Anda di halaman 1dari 20

BENTUK PERTUNJUKAN DAN NILAI KARAKTER KESENIAN PENCAK DI

SANGGAR KARYA MUDA KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER

Retno Ayu Mayangsari


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sendratasik , Fakultas Bahasa dan Seni , Universitas Negeri
Surabaya , retno.17020134009@mhs.unesa.ac.id

Dra. Retnayu Prasetyanti Sekti, M. Si.


Dosen Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya,
retnayusekti@unesa.ac.id

Abstrak

Kesenian Pencak merupakan bentuk seni pertunjukan yang bermula dari pengembangan pola gerak Pencak
Silat yang diiringi musik. Iringan musik yang menyatu dengan gerak memberikan kesan unik dan estetis.
Hadirnya Kesenian Pencak sebagai bentuk seni pertunjukan diperkuat dengan elemen seni pertunjukan
yang saling interaksi. Bentuk pertunjukan pada Kesenian Pencak meliputi: struktur pertunjukan, gerak, tata
rias busana, tata pentas cahaya, iringan musik, serta properti. Kesenian Pencak dinilai mampu menjadi
media pendidikan dalam pembentukan karakter baik pada diri seseorang. Seperti di Sanggar Pencak Karya
Muda, ketika belajar menjadi seniman Pencak, tidak hanya memahami jurus bela diri, juga memahami
sikap dalam pengetahuan moral, perasaan moral dan perbuatan moral dalam membentuk karakter baik.
Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Mengapa Kesenian Pencak di
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember disebut sebagai bentuk pertunjukan?, 2). Bagaimana bentuk
pertunjukan Kesenian Pencak di Sanggar Karya Muda Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember?, dan 3).
Nilai karakter apa saja yang terkandung dalam Kesenian Pencak di Sanggar Karya Muda Kecamatan
Gumukmas Kabupaten Jember?. Tujuan penelitian menjelaskan, Kesenian Pencak sebagai bentuk seni
pertunjukan, mendeskripsikan bentuk pertunjukan serta nilai karakter pada Kesenian Pencak di Sanggar
Karya Muda Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan obyek nilai karakter dan bentuk pertunjukan. Sumber data penelitian
menggunakan narasumber Munarto pemilik sanggar, dan Nanangkosin selaku pendekar dan pelatih. Teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan pendokumentasian. Uji keabsahan penelitian
menggunakan teknik triangulasi serta analisis data dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Simpulan penelitian ini menjelaskan, Kesenian Pencak merupakan sebuah bentuk seni
pertunjukan yang memiliki teks / bentuk meliputi: isi dan struktur, serta konteks. Pencak Silat selain dikenal
sebagai ajang bela diri, juga memiliki kaitan erat dengan nilai karakter di dalamnya. Sehingga penelitian
ini selain membahas mengenai bentuk pertunjukan, juga menganalisis nilai karakter yang terkandung dalam
Kesenian Pencak.
Kata Kunci: Bentuk Pertunjukan, Kesenian Pencak, Nilai Karakter
Abstract

Pencak art is a performing art form that originated from the development of the Pencak Silat
movement pattern accompanied by music. Musical accompaniment that blends with motion gives a unique
and aesthetic impression. The presence of Pencak Art as a performing art form is strengthened by elements
of performing arts that interact with each other. Performance forms in Pencak Arts include: performance
structure, motion, make-up, lighting, musical accompaniment, and property. Pencak art is considered
capable of being a medium of education in building good character in a person. As in Sanggar Pencak
Karya Muda, when learning to become a Pencak artist, you do not only understand martial arts styles, but
also understand attitudes in moral knowledge, moral feelings and moral actions in shaping good character.

The problems examined from this study are as follows: 1). Why is Pencak Art in Gumukmas
District, Jember Regency called a form of performance? 2). What is the form of the Pencak Art performance
at Sanggar Karya Muda, Gumukmas District, Jember Regency?, And 3). What character values are
contained in the Pencak Art at Sanggar Karya Muda, Gumukmas District, Jember Regency? The research
objective is to explain, Pencak Art as a performing art form, to describe the form of performance and
character values in the Pencak Art at Sanggar Karya Muda, Gumukmas District, Jember Regency. The
research method used is a qualitative approach with the object of character value research and performance
forms. Sources of research data using resource persons Munarto, the studio owner, and Nanangkosin as a
warrior and trainer. Data collection techniques are in the form of observation, interviews, and
documentation. The research validity test used triangulation techniques and data analysis with data
reduction steps, data presentation, and drawing conclusions.

The conclusion of this research explains that Pencak Art is a form of performing art that has a text
/ form including: content and structure, as well as context. Besides being known as a martial arts arena,
Pencak Silat is also closely related to the character values in it. So that in this study, apart from discussing
the form of the show, the researcher also analyzed the character values contained in Pencak Art.

Keywords: Performance Form, Pencak Art, Character Value


I. PENDAHULUAN istilah Pencak saja. Pada umumnya, Seni
Jember merupakan sebuah kabupaten Pencak Silat di Kabupaten Jember lebih
yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. mengutamakan fungsinya sebagai ajang bela
Wilayah Kabupaten Jember terletak pada diri yang saat pementasannya diiringi dengan
kawasan tapal kuda, yang pada dasarnya musik hanya sebagai iringan dan kurang bisa
termasuk dalam wilayah Pandhalungan. menyatu dengan gerak. Berbeda dengan
Disebut daerah tapal kuda yakni suatu kawasan Kesenian Pencak, selain sebagai ajang bela diri
di Provinsi Jawa Timur yang membentuk yang dikemas dalam bentuk seni pertunjukan,
lekukan mirip ladam atau kasut besi kaki kuda. Kesenian Pencak di Kabupaten Jember
Kabupaten Jember berbatasan dengan memiliki unsur- unsur keindahan dalam setiap
Kabupaten Bondowoso di sebelah utara, geraknya. Hal ini diperkuat dengan teori Ki
Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, Hajar Dewantara pada tulisan (Herawati,
Kabupaten Lumajang di sebelah Barat serta 2011:81) berjudul “Mengenal Tari Klasik
Samudra Hindia di sebelah selatan. Wilayah Yogyakarta” dalam WUNY (Wacana
pandhalungan merupakan wilayah kebudayaan Universitas Negeri Yogyakarta) menegaskan
dimana tedapat perpaduan dua tradisi besar bahwa unsur- unsur keindahan yang terdiri dari
yaitu Jawa dan Madura, hal ini tidak lepas dari wiraga, wirama, dan wirasa akan
fakta bahwa kedua etnis tersebut merupakan menghadirkan nilai estetis pada sebuah bentuk
mayoritas wilayah ini (Sutarto, 2008:55). seni. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
Sebagai kabupaten dengan wilayah peneliti tertarik dengan fenomena Kesenian
Pandhalungan, yaitu percampuran masyarakat Pencak yang menyertakan elemen iringan
serta perpaduan kebudayaan Jawa dan Madura, musik yang menyatu dengan gerak sehingga
Kabupaten Jember dikenal dengan karakter memberikan kesan indah.
masyarakatnya yang memiliki jiwa keberanian Merunut informasi dari (Setiawan,
besar. Karakter masyarakat tersebut terbentuk 2011:403) yang dapat memperkuat dan
salah satunya karena masyarakat Madura menjelaskan keterlibatan seni di dalam Pencak
disebut sebagai pendatang yang selalu berjuang Silat, disampaikan bahwa setelah Indonesia
dengan bekerja keras agar survival. Artinya, merdeka terjadi penambahan fungsi Pencak
jiwa tak kenal putus asa dan menyerah serta Silat dari fungsi utama, menjadi fungsi
mempunyai keberanian yang besar inilah olahraga, kesenian dan hiburan. Berdasarkan
kemudian membentuk karakter masyarakat Koentjaraningrat (2009 : 206), kesenian
Jember dan Pandhalungan pada umumnya. Hal merupakan sesuatu yang hidup sejalan dengan
ini diperkuat pendapat (Zoebazary, 2017:23) mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam
yang menjelaskan bahwa karakter masyarakat sanubari manusia, dan hanya dapat dinilai
Pendalungan memiliki sifat terbuka dan mau dengan ukuran rasa. Dengan demikian, dalam
menerima perbedaan, berani, religius, lugas, memahami kesenian, unsur keindahan sangat
egaliter, temperamental, serta suka bekerja diperlukan dalam memaknai kesenian. Sebagai
keras. Selain itu, jiwa keberanian yang besar salah satu contoh, Pencak Silat yang dihadirkan
dan suka bekerja keras tersebut terefleksikan sebagai hiburan memiliki unsur keindahan dari
dalam perilaku dan aktivitas masyarakatnya. bentuk ketangkasan dalam memainkan senjata
Hal ini seperti tercermin di dalam aktivitas tajam ataupun tangan kosong yang
masyarakat pada komunitas seni beladiri dipertontonkan. Dengan demikian, penjelasan
Pencak Silat yang hampir tersebar diseluruh Setiawan yang diperkuat dengan teori
Kabupaten Jember. Beberapa komunitas seni Koentjaraningrat tersebut, semakin
beladiri Pencak Silat yang tersebar di beberapa menguatkan bahwa Pencak Silat dalam
kecamatan di Kabupaten Jember, terbagi atas perkembangannya telah masuk pada ranah seni
Pencak Silat sebagai cabang olah raga dan pertunjukan. Kehadiran aspek seni pertunjukan
Kesenian Pencak. Di Kabupaten Jember, yang meliputi seniman, produk, penyelengara,
Pencak Silat yang sengaja dipentaskan sebagai dan penonton (penikmat dan pengamat) serta
sarana hiburan rakyat lebih dikenal dengan pengembangan gerak yang selaras dengan
iringan musik, semakin memberikan sebagai latar pengisi situasi saja. Selain itu,
keseimbangan dalam bentuk penyajiannya. keterlibatan elemen masyarakat pendukung
Secara konteks latar belakang budaya senantiasa hadir dan menjadi bagian yang tidak
masyarakatnya, Kesenian Pencak di Kabupaten terpisahkan dalam suatu penyajian pertunjukan
Jember mulanya dimunculkan oleh masyarakat Kesenian Pencak di Kecamatan Gumukmas.
wilayah Madura yang umum dikenal dengan Masyarakat pendukung pada pertunjukan
keberanian saat adu bela diri. Kemudian Kesenian Pencak memiliki peran sebagai
beberapa seniman di Kabupaten Jember yang penonton maupun penyelenggara. Selain
latar belakangnya juga merupakan seorang pelaku, kedua elemen tersebut melengkapi
pendekar, bersama- sama mengalihkan fungsi elemen yang lain, sehingga terbentuk sebuah
utama Pencak Silat menjadi fungsi tontonan seni pertunjukan dan peran penyelenggara
dan hiburan rakyat melalui Kesenian Pencak menjadi utama dalam sebuah pertunjukan.
yang diiringi dengan musik yang membungkus Beberapa penyelenggaraan Kesenian Pencak
atau memberi penekanan teknik dalam gerak biasanya digunakan untuk acara hajatan dan
Pencak Silat. Hal ini dilakukan sebagai upaya tasyakuran. Namun, Kesenian Pencak di
untuk memasyarakatkan Kesenian Pencak bagi Sanggar Karya Muda selain menggelar
masyarakat Jember. Sebagaimana yang telah pertunjukan untuk hajatan dan tasyakuran
diupayakan oleh Sanggar Pencak Karya Muda sering pula menyelenggarakan pertunjukan
yang terletak di Desa Tembokrejo Kecamatan untuk kegiatan arisan dari keluarga komunitas
Gumukmas Kabupaten Jember. Munarto sanggar. Tujuan diselenggarakannya
selaku pimpinan sanggar adalah salah satu pertunjukan Kesenian Pencak di kegiatan
seniman Pencak yang cukup terkenal di arisan, selain untuk acara hiburan juga sebagai
Kabupaten Jember dalam upayanya untuk lebih sarana untuk mendukung kelompok Kesenian
meluaskan Kesenian Pencak sebagai salah satu tersebut dalam mengembangkan eksistensinya.
kesenian khas Kota Jember. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Secara umum, Pencak Silat lebih dikenal Jakob Sumardjo, bahwa seni pertunjukan
sebagai salah satu cabang olah raga pertahanan sebagai salah satu cabang seni yang hadir
diri. Berbeda dengan Kesenian Pencak yang dalam kehidupan manusia merupakan hasil
disebut sebagai salah satu bentuk seni proses kreasi masyarakat yang diungkapkan
pertunjukan karena memiliki alasan untuk melalui sebuah karya yang dipertunjukan.
sengaja disajikan dan dipertunjukkan. Adanya Seniman merupakan seseorang yang
bentuk penyajian berupa struktur pertunjukan, menghasilkan atau menciptakan sebuah karya.
gerak, iringan musik, tata pentas dan cahaya, Maka, berdasarkan pemikiran tersebut dapat
tata busana dan properti, serta kembangan pola disimpulkan bahwa tidak akan ada suatu karya
gerak inilah menjadi alasannya. Pengamatan atau benda seni tanpa seseorang yang
peneliti di Sanggar Pencak Karya Muda, aspek menciptakannya, yaitu seniman (Sumardjo,
seni gerak dan iringan musik memiliki 2000: 135-136).
keterkaitan. Salah satu contohnya, diketahui Keunikan inilah yang mendasari
pada setiap hitungan tari terdiri dari 1 sampai 8 ketertarikan peneliti untuk mengkaji bentuk
hitungan, begitu juga dengan hitungan iringan pertunjukan dan nilai karakter Kesenian
musik pada Kesenian Pencak. Maka Pencak di Kecamatan Gumukmas Kabupaten
pengembangan pola gerak pada Kesenian Jember. Secara teksnya, Kesenian Pencak
Pencak pun disesuaikan dengan hitungan dikembangkan dalam bentuk penyajian yang
tersebut untuk menyesuaikan dengan tempo dilengkapi dengan iringan dari sebagian alat
musik. Dengan demikian, setiap musik gamelan Jawa, sronen (suling khas
pengembangan pola geraknya terlihat menyatu Madura) dan tanjidor yang menjadi ciri khas
dengan iringan musik. Hal ini tidak seperti dalam setiap penekanan, serta lantunan
yang terjadi pada kelompok seni Pencak Silat kidungan sinden. Iringan musik tersebut dapat
lainnya, yaitu antara gerak dan musik seolah membungkus estetika gerak yang terdapat
lepas tidak menyatu, artinya musik hanya
dalam setiap detail ketangkasan adu tangan Muda Kecamatan Gumukmas Kabupaten
ataupun senjata tajam. Jember ini merupakan penelitian kualitatif.
Seni selalu berkaitan dengan nilai, artinya Obyek dalam penelitian ini adalah Kesenian
setiap karya seni memiliki nilai yang melekat, Pencak, dan lokasi penelitian ini bertempat di
baik dari segi estetis maupun fungsionalnya. Sanggar Pencak Karya Muda yang ada di Desa
Segala sesuatu dapat dikatakan bernilai karena Tembokrejo Kecamatan Gumukmas
berguna bagi kehidupan (Sumardjo, 2000: 135- Kabupaten Jember. Pada penelitian ini,
136). Selain sebagai sebuah seni pertunjukan, narasumber yang peneliti pilih yaitu, Munarto
Kesenian Pencak juga berfungsi sebagai media selaku pimpinan sanggar dan Nanangkosin
pendidikan, terutama peranannya dalam selaku pendekar dan pelatih. Adapun informan
pembentukan karakter dalam diri seseorang. dalam penelitian ini diantaranya: Imron selaku
Karakter dan norma merupakan dua hal yang seniman Pencak anak- anak, Haris selaku
saling berkaitan dengan kehidupan, umumnya seniman Pencak dewasa, Giman selaku
pada persoalan moral dalam kemasyarakatan. pengrawit, Darman selaku penyelenggara dan
Pengetahuan moral dalam sebuah karakter baik Layla selaku penonton yang ikut menjadi
yang kurang merata mengakibatkan seseorang bagian dari elemen sebuah seni pertunjukan.
kurang beretika. Artinya, budaya yang Teknik pengumpulan data melalui studi
diajarkan belum menyampaikan beberapa pustaka dan studi lapangan. Studi Pustaka
pengetahuan moral dalam berkarakter yang dengan mempelajari berbagai tulisan terkait
baik. Sehingga, penanaman nilai karakter yang teori Kesenian Pencak, nilai karakter dan
baik dapat dilakukan melalui cara mengubah artikel lain yang hampir sejenis dengan
atau membentuk karakter dan watak seseorang penelitian. Sedangkan studi lapangan
agar menjadi lebih baik dan lebih sopan dalam dilakukan melalui observasi, wawancara dan
tataran etika ataupun estetika serta perilaku dokumentasi yang berupa perekaman.
dalam kehidupan sehari- hari. Observasi atau pengamatan yang dilakukan
Menurut Jakob Sumardjo, bentuk seni peneliti yaitu, pengamatan secara langsung
menjadi bermakna karena memiliki nilai yang proses latihan dan juga penyelenggaraan
dapat menyatu dengan kesatuan bentuk artistik. bentuk pertunjukan Kesenian Pencak oleh
Makna tersebut tidak bisa muncul dengan Sanggar Pencak Karya Muda, atau observasi
sendirinya, melainkan makna harus dicari oleh secara tidak langsung dilakukan dengan
pemilik nilai seni (Sumardjo, 2000: 138). Hal melihat berbagai rekaman audio visual bentuk
ini seolah tercermin pada masyarakat di pertunjukan Kesenian Pencak pada tahun
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember, sebelumnya. Pada tahap observasi, baik
Kesenian Pencak diminati dengan alasan untuk observasi langsung ataupun tidak langsung,
menanamkan nilai karakter baik dalam diri. Di peneliti selalu melakukan pendokumentasian
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember, baik berupa tulisan ataupun rekaman audio
Kesenian Pencak dapat diperankan oleh visual. Melalui hasil rekaman pada saat
berbagai kalangan orang tanpa memandang melakukan analisis data tersebut, maka
usia, mulai dari anak- anak berusia 7 hingga 12 dokumen berupa hasil rekaman tersebut dapat
tahun, remaja berusia 12 hingga 17 tahun, serta diputar kembali dan diamati secara berulang
dewasa atau tetua yang biasanya dijuluki kali.
sebagai pendekar yang memiliki rentang usia Dalam proses penelitian ini, peneliti
17 tahun keatas. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan wawancara jenis wawancara
Kesenian Pencak di Kabupaten Jember dinilai tidak berstruktur dimana peneliti tidak
merakyat dan mengandung esensi tontonan menggunakan pedoman wawancara yang telah
sebagai tuntunan baik bagi para pemain tersusun rapi dan secara sistematis serta
ataupun penonton. dilengkapi dengan pengumpulan data. Hal
II. METODE PENELITIAN tersebut dimaksudkan agar dalam melakukan
Penelitian Bentuk Pertunjukan dan Nilai wawancara, peneliti benar benar merasa bebas
Karakter Kesenian Pencak di Sanggar Karya dan nyaman, sehingga apa yang terpikir oleh
peneliti dan narasumber dapat dilahirkan alami yang sudah dibuat sesuai dengan kebenaran
tanpa merasa ada batasan. ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pendokumentasian yang peneliti dapat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan hasil dari observasi yang peneliti Alasan Kesenian Pencak di Kecamatan
lakukan, yaitu: 1) Foto- foto kegiatan saat Gumukmas Kabupaten Jember disebut
proses latihan, 2) Foto- foto seluruh kegiatan sebagai sebuah bentuk pertunjukan.
selama pertunjukan berlangsung, 3) Foto Secara konteksnya, keseniaan Pencak
narasumber, serta 4) Video pertunjukan memiliki latar belakang dimana kehadirannya
Kesenian Pencak Sanggar Karya Muda. tercipta dan terinspirasi dari cabang olah raga
Uji keabsahan dan kredibilitas data dalam bela diri Pencak Silat. Tujuan utama dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik Pencak Silat sebagai salah satu sistem
triangulasi. Triangulasi digunakan juga oleh pertahanan sekaligus serangan terhadap musuh
peneliti dalam menguji kebenaran data dan yang akan datang. Tentu saja pada zaman
melakukan pengkategorian data. Triangulasi penjajahan Belanda, tujuan tersebut dinilai
yang digunakan dalam penelitian ini adalah, tidak baik bagi penjajah untuk membiarkan
1)Trianggulasi sumber dengan cara melakukan Pencak Silat berkembang pesat begitu saja.
pengecekan beberapa data/ informasi yang Dengan demikian, Belanda menghancurkan
diperoleh dari sumber yang berbeda. Data yang banyak perguruan silat yang memiliki maksud
diperoleh dari hasil wawancara kepada mengerahkan keahliannya untuk menyerang
narasumber di tinjau dengan data yang penjajah. Hal inilah yang membuat para
diperoleh peneliti dalam bentuk dokumen. pendekar menyamarkan tujuan Pencak Silat itu
Setelah melakukan pengecekan data, maka sendiri, yaitu dengan mengarahkan pada unsur
peniliti melakukan pengkategorian data dan seni dan diubah sedemikian rupa sehingga
informasi sehingga dapat memperjelas mirip dengan tarian. Penjelasan tersebut
pengkajian. 2)Triangulasi teknik dilakukan diperkuat pendapat Irvan Setiawan yang
dengan proses wawancara peneliti kepada menjelaskan bahwa adanya aspek seni di dalam
narasumber serta beberapa informan. Setelah Pencak Silat setelah Indonesia merdeka.
memperoleh data dan informasi, kemudian Penambahan fungsi Pencak Silat dari fungsi
peneliti menggunakan teknik dengan utama sebagai salah satu cabang olah raga
mengecek kembali kebenaran data tersebut menjadi fungsi kesenian dan hiburan
dalam melakukan observasi langsung di (Setiawan, 2011:403). Kehadiran aspek seni
lapangan. Artinya, peneliti melakukan pertunjukan yang meliputi seniman, produk,
pengumpulan data terhadap obyek yang sama penyelengara, dan penonton (penikmat dan
namun dengan cara yang berbeda. pengamat) serta pengembangan gerak yang
3)Triangulasi waktu, dilakukan saat peneliti selaras iringan musik, semakin memberikan
melakukan observasi secara bertahap untuk keseimbangan dalam penyajiannya. Hal ini
menguji kebenaran data tentang Kesenian seperti yang dijelaskan oleh Richard Schechner
Pencak di Sangar Karya Muda. Oleh karena dalam bukunya yang berjudul Performance
data yang diperoleh berbeda dari hasil Studies (2002: 346) terjemahan oleh Sunarno
observasi dan wawancara, maka peneliti dkk, bahwa pertunjukan juga dapat dikaji
melakukan observasi dan pengkajian ulang sebagai interaksi diantara empat jenis pemain,
hingga menemukan sebuah data yang benar- yaitu narasumber (koreografer), produser
benar valid. (penyelenggara), pelaku (seniman), partaker
Dalam penelitian ini, teknik analisis data (penonton, juri, masyarakat umum, dll).
lebih difokuskan selama proses di lapangan dan Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peran
pengumpulan data di lapangan. Pendekatan masyarakat sangat penting dalam terbentuknya
analisis di Lapangan akan ditinjau berdasarkan seni pertunjukan. Masyarakat selaku elemen
teori Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, pendukung yang berperan sebagai penonton
2009: 246) yang diantaranya, 1) Reduksi data, dan pengamat, serta penyelenggara menjadi
2)Penyajian data, dan 3) Penarik kesimpulan, komponen terbentuknya sebuah seni
pertunjukan. Pada Kesenian Pencak, elemen Melihat antusias warga yang sangat tinggi
penonton yang tidak lain adalah masyarakat terhadap kesenian tersebut, maka beberapa
juga para anggota dari komunitas Pencak lain, pelaku seni pada saat itu bersama- sama
dan para orang tua seniman Pencak yang mengembangkan Kesenian Pencak tersebut.
sekaligus anggota arisan. Dengan demikian, Diawali menata kembali struktur pertunjukan
adanya hubungan antara elemen masyarakat dengan menambahkan beberapa pertunjukan
penonton, pelaku dan penyelenggara dapat lain, menata kembangan pola gerak, juga
membangun interaksi sosial dalam iringan musik. Penambahan struktur
pertunjukan. Salah satu contoh interaksi sosial pertunjukan yang sebelumnya terdiri dari
adalah sikap apresiasi nyawer. Sikap tersebut adegan Pencak dan adegan Can Macanan
semakin menguatkan bahwa masyarakat juga Kadhuk’, kemudian ditambahkan dengan
bagian dari elemen pendukung sebuah atraksi Burung Garuda, Banteng Madura,
pertunjukan. atraksi Kucingan, Kuda Kencak, dan Lawak.
Seiring perkembangannya, Kesenian Urutan struktur pertunjukan tersebut tidak
Pencak lebih dikenal dengan bentuk seni tarian memiliki keterkaitan antara penampilan
Pencak Silat yang diiringi dengan musik dan sebelumnya karena kesenian ini bukan
dilengkapi kostum tata busana tradisional. termasuk jenis tari dramatik. Rangkaian
Pengembangan unsur gerak yang kemudian struktur ini digunakan hingga sekarang dapat
digarap dan disesuaikan dengan musik bertambah dan berkurang sesuai dengan
membentuk pola gerak yang disebut sebagai permintaan penyelenggara. Walaupun
kembangan, dinilai semakin memperkaya pengembangan pola gerak yang digunakan
unsur seni di dalam Pencak Silat. Dengan sangat beragam, secara keseluruhan pola gerak
demikian, kata Pencak oleh banyak masyarakat dalam kembangan tetap memiliki aspek gerak
di Kabupaten Jember, lebih ditujukan bukan seni tari. Hal ini ditinjau dari unsur- unsur
pada unsur pembelaan diri namun lebih keindahan menurut Ki Hajar Dewantara pada
mengarah pada Kesenian Pencak berupa seni tulisan yang berjudul Mengenal Tari Klasik
kembangan Pencak Silat. Yogyakarta dalam WUNY (Wacana
Kesenian Pencak merupakan salah satu Universitas Negeri Yogyakarta) yang terbagi
bentuk seni pertunjukan yang ada di Kabupaten dalam tiga bagian yaitu wiraga, wirama, dan
Jember, disebut sebagai pertunjukan rakyat wirasa (Herawati, 2011:81).
yang hidup dan berkembang dilingkungan Wiraga (kekayaan gerak)
masyarakat yang keberadaaanya masih Wiraga berhubungan dengan sikap,
dipertahankan hingga sekarang. Menurut variasi gerak atau pengembangan pola gerak
ungkapan Munarto selaku narasumber yang disebut sebagai kembangan. Karena
sekaligus ketua Sanggar Pencak Karya Muda di pengembangannya diambil dari jurus- jurus
Kecamatan Gumukmas, diceritakan bahwa yang sudah ada dari Pencak Silat, maka hingga
Kesenian Pencak ada sejak zaman penjajahan saat ini kembangan dalam Kesenian Pencak
Belanda. Pada masa itu, kesenian ini hanya tidak memiliki ketentuan yang pasti, melainkan
diiringi dengan alat musik sederhana yang tergantung dari variasi pola gerak yang
diantaranya ketipung, kendang, tanjidor, dikembangkan oleh seniman Pencak baik dari
krecek serta rebana yang hanya digunakan individu ataupun kesepakatan suatu kelompok.
untuk mengiringi atraksi pencak dan can Misalkan pada sebuah teknik jurus serangan,
macanan kadhuk yang sengaja dipertunjukkan pada Pencak Silat umumnya pemain langsung
pada saat musim panen tiba. Pementasan yang melayangkan kaki dengan menendang atau
dilakukan sangat sederhana, dilakukan melayangkan tangan dengan mengepal seperti
ditempat terbuka tanpa adanya panggung, akan memberikan sebuah serangan pukul.
menjadikan para pemain lebih merakyat dan Berbeda pada Kesenian Pencak, teknik jurus
membaur dengan penonton (Munarto, serangan tidak langsung dilayangkan kearah
wawancara pada 13 Februari 2021). lawan, melainkan diberi pola gerak tambahan
seperti saat akan melayangkan pukulan tangan,
pemain akan melakukan kembangan dengan Kesenian Pencak merupakan sebuah bentuk
memutar tangan kearah samping kanan dan seni pertunjukan. Hal ini karena Kesenian
kiri, keatas atau bahkan diberi ukel baru Pencak lahir dari pengembangan gerak- gerak
dilanjutkan dengan memukul bagian tubuh dalam Pencak Silat, yang menggiring opini
korban. Begitu juga saat pemain menggunakan masyarakat menilai bahwa Kesenian Pencak
senjata tajam, senjata tajam akan terlebih dulu sama dengan Pencak Silat. Pencak Silat
dikembangkan dengan memainkannya, keatas dikatakan sebagai kegiatan olah raga, tetapi
kesamping atau bahkan dilempar kemudian ketika sudah berkembang menjadi Kesenian
ditangkap kembali sesaat sebelum Pencak, ada aspek mendasar yang
melayangkan serangan pukul kepada lawan. menyebutkan bahwa Kesenian Pencak
Meski pengembangannya mengkiblat pada termasuk sebuah aktivitas seni. Sehingga
unsur gerak tari, tentu saja tetap harus meskipun sama- sama sebuah pertunjukan,
memperhatikan kaidah- kaidah jurus diantara keduanya ada sebuah perbedaan yang
dalam Pencak Silat. Dengan demikian, elemen- jelas mengenai pertunjukan dan seni
elemen dasar tari yang meliputi ruang waktu pertunjukan. Berikut tabel perbedaan yang
dan tenaga dengan kaidah- kaidah jurus dalam dijelaskan melalui elemen sebuah seni
Pencak Silat saling melengkapi. pertunjukan:
Wirama (irama atau musik) Tabel 1. Perbedaan Pencak Silat dan Kesenian
Wirama dapat dikatakan sebagai sebuah Pencak
pembeda antara Kesenian Pencak dan Pencak Elemen Pencak Silat Kesenian
Silat sebagai salah satu cabang olah raga yang Pertunjukan (Olah Raga) Pencak
memiliki pengaruh penting. Dalam artian, Elemen Pelaku Mayoritas Pelaku/ pemain
Kesenian Pencak memiliki sebuah irama yang pelakunya kebanyakan
seorang seorang
dibentuk melaui iringan musik sehingga
pendekar seniman, yang
memberikan kesan menyatu. Sebaliknya yang memang
dengan Pencak Silat yang disebut sebagai memang memahami
cabang olah raga, meski terkadang diberi sudah lihai kesinambungan
iringan musik, tetapi musik hanya terkesan dan antara gerak
sebagai musik latar, sehingga menimbulkan memahami dan musik
kesan seolah berjalan sendiri- sendiri antara kaidah- pengiringnya.
kaidah Meski memiliki
gerak Pencak Silat dengan musik yang penting julukan
mengiringi. dalam pendekar,
Wirasa (penjiwaan gerak) Pencak Silat. namun
Pada Kesenian Pencak, faktor penjiwaan Umumnya, pengetahuannya
menjadi penentu dari masing- masing pemain pelaku belum
dalam setiap detail geraknya. Penjiwaan dalam Pencak Silat semaksimal
tertarik para Pemain
hal ini dapat berarti penguasaan keahlian dari
karena Pencak Silat,
segi arti, makna, dan nilai falsafah yang adanya melainkan lihai
terkandung dalam setiap jurusnya. Dengan sebuah dalam bertarung
demikian pemahaman mengenai unsur-unsur pengakuan saja.
tersebut, seorang seniman Pencak tidak publik bahwa
berperilaku menyimpang dan berperilaku dirinya
sesuai dengan falsafah dari Pencak itu sendiri. disebut
sebagai
Berdasarkan penjelasan mengenai adanya
seorang
berbagai elemen pendukung semakin petarung atau
menguatkan bahwa Kesenian Pencak pesilat lewat
merupakan sebuah bentuk seni pertunjukan komunitas
yang ada di Kabupaten Jember. Namun, atau dalam
beberapa masyarakat luas masih banyak yang kompetisi.
kurang memahami bahwa keberadaan Elemen Instansi yang Masyarakat
Penyelenggara ebih yang memiliki
mengutamak hajatan dan Dalam kegiatan seni, berarti sebuah pertunjukan
an tujuan sekedar drama, tari ataupun konser.
untuk ajang bertujuan untuk Bentuk Pertunjukan Kesenian Pencak di
kompetisi hiburan. Sanggar Karya Muda Kecamatan
unjuk diri,
atau antar Gumukmas Kabupaten Jember
kelompok Bentuk adalah wujud bagaimana
komunitas. pertunjukan berlangsung, ide dan gagasan yang
Elemen Seorang Pengamat dapat ditangkap oleh masyarakat tentang
Penonton olahragawan dalam sebuah pertunjukan yang sedang disaksikannya. Seperti
yang Kesenian yang dipaparkan oleh Soedarso, Sp. bahwa seni
memiliki Pencak adalah dapat berupa ide atau gagasan, pengalaman atau
pemahaman kritikus seni.
tindakan, dan hasil karya manusia atau artefak
tentang Sedangkan
teknik- penonton (Soedarso, 1990:78). Menurut pemaparan teori
teknik adalah orang diatas, secara konteksnya Kesenian Pencak di
Pencak Silat. yang sengaja Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember lahir
Sehingga menonton untuk dari ide/ gagasan para seniman Jember yang juga
elemen mencari hiburan merupakan seorang pendekar dengan
penonton dan kepuasan
mengalihkan fungsi utama menjadi fungsi
dalam batin. Hal ini
Pencak Silat dapat terbukti hiburan dan tontonan.
lebih ketika ada Dalam buku Filsafat Seni yang dituliskan
dikatakan seorang Jakob Sumardjo, bahwa isi atau bentuk seni
seseorang penonton yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk
yang bisa nyawer. menganalisis sejauh mana sebuah karya seni
memberikan Dengan dapat menekankan kedua aspek tersebut. Dalam
penilaian. demikian
menganalisis isi dan bentuk, buku ini
hadirnya
penonton ikut menjelaskan dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan
menguatkan unsur ekstrinsik seni. Unsur intrinsik sendiri
hadirnya merupakan unsur yang bersifat material sebagai
masyarakat pendukung terbentuknya kesatuan wujud karya
sebagai elemen seni dan kesatuan pertunjukan, sedangkan
pertunjukan. ekstrinsik adalah hal tentang isi dan bahan
Pada tabel 1 dijelaskan ada sebuah perbedaan
kemasan seni tersebut. Kedua unsur tersebut
antara Kesenian Pencak dengan Pencak Silat.
tidak dapat dipisahkan karena merupakan unsur
Meskipun sama- sama sebuah pertunjukan,
penting dalam seni (Sumardjo, 2000: 115- 118).
terdapat perbedaan yang mengerucut khususnya
Terkait dengan Kesenian Pencak di Kecamatan
pada elemen pertunjukan yang telah dijelaskan
Gumukmas Kabupaten Jember, teori yang
pada tabel diatas. Pada Pencak Silat, pertunjukan
diungkapkan oleh Jakob Sumardjo menjadi dasar
berarti menampilkan keahlian untuk mencapai
peneliti dalam mengkaji bentuk pertunjukan
standar atau aspek capaian. Sedangkan dalam
secara tekstual yang meliputi unsur intrinsik dan
aspek seni khususnya Kesenian Pencak,
faktor alasan Pencak Silat disebut sebagai sebuah
pertunjukan memiliki artian menampilkan
kesenian secara kontekstual yang meliputi unsur
sebuah karya yang dapat berupa drama, tari
ekstrinsik terbentuknya Kesenian Pencak.
ataupun musik dengan tidak adanya aspek
Struktur Pertunjukan
capaian pada setiap adegannya melainkan tujuan
Struktur pertunjukan merupakan tata
utama sebagai hiburan. Hal ini selaras dengan
urutan sebuah pertunjukan dari awal hingga
pendapat Richard Schechner (2002: 38) yang
akhir. Struktur menurut Djelantik (2004:18)
menyatakan bahwa meski sama- sama sebuah
yakni, susunan yang mengacu pada bagaimana
pertunjukan, olah raga dan kegiatan seni
unsur- unsur dasar masing- masing kesenian
memiliki pemahaman yang berbeda. Dalam
tersusun hingga berwujud. Struktur pertunjukan
dunia bisnis dan olah raga, tampil berarti
dalam Kesenian Pencak tidak memiliki
menyajikan sesuatu untuk melampaui sesuatu.
keterkaitaan satu sama lain, maksudnya dalam Macanan Kadhuk’ harus melakukan latian
rangkaian pertunjukaanya tidak memiliki jalan secara rutin sebelumnya.
cerita. Sehingga disusun sedemikian rupa 4. Atraksi Banteng Madura
menjadi tontonan yang menarik minat serta Adegan Banteng Madura ini,
antusias para penonton. Berikut adalah struktur dimaksudkan untuk menunjukkan suku
pertunjukan dalam Kesenian Pencak di Sanggar Madura yang jadi mayoritas di Kabupaten
Karya Muda: Jember. Menurut Bapak Munarto selaku
1. Koor Pembuka narasumber, adegan Banteng Madura ini
Awal mula Kesenian Pencak dibuka diadopsi dari kesenian masyarakat suku
dengan iringan musik dan vokal sinden yang Madura Karapan Sape’ yang merupakan
bermaksud untuk memberitahukan kepada ajang adu kecepatan lari sapi yang
penonton bahwa pertunjukan telah dimulai. ditunggangi oleh satu orang. Masyarakat
Selain seorang sinden, ada juga vokal laki- Madura menilai karapan sape’ ini digunakan
laki yang disebut sebagai pengudang yang sebagai simbol gengsi seseorang karena dapat
berperan sebagai pemandu sorak sehingga mengukur harkat martabat masyarakat
menimbulkan kesan penegasan dan greget. Madura (Munarto, wawancara pada 21
2. Atraksi Burung Garuda Januari 2021). Namun pada Kesenian
Setelah koor pembuka, dilanjutkan Pencak, menghadirkan hewan sapi dalam
dengan penampilan burung garuda. Burung sebuah pertunjukkan dinilai kurang relevan,
garuda muncul dengan menggunakan kostum sehingga dibuatlah replika barong kepala sapi
replika burung yang bergerak dengan lincah, yang identik dengan tanduk sapi asli
atraktif dan lucu. Adanya tarian Burung dilengkapi dengan kostum berwarna hitam.
Garuda dimaksudkan untuk menunjukkan Pola gerak yang dibentuk juga mengkiblat
identitas kesenian, bahwa Kesenian Pencak hewan sapi yang sedang dipertarungkan pada
ini sebagai kesenian asli Indonesia. Karaban Sape’. Sikap penuh amarah, ganas,
Munculnya Burung Garuda dalam Kesenian buas dan suka menyeruduk menjadi ciri
Pencak ini biasanya disertai dengan suara khasnya. Karena sikap tersebut hampir mirip
petasan yang dinyalakan dibalik pentas. dengan hewan banteng, sehingga seiring
Suara petasan ini sebagai pertanda bahwa perkembangan waktu pertunjukan tersebut
Kesenian Pencak segera dimulai dan juga diistilahkan menjadi Banteng Madura.
sebagai pertanda yang bisa dipahami dari 5. Atraksi Pencak’an
jauh bahwa sedang ada sebuah pertunjukan. Selanjutnya disusul dengan atraksi
3. Atraksi Can Macanan Kadhuk’ Pencak Silat yang umumnya disebut dengan
Pertunjukan selanjutnya adalah atraksi Pencak’ an. Adegan Pencak biasanya dibagi
Can Macanan Kadhuk’. Atraksi Can menjadi beberapa bagian berdasarkan
Macanan Kadhuk’ dimainkan oleh dua orang tingkatan kemampuannya. Diantaranya,
laki- laki dengan melompat kecil dan tinggi adegan tanpa senjata tajam dan tanpa
layaknya seorang macan yang buas dengan pertarungan yang umumnya diperankan oleh
kostum karung goni yang dibuat dengan pemain pencak yang masih anak- anak,
rangkaian bambu replika harimau lengkap adegan pertarungan yang menggunakan
bulu imitasi yang terbuat dari plastik. Gerak berbagai macam senjata tajam dan adegan
dalam Can Macanan Kadhuk’ dibuat lebih pertarungan yang dilakukan oleh para
atraktif sesuai dengan karakter hewan pendekar. Pada adegan Pencak yang
harimau. Dengan demikian, para pemain diperankan oleh anak- anak, lebih
harus memiliki kekompakan dalam menonjolkan pola gerak kembangan tanpa
melakukan gerak di setiap atraksinya, posisi ada pertarungan antar teman. Umumnya,
dan keseimbangan gerak antar dua pemain gerak yang digunakan sama dan kompak, di
yang harus selaras dengan dinamika musik mulai dari memberi salam hormat, pola gerak
pengiringnya. Untuk itu, para pemain Can membuka sebuah pertandingan dengan sikap
pasang, gerakan memancing emosi lawan,
hingga gerakan serangan. Pada masing- Sehingga, alih- alih menggunakan hewan
masing peralihan gerak pada adegan Pencak, kuda asli, melainkan menggunakan kostum
diisyaratkan dengan hentakan kaki pemain. replika kuda yang juga diberi hiasan pada
Dengan demikian selain sebagai sebuah kostumnya yang memberi kesan tetap mirip
penegasan gerak, juga dapat menjadi sebuah dengan Kuda Kencak pada umumnya.
ciri khas. Namun, tak jarang juga pemain 8. Lawak
Pencak yang masih muda melakukan adegan Adegan selanjutnya adalah lawak.
pertarungan. Hal ini dikarenakan, pemain Dalam Kesenian Pencak, adegan ini
dinilai sudah cukup mampu untuk dibawakan oleh seseorang yang disebut
bertanding. Pada adegan inilah yang sebagai pelawak. Pelawak pada dasarnya
memancing penonton untuk melakukan merupakan seseorang yang mampu
interaksi sosial dengan pemain. Melihat memancing tawa penonton dengan humor,
kekaguman pemain, para penonton ikut serta tingkah laku, gerak- gerik lucu atau tata rias
memeriahkan pertunjukan dengan aksi dan busananya yang aneh-aneh (Supriyanto,
nyawer. 2013: 96). Pada Kesenian Pencak, alur cerita
6. Kucingan yang dibawakan tidak panjang. Dengan
Adegan Kucingan dalam Kesenian begitu, meski singkat dan sederhana alur
Pencak ini bersifat menyesuaikan. Artinya, cerita yang dibawakan dapat dipahami oleh
kehadirannya tergantung berdasarkan sisa penonton. Seorang pelawak harus dapat
waktu yang ada. Adegan kucingan sendiri memunculkan hal lucu yang bisa memancing
hampir sama dengan adegan atraksi Can tawa penonton, dapat melalui bahasa verbal
Macanan Kadhuk’ dan Banteng Madura. yang spontan, tata busana, juga bentuk tata
Karena sama- sama memvisualisasikan gerak rias. Selain itu, pelawak juga identik dengan
hewan. Hanya saja, perbedaanya trletak pada sajian parikan atau pantun lucu dan kadang
tata busananya dan hanya dilakukan oleh 1 berisi sindiran yang diiringi dengan gendhing
orang pemain. Di sela- sela pertunjukan, Jula- juli, umumnya disebut dengan ngidung.
adegan kucingan dibuat seolah menakut- Mengingat Kesenian Pencak adalah salah
nakuti penonton dengan tiba- tiba melompat satu budaya Pandhalungan, maka pada
ke arah penonton dan mengejar para umumnya kidungan jula- juli yang sajikan
penonton atau anak- anak kecil yang duduk di oleh pelawak biasanya menggunakan bahasa
dekat pentas. Dengan begitu, pertunjukan Madura.
menjadi meriah dan menarik perhatian. Struktur pertunjukan dalam Kesenian Pencak
7. Kuda Kencak ini memiliki bagian- bagian yang telah diurutkan,
Pada adegan Kuda Kencak ini, hadirnya akan tetapi struktur yang demikian tidak
juga menyesuaikan dengan keinginan dari dipakemkan atau tidak baku. Sehingga dapat
penyelenggara. Karena pada umumnya dalam berubah, bertambah dan berkurang sesuai
acara hajatan khitan, Kuda Kencak bertujuan kebutuhan dan keinginan penyelenggara. Berikut
untuk menunggang anak kecil yang sedang di ini adalah tabel perbedaan struktur pertunjukan
khitan. Selain dari anggota keluarga yang Kesenian Pencak di Sanggar Karya Muda :
memiliki hajat, penonton juga dapat mencoba Tabel 2. Perbedaan Struktur Pertunjukan
menaiki Kuda Kencak dengan menyawer Struktur Struktur
terlebih dahulu pada sang pawang. Bentuk Pertunjukan Inti Pertunjukan
Kuda Kencak dalam Kesenian Pencak ini Tambahan
berupa Kuda yang diberi kostum sangat 1. Koor Pembuka 1. Koor Pembuka
2. Atraksi Can 2. Atraksi Burung
meriah identik dengan warna kuning emas.
Macanan Garuda
Namun saat hadirnya Kuda Kencak dalam Kadhuk’ 3. Atraksi Can
Kesenian Pencak hanya untuk memeriahkan 3. Atraksi Banteng Macanan
arisan bergilir dari anggotanya, Kuda Kencak Madura Kadhuk’
lebih dibuat sesederhana mungkin. Hal ini 4. Atraksi 4. Atraksi Banteng
karena keterbatasan dana yang dikumpulkan. Pencak’an Madura
5. Kucingan
6. Kuda Kencak 5. Atraksi
Pencak’an
6. Kucingan
7. Kuda Kencak
8. Lawak
Pada tabel 2 diatas, dijelaskan bahwa ada
perbedaan antara struktur pertunjukan yang ada Pasang Sikap badan tegak
dalam Kesenian Pencak. Perbedaan tersebut lurus dengan kaki yang
didasari atas permintaan penyelenggara, membuka selebar
menyesuaikan dengan kondisi finansial atau dana bahudan ditekuk,
yang ada. Artinya, struktur pertunjukan dapat tangan disilangkan
berubah, baik bertambah atau berkurang tanpa sejajar dada dengan
jari- jari membuka.
menghilangkan atraksi Pencak yang telah
Tendangan 1. Tendangan samping
menjadi identitas dari Kesenian Pencak. Selain yaitu mengangkat
dari struktur pertunjukan tambahan yang telah kaki untuk
dituliskan pada tabel tersebut, dapat juga menyerang musuh
disisipkan berbagai kesenian dari budaya lain dari arah samping
seperti Tari Jaranan atau campursari. Sehingga dengan kaki
mengarah kearah
dengan demikian, kesenian ini terkesan seperti
samping.
memadukan kesenian lain di dalamnya. 2. Tendangan lurus
Gerak kedepan yaitu
Gerak pada dasarnya merupakan sebuah dengan hentakan
fungsionalisasi dari tubuh manusia, ruang secara telapak kaki yang
umum, waktu sebagai jeda, dan tenaga untuk sejajar
menghayati gerak (Smith, 1985: 16. Gerak secara dengan bahu.
3. Tendangan melingkar
garis besar dibagi menjadi dua, yaitu 1) Gerak
yaitu tendangan
Murni/ Gerak Sehari- hari, merupakan gerak dengan
yang disusun dengan tujuan mendapatkan bentuk mengayunkan kaki
artistik (keindahan) dan tidak memiliki maksud- berputar 90 ̊ seperti
maksud tertentu. Gerak murni merupakan gerak tendangan lurus
wantah yang telah mengalami perubahan ke depan
gerak yang indah. Gerak wantah contohnya Tangkisan 1. Tangkisan Atas:
Gerak Menangkis
mencangkul, berlari, berjalan, dan sebagainya. 2)
dari bawah keatas,
Gerak Maknawi, adalah gerak yang mengandung dari depan posisi
arti atau maksud tertentu yang telah distilisasi, tangan agak siku
contohnya pada ragam gerak ulap- ulap yang guna melindungi
memiliki artian melihat sesuatu yang letaknya muka
jauh serta lumaksana yang memiliki artian 2. Tangkisan Bawah:
berjalan. Berdasarkan pemaparan teori gerak Posisi tangan seperti
huruf X dengan jari-
tersebut, dapat dijadikan acuan untuk
jari yang terbuka dan
mengetahui struktur gerak yag digunakan para posisi kaki terbuka
seniman Pencak. Adapun beberapa ragam gerak selebar bahu.
yang sering digunakan oleh beberapa pemain
atraksi Pencak beserta uraiannya, diantaranya:
Tabel 3. Uraian Ragam Gerak
Nama Ragam Uraian
Kuda- kuda Posisi kaki dibuka
sejajar bahu dengan Teknik Serangan Gerak perpaduan
sedikit ditekuk, badan pukulan dan tendangan
tegak dan posisi tangan untuk menjatuhkan
megepal sejajar dada. lawan
geraknya. Sehingga, sebelum beberapa ragam
gerak diatas ditampilkan, para seniman pencak
sedikit melakukan improvisasi gerak sebagai
gerak penghubung sebelum melayangkan jurus.
Tentu saja, pengembangan gerak tersebut
Teknik Bertahan Gerak menyesuaikan dengan iringan musik untuk
mempertahankan diri menegaskan tiap- tiap aksen gerakannya.
dari pukulan dan Iringan Musik
tendangan dengan Dalam setiap pertunjukan, unsur musik
menangkis lawan memiliki peranan penting sebagai iringan, dan
menjadi elemen yang tidak dapat dipisahkan.
Pada Kesenian Pencak, alat musik yang
Sikutan Siku pada lengan digunakan merupakan kolaborasi budaya
digerakkan, kemudian Madura- Jawa sehingga dinilai tidak
diarahkan kearah lawan
dengan posisi kaki meninggalkan budayanya sendiri. Alat musik
membuka selebar bahu yang digunakan pada Kesenian Pencak
diantaranya berupa ketipung pencak, sronen
(suling madura), tanjidor, kenong telok, kempul
dan gong serta tamborin. Berikut ini adalah
Kembangan Improvisasi gerak urutan Gendhing- gendhing yang ada pada
tangan dengan sedikit Kesenian Pencak sesuai dengan struktur
membuka dan
Pertunjukan:
mengarah keatas
dengan menyusun pola Tabel 4. Judul Iringan
gerak guna untuk Struktur Judul Iringan
mengelabui fokus Pertunjukan
lawan sembari mencari Koor Pembuka Pambuka Karya Muda
celah untuk memukul Atraksi Burung Gending Garapan
dan melayangkan Garuda
tendangan Atraksi Can Gendhing Pamor
Macanan Madure
Kadhuk’
Atraksi Pencak 1.Gendhing Pajeren
2.Gendhing Cimande
3.Gendhing Pamor
Madure
Kucingan Gendhing Pajeren
(Binongan)
Kuda Kencak Gendhing Pajeren
Sempok Posisi kaki seolah (Prempatan Lampu
seperti duduk sila, Mera)
namun kaki kanan Lawak 1.Gendhing Jula- Juli
sedikit dimajukan dan Pada tabel 4. Judul Iringan diatas, telah
diangkat namun tetap
dituliskan judul gendhing/ lagu yang dimainkan
menapak. Tangan
kanan yang di pada Kesenian Pencak berdasarkan struktur
rentangkan kedepan pertunjukan. Pada Kesenian Pencak, gendhing
dengan tangan kiri utama yang menjadi ciri khas ada 3, diantaranya
memegang celurit. gendhing Pajeren, Cimande dan Pamor Madure.
Pada tabel 3. Uraian Ragam Gerak dijelaskan Dengan demikian, gendhing yang dimainkan
mengenai ragam gerak yang ada pada atraksi terkesan monoton karena sama dan berulang.
Pencak. Uraian ragam gerak tersebut bisa Tetapi jika dicermati lagi, ketiga gendhing
dibilang hampir mirip dengan jurus pada Pencak tersebut memiliki taraf tempo yang berbeda, dan
Silat. Hanya saja pada Kesenian Pencak, lebih juga syair sinden yang bervariasi. Perbedaan
mengutamakan keindahan dalam pengembangan
tempo tersebut disesuaikan dengan adegan yang penggunaan hiasan yang mengkilap juga
dilakukan pemain. Misalnya, saat adegan sepatu khusus. Bagian kepala memakai
pertarungan sengit oleh orang dewasa yang topeng yang dibentuk menyerupai kepala
menggunakan senjata tajam, gendhing yang burung lengkap dengan warna dan
digunakan dalah gendhing Pamor Madure. Hal hiasannya. Diberi lubang pada bagian
ini karena gendhing Pamor Madura memiliki bawah paruh, mata dan hidung untuk
wilet kendhang yang lebih cepat dan rumit yang memberi ruang pemain bernafas dan
dapat memberikan efek suasana tegang. melihat. Bagian badan menggunakan
Sebaliknya jika pemain anak- anak tanpa kaos berwarna kuning keemasan yang
menggunakan senjata tajam, gendhing yang disertai dengan hiasan di bagian belakang
digunakan adalah Cimande, yang memiliki ciri mirip seperti ekor burung. Bagian tangan
khas tempo yang stabil dan selaras. Lain halnya dibuat semirip mungkin dengan sayap
pada Gendhing Pajeren, umumnya gendhing burung. Serta bagian kaki menggunakan
pajeren diikuti dengan lantunan syair sinden celana yang dibuat sama dengan warna
yang bervariasi, sehingga lebih sering digunakan baju yang dikenakan oleh pemain agar
untuk atraksi yang santai. serasi.
Tata Rias dan Busana b. Busana Can Macanan Kadhuk’
1. Tata Rias Sesuai dengan namanya, Can
Dalam Kesenian Pencak, karena Macanan Kadhuk’ yang memiliki arti
merupakan sebuah perpaduan beberapa macan karung goni, busana yang
kesenian yang terdiri dari berbagai macam digunakan oleh pemain Can Macanan
atraksi barongan serta atraksi Pencak itu Kadhuk’ dibuat khusus dengan bahan
sendiri. Sehingga, pada umumnya tata rias karung goni yang didominasi warna hitam
yang digunakan pemain digambarkan dengan dan putih. Pada bagian kepala/ topeng
topeng. Topeng sendiri berfungsi menutupi barong berbentuk replika kepala harimau
atau mengganti perwujudan muka dengan rangkaian bambu. Bagian badan
pemakainya menyerupai bentuk aslinya. yang diberi bulu imitasi dibuat semirip
Seperti para pemain atraksi burung garuda, mungkin dengan bulu yang berwarna
atraksi can macanan, atraksi banteng madura hitam dan putih. Sedangkan pada bagian
serta pemain kucingan. Akan tetapi, jika kaki, dibuat celana yang juga diberi
penyelenggara menghendaki adanya adegan hiasan bulu imitasi sehingga terkesan
lawakan, maka pemain lawak biasanya seperti kaki macan. Desain celana
menggunakan riasan untuk memberi tersebut juga memudahkan cara memakai
aksentuasi pada bagian- bagian muka dan geraknya.
tertentu, seperti alis, bibir, mata, pipi dan lain c. Busana Banteng Madura
sebagainya untuk mempertegas karakter Busana Banteng Madura dibuat
wajah saat dipanggung. Umumnya, adegan hampir menyerupai Can Macanan
lawakan hanya dilakukan oleh seorang laki- Kadhuk’, hanya saja pada Banteng
laki, sehingga riasan yang digunakan Madura ini lebih dominan menggunakan
cenderung menggambarkan karakter orang warna hitam sebagai ciri khas hewan
madura pada penegasan kumis, godek banteng. Desain kepala atau barong nya
ataupun merah pipi yang merona agar dibuat semirip mungkin dengan hewan
terkesan kuat, kekar dan kasar. Sedangkan banteng lengkap dengan tanduk asli dari
untuk para pemain pencak, tidak hewan sapi. Bagian badannya dibuat
menggunakan riasan. dengan desain bulu imitasi dari plastik tali
2. Tata Busana rafia yang disobek sehingga mirip
a. Busana Burung Garuda rumbai- rumbai bulu yang menyerupai
Pada konsep tata busana Burung badan banteng.
Garuda memiliki makna di setiap d. Busana Pencak
detailnya. Hal ini tergambarkan dari
Busana yang digunakan oleh pemain “Sengsara Membawa Berkah” diceritakan
Pencak, pada umumnya dibedakan atas seorang preman kampung yang memiliki
tingkatannya. Diantaranya sang pendekar sifat tegas, kasar dan berani. Maka
yang merupakan tetua atau yang paling penataan kostum juga menyesuaikan
dihormati dan ahli, mengenakan busana dengan watak, celana hitam, baju dengan
celana pesak atau celana gombor motif garis merah putih atau putih polos
berwarna hitam, dengan kemeja warna serta membawa clurit. Sebaliknya dengan
hitam serta sabuk dan songkok warna pemain lain yang menggambarkan warga
hitam. Sedangkan pemain Pencak yang biasa, maka lebih menggunakan tata
muda atau masih dalam taraf belajar busana yang sederhana.
mengenakan atasan kaos seragam, celana g. Busana Pengrawit
gombor, serta sarung yang diikatkan pada Penataan busana pengrawit lebih
pinggang, lengkap dengan songkok warna sederhana, hampir mirip pakaian sehari-
hitam. Penggunaan celana gombor oleh hari. Yaitu dengan menggunakan kaos
para pemain Pencak ini bertujuan untuk seragam dan songkok/ udheng yang sama.
memudahkan setiap gerak yang Hal ini karena biasanya pemain pencak
dikeluarkan.Bagian kepala menggunakan juga merangkap sebagai pengrawit.
songkok hitam, adapun udheng/ ikat Terkadang ada yang menggunakan baju
kepala dengan motif batik Madura. berbeda, namun hal tersebut tidak
e. Busana Kuda Kencak mempengaruhi kesatuan iringan
Pada umumya, Kuda Kencak adalah musiknya.
kuda yang diberi aksesoris ditubuhnya h. Busana Sinden
dengan tujuan melakukan berbagai atraksi Karena Kesenian Pencak dianggap
dan terkadang diberi topangan pada sebagai kesenian yang merakyat, maka
tubuhnya agar dapat digunakan untuk kehadiran sinden dalam Kesenian Pencak,
duduk. Pada Kesenian Pencak, tidak sama seperti yang digambarkan
menghadirkan hewan kuda asli pada pagelaran kesenian lainnya.
tergantung dari dana dan keinginan Melainkan, dalam Kesenian Pencak ini
penyelenggara. Maka untuk menyikapi dibuat lebih sederhana, mengarah pada
hal tersebut, Sanggar Karya Muda pakaian sehari- hari yang sopan dan
berinisiatif dengan membuat replika Kuda pantas. Karena dalam Kesenian Pencak
Kencak yang dibuat semirip mungkin ini peran sinden juga tidak terlau
dengan hewan kuda yang sering dominan, maka dari segi tata busana tidak
digunakan pada Kuda Kencak umumya. memiliki ketentuan dan penataan tertentu,
Replika separuh badan kuda dibuat melainkan tergantung dari sinden itu
menggunakan rangka bambu yang sudah sendiri.
disusun, dicat dan dihias. Bagian Tata Cahaya
belakang badan, pemain cukup Cahaya dalam sebuah pertunjukan
menggunakan busana yang berwarna berfungsi untuk alat penerangan tetapi juga
hitam yang sudah dilengkapi dengan ekor sebagai penunjang untuk menciptakan suasana.
dari tali. Kemudian pada bagian kaki, Tata cahaya dalam Kesenian Pencak ini sangat
pemain cukup membawa 2 tongkat yang sederhana dan tidak rumit. Diantaranya lampu
sudah dibentuk mirip kaki kuda. halogen yang digunakan untuk menerangi pada
f. Busana Lawak area pertunjukan dan lampu warna- warni yang
Meskipun kehadirannya tergantung difungsikan untuk sekedar memberi kesan
dari permintaan penyelenggara, Pemain mencolok dari kejauhan. Penataan lampu yang
Lawak memiliki penataan busana sederhana ini tidak mengurangi pencahayaan
tersendiri untuk lebih menonjolkan dalam area pertunjukan, dikarenakan memang
karakter yang dibawakan dalam lakon penataan demikian sengaja difokuskan pada
adegannya. Misalnya pada sebuah lakon pertunjukannya. Tata cahaya yang difokuskan di
area pentas bertujuan agar masyarakat keakraban dan interaksi dalam sebuah
mengetahui bahwa ada sebuah pertunjukan yang pertunjukan.
berlangsung. Properti
Tata Pentas Selain tata busana yang memiliki ciri khas
Pentas merupakan sebuah tempat yang dalam bentuk pertunjukan, adapun properti yang
digunakan untuk mempertunjukkan suatu juga ikut mendukung dalam sebuah pertunjukan.
pameran yang dengan sadar mengisyaratkan Properti yang digunakan memiliki peranan
sebuah nilai pada kesenian (Padmodarmaya, penting dalam mendukung sebuah pementasan di
1988:26). Sedangkan dalam artian pentas sebagai panggung agar menjadi variasi yang
sebuah tempat pertunjukan, merupakan tempat memunculkan ciri khas sehingga tidak terkesan
yang menggunakan manusia sebagai media kosong. Properti merupakan alat kelengkapan
utama untuk menghadirkan pertunjukan. Adapun yang dimainkan, sehingga manjadi bagian dari
berbagai bentuk pentas antara lain: gerak. Properti yang dimaksudkan dalam
1. Bentuk Porcenium Kesenian Pencak adalah senjata tajam. Namun,
Bentuk panggung ini merupakan tempat karena dalam struktur pertunjukan Kesenian
pentas yang memiliki ketinggian. Dengan Pencak juga menghadirkan berbagai kesenian
desain pentas yang menyerupai bingkai, lain, maka berikut ini properti yang biasa
maka penonton hanya dapat melihat digunakan pada keseluruhan pertunjukan
pertunjukan dari satu sisi sudut pandang. Pencak, diantaranya berupa pisau, celurit, can
Selain itu pada bentuk porcenium, hubungan macanan, barong banteng madura, barongan
antara panggung dan penonton diberi batasan kucingan.
dinding dan lubang porcenium. Sehingga, Nilai karakter yang terkandung dalam
penonton dan penyaji tidak dapat saling Kesenian Pencak di Sanggar Karya Muda
berinteraksi. Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember.
2. Bentuk Arena Kesenian Pencak di Kabupaten Jember
Bentuk arena merupakan bentuk pentas yang umum disebut sebagai Pencak merupakan
yang dinilai paling sederhana dengan bentuk salah satu ciri khas kesenian bagi masyarakat
pentas lainnya. Berbeda dengan bentuk suku Madura yang menjadi mayoritas
porcenium, penonton dan penyaji dalam masyarakat di Kabupaten Jember. Dengan jiwa
bentuk arena tidak memiliki batasan, keberanian besar, memiliki keahlian Pencak
sehingga lebih akrab dan saling interaksi. seolah menjadi harga diri bagi sebagian
3. Bentuk Campuran masyarakat di Kabupaten Jember, utamanya
Bentuk pentas campuran merupakan masyarakat suku Madura. Hal ini karena Pencak
perpaduan atau kombinasi dari berabagi dua merupakan sebuah ilmu kewaspadaan diri dari
atau lebih tipe pentas. Dapat dilihat dari khususnya dalam permasalahan martabat dan
tempat penonton dengan panggung yang kehormatan ataupun pelecehan terhadap harga
memiliki jarak cukup jauh tetapi tidak diri ketika menghadapi seseorang yang
memiliki plengkungan atau bingkai seperti berperilaku kurang manusiawi. Dengan
panggung porcenium. Ciri- ciri lain dari demikian, adanya Kesenian Pencak menjadi
bentuk campuran ini umumnya dapat dilihat salah satu kesenian yang dinilai memiliki kaitan
dari tempat penonton yang dibuat bertingkat, erat dengan nilai karakter serta perilaku bermoral
dan tempat keluar masuk penyaji terlihat. yang berguna dalam kehidupan sehari- hari.
Pada Kesenian Pencak, bentuk pentas Menurut penelitian terdahulu yang relevan oleh
yang digunakan adalah bentuk pentas arena, hal Amiroh Al- Makhfudoh yang berjudul
ini karena Kesenian Pencak lahir dari rakyat. “Pendidikan Karakter Anak Melalui Kegiatan
Sehingga penonton dan pemain dapat saling Pencak Silat Pagar Nusa di SD Nahdlatul Ulama
berinteraksi dan tidak memiliki batasan. Seperti Bangil”, menegaskan bahwa moral berkaitan
halnya terjadi adegan menyawer oleh penonton erat dengan karakter baik ketika berhadapan
untuk pemain yang dinilai membangun dengan tantangan kehidupan (Makhfudoh, 2017:
7). Studi kasus tersebut menjelaskan bahwa
kurangnya implementasi nilai karakter pada Pengetahuan Moral
Pencak Silat menyebabkan beberapa Pada tahap pemahaman moral,
permasalahan dalam tindakan moral. Seperti memikirkan hal- hal yang berkaitan dengan salah
yang sering terjadi pada antar komunitas Pencak dan benar sebelum melakukan tindakan adalah
Silat di Kabupaten Jember. Menurut Layla selaku hal yang utama. Permasalahan demikian
informan menilai bahwa menjadi seorang yang memiliki hubungan erat dengan penggunaan akal
ahli bela diri adalah orang yang hanya untuk melihat kapan sebuah situasi
mengandalkan kekuatan dan keberanian tanpa membutuhkan sebuah pertimbangan sebelum
memperhatikan sikap moral dan karakter melakukannya. Mengetahui nilai- nilai moral
(wawancara dengan Layla pada 27 April 2021). sama halnya dengan memahami pentingnya
Hal ini terbukti ketika terjadi tawuran antar tanggung jawab dalam membentuk karakter yang
Komunitas Pencak Silat dan kegiatan membuat baik. Kejujuran, keadilan, toleransi, sopan
onar lainnnya yang membuat banyak masyarakat santun, disiplin diri, belas kasih, kedermawanan
luas memandang negatif Komunitas Pencak Silat dan keberanian menjadi faktor utamanya
yang berdampak juga pada para Seniman Pencak. (Lickona 2013 :77). Hal ini selaras dengan apa
Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa Kesenian yang telah disampaikan Nanangkosin selaku
Pencak dan Pencak Silat memiliki ranah pelatih di Sanggar Karya Muda, bahwa Pencak
perbedaan yang mendasar. Termasuk analisis selain memahami pertahanan diri, juga sebagai
mengenai nilai karakter yang terkandung di sarana untuk membentuk tanggung jawab
dalamnya. Pada Pencak Silat, adanya aspek (wawancara dengan Nanangkosin pada 13
capaian pada setiap jurus yang diajarkan akan Februari 2021). Diperkuat dengan pendapat Heri
berdampak pada psikis pelaku memiliki ambisi Gunawan yang menyatakan bahwa tanggung
yang besar untuk bisa bertarung menjadi yang jawab merupakan bentuk kepedulian terhadap
terbaik. Hadirnya Pencak Silat sebagai sebuah ilmu, sikap dan perbuatan yang menunjukkan
kompetisi akan semakin menguatkan kesetiaan, serta penghargaan tinggi terhadap
kehormatan dan harga diri sebagai individu yang pengetahuan sikap yang salah satunya adalah
terbaik dan tak terkalahkan. Hal inilah salah satu kemampuan berfikir dari berbagai sudut pandang
faktor yang melatarbelakangi terjadinya tawuran (Gunawan, 2017:34). Artinya, seorang seniman
antar komunitas Pencak Silat. Berbeda dengan Pencak harus mampu melihat situasi dari sudut
Kesenian Pencak yang hadirnya sebagai sebuah pandang orang lain, membayangkan bagaimana
seni pertunjukan, maka jurus- jurus yang mereka berfikir, bereaksi, dan merasa serta
diajarkan lebih berdasar pada aspek seni yang mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak.
memiliki keindahan. Salah satu contohnya Tujuan mendasar dari pengambilan perspektif ini
berupa wirasa atau penjiwaan terhadap kepekaan adalah merasakan gambaran dan memahami
nilai- nilai yang ada, termasuk nilai karakter. seseorang dari sudut pandang yang berbeda.
Thomas Lickona, berpendapat bahwa Sehingga dengan demikian, setiap menghadapi
sikap moral dalam berkarakter baik dapat perbedaan yang terjadi akan lebih meminimalisir
dibentuk melalui komponen pengetahuan, terjadinya sebuah permasalahan. Selain
kesadaran atau kemauan serta tindakan, karena penjelasan beberapa nilai- nilai sikap tersebut,
nilai karakter dapat diartikan sebagai suatu unsur utama untuk mendasari semuanya adalah
sistem penanaman moral bagi seseorang dengan belajar memahami diri sendiri. Dengan
(Lickona, 2013: 70). Sehingga, pendidikan demikian, kemampuan memahami diri sendiri
karakter tidak hanya sekedar pengetahuan yang memiliki peran penting untuk mengulas perilaku
baik saja, tetapi juga menciptakan kondisi dan dan megevaluasinya secara kritis. Sehingga
menanamkan seluruh kehidupan sosial menjadi berdasarkan pemaparan tersebut, dapat
lebih baik. Dalam penelitian ini, dijelaskan disimpulkan bahwa dalam pemahaman moral,
bahwa pendidikan karakter berupa pengetahuan, adapun berbagai nilai- nilai karakter baik yang
perasaan dan perbuatan moral dapat diciptakan muncul dan sebagai sebuah warisan moral saat
atau dibangun dalam diri melalui proses menjadi seseorang menjadi seniman Pencak, diantaranya
seniman Pencak. kesadaran moral, mengetahui nilai moral
pengambilan perspektif, penalaran moral, mengacaukan akal serta merusak tatanan
membuat keputusan, memahami diri sendiri. karakter baik. Inilah alasan kontrol diri memiliki
Perasaan Moral peranan yang penting dalam pembentukan
Pada ranah perasaan yang berkaitan karakter. Artinya, dalam setiap gerak maupun
dengan perilaku bermoral, kata hati memiliki sikap, seniman Pencak dituntut untuk selalu
peranan yang cukup penting. Artinya, hati nurani mengontrol emosi. Karena pada dasarnya Pencak
menjadi faktor utama untuk mempertimbangkan merupakan sebuah Kesenian, yang tetap
sebuah tindakan. Seperti yang telah disampaikan mengutamakan unsur keindahan dalam setiap
(Lickona 2013:80) hati nurani memiliki dua sisi, gerak dan bukan tentang sebuah perlawanan atau
sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif kompetisi yang nantinya menghadirkan
menuntun kita untuk melakukan sesuatu yang pemenang ataupun yang kalah. Maka dari itu,
benar, sedangkan emosional menjadikan kita kemampuan mengontrol emosi dan sikap rendah
merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang hati menjadi salah satu poin penting dalam
benar. Berdasarkan penelitian terdahulu yang pembentukan karakter yang baik.
relevan, tulisan Syamsul Hadi dkk yang berjudul Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
“Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah digarisbawahi bahwa dalam Kesenian Pencak
Dasar melalui Budaya Sekolah” menjelaskan dan prosesnya untuk menjadi seseorang seniman
bahwa, sebagian orang memiliki banyak Pencak, memahami prasaan moral adalah hal
pengetahuan akan hal yang benar, tetapi merasa utama yang mampu membentuk sikap karakter
tidak memiliki kewajiban untuk bertindak. Maka baik. Mengetahui nilai- nilai sikap dalam
dari itu, penting bagi setiap manusia untuk memahami perasaan moral, sama halnya dengan
menghargai dan menghormati diri sendiri (Hadi, membangun motivasi moral, sikap- sikap
2019: 247-255). Dengan demikian, kecil tersebut dapat berupa sikap hati nurani,
kemungkinan bagi kita untuk merusak tubuh, penghargaan diri, empati, mencintai kebaikan,
merusak pikiran atau membiarkan orang lain kontrol diri, kerendahan hati
merusaknya. Hal ini diimbangi dengan Perbuatan Moral
tumbuhnya rasa empati dalam diri seseorang. Perbuatan moral berkaitan dengan
Seperti studi kasus yang diungkapkan oleh implementasi tindakan dalam memahami dan
(Lickona, 2013: 83) bahwa seseorang yang mengetahui nilai moral serta menerjemahkan
memiliki rasa empati tinggi dinilai sebagai sosok perasaan dan pikiran tersebut dalam tindakan
yang mencintai kebaikan. Jika pribadi seseorang yang bermoral. Maka dari itu, perlu melihat lebih
telah terbiasa untuk mencintai seseorang, maka jauh dalam tiga aspek perbuatan moral
orang tersebut merasa terus senang untuk pembentuk karakter baik, yakni: kompetensi,
melakukan kebaikan. Sebab, cinta lahir karena kemauan, dan kebiasaan (Lickona, 2013:86-87).
hasrat, bukan hanya kewajiban. Namun, hal ini Kompetensi dalam ranah tindakan moral
tergantung dari seberapa besar dia memiliki dan adalah kemampuan mengubah pengetahuan dan
menggunakan rasa empatinya untuk merasakan perasaan moral kedalam tindakan. Thomas
keadaan yang tengah dialami seseorang. Menurut Lickona menjelaskan , setiap hal yang berkaitan
Haris selaku informan, sikap empati ini dapat dengan kebaikan, terutama dalam hal
dilihat ketika salah seorang anggota sanggar pembentukan karakter, pentingnya sebuah
mengalami sebuah musibah, maka seluruh pengulangan atau pembiasaan (Lickona, 2013:
anggota sanggar dengan siap sedia memberikan 87). Seseorang yang memiliki karakter baik dan
bantuan (wawancara dengan Haris pada 2 April bermoral akan bertindak karena sebuah
2021). pengulangan yang menjadikan kebiasaan. Untuk
Menjadi seniman Pencak, harus siap siaga alasan inilah sebagai bagian dari pendidikan
menerima ataupun melayangkan serangan moral, kebiasaan baik dibangun dengan banyak
terhadap lawan. Namun, tidak berarti semua berlatih melakukan hal yang berkarakter baik. Di
yang menyerang dianggap sebagai lawan. Maka, sanggar Pencak Karya Muda, fakta lapangan
pentingnya sikap kontrol diri seniman Pencak menunjukkan bahwa pembiasaan sikap baik
yang berkaitan dengan emosi yang dapat seperti jujur, tanggung jawab, disiplin dan sopan
menjadi hal yang diutamakan. Dan juga bergerak mengikuti alunan musik yang
memberlakukan sanksi atau hukuman bagi para dimainkan. Tata rias yang digunakan
anggota yang tidak mematuhi peraturan atau kebanyakan menggunakan topeng, kecuali para
bertindak yang tidak mencerminkan karakter pemain adegan lawak yang menggunakan tata
baik. Dengan demikian, sikap kemauan dalam rias dan busana yang menyesuaikan dengan
melakukan tindakan menjadi hal yang utama karakter tokoh yang diperankan. Penggunaan tata
dalam mendasari sebuah kompetensi dan panggung pada Kesenian Pencak menggunakan
kebiasaan untuk melakukan hal baik. Hal ini setting panggung arena agar antara pemain dan
menguatkan pendapat (Lickona, 2013) bahwa penonton menjadi lebih akrab serta tata cahaya
orang yang sangat baik sekalipun sering kali yang sederhana hanya menggunakan lampu
gagal menunjukkan moral terbaik mereka, tetapi halogen. Sedangkan iringan musik yang
ketika karakter yang dibangun merupakan digunakan untuk mengiringi Kesenian Pencak
sebuah proses kehidupan bermoral yang kita memiliki ciri khas pada pemukulan tanjidornya
jalani secara bertahap dan dapat memadukan yang memberikan penegasan disetiap gerak yang
pertimbangan, perasaan, serta pola- pola tingkah dibuat pemain..
laku yang benar. Kesenian Pencak yang dikenal sebagai
IV.PENUTUP kesenian adu senjata tajam ini dinilai sebagai
Simpulan sebuah harga diri yang menjunjung harkat dan
Kesenian Pencak merupakan salah satu martabat bagi mayoritas masyarakat di
kesenian yang lahir dari masyarakat Kabupaten Jember. Sehingga dalam tataran
pandhalungan dan berawal dari pengembangan masyarakat luas, Kabupaten Jember dikenal
gerak yang diadopsi dari cabang oleh raga dengan masyarakat yang memiliki jiwa
Pencak Silat. Dalam perkembangannya, keberanian besar dan tak kenal lelah. Hal inilah
antusiasme masyarakat ikut mendukung yang melatarbelakangi sebagian masyarakat
hadirnya sebuah Kesenian Pencak sebagai utamanya di Kabupaten Jember untuk berfikir
tontonan menjadikan Kesenian Pencak hadir bahwa melalui Kesenian Pencak, dapat
sebagai hiburan. Artinya, pola gerak yang ada membentuk karakter baik dalam perilaku yang
dalam atraksi Pencak digarap hampir mirip bermoral. Pencak dan nilai karakter adalah hal
seperti sebuah tarian dengan lebih menonjolkan yang saling berkaitan. Hal ini terbukti ketika
unsur estetika gerak. Selain pengembangan pola seseorang mempelajari Pencak, maka secara
gerak, iringan musik pada Kesenian Pencak juga langsung juga memahami pengetahuan moral,
menjadi faktor utama yang membentuk kesatuan perasaan moral dan tindakan moral yang
dalam kesenian. Iringan musik dibuat bukan diimbangi dengan pembiasaan secara berulang
sekedar hanya sebagai musik latar yang sehingga membentuk pribadi yang berkarakter
mengiringi atraksi bela diri, melainkan baik.
membentuk kesatuan estetis antara aksen Saran
penekanan gerak dengan iringan musik. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
Pemaparan tersebut menguatkan bahwa peneliti lakukan pada saat observasi. Dalam
Kesenian Pencak merupakan sebuah seni upaya menambah wawasan bagi para pelaku dan
pertunjukan yang memiliki bentuk serta struktur penikmat seni, perlunya kesadaran dalam
pertunjukan. mengembangkan dan melestarikan Kesenian
Bentuk pertunjukan Kesenian Pencak di Pencak sebagai salah satu kesenian di Kabupeten
Sanggar Karya Muda Kecamatan Gumukmas Jember agar keberadaanya tidak terkikis zaman
Kabupaten Jember merupakan penggabungan modern. Dengan demikian, Kesenian Pencak
kesenian lain yang menjadi sebuah urutan sajian lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai
pertunjukan, dimana kesenian tersebut kesenian khas yang menjadi ikon Kota Jember
berkembang dan digemari oleh masyarakat dan memiliki keterkaitan dengan nilai karakter
sekitar. Gerak yang digunakan dalam setiap yang dapat membentuk generasi bangsa
adegan per adegan pertunjukannya tidak bermoral.
memiliki pakem, malainkan para pemain
DAFTAR RUJUKAN
Djelantik. 2004. Estetika Sebuah Pengantar.
Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:
Indonesia Bekerja sama Dengan Arti Penerbit ITB.

Gunawan, Heri. 2017. Pendidikan Karakter: Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Konsep dan Implementasi. Bandung: Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Alfabeta.
Supriyanto, Hendricus. 2013. Postkolonial pada
Hadi, Syamsul. 2019. Implementasi Pendidikan Lakon Ludruk Jawa Timur . Malang: Bayu
Karakter di Sekolah Dasar melalui Budaya Media Publishing
Sekolah. Jurnal Pendidikan. Malang:
Universitas Negeri Malang Sutarto, Ayu dan Setya Yuwana Sudikan. 2008.
Pemetaan Kebudayaan di Propinsi Jawa
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Timur (Sebuah upaya Pencarian Nilai-
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. nilai Positif). Surabaya: Biro Mental
Spiritual Pemerintah Propinsi Jawa Timur
Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter. Bekerjasama dengan Kompyawisda Jatim-
Penerjemah Lita S. Cet.1. Bandung: Nusa Jember.
Media.
Zoebazary, M. Ilham. 2017. Orang
Padmodarmaya, Pramana. 1988. Tata dan Teknik Pandhalungan (Penganyam Kebudayaan
Pentas. Jakarta : Balai Pustaka. Tapal Kuda). Jember: Pancakarya,
Paguyuban Pandhalungan Jember.
Schechner. 2002. Performance Studies. London:
Routledge. PUSTAKA MAYA
Al- Makhfudoh, Amiroh. 2017. Pendidikan
Setiawan, Irvan. 2011. Eksistensi Seni Pencak Karakter Anak Melalui Kegiatan Pencak
Silat Di Kabupaten Purwakarta (Kajian Silat Pagar Nusa di SD Nahdlatul Ulama
Tentang Strategi Adaptasi). Jurnal Bangil. Skripsi Online. Malang: Universitas
Patanjala. Bandung: Balai Pelestarian Islam Negeri Malang. Diakses pada 1 April
Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. 2020. http://etheses.uin-
malang.ac.id/10851/1/13140056.pdf
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari:
Sebuah Petunjuk Praktis bagi Guru. Herawati, Enis Niken. 2011. Mengenal Wiraga,
Terjemahan Suharto, Ben. 1985. Wirama dan Wirasa dalam Tari Klasik
Yogyyakarta: Ikalasti Gaya Yogyakarta dalam WUNY (Wacana
Universitas Negeri Yogyakarta). (online)
Soedarso, Sp. 1990. Trilogi Seni: Penciptaan, http://staffnew.uny.ac.id/upload/13176450
Eksistensi dan Kegunaan. Yogyakarta: ISI 4/penelitian/majalah-ilmiah-. Diakses pada
Press. 29 April 2021

Anda mungkin juga menyukai