Perizinan terkait
Penyelenggaraan Jalan
di Kawasan Hutan dan
Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
KONDISI HUTAN INDONESIA
Penggundulan hutan
di Papua dan Papua
New Guinea di tahun
1980 dan perkiraan
di tahun 2020
DASAR PERATURAN
• UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
• PP No 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
• PP No 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
• PP No 28 Tahun 2011 Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
• Permenhut P.38/Menhut-II/2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/MENHUT-II/2011
Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
PENGERTIAN
• Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap.
Hutan Berdasarkan Fungsi Pokok
Hutan Konservasi.
• adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas :
a.Hutan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga
kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka
margasatwa
b.Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam
hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman
nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam.
c.Taman Buru adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata
berburu
Hutan Berdasarkan Fungsi Pokok
Hutan Lindung
• adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Hutan Produksi
• adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan. Hutan produksi dibagi menjadi tiga,
yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP),
dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK).
Penggunaan Kawasan Hutan Konservasi Untuk
Pembangunan Jalan
Pada dasarnya kegiatan pembangunan jalan tidak diijinkan apabila
melintasi kawasan konservasi. UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya mengatur
bahwa :
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengaki-
batkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam
(pasal 19 ayat 1)
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengaki-
batkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.
(pasal 35 ayat 1)
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam (pasal 35
ayat 3)
Penggunaan Kawasan Hutan Untuk
Pembangunan Jalan
• Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya
dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai
tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan,
termasuk kegiatan pembangunan jalan umum
dan jalan tol.
• Penggunaan kawasan hutan dapat dilakukan di
dalam:
– kawasan hutan produksi; dan/atau
– kawasan hutan lindung.
TRASE JALAN MELALUI KAWASAN HUTAN?
• konsultasi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan
(BPKH)/ atau Ditjen Planologi Kehutanan, Kementerian
Kehutanan
• Instruksi Presiden (Inpres) No.10/2011 tentang
Penundaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut atau lebih
dikenal sebagai Moratorium, yang dituangkan ke dalam
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPIB).
Inpres No. 10/2011 yang berakhir pada Mei 2013 telah
dilanjutkan oleh Inpres No. 6/2013 dengan isi serupa,
tentang Penundaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata
Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut
Pembangunan Jalan di Kawasan Hutan
Telaahan BPKH
Ya
Melintasi hutan
lindung/hutan Proses Izin Pinjam Pakai
produksi?
Tidak
Ya
Proses Kolaborasi
Permohonan Izin Pinjam Pakaia) Lampiran persyaratan
dari Menteri PU kepada teknis dan
Menteri Kehutanan administrasi
Surat Tidak
pemberitahuan Memenuhi
persyaratan tidak presyaratan? Maks 5 hari kerja
lengkap
Ya
Tidak
Rapat Pertimbangan diterima Dirjen
Maks 15 hari kerja
pembahasan Planologi Kehutanan?
Ya
Menteri Kehutanan
memerintahkan secara tertulis
kepada Dirjen Planologi untuk Maks 15 hari kerja
melakukan penilaian Pemenuhan
kewajibani
Ya
WAKTU YANG
Dirjen Planologi menyampaikan
usulan penerbitan izin pinjam DIPERLUKAN UNTUK
pakai kawasan hutan dilengkapi
MENERBITKAN
Maks 30 hari kerja
peta lampiran kepada Sekjen
Kementerian Kehutanan
KEPUTUSAN IZIN
Sekjen Kementerian Kehutanan
melakukan telaahan hukum dan
PINJAM PAKAI
menyampaikan konsep pinjam
pakai kawasan hutan dilengkapi
Maks 15 hari kerja KAWASAN HUTAN = 90
peta lampiran kepada Menteri
Kehutanan
HARI KERJA
Menteri Kehutanan menerbitkan
keputusan izin pinjam pakai Maks 15 hari kerja
kawasan hutan
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam
• Apabila rencana jalan melintasi Taman Nasional (dan kawasan sejenisnya),
jalan yang akan dibangun harus sangat dibutuhkan untuk kepentingan
umum (membuka daerah terisolir, menghubungkan kawasan pemukiman
(adat) yang sebelumnya sudah ada di kawasan Taman Nasional. Bila tidak,
maka trase jalan harus menghindari kawasan taman nasional.
• Kolaborasi dalam rangka pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam adalah proses kerjasama yang dilakukan oleh para pihak
yang bersepakat atas dasar prinsip-prinsip saling menghormati,saling
menghargai, saling percaya dan saling memberikan kemanfaatan
• Permohonan untuk pembangunan infrastruktur jalan/kegiatan berkaitan
dengan jalan pada Taman Nasional atas sejenisnya dilaksanakan oleh
Menteri Pekerjaan Umum (atau Dirjen Bina Marga atas nama Menteri
Pekerjaan Umum) melelui surat yang ditujukan kepada Menteri Kehutanan
dengan persyaratan yang sama dengan untuk izin pinjam pakai kawasan
hutan.
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam
• Kementerian Kehutanan akan mengundang untuk menjelaskan
rencana kegiatan dan jenis konstruksi yang akan dibangun. Hasil
dari diskusi menghasilkan kajian lebih lanjut yang diperlukan,
misalnya flora dan fauna atau ekosistem yang ada pada kawasan
tersebut, jenis konstruksi jalan atau jenis konstruksi lainnya untuk
pengamanan kawasan. Kajian ini menjadi acuan penerbitan SK
Menteri Kehutanan untuk mengakomodir kegiatan pembangunan
jalan tersebut.
• Pembuatan naskah kolaborasi antara pelaksana kegiatan konstruksi
(Kepala B(B)PJN Kementerian PU dengan Kepala Balai TN/ Balai
KSDA, Kepala Pemerintah Daerah (sesuai dengan wilayah yang
dilintasi rencana jalan), dan diketahui oleh Dirjen masing-masing
dan untuk yang mengetahui dari Bupati.
JENIS KEGIATAN PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA
ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM YANG
DAPAT DIKOLABORASIKAN
A. Penataan Kawasan
1. Dukungan dalam rangka percepatan tata batas kawasan/
pemeliharaan batas.
2. Penataan Zonasi.
B. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan atau
Kawasan Pelestarian Alam
C. Pembinaan Daya Dukung Kawasan
1. Inventarisasi/ monitoring flora fauna dan ekosistem.
2. Pembinaan populasi dan habitat jenis.
3. Monitoring populasi dan habitat jenis.
4. Rehabilitasi kawasan di luar cagar alam dan zona inti taman
nasional
JENIS KEGIATAN PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA
ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM YANG
DAPAT DIKOLABORASIKAN
D. Pemanfaatan Kawasan
1. Pariwisata alam dan jasa lingkungan
a. Studi potensi dan obyek wisata alam dan jasa lingkungan
b. Perencanaan aktivitas wisata alam
2. Pendidikan bina cinta alam dan interpretasi
a. Menyusun program interpretasi
b. Pengembangan media, sarana-prasarana interpretasi
E. Penelitian dan Pengembangan
1. Pengembangan program penelitian flora, fauna dan ekosistemnya
2. Identifikasi/ inventarisasi sosial, budaya masyarakat
F. Perlindungan dan Pengamanan Potensi Kawasan
1. Penguatan pelaksanaan perlindungan dan pengamanan
2. Penguatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
JENIS KEGIATAN PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA
ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM YANG
DAPAT DIKOLABORASIKAN
G. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam rangka
mendukung pengelolaan KSA dan KPA
1. Pendidikan dan Pelatihan terhadap petugas.
2. Pendidikan dan Pelatihan terhadap masyarakat setempat.
H. Pembangunan Sarana dan Prasarana dalam rangka
menunjang pelaksanaan kolaborasi
1. Sarana pengelolaan
2. Sarana pemanfaatan
I. Pembinaan Partisipasi Masyarakat
1. Program peningkatan kesejahteraan masyarakat
2. Program peningkatan kesadaran masyarakat
Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
• adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan
untuk dilindungi dan dikembangkan secara
konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan
nasional
• Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan adalah sistem dan proses dalam
merencanakan dan menetapkan,
mengembangkan, memanfaatkan dan membina,
mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian
pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.
Perlunya Perlindungan Terhadap Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
• Indonesia sebagai negara agraris perlu menjamin penyediaan lahan
pertanian pangan secara berkelanjutan sebagai sumber pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan
mengedepankan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi
nasional;
• makin meningkatnya pertambahan penduduk serta perkembangan
ekonomi dan industri mengakibatkan terjadinya degradasi, alih
fungsi, dan fragmentasi lahan pertanian pangan telah mengancam
daya dukung wilayah secara nasional dalam menjagakemandirian,
ketahanan, dan kedaulatan pangan;
• sesuai dengan pembaruan agraria yang berkenaan dengan
penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan sumber daya agraria perlu perlindungan lahan
pertanian pangan secara berkelanjutan
DASAR PERATURAN
• UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
• PP Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan Dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
• Permentan Nomor 81/Permentan/OT.140/
8/2013 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Tujuan Perlindungan Terhadap Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
Melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan;
Ya
Tidak Tidak
Usulan Alih Fungsi LP2B Usulan Alih Fungsi LP2B Usulan Alih Fungsi LP2B Dalam
lintas provinsi? lintas kabupaten/kota? 1 kabupaten/kota
Ya
Ya
Usulan Alih Fungsi LP2B dari Usulan Alih Fungsi LP2B dari
Usulan Alih Fungsi LP2B dari
Menteri PU kepada Gubernur Menteri PU kepada Bupati/
Menteri PU kepada Presiden
Walikota
Evaluasi Usulan Alih Fungsi Evaluasi Usulan Alih Fungsi Evaluasi Usulan Alih Fungsi
LP2B Dibantu Tim Verifikasi LP2B Dibantu Tim Verifikasi LP2B Dibantu Tim Verifikasi
nasional yang dibentuk provinsi yang dibentuk kabupaten/kota yang dibentuk
Menteri Pertanian Gubernur Bupati/Walikota