1 2
S Tarigas , L Epsilawati
1
Praktisi Radiologi Kedokteran Gigi, Kalimantan, Indonesia
2
Staf Departemen Radiologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran,
Bandung, Indonesia
Koresponden: lusifkg92@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Kualitas tulang sangat erat hubungannya dengan berbagai perawatan gigi dan
keberhasilannya. Untuk mengetahui kualitas sebuah tulang harus dilakukan penilaian terhadap tulang
tersebut. Penilaian terhadap kualitas tulang dapat dilakukan baik secara makrostruktur mapun
mikrostruktur, dan dilakukan dari berbagai macam radiograf termasuk diantaranya panoramik. Radiografi
panoramik merupakan radiografi yang paling umum digunakan oleh dokter gigi dan kemampuannya dalam
melihat kelainan dapat meliputi banyak hal. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas
mengenai teknik dalam menilai kualitas tulang secara mikrostruktur melalui radiografi panoramik.
Penelitian ini ditulis berdasarkan dari berbagai sumber literatur buku, jurnal, prosiding ilmiah dari dalam
negeri maupun luar negeri. Tinjauan Pustaka: Kualitas tulang dapat dinilai baik secara makrostruktur
maupun mikrostruktur. Penilaian secara makrostruktur dapat dilakukan dalam beberapa macam teknik
pengukuran seperti contohnya pengukuran ketinggian tulang kortikal mandibula dengan menggunakan
berbagai macam indeks seperti Mandibular Cortical Index, Panoramic mandibular Indeks, Mental Indeks,
Gonion Indeks, antegonion indeks. Pemeriksaan mikrostruktur juga merupakan suatu teknik penilaian
kualitas tulang. Penilaian ini adalah pemeriksaan terhadap kualitas trabekula dari tulang. Pada penilaian
ini akan dibedakan teknik dalam menghitung kualitas trabekula. Banyaknya tulang dibandingkan dengan
jumlah rongga sumsum tulang, mengukur luas partikel tulang dibandingkan dengan luas rongga sumsum,
mengukur panjang ujung tulang ataupun dengan mengukur luas rongga sumsum tulang. Simpulan:
Gambaran trabekula pada tulang mampu mencerminkan gambaran kualitas tulang dan radiografi
panoramik terbukti sangat membantu dalam penilaian kualitas tulang.
Abstract
Background: Bone quality related to variuos dental treatment and it's success. To ascertain the quality of
the bone a research in respect of the bone should be done. The assessment of bone quality can be done
either macrostructural or microstructural, and by various radiographic technique including panoramic
radiography. Panoramic radiography is the most common radiography used by the dentist and it's ability to
display various anomality includes many things. The aim of this research is to discuss about bone quality
assessment technique microstructural through panoramic radiography. This research written based on
various scientific source as text book, journal, proceeding either domestic or international. Literature:
Bone quality can be assessed either macrostructural or microstructural. Macrostructural assessment can
be done in several technique such as measuring the height of mandibular cortical bone by various method
as Mandibular Cortical Index, Panoramic mandibular Indeks, Mental Indeks, Gonion Indeks, antegonion
indeks. Microstructural examination also one or other technique to assesses bone quality. This
assessment is an examination of quality one trabecular bone. In this assessment will devide technique in
measuring quality of trabecular of the bone. Number of the bone and marrow cavity. Measuring the width
of bone particle be compared to the marrow cavity, measuring the length of the bone or measuring the
width of the marrow cavity. Conclusion : Depiction of trabecular bone capable to reflect quality of the
bone and panoramic radiography proven greatly usefull in assessment of bone quality.
Tinjauan Puskata
Tulang adalah organ kaku, berfungsi melindungi berbagai organ tubuh,
menghasilkan sel darah, menyimpan mineral bagi tubih kita. Tulang terdiri dari
berbagai bentuk dan ukuran, strukturnya terdiri dari struktur internal dan eksternal. 3
Jaringan tulang merupakan jaringan ikat padat yang dilengkapi oleh matriks yang
membuatnya menjadi kaku. Sel pembentuknya dikenal dengan osteoblas dan osteosit,
dan sel penghancurnya dikenal dengan osteoklas. Osteoblas merupakan sel darah
tulang yang akan membentuk tulang dalam bentukan layer per layer sehingga
membentuk tulang sepenuhnya.3 Jaringan tulang termineralisasi memiliki komponen
organik kolagen yang disebut ossein dan komponen anorganik mineral tulang yang
terdiri dari berbagai mineral garam. Tulang adalah jaringan mineral secara bentuk
terdiri dari tulang kortikal dan tulang cancelus.3,4
Tulang tidak sepenuhnya akan tetapi terdiri dari matriks sekitar 30% dan
mineral sekitar 70% yang trejalin secara baik, sehingga terbetuk komposisi tulang yang
sempurna. Komposisi dan desain tulang memungkinkan tulang relatif keras dan kuat,
namun tetap ringan dan mudah digerakkan.3 Matriks tulang adalah 90 - 95% terdiri
dari serat kolagen elastis, juga dikenal sebagai ossein, dan sisanya adalah bahan
dasar.5,6 Matriks dipenuhi oleh kalsium yang tersusun dalam bentuk tertentu yang
dikenal sebagai sebagai kalsium hidroksilapatit. Bentukan ini yang membuat tulang
menjadi kaku.7 Tulang secara aktif dibangun dan deperbaikik sepanjang hidup oleh
osteoblas dan osteoklas, melalui proses remodeling tulang.7
Diskusi
Kualitas tulang merupakan gabungan dari berbagai faktor yang menentukan
seberapa baik rangka dalam menahan fraktur, seperti mikroarsitektur, akumulasi
kerusakan mikroskopik, kualitas kolagen, ukuran kristal mineral tulang. 12 Kualitas
tulang dapat dinilai baik secara makrostruktur maupun mikrostruktur. Penilaian secara
makrostruktur dapat dilakukan dalam beberapa macam teknik pengukuran seperti
contohnya pengukuran ketinggian tulang kortikal mandibula dengan menggunakan
berbagai macam indeks seperti Mandibular Cortical Index, Panoramic mandibular
Index, Mental Index, Gonion Indeks, antegonion index.12
Secara mikrostruktur kualitas tulang dapat dinilai dari mikroarsitektur trabekula.
Lekholm dan Zarb menjelaskan sistem klasifikasi kualitas tulang dalam 4 tipe
berdasarkan tampilan radiografis, yaitu panoramik, dan resistensi pada pengeboran.
Keempat tipe ini ialah: 12
1. Hampir seluruh bagian tulang disusun oleh tulang kompak homogen dengan
trabekula yang rapat;
2. Lapisan tebal tulang kompak mengelilingi inti tulang trabekula padat;
3. Lapisan tipis tulang kortikal mengelilingi inti tulang trabekula padat; dan
4. Lapisan tipis tulang kortikal mengelilingi inti tulang trabekula dengan densitas
dan kekuatan yang rendah.
Gambar 2. Tipe kualitas tulang menurut Lekholm dan Zarb. Dari kualitas baik (Tipe 1)
hingga buruk (tipe 4). 15
Simpulan
Gambaran mikroarsitektur pola trabekula tulang mampu mencerminkan
gambaran kualitas tulang berdasarkan kepadatan dan kerapatan trabekula. Semakin
Daftar Pustaka
1. Juliet Compston. Bone Quality: What is it and How is it Measured?. Arq Bras
Endocrinol Metab. 2006. Agustus. Vol 50. no. 4
2. White Stuart. C, Pharoah Michael .J. Oral Radiologi Principles and Interpretation.
Ed 7. Canada : Mosby. 2014.
3. Steele, D. Gentry; Claud A. Bramblett. The Anatomy and Biology of the Human
Skeleton. Texas A&M University Press. 1998. p. 4.
4. Mammal anatomy : an illustrated guide. New York: Marshall Cavendish. 2010.
p. 129.
5. Hall, John. Textbook of Medical Physiology (12th ed.). Philadelphia: Elsevier.2011.
pp. 957–960.
6. Gdyczynski, C.M.; Manbachi, A.; et al. On estimating the directionality distribution
in pedicle trabecular bone from micro-CT images. Journal of Physiological
Measurements. 2014. 35 (12): 2415–2428.
7. Hall, Susan J. Basic Biomechanics with OLC (5th ed., Revised. ed.). Burr Ridge:
McGraw-Hill Higher Education.2007. p. 88.
8. Manolagas, SC. Birth and death of bone cells: basic regulatory mechanisms and
implications for the pathogenesis and treatment of osteoporosis. 2014. Endocrine
Reviews. 21 (2): 115–37.
9. Russell T. Woodburne. Anatomy, physiology, and metabolic disorders 5ed.
Summit, N.J: Novartis Pharmaceutical Corp.1999. pp. 187–189.
10. Boulpaep, Emile L.; Boron, Walter F. Medical physiology: a cellular and molecular
approach. Philadelphia: Saunders. 2005. pp. 1089–1091.
11. Baylink, D. J. Bone growth factors. Clinical Orthopaedics and Related Research
(263): 30–48. 2015
12. Lekholm U, Zarb GA, Albrektsson T. Patient selection and preparation. Tissue
integrated prostheses. Chicago: Quintessence Publishing Co. Inc. 1985.
13. Misch C.,E. Density of Bone: Effects on surgical approach and healing, In:
Contemporary Implant Dentistry. Ed. 3. Canada: Mosby. 2008.
14. Drage NA, Palmer RM, Blake G, Wilson R, Crane F, Fogelman I. (2007). A
comparison of bone mineral density in the spine, hip and jaws of edentulous
subjects. Clinic Oral Implan Res, 18, 496-500.
15. Parfitt AM. Physiologic and pathogenetic significance of bone histomorphometric
data. In: Coe FL, Favus MJ, eds. Disorders of bone and mineral metabolism. Ed 2.
Philadelphia: PA: Lippincott Williams and Wilkins. 2002.
16. Gintaras Juodzbalys, Marius Kubilius. J. Clinical and Radiological Classification of
the Jawbone Anatomy in Endosseous Dental Implant Treatment. Oral Maxillofac
Res. 2013. April-Juni. Vol. 4. No 2. p.1
17. Benson, B.W. & Shetty, V . Dental Implants, In: Oral Radiology Principles and
Interpretation, S.C. White & M. J. Pharoah. Missouri: Mosby. 2009.
18. Ubara Y, Tagami T, Nakanishi S et al. Significance of mini-modeling in dialysis
patients with adynamic bones disease. Kidney International. 2005. Vol 68.
19. Kalpakcioglu BB, Morshed S, Engelke K, Genant HK. Advanced imaging of bone
macrostructure and microstructure in bone fragility and fracture repair. Journal
Bone Joint Surg ery .2008. Vol 90. p :68–78.