HUKUM AGRARIA
TIM PENYUSUN
Perkenankanlah pada kesempatan ini, kami mengucapkan puji syukur yang sedalam-
dalamnya kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan modul ini. Modul ini disusun sebagai panduan bagi peserta mata kuliah Hukum
Agraria. Penulis berharap modul ini dapat menambah khasanah dalam memahami tatanan
Hukum Agraria nasional terutama aspek hukum Tanah sebagai Jaminan Kredit dalam Lembaga
Hak Tanggungan.
Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada Dekan Fakultas Hukum beserta para
Pembantu Dekan, ketua dan sekretaris Departemen Hukum Keperdataan serta para dosen
pengampu mata kuliah Hukum Agraria. Tanpa mereka yang telah membuat program penulisan
modul, tentu modul ini mungkin masih dalam draft. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada para kolega yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga modul ini dapat
menjadi referensi dan menambah wawasan mahasiswa dan pembaca.
Ttd,
Tim Penyusun
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ..................................... iv
MODUL XIII TANAH SEBAGAI JAMINAN KREDIT .............................. 1
KEGIATAN BELAJAR XIV: TANAH SEBAGAI JAMINAN KREDIT ... 2
A. Deskripsi Singkat .......................................................................................... 2
B. Relevansi ...................................................................................................... 2
C. Capaian Pembelajaran .................................................................................. 2
1. Uraian .................................................................................................... 2
2. Latihan ................................................................................................... 24
3. Rangkuman ............................................................................................ 24
4. Pustaka ................................................................................................... 25
D. Tugas dan Lembar Kerja .............................................................................. 26
E. Tes Formatif ................................................................................................. 26
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 27
Penugasan
Terstruktur:
•Membuat analisis
tentang prinsip-
prinsip dasar UUPA
dengan realita
masalah pertanahan
yang sering terjadi
saat inI. Tugas dibuat
min. 3 halaman
dengan
menyertakan,
kuitpan, dasar
6-7 Mahasiswa mampu Kejelasan dalam Bentuk Test: BP: BP: Hak-hak Penguasaan 10%
mengelompokkan dan mengemukakan Tulis Kuliah (1x3x50’) Menit Kuliah ( 1x3x50 Atas Tanah
mengaplikasikan Hak-hak hirarki hak Menit) a. Hak-Hak
Penguasaan Atas Tanah penguasaan atas Kriteria: Metode: Penguasaan
sesuai dengan tanah dalam hukum - 5= menjawab 5 - Ceramah
pemasalahan hukum soal benar - Collaborative BM b. Hierarki Hak-hak
agraria nasional. Penguasaan
agraria dalam masyarakat. - 4= menjawab 4 Learning (1x 3x 60”) Menit
Ketepatan dalam soal benar SikolaMahasiswa
c. Hak-hak atas tanah
membandingkan - 3= menjawab 3 mempelajari bahan
yang bersifat Tetap
sehingga jelaslah soal benar ajar, materi,
- 2= menjawab 2 referensi dan link (pasal 16 UUPA)
perbedaan hak-hak
soal benar yang diberikan pada Hak-hak atas Tanh
penguasaan atas
- 1=menjawab 1 alur Bagian II :
tanah dan jenis-
soal benar Video : d. Lanjutan hak-hak
jenis hak atas tanah Bedah Buku
atas tanah
Ketepatan dan berjudul “Dinamika
bersifat tetap.
Pengaturan dan
kesesuaian e. Hak-hak atas
Permasalahan Tanah
membandingkan tanah yang
Ulayat” karya Dr.
hak-hak atas tanah Julius Sembiring, bersifat
yang bersifat tetap S.H., MPA (Kepala sementara.
dan hak atas tanah PPPM STPN) f. Hak-hak
yang bersifat https://youtu.be/c3Y penguasaan
sementara 7RXRU3y8 wilayah pesisir
PT: Pustaka:
Ketepatan dan Perbandingan Hak - UUPA & Peraturan
kejelasan Milik, Hak Guna Pelaksanaannya.
memaknai Usaha, Hak Guna
kedudukan hak Bangunan, Hak - Buku Ajar Bab 6
ulayat dan hak Pakai, Hak Hal. 94-163
komunal Pengelolaan.
Mahasiswa
7. Membuat resume
tentang proses
pembatalan hak atas
tanah dilengkapi
dengan dasar hukum
dan contoh kasus?
11 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Bentuk Tes: Bentuk Pembelajaran BP: Kuliah Perumahan dan 5%
mengemukakan prinsip- mengemukakan Lisan/ Tertulis (BP): 1x3x50’ Menit Permukiman
prinsip, dasar hukum prinsip-prinsip Kuliah 1. Pengertian
terkait penyelenggaran dan dasar hukum Kuis, Review 1x3x50’ Menit MP: Perumahan &
perumahan dan penyelenggaraa Pertemuan -Tatap Maya Permukiman
permukiman serta Interactive Learning 2. Dasar Hukum
Eksekusi Hak
Tanggungan
15 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Bentuk : Bentuk: Penyelesaian 5%
mengidentifikasi berbagai mengidentifikasi Bentuk Test: - Kuliah BM Sengketa Pertanahan
kasus pertanahan yang dan Tulis (1x 3x 60”) Menit - Pengertian konflik
terjadi di Indonesia dan (1x 3 x 50”) menit Sikola dan sengketa
menguraikan Metode:
menganalisis tahapan kasus-kasus Kriteria: Mahasiswa pertanahan
Penyelesaian Sengketa 5= menjawab 5 - Tatap Muka mempelajari bahan
pertanahan yang - Problem Based - Tipologi sengketa/
Agraria soal benar ajar materi
terjadi di Learning konflik petanahan di
4= menjawab 4 pertemuan XV
Indonesia, pada soal benar melalui alur Indonesia.
khususnya. 3= menjawab 3 pembelajaran
soal benar PT - Penyelesaian
Ketepatan dan sengketa pertanahan
2= menjawab 2 Membuat Review/
kejelasan dalam litigasi dan
soal benar Ulasan tentang
menganalisis nontlitigasi
1=menjawab 1 soal sengketa pertanahan
faktor-faktor benar yang pernah terjadi
hukum di Indonesia
penyebab Pustaka:
kemudian dianalisis
sengketa - Elza Syarief,
tahapan
agrarian dan Menuntaskan
Sengketa Tanah
Modul ini merupakan modul pertemuan kempatbelas dalam mata kuliah Hukum Agraria.
Dalam modul ini, akan dipaparkan secara detail mengenai Tanah Sebagai Jaminan Kredit,
pengertian; dasar hukum dan asas-asas tanah sebagai jaminan kredit, perjanjian jaminan dan
menerapkannya dalam praktik pembebanan hak tanggungan serta eksekusinya Dalam
mempelajari modul ini, peserta kuliah diharapkan membaca tahapan demi tahapan terlebih
dahulu agar mudah memahami materi yang terdapat di dalamnya. Setelah itu, peserta kuliah
kemudian membaca keseluruhan materi yang disediakan dalam modul ini. Untuk keperluan
tersebut, peserta kuliah diharapkan mengikuti langkah-langkah berikut dalam mempelajari
modul ini.
Pada modul ini, peserta kuliah akan menyelesaikan satu kegiatan belajar yaitu, kegiatan
belajar untuk menjelaskan pengertian; dasar hukum dan asas-asas tanah sebagai jaminan kredit,
perjanjian jaminan dan menerapkannya dalam praktik pembebanan hak tanggungan serta
eksekusinya. Untuk mendapatkan capaian pembelajaran yang optimal, peserta kuliah
diharapkan mengikuti tahapan berikut dalam mempelajari modul ini.
a. Bacalah bagian uraian dari setiap kegiatan belajar. Tahapan ini diperlukan agar peserta
kuliah mendapat informasi atau akhir dari setiap tahapan;
b. Setelah itu, peserta kuliah membaca kembali bagian uraian dengan seksama agar dapat
memahami penjelasan dengan baik;
c. Kerjakan latihan sesuai instruksi yang telah disediakan;
d. Bacalah Rangkuman yang disediakan untuk memberikan ringkasan tentang aspek-aspek
penting dari setiap kegiatan belajar. Namun, peserta kuliah juga diminta untuk membuat
rangkuman yang menurut peserta kuliah tersebut merupakan inti dari kegiatan belajar dalam
materi ini;
e. Kerjakan tes formatif yang disediakan untuk mengecek seberapa baik peserta kuliah
mencapai tujuan pembelajaran setiap kegiatan belajar tanpa melihat rambu-rambu jawaban
yang disediakan;
f. Bila peserta kuliah telah menjawab tes formatif dengan baik, bandingkanlah jawaban anda
dengan rambu-rambu jawaban yang telah disediakan. Bila nilai peserta kuliah ternyata telah
mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih besar dari 80% setelah dihitung, peserta kuliah
dipersilahkan ke kegiatan belajar berikutnya.
B. Relevansi
Tanah sebagai aset kekayaan yang bernilai ekonomis menjadikan tanah sebagai
objek jaminan yang memberikan jaminan yang kuat bagi si kreditor. Mengingat nilai
jual tanah terus meningkat setiap waktu. Hak Tanggungan merupakan amanah dari
ketentuan UUPA sebagai lembaga jaminan bagi hak-hak atas tanah. Untuk peserta
mata kuliah hukum agraria sangat penting untuk memahami dan menguasai konsep
Hak Tanggungan.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,
maka pengaturan terkait jaminan dengan objek hak atas tanah bersandar pada aturan
credietverband dan Hypoteek dalam Buku II BW. Pengertian Hak Tanggungan dalam UU
Hak Tanggungan, sebagai berikut: “Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda
yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak
jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut
atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
Kreditur tertentu terhadap Kreditur-Kreditur lain.”
Hak Tanggungan merupakan lembaga jaminan kebendaan dengan objek benda
sebagai jaminan adalah Tanah berikut atau tidak berikut dengan benda-benda lain yang
1
Salim, HS, 2016, Teknik Pembuatan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Rajawali Pers: Jakarta, hlm.
312.
2
Henny Tanuwidjaja, 2012, Pranata Hukum Jaminan Utang dan Sejarah Lembaga Hukum Notariat, Refika
Aditama: Jakarta, hlm. 16
3
Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia Sejarah pembentukan UU Pokok Agraria, Djambatan: Jakarta,
hlm. 206.
4
Rachmadi Usman, Pasal-Pasal Tentang Hak Tanggungan, Bandung: Alumni, 1999, hlm.75.
5
Lihat pasal 4 ayat (5) Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
6
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah pembentukan Isi dan Pelaksanaannya. Jilid I Hukum Tanah
Nasional, Djambatan: Jakarta, 2008, hlm. 425.
7
Op. Cit, Henny Tanuwidjaja, hlm. 17.
8
Ibid, hlm. 18.
9
Herry Shietra, 2016, Praktik Hukum Jaminan kebendaan, PT. Citra Aditya Bakti: Bandung, hlm. 42.
10
Op. Cit, Salim HS., hlm. 316-317.
11
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan
Pelaksanaannya, Djambatan: Jakarta, 2008, hlm. 417.
12
Penjelasan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
13
Lihat pasal 20 UU Hak Tanggungan dan penjelasannya.
14
Tata cara pemberian hak tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-
Undang Hak Tanggungan, bahwa:
1. Pemberian hak tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak
tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang dituangkan di dalam
dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang piutang yang
bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan utang tersebut.
2. Pemberian hak tanggungan dilakukan dengan pembuatan akta pemberian hak
tanggungan oleh PPAT sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila objek hak tanggungan berupa ha katas tanah yang berasal dari konversi hak
lama yang telah memenuhi syarat untuk didaftarkan akan tetapi pendaftarannya
belum dilakukan, pemberian hak tanggungan dilakukan bersamaan dengan
permohonan pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan.
Pemberian Hak Tanggungan diwajibkan untuk dibuat dan dihadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah dalam suatu akta autentik, yaitu Akta Pemberian Hak Tanggungan. Akta
tersebut dalam Bahasa Inggris disebut granting deed mortgage, dan dalam bahasa Belanda
disebut van akte mortgage yang berarti akta untuk menyerahkan hak atas tanah untuk
menjadi jaminan oleh bank.15 Sejalan dengan ketentuan tersebut maka pemberian Hak
tanggungan wajib dengan akta autentik dan selanjutnya dibuat oleh PPAT. Pemenuhan
syarat spesialitas bahwa dalam akta APHT wajib disebut secara jelas mengenai nama,
identitas, domisili kreditor dan pemberi hak tanggungan, wajib disebut secara jelas dan
pasti piutangnya yang mana yang dijamin dan jumlahnya atau nilai tanggungannya. Juga
tentang uraian yang jelas dan pasti mengenai benda – benda yang ditunjuk menjadi objek
hak tanggungan ( lihat Pasal 11 UU Hak Tanggungan).
Akta sebagaimana diatur dalam Pasal 1868 KUH Perdata merupakan alat bukti.
Dikemukakan oleh Salim HS bahwa akta pemberian merupakan proses atau cara
memberikan. Konsep pemberian disini adalah penyerahan sesuatu untuk digunakan. Ia pun
mengemukakan pengertia akta pemberian hak tanggungan, yaitu
“akta yang dibuat di muka dan di hadapan PPAT, yang di dalamnya memuat dan mengatur
hak dan kewajiban antara pemberi hak tanggungan dengan penerima hak tanggungan, di
15
Op. Cit.
16
Op. Cit, Salim HS, hlm. 313-314.
17
Lihat Pasal 23 huruf e Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
18
Op. Cit, Boedi Harsono, hlm. 434.
19
Op. Cit, Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, hlm. 178-184.
Hak tanggungan dapat dialihkan kepada pihak lain. Peralihan hak tanggungan ini diatur
dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 17 UU Hak Tanggungan, yaitu dilakukan dengan cara
cessi, subrogasi, pewarisan dan sebab-sebab lainnya. Cessi adalah perbuatan hukum
mengalihkan piutang oleh kreditu pemegang hak tanggungan kepada pihak lainnya. Cessi
harus dilakukan melalui bukti tulisan berupa akta autentik atau akta di bawah tangan
sehingga tidak diperkenankan dengan cara lisan. Subrogasi adalah penggantian kreditur
oleh pihak ketiga yang melunasi hutang debitur. Ada du acara terjadinya subrogasi, yaitu
perjanjian kontraktual dan undang-undang. Subrogasi kontraktual dilakukan dengan cara
kreditur menerima pembayaran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya dari pihak
ketiga dan serta merta mengalihkan hak dan tuntutan yang dimilikinya terhadap orang
20
Penjelasan bagian 7, UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
22
Pasal 9 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2020
tentang Pelayanan Hak Tanggungan Terintegrasi Secara Elektronik.
23
Pasal 28 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pelayanan Hak Tanggungan Terintegrasi Secara Elektronik.
24
Pasal 24 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pelayanan Hak Tanggungan Terintegrasi Secara Elektronik.
Hak Tanggungan merupakan lembaga jaminan kebendaan dengan objek benda sebagai
jaminan adalah Tanah berikut atau tidak berikut dengan benda-benda lain yang berada atau
berdiri diatas tanah tersebut. Dari pengertian tersebut, maka unsur dari Hak Tanggungan.
Hak tanggungan merupakan lembaga jaminan yang lahir karena perjanjian yang dibuat
para pihak yang didahului dengan adanya perjanjian pokok, yaitu perjanjian hutang
piutang. Beberapa ciri khas dan merupakan prinsip dari hak tanggungan yang diatur dalam
ketentuan UU Hak Tanggungan, yaitu: asas Droit De Preference, asas Droit De Suite, Asas
Peserta mata kuliah Hukum Agraria, mengerjakan telaah Lembaga Jaminan Hak
Tanggungan, Memuat tentang:
- Kedudukan Tanah sebagai benda tak bergerak
- Perbedaan hipotik dan hak tanggungan
- Asas-asas hak tanggungan
- Peran PPAT dalam pembuatan Akta
- Penggunaan SKMHT dan APHT
- Peralihan Hak Tanggungan
1. Hak Tanggungan adalah Lembaga jaminan hak atas tanah sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria. ( Benar/ Salah).
2. Kedudukan Lembaga jaminan hak atas tanah sebelum adanya UU No. 4 Tahun 1996,
berdasarkan pada ketentuan Hipotik pada Burgelijk Wetboek. (Benar/ Salah).
3. Hak tanggungan merupakan lembaga jaminan yang lahir karena perjanjian yang
dibuat para pihak yang didahului dengan adanya perjanjian pokok, yaitu perjanjian
hutang piutang. Perjanjian Pokok tersbut merupakan akta notaril. (Benar/Salah)
4. Asas pemisahan horizontal dalam hukum agrarian nasional juga diberlakukan pada
pengikatan objek hak tanggungan. Dalam artian bahwa objek hak tanggungan hanya
dilekatkan pada hak atas tanah berikut atau tdak berikut benda-benda di atas tanah.
(Benar/ Salah).
5. Pendaftaran Akta pemberian hak tanggungan, merupakan pemenuhan asas publisitas
dalam pembebanan hak tanggungan, guna memberikan kepastian akan lahirnya hak
tanggungan. Lahirnya hak tanggungan dapat diketahui melalui tanggal pembubuhan
dalam buku tanah dan sertifikat hak tanggungan oleh Kantor Pertanahan setempat.
(Benar/ salah)