Anda di halaman 1dari 7

Nama: ahmad maulana bayhaqi

Nim:1901026182

Kelas:E

Tugas: manajemen operasional II

Tugas tentang: metode penugasan


Pengertian Persoalan Penugasan

Manajemen produksi sering menghadapi masalah-masalah


yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai
sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja atau
personalia, yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda
untuk pekerjaan yang berbeda pula. Masalah ini disebut
Masalah Penugasan(Assigment Problem), yang merupakan
suatu kasus khusus dari masalah linear programming pada
umumnya.

Assignment problem adalah suatu masalah mengenai


pengaturan pada individu (objek) untuk melaksanakan tugas
(kegiatan), sehingga dengan demikian biaya yang
dikeluarkan untuk pelaksanaan penugasan tersebut dapat
diminimalkan. Salah satu dalam menyelesaikan persoalan ini
adalah dengan menggunakan algoritma Hungarian.
Algoritma Hungarian adalah salah satu algoritma yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan masalah
assignment. Versi awalnya, yang dikenal dengan metode
Hungarian, ditemukan dan dipublikasikan oleh Harold Kuhn
pada tahun 1955. Algoritma ini kemudian diperbaiki oleh
James Munkres pada tahun 1957. Oleh karena itu, algoritma
ini kemudian dikenal juga dengan nama algoritma Kuhn-
Munkres. Algoritma yang dikembangkan oleh Kuhn ini
didasarkan pada hasil kerja dua orang matematikawan asal
Hungaria lainnya, yaitu Denes Konig dan Jeno Egervary.
Keberhasilan Kuhn menggabungkan dua buah penemuan
matematis dari Jeno Egervary menjadi satu bagian
merupakan hal utama yang menginspirasikan lahirnya
Algoritma Hungarian. Dengan menggunakan algoritma ini,
solusi optimum sudah pasti akan ditemukan. Namun untuk
hal ini kasusnya dibatasi, yaitu bila ingin menemukan solusi
terbaik dengan nilai minimum (least cost search).

Masalah penugasan adalah sejumlah tugas kepada sejumlah


penerima tugas dalam basis satu-satu, artinya seorang
pekerja harus menjalankan satu pekerjaaan. Tujuan untuk
memecahkan persoalan, penempatan sumber- sumber yang
ada pada kegiatan-kegiatan yang dituju, sehingga
kerugiannya agak minimal dan keuntungannya maksimal.

Persoalan penugasan (Assigment problem) merupakan salah


satu persoalan transportasi dan dapat dinyatakan sebagai
berikut : “ Dengan tersedianya fasilitas untuk melaksanakan
jenis pekerjaan (jobs) dimana masing-masing fasilitas
(mesin, orang, dan tenaga), persoalannya ialah bagaiamana
menentukan jenis pekerjaan yang mana, agar jumlah
pengorbanan (uang, waktu dan tenaga) minimum ”.
Persoalan penugasan luas penggunaannya dalam bidang
manajemen khususnya keputusan untuk menentukan jenis
pekerjaan apa yang harus di kerjakan.

Salah satu teknik pemecahan masalah-masalah penugasan


yang tersedia adalah metoda Hungarian, yang mula-mula di
kembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan
Huangaria bernama D. Konig dalam tahun 1916.
Model-model penugasan bertujuan untuk mengalokasikan
“sumber daya” untuk sejumlah sama “pekerjaan” pada biaya
total minimum.Penugasan di buat atas dasar bahwa setiap
sumber daya harus di tugaskan hanya untuk satu pekerjaan.
Untuk suatu masalah penugasan n x n, jumlah penugasan
yang mungkin di lakukan sama dengan n ! (n factorial)
karena perpasangan satu-satu.

Masalah Penugasan

Adapun 2 masalah penugasan yang biasa terjadi, yaitu :

1. Biaya Minimum

a) Jika jumlah kolom = Jumlah baris

b) Jika jumlah kolom ≠ Jumlah Baris

a. Tuliskan yang ada kedalam matriks

Contoh :

Bagian produksi perusahaan mempunyai 3 (tiga) jenis


pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh 3 (tiga)
karyawan. Ketiga karyawan tersebut mempunyai tingkat
keterampilan, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan
dan latihan yang bebeda pula. Karena sifat pekerjaan dan
kemampuan karyawan yang berbeda, maka biaya
penyelesaian pekrjaan berbeda-beda.
Tabel 1.1 Matriks Biaya (dalam ribuan Rupiah)

PEKERJAAN

KARYAWAN D1 D2 D3

A1 20 27 30

A2 10 18 16

A3 14 16 12

B.Merubah matriks biaya menjadi matriks kesempatan


(peluang) dengan cara, yaitu :

Dimulai dengan merubah matriks biaya menjadi


matriks Opportunity Cost, yaitu dengan memilih elemen
terkecil pada setiap baris dari matriks biaya mula-mula
untuk mengurangi seluruh elemen (bilangan) pada setiap
baris. Sebagai contoh :

Elemen terkecil baris A1 adalah 20, yang berarti bahwa


karyawan A1 adalah paling efisien dengan melakukan
pekerjaan D1 adalah nol (20 - 20 = 0). Di lain pihak, bila kita
akan memadukan A1 dan D2, akan menyangkut Opportunity
cost sebesar Rp 7.000,- (yaitu 27 – 20 = 7 ). Begitu juga,
oppurtinity cost penugasan A1 untuk pekerjaan D3 sebesar
Rp 10.000,- (yaitu 30 – 20 = 10). Dengan cara yang sama, kita
dapat menentukan opportunity cost untuk baris A2 dan A3,
sehingga paling sedikit akan diperoleh satu bilangan yang
bernilai nol pada setiap baris. Matriks dengan bilangan-
bilangan telah dikurangi bilangan terkecil pada setiap baris,
di sebut reduce cost matriks.

c. Tes Optimalisasi

Skedul penugasan optimal hanya dapat tercapai bila


ada 3 (tiga) “independent zeros” dalam matriks, artinya tidak
ada dua bilangan nol yang berbeda dalam baris atau kolom
yang sama tanpa memperhatikan jumlah nol dalam total
opportunity cost matriks. Dengan kata lain, setiap karyawan
harus di tugaskan hanya untuk satu pekerjaan total
opportunity cost nol, atau setiap pekerjaan harus
diselesaikan hanya oleh satu karyawan. Pedoman praktis
untuk melakukan tes optimalisasi adalah dengan menarik
sejumlah minimum garis horizontal ?vertikal untuk meliput
seluruh bilangan bernilai nol dalam total opportunity cost
matriks. Bila jumlah garis sama dengan jumlah baris atau
kolom, penugasan optimal telah tercapai. Bila tidak sama
maka matriks harus di revisi.

Aplikasi tes ini pada tabel total opportunity cost


matrix menunujukan bahwa penugasan optimal belum
tercapai pada tahap ini. Untuk meliput seluruh bilangan nol
dalam total opportunity cost matrix hanya memerlukan
duagaris (baris A3 dan kolom D1)

2. Biaya Maksimum

a. Jika jumlah Kolom = Jumlah Baris

b. Jika jumlah Kolom ≠ Jumlah Baris

Pemecahan masalah maksimasi dalam penugasan optimal


tenaga kerja juga dapat dilakukan dengan metoda
Hungarian. Perbedaannya dengan masalah minimisasi
adalah bahwa bilangan-bilangan dalam matriks tidak
menunjukan tingkat biaya, tetapi menunjukan tingkat laba
(indeks produktivitas). Efektivitas pelaksanaan kerja oleh
karyawan-karyawan individual diukur dengan jumlah
kontribusi laba.

Anda mungkin juga menyukai