Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Falkutas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Anastasia Niken NIM : 181224085

Surga di Bawah Langit

Selalu ada kali pertama untuk semua hal, termasuk kunjungan ke Pulau Bali. Dikenal
sebagai the last paradise on Earth atau surga terakhir di Bumi, Bali dengan ramah menawarkan
keindahan pariwisata dan keunikan dari berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para
wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau
Seribu Pura.

Semilir angin mengibaskan rambutnya dengan elok di Pulau Dewata Bali kala itu. Jarum
jam menunjukan pukul 19.00 saat saya mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Saat
sampai di bandara, saya menunggu kakak perempuan saya yang akan tiba di Bali pukul 19.30
dan berangkat bersama ke hotel untuk menemui anggota keluarga lainnya yang sudah sampai
satu hari sebelum kami. Sesampainya di hotel, saya dan kakak saya disuguhkan dengan sup ikan,
ikan goreng dan juga sambal khasnya yang membuat satu warung makan tersebut begitu
melegenda, tak lain dan tak bukan Warung Mak Beng yang sangat terkenal dengan kedua menu
nya itu. Sup ikan dan ikan goreng lah yang menutup hari pertama kami di Bali.

Cahaya matahari mengintip dari balik jendela kamar dan memaksa kami untuk bangun.
Mungkin ada yang ingin disampaikan matahari kepada kami, “ayo bangun, nikmatilah “surga
terakhir di Bumi” ini sepuasnya”. Bergegaslah kami, ada yang sedang mandi, menyiapkan
pakaian berenang, dan juga sarapan. Saat semua sudah siap, kami segera berangkat ke tujuan
pertama pada hari ini dengan menggunakan mobil Hiace yang sangat cocok digunakan untuk
keluarga besar, tujuan pertama kami yaitu menyantap es krim Gusto Gelato. Gelato di Gusto
Gelato & Caffe ini bisa dibilang cukup murah, dua scoop gelato dengan menggunakan cone
dikenai harga sebesar Rp 24.000, sedangkan dua scoop gelato dengan menggunakan cup dikenai
harga Rp 22.000. Kami menyantapnya di dalam mobil sambil menuju ke tujuan kedua yaitu
makan siang di Warung Babi Guling Pak Dobiel Nusa Dua.

Setelah kami mengisi perut dengan hidangan yang


sangat lezat, segeralah kami menuju ke sebuah private beach
bernama Sunday Beach Club. Sesampainya di sana, kami
disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan serta
hamparan laut yang sangat luas dan langit biru. Kami turun
menggunakan elevator untuk sampai ke pantai tersebut, lagi
dan lagi Sunday Beach Club menyuguhkan pemandangan yang Gambar 1
Pemandangan saat tiba di Sunday Beach Club
indah dengan bentangan pasir putih bersih, alam laut yang
spektakuler, air pantai yang tenang dan jernih, dan karang-karang pantai terlihat indah berpadu
serasi dengan bukit-bukit karang yang seolah membentengi pantai pribadi Sunday Beach Club.

Diiringi angin sepoi-sepoi kami sangat menikmati suasana di pantai


ini, lalu kami tak kuasa menahan panggilan ombak untuk segera ikut
memanjakan diri di tengah air asin tersebut. Lelah dan lapar pun datang, kami
memesan beberapa makanan dan minuman yang ada di tempat itu kemudian
membersihkan diri dan sangat disayang kami tidak bisa melihat sunset di
sana, tetapi kami akan melihatnya dari Pura Uluwatu sembari menonton tari
kecak. Untuk menikmati suasana di Sunday Beach Club, terdapat biaya
masuk yang diberlakukan yaitu Rp 300.000/orang sudah termasuk kupon
Gambar 2 makanan atau minuman Rp 150.000.
Penampakan Sundah Beach Club

Lokasi selanjutnya adalah Pura Uluwatu.


Di tempat wisata ini para turis akan disajikan dengan panorama alam
dengan tebing karang yang menghijau dan lautan yang biru nan luas
diseberangnya. Sebelum kami masuk ke dalam Pura, supir kami
memberitahu untuk memakai kain yang disediakan di sana, tujuannya
agar tetap sopan karena akan memasuki rumah ibadah. Di dalam Pura
Uluwatu terdapat panggung untuk pertunjukan Tari Kecak yang bisa
menampung penonton sebanyak 500 orang. Panggung ini masih berada di dalam kawasan area
pura Uluwatu. Selain bisa menonton pertunjukan Tari Kecak yang spektakuler, pengunjung juga
akan disuguhkan dengan panorama sunset yang sangat indah, makanya pertunjukan Tari Kecak
di Uluwatu diadakan pada pukul 18.00 WITA setiap harinya. Harga tiket masuk Pura Uluwatu
untuk orang dewasa dikenakan Rp 30.000/orang dan untuk anak-anak Rp 20.000/orang.

Tak terasa perut kembali bernyanyi setelah menyaksikan indahnya tari kecak yang
disinari oleh sang surya. Perhentian terakhir ditutup dengan Sate Babi Bawah Pohon lalu kami
pulang ke hotel, menongkrong di café hotel, kemudian beristirahat untuk mengisi tenaga agar
esok hari segar kembali dan dapat berkeliling menikmati Pulau Dewata yang menakjubkan.

Sang surya kembali menyapa dengan gagah berani, membangunkan


kami untuk segera bergegas. Seperti biasanya, kami sarapan di hotel
kemudian menunggu bapak supir dan berangkat menuju perhentian
pertama yaitu Rivareno Gelato. Wah selama saya hidup, baru kali ini saya
mencoba Gelato yang sangat enak, lembut, dan rasanya sangat medok. Tak
ada tandingannya. Setelah mencoba Gelato, kami penasaran dengan café
Kim Soo yang sebelumnya dilihat sekejap saat di dalam mobil, isi dari
Gambar 4
tempat tersebut adalah barang-barang yang ramah lingkungan dengan
Rivareno Gelato dengan rasa dark
chocolate harga yang bombastis.

Tujuan selanjutnya adalah tempat yang sangat dinantikan oleh saya,


yaitu mencicipi pork ribs di Naughty Nuri’s Warung & Grill Ubud.
Sesampainya di sana kami disambut dengan proses pembuatan pork ribs
yang memunculkan aroma-aroma sedap yang dapat menggugah selera
makan semakin tinggi. Setelah kami semua dikenyangkan oleh pork ribs,
Potato Beach Club adalah pilihan terakhir kami untuk menutup liburan kami
di Bali. Tidak ada habis-habisnya, Bali kembali menyuguhkan keindahan
pantainya, yang membuat saya takjub dan sangat bersyukur dapat menikmati ciptaan Tuhan yang
tidak tenilai eloknya. Esok harinya, kami semua kembali ke Jakarta dan Bandung dengan
membawa kenangan indah di Pulau Dewata Bali ini.

Anda mungkin juga menyukai