Anda di halaman 1dari 7

JST 8 (2) (2019)

JURNAL SENI TARI


Terakreditasi SINTA 5
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

Nilai Estetika Tari Gambang Semarang pada Komunitas Gambang


Semarang Art Company

Vina Dwi Tristiani1 ,Restu Lanjari2


Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Info Artikel Abstrak
________________ Tari Gambang Semarang merupakan salah satu bagian dari pertunjukan Kesenian Gambang
Sejarah Artikel Semarang yang dibawakan oleh Gambang Semarang Art Company sebagai hasil akulturasi
Diterima : budaya Cina-Jawa di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
30 Oktober 2019 menginterpretasikan nilai keindahan Tari Gambang Semarang yang meliputi aspek bentuk, isi dan
penampilan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
Disetujui :
estetis koreografis dan struktural. Sumber data yang diperoleh berupa person (orang), place (tempat),
10 November 2019 proccess (kegiatan), dan paper (dokumentasi). Hasil penelitian menunjukkan Tari Gambang
Dipublikasikan : Semarang tidak memiliki pola pertunjukan khusus, elemen pertunjukan meliputi tema, gerak, rias
27 November 2019 dan busana, iringan, tata teknik pentas serta pelaku memiliki makna mengenai penggambaran
emosi, sikap manusia dalam kehidupan yang dikemas dengan suasana gembira. Keunikan ragam
________________ gerak lingar menjadi ciri khas dan perbedaan dengan tari khas Semarang lainnya, selain itu ragam
Keywords: gerak dasar lain yang digunakan yaitu ngeyek, ngondhek, dan genjot. Saran bagi pelaku kesenian
Aesthetics; Content of Gambang Semarang dapat terus melestarikan Tari Gambang Semarang dengan tetap menjaga
nilai-nilai luhur yang terkandung pada setiap aspeknya.
Appearance; Gambang
Abstract
Semarang
_________________ The Gambang Semarang dance is one part of the Gambang Semarang Art Company show as one of the
results of the acculturation of Chinese-Javanese culture in Semarang. This study aims to describe and interpret
the beautyfull value of the Gambang Semarang Dance which includes aspects of form, content and
appearance. The research method used qualitative methods with aesthetic choreographic and structural
approaches. Sources of data obtained in the form of person (person), place (place), proccess (activity), and
paper (documentation). The results showed the Semarang Gambang Dance did not have a special pattern of
performance, the elements of the show include themes, movements, make-up and costume, accompaniment,
performance techniques and performers have meaning regarding depictions of emotions, human attitudes in
life that are packed with a happy atmosphere. The uniqueness of the linggar range of motion becomes a
characteristic and difference with other typical Semarang dances, besides that the other basic range of motion
used is ngeyek, ngondhek, and genjot. Suggestions for Semarang Gambang art performers can continue to
preserve the Semarang Gambang Dance while maintaining the noble values contained in each aspect.

© 2019 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2503-2585
Gedung B2 Lantai 1, Fakultas Bahasa dan Seni, UNNES
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email : 1 vinatristiani@gmail.com
2. restulanjari1961@mail.unnes.ac.id

198
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

PENDAHULUAN Gambang Semarang. Perbedaan yang


Keindahan atau estetika karya tari terlihat dan menjadikan keunikan dari Tari
tidak lepas dari berbagai macam elemen Semarangan lainnya adalah penggunaan
yang menyusunnya. Aspek wujud atau rias busana berupa jarik yang bermotif
bentuk, bobot atau isi serta penampilan burung merak, bentuk tata rias rambut,
merupakan faktor penilaian dari sebuah sikap tangan linggar yang digunakan pada
keindahan tari. Djelantik (2004) dalam Tari Gambang Semarang serta
bukunya menyebutkan bahwa keindahan penggabungan dua iringan tari Gado-Gado
adalah segala sesuatu yang dapat Semarang dan iringan Tari Denok.
menimbulkan kesenangan, rasa puas, Berdasarkan keunikan tersebut, peneliti
aman, nyaman hingga terpesona dan tertarik untuk meneliti nilai keindahan
bahkan mampu menimbulkan keinganan Tari Gambang Semarang dan bertujuan
untuk mengalami kembali perasaan untuk mengetahui, mendeskripsikan serta
tersebut walaupun sudah dinikmati menginterpretasikan baik dari segi wujud,
berulangkali dari keseluruhan elemen yang bobot dan penampilan serta elemen
mendukung.Sehubungan dengan estetika pertunjukan dengan menggunakan teori
atau keindahan dapat memberikan sebuah Maryono (2015: 52-71) yang meliputi
pedoman terhadap pola perilaku manusia tema, gerak, rias dan busana, iringan, tata
yang berkesinambungan dengan teknik pentas, pelaku. Manfaat dari
keindahan itu sendiri. Diantaranya, (1) penelitian ini adalah untuk memberikan
estetika menjadi pedoman bagi seniman khasanah serta wawasan bagi pembaca
untuk mengekspresikan kreasi artistiknya; dan sebagai referensi pada penelitian
(2) estetika memberikan pedoman bagi selanjutnya. Penelitian Nilai Estetika Tari
penikmat untuk menyerap karya seni Gambang Semarang pada Grup
tersebut berdasarkan pengalamannya Komunitas Gambang Semarang Art
melakukan pengalaman estetik tertentu Company ini menggunakan metode
(Bahari 2008: 47). deskriptif kualitatif dan pendekatatan
Semarang merupakan sebagai kota estetis koreografis seta struktural.
multikultural memiliki sebuah pertunjukan Objek kajian penelitian dilakukan
khas dan lahir dari inisiatif serta dukungan pada salah satu komunitas yang bergerak
masyarakat Semarang yang membutuhkan di bidang pelestarian Kesenian Gambang
sebuah hiburan. Kesenian Gambang Semarang yaitu Komunitas Gambang
Semarang merupakan salah satu sajian Semarang Art Company. Pemilihan
khas, juga sebagai identitas Kota Komunitas Gambang Semarang Art
Semarang dan tercipta dari akulturasi Company ini dilatarbelakangi dengan
budaya Cina-Jawa. Kesenian ini adanya perbedaan sajian tarian yang
diadaptasi dari kesenian Gambang mencolok dibandingkan dengan dua
Kromong yang berasal dari Jakarta namun komunitas lainnya, Nangnok Gambang
tetap memiliki akar historis yang tidak bisa Semarang dan Kesenian Gambang
lepas dari Semarang. Kesenian Gambang Semarang milik Universitas Diponegoro.
Semarang lahir dan berkembang pada Sajian Tari Gambang Semarang ciptaan
tahun 1940-an berupa sajian seni musik, Dewi Indah, berbeda dengan tari yang
seni vokal, seni lawak dan seni tari. dibawakan pada dua komunitas tersebut
Penyanyi Kesenian Gambang Semarang, yang membawakan Tari Gado-Gado
Nyonya Sam memiliki goyangan erotis Semarang dan Tari Denok. Nilai Estetika
yang mampu membuat para penikmatnya Tari Gambang Semarang pada Grup
terbuai hingga lambat laun diturunkanlah Komunitas Gambang Semarang Art
penyanyi generasi selanjutnya yaitu Heny. Company dibedah dengan menggunakan
Heny mengadaptasi gerakan Nyonya Sam, teori Djelantik dan Maryono. Elemen
dan memberikan istilah yang sampai saat pertunjukan Tari Gambang Semarang,
ini digunakan dan dipatenkan oleh meliputi tema, gerak, rias dan busana,
seniman Semarang yaitu ragam gerak iringan, tata teknik pentas dan pelaku.
ngeyek, ngondhek, dan genjot. Penelitian yang relevan dan terbaru
Seni tari yang tampil pada milik Wida tahun 2018 dengan kajian
Kesenian Gambang Semarang adalah Tari Manajemen pertunjukan Kesenian

199
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

Gambang Semarang studi kasus: (kegiatan), kegiatan yang diteliti berupa


Komunitas Gambang Semarang Art proses latihan rutin GSAC serta
Company membahas mengenai profil, pementasan pertunjukan Tari Gambang
persiapan serta bentuk manajemen yang Semarang. Paper (dokumentasi), bentuk
dilakukan oleh komunitas GSAC pada dokumentasi yang diambil oleh peneliti
setiap pentasnya yang digunakan peneliti berupa foto dan video latihan
sebagai referensi serta bentuk kontribusi pementasan Tari Gambang Semarang.
informasi bagi penelitian Nilai Estetika Jenis data yang digunakan dalam
Tari Gambang Semarang pada Komunitas penelitian yaitu data primer dan data
Gambang Semarang Art Company. sekunder. Data primer didapatkan dari
hasil wawancara dengan pencipta Tari
METODE PENELITIAN Gambang Semarang, Direktur GSAC
Nilai Estetika Tari Gambang dan data sekunder dari penari dan
Semarang pada Grup Gambang pemusik Gambang Semarang.
Semarang Art Company menggunakan Selanjutnya ada tiga teknik pengumpulan
metode penelitian deskriptif kualitatif data yang digunakan dalam penelitian
atau biasa disebut dengan metode artistik, yaitu teknik observasi, teknik wawancara
naturalistik, karena penelitiannya dan teknik dokumentasi.
dilakukan pada kondisi alamiah dimana Observasi dilakukan tiga kali.
peneliti memiliki tujuan untuk Pada observasi pertama, peneliti terjun
mengetahui suatu nilai, fenomena pada langsung tanggal 15 April 2019 bertempat
suatu objek dalam kasus Tari Gambang di Gedung Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Semarang yang memiliki konteks atau Universitas Diponegoro saat melakukan
setting alamiah. Data yang disajikan latihan pentas Tari Gambang Semarang.
berupa deskripsi, kata-kata tertulis yang Observasi berikutnya dilakukan dua kali,
didapatkan oleh peneliti dengan pada tanggal 20 April 2019 dan 25 Juni
menggunakan pengamatan berperanserta, 2019 pada acara Gelar Sangkatama
terjun langsung dan berbaur dengan UKM UPGRIS dan pentas yang
pelaku Gambang Semarang. Pendekatan bertempat di Joglo Fakultas Ilmu Budaya
yang digunakan pada penelitian yaitu Universitas Diponegoro dengan hasil
pendekatan struktural dan estetis observasi berupa pementasan Tari
koreografis. Pendekatan struktural Gambang Semarang.
bertujuan guna menguraikan dan Teknik wawancara dilakukan lima
menganalisis setiap bagian, elemen, kali dengan empat lokasi dan narasumber
aspek, yang tersusun pada Tari Gambang yang berbeda. Pada wawancara pertama
Semarang, sedangkan pendekatan estetis dan ke empat, peneliti melakukan dengan
koreografis bermaksud untuk pencipta Tari Gambang Semarang Dewi
menguraikan serta menginterpretasikan Indah (62) yang berada di kediamannya
nilai keindahan Tari Gambang Perumahan Graha Avisena Residence, Jl.
Semarang. Fatmawati 1 No. 1 Kelurahan
Beberapa sumber data yang Pedrungan, Semarang tanggal 10 April
digunakan oleh peneliti menggunakan 2019 dan 18 Juni 2019 mengenai
teori milik Rohendi 4p diantaranya; bagaimana proses penciptaan Tari
person (narasumber) meliputi pencipta Gambang Semarang serta nilai-nilai yang
Tari Gambang Semarang, pemusik terkandung di dalamnya. Wawancara
Gambang Semarang, penari Gambang berikutnya dengan Direktur Gambang
Semarang serta Direktur GSAC. Place Semarang Art Company, Tri Subekso
(tempat), atau lokasi penelitian yang (40) bertempat di Kesekretariatan GSAC
berada pada beberapa titik yaitu Fakultas Jl. Subali Raya Kav. 334 RT 02 RW 04
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Krapyak, Semarang dengan data
Kesekretariatan GSAC Jl. Subali Raya, penelitian mengenai sejarah dan profil
Krapyak Semarang, kediaman pencipta komunitas Gambang Semarang Art
tari di Graha Avisena Residence, Company. Wawancara ketiga dengan
Pedurungan, Semarang serta PKM salah satu pemusik Gambang Semarang
Universitas Diponegoro. Process Sigit Purnomo (23) bertempat di Fakultas

200
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

Ilmu Budaya Universitas Diponegoro budaya Cina, Jawa, Arab dan Eropa
dengan hasil data berupa alat musik yang diciptakan oleh Dewi Indah guna
Gambang Semarang, notasi dan iringan kebutuhan pentas serta sebagai sarana
Tari Gambang Semarang serta makna hiburan bagi warga Kota Semarang. Ciri
yang terkandung didalamnya. khas ragam gerak berupa ngeyek,
Wawancara kelima dengan narasumber ngondhek, nggenjot, dan jalan tepak serta
penari Gambang Semarang, Khoirul bentuk tangan linggar ini menjadikan
Bariyah (21) yang dilakukan di Fakultas perbedaan yang membuat peneliti
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro semakin tertarik untuk mengupas nilai
dengan hasil data meliputi teknik tari keindahan Tari Gambang Semarang
yang digunakan, kriteria penari, garapan Dewi Indah. Iringan yang
kepenarian, serta alasan mengapa tertarik digunakan yaitu perpaduan dari lagu
mempelajari Tari Gambang Semarang. Gado-gado Semarang dan Gambang
Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh Semarang. Komunitas GSAC berdiri
peneliti yaitu pengambilan dokumentasi sejak 21 November 2012 dengan tujuan
dalam bentuk foto dan video baik saat untuk meneruskan, mengenalkan,
melakukan wawancara dengan mengembangkan dan melestarikan
narasumber, proses latihan rutin serta kesenian Gambang Semarang yang
pertunjukan Tari Gambang Semarang. merupakan bentuk akulturasi nyata
Analisis data yang dilakukan adanya percampuran berbagai macam
peneliti menggunakan teori Adshead budaya. Visi misi dari GSAC adalah
yaitu, dengan mengamati, memahami, kembali mendekatkan Gambang
melakukan interpretasi serta melakukan Semarang sebagai identitas Kota
evaluasi terhadap objek kajian Tari Semarang kepada masyarakat. Misi yang
Gambang Semarang dan menarik telah dilakukan adalah mementaskan
kesimpulan. Uji keabsahan data yang pertunjukan Gambang Semarang di
dilakukan menggunakan tiga teknik beberapa kampung di Kota Semarang.
triangulasi, yaitu triangulasi sumber Pementasan tersebut cukup kuat untuk
untuk membuktikan kebenaran antara menarik penonton dari awal persiapan
narasumber untuk menghasilkan data hingga pementasan berakhir. Hal tersebut
yang kredibel, triangulasi teori yang didukung oleh pernyataan Tri Subekso,
berguna untuk membandingakan data wawancara pada tanggal 30 April 2019,
yang didapatkan di lapangan dengan sebagai berikut:
teori yang digunakan serta triangulasi
teknik yaitu berbagai macam teknik “…GSAC mulai didirikan
pengambilan data berupa observasi, pada tanggal 21 November 2012.
wawancara serta dokumentasi. Nah, apa yang melatarbelakangi
pendirian GSAC ini adalah bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN ini salah satu merupakan bentuk
Sejarah Komunitas Gambang Semarang kegelisahan dari kami, melihat
Art Company bahwa Kesenian Gambang
Gambang Semarang Art Company Semarang mendekati kepunahan.
merupakan salah satu komunitas diantara Karena satu-satunya Grup Gambang
tiga komunitas yang berkecimpung dalam Semarang yang masih ada, dimana
kesenian Gambang Semarang. ketuanya Pak Jayadi sudah
Komunitas Gambang Semarang Art meninggal dan tidak ada penerusnya.
Company atau GSAC ini Nah, padahal dari kami ada hasrat
mengembangkan kesenian dan yang besar untuk melestarikan dan
menitikberatkan pada nilai aktual dan mengembangkan kesenian ini lagi.
kreativitas. Setiap pertunjukan, Gambang Visi misi kami adalah, kami ingin
Semarang Art Company selalu kembali…”
membawakan Tari Gambang Semarang
dan Tari Goyang Semarang sebagai Sejarah Tari Gambang Semarang
identitasnya. Tari Gambang Semarang Tari Gambang Semarang karya
merupakan akulturasi berbagai macam Dewi Indah termasuk dalam tari kreasi

201
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

kerakyatan yang digarap pada tahun awal, pola inti dan pola akhir. Dewi
1999. Proses garap awal Tari Gambang mengungkapkan bahwa tidak ada
Semarang ini bermula dari penelitian pembagian pola tertentu diaganggap
Dhanang Respati Puguh tahun 1999 semua bagian tari adalah satu kesatuan
mengenai penataan kesenian Gambang yang utuh.
Semarang yang dimana Dewi Indah Elemen pertunjukan menurut
terlibat sebagai tim dari penelitian Maryono (2015:52-71) meliputi tema,
Penataan Kesenian Gambang Semarang. gerak, rias dan busana, iringan, tata
Tari Gambang Semarang ini adalah teknik pentas dan pelaku. Tema dari Tari
tarian yang sudah ditata sedemikian rupa Gambang Semarang adalah pergaulan
dan diangkat dari gerak tubuh Nyonya dan kegembiraan. Sesuai dengan ragam-
Sam dan Heny yang dahulunya terkenal ragam gerak yang hadir dalam tarian,
erotis hingga menimbulkan kecemasan Tari Gambang Semarang ini cocok
apabila gerakan tersebut tidak dikontrol. digunakan sebagai tari hiburan,
Heny sendiri merupakan generasi Penggambaran kegembiraan dapat dilihat
penerus dari Nyonya Ong Sam Nio atau dari ekspresi penari serta lirik pada
dikenal dengan panggilan Nyonya Sam iringan Tari Gambang Semarang sebagai
yang dahulunya hanya sebagai penikmat berikut:
kemudian menjadi penerus. Melalui
penelitian tersebut ditatalah sebuah gerak “…sambil menyanyi, jongkok berdiri
tari yang indah namun tidak kaki melintang
meninggalkan gerakan khas dari Heny Aduh, sungguh jenaka waktu mereka
yaitu ragam gerak ngeyek, ngondhek, genjot tari berdendang
kemudian ditambahan ragam gerak Bersuka ria, gelak tertawa semua
tangan linggar oleh Dewi Indah serta orang karena
tidak menimbulkan kesan keerotisan. Hati tertarik, grak grik si tukang
Ragam gerak tangan nglinggar yaitu ujung kendhang
ibu jari dan jari telunjuk disatukan Empat penari membikin hati
membentuk lingkaran, kemudian ketiga menjadi senang
jari yaitu jari tengah, jari manis dan jari Aduh, itulah dia malam gembira,
kelingking dibuka keluar dengan posisi gambang semarang…”
renggang. Linggar berasal dari kata
“lingkaran” dan “tiga”. Dewi Bentuk garap Tari Gambang
mengartikan linggar sebagai bentuk Semarang dengan tema pergaulan dan
pengendalian emosi diri manusia. Makna kegembiraan ini juga diangkat dari nilai
pengendalian emosi tersebut diambil dari sosial masyarakat Kota Semarang yang
beberapa pentas Gambang Semarang senang bercanda, berkumpul dan grapyak.
pada zaman dahulu yang apabila tidak Atmosfer atau susasana kegembiraan
ditata, mampu menimbulkan efek negatif tarian dapat tangkap dan dirasakan oleh
bagi penikmatnya. Tari Gambang penonton.
Semarang memiliki makna berupa Tari Gambang Semarang memiliki
pengendalian diri emosi manusia. ciri khas ragam gerak berupa ngondhek,
ngeyek dan genjot serta tidak lupa pula
Estetika Tari Gambang Semarang ragam gerak linggar yang menjadi
Bentuk perbedaan dengan tarian Semarangan
Djelantik (1999: 21) menyebutkan lainnya. Ngondhek adalah gerak putaran ke
bahwa bentuk adalah sebuah kumpulan kanan dan ke kiri yang memiliki lintasan
titik yang apabila dikumpulkan akan menyerupai angka delapan. Ngeyek adalah
tercipta sebuah pola, begitu pula tari yang gerakan pinggul ke kanan dan ke kiri
tersusun dari berbagai macam gerak. secara patah-patah. Genjot yaitu gerakan
Bentuk tari meliputi pola dan elemen tubuh yang memegas ke atas dan ssecara
pertunjukan. Pola pertunjukan dalam tari bersamaan menggerakkan pinggul ke
memiliki beberapa istilah, seperti Maju kanan dan ke kiri. Kemudian ragam gerak
beksan, beksan dan mundur beksan. tangan linggar yaitu ujung ibu jari dan jari
Adapula yang menggunakan istilah pola telunjuk disatukan membentuk lingkaran,

202
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

kemudian ketiga jari yaitu jari tengah, jari khas dari identitas Kota Semarang. Alat
manis dan jari kelingking dibuka keluar musik yang digunakan yaitu kendhang,
dengan posisi renggang. Ragam gerak boning, gambang kontra bass, gambang
lainnya yaitu menthang asta ngayuh lampah, melodi, kecrek, demung, saron, peking, gong
ukel geol, sikap, lampah menthang nimbang kempul, dizi, gu zheng, yangqin, erhu dan
asta, nimbang asta, sangga nampa ngayuh chong hu. Perpaduan alat musik Cina dan
lampah, ngendhap, gertak, lampah ngayuh Jawa adalah bentuk nyata daanya
nimbang asta, ngombak, lampah ngriyak akultrasi dari kedua budaya yang ada di
ngawe asta, linggar berputar dan heniing. Kota Semarang. Alat musik gamelan
Menurut penilaian mengenai aspek gerak Jawa yang digunakan menggunakan
yang ditinjau dari segi ruang, tenaga dan rancakan kijingan dan bunga ceplok sebagai
waktu Tari Gambang Semarang memiliki simbol untuk mengingatkan manusia
keindahan dari gerak yang dinamis, mengenai kehidupan selanjutnya. Nada
namun tidak menghilangkan kesan kenes yang digunakan pada iringan adalah nada
serta sigrak yang dapat dilihat permainan diatonis.
tempo iringan yang digunakan. Tata teknik pentas yang digunakan
Tata rias yang digunakan pada meliputi tata panggung, tata suara dan
Tari Gambang Senarang meliputi tata rias tata cahaya pada Tari Gambang
wajah, yang meggunakan rias formal Semarang idealnya menggunakan
dengan menciptakan kesan cantik, panggung berbentuk proscenium yang
anggun, segar dan menawan. Kesan cukup luas dan menampung adanya
tersebut muncul dari pemilihan warna penari serta pemusik dalam pertunjukan.
eyeshadow yang cerah sehingga mampu Penataan cahaya menggunakan lampu
membuat mata penari terlihat gembira, general serta tata suara berupa pengeras
pemilihan blush on yang merona serta suara. Mengingat bahwa pertunjukan
pemilihan warna lipstik merah yang Kesenian Gambang Semarang adalah
mampu membuat penonton tertarik pertunjukan kerakyatan, maka cenderung
menikmati Tari Gambang Semarang. berbaur dengan masyarakat.
Tata rias rambut Tari Gambang Semarang Pelaku Tari Gambang Semarang
menggunakan sanggul yang berbentuk terdiri dari penari dan pemusik. Tari
menyerupai tumpeng segitiga dan sanggul Gambang Semarang, ditarikan oleh empat
kadhal menek yang dihiasi dengan manik- penari perempuan yang memiliki postur
manik berwarna emas, aksesories berupa tubuh yang sama, tidak terlalu mencolok
ronce melati, sirkam, minthi dan tusuk cina. baik tinggi maupun berat badan dan
Dari berbagai pendukung tata rias rambut berusia 19-22 tahun. Kemampuan penari
maka nilai keindahan tata rias rambut harus seimbang untuk mencapai titik
Tari Gambang Semarang merupakan keharmonisan, baik wiraga, wirama, wirasa
gambaran keadaan geografis serta nilai dan wirupa. Pemusik Gambang Semarang
filosofis yang dianut oleh masyarakat berusia berkisar 20 hingga 80 tahun. Nilai
Semarang dan saling terkait antar keindahan penari dan pemusik terlihat
unsurnya. Tata rias busana yang saat melakukan pertunjukan Gambang
digunakan yaitu berupa kebaya encim, Semarang.
jarik bermotif burung merak dan pohon
bambu dengan hiasan manik-manik, slepe Isi
dan tothok, sampur serta aksesoris Djelantik (1999:59)
giwang¸kalung. Penggunaan jarik bermotif mengungkapkan bahwa isi atau makna
burung merak dan pohon bambu memiliki sebuah karya dapat ditangkap langsung
makna sebagai permohonan do’a dan oleh pengamatnya melalui beberapa aspek
keagungan diantaranya, ide, suasana, pesan. Isi yang
Iringan Tari Gambang Semarang terkandung dalam Tari Gambang
merupakan penggabungan dua iringan Semarang meliputi ide, suasana dan
Gado-gado Semarang dan Empat penar. pesan. Ide penciptaan tari berawal dari
Penggabungan dua iringan penelitian yang dilakukan oleh Dhanang
dilatarbelakangi bahwa kedua lagu untuk menata kembali kesenian Gambang
tersebut sudah menjadi legenda dan ciri Semarang dan menciptakan karya tari

203
Vina Dwi Tristiani / Jurnal Seni Tari 8 (2) (2019)

yang mencerminkan budaya serta komunitas ini menampilkan kesenian


masyarakat Semarang. Suasana Gambang Semarang yang terdiri dari
pertunjukan Tari Gambang Semarang lawak, musik dan tari. Tari Gambang
adalah suasana kegembiraan, semangat Semarang tergolong dalam jenis tari
serta energik mengingat bahwa salah satu noncerita memiliki ragam gerak dasar
fungsi dari kesenian Gambang Semarang ngeyek, ngondhek, genjot dan linggar.
adalah sebagai hiburan. Pesan yang Perpaduan unsur Cina dan Jawa
ditemukan oleh peneliti adalah mencerminkan keanekaragaman seni
pengendalian emosi dalam hidup. budaya yang hadir di Kota Semarang dan
Walaupun tidak bersumber dari cerita direfleksikan melalui setiap elemen
legenda Semarang namun, memiliki pesan pertunjukan. Tari Gambang Semarang
yang disampaikan melalui goyang pinggul karya Dewi Indah tidak memiliki pola
yang khas sebagai bentuk gambaran pertunjukan khusus, karena hanya
gelombang laut yang menghiasi garis merupakan gambaran kehidupan aktivitas
pantai Kota Semarang seperti emosi masyarakat Semarang yang hidup
manusia yang naik dan turun, maka harus harmonis, memiliki karakter terbuka,
mampu menimbang, mengontrol setiap mudah bergaul. Elemen pertunjukan tari
keputusan bagian gerak menunjukkan bahwa goyang
pinggul dan pantat adalah gerak
menujukkan bahwa goyang pinggul dan
pantat adalah gerak penonjolan yang khas
serta mampu menimbulkan kesan kenes,
tidak berlebihan dalam bergerak sesuai
dengan karakter masyarakat yang biasa-
biasa saja. Permainan tempo, aksen gerak
yang patah-patah kemudian halus yang
Foto 1. Pementasan Tari Gambang Semarang kerap berubah diciptakan agar tidak
(Sumber: Tim Dokumentasi GSAC, 28 September terkesan monoton, membosankan.
2019)
Penampilan DAFTAR PUSTAKA
Aspek penampilan karya seni Bahari, N. (2008). Kritik Seni Wacana,
menurut Djelantik meliputi bakat, Apresiasi dan Kreasi.
keterampilan dan sarana. Bakat pencipta Yogyakarta: Pustaka Pelajar
tari Gambang Semarang, Dewi Indah Djelantik. (1999). Estetika Sebuah
didapatkan dari genetik dan pelatihan Pengantar. Bandung: PT.
kepenarian yang dilakukan jauh sebelum Kiblat Buku Utama
menciptakan Tari Gambang Semarang, https://doi,org./10.15294/jst.v8j.30632
sedangkan bakat kepenarian penari Maryono. (2015). Analisa Tari. Surakarta:
didapatkan dari latihan rutin yang ISI Press
dilakukan sebagai persiapan pentas. Puguh, R. (2000). Pentaan Kesenian
Aspek keterampilan dari penari dan Gambang Semarang sebagai
pemusik diasah melalui latihan rutin dan Identitas Budaya Semarang.
proses evaluasi setiap latihan dan UNDIP: Dinas Pendidikan
pementasan berakhir, sedangkan sarana Nasional
yang digunakan berupa audio, visual Wida, S. (2017). Manajemen pertunjukan
maupun keduanya. Media audio berupa Kesenian Gambang Semarang
alat musik, sedangkan media visual studi kasus: Komunitas
berupa pengolahan wiraga, wirama, wirasa Gambang Semarang Art
dan wirupa. Company. Skripsi UNNES
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Nilai
Estetika Tari Gambang Semarang pada
Komunitas Gambang Semarang Art
Company menunjukkan bahwa

204

Anda mungkin juga menyukai