Hiperemesis Gravidarum-Terbaru
Hiperemesis Gravidarum-Terbaru
GRAVIDARUM
LEO SIMANJUNTAK
PENDAHULUAN
DEFINISI DEFINISI
• Hiperemesis gravidarum • Hiperemesis
adalah mual dan gravidarum adalah
muntah yang berat ≥ 3 keluhan mual dan
kali sehari disertai tanda- muntah yang berat
yang terjadi pada awal
tanda dehidrasi kehamilan sehingga
(ketonuria, gangguan dapat mempengaruhi
keseimbangan elektrolit) keadaan umum dan
dan penurunan BB >3kg mengganggu
dari BB sebelum hamil pekerjaan sehari-hari,
dan bukan disebabkan berat badan menurun,
penyakit lain. dan dehidrasi.
Definisi Definisi
Hyperemesis gravidarum is • Hyperemesis gravidarum
defined variably as (HG) is generally defined
vomiting sufficiently
severe to produce weight as intractable n/v ≥3
loss, dehydration, times a day with signs of
alkalosis from loss of dehydration (large
hydrochloric acid, and ketonuria, high urine
hypokalemia.
Acidosis develops from specific gravity, or
partial starvation. In some electrolyte imbalance)
women transient hepatic and weight loss of >3 kg
dysfunction develops. or >5% prepregnancy
weight, having excluded
other diagnoses.
Hiperemesis gravidarum dijumpai pada 0,5%
kelahiran hidup, biasanya dijumpai pada trimester
pertama kehamilan tetapi 10% pasien mengeluh
sepanjang usia hamil.
ETIOLOGI
DEHIDRASI ELEKTROLIT
KELUAR LAPAR
URINE
-OLIGURIA
-KETONURINE
-PROTEINURIE
Sinyal sensoris yang
menginduksi muntah
utamanya berasal dari
faring, esofagus, gaster,
dan duodenum. Impuls
diteruskan melalui N.
Vagus dan simpatis aferen
menuju medulla
oblongata (pusat
muntah). Kemudian impuls
motorik diteruskan dari
pusat muntah menuju
diafragma dan otot
abdomen melalui N.
Cranialis V, VII, IX, X, dan
XII menimbulkan refleks
muntah.
KLASIFIKASI
Secara klinis hiperemesis gravidarum dibagi atas 3
:
Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi
terhadap makanan dan minuman, berat badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu
dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai
100 x/mnt. Mata cekung, lidah kering, turgor kulit
berkurang, dan urin sedikit tapi masih normal.
KLASIFIKASI
Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan
diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi
cepat lebih dari 100 – 140 x permenit, sistolik < 80
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
ikterik, terdapat aseton dan bilirubin dalam urin,
berat badan cepat menurun.
KLASIFIKASI
Tingkat III
Walaupun kondisi ini sangat jarang, mulai
terjadi ganggua kesadaran ( delirium-koma)
atau ensefalopati Wernicke sebagai
manifestasi neurologis defisiensi thiamin (B1),
muntah berkurang atau berhenti, ikterus makin
nyata, sianosis, nistagmus, gangguan fungsi
jantung, bilirubin dan protein dalam urin.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda hamil muda seperti
amenorea, disertai muntah hebat sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu, mulut kering,
nafsu makan berkurang/tidak ada, meludah
(sialorea),
Ondansetron
DIET
Diet sebaiknya ditentukan oleh ahli gizi.
Diet hiperemesis I; diberikan pada hiperemesis
tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
dengan makanan tetapi 1 – 2 jam sesudahnya.
Diet ini kurang mengandung kalori kecuali
vitamin C, sehingga hanya diberikan selama
beberapa hari.
DIET
Diet hiperemesis II, diberikan bila mual dan
muntah sudah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Diet ini mengandung cukup vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan pada penderita
hiperemesis ringan. Minuman boleh diberikan
bersama makanan. Diet ini mengandung
rendah kalsium.
KOMPLIKASI
1. Maternal
Komplikasi maternal yang berat berupa
ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum
dan ruptur esofagus. Ensefalopati Wernicke
ditandai diplopia, nistagmus, ataksia, palsi
nervus ke-6 dan kejang akibat defisiensi tiamin
(B1). Bisa berlanjut menjadi psikosis Korsakoff
(amnesia, menurunnya kemampuan
beraktifitas), ataupun kematian.
Oleh karena itu pada hiperemesis tingkat III
dipertimbangkan terminasi kehamilan.