Anda di halaman 1dari 9

Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

BAB VII
SEKILAS MANAJEMEN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI STRATEGI DI
PEMERINTAH

Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik


Team Teaching

A. Pengantar
Manajemen strategi sangat diperlukan oleh semua organisasi termasuk organisasi privat atau
bisnis dan organisasi sektor publik untuk mencapai tujuan organisasinya. Manajemen
strategi berfungsi sebagai sistem pengendalian manajemen organisasi. Dimana sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi individu
didalamnya sehingga berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Manajemen strategi
adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Pada BAB ini akan dibahas seputar gambaran
umum mengenai manajemen strategi dan implementasi strategi di pemerintah.

B. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan manajemen strategi dan
implementasi strategi di pemerintah.

C. Pokok Bahasan
1. Pengertian Manajemen Strategi
2. Konsep Manajemen Strategi Sektor Publik
3. Implementasi Strategi Pada Sektor Publik
4. Tantangan Di Masa Mendatang

D. Pre Test
1. Apa yang kalian ketahui tentang manajemen strategi?
2. Bagaimana konsep manajemen strategi pada sektor publik?
3. Bagaimana pengimplementasi strategi pada sektor publik?
4. Apa saja tantangan manajemen strategi sektor publik dimasa mendatang?

E. Deskripsi Materi
1. Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan strategi.
Definisi manajemen menurut Nawawi (2000:52) diungkapkan bahwa, manajemen
adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling), dan penganggaran
(budgeting). Unsur-unsur yang ada didalam manajemen antara lain:
a. Perencanaan (planning)
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

Perencanaan merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan


penetapan keputusan yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan sistem kerja sama sekelompok orang yang dilakukan
dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan
membentuk sejumlah satuan atau unit kerja yang menghimpun pekerjaan sejenis
dalam satu satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing diikuti dengan mengatur hubungan kerja baik
secara vertikal maupun horizontal.
c. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi
memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur
organisasi termasuk tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan
kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk.
d. Penganggaran (budgeting)
Kegiatan anggaran dalam organisasi sektor publik menekankan pada
pertanggungjawaban dan penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien. Hal
ini disebabkan karena dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat
yang dipercaya kepada organisasi sector publik.
e. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan proses mengukur (measurement) dan menilai (evaluation)
tingkat efektivitas kerja personel dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002), strategi adalah
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
dimasa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies), perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.
Siagin (2004) mendefinisikan manajemen strategi sebagai serangkaian keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Konsep Manajemen Strategi Sektor Publik


Manajemen strategi adalah suatu sarana dalam menyediakan kepemimpinan yang
maju terkait masalah fundamental organisasi dan lingkungannya dengan cara sistematis,
efektif dan berorientasi pada tujuan. Manajemen strategi berhubungan dengan
bagaimana memperkuat viabilitas dan efektivitas organisasi sektor publik baik dari segi
kebijakan substantif dan kapasitas pengelolaan jangka panjang.
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

Untoro (2010) menyatakan bahwa efektivitas penerapan manajemen strategi pada


suatu organisasi dipengaruhi oleh konteks yang melingkupi organisasi tersebut.
Lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Pasar
Pasar pada organisasi sektor publik ditentukan oleh oversight body. Hal ini
dikarenakan organisasi sektor publik memiliki motif tidak mencari keuntungan,
namun lebih berorientasi pada pada pelayanan publik. Oversight body yang
dimaksud adalah masyarakat (publik) dan pada organisasi pemerintahan adalah
lembaga parlemen yaitu DPR/DPRD, sebagai bentuk perwakilan dari masyarakat
(publik)
b. Pengaruh politik
Kebutuhan untuk mentaati dan memelihara dukungan berakibat pada tingginya
pengaruh dan tekanan politik yang dihadapi oleh organisasi sektor publik. Perlu
melibatkan pihak-pihak tersebut dalam penyusunan strategi agar dapat meningkatkan
komitmen organisasi dan nantinya akan meningkatkan komitmen organisasi dan
nantinya akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
c. Kendala yang dihadapi
Kendala muncul karena ketergantungan organisasi sektor publik terhadap satu
sponsor yaitu oversight body, sehingga otonomi dan fleksibilitas terbatasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, agar kontinuitas organisasi dapat berjalan maka manajemen
organisasi menyiapkan scenario pengelolaan organisasi yang fleksibel.
Aspek yang harus diperhatikan atau dipetimbangkan dalam penyusunan strategi
antara lain sebagai berikut:
a. Aspek formalitas
b. Aspek fleksibilitas
c. Aspek partisipasi
Konsep manajemen strategi merupakan bagian dari proses pengendalian
manajemen strategi sektor publik. Proses pengendalian manajemen sektor publik dapat
dilakukan melalui komunikasi formal dan informal.
Komunikasi informal meliputi:
a. Komunikasi langsung
b. Pertemuan informal
c. Diskusi
Mardiasmo (2009:50) menjelaskan bahwa komunikasi formal terdiri atas aktivitas
formal organisasi yang meliputi:
a. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak
didalam proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah, dan
kebijakan, serta strategi organisasi.
Salah satu metode untuk menentukan strategi adalah dengan analisis SWOT
yang menganalisis faktor internal organisasi yang menajdi kekuatan dan kelemahan
dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang. Analisis SWOT
merupakan salah satu alat dalam manajemen strategi untuk menentukan kekuatan
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

(strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat)


dalam organisasi.
Walaupun analisis SWOT dianggap sebagai suatu hal yang penting naming
kadangkala manager menghadapi maslaah dalam menerapkan analisis ini. Menurut
Barwono (2010), masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut:
1) The missing link problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur keterkaitan,
yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap faktor internal dan evaluasi
terhadap faktor eksternal.
2) The blue sky problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana langit yang
biru selalu membawa kegembiraan karena cuaca yang cerah. Hal ini menyebabkan
pengambilan keputusan kadang terlalu cepat dalam menetapkan sesuatu keputusan
tanpa mempertimbangkan ketidakcocokkan antara faktor internal dan faktor
eksternal sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang ada dan membesar-
besarkan kekuatan dalam organisasi.
3) The silver lining problem, masalah yang berkaitan dengan timbulnya suatu
harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan. Hal ini timbul karena
pengambilan keputusan mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak
menguntungkan.
4) The all things to all people problem, suatu filsafah dimana pengambilan
keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada kelemahan organisasinya,
sehingga banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk memeriksa kelemahan yang
ada dalam organisasi tanpa melihat kekuatan yang ada di dalam organisasi
tersebut.

Tahap paling awal dari manajemen strategi sektor publik adalah perencanaan,
perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Menurut Olsen dan Eadie (1982)
dalam Mardiasmo (2009:52), komponen dasar proses perumusan strategi adalah
sebagai berikut:
1) Misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif
dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
2) Analisis atau scanning lingkungan, terdiri atas pengidentifikasian dan
pengukuran faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi, serta kondisi
yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
3) Faktor internal dan audit sumber daya yang mengevaluasi dan mengindentifikasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategi.
4) Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
5) Implementasi dan pengendalian rencana strategi.

Langkah perumusan strategi menurut Brysom (1995) dalam Mardiasmo


(2009), yaitu:
1) Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi.
2) Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
3) Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

4) Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).


5) Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).
6) Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi.
7) Perumusan strategi untuk mengelola isu-isu tersebut.
8) Menetapkan visi organisasi untuk masa depan.

b. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi adalah proses penentuan program, aktivitas, atau proyek
yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan. Jika pada tahap perumusan strategi adalah tahapan (fase)
untuk proses menentukan strategi, sedangkan pada tahap perencanaan strategi lebih
pada proses menentukan bagaimana menerapkan strategi tersebut. Manfaat
perencanaan strategi bagi organisasi antara lain:
1) Sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif.
2) Sarana memfokuskan manager pada pelaksanaan strategi tang diterapkan.
3) Sarana untuk memfasilitasi dilakukannya sumber daya yang optimal.
4) Kerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term actions).
5) Sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas.
6) Alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.

Perencanaan strategi perlu diterjemahkan dalam bentuk tindakan konkret,


karena itu perlu didukung dengan hal-hal berikut ini:

1) Struktur pendukung (manajerial maupun political will).


Struktur organisasi yang baik akan mendukung terciptanya desain sistem
pengendalian manajemen yang baik pula sehingga mampu mendukung strategi
yang telah disusun agar visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan dapat tercapai.
Oleh karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi (institusional
reform) yang didasarkan pada prinsip berikut:
a) Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk
mencapai strategi yang aktif.
b) Pimpinan eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi sampai
dengan level yang paling bawah.
c) Lembaga legislator bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan
strategi kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja
manajemen (eksekutif).
2) Proses dan praktik implementasi dilapangan.
Proses dan praktik implementasi dilapangan terkait dengan sistem dan prosedur
pengendalian. Perencanaan strategi akan berjalan efektif jika ada kejelasan
wewenang dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang dan tugas.
3) Kultur organisasi.
Kultur organisasi berkaitan dengan perilaku dan sikap anggota organisasi.
Perencanaan strategi perlu didukung dengan perubaham perilaku dan sikap
anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan
efisien.
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

c. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan penganggaran pada sektor
swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses
penganggaran.

d. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajamen yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendali. Pengendali manajamen melalui sistem pengendalian kinerja
dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme penghargaan (reward) dan sanksi
(punishment).
Reward dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi dan menciptakan
kepuasan bagi setiap individu. Bentuk reward dapat berupa:
1) Financial, berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan.
2) Non financial, berupa pshycological reward dan social reward. Misalnya promosi
jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar,
penempatan kerja ditempat yang lebih baik, dan pengakuan.
3) Mekanisme sanksi dan hukuman diperlukan untuk kondisi tertentu, namun
orientasi penilaian kinerja hendaknnya lebih diarahkan pada reward oriented.

3. Implementasi Strategi Pada Sektor Publik


Implementasi strategi pada organisasi sektor publik tidak lepas dari manajemen
strategi. Proses manajemen strategi yang ada pada organisasi perusahaan antara lain:
1) Menetapkan arah dan misi organisasi.
Setiap organisasi pasti mempunyai visi, misi, dan tujuan. Ketiga hal tersebut
akan menentukan arah yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi, misi, dan
tujuan maka kinerja organisasi akan mudah dipengaruhi oleh situasi eksternal.
2) Memahami lingkungan internal dan eksternal.
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi terhadap
setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon
berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh cukup kuat
terhadap organisasi:
a. Lingkungan eksternal
 Memiliki dua variabel yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threats).
 Terdiri atas dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan umum.
b. Lingkungan internal
 Memiliki dua variabel yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
 Mencakup semua unsur organisasional yang ada di dalam suatu organisasi
seperti struktur organisasi, budaya organisasi, dan sumber daya.
3) Memformulasikan strategi.
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna


mencapai tujuan organisasi. Formulasi strategi ini meliputi pengembangan misi
organisasi, analisis SWOT, dan menetapkan tujuan jangka panjang.
4) Mengimplementasikan strategi.
Dalam implementasi strategi pada organisasi sektor publik, diharapkan
menetapkan atau merumuskan tujuan organisasi tahunan, memikirkan dan
merumuskan kebijakan, memotivasi karyawan serta mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan.
5) Mengevaluasi dan mengawasi strategi.
Selama organisasi melaksanakan strateginya, organisasi perlu mengamati
hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan eksternalnya.
Pada dasarnya evaluasi mencangkup tiga hal, yaitu :
a. Me-review faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang
sedang berlangsung, menentukan apa yang dikendalikan dan menetapkan standar.
b. Mengukur kinerja yang telah dilakukan dan membandingkan kinerja dengan
standar.
c. Mengambil berbagai tindakan perbaikan evaluasi strategi sangat diperlukan sebab
keberhasilan organisasi dewasa ini tidak menjadi jaminan keberhasilan organisasi
di masa yang akan datang.
Pada tahap ini juga merupakan tahapan untuk menilai pengendalian organisasi.
Pengendalian organisasi terdiri atas tiga jenis, yaitu:
 Pengendalian strategis, merupakan proses dari evaluasi strategis, yang dilakukan
baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah itu di implementasikan.
 Pengendalian manajemen, berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai sub
strategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dan rencana
jangka menengah.
 Pengendalian operasional, berpusat pada kinerja individu dan kelompok yang
dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh
rencana organisasi.

Proses manajemen strategi pada organisasi pemerintah diatur dan tertuang


dalam UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Tahapan perencanaan pembangunan nasional antara lain meliputi:

1) Tahapan penyusunan rencana.


Pada tahap ini organisasi sektor publik dalam hal ini adalah pemerintah
merumuskan arah dan misi organisasi, sekaligus juga melakukan analisis SWOT
untuk memahami lingkungan internal dan eksternal. Menurut UU Nomor 25 Tahun
2004, perumusan strategi pada organisasi pemerintah dilakukan dalam penyususnan
rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) yang berlaku selama 25 tahun dan
dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) yang berlaku
selama 5 tahun.
2) Tahapan penetapan rencana.
Pada tahap ini lebih pada bagaimana dokumen perencanaan seperti RPJP, RPJM,
dan RKP (daerah) ditetapkan. Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2004, RPJP
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

nasional ditetapkan dengan undang-undang dan RPJP Daerah ditetapkan dengan


peraturan daerah. RPJM Nasional ditetapkan dengan peraturan presiden selambat-
lambatnya tiga bulan setelah presiden dilantik, dan RPJM Daerah ditetapkan
dengan perarturan kepala daerah selambat-lambatnya tiga bulan setelah kepala
daerah yang terpilih dilantik. RKP dan RKPD ditetapkan dengan produk hukum
yang sama dengan RPJM dan RPJMD. Sedangkan, Renstra dan Renja ditetapkan
dengan peraturan pimpinan instansi yaitu Menteri K/L atau Kepala SKPD.
3) Tahapan pelaksanaan rencana.
Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi strategi. Berdasarkan
proses manajemen strategi, tahapan ini disebutkan bahwa organisasi diharapkan
menetapkan atau merumuskan tujuan organisasi tahunan. Sedangkan evaluasi
strategi baik untuk pengembangan strategi maupun pengendalian manajemen
dilakukan oleh kepada Bappenas atau Bappeda (untuk pemerintah daerah).
Pelaksanaannya berupa evaluasi terhadap RP nasional maupun daerah (jika
dipandang perlu) apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan
yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Terjadi perubahan yang mendasar.
c. Merugikan kepentingan nasional.

4. Tantangan Di Masa Mendatang


Tantangan dimasa mendatang dapat diketahui jika kelemahan terhadap
implementasi manajemen strategis pada organisasi sektor publik bisa diidentifikasi.
Kelemahan yang ada selama ini (terutama untuk pemerintah daerah), adalah lemahnya
kualitas perencanaan anggaran daerah (Ritonga, 2010).
Pemerintah daerah cenderung masih menggunakan paradigm lama, yaitu
penyusunan program dan kegiatan hanya berdasarkan kebiasaan tahun-tahun
sebelumnya dengan penentuan anggaran yang bersifat incremental. Penentuan anggaran
secara incremental adalah penentuan besaran anggaran dengan menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah ada sebelumnya dengan
menggunakan data-data tahun sebelumnya sebagai dasar dan tidak ada kajian yang
mendalam terhadap data tersebut.
Masih rendahnya kualitas SDM yang ada dalam organisasi pemerintah serta
belum adanya kesadaran pentingnya pengelolaan data base yang memadai terutama
pada pemerintah daerah, mengakibatkan memperburuk kondisi lemahnya kualitas
perencanaan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu
menyusun ASB untuk membantu memperbaiki kualitas perencanaan anggaran, serta
meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan dan pembinaan serta sosialisasi kepada
aparatur pemerintah dan masyarakat.

F. Post Test
1. Jelaskan elemen pengendalian manajemen sektor publik?
2. Apa tujuan dan pentingnya perencanaan strategi bagi organisasi?
Modul Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 7

3. Bagaimana proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik?


4. Jelaskan perbedaan perumusan strategi dengan perencana strategi?
5. Bagaimana proses manajemen strategi yang dilakukan pada suatu organisasi
perusahaan?

G. Referensi
Halim, A., & Kusufi, M. S. (2014). Teori, Konsep, Dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik:
Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan Dari Pemerintah Hingga Tempat
Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., & Kusufi, M. S. (2016). Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik
Edisi ke 2. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai