Anda di halaman 1dari 95

PANDUAN SKRIPSI STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

PANDUAN
PENULISAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI NERS


STIKes WIDYA NUSANTARA
2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii


DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Skripsi 1
1.2 Tujuan Skripsi 1
1.3 Mekanisme Pengajuan Topik Skripsi dan
Pembimbing 1
1.4 Persyaratan Skripsi 2
1.5 Persyaratan Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji Skripsi 2
1.6 Tugas Pembimbing I dan Pembimbing II 3
1.7 Tata Cara Pergantian Pembimbing 4
1.8 Tata Cara Berpakaian Setiap Pelaksanaan Seminar 4
1.9 Pelaksanaan Bimbingan Skripsi 4
1.10 Penyelenggaraan Seminar Proposal 6
1.11 Penyelenggaraan Ujian 7
1.12 Pelanggaran dan Sanksi-Sanksi Penulisan Skripsi 11
1.13 Pelanggaran dan Sanksi Pelanggaran Pembimbing 12
1.14 Penjilidan Skripsi 13
1.15 Penyerahan Skripsi 13
1.16 Etika dalam Penelitian 13
BAB II SISTEMATIKA SKRIPSI
2.1 Sistematika Umum 16
2.2 Uraian Setiap Bagian Naskah Skripsi 16
BAB III KEBAHASAAN
3.1 Perangkat Kebahasaan 27
3.2 Pemilihan Kata (Diksi) 27
3.3 Kalimat 33

ii
3.4 Pengektifan Paragraf 34
3.5 Pertalian Kalimat 36
BAB IV ILUSTRASI
4.1 Tabel 37
4.2 Grafik 45
4.3 Gambar 45
BAB V PENGUTIPAN PUSTAKA DAN PENYUSUNAN DAFTAR
PUSTAKA
5.1 Kutipan 49
5.2 Daftar Pustaka 56
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

3.1 Contoh penggunaan dalam perhurufan 28


3.2 Contoh kesalahan dalam pengejaan 29
3.3 Contoh kesalahan dalam penulisan kata 30
3.4 Contoh kesalahan dalam penggunaan tanda baca 30
3.5 Contoh penggunaan tanda baca lain 31
4.1 Contoh pembuatan table 45
5.1 Ragam nama penulis dari berbagai bangsa dan penulisannya
pada tubuh tulisan 54

DAFTAR GAMBAR

4.1 Contoh pembuatan diagram batang 47


4.2 Contoh pembuatan diagram lingkaran 48

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1 Ketentuan pengetikan, warna sampul, jumlah halaman maksimum


skripsi, pembuatan dan peletakan ilustrasi 63
2 Contoh halaman sampul depan proposal 66
3 Contoh halaman pernyataan skripsi 67
4 Contoh halaman abstrak skripsi hasil penelitian 68
5 Contoh halaman Judul Skripsi 69
6 Contoh halaman persetujuan skripsi 70
7 Contoh lembar pengesahan skripsi 71
8 Contoh prakata 72
9 Contoh daftar isi hasil penelitian 74
10 Contoh daftar tabel, tabel gambar, dan daftar lampiran
dalam 1 halaman 75
11 Contoh riwayat hidup untuk skripsi 76
12 Beberapa kode nama negara berdasarkan ISO 3166 77

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Skripsi


Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil
penelitian yang membahas suatu masalah dengan menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu.

1.2 Tujuan Skripsi


Tujuan skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap mahasiswa agar
dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu
permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

1.3 Mekanisme Pengajuan Topik Skripsi dan Pembimbing


Agar pembuatan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar ada
beberapa prosedur yang harus dilalui oleh mahasiswa pengusul. Adapun alur
selengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan form pengajuan judul penelitian dan buku panduan skripsi di
Program Studi Ilmu Keperawatan
b. Mahasiswa mengajukan 3 judul skripsi beserta sinopsis ke Program Studi
Ilmu Keperawatan.
c. Ketua Program Studi menyetujui judul skripsi dan menentukan
pembimbing berdasarkan kelayakan dan pertimbangan aspek keilmuan.
d. Program Studi memberikan form persetujuan judul skripsi dan
pembimbing ke pada mahasiswa.

1
1.4 Persyaratan Skripsi
Mahasiswa S1 Keperawatan yang berhak menyusun skripsi adalah
mereka yang memenuhi persyaratan akademik dan administrasi sebagai berikut:
1.4.1 Persyaratan Akademik
a. Telah lulus semua mata kuliah
b. Memiliki rancangan skripsi (proposal) yang telah disetujui oleh
pembimbing skripsi
1.4.2 Persyaratan Administrasi
Telah memenuhi semua persyaratan administrasi (keuangan dan
akademik)

1.5 Persyaratan Dosen Pembimbing, dan Dosen Penguji Skripsi.


1.5.1 Persyaratan Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing skripsi ditetapkan sebagai berikut:
a. Pembimbing skripsi sebanyak 2 orang terdiri atas pembimbing
pertama dan pembimbing kedua. Kedua pembimbing tersebut masing-
masing memiliki keahlian yang relevan dengan skripsi mahasiswa.
b. Pembimbing I adalah minimal memiliki jabatan asisten ahli dengan
kualifikasi pendidikan minimal S2 (Sumber: peraturan menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 46
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya).
Pembimbing II adalah staf pengajar dengan kualifikasi pendidikan
minimal S2 (magister) dan memiliki kompetensi sesuai dengan
substansia kajian studi.
c. Pembimbing I adalah dosen Program Studi NersSTIKES Widya
Nusantara Palu

2
1.5.2 Persyaratan Dosen Penguji Skripsi
Dosen penguji skripsi yang disebut dengan majelis penguji
terdiri atas ketua (penguji utama) dan anggota (pembimbing I dan II).
Persyaratan ketua penguji adalah serendah-rendahnya mempunyai
jabatan akademik Lektor atau Asisten Ahli dengan kualifikasi
pendidikan minimal S2. Anggota penguji I adalah serendah-rendahnya
mempunyai jabatan akademik Asisten Ahli dengan kualifikasi
pendidikan minimal S2. Anggota penguji II adalah staf pengajar
dengan kualifikasi pendidikan minimal S2 (magister) dan memiliki
kompetensi sesuai dengan substansia kajian studi.

1.6 Tugas Pembimbing I dan Pembimbing II


Secara umum tugas pembimbing dalam penyusunan skripsi adalah
mengarahkan mahasiswa dalam mempersiapkan proposal, menentukan waktu
untuk melakukan seminar proposal dan ujian skripsi. Secara rinci tugas
pembimbing meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Membimbing mahasiswa dalam membuat proposal sesuai dengan topik
mahasiswa. Desain penelitian hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
mahasiswa, sumber daya dan jangka waktu yang tersedia
b. Membimbing mahasiswa dalam melihat alternatif-alternatif pendekatan
masalah sehingga dapat menentukan kerangka konsep dan atau
mengembangkan model teoritis
c. Membimbing mahasiswa dalam melihat alternatif-alternatif metode
pengupasan analitik untuk menguji kerangka konsep, pemecahan masalah
dan atau model teoritis yang dikembangkan
d. Memberi petunjuk kepada mahasiswa dalam mencari bahan pustaka dan/
atau pengumpulan data primer maupun data sekunder
e. Membimbing mahasiswa dalam kelancaran pelaksanaan
penelitian/penulisan. Bila dianggap perlu pembimbing dapat meminta
bantuan ahli lain sebagai narasumber. Dalam memonitor tugas dan

3
bimbingan digunakan buku bimbingan skrips. Buku bimbingan tersebut
selalu dibawa mahasiswa pada saat konsultasi dengan pembimbing, yang
dibuktikan dengan paraf/tanda tangan pembimbing setiap konsultasi.

1.7 Tata Cara Pergantian Pembimbing


Pergantian pembimbing dimungkinkan apabila pada saat mahasiswa
memprogramkan skripsi, namun pembimbingnya tidak berada di tempat selama
tiga bulan berturut-turut sehingga selama waktu teresebut proses pembimbingan
tidak dapat dilaksanakan. Permintaan pergantian pembimbing dilakukan oleh
mahasiswa melalui surat permohonan kepada Ketua Program Studi. Selanjutnya
ketua Prodi akan bersurat ke Ketua STIKes Widya Nusantara untuk selanjutnya
menerbitkan SK pembimbing yang baru oleh Ketua STIKes Widya Nusantara.

1.8 Tata Cara Berpakaian setiap Pelaksanaan Seminar


1.8.1 Bagi Mahasiswa
a. Seminar Proposal dan Ujian Skripsi
Mahasiswa mengenakan pakaian rapi dan sopan. Mengenakan
kemeja berwarna putih dan almamater STIKes Widya Nusantara
Palu. Bagi laki-laki mengenakan celana berwarna hitam dan bagi
perempuan mengenakan rok berwarna hitam
1.8.2 Bagi Pembimbing, Penguji, dan Moderator
a. Seminar Proposal dan Ujian Skripsi
Dosen pembimbing, penguji, dan Moderator mengenakan pakaian
rapi dan sopan

1.9 Pelaksanaan Bimbingan Skripsi


Penyelesaian skripsi untuk Prodi Ilmu Keperawatan STIKes Widya
Nusantara Palu melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Mahasiswa diwajibkan menyusun proposal rancangan penelitian skripsi
sesuai prosedur dan format.

4
2. Tahap pelaksanaan penelitian dan bimbingan
a. Pembimbingan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan menyeluruh
dengan memperhatikan keterampilan proses, prinsip-prinsip keilmuan,
asas demokrasi dan keadilan. Pemahaman dan keterampilan yang
seharusnya dimiliki oleh mahasiswa dalam proses mengerjakan skripsi
bukan hanya sekedar menghasilkan produk sehingga dia lepas dari
kewajibannya. Akan tetapi, hal-hal yang berkaitan dengan kesesuaian
masalah yang diteliti dengan bidang ilmu mahasiswa, orisinalitas
masalah, orisinalitas data, penggunaan bahasa, teknik perujukan dan
penulisan rujukan, dan teknik penulisan haruslah menurut kaidah atau
kelaziman penulisan sebuah karya ilmiah (skripsi). Sedapat mungkin
hasil penulisan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
b. Secara formal bimbingan oleh dosen pembimbing dimulai sejak
penunjukkan pembimbing hingga skripsi selesai.
c. Bimbingan skripsi diharapkan dapat selesai paling cepat 2 semester
sejak SK pembimbing dikeluarkan. Namun perpanjangan waktu dapat
saja dilakukan paling lama 1 x 6 bulan. Apabila melewati batas waktu
tersebut, maka pembimbing berkewajiban menanyakan kesanggupan
mahasiswa menyelesaikan kewajiban tersebut dan memberitahukan
kepada ketua Prodi yang bersangkutan untuk diambil langkah-langkah
yang tepat.
d. Naskah skripsi dapat disahkan oleh pembimbing apabila perbaikan
telah dilakukan sesuai dengan arahan.
e. Naskah skripsi yang telah selesai proses pembimbingannya disahkan
oleh pembimbing dan selanjutnya mahasiswa, menyerahkan kepada
ketua Prodi untuk menentukan jadwal ujian skripsi.
f. Jika penulisan memenuhi persyaratan menurut penilaian pembimbing,
maka mahasiswa yang bersangkutan dapat bermohon untuk ujian

5
skripsi. Pelaksanaan ujian skripsi dilakukan setiap saat dan harus
dihadiri sekurang-kurangnya satu orang dosen pembimbing.

1.10 Penyelenggaraan Seminar Proposal


1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengajuan seminar proposal
adalah:
a. Telah lulus mata kuliah minimal 140 SKS
b. Telah memprogramkan mata kuliah skripsi pada KRS
c. Telah menghadiri seminar proposal minimal 5 kali dibuktikan dengan kartu
kontrol yang ditandatangani oleh ketua atau sekretaris dewan penguji
d. Telah menyelesaikan dokumen seminar proposal yang dilengkapi
dengan halaman persetujuan (pernyataan telah diperiksa dan disetujui untuk
diseminarkan) oleh pembimbing I, pembimbing II, dengan diketahui Ketua
Prodi
e. Penulisan dokumen seminar proposal memenuhi kaidah buku
peraturan dan panduan penyusunan skripsi sarjana Prodi NersSTIKes
Widya Nusantara Palu
f. Mengajukan surat permohonan pelaksanaan seminar proposal yang
diketahui oleh pembimbing I dan pembimbing II
g. Setalah butir (a) sampai (f) terpenuhi maka prodi mengeluarkan jadwal
dan tim penguji serta bukti penerimaan dokumen proposal kepada
mahasiswa untuk diajukan ke BAAK untuk membuat undangan
seminar proposal dan undangan ujian skripsi yang ditandatangani oleh
Ketua Program Studi
h. Menyerahkan undangan, jadwal dan dokumen proposal kepada seluruh
penguji
2. Penyelenggaraan Seminar Proposal
Prosedur penyelenggaraan seminar proposal adalah :

6
a. Seminar dilaksanakan oleh Prodi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
b. Naskah Proposal diberikan ke Perpus, LPPM atau prodi untuk
dilakukan pemerikasaan plagiarisme,
c. Naskah Proposal Telah melalui tahap proses plagiarisme menggunakan
aplikasi turnitin dengan batas kewajaran 30%
d. Jika terdeteksi plagiarisme melebihi 30% maka akan dikembalikan ke
mahasiswa dan diharapkan ke pembimbing satu untuk
mengkonsultasikan kembali skripsi yang terindikasi plagiarisme.
e. Sebelum pelaksanaan seminar, mahasiswa memperlihatkan bukti
dokumen proposal penelitian kepada moderator seminar yang telah
ditentukan oleh bagian BAAK.
f. Moderator seminar memastikan kelengkapan dokumen seminar
proposal mahasiwa dan kesiapan ruangan yang akan digunakan
g. Seminar dapat dilaksanakan jika dihadiri oleh salah satu pembimbing
dan penguji
h. Pelaksanaan seminar proposal penelitian maksimal 120 menit yang
dipimpin oleh moderator
i. Penilaian seminar proposal memenuhi pembobotan 0,00-4,00.
Kumulatif pembobotan dinilai dengan kriteria:
(a) Sangat baik (A= 3,25-4,00)
Usulan proposal masih perlu disempurnakan atau dilengkapi
(b) Baik (B= 2,50-3,24)
Usulan proposal masih perlu disempurnakan dan dilengkapi
(c) Kurang (E<2,50)
Usulan proposal masih perlu dikembangkan dan wajib seminar
ulang
j. Setiap dosen yang hadir dalam seminar, berhak dan wajib memberikan
penilaian
k. Nilai akhir ditentukan berdasarkan nilai rata-rata dari akumulasi sluruh
nilai yang masuk

7
1.11 Penyelenggaraan Ujian
1. Persyaratan Administrasi
Ujian dapat diselenggaarakan, apabila seluruh persyaratan administrasi
telah dipenuhi, yang meliputi:
a. Naskah Skripsi diberikan ke Perpus, LPPM atau prodi untuk dilakukan
pemerikasaan plagiarisme,
b. Naskah Skripsi Telah melalui tahap proses plagiarisme menggunakan
aplikasi turnitin dengan batas kewajaran 30%
c. Jika terdeteksi plagiarisme melebihi 30% maka akan dikembalikan ke
mahasiswa dan diharapkan ke pembimbing satu untuk
mengkonsultasikan kembali skripsi yang terindikasi plagiarisme.
d. Naskah skripsi telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan
e. Naskah skripsi telah diterima oleh penguji paling lambat 5 (lima) hari
sebelum tanggal pelaksanaan ujian, yang ditunjukka tanda terima oleh
masing-masing penguji.
f. Surat pernyataan kesediaan hadir oleh penguji (termasuk pembimbing)
g. Surat keputusan Ketua STIKes Widya Nusantara Palu tentang dewan
penguji skripsi mahasiswa yang bersangkutan yang terdiri atas: penguji
(penguji utama), penguji II (pembimbing I) dan penguji III
(pembimbing II). Dosen penguji I adalah dosen yang ditunjuk ketua
Prodi dan telah membahas proposal dalam seminar proposal.
Untuk skripsi yang belum layak diujikan menurut penilaian
penguji utama (penguji I) karena adanya kesalahan serius, seperti:
kesalahan metodologi, pelaksanaan ujian dapat ditunda. Penundaan
pelaksanaan ujian skripsi diusulkan oleh penguji utama (penguji I) ke
prodi minimal 2 (dua) hari sebelum tanggal dan hari pelaksanaan
ujian. Penetapan penundaan pelaksanaan ujian skripsi dilakukan
berdasarkan kesepakatan oleh majelis penguji melalui rapat pertemuan
yang difasilitasi oleh Prodi
Ujian skripsi dilaksanakan dalam waktu 1-2 jam, dengan
pembagian waktu sebagai berikut:
1) Pembukaan (persiapan pelaksanaan ujian) 2-5 menit
8
2) Penyajian isi ringkasan skripsi 10-15 menit
3) Pengajuan pertanyaan oleh penguji utama (penguji I) 30-40
menit, penguji II dan penguji III masing-masing 20 menit
4) Penutup (pengumuman hasil ujian) 3-10 menit
Penyajian isi ringkasan skripsi dilakukan dengan menggunakan
LCD atau alat bantuan lainnya. Penguji dalam ujian (mahasiswa
yang ujian) harus menyiapkan fotocopy isi skripsi yang akan
disajikan (dijelaskan) minimal 4 rangkap.

2. Penilaian Ujian Skripsi


Penilaian skripsi dilakukan terhadap (a) isi skripsi dan (b) penyajian isi
skripsi. Adapun aspek yang menjadi fokus penilaian terhadap isi skripsi dan
penyajian isi skripsi mengacu kepada aspek yang ada pada tabel berikut ini,
dengan skor penilaian menggunakan kriteria 1= sangat kurang, 2= kurang, 3
= baik, dan 4 = sangat baik.

No Aspek Indikator Bobot % Skor Nilai


A. Isi Skripsi
1 Perumusan  Relevansi judul dan
Masalah rumusan masalah
 Relevansi substansi 15
latar belakang dengan
rumusan masalah
2 Tujuan dan  Pengembangan IPTEK
Manfaat Hasil  Relevansi judul
Penelitian  Kegunaan untuk 10
lembaga tempat
penelitian
3 Tinjauan Relevansi, kemutakhiran
Pustaka dan penyusunan daftar 10
rujukan
4 Metode Ketepatan metode yang
10
Penelitian Digunakan

9
5 Keterbacaan  Penggunaan tata 10
isi skripsi bahasa yang benar dan
kebermaknaan kalimat
 Koherensi dan
konsistensi peralihan
dari satu paragraf ke
paragraf yang lain
B. Penyajian Isi Skripsi
6 Performans  Cara penyajian isi
5
skripsi
 Penguasaan isi skripsi 20
 Kemampuan
15
berargumentasi

10
Catatan :
a. Setiap aspek yang dinilai diberi skor :
1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
b. Nilai = Bobot x Skor (BxS)

Nilai Dosen Penguji (Np) = ∑ Bx S


100

Dengan bobot : B = Bobot, dan S = Skor


Selanjutnya nilai akhirnya skripsi dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut :
Nilai Akhir Skripsi (NAS) = 1 x N p1 + N p2 + 2N p3
4

Dengan
N p1 = Nilai Dosen Penguji 1 (Pembimbing 1) N
p2 = Nilai Dosen Penguji 2 (Pembimbing 2) N p3
= Nilai Dosen Penguji 3 (Penguji Netral)

Dari nilai akhir skripsi selanjutnya ditetapkan menurut kriteria berikut ini:
Nilai
Nilai (Angka) Kriteria Keterangan
(Huruf)
A N(a) ≥ 3,50 Mahasiswa yang
dinyatakan lulus ujian
B 3.00 ≤ N(a) P < 3,50 L (Lulus) skripsi pada
kesempatan ujian kedua
C 2,50 ≤ N(a) P < 3,00 nilai kelulusan
maksimal (3,00)

D N(a) < 2,50 Tidak Lulus


3. Perbaikan Skripsi
Setelah ujian, mahasiswa yang dinyatakan lulus sesuai dengan
kriteria diatas diwajibkan memperbaiki skripsinya berdasarkan saran dan
masukan dari dewan penguji. Perbaikan ini harus selesai paling lama satu
bulan setelah pelaksanaan ujian. Bila perbaikan tidak selesai jangka waktu
tersebut, maka kelulusan dinyatakan batal dan skripsi harus diujikan
kembali.

1.12 Pelanggaran dan Sanksi-Sanksi Penulisan Skripsi


1. Pelanggaran Berat Mahasiswa
a. Mengambil sebagian atau keseluruhan skripsi orang lain secara utuh
untuk diadopsi menjadi karya sendiri dengan tidak menyebutkan
sumber aslinya.
b. Membeli skripsi yang dibuat oleh orang lain dengan sejumlah harga
tertentu tanpa terlibat dalam berbagai hal untuk kesempurnaan
penyelesaian skripsinya.
c. Memalsukan tanda tangan tim penguji dan pimpinan Stikes

2. Sanksi Pelanggaran Berat


Pemberian sanksi terhadap berbagai pelanggaran berat dilakukan
berdasarkan evaluasi dan musyawarah seluruh elemen yang terlibat yang
dipimpin oleh Ketua Program Studi setelah berkoordinasi dengan Pimpinan
STIKes. Sanksi – sanksi yang dapat diberikan antara lain :
1. Menunda sidang dalam jangka waktu tertentu, dengan mewajibkan
memperbaiki pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya.
2. Menunda proses pembuatan ijazah dalam jangka waktu tertentu,
dengan mewajibkan memperbaiki pemalsuan/pelanggaran tersebut
sebagaimana biasanya mestinya.

11
3. Menunda proses pembuahan ijazah dalam jangka waktu tertentu,
dengan mewajibkan memperbaiki pemalsuan/pelanggaran tersebut
sebagaimana mestinya.
4. Tidak berhasilnya ujian sarjana dan wajib mengikuti ujian ulang
sebagaimana biasanya, meskipun tidak wajib membayar lagi biaya
sidang.

1.13 Pelanggaran dan Sanksi Pelanggaran Pembimbing


1. Pelanggaran Pembimbing
a. Membuat skripsi mahasiswa dengan meminta imbalan dalam
jumlah tertentu tanpa mengindahkan etika profesi
b. Menghambat proses bimbingan dengan berbagai alasan dan tidak
terkait dengan kepentingan akademik
c. Tidak menghadiri seminar proposal dan ujian sarjana terhadap
mahasiswa yang dibimbingnya tanpa alasan yang jelas
2. Sanksi Pelanggaran Pembimbing
Penentuan pembimbing adalah wewenang Ketua Prodi yang
diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam mengajukan nama
pembimbing yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji
oleh mahasiswa. Usulan pembimbing semata-mata didasarkan pada
kesesuaian pembimbing tersebut dengan masalah yang ditulis
mahasiswa.
Namun dalam pelaksanaan bimbingan mungkin saja berbagai
pelanggaran di atas dapat terjadi, maka sanski-sanksi yang diberikan
lebih mengarah kepada sanksi-sanki yang dapat mendidik dan
menegakkan moralitaas sebagai seorang dosen, dengan berkonsultasi
terlebih dahulu dengan pimpinan STIKes. Sanksi-sanksi tersebut
dapat berupa mengembalikan honor penguji/ pembimbingan kepada
kas STIKes bilamana tidak menghadiri ujian dengan alasan yang
tidak jelas serta mengurangi keterlibatannya sebagai pembimbing
dan penguji.
12
1.14 Penjilidan Skripsi
Skripsi yang sudah diperbaiki oleh mahasiwa harus mendapat pengesahan
terlebih dahulu dari pembimbing. Selanjutnya, skripsi tersebut harus
diverifikasi oleh BAAK sebelum dilakukan penjilidan.

1.15 Penyerahan Skripsi


Jarak waktu ujian skripsi dengan penyerahan ke Perpustakaan paling lama
2 (dua) bulan. Jumlah skripsi yang harus diserahkan oleh mahasiswa adalah :
1. Perpustakaan 1 buah
2. Prodi Ners1 buah
3. Lokasi Penelitian 1 buah
4. Pembimbing I dan pembimbing II masing-masing 1 buah

1.16 Etika dalam Penelitian


1. Hakikat Penelitian
Penelitian merupakan kunci kemajuan, bukan hanya untuk kepentingan
akademik melainkan juga untuk kepentingan pemerintahan, industri, dan
perniagaan. Tujuan tersebut dapat tercapai jika memperhatikan
pelaksanaannya dengan sistematis dan terkendali.
Berdasarkan pengetahuan empiris, penyelidikan atau pengamatan atau
pendeskripsian dilakukan secara cermat dan data dikumpulkan dengan ukuran
analitis. Data yang terkumpul dianalisis dan ditafsir secara objektif, tidak
bias, logis, dan simpulannya dinyatakan dengan jelas untuk kemaslahatan
umat. Akan tetapi, pengetahuan baru yang diperoleh dari kegiatan penelitian
ini belum memasuki ranah sains yang sesungguhnya jika belum
dipublikasikan dalam bentuk tulisan ilmiah yang kesahihannya dapat dinilai
dan dievaluasi secara terbuka. Publikasi terbaik dari suatu hasil penelitian
ilmiah ialah melalui berkala ilmiah, yang umumnya memberlakukan
seperangkat norma yang berlaku universal. Dalam dunia ilmiah, ada tiga
jenis perbuatan tercela yang harus dihindari, yaitu fabrikasi data,
falsifikasi data, dan plagiarisme.

13
 Fabrikasi: Data atau hasil penelitian dikarang atau dibuat-buat dan
dicatat dani atau diumumkan tanpa pembuktian bahwa peneliti yang
bersangkutan telah melakukan proses penelitian. Di sinilah pentingnya
bagi setiap peneliti membuat catatan penelitian (logbook) secara
cermat sebagai bukti tidak melakukan fabrikasi.
 Falsifikasi: Data atau hasil penelitian dipalsukan dengan mengubah
atau melaporkan secara salah, termasuk membuang data yang
bertentangan secara sengaja untuk mengubah hasil. Pemalsuan juga
meliputi manipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses.
 Plagiarisme: Gagasan atau kata-kata orang lain digunakan tanpa
memberi penghargaan atau pengakuan atas sumbernya. Plagiarisme dapat
terjadi ketika mengajukan usul penelitian, dan melaksanakannya, juga
dapat terjadi ketika menilai dan melaporkan hasilnya. Plagiarisme
mencakup perbuatan, seperti mencuri gagasan, pemikiran, proses, dan
hasil penelitian orang lain-baik dalam bentuk data maupun kata-kata,
termasuk bahan yang diperoleh dalam penelitian terbatas yang bersifat
rahasia.
Peneliti harus mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian
ilmiahnya secara bertanggungjawab, cermat, dan saksama. Berikut ini beberapa
bagian dari penelitian yang rawan pelanggaran:
 Teknik percobaan: Pengamatan ilmiah yang dilakukan harus dapat
diverifikasi untuk mengurangi bias yang mungkin terjadi, hasil pengamatan
yang diperoleh harus dapat diulang kembali (replikasi), metode yang
digunakan harus cermat dibangun sehingga tidak menyulitkan pembedaan
antara sinyal dan bising (noise), sumber galat harus jelas sehingga
permasalahan yang dikaji tidak menjadi kabur, dan simpulan yang ditarik
tidak salah.

 Penanganan data: Validitas data bergantung pada validitas dan akurasi


metode yang digunakan. Peneliti harus mengerti sifat (nature) data yang

14
dikumpulkan, oleh karena itu peneliti harus terlibat langsung dalam setiap
proses yang dijalankan. Kejanggalan pada data yang berasal dari dua atau
lebih sumber pengukuran harus dicermati dan diatasi.
 Benturan kepentingan: Benturan kepentingan rawan terjadi pada
penelitian yang dibiayai oleh sponsor tertentu atau pemberi bahan penelitian.
Dalam pelaksanaan suatu penelitian, sponsor sering lebih mengutamakan
pencapaian kepentingannya daripada menjaga objektivitas ilmiah. Setelah
selesai mengerjakan percobaan atau pengamatan, mengolah dan
menafsirkan data, peneliti harus menyebarkan informasi tertulis dari hasil
penelitiannya. Informasi dari hasil pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau
pengetahuan baru yang diungkap dan diperolehnya dari hasil penelitian
tersebut hanya boleh dipublikasi sekali saja, tidak boleh berulang-ulang.

2. Etika bagi Peneliti


Di antara beberapa masalah etika yang terkait dengan penelitian ialah
isu yang berhubungan dengan orang ringkih (vulnerable), hewan uji, embrio
manusia, dan benturan kepentingan (conflict of interest) (Pauwels, 2007). Yang
termasuk dalam kategori orang ringkih antara lain anak- anak, orang
tahanan, penyandang disabilitas, dan pasien penderita penyakit parah. Jika
mereka akan menjadi subjek penelitian, peneliti harus mencari landasan
hukum yang dapat menjamin partisipasi mereka, misalnya dari orang tua atau
dokter. Partisipan penelitian seperti ini harus diberi informasi sejelas-jelasnya
mengenai tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dan dampaknya
(risiko, ketidaknyamanan yang akan dialami) agar mereka memaklumi dan
dengan demikian peneliti memperoleh izin termaklum (informed consent), baik
dari partisipan itu sendiri atau dari yang diangkat menjadi walinya. Izin
termaklum juga perlu diperoleh untuk penelitian yang menggunakan materi
genetika manusia atau sampel hayati. Hal ini digunakan untuk menjamin
validitas data yang akan diperoleh dan menjamin tidak ada penolakan atas hasil
penelitian di kemudian hari.
15
BAB II
SISTEMATIKA SKRIPSI

2.1 Sistematika Umum


1. Halaman Sampul, lihat Lampiran 2
2. Halaman Pemyataan, lihat Lampiran 3
3. Abstrak dan Abstract, lihat Lampiran 4
4. Halaman Judul, lihat Lampiran 5
5. Halaman Pengesahan, lihat Lampiran 7
6. Prakata, lihat Lampiran 8
7. Daftar Isi, lihat Lampiran 9
8. Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, lihat Lampiran 10

2.2 Uraian setiap bagian naskah skripsi


2.2.1 Bagian Awal
a. Halaman Sampul Halaman sampul memuat judul, nama lengkap
mahasiswa
(jangan disingkat), logo STIKes Widya Nusantara, nama program
studi, Sekolah tinggi dan tahun lulus
b. Halaman Pernyataan Lembaran ini memuat pernyataan bahwa skripsi
tersebut merupakan karya mahasiswa dengan arahan dosen
pembimbing, yang belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun ke
perguruan tinggi mana pun dan bebas dari plagiarisme
c. Abstrak dan Abstract Abstrak merupakan ulasan singkat mengenai
alasan penelitian dilakukan, pendekatan atau metode yang dipilih,
hasil-hasil penting, dan kesimpulan utama dari hasil kegiatan Skripsi.
 Abstrak skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

16
 Narasi disusun dalam 1 paragraf saja dan panjangnya tidak lebih
dari 200 kata.
 Latar belakang permasalahan, metode, hasil penelitian dengan
penekanan pada temuan baru, dan implikasi disajikan secara
informatif dan faktual.
 Pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel tidak dibolehkan.
 Singkatan hanya digunakan jika masih digunakan lagi dalam
bagian Abstrak.
 Harus dipastikan tidak ada kesalahan ejaan, tata bahasa, dan
ungkapan dalam bahasa Inggris. Gunakan sarana pengolah kata
yang tersedia di komputer untuk mengecek ketiga hal kebahasaan
tersebut.
 Jika digunakan mesin penerjemah untuk Abstract, periksa ulang
mutu luaran dari segi keterbacaan.
 Halaman Abstrak (Indonesia dan Inggris) diberi nomor halaman i,
dihitung sebagai halaman isi, tetapi tidak dicetak.
 Pada bagian akhir abstrak dicantumkan kata kunci, tidak lebih dari
5 kata dan dituliskan menurut abjad.
d. Prakata
 Prakata memuat antara lain uraian singkat tentang informasi kapan
dan lama penelitian dilakukan, lokasi, dan sumber dana penelitian
bila bukan berasal dari dana sendiri, ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada komisi pembimbing, penguji luar komisi, dan
pihak lain yang berkontribusi langsung pada penelitian, seperti
pemberi materi percobaan, penyedia sarana, pemberi jasa teknis
lapangan atau laboratorium yang membantu pelaksanaan
penelitian, dan yang memberi masukan akademik atau profesional
atas naskah skripsi.

17
 Tidak memuat hal-hal yang tidak terkait langsung dengan
penyelesaian tugas akhir
e. Daftar Isi
 Memuat secara menyeluruh isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi
pembaca yang berminat membaca keseluruhan atau suatu bab atau
sub bab tertentu.
 Daftar Isi disusun berdasarkan bab dan sub bab dengan
memperhatikan apakah pola yang dianut adalah pola umum atau
pola rangkaian penelitian
f. Daftar Tabel, Gambar, dan Lampiran
Daftar Tabel, Gambar, dan Lampiran dapat ditulis melanjut dalam
satu halaman; tidak perlu menuliskannya pada halaman sendiri-
sendiri.
2.2.2 Bagian Utama
Bagian Utama terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah
peneltian, tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Kerangka Konsep, hipotesis penelitian, Desain penelitian, Tempat dan
waktu penelitian, Populasi dan sampel penelitian, Variabel penelitian,
Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Analisis data, Penyajian Data dan Jadwal Penelitian.
a. Latar Belakang
Latar belakang masalah menguraikan tentang masalah yang ada dari
fenomena yang diamati, dirasakan atau dari membaca yang membuat
seseorang tertarik, menganggap penting dan perlu diteliti serta
dilengkapi dengan data-data yang menunjang yaitu: adanya gejala
tentang permasalahan yang akan diteliti, relevansi dan intensitas
pengaruh masalah yang diteliti terhadap aspek ilmu dengan segala
akibat yang ditimbulkannya, keserasian pendekatan metodologis yang
digunakan, gambaran kegunaan hasil penelitian.

18
b. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan disajikan secara singkat dalam bentuk pertanyaan,
yang isinya mencerminkan inti fenomena yang akan diteliti sebagai
akibat adanya kesenjangan teori dan realitas.
c. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan arah dan tujuan apa yang akan
dicapai dalam penelitan, mengetengahkan indikator-indikator yang hendak
ditemukan dalam penelitian, terutama berkaitan dengan variabel-variabel
yang akan diteliti. Tujuan penelitian ditulis dengan memilih kata kerja yang
hasilnya dapat diukur dan dilihat, seperti: menguraikan,
menerangkan,membuktikan, menjajaki, menguji, atau menerapkan suatu
gejala, konsep atau dugaan, atau bahkan membuat suatu prototipe. Jangan
menggunakan kata kerja mengetahui, melihat, atau memahami.
d. Manfaat penelitian
Manfaat ini menjelaskan sesuatu yang diharapkan bagi ilmu pengetahuan
(pendidikan), masyarakat, dan instansi tempat meneliti.
e. Tinjauan Pustaka atau Telaah Pustaka
 Pustaka yang digunakan dalam bab ini ialah acuan primer;
diutamakan artikel berkala ilmiah dan paten yang relevan dengan bidang
yang diteliti, terkini, dan asli (state of the art). Diktat dan buku ajar tidak
termasuk acuan primer.
 Tinjauan pustaka memuat telaah singkat, jelas, dan sistematis tentang
kerangka teoretis, kerangka pikir, temuan, postulat, prinsip, asumsi, dan
hasil penelitian yang relevan yang melandasi masalah penelitian atau
gagasan guna menggali pemahaman mengenai masalah penelitian dan
pemecahan masalahnya. Oleh karena itu, dari tinjauan pustaka harus
dapat diturunkan kerangka pikir, hipotesis penelitian, dan metode
penelitian.
 Acuan yang relevan harus dimanfaatkan untuk membahas temuan
yang dituangkan kemudian dalam Pembahasan.

19
 Telaah pustaka tidak sekadar berisi informasi umum seperti definisi,
tetapi berisi informasi dasar yang berkaitan dengan inti penelitian.
 Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir membantu penulis
memahami status atau garis depan penelitian di bidang tersebut.
Kumpulan pustaka yang memadai pasti akan meningkatkan
kepercayaan diri penulis sewaktu memilih metode, melaksanakan
penelitian, dan menyusun argumentasi dalam bab Pembahasan.
 Pustaka tidak boleh disitasi secara ekstensif, tetapi ditelaah dan
diulas.
 Setiap pustaka yang diacu harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

 Jumlah halaman yang digunakan untuk bab Pendahuluan yang


mengandung telaah pustaka yang meluas tidak lebih dari 4 lembar.
f. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini merupakan alur pikir yang akan dilakukan dan juga
merupakan alur yang menggambarkan hubungan antar satu variabel dengan
variabel lainnya.
g. Hipotesis (Jika diperlukan)
Hipotesis adalah pernyataan singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi dan
masih harus dibuktikan kebenarannya.
h. Desain Penelitian
Desain penelitian memuat tentang jenis rancangan dan metode penelitian
yang digunakan.
i. Tempat dan Waktu Penelitian
Menguraikan tentang tempat dan waktu yang akan digunakan dalam
penelitian.
j. Populasi dan Sampel Penelitian
Berisi tentang uraian populasi dan sampel penelitian. Selain itu peneliti
harus menjelaskan perhitungan jumlah sampel dan teknik sampling. Sampel

20
yang ada tentunya harus dibatasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel
yang diinginkan.
k. Variabel Penelitian
Variabel ini memuat tentang variabel dalam penelitian baik variabel bebas,
terikat, atau hanya variabel tunggal.
l. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan tentang variabel yang digunakan dalam
penelitian yang lebih spesifik dan dapat membantu dalam pembuatan
instrumen penelitian. Perlu juga dimuat tentang skala pengukuran yang
digunakan.
m. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menguraikan tentang alat atau bahan yang
digunakan untuk menggali data, kemudian menjelaskan validitas dan
reliabilitas dari instrument tersebut.
n. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menguraikan cara peneliti dalam
mengumpulkan data yang disesuaikan dengan metode penelitian yang
digunakan.
o. Analisis Data
Analisa data menguraikan tentang cara menganalisa data dan teknik
yang digunakan. Tanpa menyebutkan program yang akan digunakan
dalam menganalisa data.
p. Bagan Alur Penelitian
bagan yang menggambarkan tentang bagaimana penelitian
dilaksanakan dari mulai pengambilan sampel hingga analisa data
q. Hasil, Pembahasan, atau Hasil dan Pembahasan.
Hasil penelitian dapat digabung dengan pembahasan menjadi bab Hasil
dan Pembahasan. Pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini
bergantung pada keadaan data dan kedalaman pembahasannya sesuai
dengan arahan pembimbing.

21
 Gambaran Lokasi Penelitian
Pada bagian ini diuraikan secara detail gambaran lokasi penelitian
yang dipilih peneliti.
 Hasil
1. Hasil penelitian dituliskan secara sistematis sesuai dengan data
yang diperoleh dan analisis yang dilakukan.
2. Bab Hasil dapat dibagi dalam beberapa subbab dengan judul
yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Hasil penelitian disajikan dengan jelas, terutama ketika
memaparkan temuan penting.
4. Data yang terlalu rumit dapat dinyatakan dalam suatu ikhtisar
dan untuk memperjelas, mempersingkat, dan mengefektifkan
uraian dapat dibantu dengan tabel dan gambar (ilustrasi).
Tampilan data yang terlalu rumit akan menurunkan keterbacaan
dan mengganggu alur uraian sehingga sebaiknya dilampirkan
saja.
5. Data yang sudah dicantumkan dalam tabel tidak boleh
diduplikasi dalam bentuk gambar, dan sebaliknya.
 Pembahasan
1. Sebelum menentukan apa yang harus diuraikan dalam
Pembahasan, penulis hendaknya membaca lagi dengan saksama
tujuan penelitian dan hipotesis agar arah pembahasan difokuskan
untuk menjawab tujuan dan menguji hipotesis.
2. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan pendapat
dan argumentasi secara bebas, tetapi singkat dan logis menuju tujuan
penelitian yang ingin dicapai. Hindari alur uraian yang berputar-putar.
3. Kemampuan menganalisis penulis sebagai seorang calon
ilmuwan dipertaruhkan di bagian ini.

22
4. Membahas tidak sekadar menarasikan data hasil penelitian, tetapi
membahas sejumlah gagasan yang menjadi dasar dalam pengumpulan
data, kemudian mengolah semua informasi tersebut.
5. Penulis harus membandingkan temuannya dengan hasil penelitian
sebelumnya, kemudian membuat pertimbangan teoretisnya dan
berargumentasi untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan di
bab Pendahuluan.
6. Pembahasan harus memuat acuan guna menjelaskan hal-hal baik yang
sejalan maupun yang bertentangan dengan hasil. Gunakan acuan
bermutu (mutakhir dan primer) untuk menjelaskan atau menafsirkan
temuan yang diperoleh. Pendapat peneliti terdahulu yang sudah
diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu
diulang lagi, tetapi diacu saja seperlunya.
7. Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana simpulan baru itu
memperluas cakrawala ipteks.
8. Kemaslah penyataan-penyataan dalam paragraf dengan baik, dimulai
dari pendapat sendiri di awal paragraf, diikuti dengan dukungan
pustaka, dan diakhiri dengan kalimat penyimpulan.
9. Setiap argumen dikembangkan dalam sedikitnya 1paragraf. Cara
mengembangkan argumen sama dengan menyusun paragraf yang baik.
Oleh sebab itu, penulis perlu memecah-mecah seluruh pembahasan
menjadi beberapa pokok bahasan yang dikembangkan satu per satu.
Jadi, setiap paragraf dalam pengembangan argumen memuat 3 unsur,
yaitu topik bahasan, pengembangan nalar, dan simpulan atau
ringkasan bilamana paragraf berikutnya akan menampilkan gagasan
yang berbeda.
10. Bila perlu, berikan implikasi penerapan temuan baru tadi dan
tunjukkan segisegi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri
pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.

23
11. Bila Hasil dan Pembahasan disatukan dalarn satu bab, sajikan
dahulu hasil penelitian, beri penjelasan yang cukup untuk temuan
penting, lanjutkan dengan analisis dan kemudian dengan pembahasan.
12. Subbab dalam Hasil dan Pembahasan dikembangkan secara
sistematis dan mengarah pada simpulan.
13. Kemukakan dengan sejujurnya keterbatasan yang ada dalarn
penelitian.
14. Keterbasan penelitian menguraikan masalah yang timbul selama
penelitian dan bagaimana cara pemecahannya. Hal ini dilakukan agar
para peneliti berikutnya dapat mengurangi masalah tersebut. Adapun
kelemahan penelitian adalah masalah yang sudah diketahui sejak awal
penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang sudah
ditentukan dan tidak dimaksudkan sebagai ringkasan hasil.
2.2.3 Bagian Akhir
a. Simpulan
 Dalam Simpulan, penulis harus dan hanya menjawab rnasalah dan
tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada Pendahuluan.
Simpulan merupakan generalisasi dari hasil penelitian dan
argumentasi penulis, atau pemyataan singkat yang merupakan
hakikat dari bab Hasil dan Pembahasan atau hasil pengujian
berbagai hipotesis yang berkaitan.
 Simpulan merupakan hasil penelitian yang boleh jadi telah
dikemukakan dalam perumusan masalah dan telah diberi jawaban
sementara berupa hipotesis.
 Dalam menulis simpulan, penulis harus membedakan dugaan,
temuan, dan simpulan hasil studi.
 Pernyataan simpulan harus dilakukan secara cermat dan hati-hati.
Penyampaian simpulan ini dapat dilakukan sebanyak 3 kali, yakni
dalam Pembahasan, Simpulan, dan Abstrak sehingga diperlukan
kecermatan untuk menyajikannya dengan ungkapan yang berbeda.

24
 Simpulan dapat memuat uraian yang lebih luas dan mudah dibaca,
tetapi bukan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang diberi
nomor urut yang terkesan menjadi ringkasan hasil penelitian.
 Dalam menarik simpulan, penulis harus kritis dengan
memperhatikan apakah simpulan yang dibuat dapat diartikan lain.
 Tulislah simpulan sesuai tujuan.
b. Saran
 S a r a n seyogianya mengarah ke implikasi atau tindakan
lanjutan yang harus dilakukan sehubungan dengan temuan atau
simpulan penulis.
 Saran yang dikemukakan harus berkaitan dengan pelaksanaan atau
hasil penelitian. Dengan demikian saran ini mengemukakan hal-hal
yang perlu diteliti lebih lanjut terutama untuk memperbaiki
kelemahan atau kekurangan dalam penelitian yang dilakukan atau
perbaikan asumsi yang diambil sehingga didapatkan hasil yang
lebih baik. Jadi, saran tersebut harus diuraikan secara spesifik.
 Jangan menyarankan hal-hal yang tidak dianalisis dan
dibahas dalam penelitian serta terkesan menggurui atau
memuaskan keinginan peneliti.
 Untuk penelitian yang berkaitan dengan permasalahan
kebijakan, tidak perlu menyarankan kebijakan yang tidak
berkaitan dengan hasil penelitian.
c. Daftar Pustaka
Jangan pernah berpikir bahwa jumlah pustaka merupakan hal
yang penting, karena sesungguhnya yang utama ialah mutu acuan
yang dipilih dan digunakan
 Pustaka acuan harus memenuhi kriteria: relevan, mutakhir, dan
primer.
 Gunakan acuan primer yang sangat relevan dengan topik
penelitian, terutama yang terbit dalam 1-5 tahun terakhir.

25
 Yang dimaksud dengan acuan primer terutama ialah hasil
penelitian yang berasal dari berkala ilmiah dan paten.
 Acuan sekunder adalah buku ajar (terbitan terakhir).
 Buku-buku praktis kurang layak digunakan dalam karya
ilmiah hasil penelitian.
 Semua pustaka yang diacu dalam naskah harus dicantumkan
dalam Daftar Pustaka dan tidak ada acuan dalam Daftar
Pustaka yang tidak terdapat dalam naskah.
 Bahan acuan yang tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari
perpustakaan atau diakses dengan cara-cara lazim, termasuk
komunikasi pribadi hanya dicantumkan di dalam teks, tetapi tidak
perlu dituliskan di dalam Daftar Pustaka.
 Pencantuman pustaka dimaksudkan untuk memberikan penghargaan
dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain serta sebagai sopan
santun profesional.
 Pencantuman pendapat orang lain tanpa mengacu sumbernya dapat
digolongkan sebagai plagiarisme karena pembaca beranggapan
uraian tersebut merupakan pendapat penulis.

26
BAB III
KEBAHASAAN

Dalam bab ini diuraikan beberapa perangkat kebahasaan, pemilihan kata,


penataan kalimat, dan pengefektifan paragraf. Pada penataan kalimat, jangan
meninggalkan satu baris kalimat di bagian atas atau bawah halaman. Baris kalimat
tersebut sebaiknya dipindahkan ke halaman berikutnya, agar tidak menggantung.

3.1 Perangkat Kebahasaan


Sumber acuan untuk perhurufan, pengejaan, pemenggalan kata, dan tanda
baca ialah Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Dalam penulisan
upayakan tidak memenggal kata. Jika terpaksa, lihat aturan pemenggalannya.
Jangan mengandalkan pemenggalan kata dengan bantuan komputer karena
komputer akan memenggal kata berdasarkan kaidah pemenggalan kata dalam
bahasa inggris. Beberapa contoh kesalahan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1-
3.5.

3.2 Pemilihan Kata (Diksi)


Pemilihan kata yang tepat dalam kalimat akan memberikan pengertian
yang jelas dan nalar bahasa yang benar. Semakin tinggi jumlah kosakata yang
dipakai semakin ilmiah sifat tulisannya. Salah, kurang tepat, tidak benar, atau
keliru semuanya memiliki makna yang serupa, tetapi pengaruh pemakaiannya
sangat berlainan. Dalam setiap bahasa terdapat seperangkat sinonim, yaitu kata-
kata yang tidak selamanya sama artinya. Ongkos, sewa, upah, belanja, biaya,
anggaran adalah kata-kata yang bersinonim yang masing-masing mempunyai
bidang makna dan pengertian khusus. Gunakan bantuan Tesaurus Bahasa
Indonesia (Endarmoko 2006) untuk memperluas kosakata Anda.

27
Tabel 3.1 Contoh penggunaan dalam perhurufan
Jenis huruf Penggunaan Contoh
Huruf italik Tetapan dan peubah yang tidak x, y, l
diketahui dalam matematika
Pernyataan rujukan silang lihat, lihat juga
Judul buku, terbitan berkala, atau Asuhan Keperawatan,
surat kabar yang disebutkan dalam Universa Medicina,
tubuh tulisan Kompas
Ungkapan dalam bahasa asing Embolism
Huruf italik digunakan untuk Aedes aegypti
menuliskan nama ilmiah genus dan
spesies
Huruf kapital Setiap awal kata dalam judul (buku,
bab, subbab, dan seterusnya) dan
nama berkala ilmiah kecuali kata
tugas: dan, yang, untuk, di, ke, dari,
terhadap, sebagai, tetapi,
berdasarkan, dalam, antara, melalui,
secara, yang tidak terletak pada
posisi awal
Nama bangsa, bahasa, agama, orang, Gubernur Bali, Prof. Dr. Ir.
hari, bulan, tarikh, peristiwa sejarah, Herry Suhardiyanto, M.Sc
nama ilmiah takson makhluk,
lembaga, gelar, dan pangkat yang
diikuti nama orang atau tempat
Nama-nama geografi seperti nama kacang bogor, sapi bali,
sungai, kota, provinsi, negara, dan pisang ambon
pulau, kecuali untuk nama geografi
yang digunakan sebagai jenis
Penulisan nama orang pada hukum, uji Wilcoxon, teori Calista
dalil, uji, teori, dan metode
Apabila penamaan tersebut akan demam berdarah (DBD),
disingkat, singkatannya model pelayanan
menggunakan huruf kapital keperawatan profesional
(MPKP)

28
Tabel 3.1 Contoh penggunaan dalam perhurufan (lanjutan)
Jenis huruf Penggunaan Contoh
Huruf Tebal Untuk judul atau sirahan utama
(heading), vektor dan matriks dalam
matematika pada umumnya juga
ditampilkan dengan huruf tebal.

Tabel 3.2 Contoh kesalahan dalam pengejaan


Macam Kesalahan Salah Betul
Kesalahan ejaan Nafas, pasca sarjana (tidak Napas, pascasarjana,
dilafalkan paskasarjana), negatif, aktif, aktivitas,
negatip, aktip, aktifitas, propvinsi, subjektif
propinsi, subyektif
Peluluhan huruf Mentaati, menterjemahkan, Menaati, menerjemahkan,
akibat menyolok, merubah, merobah, mencolok, mengubah,
Imbuhan mengkoreksi, mengkolonisasi, mengoreksi,mengolonisasi,
mengkarantinakan, melola, mengarantinakan,mengelola
mengkombinasikan, merinci, mengombinasikan,
mengkonsumsi memerinci, mengonsumsi
Penyesuaian ejaan Analisa, sintesa, hidrolisa Analisis, sintesis, hidrolisis
berdasarkan bahasa
Inggris, bukan
bahasa
Belanda
Penggunaan huruf Komplex atau komplek, Kompleks, taksonomi
x taxonomi
Salah tulis karena Algoritma, atmosfir/atmosfera, Algoritme, atmosfer,
tidak mengetahui jadual, kwalitas, varitas, jadwal, kualitas/mutu,
bentuk bakunya automatis, varietas,
standarisasi otomatis, standardisasi

29
Tabel 3.3 Contoh kesalahan dalam penulisan kata
Macam Kesalahan Salah Betul
Penggunaan kata Didalam, diantaranya, Di dalam, di antaranya, di
depan dikelirukan disamping itu, samping itu, ke dalam, di
dengan penggunaan kedalam,dilapangan, lapangan, ke laboratorium
imbuhan kelaboratorium
Penggunaan imbuhan Di lakukan, di amati, Dilakukan, diamati,
dikelirukan dengan dinyatakan dinyatakan
penggunaan kata
depan
Pada umumnya kata Budidaya, usahatani, Budi daya, usaha tani,
gabung ditulis terimakasih, kerjasama, terima kasih, kerja sama,
terpisah, kecuali kata sumberdaya sumber daya
yang sudah padu
benar, misal olahraga,
kepada, daripada

Tabel 3.4 Contoh kesalahan dalam penggunaan tanda baca


Jenis tanda baca Salah Betul
Tanda titik (.)
- Pemisah jam dan menit Pukul 13:30 Pukul 13.30
- Tanda desimal 0,8;10,97 0.8; 10.97
- Di belakang angka atau huruf 8.1., 8.1.1.,8.1.2. 8.1,8.1.1, 8.1.2
terakhir dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar
- Pemisah bilangan ribuan atau tahun 2.016, halaman tahun 2016, halaman
kelipatannya yang tidak 2.201
2201
menunjukkan jumlah

30
Tabel 3.5 Contoh penggunaan tanda baca lain
Jenis tanda baca Contoh
Tanda titik koma (;)
- Tanda titik koma Kajian bertumpu pada tiga golongan hewan: tikus,
digunakan untuk kelelawar, tupai; sapi, kambing, kerbau; dan
memisahkan dua kalimat belalang, kumbang, rayap.
setara atau lebih apabila
unsur-unsur setiap bagian
itu dipisah oleh tanda baca
dan kata hubung.
- Memisahkan nama-nama (Suhartono et al. 2008; Achmadi et al. 2009)
pengarang pada
pengacuan majemuk
Tanda titik dua (:)
- Menandakan pengutipan Bustam (1996) mengungkapkan konsep penyebab
langsung dan proses terjadinya penyakit karena proses
interaksi antara manusia (penjamu)
dengan berbagai sifat (biologis, filosofis,
sosiologis dan antropologis) dengan penyebab
(agen) serta lingkungan: “Ketiga unsur tersebut
perlu dalam keadaan seimbang”.
- Menandakan nisbah Nisbah mahasiswa perempuan terhadap laki-laki
(angka banding) ialah 3:1
- Memisahkan judul dan Nurses and Families: a guide to family assesment
subjudul and intervention
- Memisahkan nomor Jurnal Ners 1:85-86
volume dan halaman
dalam daftar pustaka
- Memisahkan tahun dan (Rahayu 2010: 56)
halaman kalau pengacuan
halaman dilakukan pada
sistem nama-tahun dalam
teks

31
Tabel 3.5 Contoh penggunaan tanda baca lain (lanjutan)
Tanda hubung (-)
- Merangkaikan se- dengan se-Indonesia, abad ke-21, tahun 1990-an
kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf
kapital ke- dengan angka,
angka dengan-an
Tanda pisah (-,−)
- Tanda pisah en (− ) halaman 15−25, panjangnya 24.5−31.0 mm,
digunakan untuk dari halaman 15 sampai 25, bukan dari
menunjukkan kisaran halaman 15−25;
- Jangan gunakan tanda antara tahun 1945 dan 1950, bukan antara
pisah−bersama perkataan o
tahun 1945−1950; 4 sampai 6°C, bukan -4− -6 C
"dari" dan "antara", atau
bersama tanda kurang
Tanda kurung ((...))
- Huruf untuk (INOS) infeksi nosokomial
memperkenalkan
singkatan
Tanda kurung siku ([...])
- Keterangan dalam kalimat Bab ini akan membahas mengenai metode
yang sudah bertanda penelitian yang akan dilaksanakan berdasarkan
kurung teori (baca dalam Bab II [halaman 40-62]).
- Penggunaan khusus dalam [CSE] Council of Science Editors
kepustakaan
Tanda petik ("...")
- Istilah yang kurang Penyakit “Malaria” biasanya ditularkan melalui
dikenal atau kata yang nyamuk.
mempunyai arti khusus
Tanda garis miring (/)
- Tanda bagian atau ½ = 0.5
menunjukkan bilangan
pecahan
- Kata tiap 120 mg/mmHg

Kata "di mana" sering digunakan secara salah. Kesalahan pertama ialah
penulisannya disambung (ditulis "dimana"). Kesalahan kedua ialah bahwa dalam tata

32
bahasa Indonesia, kata di mana adalah kata tanya, hanya digunakan untuk
menanyakan tempat. Hindari penggunaannya sebagai kata hubung. Untuk
menghindarinya dapat digunakan kata: yang, ketika, pada saat, waktu, atau tempat.
Pemilihan diksinya disesuaikan dengan tautan kalimatnya.
Seseorang bebas menentukan kata yang tepat untuk mengungkapkan
gagasannya dalam tulisan. Akan tetapi dalam penggunaan istilah bidang ilmu, penulis
harus taat pada istilah yang sudah dibakukan; istilah tidak dapat diragamkan.

Penulisan contoh frase baku dalam kalimat bahasa Indonesia.


Frase tidak baku atau salah Frase baku atau benar
terdiri dari terdiri atas
tergantung pada bergantung pada
bertujuan untuk bertujuan ... (tanpa "untuk")
antara x dengan y antara x dan y
dibanding ... dibandingkan dengan ...
walau atau meskipun, tetapi ... walau atau meskipun…, (tanpa kata
tetapi)
(se) rangkaian kata-kata serangkaian kata
disebabkan karena disebabkan oleh
agar supaya agar atau supaya
dalam rangka untuk dalam rangka ... , atau untuk ...
contoh jenis batuan misalnya ... contoh batuan ialah atau misalnya ...
. .. baik ... ataupun ... . .. baik ... maupun .
jika/bila/kalau/seandainya ... maka ... jika/bila/kalau/seandainya ... , ... (tanpa
kata maka setelah tanda koma) atau ...,
maka ...
para responden-responden para responden
banyak unsur-unsur banyak unsur

3.3 Kalimat
 Kalimat Indonesia umumnya mempunyai ciri pendek, pasif, dan sederhana.
 Susunan kalimat dapat diputarbalikkan dengan mempermutasikan tempat
kata-katanya tanpa mengubah artinya, kecuali untuk memberikan penekanan

33
maknanya. Misalnya, Pengamatan terhadap X dilakukan oleh Sigit pada
tahun 2009 atau Sigit pada tahun 2009 mengamati X.
 Unsur kalimat yang harus ada ialah subjek dan predikat.
 Kalimat yang berbunyi "Terhadap jalan yang lebih lebar ukurannya dan
atau jumlah pohon peneduhnya berbeda caranya" bukanlah merupakan
contoh untuk ditiru.
 Dalam penulisan ilmiah, gaya penulisan yang beremosi perlu dihindari. Oleh
karena itu, ungkapan seperti kesimpulan amat berarti, temuan mahapenting,
atau hasil sangat menarik harus dihindari.
 Keefektifan kalimat akan meningkat jika kita mampu memilih kata,
meragamkan konstruksinya, dan menggunakan tanda baca dengan tepat.
 Kalimat adakalanya dapat lebih diefektifkan bila beberapa kalimat pendek
digabung dan bagian-bagian yang setara disejajarkan atau dipertentangkan,
atau disusun dengan menekankan hubungan sebab-akibat. Akan tetapi,
penggabungannya harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak berlebihan
sehingga kalimat menjadi berkepanjangan, rancu, dan maksudnya tidak
langsung dapat ditangkap.
 Lihat contoh kalimat berikut:
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
Penelaahan ini membicarakan Penelaahan ini membicarakan
tentang kerusakan pascapanen ... kerusakan pascapanen ...
Dari Tabel 1 memperlihatkan Tabel 1 memperlihatkan bahwa ….
bahwa ...
Berdasarkan hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa... bahwa…

3.4 Pengefektifan Paragraf


 Paragraf berfungsi sebagai pemersatu kalimat yang koheren serta
berhubungan secara sebab-akibat yang disertai dengan alasan yang logis dan
efektif, dan objektif untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema.

34
 Argumen penulis hanya dapat dikembangkan melalui penyusunan
serangkaian paragraf yang efektif, yaitu dengan memanfaatkan fungsi
paragraf pembuka, paragraf penghubung, serta paragraf penutup.
 Paragraf itu sendiri didefinisikan sebagai satu unit informasi yang memiliki
kalimat topik atau pikiran utama. Kalimat topik dilanjutkan dengan beberapa
kalimat pendukung dan diakhiri dengan kalimat penutup. Jadi, tidak
mungkin ada paragraf yang hanya terdiri atas 1 kalimat.
 Penulis harus dapat mengendalikan sendiri panjang paragaf berdasarkan
beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang ditulis. Paragaf
yang terlalu panjang dan memenuhi seluruh halaman tidak efektif. Untuk
menghindarinya, kalimat topik jangan terlalu umum dan hendaknya terfokus
pada segi tertentu.
Contoh:
Kalimat topik Merokok dapat menjadi kebiasaan yang mahal.
("Merokok" adalah topiknya dan "kebiasaan yang
mahal" adalah hal yang harus dijabarkan dengan
menggunakan informasi pendukung).
Informasi 1. Harga rokok sekitar Rp10.000 per bungkus.
Pendukung 2. Rata-rata pecandu rokok menghabiskan 2 bungkus
per hari.
3. Pengeluaran pecandu untuk rokok sekitar
Rp7.300.000 per tahun.
4. Perokok harus mengeluarkan uang ekstra untuk
mengganti bajunya yang berlubang.
Paragraf lengkap Merokok dapat menjadi kebiasaan yang mahal.
Seorang yang sudah mencandu rokok rata-rata
menghabiskan rokok sekitar 2 bungkus per hari.
Dengan harga rokok rata-rata Rp10.000 per bungkus,
Sseorang pecandu akan mengeluarkan uang sekitar Rp
7.300.000 per tahun. Besarnya pengeluaran per tahun
dapat melebihi nilai tersebut karena pecandu rokok
juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk mengganti
bajunya yang berlubang karena percikan api rokok.

35
3.5 Pertalian Kalimat
 Paragraf yang baik harus mempunyai kesetalian kalimat.
 Untuk mempersatukan kalimat agar paragraf dapat menjadi paragraf yang
efektif, perhatikan bentuk kalimat, makna kalimat, dan logika kalimat.
 Selain itu, gunakan kata rangkai yang tepat yang dapat membantu ketika kita
harus menunjukkan berbagai hubungan atau pertalian kalimat dalam
paragraf tersebut. Contoh:
Pertalian Kata rangkai
Tambahan selanjutnya, di samping itu, seperti halnya ..., lagi
pula, berikutnya, akhirnya
Pertentangan akan tetapi, bagaimanapun, walau demikian,
sebaliknya
Perbandingan seperti halnya ... , dalam hal yang sama
Akibat atau hasil jadi, karena itu, oleh sebab itu
Tujuan agar, untuk
Singkatan pada umumnya, secara singkat, ringkasnya,
pendeknya
Tempat berdampingan dengan, berdekatan dengan
Waktu sesudah ... , beberapa saat kemudian

 Kata "sedangkan", "sehingga", "tetapi", "dan" adalah kata hubung, bukan


kata rangkai sehingga tidak dapat ditempatkan di awal kalimat, apalagi di
awal paragraf.

36
BAB IV
ILUSTRASI

Ilustrasi menyajikan informasi dalam bentuk tabel, grafik, diagram alir, bagan, foto,
peta, dan gambar. Ilustrasi mampu memberikan informasi yang disajikan lebih efektif
untuk menjelaskan hubungan antarpeubah dan penggunaan kalimat yang terlalu
panjang sehingga dapat dihindari pembaca dalam memahami tulisan agar lebih mudah.
Penting untuk diingat dalam pembuatan ilustrasi ialah ilustrasi harus menarik, sehingga
dapat menjelaskan informasi yang akan disampaikan. Ilustrasi dalam bentuk tabel atau
gambar tidak diperlukan untuk memaparkan judul seperti ini: distribusi karakteristik
responden dengan usia remaja awal (12-16 tahun), remaja akhir (17-25), dewasa awal (26-
35), dewasa akhir (36-45), lansia awal (46-55), lansia akhir (56-65), manula (>65).
Penyataan untuk judul tabel atau gambar pada kalimat sebelumnya cukup disederhanakan
seperti: distribusi karakteristik responden menurut usia.
Semua ilustrasi dalam bentuk tabel dinyatakan sebagai Tabel, sedangkan ilustrasi
berupa grafik, diagram alir, foto, dan gambar dinyatakan sebagai Gambar. Perlu
diperhatikan ilustrasi dari pustaka acuan yang dilindungi hak cipta, lebih baik meminta izin
kepada penerbit yang bersangkutan.

4.1 Tabel

Data dalam tabel disusun secara logis sehingga informasi yang disajikan
dapat dimengerti dengan cepat dan tepat. Tabel terdiri atas lima bagian utama,
(a) nomor dan judul tabel, (b) kepala tunggul (kolom paling kiri, stub), (c)
kepala kolom, (d) medan informasi, dan (e) catatan kaki tabel. Garis pemisah
yang penting hanya tiga, arah mendatar, dan garis bantu selebihnya harus dibuat
seperlunya saja. Garis bantu yang tegak dapat dihilangkan dengan menyusun
kolom dan jarak antarkolom.

37
a
Tabel nomor spasi Judul tabel pendek tanpa diakhiri tanda baca titik
b c
Tunggul Kepala Kolom Perentang Kepala Kolom Perentang
Kep Kol Kep Kol Kep Kol Kep Kol Kep Kol Kep Kol
[Medan Informasi]
[Kolom] [Kolom] [Kolom] [Kolom] [Kolom] [Kolom]
Kepala baris
Anak-kepala xxx xxx xxx xxx xxx xxx
baris
Anak-kepala xxx xxx xxx xxx xxx xxx
baris
Kepala baris
Anak-kepala xxx xxx xxx xxx xxx xxx
baris
Anak-kepala xxx xxx xxx xxx xxx xxx
baris
[Medan Informasi]
a b
[catatan kaki] Sumber: xxx.[titik]; [catatan kaki] Sumber: xxx.[titik];
b
[catatan kaki] Sumber: xxx.[titik]

Tabel yang pendek dan lebar lebih baik jika dibandingkan dengan tabel yang
terlalu panjang dan kurus. Apabila tidak dapat dihindari, tabel yang melebihi satu
halaman dapat dipotong dan dilanjutkan pada halaman selanjutnya dengan dilengkapi
judul tabel (lanjutan) dan kepala kolom. Meskipun juga tidak dianjurkan, tabel yang
terlalu lebar dapat dibuat pada halaman terpisah dengan pengetikan melebar-kertas
seperti landskap.

4.1.1 Pedoman umum pembuatan tabel


Nomor dan judul tabel
1. Setiap tabel dalam tubuh tulisan harus diberi nomor dan judul yang khas.
Antara nomor tabel dan huruf pertama judul tabel diberi jarak 2 ketukan.
Antara judul tabel dan garis atas tabel diberi jarak 3 pt.
2. Nomor tabel ditulis dengan angka arab, dengan urutan sesuai dengan
pengacuan di dalam tubuh tulisan. Cara penomoran tabel disesuaikan
dengan format skripsi yang digunakan, nomor tabel didahului dengan

38
nomor bab; nomor tabel di bab berbeda dimulai dengan nomor 1 setelah
nomor bab, misal 2.1, 3.1, 4.1 (pola artikel publikasi).
3. Judul tabel diletakkan di tengah bidang tabel; bila judul tabel terdiri atas
lebih dari satu baris, huruf pertama baris kedua diletakkan lurus dengan
huruf pertama dari judul tabel.
4. Judul tabel tidak perlu diakhiri dengan tanda titik, kecuali ada kalimat
yang memberikan keterangan tambahan.
5. Judul tabel (a) merupakan frase (bukan kalimat) pernyataan tentang tabel
secara ringkas, (b) memberikan informasi singkat yang dapat dipahami
oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan, (c) menyatakan kunci-
kunci informasi saja, dan (d) merupakan frase yang berdiri sendiri dan
dapat menerangkan arti tabel.
6. Hanya huruf pertama dari judul tabel yang perlu ditulis dengan huruf
kapital.
7. Istilah yang digunakan dalam judul tabel harus sama dengan yang
digunakan di dalam tubuh tulisan.
8. Bila digunakan singkatan pada judul tabel, kepanjangan dari singkatan
tersebut harus dijelaskan dalam catatan kaki tabel.

Kepala Kolom
1. Kepala kolom menerangkan lema (entry) dalam kolom tabel.
2. Setiap kolom dalam tabel, termasuk tunggul, harus diberi judul.
3. Kepala tunggul diketik rata kiri (left-justified), kepala kolom lain
ditempatkan ditengah lebar kolom, rata kiri atau rata kanan.
4. Kolom dan judulnya sering digunakan untuk menampilkan peubah tak
bebas yang disajikan di dalam tabel sehingga data sejenis dibandingkan
ke bawah sepanjang kolom.
5. Kepala kolom terdiri atas sebuah kata atau frase singkat yang
menjelaskan lema di dalam kolom, diikuti satuan yang sesuai, yang
ditulis dalam tanda kurung.

39
6. Hanya huruf pertama kepala kolom yang perlu ditulis dengan huruf
kapital, kecuali istilah-istilah tertentu yang harus diawali dengan huruf
kapital.
7. Kepala kolom harus ditulis dengan jelas; hindari penggunaan lambang
saja (misal, tuliskan "Jumlah contoh" bukan "n" atau "N').
8. Singkatan dan lambang yang hanya digunakan di dalam tabel (tidak di
dalam tubuh tulisan) harus diterangkan pada catatan kaki.
9. Unsur-unsur yang sama dari kepala kolom yang berdekatan dapat
digabungkan ke dalam kepala kolom perentang. Satuan dituliskan pada
kepala kolom perentang bila satuan tersebut berlaku untuk setiap kolom
yang dicakup oleh kolom perentang.
10. Setiap kolom di bawah kolom perentang harus memiliki kepala kolom
atau anak kepala kolom sendiri-sendiri.
11. Antara kepala kolom perentang dan kepala kolom di bawahnya
dipisahkan oleh garis mendatar (garis perentang).
12. Antara kepala kolom atau kepala kolom perentang dan garis tabel atau
garis perentang diberi jarak 3 pt.

Tunggul Tabel
1. Kolom paling kiri dari tabel disebut tunggul, yang di atasnya juga
terdapat kepala kolom seperti kolom-kolom lain di dalam tabel.
2. Tunggul berisi kepala baris, yang merupakan kata atau frase yang
menjelaskan lema di dalam baris, satuan yang berlaku untuk baris, atau
informasi tentang kondisi percobaan.
3. Huruf pertama kepala baris ditulis dengan huruf kapital, dan satuan yang
mengikuti kepala baris ditulis dalam tanda kurung.
4. Baris dan kepala baris sering digunakan untuk menampilkan peubah
bebas yang disajikan di dalam tabel.

40
5. Antara baris pertama tunggul/medan informasi dan garis tabel di atasnya
serta antara baris terakhir tunggul/medan informasi dan garis dasar tabel
diberi jarak 3 pt.

Medan Informasi
1. Medan informasi mengandung informasi yang akan disajikan oleh
penulis.
2. Informasi yang disajikan dapat berupa angka, teks, atau lambang;
informasi yang disajikan harus tecermin dengan jelas pada judul tabel.
3. Setiap lema terdapat pada perpotongan antara kolom dan baris tertentu,
dan perpotongan tersebut disebut "sel".
4. Setiap kolom lema harus dijajarkan dengan kepala kolom masing-
masing, rata kiri, di tengah atau rata kanan.
5. Penjajaran lema: (a) Bila kolom hanya berisi lema numerik dan semua
lema memiliki satuan yang sama, lema dijajarkan pada letak desimal dan
lema diletakkan rata kiri, di tengah sel atau rata kanan; (b) Bila sekurang-
kurangnya satu lema merupakan bilangan yang lebih besar atau sama
dengan 1000, pada semua lema dengan 4 digit atau lebih perlu diberi
spasi untuk pengelompokan 3 digit. Angka desirnal ditunjukkan dengan
tanda titik; (c) Bila lema dalam suatu kolom tidak memiliki satuan yang
sama, lema dijajarkan rata kiri, atau rata kanan dalam lajur tersebut; bila
terdapat unsur yang sama seperti lambang ±, lema dijajarkan pada
lambang tersebut.
6. Bilangan yang dijumlahkan hendaknya disajikan dalam kolom bukan
dalam baris. Angka total yang tidak tepat sama dengan jumlah bilangan
dalam kolom harus dijelaskan dengan catatan kaki (misal, “Jumlah
bilangan dalam kolom tidak tepat sama dengan angka total akibat
pembulatan.”)
7. Lema teks: (a) Bila lema medan informasi dalam tabel merupakan teks,
harus digunakan kata-kata yang singkat. Lema teks ditulis seperti menulis
kalimat (hanya huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital); (b)

41
Lema teks yang terdiri atas beberapa baris harus diketik rata kiri dan
berjarak satu spasi; (c) Antarbaris dalam tabel yang hanya berisi teks
diberi baris kosong.
8. Sel kosong: (a) Tanda hubung em (-) menggantikan sel yang datanya tidak
dicatat. Untuk menghindari penafsiran yang taksa, pada catatan kaki harus
diberi keterangan, misalnya, “Tanda hubung em (-) menunjukkan bahwa
pengukuran tidak dilakukan” ; (b) Sel kosong digunakan bila perpotongan
antara kolom dan baris tertentu tidak mungkin memberikan lema yang logis
(tidak ada data yang logis yang dapat dimasukkan dalam sel tersebut).

Catatan Kaki Tabel


1. Catatan kaki digunakan untuk menambahkan informasi yang tidak dapat
ditampilkan langsung di dalam tabel dan tidak terdapat di dalam tubuh
tulisan. Catatan kaki dan keterangan pada tabel dapat berupa (a) informasi
tentang keterbatasan yang ada pada data, (b) pemyataan hasil
pembandingan secara statistika, dan (c) keterangan tentang hasil
penelitian orang lain.
2. Sebagai petunjuk catatan kaki digunakan huruf kecil terangkat
(superscript). Petunjuk catatan kaki diletakkan pada bagian tabel yang
memerlukan informasi tambahan. Petunjuk catatan kaki ini dapat
diletakkan pada judul tabel, kepala kolom, kepala baris, atau pada data
tertentu di medan informasi. Petunjuk catatan kaki yang diletakkan pada
judul tabel berlaku untuk semua data, sedangkan pada bagian tertentu,
catatan kaki tersebut hanya berlaku untuk bagian yang bersangkutan saja.
Misalnya, petunjuk catatan kaki yang diletakkan pada kepala kolom atau
kepala baris menunjukkan bahwa catatan kaki tersebut hanya berlaku
untuk data pada kolom atau baris dimaksud. Huruf petunjuk catatan kaki
dipisahkan satu ketukan dari bagian tabel yang diberi keterangan
tambahan.

42
3. Catatan kaki biasanya juga memuat keterangan tambahan, misalnya
untuk menjelaskan singkatan yang digunakan dalam tabel. Catatan
kaki untuk menyatakan sumber data dilakukan dengan cara
menuliskan nama penulis dan tahun, seperti halnya dalam penulisan
acuan pustaka. Jika data yang disajikan sudah dimodifikasi atau
sudah diolah, digunakan kata "menurut" atau "diolah dari" atau
"diadaptasi dari", dan kemudian diikuti dengan nama penulis dan
tahun penulisan.
4. Urutan penentuan petunjuk catatan kaki (menurut urutan abjad): (1)
Judul tabel - catatan kaki berlaku untuk semua data pada tabel,
(2) kepala kolom - mulai lajur tunggul ke arah kanan, (3) bila tabel
memiliki kepala kolom perentang, kepala kolom perentang paling
atas dan setiap kolom yang tidak direntang memiliki tingkat hierarki
yang sama dengan kepala tunggul, dan huruf catatan kaki diurutkan
dari kiri ke kanan. (4) Kepala kolom tingkat pertama dari kiri ke
kanan, kemudian kepala kolom tingkat kedua (bila ada) dari kiri ke
kanan. (5) Tunggul dan medan informasi, mulai kepala baris pertama
dan bergerak ke arah kanan, kemudian ke kepala baris ke-2 dan
sepanjang baris tersebut, dan seterusnya sampai pada bagian akhir
tabel.
5. Catatan kaki disusun menurut urutan abjad di bawah garis dasar
dari tabel. Bila terdapat lebih dari 1 catatan kaki, catatan kaki
berikutnya melanjutkan catatan kaki sebelumnya, tidak perlu
dimulai pada baris baru.
6. Bila sumber rujukan data pada tabel perlu dituliskan, baris
sumber rujukan tersebut dituliskan sebelum catatan kaki lainnya.
a
Sumber: Soemarno et al. (2017).
7. Bila data pada baris yang berbeda berasal dari sumber rujukan
yang berbeda, sumber rujukan tersebut dapat dituliskan dalam
kolom tersendiri (kolom paling kanan).
43
8. Catatan kaki diketik dengan fon Times New Roman 10 pt atau Arial 9
pt (atau yang setara). Antara garis dasar tabel dan baris pertama catatan
kaki diberi jarak 3 pt.

Penempatan Tabel dalam Teks


1. Tabel ditampilkan di dalam teks di dekat tempat tabel tersebut diacu
untuk pertama kali.
2. Tabel diletakkan di tengah (relatif terhadap batas tepi kiri dan kanan
halaman) pada ruangan yang tersedia.
3. Tabel biasanya diletakkan pada bagian atas atau bawah halaman sehingga
tidak memotong teks pada halaman yang sama.
4. Bila panjang tabel lebih dari satu halaman, tabel tersebut ditampilkan
mulai pada bagian atas halaman tertentu kemudian dilanjutkan ke
halaman berikutnya.
5. Tabel yang panjangnya tidak lebih dari satu halaman tidak boleh
dipenggal pada peralihan halaman.
6. Jarak dari baris terakhir teks ke judul tabel di bawahnya atau dari baris
terakhir catatan kaki ke baris pertama teks di bawahnya adalah 2 spasi.
7. Lihat contoh penempatan tabel dalam bab ini (halaman 46).
8. Tabel yang terlalu lebar harus diketik melebar-kertas (landscape) dan
halaman yang berisi tabel tersebut disusun dengan judul tabel diletakkan
pada bagian sisi kertas yang akan dijilid.

44
4.1.2 Contoh Tabel
Tabel 4.1 Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien
pasca bedah di ruang perawatan bedah RSU Anutapura Palu Tahun
2016 (Ukuran Font 12)

Komunikasi Terapeutik Kepuasan Pasien P


Total
Perawat Puas Tidak Puas Value
f % f %
Baik 1 63.0 10 37.0 27
7
Kurang Baik 9 40.9 13 59.1 22 0.211
Jumlah 2 53.1 23 46.9 49
6

4.2 Grafik
Empat jenis grafik yang sering digunakan ialah grafik dua-peubah, grafik
tiga peubah, histogram, dan grafik balok. Grafik dua-peubah merupakan
gambar yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua peubah
kontinu pada kisaran nilai tertentu. Grafik tiga peubah banyak digunakan
karena perkembangan teknologi komputer sehingga memungkinkan pembuatan
grafik tiga-peubah dengan mudah. Grafik tiga-peubah berbentuk tiga dimensi,
dengan dua peubah bebas masing-masing di sumbu x dan sumbu y pada bagian
dasar grafik tiga dimensi serta peubah takbebas di sumbu z atau dimensi ketiga
yang imajiner berupa perspektif. Histogram termasuk grafik dua-peubah
dengan salah satu peubah dinyatakan sebagai interval. Pada dasarnya, nilai
sumbu x dan sumbu y pada histogram merupakan nilai kontinu, tetapi nilai
sumbu x dikelompokkan dalam interval tertentu. Grafik balok (bar chart)
merupakan grafik dengan salah satu sumbu menunjukkan peubah data dan
sumbu lain yang menunjukkan kategori. Grafik balok dapat digunakan untuk
(a) menunjukkan peringkat di antara peubah, (b) mengungkapkan
pengelompokan di antara peubah, dan (c) membandingkan kisaran data dalam
peubah tertentu. Nilai pada sumbu peubah data merupakan nilai kontinu
sedangkan sumbu yang menunjukkan kategori tidak mewakili nilai kontinu.
Diagram lingkar (Pie Chart) digunakan apabila penulis tidak terlalu

45
mementingkan besaran kompon secara tepat, tetapi lebih mementingkan
hubungan berbagai komponen dan komposisinya. Diagram Alir digunakan jika
menunjukkan tahapan kegiatan atau hubungan sebab akibat suatu aktivitas atau
keterkaitan antara satu kegiatan atau proses dengan proses lainnya. Foto atau
gambar digunakan untuk memberikan gambaran yang sebenarnya kepada
pembaca tentang proses yang berlangsung, seperti keadaan di lapangan dan
lain-lain. Perlu dihindari penggunaan foto yang terlalu banyak dapat membuat
tulisan anda seperti album. Sebaiknya, memilih foto atau gambar yang memang
perlu untuk ditonjolkan.
4.3 Gambar
Penyajian data hasil penelitian dalam bentuk gambar dapat berupa grafik,
diagram alir, bagan, peta, atau foto. Gambar dalam skripsi perlu
dipertimbangkan dengan memperhatikan relevansinya dengan topik penelitian
yang dilakukan. Informasi yang sudah dituangkan dalam tabel tidak perlu
diulangi dengan penyajian berbentuk gambar. Gambar mampu menyajikan
konsep yang sulit dijelaskan dengan rangkaian kata, Singkatan, lambang, pola
arsiran, maupun pola garis pada semua gambar di seluruh tubuh tulisan harus
taat asas. Misalnya, jika lambang lingkaran kosong dan segi empat masing-
masing digunakan untuk menunjukkan perlakuan dan kontrol, lambang tersebut
harus terus digunakan dalam gambar berikutnya.

4.3.1 Penulisan Judul Gambar


Seperti pada tabel, beberapa hal yang harus diperhatikan ialah bahwa
judul gambar (a) merupakan frase (bukan kalimat) penyataan tentang gambar
secara ringkas, (b) memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh
pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan, (c) menyatakan kunci-kunci
informasi saja, dan (d) merupakan frase yang berdiri sendiri dan dapat
menerangkan arti gambar.
Judul gambar yang dapat berupa satu kalimat atau lebih diletakkan dua
spasi di bawah gambar, di tengah bidang gambar, dan diawali oleh huruf kapital

46
serta tidak perlu diakhiri dengan tanda titik kecuali bila terdapat keterangan
tambahan mengenai data yang disajikan. Perhatikan bahwa nomor gambar tidak
diakhiri titik dan diikuti dengan dua ketukan sebelum huruf pertama judul
gambar yang bersangkutan. Bila judul lebih dari satu baris, baris kedua dimulai
tepat di bawah huruf pertama judul. Secara seragam di seluruh tubuh tulisan,
judul gambar diletakkan di tengah halaman atau bidang gambar. Gambar yang
terlalu besar perlu diperkecil, biasanya dengan bantuan program komputer atau
mesin fotokopi. Dalam pengecilan ukuran gambar, perlu diperhatikan
keterbacaannya. Jika lebar gambar kurang dari 10 cm, penulisan judul gambar
tidak harus mengikuti lebar gambar. Cara meletakkan gambar dalam teks sama
seperti menempatkan tabel dalam teks sebagaimana telah dijelaskan pada
bagian terdahulu. Lihat contoh dalam bab ini untuk penempatan gambar dalam
teks. Sumber gambar (jika bukan olahan sendiri) harus ditulis di bagian bawah
judul gambar berjarak 1,5 spasi dari judul gambar, huruf tegak tipe Times New
Roman 10 poin. Sumber yang sudah diolah lebih lanjut perlu diberi catatan
”telah diolah kembali”.

4.3.2 Contoh gambar


80
70
60
Jumlah

50
Malaria
40
Diare
30
Rabies
20
10
0
Poso Sigi Parigi Tojo Una-
Moutong una
Wilayah sebaran

Gambar 4.1 Sebaran penyakit pada empat daerah di Sulawesi Tengah

47
10%
10%

Poso
20% Sigi
Parimo
60% Touna

Gambar 4.2 Penyebaran kasus cikungunya di empat daerah Sulawesi Tengah

48
BAB V PENGUTIPAN PUTAKA
DAN PENYUSUNAN DAFTAR
PUSTAKA

Pengutipan karya seseorang atau kelompok orang dilakukan karena penulis


ingin memperkuat gagasan tulisannya. Kutipan dalam karyanya menunjukkan penulis
telah menghargai hasil penelitian orang lain untuk mendukung kegiatannya atau
mengembangkan dan memperbaiki hasil penelitian yang sudah ada. Kutipan yang
digunakan harus diberi keterangan dari mana diperoleh dengan menuliskan nama
penulis dan tahun terbitan. Dengan demikian, penulis telah mengikuti etika dalam
pengacuan sumber informasi dan terhindar dari plagiarisme.

5.1 Kutipan

Ada dua macam kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung ialah pernyataan yang ditulis persis seperti tulisan
asli dari sumber tertentu, dapat berupa kutipan yang singkat atau panjang.
Kutipan tidak langsung ialah pernyataan penulis yang ditulis dengan gaya
bahasa sendiri tentang hal yang dibaca atau didengarnya dari sumber tertentu
dengan tidak mengubahn makna isi informasi dari sumber tersebut (Keraf
1970).

5.1.1 Kutipan Langsung


Penulisan kutipan singkat di dalam teks ditandai dengan tanda baca petik,
sedangkan bagian yang tidak dikutip dituliskan dengan tanda baca elipsis ( ... ).
Selanjutnya, sumber diperolehnya informasi kutipan tersebut dinyatakan
dengan menuliskan nama penulis dan tahun.

49
Contoh kutipan diawal kalimat: Majid (2016) menyatakan “…… kasus
malaria di Papua Barat lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di
Indonesia…..”.
atau contoh kutipan diakhir kalimat
“………kasus Malaria di Papua Barat lebih tinggi dibandingkan wilayah lain
di
Indonesia... " (Majid 2016).

5.1.2 Kutipan Tidak Langsung


Penulisan kutipan tidak langsung biasanya dinyatakan dengan
menuliskan nama dan tahun saja. Dalam mengutip tidak langsung, penulis
menyusun informasi dalam parafrase, jadi tidak sekedar menerjemahkan.

50
Tabel 5.1 Ragam nama penulis dari berbagai bangsa dan penulisannya pada
tubuh tulisan
a
Nama negara Nama penulis
Amerika, nama akhir merupakan nama Meredith Blackwell
keluarga

Arab dan Mesir, nama akhir merupakan Hassan Fahmy Khalil


nama keluarga

Arab dan Mesir, jika ada awalan yang Ali Abdel-Aziz, Ali Ibn-Saud
mendahuluinya seperti el, ibn, abdel,
abdul, abdoul, abu, abou, aboul, kata
tersebut merupakan bagian dari nama
keluarga dan ditulis menggunakan tanda
hubung dengan nama keluarga

Brazil, kata do ditempatkan sebagai unsur Virgilio do Rosario


nama keluarga Asia

Cina, ada penulis yang menggunakan Michael Chang


nama barat sebagai nama kecil diikuti
nama keluarga

Cina, nama awal merupakan nama Go Ban Hong, Kwik Kian Gie
keluarga dan diikuti nama kecil

India, nama terakhir merupakan nama Bimal C Sen Gupta, AD Das


keluarga, jika didahului kata Sen atau Das, Gupta
kata tersebut disertakan sebagai bagian
nama keluarga

Indonesia, nama terakhir merupakan nama Andi Hakim Nasoetion


keluarga

Jepang, nama terakhir merupakan nama Hiroko Yakamoto


keluarga

Korea, nama terakhir merupakan nama Han-Seung Lee


keluarga

Thailand, nama terakhir merupakan nama Anake Serimontrikul


keluarga
51
Tabel 5.1 Ragam nama penulis dari berbagai bangsa dan penulisannya
pada tubuh tulisan (lanjutan)
Nama Negara Nama penulis
Vietnam, nama awal merupakan nama Nguyen Van Thuan
keluarga
Eropa, kecuali Hungaria, Portugis, dan
Spanyol
Nama tunggal keluarga, nama terakhir Rosemary Bird
merupakan nama keluarga
Nama majemuk keluarga ditulis dengan Henriette Carson-Peters
tanda hubung
Nama majemuk keluarga yang Roberto di Giacomo, Aja ver
mengandung awalan. Jika tidak diketahui Boven
negaranya, awalan merupakan bagian dari
nama keluarga: am, de, del, della, delle,
des, di, du, l’, la, las, les, li, los, ver, vom,
zum, zur
Awalan ini jangan digunakan sebagai Leo op de Beek, Ludwig van
bagian nama keluarga: den, op de, ten, ter, Beethoven
van, van den, van der, vo, von der
Austria, awalan merupakan bagian dari Bertha von Suttner Mozart
nama keluarga
Belanda, awalan merupakan bagian dari Kees de Vries
nama keluarga
Hungaria, nama selalu dimulai dengan Farkas Kaoly, Bartok Bela
nama keluarga yang diikuti dengan nama
kecilnya
Inggris, dengan nama keluarga majemuk H Vanden-Brink
Inggris, dengan pangkat kekeluargaan John Doc Sr
Perancis, awalan merupakan bagian dari Marie La Salle, Antonie de
nama keluarga kecuali awalan de Bary
Spanyol, awalan merupakan bagian nama Manuel Las Heras, Jose de la
keluarga dan ditulis dengan huruf kapital, Vega
tetapi awalan dan preposisi jangan
digunakan sebagai bagian dari nama
keluarga
a
Nama yang dicetal tebal merupakan nama yang ditulis di dalam tubuh
tulisan sebagai sumber acuan pada sistem nama-tahun

52
5.2 Daftar Pustaka

Pada bagian akhir sebuah karya tulis didaftarkan semua sumber acuan
yang digunakan di dalam tubuh tulisan, termasuk yang digunakan pada tabel
dan gambar, sebagai daftar pustaka. Jadi, hanya pustaka yang diacu di dalam
tubuh tulisan saja yang dapat dimuat dalam daftar pustaka dan dengan demikian
sumber acuan yang ada dalam daftar pustaka harus sama dengan yang ada di
dalam tubuh tulisan.
Daftar pustaka ini disusun berdasarkan susunan aplikasi mendeley
menggunakan Vancouver style. Mendeley merupakan salah satu aplikasi sitasi
yang bersifat free dan mudah didapatkan serta pengaplikasiannya pun cukup
mudah, serta mendeley juga dapat terhubung secara oinline dengan setiap
penulis di dunia yang juga menggunakan aplikasi mendeley. Sedengkan style
vancouver merepukan gaya penulisan sitasi yang banyak digunakan pada dunia
kesehatan dan kedokteran.
Jika Vancouver style ditulis secara manual tanpa menggunakan aplikasi
apapun, maka penulisan kutipan pustaka pada nas (teks) menggunakan angka.
Contoh ; Penderita HIV/AIDS yang dirawat jalan pada Rumah Sakit Undata
memiliki kualitas hidup yang baik, hal ini dikarenakan mereka mampu
melakukan aktivitasnya sendiri walupun dalam keadaan sakit dan tidak
mempengaruhi kondisi psikologi dari mereka1.

53
5.2.1 Teladan Penulisan Sumber Referensi

A. Ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menggunkan vancouver

style :

1. Mensitasi sebuah jurnal

Secara umum urutan susunan penulisan Vancouver style jika disitasi dari jurnal

ialah: nama pengarang. judul tulisan. nama jurnal. tanggal publikasi;

nomor volum dan nomor isu: lokasi dan halaman.

a. Nama Pengarang (authors)

1) Urutkan nama pengarang sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.

2) Taruhlah nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family)

pengarang dibagian depan untuk setiap pengarang.

3) Ubah nama depan dan nama tengah yang tertera ke dalam inisial,

maksimal dua inisial sesuai urutan nama depan dan tengah.

Cntoh : Wahyu Sulfian maka jika ditulis dalam daftar pustaka menjadi

Sulfian W
Ardin S Hentu maka jika ditulis dalam daftar pustaka menjadi

Hentu AS
Ambo Ardi Makacinnong Malala maka jika ditulis dalam daftar

pustaka menjadi Malala AAM


4) Gunakan koma kemudian spasi untuk membedakan nama

penagarang/authors pertama dengan pengarang/authurs yanga lain.

5) Jabatan, pangkat, titel, atau tanda kehormatan lainnya yang mengikuti

nama pengarang dihilangkan

54
6) Jika organisasi adalah pemilik dari artikel atau jurnal, maka hilangkan

“the” dalam menggunakan nama organisasi.

7) Akhiri informasi pengarang dengan menggunakn titik untuk masuk ke

judul buku atau artikel yang dijadikan referensi.

8) Jika dalam publikasi disertakan divisi organisasi yang bersangkutan,

masukkan divisi tersebut setelah nama organisasi dan dipisahkan dengan

koma. Jika ada lebih dari 2 divisi pisahkan dengan titik koma.

9) Jika nama pengarang atau pemilik tidak ditemukan, maka hanya

menggunakan nama editor atau translator, mulailah sitasi dengan nama

editor atau translator, kemudian akhiri dengan koma dan berikan

informasi tentang peranan orang tersebut.

10) Jika tidak ditemukan baik nama pengarang, pemilik, editor, ataupun

translator, mulailah dengan judul dari artikel tersebut. Jangan

55
menggunakan anonymous.

b. Penulisan judul dari referensi yang digunakan.

1) Masukan judul artikel sesuai dengan yang tertera dalam jurnal/publikasi.

2) Kapitalkan hanya huruf pertama dari kata pertama dalam judul. Huruf

kapital juga digunakan dalam  akronim, dan inisial.

3) Gunakan titik dua diikuti dengan spasi untuk memisahkan judul dengan

subjudul.

4) Akhiri judul artikel dengan titik walaupun ada tanda tanya atau tanda

seru dalam judul artikel tersebut.

5) Jangan memasukkan header dalam sebuah jurnal (“case report study”,

“case control study”) sebagai judul tulisan, kecuali daftar isi

menyebutkan bahwa header tersebut termasuk dalam judul tulisan.


c. Nama Jurnal

1) Masukan nama jurnal sesuai dengan bahasa aslinya.

2) Gunakan abreviasi (akronim atau penyingkatan) nama jurnal yang telah

disepakati secara internasional.

3) Gunakan huruf capital dalam mengawali setiap huruf dalam na ma jurnal

termasuk abreviasinya.

4) Ada beberapa ketentuan dalam menetapkan abreviasi suatu jurnal.

5) Gunakan abreviasi yang sesuai untuk bahasa Inggris pada umumnya dan
56
kapitalkan huruf pertamanya. Hilangkan kata “articles”, kata hubung, dan

preposisi. Contoh: “of”, “the”, “at”, dan sebagainya

6) Bisa melihat daftar susunan yang ditetapkan oleh beberapa publikasi

seperti MedLine, PubMed, dan sebagainya.

7) Akhiri nama jurnal dengan menggunakan titik dan spasi.

8) Tanggal Publikasi

9) Volume dan Isu

d. Tangga Publikasi

1) Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan tanggal publikasi.

2) Nama bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.


3) Akhiri informasi tanggal publikasi dengan titik dua.

4) Terkadang ada beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement),

bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ketiga hal ini

diletakkan setelah tanggal. Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec

No

5) Gunakan hanya angka saja.

6) Terkadang suplemen diberikan nama daripada diberikan nomor. Jika

demikian, gunakan singkatan yang telah disepakati secara internasional.

7) Akhiri suplemen, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua.

57
e. Volume dan Isu

1) Jangan menggunakan kata “volume” atau “vol”. cantumkan nomor

volumenya saja sudah cukup untuk menunjukan volume jurnal tersebut.

2) Gunakan angka untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan multipel

volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu

diletakkan di dalam kurung.

3) Jika tidak ditemukan nomor volume jurnal, berikan titik koma setelah

tanggal publikasi diikuti oleh nomor isu (yang diletakkan dalam kurung).

4) Jangan menggunakan kata “number”, “num”, “no” atau kata-kata lainnya

yang ingin menunjukkan nomor isu. cantumkan nomor isunya saja sudah

cukup untuk menunjukan isu jurnal tersebut.

5) Akhiri nomor isu dengan titik dua.


f. Lokasi dan Halaman

1) Jangan mengulang nomor halaman kecuali diikuti oleh huruf.

2) Akhiri lokasi atau halaman dengan menggunakan titik.

3) Jika halaman yang dijadikan referensi tidak berurutan, maka gunakan

tanda koma dan spasi untuk memisahkan antara halaman satu dengan

lainnya.
58
4) Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman, maka tulis jumlah

halaman yang dikutip. Misalkan mengutip 5 halaman maka tulislah [5 p.].

Letakkan dalam kurung kotak.

2. Mensitasi buku dan monograf lainnya :

Secara umum urutan susunan penulisan Vancouver style jika disitasi dari buku::

nama pengarang. judul buku. edisi buku (jika ada). pengarang kedua

/penerjema (jika ada). tempat publikasi: penerbit; tanggal publikasi.

lokasi/halaman.

Ketentuan sitasi sebuah buku dengan sistem Vancouver hampir mirip dengan

ketentuan sitasi sebuah jurnal. Berikut hanya dijelaskan perbedaannya,


sedangkan yang tidak dibahas pada bagian ini semuanya persis sama seperti saat

mensitasi jurnal.

a. Edisi buku

Bagian ini penting untuk dicantumkan, sehingga pembaca tahu edisi berapa

yang digunakan oleh penulis (karena setiap edisi pasti ada beberapa

perubahan di dalamnya). Berikut ini adalah ketentuan dalam mencantumkan

edisi buku.

1) Edisi buku diletakkan setelah judul


59 buku.

2) Gunakan abreviasi untuk kata-kata yang umum digunakan. Misalkan ed.

(edition), spec. (special), transl. (translation).

3) Kapitalkan hanya huruf pertama dalam pernyataan edisi.

4) Gunakan angka biasa bukan angka romawi. Sebagai

contoh second menjadi 2nd dan III menjadi 3rd, dan seterusnya.

5) Akhiri edisi dengan titik.

6) Jika buku tidak mencantumkan nomor edisinya, anggap saja buku itu

merupakan edisi pertama.

Conto : 3rd rev. ed.

h
1st Engl. ed.
b. Editor dan Penulis/Pemilik Kedua (Secondary Author) Dari Keseluruhan

Buku

Yang dimaksud dengan secondary author adalah mereka yang memodifikasi

pekerjaan dari pemilik utama. Sebagai contoh editor, translator, dan


ilustrator. Berikut adalah ketentuan ketika mensitasi sebuah buku yang

memiliki secondary author.

1) Letakkan nama dari secondary author setelah pernyataan edisi buku.

2) Untuk nama, ikuti format yang umum dalam sistem Vancouver (lihat

penamaan saat mensitasi jurnal)

3) Berikan tanda koma di akhir nama editor diikuti kata ‘editor’, diakhir

nama ilustrator dengan koma diikuti kata ‘ilustrator’, dan lain sebagainya.
60
4) Akhiri informasi secondary author dengan titik.

5) Jika tidak ada pemilik utama dari buku tersebut, pindahkan secondary

author menjadi pemilik utama.

Contoh : Saadong D, Sihotangf PC, Mukarramah S, dkk. Asuhan

Kebidanan Pada ibu Bersalin. 1st ed. Sihotang PC,

editors. Makassar: Unit Penelitian Poltekkes Makassar;

2016 Apr. 112-13

c. Penerbit buku ;

Berikut adalah ketentuan untuk mencantumkan penerbit.

1) Cantumkan penerbit sesuai yang tertera dalam publikasinya. Gunakan

kapitalisasi huruf sesuai dengan yang tertera dalam buku.

2) Abreviasikan penerbit yang telah diketahui oleh umum jika diperlukan,

tetapi tetap harus dipertimbangkan ketika menyingkat nama penerbit

untuk menghindari kebingungan pembaca.

3) Apabila divisi dari penerbit tersebut dicantumkan dalam buku, maka

nama penerbit ditaruh di awal kemudian diikuti oleh nama divisi tersebut.
4) Jika ditemukan lebih dari satu penerbit, pilihlah penerbit yang ada

diurutan paling atas atau satu penerbit yang dicetak dengan huruf besar

atau ditebalkan.

5) Jika tidak ditemukan nama penerbit, maka tulislah “publisher unknown”

dalam kolom kotak. Akhiri informasi penerbit dengan titik koma.

61

d. Lokasi halaman

Untuk mencantumkan lokasi halaman dalam sebuah buku sedikit berbeda

dengan cara mencantumkan halaman dalam sebuah jurnal.

1) Jangan menghitung bagian berikut sebagai halaman: introductory

material, lampiran, indeks, walaupun dalam sebuah buku bagian ini

diberikan halaman.

2) Berikan nomor halaman dihalaman teks tersebut dikutip diikuti huruf p.

3) Untuk buku yang terdiri lebih dari satu volume, kutip total nomor dari

keseluruhan volume termasuk volume dari halaman yang dikutip.

4) Jika dalam buku tidak terdapat halaman, maka hitung jumlah halaman

yang anda kutip, kemudian tambahkan ”leaves”.

5) Akhiri informasi lokasi/halaman dengan titik.


3. Catatan : Jika author/penulis lebih dari 3 orang maka hanya sampai penulis ke 3

yang ditulis

Conto : Pendit SA, Hasrul, Susanto H, dkk. Penerapan carring Pada

h komunitas Lansia 62
di Lere. Jurnal Ners Widya Nusantara Palu.

2018 April 2;3(1):8


DAFTAR PUSTAKA

1. Hasnidar. Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS Di Rawat Jalan RSUD Undata Provinsi

Sulaewesi Tengah. Jurnal Ners Widya Nusantara Palu. 2018 Sept 12;3(2):5 (Contoh Daftar

Pustaka dari Jurnal Online)

2. Keliat BA, Hamid AY, Putri YS, dkk. Asuhan Keperawatan Jiwa. Keliat BA, Soimah, Mulia

M, dkk, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2020. 81 p. (Contoh Daftar

Pustaka dari buku yang memiliki editor)

3. Lawhead JB, Baker MC. Introduction to veterinary science. Clifton Park (NY): Thomson

Delmar Learning; 2005. (Contoh Daftar Pustaka dari buku tanpa editor)

4. Agustin P. Pengaruh Pemberian Nanokristal Kuersetin terhadap Gagal Ginjal Akut yang

Diinduksi dengan Gentamisin [skripsi]. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas; 2017.

(Contoh Daftar Pustaka dari Skripsi, Thesis dan Disertasi)

5. Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical exercise stress testing. Safety and

performance guidelines. Med J Aust 1996;164:282-4. (Contoh Daftar Pustaka Jika

Pengarang dari jurnal adalah suatu organisasi)

6. Cancer in South Africa [editorial]. S Afr Med J 1994;84:15. (Contoh Daftar Pustaka Jika

dalam artikel ilmiah yang diterbitkan tidak tercantum pengarangnya)

7. Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings of

the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology: 1995 Oct 15-19;

Kyoto, Japan. Amsterdam:Elsevier; 1996. (Contoh Daftar Pustaka dari Prosiding

Pertemuan ilmiah)

8. Joesoef D. Mendambakan Utopia. Kompas 1998 Jan 8;Sect. A:4(col.5). (Contoh Daftar

Pustaka dari surat kabar)

64
Lampiran 1 Ketentuan pengetikan, warna sampul, jumlah halaman maksimum
skripsi, pembuatan dan peletakan ilustrasi

Bahan dan Ukuran Kertas


 Jenis kertas : HVS 80 gram.
 Warna kertas : putih.
 Ukuran kertas : A4 (21.0 cm x 29.7 cm).
 Peta, gambar, foto, diagram, sketsa, cetak biru (blue print), surat keputusan dan
lainnya dapat menggunakanjenis, warna, dan ukuran berbeda sesuai dengan
kebutuhan.

Ketentuan Pengetikan
 Bidang tulisan berjarak 4 cm dari tepi kiri, 3 cm tepi atas, 3 tepi bawah dan 3 tepi
kanan.
 Nomor halaman diketik pada pojok kanan atas dengan jarak 3 cm pada setiap awal
halaman kecuali untuk bab baru, nomor halaman diketik di tengah bawah.
 Jarak baris diketik 1,5 spasi.
 Baris pertama dari paragrapf masuk 1 cm dari bidang tulisan sebelah kiri dan
dibuat rata kanan (justified).
 Di tubuh tulisan, setiap bab baru harus ditulis di halaman baru, termasuk penulisan
daftar pustaka.
 Jarak dari judul ke kalimat pertama sebesar 3 spasi, jarak kalimat terakhir di suatu
bab ke bab berikutnya sebesar 3 spasi.
 Jenis huruf: Times New Roman dengan ukuran 12 poin untuk teks dan judul bab 14
poin.
 Nomor halaman dimulai dari abstrak sampai daftar lampiran dinyatakan dengan i,
ii, iii, iv, dan seterusnya.
 Penomoran halaman dimulai dari bab pendahuluan dengan menggunakan angka
arab 1, 2,3,4, dan seterusnya.
 Judul bab diketik dengan menggunakan huruf kapital, dicetak tebal (bold), tidak
ada titik, tidak digarisbawahi, boleh menggunakan angka arab tanpa titik, dan
terletak di tengah-tengah (centered).

65
 Judul Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin yang mengacu pada
nomor bab.
Contoh:
A. …
B. …
1. …
2. …
a. …
b. …
1) …
2) …
a) …
b) …
(1) …
(2) …
(a) …
(b) …
 Judul subbab diketik dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata
hubung (seperti: dan, serta, oleh, dengan, untuk) dan kata depan (seperti: di, ke,
dari, pada). Judul subbab berjarak 3 spasi dari judul bab atau dari paragraf di
atasnya dan 2 spasi dengan paragraf di bawahnya. Judul subbab diketik di tepi kiri.
 Judul sub subbab diketik seperti pengetikan judul subbab; berjarak 2 spasi dari
judul subbab atau paragraf di atasnya dan 1 spasi dengan paragraf di bawahnya,
tidak diakhiri dengan titik, dan tidak digaris bawahi. Jika panjang judul bagian
melebihi lebar bidang tulisan, jadikan 2 baris atau lebih dengan jarak 1 spasi. Judul
sub subbab diketik di tepikiri.

WarnaSampul
 Warna sampul (cover) untuk skripsi adalah kuning
Jumlah Maksimum Halaman
 Skripsi tidak lebih dari 5000 kata.
 Jumlah halaman maksimum ini sudah mencakup lampiran.
 Jika diperlukan, data mentah dimuat dalam CD untuk ditunjukkan kepada
pembimbing dan penguji dan tidak disertakan dalam karya tugas akhir untuk

66
menghindari penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pembuatan dan Peletakan Tabel serta Peletakan Gambar (lihat Bab 4)

Lembar Sampul
 Jenis huruf Times New Roman dengan huruf kapital.
 Ukuran fon 14 untuk judul skripsi, penulisan proposal penelitian/skripsi, dan
nama mahasiswa; fon 13 untuk nama departemen, , dan institusi.
 Susunan kata pada judul membentuk segitiga terbalik dan tidak lebih dari 3
baris dengan jarak 1 spasi.
 Panjang judul tidak lebih dari 30 kata.
 Jarak antara judul karya tulis, nama lengkap mahasiswa, logo, dan
nama departemen harus sesuai contoh lampiran.
 Logo STIKes Widya Nusantara Palu berdiameter 4 cm.
 Skripsi cukup sampul karton manila dilarninasi.
Lampiran 2 Contoh Halaman Sampul Depan
Proposal
5 cm

HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN


KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT X
PALU (fon 14 , 1 spasi)

PROPO
SAL (fon
14)

4 cm
SINTA
JOJO
111 222 333 (f
spasi)

67
8 cm

12 cm 18
cm

24
cm

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2
0
2
0
(fon 13, 1
spasi)

68
Lampiran 3 Contoh halaman pernyataan skripsi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat dengan Kepuasan Pasien Pasca Bedah di Ruang Perawatan Bedah RSU Anutapura Palu
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya Nusantara
Palu.

Palu, Januari 2020

Materai 6000

Purnama
NIM 201201093

69
Lampiran 4 Contoh halaman abstrak skripsi hasil penelitian

ABSTRAK
PURNAMA. Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan Pasien Pasca Bedah di Ruang Bedah RSU
Anutapura Palu. Dimbing oleh HASNIDAR dan SUKRANG.

Pelayanan keperawatan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh ketetapan perawat dalam memberikan
pelayanan, tetapi yang paling penting adalah bagaimana perawat mampu membina hubungan komunikasi dengan
pasien dalam memberikan pelayanan keperawatan demi keberhasilan dan kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk meningkatkan rasa saling percaya, dan
apabila tidak diterapkan akan mengganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien
pasca bedah di ruang perawatan bedah RSU Anutapura Palu. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode
korelasional pendekatan cross sectional, jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 49 orang pasien dengan
teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisis data menggunakan uji chi square, dengan variabel
independen komunikasi terapeutik perawat dan variabel dependen kepuasan pasien pasca bedah di ruang perawatan
bedah RSU Anutapura Palu. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (53,1%) responden puas. Hasil
analisis bivariat dengan Chi-Square diperoleh tidak ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien pasca bedah di ruang perawtan bedah RSU Anutapura Palu (p≥α) yaitu 0,211≥0,05. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah tidak ada hubungan komunikasi teapeutik perawat dengan kepuasan pasien pasca bedah di
ruang perawatan bedah RSU Anutapura Palu.

Kata kunci: perawat, komunikasi terapeutik, kepuasan


pasien.

ABSTRACT

PURNAMA. Relationship Of Nurses Therapeutic Communication to Post Operation Patient’s Satisfaction in


Surgical Ward Anutapura General Hospital Palu. Supervised by HASNIDAR dan
SUKRANG.

The quality of nursing services not determined by proper services only, but the most important that how the staff
nurse could build the good communication with patient during nursing care to achieve the goal and patient’s cure.
Implementation of nurses therapeutic communication toward patient to increase the trust between each other. The
aim of this research to know the relationship between nurses therapeutic communication to post operation patient’s
satisfaction in surgical ward Anutapura General Hospital Palu. This was quantitative research with correlation
method and cross sectional approaching. Total population were 49 patients that taken by accidental sampling. Data
analyzed by used chi – square test, with independent variable was nurses therapeutic communication and dependent
variable was post operation patient’s satisfaction in surgical ward Anutapura General Hospital Palu. The result
shown that about 53,1 % of the respondents were satisfied. The chi square bivariat analysis found that there was not
relationship of nurses therapeutic communication toward post operation patient’ satisfaction in surgical ward
Anutapura General Hospital Palu (p≥α) was 0,211 ≥ 0,05. Conclusion of this research that there was not relationship
of nurses therapeutic communication toward post operation patient’s saticfaction in surgical ward Anutapura
General Hospital Palu.

Keyword : staff nurse, therapeutic communication, patient’s


satisfaction.

70
Lampiran 5 Contoh Halaman Judul Skripsi

HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN


TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DIRUMAH
SAKIT X PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

SINTA JOJO
111 222 333

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
Lampiran 6 Contoh Halaman Persetujuan Skripsi

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN


TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT X PALU

SKRIPSI

SINTA JOJO
111 222 333

Skripsi ini telah Disetujui


untuk Diseminarkan

Tanggal 05 Januari 2020


Pembimbing I Pembimbing II

DR. Tigor H Situmorang, MH., M.Kes Surianto, S.Kep.,Ns., MPH


NIK NIK

Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

Hasnidar, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK 20110901016

72
Lampiran 7 Contoh Lembar Pengesahan Skripsi

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN


TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT X PALU

SKRIPSI

SINTA JOJO
111 222 333

Skripsi ini Telah Diujikan


Tanggal 05 Januari 2020

PEMBIMBING I,

DR. Tigor H Situmorang, MH., M.Kes (...................................)


NIK

PEMBIMBING II,

Ns. Surianto, MPH (...................................)


NIK

Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu

DR. Tigor H Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001

73
Lampiran 8 Contoh Prakata

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga
skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak
bulan Maret 2016 sampai September 2016 ini ialah pendidikan kesehatan, dengan judul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kemandirian Keluarga Merawat Pasien TB Paru
Program DOTS di Poliklinik Paru RSU Anutapura Palu.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. DR. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., selaku ketua STIKes Widya Nusantara Palu.

2. DR. Pesta Corry S. Dipl.Mw. S.KM., M.Kes., selaku Wakil K etua I Bidang
Akademik STIKes Widya Nusantara Palu.

3. James Walean, SST., M.Kes., selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan
dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
4. Siti Fitriani, S.Kep., Ns., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam perbaikan skripsi ini.
5. Ns. Irsanty Colein, Sp. Med., selaku penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran
untuk perbaikan skripsi ini.
6. Hasnidar, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku ketua program studi NersSTIKes Widya Nusantara
Palu.
7. Kepala Poliklinik Paru RSU Anutapura Palu dan staf atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, serta dukungan baik moral dan
material kepada penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.

74
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu
keperawatan.

Palu, Januari 2020

Penulis

75
Lampiran 9 Contoh daftar isi hasil penelitian

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL Vi
DAFTAR GAMBAR Vi
DAFTAR LAMPIRAN Vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penelitian 2
BAB II METODE 3
A. Waktu dan TempatPenelitian 3
B. Bahan 3
C. Alat 4
D. Prosedur 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 8
A. Hasil Penelitian 8
B. Pembahasan 9
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18

76
Lampiran 10 Contoh daftar tabel, tabel gambar, dan daftar lampiran dalam 1 halaman

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus tuberculosis di Kota Palu 7


Tabel 1.2 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kemandirian keluarga merawat
Tabel 1.3 Pasien tuberculosis 9
Tabel 1.3 Peningkatan kemandirian keluarga merawat pasien tuberculosis 10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pasien penderita tuberculosis di Rumah Sakit Anutapura Palu 13


Gambar 2.1 Mekanisme Bakteri penyebab tuberculosis menyerang inang 20

DAFTAR LAMPIRAN
1. Pembagian wilayah berdasarkan penderita tuberculosis di Kota Palu 15
2. Fluktuasi penderita tuberculosis priode 2013 – 2016
di RS Anutapura Palu 19

77
Lampiran 11 Contoh riwayat hidup untuk skripsi

RIWAYAT
HIDUP

Penulis dilahirkan di Palu pada tanggal 14 Desember 1990 dari ayah Iskandar
dan ibu Nurhayati. Penulis adalah putri ketiga dari lima bersaudara. Tahun 2014
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Palu dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk STIKes Widya Nusantara Palu melalui jalur Undangan Seleksi Masuk STIKes
Widya Nusantara Palu dan diterima di Program Studi Ilmu Keperawatan.
Selama perkuliahan, mahasiswa aktif sebagai Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) STIKes Widya Nusantara Palu Periode 2015/2016. Penulis juga
aktif mengikuti lomba kemahasiswaan di Lingkungan STIKes Widya Nusantara.
Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara I Lomba Debat
Bahasa Inggris tahun 2015, Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional BEM STIKes
Widya Nusantara Palu 2016/2017, dan Juara III Lomba Pidato Bahasa Inggris tahun
2016.

78
Lampiran 12 Beberapa kode nama negara berdasarkan ISO 3166

Negara Kode Negara Kode Negara Kode


Afrika Selatan tZa Hongaria HU Peru PE
Amerika Serikat US India IN Polandia PL
Argentina AR Indonesia ID Portugal PT
Australia AU Inggris GB Rumania RO
Austria AT Irak IQ Rusia RU
Belanda NL Iran IR Rwanda RW
Belgia BE Irlandia IE Saudia Arabia SA
Bolivia BO Islandia IS Selandia Baru NZ
Brasil BR Israel IL Serbia CS
Bulgaria BG Italia IT Singapura SG
Cheska CZ Jamaika JM Slowakia SK
Cile CL Jepang JP Spanyol ES
Cina CN Jerman DE Sudan SD
Denmark DK Kenya KE Swedia SE
Dominika DO Korea Selatan KR Swiss CH
Ekuador EC Korea Utara KP Taiwan TW
El Salvador SV Lebanon LB Thailand TH
Estonia EE Liberia LR Tunisia TN
Etiopia ET Libia LY Turki TR
Filipina PH Maroko MA Uganda UG
Finlandia FI Meksiko MX Ukraina UA
Georgia GE Mesir EG Uruguay UY
Greenland GL Nigeria NG Venezuela VE
Grenada GD Nikaragua NI Yunani GR
Guatemala GT Norwegia NO Zambia ZM
Honduras HN Paraguay PY Zimbabwe ZW
Hongkong HK Perancis FR

79
Lampiran 13 Format Penyusunan Proposal

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalh
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinajauan Teori
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
G. Tekhnik Pengumpulan Data
H. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

80
Lampiran 14 Format Penyusuanan Skripsi

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalh
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Tinajauan Teori
B Kerangka Konsep
C Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
G. Tekhnik Pengumpulan Data
H. Analisis Data
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
B. Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
81

Lampiran 14 Penjelasan Mengenai Plagiarisme

A. Apa itu Plagiat?


Plagiarisme adalah suati tindakan yang dengan sengaja atau tanpa sengaja
memasukkan ide-ide orang lain ke dalam tulisan ilmiah kita dan mengakuinya
sebagai milik kita, serta memasukkan ide orang secara mentah ke dalam tulisan
ilmiah kita tanpa meruabah bahasa dari ide tersebut (Kementrian Pendidikan 2010,
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Oxford American Dictionary 2001)
B. Ruang Lingkup Plagiarisme
1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.
2. Mengutip ide orang lain atau tulisan orang lain tanpa mengubah sedikitpun
kalimatnya. Dalam hal ini mengubah bahasa ataupun kalimatnya tanpa mengubah
makna dari teori tersebut.
3. Menggunakan  gagasan,  pandangan  atau  teori  orang  lain  tanpa  menyebutkan 
identitas sumbernya.
4. Menggunakan data atau informasi orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
5. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
6. Melakukan parafrase (mengubah bahasa ataupun kalimatnya tanpa mengubah
makna dari teori tersebut ) tanpa menyebutkan sumbernya.
7. Enyerahkan Karya Ilmiahnya yang ternyata Karya Ilmiah tersebut adalah Karya
Ilmiah orang lain baik yang telah dipublikasikan maupun tidak.
C. Tipe Plagiarisme
Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme: 
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan 
kata‐kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya. 
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan 
orang  lain  tanpa  memberikan  pengakuan  yang  cukup  (tanpa  menyebutkan 
sumbernya secara jelas). 
3. Plagiarisme kepengarangan (Plagiarism of Authorship), penulis mengakui
sebagai pengarang karya tulis dari karya orang lain.
4. Self plagiarism, yang termasuk dalam tipe ini ialah ; penulis mempublikasikan
satu artikel pada lebih dari satu redaksi atau jurnal dan mendaur ulang karya
ilmiah tersebut. Yang penting dalam self plagiarism tidak bisa memasukkan
karya yang sama di urnal yang berbeda. Harus ada pembaharuan dari jurnal
yang sebelumnya walupun judulnya sama.

82
 
D. Aplikasi yang digunakan untuk mengecek plagiarisme
Aplikasi pengecekan plagirisme yang digunakan di STIKes Widya Nusantara Palu
ialah, aplikasi Turnitin yang berlangganan selama setahun dibawah naungan
L2DIKTI Wilayah IX.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi ini, yakni ;
1. Hanya diwajibkan melakukan parafrase sehingga aplikasi tidak membaca
sebagai plagiat
2. Dilarang keras menggunakan control C + control V ataupun klik kanan pada
mouse untuk mengcopy paste teori orang.
3. Walaupun kita berniat untuk mengubah semua kata-kata ataupun kalimat dari
teori orang namun jika kita menggunakan control C + control V ataupun klik
kanan pada mouse untuk mengcopy paste, maka akan tetap terbaca sebagai
plagiat. Karena aplikasi turnitin membaca kode-kode program.
E. Beberapa Contoh Parafrase
1. Kalimat asli : “Menurut peneliti bahwa adanya pengaruh pelatihan BHD terhadap
keterampilan anggota PMR disebabkan oleh adanya kemauan dan keingintahuan serta
peran dari pelatih yang memberikan pelatihan. Dalam melaksanakan tindakan yang
membutuhkan keterampilan khusus, seseorang harus mempunyai dasar pengetahuan
yang telah didapat melalui berbagai macam sarana infirmasi, salah satunya adalah
pelatihan.
Hasil parafrase : Kemauan dan rasa keingintahuan sehingga membuat perubahan
pengetahuan dan keterampilan anggota PMR yang telah mengikuti pelatihan BHD
(Januarista A, 2018).
2. Kalimat asli : The low self‐
monitoring person is generally more attentive to his/her internal 
attitudes and dispositions than to externally based information such as others’ 
reactions and expectations (Baxter, 1983, p. 29).
Hasil parfarase dalam Bahasa Indonesia : Menurut Bexter (1983), jika seseorang
memiliki monitoring diri yang rendah, maka ia akan lebih cenderung
memperhatikan sikapnya dibandingkan bagaimana ia memikirkan pandangan
oang lain kepadanya.
83

F. Sanksi plagiarisme
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 70
mengatur sanksi bagi masyarakat yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi di
lingkungan akademik. Sanksi tersebut ialah sebagai berikut :
1. Pasal 25 ayat 2: 
“Lulusan Perguruan Tinggi yang Karya Ilmiahhnya digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi atau vokasi, jika terbukti merupakan
hasil jplakan maka akan dicabut gelarnya”.
2. Pasal 70 :
“Lulusan yang yang mendapatkan gelar akademik, profesi, ataupun vokasi
dengan mengunakan Karya Ilmiah jiplakan sebagaimana yang disebutakan
pada Pasal 25 ayat 2 maka akan mendapatkan pidana penjara paling lama
dua tahun atau pidana denda sebesar Rp 200.000.000”.
3. Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa 
yang  melakukan  tindakan  plagiat.  Jika  terbukti  melakukan  plagiasi  maka 
seorang  mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai
e. Pemberhentian dengan hormat sebagai mahasiswa
f. Pembatalan ijazah jika telah lulus dari proses pendidikan.
4. Himbauan dari L2DIKTI Wilayah IX ; “Bagi Mahasiswa yang Tugas
akhirnya/Karya Ilmiahnya merupakan hasil dari plagiat maka tidak akan
mendapatkan pin civil yang secara langsung mengakibatkan mahasiswa yang
bersangkutan tidak akan diwisuda. Sedangkan bagi Institusi yang kedapatan
meluluskan mahasiswa dengan tugas akhir/karya ilmiah dengan hasil plagiat,
maka Institusi tersebut tidak bisa menerima Mahasiswa baru ataupun
meluluskan Mahasiswa lagi”.

Anda mungkin juga menyukai