Anda di halaman 1dari 8

Kebutuhan tubuh selama kehamilan dan Program layanan pemerintah

1. Kebutuan Ibu Hamil : Nutrisi kehamilan, istirahat dan tidur, dukungan psikososial, imunisasi

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi
perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain
kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung
dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi,
peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi & body mekanik, exercise/senam hamil,
istirahat/tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau
kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda
bahaya dalam kehamilan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini.

A. NUTRISI

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan
gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 % digunakan
untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal
kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg.

Pada triwulan pertama umumnya ibu hamil mengalami penurunan BB karena nafsu makan turun dan
sering timbul muntah. Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus
diberikan seperti biasa. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik.
Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar
dan jus.

Pada Trimester ke-2 nafsu makan mulai meningkat, kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya
meliputi zat sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin.

Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi
karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain
itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar
dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.

Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :

- Pertumbuhan dan perkembangan janin

- Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

- Sumber tenaga

- Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan


Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang sehat, antara lain :

- Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

- Hindari makanan yang terlalu asin, pedas, lemak cukup tinggi

- Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol, bahan pengawet dan zat pewarna

- Hindari merokok

- Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari
susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun,
pengatur dan pelindung.

1. Sumber Tenaga (Sumber Energi)

Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari
normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan
lemak.

2. Sumber Pembangun

Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800
gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.

Sumber Pengatur dan Pelindung

Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber ini
dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses
metabolisme tubuh. Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu:
Jenis Tidak hamil Hamil Laktasi
Kalori 2500 2500 3000
Protein (gr) 60 85 100

Calsium (gr) 0,8 1,5 2


Ferrum (mg) 12 15 15
Vit A (satuan
internas) 5000 6000 8000

Vit B (mg) 1,5 1,8 2,3

Vit C (mg) 70 100 150


Riboflavin (mg) 2,2 2,5 3
As nicotin (mg) 15 18 23
Vit D (S.I ) + 400-800 400-800

Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara
sehat pula. Adapun cara pengolahan makanan yang sehat dan tepat sebagai berikut :

- Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna kuning

- Pilihlah daging dan ikan yang segar

- Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan

- Cucilah bahan makanan yang bersih

- Jangan memasak sayuran sampai layu

- Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang

- Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin)

- Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan

- Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan tempat makanan kalengan

- Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman jangan membiarkan binatang
berkeliaran didapur.
B. ISTIRAHAT / TIDUR

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai
alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga harus menghindari posisi
duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan
kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal
mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.

C. DUKUNGAN PSIKOSOSIAL

a. Pengertian Dukungan Psikososial

Dukungan psikososial adalah upaya atau dukungan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
komunitas di luar diri seseorang (individu) dalam sebuah interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari
yang penuh kasih sayang, cinta dan perlindungan, membantu penyesuaikan diri terhadap masalah atau
situasi sulit yang dihadapi (coping).

b. Sumber-sumber Dukungan Psikososial

Wanita pada saat hamil mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, sehingga dukungan pada masa-
masa kehamilan sangat diperlukan agar ibu tidak mengalami stres sehingga ibu tetap sehat serta bayi
pun juga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Bentuk-bentuk dukungan tersebut dapat
diperoleh dari orang-orang terdekat ibu, terutama dukungan dari suami, keluarga maupun lingkungan
sekitar.

1. Dukungan dari suami

Suami adalah pasangan hidup istri. Suami mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai kepala
keluarga. Selain sebagai pencari nafkah, suami juga berperan sebagai motivator dalam menghadapi
berbagai situasi dalam kehidupan rumah tangga, termasuk menjadi motivator pada saat istri sedang
hamil. Suami berperan sebagai pendukung utama (main supporter) . Dukungan yang diberikan suami
sangat mempengaruhi kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya. Dukungan dan peran serta suami dalam
masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling
tahu kebutuhan istri. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah
dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.

Berdasarkan penelitian, bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan suami kepada istri antara lain :

a. Suami turut bahagia saat mengatahui bahwa sang istri hamil. Kebahagiaan tersebut dapat
ditunjukkan melalui ekspresi wajah, tindakan, sikap, perilaku maupun pernyataan langsung kepada istri
bahwa suami merasa bahagia mendapatkan momogan, bahwa suami sangat mendambakan bayi dalam
kandungan istri.
b. Suami memahami dan bersikap sabar dalam menghadapi sikap dan perilaku istri. Selama masa
kehamilan, istri biasanya mengalami hal yang dinamakan “ngidam” yaitu suatu kondisi dimana istri
meminta sesuatu yang aneh-aneh bahkan mustahil. Oleh sebab itu, kesabaran dan sikap positif suami
sangat diperlukan dalm menghadapi keadaan semacam itu.

c. Suami memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan istri dan anak yang dikandungnya. Misal
suami turut serta mengantar istri memeriksakan kandungannya, ikut memperhatikan makanan bergizi
serta suplemen yang dikonsumsi istri, serta mengingatkan waktu makan istri.

d. Suami tidak membebani istri dengan pekerjaan rumah tangga yang berat, karena dikhawatirkan
dapat mengganggu kehamilannya. Walaupun pekerjaan rumah tangga tersebut sudah biasa dilakukan
oleh istri, sebaiknya suami turut membantu istri menyelesaikan pekerjaan tersebut. Misalnya suami
membantu menyapu atau membereskan rumah sebelum berangkat bekerja.

e. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.

f. Suami tidak mengucapkan kata-kata yang dapat menyinggung ataupun menyakiti hati dan
perasaan istri.

g. Suami tidak melakukan kekerasan fisik kepada istri. Contohnya memukul, menampar bahkan
menendang.

h. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.

i. Membangun rasa percaya diri ibu hamil. Kendati tubuh ibu hamil mengalami perubahan berat
badan, timbul flek pada wajah, dan perubahan bentuk perut yang makinm membesar. Sebaiknya suami
meyakinkan istri bahwa ia tetap menarik dan cantik.

j. Suami berusaha menciptakan kondisi yang harmonis dan menghindari konflik atau perselisihan
dengan istri. Misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan, makan malam bersama ataupun mencipkatakan
situasi romantis lainnya.

k. Mempersiapkan keuangan secara matang untuk proses persalinan. Kesiapan ini akan memberikan
rasa tenang bagi seorang istri.Pemilihan tempat persalinan juga sebaiknya dibicarakan berdua.

l. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.

m. Suami turut menemani istri dalam proses persalinan. Dengan adanya suami yang turut menemani
dalam proses persalinan, istri akan merasa lebih nyaman karena merasa terdukung sehingga
memudahkan dalam proses kelahiran bayinya.

2. Dukungan anggota keluarga lainnya

Seorang wanita yang sedang hamil biasanya juga perlu mendapatkan dukungan dari anggota keluarga
lain, seperti dukungan dari orang tua dan mertua. Anggota keluarga lainnya juga mempengaruhi tingkat
stres ibu hamil. Meskipun suami mendukung penuh kehamilan istri, namun ibu hamil dapat merasa
tertekan jika kehamilannya tidak diterima oleh angota keluarga lainnya. Oleh karena itu, diharapkan
anggota keluarga lainnya mendukung penuh atas kehamilan istri.

Bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan hampir mirip dengan dukungan dari suami. Yang
pertama dukungan dari orang tua kandung, misalnya ibu kandung bisa menceritakan pengalamannya
pada saat hamil dan memberikan informasi-informasi seputar kehamilan berdasarkan pengalaman
pribadi ibu. Ayah kandung juga dapat memberikan dukungan berupa perhatian dan kasih sayang,
ataupun hanya berupa ekspresi bahagia.

Yang kedua dukungan dari ayah dan ibu mertua. Bentuk dukungan yang diberikan misalnya menanyakan
keadaan janin yang sedang dikandung, kesehatan dan memastikan bahwa istri benar-benar menjaga
kehamilannya ataupun sering berkunjung untuk melihat kondisi kehamilan menantunya. Bentuk
dukungan tersebut menunjukkan bahwa mertua bahagia, peduli dan mengharapkan kehadiran cucu nya.

Selain itu, seluruh keluarga bisa memberikan dukungannya dalam bentuk doa untuk keselamatan ibu
dan bayi yang dikandungnya. Terkadang terdapat ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri
yang tidak boleh ditinggalkan.

3. Dukungan dari lingkungan sosial

Dukungan dari lingkungan sekitar tempat tinggal memang tidak terlalu berpengaruh terhadap
kehamilan. Bentuk dukungan dari lingkungan sosial antara lain

a. Berdoa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu pengajian, perkumpulan atau
kegiatan sosial lainnya.

b. Memberikan informasi serta pengalaman hamil dan melahirkan yang pernah mereka alami. Namun
pengalaman dan informasi antara satu orang dengan orang lainnya berbeda-beda. Banyak informasi
seputar kehamilan yang kurang tepat bahkan salah, informasi tersebut kebanyakan berdasarkan atas
adat istiadat masyarakat setempat, bahkan ada yang bersifat mistis. Untuk itu seorang ibu hamil harus
bisa memilah mana informasi yang tepat dan baik untuk kehamilannya serta mana informasi yang tidak
baik untuk kehamilannya.

c. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk memeriksakan kandungannya.
Bahkan tak jarang mereka memberikan rekomendasi mengenai bidan, rumah bersalin atau rumah sakit
yang dianggap berkualitas, tentu saja rekomendasi dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda-
beda. Hal ini pun juga sesuai dengan pengalaman dari masing-masing individu.

4. Dukungan Dari Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam memberikan dukungan pada ibu hamil.
Bidan sebagai tempat mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil.
Hubungan yang baik, saling mempercayai dapat memudahkan bidan/ tenaga kesehatan dalam
memberikan pendidikan kesehatan.
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :

a. Aktif : Melalui kelas antenatal

b. Pasif : Dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk
berkonsultasi, meyakinkan bahwa ibu dapat menghadapi perubahan selama kehamilan, membagi
pengalaman yang pernah dirasakan sendiri, dan memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu
dalam menghadapi kehamilannya.

c. Dampak Positif Dukungan Psikososial

Selama kehamilan, dukungan psikososial, sangat membantu dalam menjaga atau mengontrol kondisi
emosional, tiga fungsi dukungan psikososial yang disebut health-sustaining (Schumaker & Brownell
(1984), sabagai berikut :

a. Gratification of affiliative needs, yaitu dukungan psikososial untuk menegaskan bahwa seseorang
merupakan bagian dari kelompok dan diterima dalam norma-norma masyarakat.

b. Self-identity maintanance and enhancement, yaitu dukungan sosial berfungsi sebagai baromater
untuk mengukur kualitas interaksi seseorang dengan orang lain.

c. Self-esteem eanhancement, yaitu sebagai penegasan kembali atas nilai-nilai yang dimiliki oleh
yang bersangkutan kepada orang lain bahwa dirinya adalah pribadi yang baik.

Dampak Positif Dukungan Psikososial pada Ibu Hamil :

a. Ibu hamil yang mendapatkan dukungan psikososial dari orang-orang terdekatnya, menunjukkan
bahwa dia beserta janin yang dikandungnya diterima oleh lingkungan sosial ibu hamil.

b. Dukungan psikososial dapat menjadi benteng bagi ibu hamil selama menghadapi masalah-masalah
yang timbul pada masa kehamilan.

c. Ibu hamil yang selalu menerima dukungan psikososial menjadikan ibu memiliki rasa tenang dan
nyaman dalam mengahadapi kondisi kehamilannya.

d. Rasa tenang dan nyaman yang ditimbulkan dapat mempermudah proses persalinan, karena ibu
terhindar dari hambatan-hambatan secara psikologis (stres,cemas,tertekan).

D. IMUNISASI

Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat
dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan Janin. Imunisasi harus
diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorum.
Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1 bulan, dan ibu
hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan.
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL (informasibidan.com)

Makalah “Dukungan Psikologis Masa Kehamilan” - Carinfomu

Anda mungkin juga menyukai