Anda di halaman 1dari 13

JPEHS 3 (2) (2016)

Journal of Physical Education, Health and Sport


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP DAN STANDING JUMP


AND REACH TERHADAP KEKUATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

Mahfuz

Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

Info Artikel Abstrak


____________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh latihan split squat jump,
Diterima September 2016 standing jump and reach, split squat jump dan standing jump and reach, terhadap
Disetujui Oktober 2016 kekuatan dan power otot tungkai. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Dipublikasikan November adalah kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan: (1)
2016 Terdapat pengaruh yang signifikan latihan split squat jump terhadap kekuatan dan power
____________________ otot tungkai; (2) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan standing jump and reach
Keywords: terhadap kekuatan dan power otot tungkai; (3) Terdapat perbedaan pengaruh yang
split squat jump and standing signifikan latihan split squat jump dan standing jump and reach terhadap kekuatan otot
jump and reach. tungkai; (4) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan split squat jump dan
standing jump and reach terhadap power otot tungkai, serta latihan split squat jump
lebih epektif untuk meningkatkan kekuatan dan power otot tungkai. Berdasarkan analisa
di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kekuatan dan power otot tungkai
untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi latihan
split squat jump dan standing jump and reach dilihat dari hasil uji-t. Selain itu terdapat
perbedaan pengaruh melalui uji MANOVA, serta program latihan split squat jump lebih
signifikan dari pada latihan standing jump and reach dan kelompok kontrol dalam
meningkatkan kekuatan dan power otot tungkai.

Abstract
____________________________________________________________
This study aims to examine about: the effects of exercise on the split squat jump, standing jump and
reach, split squat jump dan standing jump and reach, limb muscle strength and power. The kind of
research in use in this study is a quantitative with the quasi experimen. The results showed: (1)
There is a significant effect of split squat jump’s exercise toward the strength and power of leg muscle;
(2) There is a significant effect of standing jump and reach’s exercise toward the strength and power
of leg muscle; (3) There is a significant differences of split squat jump, standing jump and reach’s
exercise toward the strength of leg muscle; (4) There is a significant differences of split squat jump,
standing jump and reach’ exercise toward the power of leg muscle, as well as the exercise of split
squat jump is more effective to improve the strength and power of leg muscle. Based on the analysis of
above can be concluded that there is an increase in the strength abd the leg power of muscle to each
group experimen and a control group after given the exercise split squat jump and standing jump
and reach in the look of test-t in addition there are diffrences in the influence of through MANOVA
test and training program split squat jump more significant rather than the exercise standing jump
and reach and a control group in improving the leg power of muscle..

© 2016 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi: ISSN 2354-8231 (online)
mahfuzfuz77@yahoo.com
ISSN 2354-7901 (cetak)

83
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

PENDAHULUAN (2006:11) menjelaskan prestasi olahraga


diperoleh dari proses pembinaan dan
Kondisi fisik memegang peranan yang pengembangan secara terencana, berjenjang
sangat penting dalam program latihan. dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu
Program latihan kodisi fisik haruslah pengetahuan dan teknologi.
direncanakan secara baik dan sistematis, Latihan plyometric merupakan bentuk
berencana dan progresif untuk meningkatkan latihan yang cukup banyak dan beraneka
kemampuan fungsional dan kesegaran jasmani ragam, akan tetapi hanya digunakan dua
dalam sistem tubuh sehingga dengan demikian bentuk latihan yaitu split squat jump dan
memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi standing jump and reach. Alasan dipilih kedua
yang lebih baik, Harsono (2001:4). Aspek fisik latihan tersebut didasarkan karena latihan
juga memberikan sumbangan yang besar, tetapi tersebut lebih mendominasi pembentukan
umumnya sudah dipersiapkan jauh sebelum kekuatan dan power otot tungkai. Berdasarkan
kompetisi, sehingga kemampuan fisik dan hasil penelitian (Milic, dkk, 2008) menyatakan
teknik sesuai dengan parameter cabang bahwa latihan plyometric dapat memberi
olahraganya menjelang pertandingan rata-rata pengaruh pada kekuatan otot tungkai.
baik. Namun, saat bertanding seringkali “Plyometric training program improved the
hasilnya belum memuaskan seperti hasil tes explosive power of leg muscles and
fisik dan teknik sebelum bertanding hal ini performance level” disini dijelaskan bahwa
dapat disebabkan antara lain oleh perubahan program latihan plyometric jenis single leg hop
keadaan psikis olahragawan. Oleh karena pada progression salah satu bentuk latihan yang
saat pertandingan aspek psikis memberikan berguna untuk meningkatkan kecepatan dan
sumbangan yang terbesar hingga mencapai 90% daya ledak, explosive power adapun bentuk
terhadap pencapain prestasi olahragawan, latihannya sebagai berikut: atlet mulai dalam
Sukadiyanto dan Muluk (2011:10). Kondisi posisi berdiri dengan kaki bersama-sama atau
fisik sangat memegang peran penting dalam sejajar, atlet dimulai saat dengan mengambil
setiap melakukan aktifitas sehari-hari ataupun langkah cepat maju ke depan, dan terus dengan
berolahraga maupun dalam bertanding. menyeimbangkan dalam posisi squat atau
Kebugaran jasmani sebagai kondisi jongkok dengan satu kaki pada saat kaki
tubuh yang terdiri dari berbagai komponen- melangkah ke depan. Keunggulan dari latihan
komponen perlu dilakukan kegiatan atau ini adalah dilihat dari gerak latihannya dengan
aktivitas fisik secara baik, benar, terukur dan memajang dan memendek bahwa otot yang
teratur, sehingga diharapkan dapat membentuk bergerak disini adalah fleksi paha, ekstensi lutut
dan meningkatkan kualitas komponen- dan fleksi kaki sehingga latihan ini sangat
komponen tersebut (Nurhasan, dkk. 2011: 23). berguna untuk meningkatkan kecepatan dan
Seperti pernyataan Anikumar (2013: 46) daya ledak otot tungkai (Chelly, 2010).
kondisi fisik adalah kualitas yang harus Melihat permasalahan yang terjadi,
dikembangkan secara fisik untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli
mempersiapkan olahraga prestasi. Prestasi di MAN Selong yaitu belum adanya
olahraga suatu bangsa dapat dipakai sebagai pembinaan dan latihan fisik secara khusus pada
tolok ukur kesejahteraan dan kebesaran suatu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli
bangsa diantara bangsa-bangsa lain, sehingga karena masih melakukan latihan yang bersifat
olahraga prestasi menjadi salah satu tujuan sederhana tidak ada latihan fisik yang
untuk menunjukkan keberadaan suatu bangsa. meningkatkan kekuatan dan power. Secara
Prestasi olahraga juga tidak serta merta khusus pada siswa yang mengikuti
diperoleh begitu saja, dibutuhkan pembinaan ekstrakurikuler bolavoli di MAN Selong sangat
yang terencana terhadap kondisi fisik seorang membutuhkan latihan fisik yang bisa
olahragawan, seperti pernyataan Hanif

84
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

meningkatkan kekuatan dan power otot tungkai mengontrol keseluruhan aktivitas yang
siswa tersebut. dilakukan oleh populasi penelitian, maka
Berdasarkan latar belakang tersebut akan dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian
eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian
diberikan latihan untuk kekuatan dan power eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
otot tungkai pada siswa yang mengikuti secara ketat untuk mengetahui sebab akibat di
ekstrakurikuler bolavoli di MAN Selong Kab. antara variabel. Salah satu ciri utama dari
Lombok Timur NTB. Sehingga akan dilakukan penelitian eksperimen adalah adanya
penelitian tentang pengaruh latihan split squat perlakuan, (Maksum, 2012). Sugiyono (2011)
metode eksperimen adalah jenis penelitian yang
jump dan standing jump-and reach terhadap mana subjek atau objek penelitian diberikan
kekuatan otot tungkai dan power otot tungkai. suatu perlakuan.
Rancangan penelitian yang digunakan
METODE dalam penelitian ini adalah matching only design
(Maksum, 2012:100) Hal ini mengacu pada
kriteria populasi yang memiliki kemampuan
Metode dan Rancangan Penelitian
tidak sama sehingga pembagian kelompoknya
Penelitian ini tergolong dalam jenis tidak secara random melainkan menggunakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan ordinal pairing. Adapun rancangan penelitian
metode eksperimen karena adanya perlakuan disusun pada tabel 1 sebagai berikut:
(treatment) yang dikenakan pada populasi
penelitian. Dikarenakan tidak dapat

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok eksperimen 1 T1 X1 T2

M Kelompok eksperimen 2 T1 X2 T2

Kelompok kontrol T1 - T2

Gambar Rancangan penelitian (Maksum, menyamakan kualitas dari masing-masing


2012:125) kelompok. Dengan langkah-langkah sebagai
Keterangan: M : Matching berikut:
T1: Pre-test 1. Subjek diberikan tes awal (pre-test) yaitu
T2: Posttest kekuatan otot tungkai dengan alat back
X1: Perlakuan latihan split squat jump leg dynamometer untuk mengukur
X2: Perlakuan latihan standing jump and kekuatan otot tungkai dan vertical jump
reach untuk mengukur power otot tungkai
- : Kelompok kontrol tanpa latihan split 2. Karena satuan dari kekuatan dan power
squat jump dan standing jump and reach otot tungkai berbeda yaitu Kg untuk
(tapi diberi latihan sesuai dengan latihan kekuatan dan joule untuk power maka
yang diberikan oleh pelatihnya). hasil pre-test kedua variabel tersebut
harus di samakan terlebih dahulu.
Populasi dan Sampel 3. Hasil dari tes back leg dynamometer dan
vertical jump diurutkan dari yang
Berdasarkan desain penelitian, maka
terbesar hingga yang terkecil
populasi dalam penelitian ini adalah
(dirangking)
keseluruhan dari siswa yang mengikuti
4. Untuk mempermudah pembagian,
ekstrakurikuler bolavoli di MAN Selong
masukkan data hasil yang telah
sebanyak 36 siswa. Penelitian ini merupakan
diurutkan ke dalam Tabel 2.
penelitian populasi karena mengambil seluruh
populasi untuk melakukan penelitian.
Proses pembagian kelompok dilakukan
dengan teknik ordinal pairing untuk

85
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

Tabel 2. Skema Ordinal Pairing Sedangkan buku prosedur penelitian dijelaskan


K 1 6 7 1 1 1 1 2 2 3 3 3 bahwa instrumen adalah suatu alat yang
1 2 3 8 9 4 5 0 1 6 digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati (Sugiyono, 2011). Adapun
K 2 5 8 1 1 1 2 2 2 2 3 3
alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
2 1 4 7 0 3 6 9 2 5 Alat tes kekuatan dan power otot tungkai, Alat
K 3 4 9 1 1 1 2 2 2 2 3 3 ukur (meteran), Stopwatch, Alat ukur berat
3 0 5 6 1 2 7 8 3 4 badan (timbangan), Papan Vertical Jump, Alat
Keterangan: tulis, Dokumentasi.
K1 = Kelompok 1 (Eksperimen 1)
K2 = Kelompok 2 (Eksperimen 2) Teknik Analisis Data
K3 = Kelompok 3 (Kelompok kontrol) Pada bagian ini akan dibahas mengenai
Setelah membagi kelompok, perlakuan rata-rata (mean), simpangan baku (standar
diberikan hanya kepada kelompok eksperimen. deviasi), varians, nilai maksimum, dan
Kelompok 1 dengan latihan split squat jump dan minimum, serta persentase peningkatan
kelompok 2 dengan latihan standing jump and kekuatan dan power otot tungkai dari kedua
reach. Sedangkan untuk kelompok 3 (kelompok jenis latihan yang diberikan berupa split squat
kontrol) tidak diberikan latihan split squat jump jump dan standing jump and reach.
dan standing jump and reach hanya diberikan Selanjutnya hasil tes tersebut akan
latihan seperti latihan yang diberikan oleh dicatat dan dianalisis berdasarkan kelompok
pelatihnya. masing-masing dengan menggunakan program
Microsoft excel seri 2007. Deskripsi data
Tempat dan Waktu pelaksanaan penelitian dianalisis menggunakan SPSS (Statistical Product
1. Tempat di lapangan bolavoli MAN and Service Solution) 18.0.
Selong Kabupaten Lombok Timur Berdasarkan masalah yang akan diteliti
2. Latihan juga dilakukan di lapangan beserta jenis perlakuan berupa split squat jump
bolavoli MAN Selong Kabupaten dan standing jump and reach dengan
Lombok Timur pengaruhnya terhadap kekuatan dan power
3. Pengambilan data dan pemberian otot tungkai maka dapat dianalisis
perlakuan (treatment) dilakukan pada menggunakan teknik regresi tunggal, anova one
bulan Feberuari – Maret 2016 selama 8 way (analisis of varians), dan pengujian ini
minggu, dalam satu minggu dilakukan 3 menggunakan SPSS (Statistical Product and
kali pertemuan sehingga jumlah Service Solution) 18.0. pengujian hipotesis ini
pertemuan sebanyak 24 kali pertemuan. menggunakan taraf signifikansi 0,05.

HASIL DAN PEMB AHASAN


Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur
Pada subbab ini memaparkan tentang
yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian (Maksum, 2012). Dalam pre-test, post-test, rerata dan persentase
penelitian ini, jenis tes yang digunakan untuk peningkatan dari masing-masing variabel
mengukur kekuatan diproleh dari hasil back leg terikat yaitu kekuatan dan power otot tungkai.
dynamometer sedangkan untuk power otot Untuk analisis rerata dan persentase
tungkai menggunakan vertical jump. menggunakan bantuan program microsoft excel
Menurut Suharsimi (2010) menjelaskan
bahwa instrumen adalah alat pada waktu 2007.
penelitian menggunakan sesuatu atau metode.

1. Deskripsi Data Kelompok Eksperimen I (Split Squat Jump/ SSJ)


Tabel 1. Perolehan Data Pre-test dan Post-test
Kekuatan (Kg) Power (Joule)
Nama
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
ADK 96.5 99 860.06 1016.21
AZLR 64 88.2 894.79 1052.27
HR 78.5 97.9 792.45 962.93

86
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

HS 32.5 55 957.09 1031.96


KLS 38.5 49.9 869.39 1013.74
MKM 45.5 68.3 755.25 934.63
MNP 35.6 58 775.58 923.97
MYY 40.5 64.3 702.59 891.10
MZM 25.5 45.8 775.13 969.78
MM 27 49.2 725.02 884.60
MA 28 44.5 714.70 875.48
WIP 25.5 42.3 573.86 741.28
Jumlah 25.50 42.30 573.86 741.28
Rata-Rata 2.13 3.53 47.82 61.77
mean 44.8 63.53 782.99 941.50

Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui Hasil tersebut dapat di ambil sebuah simpulan
bahwa nilai rata-rata (mean) kekuatan bahwa dalam pemberian latihan Split squat
kelompok eksperimen I pada posttest sebesar jump dengan perlakuan selama delapan minggu
63.53 kg, lebih besar daripada pretest yaitu pelatihan dengan frekuensi tiga kali seminggu
sebesar 44.8 kg. Sedangkan power otot tungkai pada kelompok eksperimen 1, dapat
pada posttest sebesar 941.50 joule, lebih besar meningkatkan kekuatan otot tungkai.
daripada pretest yaitu sebesar 782.99 joule.

2. Deskripsi Data Kelompok Eksperimen II (Standing Jump And Reach/SJR)


Tabel 2. Perolehan Data Pre-test dan Post-test
Kekuatan (Kg) Power (Joule)
Nama
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
AD 86.00 87.10 872.36 971.11
DYA 80.50 89.40 791.96 902.97
DAN 67.00 77.60 851.54 958.80
EN 65.00 74.80 769.14 875.72
HH 45.00 56.20 802.66 890.58
MSA 45.50 64.90 764.60 855.68
MZR 40.50 51.00 734.77 831.55
SA 32.50 43.00 756.27 846.32
SBA 40.50 50.90 674.91 775.14
WH 30.50 39.80 703.79 792.34
ZA 38.50 48.40 642.14 742.55
ZL 45.00 56.00 480.52 574.08
Jumlah 45.00 56.00 480.52 574.08
Rata-Rata 3.75 4.67 40.04 47.84
mean 51.38 61.59 737.06 834.74

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui joule. Hasil tersebut dapat di ambil sebuah
bahwa nilai rata-rata (mean) kekuatan simpulan bahwa dalam pemberian latihan
kelompok eksperimen II pada posttest sebesar Standing Jump And Reach dengan perlakuan
61.59 kg, lebih besar daripada pretest yaitu selama delapan minggu pelatihan dengan
sebesar 51.38 kg. Sedangkan power otot frekuensi tiga kali seminggu pada kelompok
tungkai pada posttest sebesar 834.74 joule, lebih eksperimen 2, dapat meningkatkan kekuatan
besar daripada pretest yaitu sebesar 737.06 otot tungkai.

87
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

3. Deskripsi Data Kelompok Kontrol (III)


Tabel 3 . Perolehan Data Pre-test dan Post-test
Kekuatan (Kg) Power (Joule)
Nama
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
AI 59.00 60.00 943.32 981.30
ASN 45.50 45.60 686.11 734.42
ATA 75.50 80.20 773.90 823.59
FSH 52.50 57.00 910.00 955.91
LMRV 31.50 35.00 882.48 929.37
MHK 25.00 28.90 914.36 965.04
MR 32.50 37.00 780.05 831.50
MSFS 30.50 36.20 1116.34 1150.26
TBS 35.50 40.30 703.26 747.25
WMZ 45.00 50.10 629.56 675.02
ZF 36.50 42.00 624.93 661.23
Z 28.50 34.00 659.51 697.12
Jumlah 28.50 34.00 659.51 697.12
Rata-Rata 2.38 2.83 54.96 58.09
mean 41.46 45.53 801.98 846.00

Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui 1. Pengaruh Latihan Split Squat Jump Dan
bahwa nilai rata-rata (mean) kekuatan kelompok Standing Jump and Reach Terhadap
kontrol pada posttest lebih besar daripada pretest Kekuatan Dan Power Otot Tungkai
yaitu sebesar 45.53 kg dengan 41.46 kg Dalam kaitannya mengetahui pengaruh
sedangkan power otot tungkai pada pretest lebih pelatihan power otot lengan dan power otot
kecil daripada posttest yaitu sebesar 801.98 joule tungkai maka peneliti melakukan analisis data
dengan 846.00 joule. Hasil tersebut dapat di uji beda menggunakan uji-t dengan bantuan
ambil sebuah simpulan bahwa adanya program SPSS versi 18.0. Hasil analisis uji beda
peningkatan kekuatan dan power otot tungkai. dijelaskan pada Tabel 4.
Dalam hal ini kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan khusus seperti kelompok eksperimen Tabel 4. Hasil Uji Beda Variabel Terikat pada
I dan II, peningkatan tersebut disebabkan Kelompok Eksperimen I (SSJ)
karena sebagian sampel dari kelompok kontrol Variabel Pair t-hitung Sig. Status
aktif dalam latihan kegiatan ekstrakulikuler (2-
bolavoli di MAN Selong. tailed)
Kekuatan Pretes- - Berbeda
0,000
Pengujian Hipotesis Posttest 10,253
Sesuai dengan rancangan penelitian Power Pretest- Berbeda
-
setelah diketahui bahwa data yang didapat dari Otot Posttest 0,000
18,053
pre-test dan post-test variabel terikat berdistribusi Tungkai
normal. Disamping itu diketahui bahwa varians
pada tiap kelompok adalah sama atau Berdasarkan pada tabel 4 di atas terdapat
homogen. Langkah selanjutnya yang dilakukan perbedaan sebelum dan setelah perlakuan dari
yaitu menguji hipotesis pertama dan kedua masing-masing variabel terikat yaitu kekuatan
menggunakan uji-t yang di dalam SPSS seri dan power otot tungkai. Berdasarkan dari tabel
18.0 disebut paired sample t-test. di atas, probabilitas atau tingkat signifikansi
dari masing-masing variabel sebesar 0,000 dan
0,000 hal ini berarti P < 0,05. Dengan demikian

88
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan Berdasarkan pada tabel di atas terdapat
setelah diberi program latihan split squat jump perbedaan sebelum dan setelah perlakuan dari
(SSJ). Itu artinya ada pengaruh latihan split masing-masing variabel terikat yaitu kekuatan
squat jump terhadap peningkatan kekuatan dan dan power otot tungkai. Berdasarkan dari tabel
power otot tungkai. di atas, probabilitas atau tingkat signifikansi
dari masing-masing variabel sebesar 0,000 dan
Tabel 5. Hasil Uji Beda Variabel Terikat pada 0,000 hal ini berarti P < 0,05. Sehingga pada
Kelompok Eksperimen II Standing Jump and kelompok kontrol juga terdapat perbedaan, Itu
Reach (SJR) artinya ada pengaruh latihan kelompok kontrol
Variabel Pair t-hitung Sig.(2- Status terhadap peningkatan kekuatan dan power otot
tailed) tungkai, walaupun peningkatannya relatif kecil
Kekuatan Pretest- -8,945 0,000 Berbeda bila dibandingkan dengan kelompok
Posttest eksperimen I dan II.
Power Pretest- - 0,000 Berbeda
Otot Posttest 43,620 Hasil Uji B eda Variabel Terikat Antar
Tungkai Kelompok
Dalam rangka mengetahui perbedaan
Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas variabel terikat antar kelompok analisis yang
terdapat perbedaan sebelum dan setelah digunakan yaitu analisis varians. Berdasarkan
perlakuan dari masing-masing variabel terikat penjelasan sebelumnya, pengujian hipotesis
yaitu kekuatan dan power otot tungkai. dapat dilakukan apabila data berdistribusi
Probabilitas atau tingkat signifikansi dari normal dan homogen. Kaitannya dalam hal ini
masing-masing variabel sebesar 0,000 dan 0,000 kedua persyaratan tersebut telah terpenuhi,
hal ini berarti P < 0,05. Dengan demikian dapat maka langkah selanjutnya yaitu melakukan
ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan analisis multivariate analysis of variance
setelah diberi program latihan standing jump and (MANOVA).
reach (SJR). Itu artinya ada pengaruh latihan Untuk keperluan multivariate analysis of
standing jump and reach terhadap peningkatan variance, maka data kelompok kontrol diuji
kekuatan dan power otot tungkai. secara bersama-sama dengan data kedua
kelompok variabel terikat yaitu data kekuatan
Tabel 6. Hasil Uji Beda Variabel Terikat pada dan power otot tungkai. Tujuan dari uji
Kelompok Kontrol MANOVA adalah menguji perbedaan
Sig.(2- perbedaan hasil selisih dari variabel terikat
Variabel Pair t-hitung Status yaitu kekuatan dan power otot tungkai dalam
tailed)
Pretest- kelompok didasarkan pada variabel bebas.
Kekuatan -7,938 0,000 Berbeda Dalam hal ini uji yang dilakukan yaitu uji
Posttest
Power multivariate test. Hasil pengujian dapat dilihat
Pretest- - pada Table 7.
Otot 0,000 Berbeda
Posttest 25,196
Tungkai

89
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

Tabel 7. Multivariate Test


Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
a
Intercept Pillai's Trace ,975 631,048 2,000 32,000 ,000
Wilks' Lambda ,025 631,048 a 2,000 32,000 ,000
a
Hotelling's Trace 39,441 631,048 2,000 32,000 ,000
a
Roy's Largest 39,441 631,048 2,000 32,000 ,000
Root
Jenis_Perl Pillai's Trace ,907 13,682 4,000 66,000 ,000
a
akuan Wilks' Lambda ,098 35,158 4,000 64,000 ,000
Hotelling's Trace 9,178 71,128 4,000 62,000 ,000
b
Roy's Largest 9,173 151,352 2,000 33,000 ,000
Root
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance
level.
c. Design: Intercept + Jenis_Perlakuan

Berdasarkan table 7 di atas, uji Wilks’ Eksperime Eksperime 8,5167 * 0,000


Lambda memaparkan bahwa ada perbedaan nI n II
peningkatan variabel terikat kekuatan dan power Kontrol 14,666 0,000
otot tungkai secara bersama-sama pada ketiga 7*
kelompok penelitian. Hal ini didapat karena Eksperime Eksperime - 0,000
nilai probabilitas atau nilai sig dari Wilks’ n II nI 8,5167 *
Lambda 0,000. Oleh karena itu nilai sig < 0,05 Kontrol 6,1500 * 0,002
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan Kontrol Eksperime - 0,000
peningkatan dari kekuatan dan power otot nI 14,666
tungkai pada ketiga kelompok penelitian. 7*
Selanjutnya jika terdapat perbedaan Eksperime - 0,002
pengaruh antar kelompok penelitian maka n II 6,1500 *
analisis selanjutnya yaitu dilakukan uji post hoc
multiple comparation dan metode analisis yang Berdasarkan tabel 8 di atas dapat
dipilih yaitu least significant difference (LSD) disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
dengan menggunakan SPSS seri 18.0. Hal ini signifikan diantara ketiga kelompok. Perbedaan
dilakukan untuk mengetahui kelompok tersebut dapat dilihat pada kolom mean
penelitian mana yang memberikan pengaruh difference. Berdasarkan kolom mean difference
secara signifikan terhadap peningkatan tersebut memberikan makna ada perbedaan
kekuatan dan power otot tungkai. Berikut ini pengaruh terhadap peningkatan kekuatan antar
akan disajikan hasil uji Post Hoc dengan LSD kelompok penelitian. Hal ini dapat diketahui
untuk variabel kekuatan otot tungkai. dari nilai mean difference, bahwa kelompok
eksperimen I lebih optimal dalam
Tabel 8. Hasil Uji Post-Hoc dengan LSD meningkatkan kekuatan otot tungkai dan power
Variabel Kekuatan Otot Tungkai otot tungkai dibandingkan dengan kelompok
Kelompok Mean Signifikan eksperimen II maupun kelompok kontrol. Hal
differenc si (p) yang serupa terjadi pada power otot tungkai,
e yaitu menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen II dapat meningkatkan kekuatan

90
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

dan power otot tungkai tapi tidak sedominan tungkai. Lalu yang ketiga mengapa perbedaan
dibanding dengan kelompok eksperimen I dan pengaruh antara latihan split squat jump dan
kelompok kontrol, berikut akan disajikan standing jump and reach terhadap kekuatan otot
rangkuman hail uji post hoc dengan LSD untuk tungkai. Kemudian keempat, mengapa terdapat
variabel Power otot tungkai. perbedaan pengaruh antara latihan split squat
jump dan standing jump and reach terhadap power
Tabel 9. Hasil Uji Post-Hoc dengan LSD otot tungkai.
Variabel Power Otot Tungkai Pertama, latihan split squat jump dan
Kelompok Mean Signifikan standing jump and reach memiliki pengaruh yang
difference si (p) signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot
Eksperim Eksperim 60,8207 * 0,000 tungkai dikarenakan otot tungkai senantiasa
en I en II melakukan kontraksi terus menerus saat
Kontrol 114,484 0,000 melakukan latihan tersebut. Dengan demikian
9* otot tungkai dituntut untuk bekerja terus
Eksperim Eksperim - 0,000 menerus karena dalam melakukan latihan ini
en II en I 60,8207 * harus kontinyu/ berkelanjutan. Dengan adanya
Kontrol 53,6642 * 0,000 kontraksi yang terus menerus serta
Kontrol Eksperim - 0,000 bertambahnya beban setiap 2 minggu sekali
en I 114,484 sehingga membuat kekuatan otot tungkai
9* meningkat.
Eksperim - 0,000 Kekuatan merupakan kemampuan otot
en II 53,6642 * atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu
beban atau tahanan saat melakukan aktivitas
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat, latihan. Latihan kekuatan sangat penting untuk
ada perbedaan signifikan diantara ketiga diterapkan dalam suatu program latihan sesuai
kelompok penelitian. Perbedaan ini dapat dengan pernyataan bahwa “kekuatan harus
dilihat pada kolom mean difference, dari ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari
perbedaan mean difference ini maka artinya ada dalam komponen biomotor lainnya”
perbedaan pengaruh terhadap peningkatan (Sukadiyanto, 2011: 9). Sejalan dengan
power otot tungkai antar kelompok penelitian. pendapat tersebut Harsono (2001: 24),
Sehingga dari hasil uji beda variabel terikat mengemukakan kekuatan adalah kemampuan
kekuatan dan power otot tungkai antar otot untuk membangkitkan tegangan/force
kelompok dapat disimpulkan bahwa program terhadap suatau tahanan. Kekuatan merupakan
latihan split squat jump memberikan peningkatan unsur penting untuk meningkatkan kondisi
yang lebih besar dari pada program latihan fisik secara keseluruhan, karena kekuatan
standing jump and reach maupun latihan yang merupakan penggerak dasar dalam setiap
dilakukan pada kelompok kontrol. aktivitas fisik. Selain itu, dengan melakukan
latihan kekuatan maka dapat memperkuat
PEMB AHASAN sendi-sendi sehingga melindungi atlet dari
cedera. Oleh karena itulah terdapat pengaruh
Pada bab ini akan dibahas tentang hal- yang signifikan latihan split squat jump dan
hal yang ditemukan pada setelah melakukan standing jump and reach terhadap kekuatan otot
pengumpulan dan analisis data lapangan. tungkai.
Selanjutnya akan dibahas mengapa terdapat Kedua itu latihan split squat jump dan
pengaruh latihan split squat jump terhadap standing jump and reach memiliki pengaruh yang
kekuatan dan power otot tungkai. Kedua, signifikan terhadap peningkatan power otot
mengapa terdapat pengaruh latihan standing tungkai dikarenakan dalam melakukan latihan
jump and reach terhadap kekuatan dan power otot ini, otot-otot kaki senantiasa terlatih untuk terus

91
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

melakukan kontraksi-kontraksi, khususnya lebar sehingga otot tungkai mendapatkan


kontraksi concentric dan eccentric. Hal ini sesuai dampak lebih kecil dalam hal power otot
dengan apa yang dikatakan oleh Harsono tungkai.
(2001: 24), Selain itu komponen kondisi fisik Bompa (2009: 233) menyatakan bahwa
lain yang menjadi tolak ukur penting dalam power adalah hasil dari dua kemampuan yaitu
program latihan yaitu power. Power adalah kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal
“kemampuan otot untuk mengerahkan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Menurut
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat Wakai dalam jurnal yang berjudul “Oftimum
cepat”. Sehingga jelas latihan split squat jump take-off angle in the standing jump and reach” (2005)
dan standing jump and reach memiliki pengaruh mengatakan bahwa In a standing jump and reach
yang signifikan terhadap peningkatan power the jumper aims to project his body for maximum
otot tungkai. horizontal distance beyond a take off line. Karena
Ketiga, terdapat perbedaan pengaruh seorang atlet bolavoli membutuhkan
peningkatan kekuatan dan power otot tungkai kemampuan vertical jump serta power otot
dimana latihan split squat jump lebih baik tungkai yang maksimal untuk dapat melakukan
dibandingkan dengan standing jump and reach. tehnik block, smash, dan jump serve. Apa lagi
Hal ini dapat terjadi karena pada latihan split sudah di perjelas oleh Sukadiyanto (2011)
squat jump gerakan otot tungkai atau kontraksi bahwa jika latihan kekuatan itu dilakukan
otot tungkai lebih cepat dibandingkan dengan dengan benar, maka akan mempengaruhi dan
gerakan otot tungkai pada latihan standing jump meningkatkan komponen biomotor yang lain
and reach. diantaranya kecepatan, ketahanan otot,
Dengan demikian, pada saat melakukan koordinasi, power, kelentukan dan ketangkasan.
gerakan dengan cepat maka kerja kekuatan otot Karena faktor kekuatan, power sangat penting
tungkai juga akan lebih berat sehingga beban didalam permainan bolavoli.
kerja kekuatan otot tungkai pada latihan split
squat jump lebih berat dibandingkan dengan SIMPULAN DAN SARAN
latihan standing jump and reach. Dampaknya
yaitu stress kekuatan otot tungkai lebih besar Berdasarkan hasil penelitian dan
efeknya pada latihan split squat jump dengan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
demikian latihan split squat jump lebih berat sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
dalam memberikan beban pada kekuatan otot 1. Terdapat pengaruh yang signifikan
tungkai. Oleh karena itulah peningkatan latihan split squat jump terhadap kekuatan
kekuatan otot tungkai antara latihan split squat dan power otot tungkai.
jump dan standing jump and reach berbeda 2. Terdapat pengaruh yang signifikan
dimana kekuatan otot tungkai siswa pada latihan standing jump and reach terhadap
kelompok split squat jump lebih besar kekuatan dan power otot tungkai.
peningkatannya. 3. Terdapat perbedaan pengaruh yang
Keempat, pada latihan split squat jump signifikan latihan split squat jump dan
dan standing jump and reach dalam standing jump and reach terhadap
meningkatkan power otot tungkai, juga terdapat kekuatan otot tungkai.
pengaruh yang signifikan, hal ini dikarenakan 4. Terdapat perbedaan pengaruh yang
besarnya kontraksi otot tungkai berbeda pada signifikan latihan split squat jump dan
kedua latihan. Pada latihan split squat jump otot standing jump and reach terhadap power
yang berkontraksi memiliki beban yang lebih otot tungkai, serta latihan split squat jump
besar dikarnakan jarak antara kaki kanan dan lebih epektif untuk meningkatkan
kaki kiri lebih lebar sehingga otot kaki di tuntut kekuatan dan power otot tungkai.
bekerja lebih keras. Sedangkan pada latihan
standing jump and reach jarak kaki tidak terlalu

92
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

Sesuai dengan hasil penelitian, maka ASCA (Australian Strength & Conditioning
saran yang dapat disampaikan antara lain: Association). 2010. “International
1. Untuk latihan kekuatan dan power otot Conference on Applied Strength and
Conditioning”. Australia: ASCA.
tungkai pada atlet, dapat dilakukan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
dengan latihan split squat jump dan
2007. Pedoman Pengukuran dan
standing jump and reach. Sehingga pelatih Pemeriksaan. Jakarta: Departemen
dapat menjadikan kedua bentuk latihan Kesehatan Republik Indonesia.
ini sebagai acuan dalam upaya untuk Basri, M.H. 2013. Tesis : Pengaruh Latihan
melatih kekuatan dan power otot tungkai. Plyometric Split Squat Jump Dan Depth
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut Jump Terhadap Power Otot Tungkai Pada
terkait dengan perbandingan latihan split Pemain Bolavoli Pelopor Muda Kabupaten
Pamekasan. PPS Universitas Negeri
squat jump dan standing jump and reach,
Surabaya.
dengan menambah model latihan lain
Bodybuilding.com/fun/softball15.htm. Di unduh
seperti kombinasi latihan plyometric yang
tanggal, 05 Desember 2015.
lainya pada populasi yang berbeda dan Bompa, and Haff,G, 2009. Theory and Methodology
dengan jumlah sampel yang lebih of Training. United States: Human Kinetics.
banyak, dengan harapan agar nantinya Bompa, T. O. 2009. Theory And Methodologi of
memberikan hasil yang lebih luas terkait Training. IOWA: Kendal Hunt Pubhlishing
dengan hasil latihan tersebut. Company.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini Brianmac.co.uk/tdrill.htm. Di unduh tanggal 03 Mei
2015.
dapat dijadikan sebagai bahan masukan
Brown, L.E. 2007. Strength Training. Unites States:
maupun perbandingan, jika peneliti
Human Kinetics.
selanjutnya ingin mengangkat masalah
Bubanj,S., Stankovic, R., Bubanj, R., Dimic, A.,
yang sejenis. Bednarik, J., Kolar,E. 2010. “One-leg vs
Two-legs Vertical Jumping Performance”.
DAFTAR PUSTAKA Physical Education and Sport. Vol. 8,No 1,
2010, pp. 89-95
Ahmet, A., Kilic, O., and Mavis, M. 2013. The Chelly,M.S.,Ghenem,M.A,.Abid,K.,Hermasassi,S.,
Effect of an 8 Wek Plyometric Training Tabka,Z., and Shephard.R.J, 2010. “Effects
Program on Sprint and Jumping of In-Season Short-Term Plyometric Training
Performance. Serb. J. Sports Sci 7(2): 45-50 Program on Leg Power, Jump-and Sprint
(ISSN 1820-6301). performance of Soccer Players”. Journal of
Ambarukmi,D.H., Pasumey. P., Strength and Conditioning Research. 24(10)
Sidik.D.Z.,Irianto,D.P., Dewanti., / 2670-2676.
Sunyoto.,Sulistyanto.D.,dan Harahap.2007. Chu, D, A, and Myer, G, D., 2013. “Plyometric”.
Pelatihan Pelatih Fisik Level 1. Jakarta: United States: Human Kinetics. Halaman,
Asdep Pengembangan Tenaga dan 67, 83, 94, 164, 191.
Pembinaan Keolahragaan Deputi Bidang Commons.wikimedia.org/wiki/File:Vastus_lateralis
Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga _muscle.png. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Commons.wikimedia.org/wiki/File:Vastus_medialis
Andrejic,O, 2012. “Effects of a Plyometric and _muscle.png. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
Strength Training program on the Fitness Dintimin, G. And Ward. 2013. Sport Speed (Third
Performance In Young volyball Players.” Edition). United Stage of America: Human
Physical Education and Sport. Vol. 10, No 3, Kinetic.
2012,pp. 221-229. En.wikipedia.org/wiki/Extensor_hallucis_brevis_m
Anikumar. N. 2013. Comparative Study Of Selected uscle. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
Physical Components Of Male Boxers, En.wikipedia.org/wiki/Gluteus_medius_muscle. Di
Wrestlears And Judokas. Internasional unduh tanggal 12 Juni 2015.
Journal of Physical Education, Fitness and En.wikipedia.org/wiki/Sartorius_muscle. Di unduh
Sport. Vol. 2. No. 4. December 2013. tanggal 12 Juni 2015.

93
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

Guide.alibaba.com/shopping-guides/handle- Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian Dalam


strength-tester.html. Di unduh tanggal. 04 Olahraga. Surabaya: Universitas Surabaya.
Mei 2015. McGinnis, P. M. 2005. “Biomechanics of Sports and
Hartono, S. 2007. “Anatomi Dasar dan Exercise: Second Edition”. State University
Kinesiology”. Surabaya: Unesa University of New York, College at Corland. Human
Press. Kinetics.
Helms, E. 2010. “Effect of Training-Induced McGinnis. P. M. 2013. Biomechanics of Sport and
Hormonal Changes on Muscular Hipertrofi”. Exercise. United States: Human Kinetics.
An Annotated Bibliography. Medicaldictionary.thefreedictionary.com/semimemb
Hespanhol, JE. Neto, LGS. Arruda, M. Dini, CA. ranosus. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
2007. Assessment of Explosive Strength- Medicina.ronnie.cz/c- 2017 -svaly -berce---ventralni-
Endurance in Vollyball Players Through a-lateralni-strana.html. Di unduh tanggal 12
Vertical Jumping Test. Original Article Juni 2015.
(English Version) Rev Bras Med Exporte. Medicina.ronnie.cz/c-1449-svaly-stehna.html. Di
Vol. 13. No. 3 Mei/Jun. Pp 160-163. unduh tanggal 12 Juni 2015.
Ilene, C., Ling-Hong, T., Hiroto, H., Hong, Y., & Menshealth.com.sg/fitness/plyometrics-beginners-
Keith, L. L.. 2007. “Monitoring Atlhetes’ jumps. Di unduh tanggal, 04 Mei 2015.
Physiological Responses to Endurance Milic, V. (2008). “The effect of plyometric training
Training With Genomic- Wide Expression on the explosive strength of leg muscles of
Data’. International Journal of Sport Science volleyball players on single foot and two-foot
and Engineering. Vol. 01 No. 03, pp.147-156. takeoff jumps” Physical Education Sport.
Issaonline.edu/personal-training Vol. 11, 1 PP 149-151.
resources/hyperStrike/?ExerciseID = 876. Di Mujriah, 2013. Tesis : Pengaruh Pelatihan Split
unduh tanggal 16 juni 2015. Squat Jump Dan Lateral Jump Over Barrier
ITU (International Triathlon Union). 2007 “Energy Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai
and Training Module”. ITU Competitive Pada Pemain Bolavoli. PPS Universitas
Coach. Negeri Surabaya.
Karin Vassil, Boris Bazanovk, 2012. “The effect of Nurhasan. 2011. Menjaga Kebugaran Jasmani.
plyometric training program on young Gresik Jawa Timur: Abil Pustaka.
volleyball players in their usual training Orthobullets.com/anatomy/10085/gastrocnemius-
period”. Vol. 7. Hal. 34-40. s1. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga, 2005. Picturespider.com/i-picture-of-
Panduan Penetapan Parameter Tes Pada soleus.php?pagenum=2. Di unduh tanggal 12
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Juni 2015.
Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta: Proprofs.com/flashcards/story.php?title=anatomy-
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga muscles_2. Di unduh tanggal 12 Juni 2015.
Republik Indonesia. Rahmani, M, 2014. Buku Super Lengkap Olahraga.
Kumar, R. 2013. “The Effect of 6 week Plyometric Jakarta: Dunia Cerdas.
Training Program on Agility of Collegiate Roesdiyanto, dan Budiwanto, S. 2008. Dasar-Dasar
Socer Players” International Journal of Kepelatihan Olahraga. Malang:
Behavioural Social and Movement Sciences. Laboratorium Ilmu Keolahragaan
ISSN: 2277-7547. Vol. 02 Januari 2013 Issue Universitas Malang.
01. Sakarmani,B., Sheriff., Rajeev,K.R., Alagesan.J.,
Kusnanik, N. W., Nasution, J. dan Hartono, S. 2012. “Effectiveness of Plyometrics and
2011. Dasar-Dasar Fisiologi Olahraga. Weight Training in Anaerobic Power and
Surabaya: UNESA University Press. Muscle Strength in Female Athletes”
Libertytrainersnetwork.com/flip-flops-riding-boots/. International Journal Of Pharmaceutical
Di unduh tanggal 12 Juni 2015. Scince And Health Care Issue 2, Volume 2
Lubis, J. 2007. Mengenal Latihan Pliometrik. (April 2012).
http://www.koni.or.id/ files/documents/ Sandler, David. 2005. “Sports Power”. United States
journal/ 4.%20Mengenal %20Latihan of America: Human Kinetics. Halaman 121.
%20Pliometrik .pdf. Diakses pada tanggal 26 Sankey, P.S., Jones. P.A., And Bampouras,T.M.
April 2015. 2011. “Effects Of Two Plyometric Training
programmes of different Intensity n Vertical

94
Mahfuz / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (2) (2016)

Jump Performance In High school athletes” Taheri, Eskandar., Nikseresht, Asghar., &
Serbian Journal of Sports Sciences 2008, 2(1- Khoshnam, ebrahim. 2014. “The effect of 8
4): 123-130. weeks of plyometric and resistance training
Shankar,R.,Rajpal,H.,Arora,M., “Effect of High on agility, speed and explosive power in
Intensity and Low Intensity Plyometric on soccer players”. European Journal of
Vertical Jump Height and Maximum Experimental Biology, 2014, 4(1): 383-386.
Voluntary Isometric Contractioning Football Tianlong-acupuncture.com/gluteus-m-en.htm. Di
Players” Journal of Exercise Science and unduh tanggal 12 Juni 2015.
Physiotherapy. Vol. 4 No. 2, 81-87, 2008. Twicsy.com/i/umj57. Di unduh tanggal 27 mei
Sidik, D,.Z. 2007. Panduan Pelatihan Olahraga 2015.
untuk Usia Sekolah (6-18 tahun).KONI. Unesa. 2014. Buku Pedoman Program Pascasarjana
Sportsinjuryclinic.net/sport-injuries/foot-heel- Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: PPS
pain/extensor-tendonitis. Di unduh tanggal Universitas Negeri Surabaya.
12 Juni 2015. Yessis, Michael. Hatfiled, F. 2007. Plyometric
Sukadiyanto, dan Muluk, D. 2011. Pengantar Teori Training. USA: Original Russian Literature.
dan Metodologi Melatih Fisik. Jakarta:
Lubuk Agung.

95

Anda mungkin juga menyukai