Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan............

(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


DALAM PENGEMBANGAN KEBUN PERCOBAAN

USE OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)


ESTATE DEVELOPMENT IN TRIAL

Bambang Eka Tjahjana, Nana Heryana dan Nendyo Adhi Wibowo

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar


Jl. Raya Pakuwon – Parungkuda km. 2 Sukabumi, 43357
Telp. (0266) 6542181, Faks. (0266) 6542087
be_tjahjana@yahoo.com

ABSTRAK

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem komputer untuk menangkap, mengatur, mengintegrasi,
memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan data yang bereferensi ke bumi. Komponen utama dalam SIG dibagi kedalam
empat komponen utama, yaitu: perangkat keras, perangkat lunak, organisasi/manajemen dan pemakai. Kombinasi yang benar
antara keempat komponen utama tersebut akan menentukan suatu proses pengembangan Sistem Informasi Geografi.
Pengelolaan data dasar tanah dan kelas lahan berbasis (SIG) akan didapatkan distribusi spasial (keruangan) jenis dan tingkat
kesuburan tanah, serta faktor-faktor pembatas yang ada sehingga dapat mempermudah perencanaan pengembangan jenis-
jenis komoditas pertanian dan penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi sumber daya lahan di kebun percobaan.
Penulisan ini bertujuan untuk menyediakan konsep dasar dalam pengembangan kebun percobaan sebagai laboratorium
lapang terpadu berbasis SIG sehingga menghasilkan data dasar tanah dan kelas lahan (kemampuan, kesesuaian lahan dan
klasifikasi kesuburan tanah) serta menentukan kepastian letak sebaran pohon berdasarkan titik koordinat. Konsep
pengembangan kebun percobaan harus mempertimbangkan aspek konservasi tanah dan air terpadu karena sangat mendukung
terhadap kesuburan fisika, kimia, dan hayati tanah; kerapatan vegetasi akan menjamin kadar humus dalam tanah tinggi
sehingga akan meningkatkan porositas total tanah dalam kerangka pemanfaatan lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic)
dan terpadu (integrated) serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan.

Kata kunci : SIG, konsep kebun percobaan, distribusi spasial

ABSTRACT

Geographic Information System (GIS) is a computer system to capture, organize, integrate, manipulate, analyze, and present
data referenced to the earth. The main component in GIS is divided into four main components: hardware, software,
organization / management and users. The correct combination of the four main components of a process that will determine
the development of Geographic Information System. Management of basic data of soil and class of land-based GIS will get
the spatial distribution (spatial) the type and level of soil fertility, as well as limiting factors that exist so as to facilitate the
planning of the development of types of agricultural commodities and land use in accordance with potential land resources at
the experimental. This research aims to provide the basic concepts in the development of a laboratory experiment station as
an integrated field-based GIS to produce the basic data of land and land class (ability, suitability of land and classification of
soil fertility) and determine the certainty of the location of the distribution of trees based on the coordinates. Concept
development experimental farm land use should take into account aspects of integrated soil and water conservation because it
is very supportive to the fertility of physical, chemical, and biological soil; vegetation density will ensure high levels of
humus in the soil which in turn will increase the total porosity of the soil within the framework of land use in harmony,
holistic and integrated and sustainable for various designation.

Keywords: GIS, experimental gardens, spatial distribution

PENDAHULUAN bekerja dengan data yang bereferensi spasial


atau berkoordinat geografis atau dengan kata
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data
Geographic Information System (GIS) adalah dengan kemampuan khusus untuk menangani
suatu sistem informasi yang dirancang untuk data yang bereferensi keruangan (spasial)

SIRINOV, Vol 3, No 2, Agustus 2015 (Hal : 103 – 112) 103


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan ...........(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

bersamaan dengan seperangkat operasi kerja 3). Pengamatan profil tanah,


(Barus & Wiradisastra 2000). Menurut Anon 4). Analisis beberapa sifat kimia dan fisika
dalam Sastrohartono (2011) SIG adalah suatu tanah,
5). Interpretasi data tanah dan lahan,
sistem informasi yang dapat memadukan antara
6). Penyusunan kelas kemampuan dan
data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) kesesuaian lahan, klasifikasi kesuburan
objek yang dihubungkan secara geografis di tanah.
bumi (georeference). 7). Digitasi dan pemetaan data tanah dan lahan
Pengembangan kebun percobaan dalam SIG.
sebagai laboratorium lapang pertanian terpadu
berbasis SIG memerlukan data dasar tanah dan Konsep Pengembangan Kebun Percobaan
Pemanfaatan lahan harus
kelas lahan yang akan memberikan informasi
mempertimbangkan aspek konservasi tanah
penting tentang kesuburan tanah, tingkat
dan air terpadu karena tindakan ini sangat
kesesuaian lahan dan faktor pembatas
mendukung terhadap kesuburan fisika, kimia,
pertumbuhan tanaman, sehingga dapat
dan hayati tanah; kerapatan vegetasi akan
mempermudah perencanaan pengembangan
menjamin kadar humus dalam tanah tinggi
jenis-jenis komoditas pertanian dan penggunaan
sehingga akan meningkatkan porositas total
lahan yang sesuai dengan potensi sumber daya
tanah (Sunarminto, 2003). Pemanfaatan lahan
lahan di kebun percobaan. Misalnya pemberian
secara harmonis, menyeluruh (holistic) dan
pupuk organik sebagai bahan pembenah tanah
terpadu (integrated) serta berkelanjutan
ke dalam lubang-lubang pot dilapisan padas
(sustainable) untuk berbagai peruntukan, yaitu:
yang tandus dapat menjadi alternatif
1. Produksi biomassa (sektor pertanian),
pengelolaan lahan pada solum tanah yang tipis
2. Lingkungan hidup
(Sunarminto, 2005). Perencanaan yang baik
3. Habitat biologi dan konservasi gen.
berdasarkan data dasar tanah dan kelas lahan
4. Ruang infrastuktur,
akan sangat mendukung upaya peningkatan
5. Sumber daya alam, dan
produksi komoditas perkebunan yang secara
ekonomi menguntungkan dan berkelanjutan dan 6. Estetika dan budaya.
kelestarian lingkungan tetap terjaga. Selain itu
kelas lahan dapat menjadi dasar pada penelitian Analisis Evaluasi Kemampuan Lahan
berikutnya yang terkait dengan pengembangan Evaluasi lahan memerlukan sifat-sifat
fisik lingkungan suatu wilayah yang dirinci ke
kebun percobaan. Pengembangan kebun
percobaan menjadi laboratorium pertanian dalam kualitas lahan (terdiri atas satu atau lebih
tropika terpadu berdasarkan konsep “Agro eco- karakteristik lahan). Beberapa karakteristik
tourism” dan ”Integrated Bio-ccle Farming lahan umumnya mempunyai hubungan satu
sama lain didalam pengertian kualitas lahan dan
System” dapat meliputi: Agro Produksi dan
Lingkungan, Agribisnis, Agro-Teknologi, akan berpengaruh terhadap jenis penggunaan
Agro-Industri, Agro-Wisata. atau pertumbuhan tanaman dan komoditas
Tulisan ini secara khusus bertujuan lainnya yang berbasis lahan misalnya:
untuk menyediakan konsep dasar dalam peternakan, perikanan, dan kehutanan
(Djaenudin et al, 2003). Hasil evaluasi lahan
pengembangan kebun percobaan sebagai
laboratorium lapang terpadu berbasis SIG digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar
sehingga menghasilkan data dasar tanah dan untuk perencanaan tata guna lahan yang
kelas lahan (kemampuan, kesesuaian lahan dan rasional, sehingga tanah dapat digunakan secara
optimal dan lestari (Hardjowigeno &
klasifikasi kesuburan tanah). Data dasar tanah
dan kelas lahan diperoleh dengan melakukan Widiatmaka, 2007). Hasil evaluasi lahan juga
beberapa kegiatan yaitu : akan memberikan informasi atau arahan
1). Survei tanah dengan skala, penggunaan lahan yang diperlukan, dan
2). Analisis dan interpretasi data iklim wilayah akhirnya nilai harapan produksi yang akan
kebun pecobaan. diperoleh (Djaenudin et al, 2003).

104 SIRINOV, Vol 3, No 2, Desember 2015 (Hal : 103 – 112)


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan............(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

Sistem evaluasi lahan yang sering Klasifikasi kesuburan tanah adalah


dilakukan untuk perencanaan penggunaan lahan sistem klasifikasi yang mengelompokan tanah
secara berkelanjutan meliputi klasifikasi berdasarkan pada kendala kesuburan
kemampuan lahan, klasifikasi kesesuaian lahan tujuannya untuk mendapatkan cara-cara
dan klasifikasi kesuburan tanah. pengelolaan kesuburan tanah yang tepat pada
Klasifikasi kemampuan (kapabilitas) setiap tanah yang memiliki kesuburan berbeda,
lahan merupakan klasifikasi potensi lahan untuk sebagai alat untuk menginterpretasi hasil
penggunaan berbagai sistem pertanian secara laporan survei tanah agar dapat dimanfaatkan
umum tanpa menjelaskan peruntukkan untuk untuk keperluan penilaian status kesuburan dan
jenis tanaman tertentu maupun tindakan- cara pengelolaanya. Kemampuan lahan
tindakan pengelolaannya (Sutanto, 2005). merupakan pencerminan kapasitas fisik
Tujuannya adalah untuk mengelompokkan lingkungan yang dicerminkan oleh keadaan
lahan yang dapat diusahakan bagi pertanian topografi, tanah, hidrologi, dan iklim, serta
berdasarkan potensi dan pembatasnya agar dinamika yang terjadi khususnya erosi, banjir
dapat berproduksi secara berkesinambungan. dan lainnya. Kombinasi karakter sifat fisik
Pada sistem klasifikasi ini lahan dikelompokkan statis dan dinamik dipakai untuk menentukan
tiga kategori, yaitu kelas, subkelas, dan satuan kelas kemampuan lahan, yang dibagi menjadi 8
(unit) kemampuan atau pengelolaan (Rayes, kelas. Kelas I mempunyai pilihan penggunaan
2007). yang banyak karena dapat diperuntukan untuk
berbagai penggunaan, mulai budidaya intensif
Kesesuaian lahan adalah tingkat hingga tidak intensif, sedangkan kelas VIII,
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan pilihan peruntukannya sangat terbatas, yang
tertentu, yang merupakan salah satu komponen dalam hal ini cenderung diperuntukan untuk
penting dalam kajian penilaian agroekologi kawasan lindung atau sejenisnya (Rustiadi et
(Silva & Blanco, 2003). Pemahaman kesesuaian al., 2010).
lahan merupakan hal yang sangat penting untuk
kepentingan ilmiah maupun penentuan Teknologi Sistem Informasi Geografi dalam
kebijakan (Heumann et al., 2011). Kesesuaian Pemetaan Lahan
lahan adalah tingkat kecocokan dari sebidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu yang Sistem Informasi Geografi (SIG)
lebih spesifik dari kemampuan lahan. merupakan suatu sistem komputer untuk
Perbedaan dalam tingkat kesesuaian ditentukan menangkap, mengatur, mengintegrasi,
oleh hubungan antara keuntungan dan masukan memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan
yang diperlukan sehubungan dengan data yang bereferensi ke bumi (Barus, 2005).
penggunaan lahan tersebut, termasuk perubahan Menurut Barus & Wiradisatra (2000) SIG
sebaran geografi tanaman karena pengaruh adalah suatu sistem basis data dengan
perubahan iklim (Hood et al., 2006). Jenis tanah kemampuan khusus untuk data yang bereferensi
dan iklim merupakan faktor penting yang spasial bersamaan dengan seperangkat operasi
mempengaruhi produktifitas tanaman, kerja. Komponen utama SIG dibagi empat
kesesuaian teknologi yang akan diterapkan yaitu: perangkat keras, perangkat lunak,
dalam usaha budidaya misalnya pemupukan, organisasi/manajemen dan pemakai. Kombinasi
irigasi, perkiraan iklim untuk penyusunan pola yang benar antara keempat komponen utama
tanam (Jarvis et al., 2008). Manfaat evaluasi tersebut akan menentukan suatu proses
kesesuaian lahan adalah memberikan pengertian pengembangan SIG.
tentang hubungan-hubungan antara kondisi Menurut Buchori (2010), SIG seringkali
lahan dan penggunaannya, serta memberikan didefinisikan sebagai sistem komputer yang
kepada perencana berbagai perbandingan dan dapat dipergunakan untuk mengelola data
alternatif pilihan penggunaan yang dapat keruangan, baik berupa gambar/peta ataupun
diharapkan berhasil. tabel, sekaligus memahami keterkaitan di antara

SIRINOV, Vol 3, No 2, Agustus 2015 (Hal : 103 – 112) 105


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan ...........(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

keduanya. SIG dikenal memiliki berbagai 3. Survei Lapangan dan Pengambilan


kemampuan terkait dengan pengelolaan basis Contoh Tanah
data, analisis keruangan, dan penampilan hasil- § Menyiapkan alat pengukuran uji
hasil analisis keruangan. Dengan sistem ini, lapangan, seperti: GPS (Global
berbagai analisis keruangan berbasis peta (map Positioning System), meteran, skop,
analysis) dan tabel (tabular analysis) dapat plastik sampel, spidol permanent,
dilakukan dengan cepat, mudah, dan akurat. label, dll.
Sistem ini juga mampu mengintegrasikan kedua § Melakukan deskripsi profil tanah pada
format data tersebut sehingga mempermudah lokasi satuan petak tanah terpilih
para pengambil keputusan/pelaku pembangunan § Melakukan deskripsi bentanglahan,
untuk mengambil keputusan/kebijakan yang seperti: penggunaan lahan, kerusakan
berdimensi keruangan (spatial). Sehingga untuk lahan, vegetasi, dll.
dapat melakukan perekaman basis data § Melakukan pengambilan sampel tanah.
diperlukan bahan berupa data sekunder, peta-
peta dasar, atau citra satelit. Sedangkan 4. Tabulasi Data
peralatan yang diperlukan berupa peralatan § Melakukan tabulasi data deskripsi
survey lapangan dan pengambilan contoh tanah, profil tanah dan bentanglahan
alat untuk analisis laboratorium, seperangkat § Melakukan tabulasi data hasil
komputer untuk olah data SIG dan data statistik, wawancara.
serta alat pengukuran uji lapangan.
Tahapan kegiatan dalam pengelolaan dan 5. Analisis Laboratorium
pengembangan kebun percobaan berbasis SIG Parameter yang dianalisis pada contoh
antara lain seperti terlihat pada gambar 1, yaitu tanah adalah:
: · Tekstur, dengan metode pipet
1. Penyiapan Peta Dasar dan Data · Kapasitas Pertukaran Kation (cmol),
Sekunder diukur dengan NH 4 OAc, pH 7,0
· Menyediakan dan mengkaji · Kejenuhan Basa (%), dengan NaCl
beberapa peta dasar dan data 10%
sekunder yang mendukung kegiatan · pH H 2 O, diukur dengan menggunakan
penelitian alat pH meter
· Peta Dasar : Peta Administrasi, Peta · C-organik (%), dengan metode
Rupabumi dan Peta Geologi Kurmies
· Data Sekunder : · Salinitas / DHL (dS/m)
kabupaten/kecamatan dalam angka · Alkalinitas / ESP (%), yang dihitung
dan data iklim berdasarkan nilai Na+, Ca++ dan Mg++
dengan NH 4 OAc, pH 7,0
2. Tumpangsusun (overlay) dan Digitasi
Peta 6. Analisa Data
· Menyiapan Peta Citra Satelit tahun Melakukan analisis data sebagai berikut :
2014 · Analisis data statistik dan SIG
· Melakukan tumpangsusun (overlay) 3 7. Analisis Evaluasi
peta tersebut Kesesuaian lahan berdasarkan kriteria
· Melakukan digitasi dan interpretasi peta kesesuaian tanah dan iklim tanaman
untuk menghasilkan Peta Operasional pertanian dan petunjuk teknis evaluasi
sebagai panduan dalam melakukan lahan untuk komoditas pertanian
survei lapangan.

106 SIRINOV, Vol 3, No 2, Desember 2015 (Hal : 103 – 112)


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan............(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

8. Evaluasi Tindak Lanjut · Klasifikasi kemampuan lahan


Evaluasi tindak lanjut dilakukan dengan · Evaluasi kesesuaian lahan
mempertimbangkan hasil dari:

Peta Dasar dan Data Sekunder


(Peta Rupabumi, Peta Geologi, Peta Tanah, Data Iklim)

Tumpang Susun
(Overlay) Peta

Peta Operasional
(Peta Kebun Percobaan)

Survei Utama
(Pembuatan Profil Tanah, Karakterisasi Lahan, Pengambilan Sampel Tanah,)

Analisis Laboratorium Data Karakterisasi Lahan

Klasifikasi Kemampuan Tanah

Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Rekomendasi Pengelolaan
Lahan Pertanian

Gambar 1. Bagan alir kegiatan pengelolaan lahan berbasis SIG


SIG mempunyai kemampuan dalam dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat
menghubungkan berbagai data pada suatu titik menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,
tertentu di bumi, menggabungkannya, kondisi, tren, pola dan pemodelan.
menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data dari kebun percobaan akan diolah pada Komponen umum
SIG dalam data spasial, yaitu sebuah data yang SIG bekerja berdasarkan integrasi 4
berorientasi geografis dan merupakan lokasi komponen, yaitu : hardware, software, sumber
yang memiliki sistem koordinat tertentu sebagai daya manusia, dan data (Gambar 2).

SIRINOV, Vol 3, No 2, Agustus 2015 (Hal : 103 – 112) 107


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan ...........(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

Gambar 2. Komponen SIG


Sumber : Bappeda Povinsi NTB

Sumber Data Spasial (SIG) seperti pada Kebun Percobaan Cahaya


Beberapa sumber data spasial antara Negeri (Gambar
lain : 3) yang secara geografis terletak pada 04o
1. Peta Analog 52,014' lintang selatan dan 104o 39,769' Bujur
Peta analog dapat berupa peta topografi, peta Timur, dengan ketinggian 230 m diatas
tanah dan sebagainya, yaitu peta dalam bentuk permukaan laut. Jenis tanah latosol dan
cetak. Peta analog dibuat dengan teknik podsolik merah kuning, tingkat keasaman tanah
kartografi yang memiliki referensi spasial (pH) 5-6. Tipe iklim C2 menurut Oldeman,
seperti koordinat, skala, arah mata angin dan dengan curah hujan 2000 – 3000 mm per tahun.
sebagainya. Contoh penggunaan peta analog

108 SIRINOV, Vol 3, No 2, Desember 2015 (Hal : 103 – 112)


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan............(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

Gambar 3. Contoh pemetaan Kebun Percobaan Cahaya Negeri

2. Data Sistem Penginderaan Jauh sumber data ini dapat menerima berbagai jenis
Data sistem penginderaan jauh dapat citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian
berupa citra satelit dan foto udara. Data termasuk dalam pemetaan kebun percobaan.
penginderaan jauh ini dapat dikatakan sumber Contoh penggunaan data sistem penginderaan
data terpenting bagi SIG karena jauh hasil citra satelit dapat diperlihatkan pada
ketersediaannya secara berkala. Dengan adaya penetapan sebaran pohon Kermindo I di
bermacam-macam satelit di ruang angkasa Kabupaten Garut (Gambar 4).
dengan spesifikasinya masing-masing, maka

SIRINOV, Vol 3, No 2, Agustus 2015 (Hal : 103 – 112) 109


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan ...........(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

Gambar 4. Contoh penggunaan penginderaan jauh dengan citra satelit dalam penetapan sebaran pohon

3. Data Hasil Pengukuraan Lapangan. pengusahaan. Data pengukuran lapang dapat


Data pengukuran lapangan yang dihasilkan mempergunakan teknologi GPS kompas, dan
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada theodolite (Gambar 5) yang memberikan
umumnya data ini merupakan sumber data terobosan penting dalam menyediakan data bagi
atribut, seperti batas administrasi, batas SIG.
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak

a. GPS b. Kompas c. Theodolite

Gambar 5. Alat-alat pengukuran lapangan


Sumber : Bappeda Povinsi NTB

110 SIRINOV, Vol 3, No 2, Desember 2015 (Hal : 103 – 112)


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan............(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

PENUTUP FAO. 1990. Land Evaluation for Farming


System Analysis for Land Use Planning.
Pengelolaan data dasar tanah dan kelas FAO Guidelines. Working Group Buletin
lahan berbasis sistem informasi geografi (SIG) July 1990.
akan didapatkan distribusi spasial (keruangan)
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007.
jenis dan tingkat kesuburan tanah, serta faktor-
Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata
faktor pembatas yang ada sehingga dapat
Guna Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas
mempermudah perencanaan pengembangan
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
jenis-jenis komoditas pertanian dan penggunaan
lahan yang sesuai dengan potensi sumber daya Heumann, B.W., S. J. Walsh, P.M. &
lahan di kebun percobaan. Pengembangan McDaniel. 2011. Assessing the
kebun percobaan sebagai laboratorium lapang application of a geographic presence-
memerlukan data dasar tanah dan kelas lahan only model for land suitability mapping.
yang telah terbagi menjadi peta blok sesuai Ecological Informatics 6: 257–269 p.
dengan tingkat kesesuaian lahan dan faktor Hood, A.C., B. Hossain, & K. Sheffield. 2006.
pembatas pertumbuhan tanaman. Options for Victorian agriculture in a
‘‘new’’ climate: pilot study linking
DAFTAR PUSTAKA climate change and land suitability
modelling. Environ. Model. Softw. 21.
Barus, B. & Wiradisastra, U.S. 2000. Sistem 1280–1289.
Informasi Geografi. Laboratorium
Jarvis, A., Lane,A. & Hijmans. R.J. 2008. The
Penginderaan Jauh dan Kartografi.
effect of climate change on crop wild
Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.
relatives. Agr. Ecosyst. Environ. 126.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
13–23.
Barus, B. 2005. Kamus SIG (Sistem Informasi
Rayes, L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber
Geografis). SOTIS (Studio Teknologi
Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Informasi Spasial). Bogor.
Yogyakarta.
Buchori, I. 2010. Penggunaan Sistem Informasi
Rustiadi, E., Barus. B., Prastowo, & Iman, L.S.
Geografis (SIG) dalam Perencanaan Tata
2010. Kajian Daya Dukung Lingkungan
Ruang. Buletin Tata Ruang: Ruang
Hidup Provinsi Aceh. Crestpent Press.
Untuk Ekonomi Masyarakat. Badan
Jakarta.
Koordinasi Penataan Ruang Nasional.
Sastrohartono, H. (2011). Evaluasi Kesesuaian
Jakarta Halaman: 20-25. Lahan Untuk Perkebunan Dengan
Beek, K.J. 1978. Land Evaluation For Aplikasi Extensi Artificil Neural
Agricultural Development. Publication Network (ANN. avx) Dalam ArcView
GIS. Fakultas Teknologi Pertanian
No. 23. International Institut of Land
Institut Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Reclamation and Improvement (ILRI)
Wageningen. Silva, C.A., L. & Blanco. 2003. Delineation of
Djaenudin, D., Hidayat, A., & Suhardjo, H. suitable areas for crops using a multi-
(2003). Petunjuk teknis evaluasi lahan criteria evaluation approach and land
untuk komoditas pertanian. Balai use/cover mapping: a case study in
Penelitian Tanah, Puslitbangtanak [ie Central Mexico. Agr. Syst. 77. 117–136.
Puslitbangtanah], Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Sunarminto, B.H. 2005: Pemanfaatan pupuk
organik (punik) untuk memperbaiki
FAO. 1976. A Framwork for Land Evaluation.
kesuburan kimia dan fisik
FAO Soil Bulletin No. 32. Rome.
Tropopsamment Kec. Tempel pada
tanaman semangka. cabai dan mentimun.

SIRINOV, Vol 3, No 2, Agustus 2015 (Hal : 103 – 112) 111


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengembangan Kebun Percobaan ...........(Tjahjana, Heryana & Wibowo)

Laporan Penelitian no 8. F. Pertanian Sunarminto, B.H. 2003: Konservasi air tanah


UGM. Yogyakarta. dan lingkungan secara terpadu di
Kecamatan Cangkringan. Kabupaten
Sunarminto, B.H. 2000: Manfaat seresah dan
Sleman. Laporan Research Grant KKN
biomas dalam mendukung ketersediaan
Tematik. DUE-like Batch IV UGM.
hara tanah pada hutan tanaman Acacia
mangium. Prosiding Seminar Nasional Sutanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Konsep
Status Silvikultur 1999. 303-306 h. dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

112 SIRINOV, Vol 3, No 2, Desember 2015 (Hal : 103 – 112)

Anda mungkin juga menyukai