
u u u
1 MA MB
Dengan asumsi mempunyai distribusi normal dan derajat kebebasan (v1) = n-1.

2) Ketidakpastian Densitas Udara (u2)


Penimbangan massa konvensional dilakukan dalam kondisi tertentu yang memenuhi densitas udara 1,2 kg/m3,
dianggap mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasa (v2) tak terhingga dan semirange 10% x
1.2 kg/m3, maka
0.12
u 2  u  A   kg / m
3

3
3) Ketidakpastian Densitas Air Destilasi (u3)
  999.972    W  3.9849  tW  286.4601
2

t
W 
 506.60312t
W
 67.7601 

Ket: ρW = Densitas air destilasi


tW = Suhu air destilasi dalam °C (tabel 2)
maka ketidakpastian baku densitas air destilasi dapat dihitung dengan u(tair) adalah ketidakpastian suhu air,
 W  kg/m3

u 3  u W  u t air 


 tW 
Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasan (v3) tak terhingga

4) Ketidakpastian Densitas Anak Timbangan (u4)


Kalibrasi timbangan dilakukan terhadap standar massa dengan basis penimbangan konvensional, sehingga
pembacaan timbangan terkait dengan standar massa yang mempunyai densitas sebesar 8000 kg/m 3. Variasi
Diperiksa Tanggal Hal
26/09/18 135
densitas anak timbangan sebesar 10% dari 8000 kg/m3 dengan kemungkinan yang sama, sehingga :

u 4  u  B   800 kg / m3
3
Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasan (v4) tak terhingga

5) Ketidakpastian Suhu Air Destilasi (u5)


Suhu air destilasi diukur menggunakan thermometer yang terkalibrasi. Dalam sertifikat kalibrasi tertera
ketidakpastian serta faktor cakupan (k), maka:

u5  u Uthermometer
tair 
k
Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasan (v5) tak terhingga

6) Ketidakpastian Baku Koefisien Muai Bahan (u6)


Bahan yang digunakan pada tips mikropipet adalah plastik dengan nilai koefisien muai bahan γ=3x10 -4 /ºC.
Ketidakpastian koefisien muai bahan mempunyai semirange sebesar 10% dari koefisien muai bahan yang
digunakan, maka :
u6  u  3 
5 / 0C
10
3
Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular dengan derajat kebebasan (v6) tak terhingga

7) Ketidakpastian Stabilitas Standard/Driff (u7)


Nilai driff di ambil dari perbedaan koreksi antar sertifikat kalibrasi standard. Dengan asumsi mempunyai
distribusi rectangular dengan derajat kebebasan tak terhingga,
u driff
7 
3
8) Ketidakpastian Gabungan (uc)
Ketidakpastian baku gabungan (uc) timbangan yang dikalibrasi adalah:
 V 
V
 2       2  2 2 2  V  2
 20 u   20 u  V 20 u  V 20 u  V 20 u   20 u 
2
u
  2 
 4 
 5 
c
 m
1
  A  
 
3 
   B   air 
  6 

t
W 
V20

 B   A 
1   t  20


m  B W   A air


V20    
m B A
1    20 
t
2
 A B
W   A air

V20    A
 m B
1    20 
t
2
W B
W   A  air

V20 
 m A
1   t  20 
  B  
2
B
W
 A
air


V20
 m  B   A 
tair 
V2 0 B BWA 
  A
 m 20  t 
  B    A
air

W

Dengan derajat kebebasan efektif (veff)
veff cu 4

n
ui4
v
i1 i
9) Ketidakpastian Bentangan (Uc)
Dengan nilai faktor cakupan distribusí t-student dengan probability 95 % dari nilai derajat kebebasan (tabel 4)
maka ketidakpastian bentangan dapat diperoleh
Uc = k.uc

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Satuan Distribusi Pembagi


1 Massa Air g Normal 1
2 Densitas Udara Kg/m3 Rectangular 3
3 Densitas Air g/ml Rectangular 3
Diperiksa Tanggal Hal
26/09/18 135
4 Densitas Anak Timbangan Kg/m3 Rectangular 3
5 Densitas Suhu Air ⁰C Normal 2
6 Koefisien muai bahan ⁰C-1 Rectangular 3
7 Driff g Rectangular 3
Udrift
3

3. Pengecekan Kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek Kelengkapan Aksesori Alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

4. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 135
a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

LAMPIRAN 1
Tabel 2. Densitas Air

Temperatur Densitas
ºC g/ml
15 0,999 098
16 0,998 941
17 0,998 773
18 0,998 593
19 0,998 403
20 0,998 202
21 0,997 990
22 0,997 768
23 0,997 536
24 0,997 294
25 0,997 043
26 0,996 782
27 0,996 511
28 0,996 232
29 0,995 943
30 0,995 645
31 0,995 339
32 0,995 024
33 0,994 701
34 0,994 369
35 0,994 030

Tabel 3. Jarak kedalaman tip pada cairan


(Measurement Good Practice Guide No.69)

Volume Pipette (µl) Kedalaman (mm)


1 – 100 2–3
100 – 1000 2–4
1000 - 5000 2–5

LAMPIRAN 2
Tabel 4. Nilai factor cakupan dari distribusi t-student dengan probability p (%) dari derajat
kebebasan (v).(ISO/TAG 4/WG 3: June1992)

Derajat Kebebasan Probability p % )


v 90 95 99
1 6.31 12.71 63.66
2 2.92 4.30 9.92
3 2.35 3.18 5.84
4 2.13 2.78 4.60
5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71
7 1.89 2.36 3.50
8 1.86 2.31 3.36
9 1.83 2.26 3.25
10 1.81 2.23 3.17
15 1.75 2.13 2.95
20 1.72 2.09 2.85
25 1.71 2.06 2.79
30 1.70 2.04 2.75
35 1.70 2.03 2.72
40 1.68 2.02 2.70
45 1.68 2.01 2.69
50 1.68 2.01 2.68
100 1.660 1.984 2.626
∞ 1.645 1.960 2.576

Dokumen
terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.033-18
- Form laporan nomor : FL.01.033-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN No. MK : 034-18


MIKROSKOP No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Mikroskop, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Mikroskop dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Pembesaran Skala Lensa Okuler

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN G-01,Guide on The Evaluation and Expression of Uncertainty in Measurement,April 2016
d. ASTM 1953-14, Calibrating recticles and lighting microscope magnifications.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Digital Eye-Piece Camera
b. Objective Stage Mikrometer
c. Okuler Mikrometer
d. Electrical Safety Analyzer
e. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan Objective Stage Mikrometer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan dan Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara menyeluruh.
Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini untuk
menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.

VIII. Pengujian Keselamatan Listrik


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. Pengujian Kinerja

Okuler mikrometer

Stage Mikrometer
Gambar 1 Komponen mikroskop dan mikrometer

a. Sebelum melihat sesuatu pada mikroskop, pelajari dahulu fungsi-fungsi knob dan perhatikan arah putaran serta
akibat yang terjadi saat knob diputar (gerak naik/turun atau gerak kanan/kiri)
b. Letakkan stage micrometer di meja preparat. Posisikan stage micrometer pada lubang cahaya sehingga cahaya
datang melewati meja preparat dari bawah.
c. Buka lensa okular (eyepiece), jika sulit, kendurkan baut dengan obeng dan angkat okuler lensa dari tempatnya.
Pasang camera digital eyepiece di lubang lensa okuler (lihat gambar)

Gambar 2 Pemasangan Digital Eye Piece Camera

d. Hubungkan USB kamera ke perangkat komputer atau laptop dan jalankan programnya
e. Atur/putar lensa objektif di posisi 4X.
f. Atur sumber cahaya mikroskop, (dari cermin untuk mikroskop cahaya, listrik untuk mikroskop listrik).
g. Perhatikan gambar stage mikrometer (objektif mikrometer) di layar monitor. Atur pemutar naik/turun dan pemutar
untuk ke kanan/kiri atau depan belakang sehingga stage mikrometer terlihat.
h. Jika mikrometer stage sudah terlihat dengan jelas, aturlah posisi stage mikrometer hingga skalanya berhimpit dengan
skala okuler mikrometer. perhatikan gambar di bawah.

Gambar 3 Hasil ukur lensa objektif pembesaran 4x

i. Catat nilai penunjukan nilai stage mikrometer dan nilai skala okuler mikrometer.
j. Dari gambar di atas dan jika spesifikasi stage mikrometer = 1 mm dengan Div = 10 µm, maka : 100 x 10 µm atau
1000 um pada stage mikrometer = 80 okuler mikrometer.
k. Catat hasilnya pada lembar kerja.
l. Atur kembali lensa objektif pada posisi 10x. Lakukan seperti poin (F) sampai poin (I) dan perhatikan dambar di bawah.

Gambar 4 Hasil ukur dengan lensa objektif 10x


m. Dari gambar di atas dan jika spesifikasi stage mikrometer = 1 mm dengan Div = 10 µm, maka : 10 x 10 µm atau 100
um pada stage mikrometer = 20 okuler mikrometer.
n. Catat hasilnya pada lembar kerja.
o. Lakukan untuk lensa objektif 40x dan lensa objektif kanan dan kiri.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
1. Skala Mikrometer
a) Objektif 4x ,
Nilai stage mikrometer = 10 µm x 100 = 1000 µm
Nilai okuler mikrometer = 80,
Jadi 1 skala di okuler mikrometer pada lensa objektif 4x,bernilai = 1000 µm/80 = 12,5 µm
b) Objektif 10x ,
Nilai stage mikrometer = 10 µm x 10 = 100 µm
Nilai okuler mikrometer = 20,
Jadi 1 skala di okuler mikrometer bernilai = 100 µm/20 = 5 µm
2. Nilai Pembesaran
a) Lensa Objektif
1/(Objektif 4x : Objektif 10x) = 2,5 kali
b) Nilai Skala
Objektif 4x : Objektif 10x = 12,5 µm : 5 µm = 2,5 kali

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

C. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusn
nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 1. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.034-18
- Form laporan nomor : FL.01.034-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 035-18
METODE KERJA PENGUJIAN
NEBULIZER No. Revisi : 0

I. Tujuan
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Nebulizer (model kompresor), dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik
dan pengukuran kinerja dengan cara membandingkan antara nilai keluaran Nebulizer dengan hasil pembacaan pada
flowmeter.

II. Ruang Lingkup


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Nebullizer yang mempunyai rentang ukur :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
4. Laju Aliran Udara (Flow) : 0 sampai 25 lpm

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI No. 458-0595 Nebulyzer

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Gas Flow Analyzer
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Flow Analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Nebulizer
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Periksa tombol tombol fungsi Nebulizer, untuk memastikan Nebulizer berfungsi dengan sempurna
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a) Siapkan Nebulizer dan Gas Flow Meter Standar

Gambar1 Instalasi kalibrasi Nebulizer

b) Pengujian Laju Aliran Udara (lpm)


1. Hidupkan gas flow analyzer dan Lakukan zeroing
2. Hidupkan alat nebulizer
3. Tunggu beberapa saat, pastikan aliran gas yang keluar dalam kondisi kering. (lakukan insspeksi visual)
4. Sambungkan outlet nebulizer dengan inlet gas flow analyzer menggunakan selang nebulizer seperti gambar 1.
5. Tunggu beberapa saat untuk memberi waktu gasflow analyzer menunjukan nilai yang stabil.
6. Catat nilai yang di tunjukkan gas flow analyzer pada lembar kerja.
7. Ulangi pengambilan data minimal 3 kali pada tiap titik data pengukuran.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 45 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran. Nomor MK 002-18
a. Pengujian Laju Aliran Udara (lpm)
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung), nebulizer dan Gas Flow Analyzer dihubungkan
secara langsung.
a) Model Matematis
Puut = Pstd
Dimana,
Pstd : Nilai Laju Aliran Udara yang ditampilkan oleh standar
Puut : Nilai setting Laju Aliran Udara pada UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang Laju Aliran Udara yang ditampilkan oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar (gas flow analyzer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Nebulizer
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
4. Drift Rectangular Udrift 3
drift

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 142
B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan
a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi/Ambang Batas


1. Laju Aliran gas (lpm) Minimal 4 lpm

C. Telaah teknis dan Kesimpulan


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.036-18
- Form laporan nomor : FL.01.036-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 143
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 036-18
METODE KERJA PENGUJIAN OVEN
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu Oven yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu temporal dari ruangan di
dalam Oven tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Oven dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu : 105 °C sampai dengan 110 °C
2. Variasi Suhu
a) Variasi Suhu Spasial / Keseragaman ( °C )
b) Variasi Suhu Temporal / Stabilitas ( °C )
c) Variasi Suhu Overal / Total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. AS 2853 : Oven – Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a. Oven/ UUT : suatu perangkat (lemari) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [t spasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Oven hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
i. Suhu Oven pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada UUT [tUUT_indikator =
(tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi Temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [t temporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi Total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ t var_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur oven
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir Kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Oven
a) Badan dan permukaan : periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
A. Penentuan Jumlah Titik Pengukuran
Isilah baris-baris yang tersedia pada. LK untuk menentukan jumlah titik pengukuran sbb. :
a) Hitung volume UUT dalam satuan m3 dengan rumus :V = p x l x t
b) Tentukan titik kalibrasi/uji dan toleransi ( ∆T) yang akan diuji berdasarkan spesifikasi alat (t ± ∆T)*)
c) Hitung batasan Variasi total Ro : Ro = 2 x ∆T
d) Catat suhu ruang truang
e) Hitung D, yaitu perbedaan antara titik kalibrasi/uji t dan suhu ruang dengan rumus D = t – truang
f) Hitung grading factor : 100xRo
f  100  D
g) Tentukan nilai maksimum permissible grading factor (fm) , yaitu yang terdekat dan lebih besar dari f . Lihat
Lampiran 1 pada LK
h) Berdasarkan nilai fm tentukan nilai grading factor G berdasarkan Tabel lampiran1 pada LK
i) Hitung jumlah titik ukur N dengan menggunakan rumus : N = 3 + 3G0,6 V0,2  10%

Untuk penentuan jumlah titik ukur diperoleh dari nilai N yang sudah dibulatkan
B. Menentukan Posisi Sensor seperti pada gambar 1

Gambar 1. Posisi Sensor

Tentukan lokasi sensor N pada lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai
dengan Lampiran 2 pada Lembar Kerja. Tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-kawat sensor
diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
C. Pastikan kondisi Oven keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari Volume, atau bila hal tersebut tidak bisa
terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada Oven.
D. Buka pintu Oven kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat sensor pada lokasi-lokasi
dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan bagian dalam Oven serta
diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. Tutupkan kembali pintu oven. Sambungkan kawat-kawat snsor pada
Standard melalui kanal-kanal yang yang ada pada Standard tersebut. Nyalakan Standard
E. Kalibrasi akurasi suhu dan variasi suhu
a. Nyalakan oven, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan beberapa saat sampai
penunjukan suhu pada oven dan standard stabil. Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh penunjukan Standard yang
berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
b. Bila penunjukan suhu pada Standar telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a) Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada Lembar Kerja
b) Lakukan langkah 2.a). untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c) Lakukan langkah 2.a). untuk indikator UUT
c. Lakukan pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
(a) nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
(b) midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
e) total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
f) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2
g) Koreksi = Nilai tref_ukur - Setting suhu Oven

XI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Model matematik :
a) suhu UUT yang terukur :
tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (utmid_maks2 + utmid_min 2)
b) variasi suhu total :
tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u maks_maks2 + umin_min 2
2. Perhitungan :
a) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan tmid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2
 utmid_maks = u 2 + ures_mcorder 2
u 2
= u 2 +tku 2
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.u tk2 + 2.ures_mcorder2
2 2
UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
b) Misalkan tmaks_maks suhu pada lokasi 3 dan tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :
2
 utmaks_maks
2
= u tk2 + ures_mcorder 2
u = u 2+ u 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50

3. Contoh Perhitungan Evaluasi Ketidakpastian Kalibrasi Oven

Model : Kt = t'true - t'indicated


u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
u2(t'indicated) = [u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan indikator)]2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 146
Tabel1. Uncertainty Budget

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Udrift
drift
Semi Range 3
3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3
3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3
3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3 3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi pengukuran Temperatur 100C≤ Nilai kalibrasi ≤ 105C
2 Variasi total ≤ 5 °C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan Nomor
PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan TIDAK
LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70% dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.036-18
- Form laporan nomor : FL.01.036-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 147
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN OKSIGEN No. MK : 037-18


CONCENTRATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada oxygen
concentrator, Meliputi pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan kalibrasi O2 Concentrator dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Oksigen Concentration : 0 – 100 %
2. Flowmeter : 0 – 10 L/min

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Health Care Product HPCS Comparison System, ECRI 477-20010301

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Oxygen analyzer
b. Flow analyzer
c. Electrical Safety Analyzer
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat Oxygen Analyzer
3. Siapkan alat Flow Analyzer
4. Siapkan alat Elektrical safety analyzer
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Doppler
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol dan saklar, periksa fungsi masing-masing tombol apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


1. Siapkan O2 Concentrator dan Gas Flow Anlyzer.

Gambar1 Instalasi kalibrasi O2 Concentrator

2. Kalibrasi Konsentrasi Oksigen :


1. Seting flowmeter di titik 5 LPM.
2. Lakukan pengukuran dengan cara memasang sensor O2 standar pada selang output O2 Concentrator.
3. Catat nilai konsentrasi oksigen yang ditampilkan pada alat standar
4. Lakukan pengukuran konsentrasi oksigen 5 kali data pengukuran.
3. Kalibrasi Flowmeter
1. Pasangkan selang konektor pada outlet flow O2 Concentrator.
2. Seting flow pada titik 1 LPM
3. Hubungkan konektor pada alat standar.
4. Catat nilai flow yang ditampilkan pada alat flow analyzer
5. Lakukan pengukuran flow sampai 5 kali data pengukuran
6. Ulangi langkah 2 s/d 5 untuk titik antara 2 - 10 LPM

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 40 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran. Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Konsentrasi Oksigen (%)
Model matematis Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung), O2 Concentrator dan Gas Flow
Analyzer dihubungkan secara langsung.
(a) Model Matematis
C = Vuut - Vstd
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Konsentrasi oksigen pada UUT
Vstd : Nilai Konsentrasi oksigen yang ditampilkan oleh standar
Vuut : Nilai setting Konsentrasi oksigen pada UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang Konsentrasi Oksigen yang ditampilkan oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Gas Flow analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi O2 Concentrator
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b) Kalibrasi FLow (lpm)
Model matematis Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung), O2 Concentrator dan Gas Flow
Analyzer dihubungkan secara langsung.
(a) Model Matematis
C = Fuut - Fstd
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Laju Aliran Gas pada UUT
Fstd : Nilai Laju Aliran Gas yang ditampilkan oleh standar
Fuut : Nilai setting Laju Aliran Gas pada UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang Laju Aliran Gas yang ditampilkan oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Gas Flow analyzer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi O2 Concentrator
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget


No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Pengukuran Berulang Normal  n
n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
4. Drift Rectangular Udrift 3
drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No Parameter Toleransi/Ambang Batas
1. Konsentrasi Oksigen > 90 %
2. Flow + 5%

C. Telaah teknis dan Kesimpulan


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn Nomor
PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan TIDAK
LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar
G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.037-18
- Form laporan nomor : FL.01.037-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 038-18
METODE KERJA PENGUJIAN
PHOTOTERAPHY No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian unit Phototeraphy / Blue Light dengan cara melakukan pengamatan
fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan melakukan pengujian dengan cara mengukur Spektrum iradiasi
(spectral irradiance) dengan menggunakan Radiometer / Flurolite Meter

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Phototeraphy/ Blue light/ Bili light/visible
light/hyperbilirubinemia yang mempunyai panjang gelombang 420 – 480 nm. yang mempunyai rentang ukur :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
4. Spektral Irradiance : 0 s.d 50 μW/cm²/nm

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 469-20081015-01 Phototherapy Units

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Radiophotometer dengan rentang ukur : 420 - 480 nm ; ketelitian : 0,1 μW/cm²/nm
b. Thermohygrometer
c. Electrical Safety Analyzer
d. Mistar Ukur

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 25 ºC ± 5ºC
b. Kelembaban : 50 % RH ± 15% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 Vac ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Flow Analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Nebulizer
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Periksa tombol tombol fungsi Nebulizer, untuk memastikan Nebulizer berfungsi dengan sempurna
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan Phototeraphy dan Radiophotometer Standar
b. Pengukuran spektral irradiance.
1. Hidupkan phototeraphy, tunggu 2 s/d 3 menit untuk pemanasan dan pastikan semua lampu menyala dengan
sempurna
2. Letakan radiophotometer pada tengah matras tegak lurus pada lampu fluorescence dengan jarak ± 50 cm.
3. Lakukan pengukuran phototeraphy, catat hasil pengukuran pada lembar kerja.
4. Tutup sensor Phototeraphy hingga display menunjukkan angka nol
5. Buka tutup sensor radiophotometer hingga display menunjukkan nilai yang stabil(tetap), catat hasil pengukuran
pada lembar kerja.
6. Ulangi langkah (4) dan (5) sebanyak 5 (lima) kali.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 50 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Pengujian Spektral Irradiance μW/cm²/nm
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
SIstd = SIuut
Dimana,
SI std : Nilai Spektral Irradiance yang terukur pada standard
SI uut : Nilai Spektral Irradiance yang ditampilkan oleh UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang Spektral Irradiance oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui




1. Pengukuran Berulang Normal n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
res

3
U
4 Drift Rectangular Udrift 3
drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Ambang Batas


1. Spektral Irradiance ≥ 4 μW/cm²/nm

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 152
C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.038-18
- Form laporan nomor : FL.01.038-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 153
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 039-18
METODE KERJA PENGUJIAN PLATELET
AGITATOR INKUBATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu Platelet Agitator Inkubator yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu
temporal dari ruangan di dalam Platelet Agitator Inkubator tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Platelet Agitator Inkubator dengan rentang
ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu : 20 °C s.d 24 °C
2. Variasi Suhu
a) Variasi Suhu Spasial / Keseragaman ( °C )
b) Variasi Suhu Temporal / Stabilitas ( °C )
c) Variasi Suhu Overal / Total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. AS 2853 : Enclosure – Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a. Platelet Agitator Inkubator / UUT : suatu perangkat ( lemari ) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [t spasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Platelet Agitator Inkubator hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [tUUT_ukur = (tmid_maks +
tmid_min)/2
i. Suhu Platelet Agitator Inkubator pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu
pada UUT [tUUT_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi Temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [t temporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi Total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ t var_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIANI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Platelet Agitator Inkubator
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban akhir Kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Platelet Agitator Inkubator
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup utuh,
terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel yang
rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan kabel
power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa juga
fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
A. Penentuan Jumlah Titik Pengukuran
Isilah baris-baris yang tersedia pada. LK untuk menentukan jumlah titik pengukuran sbb. :
a) Hitung volume UUT dalam satuan m3 dengan rumus : V = p x l x t
b) Tentukan titik kalibrasi/uji dan toleransi ( ∆T) yang akan diuji berdasarkan spesifikasi alat (t ± ∆T)*)
c) Hitung batasan Variasi total Ro : Ro = 2 x ∆T
d) Catat suhu ruang truang
e) Hitung D, yaitu perbedaan antara titik kalibrasi/uji t dan suhu ruang dengan rumus
D = t – truang
f) Hitung grading factor : 100xRo
f  100  D
g) Tentukan nilai maksimum permissible grading factor (fm) , yaitu yang terdekat dan lebih besar dari f . Lihat
Lampiran 1 pada LK
h) Berdasarkan nilai fm tentukan nilai grading factor G berdasarkan Tabel lampiran1 pada LK
i) Hitung jumlah titik ukur N dengan menggunakan rumus : N = 3 + 3G0,6 V0,2  10%
Untuk penentuan jumlah titik ukur diperoleh dari nilai N yang sudah dibulatkan

B. Menentukan Posisi Sensor seperti pada gambar 1

Gambar 1. Posisi Sensor


Tentukan lokasi sensor N pada lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai
dengan Lampiran 2 pada Lembar Kerja. Tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-kawat sensor
diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
C. Pastikan kondisi Platelet Agitator Inkubator keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari Volume, atau bila
hal tersebut tidak bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada Platelet Agitator
Inkubator .
D. Buka pintu Platelet Agitator Inkubator kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat
sensor pada lokasi-lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan
bagian dalam Platelet Agitator Inkubator serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. Tutupkan kembali
pintu Platelet Agitator Inkubator . Sambungkan kawat-kawat snsor pada Standard melalui kanal-kanal yang yang ada
pada Standard tersebut. Nyalakan Standard
E. Kalibrasi akurasi suhu dan variasi suhu
a. Nyalakan Platelet Agitator Inkubator , kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta –
biarkan beberapa saat sampai penunjukan suhu pada Platelet Agitator Inkubator dan Standard stabil.
Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh penunjukan Standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu
maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
b. Bila penunjukan suhu pada Standar telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a) Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada Lembar Kerja
b) Lakukan langkah 2.a). untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c) Lakukan langkah 2.a). untuk indikator UUT
c. Lakukan pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
(1) nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
(2) midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
e) total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
f) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2
g) Koreksi = Nilai tref_ukur - Setting suhu Platelet Agitator Inkubator

XI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 63 menit

XII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Model matematik :
a) Suhu UUT yang terukur :
tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (utmid_maks2 + utmid_min 2)
b) variasi suhu total :
tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u maks_maks2 + umin_min 2
2. Perhitungan :
a) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan tmid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2
 u tmid_maks = u 2 + ures_mcorder 2
u 2
= u 2 +tku 2
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.u tk2 + 2.ures_mcorder2
2 2
UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk 2.ures _ mcorder

b) Misalkan tmaks_maks suhu pada lokasi 3 dan tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :
2
 u tmaks_maks = u 2 + ures_mcorder 2
u 2
= u 2 + utk 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku Standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50

3. Contoh Perhitungan Evaluasi Ketidakpastian Kalibrasi Platelet Agitator Inkubator


Model : Kt = t'true - t'indicated
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)] 2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
u2(t'indicated) = [u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan indikator)] 2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909
U(Kt) = 0.814

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 156
Tabel1. Uncertainty Budget

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift 3
drift

3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3 3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3
3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3
3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Toleransi
1. Akurasi pengukuran Temperatur 20C≥ Nilai kalibrasi ≤
24C
2 Variasi total ≤ Ro

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.039-18
- Form laporan nomor : FL.01.039-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 157
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 040-18
METODE KERJA PENGUJIAN ROTATOR
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Rotator, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja
(kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Lab. Rotator dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
1. Kecepatan putar : 40 rpm s.d 200 rpm
2. Pewaktu : 0 menit s.d 15 menit

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Stopwatch and Timer Calibrations (2009 edition), Jeff C. Gust, Robert M. Graham, Michael A. Lombardi, Special
Publication 960-12
e. South African National Accreditation System, Sanas TR 45-01, Criteria for laboratories accreddited to calibrate
tachometer and measure rotational speed

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Tachometer
b. Timer
c. Electrical Safety Analyzer
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 50 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan Tachometer
3. Siapkan timer
4. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan :
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi ROTATOR
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

Gambar 9
Instalasi Pengujian Keselamatan Listrik

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan rotator dan standar
b. Lakukan koneksi rotator dan standar sesuai gambar 2.

Gambar 10
Instalasi Kalibrasi Kecepatan Putar

c. Pengukuran kecepatan putar (rpm)


1. Posisikan standar pada pengukuran rpm
2. Tempelkan reflector pada bagian yang berputar.
3. Hidupkan standar dan rotator.
4. Setting kecepatan putar rotator pada putaran maksimum.
5. Posisikan standar tegak lurus diatas reflector seperti pada gambar 2.
6. Baca nilai yang terbaca pada standar dan catat pada lembar kerja ketika keadaan pembacaan telah stabil.
7. Ulangi langkah 6 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
8. Ulangi prosedur 4-7 untuk kec. 50%.

d. Kalibrasi pewaktu (menit)


1. Pada saat kita mengkalibrasi kec. putar, lakukan pula penyetelan waktu putar pada posisi 10 menit.
2. Pada saat putaran mulai ON/START, maka tekan tombol START pada timer untuk menghitung waktu putarnya.
3. Tekan tombol STOP pada timer begitu terdengar sinyal suara yang mengindikasikan waktu putar telah habis atau
waktu cacah mundur pada timer centrifuge menunjukan nilai nol.
4. Baca nilai yang tertera pada standar dan catat pada lembar kerja
5. Ulangi langkah 1 – 3 sebanyak 3 (tiga) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 50 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi kecepatan putar (rpm)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), Tachometer dan Rotator dihubungkan secara
langsung.
C = Vstd – Vuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan kecepatan pada Lab. Rotator
Vstd : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada tachometer
Vuut : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada Lab. Rotator

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


a) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran kecepatan oleh Tachometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian standar (Tachometer) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Rotator
(c) Drift Standar
b) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
c) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
d) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Pewaktu
a) Model matematis
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan waktu pada Rotator
tstd : Nilai penunjukkan waktu putar yang terbaca pada stopwatch
tuut : Nilai penunjukkan waktu putar yang terbaca pada Rotator

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran waktu putar dengan Standar
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Stopwatch berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Rotator
(c) Drift Standar
(d) Perbedaan pembacaan
(2) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3 3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Kecepatan putar (rpm) ± 10 %
2. Pewaktu (detik) ± 10 %

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 160
C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
(1) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
(2) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
(3) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan Alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.040-18
- Form laporan nomor : FL.01.040-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 161
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 041-18
METODE KERJA PENGUJIAN PULSE
OXYMETER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Pulse Oxymeter, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Pulse Oxymeter dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
Parameter yang Diukur meliputi :
1. Heart Rate : 30, 60, 120, dan 180 BPM.
2. Saturasi Oxygen ( % SPO2) mempunyai titik ukur :

Tabel 1. Titik ukur % SPO2

Variasi setting Standard SPO2 ( % O2 )


Normal 98
Obese 93
Geriat 92
Tach 85
Neonate 90
Hypoxic 70
Brad 88
Weak 90

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, ECG Monitors ECRI Procedure No. 409-
20010301 (Combined), 2001.
e. Heath Device IPM System Inspection and Preventive Maintenance, Pulse Oximeters ECRI Procedure No. 451-
20010301 (Combined), 2001.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. SPO2 Simulator
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. SuhuLingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur SPO2 Simulator
3. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu& kelembaban awal kerja
3. Catat suhu& kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Pulse Oxymeter.
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel elektroda, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Kalibrasi Heart Rate
1. Pasang elektrode ECG pada MPS (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan Pulse Oxymeter yang akan diukur dan hidupkan juga Alat Kalibrator.
3. Parameter yang diukur adalah Heart Rate (BPM), dengan titik pengukuran 30, 60, 120, 180 BPM.
4. Operasikan MPS (sesuai dengan instruksi kerja alat) dengan menekan tombol pada titik pengukuran 30 BPM,
baca hasil penunjukan heart rate pada display Pulse Oxymeter, catat pada lembar kerja.
5. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran selanjutnya sampai dengan 180 BPM.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

B. Kalibrasi Saturasi Oxygen.


1. Pasang probe SPO2 pada Finger Pulse Oxymeter (sesuai dengan instruksi kerja alat).
2. Hidupkan Pulse Oxymeter yang akan diukur dan hidupkan juga Alat Kalibrator Pulse Oxymeter.
3. Parameter yang diukur adalah Saturasi Oxygen (%O2), dengan titik pengukuran secara otomatis pada menu
SPO2 Simulator sebagai berikut :

Tabel 2. Titik ukur % SPO2

Variasi setting Standard SPO2 ( % O2 )


Normal 98
Obese 93
Geriat 92
Tach 85
Neonate 90
Hypoxic 70
Brad 88
Weak 90

4. Operasikan SPO2 Simulator (sesuai dengan instruksi kerja alat) dengan titik pengukuran secara otomatis pada
menu SPO2 Simulator seperti tabel Variasi setting standard pada langkah 3, baca hasil penunjukan SPO 2 pada
display Pulse Oxymeter, catat pada lembar kerja. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran selanjutnya sampai
dengan 120.
5. Ulangi langkah 4 agar diperoleh 6 data untuk masing – masing titik pengukuran.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 40 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Heart Rate (BPM)

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 163
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), STANDAR dan UUT dihubungkan secara
langsung.
(a) Model Matematis
C = hrstd – hruut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
hrstd : Nilai pembacaan yang terukur pada
standard hruut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 5

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b) Kalibrasi SPO2
(a) Model Matematis
C = sstd – suut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
sstd : Nilai pembacaan yang terukur pada
standard suut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 5

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 3. Tabel Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
U drift
4 Drift Rectangular Udrift 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 4 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Heart Rate (BPM) ± 5 % BPM
2. SPO2 (%) ± 1%O2

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 5. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.041-18
- Form laporan nomor : FL.01.041-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN No. MK : 042-18


SPYGHMOMANOMETER
NON-OTOMATIS No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian atau mengkalibrasi pada sphygmomanometer dengan cara
melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksud untuk melakukan pengujian dan kalibrasi sphygmomanometer dengan rentang ukur sebagai
berikut:
a. Pengujian :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian kebocoran
4. Pengujian laju buang cepat
b. Kalibrasi :
1. Akurasi tekanan

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
c. SNI ISO 81060-1 : 2009, Tensimeter non-invasive, Bagian 1 : persyaratan dan metode uji untuk tipe pengukuran non-
otomatis
d. DKD-R 6-1, Calibration of Pressure Gauges
e. ECRI, Inspection and Preventive Maintenance, Procedure No. 424-20081015-01 : Sphygmomanometer, 2008

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


1. Manometer acuan terkalibrasi dengan kesalahan kurang dari 0.8 mmHg
2. Three way
3. 500 ml rigid silinder
4. Stopwatch
V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 10 ºC sampai dengan 40 ºC 1
b. Kelembaban : 15 % RH sampai dengan 85 % RH1

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
C. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur Pressure Meter
2. Siapkan thermohygrometer
3. Siapkan Stopwatch
4. Siapkan alat bantu
D. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
E. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat Mengacu Kepada (Inspection and Preventive Maintenance Systems, ECRI,
Procedure No. 424-20010301 : Sphygmomanometer, Fourth Edition, 2001).
1. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh, selungkup masih utuh,
tabung air raksa tidak ada yang retak, terpasang dengan kencang satu dengan yang lainnya dan tidak ada bekas

1
SNI ISO 81060-1 : 2009
tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya. Pastikan tidak ada kerusakan fisik dan spyhgmomanometer berada pada
tempat dimana alat itu selayaknya digunakan.
2. Balon Tensi, Tabung, Selang : Periksa kondisi tabung, selang, dan balon tensi. Pastikan tidak ada yang retak, bocor,
tertekuk, maupun kotor.
3. Bantalan/Rem: Apabila unit dilengkapi dengan bantalan dan rem, periksa secara fisik fungsinya masing-masing.
Pastikan bantalan yang digunakan adalah bantalan yang tepat, ECRI merekomendasikan caster yang baik memiliki
diameter 5 inch (12,7 cm) untuk alat-alat yang mobile, yang berfungsi untuk mengurangi benturan.
4. Filter : Periksa kondisi dan ketersediaan filter air raksa yang ada.
5. Gauge/Tabung : Pastikan penunjuk pada aneroid gauge bergerak turun secara lembut dan perlahan dan tidak
lengket. Pada manometer air raksa, tabung raksa harus dalam keadaan bersih. Periksa juga kolom air raksa naik dan
bergerak secara lembut.
6. Indikator : Pastikan tanda meter maupun skala dalam keadaan bersih dan mudah dilihat dan kaca penutup pada
sphygmomanometer aneroid masih dalam keadaan utuh.
7. Konektor : Periksa dan pastikan semua kondisi konektor dalam keadaan baik.
8. Label : Periksa apa ada label, plakat, stiker, atau kartu instruksi manual tersedia dan terbaca.
9. Manset : Periksa ukuran manset sesuai dengan karakteristik pasien tersedia dan berada tidak jauh dari
spyhgmomanometer berada, misalnya di nurse station. Pastikan semua manset dalam kodisi bagus, bersih, dan tidak
sobek.
10. Pengaturan titik 0 : Pastikan manset tidak ada tekanan, maka aneroid gauge atau level air raksa harus berada di titik
0 (±1 mmHg). Apabila level air raksa tidak pada posisi 0, buang atau tambahkan air raksanya dengan hati-hati sampai
air raksa berada di level 0 mmHg. Ganti Aneroid Gauge apabila tidak pada posisi 0 mmHg.
11. Pengencang : Jika sphygmomanometer dengan model berdiri atau dipasang berdiri, pastikan alat tersebut berada
seimbang, kokoh, dan pengancing dalam keadaan tersambung dengan kuat sehingga sphygmomanometer tidak
terbalik atau terjatuh ketika tersenggol. Dan jika sphygmomanometer dengan model dinding pastikan keamanan dari
penguncinya.
12. Valve penutup : Pastikan valve ini bisa bekerja dengan cepat dan akurat dengan rentang maksimal 2 – 3 mmHg/
detik. Berikan tekanan turun untuk melihat valve ini bekerja, apabila valve ini rusak maka air raksa akan turun dengan
cepat sehingga menyulitkan untuk mengatur tekanan turun

VIII. Pengujian Kinerja


A. Pengujian Kebocoran

Gambar 1. Instalasi kalibrasi Sphygmomanometer untuk tes kebocoran

1. Lakukan instalasi seperti gambar 1.


2. Berikan tekanan 50 mmHg kemudian baca penunjukan penurunan tekanan selama lima menit, maksimum 4
mmHg/menit.2
3. Ulangi langkah ii pada tekanan 100, 150, 200 dan 250 mmHg,
4. Catat hasil pengukurannya pada lembar kerja.

B. Laju Buang Cepat


Selama pembuanan cepat sistem pneumatik dengan katup pompa terbuka penuh, waktu untuk pengurangan tekan
dari 260 mmHg sampai dengan 15 mmHg tidak boleh melebihi 10 detik
Periksa kesesuaian dengan cara uji berikut :
1. Ganti manset dengan Bejana logam keras, dengan volume 500 ml ± 5%
2. Berikan tekanan sampai dengan 260 mmHg
3. Buka katup buangan pada balon pemompa secara maksimal bersamaan dengan tombol mulai pada alat
pengukur waktu
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk membuang tekanan dari 260 mmHg ke 15 mmHg,
5. Nilai waktu buang cepat tidak boleh lebih dari 10 detik

C. Kalibrasi Akurasi Tekanan.

Gambar 2. Instalasi kalibrasi Sphygmomanometer untuk tes akurasi

2
SNI IEC 81060-1:2009

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 167
1. Posisikan air raksa pada sphygmomanometer di posisi 0 mmHg.
2. Tentukan titik pengukuran pada 0 mmHg, 50 mmHg, 100 mmHg, 150 mmHg, 200mmHg dan 250 mmHg.3
3. Berikan tekanan 0 mmHg pada sphygmomanometer lalu catat nilai penunjukan pada display Parameter Tester
dalam lembar kerja.
4. Beri tekanan 50 mmHg pada sphygmomanometer.
5. Tunggu beberapa saat sampai posisi air raksa stabil.
6. Pembacaan air raksa tepat pada posisi lengkung atas meniscus.

Seperti tertera pada gambar dibawah ini :

Keterangan :
A : untuk pembacaan saat turun.
B : untuk pembacaan saat naik.

Gambar 3. Pembacaan Meniskus Air Raksa

7. Catat nilai penunjukan air raksa pada sphygmomanometer dan nilai yang terukur pada display Parameter
Tester pada lembar kerja.
8. Ulangi langkah (4) dan (5) untuk titik setting lainnya sampai nilai 250 mmHg.
9. Kurangi tekanan dari nilai 250 mmHg secara bertahap sesuai titik setting yang telah ditentukan.
10. Ulangi langkah (5) dan (6).
11. Ulangi pengukuran agar diperoleh 3 data naik dan turun untuk tiap titik setting.

Gambar 4. Prosedur pengambilan data akurasi tekanan

IX. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 55 menit

X. TELAAH TEKNIS
A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Akurasi Tekanan (mmHg)
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), STANDAR dan UUT dihubungkan secara
langsung.
(a) Model Matematis
C = Pstd – Puut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
Pstd : Nilai pembacaan tekanan yang terukur pada standard
Puut : Nilai pembacaan tekanan yang ditampilkan oleh UUT

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 5

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar

3
SNI IEC 81060-1:2009

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 168
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
3
drift
4 Drift Rectangular Udrift
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi/Ambang Batas


1. Nilai Kebocoran ≤ 4 mmHg/menit atau
≤ 20 mmHg dalam 5 menit
2. Laju Kebocoran ≤ 10 detik
3. Nilai Akurasi koreksi ≤ 3 mmHg dan
max U95 = ± 1.0 mmHg

C. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusan
nomor PO.002-18 dengan pengecualian dalam hal penggunaan aturan keputusan yang digunakan. Pada
metode kerja ini menggunakan aturan keputusan guarding rejection. Persyaratan pengukuran kinerja sebagai
berikut :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 5. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

c) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
1. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian laju buang cepat memberikan kontribusi 20 % dari pernyataan
c) Hasil pengujian kebocoran tekanan memberikan kontribusi 20 % dari pernyataan
d) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
2. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
3. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
4. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan Alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.042-18
- Form laporan nomor : FL.01.042-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 043-18
METODE KERJA PENGUJIAN
SPIROMETER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan kalibrasi Spirometer dengan cara melakukan pemeriksaan
fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan kalibrasi Spirometer dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pengujian Fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
b. Kalibrasi
Akurasi Total Volume
1. Linearitas
2. Forced Vital Capacity (FVC) : 0,5 liter s.d 3,0 liter

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353 : 2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik.
c. KAN G-01 guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, 2016

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Syringe Kalibrator (3L)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer
d. Barometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Temperatur : 17º C sampai dengan 35º C
b. Kelembaban : 30 % RH sampai dengan 75 % RH
c. Tekanan : 850 hPa sampai dengan 1060 hPa
d. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat Syringe calibrator
3. Siapkan thermohygrometer
4. Siapkan barometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu dan Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tekanan udara
5. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Spirometer
a. Badan dan permukaan alat
Periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan
ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat
Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk memastikan
keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama
Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Kabel elektroda
Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara menyeluruh.
Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini untuk
menghindari adanya gangguan tegangan.
f. Tombol, saklar dan kontrol
g. Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat tidak berada pada
posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi control. Ingat
pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai menggunakan.
h. Tampilan dan indikator
Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya, yakinkan bahwa bagian
tampilan digital berfungsi.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


semua pengukuran dinyatakan dalam BTPS
1. Akurasi Total Volume Forced Vital Capacity (FVC) dan pengukuran berulang (repeatability).
a. Pasang Mouth piece pada ujung Syringe kalibrator
b. Hidupkan alat spirometer pilih menu FVC
c. Pilih setting 0,5 liter dan tarik pompa syringe kalibrator
d. Tekan tombol start
e. Pompakan secara perlahan-lahan dan habiskan secara halus (lihat table 1.- pada C6)
f. Tekan tombol stop
g. Catat nilai penunjukannya
h. Ulangi langkah (3) s.d (4) hingga minimal 3 (tiga) kali data pengukuran
i. Pilih setting 3 liter dan tarik pompa syringe kalibrator
j. Tekan tombol start
k. Pompakan secara perlahan-lahan dan habiskan secara tiba-tiba (lihat tabel1 - pada C7)
l. Ulangi langkah (9) s.d (11) hingga minimal 3 (tiga) kali data pengukuran

Tabel 1. Siprometer defined test profiles

2. Pengukuran Linearitas
3. Pasang Mouth piece pada ujung Syringe kalibrator
4. Hidupkan alat spirometer pilih menu FVC
5. Pilih setting 0.4 liter dan tarik pompa syringe kalibrator
6. Tekan tombol start
7. Pompakan secara perlahan-lahan dan habiskan secara halus
8. Tekan tombol stop
9. Catat nilai penunjukannya
10. Ulangi langkah diatas hingga minimal 3 (tiga) kali data pengukuran
11. Ulangi langkah (3) s.d (8) untuk setting 0,5 liter dan 0,6 liter.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Hitung Akurasi volume (liter) dengan persamaan seperti berikut :

………………………………………………………………………..……………. (1)
Dimana
Vi = volume yang terukur
Vref = nilai referensi yang didapatkan dari profil tes yang didefinisikan pada tabel.1 –pada C.1

b) Hitung Repeatability dengan persamaan seperti berikut :

………………………….……………………………………………………………..…… (2)
Dimana
Vmax = hasil pengukuran
maksimum Vmin = hasil pengukuran
minimum

c) Hitung Linearity dengan persamaan sebagai berikut :

……………………………………………………………………………………… (3)
Dimana :
𝑉� 𝑒𝑟𝑟�𝑛�� dihitung menggunakan persamaan (1) untuk indeks ke-n yang didefinisikan pada profil tes.
n adalah indeks yang didefinisikan pada profil tes (1-15)
adalah nilai referensi untuk indeks ke-n yang didefinisikan pada tes profil yang diambil dari tabel1. Pada -
C.1

B. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran


Secara umum langkah-langkahnya mengacu pada Metode Kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian
Pengukuran`
1. Kalibrasi Akurasi Volume
a) Model Matematis
E = Valat – Vstd
Dimana,
E : Kesalahan penunjukan Volume pada Spirometer
Vstd : Nilai Volume yang di set pada syringe Calibrator
Valat : Nilai Volume yang ditampilkan oleh spirometer

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang akurasi Volume oleh Spirometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar (syringe calibrator) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 2. Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
3
U
4 Drift Rectangular Udrift
drift
3
3

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 172
C. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan
a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 3 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi Volume ± 3 % atau 50 ml
2. Repeatability ±3%
3. Linearitas ±3%

D. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 4. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

E. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

F. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

G. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

H. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.043-18
- Form laporan nomor : FL.01.043-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 173
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 044-18
METODE KERJA PENGUJIAN STERILLISATOR
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai suhu yang disetting pada alat dengan alat ukur standard dan
menentukan karakteristik suhu sterilisator yaitu variasi suhu total, variasi suhu spasial dan variasi suhu temporal dari
ruangan di dalam sterilisator tersebut.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi sterilisator dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu : 150 °C sampai dengan 200 °C
2. Variasi suhu
a) Variasi suhu spasial / keseragaman ( °C )
b) Variasi suhu temporal / stabilitas ( °C )
c) Variasi suhu overal / total ( °C )

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian Berkala dan Pengujian Setelah Perbaikan pada Peralatan Elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. AS 2853 : Sterilisator – Temperatur Controlled Performance Testing and Grading.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermometer Digital dengan multi chanel (Sensor RTD/PRT atau Thermocouple Type T)
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban relative : 50 % RH ± 20 % RH
c. Voltase Instalasi Listrik Medis : 220 V ± 10%

VI. DIFINISI.
a. Sterilisator/ UUT : suatu perangkat (lemari) penyimpan yang suhu ruang di dalamnya dapat diatur .
b. Titik-ukur : suatu lokasi pada ruang UUT yang diukur suhunya
c. Suhu maksimum pengukuran : nilai suhu tertinggi dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmaks ]
d. Suhu minimum pengukuran : nilai suhu terendah dari suatu titik ukur pada suatu titik-uji dari UUT [ tmin ]
e. Rentang suhu (Range) : suhu maksimum pengukuran dikurangi suhu minimum pengukuran pada suatu titik ukur [ ∆t =
tmaks– tmin ].
f. Midrange ( Nilai tengah ) : setengah dari penjumlahan suhu maksimum pengukuran dan suhu minimum pengukuran
dari suatu titik ukur [tmid = (tmaks + tmin)/2]
g. Variasi Spasial : selisih (dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT [tspasial = tmid_maks – tmid_min ].
h. Suhu Sterilisator hasil pengukuran : suhu di dalam UUT hasil pengukuran [t UUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
i. Suhu Sterilisator pada indikator : suhu di dalam UUT seperti yang ditunjukkan oleh indikator suhu pada UUT [tUUT_indikator
= (tind_maks + tind_min)/2
j. Variasi Temporal : nilai selisih maksimum di dalam UUT [ttemporal = (tmaks – tmin)maks ].
k. Variasi Total : selisih antara suhu paling maksimum dan paling minimum di dalam UUT [ tvar_total = (tmaks)maks – (tmin)min ]

VII. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan AlatUji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Sterilisator
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis

VIII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Sterilisator
a) Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak
untuk memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c) Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d) Sekering (Fuse): Apabila terdapat sekering atau pengaman rangkaian, periksa apakah masih berfungsi dengan baik.
Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya masih sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat.
e) Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika
terlihat tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan
posisi kontrol. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan layar berfungsi
seluruhnya, yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi.

IX. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

X. PENGUJIAN KINERJA
A. Penentuan Jumlah Titik Pengukuran
Isilah baris-baris yang tersedia pada. LK untuk menentukan jumlah titik pengukuran sbb. :
a) Hitung volume UUT dalam satuan m3 dengan rumus :V = p x l x t
b) Tentukan titik kalibrasi/uji dan toleransi ( ∆T) yang akan diuji berdasarkan spesifikasi alat (t ± ∆T)*)
c) Hitung batasan Variasi total Ro : Ro = 2 x ∆T
d) Catat suhu ruang truang
e) Hitung D, yaitu perbedaan antara titik kalibrasi/uji t dan suhu ruang dengan rumus D = t – truang
f) Hitung grading factor : 100xR o
f  100  D
g) Tentukan nilai maksimum permissible grading factor (fm) , yaitu yang terdekat dan lebih besar dari f . Lihat
Lampiran 1 pada LK
h) Berdasarkan nilai fm tentukan nilai grading factor G berdasarkan Tabel lampiran1 pada LK
i) Hitung jumlah titik ukur N dengan menggunakan rumus : N = 3 + 3G0,6 V0,2  10%
Untuk penentuan jumlah titik ukur diperoleh dari nilai N yang sudah dibulatkan

B. Menentukan Posisi Sensor seperti pada gambar 1

Gambar 1. Posisi Sensor


Tentukan lokasi sensor N pada lokasi titik ukur di ruang di dalam UUT. Sebagai pedoman dapat digunakan sesuai
dengan Lampiran 2 pada lembar kerja. Tandai masing-masing lokasi tersebut dengan nomor. Kawat-kawat sensor
diberi label bernomor sesuai dengan nomor lokasi pengukuran.
C. Pastikan kondisi sterilisator keadaan kosong (unloaded) atau maximum 30% dari volume, atau bila hal tersebut tidak
bisa terpenuhi maka harus diberi catatan pada Lembar kerja beban yang ada pada sterilisator.
D. Buka pintu sterilisator kemudian tempatkan sambungan ukur (measuring junction) kawat-kawat sensor pada lokasi-
lokasi dengan nomor lokasi yang sesuai. Upayakan sambungan ukur tidak menyentuh permukaan bagian dalam
sterilisator serta diikat dengan kuat pada tiap lokasi pengukuran. Tutupkan kembali pintu Sterilisator. Sambungkan
kawat-kawat sensor pada standard melalui kanal-kanal yang yang ada pada standard tersebut. Nyalakan standard
E. Kalibrasi akurasi suhu dan variasi suhu
a. Nyalakan sterilisator, kemudian atur suhunya pada nilai suhu kalibrasi yang diminta – biarkan beberapa saat
sampai penunjukan suhu pada sterilisator dan standard stabil. Indikasi kestabilan ditunjukkan oleh penunjukan
standard yang berubah-ubah antara suatu nilai suhu maksimum dan nilai suhu minimum yang tetap.
b. Bila penunjukan suhu pada standar telah stabil, lakukan perekaman data sbb. :
a) Catat nilai suhu pada titik ukur no. 1, yaitu tmaks dan tmin, pada lembar kerja
b) Lakukan langkah 2.a). untuk titik-titik ukur yang lain, sampai seluruh titik-ukur dapat giliran untuk diukur.
c) Lakukan langkah 2.a). untuk indikator UUT
c. Lakukan pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, yaitu :
a) Untuk tiap titik-ukur, hitung :
- nilai rentang suhu (Range) ∆t = tmaks - tmin
- midrange (Nilai tengah) ≡ tmid = (tmaks + tmin)/2
b) suhu indikator UUT tref_indikator = (tind_maks + tind_min)/2
c) suhu UUT yang terukur tref_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2
d) Variasi suhu :
berdasarkan posisi pada UUT tspasial = tmid_maks - tmid_min
berdasarkan perubahan waktu ttemporal = (tmaks – tmin)maks.
e) total tvar_total = tmaks_maks – tmin_min
f) Suhu ruang truang = (tmaks_ruang + tmin_ruang)/2
g) Koreksi = Nilai tref_ukur - setting suhu sterilisator

XI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18

1. Model matematik :
a) Suhu UUT yang terukur :
tUUT_ukur = (tmid_maks + tmid_min)/2  utUUT_ukur2 = ¼ . (u 2
+u 2
)
tmid_maks tmid_min
b) variasi suhu total :
tvar_total = (tmaks_maks - tmin_min)  uvar_total2 = u 2
+u 2

maks_maks
min_min
2. Perhitungan :
a) Misalkan tmid_maks suhu pada lokasi 1 dan t mid_min suhu pada lokasi 2, maka :
2
 utmid_maks
2
=2 u tk2 + ures_mcorder
2
2
u =u +u
tmid_min tk res_mcorder
utUUT_ukur2 =2.u tk2 + 2.ures_mcorder2
2 2
UtEnclosure_ ukur  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
b) Misalkan tmaks_maks suhu pada lokasi 3 dan tmin_min suhu pada lokasi 4, maka :
2
u = u 2 + ures_mcorder 2
u tmaks_maks
2
= u 2 + utk 2
tmin_min tk res_mcorder
utvar_total2 = u tk2 + ures_mcorder2
2 2
Ut var_ total  2. 2.utk 2.ures _ mcorder
Keterangan :
Utk = ketidakpastian baku standard (dari sertifikat kalibrasi )
ures_mcorder = ketidakpastian Standard karena resolusi = resolusi/(23)
v1 s/d v6 = ½ x ( 100 )² R = 10%
R
= 50

3. Contoh Perhitungan Evaluasi Ketidakpastian Kalibrasi Sterilisator


Model : Kt = t'true - t'indicated
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
u2(t'true) = [U95,sert std /k]2 + [u(drift std)]2 + [u(variasi total)]2
u sertifikat = 0.2
u drift = ½ dari sertifikat dibagi 3
= [0,5 x 0,4 )]/3 °C
= 0.0038
[u(variasi total)]2 = [u(variasi spasial)]2 + [u(variasi temporal)]2
u(variasi spasial) = ½ x (t'imax - t'i,min) / [sqrt(3)]
= 0.214
= 0.289
u2(t'true) = 0.17073
u2(t'indicated) = [u(resolusi indikator)]2 + [u(variasi penunjukkan indikator)] 2
u(resolusi indikator) = [½ x resolusi indikator]/[sqrt(3)]
= 0.029
u(variasi penunjukan indikator) = [½ x (tind,max - tind,min)]/[sqrt(3)]
= 0.06
u2(t'indicated) = 0.002
u2(Kt) = u2(t'true) + u2(t'indicated)
= 0.909

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 176
U(Kt) = 0.814
Tabel1. Uncertainty Budget

No. Komponen Satuan Distribusi u Pembagi ui


USertstd
1. Sertifikat Standar ºC Normal USertf stand K
k
U
2. Drift Standard ºC Semi Range Udrift drift
3 3
Uspasial
3. Variasi Spasial ºC Semi Range Uspasial 3
3
Utemporal
4. Variasi temporal ºC Semi Range Utemporal 3
3
Uresolusi
5. Resolusi Indikator ºC SemiRange Uresolusi 3 3
Uindicator
6. Variasi indicator ºC SemiRange Uindicator 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi pengukuran Temperatur ± 5 C
2 Variasi total ≤ 10 °C

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.044-18
- Form laporan nomor : FL.01.044-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 177
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 045-18
METODE KERJA PENGUJIAN STIRRER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
stirrer, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja
(kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi stirrer dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Kecepatan putar : 0 rpm s.d 1500 rpm
2. Waktu putar : 0 menit s.d 15 menit

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. South African National Accreditation System, Sanas TR 45-01, Criteria for laboratories accreddited to calibrate
tachometer and measure rotational speed
e. Stopwatch and Timer Calibrations (2009 edition), Jeff C. Gust, Robert M. Graham, Michael A. Lombardi, Special
Publication 960-12

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Tachometer
b. Timer
c. Electrical Safety Analyzer
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 50 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan Tachometer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan :
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi stirrer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan tachometer). Bandingkan dengan
posisi control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan strirrer dan tachometer
b. Lakukan koneksi stirrer dan tachometer sesuai gambar 1.

Gambar 1. Instalasi kalibrasi stirrer


c. Pengukuran kecepatan putar (rpm)
1. Posisikan tachometer pada pengukuran rpm
2. Tempelkan reflector pada bagian yang berputar.
3. Hidupkan tachometer dan stirrer
4. Setting kecepatan putar stirrer pada putaran maksimum.
5. Posisikan tachometer tegak lurus diatas reflector seperti pada gambar 1.
6. Baca nilai yang terbaca pada tachometer dan catat pada lembar kerja ketika keadaan pembacaan telah stabil.
7. Ulangi langkah 6 sebanyak 5 (lima) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
8. Ulangi prosedur 4-7 untuk kec. 50%.

d. Kalibrasi waktu putar (menit)


1. Pada saat kita mengkalibrasi kec. putar, lakukan pula penyetelan waktu putar pada posisi 10 menit.
2. Pada saat putaran mulai ON/START, maka tekan tombol START pada timer untuk menghitung waktu putarnya.
3. Tekan tombol STOP pada timer begitu terdengar sinyal suara yang mengindikasikan waktu putar telah habis atau
waktu cacah mundur pada timer centrifuge menunjukan nilai nol.
4. Baca nilai yang tertera pada tachometer dan catat pada lembar kerja
5. Ulangi langkah 1 – 3 sebanyak 3 (tiga) kali untuk mendapatkan pembacaan berulang.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 40 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi kecepatan putar (rpm)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), tachometer dan stirrer dihubungkan secara
langsung.
C = Vstd – Vstirrer

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 179
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan kecepatan pada stirrer
Vstd : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada tachometer
Vstirrer : Nilai kecepatan putar yang terbaca pada stirrer

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran kecepatan oleh Tachometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian tachometer (stopwatch) berdasarkan sertifikat rekalibrasi.
(b) Resolusi stirrer
(c) Drift Tachometer
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi waktu putar


a) Model matematis
C = tstd – tstirrer
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan waktu pada stirrer
tstd : Nilai penunjukkan waktu putar yang terbaca pada
tachometerd tstirrer : Nilai penunjukkan waktu putar yang terbaca pada
stirrer

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran waktu putar dengan tachometer
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian tachometer (stopwatch) berdasarkan sertifikat rekalibrasi.
(b) Resolusi stirrer
(c) Drift Tachometer
(d) Kesalahan operator dalam pembacaan tachometer
(2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3
3
Udrift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Kecepatan putar (rpm) ± 10 %
2. Pewaktu (detik) ± 10 %

c. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.045-18
- Form laporan nomor : FL.01.045-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 046-18
METODE KERJA PENGUJIAN SUCTION
PUMP No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
suction pump, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi suction pump dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi Vacuum Gauge : -150 mmHg s.d 700 mmHg
2. Maximum Vacuum ( tekanan hisap maksimum)

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Guideline DKD-R 6-1 Calibration of Pressure Gauges, 2003.
e. ECRI 459-20010301 : Suction Regulator

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Digital Pressure Meter
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur Electrical Safety Analyzer
2. Siapkan alat ukur Digital Pressure Meter
3. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Unit Under Test
(UUT)
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tabung dan selang : Periksa kondisi tabung dan selang, pastikan tidak retak, tertekuk atau kotor.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan UUT dan standar
b. Lakukan koneksi UUT dan standar sesuai gambar 2.

Gambar 1. Instalasi Kalibrasi Suction Pump

c. Pengukuran akurasi vacuum gauge


a) Tentukan titik pengukuran misalkan pada 20%, 40%, 60%, 80% , 100% dari skala penuh vacuum gauge atau -
200, -300, -400, -500, -600, -700 mmHg.
b) Atur tekanan hisap 20% atau -200 mmHg pada suction pump.
c) Tunggu beberapa saat sampai penunjukan jarum vacuum gauge pada suction pump dan display digital pressure
meter menjadi stabil.
d) Catat nilai penunjukan jarum vacuum gauge pada suction pump dan nilai yang terukur pada display digital
pressure meter pada lembar kerja kalibrasi.
e) Lakukan langkah (2). s.d (5). untuk titik-titik pengukuran berikutnya sampai pada titik pengukuran 100% atau -
700 mmHg.
f) Kurangi tekanan hisap sampai pada titik 80% atau 600 mmHg
g) Lakukan langkah iii. dan iv.
h) Lakukan langkah vi. dan vii. untuk titik-titik 60% atau 500 mmHg dan berikutnya sampai pada titik 20% atau -200
mmHg.
i) Ulangi langkah i. s.d vii untuk diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
d. Pengukuran tekanan hisap maksimum
a) Atur suction regulator pada posisi maksimum. Tentukan titik pengukuran pada 100%
b) Catat nilai penunjukan jarum vacuum gauge pada suction pump dan nilai yang terukur pada display digital
pressure meter pada lembar kerja.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 55 menit

XI. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi akurasi vacuum gauge
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), Standar dan UUT dihubungkan secara langsung.
C = pstd – puut
Dimana,
C : Perbedaan pembacaan antara standar dan
UUT pstd : Nilai penunjukan pada standar
puut : Nilai penunjukan pada UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang tekanan negatif oleh digital pressure meter
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran = 5
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar (digital pressure meter) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan.

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3
3
U
4. Drift Segi empat Udrift 3
drift

3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi vacuum gauge ± 10 %
2. Maximum vacuum
Thoracic,low volume ≥ 40 mmHg
Surgical, Tracheal, Uterine ≥ 300 mmHg

c. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan TIDAK
LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.046-18
- Form laporan nomor : FL.01.046-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 047-18
METODE KERJA PENGUJIAN SYRINGE PUMP
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Syringe Pump, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, Pengujian Keselamatan listrik dan
Pengukuran Kinerja.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Syringe Pump dengan rentang ukur sebagai
berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
4. Uji Kemampatan (Occlusion Test) ) : 1 s.d 45 psi
b. Kalibrasi
Laju Aliran rata rata (Flow Rate) : 1 ml/hr s.d 200 ml/hr.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI, Procedure No.488-20081015-01, Health Device Inspection and Preventive Maintenance System, Syringe
Pumps, 2011

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Infusion Device Analyzer
b. Syringe 50 cc
c. Aquades
d. Selang 2 buah
e. Thermohygrometer
f. Safety Analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan Safety Analyzer
2. Siapkan alat ukur Infusion Device Analyzer
3. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi syringe pump
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


1. Siapkan Syringe Pump dan Infusion Device Analyzer.
2. Siapkan Syringe 50 cc dan selang sebanyak 2 (dua) buah, untuk dipasang pada bagian input dan output Infusion
Device Analyzer.
3. Isi syringe 50 cc dengan Air Aquades/Destilasi.
4. Pasang Syringe 50 cc pada bagian Syringe Pump sesuai gambar 1.

Gambar 1: Pemasangan Syringe 50 cc pada Syringe Pump

5. Hidupkan Syringe Pump yang akan diuji dan/ dikalibrasi untuk warming up.
6. Kemudian setting sesuai petunjuk penggunaan Syringe Pump dan pastikan cairan didalam syringe 50 cc mengalir,
tidak ada gelembung udara dan alarm Syringe Pump tidak berbunyi ketika difungsikan.
7. Siapkan Infusion Device Analyzer dan hubungkan kabel catu daya utama.
8. Operasikan Infusion Device Analyzer sesuai Instruksi Kerja Infusion Device Analyzer sehingga siap digunakan.
9. Lakukan koneksi Syringe Pump dan Infusion Device Analyzer dan hubungkan output selang syringe 50 cc dari
Syringe Pump ke channel input Infusion Device Analyzer, seperti gambar 2.

Gambar 2:Set Syringe Pump dengan Infusion Device Analyzer

10. Uji Kemampatan/Occlusion Test (psi)


a) Pada Syringe Pump lakukan setting laju aliran (flow rate) 100 ml/h.
b) Pada Infusion Device Analyzer posisikan dalam mode pengukuran Occlusion Test.
c) Tekan tombol Start pada Syringe Pump dan Infusion Device Analyzer untuk memulai proses uji kemampatan
(Occlusion Test).
d) Setelah alarm Syringe Pump berbunyi tekan tombol stop pada Infusion Device Analyzer dan Syringe Pump.
e) Catat nilai Occlusion Test maksimal yang terbaca pada Infusion Device Analyzer pada lembar kerja
f) Lakukan langkah nomor 1 s.d nomor 5 sebanyak 6 kali data.

11. Pengukuran Laju Aliran / Flow Rate ( ml/h ).


a) Pada Syringe Pump Lakukan pengukuran setting laju aliran (flow rate) 10 ml/h,50 ml/h dan 100 ml/h masing-
masing dengam Total Volume 100 ml.
b) Untuk pengukuran laju aliran (flow rate) 10 ml/h, pada Syringe Pump setting laju aliran (flow rate) sebesar 10
ml/h, pada Infusion Device Analyzer pilih menu flow rate.
c) Tekan tombol start pada Syringe Pump dan Infusion Device Analyzer untuk memulai proses kalibrasi flow rate.
d) Setelah pembacaan pada Infusion Device Analyzer menunjukkan kestabilan (bisa dilihat di mode grafik), catat
penunjukan Average Flow Rate pada Infusion Device Analyzer dan catat pada lembar kerja sebagai data ke 1
(satu).
e) Pengambilan data ke 2 (dua) s.d ke 6 (enam) dilakukan secara berurutan setelah nilai Average Flow Rate
berubah dengan interval waktu tertentu untuk tiap datanya
f) Setelah 6 (enam) data diperoleh tekan tombol stop pada Syringe Pump dan Infusion Device Analyzer.
g) Lakukan langkah nomor 2 (dua) s.d nomor 6 (enam) diatas untuk seting flow rate 50 ml/h dan 100 ml/h.
X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 75 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Pengujian Occlusion (psi)
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
P A = P Std
dimana :
PA : Pressure Alat
P Std ; Pembacaan Pressure pada Standar

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pressure oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b) Kalibrasi Laju Aliran rata rata /Flow Rate (ml/h)
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
C = fstd – fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan flow pada UUT
f std : Nilai flow yang terukur pada
standard f uut : Nilai flow yang
ditampilkan oleh UUT
(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang flow oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui




1. Pengukuran Berulang Normal n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
U drift
4 Drift Rectangular Udrift 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Occlusion Test (psi) < 20 psi
2. Flow Rate (ml/h) + 10 %

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 187
C. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.047-18
- Form laporan nomor : FL.01.047-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 188
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 048-18
METODE KERJA PENGUJIAN TACHOMETER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam melakukan kalibrasi tachometer unit under test (UUT
standar class II) dengan cara mengukur akurasi Kecepatan putaran dengan menggunakan multi fungtion calibrator
(yang selanjutnya disebut standar class I).

II. RUANG LINGKUP (SCOPE)


Metode ini digunakan untuk kalibrasi non-contact tachometer dengan sensor optik.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Creteria for Laboratories Accredited to Calibrate Tachometers and Measure Rotational Speed,Sanas,TR 45-01, 2008.
c. ISO First Edition, Guide To The Expression Of Uncertainty In Measurement, 1993, Corrected and Reprinted 1995
d. Instruction Manual Tachometer.

IV. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Optical tachometer yang akan dikalibrasi
b. Optical Tachometer Calibration Adaptor
c. Multi Fungtion Calibrator Time Electronic 5051 Calibration System
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN KALIBRASI


Kalibrasi dilakukan pada kondisi ruang yang telah dipersyaratkan/sesuai dengan standar acuan.
a. Suhu ruang : 23 ºC ± 2 ºC
b. Kelembaban : 55 % RH ± 10 % RH

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur standar
2. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Tachometer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi fisik
secara menyeluruh. Pastikan selungkup utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan Pastikan Layar Dispaly, tombol –
tombol Alat, serta Pastikan berfungsi dengan baik.
b. Cek semua kelengkapan Apllied Part, Pastikan kondisinya dalam keadaan

VIII. DEFINISI
a. Tachometer adalah Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran
b. Akurasi Kecepatan adalah Ketepatan dan kestabilan putaran motor pada centrifuge terhadap besarnya kecepatan
yang diatur.
c. Tachometer merupakan sensor yang sering digunakan untuk sensor kecepatan dengancara angular atau kelajuan
sudut, khususnya jumlah putaran yang dilakukan oleh sebuah batang poros berputar dalam satu satuan
waktu.Pengukuran kecepatan putar dapat dinyatakan dengan satuan RPM (Revolution per Minute). Satuan ini
merupakan fenomena yang bias disetarakan dengan frekuensi (dalam satuan Hz) dimana secara umum dapat
didefinisikan dengan banyaknya peristiwa yang terjadi dalam satuan waktu. Gerak berputar dapat disimulasi dengan
menghubungkan antara satuan RPM dan Hz.
d. Contact tachometer adalah tachometer yang membuat kontak fisik dengan poros atau permukaan kecepatan yang
diukur. Tachometer ini terdiri dari batang logam dengan ujung kontak karet, dan atau roda karet yang disentuhkan
pada permukaan yang diukur,
bagian pengkonversi optic atau mekanik serta layar pembacaan hasil pengukuran. Satuan yang ditampilkan biasanya
rpm, m/min, atau mm/detik.
e. Non-contact tachometer adalah jenis tachometer dimana pengukuran kecepatan putar dilakukan tanpa menyentuhkan
pada obyek ukur. Termasuk jenis ini adalah optical tachometer, induktif tachometer dan akustik tachometer.
Tachometer optic terdiri dari transmitter, receiver dan layar pembacaan. Tachometer ini biasanya digunakan untuk
pengukuran pada perputaran motor listrik atau mesin.
f. Function generator adalah alat yang berfungsi memberikan inputan kepada laser transmitter (Optical Tachometer
Calibration Adaptor) berupa gelombang sinus dengan frekuensi yang ditentukan. Frekuensi yang diberikan kepada
laser transmitter dikonversikan menjadi banyaknya nyala laser pada output laser transmitter tiapmenit. 1 Hz untuk
function generator dapat didefinisikan sebagai keluaran satu gelombang sinus sehingga jika dihubungkan dengan
rotasi atau perputaran dapat dikatakan satu gelombang sinus merupakan satu rotasi. Satu rotasi dimulai darisudut
0osampai 360o. Jika satu Hz didefinisikan satu kali putaran dalam satu detik maka satu Hz setara dengan 60 RPM
karena dalam satu menit terdapat 60 detik.

Gambar 1. Kesetaraan satu gelombang sinus dan satu putaran

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan peralatan kalibrasi yang akan digunakan.

Gambar 2. Instalasi pemasangan multi fungtion calibrator dengan optical tachometer calibration adaptor

b. Kalibrasi Akurasi Kecepatan


1. Atur dan hubungkan Function generator Time Electronic 5051 Calibration System dengan Optical Tachometer
Calibration Adaptor serta alat yang akan dikalibrasi seperti di ilustrasikan gambar berikut ini.
2. Hidupkan Function generator Time Electronic 5051 Calibration System kurang lebih 30 menit agar kalibrator
stabil.
3. Catat identitas alat yang akan dikalibrasi beserta kalibrator serta suhu dan kelembaban ruangan pada lembar
kerja (LK) kalibrasi tachometer.
4. Atur nilai setting frekuensi pada Function generator Time Electronic 5051 Calibration System yang sama
dengan jumlah putaran (RPM).
5. Hidupkan tachometer yang akan dikalibrasi dan arahkan receivernya pada Optical Tachometer Calibration
Adaptor.Pastikan jarak antara keduanya mencukupi sehingga transmitter dan receiver tachometer yang
dikalibrasi dapat berfungsi baik.
6. Catat hasil pengukuran yang diperoleh pada lembar lembar kerja (LK) kalibrasi tachometer.
7. Lakukan proses pengukuran sebanyak 6 kali sesuai yang tertera pada lembar kerja kalibrasi.
8. Lakukan pengukuran untuk 7 titik setting pengukuran lainnya yang menjangkau range kapasitas pengukuran
tachometer. Untuk tachometer yang memiliki dua range atau multi range, tachometer tersebut harus
dikalibrasi paling tidak 3 titik setting pengukuran pada setiap range.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 62 menit

XI. EVALUASI PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
a) Akurasi Kecepatan (rpm)
(a) Model matematis
K = Palat - PStandar
Dimana :
K : Nilai Kesalahan
Palat : Nilai pembacaan pada Alat
Pstandar : Nilai Standar

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang Kecepatan oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Tachometer
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 3
U
4 Drift Rectangular Udrift 3 drift

XII. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan (k) = 2.

Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.048-18
- Form laporan nomor : FL.01.048-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 049-18
METODE KERJA KALIBRASI
TERMOHYGROMETER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini digunakan sebagai panduan dalam melakukan kalibrasi termohigrometer analog dan termohigrometer digital
pada rentang ukur suhu 20 oC-35 oC dan kelembaban 40% RH-70% RH. Metode ini dimaksudkan untuk melakukan
kalibrasi termohigrometer dengan cara perbandingan langsung. Penunjukan termohigrometer yang dikalibrasidi
bandingkan dengan termohigrometer standar acuan yang sudah terkalibrasi di dalam sebuah climatic chamber sebagai
media kalibrasi

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini mencakup kalibrasi termohigrometer analog dan termohigrometer digital pada rentang ukur :
a. Kalibrasi
1. Suhu : 20oC s.d 35 oC
2. Kelembaban : 40 %RH s.d 70% RH.

III. DOKUMEN REFERENSI


a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. National Physical Laboratory , A Guide to the Measurement of Humidity, 1996
c. Climatic Chamber Binder KBF 115, Operation Manual.
d. Guideline DKD-R 5-7 Calibration of Climatic Chambers.
e. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016

IV. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Digital Thermometer-Hygrometer.
b. Climatic Chamber.

V. KONDISI LINGKUNGAN KALIBRASI


Kalibrasi dilakukan pada kondisi ruang yang telah dipersyaratkan/sesuai dengan standar acuan.
a. Suhu ruang : 15 C s.d 30 C (acuan OIML R7)
b. Kelembaban : 55 % RH ± 10 % RH.

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur standar
2. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi tachometer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi fisik
secara menyeluruh. Pastikan selungkup utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan Pastikan Layar Dispaly, tombol –
tombol Alat, serta Pastikan berfungsi dengan baik.
b. Sebelum kalibrasi dilakukan terhadap termohigrometer perlu diperiksa secara visualdan diperhatikan keadaannya
sebagai berikut :
1. Rentang ukur.
2. Skala terkecil.
3. Periksa apakah thermohygrometer tersebut ada indikasi telah terpapar pada kondisi ekstrim
(getaran/goncangan yang kuat) atau kontaminan (debu atau kotoran lainnya).
c. Bila sensor dan unit indikatornya dapat dilepas, pastikan tidak tertukar satu sama lain.
VIII. DEFINISI
a. Kelembaban udara relatif (RH,Relative Humidity) adalah rasio antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu
dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.
b. Termohigrometer adalah sejenis alat untuk mengukur suhu dan tingkat kelembaban pada suatu tempat.
c. Hygrometer adalah alat untuk mengukur kelembaban udara.
d. Climatic chamber adalah ruangan tertutup yang dapat diatur suhu dan kelembabannya, digunakan sebagai
media kalibrasi

IX. PROSEDUR KALIBRASI


a. Susun peralatan yang digunakan seperti pada Set-up Kalibrasi Termohigrometer.
1. Masukkan termohigrometer standard, Fluke, DewK 1620A ke dalam climatic chamber.
2. Tempatkantermohigrometer yang akan dikalibrasi di dalam climatic chamber .
3. Susun termohigrometeryang akan dikalibrasi sehingga penunjukannya mudah dibaca.

Gambar 1. Set-up Kalibrasi Termohigrometer.

b. Kalibrasi Suhu
1. Tempatkan thermohigrometer didalam climatic chamber berdekatan dengan sensor thermohigrometer
2. Perhatikan ujung sensor jangan sampai menyentuh dinding (chamber).
3. Set suhu (chamber) pada titik yang akan diukur yaitu pada suhu 20 C dan kelembaban relatif 50 % RH.
4. Tutup pintu (chamber)
5. Tunggu sampai penunjukan suhu (chamber) tercapai dan stabil, catat penunjukan suhu yang ditunjukan oleh
termohigrometer standar pada Form Lembar Kerja.
6. Buka pintu chamber, kemudian catat penunjukan suhu yang ditunjukan oleh termohigrometer yang diukur pada
Form Lembar Kerja.
7. Ulangi langkah (3) s.d (6) sebanyak 6 kali pengulangan.
8. Set suhu indikator (chamber) pada setting suhu yang lain ( 25 C, 30 C ,35C).
9. Ulangi langkah nomor (3) s.d (7 ) pada titik pengukuran selanjutnya.

c. Kalibrasi Kelembaban
1. Pengukuran kelembapan / humidity dilakukan pada setting temperature standar 25C, dengan urutan titik ukur di :
40 %rh , 50 %rh, 60 %rh, 70 %rh dan 70%rh, 60%rh, 50%rh, 40%rh (untuk penentuan hysteresis)
2. Tempatkan Thermohigrometer didalam climatic chamber berdekatan dengan sensor thermohigrometer digital
Fluke 1620A.
3. Perhatikan ujung sensor jangan sampai menyentuh dinding (chamber).
4. Set suhu (chamber) 25C, dan set kelembaban relatif (chamber) yang akan diukur pada kelembaban 40 % RH.
5. Tutup pintu (chamber)
6. Tunggu sampai penunjukan kelembaban (chamber) tercapai dan stabil, catat penunjukan kelembaban yang
ditunjukan oleh termohigrometerstandarpada Form Lembar Kerja.
7. Buka pintu chamber, kemudian catat penunjukan kelembaban yang ditunjukan oleh termohigrometer yang diukur
pada Form Lembar Kerja.
8. Ulangi langkah (5) s.d (7) sebanyak 6 kali pengulangan.
9. Ulangi langkah nomor (4) s.d (7) pada titik pengukuran setting Kelembaban yang lain ( 50 %rh, 60 %rh, 70 %rh
dan 70%rh, 60%rh, 50%rh, 40%rh ) (untuk penentuan hysteresis).
d. Setelah selesai, matikan semua peralatan dan keluarkan termohigrometer yang dikalibrasi.
e. Lakukan analisis data untuk mendapatkan nilai kesalahan dan nilai ketidakpastian.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 120 menit

XI. EVALUASI PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
1. Kalibrasi Suhu
a) Model matematis perhitungan suhu untuk mengkalibrasi termohigrometer dapat dijabarkan sebagai berikut:
C  RUUT
Rref
Dimana :
C : koreksi pembacaan suhu termohigrometer
Rref : pembacaan suhu indikator pada Termohigrometer standard

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 193
RUUT : pembacaan suhu termohigrometer yang dikalibrasi.
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang suhu oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi standar
(c) Drift Standar
(d) Ketidakpastian dari Homogenitas suhu chamber, uHom
uHom Homogenitas chamber
 3

Koeff ci  1
Derajat kebebasan 1  R 2
    
2  100 
Dimana :
R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari
standard yang digunakan.

2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi Kelembaban
a) Model matematis perhitungan relative humidity untuk mengkalibrasi termohigrometer dapat dijabarkan
sebagai berikut:
C  RH
ref
 RH UUT

Dimana :
C : koreksi pembacaan relative humidity termohigrometer
RH ref : pembacaan relative humidity pada standar
RH UUT : pembacaan relative humidity termohigrometer yang dikalibrasi.

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang relative humidity oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi standar
(c) Drift Standar
(d) Ketidakpastian dari Stabilitas humidity, u
Stab
Didapatkan dari stabilitas humidity dari hasil kalibrasi climatic chamber sebagai media kalibrasi.
uStab Stabilitas chamber
 3
Koeff ci  1

Derajat kebebasan



1  R  2
 

Dimana : 2  100 

R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari
standard yang digunakan.
(e) Ketidakpastian dari Homogenitas chamber, uHom
Didapatkan dari homogenitas humidity dari hasil kalibrasi climatic chamber sebagai media
kalibrasi.
uHom Homogenitas
 3 chamber

Koeff ci   1  
Derajat kebebasan
Diperiksa Tanggal Hal
26/09/18 193

1  R  2
 

Dimana : 2  100 

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 193
R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari
standar yang digunakan.

(f) Ketidakpastian dari hysterisis termohigrometer, uHys


uHys Hysterisis
3

Koeff ci   1
Dimana hysteresis ditentukan dengan merubah kelembaban diantara nilai batas maksimum dan
nilai batas minimum pada range pengukuran.
Derajat kebebasan 1  R 2
    
2  100 
Dimana :

(g) R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari

standard yang digunakanKetidakpastian dari Homogenitas suhu chamber, uHom


uHom Homogenitas
 3 chamber

Koeff ci  1
Derajat kebebasan 1  R 2
    
2  100 
Dimana :
R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari
standard yang digunakan.

2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi vi Ui


1. Repeatability Rectangular Urepeat 1 n-1 Urepeat
Resolusi / readability (jika alat  100  2 0.5 xUres
2.
digital)
Rectangular Uresolusi 3 0.5  
 R 

3

Resolusi / readability (jika alat  100 


0.5  
2 0.2 xU res
3. Rectangular Uresolusi 3 
analog)  R  3
 100  U ksg
4. Keseragaman Rectangular Ukeseragaman 3 2
0.5   
 R  3
 100  U
5. Stabilitas Rectangular UStabilitas 3 2
0.5   
stab

3
 R 
 100  Udrift std
6. Drift standard Rectangular Udrift std 3 2
0.5   3

 R 
 100 
0.5   
2 U sertifikat std
7. Sertifikat Standar Normal Usertifikat std k
 R  k
100 2
0.5    U
8. Hysterisis Rectangular UHyst 3
Hyst

 R  3

Dokumen
terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.049-18
- Form laporan nomor : FL.01.049-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 050-18
METODE KERJA PENGUJIAN
TERMOMETER KLINIK No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini digunakan sebagai panduan dalam melakukan kalibrasi termometer klinik dan termometer elektrik klinik
pada rentang ukur suhu 35 oC - 42 oC.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
b. Kalibrasi
a) Metode kerja ini mencakup termometer klinik dan termometer elektrik klinik untuk mengukur suhu tubuh manusia
pada rentang ukur suhu 35°C - 42°C dengan ketidakpastian pengukuran < 0,045 0C.
b) Metode kerja ini menguraikan prosedur kalibrasi yang meliputi persiapan dan peralatan,serta perhitungan
ketidakpastiannya.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016OIML R 7,1979 :
Clinical Thermometers (Mercury in glass, with maximum device).
d. ASTM E 667-98 (Reaproved 2003) : Standard Spesification for Mercury in Glass, Maximum Self Registering Clinical
Thermometers.
e. OIML R115,1995(E) : Clinical Electrical Thermometers with maximum device.
f. PTB April 1991, Practical Instruction;Theoritical Part Clinical Thermometers.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Termometer standar yang digunakan adalah Termometer Digital, yang mengunakan sensor PRT Pt 100. Dengan
resolusi 0.001 oC yang tertelusur ke International Temperatur Scale 1990 (ITS 90).
b. Transparent Bath Circulator.
c. Termohigrometer
d. Kaca Pembesar, minimal 4X pembesaran
e. Timer
f. Statip (Tiang & Penjepit)

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 23 ± 5C
b. Kelembaban relative : 50 RH ± 20 %.RH

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat thermometer klinik yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kondisi fisik
c. Persiapan Alat Uji / Kalibrasi
1. Siapkan dan susun peralatan yang digunakan seperti pada set-up kalibrasi termometer klinik.

d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan Alat Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu dan Kelembaban Akhir Kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Sebelum kalibrasi dilakukan terhadap Termometer Klinik perlu diperiksa secara visual dengan kaca pembesar dan
diperhatikan keadaannya sebagai berikut :
a. Mercury terputus atau adanya gelembung pada mercury.
b. Rentang ukur.
c. Skala terkecil.
d. Pastikan kondisi ruang dalam rentang suhu 23 ± 5C dan kelembaban relative 50 ± 20 %RH.

VIII. Pengujian Kinerja


a. Aktifkan media kalibrasi dengan menekan tombol power on sesuai instruksi kerja alat (transparent bath circulator)
dan termometer standar (handheld thermometer).
b. Celupkan termometer standar dan atur suhu bak media kalibrasi pada suhu 37C. Biarkan sampai suhu pada bak
media kalibrasi stabil ( pada kisaran suhu ± 0.02°C).
c. Celupkan termometer klinik pada posisi tegak dengan batas pencelupan ± 8 cm di dalam media kalibrasi, biarkan
selama 40 detik dan keluarkan termometer yang diukur dari bak media pada suhu lingkungan. Baca penunjukan
angka pada termometer klinik dan Termometer standar dan catat pada lembar kerja.
d. Kembalikan posisi suhu termometer klinik pada posisi terendah (untuk thermometer clinic mercury in glass 35°C
dengan cara di hentakkan dan di reset untuk termometer klinik elektrik).
e. Ulangi langkah (iii-iv) pengukuran tersebut sebanyak 3 kali pengulangan.
f. Naikan kembali temperatur pada suhu 39C. Biarkan sampai suhu pada bak media kalibrasi stabil ( pada kisaran
suhu ±0.02°C ).
g. Celupkan termometer klinik pada posisi tegak dengan batas pencelupan ± 8 cm di dalam media kalibrasi, biarkan
selama 40 detik dan keluarkan termometer yang diukur.
h. Kembalikan posisi suhu termometer klinik pada posisi terendah (untuk thermometer clinic mercury in glass 35°C
dengan cara di hentakkan dan di reset untuk termometer klinik elektrik).
i. Ulangi langkah (F) dan (G) sebanyak 3 kali pengulangan.
j. Naikan kembali temperatur pada suhu 41C, biarkan sampai suhu pada bak media kalibrasi stabil ( pada kisaran suhu
± 0.02°C).
k. Celupkan termometer klinik pada posisi tegak dengan batas pencelupan ± 8 cm di dalam media kalibrasi, biarkan
selama 40 detik. Keluarkan termometer yang diukur dari bak media pada suhu lingkungan, lalu baca penunjukan
angka pada termometer klinik dan Termometer standar, catat pada lembar kerja.
l. Kembalikan posisi suhu termometer klinik pada posisi terendah (untuk thermometer clinic mercury in glass 35°C
dengan cara di hentakkan dan di reset untuk termometer klinik elektrik).
m. Ulangi langkah (J) dan (K) sebanyak 3 kali pengulangan.
n. Khusus untuk termometer elektrik klinik pada point (C) s.d (K), kestabilan temperatur tercapai bila terdengar bunyi
alarm pada unit termometer.
o. Setelah tercapai, matikan semua peralatan dan keluarkan termometer klinik yang dikalibrasi.
p. Lakukan analisis untuk mendapatkan nilai kesalahan dan nilai ketidakpastian.
q. Lakukan rekomendasi pelabelan dengan menyesuaikan akurasi class (kelas) I atau II untuk hasil pengukuran dengan
cara membandingkan maksimum kesalahan pembacaan yang di persyaratakan dengan nilai kesalahan alat (Error)
sesuai langkah kerja pada point (xiv). Bila tidak memenuhi maksimal kesalahan pembacaan pada Tabel 1 , maka
diberi label tidak laik pakai dan apabila memenuhi maksimal kesalahan pembacaan pada Tabel 1 , maka diberi label
laik pakai.

Gambar 1. Set-up Kalibrasi thermometer klinik

Tabel1.Maksimum kesalahan pembacaan

ACCURACY COMPLETE THERMOMETER


CLASS I ± 0.05 OC
CLASS II ± 0.2 OC

IX. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 Menit

X. EVALUASI PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
1. Kalibrasi Suhu
a) Model matematis perhitungan suhu untuk mengkalibrasi thermometer dapat dijabarkan sebagai berikut:
E  talat  tstd
U 2  U 2 U 2 U 2 U U U 2
2 2
E talat tst d Stability keseragaman repeatibilty
Drift
Dimana :
E = nilai kesalahan alat
tStandar = penunjukan pada standar Thermometer standar
terkoreksi tAlat = penunjukan pada Thermometer yang di test

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang suhu oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi standar
(c) Drift Standar
(d) Ketidakpastian dari Homogenitas suhu chamber, uHom

uHom Homogenitas
 3 chamber

Koeff ci  1
Derajat 1

  
kebebasanm  R 
2

2 100
 
Dimana :
R = reliability yaitu tingkat keraguan (R %) terhadap laboratorium yang melakukan kalibrasi dari
standard yang digunakan.
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 2: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi vi Ui


1. Repeatability Rectangular Urepeat 1 n-1 Urepeat
 100  0.5 xU res
Resolusi (jika alat digital) Rectangular Uresolusi 3 2
0.5    3
2.  R 
Daya Baca Operator  100  2 0.5 xUdbo
Rectangular Udbo 3 0.5   
(jika alat analog)  R  3
 100  Uksg
3 Keseragaman Rectangular Ukeseragaman 3 2
0.5    3
 R 
 100  Ustab
4. Stabilitas Rectangular UStabilitas 3 2
0.5    3
 R 
 100  2 Udrift std
5. Drift standard Rectangular Udrift std 3 0.5  
 R 

3
 100  2 Usertifikat std
6. Sertifikat Standar Normal Usertifikat std k 0.5   
 R  k

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 3 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Akurasi Suhu :
35 s.d 37oC ± 0,1oC
38 s.d 39oC ± 0,2oC
40 s.d 42oC ± 0,3oC

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 4. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 198
c) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian
Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 90 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.050-18
- Form laporan nomor : FL.01.050-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 199
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 051-18
METODE KERJA PENGUJIAN TIMBANGAN BAYI
MEKANIK/ DIGITAL No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini bertujuan untuk mengetahui batas unjuk kerja timbangan bayi mekanik/digital tersebut yang dinyatakan
dalam LOP (Limit of Performance).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini digunakan untuk mengkalibrasi timbangan bayi mekanik/digital dengan metode perbandingan langsung
terhadap anak timbangan standar kelas minimal M1 untuk timbangan bayi Mekanik dan Minimal F2 untuk timbangan bayi
Digital (sesuai dengan MPE timbangan bayi mekanik/digital) dengan kapasitas 0 kg sampai dengan 20 kg, Metode ini
menguraikan prosedur kalibrasi timbangan bayi mekanik/digital yang mencakup :
a. Kalibrasi
1. Kemampuan baca Kembali/daya ulang pembacaan (repeatability of reading)
2. Penyimpangan dari Nilai Nominal (deviation of nominal value)
3. Efek Pembebanan Tidak di Pusat Pan (effect of centre loading)
4. Batas Unjuk Kerja Timbangan (limit of performance/LOP)
5. Ketidakpastian Penimbangan (uncertainty of weighing)

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. EURAMET/cg-18/v.02-Guidelines on the Calibration of Non-Automatic-Weighing-Instruments, January 2009
c. Publikasi CSIRO “The Calibration of Balance”, bagian 6 oleh David B. Prowse, Australia, Maret 2007
d. KAN G-01,Guide On The Evaluation And Expression of Uncertainty in Measurement, 2016
e. AS TG2, 2002, Technical Guide, Laboratory Balance Calibration Requirements International Accreditation New
Zealand.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN


a. Anak timbangan Standar Kelas minimal M1 untuk Timbangan Bayi Mekanik, dan untuk Timbangan Bayi Digital
minimal F2 dengan nominal 1 kg, 2 kg, 2 kg dan 5 kg.
b. Termohygrometer Digital dengan resolusi 0,1 oC dan 0,1 % RH.
c. Sarung Tangan dengan bahan lembut.

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Kondisi digunakan untuk mengkalibrasi in-situ
Kalibrasi terhadap timbangan bayi mekanik/digital harus dilakukan pada kondisi ruang yang telah
dipersyaratkan/sesuai dengan standar acuan EURAMET/cg-18/v.02-Guidelines on the Calibration of Non-Automatic-
Weighing-Instruments, January 2009 halaman 40 :
1. Suhu : 17 °C ≤ t ≤ 27 °C dengan perbedaan suhu tidak melebihi : t ≤ 5 oC.
2. Kelembaban Relatif : 30% ≤ RH ≤ 80% dengan perbedaan kelembaban relatif tidak melebihi rh ≤ 30 %.
b. Kalibrasi dilakukan di Laboratorium Massa.
Berdasarkan National Institute of Standards and Technology (NIST), SOP 5 Recommended Standard Operating
Procedure for Using a 3-1 Weighing Design, September 2014.

Tabel 1: Kondisi Ruang Kalibrasi berdasarkan NIST-SOP-5.

Classes Temperature Requirements During a Calibration Relative Humidity (%)


Lower and upper limits: 18 oC to 23 oC
Classes OIML E1, ASTM 0 Maximum changes: ± 0.5 oC / 12 h and ± 0.3 oC / h 40 to 60 ± 5 / 4 h
Lower and upper limits: 18 oC to 23 oC
Classes OIML E2, ASTM 1 Maximum changes: ± 1 oC / 12 h and ± 0.7 oC / h 40 to 60 ± 5 / 4 h
Lower and upper limits: 18 oC to 23 oC
Classes OIML F1 and F2, ASTM 2 and 3 40 to 60 ± 10 / 4 h
Maximum changes: ± 2oC / 12 h and ± 1.5 oC / h
Lower and upper limits: 18 oC to 27 oC
OIML M1, M2, and M3, ASTM 4, 5, 6 & 7 40 to 60 ± 20 / 4 h
Maximum changes: ± 5 oC / 12 h and ± 3 oC / h

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan Anak Timbangan Standar
2. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Timbangan Bayi Mekanik/Digital
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Jarum/Display Timbangan, periksa apakah ada gangguan pada jarum/display, pastikan masih berfungsi dengan baik
dan pastikan dapat menunjukan angka nol bila tidak diberi beban.
c) Pegas/Load Cell, Periksa apakah terlihat ada kerusakan dan pastikan berfungsi dengan baik bila diberi beban
tertentu.
d) Selektor/Tombol Zero, periksa apakah dapat difungsikan dengan baik, dan dapat menunjukan angka nol bila
diatur/ditekan.

VIII. MODEL PENGUKURAN


Model matematis dari pengukuran yang dilakukan adalah :
Ci = Mi – ( ri – zi )
Ci = koreksi yang dihitung untuk titik pengukuran ke-i
Mi = Massa konvensional standar massa untuk titik pengukuran ke-i
ri = rata-rata dari pembacaan berulang dengan beban untuk titik ke-i
zi = rata-rata pembacaan tanpa beban untuk titik ke-i

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Persiapan Kalibrasi
1. Periksa timbangan apakah dalam keadaan bekerja dengan baik
2. Setel Kerataan timbangan bayi mekanik/digital, dengan mengunakan water level dan pastikan gelembung udara
berada ditengah
3. Kondisikan anak timbangan dan timbangan bayi mekanik/digital standar kurang lebih 30 menit sebelum kalibrasi.
b. Bentuk Pan dan Posisi Titik-Titik Pengujian
1. Pilih bentuk Pan Timbangan bayi mekanik/digital sesuai gambar 1.
2. Pilih dengan memberi tanda (V) dan catat ukuran pan yang dipilh.

Gambar-1 : Bentuk Pan dan Posisi Titik-Titik Pengujian

c. Kemampuan Baca Kembali/Daya Ulang Pembacaan (Repeatability of Reading)


1. Pengamatan kemampuan baca kembali merupakan ukuran konsistensi pembacaan timbangan yang
dinyatakan sebagai standar deviasi yang diperoleh dari serangkaian pembacaan berulang dan perbedaan
maksimum antar pembacaan tunggal berurutan.
2. Pengamatan kemampuan baca kembali dilakukan dengan melakukan sepuluh kali pengukuran berulang untuk
massa yang sama tanpa melakukan adjustment apapun terhadap setting nol timbangan, Perbedaan individual
antara sepuluh kali pembacaan dengan beban dan tanpa beban dihitung, kemudian dilakukan perhitungan
standar tersebut.
3. Timbangan dengan unjuk kerja yang baik memiliki nilai standar deviasi yang tidak lebih dari 3 (tiga) kali
resolusinya. Pengamatan daya ulang pembacaan harus dilaksanakan sedemikian hingga merefleksikan
penggunaan timbangan. Pada pengamatan ini lakukan untuk tiga posisi yaitu kapasitas mendekati nol,
kapasitas setengah kapasitas dan kapasitas penuh dari timbangan bayi mekanik/digital.
d. Kapasitas Mendekati Nol
1. Nolkan timbangan bayi mekanik/digital dan catat pada pada tabel 2 kolom 2 sebagai z1.
2. Letakkan anak timbangan standar (M) dengan kapasitas mendekati nol (1.000 g) pada pan timbangan bayi
mekanik/digital dan catat pembacaan pada tabel 2 kolom 3 sebagai m1.
3. Ambil anak timbangan standar dari pan timbangan bayi mekanik/digital, tunggu sampai stabil dan catat pada
tabel 2 kolom 2 sebagai z2.
4. Ulangi langkah-langkah butir 1 sampai dengan 3 diatas sampai diperoleh 10 kali pembacaan (z1 sampai z10 dan
m1 sampai m10).
5. Hitung perbedaan (ri) dengan rumus ri = mi – zi, untuk kapasitas mendekati nol (1.000 g) dan catat pada tabel 2
kolom 4
e. Kapasitas Setengah
1. Nolkan timbangan bayi mekanik/digital dan catat pada tabel 2 kolom 5 sebagai z1.
2. Letakkan anak timbangan standar (M) dengan kapasitas setengah (10.000 g) pada pan timbangan bayi
mekanik/digital dan catat pembacaan pada tabel 2 kolom 6 sebagai m1.
3. Ambil anak timbangan standar dari pan timbangan bayi, tunggu sampai stabil dan catat pada tabel 2 kolom 5
sebagai z2.
4. Ulangi langkah-langkah butir 1 sampai dengan 3 diatas sampai diperoleh 10 kali pembacaan (z1 sampai z10 dan
m1 sampai m10).
5. Hitung perbedaan (ri) dengan rumus ri = mi – zi, untuk kapasitas setengah (10.000 g) dan catat pada tabel 2
kolom 7

f. Kapasitas Penuh
1. Nolkan timbangan bayi mekanik/digital dan catat pada tabel 2 kolom 8 sebagai z1.
2. Letakkan anak timbangan standar (M) dengan kapasitas penuh (20.000 g) pada pan timbangan bayi
mekanik/digital/digital dan catat pembacaan pada tabel 2 kolom 9 sebagai m1.
3. Ambil anak timbangan standar dari pan timbangan bayi mekanik/digital, tunggu sampai stabil dan catat pada
tabel 2 kolom 8 sebagai z2.
4. Ulangi langkah-langkah butir 1 sampai dengan 3 diatas sampai diperoleh 10 kali pembacaan (z1 sampai z10 dan
m1 sampai m10).
5. Hitung perbedaan (ri) dengan rumus ri = mi – zi, untuk kapasitas penuh (20.000 g) dan catat pada tabel 2
kolom 10
6. Analisa Perhitungan
a) Hitung perbedaan (ri) dengan rumus ri = mi – zi, untuk kapasitas mendekati nol, kapasitas setengah dan
kapasitas penuh dan catat pada tabel 2 kolom 4, kolom 7 dan kolom 10
b) Hitung standar deviasi dari perbedaan untuk kapasitas mendekati nol, kapasitas setengah dan kapasitas
penuh dengan rumus :
  2
rr
 
i

n1
c) Catat hasil perhitungan standar deviasi untuk masing-masing kapasitas pada tabel 2 baris 11.
d) Tentukan dan catat perbead. aan maksimum berturut-turut dan catat pada tabel 2 baris 12 dengan cara
mengurangkan dari pembacaan satu terhadap berikutnya. Lakukan untuk masing-masing kapasitas :
kapasitas mendekati nol, kapasitas setengah dan kapasitas penuh.
e) Catat standar deviasi maksimum tersebut dan catat pada tabel 2 baris 13.
f) Gunakan standar deviasi maksimum terbesar untuk perhitungan ketidakpastian pengukuran.
g) Hitung ketidakpastian pengukuran dengan rumus :
  maks 
U 
rpt
 
 n 
dimana :
maks = standar deviasi
maksimum n = jumlah
pengukuran catatan :
karena diambil dari nilai nominal pembacaan ganda maka nilai n = 2

h) Catat hasil perhitungannya pada tabel 2 baris 14

Tabel-2 : Kemampuan Baca Kembali (Repeatability of Reading)

Kapasitas Mendekati Nol (1.000 g) Kapasitas Setengah (10.000 g) Kapasitas Penuh (20.000 g)
No.
Nol Pembacaan Perbedaan Nol Pembacaan Perbedaan Nol Pembacaan
Perbedaan (ri)
(zi) (mi) (ri) (zi) (mi) (ri) (zi) (mi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 Standar Deviasi () =............g Standar Deviasi () =.............g Standar Deviasi () =.............g
12 Perbedaan Maksimum antara Perbedaan antara Perbedaan Maksimum antara
pembacaan berikut : pembacaan berikut :
(rmaks) =................g (rmaks) =................g
Maksimum pembacaan
berikut :
(rmaks) =................g
13 Standar Deviasi Maksimum (maks) = …… g,  r r
maks =...................g
2
 
i

n1
14 Ketidakpatian kemampuan baca kembali  
U rpt   maks  Urpt =...............g
 n 
Karena diambil dari nilai nominal pembacaan ganda maka nilai n = 2
15 Derajat Kebebasan (v) = n-1
Diambil dari jumlah pengamatan untuk standar deviasi timbangan, n = 10 v = n-1 = 10 – 1 = 9
16 Pengaruh Efek Bouyancy diasumsikan = 1 ppm
Distribusi Rectangular, maka: 1ppm x no min al massa 
Ubouyancy    Ubouyancy =...............g
 3 
Derajat kebebasan tak berhingga, v = ∞
17 Ketidakpastian dari drift/Instability massa standar
 m  instability  Um-inst =..............g
U minstability 
 3 
g. Penyimpangan dari Nilai Nominal
1. Penyimpangan dari nilai nominal diperoleh dengan melakukan teknik penimbangan ganda untuk setiap titik
pengukuran dengan menggunakan satu set anak timbangan yang telah dikalibrasi.
2. Urutan pengukuran meliputi catat pembacaan nol (tanpa beban), letakkan anak timbangan standar pada pan,
catat pembacaan dengan beban, angkat anak timbangan standar, tunggu sampai pembacaan timbangan bayi
mekanik/digital stabil, kemudian letakkan kembali anak timbangan standar, catat pembacaan dengan beban,
setelah itu angkat anak timbangan standar dari pan dan catat pembacaan timbangan bayi mekanik/digital saat
tanpa beban.
3. Prosedur ini dilakukan untuk serangkaian penimbangan pada interval yang sama untuk setiap 1/10 atau
dilakukan pada setiap interval 10 %, 20 % 30 %, 40 %, 50 %, 60 %, 70 %, 80 %, 90 % dan 100 % kapasitas
timbangan bayi mekanik/digital.

h. Prosedur Pengukuran Penyimpangan dari Nilai Nominal :


1. Pilih 10 titik pengkuran pada daerah kapasitas timbangan bayi mekanik/digital dengan pembagian teratur,
dimulai dari 10% kapasitas timbangan bayi mekanik/digital.
2. Nolkan timbangan bayi mekanik/digital dan catat pada tabel 3 kolom 6 sebagai zi.
3. Timbang massa standar sesuai pada penimbangan pertama dan catat pada tabel 3 kolom 6 sebagai m1.
4. Sentuh pan, tunggu beberapa detik kemudian catat pada tabel 3 kolom 6 sebagai m1’.
5. Ambil massa standar, tunggu sampai stabil dan catat pada tabel 3 kolom 6 sebagai z2. Jangan me-nol-kan
timbangan bayi mekanik/digital.
6. Hitung rata-rata pembacaan nol pada timbangan dengan rumus z1 = ( z1 + z2 ) / 2 dan catat pada tabel 3 kolom
7 sebagai z1.
7. Hitung rata-rata pembacaan massa pada timbangan dengan rumus m1 = ( m1 + m1’ ) / 2 dan catat pada tabel 3
kolom 7 sebagai m1.
8. Hitung perbedaan r1 = m1 – z1 dan catat pada tabel 3 kolom 7 sebagai C1.
9. Hitung koreksi dengan rumus C = M – r1 dan catat pada tabel 3 kolom 8 sebagai C1.
10. Ulangi butir 2 sampai dengan 9 untuk titik pengukuran lainnya, 20 % sampai 100 % kapasitas timbangan bayi
mekanik/digital.
11. Pilih nilai koreksi maksimum sebagai nilai Q.
12. Jumlahkan ketidakpastian dari massa standar yang digunakan, catat pada tabel 3 kolom 3
13. Hitung ketidakpastian Massa Sandar dengan rumus :
 UM i 
U 
14. Analisa Perhitungan MC  
 2 
:
a) Nilai rata-rata pembacaan nol (z) yang pertama sampai kesepuluh yaitu
: z1 = z1 + z2 sampai dengan z10 = z10 + z11
b) Nilai rata-rata pembacaan massa (m) pada timbangan yang pertama sampai dengan kesepuluh yaitu
: m1 = m1 – m1’ sampai dengan m10 = m10 – m10’.
c) Nilai perbedaan (ri) yang pertama sampai dengan kesepuluh
yaitu : r1 = m1 - z1 sampai dengan r10 = m10 - z10
d) Nilai koreksi (C) yang pertama sampai kesepuluh yaitu :
C1 = M1- r1 sampai dengan C10 = M10 – r10
e) Nilai Ketidakpastian massa standar (UMC) = jumlah ketidakpastian terbesar dari massa standar dibagi
dengan nilai faktor cakupan (k) = 2.
f) Nilai koreksi maksimum Q = pilih nilai koreksi maksimum dari kolom koreksi (C) atau tabel 2 kolom 9.
Tabel-3: Penyimpangan Dari Nilai Nominal

Massa Standar (M) Beban di atas Perbedaan Koreksi


Nominal Pembacaan Rata-rata
No Nilai Ketidakpastian Pan (M) (ri) (C)
(kg) (kg) (kg)
Konvensional (kg) (g) (kg.) (kg) (kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
z1 = z1=z1+z2
1 M1 m1 = m1 = m1 + C1=M1-r1
m 1’ = m 1’
Z2 = z2=z2+z3
2 M2 m2 = m2 = m2 + C2=M2-r2
m 2’ = m 2’
Z3 = z3=z3+z4
3 M3 m3 = m3 = m3 + C3=M3-r3
m 3’ = m 3’
Z4 = z4=z4+z5
4 M4 m4 = m4 = m4 + C4=M4-r4
m 4’ = m 4’
Z5 = z5=z5+z6
5 M5 m5 = m5 = m5 + C5=M5-r5
m 5’ = m 5’
Z6 = z6=z6+z7
6 M6 m6 = m6 = m6 + C6=M6-r6
m 6’ = m 6’
Z7 = z7 =z7+z8
7 M7 m7 = m7 = m7 + C7=M7-r7
m 7’ = m 7’
Z8 = z8 =z8+z9
8 M8 m8 = m8 = m8 + C8=M8-r8
m 8’ = m 8’
Z9 = z9=z9+z10
9 M9 m9 = m9 = m9 + C9=M9-r9
m 9’ = m 9’
z10 = z10=z10+z11
C10=M10-
10 M10 m10 = m10=m10 + r10
m10’ = m10’
11 z11 =
12 Koreksi Minimum Harga Mutlak dari koreksi minimum
13 Koreksi Maksimum
Ketidakpastian Massa Standar U: 
 UM i 
14 MC   2 

15 Nilai Koreksi Maksimum (Q)

i. Efek Pembebanan Tidak Di Pusat Pan (Effect Of Centre Loading)


1. Pengamatan dapat dilakukan dengan menempatkan standar massa di pusat pan, kemudian secara berurutan
di depan, belakang, kiri dan kanan pusat pan dan mencatat pembacaan timbangan untuk setiap posisi beban
tersebut.
2. Untuk melakukan pengamatan terhadap pengaruh pembebanan di pusat pan hendaknya menggunakan
standar massa dengan massa nominal yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat, karena peletakkan
beban dengan massa yang terlalu besar disudut pan timbangan dapat menyebabkan kerusakan pada
mekanisme timbangan.
3. Yang perlu diperhatikan adalah pengamatan ini harus dilakukan dengan standar massa tunggal. Pada
umumnya pabrik pembuat timbangan menyarankan pengamatan dilakukan pada 1/3 atau 1/2 kapasitas
maksimum timbangan.
a) Lakukan pada penimbangan kira-kira 1/2 dari kapasitas maksimum timbangan bayi mekanik/digital, jika
dispesifikasikan pabrik pembuat maka lakukan sesuai dengan pabrik pembuat.
b) Catat bentuk dan ukuran pan.
c) Letakkan massa standar ditengah-tengah “Pan timbangan bayi mekanik/digital” dan catat pembacaan pada
tabel 4 kolom 2
d) Pindahkan massa ke depan, belakang, kiri dan kanan pada daerah garis Pan dan catat pembacaannya pada
tabel 4 kolom 2
e) Hitung perbedaan maksimum dengan cara mengurangkan hasil terbesar dengan hasil terkecil dan catat pada
tabel 4 kolom 3.
Tabel-4 : Pengaruh Pembebanan di Tengah

Posisi Pembacaan (……… g) Perbedaaan Maksimum (…. g)


1 2 3
Tengah
Depan
Belakang
Kiri
Kanan

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian Evaluasi Komponen Ketidakpastian Pengukuran
Ada 6 (enam) faktor yang harus diperhitungkan dalam perhitungan ketidakpastian penyimpangan penunjukkan :

1. Ketidakpastian kemampuan baca timbangan (ures)


Ketidakpastian kemampuan baca timbangan diestimasi mempunyai semi range a.
dimana : a = 0,5 x Nilai Skala Terkecil
Dapat Menggunakan asumsi distribusi triangular atau Rectangular maka ketidakpastian baku kemampuan baca
timbangan adalah sebesar :

atau

2. Ketidakpastian Daya Ulang Pembacaan


(Urpt)
 maks
urpt 
n
karena diambil dari nilai nominal pembacaan ganda maka nilai n = 2
n = banyaknya pengukuran
maks = standar deviasi maksimum

3. Ketidakpastian Massa Standar ( uMC)


Ketidakpastian baku anak timbangan massa standar diperoleh dari :
UMC U95

k
di mana U95 diperoleh dari sertifikat dengan faktor cakupan k = 2

4. Ketidakpastian buoyancy udara (uby)


Batas variasi buoyancy udara diestimasi 1ppm dari nilai nominal.
Dengan asumsi memiliki distribusi rectangular maka, ketidakpastian baku buoyancy udara dihitung sebesar :
Uby = 1 ppm x Massa Nominal
3

5. Ketidakpastian efek pembebanan tidak dipusat pan (ucen)


u(I ecc )  I ecci  max 
/ 2.Lecc 3 
dimana :
I = rata-rata pembacaan
Lecc = massa nominal standar massa acuan
eec = perbedaan maksimal

6. Ketidakpastian Instability Massa Standar (Um-instability)


Untuk menghitung ketidakpastian instability dari massa standar dapat dilakukan dengan melihat data sertifikat
kalibrasi 2 tahun sebelumnya, nilai sertifikat yang diambil berasal dari nilai koreksi yang tercantum pada sertifikat
dengan rumus :

Um-instability = 0,5 x | Koreksi tahun terbaru – Koreksi tahun terakhir |


3
Jika data sertifikat tidak memadai karena baru sekali di kalibrasi, maka nilai ketidakpastian instability dapat
diprediksi dari sepersepuluh nilai akurasinya sesuai persyaratan toleransi OIML dengan distribusi rectangular.
U m-instability = 1/10 x akurasi massa
m  instability
Um  instability  3

B. Batas Unjuk Kerja Timbangan/Limit Of Performance (F)


Hitung dengan rumus sebagai berikut :
LOP = 2 UMC maks + Q
atau
F = 2 UMC maks + Q

LOP = F

dimana :
UMcmaks = Ketidakpastian Pengukuran Massa Konvensional yang maksimal dari penyimpangan nilai nominal (butir
D).
Q = Nilai koreksi maksimum dari penyimpangan nilai nominal (butir D).

C. Ketidakpastian Penimbangan
Hitung dengan rumus sebagai berikut :

U95
 U 2  U2  U resrptsMCsbyefekminst
2 U 2 U 2 U
2
x k

D. Uncertainty Budget

Tabel-5 : Uncertanty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Resolusi Tri/Rec Ures 6 or 3 or


  maks 
2. Daya Ulang Pembacaan Normal Urpt n  
 n 
Usertifikat
3. Sertifikat Massa Standar Normal UMC K
k
1ppm x no min al
4. Bouyancy Rectangular Uby 3 3
Efek Pembebanan Tidak U
5. dipusat Pan Rectangular Uefek 3 efek

3
Um instability
6. Drift / Instability Rectangular Um-instability 3 3

E. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


b) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
c) Evaluasi hasil pengujian kinerja
Untuk menyatakan timbangan bayi mekanik/digital masih laik pakai digunakan persamaan sebagai berikut :
LOP ≤ 5 x Resolusi Timbangan Bayi

Tabel-6: Klasifikasi Kinerja Timbangan Berdasarkan LOP

LOP KINERJA TIMBANGAN SARAN


1x s/d 2x resolusi Bagus
2x s/d 3x resolusi Rata-Rata Bagus
3x s/d 5x resolusi Cukup Servis dianjurkan
5x s/d 7x resolusi Buruk Servis diharuskan
7x s/d 10x resolusi Sangat Buruk

Catatan :
Sumber Referensi : AS TG2, 2002, Technical Guide, Laboratory Balance Calibration Requirements International
Accreditation New Zealand.

F. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 8. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 206
d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian
Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

G. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

H. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User


a) Cek Kelengkapan Aksesori Alat
b) Cek Fungsi alat yang diuji/kalibrasi

I. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan Alat standar

J. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.051-18
- Form laporan nomor : FL.01.051-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 207
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 052-18
METODE KERJA PENGUJIAN AUTO NON
CONTACT TONOMETER (NCT) No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengukuran Auto Non Contact Tonometer (NCT) menggunakan Eye Test
dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran kinerja

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian Auto Non Contact Tonometer (NCT) dengan rentang ukur
sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan Listrik
4. Pengukuran Tekanan Bola Mata

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014.
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Eye Test
b. Electrical Safety Analyzer
c. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Eyetest
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan

e. Pengukuran Kondisi Lingkungan


1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Auto Non Contact Tonometer
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan auto non contact tonometer dan eye test .

Gambar.1 Kalibrasi auto non contact tonometer (NCT) dengan eye test

b. Pengujian Kinerja
1. Sebelum melakukan pengukuran, lakukan pemanasan alat terlebih dahulu agar terkondisi.
2. Letakkan eye test pada chin rest, kemudian posisikan mode pengambilan pada mode manual.
3. Atur gambar sebaik mungkin sehingga didapatkan ojek yang baik dan fokus di tengah kalibrator, dan indikator
led pada monitor menunjukan ”center” lalu tekan joy stick untuk menebak/memberikan tekanan pada Eye Test.
4. Catat nilai yang didapat dr pengukuran didisplay/monitor pada lembar kerja. Ulangi pengukuran hingga 3x.
5. Ulangi prosedur diatas pada titik yang berbeda menyesuaikan dengan nilai pada kalibrator yang digunakan.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

XI. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Pengujian tekanan
(a) Model matematis
Metode pengujian adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
C = PAlat - P Std
dimana :
C : Koreksi penunjukan tekanan pada UUT
PA : Pressure Alat
P Std : Pembacaan Pressure pada Standar

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang tekanan oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan

Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
3
Udrift
4 Drift Rectangular Udrift 3
3

b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a) Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b) Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Tekanan ± 2.5 mmHg

c. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.052-18
- Form laporan nomor : FL.01.052-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 053-18
METODE KERJA PENGUJIAN TRAKSI
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian/kalibrasi secara langsung (direct calibration) alat TRAKSI yang
selanjutnya disebut Unit Under Test (UUT) dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fumgsi, pengujian
keselamatan listrik dan pengukuran kinerja / membandingkan nilai yang disetting pada Unit Under Test (UUT) dengan nilai
pembacaan / display pada alat Dynamometer / spring scale yang selanjutnya disebut standar.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi Traksi dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi Traksi kontrol : 5 s.d 40 kg
2. Waktu : 1 s.d 10 menit

III. REFERENSI
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 54 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, 2015.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik,
2014.Instruction Manual Centor Force Gauge – Star Vision, Merk Andilog
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. BiomecalBenchmark ECRI Procedure No. 427-20081015-01 Traction Units

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Spring Scale / Dynamometer
b. Timer
c. Electrical Safety Analyzer
d. Thermohygrometer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. SuhuLingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akandiuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur spring scale / dynamometer
3. Siapkan timer
4. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & Kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. Pengujian Keselamatan Listrik


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PengujianKinerja
a) Siapkan UUT dan standar beserta petunjuk penggunaan peralatan tersebut.
b) Lakukan koneksi UUT dan standar sesuai gambar 1.

Gambar 1. Instalasi kalibrasi traksi

c) Kalibrasi tekanan traction control accuracy


1. Aktifkan unit UUT berdasarkan SOP.
2. Aktifkan standard dengan menekan keypad On/Off , pilih satuan mode pada standard (N, Kg, Lb, oz, g)
3. Letakan Standard pada posisi statis tidak bergerak dan tegak lurus, kemudian aktifkan UUT pada setting yang
ditentukan, baca nilai yang tertera pada display standard.
4. Catat hasil pengukuran kedalam lembar kerja UUT, ulangi pengukuran 5 kali pada setiap titik pengukuran.
5. Kemudian setting UUT pada step berikutnya
d) Kalibrasi waktu
1. Lakukan pengujian/kalibrasi waktu meliputi
a) waktu teraphy : 5 dan atau 10 menit
b) waktu hold : 20 detik
c) waktu rest : 20 detik
e) Setelah pengujian/kalibrasi UUT selesai dilakukan, kembalikan setting alat sampai ke posisi terendah.
Kemudian matikan UUT dan kembalikan pada posisi semula.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 70 menit

XI. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi tekanan
(a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
C = Pstd – Puut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan tekanan pada UUT
P std : Nilai tekanan yang terukur pada standard
P uut : Nilai tekanan yang ditampilkan oleh UUT

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pressure oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift standar
(c) Resolusi UUT
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan

b) Kalibrasi Pewaktu
(a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung),
C = tstd – tuut

Dimana,
C : Koreksi penunjukan pewaktu pada UUT
tstd : Nilai pewaktu yang terukur pada standard
t uut : Nilai pewaktu yang ditampilkan oleh UUT

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pressure oleh standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift standar
(c) Resolusi UUT
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan

Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


Pengukuran Berulang Normal 
1.  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3 res

3
U
4 Drift Rectangular Udrift 3 drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (tolenrasi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Tekanan ( Newton ) ± 10 %
2. Waktu Therapy (detik) ± 10 %

C. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 213
d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian
Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

d. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke User


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.053-18
- Form laporan nomor : FL.01.053-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 214
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN No. MK : 054-18


TREADMILL ECG No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi pada treadmill dan ECG dengan cara membandingkan setting
kecepatan belt pada treadmill (m/ml) dengan kecepatan yang terbaca pada tachometer. kalibrasi secara langsung ( direct
calibration) unit electrocardiograph dengan cara memberikan sinyal input dari alat standard ke UUT ( treadmill ).

II. RUANG LINGKUP


Metode kalibrasi ini digunakan untuk mengkalibrasi treadmill dengan rentang ukur sbb ;
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Kecepatan : 0.30 s.d 1999,9 m / min
2. Heart Rate : 30, 60, 120 dan 240 BPM

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Buku manual Tachometer

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Tachometer
b. ECG Simulator
c. Thermohygrometer ketelitian
d. Electrical Safety Analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20% RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan Safety Analyzer
2. Siapkan alat ukur tachometer
3. ECG Simulator
4. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja

VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji/kalibrasi


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Syringe Pump
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan unit Treadmill dan microprosesor tachometer, beserta petunjuk penggunaanya.
b. Aktifkan unit treadmill berdasarkan SOP.
c. Kalibrasi Kecepatan
1. Aktifkan tachometer, geser saklar pada posisi ON setelah tachometer dipasang circumferential ring, pilih mode
pengukuran pada tachometer pada satuan m/min.
2. Letakan tachometer pada belt treadmill , kemudian baca nilai yang tertera pada display tachometer.
3. Lakukan pengukuran treadmill dari step terendah sampai dengan tertinggi.
4. Catat hasil pengukuran kedalam lembar kerja Treadmill, ulangi pengukuran minimal 5 kali pada setiap titik
pengukuran.
d. Kalibrasi Heart rate (bpm)
1. Lakukan pengukuran ECG dengan memberikan input 30bpm dari ECG Simulator
2. Setting ECG treadmill pada kecepatan kertas 25 mm/sec, gunakan lead II .
3. Catat penunjukan setiap nilai heart rate yang terukur pada display Treadmill pada lembar kerja Pengujian
minimal 3 pada tiap titik data pengukuran
4. Ulangi langkah 1 s.d 2 untuk setting heart rate 60 bpm,120 bpm,180 bpm dan 240 bpm
e. Setelah kalibrasi treadmill selesai dilakukan, kembalikan setting alat sampai ke posisi terendah. Kemudian
matikan treadmill dan kembalikan pada posisi semula.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
a) Kalibrasi Kecepatan
(a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), tachometer dan treadmill ECG dihubungkan
secara langsung.
C = Fstd – Fuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan kecepatan pada treadmill ECG
Fstd : Nilai penunjukan kecepatan pada tachometer
Fuut : Nilai kecepatan yang ditampilkan oleh treadmill ECG

(b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang kecepatan pada tachometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran =
4 Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Tachometer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi treadmill ECG
(c) Drift standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
b) Kalibrasi Heart Rate (bpm)
a. Model Matematis
C = Hrstd – Hruut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Heart rate pada Treadmill ECG
Hr std : Nilai setting heart rate pada ECG Simulator
Hr uut : Nilai heart rate yang ditampilkan oleh Treadmill ECG
b. Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang heart rate pada Treadmill ECG
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Treadmill ECG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget


No. Komponen Distribusi U Pembagi ui

1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K k
Segi Ures
3. Resolusi
empat
Uresolusi 3 3
Segi U drift
4. Drift
empat
Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja


No. Parameter Toleransi
1. Kecepatan ± 10 %
2. Heart Rate ± 10 %

C. Telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b) Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001
c) Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
(a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
(b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis


Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja
Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d) Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.054-18
- Form laporan nomor : FL.01.054-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 055-18
METODE KERJA PENGUJIAN COMPUTED
RADIOGRAPHY No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk melakukan uji quality assurance/ quality control pada alat computed
radiography (CR).

II. DEFINISI
Computer Radiografi (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional
radiografi menjadi digital radiografi. Computer Radiografi (CR) mempunyai perlengkapan operasional yang terdiri dari :

A. Imaging CR kasete (IP)


Imaging CR kasete merupakan media pencatat sinar-X pada Computer Radiografi yang terbuat dari bahan
photostimulable phosphor tinggi. Dengan menggunakan Imaging CR kasete memungkinkan processor gambar untuk
memodifikasi kontras.
Imaging CR kasete berada dalam kaset Imaging. Fungsi dari Imaging CR kasete adalah sebagai penangkap gambar
dari objek yang sudah di sinari (eksposure). Prosesnya adalah pada saat terjadinya penyinaran, Imaging CR kasete
akan menangkap energi dan disimpan oleh bahanphosphor yang akan dirubah menjadi Electronic Signal dengan
laser scenner dalam image reader.

B. Image reader
Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang diperoleh dari Image CR kasete. Semakin
besar kapasitas memorinya maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image CR kasete,
dan mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepatyang diperlukan untuk membaca imaging CR kasete pada
image reader yaitu selama 64 detik.Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan yang
sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi Image CR kasete serta penghapusan data
yang ada di Image CR kasete. Image reader sudah dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan
gambar yang sudah di baca oleh Image reader disebut dengan image console.

C. Image console
Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa computer khusus untukmedical imaging dengan touch screen
monitor. Image console dilengkapi oleh berbagai macam menu yang menunjang dalam proses editing dan
pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi hasil gambaran organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
Terdapat menu yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu kita bias mempertinggi atau mengurangi
densitas, ketajaman, kontras dan detail dari suatu gambaranradiografi yang diperoleh.

D. Image recorder
Image recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu pemeriksaan yaitu mediapencetakan hasil
gambaran yang sudah diproses dari awal penangkapan sinar-X oleh image CR kasete kemudian di baca oleh image
reader dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder untuk dilakukan proses output dapat berupa
media compact disc sebagai media penyimpanan.atau dengan printer laser yang berupa laser imaging film

E. SSD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit

F. SDD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)

G. CV adalah Coefficient of variation (koefesien variasi), parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis dengan
seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-x

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk Uji QC computed Radiografi seperti daftar dibawah ini
- CR seluruh merk ( misal : fuji, kodak, agfa, konika)

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Acceptance Testing and Quality Control of Photostimulable Storage Phosphor Imaging Systems, AAPM Report No. 93
Task Group 10, October 2006
c. User manual CR & DDR

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. CR reader/image reader
b. IP (imaging CR kaset) dan cassete
c. Meteran
d. Isolatif
e. Ionization chamber
f. Penggaris baja
g. Filter Tembaga dan aluminium
h. Resolution test object
i. Threshold test object
j. Contact mesh
k. M1 Geometry test object

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Uji Dark Noise
1. Tujuan
Untuk melihat nilai dari artefak
2. Peralatan yang digunakan
a. Imaging CR kasete
b. CR reader/image reader
3. Metode Uji
a. Hapus gambar IP dan tanpa membuat suatu penyinaran dan baca dengan menggunakan parameter berikut :

b. Uji gambar secara visual untuk keseragaman dan catat nilai index sensitivity (yaitu. Agfa- SAL, Fuji-
Sensitivity, Kodak– Ekspose Index).
c. Rekam nilai pixel rata2 dengan menggunakan ROI
Catatan tambahan :
Cara Mengukur nilai pixel rata-rata dengan menggunakan suatu FUJI CR system : Kurangi WW sampai 1,
sedemikian sehingga gambar hanya mempunyai pixels nampak hanya hitam dan putih. Lakukan
penyesuaian/adjustment level sampai kira-kira setengah pixels adalah hitam setengah putih. Nilai level ini
menjadi rata-rata nilai pixel pada gambar tersebut.
d. Jika mungkin arsip atau cetak gambar untuk acuan.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Untuk sistem Agfa dan Fuji seharusnya bebas dari uniform artefact. System Kodak ditambahkan suatu collector
profile pada gambar untuk mengkompensasi ketidakseragaman gambar. Hasil ini secara urut nampak pada
gambar.

CR system Nilai lolos uji nilai index sensitivity


AGFA SAL < 100
Fuji S < 280
Kodak EI < 80
Konica S > 3975

B. Uji Dosimetri

1. Tujuan
Untuk mengukur dosis yang diterima receptor
2. Peralatan yang digunakan
a. Imaging CR kasete
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Letakkan ion chamber/detector pada jarak ~ 1.2 m dari titik fokus dan 30 cm diatas meja untuk menghindari
hamburan balik atau letakkan ion chamber diatas Imaging CR kasete dimana imaging CR kasete diletakkan
pada lembaran/apron Pb dan jarak > 1.5 m dari fokus. Kolimasikan pada detector (lihat gambar 1).

focus focus
Added filter
Added filter

≥ 150 cm
detector

30 cm IP + Casstete

Gambar 1
b. Untuk sistem Fuji, atur faktor eksposi pada 80 kVp dan tanpa filter, dan ekspose dengan mAs tertentu
sehingga memberikan dosis ~10 µGy (1.0 mR).
c. Untuk sistem Kodak, atur faktor eksposi pada 80 kVp dengan filter 1.0 mm Al + 0.5 mmCu, dan ekspose
dengan mAs tertentu sehingga memberikan dosis 10 µGy.
d. Untuk sistem lain, gunakan factor eksposi 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu.
e. Catat dosis terukur dan lakukan dua kali. Dengan teknik yang sama tentukan mAs sehingga memberikan
dosis pada receptor 1 µGy (0.1 mR), 4 µGy (0.4 mR), 12 µGy (1.2 mR) dan 50 µGy (5.0 mR)

C. Uji Liniearity and System Transfer Propertis (STP)


1. Tujuan
Untuk menetapkan hubungan antara dosis yang diterima oleh receptor (IP) dan nilai pixel sedemikian sehingga
hubungan ini dapat digunakan untuk koreksi uji efisiensi siklus penghapusan (IV) dan uniformitas (VII), juga
untuk menetapkan bahwa indikasi ekspose ( dihitung dari indikator dosis detektor) yang merespon secara linier
untuk meningkatnya dosis.
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging CR kasete
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Tempatkan CR kaset 24 x 30 cm pada meja ( lihat gambar 1).
b. Sinari CR kaset dengan 70 kVp dengan filter 1 mmCu dengan dosis ~ 1 µGy (0.1 mR), atau seperti test II
( sesuaikan faktor eksposi dan filter yang dipakai untuk merk CR reader/image reader).
c. Setelah time delay 1 – 5 menit, baca CR kaset, seperti urutan berikut :

d. Catat index kepekaan/sensitivity atau nilai indicator dosis detektor, sbb :


Agfa : SAL (draw an region of interest covering at least
10000 pixels at the centre of the image

Kodak : Exposure index (EI)

Fuji : Linearity mode (S-200)

e. catat nilai pixel dari pusat gambar


f. Ulangi langkah no. 2 dengan dosis ~ 4 µGy (0.4 mR), 12 µGy (1.2 mR) dan 50 µGy (5 mR)
4. Analisa Data dan Evaluasi
Plot grafik nilai pixel (nilai indikator dosis) versus dosis receptor, dosis sebagai fungsi dari nilai pixel (dengan MS
excel) dan tentukan pesamaannya. Persamaan ini merupakan persamaan system transfer properties (STP) yang
selanjutnya digunakan untuk mengkoreksi test (IV) dan (VII).
Nilai lolos uji : R2 dari grafik harus > 0.95. Berikut ini diberikan hubungan antara jenis/fabrikan dan STP.

Manufacture STP Relationship


Agfa Square root*
Fuji Logarithmic
Kodak Logarithmic
konica Logarithmic

* Untuk system Agfa ada hubungan square root antara nilai SAL dan dosis. Hubungan antara raw data pixel
dan dosis adalah logaritmik.

D. Uji Erasure cycle efficiency (Efesiensi siklus penghapusan)


1. Tujuan
Untuk menguji sisa minimal signal (ghosting) pada IP setelah dicaba dan dihapus
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging CR kasete
b. Dosemeter
c. Lempengan tembaga / Pb
3. Metode Uji
a. Posisikan suatu CR kaset diatas meja pada ~ 1.5 m. Atur luasan ukuran 10 cm x 10 cm dan posisi suatu
potongan material tipis ( e.g. Tembaga atau Pb) pada pusat dari CR kaset. Sinari dengan 80 kVp, 25
mAs dengan tidak ada filtration.
b. Baca CR kaset ( parameter bacaan tidaklah penting).
c. Sinari ulang dengan luasan ukuran 9 cm x 9 cm pada titik yang sama tanpa material ttenuator gunakan 80
kVp, 0.5mAs dan tidak ada filtration.
d. Baca CR kaset yang menggunakan parameter berikut :
e. Atur WW kecil dan WL.Secara visual periksa hasil gambar untuk sisa dari gambaran sebelumnya,
gunakan analisis ROI jika tersedia ( yaitu. Agfa atau Kodak).
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji: jika tidak terjadi ghosting tidak diperlukan ROI analisis. Nilai sisa bayangan seharusnya < 1%
antara nilai pixel terkoreksi pada STP antara daerah yang ghosted dan area sekelilingnya. Jika nilai sisa
bayangan (suspension level < 5% maka perlu setting ulang.
Nilai lolos uji Δ nilai pixel ROI daerah yang ghosted dan area sekelilingnya < 1 %. V. Uji Detector dose Indicator
calibration

E. Uji Detector dose Indicator calibration


1. Tujuan
Untuk memeriksa akurasi/ketelitian dari nilai ekspose CR kaset yang dihitung menggunakan indikator ekspose.
(EI)
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi imaging plat
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Posisikan CR kaset ukuran 24 x 30 cm pada meja seperti pada test III.
Sinari kaset dengan dosis kira-kira 10µGy (1 mR) dengan menggunakan kualitas berkas berikut (mAs
dicari diperoleh dari test II) :

b. Catat nilai dosis terukur dan ulangi dua kali.

c. Catat detektor dose indikator/sensitivity index dan hitung indikasi ekspose dengan persamaan dibawah ini :

4. Analisa Data dan Evaluasi

Sensitivity Index / detector dose index


Untuk Merk Kodak, EI
(EI) = 2000 + 1000 x log (Erata)...............................................................................................................................(1)
Dimana :
Erata : exposure rata2 (mR)

Untuk sistem kalibrasi  Suatu dosis 1 mR (10 µGy ) menghasilkan EI 2000. Suatu dosis 10 mR(~100 µGy)
menghasilkan EI 3000, dan suatu dosis 0.1 mR (1 µGy) akan menghasilkan nilai EI 1000. Jika dosis
digandakan akan mengakibatkan suatu peningkatan 300 pada nilai EI.

Untuk Merk Fuji, S-number

(S) = 200 / Emedian.................................................................................................................................................................................................................................... (2)


Dimana :
Erata : dosis rata2 (mR)
Untuk Merk Konica, S-value (sensitivity value)

S = QR x E1/E......................................................................................................................................................(3)
Dimana :
E1 adalah produksi sinar pada kaset dengan nilai digital 1535 (mR)
E adalah nilai dosis dalam mR
QR = 50 untuk 1.3 s.d 1300 mR
QR = 200 untuk 0.032 s.d 320 mR
QR = 1000 untuk 0.0063 s.d 63 mR
Contoh :
Untuk QR 200, sistem dikalibrasi untuk menghasilkan nilai code 1535 dengan dosis 1 mR pada 80 kVp pada
kaset. Sehingga, untuk nilai dosis tersebut akan memberikan nilai S :
S = 200 x (1/1) = 200
Untuk nilai dosis yang diterima kaset 2 mR akan menghasilkan nilai S :
S = 200 x (1/2) = 100
Untuk AGFA, LgM (Loq Median Value)
SAL(200) = 1214 x [exposure (mR)].
SAL(S) _ SAL200 _ (S/200)0.5.

lgM = 3.2768 – log[(4095/SAL) 2]..........................................................................................................................(4)


LgM = 2.2 + Log10 (E)

Keterangan :
SAL : Scan Average
Level (S)`: speed class

Ulangi dua kali dan cari nilai rata-rata dari indikasi dosis

Analisis data dan evaluasi


Nilai lolos uji untuk Δ antara Index exposure /indikasi dosis (display) dan nilai pengukuran (hitung) ≤ 20 %

F. Uji Sensitivity Index / Detector dose indicator consistency


1. Tujuan
Untuk menilai variasi kepekaan/sensitivity antara CR kaset, dan menetapkan suatu baseline untuk monitoring
kepekaan sistem untuk QA ke depan
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging plat
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Tempatkan CR kaset 24 x 30 cm seperti test II/III ( lihat gambar 1), dan pasang filter 1 mmCu.
b. Sinari CR kaset menggunakan faktor penyinaran dengan 70 kVp dan dosis ~ 10 µGy (1 mR). (lihat test II)
( sesuaikan faktor penyinaran dan filter yang dipakai untuk merk CR reader/image reader).
c. Baca CR kaset seperti yang diuraikan dibawah ini :

d. Catat index kepekaan/sensitivity, dan hitung index penyinaran dengan persamaan 1–4. Ulangi dua kali
untuk kaset yang sama.
e. Ulangi test ini untuk semua kaset jika waktu mengijinkan ( buatlah hanya satu ekspose masing-masing CR
kaset).

4. Analisa data dan Evaluasi


Nilai lolos uji : Variasi dalam menghitung indek penyinaran seharusnya tidak berbeda lebih besar dibanding 20%
antara imaging CR kaset. Pengukuran ulang pada kaset yang sama harus digunakan untuk dasar dari suatu
baseline untuk QA test berikutnya.
Nilai lolos uji untuk Δ antara Variasi Index penyinaran (display) dan nilai pengukuran (imaging plat) ≤ 20 %.

G. Uji Uniformitas (Keseragaman)


1. Tujuan
Untuk menilai keseragaman dari signal yang terekam dari IP/CR kaset. Suatu respon yang tidak seragam bisa
mempengaruhi mutu gambaran klinis.
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging plat
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Sinari CR kaset seperti diuraikan pada test VI tetapi dengan separuh mAs.
b. Putar CR kaset 180o dan sinari ulang dengan menggunakan parameter yang sama (hal ini diperlukan untuk
mengurangi ketidakseragaman anode heal effect).
c. Setelah time delay 1 – 5 menit, baca kaset, seperti urutan berikut
d. Secara visual periksa semua gambar diperoleh dalam test II untuk keseragaman dan artefact. Termasuk
juga Artefact karena debu pada CR kaset atau readout optik, dan lecet pada CR kaset.
e. Keseragaman gambar yg diperoleh dari langkah no. 2 harus ditaksir menggunakan ROI jika tersedia, untuk
mengukur nilai pixel rata2 pada posisi a-e, seperti gambar 2 di bawah. Untuk Fuji sistem dimana ROI tidak
tersedia, baca keseragaman IP/kaset menggunakan mode FIX dengan S-200 dan L=2. Cetak gambar ke
dalam film laser dan ukur rapat optis pada posisi seperti gambar 2. Ukuran ROI seharusnya 10000 pixel.

a b

d e

Gambar 2
f. Lima nilai dari ROI analisis digunakan untuk menghitung lima nilai indikator dosis receptor memakai
pesamaan STP yang ditentukan pada test III.

4. Analisa data dan Evaluasi


Nilai lolos uji: Gambar mestinya tidak mempunyai artefact yang jelas . Perbandingan standar deviasi pada 5 STP
pada ROI dan rata2 koefisien variansi seharusnya kurang dari 10 %.

Nilai lolos uji untuk CV < 10 %

 X  X 2
n

CV= S  1
i
i 1
X n1
X
Dimana :
Xi = hasil pengukuran a, b, c, d dan e
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

H. Uji Scaling errors


1. Tujuan
Untuk menilai ketelitian/akurasi software indikator jarak dan melihat adanya penyimpangan/distorsi.
2. Peralatan yang digunakan
a) CR kaset yang berisi Imaging plat
b) M1 Geometry test object
3. Metode Uji
a) Posisikan M1 test diatas pusat CR kaset pada FFD > 150 cm
b) Sinar dengan 50-60 kVp dan 10 mAs dan tanpa ada filtrasi
N.B. penggaris bisa digunakan sebagai pengganti M1 test obyek. Jika demikian lakukan dua kali
penyinaran dimana penyinaran pertama penggaris ditempatkan arah scan dan penyinaran kedua penggaris
diletakkan pada arah subscan.
c) Setelah time delay 1 – 5 menit, baca CR kaset, seperti urutan berikut

d) Jika digital caliper tersedia didalam software, periksa ukuran píxel dengan membut 5 bujur sangkar atau
ukur jarak dimensi ( x dan y) pada lima kotak dalam arah scan cepat dan lambat.
y

e) Posisikan kembali test object pada tepi seperti gambar 3 dan ulangi langkah-langkah 2 dan 4.

f) Sepanjang tepi CR kaset terukur arah horisontal ( x1) dan vertikal ( y1) seperti pada gambar 4. Hitung
aspect rasio x1/y1.

Gambar 4

4. Analisa data dan Evaluasi


a. Jarak yang terukur x dan y seharusnya masuk dalam 3% dari jarak sebenarnya pada pusat gambar atau
aspect ration pada pusat gambar (x/y) ) harus didalam nilai 1.00 ± 0.03 .
b. Aspect ratio pada sudut/tepi gambar (x/y) tidak boleh lebih besar 5% atau 1.00 ±
0.05. Nilai lolos uji untuk aspect ratio pusat ≤ ± 3 %
Nilai lolos uji untuk aspect ratio sudut/tepi ≤ ± 5 %

I. Uji Blurring
1. Tujuan
Untuk menguji penyimpangan/distorsi atau blurring pada gambar
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging plat
b. b. Contact mesh (TOMS4)
3. Metode Uji
a. Letakkan contact mesh (TOMS4) pada CR kaset. FDD > 150 cm dan sinari dengan faktor penyinaran 50-
60 kVp, 10 mAs tanpa filter . baca seperti langkah berikut

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 224
b. Secara visual periksa gambar dari penyimpangan/distorsi. Jika penyimpangan terjadi bersihkan CR kaset
dan ulang.
c. Ulangi untuk sedikitnya dua CR kaset lain.

4. Analisis data dan Evaluasi


Nilai lolos uji: Seharusnya tidak ada blurring. Jika blurring terjadi pada semua kaset ini berarti terjadi kesalahan
pada reader, sedangkan cacat/ketidak sempurnaan pada kaset individu boleh juga mengakibatkan blurring. Jika
sisa blurring masih tetap ada pada CR kaset setelah dibersihankan maka sebaiknya CR kaset tidak digunakan
untuk pelayanan.

J. Uji Limiting Spatial Resolution


1. Tujuan
Untuk menguji batasan kontras tinggi dalam kemampuan sistem untuk memisahkan secara detil.
2. Peralatan yang digunakan
a. CR kaset yang berisi Imaging
b. Resolution test object
3. Metode Uji
a. Tempatkan Resolution test object diatas pusat CR kaset dengan arah 45o ke tepi
b. Sinari dengan 50-60 kVp dan 10 mAs.
c. Baca CR kaset menggunakan parameter berikut

d. Lakukan penyesuaian window level dan resolusi perbesaran maksimal. Score banyaknya group yang
terlihat pada layar. Lihat sebagai hubungan resolusi.
e. Ulangi pengukuran dua kali dengan test obyek ditempatkan sedikit diserongkan pada arah lateral atau
longitudinal
f. Ulangi proses ini untuk semua resolusi gambar yang tersedia.
g. Jika mungkin arsip maupun cetakan gambar untuk acuan test berikutnya.
4. Analisa data dan Evaluasi
Nilai lolos uji : Test ini digunakan untuk menset baseline untuk QA test berikutnya. Print atau simpan hasil jika
memungkinkan.

K. Uji Threshold Contrast Detail Detectability


1. Tujuan
Untuk memonitor kualitas gambar dengan melihat detil kontras rendah.
2. Peralatan yang digunakan
- CR kaset yang berisi Imaging plat
- Threshold contrast test object (TO20)
3. Metode Uji
a. Dengan tabung, CR kaset, dan tembaga 1 mm pada posisi yang sama seperti test sensitivity, tempatkan
TO20 test object diatas CR kaset. Kolimasikan area penyinaran sesuai ukuran dari test obyek.
b. Sinari dengan 70 kVp dan suatu mAs tertentu sehingga memberi dosis ~ 4 µGy (0.4 mR). (sesuaikan faktor
penyinaran dan filter yang dipakai untuk merk CR reader/image reader). Baca CR kaset menggunakan
parameter berikut

Pastikan apakah gambar klinis paling umum pada softcopy atau hardcopy. Jika pada softcopy, lakukan
penyesuaian window width dan level sehingga gambar detail ukuran yang optimal terlihat. Jika hard copy,
atur window yang optimal dan pastikan bahwa noise latar jelas, dan cetak gambar pada ukuran film yang
paling besar. Lihat gambar pada light box .
c. Hitung faktor kualitas gambar, IQF,

dimana
HT(A) : threshold contrast detail index values dihitung dari gambar
HTref(A) : threshold contrast detail index values dihitung dari reference gambar
dari system yang bagus
D : dosis pada IP
Dref : dosis pada IP untuk reference image
n : banyaknya/jumlah detail pada test object

d. Ulangi test ini untuk dua CR kaset yang lain dan juga untuk CR kaset tunggal untuk dosis ~1 µGy (0.1 mR)
dan ~ 12µGy (1.2 mR).
e. Jika mungkin arsip atau cetak gambar untuk acuan berikutnya.
4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos uji : Hasil dari test ini digunakan untuk menset suatu baseline untuk test QA berikutnya. Hasil bisa
dibandingkan untuk sistem serupa jika tersedia.

L. Uji Fungsi Laser (Laser beam function)


1. Tujuan
Untuk menilai integritas scanline dan kerlipan laser
2. Peralatan yang digunakan
a. CR reader yang berisi image plate
b. Penggaris baja
c. Meteran
3. Metode Uji
a. Tempatkan suatu penggaris baja yang sedikit bersudut pada arah subscan diatas suatu kaset besar (35 cm
x 43 cm).
b. Atur jarak FSD 150 cm dan sinari dengan ~ 70 kVp dan suatu mAs sedemikian hingga memberikan dosis ~
50µGy (5 mR). ( sesuaikan faktor eksposi dan filter yang dipakai untuk merk CR reader/image reader).
c. Gunakan software untuk memperbesar gambar menjadi 10 kali. Pilih WW yang sempit sehingga gambar
tampak sebagian besar terpolarasiasi kedalam putih atau hitam. Ini diperlukan untuk memudahkan
membedakan dengan latar belakang. Kerlipan sinar laser dapat dievaluasi dengan Uji tepi dari penggaris
pada gambar.
4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos uji : Gambar tepi/pinggiran seharusnya tidak terpotong. Stair step karakteristik seharusnya seragam di
sepanjang gambar. Daerah pada over dan undershoot pada scan line menandai adanya suatu pengatur waktu
atau modulasi sinar laser ada masalah.

M. Uji Pola Moiré


1. Tujuan
Untuk menguji munculnya artefact pola Moiré akibat grid
2. Peralatan yang digunakan
CR kaset yang berisi imaging plat
3. Metode Uji
a. Tempatkan kaset CR kaset pada bucky seperti menscan garis pada vertikal gridlines. FFD harus 1.5 m dan
kolimasi menutupi pada keseluruhan CR kaset.
b. Sinari dengan pada 70 kVp menggunakan AEC dengan 1.0 mm filter tembaga pada kolimator , dan letakkan
grid pada tempatnya. ( sesuaikan faktor eksposi dan filter yang dipakai untuk merk CR reader/image reader).
c. Baca CR kaset sebagaimana diuraikan untuk test III tetapi dengan minimal penundaan, dengan tingkat
sampling paling tinggi yang mungkin.

d. Secara visual periksa gambar untuk pola Moiré garis artefact


e. Ulangi dengan CR kaset diposisikan dalam bucky dengan arah gridline horisontal.
f. Ulangi untuk semua buckies dan grid yang mungkin digunakan dengan CR sistem, termasuk grid yang
digunakan dalam mobile radiografi.
4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos uji : Pola Moiré seharusnya tidak kelihatan. Jika pola Moiré kelihatan dengan grid tertentu, maka CR
kaset tidak boleh digunakan. Penyebab pola Moire mungkin karena kegagalan dari gerakan dalam moving grid
atau kurangnya density/kepadatan grid.

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

IX. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan
Mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter uji.
C. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis
a) Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
b) Lakukan Telaah Teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
c) Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 226
D. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek Kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar
a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.055-18
- Form laporan nomor : FL.01.055-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 227
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 056-18
METODE KERJA PENGUJIAN
CT-SCAN No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksanaan uji kesesuaian pesawat CT-Scan.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp) adalah Tegangan tabung (kV) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada
waktu.
b. Dosis Serapan (Gy) adalah Dosis serapan adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa. Satuan
dosis serapan, gray (Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL atau Half Value Layer (mm) adalah HVL (mm) adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi
keluaran berkas sinar- x menjadi setengah dari nilai sebelumnya.
d. SID atau source image distance adalah SID adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor,
film)
e. SSD atau source surface distance adalah SSD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
f. SDD atau source detector distance adalah SDD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
g. CV atau coefficient of variation adalah coefficient of variation (koefesien variasi) atau CV adalah parameter statistik
dari sejumlah data pengujian sejenis dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja
komponen signifikan dari pesawat sinar-x.
h. CL atau coefficient of Linearity adalah Coefficient of Liniearity (koefisien linieritas) atau CL adalah parameter statistik
dari sejumlah data pengujian sejenis dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi
respon dari kinerja komponen signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. REFERENSI
a. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/07, Bapeten
b. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
c. Quality Control & Performance Testing Manual of Operation for CT, ACRIN, version 1.3
d. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 6: Computed Tomography
Equipment, Radiological Council of Western Australia , 2006

IV. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10% dan atau 380V± 10%

V. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Uji akurasi tegangan tabung
1. Tujuan
Untuk melihat kesesuaian antara tegangan setting pada panel kontrol dengan tegangan yang terbaca.
2. Peralatan yang digunakan
Digital kV meter or non- invasive beam analyser
3. Metode Uji
a. Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b. Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik.
c. Gunakan mode scout, topogram atau sceno dan Lakukan pengukuran untuk mendapatkan waveform
radiasi pada tegangan tabung yang paling sering digunakan, biasanya 120 kVp.
d. Gunakan mode scout, topogram atau sceno dan Lakukan pengukuran akurasi kVp untuk tiap nilai kVp
yang tersedia
e. Catat nilai kVp yang diatur pada panel kontrol dan nilai kVp yang terukur pada alat ukur
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting )  kVp alat ukur
error(%)   100%
kVp alat (setting )
(1)
Nilai lolos uji dari kesalahan (error) ≤ ± 6 %

B. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran

1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor eksposi yang digunakan dan menghitung
koefisien linieritasnya.
2. Peralatan yang digunakan
a. Elektrometer dan Detektor Ion chamber 0.3 cc
b. Phantom kepala untuk CT-scan
3. Metode Uji
a) Gunakan phantom kepala, letakkan ion chamber dengan penutup di tengah gantry (seperti melayang di
udara).
b) Menggunakan tape measure dan positioning light, pastikan ion chamber benar-benar terletak di tengah
gantry opening, dan bagian tengah ion chamber ada dalam slice plane.
c) Atur elektrometer pada mode integrate.
d) Dengan tebal irisan 8 mm atau 10 mm atau yag mendekati, lakukan penyinaran pada ion chamber
menggunakan 120 kVp, 400 mAs (atau nilai praktis terdekat). Catat hasil pembacaan elektrometer.
e) Menggunakan kVp, waktu scan, dan tebal irisan yang sama, ulangi pengujian menggunakan rentang nilai
mA yang ada (minimal 3 nilai mA).
f) Catat semua parameter scan yang digunakan dan dosis yang terukur pada elektrometer.
g) Konversikan dosis mGy ke dalam satuan mGy/mAs dan mGy/100mAs.
h) Hitung CTDIudara dalam satuan mGy/100mAs
i) Hitung nilai CL
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Konversikan semua hasil ukur ke mGy/mAs
b) Hitung nilai CL dengan rumus berikut :

CL  xmax  xmin
xmin
Dimana : xmax 
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-1)
Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (3)

c) Hitung CTDIudara pada kVp yang digunakan dengan rumus berikut :

CTDI udara k
t
DI
 F
Dimana :
Fk : faktor kalibrasi alat ukut
I : panjang volume aktif detektor (mm)
D : rerata hasil ukur pada kVp yang digunakan per 100 mAs (mGy/100mAs)
t : tebal irisan

C. Uji Kualitas Radiasi (HVL)


Catatan :
Pengujian ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian akurasi tegangan.
1. Tujuan
Untuk menilai kecukupan filtrasi yang dipasang dalam menyaring sinar-x energi rendah/kualitas berkas sinar-x.
2. Peralatan yang digunakan
Non invasif kVp meter
3. Metode Uji
a) Setting peralatan seperti pada pengujian akurasi tegangan tabung
b) Letakkan detektor sedemikian rupa sehingga pada saat eksposi posisi detektor tegak lurus tabung sinar-x.
c) Pilih mode scout (disebut juga scanogram, topogram, atau scan projection radiograph).
d) Lakukan scan pada detektor
e) Catat nilai HVL yang terukur pada nilai kVp tersebut
f) Ulangi langkah 3-5 , untuk variasi kVp yang lain yang tersedia
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Bandingkan nilai HVL yang terukur dengan nilai lolos ujinya.
b) Lakukan interolasi untuk HVL pada 120 kVp

Nilai lolos uji untuk 120 kVp, HVL ≥ 3.8 mmAl (3) atau untuk kVp yang lain seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Nilai HVL

kVp Nilai lolos uji(4)


90 HVL ≥ 2.7 mmAl
100 HVL ≥ 3.0 mmAl
110 HVL ≥ 3.4 mmAl
120 HVL ≥ 3.8 mmAl
130 HVL ≥ 4.2 mmAl
140 HVL ≥ 4.6 mmAl

D. Uji CT Dose Index (CTDI)


1. Tujuan
Untuk menilai kesesuaian nilai CTDI dengan nilai pada baseline-nya
2. Peralatan yang digunakan
a. Ion Chamber, 10 cm 3cc
b. Elektrometer
c. CT Phantom kepala dengan diameter 16 cm
3. Metode Uji
a. Letakkan fantom-kepala di holder kepala pasien, pastikan posisi fantom stabil.
b. Gerakkan meja pasien, sehingga posisi fantom-kepala pada pusat gantry. Pastikan lubang pusat fantom
(titik A, gambar1) sejajar dengan pusat gantry.
c. Letakkan ion chamber pada center atau pusat fantom (pada titik A, gambar1). Dan tutup lubang B, C, D dan
E dengan batang akrilik (PMMA).
Gambar 1. Fantom-Kepala

d. Pastikan lokasi slice melewati center dari ion chamber.


e. Atur elektrometer pada mode intregrate dose dengan satuan mGy.
f. Gunakan lebar slice 8mm atau 10mm (atau sesuaikan dengan kondisi pemeriksaan), lakukan penyinaran
pada ion chamber dengan ketentuan 120 kVp dan 400 mAs (atau nilai yang terdekat). Catat pembacaan
dari elektrometer
g. Ulangi langkah 6 sebanyak 2 kali dan hitung reratanya.
h. Ulangi langkah langkah 4 – 7 pada 4 lokasi titik phantom (B, C, D dan E)
i. Hitung nilai CTDI100/center

4. Analisa Data dan Evaluasi

Nilai lolos uji untuk CTDI100/100 mAs dibandingkan dengan CTDI100 /100 mAs baseline pabrikan.
Cara menghitung CIDI100 (2)sebagai berikut :
CTDI  xExL
k
100
Keterangan:
NxT

E : Rerata Dosis (mGy)


k : Faktor koreksi elektrometer
L : Panjang ion chamber (mm)
T : Nominal lebar irisan pada satu data channel (mm)
N : Jumlah irisan/slice pada akuisisi data channel satu axial.

Contoh :
CT Scan multi slice, 120 kVp, 50 mA, 0.8 second dan 4 x 2.5 mode (four 2.5 mm axial scans acquired per 0.8
sec exposure)
Bacaan elektrometer adalah 0.32 mGy. Faktor kalibrasi elektrometer adalah 1.0 maka CTDI100 adalah

CTDI100 = (1.0)(0.32 mGy)(100mm)/[(4)(2.5mm)]


= 3.2 mGy

E. Uji CT Number Rerata dan Uniformitas Citra


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui nilai CT number air rata-rata.
b. Untuk mengetahui keseragaman CT number.
c. Untuk mengetahui noise pada gambar
2. Peralatan yang digunakan Phantom CT berisi air
3. Metode Uji
a. Letakkan phantom CT berisi air di pusat rotasi gantry.
b. Scan phantom melalui bagian tengah menggunakan faktor eksposi 120 kVp, 300 mAs, tebal irisan 8 mm
.Apabila faktor eksposi tersebut tidak tersedia, gunakan faktor eksposi klinis. Catat nilai-nilai tersebut.
Gunakan filter konvolusi standar untuk CT kepala (tidak boleh menggunakan smoothing filter atau edge
enhancing filter).
c. Pilih area ROI (region of interest) berbentuk lingkaran dengan diameter 20 mm pada bagian pusat citra
phantom (untuk berikutnya disebut ROI dalam(1)) dan empat ROI lain (2-5) pada duapertiga radius
phantom dari titik tengah (untuk berikutnya disebut ROI luar), seperti pada gambar 1.

1
5 3

4
Gambar 1. Titk-titik ukur pengambilan ROI

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 230
d. Catat nilai CT number, standar deviasi (noise ) pada nilai CT-number rata-rata.
e. Simpan hasil citra dalam format DICOM
f. Jika scanning tidak dilakukan pada parameter 120 kVp, 300 mAs dan tebal 8 mm, konversikan nilai noise
ke-empat tepinya dengan rumus :

kVmmAsm  slicewidth m
 s  m
120300  8

g. Hitung selisih noise maksimum dan noise minimum hasil konvesi pada langkah diatas.
h. Hitung selisih CT number ke-empat tepi terhadap CT number di pusat citra.

4. Analisa dan Evaluasi


Nilai lolos uji :
a. CT-number rata-rata (ROI pusat) Nilai lolos uji CT pusat ≤ ± 4 CT (1)
b. Keseragaman Noise Nilai lolos uji CT tepi ≤ ± 2 CT (1)
c. Keseragaman CT-number pusat dan tepi (Δ CT ) Nilai lolos uji Δ CT ≤ ± 2 CT (1)

F. Uji Lineritas CT-Number (linierity of response)


1. Tujuan
Untuk menilai linearitas bilangan CT menggunakan densitas elektron suatu material
2. Peralatan yang digunakan
Section linearitas phantom CT berisi sampel udara,air,akrilik,tulang dan polyetelin seperti yang ada pada tabel 1

Tabel 1 – Material untuk pengujian linearitas

Material Densitas elektron (gr/cm3)


Udara 0
Polyetelin 0.94
Air 1.02
Akrilik 1.15

3. Metode Uji
a. Letakkan phantom CT sehingga irisan akan melewati bagian tengah insert linearitas.
b. Scan phantom melalui area tengah menggunakan faktor paparan 120 kVp, 300 mAs, tebal irisan 8 mm,
atau nilai praktis terdekat.
c. Buatlah h ROI (region of interest) pada tiap material dengan luasan yang sama
d. Catat nilai mean ROI pada setiap material fantom di citra obyek sebagai CT number material
e. Simpan hasil citra obyek dalam format DICOM
f. Catat densitas elektron setiap material dari data elektron density pada pesifikasi teknis atau manual fantom
g. Buatlah grafik CT number versus densitas elektron setiap material dan tentukan nilai koefisien regresi linier
(R)
4. Analisa dan Evaluasi
Hitung koefisien korelasi menggunakan regresi dari grafik antara bilangan CT (sumbu y) terhadap densitas
elektron (sumbu x). Koefisien korelasi > 0,99.

G. Uji Resolusi untuk kontras tinggi (High Contras Resolution)


1. Tujuan
Untuk menilai kemampuan resolusi kontras tinggi yang dihasilkan dari scanner
2. Peralatan yang digunakan
Phantom CT berukuran kepala berisi line-pair insert
3. Metode Uji
a. Letakkan phantom CT sehingga irisan akan melewati bagian tengah line-pair insert.
b. Scan phantom melalui area tengah menggunakan faktor eksposi 120 kVp, 300 mAs, tebal irisan 5 mm, atau
nilai praktis terdekat.
c. Perhatikan hasil citra di monitor,
d. Atur window wide 100 dan window level 1100
e. Simpan data dalam file DICOM
f. Lakukan evaluasi
4. Analisa dan Evaluasi
Lakukan analisa line pair yang dapat dengan jelas dipisahkan.
H. Uji KesesuaianTebal Slice
1. Tujuan
Untuk memeriksa ketepatan tebal slice
2. Peralatan yang digunakan
Phantom Gammex 464
ACR.
3. Metode Uji
a. Posisikan phantom pada pusat rotasi gantry;
b. Atur setting pesawat CT-Scan dengan faktor eksposi 120 kVp, 300 mAs , tebal slice 5 mm. Atau yang
mendekati praktik klinis.
c. Lakukan eksposi;
d. Analisis citra dari menggunakan software atau secara manual
e. Simpan hasil dalam bentuk DICOM

4. Analisa dan Evaluasi


Tebal slice adalah jumlah bar atas/bawah dibagi dua
Nilai lolos uji :
Δslice,axial ≤ 0.5 mm
Contoh : pada gambar terlihat ada 9 bar maka Δslice = 5 - 9/2 = 0.5 mm

I. Uji Indikator Posisi Meja (variansi reprodusibilitas)


1. Tujuan
Untuk memeriksa akurasi penunjukan reprodusibilitas pergerakan meja passien dengan penunjukan gantry.
2. Peralatan yang digunakan
a. Phantom atau beban yang setara dengan pasien ( ~ 70 kg)
b. Pengaris dan penanda
3. Metode Uji
a. Letakkan phantom CT/beban pada meja pasien.
b. Letakkan penggaris pada meja pasien.
c. Atus posisi inidikator pada gantry “0”
d. Letakkan penggaris kedua/ marker pada meja pasien yang bergerak.
e. Gerakkan meja secara manual maju dan mundur (30 cm atau 20 cm)
f. Perhatikan angka penunjukan di gantry.
g. Catat angka penunjukan gantry.
h. Lakukan 5 kali maju – mundur.
4. Analisa dan Evaluasi
Δ : perbedaan posisi meja dengan posisi yang ditunjukkan indikator gantry (mm)
Δz : maksimum perbedaan posisi meja dengan posisi yang ditunjukkan indikator gantry
(mm) Varz : standar deviasi dari Δ
Variansi reproduksibilitas merupakan standar deviasi dibagi dengan nilai rata-rata pengukuran.
Variansi reproduksibilitas = 2
 n 
 S  2   X  X  2

 1 
i

    i 1

 X  n  1 

X 
Dimana : 
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi dari Δ
n = jumlah pengukuran
Nilai lolos uji
Nilai lolos Δz ≤ 0.5 mm (1)
Nilai lolos Varz ≤ 1 mm (1)

J. Uji Kesesuaian pusat penandaan laser dengan pusat slice (Δlaser)


1. Tujuan
Untuk mengetahui akurasi positioning light irisan terhadap berkas x-ray.
2. Peralatan yang digunakan
Phantom Citra Gammex
464
3. Metode Uji
a. Letakkan phantom CT di tengah gantry, kemudian nyalakan positioning light.
b. Scan phantom menggunakan single slice dengan lebar irisan minimum.
c. Perhatikan citra di layar monitor ukur deviasi/kemiringganya.
4. Analisa dan Evaluasi
Ukur perbedaan ketinggian garis merah pada pusat lingkaran.

Δlaser = panjang penyimpangan image (mm)


Nilai lolos Uji untuk kesesuaian pusat penanda laser dengan pusat slice (Δ) laser ≤ ± tebal irisan min.(1)

VI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

VII. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter
uji.
c. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
2. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
3. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Kesimpulan
a) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan
tidak laik pakai.

e. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

f. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

g. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.056-18
- Form laporan nomor : FL.01.056-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 057-18
METODE KERJA PENGUJIAN DENTAL
PANORAMIC No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksanaan uji kesesuaian pesawat dental x-
ray.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu
b. Dosis Serapan (Gy) adalah adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa. Satuan dosis serapan,
gray (Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm) atau Half Value Layer adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran berkas sinar-
x menjadi setengah dari nilai sebelumnya
d. SID atau source image distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
e. SSD atau source surface distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
f. SDD atau source detector distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
g. CV atau coefficient of variation (koefesien variasi) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-x.
h. CL atau coefficient of Linearity (koefisien linieritas) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon dari kinerja komponen
signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/08, Bapeten
c. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
d. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 5: Dental Radiographic
Equipment, Radiological Council of Western Australia , 2006

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Dosemeter
b. Loaded radiographic atau envelope wrapped film
c. Isolatif
d. Meteran

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


I. Uji Kolimasi Berkas Sinar-X
a. Tujuan
a) Untuk memastikan area berkas sinar-x berada dalam area konus
b) Untuk mengetahui kecukupan diameter/diagonal konus
c) Untuk mengetahui jarak titik fokus ke pasien (SSD)
b. Peralatan yang digunakan
a. Image reseptor
b. Meteran
c. Metode Uji
a) Ukur dan catat diameter bagian dalam mulut konus;
b) Ukur dan catat jarak titik focus ke ujung konus (SSD);
c) Tempatkan image reseptor pada permukaan yang datar.
d) Posisikan tabung sinar x dengan beam aplicator menempel dengan film atau kaset (gambar 1)

Gambar 1. Pengujian ukuran dan kesejajaran berkas untuk peralatan intraoral


e) Lakukan penyinaran.
f) Proses film dan ukur diameter (untuk berkas lingkaran) atau diagonal terbesar (berkas persegi panjang).
d. Analisa Data dan Evaluasi
Niilai lolos uji untuk diameter/diagonal maksimum ≤ 60 mm(1)
Nilai lolos uji untuk dimensi berkas sinar-X < dimensi ujung konus (1).
Nilai lolos uji untuk SSD ≥ 200 mm(1)

II. Uji akurasi tegangan tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi tegangan tabung.
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital kV meter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti gambar 2)

Gambar 2. Pengujian akurasi tegangan tabung untuk peralatan intraoral

d. Atur tegangan tabung pada kondisi 60 atau 65 kVp atau menyesuaikan kondisi alat.
e. Jika tegangan tabung dapat diatur, atur tegangan 60 kVp dan ditingkatkan 10 kVp sampai dicapai tegangan
maksimum dan waktu penyinaran 0.1≤ s ≤ 0.2 detik atau seauai kondisi alat.
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting )  kVp alat ukur
error   100%
kVp alat (setting )
(1)(2)
Nilai lolos uji dari error ≤ ± 6.0 %

III. Uji akurasi waktu penyinaran


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi waktu penyinaran.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital timer or non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik. Catat jarak sumber-detektor (SDD), seperti pada
gambar 3 .

Gambar 3. Pengujian akurasi waktu penyinaran untuk peralatan intraoral


c. Lakukan serangkaian pengukuran waktu penyinaran. Lakukan minimal 5 kali pengukuran antara waktu
tercepat yang tersedia (tetapi tidak kurang dari 0,02 detik) dan 1,0 detik. Jika peralatan digunakan dengan
waktu penyinaran lebih dari 1 detik, maka harus dilakukan pengukuran lebih lanjut untuk waktu yang
digunakan.
4. Analisa Data dan Evaluasi
setting alat  bacaan alat ukur
error   100%
setting
alat

Waktu penyinaran Nilai Lolos Uji(1)(2)


≥ 100 ms error ≤ + 10 %
< 100 ms error ≤ + (10% + 1 ) ms

IV. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor penyinaran yang digunakan dan menghitung
koefisien linieritasnya.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti pada gambar 4)

Tube housing

Beam applicator

Digital multi meter

Permukaan datar

Gambar 4. Pengujian keluaran radiasi untuk peralatan intraoral

d. Lakukan pengukuran pada seting waktu yang sering digunakan


e. Catat tingkat dosis maksimum untuk tegangan tabung tertentu.
f. Lakukan pengukuran output radiasi.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Output radiasi dalam mGy.mAs-1 harus konstan dengan mA dalam rentang arus tabung yang tersedia atau mAs
dalam berbagai pengaturan yang tersedia.
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan persamaan
berikut :
x x
CL  x max  x min
max min
Dimana :
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-1)
Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-
1) Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (2)

V. Uji Reproduksibilitas
1. Tujuan
Untuk menentukan reproduksibilitas keluaran radiasi (output), tegangan tabung (kVp) dan waktu penyinaran.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital multimeter (kV, s dan dose meter) or non- invasive beam analyser)
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b. posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti pada gambar 5)
Tube housing

Beam applicator

Digital multi meter

Permukaan datar
Gambar 5. Pengujian reproduksibilitas keluaran radiasi (reproduksibilitas) untuk peralatan intraoral

c. Catat SDD.
d. Lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang biasa dipakai
e. Ulangi 5 kali dalam periode tidak melebihi 10 menit. Tegangan tabung dan waktu penyinaran pada setting
tunggal gunakan setting mAs
4. Analisa Data dan Evaluasi
Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata pengukuran.
X  X  2
n
Reproduksibilitas = CV =
S 1
 i
i 1
X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

Reproduksibilitas Nilai lolos uji(2)


Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05

VI. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas sinar-x.
2. Peralatan yang digunakan
a. Alat ukur HVL
b. Meteran
3. Metode Uji
Pengukuran HVL menggunakan alat ukur HVL :
a. Pastikan tabung sinar-X sudah dipanasi.
b. Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik
d. Lakukan peyinaran
e. Baca nilai HVLnya
4. Analisa Data dan Evaluasi
a. Menggunakan alat ukur HVL
Nilai HVL = nilai HVL yang terbaca pada alat ukur
b. Menggunakan metode interpolasi hitung nilai HVL pada kV 60 dan 70 kVp, jika
memungkinkan Nilai lolos uji untuk 70 kVp, HVL ≥ 1.5 (2) mmAl atau untuk kVp yang lain
seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Nilai HVL

kVp Nilai lolos uji(2)


60 HVL ≥ 1,5 mmAl
70 HVL ≥1.5 mmAl
80 HVL ≥ 2,3 mmAl

VII. Uji Kebocoran Wadah Tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan tingkat kebocoran radiasi pada wadah tabung.
2. Peralatan yang digunakan
a. Surveymeter
b. Lembar Pb 3 mm
c. Meteran
3. Metode Uji
a. Catat nilai kVp maksimum dan arus kontinyu.
b. Tutup ujung beam aplicator dengan lembar Pb 3 mm (Gambar 7)
c. Lakukan penyinaran dengan kVp maksimu yang tersedia.
d. Ukur dengan detektor pada mode laju dosis atau dosis integrasi, pada jarak 100 cm dari focal-spot yang
dilalui tube housing junction dan ukur pada titik depan (1), kanan (2), kiri (3), belakang (4) dan atas (5)
tabung

5
4

2
3

Gambar 7. Arah pengkuruan kebocoran radiasi.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum adalah
1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1 m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan faktor
konversi sebagai berikut :

Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)


Dimana :
D : absorbed Dose (Gy)
WR : Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H : Equivalen dose (Sv)

Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 0.25mGy/h(2) (0.25 mSv/h) pada jarak 1 m

Bila menggunakan alat ukur dengan mode laju dosis :


Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat arus _ kontinu
 arus _ paparan
Bila menggunakan alat ukur dengan mode dosis
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
mAxs seting

VIII. Informasi Dosis Pasien


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit rata-rata yang diterima pasien teknik penyinaran bitewing (pipi
samping)
2. Peralatan yang digunakan
a. Dosimeter (dengan detektor solid state)
b. Meteran
3. Metode
Uji
a. Tentukan SSD rata-rata untuk penyinaran bitewing
b. Lakukan npenyinaran dengan faktor penyinaran yang biasa digunakan
c. cacat dosis yang terbaca.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji untuk dosis pasien antara 1.8 mGy – 3 mGy(1)

VII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

VIII. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter
uji.
c. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
2. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
3. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

4. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

d. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

e. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

f. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.057-18
- Form laporan nomor : FL.01.057-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 058-18
METODE KERJA PENGUJIAN DENTAL X-RAY
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksanaan uji kesesuaian pesawat sinar –
x dental panoramic dan atau chepalometric.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu.
b. Dosis Serapan (Gy) adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa. Satuan dosis serapan,
gray (Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm) atau Half Value Layer HVL (mm) adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran
berkas sinar- x menjadi setengah dari nilai sebelumnya.
d. SID atau source image distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
e. SSD atau source surface distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
f. SDD atau source detector distance adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
g. CV atau coefficient of variation (koefesien variasi) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-
x.
h. CL atau coefficient of Linearity (koefisien linieritas) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon dari kinerja komponen
signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/08, Bapeten
c. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
d. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 5: Dental Radiographic
Equipment, Radiological Council of Western Australia , 2006

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Dosemeter
b. Loaded radiographic atau envelope wrapped film
c. Isolatif
d. Meteran
V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Uji Kolimasi Berkas Sinar-X pada Panoramic
1. Tujuan
Untuk mengetahui dimensi berkas sinar-x, serta kesesuaiannya dengan penanda dan reseptor citra.
2. Peralatan yang digunakan
a. Kaset berisi film ukuran 24 cm x 30 cm atau menyesuaikan
b. Meteran

3. Metode Uji
a. Pastikan terdapat penanda (slot) dan berkas sinar-x jtuh pada penanada dengan menggunkan laser.
b. Ukur dimensi penanda berkas sinar-x pada permukaan reseptor citra :
1) Ukur jarak titi fokus ke penanda (slot)
2) Ukur jarak titi fokus ke reseptor citra
3) Ukur dimensi penanda (slot)
c. Ukur dimensi berkas sinar-x di depan citra
1) Letakkan reseptor citra di depan penanda seperti gambar 3
2) Lakukan eksposi
3) Proses citra dan ukur dimensi berkas sinar-x
4) Ukur dan catat slot sebenarnya
Gambar 3. Pengujian ukuran dan kesejajaran berkas untuk peralatan tomografi panoramic

d. Ukur dimensi reseptor citra (Film/CR/DR) yang digunakan dan pastikan ukuran film/CR/DR yang
digunakan sebagai reseptor citra
e. Ukur dimensi berkas sinar-x pada reseptor citra
1) Letakkan kaset/amplop film pada reseptor citra
2) Lakukan eksposi
3) Proses film dan ukur dimensi berkas sinar-x
4) Ukur dan catat dimensi berkas sinar0x pada reseptor citra

4. Analisa Data dan Evaluasi


Dimensi berkas sinar-x pada film sisi slot sekunder tidak boleh menunjukkan adanya cut-off, (berkas harus
melewati pusat slot).
Nilai lolos uji untuk dimensi maksimum < dimensi film(1)
Dimensi dari berkas sinar x di sisi pasien slot sekunder tidak boleh lebih besar dari slot itu sendiri.Ukuran
vertikal dari berkas sinar x pada film sisi slot sekunder harus tidak lebih besar daripada dimensi vertikal dari
film sinar-x yang digunakan untuk radiografi panoramic.
Nilai lolos uji untuk dimensi berkas sinar-x (sisi film) ≤ dimensi film panoramic (1)
Nilai lolos uji untuk dimensi berkas sinar-X sesuai/ simetris dengan dimensi slot dan film harus sesuai
/simetris dengan slot dan film (1).

Jarak Sumber-Kulit (SID)


Tidak ada jarak minimum yang ditetapkan.

B. Uji Kolimasi Berkas Sinar-X pada Cephalometrik


1) Tujuan
Untuk mengetahui kesesuaian dimensi berkas sinar-x dengan reseptor citra.
2) Peralatan yang digunakan
a. Kaset berisi film ukuran 24 cm x 30 cm atau menyesuaikan
b. Meteran
3) Metode Uji
a. Ukur jarak titik fokus ke kulit pasien terdekat (SSD)
b. Ukur jarak titik fokus ke reseptor citra (SID)
c. Tempelkan 2 buah kaset CR atau amplop berisi film pada permukaan reseptor citra pesawat
cephalometric
d. Tempatkan kaset atau amplop yang lebih besar dari ukuran kaset film/CR yang biasa digunakan pada
permukaan reseptor citra cephalometric, seperti gambar 2

Cephaloetric film holder

Film radiografi

Gambar 2. Pengujian ukuran berkas untuk peralatan cephalometric

e. Lakukan penyinaran
f. Proses film dan ukur berkas sinar x.
4) Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji untuk dimensi berkas sinar-x maksimum < dimensi film(1)
Nilai lolos uji untuk dimensi berkas sinar-X sesuai/ simetris dengan film support harus sesuai /simetris
dengan film support (1).
Jarak Sumber-Kulit (SID)
Nilai lolos uji untuk SSD ≥ 1500 mm(1)

C. Uji akurasi tegangan tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi tegangan tabung.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital kV meter or non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti gambar 2)
d. Atur tegangan tabung pada 70 kVp, 10 mAs untuk peralatan cephalometric dan 70 kVp untuk peralatan
OPG rotasi penuh.
e. Jika tegangan tabung dapat diatur, atur tegangan 60 kVp dan ditingkatkan 10 kVp sampai dicapai
tegangan maksimum dan waktu penyinaran 0.1≤ s ≤ 0.2 detik. (Untuk peralatan lama pengukuran
maksimum 10 kVp dibawah tegangan maksimum)
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting )  kVp alat ukur
error   100%
kVp alat (setting )
Nilai lolos uji dari error ≤ ± 6.0 % , (1)(2)

D. Uji akurasi waktu penyinaran


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi waktu
penyinaran. Test ini tidak untuk pesawat
panoramic.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital timer or non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik. Catat jarak sumber-detektor (SDD).
c. Lakukan serangkaian pengukuran waktu ekposi (untuk peralatan cephalometric, gunakan tegangan
tabung menengah sekitar 70 kVp). Lakukan minimal 5 kali pengukuran antara waktu tercepat yang
tersedia (tetapi tidak kurang dari 0,02 detik) dan 1,0 detik. Jika peralatan digunakan dengan waktu
penyinaran lebih dari 1 detik, maka harus dilakukan pengukuran lebih lanjut untuk waktu yang
digunakan.
d. Catat hasil pengukuran

4. Analisa Data dan Evaluasi

error  setting alat  bacaan alat ukur  100%


setting alat

Waktu penyinaran Nilai Lolos Uji(1)(2)


≥ 100 ms error ≤ + 10 %
< 100 ms error ≤ + (10% + 1 ) ms

E. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor penyinaran yang digunakan dan
menghitung koefisien linieritasnya.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung sinar-x sudah dipanasi.
b. Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik
d. Lakukan pengaturan kVp yan tetap dengan variasi mA/mAs secara klinis.
e. Catat hasil pengukuran
4. Analisa Data dan Evaluasi
Untuk peralatan tomografi panoramamic, catat tingkat dosis bersamaan dengan kVp, mA dan jarak. Untuk
peralatan chepalometric, output radiasi dalam mGy.mAs-1 harus konstan dengan mA dalam rentang arus
tabung yang tersedia atau mAs dalam berbagai pengaturan yang tersedia.
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan
persamaan berikut :
x  x
CL  xmax  xmin
max min
Dimana :
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-1)
Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (4)

F. Uji Reproduksibilitas
Pengujian ini tidak dapat digunakan untuk peralatan panoramic kecuali jika alat itu bisa difungsikan pada seting
cephalometric.

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 242
1. Tujuan
Untuk menentukan reproduksibilitas keluaran radiasi, tegangan tabung dan waktu ekposi.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital multimeter (kV, s dan dose meter) or non- invasive beam analyser
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b. posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti pada
c. Catat SDD.
d. lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang sering dipakai untuk penyinaran klinis.
e. ulangi 5 kali dalam periode tidak melebihi 10 menit. Tegangan tabung dan waktu penyinaran pada
setting tunggal gunakan setting mAs
Catatan :
Sebelum pengulangan penyinaran ulangi penyetingan dari awal..
4. Analisa Data dan Evaluasi
Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata pengukuran.

X  X 
n
Reproduksibilitas = CV =  i
2

S 1 i 1
X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

Reproduksibilitas Nilai lolos uji(4)


Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05

G. Uji Kualitas Radiasi (HVL)


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas sinar-x.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital multimeter
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik. Catat SSD
b. Atur tegangan tabung pada 70 kVp, untuk peralatan cephalometric dan 70 kVp untuk peralatan
Panoramic rotasi penuh.
c. Lakukan penyinaran
d. catat nilai HVL secara auto pada eektrometer
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji untuk 80 kVp, HVL ≥ 2,3 mmAl atau untuk kVp yang lain seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Nilai HVL

kVp Nilai lolos uji(4)


60 HVL ≥ 1,5 mmAl
70 HVL ≥1,5 mmAl
80 HVL ≥ 2,3 mmAl
90 HVL ≥ 2,5 mmAl
100 HVL ≥ 2,7 mmAl
110 HVL ≥ 3,0 mmAl

H. Pengukuran Dosis Pasien Pesawat Gigi Panoramic


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit rata-rata yang diterima pasien
2. Peralatan yang digunakan
1. Detektor ion chamber untuk panoramic
2. Meteran
3. Metode Uji
a. Catat suhu dan tekanan di dalam ruang pengujian (jika menggunakan ion chamber)
b. Letakkan detektor dengan posisi tegak lurus terhadap kolimator sekunder (slit kolimator). Posisi
detektor menempel setinggi setengah tinggi slot hasil uji kolimasi.
c. Lakukan npenyinaran dengan faktor penyinaran yang biasa digunakan
d. cacat dosis yang terbaca.
4. Analisa Data dan Evaluasi
a. Faktor koreksi suhu dan tekanan
 273.2  T  760 
kTP
  

 293.2 
 P 
T : suhu (oC) dan P : tekanan (mmHg)

b. Dosis terukur dihitung dengan rumus berikut ini :


PKL  M N P Q kQ kTP
KL 0
Dimana :
PKL : Air kerma length product
M : rata-rata dosis terukur
NPKLQ0: koefisien kalibrasi pada To dan Po
kTP : faktor koreksi suhu dan tekanan
kQ : faktor koreksi kualitas radiasi

c. Bacaan Penentuan DAP


1) Detektor pensil
Jika bacaan dinyatakan dalam bentuk DLP (mGy.cm), maka : DAP = DLP x tinggi slit
Jika bacaan dinyatkan dalam bentuk kerma udara (mGy), maka : DAP = Air kerma x panjang aktif
detector x tinggi slit
2). Detektor multipurpose
DAP = kerma udara x lebar slit x tinggi slit

I. Pengukuran Dosis Pasien Pesawat Gigi Cephalometric


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit rata-rata yang diterima pasien
2. Peralatan yang digunakan
a. Detektor solid state
b. Meteran
3. Metode Uji
a. Letakkan detektor pada permukaan reseptor citra. Posisikan detektor pada pertengahan lapangan hasil
uji kolimasi.
b. Ukur jarak detektor dari titik fokus, SDD.
c. Lakukan eksposi
d. cacat kerma udara yang terukur
4. Analisa Data dan Evaluasi
a. Konversikan kerma udara pada SSD dengan persamaan inverse square law
 x 2
K i1   2  K i2
x
 1
b. ilai dosis di permukaan kulit pasien diperoleh melalui persamaan berikut :
Ke  Ki BSF
Keterangan :
Ke : ESD atau ESAK
Ki : incident air kerma
BSF : Back scattering Factor = 1.35

VII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

VIII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan mengacu pada nilai lolos uji setiap
parameter uji.
C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
1) Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
2) Lakukan Telaah Teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak
nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan
nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
3) Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

D. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.058-18
- Form laporan nomor : FL.01.058-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 059-18
METODE KERJA PENGUJIAN DIGITAL
RADIOGRAPHY No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam melakukan pengujian qualiti assurance /
quality control pada alat digital radiography (DR).

II. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. User manual CR & DDR

III. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Meteran
b. Isolatif
c. Ionization chamber
d. Filter Tembaga dan aluminium
e. Resolution test object
f. Threshold test object (TO20)
g. Contact mesh (TOMS4)
h. M1 Geometry test object
i. Pb blok atau tembaga blok ukuran ~ 5 x 5 cm

IV. KONDISI LINGKUNGAN


c. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
d. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
e. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

V. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Uji Dosimetri
1. Tujuan
Untuk mengukur dosis yang diterima detektor.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
c. Meteran
3. Metode Uji
a. Letakkan ion chamber/detector pada jarak ~ 1.2 m dari titik fokus dan 30 cm diatas meja untuk menghindari
hamburan balik atau letakkan ion chamber diatas lapisan Pb dan FDD > 1.5 m dari fokus. Kolimasikan pada
detector (lihat gambar 1).
b. Atur faktor penyinaran pada 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu dan sinari dengan mAs tertentu sehingga
memberikan dosis 10 µGy.
c. Catat dosis terukur dan lakukan dua kali
d. Dengan teknik yang sama tentukan mAs sehingga memberikan dosis pada receptor 1 µGy, 4 µGy, 12 µGy dan
50 µGy.

Focus

Added filter

Ionisation
>150 cm chamber

Detector
>30 cm

Figure 1: Set-up for dosimetry

A. Uji Dark Noise


1. Tujuan
Untuk memeriksa tingkat inherent noise (noise bawaan) system..
1. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Jika mungkin, pindahkan grid
b. Tutup kolimator dan tutup detector dengan lead apron. Sinari dengan 50 kVp dan 0.5 mAs. Ini akan memberikan
efek dosis “nol” atau dark noise image.
c. Catat nilai indicator dosis detector (indek sinar) dan nilai pixel
4. Analisa Data dan Evaluasi
Test ini digunakan sebagai baseline untuk test QA kedepan.

B. Uji Liniearity and System Transfer Propertis (STP) dan dark noise
1. Tujuan
Untuk menetapkan hubungan antara dosis yang diterima oleh receptor dan nilai pixel sedemikian sehingga hubungan
ini dapat digunakan untuk koreksi uji sisa bayangan/image retention dan uniformity, juga untuk menetapkan bahwa
indikasi sinari ( dihitung dari indikator dosis detektor) yang merespon secara linier untuk meningkatnya dosis.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Jika mungkin, pindahkan grid
b. Buka dan sinari seluas area detector dengan 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu dengan mAs tertentu sehingga
dosis yang diterima ~ 1 µGy, atau seperti test IV.1.
c. Catat nilai indikator dosis detektor (exposure index)
d. Ulangi langkah no. 2 dengan dosis 4 µGy, 12 µGy dan 50 µGy.
e. catat nilai pixel dari pusat gambar.
f. Buatlah grafik hubungan dosis receptor versus nilai píxel (nilai indikator dosis)
4. Analisa Data dan Evaluasi
a. Plot grafik nilai pixel (nilai indikator dosis) versus dosis receptor, dosis sebagai fungsi dari nilai pixel (dengan MS
excel) dan tentukan pesamaannya.
Dosis = f (nilai píxel)
b. Titik dosis nol dapat digunakan test II Persamaan ini merupakan persamaan system transfer properties (STP)
yang selanjutnya digunakan untuk mengkoreksi test IV dan VI.
c. Nilai lolos Uji : Trend line dari grafik harus mempunyai nilai R 2 > 0.95. Tidak ada toleransi untuk persamaan STP.
Hubungan nilai píxel dan dosis harus hubungan sederhana ( e.g. log, linier atau square root/akar dua). Tidak ada
toleransi untuk dark noise, sehingga data bisa digunakan sebagai baseline ketika re-checking dark noise jika
terjadi masalah dengan kualiti image.

C. Uji Image retention (sisa bayangan)


1. Tujuan
Untuk menguji sisa minimal signal (ghosting).
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Pastikan grid dipindahkan.
b. Atur FDD ~ 1.8 m.
c. Tutup kolimator dan tutup detector dengan lead apron. Sinari dengan 50 kVp dan 0.5 mAs.
d. Buka kolimator dan letakkan Pb atau tembaga blok usuran 5 x 5 cm diatas detector sehingga menutup
sebagaian dari detector. Sinari dengan 70 kVp dengan mAs tertentu sehingga dosis yang diterima ~ 4 µGy.
e. Dapatkan gambaran kosong yang lain seperti diuraikan pada langkah 3. Sinari ini harus dibuat 1 menit setelah
sinari sebelumnya.
f. Atur WW kecil dan WL.Secara visual periksa hasil gambar untuk sisa dari gambaran sebelumnya, gunakan
analisis ROI jika tersedia

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos Uji : jika tidak terjadi ghosting tidak diperlukan ROI analisis dan test dilewati. Perbedaan antara nilai pixel
pada daerah ghosting dan area sekitarnya < 5%
Nilai lolos uji Δ nilai pixel daerah yang ghosted dan area sekelilingnya < 5%

attenuated
region

ROI 1 ROI 2

Figure 2: Regions of interest for image retention

D. Uji Konsistensi indikator dosis detektor


Uji ini hanya dilakukan jika unit/alat mempunyai tampilan/menu detector dose indicator.
1. Tujuan
Untuk memeriksa variasi kesensitivan antara penyinaran dan untuk memonitoring kesensitivitan system dari baseline
untuk QA ke depan.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Pastikan grid dipindahkan.
b. buka kolimator sehingga area detektor tertutupi dan Atur FDD ~ 1.5 m.
c. Atur faktor penyinaran pada 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu dan sinari dengan mAs tertentu sehingga
memberikan dosis 10 µGy. Seperti langkah test I.
d. Catat program organ, LUT name dan indikator dosis detektor tanpa merubah WW dan WL
e. Ulangi langkah a-c, 3 kali
f. Ulang untuk dosis 1 µGy, dan 12 µGy
4. Analisis data dan evaluasi
Nilai lolos Uji : indeks kepekaan/indikator dosis detektor mestinya tidak berbeda lebih besar 20% dari rerata
beberapa penyinaran (program organ). Pengukuran harus digunakan untuk men-set suatu baseline untuk QA test ke
depan.
Indikator dosis detektor - % rerata indikator dosis detektor < 20%
Catatan : Hubungan antara dosis dan indikator dosis detektor mungkin tidak linier tapi sering hubungan sederhana.
Sejauh mungkin index harus dikonversi untuk perbandingkan suatu sinar.

E. Uji Uniformity (Keseragaman)


1. Tujuan
Untuk menilai keseragaman dari signal yang terekam/respon detektor. Ketidakseragaman respon detektor
mempngaruhi kualitas citra.
2. Peralatan yang
digunakan Digital
Radiografi (DR)
3. Metode Uji
a. Secara visual periksa semua gambar diperoleh dalam test V untuk keseragaman dan artefact.
b. Keseragaman gambar seharusnya dapat dianalisis menggunakan ROI jika tersedia, untuk mengukur nilai pixel
rata2 dan standar deviasi pada posisi a-e, seperti gambar 2 di bawah. ROI harus digambar/ditarik di pusat dari
semua kotak dan berisi 10000 pixels. Jika ROI analisa tidaklah tersedia di workstation maka gambar harus
ditransfer ke suatu workstation yang lain. Jika keseragamannya kurang bagus karena adanya faktor arah anoda-
katoda maka test ini diulangi dengan memutar tabung sebesar 90o

c. Lima nilai dari ROI analisis digunakan untuk menghitung lima nilai indikator dosis receptor memakai pesamaan
STP yang telah ditentukan.
4. Analilis data dan Evaluasi
Nilai lolos Uji : Gambar mestinya tidak mempunyai artefact yang jelas. Perbandingan standar deviasi pada 5
STP pada ROI dan rata2 (coefisien variansi /CV seharusnya kurang dari 10 %.
Nilai lolos uji untuk CV < 10 %
CV= S 1
n
 X  X 
i
2

 i 1

X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran a, b, c, d dan e
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

F. Uji Scaling errors


1. Tujuan
Untuk menilai ketelitian / akurasi software indicator jarak dan melihat adanya Penyimpangan / distorsi.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. MI geometry test obyek
3. Metode Uji
a. Pastikan grid dipindahkan dari sistem
b. Posisikan M1 geometry test diatas detektor atus FFD > 150 cm
c. Sinari dengan 50-60 kVp dan 10 mAs dan tanpa ada filtrasi
Catatan : penggaris bisa digunakan sebagai pengganti M1 test obyek. Jika demikian lakukan dua kali sinari
dimana sinari pertama penggaris ditempatkan arah scan dan sinari kedua penggaris diletakkan pada arah
subscan.
d. Hitunglah sapect ratio dengan membut 5 bujursangkar atau ukur jarak dimensi ( x dan y) pada lima kotak dengan
digital caliper yang tersedia.
e. Pilih sudut gambar dan ukur panjang horisontal ( a) dan vertikal ( b) seperti pada gambar 3. Hitung aspect
rasio a/b. Ulangi untuk sudut gambar yang lain.

f. Jika mungkin download file DICOM. Hitung pitch pixel, p (mm) = 100/n, dimana n adalah jumlah pixel yang
tercover pada 10 cm dari grid. Ulangi untuk arah x dan y. Test ini hanya perlu untuk pengawasan. Bandingkan
pixel pitch dengan standar pabrikan. melemparkan untuk dinyatakan itu oleh pabrikan [itu]. Perbedaan harus
tidak lebih besar dibanding kesalahan pengukuran yang diperkirakan.

4. Analilis data dan Evaluasi


a. Jarak yang terukur x dan y seharusnya masuk dalam 3% dari jarak sebenarnya pada pusat gambar atau
aspect ration pada pusat gambar (x/y) harus didalam nilai 1.00 ± 0.03 .
b. Aspect ratio pada sudut gambar (a/b) tidak boleh lebih besar 5%.
Nilai lolos uji untuk aspect ratio pusat ≤ ± 3 %
Nilai lolos uji untuk aspect ratio sudut/tepi ≤ ± 5 %

G. Uji Blurring and stitching/goresan artefacts


1. Tujuan
Untuk menguji penyimpangan/distorsi atau blurring pada gambar dan mencermati goresan artefact.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. TOMS4 test obyek
3. Metode Uji
a. Test harus dibuat dengan grid kedua-duanya keluar masuk detektor.
b. Pastikasn tidak ada filter dan atur FDD sejauh mungkin.
c. Letakkan contact mesh (TOMS4) diatas detector dan sinari dengan faktor penyinaran 50-60 kVp, 10 mAs .
d. Secara visual periksa gambar dari blurring dan goresan artefact
4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos Uji : Seharusnya tidak ada blurring. Jika goresan artefact terjadi seharusnya tidak menghilangkan suatu
informasi.

H. Uji Limiting Spatial Resolution


1. Tujuan
Untuk Untuk menguji batasan kontras tinggi dalam kemampuan sistem untuk memisahkan secara detil.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Resolution test obyek
3. Metode Uji
a. Pastikan grid dipindahkan dari sistem, tidak ada filtasi dan atur FDD sejauh mungkin.
b. Tempatkan resolution test object diatas detektor dengan sudut 45o.
c. Sinari dengan 50-60 kVp dan 10 mAs.
d. Lakukan penyesuaian window level dengan perbesaran yang optimal. Catat banyaknya group yang terlihat pada
layar. Gambar seharusnya dinilai pada pada pembesaran 5 X.
e. Ulangi pengukuran dua kali dengan test obyek ditempatkan sedikit diserongkan pada arah lateral atau longitudinal
f. Jika sistem mempunyai lebih dari satu elemen detektor, pengukuran pada 45 harus dibuat untuk masing-masing
elemen.
4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos Uji : Test ini digunakan untuk menset baseline untuk QA test berikutnya. Print atau simpan hasil jika
memungkinkan.
Catatan : Batas Resolusi diharapkan mendekati batas frekuensi Nyquist. Pada 45o frekuensi Nyquist ditentukan oleh
√2/2p (atau 1.41/2p) dimana p adalah dimensi pixel pitch (mm).
Catatan : Huttner test object dengan spasi garis 8 lp.mm-1 mungkin diperlukan.

I. Uji Threshold Contrast Detail Detectability


1. Tujuan
Untuk memonitor kualitas gambar dengan melihat detil kontras rendah.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Threshold Contrast test object (TO20)
3. Metode Uji
a. Pastikan grid dipindahkan dari system
b. Dengan tabung, detektor, dan tembaga 1 mm pada posisi yang sama seperti test sensitivity V, tempatkan TO20
test object diatas detektor. Kolimasikan area penyinaran sesuai ukuran dari test obyek.
c. Sinari dengan 70 kVp dan suatu mAs tertentu sehingga memberi dosis ~ 4 µGy.
d. Pastikan apakah gambar klinis paling umum pada softcopy atau hardcopy. Jika pada hardcopy, lakukan
penyesuaian window untuk melihat secara detail yang optimal, pastikan bahwa noise latar jelas, dan cetak
gambar pada ukuran film yang paling besar. Jika gambar pada softcopy, catat nilai window width dan level yang
secara optimal pada workstation sehingga dapat melihat setial ukuran secara detail.
e. Hitung faktor kualitas gambar, IQF,

dimana
HT(A) : threshold contrast detail index values dihitung dari gambar
HTref(A) : threshold contrast detail index values dihitung dari reference
gambar dari system yang bagus
D : dosis pada IP
Dref : dosis pada IP untuk reference image
n : banyaknya/jumlah detail pada test object

f. Ulangi test ini untuk dosis ~1 µGy dan ~ 12µGy.


4. Analisis data dan Evaluasi
Nilai lolos Uji : Hasil dari test ini digunakan untuk menset suatu baseline untuk test QA berikutnya. Hasil bisa
dibandingkan untuk sistem serupa jika tersedia.

VI. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

VII. TELAAH TEKNIS


a. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18.
b. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter
uji.
c. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis
1. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
2. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
3. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

4. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

d. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

e. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

f. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.059-18
- Form laporan nomor : FL.01.059-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 060-18
METODE KERJA PENGUJIAN SINAR-X
FLUOROSKOPI No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksaan uji kesesuaian
pesawat sinar-fluoroskopi.
Fluoroskopi berarti penggunaan sinar x-ray secara terus menerus atau berdenyut untuk menghasilkan gambar dinamis
yang real time dimana durasi/lama penyinaran tidak ditentukan sebelum penyinaran dimulai.

II. Definisi
a. Tegangan Tabung(kVp) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu
b. Dosis Serapan (Gy) adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa.Satuan dosis serapan, gray
(Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm) adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran berkas sinar- x menjadi setengah
dari nilai sebelumnya
d. Dentitas Optikal Film X-ray
Densitas optikal (OD) disini digunakan untuk nilai gross densitas optikal (penghitaman) film x-ray.
OD = log10 (I0 / It)
Dimana
I0 = intensitas cahaya tanpa film
It = intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui film
Contoh,
nilai OD = 1 menyatakan bahwa hanya 10% dari cahaya yang ditransmisikan melalui film, nilai OD = 2
menyatakan 1% transmisi.
e. SID adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
f. SSD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
g. SDD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
h. CV adalah Coefficient of variation (koefesien variasi), parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis dengan
seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-x.
i. CL adalah Coefficient of Liniearity (koefisien linieritas), parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon dari kinerja komponen
signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk Uji pesawat sinar-x Flouruskopi dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X
a) Fluoroskopi
b) Radiografi
b. Generator dan Tabung Sinar-X
a) Uji akurasi tegangan tabung radiografi
b) Uji akurasi tegangan tabung fluoroskopi
c. Uji akurasi waktu penyinaran
d. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran
a) Uji keluaran radiasi dan linieritas keluaran radiografi
b) Uji keluaran radiasi dan linieritas keluaran fluoroscopi
e. Uji Reprodusibilitas Radiografi
f. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)
a) Radiografi
b) Fluoroskopi
g. Uji Kebocoran Wadah Tabung
a) Kebocoran wadah tabung (metode radiografi)
b) Kebocoran wadah tabung (metode fluorografi)
h. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)
a) Pengujian paparan densitas standar
b) Uji waktu respon minimum
i. Uji Sistem Pencitraan Fluoroskopik
a) Uji selisih area sinar-x dengan display (Δ)
b) Uji kualitas citra
j. Informasi Dosis Pasien
a) Uji pengatur waktu fluoroskopi
b) Uji laju dosis maksimum
c) Uji laju dosis pasien dengan menggunakan PEP (Laju dosis tipikal pasien)

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
c. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 4: Fluoroscopic Equipment ,
Radiological Council of Western Australia , 2006
V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
a. Abdominal fantom of variable thickness for automatic exposurecontrol (AEC) tests
b. Aluminium filters
c. Copper attenuator (> 99% purity); dengan ketebalan 1 mm dan 2.5 mm
d. Densitometer
e. Ion chambers dan digital dosemeter
f. kaset berisi film radiografi
g. Lead block (3 mm x 50 mm x 50 mm)
h. lembaran timbal
i. solatif
j. Multimeter atau Non-invasive x-ray beam analysing instrument
k. Tiang penyangga
l. Meteran
m. alat uji resolusi tinggi
n. alat uji resolusi rendah
o. luxmeter untuk uji sistem vidio
p. mAs meter
q. timer

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. LANGKAH PENCEGAHAN KERUSAKAN ALAT


a. Penggunaan tabung x-ray tidak boleh melebihi nilai batas kemampuan instantaneous maupun continuous tabung.
Spesifikasi pabrik harus diperhatikan dengan seksama.
b. Perhatian khusus diberikan kepada pesawat x-ray yang jarang menggunakan rentang maksimum faktor penyinaran
yang ada. Untuk meminimalisir resiko kerusakan tabung x-ray, lakukan prosedur conditioning pabrikan sebelum
melakukan pengukuran menggunakan setting penyinaran yang jarang digunakan
1. Untuk alat yang tidak secara rutin digunakan, lakukan sesuai dengan rekomendasi pabrik dan jika rekomendasi
pabrik tidak diketahui pastikan tabung harus sudahbenar dipanaskan menggunakan kVp rendah, mA rendah dan
waktu pemaparan yang relatif lama.
2. Untuk alat yang telah dipanaskan dan digunakan, pengujian boleh dilakukan tanpa pemanasan lagi.
3. Buatlah dua eksposur pada 3 – 4 kVp bertahap mulai dari 110 kVp dengan mA rendah (misalnya 50 mA) dan
0,1s, sampai kVp maksimum yang akan diuji. Tunggu 30 detik antara eksposur.
4. Jika alarm, kode kesalahan (atau pesan), peralatan mati atau terjadi gelombang abnormal, maka penguji harus ;
a) membatalkanpengujian pada kVp yang lebih tinggi.
b) memberi tahu orang yang bertanggung jawab bahwa kesalahan telah terjadi.
5. Disarankan kVp maksimum yang digunakan adalah140kVp.
c. Beberapa peralatan dapat beroperasi secara fluoroskopi dengan anoda stasioner sehingga meningkatkan risiko
panas yang berlebihan selama prosedur pengujian. Dalam kasus dan di mana pengujian melibatkan eksposur
fluoroscopic panjang maka direkomendasikan dengan menggunakan tombol "prep/persiapan" secara berkala untuk
memutar anoda.

VIII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Kolimasi Berkas Sinar-X
Fluoroskopi
Uji Selisih tepi lapangan berkas sinar-x dengan tepi lapangan permukaan II maksimum (Δ), selisih lapangan kolimasi
dengan berkas sinar-x (Δ), dan jarak pusat citra di monitor dengan pusat II (Δ) pada jarak SID maksimum
1. Tujuan
Untuk menentukan dimensi berkas sinar x fluoroscopic untuk semua ukuran fluoroscopic pada semua jarak
antara focal spot tabung x-ray dan citra
Catatan : Test ini menguraikan prosedur untuk peralatan fluoroscopic dengan jarak antar focal spot dan II yang
bervariasi. Sedangkan untuk jarak yg tetap seperti pesawat C-Arm langkah-langkah yang tidak sesuai dapat
dihilangkan.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Kaset yg telah diisi film
b) Penggaris / Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pendataan Uji Data kolimator
(1) Nama pabrik
(2) Model
(3) Nomer seri
(4) Inherent filter
(5) Kolimator ganda
(6) Variasi SID
b) Uji Teknis
(1) Posisikan Tabung X-Ray dan II pada jarak maksimum
(2) Pilih area luasan II terbesar dan kolimator dibuka secara penuh
(3) Letakkan kaset berisi film didepan inputan II
(4) Expose film dengan x-ray fluoroscopiy
(5) Proses film dan ukur dimensi gambar pada film, diameter pusat citra di monitor.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Fluoroscopic x-ray pada input II haruslah terbatas secara otomatis oleh kolimator baik dalam bentuk persegi
atau lingkaran, dimana diameter atau sisi-sisinya tidak lebih besar dari diameter dari input II dengan
mengabaikan ukuran luasan efektif atau jarak antara focal spot tabung sampai inputan II yang dipilih (untuk
kolimasi persegi)

Input II

Berkas X-ray

Ketika jarak antara focal spot tabung x-ray dengan II ditingkatkan, kolimator harus secara otomatis melakukan
penyesuaian untuk mencegah ukuran berkas cahaya x-ray fluoroscopic melebihi II masukan.
a) Nilai lolos uji untuk Selisih tepi lapangan berkas sinar-x dengan tepi lapangan permukaan II maksimum
(Δ)≤ ± 1% SID (pada SID maksimum) (1)
b) Nilai lolos uji untuk Selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-x (Δ) ≤ ± 10% SID (pada SID
maksimum) (1)
c) Nilai lolos uji untuk jarak pusat citra di monitor dengan pusat II (Δ) ≤ ± 1% SID (pada SID maksimum) (1)

Radiografi
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa area berkas cahaya x-ray radiografi sesuai untuk area citra (ukuran kaset) yang
dipilih.
Catatan : Test ini menguraikan prosedur untuk peralatan fluoroscopic dengan jarak antar focal spot dan II
yang bervariasi. Sedangkan untuk jarak yg tetap seperti pesawat C-Arm langkah-langkah yang tidak sesuai
dapat dihilangkan.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Kaset yg telah diisi film
b) Penggaris / Meteran
c) Alat ukur kolimator
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a. Posisikan tabung x-ray dan II pada jarak maksimum (catat jarak).
b. Tempatkan Collimator test tool diatas meja dan pastikan berada ditengah berkas cahaya x-ray seperti
tampak pada gambar 1.
c. Dengan kontrol fluoroscopi, atur pusat berkas cahaya x-ray pada pusat collimator test tool.
d. Tempatkan kaset berisi film ke dalam holder kaset dan pilih ukuran berkas cahaya radiografi yang
diperlukan untuk melakukan pengujian ini. Untuk sistem manual, kolimator dibuka penuh.
e. Exposure dengan prosedur radiografi.
f. Letakkan kaset (berisi film) kedua menghadap ke bawah tepat diatas collimator test tool dan lakukan
exposure kedua (menggunakan faktor-faktor yang dikurangi atau sistem film screen yang lebih
rendah).
g. Proses film tersebut.

Gambar 1. Radiographic beam collimation

4. Analisa Data dan Evaluasi


a) Penyimpangan antara berkas cahaya radiografi dan kaset didalam serial charger ( perbedaan
dimensi ) :
(1) Penyimpangan dengan berkas cahaya sinar x lebih besar dari film. Menghitung magnification
factor :
magnification factor = Skala Terukur
Skala Nyata
aplikasikan faktor ini untuk simpangan yang terukur ketika terdapat perbedaan antara film
diatas collimator test tool (film) dan film yang diletakkan pada serial changer.

(2) Penyimpangan dengan berkas cahaya sinar x lebih kecil dari film.
(a) Menghitung magnification factor
Ukur kesalahan langsung dari film pada serial changer

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 253
Untuk lapangan persegi :
ΔX =│X1│ +│X2│
ΔY =│Y1│ +│Y2│
(1)(2)
(b) Nilai Lolos Uji untuk selisih lapangan kolimasi dengan kaset ΔX ≤ 3% SID ;
Nilai Lolos Uji adalah ΔY ≤ 3% SID (1)(2)
Dan
Nilai Lolos Uji adalah ƩΔi ≤ 4% SID, i = X,Y (1)(2)
Untuk lapangan lingkaran :
Nilai Lolos Uji adalah Δ (lingkaran) ≤ 1% SID (1)2)

B. Generator dan Tabung Sinar-X


1. Uji data Pesawat
a) Data meja kontrol
(1) Nama Pabrik
(2) Model
(3) Nomer seri
(4) Tipe generator
(5) Rating generator (kVp, mA , mAs maksimum)
b) Data Wadah Tabung
(1) Nama pabrik
(2) Model
(3) Nomer seri
(4) Inherent filter (mm Al at nominal kVp)
(5) Filter tambahan
(6) Tanda focal spot
c) Data Insert Tabung
(1) Nama Pabrik
(2) Model
(3) Nomer seri
(4) kV maksimum

2. Analisa Data dan Evaluasi


Jika data tidak mudah diakses dapat mungkin tersedia dalam manual peralatan atau dari pabrikan atau
manufacturer’s agen.
Tombol penyinaran fluoroskopi harus deadman dan terlindung dari operasi yang tidak disengaja.
Untuk peralatan fluoroskopi yang tetap harus ada penunjukkan tabung sinar-x yang dipilih.

Uji akurasi tegangan tabung (kVp Fluoroskopi)


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi kVp selama proses fluoroscopy
2. Siapkan Peralatan yang digunakan :
a) Digital kVmeter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
c) Lead rubber apron
3. Metode Uji
Peringatan : sebelum melakukan pengujian ini, perhatikan spesifikasi alat dan range tegangan tabung
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Kurangi filter tambahan atau minimalkan filter tambahan.
c) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak sumber-detektor (SDD).
Catatan:
Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalik untuk menghadapi sinarx - ray primer.
d) Atur kolimasi sinarx-ray menurut rekomendasi pabrik. Dengan cara proses fluoroscopi.
e) Letakkan lead rubber sheet di permukaan II untuk melindungi/menutupi input II dari berkas cahaya x-
ray.
f) Lakukan pengukuran untuk mendapatkan waveform radiasi pada seting mid range tegangan tabung
yaitu sekitar 80 kVp dan tidak kurang dari 1 mA.
g) Lakukan pengukuran menggunakan arus tabung yang memungkinkan (misalnya 1 mA) dimulai pada
60 kV sampai 100 kVp jika memungkinkan.
Lakukan juga pengukuran dosis bersamaan dengan setiap langkah pengukuran kVp.
Jika kontrol manual untuk factor exposure fluoroscopic tidak tersedia, gunakan berbagai attenuator
pada masukan II untuk memperoleh nilai pada faktor yang berbeda.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Kesalahan relatif (error ) kVp alat (setting)  kVp alat ukur
  100%
kVp alat (setting)
Nilai lolos uji dari kesalahan (error) ≤ ± 10 % (3)

Akurasi tegangan tabung (kVp Radiografi)


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi kVp selama proses radiografi dengan tabung luoroscopic x-ray
(Jika sebuah pesawat fluoroscophy terdapat mode radiography)
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital kVmeter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
c) Lead rubber apron
3. Metode Uji
Peringatan : sebelum melakukan pengujian ini, perhatikan spesifikasi alat dan range tegangan tabung
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Kurangi filter tambahan atau minimalkan filter tambahan.
c) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak sumber-detektor
Catatan:
Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalik untuk menghadapi sinarx - ray primer.
d) Atur kolimasi sinarx-ray menurut rekomendasi pabrik. Dengan cara proses fluoroscopi.
e) Letakkan lead rubber sheet di permukaan II untuk melindungi/menutupi input II dari cahaya x-ray.
Pastikan supaya tidak mengganggu pergerakan film changer.
f) Lakukan pengukuran untuk mendapatkan waveform radiasi pada seting mid range tegangan tabung
yaitu sekitar 80 kVp 20 mAs.
g) Lakukan Pengukuran dimulai dengan 60 kV atau KVp terendah, dan peningkatan tiap 10kVp
sampai 100 kVp. Gunakan waktu exposure ≥ 0,1 s dan sebaiknya ≤ 0,2 s. Lakukan pengukuran
dosis pengukuran bersamaan dengan pengukuran kVp
Catatan:
Untuk unit dengan fokus besar dan kecil, dianjurkan pengujian menggunkan fokus besar.
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting)  kVp alat ukur
error   100%
kVp alat (setting)
Nilai lolos uji dari error ≤ ± 10 % (3)
Keterangan :
untuk pesawat dengan mode Radiografi/Fuoroskopi (RF) penggujian dilakukan dengan mode radiografi
saja.

C. Uji akurasi waktu penyinaran radiografi


1. Tujuan
Untuk menentukan ketepatan waktu exposure (untuk pesawat dengan pemilihan eksposure timer dan
display).
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital timer or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Metode Uji
a) Uji Data Pesawat
(1) Waktu penyinaran yang digunakan
(2) SDD
b) Uji Teknis
(1) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
(2) Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan detektor.
(3) Letakkan lead rubber sheet di permukaan IIuntukmelindungi/menutupi input II dari cahaya x-
ray. Pastikan supaya tidak mengganggu pergerakan film changer.
(4) Lakukan minimal lima kali pengukuran menggunakan 70 kVp, dengan waktu eksposure
antara waktu eksposure tersingkat (tidak kurang dari 0,02 s) dan 1 s. Apabila waktu
eksposure yang biasa digunakan lebih dari 1 s, lanjutkan pengukuran untuk waktu eksposure
tersebut.
Catatan :
Apabila diperlukan, lakukan pengukuran tambahan menggunakan waktu eksposure yang
biasa dilakukan.
4. Analisa Data dan Evaluasi
setting alat  bacaan alat ukur
error   100%
setting alat

Waktu penyinaran Nilai Lolos Uji(3)(4)


≥ 100 ms error ≤ + 10 %
< 100 ms error ≤ + (10% + 1 ) ms

D. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran Fluoroscopi
1. Tujuan
Untuk menentukan laju dosis fluoroscopic diudara pada rentang faktor eksposure yang dipilih serta
menggunakannya untuk menghitung output.
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
b) Meteran
c) Lead rubber apron
3. Metode Uji
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Kurangi filter tambahan atau minimalkan filter tambahan.
c) Letakkan ion chamber atau detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan
detektor.
Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalik untuk menghadapi sinar x-ray primer.
d) Atur kolimasi sinar x-ray menurut rekomendasi pabrik. Dengan cara proses fluoroscopi
e) Pastikan bahwa, pada serial changer terkunci ke dalam posisi yang benar.
f) Letakkan lead rubber sheet di permukaan IIuntukmelindungi/menutupi input II dari berkas cahaya x-
ray.
g) Pada pesawat dengan pilihan mA manual, ukur laju dosis fluoroscopic di udara pada rentang arus
tabung dari 1 mA ke maksimum yang tersedia di 70 kVp.
h) Ukur laju dosis pada KV dan mA maksimum.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan
persamaan berikut :
x x
CL  max  min
xmax xmin
Dimana :
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-1)
Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (1)

Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran Radiografi


1. Tujuan
Untuk menentukan output radiografi diudara pada rentang faktor eksposure yang dipilih serta
menggunakannya untuk menghitung koefisien linieritas output radiografi.
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital multimeter atau non- invasive beam analyser
b) Meteran
c) Lead rubber apron
3. Metode Uji
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Setiap penggunaan filter tambahan yang dapat diatur dalam sinar x-ray, harus dilepas atau atur ke
nilai minimum
c) Letakkan ion chamber atau detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan
detektor. Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalikuntukmenghadapisinarx-ray
primer.
d) Atur kolimasi sinarx-ray menurut rekomendasi pabrik. Dengan cara proses fluoroscopi
e) Lakukan pengukuran untuk semua arus tabung yang tersedia, dengan tegangan 70kVp dan waktu
eksposure ≥ 0,1s, disarankan ≤ 0,2s.
Catatan :
Jika pilihan arus tabung yang tersedia secara terus menerus, lakukan pengukuran sedikitnya tiga
pengukuran tersebar direntang yang tersedia.
Jika user tidak dapat mengubah mA, lakukan pengukuran output radiasi pada seting mAs yang
sesuai.
f) Lakukan pengukuran pada focal spot yang lain jika tersedia.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan
persamaan berikut :
x  xmin
CL  max
xmax  xmin
Dimana :
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-1)

Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (4)


Keterangan
untuk pesawat dengan mode radiografi/fuoroskopi (RF) penggujian dilakukan dengan mode
radiografi saja.

E. Uji Reproduksibilitas Radiografi


1. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat reproduksibilitas dari output radiasi (dosis), tegangan tabung (kVp), dan waktu
eksposure (s) dalam radiografi
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital multimeter(dose,kVp,s) or non- invasive beam analyser
b) Meteran
c) Lead rubber sheet
3. Metode Uji
1. Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
2. Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan detektor.
3. Letakkan lead rubber sheet di permukaan IIuntukmelindungi/menutupi input II dari cahaya x-ray.
Pastikan supaya tidak mengganggu pergerakan film changer.
4. Selama satu periode (tidak lebih dari 10 menit), lakukan minimal 5 kali berturut-turut pengukuran
output radiasi, tegangan tabung, dan waktu eksposure atau mAs menggunakan satu setting
penyinaran yang biasa digunakan.
Catatan :
Sebelum masing-masing penyinaran dilakukan, setting penyinaran harus diubah terlebih dahulu
kemudian dikembalikan ke setting semula.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata pengukuran.

Reproduksibilitas = CV = S
 X i X
1 1

X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

Reproduksibilitas Nilai lolos uji(1)


Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05

F. Uji Kualitas Radiasi (HVL)


Untuk menilai kualitas berkas sinar-x. Pengukuran dapat diperoleh baik dalam mode fluoroscopic atau radiografi.
Catatan:
Sebuah unit fluoroscopic mobile memiliki mode pemeriksaan radiografi harus diuji terlepas dari apakah unit tersebut
digunakan untuk radiografi atau tidak.

Uji Kualitas Radiasi (HVL) Radiografi


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas x-ray (half value layer, HVL).
2. Peralatan yang digunakan
a) Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
b) Digital multimeter atau non-invasive beam analyser atau detektor kamar ionisasi dengan
elektrometer
c) Meteran
d) Isolatif
3. Metode Uji
a) Uji Teknis secara manual
(1) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
(2) Kurangi filter tambahan atau minimalkan filter tambahan.
(3) Letakkan ion chamber atau detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber
dengan detektor .
Catatan:
Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalik untuk menghadap isinar x-ray primer
seperti pada gambar 3.
(4) Atur kolimasi sinarx-ray menurut rekomendasi pabrik. Dengan cara proses fluoroscopi.
(5) Pastikan bahwa serial changer terkunci dengan benar pada ketinggian sekitar 30 cm di atas
meja.

(a) Letakkan lead rubber sheet di permukaan II untuk melindungi/menutupi input II dari
cahaya x-ray. Pastikan supaya tidak mengganggu pergerakan film changer.
(b) Tempatkan cm 24x30cm kaset (tanpa film) keserial changer
(c) Pilih 80kVp dan membuat exposure awal menggunakan mid-range arus tabung
100mA- 200mA dan waktu exposure0,15s. (KVp lainnya boleh digunakan)
(d) catat dosis (Do)
(e) Tambahkan filter sehingga diperoleh dosis lebih dari ½ Dosis tanpa filter (D o /2) yang
disebut dengan Da dan dosis kurang dari ½ Dosis tanpa filter (D o /2) yang disebut
dengan Db.
Catatan: Filter ditambahkan dapat ditempatkan dipermukaan kolimator tersebut.

b) Uji secara automatic/ baca langsung


(1) Jika menggunakan digital multimeter, letakkan alat pada meja seperti gambar (6b).
(2) Lakukan peyinaran
(3) Baaca nilai HVLnya

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai HVL dapat dihitung dengan formula berikut :

tb
HVL  ln (2Da / Do )  ta ln (2Db / Do )
ln (Da / Db )
Dimana:
D0 : dosis terbaca tanpa filtrasi
Da : dosis terbaca > D0/2
ta : tebal aluminium yang digunakan pada pembacaan Da
Db : dosis terbaca < D0/2
tb : tebal aluminium yang digunakan pada pembacaan Db
Persyaratan minimum nilaiHVLadalah:

kVp mmAl
70 2.1
80 2.3
90 2.5
100 2.7

Uji Kualitas Radiasi (HVL)Fluoroskopi


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas x-ray (half value layer, HVL).

2. Peralatan yang digunakan


(a) Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
(b) Digital multimeter atau non- invasive beam analyser atau detektor kamar ionisasi dengan
elektrometer
(c) Meteran
(d) Isolasi
3. Metode Uji
(a) Uji Teknis seara manual
(1) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
(2) Kurangi filter tambahan atau minimalkan filter tambahan.
(3) Letakkan ion chamber atau detektor seperti pada gambar 4. Catat jarak antara sumber
dengan detektor (SDD)
Catatan:
Untuk unit fluoroscopic undertable, detektor perlu dibalik untuk menghadapi sinar x-ray
primer.

(a) Letakkan lead rubber sheet di permukaan II untuk melindungi/menutupi input II dari
cahaya x-ray.
(b) Pilih tegangan tabung 80 kVp dan tabung arus 1mA (gunakan KVp lain jika perlu).
(c) catat dosis (Do)
(d) Tambahkan filter sehingga diperoleh dosis lebih dari ½ Dosis tanpa filter (D o /2)
yang disebut dengan Da dan dosis kurang dari ½ Dosis tanpa filter (D o /2) yang
disebut dengan Db.
Catatan:
Filter ditambahkan dapat ditempatkan dipermukaan kolimator tersebut.
(b) Uji secara automatic/ baca langsung
(1) jika menggunakan digital multimeter, letakkan alat pada meja seperti gambar (6b).
(2) Lakukan peyinaran
(3) Baaca nilai HVLnya
4. Analisa Data dan Evaluasi
Analisis seperti pada pengujian HVL mode radiografi
Keterangan
untuk pesawat dengan mode`Radiografi/Fuoroskopi (RF) penggujian dilakukan dengan mode Radiografi
saja.
G. Uji Kebocoran wadah tabung
Uji Kebocoran wadah Tabung (Metode Radiografi)
1. Tujuan
Untuk mengetahui area kebocoran radiasi dari wadah tabung x-ray dan kolimator kemudian mengukur
tingkat kebocorannya.
Catatan :
Setelah pengujian ini dilakukan, pengujian berikutnya hanya perlu dilakukan apabila telah ada perbaikan
yang mengharuskan untuk membuka wadah tabung x-ray.
2. Peralatan yang digunakan
a) Survey Meter
b) Lembar Pb 3 mm, 50 mm x 50 mm
c) Meteran
d) Isolatif
3. Metode Uji
a) Uji Data Pesawat
(1) Faktor penyinaran yang digunakan
(2) SDD
(3) Arus kontinu alat
b) Uji Teknis
Pengujian dengan metode dosimeter
(1) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
(2) atur dan pastikan shutter pada kolimator menutup rapat, tutupi permukaan kolimator dengan
Pb tebal 3 mm.
(3) Atur penyinaran pada pembebanan kontinue maksimum (setting kV, mAs tertinggi yang
pernah dipakai), disarankan gunakan 50 mAs.
(4) Lakukan pengukuran jarak 100 cm pada posisi atas, kanan, kiri, depan dan belakang
tabung (pembaca menghadap column support) . lihat gambar 5.

1
4
2
3

Gambar 5. Arah pengkuruan kebocoran radiasi.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum
adalah 1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1 m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan
faktor konversi sebagai berikut :

Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)

Dimana :
D : absorbed Dose (Gy)
WR : Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H : Equivalen dose (Sv)

Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 1mGy/h(4) (1mSv/h) pada jarak 1 m
Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
arus _ paparan

Uji Kebocoran wadah tabung (Metode Fluorografi)


1. Tujuan
Untuk mengetahui area kebocoran radiasi dari wadah tabung x-ray dan kolimator kemudian mengukur
tingkat kebocorannya. Tes ini tidak diperlukan jika telah diuji dengan menggunakan metode radiografi.
Catatan :
Setelah pengujian ini dilakukan, pengujian berikutnya hanya perlu dilakukan apabila telah ada perbaikan
yang mengharuskan untuk membuka wadah tabung x-ray.
2. Peralatan yang digunakan
a) Survey Meter
b) Lembar Pb 3 mm, 50 mm x 50 mm
c) Meteran
d) Isolatif
3. Metode Uji
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Untuk tabung fluoroscopy yang berada dibawah, meja tilting diposisikan secara vertical (seperti
gambar 6).
Gambar 6. Arah pengkuruan kebocoran radiasi pesawat fluoroscopi

(a) Pastikan Kolimator tertutup dan tutup permukaan kolimator dengan Pb 3 mm ketika mengukur
kebocoran tabung.
(b) Pilih kVp fluoroscopic maksimum dan 1mA. Pastikan bahwa sistem yang beroperasi pada kVp
dan mA maksimum. Jika tidak memungkinkan gunakan tegangan tabung tidak lebih dari 10kVp
kurang maksimal.
(c) Gunakan laju dosis untuk mengukur radiasi kebocoran pada faktor-faktor fluoroscopic
diberbagai titik di sekitar tabung pada jarak 1m.
(d) Tutup permukaan kolimator dengan Pb tebal 3 mm.
(e) Dengan menggunakan II amati daerah kebocoran dari kolimator. Jika diamati II tidak terkena
berkas cahaya primer, ukur radiasi kebocoran dari kolimator menggunakan meter laju dosis.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum
adalah 1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1 m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan faktor
konversi sebagai berikut :
Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)
Dimana :
D : absorbed Dose (Gy)
WR : Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H : Equivalen dose (Sv)
Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 1mGy/h(4) (1mSv/h) pada jarak 1 m
Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :

arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
arus _ paparan

H. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)


1. Pendahuluan
AEC secara umum bertujuan untuk mampu memilih lokasi detektor (atau detektor yang paling sesuai
dengan jumlah yang tersedia), seting densitas yang kasar (karena kombinasi tabir penguat dan film
radiografi) dan seting densitas yang bagus pada umumnya ± 25 %. Tujuan yang lain dari pengujian ini
adalah mampu menghasilkan citra yang memiliki densitas yang konstan untuk rentang pemeriksaan yang
lebar.
2. Daftar Pengecekan
Catat pada lembar kerja :
a) apakah ada indikator/tanda dari detektor yang dipilih
b) apakah ada overriding (cadangan) timer
c) apakah ada peringatan (terdengar/audible atau terlihat/visible) jika waktu backup tercapai atau
melebihi
d) mAs maksimum yang mungkin (tergantung kV)
e) apakah ada penunjukan posisi detektor
3. Analisa Data dan Evaluasi Indikator harus tersedia pada panel kontrol untuk operator yang memilih mode
AEC.
Ketika sebuah penyinaran AEC diakhiri oleh over riding (cadangan) timer harus ditunjukan oleh adanya
sinyal peringatan baik terdengar/audible atau terlihat/visible. Generator harus mencegah waktu eksposur
secara otomatis sampai AEC secara manual di seting ulang (reset). Hal ini memungkinkan untuk
menentukan mAs maksimum pada seting kVp yang berbeda dengan penyesuaian manual dari faktor
penyinaran yang secara umum disebut cadangan/backup mAs. Namun, beberapa generator memiliki
cadangan, waktu internal tetap yang mungkin perlu dihitung. Nilai lolos uji untuk Timer darurat ≤ 600mAs
atau 6 s(1).

Pengujian Paparan Densitas


Standar 1.Tujuan
Untuk menkonfirmasikan bahwa AEC mengakhiri penyinaran dan menhasilkan citra yang dapat
direproduksi dari densitas yang diperlukan untuk masing-masig detektor terpilih.
Catatan :
Kurangnya keseragaman antara detektor-detektor tidak selalu menandakan kesalahan kalibrasi. Untuk
beberapa pemeriksaan, pabrik pembuat melakukan penyesuaian standar densitas detektor, seperti untuk
radiografi ronga dada.
2.Peralatan yang digunakan
a) Fantom abdominal dengan variable ketebalan.
b) Kaset berisi tabir penguat dengan kecepatan normal yang biasa digunakan pada AEC (gunakan
kaset yang sama untuk semua pengukuran)
c) Densitometer
d) Meteran
3.Metode Uji
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100
cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Tempatkan fantom dengan tebal 25 cm sehingga mencakup berkas sinar-x dan menghadap kaset.
e) pilik 80 kVp dan setting mA yang standar (yaitu 100 mA)
f) tempatkan kaset yang terisi ke dalam baki kaset.
g) pilih detektor yang paling umum digunakan
h) buat satu penyinaran. Catat masa penyinaran AEC atau mAs jika dapat ditampilkan.
i) proses film
j) ulangi langkah (h) dan (i) untuk setiap detektor AEC yang digunakan
k) Reproduksibilitas
(1) Jika peralatan x-ray menyediakan pembacaan mAs atau waktu penyinaran, buatlah tiga kali
eksposur pada setiap detektor AEC dan catatan mAs atau waktu penyinaran. Dan cacat
dosis yang terbaca.
(2) Jika peralatan tidak memiliki pembacaan mAs atau waktu penyinaran, buatlah tiga kali
penyinaran dengan kaset yang sama pada setiap detektor AEC dan proses film masing-
masing. (atau, dosis radiasi dapat diukur oleh detektor yang tepat diposisikan dibidang film,
atau pada berkas radiasi primer (tetapi tidak membayangi detektor AEC)).

4.Analisa Data dan Evaluasi


a) Densitas standar untuk detektor yang biasa digunakan Ukur densitas dari film yang telah diproses
pada langkah ke (i), nilainya harus mendekati 1.0.
Nilai lolos uji untuk densitas standar ≈ 1,0 (1)
b) Reproduksibilitas dari tiap detektor
(1) Jika ditentukan dari nilai mAs, maka waktu penyinaran atau dosis dari setiap penyinaran
dengan setiap detektor AEC nilainya tidak boleh lebih dari ± 20 % dari rerata ketiga
penyinaran.
Nilai lolos uji untuk reproduksibilitas variasi mAs
(dosis), Δ mAs ≤ ± 0,2 mAs rerata(3)(4)
(2) Jika ditentukan dari nilai rapat optis, maka waktu penyinaran atau dosis dari setiap
penyinaran dengan setiap detektor AEC nilainya tidak boleh melebihi OD sebesar ± 0.1 OD
dari rerata ketiga penyinaran.
Nilai lolos uji untuk reproduksibilitas variasi OD film, mAs tetap, Δ OD ≤ ± 0.1 OD rerata (3)(4).

I. Uji Penjejakan Ketebalan Pasien dan Kilo voltage


1. Tujuan
Untuk memeriksa keseragaman densitas film dengan perubahan dalam kilo voltage maupun perubahan dari
atenuasi berkas sinar karena ketebalan pasien.
Catatan :
Tes ini mengasumsikan bahwa kedapa tulangan AEC dalam langkah (3) adalah memuaskan. Kisaran
ketebalan bahan yang digunakan dalam uji harus sesuai dengan kisaran ketebalan pasien dihadapi dalam
praktek. Untuk radiografi umum ini dapat berkisar dari 10 sampai 30cm (air kesetaraan). Untuk prosedur
khusus dimana pasien ketebalan mungkin berada diluar rentang ini misalnya jantung proyeksi miring
kateterisasi, pemeriksaan pediatrik atau Pemeriksaan ortopedi tangan, ketebalan fantom akan
membutuhkan modifikasi.
2. Peralatan yang digunakan
a) Fantom abdominal dengan variable ketebalan.
b) Kaset berisi tabir penguat dengan kecepatan normal yang biasa digunakan pada AEC (gunakan
kaset yang sama untuk semua pengukuran)
c) Densitometer
d) Meteran
3. Metode Uji
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100
cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Tempatkan fantom dengan tebal 2 seperti tabel dibawah ini,

Tabel 2. Penyinaran yang dibutuhkan untuk test AEC

Tegangan kVp (a) Ketebalan fantom Perpex (cm)


60 10 dan 15
80 15 dan 20
100 15 dan 20
120 15 dan 25
120 (b) 10 dan 15

Catatan :
(a) jika nilai tersebut tidak tersedia pada peralatan baru
(b) untuk uji pada pesawat sinar-x thorax. tidak untuk pesawat yang lain.
e) Atur kombinasi pertama untuk tegangan tabung dan ketebalan fantom berdasar tabel.
f) tempatkan kaset yang terisi film ke dalam tempat kaset.
g) lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran 100 – 200 mA dengan waktu penyinaran AEC antara
10 – 300 ms.
h) Proses film

4. Analisa Data dan Evaluasi


Ukurlah rapat optis semua radiograf di posisi yang sama di setiap film.
a) Nilai lolos uji untuk penjejakan ketebalan pasien pada kVp konstan Δ OD ≤ ± 0.1 OD rerata(1).
b) Nilai lolos uji untuk penjejakan kVp pada ketebalan pasien konstan Δ OD ≤ ± 0.15 OD rerata(1).
c) Nilai lolos uji untuk penjejakan kombinasi tebal dan kVp Δ OD ≤ ± 0.2 OD rerata(1).

J. Uji Waktu Respon Minimum


1. Tujuan
Untuk mengukur waktu respon yang minimum (waktu dasar) dari AEC
2. Peralatan yang digunakan
a) Digital timer
b) Meteran
3. Metode Uji
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100
cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Letakkan alat ukur sehigga berdempetan dengan berkas sinar-x tetapi tidak mengaburkan detektor
AEC yang terpilih.
e) Atur faktor penyinaran yang tinggi sekitar 300 mA dan 100 kVp.
f) Lakukan penyinaran
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Baca atau hitung waktu penyinarannya. Waktu penyinaran harus tidak lebih dari waktu penyinaran
dari AEC yang digunakan.
b) AEC dengan panjang waktu respon minimum (panjang respon time minimum) dapat menyebabkan
penyinaran berlebih ketika nilai-nilai kVp dan mA yang digunakan tinggi.
c) Pengaturan waktu yang minimum pada beberapa kasus dibatasi oleh tipe dari pembangkit sinar-x.
Sementara untuk 1 fasa tidak akan mampu mengatur waktu penyinaran kurang dari 20 ms.
Pengaturan waktu minimum untuk AEC yang menggunakan 3 fasa dengan pembangkit frekuensi
tinggi (HF) harus kurang dari nilai ini, biasanya antara 1 sampai 3 ms.
Nilai lolos uji untuk waktu respon minimum pembangit 1 pulsa, t respon ≤ 20 ms (1)
Nilai lolos uji untuk waktu respon minimum pembangit 3 pulsa atau HF, trespon = 1 s.d 3 ms (1)

K. Uji Sistem Pencitraan Fluoroskopik


1. Daftar Periksa
Informasi berikut harus diperoleh dari PPR atau orang lain yang sesuai. Record pada laporan uji bentuk
berikut:-
a. Penguat Citra (II atau digital citra receptor)
(1) Nama pabrik
(2) Model
(3) Ukuran Lapangan
(4) Spesifikasi grid (rasio, fokus dan resolusi)
b. Sistim Pencitraan Fluoroskopik
(1) Apakah tersedia mode pulsa
(2) Apakah tersedia citra akhir
(3) Apakah tersedia fasilitas fitur akuisisi akhir (kamera cine dan akuisisi digital)
2. Analisa Data dan Evaluasi
Semua peralatan fluoroscopic harus menggunakan penguatan citra (II), baik dengan rantai citra TV atau
detektor panel datar.

L. Uji Selisih area sinar-x dengan display (Δ)


1. Tujuan
Untuk mengetahui apakah area berkas x-ray pada input citra intensifier sama dengan area yang ditampilkan
pada monitor.
2. Peralatan yang digunakan
a) Loaded cassette atau envelope wrapped film tape measure
b) Alat pengujian geometris
c) Meteran

3. Metode Uji
a) Atur posisi serial changer, dengan jarak antara focal spot tabung x-ray dan II ada pada jarak terjauh.
b) Pilih ukuran lapangan II terbesar, dengan kolimator terbuka penuh.
c) Letakkan loaded cassette atau envelope wrapped film pada posisi terdekat dengan permukaan input
II.
d) Letakkan alat pengujian geometris pada loaded cassette atau envelope wrapped film.
e) Lakukan fluoroscopy dan catat ukuran citra pada monitor seperti yang ditunjukkan oleh alat pengujian
geometris.
f) Lanjutkan fluoroscopy pada film secukupnya untuk menghasilkan citra dengan densitas optik yang
dapat diobservasi oleh evaluator.
g) Bandingkan dimensi citra pada monitor dengan yang ada pada film.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Ukuran berkas x-ray pada input II tidak boleh lebih besar dari area tampilan citra pada monitor, dan untuk
kolimasi lingkaran dapat dikatakan memuaskan apabila area lapangan x-ray tidak lebih dari 5% melebihi
area tampilan citra, yaitu :
(2)
diameter lapangan x  ray  1,05

  
 diameter tampilan citra 
Untuk kolimasi persegi panjang, lapangan x-ray tidak boleh lebih dari 5% melebihi area persegi panjang
yang dibentuk dari ortogonal diameter tampilan citra, sebagai contoh untuk persegi yaitu :
2
panjang sisi lapangan x  ray  1,05
 
 diameter tampilan citra 
 
Kualitas
Citra
1. Tujuan
Untuk mengetahui kualitas citra pesawat fluoroscopic.
2. Peralatan yang digunakan
a) Field distortion mesh (mesh pattern 2 cm) / high/low contrast resolution test tool
b) Fluoroscopic test object yang mampu menilai parameter pencitraan yang diinginkan
c) Tembaga (Cu) 1 mm (kemurnian > 99%) atau atenuator lain yang ekivalen
3. Metode Uji
a) Atur posisi serial changer, dengan jarak antara focal spot tabung dan II ada pada jarak terjauh.
b) Pilih ukuran field terbesar, dengan kolimator terbuka penuh.
c) Letakkan field distortion mesh pada input II.
d) Lakukan fluoroscopy menggunakan faktor kVp rendah untuk mendapatkan citra dari mesh.
e) Catat semua penyimpangan/distorsicitra. Catat juga semua perubahan yang terjadi seperti lag,
bounce (pantulan), atau gerakan kasar dari citra. Untuk distorsi yang terlihat jelas, cetak citra.
f) Ambil field distortion mesh dari input II.
g) Letakkan fluoroscopic test object pada input II sesuai instruksi pabrik.
h) Letakkan atenuator di depan kolimator.
i) Gunakan 80 kVp dan atur mA untuk mendapatkan citra dengan brightness / kecerahan yang baik atau
gunakan mode automatic.
j) Atur tingkat brightness / kecerahan dan kontras pada monitor sesuai instruksi pabrikan fluoroscopic
test object.
Catatan : Pada umumnya, pengaturan ini akan mengharuskan untuk menurunkan kontras, kemudian
mengatur brightness / kecerahan pada tingkat menengah, dan pada akhirnya menaikkan kontras
hingga didapat citra yang optimal, seperti yang biasa digunakan pada kondisi operasi normal.
k) Dengan mengikuti instruksi pabrikan fluoroscopic test object, catat untuk masing-masing ukuran
lapangan :
(1) threshold kontras rendah / sensitivitas
(2) kemampuan deteksi detail kontras rendah (jika ada)
(3) kontras tinggi / resolusi pembatas
4. Analisa Data dan Evaluasi
Pesawat fluoroscopic x-ray harus mampu menghasilkan image dengan kualitas tinggi untuk membantu
mendapatkan diagnosa yang akurat dan optimasi dosis pada pasien.
Pesawat fluoroscopic x-ray harus mampu bekerja pada batas yang direkomendasikan seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 – Rekomendasi kualitas image

Parameter Batas yang Direkomendasikan


distorsi image semua distorsi yang terlihat harus dilaporkan
threshold konstras rendah / sensitivitas tidak boleh lebih dari 5 % untuk detail diameter 10 mm
kemampuan deteksi detail kontras rendah tidak boleh melebihi detail diameter lebih dari 1 mm
pada kontras 10 %
kontras tinggi / resolusi pembatas tidak boleh lebih kecil dari :
1,6 lp.mm-1 (ukuran field 15/13 cm)
1,2 lp.mm-1 (ukuran field 25/23
cm)
0,9 lp.mm-1 (ukuran field 35/33 cm)
0,7 lp.mm-1 (ukuran field 45/43
cm)

a) kualitas citra untuk batas kontras rendah, Nilai lolos uji, resolusi kontras ≤ 5%(1)
b) kualitas citra untuk kontras rendah terdetek di, Nilai lolos uji, resolusi kontras ≤ 1mm(1)
c) kualitas citra untuk resolusi spatial, Tidak ada pembatasan secara spesifik(1)

M. Uji Informasi Dosis Pasien


Uji Pengatur Waktu Fluoroskopi
1. Tujuan
Untuk menguji fungsi dari pengatur waktu fluoroskopi.
2. Peralatan yang digunakan
a) Stop watch
3. Metode Uji
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Tutup penuh kolimator (atau halangi berkas x-ray primer).
c) Pilih faktor penyinaran fluoroscopic rendah seperti 60 kVp dan 1 mA.
d) Lakukan fluoroscopy untuk waktu kumulatif 5 menit atau lebih (intermittently/ dengan sebentar-
sebentar).
e) Periksa apakah ada sinyal yang dapat didengar dan lihat apakah timer dapat di-reset.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Pada pengatur waktu fluoroscopic harus terdapat sinyal yang dapat didengar oleh fluoroscopist/petugas
pada interval kumulatif tidak lebih dari 5 menit dan persiapkan agar layar selalu dalam keadaan kosong
untuk masing-masing pasien, meskipun setting ulang alarm yang dapat didengar tidak perlu dengan me-
reset timer menjadi nol.
Nilai lolos uji untuk waktu penyinaran fluoroskopik maks. (tmaks) ≤ 5 menit

Uji Laju Dosis Maksimum


1. Tujuan
Untuk mengetahui laju dosis maksimum fluoroscopic di udara untuk konfigurasi peralatan pada posisi yang
benar.
2. Peralatan yang digunakan
a) Detektor kamar ionisasi dan Dosemeter
b) Meteran
3. Metode Uji
a) Gunakan laju dosis maksimum di udara untuk output radiasi fluoroscopic.
b) Koreksi semua hasil pengukuran menggunakan jarak yang benar antara focal spot tabung x-ray
dan kulit pasien seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 – Posisi batas laju dosis

Konfigurasi Patient Titik Keterangan


Peralatan Support Pengukuran Lain
Tabung x-ray Permanen di antara 10 mm dari Tabung x-ray pada
undertable tabung x-ray dan patientsupport pada sisi posisi SSD minimum
pasien pasien
Tabung x-ray Permanen di antara II 300 mm di atas Tabung x-ray pada
overtable dan pasien patientsupport pada sisi posisi SSD minimum
tabung x-ray
Peralatan C-arm atau U- Bisa permanen atau 300 mm dari permukaan Tabung x-ray pada
arm dengan tabung x- tidak pada berkas x- input assembly II posisi SSD minimum
ray dan II tersambung ray dan jarak dengan
detektor tidak kurang
dari 400 mm
Peralatan fluoroscopic Bisa permanen atau 400 mm dari focal spot
lain tidak pada berkas x- tabung x-ray atau jarak
ray minimum, tergantung
mana yang lebih besar

4. Analisa Data dan Evaluasi


Laju dosis maksimum di udara untuk mode normal fluoroscpic tidak boleh lebih dari 100 mGy/menit pada
jarak seperti pada Tabel 5.
Apabila tersedia fasilitas laju dosis tinggi, laju dosis maksimum di udara yang diizinkan sebesar 150
mGy/menit pada jarak seperti pada Tabel 5.dengan ketentuan bahwa :

a) Fasilitas dengan laju dosis tinggi dipilih dan dioperasikan oleh kontrol yang diidentifikasi dengan
jelas yang dibutuhkan oleh tindakan sengaja oleh fluoroscopist tersebut.
b) Memerlukan sinyal suara atau visual terpisah menyertai produksi x-ray selama semua prosedur laju
dosis tinggi.
c) Jika fasilitas tingkat dosis tinggi tidak dipilih oleh saklar "deadman", maka akan secara otomatis
kembali ke pengaturan tingkat dosis yang lebih rendah, jika tidak digunakan untuk waktu yang
ditentukan setelah menghentikan produksi sinar-x dan jika terputus dari sumberdaya pada setiap
saat sementara dipilih.

Mode dosisnormal, Nilai lolos uji untuk laju dosis maksimum di udara ( maks) ≤ 100 mGy/min (1)

Mode dosis tinggi, Nilai lolos uji untuk laju dosis maksimum di udara ( maks) ≤ 150 mGy/min (1)

N. Uji Laju Dosis Pasien dengan menggunakan PEP (Laju dosis tipikal pasien)
1. Tujuan
Untuk mengetahui laju dosis di udara bebas untuk fantom abdominal pada kondisi operasi normal.
2. Peralatan yang digunakan
a) Detektor kamar ionisasi dan Dosemeter
b) Meteran
c) Patient equivalent fantom (PEP),
3. Metode Uji
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray yang diperlukan.
b) Ambil semua filter yang ada dalam berkas x-ray atau atur filter pada nilai minimum.
c) Letakkan PEP pada posisi normal pasien.
d) Untuk fluoroscopy dengan tabung undertable, atur posisi serial changer pada ketinggian 30 cm di
atas. Untuk fluoroscopy dengan tabung overtable, atur SSD untuk nilai rata-rata klinis.
e) Pilih ukuran field terbesar, dengan kolimator terbuka penuh.
f) Kolimasi berkas pada batas-batas PEP.
g) Lakukan penyinaran fluoroscopic dan catat faktor penyinaran yang diinginkan untuk pencitraan
PEP.
Catatan :
Untuk pengendali laju dosis manual atau semi otomatis, pilih tegangan tabung 70-80 kVp dan atur
mA sehingga brightness dari image seperti pada saat praktek.
h) Laju dosis pasien dapat ditentukan dengan :
(1) Apabila didapat data output fluoroscopic yang benar, gunakan nilai tersebut untuk
menghitung laju dosis menggunakan faktor pencitraan PEP, tetapi tidak perlu menjalankan
langkah terakhir.
(2) Apabila tidak didapat data output yang benar, ambil PEP.
(3) Letakkan detektor pada tempatnya.
(4) Kolimasi pada detektor.
(5) Lindungi bagian muka II dari laju dosis tinggi.
(6) Pilih faktor penyinaran yang telah dicatat sebelumnya untuk pencitraan PEP. Pada pesawat
otomatis, gunakan nilai kVp dan mA sedekat mungkin dengan nilai yang dicatat pada
langkah (g) menggunakan atenuasi input II.
(7) Catat laju dosis.
(8) Koreksi laju dosis menggunakan jarak yang benar seperti pada Tabel 5. Untuk pesawat
otomatis, koreksi laju dosis yang diukur untuk semua perbedaan arus dan/atau kVp.
Untuk koreksi kVp, nilai kVp yang digunakan sebagai estimasi harus ada dalam rentang
5% dari nilai yang diinginkan dan nilai kVp2 harus ada dalam rentang 10% nilai yang
diinginkan.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Laju dosis maksimum yang diizinkan di udara bebas selama fluoroscopyfantom abdomen AP / PA tidak
boleh lebih dari 15 mGy/menit untuk jarak seperti pada Tabel 5.
Nilai lolos uji untuk dosis tipikal pasien (tipikal)≤ 15 mGy/min

IX. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

X. TELAAH TEKNIS
A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
B. Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
C. Langkah-langkah perhitungan pengukuran menggunakan alat ukur Surveymeter
D = B x J x CF
D : Laju dosis sebenarnya (µSv/h)
B : Bacaan alat (µSv/h)
J : Faktor koreksi
CF : Faktor koreksi terhadap setting tegangan tabung yang digunakan

Contoh :
Untuk alat surveymeter merk Minirad Type Series 1000 nomer seri L0002687 faktor koreksi (J)

Range (µSv/h) Faktor Koreksi (J)


100 – 1 K 1.00
10 – 100 0.96
1 - 10 0.98

Faktor koreksi terhadap setting tegangan tabung yang digunakan (CF)

kV (x) CF (y)
60 1.02
100 0.72
150 0.80

Perhitungan faktor koreksi terhadap setting tegangan tabung untuk tegangan yang tidak tercantum dalam tabel
dengan menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut :
Y  y1  x 1 X y 
1 y  x  1x  2
Dimana
Y ; nilai CF yang akan dicari
x1 : nilai / range tegangan yang diketahui 1
x2 : nilai / range tegangan yang diketahui 2
X ; nilai tegangan yang dicari factor koreksinya
y1 : nilai / range tegangan yang diketahui 1
y2 : nilai / range tegangan yang diketahui 2

contoh : mencari CF untuk tegangan tabung 70

Y  1.02 60  .02  0.72 60  100= 0.945


70
Langkah-langkah perhitungan pengukuran menggunakan alat ukur Digital Kaliper

d1 = do + K

d1 : panjang sebenarnya
do : bacaan alat
K : koreksi

Contoh :
Untuk alat digital caliper

No : SA005192
Standar Alat Koreksi
mm mm mm
0 0 0.00
2 2.06 -0.06
4 4.03 -0.03
6 6.01 -0.01
10 10 0.00
15 15 0.00
20 20 0.00
35 35.01 -0.01
40 40.01 -0.01
50 50.02 -0.02
60 60.02 -0.02
75 75.02 -0.02
90 90.03 -0.03
100 100 -0.03
125 125 -0.02
140 140 -0.02
150 150 -0.01

D. Evaluasi perhitungan dan Analisa ketidakpastian


Dari hasil data pengukuran diatas dilakukan evaluasi sebagai berikut :
n

X 
Xi
1. Nilai rata – rata ( mean ) X 1  X 2  X 3  .....Xn....................................................... (1)
n1
n  n
Keterangan :
Xi = Hasil Pengukuran
N = Jumlah pengukuran
2. Standar deviasi ( Stdv ) : 2
............................................................................... (2)
1 n
 Xi X 
n  1
Keterangan : 
i1
Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran
X = Nilai Rata-rata

3. Model matematis untuk Kesalahan


K = Palat - PStandar.............................................................................................................................................................................................................................. (3)

Keterangan :
K = Nilai Kesalahan
Palat = Nilai pembacaan pada Alat
Pstandar = Nilai Standar
4. Sumber - sumber Ketidakpastian
a) Ketidakpastiankemampuan daya ulang pengukuran ( ua )
ua = Stdev............................................................................................................ (4)
n
Keterangan :
ua = Ketidakpastian tipe A
Stdev = Standar deviasi
n = Jumlah pengukuran
Distribusi Diskrit, dengan Derajat Kebebasan,νa = n – 1
Keterangan :
νa = Derajat Kebebasan Tipe A
b) Ketidakpastian dari sertifikat STANDARD (ub1)

ub1 = Usertifikat........................................................................................................................ (5)


k
c) Ketidakpastian Resolusi Alat ( ub2 )
(1) Ketidakpastian Resolusi Alat diestimasi mempunyai semi range:
a = 0,5 x NST.................................................................................................................................(6)
NST : Nilai Skala Terkecil
(2) Dengan asumsi distribusi rectangular maka ketidakpastian resolusi
Alat adalah :
ub2 =
a 0,5NST.......................................................................................... (7)
3  3

5. Koefisien sensitifitas (Ci) = 1 ,Bila semua parameter pada model matematisnya memiliki besaran ukur
yang sama
6. Ketidakpastian bentangan ( U)

Ketidakpastian baku gabungan ( uc ) adalah :
u a  u b1

uc =
2
2 2
u b1 2
............................................................................................. (9)
2
7. Evaluasi Derajat Kebebasan Efektif.
4
u
V c
eff 4 4 4
u a u u
 b1  b 2
Va Vb1 Vb 2

8. Nilai k ditentukan dari tabel t-Student, atau rumus yang sesuai untuk Tingkat Kepercayaan 95%, atau Jika
Ʋeff >60, maka dapat ditetapkan k = 2
SehinggaKetidakpastian bentangan ( u) adalah :
U95 = k uc................................................................................................................................................................................................................. (10)
9. Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan
(k) = 2.

Tabel-7. Uncertainty bugdet

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


Stdev
1. Repeatability Normal (t-Student) ua 1
n
Ub1
2. Sertifikat Standar Normal ub1 K
k
U
3. Resolusi Alat Rectangular ub2 3 b 2

E. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


Mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter uji.

F. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
b) Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak
nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
c) Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 8. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

G. Kesimpulan
a) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b) Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

H. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

I. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

J. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.060-18
- Form laporan nomor : FL.01.060-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

METODE KERJA PENGUJIAN RADIOGRAFI No. MK : 061-18


UMUM (GENERAL PURPOSE) No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksaan uji kesesuaian
pesawat sinar-x radiografi umum.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu
b. Dosis Serapan (Gy) adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa.Satuan dosis serapan, gray
(Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm) adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran berkas sinar- x menjadi setengah
dari nilai sebelumnya
d. Dentitas Optikal Film X-ray
Densitas optikal (OD) disini digunakan untuk nilai gross densitas optikal (penghitaman) film x-ray.
OD = log10 (I0 / It)
Dimana :
I0 : intensitas cahaya tanpa film
It : intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui film
Contoh, nilai OD = 1 menyatakan bahwa hanya 10% dari cahaya yang ditransmisikan melalui film, nilai OD = 2
menyatakan 1% transmisi.
e. SID adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
f. SSD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
g. SDD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
h. CV atau Coefficient of variation (koefesien variasi) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-
x.
i. CL atau Coefficient of Liniearity (koefisien linieritas) adalah parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon dari kinerja komponen
signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk Uji pesawat sinar-x radiografi dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X
(1) Uji Selisih lapangan kolimasi dengan lapangan berkas Sinar-x (Δ)
(2) Uji Iluminasi
b. Uji akurasi tegangan tabung
c. Uji akurasi waktu penyinaran
d. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran
e. Uji Reprodusibilitas
f. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)
g. Uji Kebocoran Wadah Tabung
h. Informasi Dosis Pasien
(1) Dosis pasien : AEC Unit
(2) Dosis pasien : Non - AEC Unit
i. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)
(1) Uji Timer darurat
(2) Uji Densitas Standar & Uniformitas
(3) Penjejakan Ketebalan Pasien dan kVp
(4) Uji Waktu Respon Minimum

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/04, Bapeten
c. Keputusan Kepala Bapeten No.01-P/Ka-Bapeten/I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1250/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik
e. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
f. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 3: Major Radiographic
Equipment, Radiological Cpuncil of Western Australia , 2006
g. Pro-RTG AAPM 31, User manual, 1991

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Abdominal fantom of variable thickness for automatic exposure control (AEC) tests
b. Collimator test & Beam alignment test tool
c. Densitometer
d. Ion chambers dan digital dosemeter
e. Loaded radiographic cassettes (e.g. 24 cm x 30 cm detail and 35 cm x 43 cm fast) or envelope wrapped film
f. Illuminance meter (light meter)
g. Lead block (3 mm x 50 mm x 50 mm)
h. Isolatif
i. Multimeter atau Non-invasive x-ray beam analysing instrument
j. Meteran

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Kolimasi Berkas Sinar-X
Uji Selisih lapangan kolimasi dengan lapangan berkas Sinar-x (Δ)
1. Tujuan
Untuk mengetahui kesesuaian antara berkas sinar-x dengan cahaya dari kolimator dan ketepatan berkas
(alignment) obyek.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Collimator test tool merk RMI model 161 B
b) Beam Alignment test tool merk RMI model 162 A
c) Image receptor
d) Meteran
e) Waterpass
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Siapkan collimator test tool dan beam aligment test tool
b) Siapkan casette yang telah berisi 2 film ukuran 24 cm x 30 cm (ukuran cassette menyesuaikan )
c) Letakkan cassette yang telah berisi film pada bidang datar dan pastikan letak kaset parallel dengan arah
anoda – katoda.
d) Letakkan collimator test tool diatas meja pasien dan posisikan tulisan “RMI” menghadap column support
e) Atur SID100 cm seperti pada gambar 1
f) Atur dan pastikan luas lapangan penyinaran tepat / seluas alat ukur ( 18 cm x 14 cm) atau menyesuaikan
g) Catat berapa jarak penyimpangannya.
h) Letakkan beam alignment test tool tepat diatas titik tengah collimator test tool
i) Lakukan penyinaran
j) Proses film/CR/DR
k) Lakukan analisa

Gambar 1. Pengujian kesesuain berkas sinar x dan lampu kolimator

4. Analisa Data dan Evaluasi


Evaluasi Kesesuaian Berkas Sinar-x dengan cahaya kolimator (Akurasi kolimator) :
ΔX = │X1│ +│X2│
ΔY = │Y1│ +│Y2│
Nilai Lolos Uji adalah ΔX ≤ 2% atau 2 cm pada SID 100 cm(2)(3) ;
Nilai Lolos Uji adalah ΔY ≤ 2% atau 2 cm pada SID 100 cm(2)(3)
Nilai Lolos Uji adalah ΔX +ΔY ≤ 3% atau 3 cm pada SID 100 cm(2)(3)

Gambar 2. Akurasi kolimator

5. Pengujian ketepatan berkas (alignment) obyek


Nilai Lolos Uji untuk alignment ≤ 3o (2) (pada lingkaran kedua) untuk tinggi alat Collimator test tool 6 inchi (≈
15.24 cm)
r
tan 
h
a : titik acuan (bola timbal bawah)
b : titik pengamatan (bola timbal atas)
h : tinggi alat Collimator test tool
r : jarak pergeseran titik pengamatan terhadap titik acuan.
θ : sudut pergeseran titik pengamatan terhadap titik acuan

b
h θ
a

Gambar 3. Ketepatan berkas

Uji Iluminasi
1. Tujuan
Untuk mengukur iluminasi dari lampu kolimator.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Light meter
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) posisikan alat ukur jarak 100 cm dari fokus tabung sinar-x.
b) pastikan detektor paralel pada sumbu anoda katoda
c) kurangi semua cahaya latar/ lingkungan dan ukur.
d) nyalakan berkas cahaya kolimator dan kolimasikan pada area sekitar 25 cm x 25 cm.
e) ukur pada setiap kuadran (I, II, III dan IV)
f) catat hasil pengukuran
4. Analisa Data dan Evaluasi
Rerata Net bacaan (ilum) = Σ(Xi – A)/4
Dimana
X : bacaan cahaya kolimator(lux)
I : bacaan ke – i
A : bacaan cahaya latar (lux)
Nilai lolos uji Rerata net bacaan (Ilum) ≥ 100 lux pada jarak 1 m(4)

B. Uji akurasi tegangan tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi tegangan tabung.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan
a) Digital kV meter / non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan pendataan generator dan tabung
b) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
c) Kurangi filter tambahan tidak atau minimalkan filter tambahan.
d) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik (seperti gambar 4)

Gambar 4. Pengujian akurasi tegangan tabung

e) tentukan bentuk gelombang radiasi. Gunakan 70 kVp, 20 mAs ( atau yang mendekati).
f) Lakukan pengukuran mulai dari 60 kVp dan ulangi dengan peningkatan kVp setiap 10 kVp sampai 100
kVp. Gunakan waktu penyinaran antara range 0.1 ≤ s ≤ 0.2. Dapatkan pula output radiasi secara
bersamaan dengan pengukuran kVp.
Catatan:
Untuk unit dengan fokus besar dan kecil, dianjurkan pengujian menggunakan fokus besar.
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting )  kVp alat ukur
error   100%
kVp alat (setting )
Nilai lolos uji dari error ≤ ± 10 % (3)
Untuk mA dan waktu tetap atau mAs tetap, grafik logaritma dari kVp versus logaritma dari keluaran radiasi
harus berupa garis lurus antara 50 kVp dan 100 kVp, dengan suatu koefisien korelasi r2³ 0.99. Poin-poin
penyimpangan yg significan dari linearitas mengindikasikan bahwa generator ada masalah.

C. Uji akurasi waktu penyinaran


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital timer or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
b) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik dan catat jarak sumber detektor (SDD), seperti gambar 5.

Gambar 5. Pengujian akurasi waktu penyinaran

c) Lakukan pengukuran waktu penyinaran pada tegangan tabung kira-kira 70 kVp dan lakukan lima
pengukuran antara waktu (0.02 < s < 1) atau jika perlu tambahkan pengukuran waktu penyinaran sesuai
praktek klinis.

4. Analisa Data dan Evaluasi

error  setting alat  bacaan alat ukur  100%


setting alat

Tabel 10. Nilai lolos uji waktu penyinaran

Waktu penyinaran Nilai Lolos Uji(3)(4)


≥ 100 ms error ≤ + 10 %
< 100 ms error ≤ + (10% + 1 ) ms

D. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor penyinaran yang digunakan dan
menghitung koefisien linieritasnya.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan
c) posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti gambar 6).
d) Ukur dan atur jarak antara focal spot dan titik tengah ion chamber sejauh 100 cm
e) setting pesawat pada kondisi range tengah (sekitar 70 kVp)
f) setting waktu penyinaran 0.1 ≤ s ≤ 0.2.
g) lakukan penyinaran dengan factor penyinaran sebagai berikut :
(1) Jika arus tabung dapat dipilih (diskrit) lakukan sedikitnya tiga pengukuran menyebar diatas range
yang tersedia.
(2) Jika mA tidak bisa diubah oleh pemakai, lakukan pengukuran dengan setting mAs.
(3) Jika kVp tersetting pada setiap mA, hasil ini bisa menggunakan data dari langkah (B).
Gambar 6. Pengujian keluaran radiasi

4. Analisa Data dan Evaluasi


Output radiasi dalam mGy.mAs-1 harus konstan dengan mA dalam rentang arus tabung yang tersedia atau
mAs dalam berbagai pengaturan yang tersedia.
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan persamaan
berikut :
x x
CL  x max  x min
max min
Dimana :
Xmax: bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-
1)

Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (4)

E. Uji Reprodusibilitas
1. Tujuan
Untuk menentukan Reproduksibilitas keluaran radiasi (output), tegangan tabung (kVp) dan waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital multimeter (kV, s dan dose meter) or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti pada gambar 7)

Gambar 7. Pengujian Reproduksibilitas keluaran radiasi (reproducibility)

c) Catat SDD.
d) lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang biasa dipakai
e) ulangi 5 kali dalam periode tidak melebihi 10 menit. Tegangan tabung dan waktu penyinaran pada setting
tunggal gunakan setting mAs
Catatan :
Sebelum pengulangan penyinaran ulangi penyetingan dari awal.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata pengukuran.
X  X  2
n
Reproduksibilitas = CV =
S 1
 i
i 1
X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran
Tabel 11 nilai lolos uji Reproduksibilitas

Reproduksibilitas Nilai lolos uji(4)


Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05

F. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas sinar-x.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
(a) Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
(b) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
(c) Meteran
(d) Isolasi
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
Pengukuran HVL menggunakan alat ukur HVL
:
a) Pastikan tabung sinar-X sudah dipanasi.
b) Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
c) Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik
d) letakkan digital dosimeter meja seperti gambar (9).

Gambar 9. Pengujian HVL dengan multimeter

e) Ukur langsung nilai HVL pada tegangan 70 kVp dan 80 kVp


f) Catat nilai HVL
nya Catatan :
Pengujian kualitas berkas sinar-x dengan metode langsung dapat dilakukan bersamaan dengan
pengujian akurasi tegangan dengan mengambil data nilai HVL terukur pada setting tegangan 70 dan
80 kV.

4. Analisa Data dan Evaluasi


a) menggunakan alat ukur HVL
nilai HVL = nilai HVL yang terbaca pada alat ukur
b) menggunakan alat ukur HVL dan tidak ada pengaturan untuk 80 kVp
menggunakan metode interpolasi hitung nilai HVL pada kV 70 dan 80
kVp

Tabel 3 Nilai HVL

kVp Nilai lolos uji(4)


60 HVL ≥ 1,5 mmAl
70 HVL ≥2,1 mmAl
80 HVL ≥ 2,3 mmAl
90 HVL ≥ 2,5 mmAl
100 HVL ≥ 2,7 mmAl
110 HVL ≥ 3,0 mmAl

G. Uji Kebocoran Wadah Tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan tingkat kebocoran radiasi pada wadah tabung.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
(a) Survey Meter
(b) Lembar Pb 3 mm, 50 mm x 50 mm
(c) Meteran
(d) Isolatif
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
b) Catat nilai kVp maksimum dan arus kontinyu pada pesawat. Data arus kontinyu dapat dilihat pada buku
spesifikasi dari manufaktur atau referensi;
c) atur dan pastikan shutter pada kolimator menutup rapat, tutupi permukaan kolimator dengan Pb tebal 3
mm.
d) Atur penyinaran pada pembebanan kontinue maksimum (setting kV, mAs tertinggi yang pernah
dipakai), disarankan gunakan 50 mAs.
e) Lakukan pengukuran jarak 100 cm pada posisi atas, kanan, kiri, depan dan belakang tabung (pembaca
menghadap column support)
f) catat data dosis terukur atau laju dosis terukur

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum adalah
1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan faktor
konversi sebagai berikut :

Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)

Dimana :
D : absorbed Dose (Gy)
WR : Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H : Equivalen dose (Sv)

Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 1mGy/h(4) (1mSv/h) pada jarak 1 m
a) Alat ukur dengan mode laju dosis
Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
arus _ paparan
Contoh :
Jika pengukuran kebocoran pada jarak 1 m dengan menggunakan setting 50 mA dan mA kontinyu 2 mA
terukur laju dosis 2300 µGy/h maka nilai kebocoran tabung (L) adalah :
L  2300 uGy / h  2
 92 uGy / h
50
b) Alat ukur dengan mode dosis
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
mAxs seting
Contoh :
Jika pengukuran kebocoran pada jarak 1 m dengan menggunakan setting 200 mA dan 1.5 s dan mA
kontinyu 2 mA terukur dosis 120 µGy maka nilai kebocoran tabung (L) adalah :
3600 x 2
L  120 uGy  2888 uGy / h  2.88 mGy / h
200  1.5

Jika arus kontinyu tidak didapatka pada spesifikasi alat yang di uji maka mA kontinyu menggunakan
asumsi berdasarkan NRCP no. 49
Nilai arus kontinu untuk kVp 150 diasumsikan 3.3 mA
kVp 125 diasumsikan 4 mA
kVp 100 diasumsikan 5 mA

H. Uji Informasi Dosis Pasien

Dosis Pasien : AEC Unit


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit di udara yang diterima pasien dengan menggunakan fantom
pada kondisi normal yang dipakai dan pengkontrol AEC.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital dosimeter (dengan detektor solid state)
b) Meteran
c) Fantom pespeks 17.5 cm
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) pastikan kondisi pesawat seperti dalam kondisi praktek klinis
c) letakkan fantom pada posisi pasien normal diatas AEC chamber
d) tentukan kVp dan SID sesuai kondisi penyinaran untuk pemeriksaan AP Abdomen dengan ketebalan
pasien sekitar 17.5 cm.
e) atur alat dengan faktor penyinaran dan kolimasikan seluas lebar fantom.
f) Atur kondisi kVp pada nilai kVp dan SID yang biasa digunakan
g) lakukan penyinaran, sehingga diperoleh nilai mAs dari AEC.
h) catat nilai mAs
i) pindahkan fantom
j) Letakkan dosimeter pada jarak yang sama diatas meja pasien sebagai permukaan fantom.
k) lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang diperoleh pada langkah (d) sd (g).
l) catat dosis yang terbaca

Dosis Pasien : Non - AEC Unit


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit di udara yang diterima pasien pada kondisi normal yang dipakai.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital dosimeter
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) pastikan kondisi pesawat seperti dalam kondisi praktek klinis
c) tentukan kVp dan SID sesuai kondisi penyinaran untuk pemeriksaan AP Abdomen dengan ketebalan
pasien sekitar 17.5cm.
d) letakkan detektor pada di atas permukaan meja pasien.
e) kolimasikan lampu kolimator pada detektor dan gunakan mAs yang sesuai dengan kondisi lapangan
f) catat dosis
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai dosis yang terukur dikalikan dengan BSF apabila menggunakan detektor solid state.
Ke = Ki x BSF

Keterangan :
Ke = ESD (Entrance Surface Dose)/ESAK (Entrance Surface Air Kerma) (mGy)
Ki = Incident air kerma = dosis yang terukur (mGy)
BSF = Back scatter factor = 1.35

ESAK dibandingkan dengan tingkat panduan paparan medik


Dosis panduan yang diijinkan oleh Bapeten adalah tertera dalam tabel bertikut :

Tabel 4 Nilai Dosis panduan yang diijinkan

No. Jenis Pemeriksaan Posisi Pemeriksaan Level Dosis Permukaan Kulit *)(1) (mGy)
1 Abdomen AP 10
2 Thorax AP 0.4

I. Uji Kendali Paparan Otomatis


(AEC) Timer Darurat
1. Tujuan
Untuk memastikan AEC berfungsi berfungsi baik
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) 2 mm plat Pb/ Lead rubber apron
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Letakkan plat Pb/Apron di atas bucky tepat diatas AEC sehingga menutupi seluruh detektor AEC,
b) Aktifkan semua ensor AEC pada monitor panel kendali,
c) Atur densitas AEC pada posisi ”0” (pada mode otomatis),
d) Lakukan eksposi bersamaan dengan pengaktifan timer elektronik pada panel kendali,
e) catat waktu berhenti (timer cutoff) yang terbaca pada monitor panel kontrol,
f) Lakukan penyetingan terhadap mA terendah pada pesawat x ray (jika tersedia),
g) Lakukan eksposi;
h) Catat nilai mAs yang terbaca pada panel kontrol
4. Analisa Data dan Evaluasi.
Nilai lolos uji untuk Timer cut off ≤ 6 s(4).
Nilai lolos uji untuk mAs ≤ 600 mAs(4).

Uji Densitas Standar & Uniformitas


1. Tujuan
Untuk menkonfirmasikan bahwa AEC mengakhiri penyinaran dan menhasilkan citra yang dapat direproduksi
dari densitas yang diperlukan untuk masing-masig detektor terpilih.
Catatan :
Kurangnya keseragaman antara detektor-detektor tidak selalu menandakan kesalahan kalibrasi. Untuk
beberapa pemeriksaan, pabrik pembuat melakukan penyesuaian standar densitas detektor, seperti untuk
radiografi ronga dada.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Filter aluminium tebal 21 mm (sebagai absorber)/atau phantom akrilik
b) 2 mm Plat Pburan)
c) Densitometer
d) Kaset film arau CR
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100 cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Tempatkan fantom dengan tebal 17.5 cm sehingga mencakup berkas sinar-x dan menghadap kaset.
e) pilik 80 kVp dan setting mA yang standar (yaitu 100 mA)
f) tempatkan kaset yang terisi ke dalam baki kaset.
g) pilih detektor yang paling umum digunakan
h) buat satu penyinaran. Catat masa penyinaran AEC atau mAs jika dapat ditampilkan.
i) proses film
j) ulangi langkah 8 dan 9 untuk setiap detektor AEC yang digunakan
k) Reproduksibilitas
(1) Jika peralatan x-ray menyediakan pembacaan mAs atau waktu penyinaran, buatlah tiga kali
penyinaran pada setiap detektor AEC dan catatan mAs atau waktu penyinaran. Dan cacat dosis
yang terbaca.
(2) Jika peralatan tidak memiliki pembacaan mAs atau waktu penyinaran, buatlah tiga kali
penyinaran dengan kaset yang sama pada setiap detektor AEC dan proses film masing-masing.
(Atau, dosis radiasi dapat diukur oleh detektor yang tepat diposisikan di bidang film, atau pada
berkas radiasi primer (tetapi tidak membayangi detektor AEC)).

4. Analisa Data dan Evaluasi


a) Hitung rerata nilai mAs dan EI /Pixel Value (PV)
b) Hitung nilai Δ mAs pada setiap mAs dengan persamaan
berikut : Δ mAs = mAsi – mAs rerata
Keterangan :
mAsi = nilai pengukuran mAs ke-i
c) Hitung nilai error mAs dengan persamaan berikut :
Error mAs = Δ mAs/mAs rerata
d) Hitung nilai ΔEI atau ΔPV dengan persamaan
berikut : Δ EI = EIi – EI rerata
Δ PV = PVi – PV rerata
e) Hitung nilai error EI/PV dengan persamaan
berikut : Error EI= Δ EI/EI rerata
Error PV = Δ PV/PV rerata
f) Nilai lolos uji
Δ mAs ≤ ± 20 mAs rerata(3)(4)
Δ EI ≤ ± 10 % EI rerata(3)(4)
Δ PV ≤ ± 10 % PV rerata(3)(4)

Uji Penjejakan Ketebalan Pasien dan kVp


1. Tujuan
Untuk memastikan AEC berfungsi dengan baik melalui respon dosis terukur terhadap perubahan kBp dan
ketebalan pasien
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Fantom abdominal dengan ketebalan bervariasi.
b) Kaset berisi tabir penguat dengan kecepatan normal yang biasa digunakan pada AEC (gunakan kaset yang
sama untuk semua pengukuran)
c) Densitometer
d) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100 cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Variasi ketebalan fantom :
(1) Tempatkan fantom dengan tebal 2 seperti tabel dibawah ini,

Tabel 5. Penyinaran yang dibutuhkan untuk test AEC

Tegangan kVp Ketebalan fantom Perpex (cm) (6)


60 10 dan 15
80 12.5, 15 dan 17.5
100 15 dan 17.5

(2) Tempatkan kaset yang terisi film pada bucky tempat kaset.
(3) Lakukan pengaturan faktor eksposi pada penggunaan klinis (misalnya 80 kVp jika kV bisa
diatur). Jika kV dan mAs tidak bisa diatur gunakan faktor eksposi otomatis.
(4) Lakukan ekposi
(5) Catat nilai mAs dan indeks paparan yang tercantum pada panel kendali
(6) Proses gilm jika akan dianalisa Odnya dengan densitometer, atau lakukan pembacaan CR dan
catat indek paparan atau pixel value
(7) Lakukan pengulanagn langkah (d.1) sampai (d.6) dengan ketebalan seperti tabel diatas.

e) Variasi kV
(1) Letakkan fantom perspex setebal 17.5 cm diatas detektor AEC
(2) Lakukan pengaturan faktor eksposi pada nilai 80 kVp jika kV dan mAs tidak bisa diatur gunakan
faktor eksposi otomatis.
(3) Lakukan ekposi
(4) Catat nilai mAs dan indeks paparan atao pixel value nya
(5) Lakukan pengulangan langkah (e.1) sampai (e.4) dengan tegangan bervarisi yaitu 60 dan 100
kVp
f) Kombinasi ketebalan fantom dan kVp
(1) Gunakan data pada langkah (e) dan (f) diatas

4. Analisa Data dan Evaluasi


a) Hitung rerata nilai mAs dan EI /Pixel Value (PV)
b) Hitung nilai Δ mAs pada setiap mAs dengan persamaan
berikut : Δ mAs = mAsi – mAs rerata
Keterangan :
mAsi = nilai pengukuran mAs ke-i
c) Hitung nilai error mAs dengan persamaan berikut :
Error mAs = Δ mAs/mAs rerata
d) Hitung nilai ΔEI atau ΔPV dengan persamaan berikut :
Δ EI = EIi – EI rerata
Δ PV = PVi – PV rerata
e) Hitung nilai error EI/PV dengan persamaan
berikut : Error EI= Δ EI/EI rerata
Error PV = Δ PV/PV rerata
f) Bandingkan hasilnya dengan nilai lolos uji
g) variasi ketebalan fantom pada kVp konstan Δ OD ≤ ± 0.1 OD rerata(3)(4).
h) variasi Penjejakan kVp pada ketebalan pasien konstan Δ OD ≤ ± 0.15 OD rerata(3)(4).
i) Nilai lolos uji untuk Penjejakan kombinasi tebal dan kVp Δ OD ≤ ± 0.2 OD rerata(3)(4).

Uji Waktu Respon Minimum


1. Tujuan
Untuk mengukur waktu respon yang minimum (waktu dasar) dari AEC
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital Multimeter
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Atur jarak standar antara focus dengan detector pada prosedur yang menggunakan grid yaitu 100 cm
b) Pusatkan garis tengan berkas sinar –x dengan garis tengah kaset.
c) Batasi luas lapangan penyinaran sehingga luasnya lebih besar 2 cm dari semua tepi detektor AEC.
d) Letakkan alat ukur sehungga berdempetan dengan berkas sinar-x tetapi tidak mengaburkan detektor
AEC yang terpilih.
e) Atur faktor penyinaran yang tingi sekitar 300 mA dan 100 kVp.
f) Lakukan penyinaran
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Nilai lolos uji untuk waktu respon minimum untuk 1
pulsa trespon ≤ 20 ms(3)
b) Nilai lolos uji untuk waktu respon minimum untuk 3 pulsa/HF
trespon = 1 - 3 ms(3)

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

IX. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
B. Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Langkah-langkah perhitungan pengukuran menggunakan alat lightmeter
Dengan melakukan interpolasi dengan rumus
Aa b  Ba  a /b  b 
1 1 1 2 1 2

Dimana
A : nilai iluminiasi (ilum) yang akan dicari
(sebenarnya) b1 : Penunjukan alat yang diketahui 1 (dari
sertifikat)
b2 : Penunjukan alat yang diketahui 2 (dari sertifikat)
B ; Penunjukan alat ukur
a1 : Penunjukan standar yang diketahui 1 (dari
sertifikat) a2 : Penunjukan standar yang diketahui 2
(dari sertifikat) Contoh :
Untuk alat lightmeter
Merk : AEMC
Type : CA813
s/n 1018

Tabel 6 Contoh hasil pengukuran

Rentang (lux) Penunjukan Standar (a) (lux) Penunjukan Alat (b) (lux)
200 200.0 171.4
150.0 128.2
100.0 85.3
50.0 42.4

contoh : penunjukan alat ukur light meter 130 lux, maka penunjukan sebenarnya adalah :
A  200  171.4  130200  150/171.4  128.2 = 152.08 lux

C. Langkah-langkah perhitungan ketidakpastian


pengukuran : Evaluasi perhitungan dan Analisa
ketidakpastian
Dari hasil data pengukuran diatas dilakukan evaluasi sebagai berikut :
Keterangan : n
1. Nilai rerata ( mean ) X  n X1  X 2  X 3 Xn
 Xi
n
n 1

....................................................... (1)
Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran
2
.................................................................................... (2)
Xi X
2. Standar deviasi ( Stdv ) : 1 n

n  1


Keterangan : i1
3. Model matematis untuk Kesalahan
Xi = Hasil Pengukuran K = Palat - PStandar...........................................................................................................
n = Jumlah pengukuran
X = Nilai Rata-rata Keterangan :
K = Nilai Kesalahan
Palat = Nilai pembacaan pada Alat
Pstandar = Nilai Standar

4. Sumber - sumber Ketidakpastian


a) K
e
t
i
d
a
k
p
a
s
t
i
a
n

u
n
t
u
k

d
a
t
a

t
u
n
g
g
a
l

Δ
X

0
.
5

r
e
s
o
l
u
s
i
Ketidakpastian kemampuan daya ulang
b)
pengukuran ( ua )
ua = Stdev.............................................................................
n
Keterangan :
u
a
=
K
e
t
i bentangan ( u) adalah :
d Keterangan : U95 = k  uc.......................................................................................................................
a νa 7. Laporan nilai ketidakpastian pengukuran
k diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95%
p a =uDerajat
u12 dengan faktor cakupan
a Kebebasan Tipe (k) = 2

b
1
c 2 ...
s
t c) Tabel 7. Uncertainty Bugdet
= b.......
i 2

a No. Komponen Distribusi


.......
n
 .......
1. Repeatability Normal (t-Student)
t
i 2. Sertifikat Standar Normal
uu .......
p
.....................................................................................................................................................
3. Resolusi Alat Rectangular
e .......
(5)
2
A k .......
d)
S .......
t
d .......
e
v .......
(1)
= Standar
.......
d
e .......
v
i .......
a
a =.......
0,5 x
s
.....................................................................................................................................................
i
(6) .......
N = Jumlah
NST : Nilai Skala Terkecil
pengukuran .......
D
(2)
i .......
s
t .......
r
i ...
b
u (9)
s
i
6.
ub
D a
i
2=
0,5
s NST
k ..........................................................................................................
r 3 3
i Koefisien
t V
sensitifita
, s(
,Bila  eff
d semua
e parametu
n er pada
g model u
a matemati
n snya
memilikiu
D besaran
e ukur
V
r yang
a sama V
j 5.
a
t 2
V
u
Nilai
K dari tabel t-
e Student, atau
b rumus yang
e sesuai untuk
b tingkat
a kepercayaan
s 95%, atau Jika
a Ʋeff
n >
, ditetapkan
Sehingga
ν
Ketidakpastian
a
D. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan mengacu pada nilai lolos uji setiap
parameter uji.

E. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis


a) Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
b) Lakukan Telaah Teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak
nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
c) Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 8. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

F. Kesimpulan
a) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b) Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

G. Pengecekan Kenormalan Operasional Alat Sebelum Dikembalikan ke User


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

H. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

I. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.061-18
- Form laporan nomor : FL.01.061-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 279
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 062-18
METODE KERJA PENGUJIAN MAMMOGRAFI
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksaan uji kesesuaian
pesawat sinar-x mammografi.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp) adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu
b. Dosis Serapan (Gy) adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa. satuan dosis serapan, gray
(Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm) adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran berkas sinar- x menjadi setengah
dari nilai sebelumnya
d. Singkatan
1 SID : jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
2 SSD : jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
3 SDD : jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
4 CV : Coefficient of variation (koefesien variasi), parameter statistik dari sejumlah data, Pengujian
sejenis dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen
signifikan dari pesawat sinar-x
5 CL : Coefficient of Liniearity (koefisien linieritas), parameter statistik dari sejumlah Data pengujian
sejenis dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon
dari kinerja komponen signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk Uji pesawat sinar-x radiografi mammografi dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X (Uji Iluminasi)
b. Uji Selisih Lapangan kolimasi dengan berkas sinar-x (Δ)
c. Uji akurasi tegangan tabung
d. Uji akurasi waktu penyinaran
e. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran
f. Uji Reprodusibilitas
g. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)
h. Uji Kebocoran rumah Tabung
i. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)
(1) Uji Timer darurat
(2) Penjejakan kVp dan Ketebalan Pasien
j. Informasi Dosis Pasien
1. Uji Mean Glandular Dose (MGD)
k. Uji Kualitas Citra
(1) Uji Kualitas Citra Fantom ACR Mammografi
(2) Uji Ghosting

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/06, Bapeten
c. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional, 2011
d. Quality Assurance Programme for Screen Film mammography, IAEA Human Health Series 2, Viena, 2009
e. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 2: Mammographic
Equipment, Radiological Council of Western Australia , 2006

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Light meter
b. Meteran
c. Reseptor citra
d. 5 (lima) Objek radio-opaq (koin logam)
e. Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
f. Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser atau Detektor kamar ionisasi dengan elektrometer
g. Surveymeter
h. Lembar Pb 3 mm
i. Isolatif
j. 2 mm plat Pb/ Lead rubber apron
k. Fantom PMMA tebal 4 cm
l. Lembaran Fantom PMMA dengan tebal 40 mm
m. Fantom mammographic dengan ketebalan yang bervariasi, atau atenuator lain yang sesuai seperti Perspex lembaran
dengan tebal 10 – 20 mm dalam jumlah cukup untuk rentang ketebalan antara 20 – 60 mm
n. Obyek kontras (Al) ukuran 10 mm x 10 mm
o. Densitometer
p. Breast Fantom
q. Detektor solid state
r. Fantom ACR Mammografi

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X (Uji Iluminasi)
1. Tujuan
Untuk mengukur tingkat iluminasi dari lampu kolimator.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Light meter
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Gunakan kolimator terbesar, atau jika memungkinkan, buka penuh penutup kolimator.
b) Lepas patient compression plate.
c) Ukur tingkat pencahayaan ruangan sebagai cahaya latar
d) Nyalakan lampu kolimasi
e) Lakukan pengukuran iluminasi pada empat area dalam lapangan kolimasi, seperti gambar 1
f) Catat hasil pengukuran masing-masing kuadran .

Gambar 1 - Pengukuran iluminansi

4. Analisa Data dan Evaluasi


Rerata Net bacaan (ilum) = Σ(Xi – A)/4
Dimana :
X : bacaan cahaya kolimator(lux)
I : bacaan ke – i
A : bacaan cahaya latar (lux)

Nilai lolos uji Rerata net bacaan (Ilum) ≥ 100 lux pada SID maks(4)

B. Uji Selisih Lapangan kolimasi dengan berkas sinar-x (Δ)


1. Tujuan
a) Untuk mengevaluasi kesesuian lapangan kolimasi cahaya dengan berkas sinar-x
b) Untuk mengevaluasi kesesuian lapangan berkas sinar-x dengan reseptor citra
c) Untuk mengevaluasi kesesuian tepi lapangan berkas sinar-x dengan reseptor citra
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Reseptor citra
b) 5 (lima) Objek radio-opaq (koin logam)
c) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
Mammografi Analog
a) Turunkan pedal kompresi ke arah bucky sampai keduanya berimpitan.
b) Ukur selisih antara tepi paddle dengan tepi meja bagian chest wall.
c) Catat hasil ukur selisih tepi paddle dengan tepi meja bagian chest wall.
d) Kembalikan posisi pedal kompresi pada posisi awal.
e) Letakkan kaset2 di atas meja pemeriksaan
f) Letakkan kaset1 dalam bucky support / cassete holder
g) Untuk semntara pindahkan pedal
kompresi Catatan :
Untuk pesawat mammografi dengan pengaturan lapangan kolimasi berdasarkan ensor pada pedal
kompresi tidak perlu melakukan langkah ini.
h) Hidupkan lampu kolimator dan matikan lampu ruangan untuk memudahkan penentuan tepi langan
lampu kolimatr
i) Letakkan 4 obyek koin logam di tepi lapangan lampu kolimator (koin 1,2,3 dan 4) dan satu koin dengan
ukuran yang sama diletakan di kuadran IV sebagai acuan ukuran koin sebenarnya dan arah koin.
j) Lakukan ekposi
4

3 1
5
2
Gambar 2. Film pertama

k) Proses film kaset 1 dan kaset 2


l) Letakkan kaset mamografi pada bucky support
m) Letakkan satu koin pada tepi meja bagian chest wall
n) Pasang kembali pedal kompresi dan posisikan kira2 ketinggian 40-60 mm di atas meja pemeriksaan
o) Catat jarak pedal kompresi
p) Letakkan satu koin dengan ukuran sama di perukaan bawah pedal kompresi, bertepatan dengan tepi
bagian chest wall.
q) Lakukan eksposi
r) Proses film reseptor
s) Tentukan kesesuian lapangan kolimasi cahaya dengan lapngan berkas sinar-x dengan mengukur jarak
dari posisi obyek koin (koin 1, 2,3 dan 4). Pengukuran ini dilakukan berdasarkan citra kaset2. Catat gasil
pengukuran dan koreksi dengan faktor magnifikasi. Beri tanda (+) pada hasil selisih jika lapangan berkas
sinar-x diluar lapangan kolimasi cahaya, dan beri tanda (-) jika obyek terpotong (lapangan berkas sinar-x
di dalam lapangan kolimasi.
t) Tentukan kesesuian lapangan kolimasi cahaya dengan reseptor citra dengan mengukur jarak dari posisi
obyek koin (koin 1, 2,3 dan 4). Pengukuran ini dilakukan berdasarkan citra kaset1.
u) Catat hasil pengukuran dan koreksi dengan faktor magnifikasi.
v) Beri tanda (+) pada hasil selisih jika lapangan berkas sinar-x di dalam (terpotong) lapangan kolimasi
cahaya, dan beri tanda (-) jika obyek lapangan berkas sinar-x di luar lapangan kolimasi.
w) Untuk berdasarkan citra kaset2 dan lapangan reseptor citra, jumlahkan selisih pada langkah (v) dan (w)
x) Tentukan missing tissue dengan mengevaluasi posisi objek koin (langkah (m) s.d (p)), catat hasil ukur
dan koreksi dengan faktor magnifikasi

Mammografi Digital
a) Turunkan pedal kompresi ke arah bucky sampai keduannya berhimpitan. Ukur selisih anatara tepi pedal
kompresi dengan tepi meja pada bagian chest wall. Kembalikan posisi pedal kompresi pada posisi awal.
b) Letakkan reseptor citra2 di atas meja pemeriksaan
c) Siapkan resepror citra digital (reseptor1)
d) Hidupkan lampu kolimator
e) Hidupkan lampu kolimator dan matikan lampu ruangan untuk memudahkan penentuan tepi langan lampu
kolimatr
f) Letakkan 4 obyek koin logam di tepi lapangan lampu kolimator (koin 1,2,3 dan 4) dan satu koin dengan
ukuran yang sama diletakan di kuadran IV sebagai acuan ukuran koin sebenarnya dan arah koin.
g) Lakukan eksposi
h) Proses film kaset 1 dan kaset 2
i) Letakkan kaset mamografi pada bucky support
j) Letakkan satu koin pada tepi meja bagian chest wall
k) Pasang kembali pedal kompresi dan posisikan kira2 ketinggian 40-60 mm di atas meja pemeriksaan
l) Catat jarak pedal kompresi
m) Letakkan satu koin dengan ukuran sama di perukaan bawah pedal kompresi, bertepatan dengan tepi
bagian chest wall.
n) Lakukan eksposi
o) Proses citra pada reseptor DR
p) Tentukan kesesuian lapangan kolimasi cahaya dengan lapngan berkas sinar-x dengan mengukur jarak
dari posisi obyek koin (koin 1, 2,3 dan 4). Pengukuran ini dilakukan berdasarkan citra kaset2. Catat gasil
pengukuran dan koreksi dengan faktor magnifikasi. Beri tanda (+) pada hasil selisih jika lapangan berkas
sinar-x diluar lapangan kolimasi cahaya, dan beri tanda (-) jika obyek terpotong (lapangan berkas sinar-x
di dalam lapangan kolimasi.
q) Tentukan kesesuian lapangan kolimasi cahaya dengan reseptor citra dengan mengukur jarak dari posisi
obyek koin (koin 1, 2,3 dan 4). Pengukuran ini dilakukan berdasarkan citra kaset1.
r) Catat hasil pengukuran dan koreksi dengan faktor magnifikasi.
s) Beri tanda (+) pada hasil selisih jika lapangan berkas sinar-x di dalam (terpotong) lapangan kolimasi
cahaya, dan beri tanda (-) jika obyek lapangan berkas sinar-x di luar lapangan kolimasi.
t) Untuk berdasarkan citra kaset2 dan lapangan reseptor citra, jumlahkan selisih pada langkah (j) dan (m).
u) Tentukan missing tissue dengan mengevaluasi posisi objek koin (langkah (m) s.d (p)), catat hasil ukur
dan koreksi dengan faktor magnifikasi

4. Analisa Data dan Evaluasi Selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar x
Evaluasi dilakukan pada reseptor/film yang diletakkan kontak dengan marker/coin (reseptor diatas meja
pasien/reseptor2)
Ukur penyimpangan/deviasi koin pada film masing2 sisi (Δ1). Beri tanda (-) jika lapangan x ray yang terjadi
berada didalam lapangan cahaya dan beri tanda (+) jika lapangan sinar x berada diluar lapangan cahaya

a) selisih lap. Kolimasi dengan berkas sinar adalah :


x = (Δ1/SID) x 100%
Dimana
SID adalah jarak fokus ke film(diatas meja)

Contoh :

Gambar 3. Gambar citra kolimasi

Tabel 1 Nilai lolos uji kolimasi


.

Mode NORMAL (fokus besar)


Tepi
Selisih (cm) %SID
1 -1.50 -2.31
2 0.10 0.15
3 -1.30 -2.00

4 -0.40 -0.62

Nilai lolos uji untuk selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-x (film pertama) (Δ1) ≤ 2 %

b) Selisih Lapangan Berkas Sinar-X dengan Reseptor Citra


(1) Evaluasi dilakukan pada reseptor/film yang diletakkan pada bucky kaset mammografi.
(2) Ukur penyimpangan/deviasi koin pada film masing2 sisi (Δ 2). Beri tanda (+) jika lapangan x ray yang
terjadi berada didalam lapangan cahaya dan beri tanda (-) jika lapangan sinar x berada diluar
lapangan cahaya
(3) selisih berkas sinar x dengan reseptor citra = ((Δ 1 + Δ2) /SID )x 100%
Dimana :
SID adalah jarak fokus ke film
Nilai lolos uji untuk selisih lapangan berkas sinar-x dengan image receptor (film kedua) (Δ) ≤ 2 %

c) Kesesuaian Tepi Chest Wall pada Paddle dengan Image Receptor (Δ3)
a. Ukur selisih tepi paddle deng tepi meja (Δa)
b. ukur selisih missing tissue bagian atas (Δb)
c. selisih paddle dengan citra = (Δa) + (Δb)

Δ3 = [{(Δa) + (Δb)}/SID]x100%

Contoh
Gambar 4. Gambar Tepi Chest Wall
Tabel 2. Nilai lolos uji tepi Chest Wall

Parameter Mode NORMAL (fokus besar)


Jarak paddle kompresi ke permukaan meja (cm) 5.00
Selisih tepi paddle dengan tepi meja (cm) 0.10
Missing tissue atas (cm) -0.30
Missing tissue bawah (cm) -0.80
Selisih paddle dengan citra (cm) -0.20
Selisih paddle dengan citra (%SID) -0.31

Nilai lolos uji untuk selisih tepi lapangan berkas sinar-x dengan tepi chest wall (Δ3) ≤ 2 %

C. Uji akurasi tegangan tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi tegangan tabung
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Digital kV meter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan detektor di pertengahan bucky support pada jarak 4-6 cm dari tepi chest wall dan pastkan tegak
lurus menghadap tabung
c) Catat jarak antara sumber dengan detektor.
d) Lakukan pengukuran untuk mendapatkan waveform radiasi pada tegangan tabung klinis, seperti 27 kVp,
20 mAs.
e) Lakukan beberapa pengukuran akurasi kVp, mulai dari kVp klinis terendah hingga kVp klinis maksimum,
dengan peningkatan 2 kVp untuk tiap pengukuran. Gunakan 10 mAs atau 20 mAs.
Catatan : Nilai kVp klinis maksimum dapat diperoleh dari petugas.
Untuk pesawat yang memiliki fokus besar dan kecil, disarankan menggunakan fokus besar
untuk rentang kVp yang diukur. Pilih tegangan tabung mid-range, disarankan 27 kVp, dan
ulangi pengukuran akurasi kVp menggunakan rentang setting mAs yang tersedia.

4. Analisa Data dan Evaluasi

kVp alat (setting )  kVp alat ukur


error   100%
kVp alat (setting )

(1)(3)
Nilai lolos uji dari error ≤ ± 6.0 % ,

D. Uji akurasi waktu penyinaran


Pengujian ini tidak perlu dilakukan pada mammographic x-ray yang hanya terdapat pilihan mAs dan tidak memiliki
kendali terpisah antara mA dan waktu penyinaran

1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi waktu penyinaran
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Digital kV meter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan detektor.
c) Lakukan minimal lima kali pengukuran menggunakan 27 kVp, dengan waktu penyinaran antara waktu
(0.02 < s < 1) atau jika perlu tambahkan pengukuran waktu penyinaran sesuai praktek klinis.
d) Apabila waktu penyinaran yang biasa digunakan lebih dari 1 s, lanjutkan pengukuran untuk waktu
penyinaran tersebut.
Catatan :
Apabila diperlukan, lakukan pengukuran tambahan menggunakan waktu penyinaran klinis.
4. Analisa Data dan Evaluasi

setting alat  bacaan alat ukur


error   100%
setting alat

(1)(3)
Nilai lolos uji dari kesalahan (error) ≤ ± 5.0 % ,

E. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor penyinaran yang digunakan dan menghitung
koefisien linieritasnya
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Digital kV meter or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik.

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 284
c) Catat jarak antara sumber dengan detektor.
d) Lakukan pengukuran untuk mendapatkan output radiasi untuk rentang setting mAs menggunakan
tegangan tabung klinis, seperti 25 – 27 kVp.
e) Catat dosis terukur.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai output radiasi (dalam µGy.mAs-1) harus konstan terhadap rentang arus tabung (mA), maupun terhadap
rentang setting (mAs). Apabila didapat beberapa nilai output radiasi, koefisien linearitas (CL) dinyatakan
sebagai :
xmax  xmin
CL 
xmax  xmin
Dimana :
Xmax: bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-
1) Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1 (1)(3)

F. Uji Reproduksibilitas
1. Tujuan
Untuk menentukan reproduksibilitas keluaran radiasi (output), tegangan tabung (kVp) dan waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Digital multimeter (kV, s dan dose meter) or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan detektor sesuai rekomendasi pabrik. Catat jarak antara sumber dengan detektor.
c) Selama satu periode (tidak lebih dari 10 menit), lakukan minimal 5 kali berturut-turut pengukuran output
radiasi, tegangan tabung, dan waktu penyinaran (atau mAs) menggunakan faktor penyinaran klinis yang
biasa digunakan.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata
Reproduksibilitas = CVpengukuran.
=
X 
n


2
S X
 1
i
i 1
X X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

Tabel 3. Nilai lolos uji

Reproduksibilitas Nilai lolos uji(4)


Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05
.
G. Uji Kualitas Radiasi (HVL)
1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas sinar-x.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
b) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser atau Detektor kamar ionisasi dengan elektrometer
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan digital dosemeter di atas cassette holder (Gambar 5).

Gambar 5. Pengukuran HVL menggunakan ion chamber dan electrometer


c) Ukur dan catat jarak antara sumber dengan detektor (SDD) . Jika pengukuran HVL digunakan untuk
mengkalkulasi dosis rata-rata kelenjar susu (MGD) letakkan/tempelkan ion chamber pada compression
plate. Seperti gambar 5.
d) Pilih faktor penyinaran untuk waktu ≥ 0,1 s.
e) lakukan penyinaran dan catat dosis (Do)
f) Tambahkan filter seperti gambar 6a atau 6b sehingga diperoleh dosis lebih dari ½ Dosis tanpa filter (D o /2)
yang disebut dengan Da dan dosis kurang dari ½ Dosis tanpa filter (Do /2) yang disebut dengan Db.
Catatan:
Filter dapat ditempel pada bagian muka dari light beam collimator.
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai HVL dapat dihitung dengan formula berikut :
t ln 2 Da / D0   t a ln 2 Db / D0 
HVL  b
ln Da / Db 
Dimana :
D0 = dosis terbaca tanpa
filtrasi Da = dosis terbaca >
D0/2
ta = tebal aluminium yang digunakan pada pembacaan Da
Db = dosis terbaca < D0/2
tb = tebal aluminium yang digunakan pada pembacaan Db

Nilai Lolos Uji untuk Nilai HVL (dalam mm Al) dengan menggunakan compression device adalah
0,01 x kVp + 0,03 ≤ HVL < 0,01 x kVp + c
dengan c) = 0,12 untuk Mo/Mo
0,19 untuk Mo/Rh
0,22 untuk Rh/Rh
0,3 untuk W/Rh (2)

H. Kebocoran rumah Tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan tingkat kebocoran radiasi pada rumah tabung.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Survey Meter
b) Lembar Pb 3 mm
c) Meteran
d) Isolatif
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
Metode Dosimeter
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Gunakan kolimasi berkas x-ray terkecil, dan apabila diperlukan, gunakan lembaran timbal 1 mm sebagai
penghalang residu berkas x-ray.
c) Lakukan penyinaran dan ukur pada jarak 100 cm menggunakan tegangan tabung 30 kVp (atau tegangan
klinis maksimal, apabila lebih besar) dan penyinaran sekitar 50 mAs, pada titik (1) kanan (2) depan, (3)
kanan, (4) belakang dan (5) atas, seperti gambar 6.

3
4

2 1

Gambar 6. Arah pengukuran kebocoran radiasi rumah tabung menggunakan dosimeter

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum adalah
1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1 m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan faktor
konversi sebagai berikut :
Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)
Dimana :
D = absorbed Dose (Gy)
WR = Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H = Equivalen dose (Sv)
Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 1mGy/h(4) (1mSv/h) pada jarak 1 m
Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
arus _ paparan

I. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)


Timer Darurat
1. Tujuan
Untuk memastikan timer darurat (back-up timer) berfungsi dengan baik pada fumgsi AEC
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) 2 mm plat Pb/ Lead rubber apron
b) Fantom PMMA tebal 4 cm
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Letakkan 4 cm fantom (PMMA) di atas meja pemeriksaan, sehingga menutupi reseptor citra
b) Letakkan plat Pb/Apron di atas bucky tepat diatas AEC sehingga menutupi seluruh detektor AEC,
c) Berikan gaya kompresi 50 N
d) Aktifkan semua sensor AEC pada monitor panel kendali,
e) Atur densitas AEC pada posisi ”0” (pada mode otomatis),
f) Lakukan eksposi bersamaan dengan pengaktifan timer elektronik pada panel kendali,
g) catat waktu berhenti (timer cutoff) yang terbaca pada monitor panel kontrol,
h) lakukan penyetingan terhadap mA terendah pada pesawat x ray (jika tersedia),
i) Lakukan eksposi;
j) Catat nilai mAs yang terbaca pada panel kontrol
4. Analisa Data dan Evaluasi.
Nilai lolos uji untuk Timer cut off ≤ 6 s(4).
Nilai lolos uji untuk mAs ≤ 600 mAs(4).

Penjejakan kVp dan Ketebalan Pasien


1. Tujuan
Untuk mengetahui kinerja automatic exposure control (AEC) pada rentang tegangan tabung x-ray dan rentang
tebal fantom.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Fantom mammographic dengan ketebalan yang bervariasi, atau atenuator lain yang sesuai seperti
Perspex lembaran dengan tebal 10 – 20 mm dalam jumlah cukup untuk rentang ketebalan antara 20 – 60
mm
b) Obyek kontras (Al) ukuran 10 mm x 10 mm
c) Densitometer
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :

a) Letakkan 20 mm fantom PMMA di atas meja pemeriksaan, sehingga menutupi reseptor citra
b) Letakkan plat Al pada jarak 4 cm dari sisi chest wall di atas 20 mm PMMA
c) Berikan gaya kompresi 50 N
d) Aktifkan AEC dengan mode standar
e) Lakukan eksposi
f) Catat nilai kVp, mAs, MGD, Anoda/filter, dan ketebalan yang tampak pada monitor
g) Lakukan analisis terhadap ROI (~ 0.25 cm2). Catat nilai MPV dan SD untuk ROI 1 (pada daerah di luar
filter Al) dan ROI2 (pada daerah di dalam Al)
h) Ulangi untuk variasi ketebalan fantom PMMA lainnya : 45 mm dan 70 mm
i) Analisis tingkat deviasi dari pixel atau EI atau OD pada masing-masing ketebalan terhadap nilai rerata
ketiga ukuran fantom
j) Untuk mode auto timer, lakukan pengaturan kVp dan tebal PMMA seperti tabel dibawah ini

Tabel 4. Setting tegangan untuk pengujian AEC

kVp Tabung Tebal Fantom Perspex (mm)


25 20, 40
27 30, 40, 50
29 40, 60

4. Analisa Data dan Evaluasi


Sistem film
Nilai lolos uji untuk Penjejakan ketebalan pasien pada kVp konstan Δ OD ≤ ± 0.1 (10%) OD rerata (1)(3).
Nilai lolos uji untuk Penjejakan kVp pada ketebalan pasien konstan Δ OD ≤ ± 0.15 OD rerata (3)(4).

Sistem digital yang dinilai adalah niai CNR (Signal to noise Ratio)

J. Uji Informasi Dosis Pasien


Uji Mean Glandular Dose (MGD)
1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit pada payudara
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Breast Fantom
b) Detektor solid state
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan prosedur pemanasan tabung x-ray.
b) Letakkan fantom di atas cassette holder hingga tepinya sejajar dengan chest wall margin.
c) Turunkan compression plate hingga menempel dengan fantom.
d) Letakkan loaded cassette pada cassette holder.
e) Pilih faktor penyinaran normal (kVp, SID, setting AEC). Pilih posisi detektor AEC terdekat dengan chest
wall.
f) Lakukan penyinaran dan catat nilai mAs dan SSD. Proses film dan catat densitas optikal latar rata-rata.
g) Hitung skin entrance dose menggunakan nilai mAs dan µGy.mAs-1 pada kVp tersebut. Jika diperlukan,
koreksi nilai dosis di udara.
h) Gunakan nilai HVL yang didapat sebelumnya (dengan compression plate in situ) untuk menentukan faktor
konversi dari dosis di udara pada skin entrance surface menjadi MGD.
i) Hitung nilai MGD (dalam mGy).

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai lolos uji MGD untuk fantom 4,2 cm adalah 2 – 3 mGy.(1)
Nilai lolos uji MGD untuk fantom 4,5 cm ≤ 2,5 mGy.(3)
Cara perhitungan dosis glandular rata2 :
Faktor untuk mengkonversi Dosis kulit di udara ke dalam dosis glandular rata ditentukandengan formula
sebagai berikut :
DG = Ki g53 c53 s
Dimana :
DG = Dosis glandular rata2
Ki = Kerma udara/ dosis di udara pada permukaan panthom PMMA dengan tebal 45 mm (mGy/mAs)
G = Faktor konversi kerma udara/ dosis di udara keMGD untuk tebal breast standar 53cm.
S = Faktor koreksi yang bergantung pada kombinasi filter

Tabel Faktor Konversi g dan c untuk menghitung DG untuk tebal breast standar (53mm) dari pengukuran
dengan tebal fantom PMMA 45 mm.(2)

Tabel 5. Faktor Konversi g dan c untuk menghitung DG

HVL (mmAl) g53 c53 g53 *c53


0.30 0.155 1.109 0.172
0.35 0.177 1.105 0.196
0.40 0.198 1.102 0.218
0.45 0.220 1.099 0.242
0.50 0.245 1.096 0.269
0.55 0.272 1.091 0.297
0.60 0.295 1.088 0.321

Tabel 6. Faktor Konversi s untuk kombinasi Anoda/Filter

Kombinasi Anoda/Filter s faktor


Mo/Mo 1.000
Mo/Rh 1.017
Rh/Rh 1.061
Rh/Al 1.044
W/Rh 1.042

K. Uji Kualitas Citra


Uji Kualitas Citra Fantom ACR Mammografi
1. Tujuan
Untuk menentukan kualitas citra pada pesawat mammografi dalam hal menampilkan massa, fibrous dan
mikroklasifikasi
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Fantom ACR Mammograf
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Letakkan fantom di atas meja pemeriksaan, tepat diatas sensor AEC
b) Turunkan compression plate hingga menempel dengan fantom.
c) Letakkan loaded cassette pada cassette holder.
d) Pilih faktor penyinaran normal (kVp, SID, setting AEC). Pilih posisi detektor AEC terdekat dengan chest
wall.
e) Lakukan penyinaran dan catat nilai mAs dan SSD. Proses film dan catat
f) Lakukan evaluasi citra fantom ACR
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Penilain untuk jumlah massa

Tabel 7. Bacaan pada nilai massa

Hasil Bacaan pada nilai massa Nilai


Tampak menyeluruh 1
Tampak sebagaian (bentuk tidak berupa lingkaran sempurna) 0.5

(1) Pembacaan dilakukan pada lingkaran massa dengan diameter terbesar (berbentuk lingkaran
sempurna)
(2) Pembacaan dihentikan jika lingkaran massa tampak sebagaian
(3) Jumlahkan lingkaran massa yang terlihat seluruhnya dengan masing-masing lingkaran adalah 1
(4) Untuk lingkaran massa yang tidak sesuai dengan posisi detail fantom disebut artefak
(5) Jika artefak terdeteksi, maka nilai yang diberikan kepada lingkaran massa yang terbaca terakhir
harus dikurangkan dari nilai total
(6) Contoh :
Hasil bacaan lingkaran massa terakhir yang terbaca adalah sebanyak 3, namun trdapat satu
artefak, maka nilai akhir bacaan pada massa adalah sebesar 2.5

b) Penilaian untuk jumlah mikroklasifikasi

Tabel 8. Nilai bacaan pada mikroklasifikasi

Nilai bacaan pada mikroklasifikasi Nilai


Tampak 4 atau lebih 1
Tampak 2-3 0.5
Tampak kurang dari 2 0

(1) Pembacaan dilakukan pada mikroklasifikasi dengan diameter terbesar


(2) Pembacaan dihentikan jika mikroklasifikasi/serat tampak sebagaian
(3) Jumlahkan mikroklasifikasi yang terlihat
(4) Untuk mikroklasifikasi yang tidak sesuai dengan posisi detail fantom disebut artefak
(5) Jika artefak terdeteksi, maka nilai yang diberikan kepada mikroklasifikasi yang terbaca terakhir
harus dikurangkan dari nilai total
(6) Contoh :
Hasil bacaan lingkaran massa terakhir yang terbaca adalah sebanyak 4, namun terdapat satu
artefak, maka nilai serat adalah sebesar 3, sehingga nilai grup tersebut adalah 0.5

Tabel 8. Nilai bacaan pada mikroklasifikasi

Nilai bacaan pada mikroklasifikasi Nilai


Tampak keseluruhan 1
Tampak sebagaian (lebih dari setengah serat 0.5
Tampak sebagaian (kurang dari setengah serat) 0
-
Uji Ghosting
1. Tujuan
Untuk mengetahui respon reseptor citra setelah menerima dosis
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Lembaran Fantom PMMA dengan tebal 40 mm
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Tutup sebagain detector AEC dengan fantom (citra a)
b) Lakukan eksposi dengan setting manual 28 kV-50 mAs (Mo/Mo)
c) Ulangi kembali dengan menutup seluruh detector (citra b)
4. Analisa Data dan Evaluasi
a) Hitung PV dan SD dengan ROI~ 4 cm2 pada citra (b) dimana ROI1 dekat garis tengah pada sisi image
yang sebelumnya tidak tertutup PMMA dan ROI2 tidak begitu jauh dari ROI1 tetapi pada sisis yang
pada eksposi sebelumnya tertutup PMMA
b) Hitung ghost factor = (PV2-PV1)/SD2
c) Kriteria
keberterimaan : Ghost
factor < 2

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

IX. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
B. Mengacu pada Metode Kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Langkah-langkah perhitungan pengukuran menggunakan alat lightmeter
Dengan melakukan interpolasi dengan rumus
A  a  b  Ba  a /b  b 
1 1 1 2 1 2
Dimana
A ; nilai iluminiasi (ilum) yang akan dicari
(sebenarnya) b1 : Penunjukan alat yang diketahui 1 (dari
sertifikat)
b2 : Penunjukan alat yang diketahui 2 (dari sertifikat)
B ; Penunjukan alat ukur
a1 : Penunjukan standar yang diketahui 1 (dari sertifikat)
a2 : Penunjukan standar yang diketahui 2 (dari sertifikat)

Contoh :
Untuk alat lightmeter
Merk : AEMC
Type : CA813
s/n 1018
Tabel 9. Contoh hasil pengukuran

Rentang (lux) Penunjukan Standar (a)(lux) Penunjukan Alat (b) (lux)


200 200.0 171.4
150.0 128.2
100.0 85.3
50.0 42.4
contoh : penunjukan alat ukur light meter 130 lux, maka penunjukan sebenarnya adalah :
A  200  171.4  130200  150/171.4  128.2 = 152.08 lux

C. Langkah-langkah perhitungan ketidakpastian


pengukuran : Evaluasi perhitungan dan Analisa
ketidakpastian
Dari hasil data pengukuran diatas dilakukan evaluasi sebagai berikut :
n

1. Nilai rerata ( mean ) X   n 1


Xi X1  X 2  X 3 Xn ......................................................... (1)
 n
n
Keterangan :
Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran
2
2. Standar deviasi ( Stdv ) : ...................................................................................... (2)
Xi 
n
1
n  1
 X
Keterangan : 
i1
Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran
X = Nilai Rata-rata

3. Model matematis untuk Kesalahan


K = Palat - PStandar.................................................................................................................................................................................................................................... (3)

Keterangan :
K = Nilai Kesalahan
Palat = Nilai pembacaan pada Alat
Pstandar = Nilai Standar

4. Sumber - sumber Ketidakpastian


a) Ketidakpastian untuk data
tunggal ΔX = 0.5 x resolusi
b) Ketidakpastian kemampuan daya ulang pengukuran ( ua )
ua = Stdev.........................................................................................................................(4)
n
Keterangan :
ua = Ketidakpastian tipe A
Stdev = Standar deviasi
N = Jumlah pengukuran
Distribusi Diskrit, dengan Derajat Kebebasan, νa = n – 1

Keterangan :
νa = Derajat Kebebasan Tipe A

c) Ketidakpastian dari sertifikat STANDARD (ub1)


ub1 = Usertifikat ..................................................................................................................................... (5)
k
d) Ketidakpastian Resolusi Alat ( ub2 )
(1) Ketidakpastian Resolusi Alat diestimasi mempunyai semi range:
a = 0,5 x NST.................................................................................................................................(6)
NST : Nilai Skala Terkecil
(2) Dengan asumsi distribusi rectangular maka ketidakpastian resolusi alat adalah :
ub2 =
a 0,5NST.............................................................................................(7)
3  3

5. Koefisien sensitifitas (Ci) = 1, Bila semua parameter pada model matematisnya memiliki besaran ukur yang sama

6. Ketidakpastian bentangan ( U)
Ketidakpastian baku gabungan ( uc ) adalah :
uc = u a
2
 
ub1 2 ub2 12 2 ............................................................................................. (8)

7. Evaluasi Derajat Kebebasan Efektif.


4
V  c u
eff
ua b1 u b42
4
u 4
Va  V 
b1
Vb 2 .................................................................................................. (9)

8. Nilai k ditentukan dari tabel t-Student, atau rumus yang sesuai untuk Tingkat Kepercayaan 95%, atau Jika Ʋeff >
60, maka dapat ditetapkan k = 2
Sehingga Ketidakpastian bentangan ( u) adalah :

9. U95 = k  uc....................................................................................................................................................................................................................................................... (10)


Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan (k)
= 2.

Tabel 10. Uncertainty Bugdet

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


Stdev
1. Repeatability Normal (t-Student) ua 1
n
Ub1
2. Sertifikat Standar Normal ub1 K
k
Ub 2
3. Resolusi Alat Rectangular ub2 3 3

D. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


Mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter uji.

E. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


1. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
2. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
3. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 11. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

F. Kesimpulan
a) Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b) Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
G. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi
H. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar
a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

I. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.063-18
- Form laporan nomor : FL.01.063-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 063-18
METODE KERJA PENGUJIAN SINAR-X
RADIOGRAFI MOBILE No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pelaksaan uji kesesuaian
pesawat sinar-x radiografi mobile.

II. DEFINISI
a. Tegangan Tabung (kVp)
Adalah nilai nilai rata-rata tegangan puncak yang diukur pada waktu
b. Dosis Serapan (Gy)
Adalah jumlah energi yang diserap suatu media tiap satuan massa.
Satuan dosis serapan, gray (Gy), sebanding dengan perpindahan 1 joule energi pada 1 kg massa suatu media.
c. HVL (mm)
Adalah ketebalan material yang diperlukan untuk mengurangi keluaran berkas sinar- x menjadi setengah dari nilai
sebelumnya
d. Dentitas Optikal Film X-ray
Densitas optikal (OD) disini digunakan untuk nilai gross densitas optikal (penghitaman) film x-ray.
OD = log10 (I0 / It)
Dimana
I0 = intensitas cahaya tanpa film
It = intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui film
Contoh, nilai OD = 1 menyatakan bahwa hanya 10% dari cahaya yang ditransmisikan melalui film, nilai OD =
2 menyatakan 1% transmisi.
e. SID adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan image (image receptor, film)
f. SSD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan kulit
g. SDD adalah jarak antara sumber (focal spot) dengan detektor (radiasi)
h. CV adalah Coefficient of variation (koefesien variasi), parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang sama, untuk mengetahui kosistensi dari kinerja komponen signifikan dari pesawat sinar-x.
i. CL adalah Coefficient of Liniearity (koefisien linieritas), parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis
dengan seting input yang dibedakan secara linier, untuk mengetahui konsistensi respon dari kinerja komponen
signifikan dari peswat sinar-x bila diberi input yang berbeda.

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk uji pesawat sinar-x radiografi mobile dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X
b. Uji iluminasi
c. Uji akurasi tegangan tabung
d. Uji akurasi waktu penyinaran
e. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran
f. Uji Reprodusibilitas
g. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)
h. Uji Kebocoran Wadah Tabung
i. Informasi Dosis Pasien

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Seri Pedoman Uji kesesuaian Pesawat Sinar-x, KU/PD/DKKN/04, Bapeten
c. Keputusan Kepala Bapeten No. 01-P/Ka-Bapeten/I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1250/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik
e. Peraturan Kepala Bapeten No. 09 Tahun 2011 tentang uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiodiagnostik dan
Intervensional
f. Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing, Workbook 3: Major Radiographic
Equipment, Radiological Cpuncil of Western Australia , 2006
g. Pro-RTG AAPM 31, User manual, 1991

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Abdominal fantom of variable thickness for automatic exposure control (AEC) tests
b. Collimator test & Beam alignment test tool
c. Densitometer
d. Ion chambers dan digital dosemeter
e. Loaded radiographic cassettes (e.g. 24 cm x 30 cm detail and 35 cm x 43 cm fast) or envelope wrapped film
f. Illuminance meter (light meter)
g. Lead block (3 mm x 50 mm x 50 mm)
h. Isolatif
i. Multimeter atau Non-invasive x-ray beam analysing instrument
j. Meteran
VI. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Pengujian Kolimasi Berkas Sinar-X
Uji Selisih lapangan kolimasi dengan lapangan berkas Sinar-x (Δ)
1. Tujuan
Untuk mengetahui kesesuaian antara berkas sinar-x dengan cahaya dari kolimator dan ketepatan berkas
(alignment) obyek.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Collimator test tool merk RMI model 161 B
b) Beam Alignment test tool merk RMI model 162 A
c) Image receptor
d) Meteran
e) Waterpass
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Siapkan collimator test tool dan beam aligment test tool
b) Siapkan casette yang telah berisi 2 film ukuran 24 cm x 30 cm (ukuran cassette menyesuaikan )
c) Letakkan cassette yang telah berisi film pada bidang datar dan pastikan letak kaset parallel dengan arah
anoda – katoda.
d) Letakkan collimator test tool diatas meja pasien dan posisikan tulisan “RMI” menghadap column support
e) Atur SID100 cm seperti pada gambar 1
f) Atur dan pastikan luas lapangan penyinaran tepat / seluas alat ukur ( 18 cm x 14 cm) atau menyesuaikan
g) catat berapa jarak penyimpangannya.
h) Letakkan beam alignment test tool tepat diatas titik tengah collimator test tool
i) Lakukan penyinaran
j) Proses film/CR/DR
k) Lakukan analisa

Gambar 1. Pengujian kesesuain berkas sinar x dan lampu kolimator

4. Analisa Data dan Evaluasi


Evaluasi Kesesuaian Berkas Sinar-x dengan cahaya kolimator (Akurasi kolimator) :
ΔX = │X1│ +│X2│
ΔY = │Y1│ +│Y2│
Nilai Lolos Uji adalah ΔX ≤ 2% atau 2 cm pada SID 100 cm(2)(3) ;
Nilai Lolos Uji adalah ΔY ≤ 2% atau 2 cm pada SID 100 cm(2)(3)
Nilai Lolos Uji adalah ΔX +ΔY ≤ 3% atau 3 cm pada SID 100 cm(2)(3)

Gambar 2. Akurasi kolimator


5. Pengujian ketepatan berkas (alignment) obyek
Nilai Lolos Uji untuk alignment ≤ 3o (2) (pada lingkaran kedua) untuk tinggi alat Collimator test tool 6 inchi (≈
15.24 cm)
r
tan 
h
Dimana :
a : titik acuan (bola timbal bawah)
b : titik pengamatan (bola timbal atas)
h : tinggi alat Collimator test tool
r : jarak pergeseran titik pengamatan terhadap titik acuan.
θ : sudut pergeseran titik pengamatan terhadap titik acuan

b
h θ
a

r
Gambar 3. Ketepatan berkas
B. Uji Iluminasi
1. Tujuan
Untuk mengukur iluminasi dari lampu kolimator.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
a) Light meter
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) posisikan alat ukur jarak 100 cm dari fokus tabung sinar-x.
b) pastikan detektor paralel pada sumbu anoda katoda
c) kurangi semua cahaya latar/ lingkungan dan ukur.
d) nyalakan berkas cahaya kolimator dan kolimasikan pada area sekitar 25 cm x 25 cm.
e) ukur pada setiap kuadran (I, II, III dan IV)
f)catat hasil pengukuran
4. Analisa Data dan Evaluasi
Rerata Net bacaan (ilum) = Σ(Xi – A)/4
Dimana
X : bacaan cahaya
kolimator(lux) I : bacaan ke
–i
A : bacaan cahaya latar (lux)
Nilai lolos uji Rerata net bacaan (Ilum) ≥ 100 lux pada jarak 1 m(4)

C. Uji akurasi tegangan tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi tegangan tabung.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan
c) Digital kV meter / non- invasive beam analyser
d) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Lakukan pendataan generator dan tabung
b) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
c) Kurangi filter tambahan tidak atau minimalkan filter tambahan.
d) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik (seperti gambar 4)

Gambar 4. Pengujian akurasi tegangan tabung

1. Tentukan bentuk gelombang radiasi. Gunakan 70 kVp, 20 mAs (atau yang mendekati).
2. Lakukan pengukuran mulai dari 60 kVp dan ulangi dengan peningkatan kVp setiap 10 kVp sampai 100 kVp.
Gunakan waktu penyinaran antara range 0.1 ≤ s ≤ 0.2. Dapatkan pula output radiasi secara bersamaan
dengan pengukuran kVp.
Catatan:
Untuk unit dengan fokus besar dan kecil, dianjurkan pengujian menggunakan fokus besar.
4. Analisa Data dan Evaluasi
kVp alat (setting )  kVp alat ukur
error   100%
kVp alat (setting )

Nilai lolos uji dari error ≤ ± 10 % (3)


Untuk mA dan waktu tetap atau mAs tetap, grafik logaritma dari kVp versus logaritma dari keluaran radiasi
harus berupa garis lurus antara 50 kVp dan 100 kVp, dengan suatu koefisien korelasi r2³ 0.99. Poin-poin
penyimpangan yg significan dari linearitas mengindikasikan bahwa generator ada masalah.

D. Uji akurasi waktu penyinaran


1. Tujuan
Untuk menentukan akurasi waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital timer or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah metode uji meliputi :
a) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
b) Posisikan detektor sesuai rekomendasi pabrik dan catat jarak sumber detektor (SDD), seperti gambar 5.

Gambar 5. Pengujian akurasi waktu penyinaran

c) Lakukan pengukuran waktu penyinaran pada tegangan tabung kira-kira 70 kVp dan lakukan lima
pengukuran antara waktu (0.02 < s < 1) atau jika perlu tambahkan pengukuran waktu penyinaran sesuai
praktek klinis.

4. Analisa Data dan Evaluasi

setting alat  bacaan alat ukur


error  100%

setting alat

Tabel 12. Nilai lolos uji waktu penyinaran

Waktu penyinaran Nilai Lolos Uji(3)(4)


≥ 100 ms error ≤ + 10 %
< 100 ms error ≤ + (10% + 1 ) ms

E. Uji Keluaran Radiasi dan Linieritas Keluaran


1. Tujuan
Untuk menentukan keluaran radiasi dari sinar x pada range faktor penyinaran yang digunakan dan
menghitung koefisien linieritasnya.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan
c) posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti gambar 6).
d) Ukur dan atur jarak antara focal spot dan titik tengah ion chamber sejauh 100 cm
e) setting pesawat pada kondisi range tengah (sekitar 70 kVp)
f) setting waktu penyinaran 0.1 ≤ s ≤ 0.2.
g) lakukan penyinaran dengan factor penyinaran sebagai berikut :
1. Jika arus tabung dapat dipilih (diskrit) lakukan sedikitnya tiga pengukuran menyebar diatas range
yang tersedia.
2. Jika mA tidak bisa diubah oleh pemakai, lakukan pengukuran dengan setting mAs.
3. Jika kVp tersetting pada setiap mA, hasil ini bisa menggunakan data dari langkah (B).
Gambar 6. Pengujian keluaran radiasi

4. Analisa Data dan Evaluasi


Output radiasi dalam mGy.mAs-1 harus konstan dengan mA dalam rentang arus tabung yang tersedia atau
mAs dalam berbagai pengaturan yang tersedia.
Untuk menghitung parameter nilai keluaran radiasi disebut sebagai koefisien linieritas (CL) diberikan
persamaan berikut :
x  x
CL  xmax  xmin
max min
Dimana :
Xmax : bacaan maksimum (µGy.mAs-
1) Xmin : bacaan minimum (µGy.mAs-1)
(4)
Nilai lolos uji untuk CL ≤ 0,1

F. Uji Reprodusibilitas
1. Tujuan
Untuk menentukan Reproduksibilitas keluaran radiasi (output), tegangan tabung (kVp) dan waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital multimeter (kV, s dan dose meter) or non- invasive beam analyser
b) Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) posisikan detector sesuai dengan rekomendasi pabrik (seperti pada gambar 7)

Gambar 7. Pengujian Reproduksibilitas keluaran radiasi (reproducibility)

c) Catat SDD.
f) lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang biasa dipakai
g) ulangi 5 kali dalam periode tidak melebihi 10 menit. Tegangan tabung dan waktu penyinaran pada setting
tunggal gunakan setting mAs
Catatan :
Sebelum pengulangan penyinaran ulangi penyetingan dari awal.

4. Analisa Data dan Evaluasi


Reproduksibilitas (CV) adalah dituliskan sebagai koefisien variasi yang merupakan standar deviasi dibagi
dengan nilai rata-rata pengukuran.
Reproduksibilitas = CV = n
X  X  2
S 1
 i
i 1
X  X n1
Dimana :
Xi = hasil pengukuran ke-i

X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran

Tabel 2 nilai lolos uji Reproduksibilitas


Reproduksibilitas Nilai lolos uji(4)
Keluaran radiasi (output) CV ≤ 0,05
Tegangan tabung (kVp) CV ≤ 0,05
Waktu penyinaran CV ≤ 0,05

G. Uji Kualitas Berkas Sinar-x (HVL)


1. Tujuan
Untuk menilai kualitas berkas sinar-x.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
(a) Aluminium filter ( kemurnian 99%, 0,25-2,0 mm)
(b) Digital dosemeter atau non- invasive beam analyser
(c) Meteran
(d) Isolasi
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
Pengukuran HVL menggunakan alat ukur HVL
:
(b) Pastikan tabung sinar-X sudah dipanasi.
(c) Pastikan tidak ada filter tambahan yang terpasang atau minimumkan filter yang ada jika memungkinkan.
(d) Posisikan detektor sesuai dengan rekomendasi pabrik
(e) letakkan digital dosimeter meja seperti gambar (9).

Gambar 9. Pengujian HVL dengan multimeter

(f) Ukur langsung nilai HVL pada tegangan 70 kVp dan 80 kVp
(g) Catat nilai HVL nya

Catatan :
Pengujian kualitas berkas sinar-x dengan metode langsung dapat dilakukan bersamaan dengan
pengujian akurasi tegangan dengan mengambil data nilai HVL terukur pada setting tegangan 70 dan 80
kV.

4. Analisa Data dan Evaluasi


a) menggunakan alat ukur HVL
nilai HVL = nilai HVL yang terbaca pada alat ukur
b) menggunakan alat ukur HVL dan tidak ada pengaturan untuk 80 kVp
menggunakan metode interpolasi hitung nilai HVL pada kV 70 dan 80
kVp

Tabel 3 Nilai HVL

kVp Nilai lolos uji(4)


60 HVL ≥ 1,5 mmAl
70 HVL ≥2,1 mmAl
80 HVL ≥ 2,3 mmAl
90 HVL ≥ 2,5 mmAl
100 HVL ≥ 2,7 mmAl
110 HVL ≥ 3,0 mmAl

H. Uji Kebocoran Wadah Tabung


1. Tujuan
Untuk menentukan tingkat kebocoran radiasi pada wadah tabung.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
(a) Survey Meter
(b) Lembar Pb 3 mm, 50 mm x 50 mm
(c) Meteran
(d) Isolatif
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
(a) Pastikan bahwa pesawat sinar-x telah dipanasi
(b) Catat nilai kVp maksimum dan arus kontinyu pada pesawat. Data arus kontinyu dapat dilihat pada buku
spesifikasi dari manufaktur atau referensi;
(c) atur dan pastikan shutter pada kolimator menutup rapat, tutupi permukaan kolimator dengan Pb tebal 3
mm.
(d) Atur penyinaran pada pembebanan kontinue maksimum (setting kV, mAs tertinggi yang pernah
dipakai), disarankan gunakan 50 mAs.
(e) Lakukan pengukuran jarak 100 cm pada posisi atas, kanan, kiri, depan dan belakang tabung (pembaca
menghadap column support)
(f) catat data dosis terukur atau laju dosis terukur
4. Analisa Data dan Evaluasi
Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah rabung (L) untuk tegangan dan rating arus kontinyu maksimum adalah
1.0 mGy pada 1 jam dan jarak 1 m.
Apabila alat ukur bersatuan µSv/h maka dapat dihitung konversi menjadi µGy/h atau mGy/h, dengan faktor
konversi sebagai berikut :

Equivalen dose (H) = Σ (D x WR)

Dimana :
D : absorbed Dose (Gy)
WR : Factor robot radiasi (untuk sinar-x, WR = 1)
H : Equivalen dose (Sv)

Nilai lolos uji untuk kebocoran wadah tabung (L) ≤ 1mGy/h(4) (1mSv/h) pada jarak 1 m
a) Alat ukur dengan mode laju dosis
Nilai kebocoran tabung dapat dihitung dengan formula berikut :
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
arus _ paparan
Contoh :
Jika pengukuran kebocoran pada jarak 1 m dengan menggunakan setting 50 mA dan mA kontinyu 2
mA terukur laju dosis 2300 µGy/h maka nilai kebocoran tabung (L) adalah :

L  2300 uGy / h  2
 92 uGy / h
50
b) Alat ukur dengan mode dosis
arus _ kontinu
Kebocoran tabung (L)  bacaan _ alat 
mAxs seting
Contoh :
Jika pengukuran kebocoran pada jarak 1 m dengan menggunakan setting 200 mA dan 1.5 s dan mA
kontinyu 2 mA terukur dosis 120 µGy maka nilai kebocoran tabung (L) adalah :
L  120 uGy  3600 x 2  2888 uGy / h  2.88 mGy / h
200  1.5
Jika arus kontinyu tidak didapatka pada spesifikasi alat yang di uji maka mA kontinyu menggunakan
asumsi berdasarkan NRCP no. 49
Nilai arus kontinu untuk
kVp 150 diasumsikan 3.3 mA
kVp 125 diasumsikan 4 mA
kVp 100 diasumsikan 5 mA

I. Uji Informasi Dosis Pasien


1. Tujuan
Untuk memperkirakan dosis permukaan kulit di udara yang diterima pasien dengan menggunakan fantom
pada kondisi normal yang dipakai dan pengkontrol AEC.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi :
a) Digital dosimeter (dengan detektor solid state)
b) Meteran
c) Fantom pespeks 17.5 cm
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi :
a) Pastikan tabung x-ray sudah dipanasi
b) pastikan kondisi pesawat seperti dalam kondisi praktek klinis
c) letakkan fantom pada posisi pasien normal diatas AEC chamber
d) tentukan kVp dan SID sesuai kondisi penyinaran untuk pemeriksaan AP Abdomen dengan ketebalan
pasien sekitar 17.5 cm.
e) atur alat dengan faktor penyinaran dan kolimasikan seluas lebar fantom.
f) Atur kondisi kVp pada nilai kVp dan SID yang biasa digunakan
g) lakukan penyinaran, sehingga diperoleh nilai mAs dari AEC.
h) catat nilai mAs
i) pindahkan fantom
j) Letakkan dosimeter pada jarak yang sama diatas meja pasien sebagai permukaan fantom.
k) lakukan penyinaran dengan faktor penyinaran yang diperoleh pada langkah (d) sd (g).
l) catat dosis yang terbaca

4. Analisa Data dan Evaluasi


Nilai dosis yang terukur dikalikan dengan BSF apabila menggunakan detektor solid state.
Ke = Ki x BSF
Keterangan :
Ke = ESD (Entrance Surface Dose)/ESAK (Entrance Surface Air Kerma) (mGy)
Ki = Incident air kerma = dosis yang terukur (mGy)
BSF = Back scatter factor = 1.35

ESAK dibandingkan dengan tingkat panduan paparan medik


Dosis panduan yang diijinkan oleh Bapeten adalah tertera dalam tabel bertikut :

Tabel 4 Nilai Dosis panduan yang diijinkan

No. Jenis Pemeriksaan Posisi Pemeriksaan Level Dosis Permukaan Kulit *)(1) (mGy)
1 Thorax AP 0.4

VIII. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 180 menit

IX. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
B. Mengacu pada Metode Kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
Langkah-langkah perhitungan pengukuran menggunakan alat lightmeter
Dengan melakukan interpolasi dengan rumus
A  a1  b 1 Ba 1 a2 /b  b12 
Dimana
A : nilai iluminiasi (ilum) yang akan dicari
(sebenarnya) b1 : Penunjukan alat yang diketahui 1 (dari
sertifikat)
b2 : Penunjukan alat yang diketahui 2 (dari sertifikat)
B ; Penunjukan alat ukur
a1 : Penunjukan standar yang diketahui 1 (dari sertifikat)
a2 : Penunjukan standar yang diketahui 2 (dari sertifikat)

Contoh :
Untuk alat lightmeter
Merk : AEMC
Type : CA813
s/n 1018

Tabel 5 Contoh hasil pengukuran

Rentang (lux)
Penunjukan Standar (a) (lux) Penunjukan Alat (b) (lux)
200 200.0 171.4
150.0 128.2
100.0 85.3
50.0 42.4

contoh : penunjukan alat ukur light meter 130 lux, maka penunjukan sebenarnya adalah :
A  200  171.4  130200  150/171.4  128.2 = 152.08 lux
C. Langkah-langkah perhitungan ketidakpastian
pengukuran : Evaluasi perhitungan dan Analisa
ketidakpastian
Dari hasil data pengukuran diatas dilakukan evaluasi sebagai berikut :
X1  X 2  X 3 Xn
 Xi
X (1)
n
1. Nilai rerata ( mean )
n 1
 n
n
Keterangan :
Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran
2
2. Standar deviasi ( Stdv ) : .............................................................................. (2)
1 n

n  1 i
Xi  X 
Keterangan : 1

Xi = Hasil Pengukuran
n = Jumlah pengukuran

X = Nilai Rata-rata

3. Model matematis untuk Kesalahan


K = Palat - PStandar........................................................................................................................................................................... (3)
Keterangan :
K = Nilai Kesalahan
Palat = Nilai pembacaan pada
Alat Pstandar = Nilai Standar
4. Sumber - sumber Ketidakpastian
a) Ketidakpastian untuk data tunggal
ΔX = 0.5 x resolusi
b) Ketidakpastian kemampuan daya ulang pengukuran ( ua )
ua = Stdev....................................................................................................................
(4)
n
Keterangan :
ua = Ketidakpastian tipe A
Stdev = Standar deviasi
n = Jumlah pengukuran
Distribusi Diskrit, dengan Derajat Kebebasan, νa = n – 1

Keterangan :
νa = Derajat Kebebasan Tipe A

c) Ketidakpastian dari sertifikat STANDARD (ub1)


ub1 = Usertifikat..................................................................................................(5)
k
Ketidakpastian Resolusi Alat ( ub2 )
(1) Ketidakpastian Resolusi Alat diestimasi mempunyai semi range:
a = 0,5 x NST..............................................................................................................................(6)
NST : Nilai Skala Terkecil
(2) Dengan asumsi distribusi rectangular maka ketidakpastian resolusi Alat adalah :
ub2 =
a 0,5NST................................................................................... (7)
3  3

5. Koefisien sensitifitas (Ci) = 1 ,Bila semua parameter pada model matematisnya memiliki besaran ukur yang
sama
6. Ketidakpastian bentangan ( U)

Ketidakpastian baku gabungan ( uc ) adalah :
ua  ub1

uc =
2
2
2 2
u b21 ............................................................................................. (8)

Evaluasi Derajat Kebebasan Efektif.


4
u
V c
eff 4 4 4
u a b1 u b 2 u
Va  
Vb1 Vb 2 ................................................................................................ (9)

Nilai k ditentukan dari tabel t-Student, atau rumus yang sesuai untuk Tingkat Kepercayaan 95%, atau
Jika Ʋeff >60, maka dapat ditetapkan k = 2
Sehingga Ketidakpastian bentangan ( u) adalah :
U95 = k  uc.......................................................................................................................................................................................................................................... (10)
Laporan nilai ketidakpastian pengukuran diestimasikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor
cakupan (k) = 2.

Tabel 6. Uncertainty Bugdet

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


Stdev
1. Repeatability Normal (t-Student) ua 1
n
U
2. Sertifikat Standar Normal ub1 k b1

k
Ub 2
3. Resolusi Alat Rectangular ub2 3
3

D. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


Mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter uji.

E. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis


a. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
b. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak
nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
c. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 7. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 300
F. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

G. Pengecekan kenormalan operasional alat Sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

H. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan Pengemasan Alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

I. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.063-18
- Form laporan nomor : FL.01.063-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Diperiksa Tanggal Hal


26/09/18 301
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 064-18
METODE KERJA PENGUJIAN MAGNETIC
RESONANCE IMAGING (MRI) No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam pengujian QC pesawat MRI.

II. DEFINISI
a. Akurasi Geometrik adalah suatu kemampuan dari MRI system dalam memproduksi dimensi dari suatu obyek tanpa
terjadi penyimpangan geometris yang seharunya tidak terjadi
b. Signal-To-Noise Ratio (SNR) adalah perbandingan signal sebenarnya dengan signal noise yang merupakan faktor
penentu penting dalam mendeteksi Objek / modul yang kecil dengan kontras rendah.
c. Image Uniformity adalah Keseragaman gambar yang tergantung pada kemampuan dari suatu sistem MRI untuk
melukiskan daerah serupa dengan intensitas yang sama di (dalam) suatu volume homogen
d. Homogenitas Kuat Medan Magnet adalah keseragaman dari kuat medan magnetis utama B o pada suatu volume
(spherical volume) dimana d.s.v atau diameter of spherical volume) yang ditentukan dan dinyatakan dalam part per
million (ppm).
e. Ghosting adalah sebuah artefak di mana sebuah bayangan samar (ghost) dari objek yang dicitrakan itu tampak
dilapiskan/superimpos pada gambar lokasi aslinya

III. RUANG LINGKUP


Metode uji ini digunakan untuk Uji QC MRI meliputi :
a. Pengujian Prescan Parameter (Setup dan Table Position Accuracy) dengan tujuan untuk memperoleh image localizer
b. Pengujian akurasi Geometrik (Geometric accuracy) untuk memastikan dimensi / ukuran gambar (image), yang
tampilkan pada film atau layar komputer terskala dengan benar.
c. Pengujian high – contrast spatial resolution untuk menilai kemampuan scanner untuk ” mengatasi (resolve)” objek
yang kecil
d. Pengukuran akurasi ketebalan Irisan (Slice thickness accuracy) untuk menentukan akurasi dari ketebalan irisan yang
ditetapkan
e. Pengukuran akurasi ketebalan Irisan (Slice thickness accuracy) untuk menentukan akurasi dari ketebalan irisan yang
ditetapkan
f. Pengujian keseragaman intensitas image (Image Instensity Uniformity/PIU untuk mengetahui/mengukur keseragaman
intensitas gambar.
g. Pengujian Percent Signal Ghosting (PSG) untuk mengetahui/mengukur tingkat ghosting gambar.
h. Pengujian Pendeteksian objek Low-contrast (Low-contrast object detectability) untuk menilai tingkatan kontras
rendah dari suatu objek yang dapat dibedakan pada gambar
i. Pengujian/pengecekan SNR untuk mengetahui seberapa besar perbandingan signal sebenarnya dengan signal noise.

IV. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. Buku Magnetic Resonance Imaging – Quality Control Manual (American College of Radiology (ACR) 2015
c. Phantom Test guidance for the ACR MRI Accreditation Program

V. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. ACR MRI phantom menggunakan saggital localizer image dan image slice #5 dari T1-ACR aksial
b. ACR MRI phantom menggunakan image slice #1 dari ACR aksial seri bobot-T1
c. ACR MRI phantom Seri T1 – slice #1
d. ACR phantom seri bobot-T1 scanning aksial, slice #1 dan #11
e. ACR MRI phantom menggunakan gambar slice# 8 sampai 11 dari seri multi slice bobot-T1 aksial.

VI. KONDISI LINGKUNGAN


a. Suhu Lingkungan : 20º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VII. PROSEDUR PENGUJIAN


A. Pengujian Prescan Parameter (Setup dan Table Position Accuracy)
1. Tujuan Untuk memperoleh image localizer
2. Metode Kerja sebagai berikut :
3. Siapkan ACR MRI phantom menggunakan saggital localizer image dan image slice #5 dari T1-ACR aksial
4. Tempatkan ACR phantom di head coil jika memungkinkan, jika tidak bisa menggunakan flexible coil atau body
coil, sesuai dengan petunjuk pabrikan dari phantom. Di sisi anterior ACR phantom (sisi berlabel "NOSE"),
ada garis hitam yang berjalan dalam arah kepala ke kaki untuk membantu menyelaraskan phantom dengan
tepat dan garis miring kecil yang digunakan untuk memusatkan phantom . Karena ukurannya yang kecil itu
bisa sulit digunakan untuk memastikan phantom diposisikan tepat di dalam magnet. Hal ini umumnya lebih
mudah, dan lebih dapat direproduksi, untuk mengamati laser di bagian atas struktur grid di dalam phantom.
Posisikan phantom sehingga laser berada pada tepi (arah kepala) superior dari struktur grid. Dengan
memastikan bahwa ketebalan garis seragam di sepanjang tepi. lihat gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi penggunaan struktur grid pusat

Gambar 1. Ilustrasi penggunaan struktur grid pusat untuk menyelaraskan phantom saat sentral bar dari head
coil menghalangi visualisasi penanda posisi cross-line. Phantom diposisikan dengan benar saat sinar laser
sejajar dengan tepi (arah kepala) superior dari struktur grid. Jika sinar laser sejajar secara akurat, phantom
berada pada posisi benar pada isocenter magnet setelah memindahkan phantom ke lokasi scan yang tepat.
Disarankan agar 3 sumbu localizer untuk memastikan phantom diposisikan dengan benar. Secara khusus,
periksa citra koroner untuk memastikan bahwa phantom tidak diputar pada sumbu anterior / posterior dan
gambar sagital untuk memastikannya tidak miring ke depan. Gambar localizer tidak dapat menggantikan
urutan sagittal yang tercantum di bawah ini karena gambar localizer yang cepat ini tidak memiliki resolusi
spasial yang memadai untuk memungkinkan resep irisan aksial yang akurat, pengukuran panjang phantom,
atau evaluasi posisi meja.
5. Atur parameter berikut untuk mendapatkan localizer
sagital : Gunakan squence : spin echo
TR : 200 ms
TE : 20 ms
Matrix : 256 x 256
FOV : 25.6 cm
NEX 1
Slice thickness : 20 mm
Time : 51-56 s
6. Atur akuisisi irisan aksial
ACR T1 : 11 iris, spin- echo,
TR : 500 ms,
TE : 20 ms,
FOV : 25 cm,
irisan slice : 5 mm,
slice gap : 5 mm,
matriks : 256 × 256,
NEX 1
ACR T2 : 11 iris, double spin- echo,
TR : 2000 ms,
TE : 20-80 ms,
FOV : 25 cm,
irisan slice : 5 mm,
slice gap : 5 mm,
matriks : 256 × 256,
NEX 1
7. Atur irisan seperti gambar 2 dibawah ini

Gambar 2: localizer Sagittal

Gambar 2: localizer Sagittal yang menunjukkan 11 lokasi slice aksial dan potongan 45 irisan berpasangan.
Kata "CHIN" dan "NOSE" pada gambar ini menunjukkan lokasi tempat pada phantom sebagai bantuan untuk
mengorientasikannya scan kepala.
8. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi

Gambar 3

B. Pengujian Akurasi Geometrik (Geometric accuracy)


1. Tujuan
Untuk memastikan dimensi / ukuran gambar (image), yang tampilkan pada film atau layar komputer terskala
dengan benar.
2. Siapkan ACR MRI PHANTOM menggunakan saggital localizer image dan image slice #5 dari T1-ACR aksial
3. Metode Kerja sebagai berikut :
4. Tampilkan localizer. Sesuaikan tampilan Window Wide dan Window Level seperti di bawah ini.
5. Ukur ujung-ujung panjang phantom seperti yang terlihat di localizer. Ini harus diukur sepanjang garis di dekat
bagian tengah phantom seperti yang ditunjukkan pada (gambar 4).

Gambar 4. localizer

Gambar 4: Localizer dengan pengukuran panjang end-to-end (ujung ke ujung) yang diilustrasikan (panah).
6. Tampilkan slice #1 dari seri ACR T1. Sesuaikan WW dan WL seperti yang dijelaskan di atas.
7. Ukur diameter phantom dalam 2 arah: Dari atas ke bawah dan kiri ke kanan (Gambar 5).

Gambar 5. Slice #1

Gambar 5: Slice #1 dengan pengukuran diameter diilustrasikan (Panah).


Tampilkan slice #5 dari seri ACR T1. Sesuaikan tampilan WW dan WL seperti yang dijelaskan di atas.
8. Ukur diameter phantom dalam 4 arah: dari atas ke bawah, kiri ke kanan, dan kedua diagonal (Gambar 6).
Dan catat
9. Pengaturan WW dam WL
a) Atur WW ke nilai 0 atau 1
b) Amati daerah phantom yang hanya memiliki air, yaitu daerah yang tidak parsial - volum dengan
beberapa struktur internal phantom daerah ini memiliki sinyal tertinggi. Turunkan WL sampai sinyal di
daerah air semua putih.
c) Naikkan WL sampai sekitar setengah dari luas area air saja telah menjadi gelap. Seperti diilustrasikan
pada Gambar 6 untuk localizer. WL sekarang diatur ke nilai numerik yang mendekati sinyal rata-rata
daerah air; Perhatikan nilai ini
d) Turunkan WL ke setengah dari nilai sinyal rata-rata yang ditemukan pada langkah (8). Naikkan WW
agar sama dengan nilai sinyal rata-rata.
CATATAN: Beberapa MR yang lebih tua memiliki nilai numerik 1024 sebagai nilai intensitas piksel nol.
Untuk pemindai seperti ini, offset nol harus diperhitungkan saat menghitung setengah nilai dari sinyal
rata-rata

Gambar 6. Slice #5 dengan pengukuran diameter diilustrasikan (Panah).

Gambar 7: locator Sagittal ditunjukkan dengan WW set ke nol dan WL disesuaikan untuk perkiraan
pengukuran tingkat sinyal rata-rata.

10. Penafsiran data dan tindakan untuk koreksi


Gambar 8

a) Hasil Pengukuran panjang dibandingkan dengan nilai yang diketahui dari jarak di dalam phantom.
(1) Panjang ujung-ke-ujung (end to end) dari phantom adalah 148 mm.
(2) Diameter dalam dari phantom adalah 190 mm.
(3) Kriteria Tindakan yang Disarankan
Semua panjang yang diukur harus berada dalam ± 2 mm dari nilai sebenarnya.
GD  dsebenarnya  dterukur  2 mm
(4) Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif
Penyebab paling umum kegagalan tes ini adalah 1 atau lebih gradien yang salah kaprah. Gradien
miscalibrasi menyebabkan dimensi yang terkait (x, y, atau z) pada gambar muncul lebih lama
atau lebih pendek dari sebenarnya. Ini juga akan menyebabkan kesalahan posisi slice. Hal ini
normal untuk drift kalibrasi gradien dari waktu ke waktu dan memerlukan kalibrasi ulang oleh
teknisi servis.
CATATAN: Amplifier gradien membutuhkan waktu untuk pemanasan dan stabil saat dinyalakan.
Beberapa tempat perangkat keras MR dimatikan, termasuk amplifier gradien, dalam semalam.
MR tersebut harus memastikan perangkat keras mereka setidaknya satu jam sebelum
digunakan.
Kemungkinan penyebab kegagalan adalah penggunaan akuisisi bandwidth (receiver bandwidth)
yang terlalu rendah. Ini adalah praktik umum pada beberapa scanner dan beberapa fasilitas
dengan mengurangi akuisisi bandwidth akuisisi meningkatkan rasio signal-to-noise (SNR). Hal ini
dapat didorong ke titik bahwa inhomogeneities normal di B o memanifestasikan dirinya sebagai
distorsi spasial pada gambar. Pada kebanyakan scanner, default bandwidth t untuk akuisisi T1
cukup tinggi untuk menghindari masalah ini.
Jika uji akurasi geometris gagal, dan seri ACR T1 diakuisisi dengan bandwidth rendah, coba
dapatkan seri itu lagi pada bandwidth yang lebih tinggi untuk melihat apakah masalahnya
tereliminasi.
Meskipun jarang, ada kemungkinan bahwa inhomogeneities B 0 yang tidak normal dapat
menyebabkan kesalahan dimensi yang signifikan pada citra phantom. Kehomogeneitas B 0
semacam itu bisa disebabkan oleh penyesuaian offset gradien yang tidak tepat, penyesuaian
pancaran magnet pasif atau aktif yang tidak semestinya, atau benda feromagnetik seperti pisau
saku atau klip rambut besar yang tersimpan di magnet. Terlepas dari penyebabnya, servis
engineer dapat dengan mudah mengukur homogenitas magnet, dan setiap inhomogeneity yang
cukup besar menyebabkan kegagalan uji akurasi geometris harus segera terlihat.

C. Pengujian high – contrast spatial resolution


1. Tujuan untuk menilai kemampuan scanner untuk ” mengatasi (resolve)” objek yang kecil
2. Definisi
a) Untuk tes ini, seseorang secara visual menilai perbedaan masing-masing titik terang kecil pada
susunan bintik terang kecil yang berjarak ketat. Bintik terang ini adalah lubang berisi air yang dibor di
blok kecil plastik yang disebut sisipan resolusi, yang muncul dalam irisan # 1. Sebelum menjelaskan
bagaimana membuat penilaian visual resolusi menggunakan gambar sisipan, pertama perlu untuk
menjelaskan Masukkan secara rinci.
b) Penyisipan resolusi
Gambar 9 menunjukkan gambar irisan # 1 dengan selisih resolusi yang diidentifikasi. Ada 3 pasang
array lubang yang tidak cukup persegi pada sisipan.
Gambar 9. Slice #1 insert resolusi dan array/susunan pasangan lubang

Satu susunan pasangan lubang diilustrasikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Ilustrasi 1 susunan pasangan lubang pada insert resolusi

c) Ada tiga pasang lubang yang tidak terlalu persegi pada resolusi insert, yang terdiri dari Upper Left (UL)
lubang array dan Lower Right (LR) lubang array. Disini kanan dan kiri adalah kanan dan kiri dari sisi
yang memandang. UL array digunakan untuk menilai resolusi pada arah kanan-kiri, dan LR array
digunakan untuk menilai resolusi pada arah atas dan bawah
d) UL array meliputi empat baris dari empat lubang tiap barisnya. Pusat ke pusat pemisah lubang dalam
tiap baris adalah dua kali diameter lubang. Setiap baris sedikit doyong (staggered slightly) ke kanan
dari baris diatasnya, yang menyebabkan array tidak berbentuk kotak
e) LR array meliputi empat kolom dari empat lubang setiap kolomnya. Pusat ke pusat pemisah lubang
dalam tiap kolom adalah dua kali diameter lubang. Setiap kolom sedikit doyong ke bawah dari kolom
sebelah kiri (staggered slightly downward from the one to its left)
f) Diameter lubang berbeda antara pasangan array; untuk pasangan yang kiri 1,1 mm, untuk yang
tengah 1,0 mm dan untuk yang kanan 0,9 mm. dengan menggunakan resolution insert ini, seseorang
bisa menentukan apakah resolusi telah dicapai atau tidak pada setiap ketiga ukuran lubang diatas.

3. Siapkan ACR MRI PHANTOM menggunakan image slice #1 dari ACR aksial seri bobot-T1
4. Metode Kerja sebagai berikut :
Untuk tes ini, resolusi pada slice #1 dari setiap ACR T1 dievaluasi. Prosedur berikut ini diulang untuk setiap
seri :
5. Tampilkan gambar dari slice#1
6. Perbesar gambar dengan faktor antara dua dan empat, jaga resolution insert terlihat pada display, seperti
gambar 11.

Gambar 11. Bagian potongan slice# 1 yang diperbesar untuk menilai secara visual resolusi kontras tinggi.

Atur WW ke nilai yang lebih kecil (< 10% dari keseluruhan range dari intensitas sinyal untuk gambar). Tambah
WL sampai lubang-lubang pada resolution insert ditampilkan secara individu
7. Mulai dengan pasangan lubang array paling kiri, yang berpasangan dengan lubang ukuran terbesar, 1,1 mm.
8. Lihat pada barisan lubang dalam UL array, dan atur WW dan WL ke tampilan terbaik dari lubang sebagai
pembeda satu sama lain
9. Jika semua 4 lubang pada setiap baris manapun dapat dibedakan satu sama lain, gambar dipertimbangkan
“diatasi (resolved)” dari kanan ke kiri pada ukuran lubang tertentu
Kita harus sangat jelas tentang apa yang dimaksud dengan kata "dapat dibedakan." Tidak diperlukan
intensitas gambar yang turun sampai nol di antara lubang; Itu tidak normal. Yang dibutuhkan adalah WW dan
WL yang dapat ditemukan sedemikian rupa sehingga semua 4 lubang pada setidaknya 1 baris dapat dikenali
sebagai titik intensitas sinyal terang daripada spasi di antara keduanya. Gambar 12a menunjukkan gambar
lubang yang dapat dipisahkan dengan baik.
Bila ukuran lubang sebanding dengan resolusi pada gambar, ada kecenderungan kelompok dari 2 atau lebih
lubang berturut-turut saling mengkaburkan dan muncul sebagai satu titik sinyal berbentuk tidak beraturan.
Dalam hal ini lubang di baris tersebut dianggap belum terselesaikan. Contoh dari hal ini ditunjukkan pada
baris 1 dari susunan UL dari gambar 12b

Gambar 12

10. Penampilan khas lubang yang terselesaikan dengan baik. Baris 2 sampai 4 dari susunan UL diselesaikan,
dan kolom 1 sampai 3 dari susunan LR diselesaikan. (Baris dan kolom diberi nomor mulai dari sudut kiri atas
setiap array.)
11. Contoh baris yang tidak terselesaikan dan kolom yang belum terselesaikan. Baris 2 dari susunan UL
diselesaikan karena semua 4 lubang dapat dilihat satu sama lain, meskipun lubang di kedua ujung garis
buram bersama tetangga mereka pada baris di bawah ini. Jadi, arah horisontal akan dinilai seperti yang
terpecahkan pada ukuran lubang ini. Tidak ada kolom dari array LR yang menampilkan lebih dari 3 titik yang
dapat dilihat di dalam kolom, sehingga arah vertikal tidak terselesaikan pada ukuran lubang ini.
a) Lihat lubang pada baris pada LR array dan atur WW dan WL sampai terlihat tampilan terbaik dari lubang
sebagai pembeda satu sama lain
b) Jika semua 4 lubang pada setiap kolom manapun dapat dibedakan satu sama lain, gambar
dipertimbangkan “diatasi (resolved)” atas ke bawah pada ukuran lubang tertentu
c) Pindah ke pasangan array dengan ukuran lubang kecil berikutnya, dan evaluasilah seperti pada langkah
(6) sampai (9). Lanjutkan sampai ukuran lubang terpecahkan terkecil ditemukan untuk arah kanan ke kiri
dan atas ke bawah.
d) Catat ukuran lubang terkecil yang dapat dipisahkan di setiap arah. Itu adalah resolusi yang terukur untuk
arah itu.
12. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi

Gambar 13

13. Analisa pengukuran


Tidak ada analisis. Satu hanya mencatat resolusi yang diukur di kedua arah untuk kedua seri ACR aksial.
14. Kriteria Tindakan yang Disarankan
FOV dan ukuran matriks untuk seri aksial ACR dipilih untuk menghasilkan resolusi 1,0 mm di kedua arah.
Untuk kedua arah di kedua seri ACR aksial, resolusi yang diukur harus 1,0 mm atau lebih baik.
15. Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif
Penyaringan gambar yang berlebihan dapat menyebabkan kegagalan. Banyak jenis penyaringan yang
digunakan untuk membuat gambar tampak kurang berisik juga menghaluskan gambar, yang mengaburkan
struktur kecil. Situs yang telah gagal dalam tes resolusi kontras tinggi harus memastikan bahwa pemfilteran
gambar yang dipilih pengguna dimatikan, atau setidak-tidaknya diatur ke ujung bawah dari pengaturan filter
yang tersedia.
Kompensasi arus eddy yang buruk dapat menyebabkan kegagalan. Petugas servis pemindai harus
memeriksa dan menyesuaikan kompensasi saat ini jika masalah ini dicurigai.
Gambar ghosting yang berlebihan bisa menyebabkan kegagalan. Kehadiran ghosting yang berlebihan akan
terlihat jelas di tempat lain pada gambar jika cukup untuk menyebabkan kegagalan uji high kontrasi resolution.
Ghosting adalah gejala masalah perangkat keras yang sangat tidak spesifik. Secara umum, hal ini
disebabkan oleh ketidakstabilan sinyal yang diukur dari pulsa cycle ke puls cycle, yang bisa berasal dari
reciever,
trasmitter atau gradien. Gerakan dari phantom juga bisa menyebabkan ghosting. Pastikan phantom stabil di
head coil dan tidak bebas bergerak atau bergetar. Setelah mengesampingkan gerak phantom, biasanya perlu
meminta teknisi servis untuk melacak dan memperbaiki penyebab ghosting.

D. Pengukuran Akurasi ketebalan Irisan (Slice thickness accuracy)


1. Tujuan Untuk menentukan akurasi dari ketebalan irisan yang ditetapkan
2. Siapkan ACR MRI PHANTOM Seri T1 – slice #1
3. Metode Kerja sebagai berikut :
Ramps nampak dalam struktur yang disebut sisipan ketebalan slice. gambar 14 menunjukkan gambar slice#1
dengan sisipan ketebalan slice dan ramp sinyal yang diidentifikasi. 2 ramp cross: satu memiliki kemiringan
negatif dan lainnya memiliki kemiringan positif. Mereka diperolehi dengan memotong selot lebar 1 mm di blok
plastik. Slot terbuka ke bagian dalam phantom dan diisi dengan larutan yang sama yang mengisi sebagian
besar phantom.
Roda sinyal memiliki kemiringan 10 sampai 1 berkenaan dengan bidang slice# 1 dan membuat sudut sekitar
5,71˚. Oleh karena itu, sinyal ramp akan muncul dalam gambar di slice #1 dengan panjang 10 kali ketebalan
dari irisan. Jika phantom bergerak dalam arah kanan-kiri, satu ramp akan nampak lebih panjang daripada
yang lainnya. Kesalahan yang disebabkan gerakan kanan-kiri ini dikoreksi dengan membuat rata-rata dari
pengukuran dua ramp yang bersilangan/bertentangan.

Gambar 14. Slice# 1 dengan ketebalan slice insert dan signal ramps yang ditunjukkan.

4. Prosedur untuk mengukur sinyal ramp dalam slice #1 adalah sebagai berikut :
a) Tampilkan slice #1 dan perbesar dengan faktor dua – empat, pastikan slice thickness insert terlihat penuh
di layar
b) Atur WL sehingga sinyal ramp tervisualisasi dengan baik. Sinyal ramp lebih rendah daripada air yang
mengelilingi, sehingga umumnya perlu untuk menurunkan WL secara substansial dan membatasi WW
c) Buat ROI segi-empat pada bagian tengah setiap sinyal (seperti gambar 15). Catat nilai rata-rata sinyal
untuk setiap ROI, lalu buat rata-rata kedua nilai tersebut. Hasilnya adalah angka yang mendekati sinyal
rata-rata pada bagian tengah sinyal ramp. Elips ROI bisa juga dipakai jika segi-empat tidak tersedia.
Catatan: Hati-hati saat membuat ROI, bahwa lebar ROI pada ramp arah atas dan bawah bawah, tetapi
ROI tidak boleh melebar diluar dari ramp. Jika ada perbedaan lebih dari 20% antara nilai sinyal yang
diperoleh dari kedua ROI, hal ini sering karena satu atau keduanya dari ROI mencakup daerah diluar
ramp

Gambar 15. slice#1 menunjukkan slice thickness signal ramps dengan ROIs yang ditempatkan untuk
mengukur rata-rata sinyal ramp.

d) Turunkan WL menjadi satu setengah dari sinyal ramp rata-rata yang terhitung pada langkah diatas (langkah
ke (c). Atur WW menjadi minimum.
Catatan : Beberapa scanner menggunakan nilai pixel 1024 sebagai level nol sinyal. Untuk scanner
tersebut perlu untuk mengambil perhitungan ketika menghitung sinyal rata-rata pada langkah ke (c), dan
saat setting level display pada langkah ke (d). Tujuannya adalah untuk mengatur WL ke nilai numerik
yang sesuai dengan sinyal pada setengah sinyal rata-rata di tengah ramp.
e) Gunakan alat ukur panjang pada display untuk mengukur panjang ramp atas dan bawah. Seperti pada
gambar 16. dan catat
Gambar 16. slice# 1
menunjukkan slice thickness signal ramps. WW adalah “0” (nol) dan WL adalah 1/2 dari sinyal rerata
ramp. Pengukuran panjang ramp ditunjukkan pada gambar (garis abu-abu).

5. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi


a) Ketebalan slice dihitung dengan rumus sebagai berikut:

tebal slice = 0,2 x (panjang atas x panjang bawah)


(panjang atas + panjang bawah)

Dimana bagian atas dan bawah adalah panjang terukur dari deret sinyal atas dan bawah. Misalnya, jika
sinyal atas terukur 59,5 mm dan sinyal bawah terukur 47,2 mm, maka tebal slice adalah

Tebal slice =0,2 x (59,5 x 47,2) = 5,26 mm.


(59,5 + 47,2)

b) Kriteria Tindakan yang Disarankan


Untuk Phantom ACR seri bobot-T1 aksial , ketebalan irisan harus di angka 5 mm ± 0.7 mm
c) Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif

(1) Penguat RF yang non – linear dapat menyebabkan bentuk pulsa RF terdistorsi dan
menggagalkan test ini. Pada kebanyakan scanner, teknisi servis harus mengalibrasi power
amplifier RF untuk kelinearan. Jika kalibrasi ini tidak berjalan dengan benar, akan membuat
kegagalan dalam tes ini
(2) Kegagalan pemakaian pada porsi RF daya tinggi dari scanner (RF power amplifier, kabel
koaksial, saklar RF atau koil transmitter itu sendiri) dapat membuat bentuk pulsa RF terdistorsi.
Kalibrasi gradient yang buruk atau performa gradient switching dapat juga menyebabkan
kegagalan dalam test ini

E. Pengujian Akurasi posisi irisan (Slice position accuracy)


1. Tujuan
a) Untuk memeriksa akurasi irisan dengan menempatkan irisan aksial pada lokasi yang spesifik pada
saggital localizer image
b) Untuk menentukan apakah lokasi aktual dari irisan yang diperoleh berbeda dengan lokasi yang
ditentukan yang hakekatnya lebih daripada nilai normalnya untuk scanner, agar berfungsi dengan baik
2. Siapkan ACR Phantom seri bobot-T1 scanning aksial, slice #1 dan #11
3. Metode Kerja sebagai berikut :
Pada pengujian ini, perbedaan antara posisi yang ditentukan dan aktual dari slice #1 dan #11 akan diukur.
Pengukuran ini dilakukan untuk seri ACR T1 dan T2.
Slice #1 dan #11 diperuntukkan agar sesuai dengan simpul potongan 45° yang disilangkan pada ujung inferior
dan superior dari phantom (Gambar 1). Pada slice #1 dan #11 crosssing wegde muncul sebagai sepasang
batang/bar vertikal yang berdekatan dan gelap di bagian atas (anterior) dari phantom seperti gambar 17.

Gambar 17: Gambar slice#1 (a) dan slice# 11 (b) dengan pasangan batang/bar dari potongan melintang 45°.
Pada gambar ini, perbedaan panjang antara batang kanan dan kiri kecil dan menunjukan irisan pada posisi
yang baik
Untuk kedua slice #1 dan #11, jika potongannya persis sejajar dengan simpul dari irisan yang disilangkan,
maka irisan akan muncul sebagai batang gelap dengan panjang yang sama pada gambar. Dengan disain
wedges, jika potongannya displace/berpindah secara superior maka batang pada sisi kanan pengamat (sisi
kiri anatomis) akan lebih panjang (gambar 18a). Jika slice dipindahkan secara inferior sehubungan dengan
vertex, batang di sebelah kiri akan lebih panjang (Gambar 18b).

Gambar 18: slice#1 menggambarkan pengukuran kesalahan posisi slice. Panah menunjukkan ukuran
perbedaan panjang bar yang akan dibuat.

(a) Batang di sebelah kanan lebih panjang, artinya potongan itu salah posisinya; Perbedaan panjang bar
ini diberi nilai positif.
(b) Batang di sebelah kiri lebih panjang, artinya potongan itu missposisi inferior; Perbedaan panjang bar
ini diberi nilai negatif.
Pengukuran dibuat untuk slice# 1 dan 11 dari Phantom ACR T1 dan ACR T2. Gunakan prosedur berikut untuk
setiap gambar:
4. Tampilkan slice. Perbesar gambar dengan faktor 2 sampai 4, jaga agar batang vertikal dari potongan yang
disilangkan dalam bagian gambar yang diperbesar
5. Atur Ww dan gunakan WW yang sempit sehingga batas dari vertikal bar tidak kabur. Atur juga WL l satu
setengah dari sinyal pada daerah phantom yang terang
6. Gunakan alat pengukur panjang untuk menentukan perbedaan dalam panjang antara bar kiri dan kanan. Jika
bar kiri lebih panjang, beri tanda minus pada panjangnya seperti gambar 18. Sebagai contoh, jika perbedaan
panjang bar adalah 5 mm dan bar kiri lebih panjang, maka catat pengukuran sebagai - 5 mm. Total ada 4
ukuran panjang.
7. Catat hasil pengukuran tersebut diatas.
8. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi
a) Karena wedge yang bersilangan mempunyai slop 45˚, perbedaan panjang bar adalah 2 kali panjang
kesalahan jarak irisan. Sebagai contoh, jika perbedaan panjang bar adalah 5 mm berarti irisan bergeser
lebih rendah 2,5 mm dari puncak (vertex) pada wedge yang bersilangan. Kesalahan posisi irisan (mm) = ½
(a-b) < 5 mm
9. Kriteria Tindakan yang Disarankan
a) Besaran setiap perbedaan panjang bar harus lebih kecil atau sama dengan 5 mm. sebagai catatan
perbedaan panjang bar lebih dari 4 mm saja untuk slice #11 akan mengaburkan pendeteksian low contrast
object
b) Kesalahan yang banyak terjadi diakibatkan kesalahan oleh operator scanner dalam instruksi yang tertulis
pada lokasi irisan. Tipe error ini dikesampingkan oleh pengujian gambar aksial, yang bereferensi-silang
(cross reference) pada localizer; slice #1 dan #11 harus sebaris dengan puncak wedge pada localizer
image. Irisan harus ditentukan sehati-hati mungkin karena error ini dalam kombinasi dengan sumber error
lain dapat mendorong level dari performansi yang diterima ke level yang tidak diterima.
c) Banyak petugas scanner secara otomatis memindahkan posisi meja pasien pada arah bawah-atas untuk
menempatkan pusat imaging volume yang ditentukan pada gradient isocenter. Setelah localizer didapat,
posisi meja pasien ditambah sehingga kesalahan pada mekanisme memposisikan meja pasien dapat
mendorong ke arah kesalahan memposisikan irisan. Jika perbedaan panjang bar untuk slice #1 dan # 11
adalah sama dalam ukuran dan serupa dalam magnitudonya, mungkin kesalahan memposisikan meja
merupakan penyebabnya
d) Sekali waktu kombinasi dari dua atau tiga masalah (intruksi tertulis irisan yang tidak akurat, kesalahan pada
mekanisme memposisikan meja pasien dan kalibrasi gradien yang buruk atau homogenitas Bo ) dapat
mengakibatkan kesalahan ketika tidak ada satu masalah akan cukup buruk untuk menyebabkan kesalahan
pada masalah tersebut. Oleh karena itu, jika tidak ada satupun bertanggung jawab yang menyebabkan
kegagalan dalam tes ini, dicoba untuk mempunyai teknisi servis untuk shim Bo, untuk kalibrasi ulang
gradien, dan periksa mekanisme memposisikan meja pasien untuk pemakaian yang berlebih. Lalu peroleh
set data gambar baru setelah penentuan irisan sehati-hati mungkin.

F. Pengujian Keseragaman intensitas image (Image Instensity Uniformity/PIU)


1. Tujuan
Untuk mengetahui/mengukur keseragaman intensitas gambar.
2. Siapkan ACR MRI Phantom
3. Metode Kerja sebagai berikut :
Dilakukan untuk seri ACR T1 dan T2. Untuk masing-masing seri lakukan sesuai prosedur berikut:
4. Tampilan lokasi slice# 7.
5. Buatlah (ROI) melingkar besar pada gambar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. ROI ini harus memiliki
luas antara 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 to 20,500 mm2). ROI ini mendefinisikan batas wilayah di mana
keseragaman gambar diukur.
Gambar 19. Gambar slice#7 mengilustrasikan ukuran dan Penempatan ROI besar. 200 cm2 ROI itu
mengabarkan batas di dalam gambar mana Pengukuran keseragaman akan dilakukan

6. Catat nilai intensitas piksel rata-rata di dalam ROI ini diperlukan untuk uji ghosting sinyal persen.
7. Atur WW minimum dan turunkan WL sampai seluruh area di dalam ROI besar berwarna putih. Tujuannya
sekarang adalah menaikkan WL secara perlahan sampai terjadi sekitar 1 cm2 piksel gelap berkembang di
dalam ROI. Daerah ini menunjukkan wilayah sinyal terendah dari ROI besar.
8. Buatlah 1 cm2 ROI di daerah sinyal rendah tadi seperti gambar 16a. Catat nilai mean pixel
9. Naikkan WL sampai semua kecuali satu , daerah rough/kasar kecil sekitar 1 cm2 piksel putih tetap berada di
dalam ROI yang besar. Ini adalah wilayah sinyal tertinggi.
Terkadang lebih dari 1 wilayah piksel putih akan tetap ada. Dalam hal itu, fokuskan perhatian pada wilayah
putih terbesar.
Bisa terjadi bahwa daripada memiliki daerah putih yang terdefinisi dengan baik, yang satu berakhir dengan 1
atau lebih area berdifusi piksel hitam dan putih campuran. Dalam hal ini, buat perkiraan terbaik dari lokasi
bagian paling terang 1 cm2 dari area terang terbesar.
10. Tempatkan ROI 1 cm2 pada daerah sinyal tinggi seperti langkah 9. gambar 20b menunjukkan seperti apa
gambar khas pada titik ini. Catat nilai piksel rata-rata untuk ROI 1 cm2 ini. Ini adalah nilai sinyal tinggi yang
diukur.
Jika ada ketidakpastian tentang tempat menempatkan ROI karena tidak ada lokasi yang jelas terang sekali,
cobalah beberapa lokasi dan pilih yang memiliki nilai piksel rata-rata tertinggi.

Gambar 20. Gambar slice#7 menunjukkan gambar windowing dan penempatan ROI kecil berukuran 1 cm2
untuk pengukuran keseragaman gambar.

(a) Contoh windowing dan penempatan ROI untuk pengukuran nilai sinyal rendah. Dalam hal ini lokasi
penempatan ROI yang tepat tidak sepenuhnya jelas. Panduan yang diberikan pada langkah (7) di
atas telah diikuti. ROI telah ditempatkan pada apa yang diperkirakan secara visual menjadi area
gelap 1 cm2 terbesar di dalam area gelap 2 terbesar di dalam ROI yang besar.
(b) Contoh windowing dan penempatan ROI untuk pengukuran nilai sinyal tinggi. Mengikuti panduan di
langkah (9) di atas, ROI ditempatkan pada perkiraan visual yang paling terang 1 cm2 dari area
terang di dalam ROI yang besar.
11. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi
a)Nilai sinyal tinggi dan rendah yang diukur untuk masing-masing rangkaian ACR digabungkan untuk
menghasilkan nilai yang disebut percent integral uniformity (PIU). Gunakan rumus berikut untuk menghitung
PIU:

b) Kriteria Tindakan yang Disarankan


(1) PIU ≥ 87,5% untuk sistem MRI dengan kekuatan medan < 3 Tesla.
(2) PIU ≥ 82,0% untuk sistem MRI dengan kekuatan medan 3 Tesla

c) Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif


Saat memindai phantom, penting untuk memusatkannya di koil kepala. Jika phantom lebih dekat ke satu
sisi kumparan kepala daripada yang lain, akan berpotensi intensitas gambar yang tidak rata dan i
menyebabkan kegagalan pada pengujian ini. Masalah ini paling sering terjadi dengan meletakkan phanton
tidak pada pusat head coil. Indikator lain yang mungkin menjadi masalah adalah munculnya titik terang
pada gambar di mana phantom terlalu dekat dengan elemen kumparan.
Gambar ghosting dapat menyebabkan variasi intensitas gambar dan karenanya kegagalan pengujian ini.
Ghosting cukup untuk menyebabkan kegagalan tes ini akan segera terlihat pada gambar, dan kemungkinan
akan menyebabkan kegagalan tes lain seperti persen-sinyal ghosting (bagian 6.0). Ghosting adalah gejala
masalah perangkat keras yang sangat tidak spesifik. Secara umum, hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan
sinyal yang diukur dari pulsa cycle ke pulsa cycle, yang dapat berasal dari subsistem penerima, pemancar,
atau gradien. Gerakan dari phantom juga bisa menyebabkan ghosting. Pastikan phantom stabil di head coil
dan tidak bebas bergerak atau bergetar. Setelah mengesampingkan gerak hantu, biasanya perlu meminta
teknisi servis untuk melacak dan memperbaiki penyebab ghosting.
Keseragaman intensitas gambar terdegradasi dapat terjadi akibat kegagalan komponen pada koil kepala,
dan dari kegagalan mekanisme dekomposisi induktif kumparan tubuh dari koil kepala. Dalam kasus ini
gambar biasanya menjadi lebih rendah dalam rasio signal-to-noise, yaitu biasanya tampak lebih kasar.

G. Pengujian Percent Signal Ghosting (PSG)


1. Tujuan
Untuk mengetahui/mengukur tingkat ghosting gambar.
2. Siapkan ACR MRI Phantom
3. Metode kerja sebagai berikut :
Untuk pengujian ini, pengukuran dilakukan pada slice# 7 seri ACR T1. Dengan menggunakan alat ROI
workstation, 5 pengukuran intensitas dilakukan: intensitas rata-rata pada citra primer phantom, dan intensitas
rata-rata di latar belakang di 4 lokasi di luar bayangan. ROI ditempatkan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 21.
Fase yang mengkodekan bayangan objek pada gambar adalah semua area gambar yang diterjemahkan
sepanjang arah pengkodean fasa. Ghosting object (bayangan benda) hanya bisa jatuh dalam bayangan
pengkodean fasa. Karena ROI back ground ditempatkan di 4 sisi tepi field of view (FOV), 2 akan berada
dalam bayangan fase phantom encode dan 2 bukan. Jadi, 2 ROI back ground akan terkena ghost signal dan
2 ROI background akan terbebas dari ghost signal. Hal ini diperlukan untuk memiliki 2 ROI latar belakang
bebas ghosting yang berfungsi sebagai kontrol terhadap intensitas back ground rata-rata, yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama kebisingan.
Prosedur untuk membuat pengukuran ini adalah:
4. Tampilkan slice #7 dari seri ACR T1.

Gambar 21. Gambar slice# 7 yang menggambarkan penempatan ROI Untuk persen-sinyal ghosting
pengukuran.

5. Tempatkan ROI lingkaran besar pada gambar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 21. ROI ini harus
memiliki area antara keduanya 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). ROI harus dipusatkan
pada phantom, tapi sebaiknya tidak menyertakan kotak gelap kecil yang muncul di bagian atas phantom pada
potongan ini.
Catat nilai piksel rata-rata untuk ROI ini.
Jika workstation tidak dapat menghasilkan ROI melingkar, ROI persegi dapat digunakan. Luas kuadrat ROI
harus antara 130 cm2 dan 140 cm2 (13.000 sampai14.000 mm2).
6. Tempatkan ROI elips seperti yang ditunjukkan pada Gambar 21.
ROI harus memiliki rasio panjang sampai lebar sekitar 4: 1, dan luas total sekitar 10 cm2 (1000
mm2). Catat nilai piksel rata-rata untuk setiap ROI, catat nilai mana yang sesuai dengan ROI mana.
Penting untuk tidak menempatkan ROI Back ground pada tepi phantom atau terhadap tepi bidang pandang
(FOV), namun berpusat di antara tepi phantom dan FOV. Jika phantom berada di luar pusat di FOV, mungkin
perlu mengurangi lebar beberapa ROI agar sesuai dengan phantom dan tepi FOV. Kurangi lebar ROI yang
diperlukan agar sesuai, dan tingkatkan panjangnya untuk mempertahankan area sekitar 10 cm2; ROI atas
dan kanan seperti Gambar 21
Jika workstation tidak dapat menghasilkan ROI elips, ROI persegi panjang dengan ukuran kira-kira sama
dapat digunakan..
7. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi
a) Nilai untuk ghosting, dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Ghosting Ratio(GR) = | ((Atas + bawah) - (kiri + kanan)) / (2 x (ROI besar)) |
Dimana ROI atas, bawah, kiri, kanan, dan besar adalah Nilai piksel rata-rata untuk ROI dengan nama yang
sama.
b) Kriteria Tindakan yang Disarankan
Rasio ghosting (GR) ≤ 0,025.
c) Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif
Ghosting bisa disebabkan oleh gerakan atau getaran phantom selama akuisisi. Pastikan phantom
diposisikan dengan aman di head coil dan tidak bebas bergerak.
Ghosting adalah gejala nonspesifik dari masalah perangkat keras. Secara umum, hal ini disebabkan oleh
ketidakstabilan sinyal yang diukur dari cycle pulsa ke pulsa cycle, yang dapat berasal dari subsistem
penerima, pemancar, atau gradien. Setelah mengesampingkan gerak phantom, biasanya perlu meminta
teknisi servis untuk melacak dan memperbaiki penyebab ghosting.
Pemindai dengan receiver nondigital (kebanyakan scanner yang dirancang sebelum 1990) rentan terhadap
sejenis ghosting yang disebut ghosting ketidakseimbangan penerima quadrature, atau menerima hantu
kuadratur. Ghosting jenis ini tidak disebabkan oleh ketidakstabilan sinyal terukur dari siklus pulsa ke siklus
pulsa, namun dengan ketidakseimbangan saluran kuadratur receiver analog. Ghosting ini biasanya mudah
dibedakan dari jenis ghosting lainnya karena hanya akan ada 1 ghosting dan itu akan menjadi cerminan
dari gambar utama melalui asalnya. Misalnya, objek di sudut kiri bawah gambar akan menerima ghosting
kuadratur di sudut kanan atas pada jarak yang sama dari pusat gambar. Menerima kuadratur ghosting
dikoreksi dengan menyeimbangkan saluran kuadratur penerima, yang dapat dilakukan oleh teknisi servis.

H. Pengujian Pendeteksian objek Low-contrast (Low-contrast object detectability)


1. Tujuan
Untuk menilai tingkatan kontras rendah dari suatu objek yang dapat dibedakan pada gambar
2. Siapkan ACR MRI phantom menggunakan gambar slice# 8 sampai 11 dari seri multi slice bobot-T1 aksial.
Di setiap slice objek low-contrast muncul sebagai garis pada lempengan/disk kecil, dengan baris radiasi dari
pusat lingkaran seperti spoke pada roda. Setiap spoke terbuat dari tiga disk, dan terdapat 10 spoke disetiap
lingkaran seperti gambar 22.

Gambar 22. Gambar slice# 11 menunjukkan lingkaran benda kontras rendah untuk uji pendeteksian
objek dengan kontras rendah.

Semua spoke pada slice yang diberikan mempunyai level kontras yang sama. Dimana, dari slice #8 sampai
#11, nilai kontras adalah 1.4%, 2.5% dan 3.6% dan 5.1% (untuk ketebalan slice 5 mm). Semua disk dengan
spoke yang diberikan mempunyai diameter yang sama. Mulai dengan posisi jam 12, dan bergerak searah
jarum jam, diameter disknya berkurang dari 7.0 mm pada spoke yang pertama ke 1.5 mm pada spoke yang
ke 10.
3. Metode Kerja sebagai berikut :
4. Tampilkan slice yang akan dinilai, mulai pada slice#11 yang memiliki objek kontras tertinggi
5. Atur WW (biasanya nilainya rendah) dan WL untuk visibilitas terbaik dari objek kontras rendah.
6. Hitung jumlah dari complete spoke. Mulailah menghitung dengan spoke yang mempunyai diameter lubang
terbesar; spoke ini pada jam 12 atau ke kanan sedikit dari jam 12, dan disebut sebagai spoke 1. Hitung
menurut arah jarum jam dari spoke 1 sampai spoke yang mencapai dimana satu atau lebih dari lubang tidak
dapat dibedakan dari latar belakang (background)
Sebagai contoh, Gambar 23 menunjukkan gambar slice# 8 yang kurang dari 10 complete spoke . Skor untuk
gambar ini adalah 9 complete spoke.

Gambar 23. Gambar irisan# 8, menunjukkan lingkaran benda dengan kontras rendah. Gambar ini akan
dinilai mempunyai 9 spoke

7. Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi


a) Analisis
Untuk setiap irisan (irisan#8-11) jumlahkan jumlah sproke yang lengkap
Misalnya, jika seri ACR T2
Irisan#8 terdapat 3 spoke yang lengkap
Irisan#9 terdapat 5 spoke yang lengkap
Irisan#10 terdapat 9 spoke yang lengkap
Irisan#11 terdapat 10 spoke yang lengkap
Skor total untuk seri ACR T2 adalah 3 + 5 + 9 + 10 = 27.
b) Kriteria tindakan yang Disarankan
Untuk MRI < 3 T skore total ≥ 9 spoke
Untuk MRI ≥ 3 T skore total ≥ 37
spoke
c) Penyebab Kegagalan dan Tindakan Korektif
Kegagalan yang paling sering terjadi adalah irisan yang salah. Irisan 8 sampai 11 harus jatuh ke lokasi
yang tepat di dalam phantom agar lembaran plastik tipis yang membuat benda kontras rendah sesuai pada
tempatnya. Jika sepotong mispositioned oleh lebih dari 2 mm akan ada pengurangan substansial dalam
kontras objek kontras rendah di slice itu. Cara termudah untuk memeriksa apakah ini adalah masalah
adalah dengan melihat irisan 11. Ingat dari bagian 4.0 (Slice Position Accuracy) bahwa selisih panjang
batang dari potongan 45 ° yang dilewati pada potongan 11 adalah dua kali posisi slice error. Jadi, pastikan
perbedaan panjang bar kurang dari 4,0 mm pada irisan 11. Jika tidak, tentukan kembali gambar dengan
penyesuaian pada resep irisan sesuai kebutuhan untuk mendapatkan perbedaan panjang bar irisan 11
sampai kurang dari 4,0 mm. .
Kegagalan tes ini bisa disebabkan oleh phantom yang miring. Sebuah phantom miring mengarah ke
bagian-bagian irisan yang berada di luar lokasi yang tepat, dan oleh karena itu masalah yang sama seperti
yang baru saja dijelaskan untuk irisan yang salah. Dalam hal ini kemiringan (rotasi) tentang sumbu inferior
superior dari phantom tidak menjadi masalah, tapi miring.
Tentang 2 sumbu lainnya bisa jadi. Miringkan sumbu kanan-kiri akan segera terlihat pada localizer. Jika
phantom tidak terlihat sejajar dengan tepi bidang pandang pada localizer, maka harus direposisi sebelum
melanjutkan untuk memperoleh data. Tingkat gelembung nonmagnetik pada phantom dapat digunakan
untuk memberi level phantom pada head coil untuk menghindari kemiringan semacam ini. Kemiringan
sumbu anterior-posterior lebih sulit dilihat pada gambar. Hal ini sering dapat dideteksi sebagai pemusnahan
struktur kanan-ke-kiri yang harus secara parsial - volumed di irisan aksial. Cara terbaik untuk menghindari
kemiringan semacam ini adalah dengan hati-hati menyelaraskan phantom tepat di bagian kepala koil.
Lampu penyelarasan mungkin sangat membantu untuk ini, namun terkadang keduanya kurang sejajar.
Beberapa MRI tidak tersedia spesifikasi irisan 5 mm dengan selisih/gap 5 mm. Dalam kasus seperti itu,
tidak mungkin untuk mendapatkan semua lokasi irisan yang dibutuhkan dalam satu akuisisi. Petunjuk Situs
Pemindaian yang disertakan dengan materi akreditasi memberi panduan tentang alternatif pengganti yang
diijinkan. Situs yang tidak dapat menentukan irisan 5 mm dengan selisih 5 mm harus secara khusus
diwaspadai terhadap potensi potongan misposisi yang berdampak buruk pada uji pendeteksian objek
dengan kontras rendah.
Artefak ghosting dapat mempengaruhi kemampuan untuk melihat benda kontras rendah dan menyebabkan
kegagalan pengujian. Jika ghosting adalah penyebab kegagalan, seharusnya terlihat pada pemeriksaan
gambar. Pastikan phantom stabil dan tidak bisa bergerak atau bergetar saat akuisisi gambar. Jika ghosting
masih menjadi masalah, maka teknisi servis harus diminta untuk mencari dan memperbaiki penyebabnya.
Pada beberapa pemindai, jumlah ghosting kecil tapi mencolok normal pada akuisisi spin-echo T2
konvensional dan akuisisi fast spin-echo . Jika ragu apakah ghosting terlihat normal, minta teknisi servis
melakukan tes diagnostik pabrikan yang berkaitan dengan stabilitas sinyal dan ghosting.
Jika gambar bebas dari ghosting, dan irisannya diposisikan secara akurat, maka kegagalan tes ini
kemungkinan besar disebabkan oleh rasio signal-to-noise ratio (SNR) yang tidak memadai/cukup pada
gambar. Mintalah teknisi servis untuk memeriksa apakah kinerja SNR pemindai sesuai dengan spesifikasi
pabrik.

I. Pengujian/pengecekan SNR
1. Tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar perbandingan signal sebenarnya dengan signal noise.
2. Siapkan ACR Phantom
3. Metode Uji sebagai berikut :
4. Pilih gambar slice #7
5. Buat “sinyal rata-rata (mean signal) Region Of Interest (ROI)” yang meliputi 75% dari luas penampang dari
phantom, seperti yang ditunjukkan pada gambar. “Mean signal ROI” mendefinisikan range dimana
pengukuran akan dilakukan
6. Simpan/catat “Sinyal rata-rata / mean pixel value dari ROI dengan Label ”S”

SNR

BG BG

Sinyal rata2

BG BG

Gambar 24.mean pixel value

7. Tentukan Sinyal Background (Background signal) sebagai nilai rata-rata dari semua intensitas pixel pada
“Noise ROI” yang terletak pada latar belakang gambar. Catat nilai ini.
8. Tentukan Noise Standard Deviation sebagai akar kuadrat dari nilai rata-rata dari semua intensitas pixel pada
“Noise ROI” yang terletak pada latar belakang gambar (image background). Catat nilai ini.
9. Analisa Data dan Evaluasi
a) Interpretasi (penafsiran) data dan tindakan untuk koreksi
SNR dihitung berdasarkan rumus berikut :

SNR  S 0.655 S
    bkg
 bkg 2 
 2

Dimana :
S : signal rerata
 bkg : standar deviasi background (udara)
b) Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap variasi dari SNR adalah :
(1) sistem kalibrasi umum (frekuensi resonansi, flip angle, dan lain-lain), gain
(2) coil tuning
(3) RF shielding
(4) coil loading
(5) pemrosesan gambar (image processing)
(6) parameter scan
c) Kurangnya keseragaman intensitas gambar mengindikasikan adanya defisiensi pada scanner, sering
ada cacat pada subsistem frekuensi radio. Kadang-kadang potongan dari bahan metal dapat hilang
pada head coil atau sepotong RF coil dapat menjadi dislodged dalam coil housing.
d) Volume RF koil pada sistem MRI yang modern ada dua variasi. Untuk sistem MRI medan rendah
beberapa format dari solenoid sering digunakan. Ini adalah rangkaian resonan dimana performa dari
koil ditentukan oleh factor kualitas (koil Q) dan frekuensi resonansi. Volume koil yang digunakan pada
sistem MRI medan-sedang sampai dengan medan-tinggi (dari 0.5 sampai 2.0 T) lebih sering disebut
koil sangkar burung (birdcage coil) karena desain koilnya yang berbeda. Secara elektris, koil ini
menunjukkan performa dengan cara serupa filter listrik analog dan dapat merupakan design low-pass,
band-pass atau high pass filter.
e) Meskipun koil sangkar burung adalah rangkaian resonan juga, SNR dan keseragaman dapat
menimbulkan reaksi pada banyak cara pada tipe-tipe kegagalan pemakaian koil RF yang berbeda-
beda. Sebagai contoh hilangnya sinyal quadratur akan berakibat pada keseragaman dan SNR.
Kegagalan pemakaian kapasitor pada ring akhir (untuk desain high pass dan band pass) juga berakibat
pada keseragaman dan SNR. Hilangnya kapasitor pada kaki dari tipe low pass koil sangkar burung
akan mengakibatkan keseragama. Apakah SNR juga terpengaruh bergantung pada jumlah kaki pada
koil sangkar burung dan sensitivitas SNR pada koil
f) Kegagalan komponen pada baluns (peralatan yang digunakan untuk memasangkan penyeimbang atau
koil simetris secara elektris ke line yang tidak seimbang) akan mempengaruhi impedansi, menghasilkan
degradasi dari quadrature phasing, keseragaman gambar dan SNR. Kegagalan komponen pada
penambah quadratur phase akan mempengaruhi keseragaman dan SNR
g) Nilai SNR sangat bervariasi dengan tipe dari MRI sistem. Range pengukuran yang diterima harus
ditentukan pada saat tes penerimaan dan/atau dengan membuat beberapa baseline pengukuran dan
setting limit aksi pada ± satu standar unit deviasi.

VIII. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan
Mengacu pada nilai lolos uji setiap parameter uji.
C. Telaah teknis dan kesimpulan telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan hasil uji dan nilai lolos uji
b. Lakukan telaah teknis dengan memperhitungkan nilai ketidakpastian pengukurannya, yaitu harga mutlak nilai
koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama dengan nilai
toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )
c. Lakukan evaluasi hasil uji dengan ketentuan sebagai

berikut : Tabel 1. Evaluasi Hasil Uji

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

D. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.064-18
- Form laporan nomor : FL.01.064-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 065-18
METODE KERJA PENGUJIAN
ULTRASONOGRAPH No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian unit ultrasonograph selanjutnya disebut UUT dengan cara
membandingkan kinerja UUT dengan alat standar

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian ultrasonograph dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
a) Pemeriksaan fisik
b) Pengujian fungsi
c) Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
a) Dead Zone
b) Axial Resolution
c) Lateral Resolution
d) Gray Scale
e) Horizontal distance
f) Vertical distance

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI 474 – 20081015-01 Ultrasound Scanner
e. Buku pengoperasian Multi Purpose Multi Tissue Ultrasound Phantom

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Thermohygrometer
b. Electrical Safety Analyzer
c. Ultrasound Phantom

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Ultrasound Phantom
3. Siapkan alat ukur Thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan Jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Kabel elektroda, periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya secara
menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya, hal ini
untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f. Tombol, saklar dan kontrol, sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g. Tampilan dan indikator, selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi
h. Lakukan pemilihan probe yang digunakan pada UUT kemudian catat jenis ,nomor seri dan frekuensi probe.
i. Untuk melakukan pengujian, pilih mode B Mode pada alat UUT
j. Letakkan Probe (Transducer) Ultrasonograph pada alat Phantom Ultrasound yang permukaannya telah dilapisi jelly.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan UUT dan standar
b. Sebelum melakukan pengukuran, baca SOP alat UST (UUT).
c. Pastikan alat standar telah melalui proses kalibrasi internal sesuai instruksi kerja terkait.
d. Pengujian Dead Zone/Near Field :
1. Gerakkan probe secara perlahan diatas permukaan Phantom Ultrasound,
2. Setelah mendapatkan image yang diinginkan, tekan tombol Freeze pada Ultrasonograph untuk dilakukan
pengamatan.
3. Hitung berapa titik yang terlihat, hitung dead zone dengan mengurangi jumlah total target (5 titik) dengan jumlah
target yang terlihat.
4. Misalnya : dari hasil scan, yang terlihat 4 target, maka Dead zone = 5-4 = 1mm Sehingga nilai dead zone adalah
1 mm
5. Catat hasil pengamatan pada Lembar Kerja dan tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil image.

Gambar 1. Dead Zone

e. Pengujian Axial/Lateral Resolution:


1. Gerakkan probe secara perlahan diatas permukaan Phantom Ultrasound.
a) probe < 5MHz digunakan untuk image dengan kedalaman 10,5 cm
b) probe ≥ 5MHz digunakan untuk image dengan kedalaman 3cm atau 6,5 cm

Gambar 2 Axial/Lateral Resolution.

2. Setelah mendapatkan image yang diinginkan, tekan tombol freeze pada Ultrasonograph untuk dilakukan
pengamatan
3. Periksa image untuk menentukan pasangan titik terakhir yang dinyatakan sebagai dua titik yang terpisah. Ukur
jarak antara titik. Lihat lampiran 1.
4. Catat hasil pengamatan pada Lembar Kerja dan tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil image.

f. Penguian Gray Scale


1. Gerakkan probe secara perlahan diatas permukaan Phantom Ultrasound
2. Setelah mendapatkan image yang diinginkan, tekan tombol Freeze pada Ultrasonograph untuk dilakukan
pengamatan
3. Perhatikan penampakan dari masing2 image, apakah semua image terlihat jelas, hitung jumlah image yang
dapat terlihat perbedaannya
4. Ukur diameter image, menggunakan probe sesuai dengan kedalaman image :
a) probe < 5MHz digunakan untuk image dengan diameter 0,8 cm
b) probe ≥ 5MHz digunakan untuk image dengan diameter 1,0 cm
5. Catat hasil pengamatan pada Lembar Kerja dan tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil image.

Gambar 3. Gray Scale

g. Kalibrasi akurasi Horizontal Distance


a. Letakkan Probe UUT pada Phantom Ultrasound, dan atur kedalamannya sampai terlihat dengan jelas sesuai
dengan yang diinginkan kemudian tekan Freeze.
b. Untuk Pengujian Horizontal Distance, titik pengukuran berada di kedalaman 40 mm dengan spasi antar titik 10
mm
c. Hitung jarak tersebut dengan menggunakan caliper yang tersedia di alat Ultrasonograph.
d. Catat hasilnya ke dalam Lembar Kerja minimal 3 titik pada tiap pengukuran dan cetak hasil tampilan layer
dengan menggunakan fasilitas printer pada UUT.
e. Ulangi langkah (2) s.d (4) dengan spasi antar titik 20 mm pada jarak kedalaman 90 s/d 100 mm
f. Bila phantom ultrasound hanya meyediakan satu titik pengukuran saja, misalnya hanya pada jarak 90 mm
dengan spasi antar titik 20 mm maka pengukuran boleh dilakukan pada satu titik ini saja (Lihat langkah No.5)

h. Pengujian/ kalibrasi akurasi Vertical Distance


a. Untuk Pengujian Vertical Distance, titik pengukuran berada di kedalaman 40 s/d 50 mm dengan spasi antar titik
10 mm atau kedalaman 40 mm dengan standar 20 mm.
b. Hitung jarak tersebut dengan menggunakan caliper yang tersedia di alat Ultrasonograph.
c. Catat hasilnya ke dalam Lembar Kerja minimal 3 titik pada tiap pengukuran dan cetak hasil tampilan layer
dengan menggunakan fasilitas printer pada UUT.
d. Ulangi langkah a s/d c dengan spasi antar titik 10 mm pada jarak kedalaman 90 s/d 100 mm atau kedalaman
100 mm untuk spasi antar titik 20 mm.

Gambar 4. Vertical Distance

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Vertical dan horizontal distance (cm)
a) Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), USG dan Phantom dihubungkan secara
langsung.
C = Dstd – Duut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Distance pada USG
Dstd : Nilai setting Distance pada Phantom
Duut: Nilai Distance yang ditampilkan oleh USG
b) Analisa Perhitungan ketidakpastian
1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang Distance pada USG
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi USG
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan Tabel 1. Tabel Uncertainty

Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U
4. Drift Segi empat Udrift 3 drift

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi/Ambang Batas


1. Axial Zone Titik terluar tidak boleh menyatu
2. Grey Scale Diameter = 0.8cm (probe <5MHz)
Diameter = 1 cm (probe ≥ 5MHz)
3. Horizontal Distance ± 5%
4. Vertical Distance ± 2%

C. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan Telaah Teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih kecil/sama
dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
a. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan
pernyataan TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

c. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

d. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

e. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.065-18
- Form laporan nomor : FL.01.065-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 066-18
METODE KERJA PENGUJIAN ULTRA SOUND
THERAPY No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada Ultra
sound therapy, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan pengukuran
kinerja (kalibrasi).

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian ultrasound therapy dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Energy : 1 s.d 10 Watt
2. Waktu : 3 s.d15 menit

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. Health Care Product Comparison System, ECRI 408-20010301-01

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Ultrasound watt meter
b. Digital Timer
c. Thermohygrometer
d. Electrical Safety Analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur Ultra sound wattmeter
2. Siapkan alat ukur Digital Timer
3. Siapkan alat ukur Keselamatan Listrik
4. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & Kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala
5. Catat tekanan udara

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Ultra sound
wattmeter
a) Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b) Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c) Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d) Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e) Kabel Transduser, Periksa kabel dan fungsi masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak) dan keregangannya
secara menyeluruh. Kemudian periksa dengan hati-hati apakah terdapat luka ataupun sobek pada lapisan isolasinya,
hal ini untuk menghindari adanya gangguan tegangan dan mencegah noise.
f) Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
g) Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada Metode Kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Kalibrasi Energi (watt)
a) Sebelum pengoperasian, terlebih dahulu on – kan pesawat ultrasound therapy dan Ultrasound watt meter.
b) Setting energi 1,0 watt pada alat ultrasound therapy,
c) kemudian masukkan tranduser ultrasound therapy ke wadah ultrasound watt meter yang telah berisi air sampai
mengenai ujung transduser.
d) Tekan tombol start untuk memberikan output energy ke transduser
e) Catat data yang terukur pada display ultrasound watt meter.
f) Ulangi langkah 2 s.d 6 untuk setting energy yang lain antara 2 – 10 watt.
g) Setelah selesai kembalikan tombol intensitas energi keposisi nol.

b. Kalibrasi waktu therapy (detik)


a) Pada saat kita melakukan pengukuran energy, lakukan pula pengukuran waktu therapy.
b) Setting waktu therapy antara 3 s.d 15 menit sesuai dengan yang dibutuhkan.
c) Pada saat tombol start ultra soundtherapy di tekan, maka tekan tombol START pada timer untuk menghitung
waktu Therapy
d) Tekan tombol STOP pada timer begitu terdengar sinyal suara yang mengindikasikan waktu therapy telah habis.
e) Baca nilai yang tertera pada standar dan catat pada lembar kerja sebanyak 5 (lima) kali pengambilan data.
f) Jika diperlukan Ulangi langkah 2 – 5 untuk setting waktu yang lain.

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 65 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Energi (watt)
a) Model matematis
C = Estd – Ealat
Dimana,
C : Koreksi penunjukan energy pada ultrasound therapy
Estd : Nilai Energy yang terukur pada standard
Ealat : Nilai Energy yang ditampilkan olehUltra sound therapy

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang energy oleh ultra sound wattmeter
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar (ultra sound wattmeter) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UUT
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi pewaktu (Menit)


a) Model Matematis
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan pewaktu pada UUT
t std : Nilai pewaktu yang terukur pada standard
t uut : Nilai pewaktu yang ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
(a) Pengamatan berulang waktu pada Stopwacth
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Stopwacth berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UST
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n
n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
U
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 res

3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Energy (Watt) ± 20 %
2. Waktu Therapy (detik) 1 menit ± 10 detik

C. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusan
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10% dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40% dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50% dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70% dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70%
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.066-18
- Form laporan nomor : FL.01.066-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 067-18
METODE KERJA PENGUJIAN UV STERILIZER
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian UV sterilizer tipe bergerak (selanjutnya disebut UUT) dengan cara
melakukan pengamatan fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan mengukur daya radiasi sinar UV tipe C
yang dipancarkan oleh lampu ultra violet yang mempunyai panjang gelombang 220 nm s.d 280 nm.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian UV Sterilizer dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Irradiance/daya radiasi per unit area (µW/cm2)
2. Waktu tunda (Menit)

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016.
d. ISO 15858 : 2016 UVC Devices

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. UV Radiometer
b. Thermohygrometer
c. Stopwacth
d. Electrical Safety Analyzer
e. Meteran
f. UV radiasi Protektor (mask protector, sarung tangan)

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu ruang : 25 ºC ± 5 ºC
b. Kelembaban : 55 % RH ± 10 % RH
c. Voltase : 220 Vac ± 10 %

VI. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur UV Radiometer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerja
4. Siapkan & hidupkan electrical safety analyzer
5. Catat voltase instalasi listrik medis

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI


Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi dari UV Sterilizer meliputi :
a. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup
utuh, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat : Periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. Jika ada, buka mur dan ganti dan perbaiki bila perlu.
c. Kabel catu utama (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel
yang rusak. Jika kerusakan disekitar ujung kabel singkirkan bagian yang rusak dan ganti dengan yang baru. Pastikan
kabel power yang baru ataupun kotak kontak yang baru mempunyai polaritas yang sama dengan yang lama. Periksa
juga fungsi kabel chargernya waktu dipergunakan untuk mengisi ulang.
d. Tombol, saklar dan kontrol : Sebelum mempergunakan UUT, periksa posisinya, jika terlihat tidak berada pada
posisinya pastikan saklar dalam posisi off sebelum kabel power di hubungkan dengan sumber listrik.
e. Pelabelan dan aksesori : Periksa bahwa semua keberadaan plakat, label dan petunjuk masih sesuai dan terbaca.
f. Timer waktu tunda : Periksa keberadaan dan fungsi, dalam keadaan UUT tersambung dengan sumber listrik,
kemudian putar setting timer dan on-kan UV Sterilizer

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada Metode Kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan UV Radiometer dan UV Sterilizer
b. Pengukuran daya radiasi (Irradiance) sinar Ultra Violet.
1. Untuk mencegah bahaya pada mata dan kulit, pada saat pengukuran harus menggunakan pelindung mata
dan wajah.
2. Atur lampu UUT pada posisi tegak lurus
3. Hidupkan UV Radiometer, dalam keadaan pelindung sensor cahaya tetap tertutup. geser switch mode pada
posisi calibrasi, setelah nilai Zero (0) tercapai, pindahkan pada mode measurement.
4. Letakkan UV Radiometer 200 cm dari UV sterilizer dengan ketinggian setengah dari tinggi UUT, seperti pada
gambar dibawah ini :

Gambar 1. Kurva daya penyinaran ultraviolet pada jarak tertentu

5. Set timer sesuai waktu yang dibutuhkan.


6. Hidupkan UV sterilizer dengan menekan saklar on.
7. Catat nilai yang terukur pada display UV Radiometer pada lembar kerja pengujian.
8. Ulangi langkah (7) agar diperoleh 3 data pengukuran dan diambil setiap 5 menit.

c. Pengukuran Waktu tunda


1. Set timer waktu tunda(delay time) 3 menit atau sesuai waktu yang dibutuhkan pada UV sterilizer.
2. Hidupkan UV sterilizer dengan menekan saklar on, secara bersamaan tekan tombol START pada Stopwatch
untuk menghitung waktu tunda.
3. Tekan tombol STOP pada Stopwatch begitu lampu UV sudah mulai menyala.
4. Ulangi langkah di atas minimal sebanyak 3 kali untuk mendapatkan pembacaan berulang.
5. Catat pendataan pada lembar kerja.
.
X. WAKTU PERNGJIAN

Waktu pengujian relatif ± 50 menit

XI. PERHITUNGAN DAN ANALISA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Pengujian Irradiance (µW/cm2)
a. Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung)
Vuut = Vstd
Dimana,
Vstd : Nilai Irradiance yang terbaca pada UV Radianmeter
Vuut : Nilai Irradiance UV Sterilizer

b. Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A :
(a) Pengamatan berulang pengukuran Irradiance oleh UV Radiometer
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B :
(a) Nilai ketidakpastian UV Radiometer berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi UV Radiometer
(c) Drift Standar
(d) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

2. Kalibrasi waktu tunda (menit)


a) Model matematis
C = tstd – tuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan waktu pada UV Sterilizer
tstd : Nilai penunjukkan waktu yang terbaca pada stopwatch
tuut : Nilai penunjukan waktu yang terbaca pada UV Sterilizer

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


(1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pengukuran waktu dengan Standar
(b) Koefisien sensitifitasnya = 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Stopwatch berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Stopwatch
(c) Drift Standar
(d) Perbedaan pembacaan
(e) Koefisien sensitifitasnya berdasarkan model matematisnya adalah 1.
(2) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan
(3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10, adalah = 50
(4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan

Tabel 1. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand K
k
Ures
3. Resolusi Segi empat Uresolusi 3 3
U drift
4. Drift Segi empat Udrift 3
3
Ubaca
5. Perbedaan pembacaan Segi empat Ubaca 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2. Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No. Parameter Toleransi


1. Irradiance pada jarak 200 cm ≥ 40 µW/cm2
2. Waktu tunda (menit) ± 10 %

C. Telaah teknis
a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a. ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b. < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi persyaratan
Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.067-18
- Form laporan nomor : FL.01.067-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 068-18
METODE KERJA PENGUJIAN ANESTHESI
VAPORIZER No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara langsung (direct calibration) pada
Anesthesi Vaporizer, dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja dengan cara membandingkan antara nilai setting pada anesthesi vaporizer dengan hasil pembacaan
pada optical gas monitor.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian Anesthesi Vaporizer yang mempunyai rentang ukur :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
Metode kalibrasi ini digunakan untuk pengujian dan/atau kalibrasi Anesthesi Vaporizer yang mempunyai rentang
ukur :
1. Konsentrasi Gas Anesthesi :
a) Gas Halothane : 0 s.d 6 % vapor.
b) Gas Enflurane : 0 s.d 10 % vapor.
c) Gas Isoflurane : 0 s.d 8 % vapor.
d) Gas Sevoflurane : 0 s.d 10 % vapor.
e) Gas Desflurane : 0 s.d 20 % vapor.

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik, 2014
c. KAN-G-01,Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016
d. ECRI Procedure No.436-20010301 Anesthesia Vaporizers
IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
a. Optical Gas Monitor
b. Thermohygrobarometer
V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Lingkungan : 20 ºC ± 5 ºC, bila temperature menyimpang ± 10 ºC tambahkan nilai drift amount lihat tabel 1.
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%
VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI
a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur optical gas monitor
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrobarometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & Kelembaban akhir kerja
4. Catat tekanan udara
5. Catat tegangan jala-jala
VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI/KALIBRASI
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Anesthesi
Vaporizer
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar. (anesthesi vaporizer menggunakan gas desflurane)
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas. (anesthesi
vaporizer menggunakan gas desflurane)
d. Periksa pengunci, regulator anesthesi vaporizer, untuk memastikan anesthesi vaporizer berfungsi dengan sempurna
VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK
mengacu pada metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor metode kerja nomor : 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Siapkan anesthesi vaporizer dan optical gas monitor (Standar)
b. Lakukan koneksi anesthesi vaporizer dan standar sesuai gambar 1.

Gambar 11 Instalasi kalibrasi Vaporizer

c. Kalibrasi Konsentrasi gas Anesthesi


1. Hidupkan optical gas monitor
2. Tentukan jenis gas anesthesia pada anesthesi vaporizer yang akan dilakukan pengujian dan atau kalibrasi.
3. Tentukan titik pengukuran setting konsentrasi gas sesuai jenis gas dan step setting yang ada pada alat
anesthesi vaporizer :
a) Gas Halothane 0 s.d 6 % vap (Sesuai spesifikasi anesthesi vaporizer):
(0,0; 0,5/0,6; 1,0; 1,5; 2,0: 2,5; 3,0; 3,5; 4,0) % vapor
b) Gas Enflurane 0 s.d 6 % vap (Sesuai spesifikasi anesthesi vaporizer):
(0,0; 0,5/0,6; 1,0; 1,5; 2,0: 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4;5; 5,0;6,0 ) % vapor
c) Gas Isoflurane 0 s.d 8 % vap (Sesuai spesifikasi anesthesi vaporizer):
(0,0; 0,5/0,6; 1,0; 1,5; 2,0: 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4;5; 5,0;6,0;7,0;8,0 ) %
vapor
d) Gas Sevoflurane 0 s.d 8 % vap (Sesuai spesifikasi anesthesi
vaporizer): (0,0; 0,5/0,6; 1,0; 1,5; 2,0: 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4;5;
5,0,6,0;7,0;8) % vapor
e) Gas Desflurane 0 s.d 20 % vap (Sesuai spesifikasi anesthesi vaporizer):
(0,0; 0,5/0,6; 1,0; 1,5; 2,0: 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4;5; 5,0;0,6;0,7;0,8 ,0;9,0;10) % vapor.
4. Kondisikan suhu ruang pada 20 °C ± 5°C
5. Berikan laju aliran (flow) Oksigen (O2) sebesar 0,3 s/d 0,4 lpm (Riken Keiki ), 4 LPM (untuk vamos) atau sesuai
spesifikasi anesthesi vaporizer.
6. Putar / buka Dial regulator pada seting 0,0 % vapor dan seting medium dari setting maksimum anesthesi
vaporizer, masing-masing selama ± 2 menit utuk memberikan penyesuaian thermostat pada anesthesi
vaporizer, kemudian kembalikan posisi dial regulator pada setting Off / 0,0 % vapor
7. Hubungkan outlet anesthesi vaporizer dengan optical gas monitor seperti pada (gambar 1).
8. Putar / buka Dial regulator pada seting 0,5/0,6 % vapor, Tunggu selama 2 menit hingga penunjukan nilai stabil
9. Catat nilai penunjukan optical gas monitor pada lembar kerja
10. Ulangi langkah viii. s.d ix untuk nilai setting selanjutnya sampai dengan setting maksimum dari anesthesi
vaporizer
11. Lakukan pengambilan data 3 kali pada tiap titik data pengukuran
12. Lakukan koreksi terhadap nilai penunjukan optical gas monitor bila :
a) Bila tekanan atmospir adalah 1013 hPa, maka nilai terukur standar merupakan nilai sesungguhnya.
b) Bila tekanan atmospir menyimpang kurang atau lebih dari 1013hpa maka, lakukan konversi nilai terukur
terhadap tekanan atmospir.

Nilai terukur standar * tekanan atmospir (hPa)


Nilai Konsentrasi = -----------------------------------------------------------------
1013
c) Bila tekanan temperatur kalibrasi menyimpang kurang atau lebih dari ± 10 ºC maka, tambahkan nilai drift
amount seperti tabel dibawah ini :

Tabel 13 Nilai Drift

Measuring gas (display indication) Drift amount


Halotahane in O2 0,09 vol %
Isoflurane in O2 0,09 vol %
Sevoflurane in O2 0,09 vol %
Enflurane in O2 0,09 vol %
Desflurane in O2 0,12 vol %

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 55 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18
1. Kalibrasi Konsentrasi gas Anesthesi (% Vap)
a) Model matematis Metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), Anesthesi Vaporizer dan
Optical gas monitor dihubungkan secara langsung.
Model Matematis
C = Pstd – Puut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Konsentrasi gas Anesthesi pada UUT
Pstd : Nilai Konsentrasi gas Anesthesi yang ditampilkan pada standar
Puut : Nilai setting Konsentrasi gas Anesthesi oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang Konsentrasi gas Anesthesi pada Optical gas monitor (Standar)
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar (Optical gas monitor) berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Resolusi Anesthesi Vaporizer
(c) Drift Standar
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat kebebasan efektif dan ketidakpastian

bentangan Tabel 2. Uncertainty Budget.

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui


1. Pengukuran Berulang Normal  n n

USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
3
Udrift
4. Drift Rectangular Udrift 3
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor 001-18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja
Tabel 3. Berdasarkan ECRI 436-20010301 Aliran udara 4 LPM

No. Parameter Konsentrasi Gas Ambang Batas


(% vapor) (% vapor)
1 0,0 ≤ 0,1
2 0,5 /0,6 ± 0,3
3 1,0 ± 0,3
4 1,5/1,6 ± 0,3
5 2,0 ± 0,3
6 2,5 ± 0,3
7 3,0 ± 0,3
8 3,5 ± 0,4
Konsentrasi gas
9 4,0 ± 10 % dari setting UUT
anesthesi
10 4,5 ± 10 % dari setting UUT
11 5,0 ± 10 % dari setting UUT
12 6.0 ± 10 % dari setting UUT
13 7.0 ± 10 % dari setting UUT
14 8.0 ± 10 % dari setting UUT
15 9.0 ± 10 % dari setting UUT
16 10.0 ± 10 % dari setting UUT

Tabel 2 Nilai toleransi Berdasarkan Instructions for Use Drager 19.n

Setting Maksimum Vaporizer Ambang Batas (% vapor)


4 dan 5 ± 15 %
Zero Calibrated ± 0,1 Vol %

Tabel 3 Nilai toleransi Berdasarkan Instructions for Use Drager 19.n

Setting Maksimum Vaporizer Ambang Batas (% vapor)


7 dan 8 ± 20 %
Zero Calibrated ± 0,1 Vol %

Tabel 4 Nilai toleransi Berdasarkan Instructions for Use penlon

Setting Maksimum Vaporizer Ambang Batas (% vapor)


Semua jenis liquid ± 20 %
Zero Calibrated ± 0,1 Vol %

Aliran 2 LPM waktu stabil 4 menit


4 LPM waktu stabil 2 menit
8 LPM waktu stabil 1 menit

C. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis


a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 7. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user
a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.068-18
- Form laporan nomor : FL.01.068-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 069-18
METODE KERJA PENGUJIAN
VENTILATOR No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Metode ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian unit Ventilator Perawatan Dewasa (selanjutnya disebut UUT) dengan
cara melakukan pengamatan fisik dan fungsi alat, pengukuran keselamatan listrik dan mengukur parameter keluaran
Ventilator secara langsung dengan menggunakan Gas Flow Analyzer (selanjutnya disebut standar), agar sesuai dengan
standar acuan yang digunakan.

II. RUANG LINGKUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian ventilator dengan rentang ukur sbb :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
No Parameter Rentang ukur
1. Tidal volume 300 – 1000 ml
2 Minute volume 3 - 10 liter
3. Breath rate 10 - 50 bpm
4. I : E ratio 1: 1 – 1 : 3
5. Peak inspiratory pressure 40 cmH2O
6. Mean airway pressure 40 cmH2O
7. Positive End-expiratory pressure ( PEEP ) 20 cmH2O
8. Inspiratory time 0.5 sec -3 sec
9. Expiratory time 0.5 sec -3 sec
10. Peak expiratory flow 10 – 30 lpm
11. Peak inpiratory flow 10 – 30 lpm

III. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik,
2014.Instruction Manual Centor Force Gauge – Star Vision, Merk Andilog
c. ISO 80601-2-12, Internasional Standard, Particular Requirements for Basic Safety and Essential Performance of
Critical Care Ventilator
d. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016ISO 80601-2-12,
International Standar
e. ECRI 458-20081015-01-Major-Proc-Ventilator
f. Manual operasional Gas Flow Analyzer

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Ventilator Analyzer/ Gas Flow Analyzer
b. Thermohygrometer
c. Electrical safety analyzer

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Ruang : 25º C ± 5º C
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji
1. Siapkan alat yang akan diuji dan/atau kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji dan/atau Kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Ventilator Analyzer/Gas Flow Analyzer
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji dan kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan dan Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembaban Awal kerja
3. Catat Suhu dan Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala

VII. PEMERIKSAAN FISIK DAN FUNGSI ALAT YANG DIUJI DAN/ATAU KALIBRASI
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi Ventilator
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang
longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi
g. Periksa kondisi fisik dan konektor baterai apakah siap untuk dipergunakan. Periksa apakah alarm baterai
menunjukkan baterai lemah. Jika demikian recharge baterai.
h. Kemudian periksa kondisi Charger apakah masih baik dan dapat bekerja dengan baik, lalu charge baterai. Untuk
beberapa jenis baterai mempunyai batas waktu (periode) penggunaan dan pengisian ulang, hal ini perlu diperhatikan
unutk menjaga ketahanan baterai tersebut. Jika ada rekomendasi dari pabrikan, pastikan hal tersebut dilakukan
sesuai dengan rekomendasi tersebut.
i. Periksa selang pernafasan untuk semua kondisi kebersihan dan sambungannya. Pastikan telah melalui proses
sterilisasi.
j. Periksa kesesuaian konektor gas yang terpasang dengan pipa sambungan instalasi gas medik dan dicocokkan
dengan persyaratan yang diharuskan.
k. Untuk meyakinkan ventilator tetap bekerja, lakukan pemutusan catu daya utama. Periksa apakah fungsi catu daya
internal (baterai) atau UPS langsung dapat memback-up operasional ventilator.
l. Periksa semua konfigurasi alarm yang disajikan alat, tetap konsis pada semua keadaan ventilator. Alarm turn off,
silence alarm atau pengoperasian yang keliru atau kesalahan pengoperasian, dalam hal setting parameter dan
batasan alarm. Periksa juga kemampuan kontrol volume alarm, harus terdengar dengan jelas bagi operator.
m. Periksa bahwa semua keberadaan plakat,
n. masa penggunaan.
o. Periksa bahwa sensor oksigen belum masuk masa kadaluarsa.
p. Periksa tidak ada air yang label dan petunjuk masih sesuai dan terbaca. Pastikan cadangan baterai dan sekring ada.
Untuk alat Ventilator atau alat perawatan Ventilator berada pada lokasinya.
q. Periksa apakah filter bakteri yang digunakan masih dalam tertampung pada selang Corigated.
r. Kertas humidifier periksa ada atau tidak.

VIII. PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK


Mengacu pada Metode Kerja Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-18

IX. PENGUJIAN KINERJA


a. Hubungkan ventilator dengan sumber litrik
b. Hubungkan ventilator dengan oksigen dan udara tekan
c. Pastikan breathing circuit yang terpasang di ventilator adalah yang direkomendasikan oleh pabrikan.
d. Tekan tombol power untuk menghidupkan ventilator. Dengan bantuan operator pastikan ventilator telah melewati
proses kalibrasi internal yang disarankan pabrik pembuat (mengacu pada petunjuk pengoperasian ventilator) dan
prosedur desinfektan rutin komponen-komponennya.
e. Lakukan penyetelan modus yang dipakai; pilih pemakaian adult, kemudian pilih mode volume controlled. Untuk
default setting pertama kali, atur ventilator pada nilai setting tidal volume 500 ml, Breath rate 10, Minute Volume 5.0,
FIO2 21% dan I:E Ratio 1:2. Pada beberapa unit tidak dilengkapi dengan pengaturan I:E, tapi pengaturan I:E
dilakukan dengan mengatur Time Inspiration.
f. Pasang pada Y piece ventilator resistance (Rp) ukuran Rp 5 cmH 2O/L/s dan Precision Test Lung ukuran Complaince
50 mL/cmH2O atau Rp 20 cmH2O/L/s dan Complaince 20 mL/cmH2O (pada beberapa produk nilai Complaince
adalah 25 mL/ cmH2O).
g. Hidupkan alat gas flow analyzer, lakukan warming up selama 5 menit.
h. Penuhi langkah-langkah kalibrasi internal alat gas flow analyzer mengacu kepada petunjuk pengoperasian alat gas
flow analyzer untuk memastikan semua penunjukan gas flow analyzer adalah NOL.
i. Lakukaan kalibrasi oxygen sensor 21% dengan udara bebas kemudian 100% dengan dialiri laju aliran fresh gas
oksigen >10 Lpm.
j. Input nilai aktual temperatur dan kelembaban ambien pada alat gas flow analyzer.
k. Pastikan barometric alat STANDAR berfungsi dengan benar mengukur ketinggian.
l. Pilih jenis gas : AIR
m. Pilih referensi pembacaan : ATPD
n. Lakukan instalasi seperti gambar dibawah ini
Inspiratory Hose

Precision Test Lung


Ventilator Tester

Ventilator

Inlet
Outlet
Expiratory
Printe VENTILATOR

TEST LU NG

VENTILA TOR
TESTER

HEATER/HUMIDYFIER
“Y” ADAPTER
SELANG SPIRAL

Gambar 1. Instalasi kalibrasi Ventilator

o. Perhatikan indikator alarm, jika alarm ventilator berbunyi lakukan tindakan standar untuk mematikan alarm mengacu
pada petunjuk pengoperasian ventilator. Lihat indikator alarm dan lakukan penyetelan parameter dan batas-batas
alarm masing-masing parameter (mengacu pada petunjuk pengoperasian ventilator) sampai alarm tidak berbunyi.
Penyetelan parameter didasarkan pada informasi tampilan alarm.
p. Pengukuran parameter
1. Pengukuran parameter ventilator dapat menggunakan port inlet high atau low range pada gas flow analyzer.
Untuk pemakaian dewasa/ adult gunakan port inlet high flow.
2. Bila menu pada gas flow analyzer menawarkan pola penedeteksian (Uni Directional, directional atau bi-
directional flow) maka pilih bi-directional.
3. Lakukan pengukuran keluaran ventilator untuk tidal volume 500 ml pada RR = 20 bpm, I:E = 1:2, C = 50 dan
Rp = 5 atau Rp = 20 dan C = 20 (pada beberapa produk nilai Complaince adalah 25 ml/ cmH 2O), time
inspiratory 1,0 sekon, time expiratory 2,0 sekon, PEEP 10 hPa bila menggunakan Rp = 20 dan C = 20 dan 5
hPa bila menggunakan C = 50 dan Rp = 5 , minute volume 10 liter, FiO2 30%.
4. Biarkan test lung melakukan pendeteksian untuk empat kali pernafasan, lihat tampilan pada gas flow analyzer
untuk melihat hasil pengukuran parameter ventilator. Catat pada lembar kerja nilai pada setting, monitoring
ventilator dan hasil pengukuran di gas flow analyzer.
5. Ulangi pengukuran sesuai pengaturan pada langkah nomor 3 untuk nilai Tidal Volume 300 ml, minute volume
6,0 liter, RR = 20, I:E = 1:2, C = 20 dan Rp = 20 dan PEEP = 5 hPa.
6. Lakukan pengukuran RR untuk nilai 10 dengan tidal volume 500 mL, I:E = 1:2 , C = 50 dan Rp 5 atau C =20
dan Rp= 20, PEEP = 10 hPa Catat hasilnya seperti pengukuran tidal volume.
7. Lakukan pengukuran I : E untuk nilai 1:1 dan 1:3 dengan tidal volume 500 mL, C = 50 dan Rp 5 atau C=20
dan Rp=20. Catat hasilnya seperti pengukuran tidal volume.
8. Jika ventilator terdapat fasilitas untuk memonitor output maka pilih fasilitas tersebut, kemudian tampilkan pada
display parameter-parameter pada ruang lingkup (Tabel 1) yang akan kita bandingkan dengan gas flow
analyzer.
9. Lakukan pengukuran FIO2 untuk 60% dan 90% pada tidal volume 500 mL, RR 20 bpm, I : E = 1:2.
10. Catat pada lembar kerja hasil ukur alat gas flow analyzer dengan jumlah pengulangan data pengukuraan tiap
parameternya adalah tiga kali

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada metode kerja perhitungan dan evaluasi ketidakpastian pengukuran nomor MK 002-18
1) Kalibrasi Breath Rate (RR)
a) Model
Matematis C =
RRstd – RRuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Breath Rate pada UUT
RRstd : Nilai Breath Rate yang terukur pada standard
RRuut : Nilai Breath Rate yang ditampilkan oleh UUT

Kalibrasi Tidal Volume


Model Matematis
C = TVstd – TVuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan Tidal Volume pada UUT
I std : Nilai Tidal Volume yang terukur pada standard
Iuut : Nilai Tidal Volume yang ditampilkan oleh UUT

I:E (Ratio)
Model Matematis
C = (I:E)std – (I:E)uut
Dimana,
C : Koreksi penunjukan I:E Ratio pada UUT
tstd : Nilai I:E Ratio yang terukur pada standard
t uut : Nilai I:E Ratio yang ditampilkan oleh UUT

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada Standar
(b) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(c) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4
Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift Standar
(c) Resolusi Ventilator
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat

kebebasan Tabel 1: Uncertainty Budget

No. Komponen Distribusi U Pembagi ui



1. Pengukuran Berulang Normal  n
n
USertstd
2. Sertifikat Standar Normal USertf stand k
k
Ures
3. Resolusi Rectangular Uresolusi 3
3
Udrift
4 Drift Rectangular Udrift 3 3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

Akurasi Monitor Akurasi Setting


No Parameter terhadap Standar terhadap Standar
1. Tidal volume + 15 % + 15 %
2. Minute volume + 15 % + 15 %
3. Breath rate + 15 % + 15 %
4 I : E ratio + 15 % + 15 %
5. Peak inspiratory pressure + 15 % + 15 %
6. Mean airway pressure + 15 % + 15 %
7. Positive End-expiratory pressure ( PEEP ) + 15 % + 15 %
8. Inspiratory time + 15 % + 15 %
9. Expiratory time + 15 % + 15 %
10. Peak expiratory flow + 15 % + 15 %
11. Peak inpiratory flow + 15 % + 15 %

C. Telaah teknis dan Kesimpulan telaah teknis


a. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
b. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
c. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan prosedur pernyataan kesesuaian dan aturan keputusn
nomor PO.002-18 dengan penjelasan sebagai berikut :

Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi
persyaratan

Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

d. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat Sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.069-18
- Form laporan nomor : FL.01.069-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

No. MK : 070-18
METODE KERJA PENGUJIAN WATERBATH
No. Revisi : 0

I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam melakukan kalibrasi terhadap Liquid Bath (Bak Cairan)
dengan metode dua probe untuk mengetahui keseragaman dan kestabilan suhu.

II. RUANG LINGKUP


Metode ini mencakup kalibrasi bak cairan (Liquid Bath) pada rentang ukur suhu 30 oC sampai dengan 400 oC dengan
menggunakan dua buah probe berupa Platinum Resistance Thermometry (PRT) yaitu Pt-100 yang memiliki akurasi dan
respon waktu yang sama. Salah satu probe ditempatkan diam pada posisi acuan sedangkan probe yang kedua digeser
ke beberapa posisi pada daerah kerja bak cairan. Hasil kalibrasi berupa keseragaman dan kestabilan suhu bak cairan.
Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian waterbath dengan rentang ukur sebagai berikut :
a. Pengujian
1. Pemeriksaan fisik
2. Pengujian fungsi
3. Pengujian keselamatan listrik
b. Kalibrasi
1. Akurasi suhu : 30 oC s/d 400 oC

III. DOKUMEN ACUAN


a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
b. SNI IEC 62353:2014, Pengujian berkala dan pengujian setelah perbaikan pada peralatan elektromedik,
2014.Instruction Manual Centor Force Gauge – Star Vision, Merk Andilog
c. KAN-G-01, Guide on the evaluation and expression of uncertainty in measurement, KAN, 2016ISO 80601-2-12,
International Standar
d. CSIRO, Robin E. Bentley, Handbook of Temperature Measurement. Volume 2, Resistance and Liquid Glass
Thermometry, 1998.
e. Guidelines for Hart Product Spesifications.

IV. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


a. Termometer Digital
b. Dua buah sensor PRT (Pt-100)
c. Statik Penjepit
d. Calliper digital/Penggaris
e. Stop Watch
f. Thermohygrometer Digital

V. KONDISI LINGKUNGAN
a. Suhu Ruang : 23º C ± 5º C standar acuan EA – 10/13
b. Kelembaban : 55 % RH ± 20 % RH
c. Tegangan jala-jala : 220 V ± 10%

VI. PROSEDUR PENGUJIAN DAN/ATAU KALIBRASI


a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji dan/atau kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji dan/atau kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji dan/atau Kalibrasi, sesuaikan dengan referensi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Standar
3. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji dan/atau kalibrasi di lembar kerja yang minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan (sesuaikan alat)
1. Siapkan dan hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembaban awal kerja
3. Catat suhu dan kelembaban akhir Kerja
4. Catat tegangan jala-jala
VII. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat yang diuji dan/atau kalibrasi
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi UUT
a. Badan dan permukaan alat, periksa bagian luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan lainnya dan tidak ada
bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
b. Kotak kontak alat, periksa apakah ada gangguan pada kotak kontak (AC-Power). Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-goyangkan kotak kontak untuk memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar.
c. Kabel catu utama, Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan atau bagian isolasi yang terkelupas.
d. Sekering pengaman, Periksa sekering yang terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah nilai tahanan dan tipenya
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering pengaman harus berfungsi baik.
e. Tombol, saklar dan kontrol, Sebelum mempergunakan/ mengubah-ubah tombol kontrol, periksa posisinya, jika terlihat
tidak berada pada posisinya (periksa dengan menggunakan mode pemeriksaan standar). Bandingkan dengan posisi
control. Ingat pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikan pada setting awal jika sudah selesai
menggunakan.
f. Tampilan dan indikator, Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan berfungsi seluruhnya,
yakinkan bahwa bagian tampilan digital berfungsi

VIII. DEFINISI
a. Bak Cairan (Liquid Bath) adalah bath chamber yang dapat diisi cairan dan dilengkapi dengan elemen pemanas yang
dikontrol secara otomatis oleh rangkaian pengatur suhu.
b. Kestabilan (Stability) suhu bak cairan adalah fluktuasi suhu bak cairan lebih kurang selama 30 menit atau sesuai
spesifikasi dari bak cairan. Stabilitas dapat juga didefinisikan sebagai jumlah dari 2-Sigma yang dinyatakan dengan
tanda  2 atau (2 x standar deviasi)
c. Keseragaman (Uniformity) suhu bak cairan didefinisikan sebagai perbedaan suhu rata-rata yang terbesar (khusus
probe geser) antara dua lokasi yang berbeda pada daerah kerja bak cairan (lokasi pertama diukur dari 1 inchi dari
dasar bak dan posisi kedua diukur dari 3 inchi mulai dari permukaan cairan di dalam bak atau sesuai
ukuran/spesifikasi dari bak cairan).

IX. PENGUJIAN KINERJA


A. Sebelum Kalibrasi dilakukan terhadap liquid bath perlu diperhatikan hal-hal sbb :
1. Posisi probe acuan yang ditempatkan diam pada posisi acuan di dalam bak cairan.
2. Posisi probe yang digeser ke beberapa posisi pada daerah kerja bak cairan.
3. Rentang ukur bak cairan.
4. Daerah kerja bak cairan.
5. Jumlah titik pengukuran
6. Nilai koreksi yang terdapat pada sertifikat dari probe acuan dan probe yang digeser

B. Prosedur kalibrasi terhadap liquid bath dilakukan untuk memperoleh nilai keseragaman dan kestabilan suhu. Adapun
langkah-langkahnya adalah sbb :
1. Siapkan bak cairan yang akan dikalibrasi dan termometer digital dengan dua buah Sensor Platinum Resistance
Thermometry (Pt-100).
2. Isi bak dengan cairan sampai batas maksimal (liquid level).
3. Tentukan posisi untuk probe acuan dan posisi untuk probe yang digeser.
4. Letakkan dua buah probe PRT (Pt-100) di dalam liquid bath. Salah satu probe ditempatkan diam pada posisi
acuan, sedangkan probe yang kedua digeser kebeberapa posisi pada daerah kerja bak cairan. Susunlah seperti
pada gambar-1. Kalibrasi bak cairan dengan metode dua probe !
5. Atur dan perhatikan probe acuan jangan sampai berubah posisinya !
6. Gunakan probe yang digeser untuk mengukur suhu sesuai dengan jumlah dari titik pengukuran pada daerah
kerja yang diletakan pada posisi A dan B.
7. Posisi A dan B masing-masing memiliki 5 titik pengukuran yaitu titik 1 sampai 5.
8. Posisi A dan B adalah posisi yang nantinya akan digunakan oleh bak cairan pada daerah kerjanya.
9. Tentukan daerah kerja (working space) dari bak cairan.
10. Lakukan kalibrasi terhadap suhu bak cairan minimal pada tiga setting suhu pada rentang ukur bak cairan secara
merata atau jumlah setting dan nilai suhunya disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
11. Tekan tombol on/off untuk menghidupkan bak cairan dan termometer digital.
12. Set suhu bak cairan pada suhu yang terendah terlebih dahulu.
13. Biarkan selama lebih kurang 30 menit (sesuai spesifikasi bak cairan) atau sampai suhu pada indicator bak
cairan telah sesuai dengan nilai settingnya dan stabil.
14. Baca nilai suhu yang terbaca oleh termometer digital yang probenya digunakan sebagai probe acuan.
15. Catat hasil pembacaannya sebanyak 6 kali dan isi sesuai yang ada pada lembar kerja.
16. Tempatkan probe yang digeser pada posisi A titik pengukuran 1.
17. Catat nilai suhu yang terbaca sebanyak 6 kali dan isi sesuai pada lembar kerja.
18. Ulangi langkah 16 dan 17 pada posisi A tetapi hanya untuk titik pengukuran 2,3,4 & 5
19. Pindahkan probe yang digeser dari posisi A ke posisi B
20. Tempatkan probe yang digeser pada posisi B titik pengukuran 1.
21. Catat nilai suhu yang terbaca sebanyak 6 kali dan isi sesuai pada lembar kerja.
22. Ulangi langkah 20 dan 21 pada posisi B tetapi hanya untuk titik pengukuran 2,3,4 &5
23. Set suhu bak cairan pada suhu tengah.
24. Ulangi langkah 14 sampai 22.
25. Set suhu bak cairan pada suhu tertinggi.
26. Ulangi langkah 14 sampai 22.
27. Hitung nilai rata-rata suhu dari probe acuan !
28. Hitung nilai rata-rata suhu dari probe yang digeser pada posisi A dari titik pengukuran 1 sampai dengan 5 !
29. Hitung nilai rata-rata suhu dari probe yang digeser pada posisi B dari titik pengukuran 1 sampai dengan 5 !
30. Hitung tmaks !
31. tmaks diperoleh dari selisih terbesar antara nilai rata-rata hasil pembacaan probe geser pada titik pengamatan 5
dengan nilai rata-rata pembacaan probe geser pada titik pengamatan 1, dimana nilainya merupakan harga
mutlak (hanya bernilai positif).
32. Nilai tmaks dapat dianggap sebagai nilai keseragaman suhu untuk bak cairan.
33. Hitung kestabilan suhu yang diperoleh dari 2 dikalikan Standar Deviasi probe acuan !

Probe Geser

Probe Acuan

Termometer Digital

Probe Acuan

Posisi A
Posisi B

Titik Pengamatan

 Posisi Acuan
Termometer Digital 



Daerah Kerja

Gambar 1. Kalibrasi bak cairan dengan metode dua probe

X. WAKTU PENGUJIAN

Waktu pengujian relatif ± 90 menit

XI. TELAAH TEKNIS


A. Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002.
1. Kalibrasi Suhu
a) Model Matematik
tmax = tacuan - tgeser
2 2 2 2 2
UC tma = [ (t)/ acuan) ] U t acuan + [ (t)/ (tgeser) ] U t geser
x
(t
= U2tacuan + U2tgeser

tmax : Perbedaan suhu acuan dan suhu geser


tacuan : Nilai suhu Acuan
tgeser : Nilai suhu probe geser

b) Analisa Perhitungan ketidakpastian


1) Sumber-sumber ketidakpastian
pengukuran Tipe A
(a) Pengamatan berulang pada U2tacuan dan U2tgeser
(b) Keseragaman Suhu
Hitung nilai rata-rata hasil pengukuran berulang
(c) Kestabilan Suhu
Untuk nilai kestabilan suhu diperoleh dari 2 x Standar Deviasi yang diambil dari data
pengukuran probe acuan.
kestabilan suhu = 2 x SD. tacuan
(d) Koefisien sensitifitasnya adalah 1
(e) Derajat kebebasan untuk lima kali pengukuran = 4

Tipe B
(a) Nilai ketidakpastian standar berdasarkan sertifikat kalibrasinya.
(b) Drift Standar
(c) SEE didapat dari nilai interpolasi
(d) Resolusi UUT
2) Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model matematis diatas, dimana model matematis tersebut
mempunya nilai turunan pertama yaitu 1
3) Derajat kebebasan pada masing-masing sumber ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50.
4) Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat

kebebasan Tabel-1.Uncertainty Budget

Sumber Faktor Ketidakpastian


No. Ketidakpastian Distribusi
Ketidakpastian Cakupan Standar

1. ESDM Probe Acuan UESDM Normal 1
n
USertstd
2. Sertifikat Probe Acuan USertifikat Normal 2 k
USertstd
3. DVM ACUAN UDVM Normal 2 k

4. ESDM Probe Geser UESDM Normal 1 n
USertstd
5. Sertifikat Probe Geser USertifikat Normal 2
k
USertstd
6. DVM Geser UDVM Normal 2
k
Ures
7. Resolusi alat Ures Rectangular V3
3
U SEE
8. SEE USEE Normal 1
3

B. Nilai ambang batas dan nilai penyimpangan (toleransi) yang diizinkan


a. Evaluasi hasil pengujian keselamatan listrik, mengacu pada MK Pengujian Keselamatan Listrik Nomor MK 001-
18
b. Evaluasi hasil pengujian kinerja

Tabel 2 : Nilai toleransi untuk tiap parameter pengujian kinerja

No Parameter Ambang Batas


1. Keseragaman Suhu ≤ Ro
2. Kestabilan Suhu 2 x SD. tacuan

C. Telaah teknis dan Kesimpulan Telaah teknis


1. Lakukan telaah teknis berdasarkan kondisi fisik dan fungsi alat
2. Lakukan telaah teknis keselamatan listrik berdasarkan hasil pengujian keselamatan listrik mengacu pada MK
pengujian keselamatan listrik Nomor MK 001-18
3. Lakukan telaah teknis pengujian kinerja berdasarkan Prosedur Pernyataan Kesesuaian dan Aturan Keputusn
Nomor PO.002-18 dengan penjelasan sbb :
Pengukuran Kinerja :
a) ≥ 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah memenuhi persyaratan
b) < 70% dari titik pengukuran dalam batas toleransi, maka hasilnya adalah tidak memenuhi

persyaratan Tabel 3. Telaah teknis

Parameter Kinerja Telaah teknis pengujian kinerja


Seluruh Parameter Kinerja masuk dalam batas
toleransi Memenuhi Persyaratan
Salah satu Parameter Kinerja diluar batas toleransi Tidak Memenuhi Persyaratan

4. Batas Koreksi atau kesalahan relatif dan Ketidakpastian


Harga mutlak nilai koreksi ditambah dengan harga mutlak nilai ketidakpastian pengukuran adalah lebih
kecil/sama dengan nilai toleransi (│C│+│U│≤ toleransi )

D. Kesimpulan
a. Pernyataan kesesuaian diberikan dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
a) Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi memberikan kontribusi 10 % dari pernyataan
b) Hasil pengujian keselamatan listrik memberikan kontribusi 40 % dari pernyataan
c) Hasil pengukuran atau uji kinerja memberikan kontribusi 50 % dari pernyataan
b. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian dinyatakan dengan
TIDAK LAIK PAKAI.
c. Pernyataan LAIK PAKAI diberikan bila hasil atau skor akhir sama dengan atau melampaui 70 % dan pernyataan
TIDAK LAIK PAKAI bila hasil atau skor akhir dibawah 70 %
d. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.

E. Pengecekan kenormalan operasional alat sebelum dikembalikan ke user


a) Cek kelengkapan aksesori alat
b) Cek fungsi alat yang diuji/kalibrasi

F. Pengembalian alat yang diuji/kalibrasi dan pengemasan alat standar


a) Rapihkan alat yang diuji/kalibrasi
b) Rapihkan alat standar

G. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.070-18
- Form laporan nomor : FL.01.070-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18

Anda mungkin juga menyukai