Anda di halaman 1dari 35

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM
LEO SIMANJUNTAK
PENDAHULUAN

Sekitar 80% wanita hamil mengeluh mual dan


muntah selama hamil (emesis gravidarum).

Gejala ini biasanya muncul pada usia


kehamilan antara minggu 4 – 10 dan biasanya
menghilang pada 20 minggu.
Tetapi sekitar 3% terjadi pada trimester ketiga.

Separuh wanita hamil mengeluh mual-mual


dan muntah pada pagi hari.

7% mencapai puncak pada malam hari dan


36% mengeluh sepanjang hari.
Istilah morning sickness agaknya istilah yang
kurang tepat sebab pada suatu studi prospektif
didapati hanya 2% yang mengeluh mual hanya
pada pagi hari sementara 80% mengeluh
sepanjang hari.

Bentuk yang berat dari emesis gravidarum


adalah hiperemesis gravidarum.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DEFINISI DEFINISI
• Hiperemesis gravidarum • Hiperemesis
adalah mual dan gravidarum adalah
muntah yang berat ≥ 3 keluhan mual dan
kali sehari disertai tanda- muntah yang berat
yang terjadi pada awal
tanda dehidrasi kehamilan sehingga
(ketonuria, gangguan dapat mempengaruhi
keseimbangan elektrolit) keadaan umum dan
dan penurunan BB >3kg mengganggu
dari BB sebelum hamil pekerjaan sehari-hari,
dan bukan disebabkan berat badan menurun,
penyakit lain. dan dehidrasi.
Definisi Definisi
Hyperemesis gravidarum is • Hyperemesis gravidarum
defined variably as (HG) is generally defined
vomiting sufficiently
severe to produce weight as intractable n/v ≥3
loss, dehydration, times a day with signs of
alkalosis from loss of dehydration (large
hydrochloric acid, and ketonuria, high urine
hypokalemia.
Acidosis develops from specific gravity, or
partial starvation. In some electrolyte imbalance)
women transient hepatic and weight loss of >3 kg
dysfunction develops. or >5% prepregnancy
weight, having excluded
other diagnoses.
Hiperemesis gravidarum dijumpai pada 0,5%
kelahiran hidup, biasanya dijumpai pada trimester
pertama kehamilan tetapi 10% pasien mengeluh
sepanjang usia hamil.
ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi


primigravida, usia muda, pendidikan < 12 tahun,
tidak merokok dan obesitas.

Lebih sering dijumpai dinegara barat dan Jepang


tetapi lebih sedikit di Afrika , Asia dan Alaska.
ETIOLOGI
Etiologi emesis gravidarum belum diketahui.
Diduga hormon hCG (human chorionic
gonadotropin) berperan penting. Hal ini didukung
fakta bahwa keluhan mual dan muntah makin
nyata pada saat kadar hCG dalam darah
mencapai puncaknya.
Hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada
kehamilan kembar, molahidatidosa, hidrops
fetalis, abnormalitas kariotipik janin seperti trisomi
21 (Down syndrome).
ETIOLOGI

Selain itu ternyata keluhan mual dan muntah juga


lebih berat pada kehamilan kembar dan
kehamilan mola dimana kadar hCG lebih tinggi
dibanding hamil tunggal normal.
Ada 15 studi prospektif yang dipublikasikan sejak
1990, dan 11 diantaranya memperlihatkan kadar
hCG nyata lebih tinggi pada penderita
hiperemesis gravidarum.
ETIOLOGI
Selain hCG, hormon estrogen juga diduga
berperan. Hal ini berdasar penelitian bahwa
wanita akseptor pil kontrasepsi yang mengeluh
mual dan muntah setelah minum pil, ternyata
lebih sering mengeluh mual dan muntah apabila
kelak hamil.
Faktor lain yang diduga berperan adalah,
progesterone, leptin, placental growth hormone,
prolactin, thyroxine, adrenocortical hormones,
ghrelins, leptin, nesfatin-1, dan PYY-3.
ETIOLOGI

Sebagian ahli berpendapat bahwa emesis


gravidarum merupakan respon fisiologis tubuh
sebagai bentuk adaptasi tubuh untuk melindungi
ibu dan janin dari kemungkinan masuknya
makanan berbahaya.
PATOGENESIS

Hormon-hormon seperti hCG, thyroxyne, cortisol


dll akan merangsang chemo-receptor trigger
zone (CTZ) yang merupakan pusat muntah di
otak.

CTZ terbukti lebih sensitif terhadap hormon-


hormon tertentu.
PATOFISIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARIUM
MUNTAH BERLEBIHAN

DEHIDRASI ELEKTROLIT
KELUAR LAPAR

HEMOKONSENTRASI UREUM LEMAK


GLUKOSA

PERFUSI KETON DEGENERASI


LEMAK
• TD
ASIDOSIS HEPATITIS
• HR
ENSEFALOPATI

URINE
-OLIGURIA
-KETONURINE
-PROTEINURIE
Sinyal sensoris yang
menginduksi muntah
utamanya berasal dari
faring, esofagus, gaster,
dan duodenum. Impuls
diteruskan melalui N.
Vagus dan simpatis aferen
menuju medulla
oblongata (pusat
muntah). Kemudian impuls
motorik diteruskan dari
pusat muntah menuju
diafragma dan otot
abdomen melalui N.
Cranialis V, VII, IX, X, dan
XII menimbulkan refleks
muntah.
KLASIFIKASI
Secara klinis hiperemesis gravidarum dibagi atas 3
:
Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi
terhadap makanan dan minuman, berat badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu
dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai
100 x/mnt. Mata cekung, lidah kering, turgor kulit
berkurang, dan urin sedikit tapi masih normal.
KLASIFIKASI
Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan
diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi
cepat lebih dari 100 – 140 x permenit, sistolik < 80
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
ikterik, terdapat aseton dan bilirubin dalam urin,
berat badan cepat menurun.
KLASIFIKASI

Tingkat III
Walaupun kondisi ini sangat jarang, mulai
terjadi ganggua kesadaran ( delirium-koma)
atau ensefalopati Wernicke sebagai
manifestasi neurologis defisiensi thiamin (B1),
muntah berkurang atau berhenti, ikterus makin
nyata, sianosis, nistagmus, gangguan fungsi
jantung, bilirubin dan protein dalam urin.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda hamil muda seperti
amenorea, disertai muntah hebat sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu, mulut kering,
nafsu makan berkurang/tidak ada, meludah
(sialorea),

Tanda vital; nadi meningkat 100 x/menit atau


lebih, tekanan darah menurun, subfebril dan
gangguan kesadaran.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik; dehidrasi( mukosa mulut kering,
turgor kurang), ikterus, BB menurun.

Laboratorium; gangguan keseimbangan elektrolit


dan ketonuria jelas dijumpai pada hiperemesis
gravidarum. Peninggian enzim hati, gangguan fungsi
ginjal dapat terjadi pada kasus-kasus yang berat.

USG; untuk mengetahui kondisi kehamilan, kehamilan


kembar dan molahidatidosa.
DIAGNOSIS BANDING
1. Hepatitis
2. Pancreatitis
3. Pyelonefritis
4. Appendisitis
5. DM tak terkontrol
PENANGANAN

Dianjurkan rawat inap.


Stop makanan peroral 24 – 48 jam.
Pasang infus glukosa dan RL. Diperlukan rehidrasi
dengan RL yang bisa mencapai 2 liter dalam 3-5
jam, serta cairan pemeliharaanmempertahankan
jumlah urin 100 ml/jam.
Injeksi thiamin 100 mg untuk mencegah
ensefalopati Wernicke.
PENANGANAN
Multivitamin meliputi B1,B2,B6,B12 dan Vitamin C.
Terutama vitamin B6 dengan dosis 10 – 25 mg, 3
kali sehari.
Obat-obatan antiemetik golongan fenotiazin
seperti prometazin, proklorperazin, klorpromazin
dan trimetobenzamid terbukti efektif tapi
keamanan dalam kehamilan belum sepenuhnya
diketahui.
Metoklopramid juga terbukti efektif dan aman
dalam kehamilan.
Ondansetron juga efektif dan aman meskipun
dengan penelitian masih terbatas.
Metoclopramide
Domperidone

Ondansetron
DIET
Diet sebaiknya ditentukan oleh ahli gizi.
Diet hiperemesis I; diberikan pada hiperemesis
tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
dengan makanan tetapi 1 – 2 jam sesudahnya.
Diet ini kurang mengandung kalori kecuali
vitamin C, sehingga hanya diberikan selama
beberapa hari.
DIET
Diet hiperemesis II, diberikan bila mual dan
muntah sudah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Diet ini mengandung cukup vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan pada penderita
hiperemesis ringan. Minuman boleh diberikan
bersama makanan. Diet ini mengandung
rendah kalsium.
KOMPLIKASI
1. Maternal
 Komplikasi maternal yang berat berupa
ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum
dan ruptur esofagus. Ensefalopati Wernicke
ditandai diplopia, nistagmus, ataksia, palsi
nervus ke-6 dan kejang akibat defisiensi tiamin
(B1). Bisa berlanjut menjadi psikosis Korsakoff
(amnesia, menurunnya kemampuan
beraktifitas), ataupun kematian.
Oleh karena itu pada hiperemesis tingkat III
dipertimbangkan terminasi kehamilan.

Selain itu juga dapat timbul komplikasi berupa


pneumomediastinum dan ruptur esofagus serta
kemungkinan berulang pada kehamilan berikut
lebih besar.
2. Janin

 Dapat terjadi pertumbuhan janin terhambat,


BBLR, prematuritas, dan skor APGAR yang
rendah dalam 5 menit pertama setelah lahir.

 Terminasi kehamilan karena hiperemesis yang


berat sekitar 2% kasus.
TIPS PERAWATAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Makan porsi kecil dan sering, lambung yang kosong
memperberat mual dan muntah.
• Sebelum beranjak dari tempat tidur sebaiknya
makan crackers atau sereal.
• Jahe dan lemon dianjurkan agar lambung terasa
nyaman.
• Minuman dalam porsi kecil pada siang hari.
• Multivitamin diminum pada malam hari.
• Usahakan sirkulasi udara dalam kamar tidur dengan
untuk mengurangi bau-bauan yang tidak sedap.
TIPS MENGATASI NYERI ULU
HATI
Nyeri ulu hati (Heartburn) timbul karena asam
lambung regurgitasi ke oesofagus akibat sfinkter
gastroesofageal relaksasi karena pengaruh hormon
progesteron. Untuk mengatasinya sbb:
• Makan porsi kecil dan sering.
• Makan perlahan dan dikunyah sampai halus.
• Hindari makanan pedas dan kafein.
• Tidak minum pada saat makan/ berbarengan
dengan makan.
• Duduk tegak setelah makan.
• Hindari cokelat, makanan berlemak, alkohol
terutama sebelum tidur ( they tend to relax
oesophageal muscle so that acid from the
stomach regurgitates up into the oesophagus
more easily)
• Hindari asam dan makanan pedas karena
dapat mengiritasi mukosa usus.
• milk and dairy products can
temporarily relieve the symptoms of
heartburn
• eat slowly, drink fluids between meals
rather than with meals
• eat small frequent meals, do not eat
large meals before bedtime
• sleep well propped up, not lying flat
HAL YANG HARUS DIHINDARI

• Berlama-lama lambung dibiarkan kosong.


• Berlama-lama ditempat panas, sebab cuaca
panas merangsang muntah.
• Berbaring setelah makan.
• Makanan pedas dan berlemak karena susah
dicerna.
• Lupa minum, karena dehidrasi akan
memperberat mual-muntah.

Anda mungkin juga menyukai