Oleh :
(19089016012)
2020
Kata pengantar
Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hubungan kuantitatif struktur aktivitas biologis obat (HKSA) klasik”.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
BAB I PENDAHULUAN
1. 1.............................................................................................................. L
atar belakang ........................................................................................ 1
1. 2.............................................................................................................. R
umusan masalah ................................................................................... 1
1. 3.............................................................................................................. T
ujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3. 1 Kesimpulan
17
3. 2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Ada tiga macam parameter fisika kimia, yaitu parameter hidrofobik, efek
elektronik, dan efek sterik. Sampai saat ini hubungan kuantitatif antara aktivitas
biologis dan parameter yang menggambarkan perubahan sifat kimia fisika, yaitu
parameter hidrofobik elektronik dan sterik, pada suatu seri molekul, mulai
dikembangkan secara lebih intensif. Pengembangan atau adanya Hubungan
Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) ini dapat menunjang interaksi obat-
reseptor dan meramalkan jalur sintesis obat yang lebih menguntungkan.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1
2
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari QSAR atau HKSA
2. Untuk mengetahui metode pendekatan dalam model HKSA
3. Untuk mengetahui teori obat-reseptor, aktivitas obat dan parameter sifat
kimia-fisika dalam HKSA
4. Untuk mengetahui analisis dalam HKSA
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Log 1/C = ∑ S + µ
Pada substitusi bermacam-macam gugus pada daerah atau zona yang berbeda
dalam struktur senyawa induk, maka :
Log 1/C = ∑ An . Bn + µ
Jumlah senyawa yang disintesis merupakan hasil kali jumlah substituent pada
tiap-tiap zona dari senyawa induk.
5
Metode HKSA pertama dan yang paling terkenal adalah model yang
diusulkan oleh Hansch yang menyatakan hubungan lipofilitas relatif dengan
potensi biologi yang digabungkan dengan hubungan energi bebas linier (LFER)
untuk model persamaan umum HKSA dalam konteks bologi. Lebih jauh, Hansch
menyatakan bahwa hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis (log 1/C)
suatu turunan senyawa dapat dinyatakan secara kuantitatif melalui parameter-
parameter sifat fisika kimia dari substituen yaitu parameter hidrofofobik (π),
elektronik (σ) dan sterik (Es) yang terdapat pada molekul.
Log 1/C = a ∑ π + b ∑ σ + c ∑ Es + d
Keuntungannya :
Dalam HKSA, model Hansch lebih berkembang dan lebih banyak digunakan
dibanding model de novo Free-Wilson, oleh karena :
Lebih sederhana.
Konsepnya secara langsung berhubungan prinsip-prinsip kimia fisika
organik yang sudah ada.
Dapat untuk hubungan linier dan non-linier.
Data parameter sifat kimia fisika substituen sudah banyak tersedia dalam
tabel-tabel.
Model Hansch telah banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan
struktur aktivitas turunan obat.
3. Metode HKSA-3D
Reseptor adalah komponen sel yang bergabung dengan obat secara kimia
agar dapat menimbulkan efek, istilah reseptor menggambarkan tempat dimana
obat berinteraksi untuk menimbulkan efek. Wujud dan kriteria reseptor antara lain
:
2. Aktivitas obat
b) Parameter elektronik
c) Parameter sterik
2. 4 Analisis HKSA
Analisa regresi linier bila dilihat dari jumlah variabel bebas yang
digunakan, terbagi menjadi dua yaitu analisa regresi linier tunggal yang
menggunakan satu variabel bebas dan analisa regresi multi linier (Multilinier
Regresion) yang menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Analisis Regresi
multilinier (Multi Linear Regression, MLR) dalam HKSA menghubungkan
satulebih variabel bebas X (disebut prediktor/deskriptor) dengan suatu variabel tak
bebas Y (aktivitas biologis). Variabel tak bebas Y mengandung suku nilai
kesalahan (error, e). sedangkan variabel bebas X disusun untuk tidak mengandung
15
kesalahan apapun Dalam kenyataannya, hal ini hanyalah suatu pendekatan saja
karena parameter sifat fisikokimia mengandung kesalahan eksperimental. walau
lebih kecil dibanding kesalalıan eksperimental pada aktivitas biologis. Dalam
banyak kasus.kesalahan yang terjadi pada variabel. bebas telah diketahui
(terprediksi) atau mempunyai nilai konstan. Perhitungan regresi linier digunakan
untuk mencari hubungan antara aktivitas biologis dengan satu parameter kimia
fisika atau lebih, Ada analisis korelasi antar variabel yang terjadi, data parameter
fisika kimia digunakan sebagai variabel bebas dikaitkan dengan aktivitas
antiradikal biologis sebagai variabel tidak bebas. Pembahasan korelasi antar
variabel digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel
sesungguhnya dari awal Arah korelasi positifmenunjukkan bahwa variabel
tersebut sebanding dengan aktivitas, sedangkan arah korelasi negatif menunjukkan
pengaruh yang berlawanan, Analisis statistik yang menggunakan Principal
Component Regression (PCR) Analisis PCR diawali dengan analisis faktor (PCA)
dengan analisis reduksi variabel-variabel bebas. Analisis ini dilakukan dengan
memasukkan seluruh variabel bebas, kemudian akan didapatkan sebuah
komponen matriks baru. Analisis PCA digunakan untuk menentukan jumlah
komponen matrik yang akan digunakan. Bobot dari komponen yang diperoleh
digunakan untuk menghitung nilai variabel laten (sesuai jumlah komponen)
sehngga diperoleh matriks baru Analisis MLR secara eksak adalah prosedur
perhitungan matematis biasa untuk fitting data. Teknik fitting data inu akan
melakukan minimisasi harga selisih dari nilai kesalahan total (random
error).Analisa regresi nonlinier terdiri dari Genetic Algorithm dan Neural
Network.
B. Kriteria statistik
korelasi adalah angka bervariasi mulai dari 0 sampai , Semakin tenggi nilai
koefisien kolerasi maka semakin baik hubungannya.
Nilai r2 menunjukkan beberapa % aktivitas biologi yang đapat dijelaskan
hubungannya dengan parametar sifat kimia-fisika yang digunakan.
Nilai F adalah indikator bilangan untuk menunjukkan bahwa hubungan
yang dinyatakan oleh persamaan yang didapat adalah benar atau
merupakan kejadian kebetulan. Semakin tinggi nilai F semakin kecil
kemungkinan hubungan tersebut adalah karena kebetulan.
Nilai t menunjukkan perbedaan koefisien regresi a, b, c dan d dari
persamaan regresi bila dibandingkan dengan tabel t.
Nilai s (simpangan baku) manjukkan nilai variasi kesalahan dalam
percobaan.
17
BAB III
KESIMPULAN
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
Dan saran bagi penulis, dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan penulis
juga dapat memahami isi dari makalah, tidak hanya sekedar membuat dan bisa
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada pembuatan makalah ini untuk makalah
yang lebih baik kedepannya
18
DAFTAR PUSTAKA
Gupta, S.P., 1989, QSAR Studies on Drugs Acting at the Central Nervous System,
Chem. Rev., 89 (8), Pp 1765-1800.