Tujuan Penetapan:
1. Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi hutan lindung dan mencegah
timbulnya kerusakan hutan;
2. Meningkatkan fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan satwa;
dan
3. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas
kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ATURAN KHUSUS
|zin Penggunaan Kawasan Hutan diatur diatur sesuai peraturan perundangan yang
berlaku (Peraturan Pemerintah RI no. 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Hutan, dan Permen LHK no. P.49/2017 tentang Kerjasama Pemanfaatan Hutan pada
Kesatuan Pengelolaan Hutan)
- Kerjasama pemanfaatan kawasan hutan lindung dengan pola agroforestry
melalui kegiatan usaha budidaya tanaman obat (kecuali umbi-umbian),
budidaya
- tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, rehabilitas penangkaran
satwa, atau budidaya hijauan makanan ternak;
- Kerjasama pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usaha pemanfaatan
aliran air, pemanfaatan air, perlindungan keaneka ragaman hayati,
penyelamatan
- dan perlindungan lingkungan, penyerapan karbon, atau pemanfaatan panas
bumi; dan
- Kerjasama pemungutan hasil hutan bukan kayu antara lain berupa: rotan,
madu, getah, buah, jamur, atau sarang burung walet.
Kerjasama pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil
hutan bukan kayu pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan:
- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utama hutan lindung;
- Pengelolaan tanah terbatas;
- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi;
- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat;
- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam;
- Tidak merusak keseimbangan unsur lingkungan; dan
- Dilarang memungut hasil hutan bukan kayu yang banyaknya melebihi kemampuan
produktifitas lestarinya, dan/atau dilarang memungut beberapa jenis hasil hutan
bukan kayu yang dilindungi undag-undang.
- Penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan diatur sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Perpres no. 88 tahun 2017 tentang Penyelesaian
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan)
INSENTIF
SANKSI
Diatur di dalam Undang-undang Republik Indonesia no. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
2 ZONA HUTAN WISATA HW DEFINISI
Kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus, dibina dan dipelihara guna kepentingan
pariwisata, yaitu hutan wisata yang memiliki keindahan alam dan ciri khas tersendiri sehingga
dapat dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan budaya.
Tujuan Penetapan:
Mengkonsentrasikan pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam pada lokasi
berpbemandangan indah terbaik di kawasan lindung sebagai bentuk usaha yang
mempromosikan keindahan kawasan Geopark Kaldera Toba.
Mengendalikan kegiatan wisata alam agar tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi lindungnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1 Taman Hijau B4
2 Plaza Terbuka T1
3 Pelataran Bermain Anak/ Plauground T1
4 Pelataran Parkir T1
5 Wisata Kuliner T1,B1, B4
6 Museum, Galeri T1
7 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sector terkait zona T1
ATURAN KHUSUS
Jarak bangunan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dari sungai/mata air;
Merupakan bangunan atau bangunan-bangunan tunggal dengan Tampilan
Bangunan berkearifan lokal dan menyatu dengan alam, dan tidak diperkenankan
merubahkarakteristik bentang alam atau menghilangkan fungsi utamanya; serta tidak
merusak keseimbangan unsur-unsur lingkungan;
Bangunan sarana wisata alam dan fasilitas yang menunjang kepariwisataan harus
memperhatikan:
a. kaidah konservasi dan ramah lingkungan;
b. sistem sanitasi yang memenuhi standar kesehatan manusia dan kelestarian
lingkungan;
c. efisien dalam penggunaan lahan;
d. memiliki teknologi pengolahan dan pembuangan limbah;
e. konstruksi yang memenuhi persyaratan bagi keamanan dan keselamatan;
f. hemat energi; dan
g. berpedoman pada ketentuan teknis dari instansi yang berwenang dan sesuai
dengan rencana pengelolaan serta desain rencana tapak.
INSENTIF
I2-Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup.
I3- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara temporer, yaitu selama grace
periode tertentu sebagai penghargaan atas investasi yang telah dikeluarkan
memperbaiki wajah kota dengan membangun dan/atau merenovasi bangunan sesuai
ketentuan tata ruang.
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pemanfaatan Hutan Wisata.
DISINSENTIF
SANKSI
Diatur di dalam peraturan perundangan terkait pemanfaatan kawasan hutan untuk Taman
Wisata Alam.
3 ZONA PERLINDUNGAN PB DEFINISI
TERHADAP KAWASAN Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi
DIBAWAHNYA pokok sebagai perlindungan terhadap kawasan di bawahannya meliputi kawasan gambut
dan kawasan resapan air, dan peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
lindung dengan kondisi terrain dan geologi yang sangat peka terhadap gangguan luar, baik
yang bersifat alami maupun aktifitas manusia sebagai pemicu gerakan tanah, sehingga
berpotensi longsor.
Tujuan Penetapan:
Pelestarian alam dan hutan lindung sebagai upaya perlindungan terhadap kawasan
di bawahnya dalam rangka menjamin ketersediaan air tanah, air permukaan dan
unsur hara tanah;
Meresapkan air hujan sehingga dapat menjadi tempat pengisian air bumi (akuifer)
yang berguna sebagai sumber air;
Meningkatkan perlindungan mata air, sungai dan alur sungai di daerah hulu DAS
melalui konservasi sumber daya air secara vegetatif; dan
Menetapkan zona yang tidak boleh dijadikan sebagai lokasi pembangunan karena
kondisi kelerengan curam dengan risiko bencana longsor cukup tinggi.
INSENTIF
I1 Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup.
Tujuan Penetapan:
Pelestarian alam dan hutan di sepanjang tepian danau sebagai upaya melindungi
fungsi danau terhadap pengrusakan dan pencemaran air danau;
Meningkatkan kualitas air danau dengan melarang dan mengendalikan kegiatan yang
mencemarkan kualitas air danau;
Memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dalam penetapan daerah
sempadan danau, khususnya kondisi permukiman adat yang merupakan warisan
leluhur masyarakat adat; dan
Menata kembali kawasan peruntukan pariwisata yang berada pada daerah
sempadan danau.
(sumber: Permen PU 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau; dan
Perpres 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Danau Toba dan sekitarnya)
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, B1, B4, B5), yaitu:
T1-Diperbolehkan secara terbatas dengan luasan maksimum dibatasi oleh ketentuan
TPZ Spot Zoning melihat daya dukung zona menurut rekomendasi dinas terkait
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, disesuaikan dengan kesepakatan antara badan usaha dan/atau
masyarakat dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi persyaratan
hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait;
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh intansi dan/atau dinas terkait; dane B5-
Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi seluruh persyaratan TPZ Spot Zoning
ATURAN KHUSUS
1. Sub zona Sempadan Danau merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai; dan Ketinggian Bangunan yang berlaku pada
lokasi yang terkena TPZ Spot Zoning diperkenankan maksimum hanya 2 lantai;
2. Batas genangan air danau maksimum ditetapkan pada elevasi +905 meter dpl.
Hingga elevasi +905 meter dpl di tepian danau berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak diizinkan melakukan pembangunan perkerasan
2. Hanya diizinkan penanaman vegetasi riparian pada tepian danau dan/atau
lahan berpasir putih. Vegetasi riparian adalah tumbuhan yang tumbuh di
tepian sungai/danau yang menyediakan habitat bagi kehidupan satwa liar
dan berperan memelihara kesehatan daerah tangkapan air, selain berfungsi
antara lain sebagai pengontrol erosi dengan sistem perakaran yang kuat,
mengurangi sedimentasi dan mereduksi polutan yang masuk ke perairan.
3. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah 1% x lebar Ruang Milik Jalan yang
bersisian dengan daerah perencanaan;
4. Jarak Bebas Antar Bangunan mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing
sub zona yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
5. Jarak Bebas Samping mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub
zona yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
6. Tampilan Bangunan mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub zona
yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
7. Penataan Lansekap ditetapkan dengan wajib menanam minimal 1 (satu) tanaman
peneduh khas kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu
dan/atau berbunga khas kawasan Danau Toba; dan
8. Di sepanjang tepian Danau Toba merupakan daerah white area atau bebas reklame
yaitu dilarang memasang papan reklame yang menghalangi pemandangan
panorama Danau Toba.
INSENTIF
I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam di sepanjang tepian danau.
I2- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
terbuka yang digunakan untuk publik sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
menjaga keindahan kualitas ruang sepanjang sempadan tepian danau.
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian sempadan danau.
e 15- Melegalkan pemanfaatan ruang yang telah memenuhi kriteria dan komitmen
Spot Zoning
DISINSENTIF
Tidak ada penerbitan IMB baru pada subzona Sempadan Danau di luar batas-batas
Spot Zoning;
D2 - Pencabutan keringanan pajak arena pemanfaatan ruang hutan eksisting yang
tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di
sepanjang tepian danau.
D5 - Pencabutan izin karena tidak memenuhi kriteria dan komitmen persyaratan
Spot Zoning
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang membuang sampah di Danau
Toba; dan
Bangunan permanen yang dibangun tanpa izin dan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku pada subzona Sempadan Danau, harus dibongkar.
Garis Sempadan Sungai pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan sebesar:
minimal 15 (lima belas) meter dari batas tepi bibir kering sungai untuk sungai besar;
dan
minimal 10 (sepuluh) meter dari batas tepi bibir kering sungai untuk sungai kecil.
Garis Sempadan Sungai pada sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan
sebesar:
minimal 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Tujuan Penetapan:
Fungsi sungai sebagai pemulih kualitas air, penyalur banjir, dan pembangkit utama
ekosistem flora dan fauna perlu dijaga agar tidak menurun dan tidak terganggu oleh
aktifitas yang berkembang di sekitarnya;
Pelestarian alam dan hutan di sepanjang tepian sungai sebagai bagian dari
infrastruktur hijau serta sebagai upaya melindungi ekosistem dan fungsi sungai
terhadap pengrusakan, pencemaran, dan sedimentasi, yang dapat berakibat pada
menurunnya kualitas dan kuantitas air sungai;
Daya rusak air sungai terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
(sumber: Permen PU 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau)
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, B1, B4):
- T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan;
- T2-Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
- B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait; dan/ atau
- B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
ATURAN KHUSUS
1. Sub zona Sempadan Sungai merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai;
2. Penataan Lansekap ditentukan dengan wajib melestarikan tanaman keras khas
kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu dan/atau berbunga
khas kawasan Danau Toba; dan
3. Di sepanjang tepian sungai merupakan daerah white area atau bebas reklame yaitu
dilarang memasang papan reklame yang menghalangi pemandangan ke arah koridor
sungai.
INSENTIF
I12 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di
sepanjang tepian sungai.
I 14-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian sempadan sungai.
I |9-Pembangunan sarana dan prasarana untuk menjamin kualitas lingkungan pada
skala yang luas.
DISINSENTIF
D2 - Karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang tidak produktif atau
tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di sepanjang tepian
sungai.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat; dan
Bangunan permanen yang dibangun tanpa izin pada subzona SS Sempadan Sungai,
harus dibongkar.
Tujuan Penetapan:
Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir karena
tertampungnya air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya; dan
Menyediakan ruang pada lokasi yang potensial untuk membangun wadah air
sebagai jebakan air (sedimen trap) untuk menjaga kualitas air yang masuk ke badan
sungai dan/atau badan air Danau Toba.
INSENTIF
I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
|4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
I9-Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas unum dan/atau
fasilitas sosial yang menyangkut pelestarian lingkungan dan menjadi kebutuhan vital
masyarakat dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air; kolam retensi,
embung penampungan air baku.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif pembebasan fiskal karena pemanfaatan ruang tidak sesuai
tujuan penetapan subzona KR-1 Kolam Retensi.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat. Hutan rakyat/ hutan adat kolam retensi,
embung penampungan air baku
Tujuan Penetapan:
Menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya serta
sumber air lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit dan sungai-sungai
kecil untuk digunakan untuk cadangan air baku di musim kemarau dan/ atau
tersedianya air untuk suplai irigasi di musim kemarau; dan
Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir karena
tertampungnya air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya.
ATURAN KHUSUS
1. Subzona Penampungan Alr merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun, dan diutamakan merupakan embung penampungan air yang
bersifatalamiah. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai;
2. Penataan Lansekap ditentukan dengan wajib melestarikan tanaman keras khas
kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu dan/atau
berbungakhas kawasan Danau Toba.
INSENTIF
I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
I9-Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang untuk sumber
air: embung penampungan air baku.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif pembebasan fiskal karena pemanfaatan ruang tidak sesuai
tujuan penetapan subzona KR-2 Embung Penampungan.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 Hutan Raklyat I1 I4
2 Kolam retensi I1I4 I9
3 Pelataran pandang O
6 ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
SUB ZONA RTH HUTAN KOTA RTH -1 DEFINISI
Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan sekelompok dan/ atau campuran pohon-pohon
yang kompak dan rapat hingga membentuk 2-3 tingkat struktur lapisan tajuknya dengan
tinggi diatas 3 meter, serta terletak di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah Negara
maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota.
Tujuan Penetapan:
Menjaga dan melestarikan alam dan hutan eksisting untuk keberlanjutan kota dalam
ketersediaan air tanah, unsur hara tanah sebagai kawasan resapan air dan
penciptaan iklim mikro;
Menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan ekologi perkotaan antara manusia
dan alam untuk mendorong kualitas hidup yang sehat;
Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2-Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan lokal.
I4 - Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan local
I6-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right), yaitu memiliki
hak membangun virtual berupa luas lantai setara dengan KLB 1.00 yang tidak dapat
digunakan di lahan sendiri, tetapi dapat dialihkan atau dijual pemanfaatannya kepada
lahan lain yang berlokasi di subzona penerima TDR, yaitu subzona W-5 Kawasan
Wisata Terpadu, R-2 Perumahan Berkepadatan Tinggi, dan K-2 Perdagangan dan
Jasa Skala BWP, melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of
Development Right. Pengalihan hak membangun hanya dapat dipergunakan satu kali
saja.
|9-Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang yang
berfungsi sebagai resapan air yang diperuntukkan yang umum dan sosial.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif fiskal karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan Hutan Kota;
D6- pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan; atau Hutan eksisting
mengalami kerusakan dengan sengaja, seperti dilakukannya penebangan pohon,
membakar hutan, dsb
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
Tujuan Penetapan:
Menciptakan ruang terbuka dapat dimanfaatkan oleh publik sebagai sarana sosial,
rekreasi, dan budaya kota;
Merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang ekologis untuk warga
masyarakat, habitat tumbuhan dan satwa kota, dan mendukung upaya konservasi air,
menjaga iklim mikro dan kualitas tutupan lahan; dan
Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal, dan
meningkatkan kualitas estetika infrastruktur ruang hijau sebagai identitas kota.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 Wisata Kuliner T1. T2,
T3. B1
2 Toko oleh oleh T1
3 Kios temporer, gerobak PKL T1 T2 T3
4 Kantor Pelanan Pemerintah Sektor Terkait Pertamanan T1
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan sebagai penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi
lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan Taman Kota.
|4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Kota
|6-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right), yaitu memiliki
hak membangun virtual berupa luas lantai setara dengan KLB 1.00 yang tidak dapat
digunakan di lahan sendiri, tetapi dapat dialihkan atau dijual pemanfaatannya kepada
lahan lain yang berlokasi di subzona penerima TDR, yaitu subzona W-5
KawasanWisata Terpadu, R-2 Perumahan Berkepadatan Tinggi, dan K-2
Perdagangan dan Jasa Skala BWP, melalui mekanisme Pengalihan Hak
Membangun/ Transfer of Development Right. Pengalihan hak membangun hanya
dapat dipergunakan satu kali saja.
DISINSENTIF
D1 -Pencabutan insentif pembebasan fiskal pemanfaatan ruang yang tidak produktif
atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Kota;
D6-pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan; atau Hutan eksisting
mengalami kerusakan dengan sengaja, seperti dilakukannya penebangan pohon,
membakar hutan, dlsj.;
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
Tujuan Penetapan:
Menyediakan ruang untuk tempat pemakaman umum;
Merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang ekologis untuk warga
masyarakat, habitat tumbuhan dan satwa kota, dan mendukung upaya konservasi air,
menjaga iklim mikro dan kualitas tutupan lahan.
Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal, dan
meningkatkan kualitas estetika infrastruktur ruang hijau sebagai identitas kota,
Makam Adat T1
Plaza Terbuka T1
Amphiteater/ panggung terbuka T1
Pelataran Parkir T1
Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (kegiatan T1
pemakaman)
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Pemakaman Umum..
|4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Pemakaman Umum.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat dan
ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
1 Hutan Rakyat I1 I4
2 Taman Hijau I2 I4
3 Makam Adat I2 I4
4 Tempat Pemakaman Umum I2 I4
5 Plaza Terbuka I1 I4
6 Amphiteater/ panggung terbuka I1 I4
7 Pelataran Parkir I1 I4
8 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (kegiatan I4
pemakaman)
7 ZONA PARIWISATA
SUB ZONA WISATA DEFINISI:
PELATARAN PANDANG Lahan terbuka bagi pengembangan wisata pemandangan alam bagi publik pada lokasi
terbaik pemandangan kota.
Tujuan Penetapan:
- Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
- Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki kKeunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam untuk dapat dikembangkan sebagai landmark kota dan
wisata pemandangan alam yang berkelanjutan;
- Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal dan/ atau pada pemanfaatan
Pelataran Pandang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan wisata pelataran
pandang.
I3-Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Pelataran Pandang.
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan wisata pelataran pandang
I8 -Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui ur'un saham
pengembangan pelataran pandang untuk memajukan kepariwisataan daerah.
I9 -Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang wisata yang
fungsi dan kegiatannya bersifat umum dan sosial.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat dan
ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D8-Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
Tujuan Penetapan:
Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki keunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam untuk dapat dikembangkan sebagai wisata kuliner yang
berkelanjutan;
Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
pelataran pandang yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan
bentang alam, serta dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau
pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 Pelataran Pandang B3
2 Plaza terbuka n T1
3 Pelataran parker T1
4 Wisata kuliner B1, B3, B4
5 Took oleh oleh T1
6 Kios temporer, gerobak PKL T1, T2, T3
7 Rumah makan, restoran T1, B1, B3, B4
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
HutanRakyat/ Hutan Adat dan ruang-ruang publik yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapansub
zona Wisata Panorama Kuliner.
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Panorama Kuliner.
I8-Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui urun saham
pengembangan kawasan Tujuan Wisata untuk memajukan kepariwisataan daerah.
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan
lingkunganpelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona
Wisata Panorama Kuliner.
Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
dan ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
INSENTIF
Fiskal
Pemberian keringanan pajak bumi bangunan selama masa tenggang (grace period)
setelah fasilitas Wisata Panorama Kuliner telah selesai dibangun atau telah selesai
direnovasi untuk tujuan meningkatkan pariwisata daerah.
Sebagai penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan Wisata Panorama Kuliner yang dapat dinikmati oleh publik.
Sebagai penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup pada
pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan Wisata Panorama
Kuliner.
DISINSENTIF
Pencabutan Insentif Fiskal
Karena pemanfaatan ruang yang tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan
penetapan Wisata Panorama Kuliner.
Kegiatan yang diprioritaskan: Fasilitas pariwisata yang dapat menjadi destinasi wisata.
Tujuan Penetapan:
Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki kKeunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam dan memenuhi syarat untuk dapat dikembangkan
sebagai lokasi destinasi wisata masal yang berkelanjutan;
Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan hidup sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam
dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapansub
zona Tujuan Wisata
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Tujuan Wisata.
I8-Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui urun saham
pengembangan kawasan Tujuan Wisata untuk memajukan kepariwisataan daerah.
Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti
menjadi kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi
umum dan sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai
masaberlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan/ atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan
penetapan..
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan berlaku
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
Tujuan Penetapan:
Mengembangkan pola ekowisata berbasis masyarakat dengan mendorong
pemanfaatan ruang bagi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh masyarakat;
Mengkonsentrasikan lokasi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh
masyarakat sehingga dapat didukung oleh infrastruktur pemerintah secara efektif dan
efisien; dan
Mendorong terwujudnya ruang kota yang nyaman bagi pedestrian dan wisatawan
dengan membuka koridor jalur wisata yang menerus, aman, atraktif dan memiliki
keunikan pemandangan bentang alam kota.
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1-Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3- Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Masyarakat
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Masyarakat
I8-UrunSaham
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona Wisata
Masyarakat.
Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.
DISINSENTIF
D1 -Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA WISATA TERPADU W-5 DEFINISI:
Zona yang difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/jasa
pendukung pariwisata, akomodasi, tempat bekerja, tempat berusaha, dan tempat hiburan
dalam skala luas pengembangan >1 ha yang dikembangkan dalam bentuk terpadu.
Tujuan Penetapan:
Mengembangkan dan mendorong pemanfaatan ruang bagi kegiatan-kegiatan
pendukung pariwisata oleh masyarakat dan investor pada lokasi-lokasi yang memiliki
keunikan bentang alam dan pemandangan terbaik kota;
Mengkonsentrasikan lokasi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh
masyarakat dan investor sehingga dapat didukung oleh infrastruktur pemerintah
secara efektif dan efisien; dan
Mendorong terwujudnya kota pariwisata kelas dunia yang dapat menjual keindahan
alam, budaya, dan kearifan lokal tanpa merusaknya.
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1-Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3- Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat atau kolam rentensi/ penampungan air baku yang dipelihara
sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang
berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Terpadu
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Terpadu
I7-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
Sub zona Wisata Terpadu memiliki kesempatan untuk memperoleh bonus luas
lantai untuk mencapai KLB maksimal yang diperbolehkan melalui mekanisme
Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of Development Right (TDR) dari sub
zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman Kota/ Kecamatan.
TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor
untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
Sub zona Wisata Terpadu dapat menerima atau membeli pengalihan hak lebih
dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 3.0 dan tinggi bangunan
mencapai maksimal 8 lantai.
18-Urun Saham
Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.
DISINSENTIF
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasI
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan Sub zona
Perdagangan dan Jasa Skala BWP
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP
I7-TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right
- Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP memiliki kesempatan untuk
memperoleh bonus luas lantai untuk mencapai KLB maksimal yang diperbolehkan
melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of Development Right
(TDR) dari sub zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman Kota/ Kecamatan
- TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor untuk
bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting da
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
- Sub zona Perdagangan dan Jasa Terpadu dapat menerima atau membeli
pengalihan hak lebih dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 2.0 dan
tinggi bangunan mencapai maksimal 6 lantai.
I8-Urun Saham
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D7-Pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan secara maksimal; atau
- Karena dalam kurun waku 5 tahun dari sejak peraturan daerah diterbitkan,
pemanfaatan ruang tidak diwujudkan dan tidak dipelihara sesuai tujuan
penataan ruang.
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA PERDAGANGAN K-3 DEFINISI:
DAN JASA SKALA SUB BWP Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat
berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan sub BWP. Yang
dikembangkan dalam bentuk bangunan tunggal secara horizontal maupun vertikal.
Tujuan Penetapan:
Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja pertokoan, jasa, rekreasi dan
pelayanan masyarakat; dan
Menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
dalam skala pelayanan skala Sub BWP.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
72- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan Sub zona
Perdagangan dan Jasa Skala SBWP
I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala SBWP
DISINSENTIF
D1 -Pencabutan insentif I1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
9 ZONA PERKANTORAN
KT DEFINISI :
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan perkantoran pemerintahan/ swasta dan tempat bekerja/ berusaha,
dilengkapi dengan fasilitas umum/ sosial pendukungnya Kegiatan yang diprioritaskan:
Gedung Perkantoran Pemerintah dan Swasta.
Tujuan Penetapan:
Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa
perkantoran pemerintah dan/atau swasta;
Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa
sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif, sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya;
Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana umum, terutama untuk melayani
kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan
lantai dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait; lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian dan/atau memenuhi persyaratan perizinan yang diterbitkan
oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
DISINSENTIF
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peratururan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib
memenuhi persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas
terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Tinggi.
I4 -Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Tinggi.
I7-TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Sub zona Perumahan Berkepadatan Tinggi memiliki kesempatan untuk
memperoleh bonus luas lantai untuk mencapai KLB maksimal yang
diperbolehkan melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of
Development Right (TDR) dari sub zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman
Kota/ Kecamatan.
- TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor
untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
- Sub zona Perumahan Berkepadatan Tinggi dapat menerima atau membeli
pengalihan hak lebih dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 3.0
dan tinggi bangunan mencapai maksimal 8 lantai.
I8-UrunSaham
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D7 -Pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan secara maksimal; atau
- Karena dalam kurun waku 5 tahun dari sejak peraturan daerah diterbitkan,
pemanfaatan ruang tidak diwujudkan dan tidak dipelihara sesuai tujuan
penataan ruang.
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
Kegiatan yang diprioritaskan: Apartemen dan Rumah Susun midrise dengan maksimum
ketinggian 3 lantai.
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Sedang.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Sedang.
I8-Urun Saham
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiata lainnya.
D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Rendah.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Rendah
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3-Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, B1, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan
lantai dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi dan bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kelestarian rumah adat dan kearifan lokal budaya adat Batak berlaku
pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan sub zona
Perumahan/ Rumah Adat
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan/ Rumah Adat.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan/ Rumah Adat.
I8-Urun Saham
Pemberian penghargaan kepada pemilik/pengguna/pengelola Perumahan/ Rumah
Adat yang dapat memberikan contoh terbaik pewarisan budaya leluhur adat Batak,
pelestarian rumah adat, pemanfaatan ruang dan kegiatan yang berkearifan lokal.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan kelestarian rumah adat dan kearifan local budaya
adat Batak berlaku pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan sub zona Perumahan/ Rumah Adat.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D8- Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
12- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3-Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan zona Campuran.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan zona Campuran.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
Tujuan Penetapan:
Mendukung perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yaitu sistem dan
proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan
dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan
kawasannya secara berkelanjutan; dan
Menetapkan lahan cadangan atau lahan potensial yang dilindungi pemanfaatannya
agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dapat dimanfaatkan
sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) pada masa yang akan
datang, dengan kriteria sbb.:
- Berada pada kesatuan hamparan lahan yang mengandung produktivitas dan
efisiensi produksi;
- Memiliki potensi sangat sesuai, sesuai dan agak sesuai untuk peruntukan
tanaman pangan;
- Didukung insfrastruktur dasar; dan/ atau
- Telah dimanfaatkan sebagai lahan cadangan pertanian pangan.
(sumber: UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Peraturan Pemerintah RI 12/2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan)
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal khususnya dibidang ketahanan pangan.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Pertanian.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal khususnya dibidang ketahanan pangan.
I4 -Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perkebunan.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
Tujuan Penetapan:
Mendorong tumbuhnya pengembangan industri kecil dan menengah;
Memberi kemudahan bagi dunia usaha, khususnya industri kecil dan menengah,
untuk memperoleh kapling industri siap bangun yang dilengkapi prasarana dan
sarana penunjang; dan
Mengatasi permasalahan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
industri.
Menetapkan lahan potensial bagi kawasan industri dukungan infrastruktur dapat
diarahkan untuk mengembangkan investasi industri di kawasan prioritas Muara.
Kegiatan yang diprioritaskan: Industri Kecil dan Menengah, Industri Kerajinan Rakyat.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
I2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona Sentra Industri Kecil Menengah.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Sentra Industri Kecil
Menengah.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
Tujuan Penetapan:
Menyediakan ruang untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan
mendistribusikan barang; dan
Mendorong kelancaran distribusi barang pada koridor Silangit Muara;
Memberikan kemudahan bagi dunia usaha dalam proses distribusi barang dengan
mengalokasikan ruang yang memenuhi persyaratan sebagai kawasan pergudangan.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
I1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
I2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
I1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuh
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
I2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
I3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona Pergudangan.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Pergudangan.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
14 ZONA SARANA PELAYANAN UMUM (SPU)
DEFINISI:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial
budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.
Tujuan Penetapan:
Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan-kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olah raga dan
rekreasi, dengan fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk yang dilayani dan
skala pelayanan fasilitas yang akan dikembangkan;
Menentukan pusat-pusat lingkungan sesuai dengan skala pelayanan; dan
Mengatur hierakhi pusat pelayanan sesuai dengan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.
SUB ZONA SPU SPU- DEFINISI :
TRANSPORTASI SKALA 1.2 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
KOTA untuk manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan
pengembangan sistem transportasi darat, udara, dan perairan dalam regional.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T3, B1, B2, B3, B4):
I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Transportasi Skala Kota.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Transportasi Skala
Kota.
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Transportasi Skala Kota.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA SPU PENDIDIKAN SPU- DEFINISI:
SKALA KECAMATAN 2.1 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan
informal, serta dikembangkan secara horizontal dan vertikal.
Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU pendidikan skala kecamatan.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU pendidikan skala
kecamatan.
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
pendidikan skala kecamatan.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1- Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Transportasi Skala Kecamatan.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Transportasi Skala
Kecamatan.
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Transportasi Skala Kecamatan.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
D2- Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3-Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Kesehatan Skala Kecamatan.
I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Kesehatan Skala
Kecamatan.
I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Kesehatan Skala Kecamatan.
Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat/
Taman Hijau yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi
kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
Kegiatan yang diprioritaskan: Lapangan Olah Raga, Gedung Olah Raga, Stadion Olah
Raga.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4. Plaza terbuka;
5. Amphiteater/ Panggung Terbuka;
6. Pelataran Bermain Anak/ Playground;
7. Toko oleh-oleh dan suvenir;
8. Jasa Pariwisata;
9. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music;
10. Warnet;
11. Kantor Pelayanan Telekomunikasi;
12. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness;
13. Balai Pelatihan;
b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
INSENTIF
DISINSENTIF
D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat/
Taman Hijau yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi
kegiatan lainnya.
D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.