Anda di halaman 1dari 82

TABEL ZONING TEXT

RDTR & PERATURAN ZONASI KAWASAN PRIORITAS MUARA TAHUN....

KABUPATEN TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA.

NO FUNGSI PERUNTUKAN KODE ZONING TEKS


1 ZONA HUTAN LINDUNG HL DEFINISI
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang atu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk
dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap. Hutan lindung adalah kawasan huta yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Hutan Lindung (SK Menhut 579)

Tujuan Penetapan:
1. Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi hutan lindung dan mencegah
timbulnya kerusakan hutan;
2. Meningkatkan fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan satwa;
dan
3. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas
kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

Pemanfaatan yang diizinkan secara terbatas & bersyarat (T1, B1, B4 ):


 T1-Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan atau zona sesuai rekomendasi dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait; dan/ atau
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh intansi dan/atau dinas terkait
1 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (Pengelolaan, T1
penelitian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan untuk kepentingan
perlindungan hutan)

2 Perhutanan Sosial (Permen LHK no P.39 th 2017) T1, B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 0%;
 KDH minimal sebesar 90%.

ATURAN KHUSUS
 |zin Penggunaan Kawasan Hutan diatur diatur sesuai peraturan perundangan yang
berlaku (Peraturan Pemerintah RI no. 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Hutan, dan Permen LHK no. P.49/2017 tentang Kerjasama Pemanfaatan Hutan pada
Kesatuan Pengelolaan Hutan)
- Kerjasama pemanfaatan kawasan hutan lindung dengan pola agroforestry
melalui kegiatan usaha budidaya tanaman obat (kecuali umbi-umbian),
budidaya
- tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, rehabilitas penangkaran
satwa, atau budidaya hijauan makanan ternak;
- Kerjasama pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usaha pemanfaatan
aliran air, pemanfaatan air, perlindungan keaneka ragaman hayati,
penyelamatan
- dan perlindungan lingkungan, penyerapan karbon, atau pemanfaatan panas
bumi; dan
- Kerjasama pemungutan hasil hutan bukan kayu antara lain berupa: rotan,
madu, getah, buah, jamur, atau sarang burung walet.
Kerjasama pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil
hutan bukan kayu pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan:
- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utama hutan lindung;
- Pengelolaan tanah terbatas;
- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi;
- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat;
- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam;
- Tidak merusak keseimbangan unsur lingkungan; dan
- Dilarang memungut hasil hutan bukan kayu yang banyaknya melebihi kemampuan
produktifitas lestarinya, dan/atau dilarang memungut beberapa jenis hasil hutan
bukan kayu yang dilindungi undag-undang.
- Penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan diatur sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Perpres no. 88 tahun 2017 tentang Penyelesaian
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan)

INSENTIF

 I4 -Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung


terwujudnya pemanfaatan Hutan Lindung (Pengelolaan, penelitian, pbengembangan,
pendidikan dan pelatihan untuk kepentingan perlindungan hutan)
 O -Tidak ada pemberian insentif & disinsentif

1 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (Pengelolaan, penelitian,


pengembangan, pendidikan dan pelatihan untuk kepentingan perlindungan hutan)
2 Perhutanan Sosial (Permen LHK no P.39 th 2017)

SANKSI
Diatur di dalam Undang-undang Republik Indonesia no. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
2 ZONA HUTAN WISATA HW DEFINISI
Kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus, dibina dan dipelihara guna kepentingan
pariwisata, yaitu hutan wisata yang memiliki keindahan alam dan ciri khas tersendiri sehingga
dapat dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan budaya.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Wisata Alam, yaitu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan
alam di kawasan hutan lindung.

Tujuan Penetapan:
 Mengkonsentrasikan pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam pada lokasi
berpbemandangan indah terbaik di kawasan lindung sebagai bentuk usaha yang
mempromosikan keindahan kawasan Geopark Kaldera Toba.
 Mengendalikan kegiatan wisata alam agar tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi lindungnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a) Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Jalur Pedestrian, dan Pelataran pandang;
2. Amphiteater, panggung terbuka;
3. Jasa informasi pariwisata;
4. Jasa pramuwisata;
5. Jasa transportasi wisata, termasuk transportasi kereta gantung (cable car);
6. Sarana wisata petualangan, antara lain camping ground, tree-top walk (canopy trail),
flying fox, panjat tebing, pendakian; dan
7. Toko cindera mata

b) Pemanfaatan yang diizinkan secara bersyarat (T1, B1, B4 ):


 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan atau zona sesuai rekomendasi dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait; dan/ atau
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh intansi dan/atau dinas terkait

1 Taman Hijau B4
2 Plaza Terbuka T1
3 Pelataran Bermain Anak/ Plauground T1
4 Pelataran Parkir T1
5 Wisata Kuliner T1,B1, B4
6 Museum, Galeri T1
7 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sector terkait zona T1

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 5%;
 KLB maksimal sebesar 0.05;
 Tinggi bangunan maksimum 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 80%

ATURAN KHUSUS
 Jarak bangunan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dari sungai/mata air;
 Merupakan bangunan atau bangunan-bangunan tunggal dengan Tampilan
Bangunan berkearifan lokal dan menyatu dengan alam, dan tidak diperkenankan
merubahkarakteristik bentang alam atau menghilangkan fungsi utamanya; serta tidak
merusak keseimbangan unsur-unsur lingkungan;
 Bangunan sarana wisata alam dan fasilitas yang menunjang kepariwisataan harus
memperhatikan:
a. kaidah konservasi dan ramah lingkungan;
b. sistem sanitasi yang memenuhi standar kesehatan manusia dan kelestarian
lingkungan;
c. efisien dalam penggunaan lahan;
d. memiliki teknologi pengolahan dan pembuangan limbah;
e. konstruksi yang memenuhi persyaratan bagi keamanan dan keselamatan;
f. hemat energi; dan
g. berpedoman pada ketentuan teknis dari instansi yang berwenang dan sesuai
dengan rencana pengelolaan serta desain rencana tapak.

INSENTIF
 I2-Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup.
 I3- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara temporer, yaitu selama grace
periode tertentu sebagai penghargaan atas investasi yang telah dikeluarkan
memperbaiki wajah kota dengan membangun dan/atau merenovasi bangunan sesuai
ketentuan tata ruang.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pemanfaatan Hutan Wisata.

DISINSENTIF

 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan


pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian insentif 14 dikarenakan tidak tercapainya syarat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

1 Flying Fox, Tree Top Walk, Trekking, Panjat Tebing I4


2 Camping ground, Outboond I4
3 Taman Hijau I2 I4
4 PLaxa Terbukan I2 I4
5 Amphitheater/ Panggung Terbuka I2 I4
6 Pelataran Bermain Anak/Playgtound I2 I4
7 Pelataran parker I2 I4
8 Pelataran Pandang I2 I4
9 Wisata Kuliner I4
10 Toko oleh-oleh dan souvenir n I4
11 Jasa Pariwisata I4
12 Museum , Galeri I3 I4
13 Kantor Pelayanan Pemerintah seusai sector terkait zona I4

SANKSI
Diatur di dalam peraturan perundangan terkait pemanfaatan kawasan hutan untuk Taman
Wisata Alam.
3 ZONA PERLINDUNGAN PB DEFINISI
TERHADAP KAWASAN Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi
DIBAWAHNYA pokok sebagai perlindungan terhadap kawasan di bawahannya meliputi kawasan gambut
dan kawasan resapan air, dan peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
lindung dengan kondisi terrain dan geologi yang sangat peka terhadap gangguan luar, baik
yang bersifat alami maupun aktifitas manusia sebagai pemicu gerakan tanah, sehingga
berpotensi longsor.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Pelestarian Alam dan hutan di kawasan sekitar hulu sungai dan alur sungai, di kemiringan
lereng yang curam (lebih dari 40%), daerah tekuk lereng, dan lereng-lereng pada belokan
sungai.

Tujuan Penetapan:
 Pelestarian alam dan hutan lindung sebagai upaya perlindungan terhadap kawasan
di bawahnya dalam rangka menjamin ketersediaan air tanah, air permukaan dan
unsur hara tanah;
 Meresapkan air hujan sehingga dapat menjadi tempat pengisian air bumi (akuifer)
yang berguna sebagai sumber air;
 Meningkatkan perlindungan mata air, sungai dan alur sungai di daerah hulu DAS
melalui konservasi sumber daya air secara vegetatif; dan
 Menetapkan zona yang tidak boleh dijadikan sebagai lokasi pembangunan karena
kondisi kelerengan curam dengan risiko bencana longsor cukup tinggi.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat

b. Pemanfaatan yang diizinkan secara bersyarat (B1, B4 ):


 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait; dan/ atau
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh intansi dan/atau dinas terkait.
1. Bangunan akses dan jembatan ( B1, B4)

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 Tidak diperkenankan adanya bangunan permanen di Zona PB

INSENTIF
 I1 Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup.

1 Hutan Rakyat/Hutan Adat I1


2 Bangunan Akses dari Jembatan O
4 ZONA PERLINDUNGAN DW DEFINISI
SETEMPAT Luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi
sebagai kawasan pelindung danau, minimal 50 (lima puluh) meter dari badan air Danau Toba
ke arah darat. Tepi badan danau ditetapkan berdasarkan pada elevasi +904 meter dari
permukaan laut (dpl). Pada kondisi air danau surut, maka tanah timbul yang terjadi dibawah
elevasi batas tepi badan danau merupakan tanah negara. (sumber: Perpres 81 tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Danau Toba dan sekitarnya)

Kegiatan yang diprioritaskan:


Pelestarian Alam Tepian Danau Toba, Hutan Kota, Taman Kota, Jalur Pedestrian, Jalur
Sepeda dan Plasa Terbuka.

Tujuan Penetapan:
 Pelestarian alam dan hutan di sepanjang tepian danau sebagai upaya melindungi
fungsi danau terhadap pengrusakan dan pencemaran air danau;
 Meningkatkan kualitas air danau dengan melarang dan mengendalikan kegiatan yang
mencemarkan kualitas air danau;
 Memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dalam penetapan daerah
sempadan danau, khususnya kondisi permukiman adat yang merupakan warisan
leluhur masyarakat adat; dan
 Menata kembali kawasan peruntukan pariwisata yang berada pada daerah
sempadan danau.
(sumber: Permen PU 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau; dan
Perpres 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Danau Toba dan sekitarnya)

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Flying Fox, Tree Top Walk, Lapangan olah raga terbuka;
4. Pelataran Pandang;
5. Bangunan prasarana sumber daya air, jalan akses, jembatan, dan dermaga;
6. Jalur pipa gas dan air minum; dan
7. Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi.

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG:


 KDB maksimal sebesar 5%;
 KLB maksimal sebesar 0.05;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 80%.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, B1, B4, B5), yaitu:
 T1-Diperbolehkan secara terbatas dengan luasan maksimum dibatasi oleh ketentuan
TPZ Spot Zoning melihat daya dukung zona menurut rekomendasi dinas terkait
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, disesuaikan dengan kesepakatan antara badan usaha dan/atau
masyarakat dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi persyaratan
hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait;
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh intansi dan/atau dinas terkait; dane B5-
Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi seluruh persyaratan TPZ Spot Zoning

1 Camping groud, Outbond T1T2B5 12 Homestay B5


2 Plaza terbuka T1B5 13 Kampung wisata B5
3 Amphiteater/ Panggung T1B5 14 Floating vila B4B5
Terbuka
4 Pelataran bemain anak T1B5 15 Hotel nonbintang B4B5
5 Wisata kuliner B5 16 Hotel berbintang B4B5
6 Toko oleh – oleh dan souvenir B5 17 Sawah, perkebunan B5
7 Jasa prisiwasta B5 18 Lumbung , B4B5
pengolahan
8 Museum, galeri B4B5 19 Kolam/ tambak ikan T1B1B4B5
9 Taman budaya B5 20 Rumah adat batak B5
10 Theme park B4B5 21 Kantor pelayanan T1
11 Water park B4B5 pemerintah

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG untuk Pemanfaatan yang diizinkan


secara terbatas dan bersyarat:
 KDB maksimal mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub zona
yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
 KLB maksimal mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub zona yang
ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
 Tinggi Bangunan yang berlaku adalah berdasarkan pembatasan TPZ Spot Zoning,
yaitu maksimal sebesar 2 lantai; dan
 KDH minimal mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub zona yang
ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning.

ATURAN KHUSUS
1. Sub zona Sempadan Danau merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai; dan Ketinggian Bangunan yang berlaku pada
lokasi yang terkena TPZ Spot Zoning diperkenankan maksimum hanya 2 lantai;
2. Batas genangan air danau maksimum ditetapkan pada elevasi +905 meter dpl.
Hingga elevasi +905 meter dpl di tepian danau berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak diizinkan melakukan pembangunan perkerasan
2. Hanya diizinkan penanaman vegetasi riparian pada tepian danau dan/atau
lahan berpasir putih. Vegetasi riparian adalah tumbuhan yang tumbuh di
tepian sungai/danau yang menyediakan habitat bagi kehidupan satwa liar
dan berperan memelihara kesehatan daerah tangkapan air, selain berfungsi
antara lain sebagai pengontrol erosi dengan sistem perakaran yang kuat,
mengurangi sedimentasi dan mereduksi polutan yang masuk ke perairan.
3. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah 1% x lebar Ruang Milik Jalan yang
bersisian dengan daerah perencanaan;
4. Jarak Bebas Antar Bangunan mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing
sub zona yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
5. Jarak Bebas Samping mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub
zona yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
6. Tampilan Bangunan mengacu ketentuan yang berlaku pada masing-masing sub zona
yang ditetapkan dalam TPZ Spot Zoning;
7. Penataan Lansekap ditetapkan dengan wajib menanam minimal 1 (satu) tanaman
peneduh khas kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu
dan/atau berbunga khas kawasan Danau Toba; dan
8. Di sepanjang tepian Danau Toba merupakan daerah white area atau bebas reklame
yaitu dilarang memasang papan reklame yang menghalangi pemandangan
panorama Danau Toba.

TEKNIK PENGATURAN ZONASI dengan kode a. SPOT ZONING


1. Merupakan kesempatan untuk melegalkan pemanfaatan ruang yang pada saat
diberlakukannya RDTR memiliki dua diantara tiga kriteria berikut:
a) Bangunan adat dan/atau bangunan warisan leluhur;
b) Bangunan yang sudah berdiri diatas lahan bersertifikat dan dibangun sesuai
dengan Ijin Mendirikan Bangunan; dan
c) Terletak pada elevasi +906 meter diatas permukaan laut
2. Menyetujui pemenuhan komitmen untuk berperan serta dalam menyelamatkan
kualitas air Danau Toba dengan cara sebagai berikut:
a) Menghibahkan lahan miliknya selebar minimum 2 (dua) meter di sepanjang
tepian danau bagi pembangunan pedestrian dan ruang publik;
b) Tidak membuang sampah ke perairan Danau Toba, mengelola persampahan
sesuai standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; dan
c) Menjamin limbah yang dihasilkan pada lahan miliknya tidak dibuang langsung
ke perairan Danau Toba, telah diolah sebelum dibuang ke jaringan limbah kota
dan telah memenuhi standar yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.
Limbah yang dimaksud termasuk limbah pakan KJA.
3. Bangunan yang telah lulus dalam persyaratan Spot Zoning wajib memenuhi komitmen
untuk membangun prasarana dan sarana berikut:
a) Membuka akses dan membangun jalur pedestrian tepi danau dengan lebar jalur
minimum 2 meter;
b) Memiliki sistem pengelolaan sampah dan tidak membuang sampah ke Danau Toba;
dan
c) Memiliki sistem pengolahan limbah domestik yang memenuhi standar yang
ditentukan oleh instansi yang berwenang.

INSENTIF
 I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam di sepanjang tepian danau.
 I2- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
terbuka yang digunakan untuk publik sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
menjaga keindahan kualitas ruang sepanjang sempadan tepian danau.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian sempadan danau.
 e 15- Melegalkan pemanfaatan ruang yang telah memenuhi kriteria dan komitmen
Spot Zoning

DISINSENTIF
 Tidak ada penerbitan IMB baru pada subzona Sempadan Danau di luar batas-batas
Spot Zoning;
 D2 - Pencabutan keringanan pajak arena pemanfaatan ruang hutan eksisting yang
tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di
sepanjang tepian danau.
 D5 - Pencabutan izin karena tidak memenuhi kriteria dan komitmen persyaratan
Spot Zoning
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang membuang sampah di Danau
Toba; dan
 Bangunan permanen yang dibangun tanpa izin dan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku pada subzona Sempadan Danau, harus dibongkar.

1 Hutan rakyat/hutan adat I1I4


2 Flying fox D2
3 Camping ground D2
4 Taman hijau I1I5
5 Lapangan olah raga terbuka I1I5
6 Plaza terbuka I2I5
7 Amphiteater I2I5
8 Pelataran bermain anak I2I5
9 Kolam retensi I1I5I9
10 Pelataran pandang I1I5
11 Wisata kuliner I5D2
12 Toko oleh oleh dan souvenir I5D2
13 Jasa pariwisata I5D2
14 Museum, galeri I5D2
15 Taman budaya I5D2
16 Themepark I5D2
17 Waterpark I5D2
18 Homestay I5D2
19 Kampong wisata I5D2
20 Floating fila I5D2
21 Hotel non bintang I5D2
22 Hotel berbintang I5D2
23 Sasah I2I5
24 Lumbung , pengolahan pertanian I5D2
25 Perkebunan I2I5
26 Kolam/tambak ikan I5D2
27 Rumah adat batak I2I4I5
28 Kantor pelayanan pemerintah I4I5D2
5 SUB ZONA SEMPADAN SS DEFINISI
SUNGAI Bagian dari zona perlindungan setempat yang merupakan garis maya di kiri dan kanan
palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

Garis Sempadan Sungai pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan sebesar:
 minimal 15 (lima belas) meter dari batas tepi bibir kering sungai untuk sungai besar;
dan
 minimal 10 (sepuluh) meter dari batas tepi bibir kering sungai untuk sungai kecil.

Garis Sempadan Sungai pada sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan
sebesar:
 minimal 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Pelestarian Alam Tepian Sungai, Taman Hijau, Lapangan Olah Raga Terbuka, Jalur
Pedestrian & Sepeda dan Plasa Terbuka.

Tujuan Penetapan:
 Fungsi sungai sebagai pemulih kualitas air, penyalur banjir, dan pembangkit utama
ekosistem flora dan fauna perlu dijaga agar tidak menurun dan tidak terganggu oleh
aktifitas yang berkembang di sekitarnya;
 Pelestarian alam dan hutan di sepanjang tepian sungai sebagai bagian dari
infrastruktur hijau serta sebagai upaya melindungi ekosistem dan fungsi sungai
terhadap pengrusakan, pencemaran, dan sedimentasi, yang dapat berakibat pada
menurunnya kualitas dan kuantitas air sungai;
 Daya rusak air sungai terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
(sumber: Permen PU 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau)

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Adat;
2. Taman Hijau;
3. Lapangan OR terbuka;
4. Flying Fox, Tree Top Walk, Lapangan Olah Raga terbuka;
5. Pelataran Pandang;
6. Amphiteater, Panggung Terbuka;
7. Pelataran bermain anak/ playground;
8. Bangunan prasarana sumber daya air;
9. Jalan akses, jembatan, dan dermaga;
10. Jalur pipa gas dan air minum; dan
11. Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi; dan
12. Bangunan ketenagalistrikan.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, B1, B4):
- T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan;
- T2-Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
- B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait; dan/ atau
- B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 Camping ground T1T2


2 Plaza terbuka T2
3 Sawah, perkebunan B4
4 Lumbung, pengolahan pertanian B4
5 Pembibitan tanaman, nursery B4
6 Kolam/tambak ikan T1 B1 B4
7 Kolanm retensi, embung penampungan air B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG untuk Pemanfaatan yang diizinkan:


 KDB maksimal sebesar 5%;
 KLB maksimal sebesar 0.05;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 80%.

ATURAN KHUSUS
1. Sub zona Sempadan Sungai merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai;
2. Penataan Lansekap ditentukan dengan wajib melestarikan tanaman keras khas
kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu dan/atau berbunga
khas kawasan Danau Toba; dan
3. Di sepanjang tepian sungai merupakan daerah white area atau bebas reklame yaitu
dilarang memasang papan reklame yang menghalangi pemandangan ke arah koridor
sungai.

INSENTIF
 I12 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di
sepanjang tepian sungai.
 I 14-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian sempadan sungai.
 I |9-Pembangunan sarana dan prasarana untuk menjamin kualitas lingkungan pada
skala yang luas.

DISINSENTIF
 D2 - Karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang tidak produktif atau
tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam di sepanjang tepian
sungai.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat; dan
 Bangunan permanen yang dibangun tanpa izin pada subzona SS Sempadan Sungai,
harus dibongkar.

1 Hutan rakyat/hutan adat I1I4


2 Flying fox D2
3 Camping ground D2
4 Taman hijau I2
5 Lapangan olah raga terbuka I2
6 Plaza terbuka O
7 Amphiteater O
8 Pelataran bermain anak O
9 Kolam retensi I1I9
10 Pelataran pandang O
11 Sawah I2
12 Lumbung , pengolahan pertanian D2
13 Perkebunan I2
14 Pengolahan hasil perkebunan D2
15 Pembibitan tanaman, nursery I2
16 Kolam/Tambak ikan D2

SUBZONA KOLAM RETENSI KR 1 DEFINISI


Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi
pokok sebagai wadah air dalam rangka menjaga kualitas air Danau Toba.

Kegiatan yang diprioritaskan: Kolam Retensi

Tujuan Penetapan:
 Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir karena
tertampungnya air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya; dan
 Menyediakan ruang pada lokasi yang potensial untuk membangun wadah air
sebagai jebakan air (sedimen trap) untuk menjaga kualitas air yang masuk ke badan
sungai dan/atau badan air Danau Toba.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Pelataran pandang
2. Kolam retensi

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 10%;
 KLB maksimal sebesar 0.10;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%
.
ATURAN KHUSUS
1. Subzona Kolam Retensi merupakan bagian dari zona lindung yang tidak terbangun,
dan diutamakan sebagai kolam retensi. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi
bangunan prasarana yang diizinkan maksimum adalah 1 lantai;
2. Penataan Lansekap ditentukan dengan wajib melestarikan tanaman keras khas
kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu dan/atau berbunga
khas kawasan Danau Toba.

INSENTIF
 I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
 |4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
 I9-Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas unum dan/atau
fasilitas sosial yang menyangkut pelestarian lingkungan dan menjadi kebutuhan vital
masyarakat dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air; kolam retensi,
embung penampungan air baku.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif pembebasan fiskal karena pemanfaatan ruang tidak sesuai
tujuan penetapan subzona KR-1 Kolam Retensi.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat. Hutan rakyat/ hutan adat kolam retensi,
embung penampungan air baku

1 Hutan Rakyat/ hutan adat I1 I4


2 Kolam retensi, embung penampungan air baku I1I4I9
3 Pelataran padnang O
SUB ZONA PENAMPUNGAN KR-2 DEFINISI
AIR AIR Daerah cekungan tempat mengalirnya aliran permukaan pada saat terjadinya hujan yang
potensial sebagai wadah air dalam rangka peningkatan konservasi air.

Kegiatan yang diprioritaskan: Waduk atau Embung Penampungan Air

Tujuan Penetapan:
 Menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya serta
sumber air lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit dan sungai-sungai
kecil untuk digunakan untuk cadangan air baku di musim kemarau dan/ atau
tersedianya air untuk suplai irigasi di musim kemarau; dan
 Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir karena
tertampungnya air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Pelataran pandang
2. Embung penampungan air

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 10%;
 KLB maksimal sebesar 0.10;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%.

ATURAN KHUSUS
1. Subzona Penampungan Alr merupakan bagian dari zona lindung yang tidak
terbangun, dan diutamakan merupakan embung penampungan air yang
bersifatalamiah. Ketinggian Bangunan hanya berlaku bagi bangunan prasarana yang
diizinkan maksimum adalah 1 lantai;
2. Penataan Lansekap ditentukan dengan wajib melestarikan tanaman keras khas
kawasan Danau Toba, dan dianjurkan menanam tanaman perdu dan/atau
berbungakhas kawasan Danau Toba.

INSENTIF
 I1- Pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas terjaminnya
kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/
Hutan Adat dan Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian
alam dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang perlindungan tata air.
 I9-Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang untuk sumber
air: embung penampungan air baku.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif pembebasan fiskal karena pemanfaatan ruang tidak sesuai
tujuan penetapan subzona KR-2 Embung Penampungan.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 Hutan Raklyat I1 I4
2 Kolam retensi I1I4 I9
3 Pelataran pandang O
6 ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
SUB ZONA RTH HUTAN KOTA RTH -1 DEFINISI
Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan sekelompok dan/ atau campuran pohon-pohon
yang kompak dan rapat hingga membentuk 2-3 tingkat struktur lapisan tajuknya dengan
tinggi diatas 3 meter, serta terletak di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah Negara
maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Pelestarian alam, hutan adat dan hutan rakyat

Tujuan Penetapan:
 Menjaga dan melestarikan alam dan hutan eksisting untuk keberlanjutan kota dalam
ketersediaan air tanah, unsur hara tanah sebagai kawasan resapan air dan
penciptaan iklim mikro;
 Menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan ekologi perkotaan antara manusia
dan alam untuk mendorong kualitas hidup yang sehat;
 Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Adat, Hutan Rakyat;
2. Sarana wisata petualangan terbatas: Flying Fox, Tree Top Walk, Trekking, Panjat
Tebing; dan
3. Jalur pipa gas dan air minum.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, B4):


 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 5% dari total luas lahan; dan/ atau
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 Taman Hijau T1
2 Makam Adat T1
3 Pelataran pandang T1
4 Rumah Adat batak T1

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 5%;
 KLB maksimal sebesar 0.05;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 80%.

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2-Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan lokal.
 I4 - Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya pelestarian dalam hal pemanfaatan ruang pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan local
 I6-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right), yaitu memiliki
hak membangun virtual berupa luas lantai setara dengan KLB 1.00 yang tidak dapat
digunakan di lahan sendiri, tetapi dapat dialihkan atau dijual pemanfaatannya kepada
lahan lain yang berlokasi di subzona penerima TDR, yaitu subzona W-5 Kawasan
Wisata Terpadu, R-2 Perumahan Berkepadatan Tinggi, dan K-2 Perdagangan dan
Jasa Skala BWP, melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of
Development Right. Pengalihan hak membangun hanya dapat dipergunakan satu kali
saja.
 |9-Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang yang
berfungsi sebagai resapan air yang diperuntukkan yang umum dan sosial.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif fiskal karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan Hutan Kota;
 D6- pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan; atau Hutan eksisting
mengalami kerusakan dengan sengaja, seperti dilakukannya penebangan pohon,
membakar hutan, dsb
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 Hutan rakyat/hutan adat I1 I4 I6


2 Flying fox I4 D1
3 Taman hijau I1 I6 I9
4 Makam adat D1 D6
5 Pelataran Pandang I4 D6
6 Rumah adat batak I2 I4 D1 D6
SUB ZONA RTH TAMAN RTH -3 DEFINISI
KOTA/TAMAN KECAMATAN Lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi
atau kegiatan lain pada tingkat kota/ kecamatan.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Taman Kota, Taman Hijau, Lapangan Olah Raga Terbuka, Jalur Pedestrian & Sepeda, dan
Plaza Terbuka.

Tujuan Penetapan:
 Menciptakan ruang terbuka dapat dimanfaatkan oleh publik sebagai sarana sosial,
rekreasi, dan budaya kota;
 Merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang ekologis untuk warga
masyarakat, habitat tumbuhan dan satwa kota, dan mendukung upaya konservasi air,
menjaga iklim mikro dan kualitas tutupan lahan; dan
 Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal, dan
meningkatkan kualitas estetika infrastruktur ruang hijau sebagai identitas kota.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman Hijau
3. Lapangan olah raga terbuka
4. Jalur pedestrian dan sepeda
5. Plaza terbuka
6. Amphitheatre/ panggung terbuka
7. Pelataran bermain anak
8. Pelataran pandang
9. Pelataran parker
10. Bangunan PRasarana Sumber daya air

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
 persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 Wisata Kuliner T1. T2,
T3. B1
2 Toko oleh oleh T1
3 Kios temporer, gerobak PKL T1 T2 T3
4 Kantor Pelanan Pemerintah Sektor Terkait Pertamanan T1

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 10%;
 KLB maksimal sebesar 0.1;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 60%.

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan sebagai penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi
lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan Taman Kota.
 |4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Kota
 |6-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right), yaitu memiliki
hak membangun virtual berupa luas lantai setara dengan KLB 1.00 yang tidak dapat
digunakan di lahan sendiri, tetapi dapat dialihkan atau dijual pemanfaatannya kepada
lahan lain yang berlokasi di subzona penerima TDR, yaitu subzona W-5
KawasanWisata Terpadu, R-2 Perumahan Berkepadatan Tinggi, dan K-2
Perdagangan dan Jasa Skala BWP, melalui mekanisme Pengalihan Hak
Membangun/ Transfer of Development Right. Pengalihan hak membangun hanya
dapat dipergunakan satu kali saja.

DISINSENTIF
 D1 -Pencabutan insentif pembebasan fiskal pemanfaatan ruang yang tidak produktif
atau tidak dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Kota;
 D6-pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan; atau Hutan eksisting
mengalami kerusakan dengan sengaja, seperti dilakukannya penebangan pohon,
membakar hutan, dlsj.;
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

1 Hutan rakyat/hutan adat I1I4I6


2 Taman hijau I1I4I6
3 Lapangan olah raga terbuka I1I4I6
4 Plaza terbuka I1I4I6
5 Amphiteater I1I4I6
6 Pelataran bermain anak I4 I6
7 Pelataran parker I4 I6
8 Pelataran pandang I4 D6
9 Wisata kuliner I4 D1 D6
10 Toko oleh oleh I4 D1 D6
11 Kios temporer I4 D1 D6
12 Kantor pelayanan pemerintah I4 D1 D6
SUB ZONA RTH TAMAN RTH-7 DEFINISI
PEMAKAMAN UMUM Lahan terbuka dengan fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah dan juga memiliki
fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis
vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung.

Kegiatan yang diprioritaskan: Taman Pemakaman Umum.

Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk tempat pemakaman umum;
 Merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang ekologis untuk warga
masyarakat, habitat tumbuhan dan satwa kota, dan mendukung upaya konservasi air,
menjaga iklim mikro dan kualitas tutupan lahan.
 Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal, dan
meningkatkan kualitas estetika infrastruktur ruang hijau sebagai identitas kota,

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman Hijau
3. Taman Pemakaman
4. Jalur pedestrian dan sepeda

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1):


 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 10% dari luas lahan pemakaman.

Makam Adat T1
Plaza Terbuka T1
Amphiteater/ panggung terbuka T1
Pelataran Parkir T1
Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (kegiatan T1
pemakaman)

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 10%;
 KLB maksimal sebesar 0.1;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 50%.

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2- Pemberian keringanan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Pemakaman Umum..
 |4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan Taman Pemakaman Umum.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat dan
ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
 D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

1 Hutan Rakyat I1 I4
2 Taman Hijau I2 I4
3 Makam Adat I2 I4
4 Tempat Pemakaman Umum I2 I4
5 Plaza Terbuka I1 I4
6 Amphiteater/ panggung terbuka I1 I4
7 Pelataran Parkir I1 I4
8 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona (kegiatan I4
pemakaman)

7 ZONA PARIWISATA
SUB ZONA WISATA DEFINISI:
PELATARAN PANDANG Lahan terbuka bagi pengembangan wisata pemandangan alam bagi publik pada lokasi
terbaik pemandangan kota.

Kegiatan yang diprioritaskan: Pelataran Pandang

Tujuan Penetapan:
- Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
- Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki kKeunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam untuk dapat dikembangkan sebagai landmark kota dan
wisata pemandangan alam yang berkelanjutan;
- Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
- Pemanfaatan yang diizinkan (I):
- Hutan Rakyat/ Hutan Adat
- Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan/ atau bersyarat (T1, B3, B4):
- T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan
bangunan tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
- B3- Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk
bangunan pelataran pandang yang berwawasan lingkungan, memperkuat
estetika keunikan bentang alam, serta dilengkapi dengan jumlah rencana
kapasitas pengguna atau pengunjung.
- B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib memenuhi persyaratan perizinan yang
diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


- KDB maksimal sebesar 10%;
- KLB maksimal sebesar 0.1;
- Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
- KDH minimal sebesar 80%.

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal dan/ atau pada pemanfaatan
Pelataran Pandang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan wisata pelataran
pandang.
 I3-Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Pelataran Pandang.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan pemanfaatan ruang yang
dipelihara sesuai tujuan penetapan wisata pelataran pandang
 I8 -Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui ur'un saham
pengembangan pelataran pandang untuk memajukan kepariwisataan daerah.
 I9 -Pembangunan sarana dan prasarana dalam hal pemanfaatan ruang wisata yang
fungsi dan kegiatannya bersifat umum dan sosial.
DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat dan
ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D8-Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

1 Hutan Rakyat / Hutan adat I1 I4


2 Plaza terbuka I3 I4 I8
3 Pelataran parker I3 I4 I8
4 Pelataran Pandang I3 I4 I8 I9
SUB ZONA WISATA W-2 DEFINISI
PANORAMA KULINER Tipologi pengembangan wisata pemandangan alam pada lokasi terbaik pemandangan kota
yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat kuliner
secara terbatas.

Kegiatan yang diprioritaskan: Pelataran Pandang dan Wisata Kuliner.

Tujuan Penetapan:
 Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
 Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki keunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam untuk dapat dikembangkan sebagai wisata kuliner yang
berkelanjutan;
 Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Pelataran bermain anak

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan tidak
boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
pelataran pandang yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan
bentang alam, serta dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau
pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 Pelataran Pandang B3
2 Plaza terbuka n T1
3 Pelataran parker T1
4 Wisata kuliner B1, B3, B4
5 Took oleh oleh T1
6 Kios temporer, gerobak PKL T1, T2, T3
7 Rumah makan, restoran T1, B1, B3, B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 20%;
 KLB maksimal sebesar 0.40;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 2 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 65%.

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
HutanRakyat/ Hutan Adat dan ruang-ruang publik yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapansub
zona Wisata Panorama Kuliner.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Panorama Kuliner.
 I8-Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui urun saham
pengembangan kawasan Tujuan Wisata untuk memajukan kepariwisataan daerah.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan
lingkunganpelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona
Wisata Panorama Kuliner.
 Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
dan ruang-ruang publik yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti
menjadi kegiatan lainnya.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

INSENTIF
Fiskal
 Pemberian keringanan pajak bumi bangunan selama masa tenggang (grace period)
setelah fasilitas Wisata Panorama Kuliner telah selesai dibangun atau telah selesai
direnovasi untuk tujuan meningkatkan pariwisata daerah.
 Sebagai penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan Wisata Panorama Kuliner yang dapat dinikmati oleh publik.
 Sebagai penggantian atas terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup pada
pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan Wisata Panorama
Kuliner.

DISINSENTIF
Pencabutan Insentif Fiskal
 Karena pemanfaatan ruang yang tidak produktif atau tidak dipelihara sesuai tujuan
penetapan Wisata Panorama Kuliner.

1 Hutan rakyat/hutan adat I1 I4


2 Taman hijau I3 I4
3 Plaza terbuka I3 I4 I8
4 Pelataran bermain anak I3 I4 I8
5 Pelataran parker I3 I4 I8
6 Pelataran pandang I3 I4 I8 I9
7 Wisata kuliner I3 I4 I9
8 Took oleh-oleh I3 I4 I9
9 Kios temporer I3 I9
10 Rumah makan, restoran I3 I4
SUB ZONA TUJUAN WISATA W3 DEFINISI:
Tipologi pengembangan wisata alam, wisata olah raga, wisata sejarah dan/atau budaya yang
dapat menjadi pusat atraksi wisata.

Kegiatan yang diprioritaskan: Fasilitas pariwisata yang dapat menjadi destinasi wisata.

Tujuan Penetapan:
 Pentingnya meneruskan kepada generasi mendatang bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya;
 Membuka akses pada lokasi-lokasi yang memiliki kKeunikan dan keindahan
pemandangan bentang alam dan memenuhi syarat untuk dapat dikembangkan
sebagai lokasi destinasi wisata masal yang berkelanjutan;
 Melestarikan lokasi dengan pemandangan terbaik kota untuk dapat dinikmati oleh
publik secara abadi, menjadi bagian dari identitas kota dan kebanggaan warga kota.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Plaza terbuka
4. Amphiteater
5. Pelataran bermain anak
6. Toko oleh-oleh dan souvenir
7. Jasa Pariwisata
8. Rumah Adat Batak I2
9. Sawah, Lumbung, & Pengolahan Pertanian |2, O
10. Perkebunan & Pengolahan hasil perkebunan O

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan hidup sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
4 kolam retensi, embung B4
5 pelataran pandang B3
6 pelataran parkir B2
7 wista kuliner B1,B3,B4
8 museum, galeri B3
9 taman budaya B3
10 themepark B1,B2,B3,B4
11 waterpark B1,B2,B3,B4
12 kios temporer , gerobak PKL T1, T2,T3
13 rumah makan, restoran B1, B3,B4
T2,T3, B1, B2.
14 pasar festival B4
15 tower/ menara telekomunikasi T3, B4
16 gedung pertunkjukan B2,B3,B4
17 fasilitas ibadah skala lingkungan T3, B4
18 dermaga wisata B1,B2,B3,B4
19 billboard komersial, spanduk, baleho T3,B3

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 0.80;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 2 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 40%.

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang
Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam
dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapansub
zona Tujuan Wisata
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Tujuan Wisata.
 I8-Pemberian kesempatan kemitraan dengan pemerintah melalui urun saham
pengembangan kawasan Tujuan Wisata untuk memajukan kepariwisataan daerah.
 Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti
menjadi kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi
umum dan sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai
masaberlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan/ atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan
penetapan..
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan berlaku
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA WISATA W-4 DEFINISI
MASYARAKAT Zona yang difungsikan untuk kegiatan usaha yang bersifat retail dan kegiatan jasa komersil
dalam skala luas lahan pengembangan <1ha dengan fungsi utama mendukung kegiatan
pariwisata Danau Toba.
Kegiatan yang diprioritaskan:
Komersial penunjang pariwisata yang membuka akses bagi pedestrian di lantai dasar;
dan desain yang berkearifan lokal.

Tujuan Penetapan:
 Mengembangkan pola ekowisata berbasis masyarakat dengan mendorong
pemanfaatan ruang bagi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh masyarakat;
 Mengkonsentrasikan lokasi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh
masyarakat sehingga dapat didukung oleh infrastruktur pemerintah secara efektif dan
efisien; dan
 Mendorong terwujudnya ruang kota yang nyaman bagi pedestrian dan wisatawan
dengan membuka koridor jalur wisata yang menerus, aman, atraktif dan memiliki
keunikan pemandangan bentang alam kota.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
 Pemanfaatan yang diizinkan (I):
 Hutan Rakyat/ Hutan Adat
 Taman hijau
 Lapangan olah raga terbuka
 Plaza terbuka
 Amphiteater
 Pelataran bermain anak
 Pelataran Parkir
 Toko oleh-oleh dan souvenir
 Jasa Pariwisata
 Kampung Wisata
 Rumah Adat Batak
 Sawah, Lumbung, & Pengolahan Pertanian
 Perkebunan & Pengolahan hasil perkebunan
 Toko Retail
 Toko Pakaian
 Bank, Lembaga Keuangan, Asuransi dan jasa non-bank lainnya
 Pool Kendaraan, Sewa Kendaraan
 Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang
 Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/Studio Musik
 Warnet
 Kantor Pelayanan Telekomunikasi
 Jasa Fotokopi, Digital Printing
 Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
 TK/PAUD/ Tempat Penitipan Anak
 Kantor Pelayanan Pemerintah sesuai sektor terkait zona atau subzona
 Industri Kreatif

Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1-Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3- Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 60%;
 KLB maksimal sebesar 1.00;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 4 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%.

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Masyarakat
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Masyarakat
 I8-UrunSaham
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona Wisata
Masyarakat.
 Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.

DISINSENTIF
 D1 -Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemiliki lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA WISATA TERPADU W-5 DEFINISI:
Zona yang difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/jasa
pendukung pariwisata, akomodasi, tempat bekerja, tempat berusaha, dan tempat hiburan
dalam skala luas pengembangan >1 ha yang dikembangkan dalam bentuk terpadu.

Kegiatan yang diprioritaskan:


Hotel berbintang, Hotel Resort, Mixed Use Apartment, Balai Pertemuan, Gedung
Pertunjukan penunjang pariwisata dengan desain yang berkearifan lokal.

Tujuan Penetapan:
 Mengembangkan dan mendorong pemanfaatan ruang bagi kegiatan-kegiatan
pendukung pariwisata oleh masyarakat dan investor pada lokasi-lokasi yang memiliki
keunikan bentang alam dan pemandangan terbaik kota;
 Mengkonsentrasikan lokasi kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata oleh
masyarakat dan investor sehingga dapat didukung oleh infrastruktur pemerintah
secara efektif dan efisien; dan
 Mendorong terwujudnya kota pariwisata kelas dunia yang dapat menjual keindahan
alam, budaya, dan kearifan lokal tanpa merusaknya.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

Pemanfaatan yang diizinkan (I):


 Hutan Rakyat/ Hutan Adat
 Taman hijau
 Plaza terbuka
 Amphiteater
 Pelataran bermain anak
 Pelataran Parkir
 Toko oleh-oleh dan souvenir
 Jasa Pariwisata
 Rumah Adat Batak
 Sawah, Perkebunan
 Lumbung, Pengolahan Pertanian , & Pengolahan hasil perkebunan
 Jasa Fotokopi, Digital Printing
 Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
 TK/PAUD/ Tempat Penitipan Anak

Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1-Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3- Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 1.00;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 3 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 30%

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat atau kolam rentensi/ penampungan air baku yang dipelihara
sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang
berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 -Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong tujuan penetapan sub
zona Wisata Terpadu
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan sub zona Wisata Terpadu
 I7-TPZPengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
 Sub zona Wisata Terpadu memiliki kesempatan untuk memperoleh bonus luas
lantai untuk mencapai KLB maksimal yang diperbolehkan melalui mekanisme
 Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of Development Right (TDR) dari sub
zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman Kota/ Kecamatan.
 TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor
untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 Sub zona Wisata Terpadu dapat menerima atau membeli pengalihan hak lebih
dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 3.0 dan tinggi bangunan
mencapai maksimal 8 lantai.
 18-Urun Saham
 Pemberian penghargaan atas partisipasi masyarakat dan/atau investor dalam
mewujudkan daya tarik pariwisata daerah dengan membangun atau memperbaiki
citra kota dan meningkatkan hospitality masyarakat kota kepada wisatawan.

DISINSENTIF

 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat


atau kolam rentensi/ penampungan air baku yang tidak produktif atau tidak dipelihara
atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D7-Pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan secara maksimal; atau
- Karena dalam kurun waku 5 tahun dari sejak peraturan daerah diterbitkan,
pemanfaatan ruang tidak diwujudkan dan tidak dipelihara sesuai tujuan penataan
ruang
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
8 ZONA PERDAGANGAN JASA
SUB ZONA PERDAGANGAN K-2 DEFINISI:
DAN JASA SKALA BWP Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat
berusaha, dan tempat hiburan dengan skala pelayanan regional dalam skala luas
pengembangan >1 ha yang dikembangkan dalam bentuk terpadu.

Kegiatan yang diprioritaskan: Kompleks Komersial Terpadu.


Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja pertokoan, jasa, rekreasi dan
pelayanan masyarakat;
 Menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan skala BWP;
 Mengkonsentrasikan pemanfaatan ruang komersial sebagai pengembangan
kawasan terpadu untuk meningkatkan kenyamanan berbelanja pengunjung dan
mengurangi kemacetan.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Plaza terbuka
5. Amphiteater
6. Pelataran bermain anak
7. Pelataran Parkir
8. Pelataran Pandang
9. Toko oleh-oleh dan souvenir
10. Jasa Pariwisata
11. Bank/ Lembaga Keuangan
12. Asuransi dan jasa non-bank lainnya
13. Showroom Kendaraan
14. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
15. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak
16. Kantor Swasta Tunggal
17. Kantor Pelayanan Pemerintah

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasI
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 60% ;
 KLB maksimal 1,00;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan Sub zona
Perdagangan dan Jasa Skala BWP
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP
 I7-TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right
- Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP memiliki kesempatan untuk
memperoleh bonus luas lantai untuk mencapai KLB maksimal yang diperbolehkan
melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of Development Right
(TDR) dari sub zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman Kota/ Kecamatan
- TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor untuk
bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting da
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
- Sub zona Perdagangan dan Jasa Terpadu dapat menerima atau membeli
pengalihan hak lebih dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 2.0 dan
tinggi bangunan mencapai maksimal 6 lantai.
 I8-Urun Saham

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentifl1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D7-Pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan secara maksimal; atau
- Karena dalam kurun waku 5 tahun dari sejak peraturan daerah diterbitkan,
pemanfaatan ruang tidak diwujudkan dan tidak dipelihara sesuai tujuan
penataan ruang.
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA PERDAGANGAN K-3 DEFINISI:
DAN JASA SKALA SUB BWP Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat
berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan sub BWP. Yang
dikembangkan dalam bentuk bangunan tunggal secara horizontal maupun vertikal.

Kegiatan yang diprioritaskan: Bangunan Komersial, Pertokoan dan Perkantoran.

Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja pertokoan, jasa, rekreasi dan
pelayanan masyarakat; dan
 Menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
dalam skala pelayanan skala Sub BWP.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Plaza terbuka
5. Pelataran bermain anak
6. Pelataran ParkirS
7. Pelataran Pandang
8. Toko oleh-oleh dan souvenir
9. Jasa Pariwisata
10. Rumah Adat Batak
11. Toko Retail
12. Toko Pakaian
13. Toko Alat-alat Rumah Tangga
14. Toko Bahan Bangunan & Pertukangan
15. Bank/ Lembaga Keuangan
16. Asuransi dan jasa non-bank lainnya
17. Showroom Kendaraan
18. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang
19. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music
20. Warnet
21. Kantor Pelayanan Telekomunikasi
22. Jasa Fotocopy, Digital Printing
23. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
24. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak
25. Kantor Swasta Tunggal
26. Kantor Pelayanan Pemerintah

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 72- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 60% ;
 KLB maksimal 1.00;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan Sub zona
Perdagangan dan Jasa Skala SBWP
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan Sub zona Perdagangan dan Jasa Skala SBWP

DISINSENTIF
 D1 -Pencabutan insentif I1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

9 ZONA PERKANTORAN
KT DEFINISI :
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan perkantoran pemerintahan/ swasta dan tempat bekerja/ berusaha,
dilengkapi dengan fasilitas umum/ sosial pendukungnya Kegiatan yang diprioritaskan:
Gedung Perkantoran Pemerintah dan Swasta.

Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa
perkantoran pemerintah dan/atau swasta;
 Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa
sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif, sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya;
 Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana umum, terutama untuk melayani
kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Plaza terbuka
5. Pelataran bermain anak
6. Pelataran Parkir
7. Pelataran Pandang
8. Toko oleh-oleh dan souvenir
9. Jasa Pariwisata
10. Bank/ Lembaga Keuangan
11. Asuransi dan jasa non-bank lainnya
12. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang
13. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music
14. [Warnet
15. Kantor Pelayanan Telekomunikasi
16. Jasa Fotocopy, Digital Printing
17. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
18. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak
19. Kantor Swasta Tunggal
20. Kantor Pelayanan Pemerintah

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan
lantai dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait; lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian dan/atau memenuhi persyaratan perizinan yang diterbitkan
oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 60 %
 KLB maksimal 1.00;
 Tinggi bangunan maksimal 4 lantai; dan
 KDH Minimal 20%

INSENTIF

 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas


terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan Zona Perkantoran
 I4-Pemberian kemudahan perizinan berlaku pada kegiatan yang mendukung
terwujudnya penetapan Zona Perkantoran

DISINSENTIF

 D1 -Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat


yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara permanen/ temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai
masa berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan/ atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan
penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
10 ZONA PERUMAHAN
SUBZONA PERUMAHAN R-2 DEFINISI
KEPADATAN TINGGI Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat
tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah bangunan rumah dengan
luas lahan (100 hingga 1000 unit/hektar).

Kegiatan yang diprioritaskan: Apartemen dan Rumah Susun


a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Plaza terbuka
5. Pelataran bermain anak/ play ground
6. Pelataran Parkir
7. Sawah, Lumbung, & Pengolahan Pertanian
8. Perkebunan & Pengolahan hasil perkebunan
9. Toko Retail
10. Toko Pakaian
11. Toko Alat-alat Rumah Tangga
12. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang
13. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/Studio Music
14. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
15. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peratururan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib
memenuhi persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas
terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 1.00;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 3 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Tinggi.
 I4 -Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Tinggi.
 I7-TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Sub zona Perumahan Berkepadatan Tinggi memiliki kesempatan untuk
memperoleh bonus luas lantai untuk mencapai KLB maksimal yang
diperbolehkan melalui mekanisme Pengalihan Hak Membangun/ Transfer of
Development Right (TDR) dari sub zona RTH- 1 Hutan Kota dan RTH-2 Taman
Kota/ Kecamatan.
- TPZ TDR merupakan upaya kemitraan dengan masyarakat dan/atau investor
untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam, hutan eksisting dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
- Sub zona Perumahan Berkepadatan Tinggi dapat menerima atau membeli
pengalihan hak lebih dari 1 kali sampai KLB mencapai maksimal sebesar 3.0
dan tinggi bangunan mencapai maksimal 8 lantai.
 I8-UrunSaham

DISINSENTIF

 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D7 -Pencabutan TPZ Pengalihan Hak Membangun (Transfer of Development Right)
- Karena pengalihan hak membangun sudah dilakukan secara maksimal; atau
- Karena dalam kurun waku 5 tahun dari sejak peraturan daerah diterbitkan,
pemanfaatan ruang tidak diwujudkan dan tidak dipelihara sesuai tujuan
penataan ruang.
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUBZONA PERUMAHAN R-3 DEFINISI


KEPADATAN SEDANG Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat
tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan (40 hingga 100 unit/hektar).

Kegiatan yang diprioritaskan: Apartemen dan Rumah Susun midrise dengan maksimum
ketinggian 3 lantai.

1. Pemanfaatan yang diizinkan (1):


2. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
3. Taman hijau
4. Lapangan Olah Raga Terbuka
5. Plaza terbuka
6. Pelataran bermain anak/ play ground
7. Pelataran Parkir
8. Sawah, Lumbung, & Pengolahan Pertanian
9. Perkebunan & Pengolahan hasil perkebunan
10. Rumah Adat Batak
11. Rumah Tinggal Tunggal
12. Kompleks Perumahan
13. Toko Retail
14. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/Studio Music
15. Warnet
16. Kantor Pelayanan Telekomunikasi
17. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
18. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak

Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 1.00;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 3 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Sedang.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Sedang.
 I8-Urun Saham

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiata lainnya.
 D2 -Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D8 -Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUBZONA PERUMAHAN R-4 Deskripsi


KEPADATAN RENDAH Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat
tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah bangunan
rumah dengan luas lahan (10 hingga 40 unit rumah/hektar)

Kegiatan yang diprioritaskan: Rumah Tinggal Tunggal dan Kompleks Perumahan.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Plaza terbuka
5. Pelataran bermain anak/ play ground
6. Pelataran Parkir
7. Sawah, Lumbung, & Pengolahan Pertanian
8. Perkebunan & Pengolahan hasil perkebunan
9. Rumah Adat Batak
10. Rumah Tinggal Tunggal
11. Kompleks Perumahan
12. Toko Retail
13. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
14. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 0.8;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 2 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan Kepadatan Rendah.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan Kepadatan
Rendah

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3-Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUB ZONA PERUMAHAN R-5 DEFINISI


RUMAH ADAT Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat
tinggal atau hunian dan/ atau untuk kegiatan penunjang kepariwisataan yang mendukung
kelestarian kearifan lokal budaya adat Batak.

Kegiatan yang diprioritaskan: Rumah Adat Batak dan Huta Batak.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4. Makam Adat
5. Plaza terbuka
6. Pelataran bermain anak/ play ground
7. Pelataran Parkir
8. Toko Oleh-oleh & Souvenir
9. Rumah Adat Batak
10. Rumah Tinggal Tunggal

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, B1, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan
lantai dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal sebesar 40%;
 KLB maksimal sebesar 0.8;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 2 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 20%

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi dan bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kelestarian rumah adat dan kearifan lokal budaya adat Batak berlaku
pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan penetapan sub zona
Perumahan/ Rumah Adat
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan sub zona
Perumahan/ Rumah Adat.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perumahan/ Rumah Adat.
 I8-Urun Saham
 Pemberian penghargaan kepada pemilik/pengguna/pengelola Perumahan/ Rumah
Adat yang dapat memberikan contoh terbaik pewarisan budaya leluhur adat Batak,
pelestarian rumah adat, pemanfaatan ruang dan kegiatan yang berkearifan lokal.
DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan kelestarian rumah adat dan kearifan local budaya
adat Batak berlaku pada pemanfaatan ruang yang dipelihara sesuai tujuan
penetapan sub zona Perumahan/ Rumah Adat.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 D8- Pembatalan insentif 18 dikarenakan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana pengembangan.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
ZONA CAMPURAN CAMPURAN PERUMAHAN, PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN/JASA
ZONA CAMPURAN DEFINISI
CAMPURAN PERUMAHAN, Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
PERKANTORAN DAN untuk menampung beberapa peruntukan fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan
PERDAGANGAN/JASA dan perdagangan/jasa; perumahan dan perkantoran; perkantoran perdagangan/jasa.

Kegiatan yang diprioritaskan: Komersial Campuran.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat
2. Taman hijau
3. Lapangan Olah Raga Terbuka
4, Plaza terbuka
5. Pelataran bermain anak
6. Toko oleh-oleh dan souvenir
7. Jasa Pariwisata
8. Rumah Tinggal Tunggal
9. Toko Retail
10. Toko Pakaian
11. Toko Alat-alat Rumah Tangga
12. Toko Bahan Bangunan & Pertukangan
13. Bank/ Lembaga Keuangan
14. Asuransi dan jasa non-bank lainnya
15. Showroom Kendaraan
16. Pool Kendaraan, Sewa Kendaraan
17. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang
18. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music
19. Warnet
20. Kantor Pelayanan Telekomunikasi
21. Jasa Fotocopy, Digital Printing
22. Ruko, Rukan
23. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness
24. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak
25. Kantor Swasta Tunggal
26. Kantor Pelayanan Pemerintah

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 12- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
 KDB maksimal 60% ;
 KLB maksimal 1.00;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3-Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut tujuan penetapan zona Campuran.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan zona Campuran.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan berfungsi umum dan sosial telah berganti menjadi
kegiatan berfungsi lainnya yang membatasi aksesnya terhadap fungsi umum dan
sosial.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

12 ZONA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN


SUB ZONA PERTANIAN DEFINISI:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung kegiatan yang berhubungan
dengan pengusahaan tanaman padi untuk pribadi atau tujuan komersial.

Kegiatan yang diprioritaskan: Sawah.

Tujuan Penetapan:
 Mendukung perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yaitu sistem dan
proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan
dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan
kawasannya secara berkelanjutan; dan
 Menetapkan lahan cadangan atau lahan potensial yang dilindungi pemanfaatannya
agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dapat dimanfaatkan
sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) pada masa yang akan
datang, dengan kriteria sbb.:
- Berada pada kesatuan hamparan lahan yang mengandung produktivitas dan
efisiensi produksi;
- Memiliki potensi sangat sesuai, sesuai dan agak sesuai untuk peruntukan
tanaman pangan;
- Didukung insfrastruktur dasar; dan/ atau
- Telah dimanfaatkan sebagai lahan cadangan pertanian pangan.
(sumber: UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Peraturan Pemerintah RI 12/2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan)

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

 Pemanfaatan yang diizinkan (I):


- Hutan Rakyat/ Adat;
- Sawah;
- Lumbung, Pengolahan hasil pertanian;
- Rumah Adat Batak.

Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, B4):


 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan; dan
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG untuk Pemanfaatan yang diizinkan:


- KDB maksimal sebesar 10%;
- KLB maksimal sebesar 0.1;
- Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
- KDH minimal sebesar 80%.

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal khususnya dibidang ketahanan pangan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Pertanian.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUB ZONA PERKEBUNAN PL-12 DESKRIPSI:


Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung kegiatan yang berhubungan
dengan pengusahaan tanaman-tanaman kebun untuk pribadi atau tujuan
komersial.

Kegiatan yang diprioritaskan: Perkebunan.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Adat;
2. Sawah;
3. Lumbung, Pengolahan hasil pertanian;
4. Perkebunan (palawija, kopi, coklat, dsb);
5. Pengolahan hasil perkebunan;
6. Pembibitan Tanaman, Nursery;
7. Ladang peternakan rakyat;
8. Rumah Adat Batak.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T3, B4):


- T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas tidak boleh melebihi 10% dari total
luas lahan;
- T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait; dan
- B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG untuk Pemanfaatan yang diizinkan:


 KDB maksimal sebesar 10%;
 KLB maksimal sebesar 0.1;
 Tinggi Bangunan maksimal sebesar 1 lantai; dan
 KDH minimal sebesar 80%.

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal khususnya dibidang ketahanan pangan.
 I4 -Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Perkebunan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
13 ZONA INDUSTRI
SUBZONA SENTRA INDUSTRI SKM DEFINISI :
KECIL DAN MENENGAH Penggunaan lahan industri dengan modal kecil dan tenaga kerja yang sedikit dengan
peralatan sederhana.

Tujuan Penetapan:
 Mendorong tumbuhnya pengembangan industri kecil dan menengah;
 Memberi kemudahan bagi dunia usaha, khususnya industri kecil dan menengah,
untuk memperoleh kapling industri siap bangun yang dilengkapi prasarana dan
sarana penunjang; dan
 Mengatasi permasalahan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
industri.
 Menetapkan lahan potensial bagi kawasan industri dukungan infrastruktur dapat
diarahkan untuk mengembangkan investasi industri di kawasan prioritas Muara.

Kegiatan yang diprioritaskan: Industri Kecil dan Menengah, Industri Kerajinan Rakyat.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4, Plaza terbuka;
5. Pelataran Parkir;
6. Pelataran Pandang;
7. Toko oleh-oleh dan souvenir;
8. Jasa Pariwisata;
9. Sawah;
10. Lumbung, Pengolahan hasil pertanian;
11, Perkebunan (palawija, kopi, coklat, dsb);
12. Pengolahan hasil perkebunan;
13. Pembibitan Tanaman, Nursery;
14. Toko Bahan Bangunan & Pertukangan;
15. Bank/ Lembaga Keuangan;
16. Asuransi dan jasa non-bank lainnya;
17. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
18. Jasa Fotocopy, Digital Printing;
19. TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak;
20. Balai Pelatihan;
21. Kantor Swasta Tunggal;
22. Kantor Pelayanan Pemerintah;
23. Industri Kreatif;
24. Industri Kecil /Ringan/Non-pollutant;
25. Pergudangan, Pengepakan;

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 I2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 40% ;
 KLB maksimal 1.20;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona Sentra Industri Kecil Menengah.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Sentra Industri Kecil
Menengah.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUBZONA PERGUDANGAN PL 12 DEFINISI:
Peruntukan ruang untuk melakukan proses penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan
barang.

Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan
mendistribusikan barang; dan
 Mendorong kelancaran distribusi barang pada koridor Silangit Muara;
 Memberikan kemudahan bagi dunia usaha dalam proses distribusi barang dengan
mengalokasikan ruang yang memenuhi persyaratan sebagai kawasan pergudangan.

Kegiatan yang diprioritaskan: Industri Pergudangan/ Pengepakan.

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4, Plaza terbuka;
5. Pelataran Parkir;
6. Pelataran Pandang;
7. Toko oleh-oleh dan souvenir;
8. Jasa Pariwisata;
9. Sawah;
10. Lumbung, Pengolahan hasil pertanian;
11. Perkebunan (palawija, kopi, coklat, dsb);
12. Pengolahan hasil perkebunan;
13. Pembibitan Tanaman, Nursery;
14, Toko Bahan Bangunan & Pertukangan;
15. Bank/ Lembaga Keuangan;
16. Asuransi dan jasa non-bank lainnya;
17. Showroom Kendaraan;
18. Pool Kendaraan, Sewa Kendaraan;
19. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
20. Jasa Fotocopy, Digital Printing;
21. Balai Pelatihan;
22. Kantor Swasta Tunggal:;
23. Kantor Pelayanan Pemerintah;
24. Industri Kreatif;
25. Industri Kecil /Ringan/Non-pollutant;
26. Pergudangan dan Pengepakan.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 I1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 I2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 I1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuh
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 I2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 I3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 40% ;
 KLB maksimal 1.20;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona Pergudangan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona Pergudangan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat yang
tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
14 ZONA SARANA PELAYANAN UMUM (SPU)
DEFINISI:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial
budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.

Tujuan Penetapan:
 Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan-kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olah raga dan
rekreasi, dengan fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk yang dilayani dan
skala pelayanan fasilitas yang akan dikembangkan;
 Menentukan pusat-pusat lingkungan sesuai dengan skala pelayanan; dan
 Mengatur hierakhi pusat pelayanan sesuai dengan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara.
SUB ZONA SPU SPU- DEFINISI :
TRANSPORTASI SKALA 1.2 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
KOTA untuk manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan
pengembangan sistem transportasi darat, udara, dan perairan dalam regional.

Kegiatan yang diprioritaskan: Bandar Udara Internasional, Dermaga dan Pelabuhan


Penyeberangan.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Plaza terbuka;
4. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
5. Kantor Pelayanan Pemerintah.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T3, B1, B2, B3, B4):
 I3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
 KDB maksimal 30% ;
 KLB maksimal 0.90;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1 -Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Transportasi Skala Kota.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Transportasi Skala
Kota.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Transportasi Skala Kota.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA SPU PENDIDIKAN SPU- DEFINISI:
SKALA KECAMATAN 2.1 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan
informal, serta dikembangkan secara horizontal dan vertikal.

Kegiatan yang diprioritaskan: Kampus, Sekolah, dan Asrama Pelajar/Mahasiswa.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4, Plaza terbuka;
5. Pelataran Bermain Anak/ Playground;
6. Toko oleh-oleh dan suvenir;
7, Jasa Pariwisata;
8. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
9. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music;
10. Warnet;
11. Kantor Pelayanan Telekomunikasi;
12. Jasa Fotocopy, Digital Printing;
13. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness;
14, TK/ PAUD/ Tempat Penitipan Anak;
15. SD dan sederajat;
16. SMP, SMU dan sederajat,
17. Sekolah Terpadu;
18. Akademi, Perguruan Tinggi;
19. Balai Pelatihan;
20. Kantor Pelayanan Pemerintah;
21. Industri Kreatif.

 Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 40% ;
 KLB maksimal 1.20;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat yang dipelihara sesuai tujuan penetapan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU pendidikan skala kecamatan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU pendidikan skala
kecamatan.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
pendidikan skala kecamatan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
SUB ZONA TRANSPORTASI SPU DEFINISI :
SKALA KECAMATAN 2.2 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan
pengembangan sistem transportasi yang tertuang didalam rencana tata ruang yang meliputi
transportasi darat, udara, dan perairan skala kecamatan.

Kegiatan yang diprioritaskan: Terminal Penumpang, Dermaga Wisata, dan Parkir.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Plaza terbuka;
4. Toko oleh-oleh dan suvenir;
5. Jasa Pariwisata;
6. Pool Kendaraan, Sewa Kendaraan;
7. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
8. Jasa Fotocopy, Digital Printing;
9. Kantor Pelayanan Pemerintah;

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
 KDB maksimal 30% ;
 KLB maksimal 0.90;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1- Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Transportasi Skala Kecamatan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Transportasi Skala
Kecamatan.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Transportasi Skala Kecamatan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif 11 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat
yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi kegiatan
lainnya.
 D2- Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3-Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUB ZONA SPU KESEHATAN SPU- DEFINISI


SKALA KECAMATAN 2.3 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk pengembangan sarana kesehatan dengan hierarki dan skala pelayanan yang
disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan dilayani yang dikembangkan secara
horizontal

Kegiatan yang diprioritaskan: Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan.

a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):


1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4. Plaza terbuka;
5. Pelataran Bermain Anak/ Playground;
6. Toko oleh-oleh dan suvenir;
7. Jasa Pariwisata;
8. Jasa Pengiriman dan Pengangkutan Barang;
9, Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music;
10. Warnet;
11. Kantor Pelayanan Telekomunikasi;
12. Jasa Fotocopy, Digital Printing;
13. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness;
14. Balai Pelatihan;
15. Industri Kreatif.

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4- Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB maksimal 40% ;
 KLB maksimal 1.20;
 Tinggi bangunan maksimal 3 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF
 I1-Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas
terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 - Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Kesehatan Skala Kecamatan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Kesehatan Skala
Kecamatan.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU
Kesehatan Skala Kecamatan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat/
Taman Hijau yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi
kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.
1 flying fox , tree top walk, trekking T1
2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

SUBZONA SPU OLAHRAGA SPU- DEFINISI


SKALA KECAMATAN 2.4 Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk menampung sarana olahraga baik dalam bentuk terbuka maupun tertutup
sesuai dengan lingkup pelayanannya dengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan
dengan jumlah penduduk.

Kegiatan yang diprioritaskan: Lapangan Olah Raga, Gedung Olah Raga, Stadion Olah
Raga.
a. Pemanfaatan yang diizinkan (I):
1. Hutan Rakyat/ Hutan Adat;
2. Taman hijau;
3. Lapangan Olah Raga Terbuka;
4. Plaza terbuka;
5. Amphiteater/ Panggung Terbuka;
6. Pelataran Bermain Anak/ Playground;
7. Toko oleh-oleh dan suvenir;
8. Jasa Pariwisata;
9. Jasa Pendidikan/Bimbel/Kursus/ Studio Music;
10. Warnet;
11. Kantor Pelayanan Telekomunikasi;
12. Sanggar Senam/ Gym/ Fitness;
13. Balai Pelatihan;

b. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas dan bersyarat (T1, T2, T3, B1, B2, B3, B4):
 T1- Diperbolehkan secara terbatas dengan luas total perkerasan dan bangunan lantai
dasar tidak boleh melebihi 10% dari total luas lahan;
 T2- Diperbolehkan secara terbatas hanya pada waktu atau hari tertentu
operasionalnya, berdasarkan kesepakatan antara badan usaha dan/ atau masyarakat
dengan pemerintah daerah melalui rekomendasi dinas terkait;
 T3- Diperbolehkan secara terbatas pada radius tertentu berdasarkan rekomendasi
dinas terkait;
 B1- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan kajian lingkungan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (Amdal/UKL-UPL/SPPL), dan wajib memenuhi
persyaratan hasil kajian lingkungan hidup sesuai rekomendasi dinas terkait.
 B2- Diperbolehkan dengan syarat wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
sesuai rekomendasi dinas terkait
 B3-Diperbolehkan dengan syarat wajib melalui rekomendasi TABG untuk bangunan
yang berwawasan lingkungan, memperkuat estetika keunikan bentang alam, serta
dilengkapi dengan jumlah rencana kapasitas pengguna atau pengunjung.
 B4-Diperbolehkan dengan syarat wajib mengelola limbah dan/atau memenuhi
persyaratan perizinan yang diterbitkan oleh instansi dan/atau dinas terkait.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
 KDB maksimal 40% ;
 KLB maksimal 0.80;
 Tinggi bangunan maksimal 2 lantai; dan
 KDH Minimal 20 %

INSENTIF

 I1- Pemberian pembebasan pajak bumi bangunan sebagai penggantian atas


terjaminnya kualitas fungsi lingkungan hidup berlaku pada pemanfaatan ruang Hutan
Rakyat/ Hutan Adat/ Taman Hijau yang dipelihara sesuai tujuan penetapan
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal.
 I2 -Pemberian keringanan pajak bumi bangunan secara permanen sebagai
penggantian atas terjaminnya kualitas pelestarian alam dan budaya yang berkearifan
lokal atau lokasi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan yang berfungsi sebagai fasilitas
umum dan sosial.
 I3 - Pemberian keringanan pajak dan/atau pengurangan retribusi daerah secara
temporer terhadap kegiatan komersial yang turut mendorong pengembangan tujuan
penetapan sub zona SPU Olahraga Skala Kecamatan.
 I4-Pemberian kemudahan perizinan sebagai penghargaan atas partisipasi
masyarakat dan/atau investor dalam mewujudkan kawasan yang diprioritaskan
sesuai dengan rencana tata ruang penetapan sub zona SPU Olahraga Skala
Kecamatan.
 I9 - Pembangunan sarana dan prasarana dan/atau pengadaan fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial oleh Pemerintah sebagai pengembangan lingkungan
pelayanan umum yang terintegrasi sesuai tujuan penetapan sub zona SPU Olahraga
Skala Kecamatan.
 Pemberian penghargaan kepada pemanfaatan lahan dengan prestasi tertinggi
sebagaimana yang diatur peraturan perundangan sektor terkait.

DISINSENTIF
 D1-Pencabutan insentif!1 karena pemanfaatan ruang Hutan Rakyat/ Hutan Adat/
Taman Hijau yang tidak produktif atau tidak dipelihara atau telah berganti menjadi
kegiatan lainnya.
 D2-Pencabutan insentif 12 karena pemanfaatan ruang kegiatan tidak sesuai dengan
penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan.
 D3 -Pencabutan hak pemberian keringan pajak dan/ atau pengurangan retribusi
daerah secara temporer terhadap kegiatan komersil yang telah selesai masa
berlakunya atas pemberian insentif 13 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/
atau telah terjadi ketidaksesuaian penggunaan kegiatan dengan tujuan penetapan
 D4-Pembatalan pemberian kemudahan perizinan dikarenakan tidak tercapainya
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Denda dikenakan bagi pemilik lahan/ usaha yang merusak bentang alam dan
membuang sampah ke badan air terdekat.

1 flying fox , tree top walk, trekking T1


2 lapangan olah raga terbuka T1
3 lapangan golf dan club house B1,B4

Anda mungkin juga menyukai