Anda di halaman 1dari 55

PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


NO : WIKA- DIP – PK3 -01.01

PASAL 1
LINGKUP UMUM K3
1. Setiap pekerja dan perusahaan pengadaan barang/ jasa wajib mengikuti
persyaratan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja WIKA.

PASAL 2
KEPEMIMPINAN dan KOMITMEN
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kebijakan K3, kebijakan
larangan minuman keras dan obat-obatan terlarang, kebijakan perlindungan
lingkungan, kebijakan larangan membawa senjata tajam/api, kebijakan kesehatan
karyawan yang tertulis dan terdapat tanggal pengesahan.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki leading dan lagging indicator /
key performance indicator (KPI) SHE.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Statistical performance of safety
minimal selama periode 5 tahun.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti kebijakan-kebijakan yang tertulis
oleh WIKA (K3, larangan minuman keras dan obat-obatan terlarang, perlindungan
lingkungan, larangan membawa senjata tajam/api, dan kesehatan karyawan, dan lain-
lain).
5. Pemimpin perusahaan pengadaan barang/jasa berkomitmen terhadap pelaksanaan K3
di area proyek WIKA diantaranya mengikuti program safety morning talk, toolbox
meeting, safety patrol, safety meeting, house keeping, inspeksi SHE, dan lain-lain.

PASAL 3
ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB, dan STANDART
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki struktur organisasi SHE dimana
struktur tersebut terletak pada leher pimpinan. Dan memiliki struktur organisasi
khusus SHE.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib terdapat jobdesk dan kompetensi pada
setiap personil baik sesuai dengan Struktur organisasi dan pekerja harian.
3. Pengadaan barang/jas Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki
kompetensi pekerja proyek.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki program SHE di perusahaannya.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki program training SHE / training
matriks SHE.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan dan ketersediaan
standard kerja yang digunakan dalam pekerjaan dan terdapat lingkup SHE.
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standard SHE yang berlaku di
WIKA.

PASAL 4
MANAJEMEN RESIKO
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki metode dalam manajemen risiko
atau prosedur manajemen risiko.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Analisis bahaya setiap tahapan
proyek dan ketepatan mitigasi bahaya sesuai dengan jenis pekerjaan di area proyek
tersebut, contoh: HIRARC (Hazard Indentification, Risk Assessment and Risk
Control) dan JSA (Job Safety Anlysis).
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki penanganan zat kimia apabila
memiliki/ terdapat bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa: MSDS (Material
Safety Data Sheets)/ LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan), prosedur
penanganan B3, form manifest B3, form dan prosedur izin kerja.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki metode analisis kebutuhan APD
(Alat Pelindung Diri) dan matriks kebutuhan APD yaitu: matriks APD dan manifest
pengelolaan APD.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti manajemen risiko yang berlaku
di WIKA.

PASAL 5
PERENCANAAN dan PROSEDUR KERJA
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki urutan rencana pelaksanaan kerja
pada proyek tersebut dan memiliki S- Curve.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Perencanaan program kerja SHE
diantaranya aspek keselamatan (safety), aspek kesehatan kerja (health), aspek
lingkungan (environment).
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur kerja/
instruksi kerja, kelengkapan data peralatan kerja yang digunakan, dan perijinan
peralatan kerja yang digunakan.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur SHE,
kelengkapan data peralatan SHE yang digunakan, perijinan peralatan SHE yang
digunakan.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib kelengkapan data kendaraan yang
digunakan, kelengkapan data pengemudi kendaraan berupa prosedur keselamatan
berkendara, data monitoring/manifest kendaraan bermotor, data monitoring
pengemudi (SIM, KTP).
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Format pelaporan program SHE
( incident, accident,nearmist, manifest, manhour, investigasi kecelakaan, unsafe act
dan unsafe condition, pencemaran lingkungan, kinerja lingkungan, dokumentasi
kegiatan SHE)
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti perijinan peralatan kerja dan
SHE yang digunakan sesuai sistem di WIKA.
8. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti prosedur dan standar SHE di
WIKA.

PASAL 6
KEADAAN DARURAT
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur keadaan
darurat dan pelaporannya diantaranya: Prosedur keadaan darurat dan penanganan
minimal 6 ( banjir, gempa bumi, kebakaran, demo dan huru hara, tumpahan B3,
ancaman bom.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan informasi yang
terkait dengan keadaan darurat, yaitu: format emergency respon plan, format
emergency respon team.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki informasi pelatihan keadaan
darurat: berupa matrix training emergency respon.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki data dan peralatan perlengkapan
emergency respon.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standar SHE apabila ada
penanganan keadaan darurat di WIKA.

PASAL 7
INSIDEN, ACCIDENT dan LAPORAN INVESTIGASI
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur
penanganan dan investigasi kejadian insiden, dan accident.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Sistem pelaporan kejadian
bahaya, yaitu format pelaporan incident, accident, unsafe act, unsafe condition,
nearmiss, investigation.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standar SHE dalam pelaporan
kejadian bahaya yang sudah berlaku di WIKA.

PASAL 8
INSPEKSI dan AUDIT
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur inspeksi
peralatan dan inspeksi SHE.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki form inspeksi (contoh crane,
buldozer, mesin genset,mesin grenda, welding machine, mesin diesel, alat angkat,
APAR, scafollding, dan lain-lain) sesuai dengan pekerjaan pada proyek tersebut.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki perencanaan jadwal kegiatan
inspeksi.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki matrix/ manifest inspeksi
peralatan.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur audit SHE.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki jadwal matrix audit SHE.
PASAL 9
PERATURAN UMUM
1. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus memahami dan mematuhi kaedah, dan
peraturan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan WIKA.
2. Setiap orang yang tidak berkepentingan di larang memasuki area/ lokasi kerja WIKA.
3. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa harus menaati peraturan lalu
lintas di lokasi kerja WIKA.
4. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras merokok di area
kerja, kecuali ditempat yang sudah ditentukan.
5. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras membawa
membawa senjata tajam/api.
6. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras bersenda gurau,
berkelahi, mengganggu pihak lain, dan berbuat sesuatu yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
7. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras memakai obat-
obatan terlarang atau minuman berakohol yang dapat mengurangi kesadaran
sewaktu bekerja.
8. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus peduli dan tanggap akan bahaya kebakaran
yang mungkin timbul.
9. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapihan
dan kebersihan pada setiap lokasi/ area kerja masing-masing.
10.Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya.
11. Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar masuk
pekerja dan inspeksi.
12.Alat berat dan peralatan perkakas listrik yang akan dipakai di project akan dilakukan
inspeksi pre Hire, pre mobilisasi, dan pre use oleh tim SHE project WIKA.
13. Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional yang
beroperasi di project WAJIB terdapat dan tertempel sticker pengesahaan (Sticker
Passed) dari SHE project WIKA. Apabila tidak terdapat dan tertempel sticker
pengesahan (Sticker Passed) pada Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan
listrik, dan mobil operasional maka Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan
listrik, dan mobil operasional tidak boleh memasuki area kerja/proyek.
14.Seluruh Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional
terdapat stiker ID/badge registrasi dari SHE. Apabila tidak terdapat stiker ID/badge
registrasi maka Alat berat, peralatan perkakas listrik, dan mobil operasional tidak
boleh memasuki area kerja/proyek.
15.Seluruh Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional
terdapat dan tertempel stiker Colour Coding Inspeksi dari SHE. Apabila tidak
terdapat stiker Colour Coding Inspeksi maka Alat berat, peralatan kerja, perkakas,
peralatan listrik, dan mobil operasional tidak boleh memasuki area kerja/proyek.
16. SHE PASSED hanya dikeluarkan dari SHE Kontraktor terdapat tanda tangan SHE
Manager/Lead SHE, SHE Inspector, dan Manager Konstruksi
17. Pada stiker Colour Coding Inspeksi, Wajib dilakukan pengecekan setiap bulannya
oleh SHE Inspector dan operator/ penanggungjawab peralatan tersebut.
18. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB melapor segera kepada
pihak berwenang apabila ada kondisi atau cara kerja yang dapat mengganggu
keselamatan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan (cidera dan insiden).
19. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan,
memelihara, dan menjaga Alat Pelindung Diri yang telah ditentukan.
20. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan,
memelihara, dan menjaga pakaian, peralatan dan perlengkapan keselamatan.
21. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB memeriksa dan
memastikan peralatan kerja dalam kondisi aman dan sesuai dengan fungsinya
sebelum bekerja.
22. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mempelajari cara kerja
yang aman sebelum memulai pekerjaan.
23. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti instruksi
yang diberikan oleh atasan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja.
24. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dapat/diperbolehkan bekerja
apabila terdapat izin bekerja atau sepengetahuan atau persetujuan dari personil yang
bertanggungjawab atas daerah/area kerja atau personil SHE yang ditunjuk.
25. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa Wajib berpartisipasi dalam
melakukan PEKA (Pengamatan Kerja Aman).
26. Perusahaan pengadaan barang/jasa Wajib menyediakan kotak P3K sesuai dengan
jumlah pekerja pada area/lokasi kerja tersebut.
27. Perusahaan pengadaan barang/jasa untuk peralatan perkakas listrik Wajib terdapat
pegangan tangan dan barrier pada alat tersebut contoh gerinda, dan lain-lain.

PASAL 10
SLOGAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
1. UTAMAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
2. KESELAMATAN KERJA ADALAH TANGGUNG JAWAB SEMUA ORANG
3. NIAT, DOA, DAN DISIPLIN ADALAH KUNCI KESELAMATAN
4. BEKERJALAH DENGAN AMAN DAN SELAMAT UNTUK KELUARGA
DAN MASA DEPAN
5. PIKIRKANLAH KESELAMATAN ANDA SEBELUM MENGAMBIL
TINDAKAN APAPUN
6. IKUTI PROSEDUR, TAATI ATURAN KESELAMATAN KITA
AMAN, SELAMAT DAN SUKSES
7. INGATLAH SELALU TANPA PERSIAPAN, BERARTI TIDAK AMAN
8. TIDAK ADA PEKERJAAN YANG LEBIH PENTING DARIPADA
MEMASTIKAN SEMUA TINDAKAN PENCEGAHAN TELAH
DILAKUKAN DENGAN AMAN
9. LAKSANAKAN 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN)
SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA
10. LEBIH BAIK KEHILANGAN 1 MENIT DALAM KEHIDUPAN
DARIPADA KEHILANGAN KEHIDUPAN DALAM 1 MENIT
11. TIDAK ADA TOLERANSI DALAM KESELAMATAN KESEHATAN
KERJA, SEBELUM MEREKA MERENGGUT APA YANG KITA MILIKI
12. HARGA KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TIDAK MAHAL,
YANG LEBIH MAHAL SEBAB TIDAK MELAKUKAN INTERVENSI
TERHADAP KOMITMEN K3
13.TIDAK ADA PEKERJAAN YANG MENDESAK, SEHINGGA MENGABAIKAN
KESELAMATAN

PASAL 11
PERSONIL
1. Seluruh calon pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang akan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan di lingkungan proyek harus melampirkan dokumen berupa:
Fotocopy KTP 2 lembar, Pas foto berwarna 2x3 & 3x4 2 lembar, hasil medical
check up & sertifikasi-sertifikasi sesuai dengan pekerjaan, SKCK (Surat Keterangan
Catatan Kepolisian), dan Jamsostek.
2. Setiap pekerja baru sebelum bekerja WAJIB dilakukan Medical Check Up oleh
perusahaan pengadaan barang/jasa, dan harus dilampirkan ke SHE / Tim Medis
proyek.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa Wajib menyediakan SHE koodinator, Safety
Officer/Safety Man, Safety House Keeping/5R, Leader Worker, Fire Watcher, dan
Paramedis.
4. Dalam struktur organisasi, SHE Wajib berada dileher site manager sebagai
penasehat Aspek K3L/SHE.
5. Koordinator SHE perusahaan pengadaan barang/jasa minimal memiliki sertifikasi
K3 UMUM DISNAKER yang berpengalaman minimum 4 tahun (Pria), dengan
pendidikan minimal S1.
6. Safety Officer/Man perusahaan pengadaan barang/jasa berpengalaman minimal 2
tahun dan memiliki sertifikasi K3. Rasio antara jumlah safety officer/man dengan
jumlah pekerja 1: 50 Rasio tersebut persyaratan minimal disesuaikan dengan letak
area kerja dan jenis pekerjaan.
7. Safety House keeping perusahaan pengadaan barang/jasa minimal 1 disetiap letak
area kerja dan jenis pekerjaan dengan jumlah pekerja maksimal 30 orang.
8. Paramedis perusahaan pengadaan barang/jasa berpengalaman minimal 2 tahun dan
memiliki sertifikasi Hiperkes. Rasio antara jumlah paramedic dengan jumlah
pekerja 1:100.
9. Setiap pekerja baru WAJIB mengikuti SHE Induction dan SHE Basic Training
sebelum bekerja.
10. Personil perusahaan pengadaan barang/jasa yang melakukan operasi alat berat harus
memiliki SIO yang masih berlaku minimal bersertifikasi DISNAKER.
11. Personil perusahaan pengadaan barang/jasa yang melakukan pekerjaan khusus harus
memiliki sertifikasi yang berlaku dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Sertifikasi Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
12. Setiap area/lokasi kerja dan jenis pekerjaan dengan jumlah pekerja maksimal 30;
perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan personil SHE
Man/Officer, House keeping/5R, leader worker (Ditunjuk dari pekerja), Fire
Watcher (Ditunjuk dari pekerja yang sudah memiliki sertifikat Ahli
kebakaran/mengikuti pelatihan pemadam kebakaran),dan personil-personil lainnya
yang bertanggung jawab terhadap jenis pekerjaan dan K3.
13. Perusahaan pengadaan barang/jasa Wajib mensubmit sertifikasi operator dengan
standar minimal sertifikasi DISNAKER.
14. Perusahaan pengadaan barang/jasa dapat mempekerjakan pekerja memiliki umur
antara 21 – 55 tahun.
15. Perusahaan pengadaan barang/jasa personil yang bekerja sebagai sopir WAJIB
memiliki Surat Izin Mengemudi Kepolisian (SIMPOL) yang berlaku dan Surat Izin
Mengemudi Perusahaan (SIMPER) yang sah.

PASAL 12
AWAL SEBELUM PEKERJAAN
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum dilakukan awal pekerjaan WAJIB
mensubmit SHE PLAN, JSA, prosedur & metode kerja, Tools & equipment list,
(@manpower/personil: Fotocopy KTP 2 lembar, Pas foto 2x3 & 3x4 2 lembar, hasil
medical check up & sertifikasi-sertifikasi sesuai dengan pekerjaan, SKCK (Surat
Keterangan Catatan Kepolisian), dan Jamsostek).

PASAL 13
SEBELUM dan SESUDAH BEKERJA
1. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum dan sesudah bekerja
WAJIB house keeping dan menjaga 5R di area bekerja.
2. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum bekerja WAJIB
mengikuti Safety Morning Talk dan ToolBox Meeting.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan Mandor atau supervisor wajib melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA (SIKA) dan JSA (Job Safety
Analysis).
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Spv atau mador wajib memberikan penjelasan JSA
kepada pekerja dan membacakan komitmen pekerja.
5. Sesudah bekerja dilakukan WAJIB dilakukan briefing berkaitan dengan evaluasi
kegiatan SHE di area lokasi kerja.

PASAL 14
KOMUNIKASI SHE
1. SHE Morning WAJIB dilakukan oleh seluruh Seluruh pekerja perusahaan
pengadaan barang/jasa sebelum bekerja. Dilakukan setiap hari senin sampai jum’at.
Team managemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB berpartisipasi dalam
menyampaikan materi tentang SHE.
2. Daily toolbox meeting WAJIB dilakukan oleh seluruh Seluruh pekerja perusahaan
pengadaan barang/jasa sebelum bekerja. Dilakukan setiap hari dan setiap ada
pekerjaan baru di setiap lokasi/ area kerja dipimpin oleh Pelaksana/Spv/Mandor dan
didampingi oleh personil SHE.
3. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE
Committee. Dilakukan satu bulan sekali.
4. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE
Meeting. Dilakukan satu pekan sekali.
5. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Patrol.
Dilakukan satu pekan sekali.
6. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE General
House Keeping. Dilakukan satu pekan sekali.
7. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE
Manajemen Review. Dilakukan satu bulan sekali.
8. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE
Induction. Dilakukan apabila ada pekerja baru.

PASAL 15
IZIN KERJA
1. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum memulai pekerjaan
berisiko tinggi harus melakukan persiapan yang dipersyaratkan dan mengajukan izin
kerja kepada penanggung jawab SHE. Perizinan kerja dilakukan yaitu pekerjaan
umum, dan pekerjaan khusus ( Pekerjaan panas, ruang terbatas, listrik, angkat dan
angkut, penggalian, ketinggian, Non Destructive Test (NDT), bertekanan tinggi, dan
sandblasting).
2. Izin kerja dilakukan oleh penanggungjawab pekerjaan tersebut.
3. Untuk Permit lembur perusahaan pengadaan barang/jasa memberikan ijin kepada
pekerja hingga pukul 20.00 apabila dimulai pukul 08.00 (jam kerja efektif).
Apabila pekerjaan di atas pukul 20.00 Harus disiapkan 2 shift. Dengan waktu
pembuatan permit lembur paling lambat pukul 15.00.

PASAL 16
STANDARD PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ANGKUT
1. Setiap operator perusahaan pengadaan barang/jasa alat angkat angkut WAJIB memiliki
Surat Izin Operator (SIO) yang berlaku dan bersertifikasi MIGAS/Disnaker. Sertifikasi
Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
2. Alat angkat angkut WAJIB memiliki Surat Izin Alat (SIA) yang berlaku dan
bersertifikasi MIGAS/Disnaker. Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
3. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum memasuki area proyek dan
belum dilakukan kontrak (Pre-Hire) oleh personil SHE Inspektor WIKA/ personil
SHE WIKA yang berkompeten.
4. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum memasuki area proyek dan
sudah dilakukan kontrak (Pre-Mobilisasi) oleh personil SHE Inspektor WIKA/
personil SHE WIKA yang berkompeten.
5. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum dilakukan operasional di
area proyek (Pre-Use) oleh personil SHE Inspektor WIKA/ personil SHE WIKA
yang berkompeten.
6. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi berkala, sebulan sekali oleh personil
SHE Inspektor WIKA/ personil SHE WIKA yang berkompeten.
7. Alat angkat angkut Wajib dilakukan daily inpection yang dilakukan oleh operator.
8. Alat angkat angkut dilarang mengangkut orang/pekerja.
9. Peralatan dan perlengkapan angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum alat
digunakan. Dan dilakukan pemeriksaan ulang setiap setahun dua kali. Contoh sling
10.Alat angkat angkut yang digunakan menetap harus dilakukan uji emisi secara berkala.
11. Apabila pada alat angkat angkut dilakukan dan terdapat modifikasi/ perbaikan alat
maka harus dilakukan uji pemeriksaan khusus.
12. Beban maksimum yang diizinkan dari alat angkat angkut harus tertulis dan ditempel
pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca (Kaca) dengan jelas sesuai hasil uji dan
perizinannya.
13.Selama pengangkatan harus clear/ tanpa adanya mobilisasi dari orang-orang/pekerja.
14. Jika suatu muatan bahan/material saat diangkat tidak berjalan sebagaimana
mestinya, operator harus membunyikan tanda peringatan atau tanda isyarat dan
menurunkannya muatan untuk mengatur kembali..
15.Alat angkat angkut Wajib ada APAR berbobot minimal 6 Kg didalam kabin.
16.Alat angkat angkut Wajib terdapat Kotak P3K didalam kabin.
17.Alat angkat angkut Wajib terpasang sirine dan berfungsi saat dilakukan proses lifting.
18. Alat angkat angkut Wajib menggunakan flame trap/ spark arrestor apabila masuk ke
lokasi existing.
19. Menaikkan, menurunkan dan mengangkat muatan dengan alat angkat harus diatur
dengan sandi isyarat yang seragam dan benar-benar mengerti.
20. Sebelum dilakukan pengangkatan atau memindahkan muatan WAJIB diberi
barricade dan rambu-rambu.
21. Jika peralatan angkat tidak beroperasi kondisi sling dan kait TIDAK BOLEH dalam
tergantung. Kondisi kait harus dinaikkan.
22.Jika Peralatan angkat beroperasi tanpa muatan: Penjaga sling/ rantai harus mengaitkan
sling atau rantainya pada kait secara kuat sebelum bergerak; operator harus menaikkan
kait secukupnya agar orang-orang dan benda-benda tidak tersentuh.
23. Operator alat angkat TIDAK BOLEH meninggalkan peralatannya dengan muatan
yang tergantung.
24. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti standar pekerjaan pada
Alat angkat angkut.

PASAL 17
STANDARD PEKERJAAN PADA RUANG TERBATAS
1. Pekerja Confined space minimal memiliki sertifikasi Ahli K3 Ruang Terbatas Utama
dan Madya Kemenakertrans.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan Ruang TerbatasWAJIB memiliki dan melampirkan
Surat keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN Ruang
Terbatas dan JSA (Job Safety Analysis).
3. Melakukan inspeksi terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan izin kerja.
4. Membuat dan menetapkan rencana penyelamatan untuk pekerjaan yang spesifik,
termasuk penyelamatan personil dan peralatan sebelum memasuki ruang terbatas.
5. Melakukan monitoring terhadap entry log buku catatan masuk, sepanjang waktu.
6. Memastikan pekerja yang memasuki ruang terbatas dalam kondisi fit to work
(Mengisi form fit to work) dan memiliki kulaifikasi sesuai untuk melakukan
pekerjaan di ruang terbatas.
7. Melengkapi dan memverifikasi checklist isolasi telah sesuai dengan prosedur isolasi
yang ada, sebelum memulai pekerjaan.
8. Menilai dan melakukan eliminasi terhadap material terlebih dahulu sebelum
membuka peralatan (menggunakan monitor suhu dan sampel udara untuk
memastikan bahan dalam kondisi kering).
9. Gunakan peralatan ventilasi yang memadai dan ikuti seluruh pengetesan gas dan
monitoring persyaratan serta prosedur yang berlaku.
10. Melengkapi dengan alat komunikasi (2 arah) berupa radio komunikasi untuk
kelompok pekerja dan tim penyelamatan.
11. Sebelum dilakukan pekerjaan Ruang TerbatasWAJIB dilakukan pengukuran gas.
Dan setiap 4 jam sekali wajib dilakukan pemantauan Gas selama pekerjaan masih
berlangsung dengan menggunakan Gas detector.
12. Ruang terbatas harus dapat ditandai secara visual kepada tenaga kerja: Barricade,
Rambu, dan lain-lain.
13. Perusahaan pengadaan barang/jasa Wajib memiliki alat Gas Detector atau
pengajuan pinjaman alat gas detector kepada SHE WIKA. Dan pengujian dilakukan
AK3 Ruang Terbatas.
14.Wajib terdapat LOTO apabila area tersebut terdapat energy.
15.Wajib terdapat APAR diarea pekerjaan ruang terbatas.
16. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa (Berisiko tinggi) WAJIB mengikuti
standar pekerjaan pada ruang terbatas.

PASAL 18
STANDARD dan PENGELOLAAN APD
1. Standar APD yang digunakan:
a. Pelindung kepala/ Safety helmet : ANSI Z89
b. Pelindung kaki/ Safety shoes : ANSI Z41/ ASTM F2413-05
c. Sarung tangan kain : EN 388/ ASTM F1790
d. Sarung tangan karet : ASTM D120
e. Pelindung mata dan muka : ANSI Z78 / ANSI Z87.1-1989 or DIN EN
166167
f. Pelindung badan/Safety harness : ANSI A10.14
g. Pelindung badan/Safety vest : ANSI 107/ EN 471
h. Pelampung/life jacket : EN ISO 12402
i. Coverall : EN 533 and ANSI/ISEA 107-1999
2. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan alat keselamatan
kerja/ APD sesuai yang disyaratkan dan sesuai dengan pekerjaan.
3. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan alat
keselamatan kerja/ APD sesuai yang disyaratkan, yaitu: pelindung kepala, pelindung
mata, pelindung badan, pelindung tangan, dan pelindung kaki (Helm safety,
coverall/kemeja lengan panjang dengan reflector , sarung tangan, safety shoes, dan
Rompi berjaring berwarna oranye (Khusus pekerjaan sipil), Rompi berjaring berwarna
hijau (Khusus personil House keeping)).
4. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan alat keselamatan
kerja/ APD tambahan sesuai dengan jenis pekerjaan missal: SCBA, Body harness 2
lanyards dan safety line, musker, face shield, apron, asbestos abatement, safety life,
disposable chemical resistant cloth, ear plug/ear muff, dan lain-lain.
5. Standar warna helm pada proyek
a . Wa rn a Me ra h : SH E
b. Warna Putih : Manajer, Supervisor, pengawas, mandor, tamu
c. Warna Biru : Semua pekerja (Helper, Fitter, welder) kecuali pekerjaan
sipil
d. Warna Kuning : Semua pekerja sipil
e. Warna oranye : Magang
f. Warna Hijau :Untuk tim 5R/Housekeeping
6. Standar helm pada proyek :
a. Terdapat dudukan kepala, kuat pada posisinya.
b. Terdapat tali pengikatnya terpasang dengan kuat pada tempatnya dan tidak
terlalu renggang ataupun sempit.
c. Terdapat tali pengikat (chin strap) terbuat dari karet / bersifat elastic.
d. Terdapat stiker Logo perusahaan WIKA pada depan
e. Terdapat stiker Logo perusahaan pengadaan barang/jasa sebelah kanan
f. Terdapat stiker Logo K3 sebelah kiri
g. Terdapat stiker tulisan TAMU 00 (Sesuai urutan nomor) sebelah kanan (Khusus
tamu)
7. Standar baju seragam untuk pekerja pengadaan barang/jasa
a. Menggunakan coverall/ kemeja lengan panjang dan celana panjang yang terbuat
dari kain katun.
b. Terdapat reflector pada bahu, kedua lengan kanan, punggung dan lutut kaki.
c. Terdapat bordir logo perusahaan pengadaan barang/jasa sebelah kiri.
d. Terdapat bordir logo perusahaan WIKA sebelah kanan.
e. Terdapat bordir logo K3 pada lengan tangan sebelah kanan.
f. Warna baju seragam yang cerah dan tidak boleh gelap (Hitam, dan merah) yaitu:
Biru/oranye/kuning/ hijau muda.
g. Terdapat bodir tulisan ‘SAFETY FIRST, SAFETY IS MY RESPONBILITY”
pada punggung.
8. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa (RIGGER) Memakai sarung tangan
jenis Impact Absorbing Gloves, EN 420 atau 388.
9. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa (RIGGER) WAJIB menggunakan
rompi warna hijau. Terdapat reflector pada dada dan punggung. Terdapat tulisan
dibelakang rompi “ RIGGER & SIGNALMAN”
10. Lama pemakaian pada safety helm selama proyek berjalan.
11.Lama pemakaian pada kacamata selama proyek berjalan.
12.Lama pemakaian pada masker biasa berwarna hijau selama 1 hari (8 jam).
13.Lama pemakaian pada masker N95 maksimal selama 1 minggu.
14.Lama pemakaian pada safety shoes maksimal selama 1 tahun.
15. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan sepatu boot safety
(Terdapat hard toe) pekerja untuk antisipasi dalam kondisi hujan.

PASAL 19
STANDARD KODE WARNA AREA
1. Warna kuning : Garis Demarkasi, Handrail, Toeboard Conveyor, Guard
Conveyor, Crossbridge Conveyor.
2. Warna hijau : Area jalan kaki (Clear Walkway), Tempat Istirahat (Rest Area),
struktur utama, support struktur.
3. Wa rn a Abu- abu : Ar ea te mp at me le ta kka n ba ra ng.
4. Warna biru : Daerah kerja.
5. Warna merah :Daerah bebas/Keep clear areas (penandaan lantai), Tempat
penyimpanan material berbahaya.
6. Warna strip merah – putih : Peralatan kebakaran (Penandaan di dinding), Area
terlarang.
7. Warna Strip hijau – putih : Peralatan first aid (Penandaan dinding & lantai).
8. Warna Strip hitam – putih: Jalur lalu lintas, Portal Scurity.
9. Warna Strip hitam – kuning : Identifikasi area berbahaya, Atap rendah, Beda elevasi
atap & lantai, Lubang, Ruang sempit, Cekungan, Titik Jepit.
10. Wa rn a ora nye : Bag ian me si n yang t er buka dan ber bah aya
11.Warna Kuning (Tong Sampah): Klinik
12.Warna Hijau (Tong Sampah) : Organik
13. Warna Biru (Tong Sampah) : Anorganik
14.Warna Merah (Tong Sampah): B3

PASAL 20
STANDARD RAMBU KESELAMATAN
1. Warna pada rambu:
a. Warna Merah (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol)
: Larangan, pemadam api.
b. Warna Kuning (Warna Background), Warna Hitam ( Warna tulisan/symbol) :
Perhatian/waspada, Potensi berisiko bahaya.
c. Warna Hijau (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol)
: Zona aman, Pertolongan pertama.
d. Warna Biru (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol)
: Wajib ditaati
e. Warna Putih (Warna Background), Warna Hitam ( Warna tulisan/symbol)
: Informasi umum
2. Bentuk geometri pada rambu:

PASAL 21
STANDARD TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) SEMENTARA
1. Bangunan:
a. Luas bangunan disesuaikan dengan kapasitas limbah B3 yang akan disimpan.
b. Rancang bangun tahan terhadap karakteristik limbah B3 yang akan disimpan
(Sebagai contoh : Jika limbah B3 yang akan disimpan bersifat korosif maka
rancang bangun harus tahan korosif).
c. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Di buat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara memadai untuk
mencegah terjadinya akumulasi gas didalam ruang penyimpanan.
e. Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk
operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka
lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter diatas kemasan dengan
sakelar (stop contact) harus dipasang disisi luar bangunan.
f. Dilengkapi dengan sistem penangkal petir.
g. Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan
tata cara yang berlaku.
h. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan
tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan
dengan kemiringan maksimum 1% Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai
diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi
bangunan penyimpanan.
i. Diberi nama tempat penyimpanan, lengkap dengan label/rambu yang
menunjukkan karakteristik limbah B3 , label/rambu LK3 yang mengatur
perintah/larangan ditempat penyimpanan tersebut (sebagai contoh larangan
merokok, perintah penggunaan APD)
2. Tanggap darurat:
a. Tersedia APAR tipe ABC
b. Jika limbah B3 yang disimpan bersifat cair, harus memiliki alat penanggulangan
tumpahan seperti: Spill absorben, Saw dust
c. Tersedia Eyewash
d. Tersedia Kolam penampungan darurat atau Oil trap ( jika limbah B3 yang
disimpan berupa minyak )

PASAL 22
STANDARD FASILITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR CAIR
1. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan
tangki untuk menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas diatas
40.000 liter dan untuk bahan bakar cair mudah menyala diatas 10.000 liter harus
mendapat izin SHE Manajer proyek WIKA.
2. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan
tangki untuk menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas 5000
sampai dengan 40.000 liter dan untuk bahan bakar cair mudah menyala dengan
kapasitas 1000 sampai dengan 10.000 liter tidak perlu mendapat SHE Manajer
proyek WIKA.
3. Pada setiap lokasi tempat penimbunan bahan bakar cair harus tersedia :
a. Tanda larangan ”Dilarang Merokok” dan ”Dilarang Masuk Bagi Yang Tidak
Berkepentingan”
b. Lampu penerangan yang memadai
c. Alat pemadam kebakaran dan penangkal petir
4. Pondasi tangki harus dibangun dengan konstruksi beton dan dapat menahan
bangunan tangki beserta isinya.
5. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari sekumpulan tangki, maka jarak
antara tangki dengan tangki sekurang – kurangnya 10 meter. Apabila kurang dari 10
meter, maka disetiap tangki harus dilengkapi dengan instalasi penyemprot air.
6. Disekeliling tangki penimbunan atau sekumpulan tangki penimbunan bahan bakar
cair harus dibuat tanggul pengaman yang terbuat dari beton atau timbunan tanah
dan tingginya harus dapat menampung :
a. Untuk tempat satu tangki penimbunan = maksimum kapasitas + 20 sentimeter dan,
b. Untuk sekumpulan tangki penimbunan = 1/2 x jumlah seluruh kapasitas tangki +
20 sentimeter.
7. Penangkal petir pada tempat penimbunan bahan bakar cair harus diukur tahanan
pembumiannya setiap enam bulan atau setelah terjadi petir yang hebat.
8. Pada bagian atas tangki penimbunan bahan bakar cair harus dipasang pipa
pengeluaran gas yang dilengkapi sekurang – kurangnya 3 lapis kawat kasa kuningan.
9. Pada dinding tangki penimbunan bahan bakar cair harus ditulis nomor tangki,
kapasitas tangki dan jenis bahan bakar cair yang ditimbun.
10. Pipa pengisian sekurang – kurangnya berjarak 10 meter dari tempat
pengeluaran pada lokasi tangki penimbunan bahan bakar cair.
11. Tempat penimbunan bahan bakar cair dilengkapi dengan pagar pengaman
yang berjarak 5 meter dari tanggul pengaman dan pagar tersebut dilengkapi dengan
pintu yang terkunci.
12.Panel listrik dan pompa ditempatkan diluar pagar pengaman.
13. Apabila bahan bakar ditimbun dalam drum atau wadah lain yang sejenis dan
mempunyai kapasitas kurang dari 5.000 liter untuk bahan bakar cair mudah terbakar
dan kurang dari 1.000 liter untuk bahan bakar cair mudah menyala maka lokasi
penimbunan harus diberi pagar pengaman disekelilingnya dan dilengkapi dengan
pintu yang terkunci.
14. Tangki penimbunan bahan bakar cair harus memenuhi ketentuan jarak
aman
minimum sebagai berikut :

Bahan Bakar Cair Kapasitas Tangki Jarak Minimum dari Jarak Minimum Dari
pagar Pengaman Ke Pagar Pengaman Ke
Jalan Umum Bangunan

Kelas (Liter) (Meter) (Meter)

I – II B - 1.500 1,5 1,5

1.501 – 3.000 3 1,5

3.001 – 46.000 4,5 1,5

46.001 – 115.000 6 1,5

115.001 – 190.000 9 3

190.001 – 380.000 15 4,5

380.001 – 1.900.000 24 7,5

1.900.001 – 30 10,5
3.800.000

3.800.001 – 40,5 13,5


7.600.000
7.600.001 – 49,5 16,5
11.400.000

11.400.001 – Ke atas 52,5 18

II C -40.000 1,5 1,5

40.001 – 114.000 3 1,5

114.001 – 190.000 3 3

190.001 – 380.000 4,5 3

380.001 - Keatas 4,5 4,5

15. Konstruksi Tangki

Bangunan tangki penimbunan bahan bakar cair harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

a. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap nyala api


b. Terbuat dari pelat besi yang telah diakui
c. Berdiri tegak, kokoh dan stabil
d. Dapat menahan cairan yang disimpan dan tidak bocor selama penyimpanan
e. Pada sambungan pelat dinding tangki harus dilas, dikeling atau dibaut atau
kombinasi kedua – duanya.
16. Penimbunan Di Bawah Tanah
Tempat penimbunan dibawah tanah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Tangki penimbunan harus terbuat dari bahan anti karat atau bagian dalam dan luar
tangki penimbunan dilapisi anti karat dan dilengkapi dengan pipa pengeluaran.
b. Tangki penimbunan didalam tanah harus ditanam sekurang – kurangnya 1 meter
dihitung dari bagian atas tangki penimbunan dan galian disekitar tangki
penimbunan diisi pasir.
c. Tangki penimbunan harus mampu menahan tekanan sampai 7 atmosfir
d. Dilarang ditanam dibawah rel kereta api atau jalan lalulintas
e. Tempat pengisian berjarak sekurang – kurangnya 10 meter dari tempat
pengeluaran dan
f. Tidak boleh ada api atau lampu terbuka didekat atau disekitar tempat pengisian.

PASAL 23
STANDARD SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
1. Ukuran:
a. Pada Kemasan / Wadah : 10 x 10 cm (Minimum)
b . P a d a U n i t T r a n s p o r t : 2 5 x 2 5 c m ( M i n i mu m)
c. Pada Tempat Penyimpanan : 25 x 25 cm (Minimum)

2. Bahan:
a. Bahan dari kertas, plastik, maupun plat logam yang tahan terhadap gesekan
dan bahan kimia yang mengenainya.
b. Warna sesuai dengan bentuk simbol dan menggunakan pewarna yang
dapat berpendar (Fluorescent)

3. Bentuk:

a. Digunakan untuk limbah cair mudah terbakar seperti Oli,sisa/


tumpahan BBC (Bahan bakar Cair) Thinner, Cat yang mengandung hidrokarbon.

b. Digunakan untuk limbah saw dust, majun atau filter bekas yang
terkontaminasi limbah oli bekas atau BBC (Bahan bakar Cair).

c. Digunakan dan sisa/tumpahan/limbah bahan/material yang


disebutkan bersifat reaktif pada MSDS.

d. Digunakan untuk limbah toner/cartridge atau bahan/material


yang disebutkan beracun pada MSDS

e. Digunakan untuk limbah korosif seperti aki bekas, Poly


Alumunium Chloride (PAC), Soda kaustik (NaOH) atau yang disebutkan
beracun pada MSDS.
f. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik lebih dari 1
jenis dominan

g. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik mudah


meledak

h. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik menyebabkan


infeksi.

PASAL 24
STANDARD HYGIENE AREA KERJA

1. Air bersih:
a. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika,
kimia, mikrobiologi, dan radioaktif.
b. Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari Perusahaan Air
Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi
persyaratan kesehatan.
c. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistim perpipaan.
d. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik,
kimia dan bakteriologis.
e. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak penampungan dan
pada kran terjauh untuk diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali setahun.
2. Udara ruangan:
a. Suhu (oC) Nilai Ambang Batas 18-28
b. Kelembaban (%)Nilai Ambang Batas 40-60
c. Debu total (mg/m3) Nilai Ambang Batas 0,15
d. Asbes bebas (p. dan serat/ml) Nilai Ambang Batas 5 serat/ml udara
dengan panjang serat 5 p.
e. Pertukaran udara: 0,283 M3/menit/orang dengan laju ventilasi 0,15-0,25 m/detik.
Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan pendingin harus memiliki lubang
ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang.
f. Gas pencemar:
a. Asam sulfida (H2S) 1 mg/m3
b. Amonia (NH3) 17 mg/m3 atau 25 ppm
c. Karbon Monoksida (CO) 29 mg/m3 atau 25 ppm
d. Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60 mg/m3 atau 3 ppm
e. Sulfur dioksida (SO2) 5,2 mg/m3 atau 2 ppm
3. Pencahayaan Lux (Min) Nilai Ambang Batas 100
4. Kebisingan (dBA)
a. Paparan 8 jam : 85
b. Paparan 4 jam : 88
c. Paparan 2 jam : 91
d. Paparan 1 jam : 94
e. Paparan 30 menit : 97
f. Paparan 15 menit : 100

PASAL 25
STANDARD P3K
1. Portable First Aid Kit, digunakan untuk tim/ personil yang bergerak (ex. Tim
Surveyor, dan lain-lain):

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Pembalut Segitiga Pcs 6
2 Kassa Steril Box 2
3 Perban 5 cm Pcs 8
4 Perban 10 cm Pcs 4
5 Elastic bandage 5 cm Pcs 1
6 Elastic bandage 10 cm Pcs 1
7 Plester cepat Jumbo Hansaplast Pcs 10
8 Plester cepat biasa Hansaplast Pcs 10
9 Plester gulung Roll 1
10 Pembalut wanita Pcs 2
11 Cotton buds Pack 1
12 Masker disposable Pcs 5
13 Sarung tangan Latex Pcs 5
14 Povidone Iodine 60 ml Botol 1
15 Chlor Ethyl Botol 1
16 Alcohol Swab Pcs 5
17 Oxycan, CPR Mask Pcs 1
18 Handyclean 15 ml Botol 1
19 Gunting pembalut, 1 pinset,
1 senter Pcs 1
20 Emergency Blanket, 1 Handmed
Pcs 1
Bag
21 Buku petunjuk P3K Buah 1
2. Portable First Aid Kit digunakan untuk kendaraan/ unit bergerak

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Pembalut segitiga (mitela) Pcs 4
2 Kassa Steril 16x16 cm Pcs 1
3 Kassa Steril 5x6 cm Pcs 5
4 Kassa Steril 10x10 cm Pcs 1
5 Gulung Kassa 10 cm Roll 2
6 Gulung Kassa 5 cm Roll 4
7 Sarung tangan Latex Pcs 1
8 Masker disposable Pcs 1
9 Plester cepat jumbo Pcs 4
10 Plester cepat biasa Pcs 6
11 Emergency Blanket Pcs 1
12 Elastic Bandage 3” Pcs 1
13 Povidone Iodine 30 ml Pcs 1
14 Cotton Buds Pack 1
15 Plester gulung besar Roll 1
16 Gunting pembalut Pcs 1
17 Pinset Pcs 1
18 Alkohol Swab Pcs 5
19 Waist Bag Pcs 1
20 Buku petunjuk P3K Buah 1

3. Portable First Aid Kit digunakan untuk rescuer

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Simple Stretcher Pcs 1
2 Pembalut segitiga Pcs 6
3 Kassa Steril 16x16 cm Pcs 2
4 Kassa Steril 5x6 cm Pcs 2
5 Kassa Streill 10x10 cm Pcs 3
6 Gulung Kassa 5 cm Roll 8
7 Gulung Kassa 10 cm Roll 6
8 Elastic bandage 5 cm Pcs 1
9 Elastic bandage10 cm Pcs 1
10 Plester cepat Jumbo Pcs 15
11 Plester cepat biasa Pcs 15
12 Plester gulung Roll 1
13 Cotton buds Pack 1
14 Masker Disposable Pcs 8
15 Sarung tangan latex Pcs 8
16 Povidone Iodine 60 ml Botol 2
17 Chlor Ethyl Botol 1
18 Alcohol Swab Pcs 10
19 Oxycan Botol 1
20 CPR Mask Pcs 1
21 Handyclean 85 ml Botol 1
22 Gunting pembalut Pcs 1
23 Pinset Pcs 1
24 Senter Pcs 1
25 Digital Thermometer Pcs 1
26 Emergency blanket Pcs 1
27 Backmed Bag Pcs 1
28 Buku petunjuk P3K Buah 1

4. Medic Responder Bag, for paramedic or doctor


a. Bag 1 set

1 Sodium Chloride 500 ml Set 1


2 Haemacel 500 ml Set 1
3 Sol Admin Set Set 1
4 Sol Admin Set Ped Set 1
5 Surflo 16/18/20/22 Set 2
6 Wing Needle 21 G Set 2
7 Micropore 2.5 cm Set 1
8 Elastic Bandages 4" Set 1
9 Torniquet Ideal Set 1
10 Opsite Dressing Set 1
11 Steril Swab/Alkhohol Swab Set 10
12 Band Aid J&J Set 10
13 Gauze Non Sterile L Set 1
14 Ringer Lactale 500 ml Set 1

b. Bag 2 Dressing pack

1 Glove Non Sterile Exa Set 6


2 Wound Dressing size 15 Set 10
3 Elastic Bandages 4" Set 2
4 Mitela (Triangular Bandages) Set 6
5 Combine Dressing Set 10
6 Gauze Pad 10 x 10 Set 40
7 Betadine Solution 60 ml Set 1
8 Micropure 2.5 cm Set 1
9 Sam Splint Set 1
10 Steril Strip 1/2x4" Set 3

c. Bag 3 set

1 Haemacel 500 ml Set 1


2 Sol Admin Set Set 1
3 Sol Admin Set Ped Set 1
4 Surflo 16/18/20/22 Set 2
5 Wing Needle 21 G Set 2
6 Micropure 2.5 cm Set 1
7 Elastic Bandages 4" Set 1
8 Torniquet Ideal Set 1
9 Opsite Dressing Set 1
10 Ringer Lactale 500 ml Set 1
d. Bag 4 Airwaypack (Basic)

1 Resusitator Adult Manual Set 1


2 Rescue Vac Hand Set 1
3 Mask CPR Clear Adult Pocket Set 1
4 Goedel Size 2,3,4 Set 1
5 Suction Catheter 14 Fg Set 4
6 Stomache Tube 14 G Set 1
7 Oxygen Mask Adult Set 1
8 Nasal Oxygen Canula Set 1

e. Bag 5 Emergency Drug

2
1 Primperan Inj
Set amp
4
2 Adrenalin 1:1000
Set amp
3 Aspirin Tab Set 4
4 Atropine 1.4 mg Set 2
5 Ventolin Inhaler Set 1
6 Stesolid Rectal Tube 5 mg Set 2
7 Angised Btl Set 1
8 Dextrose 40% 25 ml Set 4
9 Syringe 5 ml Set 2
10 Syringe 10 ml Set 2
11 Avil Amp 2 ml Set 1
12 Tramal 100 mg 2 ml Set 1
13 Voltaren Amp 3 ml Set 1
14 Buscopan Amp 1 ml Set 1
15 Primperan Tab 10 mg Set 5
16 Steri Swab/Alkhohol Swab Set 10
17 Needle Steril 19 G Set 5
18 Needle Steril 21 G Set 5
19 Needle Steril 23 G Set 5

f. Diagnostic set

1 Blood Pressure Set 1


2 Stethoscope Set 1
3 Thermometer Oral Set 1
4 Tongue Blade Wooden Set 5
5 Pen Light Set 1

g. Burn & Eye was kit

1 Eye Wash Cup Set 1


2 Sodium Chloride 500 ml Set 3
3 Pilgrin Burn Sheet Set 2
4 Burnshield Dressing 40x60 cm Set 2
5 Isothermic Blanket Set 1
6 Boorwater 300 ml/Eye Ring Set 1

h. Front pocket

1 First Aid Splint Set 4


2 First Aid Splint Bag Set 1
3 Stiffneck Collar Set 1
4 Scissor Bandages YPN/Tuffcut Set 1
5 Pen + Note Pad Set 1
6 Pen Light/Maglite Torch S Set 1

i. Gedung

Sub Kotak
Nama Bahan/Obat Satuan
Item
A B C
1 Kasa Steril terbungkus Pcs 20 40 40
Perban (5 cm/ 7.5 cm), elastic
Roll 2 4 6
2 bandage
Pembalut gulung lebar 10 cm,
Roll 2 4 6
3 elastic bandage
4 Plester rol kain (1,25 cm), Roll 2 4 6
5 Plester Cepat, handyplast Pcs 10 15 20
6 Kapas 25 gram Pcs 1 2 3
7 Kain segitiga (mitella) Pcs 2 3 6
8 Gunting Pcs 1 1 1
9 Peniti Pcs 12 12 12
Sarung tangan sekali pakai
(pasangan) Pcs 2 3 4
10
11 Masker Pcs 2 4 6
12 Pinset pcs 1 1 1
13 Lampu senter Pcs 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata Pcs 1 1 1
15 Kantong plastik bersih Pcs 1 2 3
16 Aquades (100 ml. larutan saline) Botol 1 1 1
Povidon iodin (60 ml),
Pcs 1 1 1
17 ex. Betadine
18 Alkohol 70 % Botol 1 1 1
19 Balsem active Pcs 1 1 1
20 Bioplacenton cr Pcs 1 1 1
21 Alcohol Swap Pack 1 1 1
22 Buku Panduan P3K Pcs 1 1 1
23 Buku catatan Pcs 1 1 1
24 Daftar isi kotak Pcs 1 1 1
Ketentuan jumlah kotak P3K:

Jumlah
Pekerja/Buruh Jenis Kotak P3K
Jenis Kotak P3K Tiap 1 (Satu) Unit Kerja
Kurang 26 Pekerja A 1 kotak A
1 kotak B atau,
26 s.d 50 Pekerja B/A
2 kotak A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
51 s.d 100 pekerja C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
Setiap 100 pekerja C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Keterangan:

1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A

2. 1 Kotak C setara dengan 2 kotak B

5. Persyaratan Kotak P3K


a. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau.
b. Penempatan:
a. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas,
cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan.
b. Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K.
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai dengan
jumlah pekerja/buruh.
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda digedung bertingkat, maka
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh.

PASAL 26
STANDARD KELAYAKAN KENDARAAN
A. Kendaraan Ringan dan Alat Berat
1. Kondisi fisik kabin dan Body baik
2. Kondisi kaca depan, belakang dan samping:
a. Dalam kondisi baik
b. Tidak berlubang, retak dan tidak pecah, sehingga pandangan tidak terganggu
c. Pembersih kaca/ wiper berfungsi baik
d. Tidak ditempelkan stiker lain yang ditentukan PT Wijaya Karya, kecuali
yang dipersyaratkan pada area di luar PT Wijaya Karya (contoh: Dispenda,
akses masuk bandara, dll).
e. Kaca film.
Keterangan: Prosentase menggunakan ukuran VLT; Visible Light
Transmittance atau besarnya cahaya yang dapat masuk melalui kaca film,
VLT 70 % setara dengan kegelapan kaca film 10-15 %, tergantung
jenis/merek kaca film, umumnya kaca mobil yang tidak terpasang kaca film
memiliki VLT 90 %), sebagai berikut:
a. Bagian kaca depan wajib menggunakan kaca tipe kristal (jika pecah
menghasillkan tekstur halus) atau dilapisi dengan lapisan kaca film anti
pantul dengan toleransi maksimal VLT 5%.
b. Bagian atas kaca depan dapat dilapisi menggunakan lapisan kaca film
anti pantul dengan prosentase maksimal VLT 20 % (kegelapan kaca film
55 - 60 %) dan lebar maksimal 20 cm.
c. Kaca bagian samping kiri/kanan dan belakang dapat dilapisi
menggunakan lapisan kaca film anti pantul dengan prosentase maksimal
VLT 70 % (kegelapan kaca film 10 - 15 %).
3. Kaca spion lengkap, dalam kondisi baik dan sesuai dengan fungsinya
4. Seluruh pelindung mesin terpasang dengan baik
5. Speedometer dan Tachometer berfungsi baik
6. Seluruh Electrical Gauges berfungsi baik (contoh: Fuel Indicator, Battery
Indicator, Temperatur Indicator, dll)
7. Seluruh Panel Elektrik berfungsi baik (contoh: Seatbelt indicator, handbrake
indicator, oil pressure, pneumatic pressure, oil pump indicator, dll)
8. Klakson berfungsi baik
9. Kondisi tempat duduk baik dan dapat diatur menyesuaikan tingkat kenyamanan
pengemudi
10. Reaksi kemudi baik
11. Sistem pengereman (Brake System) berfungsi baik, meliputi:
a. Rem Tangan (Parking Brake/Hand Brake)
b. Rem Kaki (Service Foot Brake)
c. Rem Darurat (Emergency Brake)
d. Retarder/Exhaust Brake
12. Sistem pencahayaan berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan:
a. Lampu depan (dekat & jauh)
b. Lampu sign kanan & kiri.
c. Lampu bahaya (Hazard)
d. Lampu belakang
e. Lampu mundur
f. Lampu rem
13.Diberi Nomor sesuai Standar Penomoran Kendaraan
14. Dilengkapi dengan radio komunikasi yang berfungsi baik dan setiap saat dapat
digunakan, berikut frekuensi yang berlaku sesuai wilayah operasional
kendaraan/Unit
15.Memiliki alarm mundur (Reversing/Back Alarm) yang berfungsi baik
16. Tersedia Sabuk Pengaman (Seat Belt) yang berfungsi baik dan setiap saat dapat
digunakan untuk pengemudi dan seluruh penumpang
17.Tersedia Kotak P3K (Sesuai standar Kotak P3K)
18. Terdapat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) tipe ABC, berukuran 1 kg untuk
kendaraan ringan dan 6 kg untuk alar berat, yang siap digunakan dan diletakkan
pada posisi yang mudah dijangkau oleh pengemudi. Untuk kendaraan ringan,
APAR diletakkan di dalam kabin dan diikat/diberikan tempat yang baik
19. Menggunakan Ban yang disesuaikan dengan kondisi jalan, kondisi Ban (Thread
& Side Walls) baik, tekanan memadai, baut-baut roda lengkap dan kencang serta
pemasangan disesuaikan dengan arah rotasinya.
20. Unit/kendaraan yang digunakan diluar site atau unit/kendaraan yang tidak
memiliki penanggung jawab perbaikan di dalam site harus memiliki ban
cadangan yang berada dalam kondisi baik dan siap digunakan
21. Memiliki Strobe Light/Blitz Lamp yang berfungsi baik dan setiap saat dapat
digunakan. Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Orange, untuk kendaraan/unit yang bergerak cepat (contoh: LV, Bus, OHT,
DT)
b. Biru, untuk unit yang bergerak lambat (contoh: Excavator, Dozer, Wheel
Dozer, Wheel Loader, Motor Grader, Compactor, Lube Truck, Service
Truck, Fuel Truck, Water Truck, Low Buoy, Crane Truck, Forklift, Manitou
(Cherry Picker), Drilling Machine).
c. Merah, untuk kendaraan emergency.
B. Kendaraan Ringan
1. Warna LV putih.
2. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan karyawan harus Tipe Berhidung
(Bonet) - kecuali jenis Micro Bus dan Bus.
3. Terdapat alat-alat (tools) untuk kondisi darurat yang berada dalam kondisi baik,
seperti dongkrak dan kunci-kunci (kecuali unit/kendaraaan yang dioperasikan di
dalam site yang memiliki penanggung jawab perbaikan).
4. Tersedia Segitiga Keselamatan (Reflective Safety Triangle) yang berfungsi baik
dan setiap saat dapat digunakan.
5. Khusus kendaraan operasional proyek, dipersyaratkan peralatan yang berfungsi
baik dan setiap saat dapat digunakan, sebagai berikut:
a. Lampu kabut berwarna kuning.
b. Penggerak 4 roda (Four Wheel Drive).
c. Penderek (Tow Point) yang terpasang memadai.
d. 2 (dua) buah ganjal roda (Wheel Chock).
e. Strobe Light atau Blitz Lamp atau Flash Lamp berwarna orange.
f. Dilengkapi dengan Pita Reflektif (Reflective Tape) berwarna putih atau
perak (silver) pada sisi kiri, kanan dan belakang, dengan lebar 5 cm.
g. Lampu Sign dan Lampu Brake pada bagian belakang kendaraan dipasang
minimal dengan ketinggian yang dapat terlihat oleh unit terbesar pada jarak
30 m.
h. Menggunakan kabin tertutup dan dilengkapi dengan AC (Air Conditioner)
yang berfungsi dengan baik.
i. Dilengkapi 2 buah Reflective Traffic Cone dengan ukuran tinggi 70 cm yang
berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan.
C. Alat Berat
1. Switch Ground Level Engine Shutdown, Isolasi Lock Out dan Switch Isolasi
Battery terpasang.
2. Khusus unit dengan Track, Track Shoe dalam kondisi baik, tidak pecah atau
hilang.
3. Sistem akses, pijakan, Handrail, Bar terpasang, memadai dan dalam kondisi baik.
4. Khusus unit dengan Track yang berpotensi terguling, dilengkapi dengan ROPS
(Roll Over Protective Structure).
5. Khusus unit dengan track yang berpotensi kejatuhan material, dilengkapi dengan
FOPS (Falling Object Protective Structure).
6. Khusus Dozer untuk kegiatan Land Clearing, pelindung Wire Mesh terpasang
pada kanopi depan dan belakang.
7. Khusus unit Hauler dengan kapasitas dibawah 35 ton dilengkapi dengan Ganjal
Roda (Wheel Chock) dan berada dalam kondisi baik.
8. Unit Water Truck yang digunakan sebagai fasilitas pemadam kebakaran harus
tersedia 2 Hose dan Connector Hydrant beserta perlengkapannya.
9. Unit alat angkat/angkut (seperti Crane, Forklift dan Manitou) dilengkapi dengan
sertifikat alat angkat angkut dari instansi yang berhak mengeluarkan sesuai
regulasi pemerintah.
10. Dilengkapi 2 buah Reflective Traffic Cone dengan ukuran tinggi 70 cm
yang berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan.

PASAL 27
STANDARD STIKER, SHE PASSED dan PENOMORAN KENDARAAN
OPERASIONAL
1. Nomor ID kendaraan operasional dipasang pada sisi kiri, kanan, belakang dan depan
kendaraan/unit.
2. Angka dan dasar/latar belakang (background) terbuat dari bahan yang dapat
memendarkan cahaya (reflektif).
3. SHE PASSED dipasang pada kaca depan kendaraan/unit.
4. SHE PASSED hanya dikeluarkan dari SHE Kontraktor terdapat tanda tangan SHE
Manager/Lead SHE, SHE Inspector, dan Manager Konstruksi.
SHE PASSED
Nama Equipment:
Nama Perusahaan:
ID No.:
Tanggal Pre-Hire Inspection:
Tanggal Pre-Mob Inspection:
Tanggal Pre Use Inspection:
Diketahui Dievaluasi Dicek

SHE Manager/Lead Manager SHE Inspector


Konstruksi

5. Khusus untuk kendaraan, posisi pemasangan Stiker Nomor dilihat dari tempat duduk
pengemudi adalah sebagai berikut:
a. Sisi depan : Nomor dipasang pada sudut kiri bawah kaca depan.
b. Sisi belakang : Nomor dipasang pada sudut kanan kaca belakang pada kendaraan
full cabin, sedangkan untuk kendaraan dengan tipe bak terbuka nomor dipasang
pada sudut kanan atas penutup bak kendaraan.
c. Sisi tengah : Nomor dipasang pada bagian tengah pintu depan, untuk
subkontraktor diWajibkan menempelkan logo Perusahaan Kontraktor pada sudut
atas depan pintu depan.
6. Jenis huruf adalah "ARIAL NARROW" tebal (Bold).
7. Bentuk ukuran dan warna stiker kendaraan operasional Kontraktor:

WK-VC00
Tinggi tulisan 8 cm; ukuran label panjang 25 cm dan lebar 10
cm. WK 4 Nama Kontraktor
VC 4 Kode Vehicle
00 4 Urutan
8. Bentuk ukuran dan warna stiker kendaraan operasional Sub-Kontraktor:

WK-VC00-XX
Tinggi tulisan 8 cm; ukuran label panjang 25 cm dan lebar 10
cm. WK 4 Nama Kontraktor
VC 4 Kode Vehicle
00 4 Urutan
XX 4 Nama Subkontraktor
9. Bentuk ukuran stiker Perusahaan kendaraan operasional proyek
Pada samping kendaraan sisi kiri dan kanan mobil pada pintu depan ukurannya:
15 cm x 15 cm
10.Bentuk ukuran stiker Perusahaan Subkontraktor kendaraan operasional proyek

Pada samping kendaraan sisi kiri dan kanan mobil pada pintu depan ukurannya:
15 cm x 15 cm

11. Titik pemasangan Passed Safety, Stiker Nomor dan Simbol Kendaraan
Kontraktor adalah sebagai berikut:

Depan Belakang

Samping Kanan - Kiri


12. Titik pemasangan Stiker Passed Safety, Nomor dan Simbol Kendaraan
Subkontraktor adalah sebagai berikut:

Depan Belakang

Samping Kanan - Kiri


PASAL 28
STANDARD TANDA BUNYI SIRINE KEADAAN DARURAT
1. TANDA KEBAKARAN : SIRINE BERBUNYI PANJANG SELAMA 3 MENIT
(1X)
2. HURU HARA : SIRINE BERBUNYI PANJANG SELAMA 5 MENIT
(1X)
3. ANCAMAN BOM : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT (2X)
4. KECELAKAAN KERJA : SIRINE BERBUNYI PANJANG MASING-MASIN
SELAMA 2 MENIT (3X)
5. TANDA BANJIR : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT (2X)
6. TANDA GEMPA : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT (2X)
PASAL 29
STANDARD TATA TERTIB TAMU PROYEK
1. Setiap tamu/pengunjung yang akan masuk area proyek diWAJIBkan mengisi buku
tamu di pos satpam.
2. Setiap tamu/pengunjung yang akan masuk area proyek diWAJIBkan meninggalkan
Identitas Diri (KTP/SIM) kepada Petugas Security dan menggunakan Identitas Tamu.
3. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memelihara ketertiban, keselamatan, keamanan dan
kebersihan di dalam area proyek.
4. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang
disediakan.
5. Setiap tamu/pengunjung WAJIB didampingi personil proyek/Petugas security ketika
di area proyek.
6. Setiap tamu/pengunjung WAJIB mematuhi rambu-rambu K3 di area proyek.
7. Setiap tamu/pengunjung WAJIB membuang sampah pada tempatnya dan sesuai
dengan jenisnya.
8. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memakirkan kendaraannya di tempat parkir yang
disediakan.
9. Dilarang merokok kecuali ditempat yang diizinkan.
10. Transporter tidak diperkenankan berkeliaran, memperbaiki dan mencuci kendaraan
di dalam area proyek.
11. Dalam keadaan darurat, apabila terdengar bunyi alarm/ tanda bahaya kebakaran
segera menuju tempat kumpul evakuasi (Muster Point/Assembly Point) yang
ditentukan.

PASAL 30
STANDARD APAR
1. Tabung APAR tidak boleh dipindah-pindah penempatannya.
2. Tabung APAR diperiksa secara berkala
3. Setiap personil perusahaan pengadaan barang/jasa harus mengetahui cara
penggunaannya.
4. Warna pada label tabung APAR:
a. Hitam : CO2
b. Biru : Dry powder
c. Cream : Foam
d. Kuning : Wet chemical
e. Hijau : Vapourising Liquids

PASAL 31
STANDARD GENSET
1. Genset berada di ruang terbuka yang diberikan pelindung dari hujan dan
panas matahari.
2. Terdapat MSDS yang tertempel di genset
3. Terdapat name plate pada genset
4. Terdapat system grounding pada genset
5. Terdapat APAR di area genset
6. Terdapat bak penampung tumpahan solar
7. Terdapat tong berisi pasir untuk mengatasi tumpahan solar di luar area wilayah
8. Terdapat rambu-rambu: APD, Hot Area, dll

PASAL 32
STANDARD TABUNG GAS BERTEKANAN
1. Tabung oksigen dan kelengkapannya diberi pengaman tabung dan tidak boleh terkena
tanah.
2. Saat penyimpanan tabung oksigen harus terdapat perlindungan dari sinar matahari.
3. Saat penyimpanan tabung oksigen dan asitelin harus disimpan dan terpisah, minimal
6 meter.
4. Tabung gas bertekanan diberi label. Label harus waterproof dan terdapat identitas:
Perusahaan pemilik tabung, Isi Produk, Risiko dan poster K3, Simbol Hazard (Lihat
gambar 1)
5. Tabung memiliki warna tersendiri sesuai standar dan warnanya harus jelas (lihat
gambar 2). Tabung gas CO2 berwarna merah.
6. Harus terdapat MSDS dari gas tersebut, tertempel pada tabung tersebut.
7. Terdapat keterangan “BERISI” apabila tabung tersebut terdapat isinya. “Kosong”
apabila tabung tersebut tidak terdapat isinya.
8. Tabung gas bertekanan yang digunakan untuk area proyek ini Harus dilakukan
inspeksi secara menyeluruh oleh teknisi ahli dan kompeten sebelum digunakan.
9. Tabung gas bertekanan Harus diinspeksi untuk korosi, penyok, distorsi umum, tanda
hangus atau cacat apapun.
10. Tabung gas bertekanan dengan koneksi katup outlet yang cacat, misalnya ulir rusak,
spindle katup seized, dll. Harus segera dikembalikan dengan catatan yang
menyebutkan nomor silinder, jenis kerusakan,dan apakah silinder berisi atau kosong.
11. Tabung gas bertekanan harus memenuhi peraturan menteri tenaga kerja Indonesia
no. SE 06/Men/1990 tentang standar warna tabung gas bertekanan.
12. Semua tabung gas bertekanan Harus diberi label untuk menunjukkan isi tabung dan di
cap di bahu tabung sebagai identifikasi tabung. Contoh label vendor dan cap tabung.
13. Catatan Jangan menghapus atau mengubah nomor atau tanda pada tabung. Setiap
tabung yang tidak sesuai dengan system ini tidak akan diterima atau digunakan di
site dan harus dikembalikan ke produsen/pemasok.
14. Semua tabung gas bertekanan Harus memiliki sertifikasi uji yang masih berlaku yang
dikeluarkan atau disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Setiap
tabung gas bertekanan yang tidak dilengkapi sertifikasi yang berlaku tidak akan
diterima atau digunakan di site dan harus dikembalikan ke produsen/pemasok. Sesuai
peraturan menteri tenaga kerja Indonesia no. 01/Men/1982 tentang bejana tekan.
15. Tabung gas bertekanan harus dilengkapi label yang menunjukkan:
a. Gas didalamnya
b. Perusahaan pembuat
c. Alamat perusahaan pembuat
d. Frasa safety dan risiko terkait produk
e. Symbol bahaya
f. Nama produk
g. No identifikasi PBB dan nama pengapalan (sesuai nama produk)
h. No telepon emergency
16. Tabung gas harus dilengkapi cap pada leher tabung yang menunjukan:
a. Spesifikasi tabung
b. Serial number
c. Tanggal pembuatan
d. Pemilik asli tabung
e. Tanda pengujian ulang
f. Label bar code
g. Tanda inspeksi pembuat tabung
h. Berat kosong tabung
17. Penyimpanan tabung gas bertekanan harus disimpan jauh dari:
a. Sinar matahari langsung atau dari pancaran panas
b. Lokasi yang suhunya dapat melebihi 450C (1130F)
c. Lokasi yang terpapar cuaca buruk
d. Kemungkinan sumber api
e. Bahan mudah terbakar
f. Cairan korosif
g. Setiap kontak langsung dengan tanah lunak atau lembab, atau dilokasi lain
dimana air dapat terakumulasi sehingga meningkatkan efek korosi
18. Tabung gas bertekanan Harus disediakan pelindung terhadap cuaca.
19. Tabung gas bertekanan Harus diamankan dengan rantai atau kawat no 9 atau sabuk
diatas titik tengah, tetapi di bawah bahu untuk mencegah kerusakan karena
terbentur, jatuh atau benda lain yang melewatinya atau diamankan dengan katub
tertutup dan tutup katup ditempatnya saat tabung tidak digunakan. Tabung Tidak
Boleh di amankan ke tiang perancah.
20. Tabung harus disimpan dalam posisi tegak lurus dengan tutup katup ditempatnya
kecuali petunjuk khusus untuk penyimpanan mengatakan sebaliknya.
21. Tabung gas bertekanan harus disimpan di area yang berventilasi baik dan kondisi
lantai kering, dijauhkan dari jalur lalu lintas dan jalur keluar darat. Tidak boleh
disimpan ditempat yang tidak ada ventilasinya seperti loker dan lemari.
22. Tabung gas bertekanan harus dijauhkan dari lokasi dimana mereka dapat terpapar
suhu tinggi, percikan atau nyala api (Termasuk kontak dengan sirkuit listrik).
23. Tabung gas bertekanan Harus disimpan di luar fasilitas proses bila tidak digunakan.
24. Tabung gas bertekanan harus dipisahkan menjadi kelompok-kelompok komposisi
dan diidentifikasi dengan label bertanda atau stensil (misalnya oksigen dengan
oksigen, asetilena dengan asetilena, nitrogen dengan nitrogen).
25. Tabung gas bertekanan yang penuh atau berisi akan disimpan dalam suatu area
tertentu, terpisah dari tabung gas bertekanan kosong.
26. Tabung gas bertekanan yang kosong harus ditandai “kosong” dan ditempatkan di
rak untuk silinder kosong.
27. Gunakan system persediaan “first in first out” untuk mencegah tabung penuh
disimpan terlalu lama.
28. Tabung oksigen dalam penyimpanan (regulator dilepas dan pelindung terpasang)
harus dipisahkan dari tabung gas yang mudah terbakar dengan jarak minimal 10
feet atau 3 meter atau dengan sebuah pelindung tidak mudah terbakar, setidaknya
tinggi 5 feet atau 1,5 meter, memiliki rating tahan api setidaknya satu setengah jam
(misalnya dinding bata; dua buah pelat baja tebal 1/4 inci yang dipisahkan oleh
sebuah penghalang udara, atau pelat baja tebal 1/2 inci).
29. Area penyimpanan hanya diisi sampai titik dimana setidaknya 1 feet atau 300
cm dinding horizontal melindungi tabung.
30. Pemisahan dengan menggunakan tabung gas tidak mudah terbakar dapat
dilakukan. Pemisahan ini harus dipelihara.
31. Tabung acetylene dalam penyimpanan (yaitu regulator dilepas dan pelindung
terpasang) harus dipisahkan dari oksidator (misalnya oksigen, klorin, dll) atau
bahan mudah terbakar dengan jarak minimal 20 feet atau 6 meter atau dengan
sebuah penghalang tidak mudah terbakar, setidaknya tinggi 5 feet atau 1,5 meter.
Yang memiliki rating tahan api minimal satu setengah jam (misalnya dinding bata;
dua buah pelat baja tebal 1/4 inci yang dipisahkan oleh sebuah penghalang udara,
atau pelat baja tebal 1/2 inci). Area penyimpanan harus diisi hanya sampai titik
dimana setidaknya 1 feet atau 300 cm dinding horizontal melindungi tabung.
32. Selalu simpan dan gunakan tabung acetylene dalam posisi tegak untuk mencegah
hilangnya aseton yang mengurangi kemampuan tabung untuk menjaga kelarutan
acetylene. Acetylene yang tidak terlarut dalam pelarut (acetylene bebas), akan
mulai memisahkan diri (terurai) pada tekanan 15 pound per square inci gauge
(psig). Panas yang dihasilkan oleh dekomposisi, dapat menghasilkan ledakan.
33. Semua tabung acetylene, berisi penuh atau kosong, harus disimpan dan
digunakan dengan posisi tegak.
34. Tabung yang rusak dengan cara apapun harus dikembalikan agar tidak digunakan.
35. Tabung yang bocor harus segera dipindahkan ke area terbuka yang jauh dari
sumber api atau tempat dimana gas yang bocor atau tabung dengan kebocoran
katup yang tidak dapat ditutup, harus dipindahkan ke daerah aman jauh dari segala
kemungkinan sumber api dan drainase, dimana gas akan dilepaskan perlahan-
lahan sampai kosong.
36. Propanan dan butane lebih berat dari udara dan karena itu dapat terakumulasi
dalam dips dan cekungan
37. Terlepas dari apakah tabung telah ditandai atau tidak, semua tabung akan
diperlakukan seolah-olah penuh.
38. Peringatan minyak dan gemuk secara spontan terbakar dengan adanya oksigen.
39. Tabung oksigen dan alat kelengkapannya termasuk selang Tidak Boleh disimpan
atau digunakan dimana mereka dapat kontak dengan minyak atau lemak. Ini
termasuk penanganan peralatan dengan, sarung tangan atau lap berminyak.
40. Penyimpanan tabung gas bertekanan di site harus diinspeksi oleh SHE
Inspektor setidaknya satu kali setiap bulan
41. Pengangkutan tabung gas bertekanan:
a. Pasang pelindung katup yang sesuai sebelum melakukan pengiriman.
b. Tabung harus ditempatkan pada keranjang yang benar.
c. Pastikan tabung disimpan dengan aman agar tidak bergerak. Tabung harus
disimpan dalam posisi tegak lurus dengan tutup katup ditempatnya kecuali
petunjuk khusus untuk transportasi mengatakan sebaliknya.
d. Jangan biarkan tabung gas mengarah kesamping atau ujung kendaraan.
e. Katup harus ditutup dan tutup katup harus dipasang setiap saat regulator dilepas.
f. Tabung gas bertekanan harus diangkut dalam posisi vertical dengan tutup katup
terpasang kecuali petunjuk untuk transportasi khusus mengatakan sebaliknya.
g. Tabung gas bertekanan harus ditangani dengan hati-hati. Penananganan yang
kasar, mengetuk atau jatuh akan mengakibatkan kerusakan tabung, katup, atau
peralatan keselamatan dan menyebabkan kebocoran.
h. Tabung gas bertekanan hanya diangkat dalam rak tabung gas bertekanan.
i. Tabung gas bertekanan tidak boleh diangkut dengan cara sling choker.
j. Tabung gas bertekanan tidak boleh diangkut dengan regulator terpasang.
k. Jangan pernah membawa tabung gas bertekanan atau gas dalam bentuk
kriogenik dalam ruang tertutup seperti bagasi mobil, van, atau stasion wagon.
Kebocoran dapat mengakibatkan kebakaran, sesak napas, atau paparan racun.
l. Apabila perlu, tabung dapat di “rolling” pada ujung bawahnya dalam posisi
hampir vertical, tetapi jangan pernah diseret.
42. Pengangkatan tabung gas bertekanan. Jika tabung diangkat oleh crane, sebuah cradle
yang sesuai atau perangkat serupa harus digunakan. Jika troli digunakan sebagai
cradle untuk pengangkatan, perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa
lantainya cukup kuat untuk menahan beban dari tabung.
43. Tabung tidak boleh diangkat dengan menggunakan:
a. Katup tabung
b. Rantai atau kawat sling tali (untuk menghindari tabung selip saat diangkat)
c. Alat angkat magnet
44. Tabung harus ditransfer ke area kerja, atau dipindahkan didalam area kerja,
menggunakan troli khusus yang dirancang untuk tujuan itu atau dalam wadah yang
stabil dana man untuk tabung. Semua katup harus ditutup sebelum tabung
dipindahkan dan jika tidak menggunakan troli yang benar, selang dan regulator
harus terlepas dari tabung.
45. Tabung tidak boleh dijatuhkan, digelindingkan atau digunakan sebagai penunjang,
daan setiap saat harus dilindungi dari kerusakan.
46. Praktek tidak aman pada tabung gas bertekanan:
a. Mencoba mencampur gas dalam tabung
b. Menyisipkan objek (misalnya kunci pas, obeng, dll) ke lubang tutup katup untuk
membuka tutup tabung yang macet. Akan merusak katup yang menyebabkan
kebocoran. Gunakan adjustable strap-wrench untuk membuka tutup yang terlalu
ketat atau berkarat.
c. Membiarkan bagian dari tabung terkena suhu melebihi 125°F (52°C)
d. Menggunakan tabung untuk menjadi bagian dari rangkaian listrik.
e. Menyalakan busur api pada tabung
f. Mengembalikan produk dalam tabung
g. Memasukan produk lain ke dalam tabung
h. Memanaskan tabung untuk meningkatkan tekanan atau laju alir gas kecuali
menggunakan metode yang telah disetujui
i. Melepas isi tabung gas langsung ke orang
j. Mengisi ulang tabung non-isi ulang setelah digunakan
k. Memaksa sambungan katup tabung yang tidak sesuai
l. Menurunkan tekanan sisa tabung dibawah tekanan operasi system atau 7 psig
(0,5 bar), mana yang lebih tinggi
m. Mengubah penggunaan peralatan untuk gas atau kelompok gas tertentu tidak
sesuai peruntukkannya
n. Menyimpan tabung gas bertekanan ke dalam ruang terbatas
o. Mengisi ulang tabung gas bertekanan di site
p. Merusak perangkat keselamatan
q. Menggunakan oksigen terkompresi untuk udara pernapasan
r. Menggunakan oksigen sebagai pengganti udara tekan
s. Menangani tabung oksigen dan peralatan dan perlengkapan dengan tangan,
sarung tangan atau bahan berminyak
t. Membiarkan oksigen bertiup pada permukaan berminyak atau bergemuk atau
pada pakaian
u. Menggunakan oksigen dari tabung untuk obor atau perangkat lain yang
dilengkapi dengan katup tanpa mengurangi tekanan dengan regulator pada katup
tabung atau manifold
v. Menggunakan bahan bakar gas dari tabung untuk obor atau perangkat lain yang
dilengkapi dengan katup. Tanpa mengurangi tekanan dengan regulator pada
katup tabung atau manifold
w. Membuat gas acetylene kontak dengan tembaga unalloyed kecuali dalam “blow
pipe” atau obor
x. Membuka katup tabung acetylene lebih dari sekitar 1,5 putaran
y. Menggunakan tabung acetylene pada tekanan melebihi 15 psig pada regulator
z. Melakukan uji kebocoran Acetylene dengan api terbuka. Gunakan detector gas
atau air sabun
aa. Menyimpan (misalnya kain, sarung tangan, peralatan, dll) diatas tabung
acetylene yang sedang dipergunakan yang akan menyebabkan kerusakan
perangkat keselamatan atau menggangu kecepatan saat menutup valve
47. Jarak dari tabung gas oksigen atau bahan bakar ke kabel las listrik harus tidak
kurang dari 1 meter. Jika sedang digunakan, selang harus dilindungi dari kerusakan,
dan ditata sedemikian rupa untuk menghindari bahaya tersandung.

PASAL 33
STANDARD HOUSE KEEPING &
5R 1. Warna Tong sampah:
a. Hijau : Organik
b. Biru: Anorganik
c. Kuning: Klinis
d. Merah : B3
2. Setiap tong sampah Wajib terdapat informasi jenis sampah
3. Wajib terdapat alat penjepit untuk house keeping
4. Setiap tong sampah wajib terdapat plastik untuk melapisi tong
5. Area di depan Direksi KIT wajib terdapat 4 tong sampah: Organik, Anorganik, B3,
Klinis
6. Area didalam kantor terdapat 3 tong sampah: Organik, anorganik, dan B3 (Sesuai
dengan kegiatan)
7. Area di lapangan terdapat 3 tong sampah: Organik, anorganik, dan B3
8. Diarea tong sampah terdapat rambu “ Tempat Sampah” “Jangan buang sampah
sembarangan”
9. Sisa material yang tidak terpakai (non besi) harus disediakan tempat khusus dan
terdapat tanda “Sisa Material .... (Nama material) dan apabila mau diangkut wajib
terdapat manifest waste.
10. Sisa material yang tidak terpakai (besi) harus disediakan tempat khusus dan terdapat
tanda “Sisa Material .... (Nama material) apabila mau diangkut wajib terdapat
manifest waste.
11. Sisa material yang masih terpakai (besi & non besi) harus disediakan tempat khusus
dan terdapat tanda “Sisa Material .... (Nama material)
12. Tempelan kertas didinding tidak boleh langsung menempel di dinding, Wajib
menggunakan soft board.
13. Buatkan akses jalan, jembatan yang memadai dan aman.
14. Lakukan pembersihan area kerja secara teratur.
15. Buanglah sampah dan sisa-sisa kerja ke tempat-tempat yang telah ditentukan
16. Tempatkanlah material dan peralatan pada tempat yang aman, bila perlu buatkan
pemabatas/ rambu atau barikade
17. Pisahkan penyimpanan material yang masih digunakan dan yang sudah tidak
digunakan lagi.
18. Bengkokkan paku-paku yang masih tertancap pada kayu-kayu bekas formwork/
palet, dsb.
19. Beri barikade pada setiap galian, gunakan barikade solid untuk galian yang
kedalamannya lebih dari 50cm.
20. Bersihkan akses jalan dari sisa-sisa material, genangan air atau lumpur.
21. Siapkan pelindung tumpahan minyak (drip pan) dan spill kit (pasir, serbuk kayu
untuk mengurangi penyebaran tumpahan jika terjadi tumpahan
22. Sampah sisa makanan segera dibuang jangan diinapkan di tempat kerja.
23. Pengambilan sampah sehari sekali, dibuang ke tempat penampungan sementara.
24. Pada sampah penampungan sementara dibedakan menjadi sampah organik,
anorganik, B3 dan sisa material. Dan diberi baricade dan sign.
25. Jalan masuk ke semua lokasi kerja aman dan memadai.
26. Area kerja bersih dan bebas dari sampah, puing2, bahan pembungkus, material dll.
27. Pengaturan kabel listrik, selang, timah las dll. Pelindung kendaraan digunakan.
28. Pipa, plat baja dan beam disimpan dengan aman dan rap. Pipa - pia terganjal dengan
baik
29. Tabung -tabung bertekanan diletakkan ditempat yang aman, terlindung dari
percikan benda panas dan terikat.
30. Material scrap bebas dari benda menonjol atau bahaya tertusuk, bagian yang tajam
di lindungi.
31. Barikade yang sesuai dipasang dan dijaga di setiap pekerjaan tertentu.
32. Kabel dan selang yang tidak digunakan digulung dan disimpan di tempat yang aman.
33. Rute lalu lintas bebas dari halangan dan jalan keluar - masuk emergency dipelihara
dengan baik.
34. Mesin dan peralatan Harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diperlukan
35. Mesin dan peralatan Harus bebas dari dari tetesan minyak atau minyak gemuk yang
tidak di perlukan
36. Mesin dan peralatan Harus mempunyai pelindung yang benar dan dalam kondisi
yang baik
37. Persediaan barang dan bahan Harus ditumpuk dengan cara yang benar dan disusun
rapi.
38. Persediaan barang dan bahan Harus dimuat dengan selamat dan rapi pada
tempatnya, mobil dan truk.
39. Perkakas Harus disimpan dengan cara yang benar.
40. Perkakas Harus disimpan dari minyak dan gemuk bila disimpan
41. Perkakas Harus dalam kondisi kerja yang selamat/baik
42. Lorong/gang Harus disediakan ruangan yang cukup untuk pekerjaan membawa
racun api, selimut kebakaran dan tandu.
43. Lorong/gang Harus dalam keadaan selamat dan bebas dari halangan.
44. Lorong/gang Harus diberi tanda yang jelas.
45. Lantai Harus mempunyai permukaan yang selamat dan cocok untuk bekerja.
46. Lantai Harus bersih, kering dan bebas sampah, bahan yang tidak penting, minyak
dan minyak gemuk.
47. Lantai Harus mempunyai jumlah tempat sampah yang cukup disediakan.
48. Bangunan Harus mempunyai dinding dan jendela yang bersih untuk operasi didaerah
tersebut dan bebas dari benda-benda yang bergantungan yang tidak diperlukan.
49. Bangunan Harus mempunyai sistim penerangan yang terpelihara kebersihan dan
dirawat secara efisiensi.
50. Bangunan Harus mempunyai tangga yang bersih, bebas dari barang, diberi
penerangan yang cukup, dilengkapi dengan rel pegangan yang cukup, dan anak
tangganya dengan kondisi baik.
51. Bangunan Harus mempunyai platform/anjungan, bebas dari bahan-bahan yang tidak
berguna dan diberi penerangan yang baik.
52. Kolong Harus bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna.
53. Rambu terbaca dari jarak aman yang sesuai (tergantung pada bahaya).
54. Simbol keselamatan (pictogram) membantu pemahaman terhadap rambu.
55. Rambu terletak di mana personil akan melihat rambu sebelum terpapar bahaya.
56. Rambu secara khusus mencakup bahaya yang ada.
57. Tidak ada retak, mengelupas atau kerusakan lain pada rambu.
58. Warna, teks dan simbol tetap kering dan bersih pada rambu.
59. Area kerja dilindungi oleh barikade.
60. Semua barikade / safety line di area kerja bersih, rapi dan seragam
61. Tidak ada barikade yang rusak.
62. Tiang peyangga untuk memasang safety line cukup kuat.
63. Hard barikade terpasang pada posisi yang benar dan dimengerti oleh pekerja atau
pihak lain.
64. Hard barikade bersih dan dalam kondisi bagus.
65. Meja kerja karyawan terdapat tanda pengenal.
66. Meja Kerja bersih dari sampah.
67. Di atas meja kerja tidak ada gambar / tempelan.
68. Standar barang di atas meja kerja sesuai dengan standar 5R.
69. Peralatan dan perlengkapan kerja diletakkan sesuai tempatnya.
70. Memakai seragam dan tanda pengenal sesuai ketentuan.
71. Arsip/bahan rujukan/refrensi ditempatkan sesuai tempatnya.
72. Dibawah meja tidak terdapat barang-barang dan dokumen, hanya sandal.
73. Hadir rutin SHE Morning Talk, Toolbox meeting, dan kegiatan SHE lainnya.
74. Di meja kerja tidak terdapat kabel yang berserakan.
75. Aktif dalam sumbang perbaikan penerapan 5R (dengan Pengumpulan Kartu PEKA)
76. Mematikan Komputer dan peralatan listrik saat akan pulang

PASAL 34
STANDARD PEKERJAAN PANAS
1. Personil las harus bersertifikasi juru las
2. Sebelum dilakukan pekerjaan panas WAJIB memiliki dan melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN PANAS dan
JSA (Job Safety Analysis)
3. Memakai APD mandatory
4. Pada saat pekerjaan panas, leher baju HARUS dikancingkan
5. WAJIB memakai Sarung tangan /gloves pada saat pekerjaan panas. EN 12477-2001
6. WAJIB memakai Topeng las. Pelindung mata, muka, dan leher ANSI/ISEA
Z87.12003 atau BS 1542
7. WAJIB memakai pelindung dada/APRON terbuat dari kulit. BS 2653
8. WAJIB memakai gogles, DIN 58210
9. Setiap welder WAJIB diberikan kaleng bekas berwarna merah untuk tempat sisa
kawat las.
10. WAJIB memakai ear plug pada saat gerinda, ANSI S3.19
11. WAJIB terdapat welding habitat (Bahan fire blanket)
12. WAJIB terdapat APAR disetiap pekerjaan panas 9 KG dan ditempatkan pada
box APAR dan terdapat checklist dan tanda APAR
13. Pada cutting WAJIB menggunakan tabung LPG dan Oksigen minimum sebesar
50 KG
14. Pada tabung menggunakan regulator flashback arrestor dan klem
15. Tabung harus ditempatkan didalam rack dan terikat dengan kuat
16. Tabung WAJIB ada pemantik
17. Material yang mengandung B3, harus terdapat MSDS
18. Ketika melakukan pekerjaan gerinda Wajib menggunakan googles atau safety
glasses dan full face shield
19. Peralatan gerinda Wajib memiliki safety guard dan terawat dengan baik
20. Wajib menyiapkan lokasi untuk waste kawat las terkait dengan pengendalian limbah.

PASAL 35
STANDARD PEKERJAAN KETINGGIAN
1. Menggunakan Full Body Harness
2. Menggunakan Double Safety Lanyards
3. Life line harus terpasang disepanjang : Pipe rack, Scaffold installed, platform
temporary, setiap lantai kerja diatas ketinggian 1,5 meter
4. Memakai Self Ratracting line dan sock absorber ketinggian lantai kerja dari tanah
minimum 5 meter
5. Terdapat safety net berbahan nylon dan diameter bahan minimal 8 mm setiap ada
pekerjaan ketinggian di area tersebut.
6. Standar scaffolding menggunakan scaffolding piping dengan standar JIS A8951
apabila pekerjaan pada tanki. Dan memiliki sertifikat pada scaffold tersebut.
7. Pada pekerjaan ketinggian terdapat pagar pelindung, life line, anchord, toe board,
lantai kerja, dan lain-lain.
8. Sebelum dilakukan pekerjaan ketinggian WAJIB memiliki dan melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN KETINGGIAN
dan JSA (Job Safety Analysis).
9. Memakai APD mandatory.
10. Penggunaan body harness yang lengkap dengan double latch self locking snap hook.
11. Terdapat tagging pada scaffolding.
12. Mengikuti standar inspeksi pada saat pekerjaan ketinggian peralatan dan
perlengkapannya.
PASAL 36
STANDARD PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Wajib menggunakan shocket dan stop kontak water proof
2. Wajib menggunakan kabel penghubung/ stop kontak, stecker 3 fase
3. Panel listrik Induk dan distribusi Wajib terdapat MCB, ELCB
4. Kabel listrik menggunakan jenis NYY (Kedap air dan debu) yang digunakan
untuk pekerjaan
5. Apabila dibutuhkan isolasi menggunakan merk 3M
6. Penempatan kabel tidak boleh tersentuh dengan tanah
7. Untuk lokasi tertentu (daerah terbuka dan daerah ketinggian) harus dilengkapi
dengan alat penangkal petir
8. Dalam bekerja instalatir listrik tidak boleh tangan dan kaki basah
9. Setiap pekerja harus menggunakan sepatu dari bahan karet atau berisolasi, tidak
boleh telanjang kaki.
10. Setiap peralatan listrik yang mengandung risiko (voltage tinggi) harus diberi
tanda bahaya.
11. Setiap kabel kerja yang terkelupas harus diperbaiki dengan dibungkus bahan isolator.
12. Pastikan bahwa system pentanahan untuk panel atau listrik yang dipakai
untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.
13. Pemeriksaan berkala terhadap panel atau kontak listrik oleh petugas
yang berkompeten.
14. Jaringan atau instalasi listrik harus ditempatkan dan diatur sedemikian rupa
untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat listrik.
15. Ukuran dan kualitas kabel harus sesuai dengan tingkat keperluannya.
16. Panel listrik dan connector harus terlindungi dari air.
17. Kabel listrik tidak boleh dilalui alat berat.
18. Penempatan kabel listrik agar tidak langsung berada di lantai atau tanah,
tetapi menggunakan penyangga.
PASAL 37
STANDARD ALAT KOMUNIKASI
1. Handy talky: Leader SHE, Security, Level Supervisor
2. Pluit: Pelaksana/pengawas/supervisor, SHE

PASAL 38
STANDARD FIT TO WORK
1. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum masuk bekerja ke
lingkungan proyek WAJIB dilakukan Medical Check Up oleh instansi/ rumah sakit
yang memiliki sertifikat hiperkes.
2. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan fit, apabila bekerja pada
tugas tertentu dapat melaksanakan tugasnya tanpa ada keterbatasan.
3. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan fit dengan pembatasan,
apabila pekerja dengan pembatasan dapat dianggap fit dengan satu atau beberapa
restriksi terhadap jenis tugasnya. Fit dengan akomodasi dimana pekerjanya
dianggap fit dengan penyesuaian tertentu di lingkungan kerjanya untuk dapat
mengerjakan pekerjaannya.
4. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit sementara, apabila:
a. Tidak dapat melakukan tugasnya dan/atau mungkin membahayakan kesehatan
dan keselamatan dirinya dan rekan kerjanya.
b. Mempunyai risiko kesehatan yang besar yang dapat secara signifikan menaikkan
kemungkinan untuk evakuasi medis, tapi masalah kesehatannya diperkirakan
mungkin dapat sembuh pada waktunya.
c. Mereka yang terkena penyakit menular waterborne atau airborne yang dapat
sembuh pada waktunya.
5. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit, apabila:
a. Tidak dapat melakukan tugasnya atau dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan atau rekannya.
b. Mempunyai risiko kesehatan yang berat yang sangat meningkatkan
kemungkinan dievakuasi secara medis.
c. Menderita penyakit airborne atau waterborne yang tidak dapat sembuh pada
waktunya.
6. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit atau fatigue
(kelelahan) tidak diperbolehkan bekerja dengan batas waktu yang ditentukan dengan
persyaratan rekomendasi dokter atau paramedic yang memiliki sertifikat hiperkes.
7. Ciri-ciri pekerja yang kelelahan:
a. Waktu istirahat < 4 jam.
b. Mengkonsumsi obat yang bisa menyebabkan ngantuk.
c. Belum makan pagi sebelum bekerja.
d. Merasa kurang konsentrasi.
e. Merasa pandangan mata letih.
f. Kepala sering mengangguk dengan sendirinya.
g. Sering menguap.
h. Ketika mengemudi tanpa disadari melewati batas tengah jalan.

PASAL 39
STANDARD PEKERJAAN RADIASI
1. Pekerja di pekerjaan radiasi harus memiliki sertifikasi sesuai dengan regulasi
BAPETEN.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan radiasi WAJIB memiliki dan melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN RADIASI dan
JSA (Job Safety Analysis).
3. Memakai APD mandatory.
4. Gunakan penahan (shielding) yang sesuai untuk mengurangi intensitas radiasi.
5. Maksimalkan jarak antara sumber radiasi dan pekerja
6. Minimalkan waktu pajanan disekitar sumber radiasi
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa memiliki struktur organisasi penanggungjawab
kegiatan radioaktif dilingkungan kerja
8. Standar pajanan radiasi

9. Setiap sumber radio aktif harus memiliki izin dari BAPETEN. Pengecualian
diberikan untuk beberapa situasi yang diatur dalam peraturan pemerintah.
10. Alat radiasi diberikan label yang jelas dengan symbol radiasi dan dengan nama atau
jabatan dan nomor telepon orang yang harus dihubungi pada saat emergency.
11. Pekerja radiasi terklarifikasi perlu memahami fasilitas, pengendalian dan manual
khusus dari peralatan. Memahami kekuatan dan jenis sumber dan persyaratan
pembatas.
12. Penyimpanan khusus radioaktif harus disediakan. Lokasinya harus bebas banjir dan
terpisah dari aktivitas lain (kantor, workshop, gudang material, dll).
13. Daerah sekitar dari bangunan penyimpanan atau bunker harus diamankan dengan
pagar dan hanya diakses oleh penggunaan bahan nuklir yang memiliki izin.
14. Tanda bahaya radiasi yang mudah dilihat dan memendarkan cahaya dan nomor
kontak orang yang bertugas dipasang dikeliling pagar bangunan penyimpanan atau
bunker.
15. Tingkat pajanan radiasi pada pagar tidak boleh melebihi 0,5 µSv/hr atau 50
µRem/hr. pemantauan pajanan di area penyimpanan harus dicatat.
16. Setiap orang yang masuk ke sekeliling pagar harus dilengkapi dengan dosis
personal (pendose) dan petugas proteksi radiasi akan mencatat hasil pembacaan
didalam logbook.
17. Memastikan area kerja ditandai dengan jelas menggunakan tanda yang mudah dilihat
dan dibarikade untuk mencegah pekerja lain memasuki daerah pengendalian.
18. Untuk pekerjaan radiografi harus terdapat 3 inti personil yaitu Petugas proteksi
radiasi, ahli radiografi, operator radiografi.
19. Dilarang untuk mengolah apapun bentuk limbah radioaktif di site. Kerak
terkontaminasi atau bahan oleh bahan radioaktif harus dikirim ke institusi yang
berwenang
20. Klasifikasi daerah kerja radiasi

Kami dengan ini menyatakan bahwa telah memahami dan mengerti isi persyaratan
keselamatan kesehatan kerja Perusahaan. Kami akan melakukan pekerjaan secara
selamat, sehat dan aman seperti yang disyaratkan. Apabila kami melanggar dari
pernyataan ini, kami siap dan sanggup menerima sangsi dan hukuman dari
Perusahaan.
PASAL 40
STANDARD PEKERJAAN SCAFFOLDING

1. Personil yang memasang memiliki sertifikasi Disnaker Teknisi Perancah


2. Personil yang inspeksi Scaffold, memastikan scaffold terpasang dengan baik
dan aman memiliki sertifikasi Disnaker SPV scaffolding
3. Standar scaffolding menggunakan scaffolding piping dengan standar JIS A8951
apabila pekerjaan pada tanki. Dan memiliki sertifikat pada scaffold tersebut.
4. Mengikuti standar pekerjaan ketinggian
5. Memiliki Perencanaan perancah
a. Jenis pekerjaan:
- Sasaran pekerjaan
- Kajian Spec dan survey lokasi -
Pengembangan metode kerja -
Analisa kebutuhan perancah
b. Evaluasi beban:
- Perhitungan beban mati
- Perhitungan beban hidup
- Analisa hasil survey lokasi
- Analisa beban lingkungan
c. Seleksi perancah:
- Analisis kesesuaian dengan Spesifikasi & tujuan pekerjaan
- Analisis metode kerja, siklus
- Analisis kebutuhan komponen & perlengkapan perancah
- Ketersediaan/pola pengadaan
- Sistem pengelolaan perancah
d. Konstruksi perancah:
- Perhitungan struktur, kompo-nen & kelengkapan perancah
- Pengecekan kekuatan
- Cek kesesuaian dg pek. lain
- Disain & metoda kerja
- Gambar Pelaksanaan
e. Pondasi perancah:
- Analisis kondisi tanah
- Daya dukung/stabilitas tanah
- Drainase tanah
- Pola Inspeksi & perawatan
f. HIRARC dan Program:
- Identifikasi bahaya dan penetapan program pengendalian
- Jadwal kegiatan perancah & siklus penggunaan & inspeksi -
Pengendalian kondisi & perilaku
g. Pengembangan SDM
- Analisis jumlah & kompetensi -
Analisis kebutuhan pelatihan
- Pelatihan dan sertifikasi
- Evaluasi dan penghargaan
h. Alat Pelindung Diri: -
Pengelolaan APD -
Pengelolaan safety net dsb
- Program Awareness
i. Pengelolaan Perancah:
- Pendatangan, penyimpanan, pemasangan, penggunaan, perawatan, inspeksi,
perbaikan, pengamanan, pembong-karan dan pengembalian.
- Evaluasi & pertanggungjawaban, umpan balik & lesson learnt
6. Prinsip design perancah:
a. Design perancah harus memperhatikan:
- Kekuatan, stabilitas & kekakuan struktur penopang;
- Penanganan perancah secara normal;
- Keselamatan orang yang memasang maupun membongkar perancah;
- Keselamatan orang yang menggunakan perancah;
- Keselamatan orang yang ada di sekitar perancah
b. Dasar Design
Disain batang dan komponen struktur perancah harus memenuhi standar
yang berlaku SNI dan JIS
c. Kombinasi Beban
– Kombinasi beban mati, beban hidup dan beban lingkungan yang dijadikan
dasar perhitungan disain:
P = 2.0G + 2.0Q
– Di mana:
P = Kapasitas beban perancah,
G = beban mati dan
Q = beban hidup, termasuk beban kejut,
d. Beban Rencana
- Beban mati (G) meliputi: berat sendiri struktur perancah, semua komponen
dan semua kelengkapan fungsinya (lantai kerja, lantai penangkap, lantai
akses, tangga, jaring, kabel penggantung dlsb)
- Beban Lingkungan antara lain: (a) beban angin, (b) beban salju, (c) beban
hujan & es, dan (d) beban gempa bumi yang menerpa perancah dan
semua komponen dan kelengkapannya,
- Beban hidup secara umum, meliputi: (a) berat orang, (b) berat material dan
sampah, (c) berat perkakas dan alat, serta (d) gaya kejut
e. Beban Maksimum
- Perancah Frame:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yg dibawa maximum =700 kg
dengan tinggi perancah 45 m.
- Perancah Pipa:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maksimum = 400 kg,
tinggi perancah 31 m;
b. Untuk tinggi diatas 31 m, agar stabil maka di bagian paling bawah
dipasang pipa ganda berjarak 20 m dari bagian atas perancah.
- Perancah kayu bulat dan bambu:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yg dibawa maximum = 200 kg
dengan tinggi perancah 7,20 m.
- Perancah dengan lantai kerja menggunakan pelat (ledge plate single standard):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 150 kg
dengan ketinggian perancah 9 m.
- Perancah siku dengan penunjang (bracket scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 200 kg
dengan ketinggian perancah 15 m.
- Perancah Beroda (movable scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 250 kg
dengan ketinggian perancah 7 m.
- Perancah gantung:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 200 kg
dengan ketinggian disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.
- Perancah kuda-kuda:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 300 kg
dengan ketinggian 2 m.
- Perancah tupang sudut (cantilever scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 400 kg
dengan tinggi sesuai kondisi pekerjaan.
- Perancah persegi (shelf scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 500 kg
dengan ketinggian 9 m.
- Perancah mekanik:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 60 kg
dengan ketinggian disesuaikan dengan kondisi pekerjaan (untuk jenis
perancah gondola dimana dipengaruhi kekuatan dari tali baja yang
digunakan, bobot imbang dan penyangga konstruksi perancah.

7. Pengaman Perancah:
1. Pengaman Lantai Kerja
- Fungsi:
a. Untuk mencegah atau menghindari kemungkinannya seseorang atau
barang jatuh dari ketinggian.
- Minimum scaffolding dengan ketinggian 2m harus dilengkapi dengan handrail
- Bahan :
Terbuat dari pipa dengan ukuran :
Standar Top Rail Mid Rail
BS 1139.90 1000mm 470mm
AS. 1576.3 900mm
s/d
1100mm
OSHA 3150.2002 0,9m s/d 1,2m 0,5m / 0,8m

2. Pengaman Tepi Lantai Kerja (Toe Board)


- Fungsi:
a. untuk mencegah kemungkinannya kaki pekerja atau peralatan kerja
tergelintir dari lantai kerja.
- Bahan:
a. Terbuat dari papa atau plat yang bermutu baik.
- Ukuran:
a. Tinggi atau lebar toeboard adalah min 150mm dari permukaan lantai kerja
b. Dipasang pada ketinggian 198,1cm
3. Max. Tinggi Berdiri Bebas (Free Standing)
- Ruangan Tertutup
a. 3 x jarak terpendek dari standard ke standard bagian bawah.
- Ruangan Terbuka
a. 2 x jarak terpendek dari standard ke standard bagian bawah.
4. Tinggi Maximum Scaffolding
- British Standard 55m
- Australia Standard 45m
- Maximum tinggi bebas berdiri :
a. Ruangan tertutup (indoor) 3 x min. lebar bagian bawah/ landasan
b. Ruangan terbuka (outdoor) 2 x min. lebar bagian bawah/ landasan
5. Minimum Lebar Lantai Kerja
- Beban berat 1000mm (5 papan) -
Beban sedang 900mm (4 papan) -
Beban ringan 450mm (2 papan) -
Menara scaffold 600mm
6. Max. Lantai Kerja yg dpt dibebani
- Sampai dengan 15m – 4 lantai kerja -
Sampai dengan 30m – 3 lantai kerja -
Sampai dengan 45m – 2 lantai kerja -
Scaffolding menara 1 lantai kerja

8. Pemeriksaan pekerjaan scaffolding:


A. Kondisi Lapangan
1.) Cuaca:
a. Cerah
b. Mendung
c. Hujan
2.) Lapangan kerja:
a. Baik
b. Berdebu
c. Kotor
d. Tergenang air
3.) Jalan kerja: a.
Ada dan cukup
B. Peralatan Kerja
1. Pipa scaffolding (Jumlah memadai dan baik)
2. Pengunci/ikatan dan handrail/guardrail (Jumlah memadai dan baik)
3. Papan lantai/platform & toeboards (Jumlah memadai dan baik)
4. Tangga (Jumlah memadai dan baik)
5. Alat bekerja di ketinggian (harness) (Tersedia dan layak)
C. Bahan
1. Kayu gelam, balok kayu (Kelurusan dan Kualitas Bahan;
Kualitas Sambungan-Sambungan)
2. Paku, baut, kawat, Oli (Tersedia/Cukup)
D. Tenaga Kerja
1.) Mandor, tukang, buruh
2.) Perlengkapan:
a. Tool ringan (Meteran, Waterpass, Palu, Benang, Kunci pass, Obeng,
Linggis, Gergaji kayu, Gergaji besi, dll)
b. Safety: APD Mandatory, Pelindung tangan, Full Body Harness 2 lanyard
c. Kotak P3K
E. Prosedur & Administrasi
1. Permohonan izin kerja (Disetujui/Tidak)
2. Shop drawing dan perhitungan (Sesuai/Tidak sesuai)
3. Pengukuran lapangan (Marking/Bowplank)
4. Cek kondisi pipa dan dudukan (Rata dan kuat)
5. Keamanan area kerja sekitar (Struktur,worker,alat,material,lingkungan)
6. Sosialisasi prosedur terkait (Dilakukan/Tidak)

9. Pemeriksaan scaffolding:
1. Lingkungan Sekitar Perancah
a. Apakah pelindung keselamatan umum telah dipasang?
b. Apakah pelindung terhadap kabel listrik telah memadai?
c. Apakah pengendalian gerakan kendaraan telah memadai?
d. Apakah pengendalian atas operasi crane telah memadai?
e. Apakah pengendalian atas penyimpanan, penanganan dan penggunaan
B3 telah memadai?
f. Apakah perancah dipasang dengan jarak yang aman jauh dari saluran
atau galian?
2. Struktur Pendukung / Penyokong
a. Apakah struktur pendukung dalam kondisi baik?
b. Apakah struktur pendukung cukup kuat?
c. Apa ada pengendalian yang cukup mencegah kerusakan
struktur pendukung?
d. Apakah semua tindakan untuk memperkuat struktur pendukung
telah memadai?
e. Apakah risiko struktur pendukung yg mendapat beban berlebih
dari sumber lain telah cukup dikendalikan?
f. Apakah perancah dipasang di atas lapis permukaan tanah padat dan
kuat? Jika di atas tanah lunak apakah telah digunakan balok kayu untuk
meratakan beban?
3. Balok kayu alas dan plat alas
a. Apakah balok kayu alas telah dipasang dan memadai?
b. Apakah bahan balok kayu masih bagus dan terawat?
c. Apakah kondisi balok kayu alas masih aman?
d. Apakah pelat alas telah memadai?
e. Apakah jenis pelat alas telah sesuai?
f. Apakah pelat alas masih berfungsi dan ukurannya sesuai?
g. Apakah pelat alas masih aman?
4. Struktur Perancah
a. Apakah batang tegak penopang masih kuat/bebas karat?
b. Apakah batang tegak telah betul-betul vertikal?
c. Apakah penempatan batang diagonal telah benar?
d. Apakah penempatan batang melintang telah benar?
e. Apakah semua sambungan telah ditempatkan sesuai?
f. Apakah semua sambungan telah diikat erat?
g. Apakah batang memanjang telah betul-betul datar?
h. Apakah batang memanjang telah menerus tanpa putus?
i. Apakah ketinggian perancah telah betul?
j. Apakah penempatan batang memanjang telah benar?
k. Apakah batang memanjang telah betul-betul kuat/aman?
l. Apakah semua sambungan pada batang memanjang aman?
m. Apakah batang melintang/transom telah cukup?
n. Apakah penempatan batang transom sudah betul dan aman?
o. Apakah batang-batang diagonal sudah memadai?
p. Apakah perancah sudah cukup stabil?
q. Apakah jangkar pengikat perancah ke struktur sudah tepat & kuat?
5. Pelataran kerja / platform
a. Apakah perancah mempunyai jumlah pelataran kerja yang cukup?
b. Apakah pelataran kerja ditempatkan pada tempat yang diperlukan?
c. Apakah pelataran kerja telah ditempatkan secara tepat?
d. Apakah pelataran kerja dan perancah pendukung dipasang untuk
menerima beban hidup yang lama?
e. Apakah ukuran pelataran kerja sesuai dengan kebutuhan pekerjan?
f. Apakah papan pelindung tepi dipasang memadai?
g. Apakah pelataran kerja telah dipasang dengan benar?
h. Apakah papan-papan telah dipasang aman terhadap angin?

6. Akses dan Jalur Evakuasi


a. Apakah ada akses aman untuk pada pelataran kerja?
b. Apakah tangga sementara telah dipasang dengan benar?
c. Apa tangga jinjing standar industri berfungsi dan dipasang dengan benar?
d. Apakah jalan akses dan pelataran kerja akses telah dipasang dengan benar?
7. Pelindung Terpal
a. Apakah perancah telah dirancang untuk menahan angin terhadap
lapis penutup?
b. Apakah jangkar/tali pengikat telah dipasang kuat?
c. Apakah ada robekan atau basah/bocor?
d. Apakah penyambung overlap telah memuaskan?
8. Kesesuaian untuk tujuan umum
a. Apakah ada ketentuan yang cukup untuk penangan-an material?
b. Apakah jarak antara perancah dan struktur terdekat sudah benar ?
c. Apakah ada perlindungan yang cukup dari puing dan sampah yang jatuh?
d. Apakah perancah telah dirancang memadai untuk mendukung
semua beban yang dipikul?
e. Apakah semua jalan menuju pelataran kerja cukup terang?
9. Perancah mobile
a. Apakah lantai permukaan penyokong keras & rata?
b. Apakah daerah operasi bebas dari penurunan lantai, kabel jalur listrik
dan bahaya-bahaya lainnya?
c. Apakah roda-roda di kaki perancah terkunci ketika perancang dinaiki?
Roda harus terkunci setiap saat, kecuali selama perancah dipindah.

10. Objek Pengawasan Scaffold:


- PONDASI PERANCAH
- KONSTRUKSI PERANCAH
- PERALATAN KERJA
- TANGGA KERJA/LADDER
- JALAN KERJA
- PAGAR PENGAMAN
- PELATARAN KERJA
- PERALATAN KESELAMATAN
- SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI
11. Standar Scaffold

150CM175CM175CM100CM
PERANCAH PIPA

600CM
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN
No Nama Material Ukuran Jumlah Keterangan
1 Pipa Galvanized Dia 1 Y2 “-6000mm
2 Pipa Galvanized Dia 1 Y2 “-2250mm
3 Pipa Galvanized Dia 1 Y2 “-1500mm
4 Right Angle Clamp Dia 1 Y2 “
5 Universal Clamp Dia 1 Y2 “
6 Jack Base Plate
7 Papan Alas 5 cm x 16 cm – 200 cm
8 Papan Platform 3.5 cm X 30 cm – 4m
9 Paku Alas 4 cm
10 Tangga Aluminium 6m
11 Tali Plastik Dia 7.50mm- 25 m
12 Roda kerekan
16 Waterpass
17 Palu
18 Benang,
19 Kunci pass
20 Obeng,
21 Linggis
22 Gergaji kayu
23 Helmet
24 Safety shoes
25 Fullbody harness
26 Sarung tangan (gloves)
27

Jakarta,
Disetujui Oleh,

(..............................)
LAMPIRAN

Gambar 1. Klasifikasi Pada Tabung bertekanan


Colour classification by hazard ro ern -

GAS TYPE NEW COLOURS

-
•=i
D.:ERT Bright green RAL 6018

· . .
0:KIDIS ECG .,.
. , Olt
..1 LLblue
- MAL 5012

FLA:\ I:\ L{3LE Red RAL 3000


&

TOXIC _A:.\.} OR CORROSIVE Yellow RAL 1018


(__ J

S )ecific Qa>es

GAS ME NEW COLOURS

Acetylene C211,
allb Maroon RAL3009

Oxygen 0,
White RAL 9010
I
Nitrous oxide N20
illb Blue RAL 5010
Gambar 2. Warna pada tabung gas bertekanan

Anda mungkin juga menyukai