Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MACAM STERILISASI ALAT

ILMU KEPERAWATAN DASAR II

NAMA : Monica lestari

BP : 2011311019

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
Definisi

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu
benda. Prosesini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi di desain untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Target suatumetode inaktivasi tergantung dari metode dan
tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006)

Tujuan

1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai

2. Mencegah peralatan cepat rusak

3. Mencegah terjadunya infeksi silang

4. Menjamin kebersihan alat

5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.

Prinsip Sterilisasi

 Sterilisasi adalah suatu teknik dalam mikrobiologi yang dilakukan untuk


menghilangkan semua bentuk mikroorganisme yang terdapat pada suatu alat dan
bahan sebelum digunakan untuk bekerja.
 Sterilisasi wajib hukumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
mikroorganisme yang tidak diinginkan untuk tumbuh.
 Sterilisasi dilakukan dengan alat khusus yang menggunakan prinsip pemanasan,
radiasi sinar uv dan penggunaan zat desinfeksi.
 Target utama proses sterilisasi adalah untuk mematikan mikroorganisme beserta spora
nya yang berpotensi menyebabkan kontaminasi sampel pengujian.
 Pada prinsip sterilisasi dapat dilakukan menggunakan 3 cara yaitu secara mekanik
(filtrasi), fisik dan kimiawi

Macam sterilisasi alat

Sterilisasi Mekanik atau Filtrasi


 Sterilisasi secara mekanik / filtrasi / penyaringan adalah teknik sterilisasi
menggunakan kertas saring berpori sangat kecil berukuran 0,22 mikron dan 0,45
mikron.

 Sterilisasi dengan prinsip ini hanya digunakan untuk zat cair dan memiliki sifat tidak
tahan panas dan tekanan tinggi.

 Ukuran pori kertas saring yang sangat kecil efektif untuk menyaring bakteri dan
jamur, namun tidak cocok menyaring virus yang berukuran lebih kecil.

 Kertas saring dimasukkan kedalam suatu wadah mirip corong dan dibawahnya
terdapat suatu tampungan kaca seperti erlenmeyer. 

 Untuk mempercepat proses sterilisasi digunakan alat tambahan berupa alat sedot
udara atau vakum. 

 Cairan yang turun pada tampungan bebas jamur dan bakteri yang tidak diinginkan.

Sterilisasi Fisik

Sterilisasi secara fisik dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan metode dan alat yang
digunakan, diantaranya adalah sterilisasi pemijaran dengan api, uap air panas, panas kering,
uap air panas bertekanan, dan penyinaran sinar UV.

Sterilisasi Pemijaran

 Sterilisasi dengan metode pemijaran dilakukan menggunakan api bunsen.

 Api bunsen digunakan untuk mensterilkan ujung jarum ose, pinset, tepi cawan petri
dan mulut tabung reaksi.

 Peralat yang disterilkan harus tahan panas karena kontak langsung dengan api yang
membara.

 Api yang sangat panas akan mematikan mikroorganisme secara langsung yang tidak
dikehendaki pertumbuhannya.
 Sterilisasi dengan metode pemijaran digunakan saat melakukan teknik bekerja secara
aseptis.

Sterilisasi Uap Air Panas

 Metode sterilisasi ini mirip dengan kegiatan mengukus nasi atau kue di dapaur. 

 Metode ini juga disebut dengan metode Tindalisasi.

 Uap air panas yang dihasilkan dari pemanasan air akan membunuh mikroorganisme
secara langusung.

 Pemanasan dilakukan secara berulang sebanyak 3 kali dengan jeda waktu tertentu,
agar memastikan tidak adanya mikroorganisme kontaminan.

 Sterilisasi dengan uap air panas bermanfaat untuk mensterilkan bahan-bahan yang
mudah rusak pada suhu tinggi, sperti protein dan antibiotik. 

 Namun, kekurangan dari metode ini adalah uap air panas yang dihasilakan hanya
berkisar 80-100 °C, sehingga tidak mampu membunuh spora bakteri, jamur dan virus
dan memungkinkan terjadinya kontaminasi.

Sterilisasi Uap Air Panas Bertekanan

 Berdasarkan metodenya sterilisasi ini menggunakan uap air panas ditambah dengan
tekanan udara yang tinggi.

 Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah Autoclave.

 Autoclave mirip seperti sebuah panci presto elektrik berukuran jumbo.

 Saat sedang beroperasi autoclave mampu menghasilkan uap air panas hingga
mencapai suhu 121 °C. 

 Suhu yang tinggi melebihi titik didih air dihasilkan karena tekanan gas pada ruang
autoclave yang mencapai tekanan 2 Atm (atmosfer).
 Suhu dan tekanan yang tingi secara langsung membunuh sel mikroorganisme dan
mampu "meledakkan" endospora bakteri yang terbentuk.

 Autoclave termasuk alat yang efektif untuk sterilisasi karena waktu penggunaanya
cukup singkat sekitar 10-15 menit.

 Autoclave sangat cocok untuk mensterilkan alat-alat dan bahan-bahan yang tahan
panas dan tekanan gas tinggi. Namun sayangnya tidak semua alat dan bahan di
laboratorium yang tahan panas dan tekanan gas tinggi.

Sterilisasi Panas Kering

 Alat yang digunakan untuk melakukan metode sterilisasi panas kering adalah oven.

 Oven yang sering kita temui di dapur rumah kita ternyata dapat digunakan sebagai
alat sterilisasi di laboratorium mikrobiologi.

 Panas yang dihasilkan oleh oven anatara 160-180 °C dapat membunuh


mikroorganisme.

 Sel bakteri, jamur atau virus akan terdehidrasi pada suhu tinggi dan mati.

 Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi kurang lebih 30 menit.

 Sayangnya sterilisasi dengan oven hanya diperuntukkan untuk alat yang tahan panas,
dan juga bahan-bahan yang terbuat dari serbuk dan minyak. 

Sterilisasi Penyinaran UV

 Sinar UV dengan panjang gelombang 185 - 254 nanometer (nm) dapat membunuh
bakteri, jamur dan virus.

 Sinar UV dihasilkan dari lampu khusus yang berwarna biru-keunguan yang dipasang
di dalam suatu kabinet untuk mensterilkan meja kerja atau alat-alat yang digunakan
sebelum bekerja.
 Secara alami sinar matahari pagi juga memancarkan gelombang UV yang bermanfaat
untuk mematikan mikroorganisme di lingkungan.

 Sinar UV akan menembus membran sel dan merusak genom mikroorgansime.

 Ikatan hidrogen dalam DNA/RNA mikroorganisme akan terputus dan akan


mengacaukan proses metabolisme dalam sel.

 Saat wabah COVID-19 ini masih menjangkiti seluruh belahakan dunia, sinar lampu
UV sangat bermanfaat membunuh virus COVID-19 yang terdapat di rumah sakit ata
bangsal-bangsal isolasi pasien.

 Dengan bantuan robot, secara otomatis lampu UV dapat diarahkan untuk mensterilkan
sudut-sudut ruangan.

 Sinar UV sangat berbahaya bagi tubuh manusia dapat menyebabkan kebutaan bahkan
kanker kulit. Sehingga penggunaanya perlu diawasi.

Sterilisasi Kimiawi

 Sterilisasi kimiawi dilakukan menggunakan bahan kimia yang memiliki sifat


mikrobisidal atau membunuh mikroorganisme.
 Bahan kimia yang digunakan adalah desinfektan dan antiseptik tergantung
peruntukannya.
 Jenis desinfektan dan antiseptik cukup beragam, seperti alkohol, hidrogen peroksida,
iodine, trichlosam dll.
 Sterilisasi kimiawi hanya cocok digunakan untuk mensterilisasi permukan benda /
alat-alat laboratorium, dan tidak dapat untuk mensterilkan bahan atau media.

Alat-alat sterilisasi

(1) Oven
Cara Kerja :
1. Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil.
2. Atur pengatur suhu oven menjadi 180°C dan alat di sterilkan 2-3 jam.
Prinsip Kerja :
1. Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Kering.
2. Protein mikroba akan mengalami dehidrasi hingga terjadi kekeringan, selanjutnya
teroksidasi oleh oksigen di udara sehingga menyebabkan matinya mikroba.
Spesifikasi Alat :
1. Merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan bahan.
2. Tidak semua bahan dapat disterilisasi dengan oven seperti serum, vitamin, antibiotic,
dan enzim.
3. Tidak menimbulkan embun/kondensasi pada alat yang disterilisasi karena
menggunakan uap panas kering.
4. Dapat digunakan sebagai incubator
(2) Autoklaf

Cara Kerja :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan,
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada udara
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Atur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C, kemudian nyalakan
autoklaf.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2
atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge
menunjuk ke angka nol. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
autoklaf dengan hati-hati
Prinsip Kerja :
Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan.
Yaitu mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds per square inci) dan suhu 121°C
selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit untuk alat.
Spesifikasi Autoklaf :
1. Autoklaf merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan bahan dalam waktu yang cukup
singkat.
2. Dapat langsung mematikan sel-sel vegetative dari suatu mikroba.
3. Tidak semua bahan bisa disterilisasikan dengan autoklaf, seperti serum, vitamin,
antibiotic, dan enzim.
(3) Tyndalisasi
Cara Kerja :
1. Bahan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat dengan sumbat
atau alumunium foil.
2. Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan ke dalam alat sterilisasi (alat standar menggunakan
Arnold Steam Sterilizen atau dandang).
3. Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga thermometer menunjukkan suhu 100°C
kemudian hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan
mematikan mikroba).
4. Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.
5.  Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang waktu
ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel vegetative yang belum
mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.
Prinsip kerja :
Tyndalisasi merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan prinsip kerja seperti
pengukusan
Spesifikasi Tyndalisasi :
1. Digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan bertekanan tinggi seperti susu
(menyebabkan koagulan).
2. Membutuhkan waktu yang lama (3x pengulangan).
3. Filtrasi (Sartorius Membrane Filter)
Cara Kerja :
1. Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz),
membrane penyaring (kertas saring) dan Erlenmeyer penampung.
2. Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis , lalu isi corong dengan larutan yang
disterilkan.
3. Hubungkan katup Erlenmeyer dengan pompa vacuum kemudian hidupkan pompa.
4. Setelah semua larutan melewati membrane filter dan tertampung di Erlenmeyer, maka
larutan dapat dipindahkan ke dalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup
dengan kapas atau alumunium foil yang steril
Prinsip Kerja:
Sartorius Membran Filter merupakan alat untuk sterilisasi dengan menggunakan
prinsip filtrasi (penyaringan).
Spesifikasi alat:
1. Dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mudah rusak, mudah menguap, dan tidak
tahan panas.
2. Tidak dapat digunakan untuk menserilisasi alat.
3. Virus masih ada pada bahan karena virus tidak dapat disaring dengan metode ini
(4) BSC

Cara Kerja:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja.
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
3. Nyalakan lampu neon dan blower.
4. Biarkan selama 5 menit.
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun germisidal / alcohol 70%.
6. Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% atau disinfektan cocok dan
biarkan menguap.
7. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan.
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC sedemikian sehingga efektif
dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alcohol tetapi gunakan
yang berbahan bakar gas.
10. Kerja aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya komtaminan tidak keluar dari BSC.
12.  Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% dan biarkan menguap lalu tangan
dibasuh dengan desinfektan.
13. Matikan lampu neon dan blower
Prinsip Kerja:
BSC merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan teknik
pengaturan udara dan adanya penyinaran UV. sistem kerja ini sangat erat
hubungannya dengan kontaminasi mikroorganisme. Alat Ini juga penting dalam
proses Pembuatan Media Pertumbuhan Mikrobiologi agar tidak terjadi kontaminasi.
Spesifikasi alat:
1. Dapat dilakukan untuk kerja aseptis.
2. Resiko kontaminan kecil karena adanya pengaturan udara dan sinar UV.
3. Tidak dapat langsung digunakan karena harus adanya penyinaran UV selama 2 jam
terlebih dahulu.

1. Filter Berkefeld
Seperti yang sudah kita sebutkan diatas, filtrasi merupakan metode sterilisasi secara mekanik
yang digunakan untuk menyaring bakteri dalam zat cair menggunakan alat filter khusus yang
memiliki pori kecil. Salah satu alat yang digunakan dalam metode ini yaitu Filter Berkefeld
linin.

Hal yang paling penting dari filter ini adalah faktor porositas. Ukuran pori – pori dari filter
tersebut harus diseting sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mencegah lososnya
bakteri atau mikroba yang ada di dalam cairan. Oleh karena itu terdapat berbagai macam
jenis dan instrument filter dalam metode sterilisasi secara mekanik.

3. Dry Heat Sterilizer

Macam alat sterilisasi lainnya yaitu Dry Heat Sterilizer. Dalam istilah bahasa Indonesia biasa
kita kenal dengan nama Sterilisator Kering. Yaitu sebuah alat sterilisasi yang menggunakan
radiasi panas dalam wadah tertutup. Alat ini juga termasuk alat sterilisasi dengan metode
fisik. Bentuk alat ini hampir serupa dengan oven listsrik.

Alat sterilisasi kering yang umum kita jumpai di pasar Indonesia biasanya terdiri dari satu
pintu dan dua pintu. Untuk dua pintu menggunakan radiasi sinar infra merah temperature
tinggi pada ruangan bawah, dan menggunakan ozon pada ruangan atas. Keduanya bisa
digunakan untuk melakukan sterilisasi.

4. Lampu UV Sterilisai

Macam alat sterilisasi lainnya yaitu lampu UV sterilizer. Ini juga masih termasuk dalam
metode sterilisasi secara fisik namun bukan dalam bentuk pemanasan melainkan penyinaran
atau radiasi sinar UV. Alat ini banyak digunakan untuk mensterilkan ruangan dan juga
sterilisasi air dalam industri air mineral. Contoh penggunaan alat ini seperti proses sterilisasi
ruangan di rumah sakit dan klinik.

Sinar UV dihasilkan dari instrument berupa lampu yang dapat memancarkan sinar UV pada
frekuensi tertentu. Sinar ini dapat merusak sel – sel sehingga dapat digunakan untuk
membunuh bakteri yang tertebaran di dalam ruang tertentu. Untuk menggunakan alat ini
diperlukan kehati – hatian, karena tidak boleh terkena mata secara langsung.

5. Alkohol
Dalam dunia medis, alkohol bisa disebut dengan alat. Yaitu berfungsi sebagai alat sterilisasi
baik berupa alat – alat dan perlengkapan medis, terkadang juga digunakan untuk mensterilkan
luka pada pasien agar tidak menimbulkan infeksi bakteri atau virus tertentu. Alkohol
merupakan alat yang digunakan dalam metode sterilisasi secara kimiawi. Selain alkohol
masih ada senyawa lainnya yang dapat digunakan untuk sterilisasi secara kimiawi
diantaranya Formaldehid, asam perasetet, natrium nitrat, natrium borat dan juga etilen oksida.

Daftar pustaka
https://www.microbeholic.com/2021/01/macam-macam-sterilisasi-dan-alat-yang-
digunakan.html
http://www.kumpulanpengertian.com/2015/11/pengertian-tujuan-dan-cara-
sterilisasi.html
https://www.academia.edu/7574481/ALAT_sterilisasi
https://www.gloryamedica.com/macam-alat-sterilisasi/

Anda mungkin juga menyukai