Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RABIYATHUL ADAWIYAH ABBAS

NIM : 1906050080
MATKUL : TAKSONOMI HEWAN

Spongilla lacustris, Porifera Air Tawar (Freshwater Sponges)

I. Tentang Filum Porifera

Porifera merupakan salah satu filum dari kingdom animalia yang sangat primitif. Kata
Porifera berasal dari bahasa Latin, “porus” yang berarti lubang kecil atau pori dan “ferre” yang
berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki pori pada
struktur tubuhnya. Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.
Hewan ini memiliki ciri tubuh yang berpori seperti busa atau spons, sehingga porifera disebut
juga sebagai hewan spons (Aaseng. 1993).
Porifera berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
yaitu dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan tersebut
kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel
pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompoknya. Sedangkan
perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan cara peleburan antara sel telur dan
spermatozoid, dan menghasilkan zigot dan selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel,
larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui osculum. Bila menemukan tempat yang sesuai,
larva akan tumbuh dan berkembang menjadi porifera baru. (Anonim. 2013).

Porifera hidup secara heterotof, dan makananya adalah bakteri dan plankton. Makanan
yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di
dalam koanosit dan amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga
laut dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, contohnya dari genus
Spongilla yang terkenal dengan sebutan Freshwater sponges. Porifera yang telah dewasa tidak
dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar
perairan. Kerena hidupnya yang sesil ini, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan (Anonim.
2013)
II. Tentang Spongilla Lacustris

Gambar 1. Spongilla Lacustris

Spongilla adalah genus dari spons air tawar dalam family Spongillidae. Jenis spons ini
ditemukan di danau dan sungai dengan arus yang tenang. Spons dari genus Spongilla ini hidup
menempel pada batu dan kayu. Spongilla dapat menyaring air dengan tujuan untuk menangkap
berbagai organisme air kecil seperti protozoa, bakteri, dan plankton. Tidak seperti kebanyakan
spons laut, spons air tawar mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang buruk. Mereka telah
mengembangkan gemmule (tunas internal) sebagai sarana dormansi. Ketika dihadapkan pada
lingkungan yang keras (misalnya terlalu dingin, kekeringan, dan minim oksigen), spons akan
bereproduksi dengan membentuk gemmule, yaitu "tunas" yang sangat tahan dengan lingkungan
keras dan dapat hidup dalam fase dormansi bahkan setelah spons induknya telah mati. Ketika
kondisi lingkungan membaik, para gemmule akan "berkecambah" dan spons baru lahir. Salah
satu spesies dari genus ini adalah Spongilla lacustris (Anonim, 2013).
Spongilla lacustris adalah spesies spons dari family Spongillidae (freshwater sponges)
yang banyak hidup di danau air tawar dan sungai berarus tenang. Spons ini sering tumbuh
menempel pada kayu atau batu. Spons ini dapat ditemukan di Amerika Utara, Eropa dan Asia.
Mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara aseksual dan seksual. Mereka menjadi
tidak aktif atau dorman selama musim dingin (winter) (Zeuthen. 1939). Berikut ini adalah
klasifikasinya :
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Porifera
Class               : Demospongiae
Order              : Dictioceractida
Family            : Dicticeractidaceae
Genus             : Spongilla
Species            : Spongilla lacustris

A. Karakteristik luar

Gambar 2. Spikula pada Spongilla lacustris


Spesies Spongilla lacustris memiliki tubuh yang lembut dan rapuh dengan warna
umumnya kehijauan. Permukaan tidak rata dan tertutup spikula kasar (paku). Spongilla lacustris
termasuk ke dalam kelas Demospongiae yang memiliki ciri khas yaitu tubuh yang tidak
beraturan dan bercabang-cabang dengan rangka yang tersusun dari serabut spongin.

B. Cara makan
Seperti porifera pada umumnya, cara Spongilla lacustris mendapatkan makanan adalah
dengan cara menyaring partikel-pertikel makanan yang terbawa arus melewati tubuhnya atau
disebut dengan istilah Filter Feeder. Makanan diperoleh dengan cara mengalirkan air melalui
ostium ke dalam spongiosel. Air digerakkan oleh flagelata yang terdapat pada koanosit.
Selanjutnya, air dialirkan ke dalam vakuola yang terdapat di pangkal koanosit untuk dicerna.
Bahan makanan yang sudah dicerna akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh oleh sel amebosit.
Sisa hasil pencernaan dikeluarkan ke spongiosel dan dibuang keluar tubuh memalui ostium.
Makanan spons yang tersaring dengan cara filter feeder ini adalah protozoa, bakteri, plankton,
dan detritus (Hartman. 2007).

C. Tipe saluran air


Spongilla lacustris memiliki tipe saluran air leuconoid, yaitu tipe saluran air yang paling
kompleks. Tipe leuconoid memiliki dinding spons yang tidak teratur. Letak koanosit terbatas
pada ruang-ruang berflagella saja. Arah aliran air pada tipe leuconoid adalah sebagai berikut:
poros dermal - ruang sub dermal - saluran pemasukan – prosofi - ruang berflagela – apopiles -
saluran pengeluaran – Oskulum (Hill dan April. 2013).

D. Reproduksi dan daur hidup


Spongilla lacustris memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Seksual atau aseksualnya reproduksi biasanya tergantung pada musim. Bila pada menjelang
musim dingin, biasanya spons ini akan bereproduksi secara aseksual. Sebaliknya bila sedang
musim panas, spons ini biasanya akan bereproduksi secara seksual (Aaseng. 1993).
Spons ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas (budding) pada akhir
musim panas (summer). Proses reproduksi ini menghabiskan waktu sampai musim dingin
(winter). Pada musim dingin, larva spons akan berada dalam keadaan tidak aktif atau dorman dan
akan aktif kembali setelah berakhirnya musim dingin dan datangnya musim semi (spring)
(Zeuthen. 1939).
Spons air tawar bereproduksi secara seksual selama musim panas, dengan melahirkan
larva. Spons melakukan reproduksi secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel
ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera. Peleburan ini menghasilkan zigot dan
selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel, larva tersebut dapat berenang dan keluar
melalui osculum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan tumbuh dan berkembang
menjadi porifera baru (Anonim. 2013).

E. Kemampuan regenerasi

Mereka mempunyai daya regenerasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian
tubuh yang hilang (rusak). Sehingga, jika hewan ini dipotong menjadi empat bagian, maka akan
terbentuk empat hewan porifera baru. sel-sel regenerasi tersebar merata dalam tubuhnya
sehingga bila tubuhnya terpotong, bagian tersebut masih tetap hidup karena masih mengandung
sel ameboid dan sel koanosit yang mampu melanjutkan kelangsungan hidupnya. Proses
regenerasi ini merupakan salah satu proses reproduksi secara aseksual (Jewell. 1936).

F. Habitat hidup dan penyebarannya


Berbeda dari porifera pada umumnya yang hidup di air laut, genus Spongilla hidup di air tawar
dengan arus yang tenang dan beberapa mampu hidup di arus yang lumayan kuat. Habitatnya
tersebut membuat genus Spongilla dikenal dengan sebutan Freshwater sponges. Mereka hidup
menempel di kayu dan bebatuan di dalam perairan tawar. Spongilla yang telah dewasa akan
hidup sesil hingga akhir hidupnya (Aaseng. 1993).
Spongilla umumnya terdapat pada wilayah dengan empat musim atau sub tropis, karena proses
reproduksi aseksualnya membuat ia beradaptasi dengan berbagai musim (musim panas, musim
dingin, dan musim semi). Spongilla lacustris dan sebagian besar spesies spons air tawar lainnya
hidup dan tersebar di Amerika utara, Eropa, dan Asia (Anonim. 2005).

G. Peran ekologis
Sampai saat ini belum banyak diketahui manfaat dan peranan Spongilla lacustris di lingkungan.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa Spongilla dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
perairan. Menurut sebuah penelitian, Spongilla lacustris merupakan makanan bagi sebagian
besar sumber daya pelagis. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat di anggap bahwa Spongilla
lacustris juga merupakan bagian dari jaring-jaring makanan hewan pelagis (Skelton dan Mac.
2013).
Sebuah asosiasi fakultatif antara Spongilla lacustris dengan Endosymbiotic green algae
menyebabkan Spongilla lacustris dapat mengurangi karbon dan nitrogen secara signifikan.
Kemungkinan terjadi pertukaran karbon dan nitrogen antara spons dan algae simbiosisnya.
Simbiosis antara spons air tawar dan algae ini sangat penting untuk para predator spons (Skelton
dan Mac. 2013).

Anda mungkin juga menyukai