Anda di halaman 1dari 7

F5 : Screening Hipertensi, Kolesterol, Asam urat dan Diabetes Melitus pada Lansia di

Desa Celala

Latar Belakang

Tekanan darah tinggi, diabetes mellitus (DM), asam urat, dan kolesterol merupakan penyakit
yang semakin lama namun pasti akan menyebabkan kesakitan yang tidak tertahankan bahkan
menimbulkan kematian pada penderita. Tekanan darah yang tinggi akan menimbulkan
hipertensi dan jika menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh
darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis (penyempitan
pembuluh darah arteri) yang merupakan penyebab PJK (Penyakit Jantung Koroner) (Charles
dkk, 2016). DM merupakan penyakit kronik walau secara tidak langsung menyebabkan
kematian tetapi jika tidak dikelola secara tepat dapat berakibat fatal. Gagalnya response sel-
sel terhadap insulin akan menyebabkan sistem metabolisme tubuh rusak oleh karena asupan
gula tidak dapat diubah dan disimpan baik dalam hati, otak, atau otot.

Penyakit asam urat terjadi karena gangguan metabolik dimana jumlah asam urat dalam tubuh
tidak normal sehingga akan menyebabkan pembengkakan pada persambungan otot-otot
(ogut). Penyakit kolesterol adalah penyakit dimana tingkat kolesterol dalam darah melampaui
kadar yang normal. Kolesterol berlebih dapat tertimbun di dalam dinding pembuluh darah
dan menimbulkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah (ateroskleorosis). Sulitnya
pengobatan penyakit ini dengan waktu yang singkat, mengharuskan para masyarakat untuk
sejak dini diedukasi sebagai aktifitas preventif untuk mengurangi kematian. Penyebab
terjadinya penyakit ini kebanyakan disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat seperti
kurang aktifitas bergerak (olahraga) dan kurang mengontrol makanan sehat (konsumsi
sembarangan).

Permasalahan

1 ) Tingginya angka kematian yang diakibatkan oleh hipertensi, DM, kolesterol, asam urat
menyebabkan pasien harus lebih peduli terhadap kesehatannya, salah satunya dengan
mengikuti screening secara rutin. Edukasi kepada pasien dan keluarganya akan sangat
membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan
penyakit tersebut.

2) Rendahya kesadaran pasien untuk mengkonsumsi obat rutin dan ketidaktahuan pasien
mengenai risiko dan komplikasi dari penyakit tersebut menyababkan insidensi penyakit
tersebut masih terbilang tinggi.

Perencanaan dan intervensi

Intervensi dilakukan dengan melakukan sceening kepada pasien lansia yang datang ke
posyandu lansia di desa Celala
Perencanaan : Tim pelaksana berkoordinasi dengan pihak mitra dalam hal ini kader mengenai
peserta, waktu, tempat dan susunan acara kegiatan. Selanjutnya tim pelaksana
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan. Persiapan ini difokuskan
dengan menyiapkan semua media dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan ini.

Pelaksanaan

Tanggal kegiatan : 17 November 2020

Waktu kegiatan : 09.00-11.00 WIB

Tempat : Desa Celala

Kegiatan dilakukan dengan cara mengukur berat badan (BB), memeriksa tekanan darah,
kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol dilanjutkan dengan konsultasi hasil secara
bergilir. Pemeriksaan dilaksanakan dengan menggunakan alat test dgital. Masyarakat yang
datang dicatat identitasnya (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir)
lalu dipersilahkan menuju meja pemeriksaan. Masyarakat yang telah diperiksa berat badan
(BB), memeriksa tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, kolesterol lalu diberikan kertas
hasil pemeriksaan untuk konsultasi bersama pakar secara dua arah. Jumlah pasien yang
berkunjung ke posyandu lansi di desa Celala adalah 15 orang.

Monitoring dan evaluasi

Kegiatan prolanis ini dilakukan setiap sebulan sekali. Monitoring dan evaluasi kegiatan
dilihat dari kepatuhan pasien untuk rutin kontrol ke puskesmas dan rutin mengkonsumsi obat.

F2

Tangal pelaksanaan: 30 Oktober 2020


Tanggal selesai: 30 Oktober 2020
Kode kegiatan F1 Promkes  OA, Asma, HIV, Hep B, PPOK
F2 Kesling  10 phbs RT,
F3 KIA KB  penyuluhan KB, kesehatan remaja
F4 Gizi  zat besi remaja, isi piringku
F5 Penyakit menular dan tidak menular  DBD, BIAS
F6 pengobatan dasar
Peserta hadir 20
Judul laporan Upaya Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada Rumah Tangga
Latar belakang Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan.
Perilaku hidup yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan
dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan
keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk
meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga
sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang, keluarga atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota
keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah
terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan
produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah
tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan
tercukupi gizi.
Permasalahan Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) telah
berjalan sekitar 15 tahun, namun keberhasilannya masih jauh dari
harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2014
menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang
mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baru
mencapai 38,7%, Terpaut jauh dari target yang tertulis di Rencana
Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 yaitu
sebesar 70% rumah tangga telah mempraktekkan PHBS pada
tahun 2014. Berikut perilaku bersih dan sehat yang harus
dilakukan dalam rumah tangga:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga
kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki
standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan
juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan
bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang
dilahirkan.
2. Memberi ASI ekslusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga
6 bulan tanpa memberikan buah dihaluskan atau susu formula
tanpa indikasi.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan secara teratur dapat memudahkan deteksi dini
kasus gizi buruk. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu
sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat
menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan
menyediakan kelengkapan imunisasi.
4. Menggunakan air bersih
Gunakan air bersih dan mengalir dari sumber mata air, atau air
keran PDAM, penampungan air hujan yang bersih atau air
sumur yang bersih untuk aktivitas rumah tangga seperti mandi,
mencuci peralatan masak dan sayur.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Praktek cuci tangan dengan 6 langkah merupakan langkah
pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan
yang bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Yaitu fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas
tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
7. Memberantas jentik di rumah
Lakukan pemeriksaan jentik berkala tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan
air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas. Atau diluar rumah seperti, alas pot
bunga, bolongan pada pohon, ketiak daun dan sebagainya.
Lakukan 3M plus agar rumah bebas jentik.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Penting
untuk setiap anggota keluarga mengkonsumsi sayur dan buah,
oleh karena sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral,
yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
mengandung serat yang tinggi.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap
hari. Aktivitas fisik dapat berupa melakukan repetisi dari
aktivitas sehari-hari atau dapat dengan berolah raga.
10.Tidak merokok
Anggota keluarga dianjurkan untuk tidak merokok, terutama
didalam rumah dan didekat anak.
Pemilihan Intervensi akan dilakukan dengan metode penyuluhan dan
intervensi pendekatan massal dengan target masyarakat remaja hingga
dewasa. Penyuluhan diberikan oleh penyuluh berupa materi
mengenai poin-poin perilaku bersih dan sehat didalam rumah
tangga beserta penjelasaanya. Sesi tanya jawab berlangsung
untuk menjelaskan bagian yang masih kurang dipahami.
Pelaksanaan Intervesi telah dilakukan melalui penyuluhan di ruang tunggu balai
pengobatan Puskesmas Ngronggot seperti yang telah terlaksana
pada tanggal 30 Oktober 2020 pukul 08.00 – 10.00 WIB. Kegiatan
dilakukan dengan 2 sesi yakni sesi penyuluhan dan dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab.
Monitor dan Evaluasi dilakukan dengan mengulang resume penyuluhan dengan
eval masyarakat secara seksama. Harapan dari penyuluhan ini
masyarakat dapat memperluas pengetahuan hidup sehat, serta
mampu merubah mindset dan perilaku masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat.
F3

Tangal pelaksanaan: 13 November 2020


Tanggal selesai: 13 November 2020
Kode kegiatan F1 Promkes  OA, HIV, Hep B, PPOK, gosok gigi SD
F2 Kesling  10 phbs RT,
F3 KIA KB  penyuluhan KB, ASI eksklusif
F4 Gizi  zat besi remaja, KEK
F5 Penyakit menular dan tidak menular  DBD, BIAS
F6 pengobatan dasar
Peserta hadir 20
Judul laporan Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan
Penyuluhan Pemilihan Keluarga Berencana
Latar belakang Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah
anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tujuan program KB lainnya yaitu untuk
menurunkan angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai
tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan
dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu
dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang
terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua.
Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana
adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Kontrasepsi hadir
dalam beberapa macam berdasarkan metodenya yaitu
kontrasepsi sederhana, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi dengan
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan kontrasepsi mantap.
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan
alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode
Amenorhoe Laktasi
(MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir
Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu
perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, cup serviks dan spermisida.
Metode Kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen
sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi
hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implan.
Metode kontrasepsi dengan AKDR dibagi menjadi 2 yaitu
AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron)
dan yang tidak mengandung hormon. AKDR yang
mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu
Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20
mengandung Leuonorgestrel.
Sedangkan metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu
Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW
sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP
sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan
sperma tidak dapat keluar.
Permasalahan Jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran begitu banyak dan
masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat
kontrasepsi tersebut sedangkan informas-infomasimengenai
keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping
dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi
adanya pandangan-pandanganatau norma budaya lingkungan dan
orang tua yang dapat membuat pengguna-akseptor menjadi ragu-
ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu
diperlukan suatu dukungan agar ibu termotivasi untuk menjadi
akseptor KB dengan agar mengetahui keuntungan, kerugian, efek
samping maupun kontraindikasi setiap alat kontrasepsi. Terutama
dalam masa pandemi Corona virus ini yang sudah berlansung
kurang lebih 6 bulan membuat ibu-ibu absen dalam menggunakan
kontraksepsi.
Pemilihan Intervensi akan dilakukan dengan metode penyuluhan dan
intervensi demonstrasi macam-macam alat kontrasepsi kepada masyarakan
dengan Kader KB di desa Klurahan. Penyuluhan diberikan oleh
penyuluh berupa materi mengenai definisi kontrasepsi, tujuan,
macam keuntungan dan kerugian dari setiap kontrasepsi.
Kemudian dilanjut demonstrasi beberapa macam alat kontrasepsi
menggunakan alat peraga. Sesi tanya jawab berlangsung untuk
menjelaskan bagian yang masih belum dipahami atau persepsi-
persepsi di masyarakat yang salah.
Pelaksanaan Intervesi telah dilakukan melalui penyuluhan di balai desa yang
disisipkan pada beberapa kegiatan tertentu yaitu pada Pertemuan
Kader KB seperti yang telah terlaksana pada tanggal 13 November
2020 pukul 09.00 WIB. Kegiatan dilakukan dengan 2 sesi yakni sesi
penyuluhan dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Monitor dan Dalam pelaksanaan masyarakat sangat antusias. Evaluasi
evaluasi dilakukan dengan memberikan resume mengenai tujuan, macam,
fungsi kontrasepsi dengan seksama. Harapan dari penyuluhan ini
masyarakat dapat memperluas pengetahuan masyarakat
mengenai fungsi alat kontrasepsi, serta mampu merubah mindset
dan perilaku masyarakat untuk mendukung perencanaan
kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai