Anda di halaman 1dari 12

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN TRADISIONAL KRANGKENG DI DESA

ASEMDOYONG KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG


Nurul Amalia
Bintang Hanggoro Putra
Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Semarang
amel.cute05@yahoo.com
bintanghanggoro@yahoo.co.id

Abstrak

Bentuk dan fungsi kesenian tradisional Krangkeng di Desa Asemdoyong. Kesenian


Krangkeng merupakan kesenian yang terdiri dari banyak unsur akrobatis, yang membuat
kesenian ini lebih menarik dari kesenian lain adalah pada gerakan-gerakannya. Kesenian
Krangkeng memadukan antara gerak tari, olahraga, ilmu bela diri, dan gerak akrobatik
yang dikemas menarik sehingga dapat menarik penonton untuk menyaksikan. Tujuan
penelitian ini adalah: (1) Mengetahui bentuk pertunjukan kesenian Krangkeng di Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, (2) Mengetahui fungsi kesenian
Krangkeng di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti terdiri atas wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertunjukan kesenian
Krangkeng terdidri dari dua babak, yaitu 1). Babak pendahuluan, yang berupa tari-tarian,
2). Babak inti, yang berupa demonstrasi kekebalan tubuh. Fungsi kesenian Krangkeng
antara lain: 1). Sebagai sarana ritual, 2). Sebagai sarana hiburan, 3). Sebagai alat
propaganda keagamaan, dan 4). Sebagai alat penutur kebaikan.

Kata Kunci: Bentuk, Fungsi

_________________________________________________________________

PENDAHULUAN Indonesia terkenal memiliki berbagai


macam bentuk kesenian. Kesenian di
Kebudayaan adalah salah satu Indonesia terdiri dari berbagai
kekayaan yang dimiliki oleh bangsa pertunjukan, diantaranya: seni tari, seni
Indonesia. Banyaknya kebudayaan yang musik, seni rupa, dan seni sastra.
terdapat di Indonesia membuat negara
1
Kesenian adalah suatu kompleks lebih menarik dari kesenian lain adalah
dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- pada gerakan-gerakannya. Kesenian
norma, dan peraturan dimana kompleks Krangkeng memadukan antara gerak
aktivitas dan tindakan berpola dari tari, olahraga, dan akrobatik yang
manusia dalam masyarakat dan dikemas menarik sehingga dapat
biasanya berwujud benda-benda hasil menarik penonton untuk menyaksikan.
manusia (Koentjaraningrat, 2007: 53). Kesenian ini tidak lepas dari unsur
Budaya adalah salah satu hasil magis, yang dapat membuat pemain
perilaku bermakna yang intinya dapat berhasil dalam melakukan gerakan
mengundang nilai tambah bagi akrobatik seperti permainan pelepah
manusia, karena seni selalu dikaitkan duri, permainan golok, penyiraman air
dengan keindahan atau hal-hal yang raksa, adegan tusuk pipi, dan batu
menarik dan memberi kenikmatan bagi permata ajaib.
manusia. Sebagai sistem budaya Gambaran kesenian tradisional
kesenian ada ide-ide untuk penciptaan, Krangkeng menurut peneliti, kesenian
norma-norma untuk memahami tradisional Krangkeng memiliki bentuk
keindahannya, dan tujuan dari kesenian pertunjukan yang menarik, karena
tersebut (Suharti, 2006: 61). bentuk tersebut terdiri dari unsur magis,
Kesenian rakyat merupakan dan didalamnya terdapat nilai ritual
kesenian tradisional yang dalam peralatan yang digunakan,
keberadaannya bersifat turun-temurun. diantaranya menggunakan dupa sebagai
Sifat turun-temurun inilah yang tanda sebagai persembahan pada
mengakibatkan kesenian tradisional sesuatu yang ghaib, pelepah duri, golok,
mengalami perubahan dan dan air raksa sebagai permainan, keris
perkembangan sesuai dengan sebagai adegan tusuk pipi, dan batu
perubahan-perubahan yang terjadi permata ajaib yang dapat keluar dari
dalam masyarakat. Seni budaya dalam buah kelapa yang masih utuh.
merupakan suatu keahlian Kesenian Krangkeng selain dilihat
mengekspresikan ide-ide dan pemikiran dari bentuk pertunjukan, juga memiliki
estetika, termasuk mewujudkan fungsi utama yaitu sebagai propaganda
kemampuan serta imajinasi pandangan keagamaan, dimana lirik lagu yang
akan benda, suasana, atau karya yang terdapat dalam kesenian Krangkeng
mampu menimbulkan rasa indah berisi shalawat yang dapat
sehingga menciptakan peradaban yang menyebarkan agama islam kepada
lebih maju (Harry Sulastianto 2001:64) orang yang mendengarkannya.
Salah satu contoh kesenian yang Kesenian tradisional Krangkeng
masih hidup di Indonesia adalah berkaitan erat dengan masyarakat baik
kesenian Krangkeng. Krangkeng pelaku kesenian Krangkeng maupun
merupakan kesenian rakyat di Desa penonton pertunjukan Krangkeng. Bagi
Asemdoyong, Kecamatan Taman, pelaku, Krangkeng selain sebagai
Kabupaten Pemalang. Desa kesenian juga dapat sebagai mata
Asemdoyong merupakan salah satu pencaharian tambahan. Penonton
Kelurahan yang terdapat di Kecamatan menganggap pertunjukan kesenian
Taman. Desa ini terletak paling utara Krangkeng merupakan salah satu
dari Kecamatan Taman atau Desa yang hiburan.
berbatasan dengan Pantai Utara Laut Berbagai gambaran tentang
Jawa. deskripsi yang diuraikan, peneliti
Kesenian Krangkeng merupakan tertarik untuk melakukan penelitian
kesenian yang terdiri dari banyak unsur tentang kesenian tradisional Krangkeng.
akrobatis, yang membuat kesenian ini Penelitian ini difokuskan pada bentuk
2
penyajian dan fungsi kesenian tata hubungan didalam kesatuan
Krangkeng yang terdapat di Desa keseluruhan. Struktur mengacu pada
Asemdoyong Kecamatan Taman tata hubungan diantara bagian-bagian
Kabupaten Pemalang. Hal tersebut dari sebuah keutuhan keseluruhan.
dikarenakan kesenian Krangkeng S. Langer (dalam Jazuli 1994:57)
merupakan kesenian khas Desa bahwa bagi seorang penonton atau
Asemdoyongyang terdapat di wilayah pengamat, bentuk adalah apa yang
Kabupaten Pemalang yang sampai saat sungguh-sungguh disajikan. Bentuk
ini masih ada namun sedikit demi yang dimaksud adalah suatu
sedikit terus berkurang eksistensinya, perwujudan yang dapat diamati dan
maka peneliti ingin mengulas kembali dirasakan, materi tersebut mewujudkan
kesenian Krangkeng agar dapat terus bentuk tersebut adalah berupa gerak
dilestarikan. atau bunyi, atau lebih tegasnya berupa
Rumusan masalah dalam penelitian musik dan tari.
ini yaitu: (1) Bagaimana bentuk Kamus Besar Bahasa Indonesia
pertunjukan kesenian Krangkeng di (2007:1227) menyebutkan bahwa
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman pertunjukan mempunyai arti sesuatu
Kabupaten Pemalang?, (2) Bagaimana yang dipertunjukan, tontonan, atau
fungsi kesenian Krangkeng di Desa pameran. Menurut Anwar (2001: 558)
Asemdoyong Kecamatan Taman pertunjukan adalah segala sesuatu yang
Kabupaten Pemalang? dipertunjukan, dipertontonkan dan
Tujuan penelitian ini adalah: (1) dipamerkan kepada orang lain.
Mengetahui bentuk pertunjukan Pertunjukan suatu seni merupakan salah
kesenian Krangkeng di Desa satu santapan estetis manusia yang
Asemdoyong Kecamatan Taman selalu senantiasa membutuhkan
Kabupaten Pemalang, (2) Mengetahui keindahan agar dapat dinikmati
fungsi kesenian Krangkeng di Desa penonton.
Asemdoyong Kecamatan Taman Bentuk pertunjukan tari, dapat
Kabupaten Pemalang. diartikan sebagai wujud rangkaian
gerak yang disajikan dari awal sampai
Kesenian tradisional menurut Jazuli akhir pertunjukan dan mengandung
(2008: 71) adalah kesenian yang lahir, unsur-unsur nilai keindahan. Bentuk
tumbuh, berkembang dalam suatu penyajian pertunjukan tari terdiri dari
masyarakat yang kemudian diturunkan elemen-elemen pelaku, gerak, iringan,
atau diwariskan secara terus menerus rias, busana, tata panggung,
dari generasi ke generasi. penyusunan acara dan sebagainya.
Pengertian seni pertunjukan menurut Menurut Jazuli (2008: 13) ada 6
Bastomi (1992:42) adalah seni yang unsur pelengkap sajian tari antara
disajikan dengan penampilan peragaan, lain: 1). Iringan (Musik), a.
maksudnya seni itu akan dapat dihayati Hubungan musik dan tari
selama berlangsungnya proses ungkap Musik dan tari merupakan pasangan
oleh pelakunya. yang tidak dapat dipisahkan satu
Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan yang lainnya. Keduanya berasal
(2007: 135) menyebutkan bahwa dari sumber yang sama, yaitu dorongan
bentuk mempunyai arti sebagai wujud atau naluri ritmis. Keberadaan musik
atau rupa. Bentuk juga dapat diartikan didalam tari mempunyai tiga aspek
sebagai wujud yang ditampilkan dasar yang erat kaitannya dengan tubuh
(tampak). Pengertian bentuk secara dan kepribadian manusia, yaitu melodi,
abstrak adalah struktur, sedangkan ritme, dan dramatik, b. Fungsi musik
struktur itu sendiri adalah seperangkat
3
Fungsi musik dalam pertunjukan tari edisi ketiga adalah kegunaan suatu hal.
dapat dikelompokkan menjadi tiga, Menurut Sedyawati (2002: 29), fungsi
yaitu: Sebagai Pengiring Tari, Sebagai seni pertunjukan terkait dengan fungsi-
Pemberi Suasana Tari, Sebagai fungsi religius, peneguhan integrasi
illustrasi atau pengantar tari. 2). Tema, sosial, edukatif dan hiburan. Menurut
Tema adalah pokok pikiran, gagasan Soedarsono (2002: 123) seni
utama atau ide dasar. Setiap karya seni pertunjukan memiliki tujuan: (1) seni
selalu mengandung observasi dasar sebagai sarana ritual; (2) seni sebagai
tentang kehidupan, baik berupa hiburan pribadi: dan (3) seni sebagai
aktivitas manusia, binatang, maupun presentasi estetis.
keadaan alam lingkungan. Unsur karya Harsojo (1967: 260) mengemukakan
seni seperti tema merupakan hal yang bahwa kesenian merupakan faktor
paling sulit ditemukan karena berakar esensial untuk berintegrasi dan
dari penyajian hal-hal yang khusus berkreatifitas sosial maupun individual.
dalam karya tersebut. 3). Tata Busana Kebudayaan masyarakat pedesaan yang
dan Kostum, Fungsi kebutuhan tari pertanian juga masih tradisional, fungsi
adalah untuk mendukung tema atau isi sosial kesenian sangat penting.
tari, dan untuk memperjelas peran- Kesenian memegang peranan penting
peran dalam suatu sajian tari. Busana dalam upacara-upacara dan banyak
tari yang baik bukan hanya sekedar orang-orang yang ikut turut serta
untuk menutup tubuh semata, didalamnya.
melainkan juga harus dapat mendukung
desain ruang pada saat penari sedang METODE
menari. 4). Tata Rias, Fungsi tata rias Penelitian Seni Krangkeng di desa
adalah mengubah karakter pribadi Asemdoyong Kecamatan Taman
menjadi karakter tokoh yang sedang Kabupaten Pemalang ini menggunakan
dibawakan, untuk memperkuat pendekatan deskriptif kualitatif, artinya
ekspresi, dan untuk menambah daya permasalahan yang dibahas dalam
tarik penampilan. 5). Tempat atau penelitian tidak menggunakan angka-
Pentas, Suatu pertunjukan selalu angka, dan penelitian bertujuan untuk
memerlukan tempat atau ruangan guna menggambarkan atau menguraikan
menyelenggarakan pertunjukan itu tentang keadaan, dalam hal ini
sendiri. Beberapa bentuk tempat Kesenian Krangkeng. Bogdan dan
pertunjukan yang berkembang di Tylor (dalam Moleong, 2006: 5)
Indonesia antara lain: lapangan terbuka menyatakan bahwa penelitian Kualitatif
atau arena terbuka, di pendapa, dan adalah penelitian yang diarahkan pada
pemanggungan (staging). 6). Tata deskriptif perilaku dan orang-orang
Lampu/Cahaya, Sarana dan prasarana yang diamati.
yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari Penelitian kualitatif melalui
adalah bila gedung pertunjukan telah beberapa tahap, tahap pertama adalah
dilengkapi dengan peralatan yang deskripsi, kemudian tahap reduksi dan
menunjang penyelenggaraan terakhir adalah tahap seleksi.
pertunjukan, khususnya tata lampu Pendekatan kualitatif mengutamakan
(lighting) dan tata suara (sound system). kualitas dan oleh karena itu teknik
Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pengumpulan datanya banyak
pelengkap sajian tari berfungsi menggunakan wawancara yang
membantu kesuksesan pergelaran. berkesinambungan dan observasi
Fungsi Kesenian langsung (Rusyadi, 1996:180).
Arti kata fungsi menurut Kamus Alasan menggunakan metode
Besar Bahasa Indonesia (2005: 322) penelitian kualitatif adalah data
4
penelitian yang dibahas tidak berkenaan Penelitian ini menggunakan metode
dengan angka-angka tetapi berupa kata- pengumpulan data melalui beberapa cara
kata, gambar, lebih mementingkan atau teknik. Berikut ini adalah metode-
proses daripada hasil, sehingga metode yang digunakan untuk mendapat
penelitian secara mendalam melalui data yang baik dan valid, yaitu:
informasi merupakan hal penting ntuk mengetahui pendapat maupun
(Moleong, 2011:8). tanggapan masyarakat tentang adanya
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa kesenian Krangkeng, untuk mengetahui
Asemdoyong Kecamatan Taman bentuk pertunjukan kesenian
Kabupaten Pemalang, dan di Dinas Krangkeng dan juga fungsi yang
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten terdapat pada kesenian Krangkeng ini.
Pemalang merupakan daerah yang Berikut ini hasil wawancara yang
terdapat kesenian Krangkeng yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap (1)
diteliti. Bapak Sapardi sebagai Kepala Dinas
ini adalah bentuk pertunjukan dan Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
fungsi kesenian tradisional Krangkeng Pemalang mendapatkan informasi
di desa Asemdoyong Kecamatan mengenai eksistensi kesenian
Taman Kabupaten Pemalang, yang Krangkeng di Kabupaten Pemalang.
mencakup beberapa aspek, antara lain: Upaya yang dilakukan dari Dinas
a. Bentuk Pertunjukan (meliputi: Tema, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Gerak, Iringan, Tata Rias, Tata Busana, Pemalang terhadap kesenian Krangkeng.
Tempat, Alat/Properti, Pelaku, dan (2) Bapak Darussalam sebagai Kepala
Penonton). b. Fungsi Kesenian Desa Asemdoyong Kecamatan Taman
(meliputi: Sarana Ritual, Sarana Kabupaten Pemalang, mendapatkan
Hiburan, Propaganda Keagamaan, dan informasi mengenai monografi Desa
Penutur Kebaikan). Asemdoyong, mayoritas agama yang
Pada penelitian ini penulis dipeluk, mata pencaharian yang
memperoleh sumber data dari tempat dikerjakan masyarakat Desa
yang dijadikan sebagai objek Asemdoyong, jumlah penduduk, peta,
penelitian.Tempat tersebut adalah Desa dan gambaran umum Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman Asemdoyong. (3) Riyanto & Anita Sari
Kabupaten Pemalang. Sumber data yang sebagai pemain dan pemusik kesenian
diperoleh sebagai bahan analisis data Krangkeng, mendapatkan informasi
dikelompokkan sebagai berikut: a. Data mengenai bagaimana proses latihan dan
primer, yaitu data yang didapatkan tingkat kesulitan yang dihadapi. (4)
secara langsung dari orang orang yang Bapak Sudaryo selaku pimpinan
menjadi informan yang mengetahui kesenian Krangkeng, mendapatkan
pokok permasalahan atau objek informasi mengenai asal usul kesenian
penelitian ini. Informan dalam penelitian Krangkeng, pendiri kesenian
ini adalah para pelaku pertunjukan Krangkeng, sejarah kesenian
kesenian Krangkeng, Dinas Pariwisata Krangkeng, tujuan dan fungsi kesenian
dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Krangkeng, bentuk pertunjukan
dan Kepala Desa Asemdoyong beserta kesenian Krangkeng, uraian gerak,
pembantunya. b. Data sekunder, yaitu jumlah anggota (yang meliputi pemain
data yang diperoleh secara tidak dan pemusik), fungsi tarian pada
langsung dari sumber utama. Data kesenian Krangkeng, alat musik yang
sekunder diperoleh dari instansi terkait, digunakan dan jumlahnya, tata
buku, jurnal, majalah ilmiah, monografi, cara/ritual yang dilakukan dalam
dan lain-lain. kesenian Krangkeng, syarat yang harus
dilakukan dalam kesenian Krangkeng,
5
tema pertunjukan, iringan yang data dalam penelitian yang berjudul
dibawakan, tata rias dan busana, tempat “Bentuk Pertunjukan dan Fungsi
pertunjukan, dan alat/properti yang Kesenian Krangkeng Di Desa
digunakan dalam kesenian Krangkeng. Asemdoyong Kecamatan Taman
Hal-hal yang diamati langsung Kabupaten Pemalang” dimulai dengan
mengenai: melakukan observasi di Kantor Dinas
Keadaan lingkungan dan kondisi fisik Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
lokasi penelitian, yaitu Desa Pemalang, kemudian peneliti melakukan
Asemdoyong Kecamatan Taman wawancara dengan (1) Bapak Sapardi
Kabupaten Pemalang. sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan
1. Tempat pertunjukan kesenian Kebudayaan Kabupaten Pemalang.
Krangkeng Selanjutnya peneliti melakukan
Proses, yang meliputi: observasi di Kantor Kelurahan
Berkunjung ke kantor Dinas Pariwisata Asemdoyong Kecamatan Taman
dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang. Kabupaten Pemalang, dan melakukan
Berkunjung ke kantor Kelurahan wawancara pada (2) Bapak Darussalam
Asemdoyong Kecamatan Taman selaku Kepala Desa Asemdoyong
Kabupaten Pemalang. Kecamatan Taman Kabupaten
Berkunjung ke tempat narasumber Pemalang. Kemudian peneliti
kesenian Krangkeng yang terletak di melakukan observasi di tempat pelatihan
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman kesenian Krangkeng dan melakukan
Kabupaten Pemalang. wawancara pada (3) Bapak Sudaryo
Metode dokumentasi ini digunakan selaku pimpinan kesenian Krangkeng;
untuk mencari data tentang pelaksanaan (4) Riyanto selaku pemain musik pada
pertunjukan kesenian Krangkeng di kesenian krangkeng; (5) Anita Sari
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman selaku pemain dan penari pada kesenian
Kabupaten Pemalang. Peneliti Krangkeng. Setelah melakukan metode
mendapatkan gambar atau foto berupa: observasi dan wawancara peneliti
Peta Desa Asemdoyong, bentuk melakukan dokumentasi untuk
pertunjukan kesenian Krangkeng (yang mengumpulkan data berupa foto dan
meliputi gerak tari, permainan video yang mendukung dalam penelitian
akrobatis, dan bentuk yang lainnya), ini. Pengumpulan data yang telah
tata rias dan busana, properti/alat yang diperoleh peneliti selanjutnya akan
digunakan, alat musik yang terdapat dianalisis. Analisis data meliputi reduksi
pada kesenian Krangkeng. data, penyajian data, dan penarikan
Dokumentasi juga dilakukan untuk kesimpulan/verifikasi. Berkut penjelasan
mengetahui data tentang faktor tahap-tahap pada analisis data:
pendorong dan penghambat Data yang diperoleh peneliti dari
berkembangnya kesenian. Hal ini lapangan mengenai Bentuk Pertunjukan
dilakukan dengan cara mencari buku, Dan Fungsi Kesenian Krangkeng Di
catatan, maupun dokumentasi berupa Desa Asemdoyong Kecamatan Taman
gambar yang berkaitan dengan kesenian Kabupaten Pemalang, meliputi
Krangkeng yang ada di Desa monografi dan gambaran umum tentang
Asemdoyong Kecamatan Taman Desa Asemdoyong, asal usul kesenian
Kabupaten Pemalang. Jenis dokumentasi Krangkeng, pendiri kesenian
dalam pementasan kesenian Krangkeng, Krangkeng, sejarah kesenian
peneliti mengambil gambar sebagai Krangkeng, tujuan dan fungsi kesenian
momentum yang akan dijadikan objek Krangkeng, bentuk pertunjukan
dalam penelitian seperti pengambilan kesenian Krangkeng, uraian gerak,
gambar saat pementasan. Proses analisis jumlah anggota (yang meliputi pemain
6
dan pemusik), fungsi tarian pada yang bersifat naratif, kemudian peneliti
kesenian Krangkeng, alat musik yang menarik kesimpulan sesuai dengan
digunakan dan jumlahnya, tata landasan teori yang digunakan dengan
cara/ritual yang dilakukan dalam kenyataan yang ditemukan dilapangan.
kesenian Krangkeng, syarat yang harus
dilakukan dalam kesenian Krangkeng, HASIL PENELITIAN
tema pertunjukan, iringan yang
dibawakan, tata rias dan busana, tempat Asal-Usul Kesenian Krangkeng
pertunjukan, dan alat/properti yang Kesenian Krangkeng terbentuk pada
digunakan dalam kesenian Krangkeng. tahun 1987. Pendiri kesenian Krangkeng
Keseluruhan data tersebut diperoleh adalah Bapak Sudaryo. Bapak Sudaryo
peneliti dengan teknik observasi, lahir pada tanggal 17 April 1957.
wawancara, dan dokumentasi Berbekal oleh ilmu kanuragan yang
selanjutnya dikumpulkan, kemudian diperoleh dari kakeknya, Bapak Sudaryo
dipilih dan diteliti, sehingga dapat mendirikan kesenian Krangkeng. Bapak
diarahkan dan ditarik kesimpulan dan Sudaryo sudah diajarkan ilmu-ilmu
verifikasi. kebatinan oleh kakeknya yang bernama
Data-data yang telah ditajamkan Salban sejak berumur 5 tahun. Awalnya
dan dikelompokan oleh peneliti yang Bapak Sudaryo mendirikan kesenian
berhubungan dengan bentuk pertunjukan Krangkeng karena melihat perjuangan
dan fungsi kesenian Krangkeng, para pahlawan melawan penjajah pada
selanjutnya di sajikan dalam teks naratif jaman dahulu. Bapak Sudaryo belajar
dilengkapi bagan atau tabel yang ilmu bela diri dan ilmu kebatinan dan
merupakan penyederhanaan dari kemudian mengemas hal tersebut dalam
informasi yang jumlahnya banyak dalam sebuah kesenian yang bernama
kesatuan bentuk yang lebih sederhana. Krangkeng. Tidak ada keterangan
Peneliti melakukan penarikan mengenai asal usul nama Krangkeng itu
kesimpulan dan verifikasi mengenai sendiri.
bentuk pertunjukan dan fungsi kesenian Tujuan mencipta kesenian
Krangkeng berupa asal usul kesenian Krangkeng adalah melatih pencak silat
Krangkeng, pendiri kesenian yang diisi kekebalan tubuh, namun
Krangkeng, sejarah kesenian dikemas dalam bentuk kesenian agar
Krangkeng, tujuan dan fungsi kesenian lebih menarik, selain itu juga untuk
Krangkeng, bentuk pertunjukan menyiarkan agama Islam. Penyiaran
kesenian Krangkeng, uraian gerak, agama Islam ditandai dengan
jumlah anggota (yang meliputi pemain menggunakan musik yang bernafaskan
dan pemusik), fungsi tarian pada Islam, yaitu genjring, bedug, serta
kesenian Krangkeng, alat musik yang menggunakan lagu-lagu sholawat.
digunakan dan jumlahnya, tata
cara/ritual yang dilakukan dalam Bentuk Pertunjukan Kesenian
kesenian Krangkeng, syarat yang harus Krangkeng
dilakukan dalam kesenian Krangkeng, Babak Pendahuluan,
tema pertunjukan, iringan yang Babak ini merupakan babak yang isinya
dibawakan, tata rias dan busana, tempat berupa gerak-gerak tari dan nyanyian
pertunjukan, dan alat/properti yang serta diiringi musik yang terdiri dari
digunakan dalam kesenian Krangkeng. genjring dan bedug. Gerak tari pada
Setelah melakukan reduksi data atau kesenian Krangkeng lebih condong pada
memfokuskan hal-hal yang terkait gerakan-gerakan silat, karena untuk
dengan penyajian data dan seluruh data mengajarkan ilmu bela diri kepada
yang diperoleh disajikan secara teks wanita, namun dalam kesenian
7
Krangkeng ini gerakan-gerakan silat ben bisa ngenyani/nganake” (minta
lebih diperhalus dan dikemas menjadi kepada Gusti Allah roh siapa yang bisa
gerak tari. dimintai bantuan agar bisa
Jumlah penari Krangkeng ada 12 melaksanakan sesuai kehendak kita)
penari, perkembangan sekarang yaitu Setelah prosesi selesai dilanjutkan
mulai tahun 2005 hingga sekarang, pertunjukan: permainan pelepah duri,
jumlah penari tidak harus 12, ada yang permainan golok, penyiraman air raksa,
4, 6, 8, dan 10 penari (sesuai kebutuhan) tusuk pipi, dan batu permata ajaib.
yang terpenting jumlah penari selalu Permainan-permainan itu akan diuraikan
genap, agar jumlah kanan dan kiri pada lebih lanjut sebagai berikut:
formasi tarian seimbang. 1. Permainan Pelepah Duri, Seseorang
Setelah tarian selesai, penari diisi dengan telanjang baju membawa
dengan kekuatan ghaib yang pelepah daun salak yang penuh duri,
diperintahkan oleh pawang, kemudian mematahkan batang pelepah duri dengan
penari melakukan gerakan-gerakan tangannya, setelah semua patah
sesuai perintah pawang. Gerak-gerak kemudian duri tersebut ditiduri. Tidak
tersebut diambil dari gerak-gerak yang cukup sampai disitu saja, beberapa
lucu untuk daya tarik penonton, gerak orang membebani orang yang sedang
tersebut antara lain: gerakan orang tidur di atas pelepah duri. Setelah orang
mencari kutu, gerakan orang menumbuk yang membebani puas dan lelah, mereka
padi, gerakan orang sholat, gerakan baru berhenti.
orang menggaruk-garuk badan. 2. Permainan Golok, Permainan ini
Gerakan-gerakan yang dilakukan dilakukan oleh seorang laki-laki sama
tanpa kesadaran itu, pawang dapat dengan permainan sebelumnya. Serang
mengembalikan kesadaran penari pemain tidak memakai baju, kemudian
dengan cara menempelkan ikat kepala mengambil golok yang terlebih dahulu
atau sorban ke muka penari, kemudian golok itu dicoba ketajamannya dengan
penari akan kembali sadar seperti berbagai cara, antara lain untuk
semula. Penggunaan ikat kepala atau memotong pelepah duri, membelah
sorban bukan sembarang ikat, tetapi kelapa. Golok itu digoreskan ditangan,
merupakan ikat yang sudah diisi dilengan, diperut, dipunggung dan
kekuatan ghaib atau kekuatan yang tidak sebagainya. Hampir sekujur tubuh golok
kasat mata. itu digoreskan, namun tidak sedikitpun
Babak Inti, terluka dan tidak ada sedikitpun darah
Sebelum babak inti dimulai terlebih yang menetes atau keluar dari tubuh
dahulu dilakukan acara membakar dupa. pemain.
Tujuan membakar dupa untuk 3. Penyiraman Air Raksa, Pada adegan
memanggil qodam atau roh halus, misal ini juga diperagakan oleh seorang laki-
roh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, laki. Secara ilmiah, kulit atau tubuh kita
Syech Abdul Khodir Jaelani dan lain- apabila terkena tetesan air raksa saja
lain. Pemanggilan roh halus dengan bisa melepuh/terbakar, tetapi tidak
tujuan untuk membantu permainan seni terjadi demikian pada pemain
Krangkeng dan dapat selamat sampai Krangkeng.
permainan babak inti selesai. 4. Tusuk Pipi, Adegan ini
Penggunaan sarana sesaji dupa atau menggambarkan orang yang ditusuk
kemenyan dan kembang juga pipinya dengan sebuah jarum besar.
mempunyai makna. Menurut Bapak Jarum ditusukkan pada pipi kanan dan
Sudaryo maknanya yaitu: “Nyuwun menembus ke pipi kiri. Tanpa darah
kalian Gusti Allah, roh sinten sing setetes pun keluar dari pipi pemain yang
disambat supados saget sakarepe aku
8
ditusuk jarum, juga tanpa luka/lubang ini dikarenakan kesenian Krangkeng
bekas tusukan jarum. selain merupakan bentuk kesenian
5. Batu Permata Ajaib, Seorang pemain perjuangan melawan penjajah, juga
berjalan dari belakang dengan membawa kesenian yang dianggap sebagai alat
sebuah kelapa menuju pusat panggung. untuk syiar agama Islam, karena pada
Kelapa dikupas menggunakan mulut dan jaman dahulu belum banyak orang yang
gigi dengan cekatan hingga terlihat memeluk agama Islam. Kesenian
batok/tempurung kelapa. Secara tersebut juga digunakan untuk
mengejutkan kelapa dibenturkan ke menyebarkan agama Islam dalam alat
kepala pemain hingga pecah batok musik dan lirik lagu yang terdapat pada
kelapanya. Kemudian dari batok kelapa kesenian Krangkeng. Alat musik yang
yang sudah terbelah dua itu, dikeluarkan terdiri dari 4 genjring dan 1 bedug
sesuatu benda satu persatu. Ternyata menurut Bapak Sudaryo melambangkan
benda yang dikeluarkan dari dalam ”sedulur papat limo pancer” yang
tempurung kelapa itu berupa batu artinya yaitu lima kesempurnaan, seperti
permata. Batu permata itu diperlihatkan agama Islam yaitu agama yang
dan ditawarkan kepada penonton, disempurnakan.
barangkali ada penonton yang berminat Tata Rias, Tata rias yang dipergunakan
membeli. Uang hasil menjual batu dalam kesenian Krangkeng di
permata itu nantinya akan digunakan Asemdoyong menggunakan tata rias
sebagai uang tambahan bagi organisasi korektif karena tidak adanya penonjolan
seni Krangkeng di Asemdoyong. karakter, sehingga tidak perlu mengubah
Unsur-Unsur Pertunjukan Kesenian karakter pribadi dari penari. Pembagian
Krangkeng tugas dalam organisasi seni Krangkeng
Sesuatu pertunjukan apapun bentuknya juga tidak ada petugas khusus yang
akan berhasil dengan sempurna apabila menangani tata rias. Tata rias dilakukan
terdapat unsur-unsur didalam bentuk oleh masing-masing penari, bagi yang
pertunjukan kesenian Krangkeng, tidak mampu, penari lain akan
diantaranya: membantu merias.
Tema, yaitu ide pokok yang mendasari Pemain akrobat dan pengiring tidak
sebuah karya. Tema yang ada pada menggunakan tata rias. Pemain akrobat
kesenian Krangkeng ini adalah tidak boleh menggunakan tata rias,
keprajuritan. Karena kesenian dikarenakan mereka akan melakukan
Krangkeng ini berdasarkan pada adegan-adegan yang membahayakan.
perjuangan prajurit dalam melawan Menurut Bapak Sudaryo, apabila
penjajah. mereka menggunakan tata rias maka
Gerak, yaitu media baku dalam dunia doa-doa dan ritual yang pemain lakukan
tari. Gerak dalam tari merupakan untuk permainan akrobatis tidak akan
ungkapan yang ingin disampaikan berhasil, sehingga memberikan dampak
penari kepada penikmat atau penonton. yang besar yaitu pertunjukan tidak akan
Gerak-gerak yang dilakukan oleh penari berjalan dengan lancar
kesenian Krangkeng melibatkan gerak Tata Busana, Tata Busana dalam
tangan, kaki, kepala dan pinggul. Gerak kesenian Krangkeng dibagi menjadi dua
dalam kesenian Krangkeng merupakan kelompo, yaitu kelompok penari,
gerakan-gerakan silat yang diperhalus. menggunakan busana yang selalu
Sikap dasar dalam menari adalah berdiri berwarna merah putih. Hal ini
dengan badan tegak. menggambarkan warna bendera bangsa
Iringan musik, kesenian Krangkeng Indonesia yaitu merah putih. Warna
menurut Bapak Sudaryo menggunakan busana itu bermakna kecintaan warga
alat musik yang bernafaskan Islam. Hal Asemdoyong terhadap tanah air
9
Indonesia (jiwa patriotisme warga malam maupun siang dan durasi
Asemdoyong). pementasan menyesuaikan. Durasi
Kelompok pengiring dan pemain pementasan yang begitu lama, diisi
akrobat menggunakan busana yang beberapa bentuk ragam atraksi yang
berwarna serba hitam, tetapi tetap tidak dipertontonkan. Alat yang dipersiapkan
meninggalkan warna merah putih. pun begitu banyak serta beragam
Warna merah putih pada busana diantaranya : (1) pelepah berduri, (2) air
kelompok pengiring dan pemain raksa, (3) kelapa, (4) anglo tempat bara
akrobatik ada pada lengan, yang api, (5) kipas, (6) perlak/tikar. Persiapan
berbentuk strip. Warna busana serba yang tidak kalah pentingnya untuk
hitam menggambarkan warna mewujudkan pentas yang sukses tidak
tanah/kotor. Mengandung makna para lepas dengan beberapa sesaji serta
orang tua sudah banyak kesalahan/dosa, peralatan magis yang ada untuk
atau orang tua itu hampir masuk dalam keperluan ritual, properti yang
liang kubur atau tanah, maka kita harus digunakan dalam sarana ritual antara
selalu berbuat kebaikan di jalan Allah. lain: (1) kembang atau bunga tujuh rupa,
Tata busana untuk pemain akrobatik (2) dupa atau kemenyan, (3) air putih.
ditambah dengan ikat kepala. Menurut Kesemuanya itu merupakan properti
narasumber, ikat kepala ini bukan atau alat bantu/pendukung pementasan.
sembarang ikat kepala, melainkan ikat Pelaku, Pemain kesenian Krangkeng
kepala yang sudah diisi, sehingga dalam terdiri dari 32 orang yaitu terdiri dari:
melakukan atraksi-atraksi akrobatik Pemimpin 1 orang, Pelatih 1 orang,
dapat berjalan seperti yang kita Pemain ilmu kanuragan 5 orang, Penari
harapkan. 12 orang, Pemain musik 5 orang, dan
Tempat Pertunjukan/Panggung Pemain atraksi 8 orang. Pelaku atau
Pementasan seni Krangkeng Desa pemain yang berjumlah 32 orang itu
Asemdoyong, sering sekali menandakan atau menggambarkan
mempergunakan bentuk panggung jumlah hari dalam satu minggu ada 7,
arena. Menurut Sudaryo, selaku Ketua jumlah bulan dalam satu tahun ada 12,
Organisasi Seni Krangkeng, dalam jumlah weton jawa ada 5, jumlah tahun
penataan panggung tidak begitu dalam satu windu ada 8.
diperhatikan, para pemain dibebaskan Penonton, Pertunjukan kesenian
untuk menyesuaikan dengan panggung Krangkeng yang diselenggarakan dalam
atau tempat yang ada. Tempat iringan rangka resepsi hajatan, penonton terdiri
serta pengiring seni Krangkeng berada dari anggota masyarakat baik yang
di tengah bagian belakang panggung terkait dengan acara maupun hanya
arena. sekedar menonton saja. Mereka yang
Properti atau Alat Bantu yang terkait dengan acara pada umumnya
Digunakan adalah kerabat dan tamu undangan. Para
Pementasan seni Krangkeng di penonton yang terkait dengan acara
Asemdoyong apabila dipentaskan biasanya diberi tempat duduk khusus,
seluruh atraksi, bisa mencapai waktu 6 sementara yang tidak terkait dengan
jam. Dahulu pada saat kesenian acara menyaksikan pertunjukan dengan
Krangkeng ini baru pertama kali berdiri secara bebas.
dibentuk yaitu tahun 1987 hingga tahun Fungsi Kesenian Krangkeng
2000 pementasan dilaksanakan mulai Fungsi yang terkandung dalam
pukul 21.00 sampai pukul 03.00. Setelah kesenian Krangkeng Desa Asemdoyong
adanya perkembangan zaman, yaitu Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
tahun 2001 hingga sekarang, kesenian meliputi :
ini bisa ditampilkan kapan saja baik
10
Kesenian Krangkeng sebagai sarana adalah untuk mengajak orang-orang
ritual untuk memeluk agama Islam, karena
Kesenian Krangkeng sebagai sarana pada jaman dahulu sekitar tahun 1950
ritual karena dalam pementasan hingga sekitar 1980 Desa Asemdoyong
melakukan doa-doa dan memanggil roh- masih sedikit yang memeluk agama
roh untuk membantu jalannya Islam. Wujud penyebaranya ada pada
pementasan dan agar dapat mengisi ilmu lirik lagu yang dibawakan dalam
kanuragan pemain-pemain. kesenian Krangkeng.
Fungsi kesenian Krangkeng sebagai Diharapkan penikmat kesenian
sarana ritual karena setiap pementasan, Krangkeng ini akan hafal dengan lirik
sebelum babak inti dimulai, terlebih lagu pada kesenian Krangkeng yang
dahulu dilakukan acara membakar dupa berupa shalawat, dan dapat tertarik
dan melakukan doa-doa pemanggilan dengan agama Islam sesuai dengan yang
arwah. Tidak disebutkan doa-doa disini terkandung dalam isi shalawat yang
karena bersifat pribadi dan tidak untuk merupakan media dakwah dan syiar
dipublikasikan. agama Islam.
Kesenian Krangkeng sebagai sarana Syair-syair lagu sholawat yang
hiburan dibawakan senantiasa mengajak
Bagi para pemain kesenian manusia untuk mendapatkan
Krangkeng berfungsi sebagai media keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
untuk mengekspresikan diri melalui Tidak sedikit dapat kita jumpai dalam
atraksi atau gerakan-gerakan. Atraksi doa-doa yang diucapkan/dipanjatkan
tersebut merupakan keahlian para selalu menggunakan ayat-ayat dalam Al-
pemain masing-masing yang memiliki Qur’an.
bakat sendiri-sendiri. Gerak atau atraksi 1. Kesenian Krangkeng sebagai alat
tersebut tidak dapat diwakilkan oleh penutur kebaikan
orang lain/ pemain lain. Kesenian krangkeng selain lirik lagu
Kesenian Krangkeng merupakan berisi sholawat, pada babak inti juga
ekspresi pemain untuk menunjukkan terdapat lirik yang berisi pantun. Pantun
segala keahliannya. Bagi penanggap pada kesenian krangkeng ini memiliki
berfungsi sebagai media hiburan yang berbagai macam lirik, lirik yang dibuat
dimanfaatkan untuk memeriahkan acara bisa berbagai macam sesuai dengan
dan menghibur para tamu, dan bagi permintaan penikmat atau sesuai dengan
penonton pun berfungsi sebagai hiburan. keadaan saat pentas, yang terpenting
Kesenian krangkeng terdiri dari adalah lirik pantun tersebut berisi
empat unsur, yaitu gerak tari, vocal/lagu, tentang ajakan kebaikan.
musik iringan, dan gerak akrobatis. Lirik kesenian krangkeng yang berisi
Keempat unsur tersebut masing-masing pantun, dapat mengajak penikmat untuk
memiliki fungsi yang sama yaitu dapat berbuat kebaikan, seperti pada syair
menghibur penikmatnya, jadi apabila ”ayo podo nguri-uri Negara Indonesia
unsur-unsur tersebut digabungkan ben podo ayem tentrem Indonesia tetap
menjadi satu, maka akan menimbulkan jaya” yang artinya mengajak para
nilai yang lebih bagi para penikmat. penikmat untuk menjaga Negara
Kesenian Krangkeng sebagai alat Indonesia agar warganya bisa tentram
propaganda keagamaan sejahtera serta Negara Indonesia bisa
Kesenian Krangkeng dibentuk pada tetap jaya.
jaman penjajahan, dimana pada masa itu Lirik-lirik pada kesenian krangkeng
agama Islam belum sepenuhnya ada. memiliki fungsi untuk mengajak
Pendiri kesenian Krangkeng mendirikan penikmatnya agar senantiasa berada
kesenian tersebut salah satu tujuannya pada kebaikan, itu membuat kesenian
11
krangkeng banyak diminati oleh merupakan media dakwah dan syiar
penontonnya, karena selain sebagai agama Islam. 4). Alat penutur kebaikan,
sarana hiburan kesenian krangkeng juga karena selain lirik lagu dalam kesenian
mengandung nilai-nilai kebaikan pada krangkeng yang berupa shalawat, juga
lirik lagu yang terdapat didalamnya. berupa pantun yang dapat mengajak
penikmat untuk berbuat kebaikan,

Kesimpulan
Dilihat dari bentuk penyajian, seni DAFTAR PUSTAKA
Krangkeng dibagi menjadi dua babak,
yaitu: babak pendahuluan yang berisi Bahasa, Pusat. 2007. Kamus Besar
tari-tarian, dan babak inti yang berisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
permainan-permainan seperti permainan Pustaka Utama
pelepah duri, permainan golok, Bahasa, Pusat. 2007. Kamus Besar
penyiraman air raksa, adegan tusuk pipi, Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
dan batu permata ajaib. Kesenian Pustaka Utama
Krangkeng terdiri dari empat unsur, Bastomi, Suwaji, 1992. Wawasan Seni.
meliputi: gerak tari, vocal/lagu, musik Semarang: IKIP Semarang Press.
iringan, dan gerak akrobatis. Keempat Harsojo. 1967. Pengantar Antropologi.
unsur kesenian Krangkeng merupakan Bandung: Bineka Cipta
hal yang penting, saling berbuhubungan, Jazuli, Muhammad. 1994. Telaah
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan Teoritis Tari. Semarang: IKIP
yang lainnya. Semarang Press.
Ditinjau dari fungsi, kesenian Jazuli, Muhammad. 2008. Pendidikan
Krangkeng memiliki fungsi antara lain Seni Budaya Suplemen Pembelajaran
sebagai (1) Sarana ritual, karena pemain Seni Tari. Semarang: Universitas
harus melakukan puasa guna Negeri Semarang Press.
mendekatkan diri dengan Allah SWT, Koentjaraningrat. 2007. Kebudayaan
dan pada setiap pementasan, terlebih Jawa. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia
dahulu dilakukan acara membakar dupa Pustaka Utama
dan melakukan doa-doa untuk Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi
memanggil roh halus untuk membantu Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
permainan kesenian Krangkeng, Remaja Rosdakarya.
sehingga selamat sampai permainan Moeleong, Lexy J. 2011. Metodologi
selesai. 2). Sarana hiburan, karena Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
kesenian krangkeng merupakan ekspresi Bandung: PT Remaja Rosdakarya
pemain untuk menunjukkan segala Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan
keahliannya. Bagi penanggap berfungsi Indonesia Di Era Globalisasi.
sebagai media hiburan yang Jogjakarta: UGM Press
dimanfaatkan untuk memeriahkan acara Pengembangan, Badan & Pembinaan
dan menghibur para tamu, dan bagi Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa
penonton pun berfungsi sebagai hiburan. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
3). Alat propaganda keagamaan, karena Sedyawati, Edi. 1980. Pertumbuhan
lirik lagu pada kesenian krangkeng Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar
berupa shalawat yang senantiasa Harapan.
mengajak manusia untuk mendapatkan Soedarsono. 2002. Penuntun Belajar
keselamatan hidup di dunia dan akhirat, Notasi Leban. Jakarta: Direktorat
sehingga penonton dapat tertarik dengan Pembina Ditjen Kebudayaan
agama Islam sesuai dengan yang Departemen P&K
terkandung dalam isi shalawat yang
12

Anda mungkin juga menyukai