Anda di halaman 1dari 55

PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA WIKA


WIKA Doc. No. : WIKA- DIP – PK3 -01.01
Nama Proyek :

Nama Subkontraktor :

Alamat Subkontraktor :

Bidang Usaha : Jasa Kontruksi / Pengadaan Material/ Jasa Lainnya ................

Bidang Jasa Konstruksi : Sipil / Mekanikal / Piping / Elektrikal Instrument/ ................................

PASAL 1
LINGKUP UMUM K3
1. Setiap pekerja dan perusahaan pengadaan barang/ jasa wajib mengikuti persyaratan sistem
manajemen keselamatan kesehatan kerja WIKA.

PASAL 2
KEPEMIMPINAN dan KOMITMEN
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kebijakan K3, kebijakan larangan
minuman keras dan obat-obatan terlarang, kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan
larangan membawa senjata tajam/api, kebijakan kesehatan karyawan yang tertulis dan
terdapat tanggal pengesahan.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki leading dan lagging indicator / key
performance indicator (KPI) SHE.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Statistical performance of safety minimal
selama periode 5 tahun.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti kebijakan-kebijakan yang tertulis oleh
WIKA (K3, larangan minuman keras dan obat-obatan terlarang, perlindungan lingkungan,
larangan membawa senjata tajam/api, dan kesehatan karyawan, dan lain-lain).
5. Pemimpin perusahaan pengadaan barang/jasa berkomitmen terhadap pelaksanaan K3 di area
proyek WIKA diantaranya mengikuti program safety morning talk, toolbox meeting, safety
patrol, safety meeting, house keeping, inspeksi SHE, dan lain-lain.

PASAL 3
ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB, dan STANDART
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki struktur organisasi perusahaan, SHE
dimana struktur tersebut terletak pada leher pimpinan. Dan memiliki struktur organisasi
khusus SHE tersendiri.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib terdapat jobdesk dan kompetensi pada setiap
personil baik sesuai dengan Struktur organisasi dan pekerja harian.
3. Pengadaan barang/jas Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kompetensi
pekerja proyek.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki program SHE di perusahaannya.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki program training SHE / training matriks
SHE.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan dan ketersediaan standard
kerja yang digunakan dalam pekerjaan dan terdapat lingkup SHE.
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standard SHE yang berlaku di WIKA.

PASAL 4
MANAJEMEN RISIKO
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki metode dalam manajemen risiko atau
prosedur manajemen risiko.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki sequence of work step, QA/QC Plan.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Analisis bahaya setiap tahapan proyek
dan ketepatan mitigasi bahaya sesuai dengan jenis pekerjaan di area proyek tersebut, contoh:
HIRARC (Hazard Indentification, Risk Assessment and Risk Control) dan JSA (Job Safety
Anlysis).
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki penanganan zat kimia apabila memiliki/
terdapat bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa: MSDS (Material Safety Data Sheets)/
LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan), prosedur penanganan B3, form manifest B3,
form dan prosedur izin kerja.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki metode analisis kebutuhan APD (Alat
Pelindung Diri) dan matriks kebutuhan APD yaitu: matriks APD dan manifest pengelolaan
APD.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti manajemen risiko yang berlaku di
WIKA.

PASAL 5
PERENCANAAN dan PROSEDUR KERJA
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki urutan rencana pelaksanaan kerja pada
proyek tersebut dan memiliki S- Curve.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Perencanaan program kerja SHE
diantaranya aspek keselamatan (safety), aspek kesehatan kerja (health), aspek lingkungan
(environment).
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur kerja/ instruksi
kerja, kelengkapan data peralatan kerja yang digunakan, dan perijinan peralatan kerja yang
digunakan.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur SHE, kelengkapan
data peralatan SHE yang digunakan, perijinan peralatan SHE yang digunakan.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib kelengkapan data kendaraan yang digunakan,
kelengkapan data pengemudi kendaraan berupa prosedur keselamatan berkendara, data
monitoring/manifest kendaraan bermotor, data monitoring pengemudi (SIM, KTP).
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Format pelaporan program SHE (
incident, accident,nearmist, manifest, manhour, investigasi kecelakaan, unsafe act dan
unsafe condition, pencemaran lingkungan, kinerja lingkungan, dokumentasi kegiatan SHE)
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti perijinan peralatan kerja dan SHE yang
digunakan sesuai sistem di WIKA.
8. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti prosedur dan standar SHE di WIKA.

PASAL 6
KEADAAN DARURAT
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur keadaan darurat
dan pelaporannya diantaranya: Prosedur keadaan darurat dan penanganan minimal 6
keadaan darurat ( banjir, gempa bumi, kebakaran, demo & huru hara, tumpahan minyak/ B3,
dan ancaman bom).
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan informasi yang terkait
dengan keadaan darurat, yaitu: format emergency respon plan, format emergency respon
team. Dilengkapi no telepon pihak terkait sebagai rujukan di lapangan saat emergency,
emergency respon team harus sesuai dengan organisasi proyek & dilengkapi nomer telepon.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki informasi pelatihan keadaan darurat:
berupa matrix training emergency respon.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki data dan peralatan perlengkapan
emergency respon.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki data peralatan P3K mengacu standar SNI
atau Permenaker No. 15/Men/VII/2008, disesuaikan dengan jumlah pekerja dan benar-benar
milik perusahaan sendiri.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standar SHE apabila ada penanganan
keadaan darurat di WIKA.

PASAL 7
INSIDEN, ACCIDENT dan LAPORAN INVESTIGASI
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur penanganan dan
investigasi kejadian insiden, dan accident.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki Sistem pelaporan kejadian bahaya, yaitu
format pelaporan incident, accident, unsafe act, unsafe condition, nearmiss, investigation.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib mengikuti standar SHE dalam pelaporan kejadian
bahaya yang sudah berlaku di WIKA.

PASAL 8
INSPEKSI dan AUDIT
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur inspeksi peralatan
dan inspeksi SHE.
2. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki form inspeksi (contoh crane, buldozer,
mesin genset,mesin grenda, welding machine, mesin diesel, alat angkat, APAR, scafollding,
dan lain-lain) sesuai dengan pekerjaan pada proyek tersebut.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki perencanaan jadwal kegiatan inspeksi.
4. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki matrix/ manifest inspeksi peralatan.
5. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki kelengkapan prosedur audit SHE.
6. Perusahaan pengadaan barang/jasa wajib memiliki jadwal matrix audit SHE.

PASAL 9
PERATURAN UMUM
1. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan
keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan WIKA.
2. Setiap orang yang tidak berkepentingan di larang memasuki area/ lokasi kerja WIKA.
3. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa harus menaati peraturan lalu lintas di
lokasi kerja WIKA.
4. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras merokok dan membawa
korek api di area kerja, kecuali ditempat yang sudah ditentukan.
5. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras membawa membawa
senjata tajam/api.
6. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras bersenda gurau, berkelahi,
mengganggu pihak lain, dan berbuat sesuatu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
7. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dilarang keras memakai obat-obatan
terlarang atau minuman berakohol yang dapat mengurangi kesadaran sewaktu bekerja.
8. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus peduli dan tanggap akan bahaya kebakaran yang
mungkin timbul.
9. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan di lingkungan proyek harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapihan dan
kebersihan pada setiap lokasi/ area kerja masing-masing.
10. Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya.
11. Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar masuk pekerja
dan inspeksi.
12. Alat berat dan peralatan perkakas listrik yang akan dipakai di project akan dilakukan
inspeksi pre Hire, pre mobilisasi, dan pre use oleh tim SHE project WIKA.
13. Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional yang
beroperasi di project WAJIB terdapat dan tertempel sticker pengesahaan (Sticker Passed)
dari SHE project WIKA. Apabila tidak terdapat dan tertempel sticker pengesahan (Sticker
Passed) pada Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional
maka Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional tidak
boleh memasuki area kerja/proyek.
14. Seluruh Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional
terdapat stiker ID/badge registrasi dari SHE. Apabila tidak terdapat stiker ID/badge
registrasi maka Alat berat, peralatan perkakas listrik, dan mobil operasional tidak boleh
memasuki area kerja/proyek.
15. Seluruh Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan mobil operasional
terdapat dan tertempel stiker Colour Coding Inspeksi dari SHE. Apabila tidak terdapat stiker
Colour Coding Inspeksi maka Alat berat, peralatan kerja, perkakas, peralatan listrik, dan
mobil operasional tidak boleh memasuki area kerja/proyek.
16. SHE PASSED hanya dikeluarkan dari SHE Kontraktor terdapat tanda tangan SHE
Manager/Lead SHE, SHE Inspector, dan Manager Konstruksi
17. Pada stiker Colour Coding Inspeksi, Wajib dilakukan pengecekan setiap bulannya oleh SHE
Inspector dan operator/ penanggungjawab peralatan tersebut.
18. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB melapor segera kepada pihak
berwenang apabila ada kondisi atau cara kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan
menyebabkan terjadinya kecelakaan (cidera dan insiden).
19. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan, memelihara, dan
menjaga Alat Pelindung Diri yang telah ditentukan.
20. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan, memelihara, dan
menjaga pakaian, peralatan dan perlengkapan keselamatan.
21. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB memeriksa dan memastikan
peralatan kerja dalam kondisi aman dan sesuai dengan fungsinya sebelum bekerja.
22. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mempelajari cara kerja yang
aman sebelum memulai pekerjaan.
23. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti instruksi yang
diberikan oleh atasan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
24. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB memfasilatasi kebutuhan
housekeeping di area kerja baik personal, peralatan dan perlengkapan.
25. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dapat/diperbolehkan bekerja apabila
terdapat izin bekerja atau sepengetahuan atau persetujuan dari personil yang
bertanggungjawab atas daerah/area kerja atau personil SHE yang ditunjuk.
26. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB berpartisipasi dalam melakukan
PEKA (Pengamatan Kerja Aman).
27. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan kotak P3K sesuai dengan jumlah
pekerja pada area/lokasi kerja tersebut.
28. Perusahaan pengadaan barang/jasa untuk peralatan perkakas listrik WAJIB terdapat
pegangan tangan dan barrier pada alat tersebut contoh gerinda, dan lain-lain.
29. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB memiliki asuransi tersendiri terhadap jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerjanya.
30. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB bertanggungjawab terhadap kejadian yang
menimpa bagi pekerjanya yang terjadi di area kerja WIKA.
31. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB melampirkan dan melaporkan Penilaian Risiko
Bahaya terhadap proses pembuatan material yang akan dipasang.
32. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB melampirkan dan melaporkan sertifikat Ahli K3
pada proses pembuatan material yang akan dipasang
PASAL 10
SLOGAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
1. UTAMAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
2. KESELAMATAN KERJA ADALAH TANGGUNG JAWAB SEMUA ORANG
3. NIAT, DOA, DAN DISIPLIN ADALAH KUNCI KESELAMATAN
4. BEKERJALAH DENGAN AMAN DAN SELAMAT UNTUK KELUARGA DAN MASA
DEPAN
5. PIKIRKANLAH KESELAMATAN ANDA SEBELUM MENGAMBIL TINDAKAN
APAPUN
6. IKUTI PROSEDUR, TAATI ATURAN KESELAMATAN KITA AMAN, SELAMAT
DAN SUKSES
7. INGATLAH SELALU TANPA PERSIAPAN, BERARTI TIDAK AMAN
8. TIDAK ADA PEKERJAAN YANG LEBIH PENTING DARIPADA MEMASTIKAN
SEMUA TINDAKAN PENCEGAHAN TELAH DILAKUKAN DENGAN AMAN
9. LAKSANAKAN 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN) SEBELUM DAN
SESUDAH BEKERJA
10. LEBIH BAIK KEHILANGAN 1 MENIT DALAM KEHIDUPAN DARIPADA
KEHILANGAN KEHIDUPAN DALAM 1 MENIT
11. TIDAK ADA TOLERANSI DALAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA,
SEBELUM MEREKA MERENGGUT APA YANG KITA MILIKI
12. HARGA KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TIDAK MAHAL, YANG LEBIH
MAHAL SEBAB TIDAK MELAKUKAN INTERVENSI TERHADAP KOMITMEN K3
13. TIDAK ADA PEKERJAAN YANG MENDESAK, SEHINGGA MENGABAIKAN
KESELAMATAN

PASAL 11
PERSONIL
1. Seluruh calon pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa yang akan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan di lingkungan proyek harus melampirkan dokumen berupa: Fotocopy
KTP 2 lembar; Pas foto berwarna 2x3 & 3x4 2 lembar; hasil medical check up &
sertifikasi-sertifikasi sesuai dengan pekerjaan; SKCK (Surat Keterangan Catatan
Kepolisian); hasil pemeriksaan NAPZA : Marijuana (THC), Metamphetamin (MET),
Morphin (MOP) dan Jamsostek.
2. Setiap pekerja baru sebelum bekerja WAJIB dilakukan Medical Check Up oleh perusahaan
pengadaan barang/jasa, dan harus dilampirkan ke SHE / Tim Medis proyek.
3. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan SHE koodinator, Safety
Officer/Safety Man, Safety House Keeping/5R, Leader Worker, Fire Watcher, Petugas
Security dan Paramedis.
4. Dalam struktur organisasi, SHE WAJIB berada dileher site manager sebagai penasehat
Aspek K3L/SHE.
5. Koordinator SHE perusahaan pengadaan barang/jasa minimal memiliki sertifikasi K3
UMUM DISNAKER/ K3 MIGAS (Pengawas) yang berpengalaman minimum 4 tahun
(Pria), dengan pendidikan minimal S1.
6. Safety Officer/Man perusahaan pengadaan barang/jasa berpengalaman minimal 2 tahun dan
memiliki sertifikasi K3. Rasio antara jumlah safety officer/man dengan jumlah pekerja 1: 25
Rasio tersebut persyaratan minimal disesuaikan dengan letak area kerja dan jenis pekerjaan.
7. Safety House keeping perusahaan pengadaan barang/jasa minimal 1 disetiap letak area kerja
dan jenis pekerjaan dengan jumlah pekerja maksimal 25 orang.
8. Paramedis perusahaan pengadaan barang/jasa berpengalaman minimal 2 tahun dan memiliki
sertifikasi Hiperkes. Rasio antara jumlah paramedic dengan jumlah pekerja 1:25.
9. Setiap pekerja baru WAJIB mengikuti SHE Induction dan SHE Basic Training sebelum
bekerja.
10. Personil perusahaan pengadaan barang/jasa yang melakukan operasi alat berat harus
memiliki SIO yang masih berlaku minimal bersertifikasi KEMENAKERTRANS. Sertifikasi
Migas untuk area pekerjaan oil & gas
11. Personil perusahaan pengadaan barang/jasa yang melakukan pekerjaan khusus harus
memiliki sertifikasi yang berlaku dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Sertifikasi Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
12. Setiap area/lokasi kerja dan jenis pekerjaan dengan jumlah pekerja maksimal 25; perusahaan
pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan personil SHE Man/Officer, House keeping/5R,
leader worker (Ditunjuk dari pekerja), Fire Watcher (Ditunjuk dari pekerja yang sudah
memiliki sertifikat Ahli kebakaran/mengikuti pelatihan pemadam kebakaran),dan personil-
personil lainnya yang bertanggung jawab terhadap jenis pekerjaan dan K3.
13. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mensubmit sertifikasi operator dengan standar
minimal sertifikasi KEMENAKERTRANS. Sertifikasi Migas untuk area pekerjaan oil &
gas
14. Perusahaan pengadaan barang/jasa dapat mempekerjakan pekerja memiliki umur antara 21 –
55 tahun.
15. Perusahaan pengadaan barang/jasa personil yang bekerja sebagai sopir WAJIB memiliki
Surat Izin Mengemudi Kepolisian (SIMPOL) yang berlaku dan Surat Izin Mengemudi
Perusahaan (SIMPER) yang sah.

PASAL 12
AWAL SEBELUM PEKERJAAN
1. Perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum dilakukan awal pekerjaan WAJIB mensubmit
SHE PLAN, JSA, prosedur & metode kerja, Tools & equipment list,
(@manpower/personil: Fotocopy KTP 2 lembar; Pas foto berwarna 2x3 & 3x4 2 lembar;
hasil medical check up & sertifikasi-sertifikasi sesuai dengan pekerjaan; SKCK (Surat
Keterangan Catatan Kepolisian); hasil pemeriksaan NAPZA : Marijuana (THC),
Metamphetamin (MET), Morphin (MOP) dan Jamsostek).

PASAL 13
SEBELUM dan SESUDAH BEKERJA
1. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum dan sesudah bekerja WAJIB
house keeping dan menjaga 5R di area bekerja.
2. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum bekerja WAJIB mengikuti Safety
Morning Talk dan ToolBox Meeting.
3. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum bekerja WAJIB melakukan Fit
To Work
4. Sebelum dilakukan pekerjaan Mandor atau supervisor wajib melampirkan Surat Keterangan
Sehat para pekerja, Surat Izin Kerja (SIKA) dan Job Safety Analysis (JSA).
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Spv atau mador wajib memberikan penjelasan JSA kepada
pekerja dan membacakan komitmen pekerja.
6. Sesudah bekerja dilakukan WAJIB dilakukan briefing berkaitan dengan evaluasi kegiatan
SHE di area lokasi kerja.

PASAL 14
KOMUNIKASI SHE
1. SHE Morning WAJIB dilakukan oleh seluruh Seluruh pekerja perusahaan pengadaan
barang/jasa sebelum bekerja. Dilakukan setiap hari senin sampai jum’at. Team managemen
perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB berpartisipasi dalam menyampaikan materi
tentang SHE.
2. Daily toolbox meeting WAJIB dilakukan oleh seluruh Seluruh pekerja perusahaan
pengadaan barang/jasa sebelum bekerja. Dilakukan setiap hari dan setiap ada pekerjaan
baru di setiap lokasi/ area kerja dipimpin oleh Pelaksana/Spv/Mandor dan didampingi oleh
personil SHE.
3. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Committee.
Dilakukan satu bulan sekali.
4. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Meeting.
Dilakukan satu pekan sekali.
5. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Patrol.
Dilakukan satu pekan 2 kali.
6. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE General House
Keeping. Dilakukan satu pekan sekali.
7. Tim manajemen perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Manajemen
Review. Dilakukan satu bulan sekali.
8. Seluruh pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti SHE Induction.
Dilakukan apabila ada pekerja baru.

PASAL 15
IZIN KERJA
1. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum memulai pekerjaan berisiko
tinggi harus melakukan persiapan yang dipersyaratkan dan mengajukan izin kerja kepada
penanggung jawab SHE. Perizinan kerja dilakukan yaitu pekerjaan umum, dan pekerjaan
khusus ( Pekerjaan panas, ruang terbatas, listrik, angkat dan angkut, penggalian, ketinggian,
Non Destructive Test (NDT), bertekanan tinggi, dan sandblasting).
2. Izin kerja dilakukan oleh penanggungjawab pekerjaan tersebut.
3. Pengajuan permit harian diajukan paling lambat pukul 07.00
4. Untuk Permit lembur perusahaan pengadaan barang/jasa memberikan ijin kepada pekerja
hingga pukul 21.00 apabila dimulai pukul 07.00 (jam kerja efektif). Apabila pekerjaan di
atas pukul 21.00 Harus disiapkan 2 shift. Dengan waktu pembuatan permit lembur paling
lambat pukul 12.00.

PASAL 16
STANDARD PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ANGKUT
1. Setiap operator perusahaan pengadaan barang/jasa alat angkat angkut WAJIB memiliki
Surat Izin Operator (SIO) yang berlaku dan bersertifikasi MIGAS/KEMENAKERTRANS.
Sertifikasi Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
2. Alat angkat angkut WAJIB memiliki Surat Izin Alat (SIA) yang berlaku dan bersertifikasi
MIGAS/Disnaker setempat, tempat beroperasinya alat angkat angkut tersebut beroperasi.
Migas untuk area pekerjaan oil & gas.
3. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum memasuki area proyek dan belum
dilakukan kontrak (Pre-Hire) oleh personil SHE Inspektor WIKA/ personil SHE WIKA
yang berkompeten.
4. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum memasuki area proyek dan sudah
dilakukan kontrak (Pre-Mobilisasi) oleh personil SHE Inspektor WIKA/ personil SHE
WIKA yang berkompeten.
5. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum dilakukan operasional di area
proyek (Pre-Use) oleh personil SHE Inspektor WIKA/ personil SHE WIKA yang
berkompeten.
6. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi berkala, sebulan sekali oleh personil SHE
Inspektor WIKA/ personil SHE WIKA yang berkompeten.
7. Alat angkat angkut WAJIB dilakukan daily inpection yang dilakukan oleh operator.
8. Alat angkat angkut dilarang mengangkut orang/pekerja.
9. Peralatan dan perlengkapan angkat angkut WAJIB dilakukan inspeksi sebelum alat
digunakan. Dan dilakukan pemeriksaan ulang setiap setahun dua kali. Contoh sling
10. Alat angkat angkut yang digunakan menetap harus dilakukan uji emisi secara berkala.
11. Apabila pada alat angkat angkut dilakukan dan terdapat modifikasi/ perbaikan alat maka
harus dilakukan uji pemeriksaan khusus.
12. Beban maksimum yang diizinkan dari alat angkat angkut harus tertulis dan ditempel pada
bagian yang mudah dilihat dan dibaca (Kaca) dengan jelas sesuai hasil uji dan perizinannya.
13. Selama pengangkatan harus clear/ tanpa adanya mobilisasi dari orang-orang/pekerja.
14. Jika suatu muatan bahan/material saat diangkat tidak berjalan sebagaimana mestinya,
operator harus membunyikan tanda peringatan atau tanda isyarat dan menurunkannya
muatan untuk mengatur kembali..
15. Alat angkat angkut WAJIB ada APAR berbobot minimal 6 Kg didalam kabin.
16. Alat angkat angkut WAJIB terdapat Kotak P3K didalam kabin.
17. Alat angkat angkut WAJIB terpasang sirine dan berfungsi saat dilakukan proses lifting.
18. Alat angkat angkut WAJIB menggunakan flame trap/ spark arrestor apabila masuk ke
lokasi existing.
19. Menaikkan, menurunkan dan mengangkat muatan dengan alat angkat harus diatur dengan
sandi isyarat yang seragam dan benar-benar mengerti.
20. Sebelum dilakukan pengangkatan atau memindahkan muatan WAJIB diberi barricade dan
rambu-rambu.
21. Jika peralatan angkat tidak beroperasi kondisi sling dan kait TIDAK BOLEH dalam
tergantung. Kondisi kait harus dinaikkan.
22. Jika Peralatan angkat beroperasi tanpa muatan: Penjaga sling/ rantai harus mengaitkan sling
atau rantainya pada kait secara kuat sebelum bergerak; operator harus menaikkan kait
secukupnya agar orang-orang dan benda-benda tidak tersentuh.
23. Operator alat angkat TIDAK BOLEH meninggalkan peralatannya dengan muatan yang
tergantung.
24. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB mengikuti standar pekerjaan pada Alat
angkat angkut.
25. Umur alat (Alat berat, Mobil Transportasi, Dll) Maksimal umur 15 Tahun. Umur ini tidak
harus, tergantung requirement dari Pemilik atau peraturan lainnya.

PASAL 17
STANDARD PEKERJAAN PADA RUANG TERBATAS
1. Pekerja Confined space minimal memiliki sertifikasi Ahli K3 Ruang Terbatas Utama dan
Madya Kemenakertrans.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan Ruang TerbatasWAJIB memiliki dan melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN Ruang Terbatas dan
JSA (Job Safety Analysis).
3. Melakukan inspeksi terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan izin kerja.
4. Membuat dan menetapkan rencana penyelamatan untuk pekerjaan yang spesifik, termasuk
penyelamatan personil dan peralatan sebelum memasuki ruang terbatas.
5. Melakukan monitoring terhadap entry log buku catatan masuk, sepanjang waktu.
6. Memastikan pekerja yang memasuki ruang terbatas dalam kondisi fit to work (Mengisi form
fit to work) dan memiliki kulaifikasi sesuai untuk melakukan pekerjaan di ruang terbatas.
7. Melengkapi dan memverifikasi checklist isolasi telah sesuai dengan prosedur isolasi yang
ada, sebelum memulai pekerjaan.
8. Menilai dan melakukan eliminasi terhadap material terlebih dahulu sebelum membuka
peralatan (menggunakan monitor suhu dan sampel udara untuk memastikan bahan dalam
kondisi kering).
9. Gunakan peralatan ventilasi yang memadai dan ikuti seluruh pengetesan gas dan monitoring
persyaratan serta prosedur yang berlaku.
10. Melengkapi dengan alat komunikasi (2 arah) berupa radio komunikasi untuk kelompok
pekerja dan tim penyelamatan.
11. Sebelum dilakukan pekerjaan Ruang TerbatasWAJIB dilakukan pengukuran gas. Dan setiap
4 jam sekali wajib dilakukan pemantauan Gas selama pekerjaan masih berlangsung dengan
menggunakan Gas detector.
12. Ruang terbatas harus dapat ditandai secara visual kepada tenaga kerja: Barricade, Rambu,
dan lain-lain.
13. Perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB memiliki alat Gas Detector atau pengajuan
pinjaman alat gas detector kepada SHE WIKA. Dan pengujian dilakukan AK3 Ruang
Terbatas.
14. Wajib terdapat LOTO apabila area tersebut terdapat energy.
15. Wajib terdapat APAR diarea pekerjaan ruang terbatas.
16. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa (Berisiko tinggi) WAJIB mengikuti standar
pekerjaan pada ruang terbatas.
PASAL 18
STANDARD dan PENGELOLAAN APD
1. Standar APD yang digunakan:
a. Pelindung kepala/ Safety helmet : ANSI Z89
b. Pelindung kaki/ Safety shoes : ANSI Z41/ ASTM F2413-05
c. Sarung tangan kain : EN 388/ ASTM F1790
d. Sarung tangan karet : ASTM D120
e. Pelindung mata dan muka : ANSI Z78 / ANSI Z87.1-1989 or DIN EN 166-167
f. Pelindung badan/Safety harness : ANSI A10.14
g. Pelindung badan/Safety vest : ANSI 107/ EN 471
h. Pelampung/life jacket : EN ISO 12402
i. Coverall : EN 533 and ANSI/ISEA 107-1999
2. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan alat keselamatan kerja/
APD sesuai yang disyaratkan dan sesuai dengan pekerjaan.
3. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan alat keselamatan
kerja/ APD sesuai yang disyaratkan, yaitu: pelindung kepala, pelindung mata, pelindung
badan, pelindung tangan, dan pelindung kaki (Helm safety, coverall/kemeja lengan panjang
dengan reflector , sarung tangan, safety shoes, dan Rompi berjaring berwarna oranye
(Khusus pekerjaan sipil), Rompi berjaring berwarna hijau (Khusus personil House
keeping)).
4. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menggunakan alat keselamatan
kerja/ APD tambahan sesuai dengan jenis pekerjaan missal: SCBA, Body harness 2 lanyards
dan safety line, musker, face shield, apron, asbestos abatement, safety life, disposable
chemical resistant cloth, ear plug/ear muff, dan lain-lain.
5. Standar warna helm pada proyek
a. Warna Merah strip Biru : SHE Manager, SHE SPV, SHE Koordinator
b. Warna Merah strip Silver : SHE Officer, SHE Man
c. Warna Putih strip Biru : Manajemen WIKA, Pelut WIKA, Engineering
WIKA, Tamu
d. Warna Kuning strip Biru : Pelaksana WIKA, SPV, MP/SM Subkon, Mandor
e. Warna Kuning strip Silver : Semua pekerja Mekanikal & Piping (Helper, Fitter,
welder)
d. Warna Kuning strip Oranye : Semua pekerja sipil, surveyor
e. Warna Kuning strip Hijau : Semua pekerja Electrical/Instrumental, tim
5R/Housekeeping
f. Warna Kuning strip Merah : Semua pekerja Komisioning,
6. Standar helm pada proyek :
a. Terdapat dudukan kepala, kuat pada posisinya.
b. Terdapat tali pengikatnya terpasang dengan kuat pada tempatnya dan tidak terlalu
renggang ataupun sempit.
c. Terdapat tali pengikat (chin strap) terbuat dari karet / bersifat elastic.
d. Terdapat stiker Logo perusahaan WIKA pada depan
e. Terdapat stiker Logo K3 sebelah kiri
f. Terdapat sticker tulisan Nama Perusahaan pengadaan barang/jasa sebelah kanan
g. Terdapat stiker identitas pemilik helm (Nama, Perusahaan, Gol Darah, Kontak Darurat)
Bagian belakang helm
h. Terdapat stiker tulisan TAMU 00 (Sesuai urutan nomor) sebelah kanan (Khusus tamu)
7. Standar baju seragam untuk pekerja pengadaan barang/jasa
a. Menggunakan coverall/ kemeja lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari
kain katun.
b. Terdapat reflector pada bahu, kedua lengan kanan, punggung dan lutut kaki.
c. Terdapat bordir logo perusahaan pengadaan barang/jasa pada dada sebelah kanan.
d. Terdapat bordir logo perusahaan WIKA pada dada sebelah kiri.
e. Terdapat bordir logo K3 pada lengan tangan sebelah kiri.
f. Terdapat bordir bendera Merah Putih (Indonesia) pada lengan tangan sebelah kanan
g. Warna baju seragam yang cerah dan tidak boleh gelap (Hitam, dan merah) yaitu:
Biru/Oranye/Kuning/ Hijau Muda.
h. Terdapat bodir tulisan ‘Go Home Safely” beserta logo perusahaan WIKA pada
punggung.
f. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa (RIGGER) Memakai sarung tangan
jenis Impact Absorbing Gloves, EN 420 atau 388.
g. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa (RIGGER) WAJIB menggunakan
rompi warna hijau. Terdapat reflector pada dada dan punggung. Terdapat tulisan
dibelakang rompi “ RIGGER & SIGNALMAN”
h. Lama pemakaian pada safety helm selama proyek berjalan.
i. Lama pemakaian pada kacamata selama proyek berjalan.
j. Lama pemakaian pada masker biasa berwarna hijau selama 1 hari (8 jam).
k. Lama pemakaian pada masker N95 maksimal selama 1 minggu.
l. Lama pemakaian pada safety shoes maksimal selama 1 tahun.
m. Setiap perusahaan pengadaan barang/jasa WAJIB menyediakan sepatu boot safety
(Terdapat hard toe) pekerja untuk antisipasi dalam kondisi hujan.

PASAL 19
STANDARD KODE WARNA AREA
1. Warna kuning : Garis Demarkasi, Handrail, Toeboard Conveyor,
Guard Conveyor, Crossbridge Conveyor.
2. Warna hijau : Area jalan kaki (Clear Walkway), Tempat Istirahat
(Rest Area), struktur utama, support struktur.
3. Warna Abu-abu : Area tempat meletakkan barang.
4. Warna biru : Daerah kerja.
5. Warna merah :Daerah bebas/Keep clear areas (penandaan lantai),
Tempat penyimpanan material berbahaya.
6. Warna strip merah – putih : Peralatan kebakaran (Penandaan di dinding), Area
terlarang.
7. Warna Strip hijau – putih : Peralatan first aid (Penandaan dinding & lantai).
8. Warna Strip hitam – putih : Jalur lalu lintas, Portal Scurity.
9. Warna Strip hitam – kuning : Identifikasi area berbahaya, Atap rendah, Beda
elevasi atap & lantai, Lubang, Ruang sempit, Cekungan, Titik Jepit.
10. Warna oranye : Bagian mesin yang terbuka dan berbahaya
11. Warna Hijau (Tong Sampah) : Organik
12. Warna Kuning (Tong Sampah) : Dapat Digunakan Ulang
13. Warna Biru (Tong Sampah) : Dapat Didaur Ulang
14. Warna Merah (Tong Sampah) : B3
15. Warna Abu-Abu (Tong Sampah) : Residu

PASAL 20
STANDARD RAMBU KESELAMATAN
1. Warna pada rambu:
a. Warna Merah (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol) :
Larangan, pemadam api.
b. Warna Kuning (Warna Background), Warna Hitam ( Warna tulisan/symbol) :
Perhatian/waspada, Potensi berisiko bahaya.
c. Warna Hijau (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol) : Zona
aman, Pertolongan pertama.
d. Warna Biru (Warna Background), Warna Putih ( Warna tulisan/symbol) : Wajib
ditaati
e. Warna Putih (Warna Background), Warna Hitam ( Warna tulisan/symbol) :
Informasi umum

2. Bentuk geometri pada rambu:


PASAL 21
STANDARD TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) SEMENTARA
1. Bangunan:
a. Luas bangunan disesuaikan dengan kapasitas limbah B3 yang akan disimpan.
b. Rancang bangun tahan terhadap karakteristik limbah B3 yang akan disimpan (Sebagai
contoh : Jika limbah B3 yang akan disimpan bersifat korosif maka rancang bangun
harus tahan korosif).
c. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Di buat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara memadai untuk mencegah
terjadinya akumulasi gas didalam ruang penyimpanan.
e. Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional
penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan
harus dipasang minimal 1 meter diatas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus
dipasang disisi luar bangunan.
f. Dilengkapi dengan sistem penangkal petir.
g. Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara
yang berlaku.
h. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak
retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan
kemiringan maksimum 1% Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur
sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi bangunan
penyimpanan.
i. Diberi nama tempat penyimpanan, lengkap dengan label/rambu yang menunjukkan
karakteristik limbah B3 , label/rambu LK3 yang mengatur perintah/larangan ditempat
penyimpanan tersebut (sebagai contoh larangan merokok, perintah penggunaan APD)
2. Tanggap darurat:
a. Tersedia APAR tipe ABC
b. Jika limbah B3 yang disimpan bersifat cair, harus memiliki alat penanggulangan
tumpahan seperti: Spill absorben, Saw dust
c. Tersedia Eyewash
d. Tersedia Kolam penampungan darurat atau Oil trap ( jika limbah B3 yang disimpan
berupa minyak)

PASAL 22
STANDARD FASILITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR CAIR
1. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan tangki
untuk menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas diatas 40.000 liter dan
untuk bahan bakar cair mudah menyala diatas 10.000 liter harus mendapat izin SHE
Manajer proyek WIKA.
2. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan tangki
untuk menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas 5000 sampai dengan
40.000 liter dan untuk bahan bakar cair mudah menyala dengan kapasitas 1000 sampai
dengan 10.000 liter tidak perlu mendapat SHE Manajer proyek WIKA.
3. Pada setiap lokasi tempat penimbunan bahan bakar cair harus tersedia :
a. Tanda larangan ”Dilarang Merokok” dan ”Dilarang Masuk Bagi Yang Tidak
Berkepentingan”
b. Lampu penerangan yang memadai
c. Alat pemadam kebakaran dan penangkal petir
4. Pondasi tangki harus dibangun dengan konstruksi beton dan dapat menahan bangunan
tangki beserta isinya.
5. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari sekumpulan tangki, maka jarak
antara tangki dengan tangki sekurang – kurangnya 10 meter. Apabila kurang dari 10 meter,
maka disetiap tangki harus dilengkapi dengan instalasi penyemprot air.
6. Disekeliling tangki penimbunan atau sekumpulan tangki penimbunan bahan bakar cair harus
dibuat tanggul pengaman yang terbuat dari beton atau timbunan tanah dan tingginya harus
dapat menampung :
a. Untuk tempat satu tangki penimbunan = maksimum kapasitas + 20 sentimeter dan,
b. Untuk sekumpulan tangki penimbunan = ½ x jumlah seluruh kapasitas tangki + 20
sentimeter.
7. Penangkal petir pada tempat penimbunan bahan bakar cair harus diukur tahanan
pembumiannya setiap enam bulan atau setelah terjadi petir yang hebat.
8. Pada bagian atas tangki penimbunan bahan bakar cair harus dipasang pipa pengeluaran gas
yang dilengkapi sekurang – kurangnya 3 lapis kawat kasa kuningan.
9. Pada dinding tangki penimbunan bahan bakar cair harus ditulis nomor tangki, kapasitas
tangki dan jenis bahan bakar cair yang ditimbun.
10. Pipa pengisian sekurang – kurangnya berjarak 10 meter dari tempat pengeluaran pada lokasi
tangki penimbunan bahan bakar cair.
11. Tempat penimbunan bahan bakar cair dilengkapi dengan pagar pengaman yang berjarak 5
meter dari tanggul pengaman dan pagar tersebut dilengkapi dengan pintu yang terkunci.
12. Panel listrik dan pompa ditempatkan diluar pagar pengaman.
13. Apabila bahan bakar ditimbun dalam drum atau wadah lain yang sejenis dan mempunyai
kapasitas kurang dari 5.000 liter untuk bahan bakar cair mudah terbakar dan kurang dari
1.000 liter untuk bahan bakar cair mudah menyala maka lokasi penimbunan harus diberi
pagar pengaman disekelilingnya dan dilengkapi dengan pintu yang terkunci.
14. Tangki penimbunan bahan bakar cair harus memenuhi ketentuan jarak aman minimum
sebagai berikut :

Bahan Bakar Cair Kapasitas Tangki Jarak Minimum dari Jarak Minimum Dari
pagar Pengaman Ke Pagar Pengaman Ke
Jalan Umum Bangunan

Kelas (Liter) (Meter) (Meter)

I – II B - 1.500 1,5 1,5

1.501 – 3.000 3 1,5

3.001 – 46.000 4,5 1,5

46.001 – 115.000 6 1,5


115.001 – 190.000 9 3

190.001 – 380.000 15 4,5

380.001 – 1.900.000 24 7,5

1.900.001 – 30 10,5
3.800.000

3.800.001 – 40,5 13,5


7.600.000

7.600.001 – 49,5 16,5


11.400.000

11.400.001 – Ke atas 52,5 18

II C -40.000 1,5 1,5

40.001 – 114.000 3 1,5

114.001 – 190.000 3 3

190.001 – 380.000 4,5 3

380.001 - Keatas 4,5 4,5

15. Konstruksi Tangki

Bangunan tangki penimbunan bahan bakar cair harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap nyala api


b. Terbuat dari pelat besi yang telah diakui
c. Berdiri tegak, kokoh dan stabil
d. Dapat menahan cairan yang disimpan dan tidak bocor selama penyimpanan
e. Pada sambungan pelat dinding tangki harus dilas, dikeling atau dibaut atau kombinasi
kedua – duanya.
16. Penimbunan Di Bawah Tanah
Tempat penimbunan dibawah tanah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Tangki penimbunan harus terbuat dari bahan anti karat atau bagian dalam dan luar
tangki penimbunan dilapisi anti karat dan dilengkapi dengan pipa pengeluaran.
b. Tangki penimbunan didalam tanah harus ditanam sekurang – kurangnya 1 meter
dihitung dari bagian atas tangki penimbunan dan galian disekitar tangki penimbunan
diisi pasir.
c. Tangki penimbunan harus mampu menahan tekanan sampai 7 atmosfir
d. Dilarang ditanam dibawah rel kereta api atau jalan lalulintas
e. Tempat pengisian berjarak sekurang – kurangnya 10 meter dari tempat pengeluaran dan
f. Tidak boleh ada api atau lampu terbuka didekat atau disekitar tempat pengisian.
PASAL 23
STANDARD SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
1. Ukuran:
a. Pada Kemasan / Wadah : 10 x 10 cm (Minimum)
b. Pada Unit Transport : 25 x 25 cm (Minimum)
c. Pada Tempat Penyimpanan : 25 x 25 cm (Minimum)
2. Bahan:
a. Bahan dari kertas, plastik, maupun plat logam yang tahan terhadap gesekan dan bahan
kimia yang mengenainya.
b. Warna sesuai dengan bentuk simbol dan menggunakan pewarna yang dapat berpendar
(Fluorescent)

3. Bentuk:

a. Digunakan untuk limbah cair mudah terbakar seperti Oli,sisa/


tumpahan BBC (Bahan bakar Cair) Thinner, Cat yang mengandung hidrokarbon.

b. Digunakan untuk limbah saw dust, majun atau filter bekas yang
terkontaminasi limbah oli bekas atau BBC (Bahan bakar Cair).

c. Digunakan dan sisa/tumpahan/limbah bahan/material yang disebutkan


bersifat reaktif pada MSDS.

d. Digunakan untuk limbah toner/cartridge atau bahan/material yang


disebutkan beracun pada MSDS
e. Digunakan untuk limbah korosif seperti aki bekas, Poly Alumunium
Chloride (PAC), Soda kaustik (NaOH) atau yang disebutkan beracun pada MSDS.

f. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik lebih dari 1 jenis


dominan

g. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak

h. Digunakan untuk limbah B3 dengan karakteristik menyebabkan


infeksi.

PASAL 24
STANDARD HYGIENE AREA KERJA

1. Air bersih:
a. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia,
mikrobiologi, dan radioaktif.
b. Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum,
sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
kesehatan.
c. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistim perpipaan.
d. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan
bakteriologis.
e. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak penampungan dan pada
kran terjauh untuk diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali setahun.
2. Udara ruangan:
a. Suhu (oC) Nilai Ambang Batas 18-28
b. Kelembaban (%)Nilai Ambang Batas 40-60
c. Debu total (mg/m3) Nilai Ambang Batas 0,15
d. Asbes bebas (µ dan serat/ml) Nilai Ambang Batas 5 serat/ml udara dengan panjang serat

e. Pertukaran udara: 0,283 M3/menit/orang dengan laju ventilasi 0,15-0,25 m/detik. Untuk
ruangan kerja yang tidak menggunakan pendingin harus memiliki lubang ventilasi
minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang.
f. Gas pencemar:
a.) Asam sulfida (H2S) 1 mg/m3
b.) Amonia (NH3) 17 mg/m3 atau 25 ppm
c.) Karbon Monoksida (CO) 29 mg/m3 atau 25 ppm
d.) Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60 mg/m3 atau 3 ppm
e.) Sulfur dioksida (SO2) 5,2 mg/m3 atau 2 ppm
3. Pencahayaan Lux (Min) Nilai Ambang Batas 100
4. Kebisingan (dBA)
a. Paparan 8 jam : 85
b. Paparan 4 jam : 88
c. Paparan 2 jam : 91
d. Paparan 1 jam : 94
e. Paparan 30 menit : 97
f. Paparan 15 menit : 100

PASAL 25
STANDARD P3K
1. Portable First Aid Kit, digunakan untuk tim/ personil yang bergerak (ex. Tim Surveyor, dan
lain-lain):

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Pembalut Segitiga Pcs 6
2 Kassa Steril Box 2
3 Perban 5 cm Pcs 8
4 Perban 10 cm Pcs 4
5 Elastic bandage 5 cm Pcs 1
6 Elastic bandage 10 cm Pcs 1
7 Plester cepat Jumbo Hansaplast Pcs 10
8 Plester cepat biasa Hansaplast Pcs 10
9 Plester gulung Roll 1
10 Pembalut wanita Pcs 2
11 Cotton buds Pack 1
12 Masker disposable Pcs 5
13 Sarung tangan Latex Pcs 5
14 Povidone Iodine 60 ml Botol 1
15 Chlor Ethyl Botol 1
16 Alcohol Swab Pcs 5
17 Oxycan, CPR Mask Pcs 1
18 Handyclean 15 ml Botol 1
19 Gunting pembalut, 1 pinset, 1 Pcs 1
senter
20 Emergency Blanket, 1 Handmed
Pcs 1
Bag
21 Buku petunjuk P3K Buah 1
2. Portable First Aid Kit digunakan untuk kendaraan/ unit bergerak

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Pembalut segitiga (mitela) Pcs 4
2 Kassa Steril 16x16 cm Pcs 1
3 Kassa Steril 5x6 cm Pcs 5
4 Kassa Steril 10x10 cm Pcs 1
5 Gulung Kassa 10 cm Roll 2
6 Gulung Kassa 5 cm Roll 4
7 Sarung tangan Latex Pcs 1
8 Masker disposable Pcs 1
9 Plester cepat jumbo Pcs 4
10 Plester cepat biasa Pcs 6
11 Emergency Blanket Pcs 1
12 Elastic Bandage 3” Pcs 1
13 Povidone Iodine 30 ml Pcs 1
14 Cotton Buds Pack 1
15 Plester gulung besar Roll 1
16 Gunting pembalut Pcs 1
17 Pinset Pcs 1
18 Alkohol Swab Pcs 5
19 Waist Bag Pcs 1
20 Buku petunjuk P3K Buah 1

3. Portable First Aid Kit digunakan untuk rescuer

No. Nama Bahan/Obat Satuan Qty


1 Simple Stretcher Pcs 1
2 Pembalut segitiga Pcs 6
3 Kassa Steril 16x16 cm Pcs 2
4 Kassa Steril 5x6 cm Pcs 2
5 Kassa Streill 10x10 cm Pcs 3
6 Gulung Kassa 5 cm Roll 8
7 Gulung Kassa 10 cm Roll 6
8 Elastic bandage 5 cm Pcs 1
9 Elastic bandage10 cm Pcs 1
10 Plester cepat Jumbo Pcs 15
11 Plester cepat biasa Pcs 15
12 Plester gulung Roll 1
13 Cotton buds Pack 1
14 Masker Disposable Pcs 8
15 Sarung tangan latex Pcs 8
16 Povidone Iodine 60 ml Botol 2
17 Chlor Ethyl Botol 1
18 Alcohol Swab Pcs 10
19 Oxycan Botol 1
20 CPR Mask Pcs 1
21 Handyclean 85 ml Botol 1
22 Gunting pembalut Pcs 1
23 Pinset Pcs 1
24 Senter Pcs 1
25 Digital Thermometer Pcs 1
26 Emergency blanket Pcs 1
27 Backmed Bag Pcs 1
28 Buku petunjuk P3K Buah 1

4. Medic Responder Bag, for paramedic or doctor


a. Bag 1 set

1 Sodium Chloride 500 ml Set 1


2 Haemacel 500 ml Set 1
3 Sol Admin Set Set 1
4 Sol Admin Set Ped Set 1
5 Surflo 16/18/20/22 Set 2
6 Wing Needle 21 G Set 2
7 Micropore 2.5 cm Set 1
8 Elastic Bandages 4" Set 1
9 Torniquet Ideal Set 1
10 Opsite Dressing Set 1
11 Steril Swab/Alkhohol Swab Set 10
12 Band Aid J&J Set 10
13 Gauze Non Sterile L Set 1
14 Ringer Lactale 500 ml Set 1

b. Bag 2 Dressing pack

1 Glove Non Sterile Exa Set 6


2 Wound Dressing size 15 Set 10
3 Elastic Bandages 4" Set 2
4 Mitela (Triangular Bandages) Set 6
5 Combine Dressing Set 10
6 Gauze Pad 10 x 10 Set 40
7 Betadine Solution 60 ml Set 1
8 Micropure 2.5 cm Set 1
9 Sam Splint Set 1
10 Steril Strip 1/2x4" Set 3

c. Bag 3 set

1 Haemacel 500 ml Set 1


2 Sol Admin Set Set 1
3 Sol Admin Set Ped Set 1
4 Surflo 16/18/20/22 Set 2
5 Wing Needle 21 G Set 2
6 Micropure 2.5 cm Set 1
7 Elastic Bandages 4" Set 1
8 Torniquet Ideal Set 1
9 Opsite Dressing Set 1
10 Ringer Lactale 500 ml Set 1

d. Bag 4 Airwaypack (Basic)

1 Resusitator Adult Manual Set 1


2 Rescue Vac Hand Set 1
3 Mask CPR Clear Adult Pocket Set 1
4 Goedel Size 2,3,4 Set 1
5 Suction Catheter 14 Fg Set 4
6 Stomache Tube 14 G Set 1
7 Oxygen Mask Adult Set 1
8 Nasal Oxygen Canula Set 1

e. Bag 5 Emergency Drug

2
1 Primperan Inj
Set amp
4
2 Adrenalin 1:1000
Set amp
3 Aspirin Tab Set 4
4 Atropine 1.4 mg Set 2
5 Ventolin Inhaler Set 1
6 Stesolid Rectal Tube 5 mg Set 2
7 Angised Btl Set 1
8 Dextrose 40% 25 ml Set 4
9 Syringe 5 ml Set 2
10 Syringe 10 ml Set 2
11 Avil Amp 2 ml Set 1
12 Tramal 100 mg 2 ml Set 1
13 Voltaren Amp 3 ml Set 1
14 Buscopan Amp 1 ml Set 1
15 Primperan Tab 10 mg Set 5
16 Steri Swab/Alkhohol Swab Set 10
17 Needle Steril 19 G Set 5
18 Needle Steril 21 G Set 5
19 Needle Steril 23 G Set 5

f. Diagnostic set

1 Blood Pressure Set 1


2 Stethoscope Set 1
3 Thermometer Oral Set 1
4 Tongue Blade Wooden Set 5
5 Pen Light Set 1

g. Burn & Eye was kit

1 Eye Wash Cup Set 1


2 Sodium Chloride 500 ml Set 3
3 Pilgrin Burn Sheet Set 2
4 Burnshield Dressing 40x60 cm Set 2
5 Isothermic Blanket Set 1
6 Boorwater 300 ml/Eye Ring Set 1

h. Front pocket

1 First Aid Splint Set 4


2 First Aid Splint Bag Set 1
3 Stiffneck Collar Set 1
4 Scissor Bandages YPN/Tuffcut Set 1
5 Pen + Note Pad Set 1
6 Pen Light/Maglite Torch S Set 1

i. Gedung

Sub Kotak
Nama Bahan/Obat Satuan
Item
A B C
1 Kasa Steril terbungkus Pcs 20 40 40
Perban (5 cm/ 7.5 cm), elastic
Roll 2 4 6
2 bandage
Pembalut gulung lebar 10 cm,
Roll 2 4 6
3 elastic bandage
4 Plester rol kain (1,25 cm), Roll 2 4 6
5 Plester Cepat, handyplast Pcs 10 15 20
6 Kapas 25 gram Pcs 1 2 3
7 Kain segitiga (mitella) Pcs 2 3 6
8 Gunting Pcs 1 1 1
9 Peniti Pcs 12 12 12
Sarung tangan sekali pakai
Pcs 2 3 4
10 (pasangan)
11 Masker Pcs 2 4 6
12 Pinset pcs 1 1 1
13 Lampu senter Pcs 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata Pcs 1 1 1
15 Kantong plastik bersih Pcs 1 2 3
16 Aquades (100 ml. larutan saline) Botol 1 1 1
Povidon iodin (60 ml), ex.
Pcs 1 1 1
17 Betadine
18 Alkohol 70 % Botol 1 1 1
19 Balsem active Pcs 1 1 1
20 Bioplacenton cr Pcs 1 1 1
21 Alcohol Swap Pack 1 1 1
22 Buku Panduan P3K Pcs 1 1 1
23 Buku catatan Pcs 1 1 1
24 Daftar isi kotak Pcs 1 1 1

Ketentuan jumlah kotak P3K:

Jumlah
Jenis Kotak P3K
Pekerja/Buruh Jenis Kotak P3K Tiap 1 (Satu) Unit Kerja
Kurang 26 Pekerja A 1 kotak A
1 kotak B atau,
26 s.d 50 Pekerja B/A
2 kotak A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
51 s.d 100 pekerja C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
Setiap 100 pekerja C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Keterangan:

1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A

2. 1 Kotak C setara dengan 2 kotak B

5. Persyaratan Kotak P3K


a. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang
P3K berwarna hijau.
b. Penempatan:
a.) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan.
b.) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K.
c.) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai dengan jumlah
pekerja/buruh.
d.) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda digedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
PASAL 26
STANDARD KELAYAKAN KENDARAAN
A. Kendaraan Ringan dan Alat Berat
1. Kondisi fisik kabin dan Body baik
2. Kondisi kaca depan, belakang dan samping:
a. Dalam kondisi baik
b. Tidak berlubang, retak dan tidak pecah, sehingga pandangan tidak terganggu
c. Pembersih kaca/ wiper berfungsi baik
d. Tidak ditempelkan stiker lain yang ditentukan PT Wijaya Karya, kecuali yang
dipersyaratkan pada area di luar PT Wijaya Karya (contoh: Dispenda, akses masuk
bandara, dll).
e. Kaca film.
Keterangan: Prosentase menggunakan ukuran VLT; Visible Light Transmittance
atau besarnya cahaya yang dapat masuk melalui kaca film, VLT 70 % setara dengan
kegelapan kaca film 10-15 %, tergantung jenis/merek kaca film, umumnya kaca
mobil yang tidak terpasang kaca film memiliki VLT 90 %), sebagai berikut:
a. Bagian kaca depan wajib menggunakan kaca tipe kristal (jika pecah
menghasillkan tekstur halus) atau dilapisi dengan lapisan kaca film anti pantul
dengan toleransi maksimal VLT 5%.
b. Bagian atas kaca depan dapat dilapisi menggunakan lapisan kaca film anti pantul
dengan prosentase maksimal VLT 20 % (kegelapan kaca film 55 - 60 %) dan
lebar maksimal 20 cm.
c. Kaca bagian samping kiri/kanan dan belakang dapat dilapisi menggunakan
lapisan kaca film anti pantul dengan prosentase maksimal VLT 70 % (kegelapan
kaca film 10 - 15 %).
3. Kaca spion lengkap, dalam kondisi baik dan sesuai dengan fungsinya
4. Seluruh pelindung mesin terpasang dengan baik
5. Speedometer dan Tachometer berfungsi baik
6. Seluruh Electrical Gauges berfungsi baik (contoh: Fuel Indicator, Battery Indicator,
Temperatur Indicator, dll)
7. Seluruh Panel Elektrik berfungsi baik (contoh: Seatbelt indicator, handbrake indicator,
oil pressure, pneumatic pressure, oil pump indicator, dll)
8. Klakson berfungsi baik
9. Kondisi tempat duduk baik dan dapat diatur menyesuaikan tingkat kenyamanan
pengemudi
10. Reaksi kemudi baik
11. Sistem pengereman (Brake System) berfungsi baik, meliputi:
a. Rem Tangan (Parking Brake/Hand Brake)
b. Rem Kaki (Service Foot Brake)
c. Rem Darurat (Emergency Brake)
d. Retarder/Exhaust Brake
12. Sistem pencahayaan berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan:
a. Lampu depan (dekat & jauh)
b. Lampu sign kanan & kiri.
c. Lampu bahaya (Hazard)
d. Lampu belakang
e. Lampu mundur
f. Lampu rem
13. Diberi Nomor sesuai Standar Penomoran Kendaraan
14. Dilengkapi dengan radio komunikasi yang berfungsi baik dan setiap saat dapat
digunakan, berikut frekuensi yang berlaku sesuai wilayah operasional kendaraan/Unit
15. Memiliki alarm mundur (Reversing/Back Alarm) yang berfungsi baik
16. Tersedia Sabuk Pengaman (Seat Belt) yang berfungsi baik dan setiap saat dapat
digunakan untuk pengemudi dan seluruh penumpang
17. Tersedia Kotak P3K (Sesuai standar Kotak P3K)
18. Terdapat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) tipe ABC, berukuran 1 kg untuk
kendaraan ringan dan 6 kg untuk alar berat, yang siap digunakan dan diletakkan pada
posisi yang mudah dijangkau oleh pengemudi. Untuk kendaraan ringan, APAR
diletakkan di dalam kabin dan diikat/diberikan tempat yang baik
19. Menggunakan Ban yang disesuaikan dengan kondisi jalan, kondisi Ban (Thread & Side
Walls) baik, tekanan memadai, baut-baut roda lengkap dan kencang serta pemasangan
disesuaikan dengan arah rotasinya.
20. Unit/kendaraan yang digunakan diluar site atau unit/kendaraan yang tidak memiliki
penanggung jawab perbaikan di dalam site harus memiliki ban cadangan yang berada
dalam kondisi baik dan siap digunakan
21. Memiliki Strobe Light/Blitz Lamp yang berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Orange, untuk kendaraan/unit yang bergerak cepat (contoh: LV, Bus, OHT, DT)
b. Biru, untuk unit yang bergerak lambat (contoh: Excavator, Dozer, Wheel Dozer,
Wheel Loader, Motor Grader, Compactor, Lube Truck, Service Truck, Fuel Truck,
Water Truck, Low Buoy, Crane Truck, Forklift, Manitou (Cherry Picker), Drilling
Machine).
c. Merah, untuk kendaraan emergency.
B. Kendaraan Ringan
1. Warna LV putih.
2. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan karyawan harus Tipe Berhidung (Bonet) -
kecuali jenis Micro Bus dan Bus.
3. Terdapat alat-alat (tools) untuk kondisi darurat yang berada dalam kondisi baik, seperti
dongkrak dan kunci-kunci (kecuali unit/kendaraaan yang dioperasikan di dalam site
yang memiliki penanggung jawab perbaikan).
4. Tersedia Segitiga Keselamatan (Reflective Safety Triangle) yang berfungsi baik dan
setiap saat dapat digunakan.
5. Khusus kendaraan operasional proyek, dipersyaratkan peralatan yang berfungsi baik dan
setiap saat dapat digunakan, sebagai berikut:
a. Lampu kabut berwarna kuning.
b. Penggerak 4 roda (Four Wheel Drive).
c. Penderek (Tow Point) yang terpasang memadai.
d. 2 (dua) buah ganjal roda (Wheel Chock).
e. Strobe Light atau Blitz Lamp atau Flash Lamp berwarna orange.
f. Dilengkapi dengan Pita Reflektif (Reflective Tape) berwarna putih atau perak
(silver) pada sisi kiri, kanan dan belakang, dengan lebar 5 cm.
g. Lampu Sign dan Lampu Brake pada bagian belakang kendaraan dipasang minimal
dengan ketinggian yang dapat terlihat oleh unit terbesar pada jarak 30 m.
h. Menggunakan kabin tertutup dan dilengkapi dengan AC (Air Conditioner) yang
berfungsi dengan baik.
i. Dilengkapi 2 buah Reflective Traffic Cone dengan ukuran tinggi 70 cm yang
berfungsi baik dan setiap saat dapat digunakan.
C. Alat Berat
1. Switch Ground Level Engine Shutdown, Isolasi Lock Out dan Switch Isolasi Battery
terpasang.
2. Khusus unit dengan Track, Track Shoe dalam kondisi baik, tidak pecah atau hilang.
3. Sistem akses, pijakan, Handrail, Bar terpasang, memadai dan dalam kondisi baik.
4. Khusus unit dengan Track yang berpotensi terguling, dilengkapi dengan ROPS (Roll
Over Protective Structure).
5. Khusus unit dengan track yang berpotensi kejatuhan material, dilengkapi dengan FOPS
(Falling Object Protective Structure).
6. Khusus Dozer untuk kegiatan Land Clearing, pelindung Wire Mesh terpasang pada
kanopi depan dan belakang.
7. Khusus unit Hauler dengan kapasitas dibawah 35 ton dilengkapi dengan Ganjal Roda
(Wheel Chock) dan berada dalam kondisi baik.
8. Unit Water Truck yang digunakan sebagai fasilitas pemadam kebakaran harus tersedia 2
Hose dan Connector Hydrant beserta perlengkapannya.
9. Unit alat angkat/angkut (seperti Crane, Forklift dan Manitou) dilengkapi dengan
sertifikat alat angkat angkut dari instansi yang berhak mengeluarkan sesuai regulasi
pemerintah.
10. Dilengkapi 2 buah Reflective Traffic Cone dengan ukuran tinggi 70 cm yang berfungsi
baik dan setiap saat dapat digunakan.

PASAL 27
STANDARD STIKER, SHE PASSED dan PENOMORAN KENDARAAN OPERASIONAL
1. Nomor ID kendaraan operasional dipasang pada sisi kiri, kanan, belakang dan depan
kendaraan/unit.
2. Angka dan dasar/latar belakang (background) terbuat dari bahan yang dapat memendarkan
cahaya (reflektif).
3. SHE PASSED dipasang pada kaca depan kendaraan/unit.
4. SHE PASSED hanya dikeluarkan dari SHE Kontraktor terdapat tanda tangan SHE
Manager/Lead SHE, SHE Inspector, dan Manager Konstruksi.
SHE PASSED
Nama Equipment:
Nama Perusahaan:
ID No.:
Tanggal Pre-Hire Inspection:
Tanggal Pre-Mob Inspection:
Tanggal Pre Use Inspection:

Diketahui Dievaluasi Dicek

SHE Manager/Lead Manager SHE Inspector


Konstruksi

5. Khusus untuk kendaraan, posisi pemasangan Stiker Nomor dilihat dari tempat duduk
pengemudi adalah sebagai berikut:
a. Sisi depan : Nomor dipasang pada sudut kiri bawah kaca depan.
b. Sisi belakang : Nomor dipasang pada sudut kanan kaca belakang pada kendaraan full
cabin, sedangkan untuk kendaraan dengan tipe bak terbuka nomor dipasang pada sudut
kanan atas penutup bak kendaraan.
c. Sisi tengah : Nomor dipasang pada bagian tengah pintu depan, untuk subkontraktor
diWajibkan menempelkan logo Perusahaan Kontraktor pada sudut atas depan pintu
depan.
6. Jenis huruf adalah "ARIAL NARROW" tebal (Bold).
7. Bentuk ukuran dan warna stiker kendaraan operasional Kontraktor:

WK-VC00
Tinggi tulisan 8 cm; ukuran label panjang 25 cm dan lebar 10 cm.
WK  Nama Kontraktor
VC  Kode Vehicle
00  Urutan
8. Bentuk ukuran dan warna stiker kendaraan operasional Sub-Kontraktor:

WK-VC00-XX
Tinggi tulisan 8 cm; ukuran label panjang 25 cm dan lebar 10 cm.
WK  Nama Kontraktor
VC  Kode Vehicle
00  Urutan
XX  Nama Subkontraktor
9. Bentuk ukuran stiker Perusahaan kendaraan operasional proyek

Pada samping kendaraan sisi kiri dan kanan mobil pada pintu depan ukurannya: 15 cm x
15 cm
10. Bentuk ukuran stiker Perusahaan Subkontraktor kendaraan operasional proyek

Pada samping kendaraan sisi kiri dan kanan mobil pada pintu depan ukurannya: 15 cm x
15 cm

11. Titik pemasangan Passed Safety, Stiker Nomor dan Simbol Kendaraan Kontraktor adalah
sebagai berikut:

Depan Belakang

Samping Kanan - Kiri


12. Titik pemasangan Stiker Passed Safety, Nomor dan Simbol Kendaraan Subkontraktor
adalah sebagai berikut:

Depan Belakang

Samping Kanan - Kiri

PASAL 28
STANDARD TANDA BUNYI SIRINE KEADAAN DARURAT
1. TANDA KEBAKARAN : SIRINE BERBUNYI PANJANG SELAMA 2 MENIT
2. HURU HARA : SIRINE BERBUNYI PANJANG SELAMA 3 MENIT
3. ANCAMAN BOM : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT
4. KECELAKAAN KERJA : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT
5. TANDA BANJIR : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT
6. TANDA GEMPA : SIRINE BERBUNYI MASING-MASING SELAMA 2
MENIT
PASAL 29
STANDARD TATA TERTIB TAMU PROYEK
1. Setiap tamu/pengunjung yang akan masuk area proyek diWAJIBkan mengisi buku tamu di
pos satpam.
2. Setiap tamu/pengunjung yang akan masuk area proyek diWAJIBkan meninggalkan Identitas
Diri (KTP/SIM) kepada Petugas Security dan menggunakan Identitas Tamu.
3. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memelihara ketertiban, keselamatan, keamanan dan
kebersihan di dalam area proyek.
4. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang disediakan.
5. Setiap tamu/pengunjung WAJIB didampingi personil proyek/Petugas security ketika di area
proyek.
6. Setiap tamu/pengunjung WAJIB mematuhi rambu-rambu K3 di area proyek.
7. Setiap tamu/pengunjung WAJIB membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan
jenisnya.
8. Setiap tamu/pengunjung WAJIB memakirkan kendaraannya di tempat parkir yang
disediakan.
9. Dilarang merokok kecuali ditempat yang diizinkan.
10. Transporter tidak diperkenankan berkeliaran, memperbaiki dan mencuci kendaraan di dalam
area proyek.
11. Dalam keadaan darurat, apabila terdengar bunyi alarm/ tanda bahaya kebakaran segera
menuju tempat kumpul evakuasi (Muster Point/Assembly Point) yang ditentukan.

PASAL 30
STANDARD APAR
1. Tabung APAR tidak boleh dipindah-pindah penempatannya.
2. Tabung APAR diperiksa secara berkala
3. Setiap personil perusahaan pengadaan barang/jasa harus mengetahui cara penggunaannya.
4. Warna pada label tabung APAR:
a. Hitam : CO2
b. Biru : Dry powder
c. Cream : Foam
d. Kuning : Wet chemical
e. Hijau : Vapourising Liquids

PASAL 31
STANDARD GENSET
1. Genset berada di ruang terbuka yang diberikan pelindung dari hujan dan panas matahari.
2. Terdapat MSDS yang tertempel di genset
3. Terdapat name plate pada genset
4. Terdapat system grounding pada genset
5. Terdapat APAR di area genset
6. Terdapat bak penampung tumpahan solar
7. Menggunakan genset dengan bahan bakar solar
8. Knalpot genset harus jalur keluarnya ke atas. Apabila terdapat knalpot jalur keluarnya
sejajar, maka diberi proteksi dan diarahkan ke atas.
9. Terdapat tong berisi pasir untuk mengatasi tumpahan solar di luar area wilayah
10. Terdapat rambu-rambu: APD, Hot Area, dll
11. Terdapat flame trap pada knalpot genset

PASAL 32
STANDARD TABUNG GAS BERTEKANAN
1. Tabung oksigen dan kelengkapannya diberi pengaman tabung dan tidak boleh terkena tanah.
2. Saat penyimpanan tabung oksigen harus terdapat perlindungan dari sinar matahari.
3. Saat penyimpanan tabung oksigen dan asitelin harus disimpan dan terpisah, minimal 6
meter.
4. Tabung gas bertekanan diberi label. Label harus waterproof dan terdapat identitas:
Perusahaan pemilik tabung, Isi Produk, Risiko dan poster K3, Simbol Hazard (Lihat gambar
1)
5. Tabung memiliki warna tersendiri sesuai standar dan warnanya harus jelas (lihat gambar 2).
Tabung gas CO2 berwarna merah.
6. Harus terdapat MSDS dari gas tersebut, tertempel pada tabung tersebut.
7. Terdapat keterangan “BERISI” apabila tabung tersebut terdapat isinya. “Kosong” apabila
tabung tersebut tidak terdapat isinya.
8. Tabung gas bertekanan yang digunakan untuk area proyek ini Harus dilakukan inspeksi
secara menyeluruh oleh teknisi ahli dan kompeten sebelum digunakan.
9. Tabung gas bertekanan Harus diinspeksi untuk korosi, penyok, distorsi umum, tanda hangus
atau cacat apapun.
10. Tabung gas bertekanan dengan koneksi katup outlet yang cacat, misalnya ulir rusak, spindle
katup seized, dll. Harus segera dikembalikan dengan catatan yang menyebutkan nomor
silinder, jenis kerusakan,dan apakah silinder berisi atau kosong.
11. Tabung gas bertekanan harus memenuhi peraturan menteri tenaga kerja Indonesia no. SE
06/Men/1990 tentang standar warna tabung gas bertekanan.
12. Semua tabung gas bertekanan Harus diberi label untuk menunjukkan isi tabung dan di cap
di bahu tabung sebagai identifikasi tabung. Contoh label vendor dan cap tabung.
13. Catatan Jangan menghapus atau mengubah nomor atau tanda pada tabung. Setiap tabung
yang tidak sesuai dengan system ini tidak akan diterima atau digunakan di site dan harus
dikembalikan ke produsen/pemasok.
14. Semua tabung gas bertekanan Harus memiliki sertifikasi uji yang masih berlaku yang
dikeluarkan atau disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Setiap tabung
gas bertekanan yang tidak dilengkapi sertifikasi yang berlaku tidak akan diterima atau
digunakan di site dan harus dikembalikan ke produsen/pemasok. Sesuai peraturan menteri
tenaga kerja Indonesia no. 01/Men/1982 tentang bejana tekan.
15. Tabung gas bertekanan harus dilengkapi label yang menunjukkan:
a. Gas didalamnya
b. Perusahaan pembuat
c. Alamat perusahaan pembuat
d. Frasa safety dan risiko terkait produk
e. Symbol bahaya
f. Nama produk
g. No identifikasi PBB dan nama pengapalan (sesuai nama produk)
h. No telepon emergency
16. Tabung gas harus dilengkapi cap pada leher tabung yang menunjukan:
a. Spesifikasi tabung
b. Serial number
c. Tanggal pembuatan
d. Pemilik asli tabung
e. Tanda pengujian ulang
f. Label bar code
g. Tanda inspeksi pembuat tabung
h. Berat kosong tabung
17. Penyimpanan tabung gas bertekanan harus disimpan jauh dari:
a. Sinar matahari langsung atau dari pancaran panas
b. Lokasi yang suhunya dapat melebihi 450C (1130F)
c. Lokasi yang terpapar cuaca buruk
d. Kemungkinan sumber api
e. Bahan mudah terbakar
f. Cairan korosif
g. Setiap kontak langsung dengan tanah lunak atau lembab, atau dilokasi lain dimana air
dapat terakumulasi sehingga meningkatkan efek korosi
18. Tabung gas bertekanan Harus disediakan pelindung terhadap cuaca.
19. Tabung gas bertekanan Harus diamankan dengan rantai atau kawat no 9 atau sabuk diatas
titik tengah, tetapi di bawah bahu untuk mencegah kerusakan karena terbentur, jatuh atau
benda lain yang melewatinya atau diamankan dengan katub tertutup dan tutup katup
ditempatnya saat tabung tidak digunakan. Tabung Tidak Boleh di amankan ke tiang
perancah.
20. Tabung harus disimpan dalam posisi tegak lurus dengan tutup katup ditempatnya kecuali
petunjuk khusus untuk penyimpanan mengatakan sebaliknya.
21. Tabung gas bertekanan harus disimpan di area yang berventilasi baik dan kondisi lantai
kering, dijauhkan dari jalur lalu lintas dan jalur keluar darat. Tidak boleh disimpan ditempat
yang tidak ada ventilasinya seperti loker dan lemari.
22. Tabung gas bertekanan harus dijauhkan dari lokasi dimana mereka dapat terpapar suhu
tinggi, percikan atau nyala api (Termasuk kontak dengan sirkuit listrik).
23. Tabung gas bertekanan Harus disimpan di luar fasilitas proses bila tidak digunakan.
24. Tabung gas bertekanan harus dipisahkan menjadi kelompok-kelompok komposisi dan
diidentifikasi dengan label bertanda atau stensil (misalnya oksigen dengan oksigen,
asetilena dengan asetilena, nitrogen dengan nitrogen).
25. Tabung gas bertekanan yang penuh atau berisi akan disimpan dalam suatu area tertentu,
terpisah dari tabung gas bertekanan kosong.
26. Tabung gas bertekanan yang kosong harus ditandai “kosong” dan ditempatkan di rak untuk
silinder kosong.
27. Gunakan system persediaan “first in first out” untuk mencegah tabung penuh disimpan
terlalu lama.
28. Tabung oksigen dalam penyimpanan (regulator dilepas dan pelindung terpasang) harus
dipisahkan dari tabung gas yang mudah terbakar dengan jarak minimal 10 feet atau 3 meter
atau dengan sebuah pelindung tidak mudah terbakar, setidaknya tinggi 5 feet atau 1,5 meter,
memiliki rating tahan api setidaknya satu setengah jam (misalnya dinding bata; dua buah
pelat baja tebal ¼ inci yang dipisahkan oleh sebuah penghalang udara, atau pelat baja tebal
½ inci).
29. Area penyimpanan hanya diisi sampai titik dimana setidaknya 1 feet atau 300 cm dinding
horizontal melindungi tabung.
30. Pemisahan dengan menggunakan tabung gas tidak mudah terbakar dapat dilakukan.
Pemisahan ini harus dipelihara.
31. Tabung acetylene dalam penyimpanan (yaitu regulator dilepas dan pelindung terpasang)
harus dipisahkan dari oksidator (misalnya oksigen, klorin, dll) atau bahan mudah terbakar
dengan jarak minimal 20 feet atau 6 meter atau dengan sebuah penghalang tidak mudah
terbakar, setidaknya tinggi 5 feet atau 1,5 meter. Yang memiliki rating tahan api minimal
satu setengah jam (misalnya dinding bata; dua buah pelat baja tebal ¼ inci yang dipisahkan
oleh sebuah penghalang udara, atau pelat baja tebal ½ inci). Area penyimpanan harus diisi
hanya sampai titik dimana setidaknya 1 feet atau 300 cm dinding horizontal melindungi
tabung.
32. Selalu simpan dan gunakan tabung acetylene dalam posisi tegak untuk mencegah hilangnya
aseton yang mengurangi kemampuan tabung untuk menjaga kelarutan acetylene. Acetylene
yang tidak terlarut dalam pelarut (acetylene bebas), akan mulai memisahkan diri (terurai)
pada tekanan 15 pound per square inci gauge (psig). Panas yang dihasilkan oleh
dekomposisi, dapat menghasilkan ledakan.
33. Semua tabung acetylene, berisi penuh atau kosong, harus disimpan dan digunakan dengan
posisi tegak.
34. Tabung yang rusak dengan cara apapun harus dikembalikan agar tidak digunakan.
35. Tabung yang bocor harus segera dipindahkan ke area terbuka yang jauh dari sumber api
atau tempat dimana gas yang bocor atau tabung dengan kebocoran katup yang tidak dapat
ditutup, harus dipindahkan ke daerah aman jauh dari segala kemungkinan sumber api dan
drainase, dimana gas akan dilepaskan perlahan-lahan sampai kosong.
36. Propanan dan butane lebih berat dari udara dan karena itu dapat terakumulasi dalam dips
dan cekungan
37. Terlepas dari apakah tabung telah ditandai atau tidak, semua tabung akan diperlakukan
seolah-olah penuh.
38. Peringatan minyak dan gemuk secara spontan terbakar dengan adanya oksigen.
39. Tabung oksigen dan alat kelengkapannya termasuk selang Tidak Boleh disimpan atau
digunakan dimana mereka dapat kontak dengan minyak atau lemak. Ini termasuk
penanganan peralatan dengan, sarung tangan atau lap berminyak.
40. Penyimpanan tabung gas bertekanan di site harus diinspeksi oleh SHE Inspektor setidaknya
satu kali setiap bulan
41. Pengangkutan tabung gas bertekanan:
a. Pasang pelindung katup yang sesuai sebelum melakukan pengiriman.
b. Tabung harus ditempatkan pada keranjang yang benar.
c. Pastikan tabung disimpan dengan aman agar tidak bergerak. Tabung harus disimpan
dalam posisi tegak lurus dengan tutup katup ditempatnya kecuali petunjuk khusus untuk
transportasi mengatakan sebaliknya.
d. Jangan biarkan tabung gas mengarah kesamping atau ujung kendaraan.
e. Katup harus ditutup dan tutup katup harus dipasang setiap saat regulator dilepas.
f. Tabung gas bertekanan harus diangkut dalam posisi vertical dengan tutup katup
terpasang kecuali petunjuk untuk transportasi khusus mengatakan sebaliknya.
g. Tabung gas bertekanan harus ditangani dengan hati-hati. Penananganan yang kasar,
mengetuk atau jatuh akan mengakibatkan kerusakan tabung, katup, atau peralatan
keselamatan dan menyebabkan kebocoran.
h. Tabung gas bertekanan hanya diangkat dalam rak tabung gas bertekanan.
i. Tabung gas bertekanan tidak boleh diangkut dengan cara sling choker.
j. Tabung gas bertekanan tidak boleh diangkut dengan regulator terpasang.
k. Jangan pernah membawa tabung gas bertekanan atau gas dalam bentuk kriogenik dalam
ruang tertutup seperti bagasi mobil, van, atau stasion wagon. Kebocoran dapat
mengakibatkan kebakaran, sesak napas, atau paparan racun.
l. Apabila perlu, tabung dapat di “rolling” pada ujung bawahnya dalam posisi hampir
vertical, tetapi jangan pernah diseret.
42. Pengangkatan tabung gas bertekanan. Jika tabung diangkat oleh crane, sebuah cradle yang
sesuai atau perangkat serupa harus digunakan. Jika troli digunakan sebagai cradle untuk
pengangkatan, perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa lantainya cukup kuat
untuk menahan beban dari tabung.
43. Tabung tidak boleh diangkat dengan menggunakan:
a. Katup tabung
b. Rantai atau kawat sling tali (untuk menghindari tabung selip saat diangkat)
c. Alat angkat magnet
44. Tabung harus ditransfer ke area kerja, atau dipindahkan didalam area kerja, menggunakan
troli khusus yang dirancang untuk tujuan itu atau dalam wadah yang stabil dana man untuk
tabung. Semua katup harus ditutup sebelum tabung dipindahkan dan jika tidak
menggunakan troli yang benar, selang dan regulator harus terlepas dari tabung.
45. Tabung tidak boleh dijatuhkan, digelindingkan atau digunakan sebagai penunjang, daan
setiap saat harus dilindungi dari kerusakan.
46. Praktek tidak aman pada tabung gas bertekanan:
a. Mencoba mencampur gas dalam tabung
b. Menyisipkan objek (misalnya kunci pas, obeng, dll) ke lubang tutup katup untuk
membuka tutup tabung yang macet. Akan merusak katup yang menyebabkan kebocoran.
Gunakan adjustable strap-wrench untuk membuka tutup yang terlalu ketat atau berkarat.
c. Membiarkan bagian dari tabung terkena suhu melebihi 1250F (520C)
d. Menggunakan tabung untuk menjadi bagian dari rangkaian listrik.
e. Menyalakan busur api pada tabung
f. Mengembalikan produk dalam tabung
g. Memasukan produk lain ke dalam tabung
h. Memanaskan tabung untuk meningkatkan tekanan atau laju alir gas kecuali
menggunakan metode yang telah disetujui
i. Melepas isi tabung gas langsung ke orang
j. Mengisi ulang tabung non-isi ulang setelah digunakan
k. Memaksa sambungan katup tabung yang tidak sesuai
l. Menurunkan tekanan sisa tabung dibawah tekanan operasi system atau 7 psig (0,5 bar),
mana yang lebih tinggi
m. Mengubah penggunaan peralatan untuk gas atau kelompok gas tertentu tidak sesuai
peruntukkannya
n. Menyimpan tabung gas bertekanan ke dalam ruang terbatas
o. Mengisi ulang tabung gas bertekanan di site
p. Merusak perangkat keselamatan
q. Menggunakan oksigen terkompresi untuk udara pernapasan
r. Menggunakan oksigen sebagai pengganti udara tekan
s. Menangani tabung oksigen dan peralatan dan perlengkapan dengan tangan, sarung
tangan atau bahan berminyak
t. Membiarkan oksigen bertiup pada permukaan berminyak atau bergemuk atau pada
pakaian
u. Menggunakan oksigen dari tabung untuk obor atau perangkat lain yang dilengkapi
dengan katup tanpa mengurangi tekanan dengan regulator pada katup tabung atau
manifold
v. Menggunakan bahan bakar gas dari tabung untuk obor atau perangkat lain yang
dilengkapi dengan katup. Tanpa mengurangi tekanan dengan regulator pada katup
tabung atau manifold
w. Membuat gas acetylene kontak dengan tembaga unalloyed kecuali dalam “blow pipe”
atau obor
x. Membuka katup tabung acetylene lebih dari sekitar 1,5 putaran
y. Menggunakan tabung acetylene pada tekanan melebihi 15 psig pada regulator
z. Melakukan uji kebocoran Acetylene dengan api terbuka. Gunakan detector gas atau air
sabun
aa. Menyimpan (misalnya kain, sarung tangan, peralatan, dll) diatas tabung acetylene yang
sedang dipergunakan yang akan menyebabkan kerusakan perangkat keselamatan atau
menggangu kecepatan saat menutup valve
47. Jarak dari tabung gas oksigen atau bahan bakar ke kabel las listrik harus tidak kurang dari 1
meter. Jika sedang digunakan, selang harus dilindungi dari kerusakan, dan ditata sedemikian
rupa untuk menghindari bahaya tersandung.

PASAL 33
STANDARD HOUSE KEEPING & 5R
1. Warna Tong sampah:
a. Hijau : Organik
b. Kuning : Dapat Digunakan Ulang
c. Biru : Dapat Didaur Ulang
d. Merah : B3
e. Abu-Abu : Residu
2. Setiap tong sampah Wajib terdapat informasi jenis sampah
3. Wajib memiliki personil housekeeping 1 : 20. Apabila Perusahaan pengadaan barang/jasa
memiliki jumlah pekerja kurang dari 20, maka Wajib menyedikan 1 personil khusus
housekeeping.
4. Wajib memiliki fasilitas mobil housekeeping seperti pick up.
5. Wajib terdapat alat penjepit untuk house keeping
6. Setiap tong sampah wajib terdapat plastik untuk melapisi tong
7. Area di depan Direksi KIT wajib terdapat 5 tong sampah: Organik, Dapat Digunakan Ulang,
Dapat Didaur Ulang, B3, Residu
8. Area didalam kantor terdapat 3 tong sampah: Organik, Dapat Digunakan Ulang,
Dapat Didaur Ulang (Sesuai dengan kegiatan)
9. Area di lapangan terdapat 3 tong sampah: Organik, anorganik, dan B3
10. Diarea tong sampah terdapat rambu “ Tempat Sampah” “Jangan buang sampah
sembarangan”
11. Sisa material yang tidak terpakai (non besi) harus disediakan tempat khusus dan terdapat
tanda “Sisa Material …. (Nama material) dan apabila mau diangkut wajib terdapat manifest
waste.
12. Sisa material yang tidak terpakai (besi) harus disediakan tempat khusus dan terdapat tanda
“Sisa Material …. (Nama material) apabila mau diangkut wajib terdapat manifest waste.
13. Sisa material yang masih terpakai (besi & non besi) harus disediakan tempat khusus dan
terdapat tanda “Sisa Material …. (Nama material)
14. Tempelan kertas didinding tidak boleh langsung menempel di dinding, Wajib menggunakan
soft board.
15. Buatkan akses jalan, jembatan yang memadai dan aman.
16. Lakukan pembersihan area kerja secara teratur.
17. Buanglah sampah dan sisa-sisa kerja ke tempat-tempat yang telah ditentukan
18. Tempatkanlah material dan peralatan pada tempat yang aman, bila perlu buatkan pemabatas/
rambu atau barikade
19. Pisahkan penyimpanan material yang masih digunakan dan yang sudah tidak digunakan
lagi.
20. Bengkokkan paku-paku yang masih tertancap pada kayu-kayu bekas formwork/ palet, dsb.
21. Beri barikade pada setiap galian, gunakan barikade solid untuk galian yang kedalamannya
lebih dari 50cm.
22. Bersihkan akses jalan dari sisa-sisa material, genangan air atau lumpur.
23. Siapkan pelindung tumpahan minyak (drip pan) dan spill kit (pasir, serbuk kayu untuk
mengurangi penyebaran tumpahan jika terjadi tumpahan
24. Sampah sisa makanan segera dibuang jangan diinapkan di tempat kerja.
25. Pengambilan sampah sehari sekali, dibuang ke tempat penampungan sementara.
26. Pada sampah penampungan sementara dibedakan menjadi sampah organik, anorganik, B3
dan sisa material. Dan diberi baricade dan sign.
27. Jalan masuk ke semua lokasi kerja aman dan memadai.
28. Area kerja bersih dan bebas dari sampah, puing2, bahan pembungkus, material dll.
29. Pengaturan kabel listrik, selang, timah las dll. Pelindung kendaraan digunakan.
30. Pipa, plat baja dan beam disimpan dengan aman dan rap. Pipa - pia terganjal dengan baik
31. Tabung -tabung bertekanan diletakkan ditempat yang aman, terlindung dari percikan benda
panas dan terikat.
32. Material scrap bebas dari benda menonjol atau bahaya tertusuk, bagian yang tajam di
lindungi.
33. Barikade yang sesuai dipasang dan dijaga di setiap pekerjaan tertentu.
34. Kabel dan selang yang tidak digunakan digulung dan disimpan di tempat yang aman.
35. Rute lalu lintas bebas dari halangan dan jalan keluar - masuk emergency dipelihara dengan
baik.
36. Mesin dan peralatan Harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diperlukan
37. Mesin dan peralatan Harus bebas dari dari tetesan minyak atau minyak gemuk yang tidak di
perlukan
38. Mesin dan peralatan Harus mempunyai pelindung yang benar dan dalam kondisi yang baik
39. Persediaan barang dan bahan Harus ditumpuk dengan cara yang benar dan disusun rapi.
40. Persediaan barang dan bahan Harus dimuat dengan selamat dan rapi pada tempatnya, mobil
dan truk.
41. Perkakas Harus disimpan dengan cara yang benar.
42. Perkakas Harus disimpan dari minyak dan gemuk bila disimpan
43. Perkakas Harus dalam kondisi kerja yang selamat/baik
44. Lorong/gang Harus disediakan ruangan yang cukup untuk pekerjaan membawa racun api,
selimut kebakaran dan tandu.
45. Lorong/gang Harus dalam keadaan selamat dan bebas dari halangan.
46. Lorong/gang Harus diberi tanda yang jelas.
47. Lantai Harus mempunyai permukaan yang selamat dan cocok untuk bekerja.
48. Lantai Harus bersih, kering dan bebas sampah, bahan yang tidak penting, minyak dan
minyak gemuk.
49. Lantai Harus mempunyai jumlah tempat sampah yang cukup disediakan.
50. Bangunan Harus mempunyai dinding dan jendela yang bersih untuk operasi didaerah
tersebut dan bebas dari benda-benda yang bergantungan yang tidak diperlukan.
51. Bangunan Harus mempunyai sistim penerangan yang terpelihara kebersihan dan dirawat
secara efisiensi.
52. Bangunan Harus mempunyai tangga yang bersih, bebas dari barang, diberi penerangan yang
cukup, dilengkapi dengan rel pegangan yang cukup, dan anak tangganya dengan kondisi
baik.
53. Bangunan Harus mempunyai platform/anjungan, bebas dari bahan-bahan yang tidak
berguna dan diberi penerangan yang baik.
54. Kolong Harus bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna.
55. Rambu terbaca dari jarak aman yang sesuai (tergantung pada bahaya).
56. Simbol keselamatan (pictogram) membantu pemahaman terhadap rambu.
57. Rambu terletak di mana personil akan melihat rambu sebelum terpapar bahaya.
58. Rambu secara khusus mencakup bahaya yang ada.
59. Tidak ada retak, mengelupas atau kerusakan lain pada rambu.
60. Warna, teks dan simbol tetap kering dan bersih pada rambu.
61. Area kerja dilindungi oleh barikade.
62. Semua barikade / safety line di area kerja bersih, rapi dan seragam
63. Tidak ada barikade yang rusak.
64. Tiang peyangga untuk memasang safety line cukup kuat.
65. Hard barikade terpasang pada posisi yang benar dan dimengerti oleh pekerja atau pihak lain.
66. Hard barikade bersih dan dalam kondisi bagus.
67. Meja kerja karyawan terdapat tanda pengenal.
68. Meja Kerja bersih dari sampah.
69. Di atas meja kerja tidak ada gambar / tempelan.
70. Standar barang di atas meja kerja sesuai dengan standar 5R.
71. Peralatan dan perlengkapan kerja diletakkan sesuai tempatnya.
72. Memakai seragam dan tanda pengenal sesuai ketentuan.
73. Arsip/bahan rujukan/refrensi ditempatkan sesuai tempatnya.
74. Dibawah meja tidak terdapat barang-barang dan dokumen, hanya sandal.
75. Hadir rutin SHE Morning Talk, Toolbox meeting, dan kegiatan SHE lainnya.
76. Di meja kerja tidak terdapat kabel yang berserakan.
77. Aktif dalam sumbang perbaikan penerapan 5R (dengan Pengumpulan Kartu PEKA)
78. Mematikan Komputer dan peralatan listrik saat akan pulang

PASAL 34
STANDARD PEKERJAAN PANAS
1. Personil las harus bersertifikasi juru las
2. Sebelum dilakukan pekerjaan panas WAJIB memiliki dan melampirkan Surat keterangan
sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN PANAS dan JSA (Job Safety
Analysis)
3. Memakai APD mandatory
4. Pada saat pekerjaan panas, leher baju HARUS dikancingkan
5. WAJIB memakai Sarung tangan /gloves pada saat pekerjaan panas. EN 12477-2001
6. WAJIB memakai Topeng las. Pelindung mata, muka, dan leher ANSI/ISEA Z87.1-2003
atau BS 1542
7. WAJIB memakai pelindung dada/APRON terbuat dari kulit. BS 2653
8. WAJIB memakai gogles, DIN 58210
9. Setiap welder WAJIB diberikan kaleng bekas berwarna merah untuk tempat sisa kawat las.
10. WAJIB memakai ear plug pada saat gerinda, ANSI S3.19
11. WAJIB terdapat welding habitat (Bahan fire blanket)
12. WAJIB terdapat APAR disetiap pekerjaan panas 9 KG dan ditempatkan pada box APAR
dan terdapat checklist dan tanda APAR
13. Pada cutting WAJIB menggunakan tabung LPG dan Oksigen minimum sebesar 50 KG
14. Pada tabung menggunakan regulator flashback arrestor dan klem
15. Tabung harus ditempatkan didalam rack dan terikat dengan kuat
16. Tabung WAJIB ada pemantik
17. Material yang mengandung B3, harus terdapat MSDS
18. Ketika melakukan pekerjaan gerinda Wajib menggunakan googles atau safety glasses dan
full face shield
19. Peralatan gerinda Wajib memiliki safety guard dan terawat dengan baik
20. Wajib menyiapkan lokasi untuk waste kawat las terkait dengan pengendalian limbah.

PASAL 35
STANDARD PEKERJAAN KETINGGIAN
1. Menggunakan Full Body Harness
2. Menggunakan Double Safety Lanyards
3. Life line harus terpasang disepanjang : Pipe rack, Scaffold installed, platform temporary,
setiap lantai kerja diatas ketinggian 1,5 meter
4. Memakai Self Ratracting line dan sock absorber ketinggian lantai kerja dari tanah minimum
5 meter
5. Terdapat safety net berbahan nylon dan diameter bahan minimal 8 mm setiap ada pekerjaan
ketinggian di area tersebut.
6. Standar scaffolding menggunakan scaffolding piping dengan standar JIS A8951 apabila
pekerjaan pada tanki. Dan memiliki sertifikat pada scaffold tersebut.
7. Pada pekerjaan ketinggian terdapat pagar pelindung, life line, anchord, toe board, lantai
kerja, dan lain-lain.
8. Sebelum dilakukan pekerjaan ketinggian WAJIB memiliki dan melampirkan Surat
keterangan sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN KETINGGIAN dan
JSA (Job Safety Analysis).
9. Memakai APD mandatory.
10. Penggunaan body harness yang lengkap dengan double latch self locking snap hook.
11. Terdapat tagging pada scaffolding.
12. Mengikuti standar inspeksi pada saat pekerjaan ketinggian peralatan dan perlengkapannya.

PASAL 36
STANDARD PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Wajib menggunakan shocket dan stop kontak water proof
2. Wajib menggunakan kabel penghubung/ stop kontak, stecker 3 fase
3. Panel listrik Induk dan distribusi Wajib terdapat MCB, ELCB
4. Kabel listrik menggunakan jenis NYY (Kedap air dan debu) yang digunakan untuk
pekerjaan
5. Apabila dibutuhkan isolasi menggunakan merk 3M
6. Penempatan kabel tidak boleh tersentuh dengan tanah
7. Untuk lokasi tertentu (daerah terbuka dan daerah ketinggian) harus dilengkapi dengan alat
penangkal petir
8. Dalam bekerja instalatir listrik tidak boleh tangan dan kaki basah
9. Setiap pekerja harus menggunakan sepatu dari bahan karet atau berisolasi, tidak boleh
telanjang kaki.
10. Setiap peralatan listrik yang mengandung risiko (voltage tinggi) harus diberi tanda bahaya.
11. Setiap kabel kerja yang terkelupas harus diperbaiki dengan dibungkus bahan isolator.
12. Pastikan bahwa system pentanahan untuk panel atau listrik yang dipakai untuk bekerja
sudah terpasang dengan baik.
13. Pemeriksaan berkala terhadap panel atau kontak listrik oleh petugas yang berkompeten.
14. Jaringan atau instalasi listrik harus ditempatkan dan diatur sedemikian rupa untuk
menghindari terjadinya kecelakaan akibat listrik.
15. Ukuran dan kualitas kabel harus sesuai dengan tingkat keperluannya.
16. Panel listrik dan connector harus terlindungi dari air.
17. Kabel listrik tidak boleh dilalui alat berat.
18. Penempatan kabel listrik agar tidak langsung berada di lantai atau tanah, tetapi
menggunakan penyangga.
19. Socket menggunakan LEGRAND.

PASAL 37
STANDARD ALAT KOMUNIKASI
1. Handy talky: Leader SHE, SHE Man, Security, Level Supervisor, Riger
2. Pluit: Pelaksana/pengawas/supervisor, SHE

PASAL 38
STANDARD FIT TO WORK
1. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa sebelum masuk bekerja ke lingkungan
proyek WAJIB dilakukan Medical Check Up oleh instansi/ rumah sakit yang memiliki
sertifikat hiperkes.
2. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan fit, apabila bekerja pada tugas
tertentu dapat melaksanakan tugasnya tanpa ada keterbatasan.
3. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan fit dengan pembatasan, apabila
pekerja dengan pembatasan dapat dianggap fit dengan satu atau beberapa restriksi terhadap
jenis tugasnya. Fit dengan akomodasi dimana pekerjanya dianggap fit dengan penyesuaian
tertentu di lingkungan kerjanya untuk dapat mengerjakan pekerjaannya.
4. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit sementara, apabila:
a. Tidak dapat melakukan tugasnya dan/atau mungkin membahayakan kesehatan dan
keselamatan dirinya dan rekan kerjanya.
b. Mempunyai risiko kesehatan yang besar yang dapat secara signifikan menaikkan
kemungkinan untuk evakuasi medis, tapi masalah kesehatannya diperkirakan mungkin
dapat sembuh pada waktunya.
c. Mereka yang terkena penyakit menular waterborne atau airborne yang dapat sembuh
pada waktunya.
5. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit, apabila:
a. Tidak dapat melakukan tugasnya atau dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan
atau rekannya.
b. Mempunyai risiko kesehatan yang berat yang sangat meningkatkan kemungkinan
dievakuasi secara medis.
c. Menderita penyakit airborne atau waterborne yang tidak dapat sembuh pada waktunya.
6. Setiap pekerja perusahaan pengadaan barang/jasa dikatakan unfit atau fatigue (kelelahan)
tidak diperbolehkan bekerja dengan batas waktu yang ditentukan dengan persyaratan
rekomendasi dokter atau paramedic yang memiliki sertifikat hiperkes.
7. Ciri-ciri pekerja yang kelelahan:
a. Waktu istirahat < 4 jam.
b. Mengkonsumsi obat yang bisa menyebabkan ngantuk.
c. Belum makan pagi sebelum bekerja.
d. Merasa kurang konsentrasi.
e. Merasa pandangan mata letih.
f. Kepala sering mengangguk dengan sendirinya.
g. Sering menguap.
h. Ketika mengemudi tanpa disadari melewati batas tengah jalan.

PASAL 39
STANDARD PEKERJAAN RADIASI
1. Pekerja di pekerjaan radiasi harus memiliki sertifikasi sesuai dengan regulasi BAPETEN.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan radiasi WAJIB memiliki dan melampirkan Surat keterangan
sehat para pekerja, SURAT IJIN KERJA PEKERJAAN RADIASI dan JSA (Job Safety
Analysis).
3. Memakai APD mandatory.
4. Gunakan penahan (shielding) yang sesuai untuk mengurangi intensitas radiasi.
5. Maksimalkan jarak antara sumber radiasi dan pekerja
6. Minimalkan waktu pajanan disekitar sumber radiasi
7. Perusahaan pengadaan barang/jasa memiliki struktur organisasi penanggungjawab kegiatan
radioaktif dilingkungan kerja
8. Standar pajanan radiasi

9. Setiap sumber radio aktif harus memiliki izin dari BAPETEN. Pengecualian diberikan untuk
beberapa situasi yang diatur dalam peraturan pemerintah.
10. Alat radiasi diberikan label yang jelas dengan symbol radiasi dan dengan nama atau jabatan
dan nomor telepon orang yang harus dihubungi pada saat emergency.
11. Pekerja radiasi terklarifikasi perlu memahami fasilitas, pengendalian dan manual khusus
dari peralatan. Memahami kekuatan dan jenis sumber dan persyaratan pembatas.
12. Penyimpanan khusus radioaktif harus disediakan. Lokasinya harus bebas banjir dan terpisah
dari aktivitas lain (kantor, workshop, gudang material, dll).
13. Daerah sekitar dari bangunan penyimpanan atau bunker harus diamankan dengan pagar dan
hanya diakses oleh penggunaan bahan nuklir yang memiliki izin.
14. Tanda bahaya radiasi yang mudah dilihat dan memendarkan cahaya dan nomor kontak
orang yang bertugas dipasang dikeliling pagar bangunan penyimpanan atau bunker.
15. Tingkat pajanan radiasi pada pagar tidak boleh melebihi 0,5 µSv/hr atau 50 µRem/hr.
pemantauan pajanan di area penyimpanan harus dicatat.
16. Setiap orang yang masuk ke sekeliling pagar harus dilengkapi dengan dosis personal
(pendose) dan petugas proteksi radiasi akan mencatat hasil pembacaan didalam logbook.
17. Memastikan area kerja ditandai dengan jelas menggunakan tanda yang mudah dilihat dan
dibarikade untuk mencegah pekerja lain memasuki daerah pengendalian.
18. Untuk pekerjaan radiografi harus terdapat 3 inti personil yaitu Petugas proteksi radiasi, ahli
radiografi, operator radiografi.
19. Dilarang untuk mengolah apapun bentuk limbah radioaktif di site. Kerak terkontaminasi
atau bahan oleh bahan radioaktif harus dikirim ke institusi yang berwenang
20. Klasifikasi daerah kerja radiasi

Kami dengan ini menyatakan bahwa telah memahami dan mengerti isi persyaratan
keselamatan kesehatan kerja Perusahaan. Kami akan melakukan pekerjaan secara selamat,
sehat dan aman seperti yang disyaratkan. Apabila kami melanggar dari pernyataan ini, kami
siap dan sanggup menerima sangsi dan hukuman dari Perusahaan.

PASAL 40
STANDARD PEKERJAAN SCAFFOLDING

1. Personil yang memasang memiliki sertifikasi Kemenakertrans Teknisi Perancah


2. Personil yang inspeksi Scaffold, memastikan scaffold terpasang dengan baik dan aman
memiliki sertifikasi Kemenakertrans SPV scaffolding
3. Setiap rekanan kerja yang memasang scaffolding Wajib menyediakan personil teknisi
perancah dan supervisor perancah yang memiliki sertifikat kemanakertrans yang berlaku.
Sesuai dengan rasio 1 : 4 (1 SPV perancah : 4 teknisi perancah).
4. Setiap rekanan kerja yang memasang scaffolding Wajib mensubmit dokumen perencanaan
pembangunan perancah berikut juga perhitungan teknisnya.
5. Standar scaffolding menggunakan scaffolding piping dengan standar JIS A8951 (tebal 2,5
mm/2,8 mm; outsite diameter 48,3 mm; panjang 6 m) atau BS 1139/EN 39 (tebal 3,2
mm/4,0 mm; outsite diameter 48,3 mm; panjang 6 m) apabila pekerjaan pada tanki. Dan
memiliki sertifikat pada scaffold tersebut
6. Mengikuti standar pekerjaan ketinggian

7. Memiliki Perencanaan perancah


a. Jenis pekerjaan:
- Sasaran pekerjaan
- Kajian Spec dan survey lokasi
- Pengembangan metode kerja
- Analisa kebutuhan perancah
b. Evaluasi beban:
- Perhitungan beban mati
- Perhitungan beban hidup
- Analisa hasil survey lokasi
- Analisa beban lingkungan
c. Seleksi perancah:
- Analisis kesesuaian dengan Spesifikasi & tujuan pekerjaan
- Analisis metode kerja, siklus
- Analisis kebutuhan komponen & perlengkapan perancah
- Ketersediaan/pola pengadaan
- Sistem pengelolaan perancah
d. Konstruksi perancah:
- Perhitungan struktur, kompo-nen & kelengkapan perancah
- Pengecekan kekuatan
- Cek kesesuaian dg pek. lain
- Disain & metoda kerja
- Gambar Pelaksanaan
e. Pondasi perancah:
- Analisis kondisi tanah
- Daya dukung/stabilitas tanah
- Drainase tanah
- Pola Inspeksi & perawatan
f. HIRARC dan Program:
- Identifikasi bahaya dan penetapan program pengendalian
- Jadwal kegiatan perancah & siklus penggunaan & inspeksi
- Pengendalian kondisi & perilaku
g. Pengembangan SDM
- Analisis jumlah & kompetensi
- Analisis kebutuhan pelatihan
- Pelatihan dan sertifikasi
- Evaluasi dan penghargaan
h. Alat Pelindung Diri:
- Pengelolaan APD
- Pengelolaan safety net dsb
- Program Awareness
i. Pengelolaan Perancah:
- Pendatangan, penyimpanan, pemasangan, penggunaan, perawatan, inspeksi,
perbaikan, pengamanan, pembong-karan dan pengembalian.
- Evaluasi & pertanggungjawaban, umpan balik & lesson learnt
8. Prinsip design perancah:
a. Design perancah harus memperhatikan:
- Kekuatan, stabilitas & kekakuan struktur penopang;
- Penanganan perancah secara normal;
- Keselamatan orang yang memasang maupun membongkar perancah;
- Keselamatan orang yang menggunakan perancah;
- Keselamatan orang yang ada di sekitar perancah
b. Dasar Design
Disain batang dan komponen struktur perancah harus memenuhi standar yang berlaku SNI
dan JIS
c. Kombinasi Beban
– Kombinasi beban mati, beban hidup dan beban lingkungan yang dijadikan dasar
perhitungan disain:
P = 2.0G + 2.0Q
– Di mana:
P = Kapasitas beban perancah,
G = beban mati dan
Q = beban hidup, termasuk beban kejut,
d. Beban Rencana
- Beban mati (G) meliputi: berat sendiri struktur perancah, semua komponen dan
semua kelengkapan fungsinya (lantai kerja, lantai penangkap, lantai akses, tangga,
jaring, kabel penggantung dlsb)
- Beban Lingkungan antara lain: (a) beban angin, (b) beban salju, (c) beban hujan &
es, dan (d) beban gempa bumi yang menerpa perancah dan semua komponen dan
kelengkapannya,
- Beban hidup secara umum, meliputi: (a) berat orang, (b) berat material dan sampah,
(c) berat perkakas dan alat, serta (d) gaya kejut
e. Beban Maksimum
- Perancah Frame:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yg dibawa maximum =700 kg dengan
tinggi perancah 45 m.
- Perancah Pipa:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maksimum = 400 kg, tinggi
perancah 31 m;
b. Untuk tinggi diatas 31 m, agar stabil maka di bagian paling bawah dipasang pipa
ganda berjarak 20 m dari bagian atas perancah.
- Perancah kayu bulat dan bambu:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yg dibawa maximum = 200 kg dengan
tinggi perancah 7,20 m.
- Perancah dengan lantai kerja menggunakan pelat (ledge plate single standard):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 150 kg dengan
ketinggian perancah 9 m.
- Perancah siku dengan penunjang (bracket scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 200 kg dengan
ketinggian perancah 15 m.
- Perancah Beroda (movable scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 250 kg dengan
ketinggian perancah 7 m.
- Perancah gantung:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 200 kg dengan
ketinggian disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.
- Perancah kuda-kuda:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 300 kg dengan
ketinggian 2 m.
- Perancah tupang sudut (cantilever scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 400 kg dengan
tinggi sesuai kondisi pekerjaan.
- Perancah persegi (shelf scaffolding):
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 500 kg dengan
ketinggian 9 m.
- Perancah mekanik:
a. Beban orang ditambah beban peralatan yang dibawa maximum = 60 kg dengan
ketinggian disesuaikan dengan kondisi pekerjaan (untuk jenis perancah gondola
dimana dipengaruhi kekuatan dari tali baja yang digunakan, bobot imbang dan
penyangga konstruksi perancah.
9. Pengaman Perancah:
1. Pengaman Lantai Kerja
- Fungsi:
a. Untuk mencegah atau menghindari kemungkinannya seseorang atau barang jatuh
dari ketinggian.
- Minimum scaffolding dengan ketinggian 2m harus dilengkapi dengan handrail
- Bahan :
Terbuat dari pipa dengan ukuran :
Standar Top Rail Mid Rail
BS 1139.90 1000mm 470mm
AS. 1576.3 900mm s/d
1100mm
OSHA 3150.2002 0,9m s/d 1,2m 0,5m / 0,8m

2. Pengaman Tepi Lantai Kerja (Toe Board)


- Fungsi:
a. untuk mencegah kemungkinannya kaki pekerja atau peralatan kerja tergelintir
dari lantai kerja.
- Bahan:
a. Terbuat dari papa atau plat yang bermutu baik.
- Ukuran:
a. Tinggi atau lebar toeboard adalah min 150mm dari permukaan lantai kerja
b. Dipasang pada ketinggian 198,1cm
3. Max. Tinggi Berdiri Bebas (Free Standing)
- Ruangan Tertutup
a. 3 x jarak terpendek dari standard ke standard bagian bawah.
- Ruangan Terbuka
a. 2 x jarak terpendek dari standard ke standard bagian bawah.
4. Tinggi Maximum Scaffolding
- British Standard 55m
- Australia Standard 45m
- Maximum tinggi bebas berdiri :
a. Ruangan tertutup (indoor) 3 x min. lebar bagian bawah/ landasan
b. Ruangan terbuka (outdoor) 2 x min. lebar bagian bawah/ landasan
5. Minimum Lebar Lantai Kerja
- Beban berat 1000mm (5 papan)
- Beban sedang 900mm (4 papan)
- Beban ringan 450mm (2 papan)
- Menara scaffold 600mm
6. Max. Lantai Kerja yg dpt dibebani
- Sampai dengan 15m – 4 lantai kerja
- Sampai dengan 30m – 3 lantai kerja
- Sampai dengan 45m – 2 lantai kerja
- Scaffolding menara 1 lantai kerja

10. Pemeriksaan pekerjaan scaffolding:


A. Kondisi Lapangan
1.) Cuaca:
a. Cerah
b. Mendung
c. Hujan
2.) Lapangan kerja:
a. Baik
b. Berdebu
c. Kotor
d. Tergenang air
3.) Jalan kerja:
a. Ada dan cukup
B. Peralatan Kerja
1.) Pipa scaffolding (Jumlah memadai dan baik)
2.) Pengunci/ikatan dan handrail/guardrail (Jumlah memadai dan baik)
3.) Papan lantai/platform & toeboards (Jumlah memadai dan baik)
4.) Tangga (Jumlah memadai dan baik)
5.) Alat bekerja di ketinggian (harness) (Tersedia dan layak)
C. Bahan
1.) Kayu gelam, balok kayu (Kelurusan dan Kualitas Bahan; Kualitas Sambungan-
Sambungan)
2.) Paku, baut, kawat, Oli (Tersedia/Cukup)
D. Tenaga Kerja
1.) Mandor, tukang, buruh
2.) Perlengkapan:
a. Tool ringan (Meteran, Waterpass, Palu, Benang, Kunci pass, Obeng, Linggis, Gergaji
kayu, Gergaji besi, dll)
b. Safety: APD Mandatory, Pelindung tangan, Full Body Harness 2 lanyard
c. Kotak P3K
E. Prosedur & Administrasi
1.) Permohonan izin kerja (Disetujui/Tidak)
2.) Shop drawing dan perhitungan (Sesuai/Tidak sesuai)
3.) Pengukuran lapangan (Marking/Bowplank)
4.) Cek kondisi pipa dan dudukan (Rata dan kuat)
5.) Keamanan area kerja sekitar (Struktur,worker,alat,material,lingkungan)
6.) Sosialisasi prosedur terkait (Dilakukan/Tidak)

11. Pemeriksaan scaffolding:


1. Lingkungan Sekitar Perancah
a. Apakah pelindung keselamatan umum telah dipasang?
b. Apakah pelindung terhadap kabel listrik telah memadai?
c. Apakah pengendalian gerakan kendaraan telah memadai?
d. Apakah pengendalian atas operasi crane telah memadai?
e. Apakah pengendalian atas penyimpanan, penanganan dan penggunaan B3 telah
memadai?
f. Apakah perancah dipasang dengan jarak yang aman jauh dari saluran atau
galian?
2. Struktur Pendukung / Penyokong
a. Apakah struktur pendukung dalam kondisi baik?
b. Apakah struktur pendukung cukup kuat?
c. Apa ada pengendalian yang cukup mencegah kerusakan struktur pendukung?
d. Apakah semua tindakan untuk memperkuat struktur pendukung telah memadai?
e. Apakah risiko struktur pendukung yg mendapat beban berlebih dari sumber lain
telah cukup dikendalikan?
f. Apakah perancah dipasang di atas lapis permukaan tanah padat dan kuat? Jika di
atas tanah lunak apakah telah digunakan balok kayu untuk meratakan beban?
3. Balok kayu alas dan plat alas
a. Apakah balok kayu alas telah dipasang dan memadai?
b. Apakah bahan balok kayu masih bagus dan terawat?
c. Apakah kondisi balok kayu alas masih aman?
d. Apakah pelat alas telah memadai?
e. Apakah jenis pelat alas telah sesuai?
f. Apakah pelat alas masih berfungsi dan ukurannya sesuai?
g. Apakah pelat alas masih aman?
4. Struktur Perancah
a. Apakah batang tegak penopang masih kuat/bebas karat?
b. Apakah batang tegak telah betul-betul vertikal?
c. Apakah penempatan batang diagonal telah benar?
d. Apakah penempatan batang melintang telah benar?
e. Apakah semua sambungan telah ditempatkan sesuai?
f. Apakah semua sambungan telah diikat erat?
g. Apakah batang memanjang telah betul-betul datar?
h. Apakah batang memanjang telah menerus tanpa putus?
i. Apakah ketinggian perancah telah betul?
j. Apakah penempatan batang memanjang telah benar?
k. Apakah batang memanjang telah betul-betul kuat/aman?
l. Apakah semua sambungan pada batang memanjang aman?
m. Apakah batang melintang/transom telah cukup?
n. Apakah penempatan batang transom sudah betul dan aman?
o. Apakah batang-batang diagonal sudah memadai?
p. Apakah perancah sudah cukup stabil?
q. Apakah jangkar pengikat perancah ke struktur sudah tepat & kuat?
5. Pelataran kerja / platform
a. Apakah perancah mempunyai jumlah pelataran kerja yang cukup?
b. Apakah pelataran kerja ditempatkan pada tempat yang diperlukan?
c. Apakah pelataran kerja telah ditempatkan secara tepat?
d. Apakah pelataran kerja dan perancah pendukung dipasang untuk menerima
beban hidup yang lama?
e. Apakah ukuran pelataran kerja sesuai dengan kebutuhan pekerjan?
f. Apakah papan pelindung tepi dipasang memadai?
g. Apakah pelataran kerja telah dipasang dengan benar?
h. Apakah papan-papan telah dipasang aman terhadap angin?

6. Akses dan Jalur Evakuasi


a. Apakah ada akses aman untuk pada pelataran kerja?
b. Apakah tangga sementara telah dipasang dengan benar?
c. Apa tangga jinjing standar industri berfungsi dan dipasang dengan benar?
d. Apakah jalan akses dan pelataran kerja akses telah dipasang dengan benar?
7. Pelindung Terpal
a. Apakah perancah telah dirancang untuk menahan angin terhadap lapis penutup?
b. Apakah jangkar/tali pengikat telah dipasang kuat?
c. Apakah ada robekan atau basah/bocor?
d. Apakah penyambung overlap telah memuaskan?
8. Kesesuaian untuk tujuan umum
a. Apakah ada ketentuan yang cukup untuk penangan-an material?
b. Apakah jarak antara perancah dan struktur terdekat sudah benar ?
c. Apakah ada perlindungan yang cukup dari puing dan sampah yang jatuh?
d. Apakah perancah telah dirancang memadai untuk mendukung semua beban yang
dipikul?
e. Apakah semua jalan menuju pelataran kerja cukup terang?
9. Perancah mobile
a. Apakah lantai permukaan penyokong keras & rata?
b. Apakah daerah operasi bebas dari penurunan lantai, kabel jalur listrik dan bahaya-
bahaya lainnya?
c. Apakah roda-roda di kaki perancah terkunci ketika perancang dinaiki? Roda harus
terkunci setiap saat, kecuali selama perancah dipindah.

12. Objek Pengawasan Scaffold:


- PONDASI PERANCAH
- KONSTRUKSI PERANCAH
- PERALATAN KERJA
- TANGGA KERJA/LADDER
- JALAN KERJA
- PAGAR PENGAMAN
- PELATARAN KERJA
- PERALATAN KESELAMATAN
- SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI
13. Standar Scaffold

PERANCAH PIPA

100 CM
175 CM

600 CM
175 CM
150 CM

DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN


No Nama Material Ukuran Jumlah Keterangan
1 Pipa Galvanized Dia 1 ½ “-6000mm
2 Pipa Galvanized Dia 1 ½ “-2250mm
3 Pipa Galvanized Dia 1 ½ “-1500mm
4 Right Angle Clamp Dia 1 ½ “
5 Universal Clamp Dia 1 ½ “
6 Jack Base Plate
7 Papan Alas 5 cm x 16 cm – 200 cm
8 Papan Platform 3.5 cm X 30 cm – 4m
9 Paku Alas 4 cm
10 Tangga Aluminium 6m
11 Tali Plastik Dia 7.50mm- 25 m
12 Roda kerekan
16 Waterpass
17 Palu
18 Benang,
19 Kunci pass
20 Obeng,
21 Linggis
22 Gergaji kayu
23 Helmet
24 Safety shoes
25 Fullbody harness
26 Sarung tangan (gloves)
27

…………………. , …………………
Di Ketahui Oleh, Di Setujui Oleh,

Kontraktor Subkontraktor

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ...................................................

( Nama ) ( Nama )

(Manager Proyek) (Manager Proyek)


Gambar 1. Klasifikasi Pada Tabung bertekanan
Gambar 2. Warna pada tabung gas bertekanan

Anda mungkin juga menyukai