Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Besaran Skalar dan Besaran Vektor

Untuk mengenal besaran skalar dan besara vektor, mula-mula kita bayangkan contoh berikut.

Anda punya 5 kilogram beras, lalu Anda membeli lagi 10 kilogram. Sekarang Anda punya 15
kilogram, hasil pejumlahan 10 + 5. Kalau 12 kilogram dari beras itu Anda bagikan kepada
orang-orang, maka sisanya adalah 3 kilogram, hasil pengurangan 15 – 12.

Kalau Anda berjalan ke utara sejauh 12 meter, kemudian Anda berjalan lagi ke arah yang
sama sejauh 10 meter, maka jarak dari posisi Anda sekarang ke posisi semula Anda tadi
adalah 22 meter. Kalau Anda berjalan kembali ke arah selatan sejauh 5 meter, maka jarak
Anda ke titik di Anda semula adalah 17 meter. Dalam hal ini cara berpikirnya sama dengan
urusan beras tadj.

Tapi kalau Anda berjalan sejauh 6 meter ke utara, lalu Anda berjalan lagi sejauh 8 meter ke
timur, maka jarak dari tempat Anda sekarang ke posisi semula bukan hasil penjumlahan 6 + 8
= 14 meter, tapi 10 meter.

Kenapa bisa begitu? Apa yang membedakannya dengan urusan beras tadi? Ternyata yang
membedakan adalah :Arah.

Massa benda adalah besaran yang tidak ada arahnya. Besaran ini disebut besaran skalar.
Adapun jarak adalah besaran yang punya arah. Besaran yang punya arah disebut vektor. Cara
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian besaran vektor berbeda dengan besaran
skalar. Dalam hal besaran vektor kita tidak hanya harus mempertimbangkan besar nilai, tapi
juga arahnya.

Dari 7 besaran dasar ( besaran pokok ), yaitu (1) massa, (2) panjang, (3) waktu, (4) arus
listrik, (5) temperatur, (6) intensitas cahaya, dan (7) jumlah zat, dua di antaranya adalah
besaran vektor, yaitu panjang dan arus listrik.

Operasi matematika terhadap besaran vektor berbeda dengan operasi skalar. Seperti
dijelaskan di atas, penjumlahan antara 2 besaran vektor berbeda dengan penjumlahan skalar.
Demikian pula dengan perkalian. Perkalian antara 2 vektor ada 2 jenis, yaitu perkalian skalar
yang menghasilkan besaran skalar, dan perkalian vektor yang hasilnya adalah vektor lagi.
Sedangkan perkalian antara skalar dengan vektor menghasilkan vektor.

Karena sifatnya yang khas, dalam ilmu matematika ada bagian khusus yang membahas
operasi-operasi vektor, yang disebut aljabar vektor. Kenapa perlu aljabar vektor? Karena ada
begitu banyak gejala alam yang hanya bisa dijelaskan dengan memperlakukannya sebagai
besaran vektor, yaitu dengan mempertimbangkan adanya arah. Prinsip dasar dalam aljabar
vektor adalah mengekspresikan vektor dalam komponen-komponen dalam berbagai arah.
Operasi matematika selanjutnya dilakukan dengan operasi antarkomponen ini.
Sebuah pastikel bermuatan bergerak dengan suatu kecepatan tertentu dalam medan magnet.
Kecepatan adalah besaran vektor, karena ada arahnya. Demikian pula dengan medan magnet.
Akibat dari situasi ini adalah partikel tadi mengalami gaya yang disebut gaya Lorentz. Gaya
adalah besaran vektor juga, yang punya arah juga. Besar dan arah gaya Lorentz ini dapat
dihitung dengan perkalian vektor antara kecepatan dan medan magnet.

Percepatan adalah besaran vektor. Perkalian antara percepatan dengan massa yang
merupakan besaran skalar menghasilkan gaya, yang merupakan besaran vektor. Perkalian
massa dengan kecepatan menghasilkan momentum, yang merupakan besaran vektor.

Bila pada sebuah benda yang sedang bergerak dengan kecepatan, misalnya 10 meter per detik
diberikan gaya ke arah yang sama dengan arah kecepatan, benda tersebut akan mengalami
penambahan kecepatan. Penambahan kecepatan pada setiap satuan waktu disebut percepatan.
Besarnya percepatan ini adalah besarnya gaya (vektor) dibagi dengan massa (skalar). Arah
percepatan sama dengan arah gaya.

Bila arah gaya sama dengan arah kecepatan, kecepatan ke arah semula akan bertambah.
Misalnya gaya menghasilkan percepatan 1 meter per detik untuk setiap detiknya
(meter/detik^2) maka dalam waktu 1 detik kecepatan 10 meter per detik tadi akan berubah
menjadi 11 meter per detik. Dalam waktu 2 detik kecepatan akan berubah menjadi 12 meter
per detik. Begitu seterusnya.

Namun, bila gaya diberikan ke arah yang persis berlawanan dengan arah kecepatan, yang
terjadi bukan lagi penambahan kecepatan, tapi pengurangan. Satu detik kemudian kecepatan
akan berubah menjadi 9 meter per detik, lalu menjadi 8, 7, dan seterusnya, hingga benda
berhenti. Bila gaya terus diberikan dengan besar dan arah yang sama, setelah berhenti benda
akan mulai bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah geraknya semula.

Bila gaya diberikan ke arah yang tegak lurus dengan arah kecepatan awal, kecepatan ke arah
tersebut tidak akan berubah. Namun, akan ada komponen kecepatan baru ke arah yang sama
dengan arah gaya yang diberikan. Akibatnya, benda akan berbelok. Bila gaya terus diberikan,
benda akan bergerak dengan lintasan melengkung, membentuk parabola.

Besaran vektor adalah salah satu gejala yang menunjukkan hubungan harmonis dan indah
antara fisika dan matematika. Kita bisa mengutak-atik vektor sebagai suatu objek matematis,
berbekal logika saja, mengikuti kaidah matematika. Namun, pada saat yang sama formula
matematis itu sebenarnya mewakili berbagai gejala yang terjadi di alam raya. Termasuk di
dalamnya gejala-gejala yang rumit, yang tak serta merta bisa kita simpulkan polanya secara
sederhana.

Penjumlahan Dua Buah Vektor


Jika Anda berpindah dari titik A menuju titik B tentu akan berbeda hasilnya bila
dibandingkan dengan Anda kembali dari titik B menuju ke titik A. Namun, jika Anda
mengukur jarak dari titik A ke titik B tentu akan sama dengan dari titik B ke titik A.
Demikian juga jika terdapat dua buah mobil yang sedang bergerak dalam arah yang
berlawanan, walaupun angka yang ditunjukkan oleh speedometer kedua mobil sama,
dikatakan kecepatan kedua mobil tersebut berbeda, namun kelajuan kedua mobil tersebut
sama, maka di dalam fisika diperlukan adanya konsep vektor dan konsep skalar untuk dapat
menjelaskan hal tersebut di atas.
Konsep vektor digunakan untuk besaran-besaran dalam fisika yang mempunyai besar dan
arah. Adapun konsep skalar digunakan untuk besaran besaran dalam fisika yang mempuyai
besar saja.

a. Penjumlahan Vektor dengan Cara Jajaran Genjang

Gambar 1.2.1. Resultan dua vektor


Gambar 1.2.1. di samping vektor F1 dan vektor F2 pada satu titik tangkap yang dijumlahkan
dengan cara jajaran genjang. Vektor FR merupakan besar vektor hasil penjumlahan dari
vektor F1 dan vektor F2, maka penjumlahan vektor dapat dinyatakan:
F́ R = F́1 + F́ 2

b. Penjumlahan Vektor Dengan cara Poligon

Gambar 1.2.2 Poligon gaya


Gambar 1.2.2 (a) menggambarkan vektor F1, vektor F2 dan vektor F3 yang mempunyai besar
dan arah tertentu. Gambar 1.2.2 (b) menggambarkan penjumlahan vektor F1, vektor F2 dan
vektor F3 tersebut di atas dengan cara poligon gaya dan vektor FR sebagai hasil
penjumlahan dari ketiga vektor tersebut. Dengan demikian secara penjumlahan vektor dapat
dinyatakan:
F́ R = F́1 + F́ 2+ F́ 3
1. Pengurangan Vektor
Mengurangkan sebuah vektor sama dengan menambah dengan lawan vektor tersebut.

Gambar 1.2.3 Dua vektor searah


Untuk dapat mengurangkan ⃗ F 2pada ⃗ F 1, maka bentuk F́ R = F́1− F́ 2 dapat
diubah menjadi F́ R = F́1 +(−F́ 2 ) . Vektor ⃗F 2menyatakan vektor berlawanan dengan vektor ⃗
F 2.
Jadi gambarnya menjadi:

Gambar 1.2.4 Mengurangkan vektor


F Rdiperoleh dengan cara memotong ⃗
⃗ F 1dengan ⃗
F2
2. Resultan dari Dua Buah Vektor
Untuk menentukan besar dan arah dari vektor resultan yang diperoleh dari dua buah vektor
yang mengapit sudut tertentu dapat dilihat pada Gambar 1.2.5

Gambar 1.2.5 vektor resultan


Besar vektor F R dapat dihitung dengan persamaan
F R =√ F 21 + F22 +2 F1 F2 cos ∝ (1.a.1)

3. Penguraian sebuah Vektor

Gambar 1.2.6. Vektor resultan


Gambar 1.2.6 menunjukkan sebuah vektor F terletak pada bidang kartesius dan bertitik
tangkap pada titik O (titik potong sumbu x sumbu y). Vektor F tersebut jika diuraikan pada
sumbu x dan sumbu y dengan cara memproyeksikan gaya F pada sumbu x dan sumbu y
diperoleh dua komponen vektor.
Komponen vektor F pada sumbu x adalah ⃗ F x adalah F x =F cos ∝ dan komponen
F x dan besar ⃗
vektor F pada sumbu y adalah ⃗ F y adalah F y =F sin ∝
F y dan besar ⃗
Secara vektor dapat dinyatakan: ⃗ F =⃗F x +⃗
Fy
Besar vektor F adalah :
F=√ F2x + F 2y (1.a.2)
Arah vektor F terhadap sumbu x positif (α) adalah
F
tan∝= y
Fx

Anda mungkin juga menyukai